Post on 05-Aug-2019
ANALISIS POLA KONSUMSI KELUARGA BURUH TANI SINGKONG
DAN BURUH PENYADAP KARET DESA SAWOJAJAR
KECAMATAN KOTABUMI UTARA
KABUPATEN LAMPUNG UTARA
TAHUN 2016
(Skripsi)
Oleh
Ivory Rizky Dianita
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2017
ABSTRAK
ANALISIS POLA KONSUMSI KELUARGA BURUH TANI SINGKONG
DAN BURUH PENYADAP KARET DESA SAWOJAJAR
KECAMATAN KOTABUMI UTARA
KABUPATEN LAMPUNG UTARA
TAHUN 2016
Oleh:
Ivory Rizky Dianita
Penelitian ini bertujuan menganalisis dan menggambarkan pola konsumsi
keluarga buruh tani singkong dan buruh penyadap karet sebagai buruh tani harian
lepas di Desa Sawojajar Kecamatan Kotabumi Utara tahun 2016. Metode
penelitian ini adalah metode deskriptif bersifat komparatif. Teknik pengambilan
sampel di daerah penelitian menggunakan teknik sampel purposif sebanyak 52
kepala keluarga. Data yang digunakan berupa data primer dan data sekunder.
Teknik pengumpulan data menggunakan teknik observasi, wawancara berstruktur
dan dokumentasi. Analisis data menggunakan statistik deskriptif. Hasil penelitian
menunjukkan: (1) Pendapatan kedua buruh berada dibawah UMP Lampung, baik
keluarga buruh tani singkong maupun keluarga buruh penyadap karet. (2)
Konsumsi makanan keluarga buruh penyadap karet lebih terpenuhi dibandingkan
keluarga buruh tani singkong. (3) Konsumsi nonmakanan keluarga buruh
penyadap karet lebih terpenuhi dibandingkan keluarga buruh tani singkong (4)
Tingkat kesejahteraan keluarga buruh penyadap karet lebih tinggi dibandingkan
keluarga buruh tani singkong dikarenakan persentase konsumsi makanan lebih
kecil daripada persentase total pengeluaran.
Kata kunci: kesejahteraan buruh tani, pendapatan, pola konsumsi.
ABSTRACT
AN ANALYSIS OF CONSUMPTION PATTERN OF THE FAMILIES
BELONGING TO CASSAVA AND RUBBER LABORERS IN
SAWOJAJAR VILLAGE KOTABUMI UTARA SUBDISTRICT,
REGENCYOF LAMPUNG UTARA
IN 2016
By:
Ivory Rizky Dianita
The aims of the study were to analyze and describe the consumption pattern of the
families belonging to cassava and rubber laborers in Sawojajar village, Kotabumi
Utara subdistrict. The method employed was comparative descriptive method.The
technique applied for sampling was purposive sampling technique which was
administered in hamlets of Widorokandang and Tanjung Bulan with the sample
numbers of 52 households. The data used were primary and secondary data. The
data collection techniques were observation, structured interview, and
documentation. The data analysis employed was descriptive statistic. The findings
revealed that (1) The total income of both workers is under Lampung UMP, the
families of cassava laborers and families of rubber laborers. (2) Food consumption
of the rubber laborers’ families was more fulfilled than food consumption of the
cassava laborers’ families. (3) Non-food consumption of the rubber laborers’
families was more fulfilled than non-food consumption of the cassava
laborers’families. (4) The welfare rate of rubber laborers workers is higher than
that of cassava laborers because the percentage of food consumption is smaller
than the total expenditure.
Keywords: consumption pattern, income, the welfare of farm laborers.
ANALISIS POLA KONSUMSI KELUARGA BURUH TANI SINGKONG
DAN BURUH PENYADAP KARET DESA SAWOJAJAR
KECAMATAN KOTABUMI UTARA
KABUPATEN LAMPUNG UTARA
TAHUN 2016
Oleh
Ivory Rizky Dianita
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar
SARJANA PENDIDIKAN
Pada
Program Studi Pendidikan Geografi
Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2017
vi
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Dusun Widorokandang Desa
Sawojajar Kecamatan Kotabumi Utara Kabupaten Lampung
Utara pada tanggal 29 Mei 1995. Penulis merupakan anak
ketiga dari empat bersaudara dari pasangan Bapak
Sudarmono dan Ibu Dian Retnowati.
Pendidikan Taman Kanak (TK) ditamatkan di TK Dharma Wanita Desa Bumi
Dipasena Mulya Kecamatan Rawajitu Timur Kabupaten Tulang Bawang pada
tahun 2002, Sekolah Dasar (SD) ditamatkan di SDN 01 Desa Bumi Dipasena
Mulya Kecamatan Rawajitu Timur Kabupaten Tulang Bawang pada tahun 2007,
sekolah Menengah Pertama (SMP) ditamatkan di SMPN 01 Rawajitu Timur
Kabupaten Tulang Bawang pada 2010, dan sekolah menengah atas ditamatkan di
SMA Hangtuah Kecamatan Kotabumi Utara Kabupaten Lampung Utara pada
tahun 2013.
Pada tahun 2013, penulis diterima sebagai mahasiswa Universitas Lampung pada
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung Jurusan
Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Program Studi Pendidikan Geografi melalui
jalur Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN).
vii
MOTTO
“Hai orang-orang yang beriman, jadikanlah sabar dan shalatmu sebagai
penolongmu, sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar”
(Al-Baqarah: 153)
Segala kesusahan yang hadir di perjalanan hidupmu, tetaplah bersabar dan
bertawakal sebagai menolongmu.
Yakinlah bahwa dibalik kesusahanmu akan indah pada saatnya.
(Ivory Rizky Dianita)
viii
PERSEMBAHAN
Ayahanda dan Ibunda tersayang.
Almamater tercinta Universitas Lampung.
ix
SANWACANA
Assalamu’alaikum wr.wb
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan berkah dan rahmat serta
hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang berjudul
“Analisis Pola Konsumsi Keluarga Buruh Tani Singkong dan Buruh Penyadap
Karet di Desa Sawojajar Kecamatan Kotabumi Utara Kabupaten Lampung Utara
Tahun 2016”.
Penulis menyadari bahwa skripsi yang dibuatnya jauh dari kesempurnaan, masih
banyak kekurangan dalam isi skripsi tersebut. Hal ini dikarenakan keterbatasan
kemampuan dan pengalaman yang penulis miliki. Penyusunan skripsi ini telah
banyak mendapatkan bimbingan, saran, kritik dan bantuan dari Bapak Drs
Buchori Asyik, M.Si selaku pembimbing utama, Bapak Drs. Yarmaidi, M.Si
selaku pembimbing akademik sekaligus pembimbing pembantu dan Bapak Drs.
Edy Haryono, M.Si selaku dosen penguji. Atas bimbingan, saran, kritik dan
bantuan dari pembimbing utama, pembimbing pembantu dan dosen penguji
sehingga skripsi ini menjadi lebih baik dari sebelumnya.
Pada kesempatan ini, penulis akan menyampaikan ucapan terima kasih kepada:
1. Bapak Dr. H. Muhammad Fuad, M.Hum. selaku Dekan Fakultas Keguruan
dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.
x
2. Bapak Dr. Abdurrahman, M.Si. selaku Wakil Dekan Bidang Akademik dan
Kerja Sama Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.
3. Bapak Drs. Buchori Asyik, M.Si. selaku Wakil Dekan Bidang Umum dan
Keuangan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.
4. Bapak Drs. Supriyadi, M.Pd. selaku Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan dan
Alumni Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.
5. Bapak Drs. Zulkarnain, M.Si selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu
Pengetahuan Sosial pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas
Lampung.
6. Bapak Drs. I Gede Sugiyanta, M.Si. selaku Ketua Program Studi Pendidikan
Geografi pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.
7. Seluruh dosen Program Studi Pendidikan Geografi pada Fakultas Keguruan
dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.
8. Bapak dan Ibu beserta keluarga besar saya yang telah memberikan dukungan
dan nasihat.
Semoga segala bantuan yang telah diberikan akan mendapatkan pahala dari Allah
SWT dan semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembacanya. Amin Yarobbal
Alamin.
Bandar Lampung, Juli 2017
Penulis
xi
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR TABEL ................................................................................ xiii
DAFTAR BAGAN DAN GAMBAR .................................................... xv
DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................... xvi
I. PENDAHULUAN ......................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah .............................................................. 1
B. Identifikasi Masalah .................................................................... 7
C. Rumusan Masalah ....................................................................... 7
D. Tujuan Penelitian ......................................................................... 8
E. Kegunaan Penelitian .................................................................... 9
F. Ruang Lingkup Penelitian ........................................................... 9
I. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR ................. 11
A. Tinjauan Pustaka ....................................................................... 11
1. Geografi dan Geografi Ekonomi ........................................... 11
2. Pendekatan Keruangan.......................................................... 12
3. Keluarga ................................................................................ 13
4. Tanggungan keluarga ............................................................ 13
5. Buruh Tani ............................................................................ 14
6. Kebutuhan-Kebutuhan Hidup Manusia ................................ 15
7. Pendapatan ............................................................................ 16
8. Konsumsi .............................................................................. 17
a. Pengertian Konsumsi ........................................................ 17
b. Pola Konsumsi.................................................................. 17
c. Teori Konsumsi ................................................................ 19
d. Karakteristik Golongan Miskin ........................................ 21
9. Kesejahteraan Keluarga Buruh ............................................. 23
B. Kerangka Pikir ............................................................................. 24
C. Kajian Empiris ............................................................................. 26
III. METODOLOGI PENELITIAN .................................................. 27
A. Metode Penelitian ...................................................................... 27
B. Populasi dan Sampel ................................................................... 27
xii
C. Variabel Penelitian ...................................................................... 28
D. Definisi Operasional ................................................................... 29
E. Teknik Pengumpulan Data .......................................................... 30
F. Teknik Analisis Data ................................................................... 31
IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ............................ 33
A. Sejarah dan Letak Administrasi Desa Sawojajar ........................ 33
B. Luas Wilayah ............................................................................... 36
C. Letak Astronomis ........................................................................ 36
D. Keadaan Penduduk ...................................................................... 37
1. Jumlah Penduduk .................................................................... 37
2. Kepadatan Penduduk .............................................................. 39
3. Komposisi Penduduk .............................................................. 41
a. Komposisi Penduduk Menurut Umur dan Jenis
Kelamin .............................................................................. 41
b. Komposisi Penduduk Menurut Pekerjaan .......................... 46
c. Komposisi Penduduk Menurut Pendidikan ....................... 47
E. Hasil dan Pembahasan ................................................................. 49
1. Identitas Responden ................................................................ 49
a. Jumlah Tanggungan Keluarga ........................................... 49
1. Tingkat Pendapatan ............................................................... 51
a. Pendapatan Keluarga Buruh Tani Singkong ...................... 51
1). Pendapatan Pokok Bekerja Buruh Tani Singkong ....... 51
2). Pendapatan Total Keluarga Buruh Tani Singkong ....... 54
b. Pendapatan Keluarga Buruh Penyadap Karet .................... 57
1). Pendapatan Pokok Bekerja Buruh Penyadap Karet ...... 57
2). Pendapatan Total Keluarga Buruh Penyadap Karet ..... 60
2. Pola Konsumsi Makanan dan Nonmakanan ........................... 63
a. Konsumsi Makanan Keluarga Buruh Tani Singkong
dan Keluarga Buruh Penyadap Karet ............................... 63
b. Konsumsi Nonmakanan Keluarga Buruh Tani
Singkong dan Keluarga Buruh Penyadap Karet ................ 68
3. Kesejahteraan Buruh Tani Singkong dan Buruh Penyadap
Karet ....................................................................................... 73
V. KESIMPULAN DAN SARAN ....................................................... 76
A. Kesimpulan ................................................................................. 76
B. Saran ............................................................................................ 77
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 78
LAMPIRAN
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1.1 Jumlah Buruh Tani Per Dusun Berdasarkan Jenis Kelamin di
Kelurahan Sawojajar Tahun 2015 .......................................... 2
2.1 Jenis Pengeluaran Konsumsi Makanan dan Nonmakanan
Provinsi Lampung Tahun 2015 .............................................. 18
2.2 Contoh-Contoh Kajian Empiris .............................................. 26
4.1 Pemanfaatan Lahan di Desa Sawojajar Tahun 2015 .............. 36
4.2 Komposisi Penduduk Menurut Umur dan Jenis Kelamin di
Dusun Widorokandang dan Dusun Tanjung Bulan Desa
Sawojajar Tahun 2015 ............................................................ 41
4.3 Komposisi Penduduk Menurut Pekerjaan di Dusun
Widorokandang dan Dusun Tanjung Bulan Tahun 2015 ...... 46
4.4 Komposisi Penduduk Menurut Pendidikan di Dusun
Widorokandang dan Dusun Tanjung Bulan Tahun 2015 ...... 48
4.5 Tanggungan Keluarga Buruh Tani Singkong di Dusun
Widorokandang dan Buruh Penyadap Karet di Dusun
Tanjung Bulan Tahun 2016 .................................................... 50
4.6 Distribusi Frekuensi Pendapatan Pokok Kepala Keluarga
Buruh Tani Singkong dalam Satu Bulan di Dusun
Widorokandang tahun 2016 ................................................... 52
4.7 Distribusi Frekuensi Pendapatan Total Keluarga Buruh Tani
Singkong dalam Satu Bulan di DusunWidorokandang
Tahun 2016 ............................................................................. 55
xiv
4.8 Distribusi Frekuensi Pendapatan Pokok Kepala Keluarga
Buruh Penyadap Karet dalam Satu Bulan di Dusun
Tanjung tahun 2016 ............................................................. 58
4.9 Distribusi Frekuensi Pendapatan Total Keluarga Buruh
Penyadap Karet dalam Satu Bulan di Dusun Tanjung
Bulan tahun 2016 ................................................................. 60
4.10 Rata-Rata Pengeluaran Konsumsi Makanan Per Bulan
Keluarga Buruh Tani Singkong dan Buruh Penyadap
Karet di Dusun Widorokandang dan Dusun Tanjung
Bulan Tahun Tahun 2016..................................................... 64
4.11 Rata-Rata Pengeluaran Konsumsi Nonmakanan Per Bulan
Keluarga Buruh Tani Singkong dan Buruh Penyadap
Karet Dalam Satu Bulan di Dusun Widorokandang dan
Dusun Tanjung Bulan Tahun 2016 ...................................... 69
4.12 Pengeluaran Makanan Keluarga Buruh Tani Singkong dan
Buruh Penyadap Karet Tahun 2016 .................................... 74
xv
DAFTAR BAGAN DAN GAMBAR
Bagan/Gambar Halaman
2.1 Pola Pengeluaran Orang Miskin .............................................. 18
2.2 Kerangka Pikir ................................................................................. 24
4.1 Peta Administrasi ................................................................ .... 35
4.2 Tanaman singkong dan kegiatan buruh tani singkong
sedang mencabut singkong di Dusun Widorokandang ............. 54
4.2 Lahan tanaman karet dan kegiatan buruh penyadap karet
di Dusun Tanjung Bulan ........................................................... 59
4.3 Rata-Rata Konsumsi Makanan Keluarga Buruh Tani
Singkong dan Keluarga Buruh Penyadap Karet Tahun
2016........................................................................................... 64
4.4 Rata-Rata Konsumsi Nonmakanan Keluarga Buruh Tani
Singkong dan Keluarga Buruh Penyadap Karet Tahun
2016........................................................................................... 70
4.5 Pengeluaran Konsumsi Makanan Keluarga Buruh Tani
Singkong dan Buruh Penyadap Karet Tahun 2016 ................... 74
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1. Karakteristik Buruh Tani Singkong di Dusun
Widorokandang Desa Sawojajar Tahun 2016 .........................
2. Rincian Pendapatan Keluarga Buruh Tani Singkong dan
Pekerjaan Sampingan dalam Satu Bulan di Dusun
Widorokandang Desa Sawojajar Tahun 2016 ..........................
3. Rincian Pekerjaan dan Pendapatan Istri Beserta Anak dalam
Keluarga Buruh Tani Singkong di Dusun Widorokandang
Desa Sawojajar Tahun 2016.....................................................
4. Rincian Pendapatan Keseluruhan Keluarga Buruh Tani
Singkong dalam Satu Bulan di Dusun Widorokandang Desa
Sawojajar Tahun 2016.............................................................
5. Rekapitulasi Data Hasil Penelitian Mengenai Jenis Pekerjaan
Sampingan Kepala Keluarga, Pekerjaan Istri dan Pekerjaan
Anak Di Dusun Widorokandang Tahun 2016 ..........................
6. Rincian Konsumsi Makanan Keluarga Buruh Tani Singkong
dalam Satu Bulan di Dusun Widorokandang Desa Sawojajar
Kecamatan Kotabumi Utara Kebupaten Lampung Utara
Tahun 2016 ..............................................................................
7. Rata-Rata Konsumsi Makanan Berdasarkan Jenis Makanan
Per Bulan Keluarga Buruh Tani Singkong di Dusun
Widorokandang Tahun 2016 ....................................................
8. Rincian Konsumsi Nonmakanan Keluarga Buruh Tani
Singkong dalam Satu Bulan di Dusun Widorokandang Desa
Sawojajar Kecamatan Kotabumi Utara Kebupaten Lampung
Utara Tahun 2016 .....................................................................
84
85
88
90
92
94
97
98
xvii
9. Rata-Rata Pengeluaran Konsumsi Nonmakanan Per Bulan
Keluarga Buruh Tani Singkong dalam Satu Bulan di Dusun
Widorokandang Tahun 2016 ....................................................
10. Rincian Konsumsi Makanan, Nonmakanan dan Pendapatan
Keluarga Buruh Tani Singkong dalam Satu Bulan di Dusun
Widorokandang Desa Sawojajar Kecamatan Kotabumi Utara
Kebupaten Lampung Utara Tahun 2016 ..................................
11. Tingkat Pendapatan Keluarga Buruh Tani Singkong
Berdasarkan UMP Lampung di Dusun Widorokandang
Tahun 2016 ..............................................................................
12. Karakteristik Buruh Penyadap Karet di Dusun Tanjung Bulan
Desa Sawojajar Kecamatan Kotabumi Utara Kebupaten
Lampung Utara Tahun 2016 ....................................................
13. Rincian Pendapatan Keluarga Buruh Penyadap Karet dan
Pekerjaan Sampingan dalam Satu Bulan di Dusun Tanjung
Bulan Desa Sawojajar Tahun 2016 ..........................................
14. Rincian Pekerjaan dan Pendapatan Istri Beserta Anak dalam
Keluarga Buruh Penyadap Karet di Dusun Tanjung Bulan
Desa Sawojajar Tahun 2016.....................................................
15. Rincian Pendapatan Keseluruhan Keluarga Buruh Penyadap
Karet dalam Satu Bulan di Dusun Tanjung Bulan Desa
Sawojajar Tahun 2016..............................................................
16. Rekapitulasi Data Hasil Penelitian Mengenai Jenis Pekerjaan
Sampingan Kepala Keluarga, Pekerjaan Istri dan Pekerjaan
Anak Di Dusun Tanjung Bulan ................................................
17. Makanan Keluarga Buruh Penyadap Karet dalam Satu Bulan
di Dusun Tanjung Bulan Desa Sawojajar Kecamatan
Kotabumi Utara Kebupaten Lampung Utara Tahun 2016 .......
18. Rata-Rata Pengeluaran Konsumsi Makanan Berdasarkan
Jenis Makanan Per Bulan Keluarga Buruh Penyadap Karet di
Dusun Tanjung Bulan Tahun 2016 ..........................................
101
102
104
106
107
109
111
113
115
118
xviii
19. Rincian Konsumsi Nonmakanan Keluarga Buruh Penyadap
Karet dalam Satu Bulan di Dusun Tanjung Bulan Desa
Sawojajar Tahun 2016..............................................................
20. Rata-Rata Pengeluaran Konsumsi Nonmakanan Per Bulan
Keluarga Buruh Penyadap Karet dalam Satu Bulan di Dusun
Tanjung Bulan Tahun 2016 ......................................................
21. Rincian Konsumsi Makanan, Nonmakanan dan Pendapatan
Keluarga Buruh Penyadap Karet dalam Satu Bulan di Dusun
Tanjung Bulan Desa Sawojajar Tahun 2016 ............................
22. Tingkat Pendapatan Keluarga Buruh Penyadap Karet
Berdasarkan UMP Lampung di Dusun Tanjung Bulan Tahun
2016 ..........................................................................................
119
122
123
125
1
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Salah satu yang menentukan keberhasilan pembangunan yaitu pelaksanaan
pembangunan sendiri yaitu pekerja khususnya dan seluruh penduduk
Indonesia. Indonesia mempunyai jumlah penduduk yang sangat banyak dan
beragam-ragam mata pencaharian untuk memenuhi kebutuhan hidupnya seperti
karyawan, mekanik, wiraswasta, bidan, dokter, perawat, pedagang, guru, polisi,
TNI, sopir, petani, buruh dan sebagainya. Pekerjaan dapat memberikan sumber
pendapatan dan meningkatkan kesejahteraan. Kenyataannya tidak semua
penduduk mencapai kesejahteraan, hal ini disebabkan tidak meratanya
pembangunan ekonomi yang menimbulkan munculnya kelompok-kelompok
ekonomi rendah, salah satunya penduduk yang bekerja sebagai buruh tani
memiliki tingkat kesejahteraan yang rendah, seperti buruh tani singkong dan
buruh penyadap karet di Desa Sawojajar.
Buruh tani adalah seseorang yang bekerja mengurus atau mengelola di lahan
pertanian milik orang lain dan mendapatkan upah sesuai perjanjian kedua belah
pihak. Buruh tani sebagian besar tidak memiliki lahan, sehingga buruh tani
bekerja dengan petani-petani yang mempunyai lahan dengan imbalan berupa
2
upah. Hal ini menimbulkan hubungan kerja sama yang saling membantu sama
lain, petani membutuhkan tenaga buruh tani untuk mengolah lahannya
sedangkan buruh tani membutuhkan pekerjaan untuk memperoleh pendapatan.
Buruh dibedakan menjadi dua yaitu tenaga kerja harian (harian tetap dan harian
lepas) dan tenaga kerja borongan. Buruh tani yang dimaksud dalam penelitian
ini yaitu buruh tani harian lepas dikarenakan hanya menerima penghasilan
apabila yang bersangkutan bekerja, berdasarkan jumlah hari bekerja dan
penyelesaian suatu jenis pekerjaan yang diminta oleh pemilik lahan.
Desa Sawojajar terletak di Kecamatan Kotabumi Utara Kabupaten Lampung
Utara dengan luas 1.960 ha yang terbagi menjadi 8 dusun yaitu Dusun
Sawojajar I, Sawojajar II, Sawojajar III, Widorokandang, Tanjung Sari I,
Tanjung Sari II, Bumirejo dan Tanjung Bulan. Jumlah penduduk Desa
Sawojajar berjumlah 4.583 jiwa dengan kepala keluarga berjumlah 1.459 KK
(Monografi Desa Sawojajar tahun 2015). Jumlah penduduk yang bekerja
sebagai petani di Desa Sawojajar berjumlah 753 orang, dengan luas lahan
pertanian dan perkebunan yaitu 600 ha (6 km2). Sedangkan jumlah buruh tani
di Desa Sawojajar dapat dilihat pada tabel 1.1 di bawah ini, sebagai berikut:
Tabel 1.1 Jumlah Buruh Tani Per Dusun Desa Sawojajar Tahun 2015
No Nama Dusun Jumlah
Buruh
Persentase
(%)
Jenis Buruh
1 Sawojajar I 18 10,3 Buruh tani singkong
2 Sawojajar II 22 12,6 Buruh tani singkong
3 Sawojajar III 20 11,5 Buruh tani singkong
4 Widorokandang 28 16,1 Buruh tani singkong
5 Tanjung Sari I 19 11 Buruh serabutan
6 Tanjung Sari II 23 13,2 Buruh serabutan
7 Bumi Rejo 20 11,5 Buruh serabutan
8 Tanjung Bulan 24 13,8 Buruh penyadap karet
Jumlah 174 100,0
Sumber Data: Monografi Desa Sawojajar Tahun 2015
3
Berdasarkan tabel 1.1 di atas, menunjukkan bahwa jumlah keseluruhan buruh
tani baik buruh tani singkong dan buruh penyadap karet yang bekerja sebagai
buruh harian lepas di Desa Sawojajar berjumlah 174 buruh tani. Perbedaan ini
disebabkan karena adanya perbedaan pemanfaatan lahan antar wilayah yaitu
pertanian singkong dan perkebunan karet. Desa Sawojajar pemanfaatan
lahannya mayoritas pertanian singkong dibandingkan perkebunan karet.
Buruh tani singkong di Desa Sawojajar bekerja di lahan pertanian milik petani-
petani. Pekerjaan yang dilakukan seperti menanam, memupuk, mengoret
(membersihkan hama), mencabut singkong dan membuang bonggol. Buruh
tani singkong bekerja dengan sistem borongan maupun harian sesuai dengan
pekerjaan yang dilakukan. Bekerja menjadi buruh tani singkong tidak dapat
setiap hari dapat bekerja, tergantung pada petani yang membutuhkan tenaga
kerja buruh tani sehingga pendapatan tidaklah tetap.
Sama halnya dengan penduduk yang bekerja menjadi buruh penyadap karet di
Desa Sawojajar, buruh penyadap karet tidak memiliki lahan sehingga bekerja
di lahan perkebunan karet milik petani-petani. Pekerjaan yang dilakukan hanya
menyadap karet. Menyadap karet dalam seminggu dilakukan pada pagi hari
hingga siang hari. Dimana penjualan getah karet di Dusun Tanjung Bulan
setiap satu bulan sekali. Berbeda halnya dengan buruh tani singkong yang tidak
setiap hari dapat bekerja. Upah yang diterima buruh penyadap karet merupakan
hasil penjualan yang dibagi dua antara petani karet dengan buruh penyadap
karet. Sedikit banyaknya upah yang diperoleh tergantung pada banyaknya hasil
getah karet yang disadap, luas lahan, curahan jam kerja, dan nilai jual karet.
4
Diketahui dari penjelasan di atas mengenai buruh tani singkong dan buruh
penyadap karet yang bekerja sebagai buruh harian lepas memiliki persamaan
aktivitas ekonominya sama-sama bekerja menjadi buruh dan bekerja di lahan
milik petani, sedangkan perbedaannya terlihat pada upah yang diperoleh
meskipun sama-sama bekerja menjadi buruh namun pendapatan yang diterima
akan berbeda. Hal ini disebabkan kegiatan pekerjaannya dan curahan jam kerja
yang berbeda. Adanya perbedaan tersebut, peneliti akan meneliti wilayah yang
mempunyai pemanfaatan lahan yang berbeda dan jumlah buruh tani yang
terbanyak yaitu di Dusun Widorokandang dan Dusun Tanjung Bulan dalam
mengkaji aktivitas ekonomi antara buruh tani singkong dan buruh penyadap
karet yang berkaitan terhadap pola konsumsi.
Pola konsumsi rumah tangga salah satu untuk menentukan kesejahteraan
keluarga. Pola konsumsi dibedakan atas konsumsi makanan dan nonmakanan.
Pengeluaran untuk konsumsi makanan ini berkaitan dengan pangan, sedangkan
nonmakanan ini berupa pendidikan, kesehatan, pakaian, fasilitas rumah dan
sebagainya. Mengenai pola konsumsi, pola konsumsi keluarga buruh tani di
Dusun Widorokandang dan Dusun Tanjung Bulan juga akan berbeda,
perbedaan ini dikarenakan perbedaan dalam memenuhi kebutuhan-kebutuhan
sehari-hari.
Mengingat pendapatan yang tidak tetap, dalam penelitian ini pendapatan yang
dimaksud pendapatan yang diperoleh pada masa panen dalam sebulan.
Pendapatan yang diperoleh kepala keluarga buruh penyadap karet diperoleh
dari menyadap karet sedangkan pendapatan kepala keluarga buruh tani
5
singkong diperoleh dari mencabut dan membuang bonggol tanaman singkong.
Pendapatan yang tidaklah tetap ini tidak seimbang dengan kebutuhan-
kebutuhan dalam kehidupan sehari-hari sangat banyak. Hal ini menimbulkan
ketidakseimbangan antara pemenuhan kebutuhan (konsumsi) dengan
pendapatan. Pendapatan yang tidaklah tetap menyebabkan konsumsi makanan
dan konsumsi nonmakanan tidak terpenuhi secara keseluruhan. Keluarga buruh
tani dalam kegiatan memenuhi kebutuhan konsumsi makanannya akan
mendahulukan konsumsi padi-padian dibandingkan konsumsi makanan lainnya
dikarenakan padi-padian merupakan makanan pokok yang harus terpenuhi.
Sama halnya dengan mengkonsumsi kebutuhan nonmakanan hanya memenuhi
kebutuhan nonmakanan yang penting saja. Jadi, pendapatan yang tidak tetap
menyebabkan tingkat konsumsi tidak terpenuhi dalam keluarga. Pada akhirnya
memicu munculnya kemiskinan.
Pola konsumsi dapat menentukan tingkat kesejahteraan buruh tani, tingkat
kesejahteraan buruh tani dapat dibedakan menjadi dua, yaitu tingkat
kesejahteraan membaik dan tingkat kesejahteraan rendah. Tingkat
kesejahteraan membaik apabila meningkatnya pendapatan, maka tingkat
konsumsi tinggi serta bagian yang tidak dikonsumsi masuk kedalam tabungan.
Terlebih lagi jika sebagian pendapatan tersebut digunakan untuk
mengkonsumsi nonmakanan. Sebaliknya apabila rendahnya pendapatan, maka
tingkat konsumsi rendah serta pendapatan tersebut digunakan untuk
mengkonsumsi makanan. Jadi tingkat kesejahteraan rendah. Menurut Basuki
Pujoalwanto (2014: 151) dalam hal ini rumah tangga dengan pangsa
pengeluaran pangan tinggi tergolong rumah tangga dengan tingkat
6
kesejahteraan rendah relatif dibanding rumah tangga dengan proporsi
pengeluaran untuk pangan yang rendah. Dilihat dari proporsi pengeluaran
konsumsi makanan dapat dilihat tingkat kesejahteraan keluarga buruh tani
singkong dan keluarga buruh penyadap karet.
Selain pendapatan keluarga buruh tani, juga dipengaruhi oleh jumlah
tanggungan keluarga. Jumlah tanggungan keluarga juga menentukan konsumsi
keluarga buruh tani dikarenakan semakin banyaknya jumlah tanggungan
keluarga, maka kebutuhan konsumsi semakin tinggi.
Dari latarbelakang di atas, telah memberikan gambaran mengenai aktivitas
ekonomi antara buruh tani singkong dan buruh penyadap karet yang memiliki
pendapatan yang tidak tetap dan berbeda-beda akan menimbulkan pola
konsumsi makanan dan nonmakanan yang berbeda-beda antara keluarga buruh
tani singkong dan buruh penyadap karet. Sebagian besar jika pendapatannya
rendah digunakan untuk mencukupi kebutuhan makanan saja sedangkan
nonmakanan tidak terpenuhi. Semakin tinggi pengeluaran konsumsi makanan
maka semakin rendah tingkat kesejahteraan keluarga buruh. Kenyataan ini
yang mendorong peneliti melakukan penelitian tentang analisis pola konsumsi
keluarga buruh tani singkong dan buruh penyadap karet di Desa Sawojajar
Kecamatan Kotabumi Utara Kabupaten Lampung Utara tahun 2016.
7
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latarbelakang masalah di atas, dapat diidentifikasi beberapa
masalah yang berkaitan dengan penelitian ini adalah:
1. Pendapatan yang rendah dan tidaklah tetap.
2. Konsumsi makanan dipengaruhi pendapatan keluarga buruh.
3. Konsumsi nonmakanan dipengaruhi pendapatan keluarga buruh.
4. Persentase pengeluaran konsumsi makanan berpengaruh terhadap tingkat
kesejahteraan keluarga buruh.
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah di atas, maka rumusan masalah dalam
penelitian ini sebagai berikut:
1. Berapakah pendapatan total keluarga buruh tani singkong di Dusun
Widorokandang dan keluarga buruh penyadap karet di Dusun Tanjung
Bulan Desa Sawojajar Kecamatan Kotabumi Utara Kabupaten Lampung
Utara tahun 2016?
2. Bagaimanakah konsumsi makanan pada keluarga buruh tani singkong di
Dusun Widorokandang dan keluarga buruh penyadap karet di Dusun
Tanjung Bulan Desa Sawojajar Kecamatan Kotabumi Utara Kabupaten
Lampung Utara tahun 2016?
3. Bagaimanakah konsumsi nonmakanan pada keluarga buruh tani singkong
di Dusun Widorokandang dan keluarga buruh penyadap karet di Dusun
8
Tanjung Bulan Desa Sawojajar Kecamatan Kotabumi Utara Kabupaten
Lampung Utara tahun 2016?
4. Bagaimanakah tingkat kesejahteraan keluarga buruh tani singkong di
Dusun Widorokandang dan keluarga buruh penyadap karet di Dusun
Tanjung Bulan Desa Sawojajar Kecamatan Kotabumi Utara Kabupaten
Lampung Utara tahun 2016?
D. Tujuan Penelitian
Sehubungan dengan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian sebagai
berikut:
1. Untuk menganalisis mengenai pendapatan total keluarga buruh tani
singkong di Dusun Widorokandang dan buruh penyadap karet di Dusun
Tanjung Bulan Desa Sawojajar Kecamatan Kotabumi Utara Kabupaten
Lampung Utara tahun 2016.
2. Untuk menganalisis mengenai konsumsi makanan pada keluarga buruh tani
singkong di Dusun Widorokandang dan buruh penyadap karet di Dusun
Tanjung Bulan Desa Sawojajar Kecamatan Kotabumi Utara Kabupaten
Lampung Utara tahun 2016.
3. Untuk menganalisis mengenai konsumsi nonmakanan pada keluarga buruh
tani singkong di Dusun Widorokandang dan buruh penyadap karet di Dusun
Tanjung Bulan Desa Sawojajar Kecamatan Kotabumi Utara Kabupaten
Lampung Utara tahun 2016.
4. Untuk menganalisis mengenai tingkat kesejahteraan keluarga buruh tani
singkong di Dusun Widorokandang dan keluarga buruh penyadap karet di
9
Dusun Tanjung Bulan Desa Sawojajar Kecamatan Kotabumi Utara
Kabupaten Lampung Utara tahun 2016.
E. Kegunaan Penelitian
Adapun manfaat yang diperoleh dari penelitian ini sebagai berikut:
1. Sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana Pendidikan pada
Program Studi Pendidikan Geografi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan
Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.
2. Sebagai aplikasi ilmu pengetahuan dalam merumuskan, dan memecahkan
masalah yang telah diperoleh selama perkuliahan.
3. Sebagai kontribusi masukan bagi pemerintah daerah, mahasiswa, dan
masyarakat luas, mengenai pola konsumsi makanan dan non makanan pada
keluarga buruh tani singkong dan buruh penyadap karet.
4. Sebagai penunjang bahan ajar dalam IPS khususnya mata pelajaran geografi
pada:
1) SMP kelas VIII semester II, pokok bahasan “Ketenagakerjaan”.
2) SMP kelas VIII semester II, pokok bahasan “Pelaku Ekonomi Indonesia”.
F. Ruang Lingkup Penelitian
Adapun ruang lingkup dari penelitian ini, yaitu:
1. Ruang lingkup objek penelitian adalah pola konsumsi keluarga buruh tani
singkong dan keluarga buruh penyadap karet.
10
2. Ruang lingkup subjek penelitian adalah keluarga buruh tani singkong dan
keluarga buruh penyadap karet.
3. Ruang lingkup tempat dan waktu adalah di Dusun Widorokandang dan
Dusun Tanjung Bulan Desa Sawojajar Kecamatan Kotabumi Utara
Kabupaten Lampung Utara tahun 2016.
4. Ruang lingkup ilmu yaitu geografi ekonomi.
Menurut Nursid Sumaatmadja (1981: 54) geografi ekonomi adalah geografi
manusia yang bidang studinya struktur keruangan aktivitas ekonomi. Dengan
demikian, titik berat studinya adalah keruangan struktur ekonomi manusia
yang termasuk ke dalamnya bidang pertanian-industri-perdangan-transportasi-
komunikasi dan lain-lain sebagainya.
Dari pengertian tersebut bahwa geografi ekonomi yaitu aktivitas ekonomi
manusia sesuai dengan pendekatan keruangannya. Bekerja menjadi buruh
tani singkong dan buruh penyadap karet sama-sama bekerja di lahan-lahan
petani, tetapi akan berbeda dari sistem pekerjaan, curahan kerja dan upah
yang diterima serta pola konsumsi keluarga akan berbeda pula.
11
II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR
A. Tinjauan Pustaka
1. Geografi dan Geografi Ekonomi
Menurut Bintarto dalam Budiyono (2003: 3) secara luas dinyatakan bahwa
geografi adalah ilmu pengetahuan yang mencitrakan (to describe), dengan
menerangkan sifat-sifat bumi, serta menganalisa gejala-gejala alam dan
penduduk serta mempelajari corak khas mengenai kehidupan dan berusaha
mencari fungsi-fungsi dari unsur-unsur bumi bagi kehidupan manusia, dalam
konteks ruang dan waktu. Menurut Nursid Sumaatmadja (1981: 54) Geografi
Ekonomi adalah Geografi Manusia yang bidang studinya struktur keruangan
aktivitas ekonomi. Dengan demikian, titik berat studinya adalah keruangan
struktur ekonomi manusia yang termasuk ke dalamnya bidang pertanian-industri-
perdangan-transportasi-komunikasi dan lain-lain sebagainya.
Penelitian di Desa Sawojajar Kecamatan Kotabumi Utara Kabupaten Lampung
Utara ini merupakan tinjauan dari Geografi Ekonomi karena yang dikaji dalam
penelitian ini adalah aktivitas ekonomi buruh tani singkong dan buruh
penyadap karet yang berkaitan terhadap pola konsumsi keluarga baik makanan
dan nonmakanan.
12
2. Pendekatan Keruangan
Pendekatan keruangan adalah salah satu metode pendekatan dalam geografi.
Pendekatan keruangan merupakan upaya dalam mengkaji persamaan dan
perbedaan fenomena geosfer dalam ruang. Menurut Nursid Sumaatmadja
(1981:77-78) pada pelaksanaan pendekatan keruangan pada studi geografi ini,
harus tetap berdasarkan prinsip-prinsip geografi yang berlaku. Prinsip-prinsip
itu adalah prinsip penyebaran, interelasi, dan deskripsi. Sedangkan yang
termasuk pendekatan keruangan yaitu pendekatan topik, pendekatan aktivitas
manusia dan pendekatan regional. Secara teoritis pendekatan itu dapat
dipisahkan satu sama lain tetapi pada kenyataan praktisnya, berhubungan satu
sama lain.
Dari penjelasan di atas, dalam penelitian ini termasuk pendekatan topik. Dalam
mempelajari suatu masalah geografi di wilayah tertentu, kita mulai dari topik
tertentu yang menjadi perhatian utama.Yang menjadi kajian dalam penelitian
ini adalah aktivitas penduduk menjadi buruh tani singkong dan buruh penyadap
karet di Desa Sawojajar terkait dengan pola konsumsi baik makanan dan
nonmakanan. Pola konsumsi di dusun tersebut diungkapkan jenis-jenisnya,
sebab-sebabnya, penyebarannya, intensitasnya, dan interelasinya dengan gejala
lain dan dengan masalah keseluruhan. Jadi hal-hal yang berkenaan dengan
topik pola konsumsi ini diungkapkan sedalam-dalamnya, sehingga diperoleh
deskripsi geografi mengenai pola konsumsi.
13
3. Keluarga
Menurut Soerjono Soekanto (1990: 1) dalam setiap masyarakat manusia, pasti
akan dijumpai keluarga batih (nuclear family). Keluarga batih tersebut
merupakan kelompok sosial kecil yang terdiri dari suami, istri berserta anak-
anaknya yang belum menikah. Keluarga batih tersebut lazimnya juga disebut
rumah tangga, yang merupakan unit terkecil dalam masyarakat sebagai wadah
dan proses pergaulan hidup. Sehingga keluarga adalah sekelompok orang yang
terdiri dari kepala keluarga beserta anggota keluarga yang mendiami satu
bangunan.
4. Tanggungan Keluarga
Menurut Ridwan Halim (1990: 12) keluarga/tanggungan buruh/pegawai adalah
orang atau orang-orang yang masih berhubungan keluarga atau dianggap
berhubungan keluarga dengan si buruh/pegawai tersebut serta hidupnya pun
ditanggung oleh buruh/pegawai tersebut. Tanggungan yang dimaksud dalam
penelitian ini adalah jumlah orang dalam keluarga yang hidupnya ditanggung
oleh buruh. Besar kecilnya keluarga menurut Abu Ahmadi (1999: 250) dapat
digolongkan sebagai berikut:
1. Keluarga besar: keluarga yang terdiri atas suami, isteri dan lebih dari 3
orang anak.
2. Keluarga kecil: keluarga terdiri atas suami, isteri dan 3 anak atau kurang.
Kesimpulannya semakin banyak jumlah tanggungan, semakin banyak pula
kebutuhan konsumsi sehari-harinya.
14
5. Buruh Tani
Penduduk yang bekerja sebagai buruh tani biasanya tidak mempunyai lahan
sehingga buruh tani harus bekerja dengan petani-petani yang mempunyai lahan
pertanian yang luas dengan imbalan berupa upah. Menurut Sunindhia dan
Ninik Widiyanti (1987: 16), pengertian buruh adalah barang siapa bekerja pada
majikan dengan menerima upah. Sedangkan menurut Basir Barthos (1990: 19),
buruh adalah mereka yang bekerja pada orang lain atau instansi/kantor
perusahaan dengan menerima upah atau gaji baik berupa uang maupun jasa,
seperti: pegawai negeri/swasta, buruh tani dan sebagainya.
Disimpulkan bahwa buruh tani adalah seseorang yang bekerja mengurus, atau
mengelola di lahan milik orang lain dan mendapatkan upah sesuai perjanjian
kedua belah pihak.
Menurut Astri Wijayanti (2009: 107) tenaga kerja dibagi menjadi empat
macam yaitu: tenaga kerja tetap dan tenaga kerja harian lepas. Pengertian dari
setiap tenaga kerja di atas yaitu :
1. Tenaga kerja tetap (permanent employee) yaitu pekerja yang memiliki
perjanjian kerja dengan pengusaha untuk jangka waktu tidak tertentu
(permanent). Tenaga kerja tetap ini termasuk kedalam Perjanjian Kerja
untuk Waktu Tidak Tertentu (yang selanjutnya disebut PKWTT) karena
PKWTT merupakan perjanjian kerja yang tidak ditentukan waktunya dan
bersifat tetap. Sesuai dengan Pasal 56 Undang-Undang Nomor 13 Tahun
2003 tentang Ketenagakerjaan. Tenaga kerja tetap akan dikenakan masa
percobaan yaitu selama tiga bulan sebelum diangkat menjadi tenaga kerja
tetap oleh suatu perusahaan.
2. Menurut Pasal 1 angka 2 Peraturan Menteri Tenaga Kerja Nomor PER-
03/MEN/1994; menyebutkan bahwa Tenaga Kerja Harian Lepas adalah
tenaga kerja yang bekerja pada pengusaha untuk melakukan pekerjaan
tertentu yang berubah-ubah dalam hal waktu maupun kontinyuitas
15
pekerjaan dengan menerima upah didasarkan atas kehadirannya secara
harian.
Buruh tani yang dimaksud dalam penelitian ini yaitu buruh tani harian lepas
dikarenakan hanya menerima penghasilan apabila yang bersangkutan bekerja,
berdasarkan jumlah hari bekerja dan penyelesaian suatu jenis pekerjaan yang
diminta oleh pemilik lahan.
6. Kebutuhan-Kebutuhan Hidup Manusia
Kebutuhan manusia beragam, di mana kebutuhan pokok terlebih dahulu harus
dipenuhi, setelah itu baru memenuhi kebutuhan lainnya seperti kebutuhan
sekunder dan kebutuhan tersier. Kebutuhan manusia dari waktu ke waktu
kadang-kadang tidak sama, tergantung kepada keadaan, dan kehendak
manusia. Kebutuhan antar manusia pun berbeda-beda, tergantung pada
pemenuhan kebutuhan hidupnya. Menurut Kartasapoertra, dkk (1982: 4-5), ada
beberapa penggolongan kebutuhan-kebutuhan hidup manusia yang termasuk
dalam makanan dan nonmakanan sebagai berikut:
Ditinjau dari segi kepentingannya, kebutuhan itu dapat dibagi atas:
a. Kebutuhan primer, yaitu kebutuhan yang pokok yang artinya harus
mendapat pemuasan terlebih dahulu, kalau orang mau hidup terus dalam
masyarakat, yaitu kebutuhan makan, minum, dan tempat tinggal, serta
sebagai manusia beradab ialah pakaian untuk penutup aurat.
b. Kebutuhan sekunder, ialah kebutuhan yang selanjutnya minta dipuasi,
seperti halnya sepatu untuk melindungi kaki pada waktu bekerja, mesin
untuk menjahit, topi untuk melindungi diri dari panas matahari, yang bila
belum dapat dipenuhipun tidak merupakan hal yang mendesak, tidak
seperti makan apabila tidak dipenuhi akan mati kelaparan.
Ditinjau dari segi nilai barang yang diperlukan, kita akan mendapatkan:
a. Kebutuhan biasa yang layak bagi kehidupan manusia, seperti misalnya
kebutuhan akan barang-barang bagi pemeliharaan kesehatan manusia,
odol untuk menggosok gigi, lauk pauk untuk penambah gizi dan lain-
lainnya.
16
b. Kebutuhan ekstra, yang biasanya minta dipenuhi dengan barang-barang
yang bernilai atau lux (mewah), seperti mobil untuk keperluan angkutan
anak-anaknya ke sekolah, villa untuk tempat beristirahat, telepon untuk
perhubungannya.
7. Pendapatan Keluarga
Pendapatan dalam keluarga diperoleh apabila salah satu atau beberapa anggota
keluarga bekerja. Menurut Sonny Sumarsono (2009: 176), pendapatan keluarga
adalah penghasilan keluarga yang berbentuk uang maupun dalam bentuk lain
yang dapat diuangkan dari hasil usaha yang dilakukan oleh anggota keluarga.
Menurut Mulyanto Sumardi (1982: 224) bahwa pendapatan dapat dibedakan
menjadi tiga yaitu sebagai berikut:
(a) Pendapatan pokok merupakan pendapatan yang utama atau pokok yaitu
hasil yang diperoleh seseorang dari pekerjaan yang dilakukan secara
teratur untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarga.
(b) Pendapatan tambahan merupakan hasil pendapatan yang tidak tetap
namun hasilnya dapat membantu untuk menambah pendapatan setiap
bulannya.
(c) Pendapatan keseluruhan merupakan pendapatan pokok ditambah
pendapatan yang diperoleh pada setiap bulannya.
Pendapatan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah hasil pendapatan yang
diperoleh kepala keluarga buruh tani singkong dan buruh penyadap karet
sebagai buruh tani harian lepas beserta anggota keluarga lainnya dihitung
dalam satuan rupiah dalam satu bulan. Pendapatan ini sangat berpengaruh pada
pola konsumsi keluarga baik itu pola konsumsi makanan dan pola konsumsi
nonmakanan. Adanya pendapatan keluarga dapat memenuhi kebutuhan
hidupnya baik makanan maupun nonmakanan, tergantung pada tingkat
pendapatan yang diperoleh. Menurut Basuki Pujoalwanto (2014: 158)
mengenai pendapatan berpengaruh terhadap tingkat konsumsi sebagai berikut:
17
Pendapatan rumah tangga amat besar pengaruhnya terhadap tingkat
konsumsi. Biasanya makin baik tingkat pendapatan, tingkat komsumsi
makin tinggi. Karena ketika tingkat pendapatan meningkat, kemampuan
keluarga untuk membeli aneka kebutuhan konsumsi menjadi semakn besar
atau mungkin juga pola hidup menjadi semakin konsumtif, setidak-
tidaknya semakin menuntut kualitas yang baik.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa pendapatan, dan konsumsi saling
berhubungan. Jika pendapatan keluarga buruh tani singkong dan buruh
penyadap karet membaik, maka konsumsinya akan tinggi dan sebagian
pendapatannya lebih mengkonsumsi pada nonmakanan serta sebagian
pendapatan yang tidak digunakan akan ditabung. Begitu sebaliknya.
8. Konsumsi
a. Pengertian Konsumsi
Konsumsi yang dilakukan dalam keluarga bertujuan untuk memenuhi
kebutuhan hidup sehari-hari. Menurut Dumairy (2014: 152) konsumsi
merupakan pembelanjaan yang dilakukan keluarga atas barang-barang akhir
dan jasa-jasa dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan dari orang yang
melakukan pembelanjaan tersebut atau pendapatan yang dibelanjakan.
Disimpulkan bahwa konsumsi adalah kegiatan dalam menghabiskan barang
dan jasa untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari.
b. Pola Konsumsi
Pola konsumsi keluarga merupakan susunan jenis dan jumlah pengeluaran
dalam mengkonsumsi barang dan jasa dalam keluarga untuk memenuhi
18
kebutuhan hidup. Menurut Dumairy (2014: 117), pola konsumsi dapat dikenali
berdasarkan alokasi penggunaannya. Untuk keperluan analisis secara garis
besar alokasi pengeluaran konsumsi masyarakat digolongkan ke dalam dua
kelompok penggunaan, yaitu pengeluaran untuk makanan dan nonmakanan.
Tabel 2.1 Jenis Pengeluaran Konsumsi Makanan dan Nonmakanan
Provinsi Lampung Tahun 2015
Kelompok Barang
No Makanan No Nonmakanan
1 Padi-padian 1 Perumahan dan fasilitas keluarga
2 Umbi-umbian 2 Barang dan jasa
3 Ikan 3 Biaya pendidikan
4 Daging 4 Biaya kesehatan
5 Telur dan susu 5 Pakaian, alas kaki, penutup kepala
6 Sayur-sayuran 6 Barang-barang tahan lama
7 Kacang-kacangan 7 Pajak dan asuransi
8 Buah-buahan 8 Keperluan pesta dan upacara
9 Minyak dan lemak
10 Bahan minuman
11 Bumbu-bumbuan
12 Makanan dan minuman
jadi
13 Tembakau dan sirih
Sumber: BPS Provinsi Lampung, Susenas 2015
Pengeluaran makanan berupa pengeluaran jenis-jenis makanan yang
dikonsumsi oleh keluarga, sedangkan pengeluaran nonmakanan biasa berupa
pengeluaran kebutuhan sekunder, kebutuhan biasa yang layak bagi kehidupan
manusia dan kebutuhan ekstra. Pola konsumsi setiap orang pasti berbeda-beda.
c. Teori Konsumsi
a). Teori Konsumsi Keynes
Menurut Basuki Pujoalwanto (2014: 154), pada tahun 1930-an membuat tiga
ansumsi tentang teori konsumsi. Pertama, dia beransumsi bahwa
19
kecenderungan mengkonsumsi marjinal (marginal propensity to consume)
ialah jumlah yang dikonsumsi dari setiap rupiah tambahan adalah antara nol,
dan satu. Asumsinya ini menjelaskan pada saat pendapatan seseorang semakin
tinggi, maka semakin tinggi pola konsumsi dan tabungannya. Teori kedua
adalah rasio konsumsi terhadap pendapatan yang disebut kecenderungan
mengkonsumsi rata-rata (average prospensity to consume), turun ketika
pendapatan naik. Proporsi tabungan orang kaya lebih besar daripada orang
miskin. Jika diurutkan dari orang sangat miskin sampai kaya akan terlihat
proporsi tabungan terhadap pendapatan yang semakin meningkat. Terakhir,
pendapatan merupakan determinan konsumsi yang penting, dan tingkat bunga
tidak memiliki peranan penting.
Dari ketiga ansumsi tersebut, dapat disimpulkan bahwa besar kecilnya
konsumsi keluarga di suatu masyarakat selalu dipengaruhi oleh tingkat
pendapatan keluarga dan berpengaruh pada tabungan keluarga.
b). Teori Konsumsi Milton Friedman (Hipotesis Pendapatan Permanen)
Menurut Basuki Pujoalwanto (2014: 155-156), dalam teori hipotesis
pendapatan permanen menjelaskan perilaku konsumsi dengan menggunakan
hipotesis pendapatan permanen. Dalam hipotesisnya, pendapatan masyarakat
dapat dibedakan menjadi dua yaitu pendapatan permanen, dan pendapatan
sementara. Pendapatan permanen adalah pendapatan yang orang harapkan
untuk terus bertahan di masa depan. Pendapatan sementara ialah bagian
pendapatan yang tidak bisa diperkirakan sebelumnya. Nilai pendapatan ini
kadang positif, dan kadang negatif. Teori ini beralasan bahwa konsumsi
20
seharusnya tergantung pada pendapatan permanen karena konsumen
menggunakan tabungan, dan pinjaman untuk melancarkan konsumsi dalam
menanggapi perubahan pendapatan sementara.
Kesimpulannya, teori konsumsi Friedman berpikiran bahwa pendapatan
permanen akan berpengaruh terhadap besarnya jumlah kecenderungan
mengkonsumsi rata-rata masyarakat. Kecederungan mengkonsumsi tersebut
bisa saja mengarah pada jenis makanan atau nonmakanan bergantung pada
besar kecilnya pendapatan yang diterima oleh masyarakat. Sedangkan untuk
mengkonsumsi kebutuhan tak tertuga bisa menggunakan tabungan atau
pinjaman.
c). Teori Konsumsi Duesenberry (Hipotesis Pendapatan Relatif)
Menurut Basuki Pujoalwanto (2014: 156-157), teori konsumsi ini
menggunakan dua asumsi, yaitu: 1). Selera sebuah keluarga atas barang
konsumsi adalah interdependen. Artinya pengeluaran konsumsi keluarga
dipengaruhi oleh pengeluaran yang dilakukan oleh sekitarnya (tetangganya).
2). Pengeluaran konsumsi adalah irreversible. Artinya, pola pengeluaran
seseorang pada saat penghasilan naik berbeda dengan pola pengeluaran pada
saat penghasilan mengalami penurunan.
Kedua asumsi ini dirumuskan dalam teori jangka panjang, dan jangka pendek.
Fungsi jangka panjang pada asumsi pertama, konsumsi seseorang dipengaruhi
pola konsumsi masyarakat sekitar. Akibatnya, kenaikan penghasilan
masyarakat secara keseluruhan tidak akan mengubah distribusi penghasilan
seluruh masyarakat. Asumsi kedua pada jangka pendek, besarnya konsumsi
21
seseorang dipengaruhi oleh besarnya penghasilan tertinggi yang pernah
diperoleh. Proporsi kenaikan pengeluaran konsumsi pada saat penghasilan naik
lebih besar nilainya dibandingkan proporsi penurunan pengeluaran konsumsi
pada saat penghasilan turun.
Sehingga teori ini dapat disimpulkan bahwa teori konsumsi ini sangat berkaitan
erat antara pendapatan dengan pengeluaran konsumsi masyarakat.
Meningkatnya pendapatan masyarakat, maka konsumsi masyarakat akan
meningkat, sesuai dengan proprosi tertentu.
d. Karakteristik Golongan Miskin
Kemiskinan berkaitan dengan tingkat kesejahteraan, bisa dikatakan keluarga
golongan miskin yaitu ketidakmampuan dalam memenuhi kebutuhan-
kebutuhan baik itu kebutuhan makanan dan kebutuhan nonmakanan.
Ketidakmampuan memenuhi kebutuhan ini dipengaruhi pendapatan. Dalam
teori Engel, menurut Suherman Rosyidi (2006: 300) yaitu:
Permintaan akan barang perlu mula-mula berkembang cepat seiring dengan
bertambahnya pendapatan masyarakat, namun semakin tinggi tingkat
pendapatan itu, semakin lambatlah pertambahan jumlah barang perlu yang
diminta. Memang demikian itulah karakteristik barang perlu. Bahan
makanan, misalnya. Ketika masyarakat masih miskin, hampir semua
pendapatan dibelikan bahan makanan. Sedikit meningkat pendapatan itu,
dipakai pula hampir seluruhnya untuk menambah pembelian bahan
makanan. Namun, ketika pendapatan masyarakat semakin tinggi, yakni
ketika kebutuhan akan bahan makanan itu semakin tercukupi, tak akan
banyak lagi orang menambah pembeliannya akan bahan makanan itu.
Mengetahui tingkat kesejahteraan keluarga dengan melihat persentase
pengeluaran makanan, dan persentase pengeluaran nonmakanan. Adapun
22
karakteristik golongan miskin menurut Remi, dan Tjiptoherijanto (2002: 13)
adalah:
a). Karakteristik Demografi dari Penduduk Miskin
Secara umum, rata-rata jumlah anggota rumah tangga miskin di Indonesia
adalah 5,8 orang sedangkan yang bukan miskin adalah 4,5 orang.
Banyaknya jumlah anggota dalam rumah tangga adalah indikasi dalam
menentukan miskin atau ketidak miskinan suatu keluarga. Banyaknya
jumlah anggota rumah tangga maka semakin tinggi pula konsumsi rumah
tangga, sehingga kemungkinan besar tergolong rumah tangga miskin.
b). Karakteristik Ekonomi dari Penduduk Miskin
Karakteristik ekonomi rumah tangga dapat dilihat dari jenis pekerjaan
kepala keluarga apakah sebagai karyawan atau sebagai pengusaha atau
bahkan sebagai keduanya. Pekerjaan kepala rumah tangga ini sangat
berpengaruh pada tingkat pendapatan keluarga. Pola pengeluaran keluarga
merupakan salah satu yang menjadi indikator penentu kemiskinan. Jumlah
pengeluaran rumah tangga untuk makanan sangat besar perbandingannya
dengan pengeluaran nonmakanan ialah salah satu karakteristik ekonomi
penduduk miskin.
c). Karakteristik Dilihat dari Pekerjaan Kepala Rumah Tangga
Pekerjaan kepala rumah tangga dibagi menjadi dua jenis yaitu:
karyawan/buruh, dan pengusaha/majikan. Pekerjaan dengan status
karyawan/buruh adalah kepala rumah tangga yang memperoleh upah atau
gaji sebagai imbalan atau balas jasa dari pekerjaannya sebagai contoh
pegawai negeri, karyawan perusahaan, buruh pabrik, buruh tani, pembantu
keluarga, pengemudi dengan sistem upah.
d. Karakteristik dari Pola Konsumsi Keluarga Miskin
Gambaran tentang pola konsumsi makanan, dan nonmakanan dari kelompok
miskin, dan bukan miskin, menunjukkan bahwa secara umum proporsi
konsumsi makanan dari keluarga miskin sampai sebesar 70% dibandingkan
dengan porsi konsumsi bukan makanan yang hanya 29,31%. Dibandingkan
dengan kondisi perkotaan porsi konsumsi makanan keluarga miskin lebih
besar dibandingkan di pedesaan. Hal ini agak kurang dapat dipercaya
mengingat keluarga miskin di pedesaan harus mengambil makanan dari
tanah mereka. Penjelasan yang paling memungkinkan untuk kondisi ini
adalah kemiskinan di pedesaan sudah sedemikian buruknya dimana
keluarga miskin harus mengkonsumsi proporsi yang besar dari
pendapatannya hanya untuk makan.
23
e). Karakteristik Sosial Budaya
Rata-rata orang miskin di perkotaan berpendidikan lebih tinggi daripada
dipedesaan. Hal tersebut mungkin dipengaruhi oleh tingkat pendapatan
penduduk yang tinggal di perkotaan memiliki pendapatan yang lebih tinggi
jika dibandingkan dengan pendapatan di pedesaan. Selain itu di perkotaan
fasilitas pendidikan lebih lengkap, dan lebih memadai jika dibandingkan
dengan pedesaan.
9. Kesejahteraan Keluarga Buruh
Kesejahteraan adalah suatu kondisi dimana seluruh kebutuhan jasmani dan
rohani dari rumah tangga tersebut dapat dipenuhi sesuai dengan tingkat hidup.
Sedangkan menurut Badan Pusat Statistik status kesejahteraan dapat diukur
dari pola konsumsi. Menurut Badan Pusat Statistika (2016: 31) pola konsumsi
dapat digunakan sebagai salah satu alat untuk menilai tingkat kesejahteraan
(ekonomi) penduduk, di mana semakin rendah persentase pengeluaran untuk
makanan terhadap total pengeluaran, maka semakin baik tingkat perekonomian
penduduk. Namun apabila semakin tinggi persentase pengeluaran untuk
makanan terhadap total pengeluaran, maka semakin buruk tingkat
perekonomian penduduk. Mengetahui baik atau buruk tingkat perekonomian
penduduk dengan melihat persentase pengeluaran untuk makanan terhadap
total pengeluaran.
24
B. Kerangka Pikir
Bagan 2.2 Kerangka Pikir
Bekerja menjadi buruh tani singkong dan buruh penyadap karet dikarenakan
sebagian besar buruh tidak memiliki lahan pertanian. Buruh tani singkong dan
buruh penyadap karet bekerja dengan petani-petani sebagai buruh harian lepas.
Adanya lahan yang dimiliki petani memberikan kesempatan kerja bagi buruh
untuk bekerja. Hal ini menimbulkan hubungan kerja sama, petani
membutuhkan tenaga buruh tani untuk mengolah lahannya sedangkan buruh
tani membutuhkan pekerjaan untuk memperoleh pendapatan.
Buruh tani singkong dan buruh penyadap karet bekerja sebagai buruh harian
lepas memperoleh upah yang tidak tetap dikarenakan hanya menerima
penghasilan apabila yang bersangkutan bekerja, berdasarkan jumlah hari
bekerja dan penyelesaian suatu jenis pekerjaan yang diminta oleh pemilik
lahan. Pendapatan ini dapat menimbulkan ketidakseimbangan antara
pemenuhan kebutuhan (konsumsi) dengan pendapatan. Pada Dusun
Widorokandang cenderung menjadi buruh tani singkong, sedangkan Dusun
Tanjung Bulan menjadi buruh penyadap karet dikarenakan adanya perbedaan
Keluarga buruh
tani singkong
Pendapatan
Konsumsi
makanan
Tingkat kesejahteraan keluarga buruh tani
Keluarga buruh
penyadap karet
Konsumsi
nonmakanan
Persentase
pengeluaran konsumsi
makanan terhadap
total pengeluaran
25
wilayah dalam pemanfaatan lahannya. Perbedaan ini akan menimbulkan
perbedaan pendapatan, hal ini dikarenakan adanya perbedaan sistem kerja dan
upah. Rendahnya pendapatan menyebabkan tingkat konsumsi tidak terpenuhi
dalam keluarga, pada akhirnya memicu munculnya kemiskinan.
Mengetahui tingkat kesejahteraan keluarga dapat dilihat dari indikator indeks
kesejahteraan rakyat. Berdasarkan indikator kesejahteraan rakyat,
kesejahteraan keluarga buruh tani singkong dan buruh penyadap karet dapat
dilihat dari pola konsumsi keluarga. Pada dasarnya kebutuhan-kebutuhan
keluarga beragam dan berbeda-beda, maka tingkat konsumsi juga banyak.
Dilihat pola konsumsi keluarga buruh tani di Dusun Widorokandang dan
Dusun Tanjung Bulan di Desa Sawojajar juga akan berbeda-beda, hal ini
dikarenakan adanya perbedaan kebutuhan-kebutuhan keluarga.
Dalam penelitian ini, peneliti akan melihat aktivitas ekonomi yang berkaitan
dengan pola konsumsi keluarga buruh tani tani singkong dan buruh penyadap
karet sebagai buruh harian lepas berdasarkan pada pendapatan yang diperoleh
masa panen ini cenderung pada pola konsumsi makanan atau pola konsumsi
nonmakanan.
26
C. Kajian Empiris
Tabel 2.2 Contoh-Contoh Kajian Empiris
No Peneliti Judul Jurnal
Penelitian
Tujuan Penelitian Hasil Penelitian
1 Yuni
Purwanti,
Djoko
Soelistijo,
Yuswanti
Ariani W.
Zonasi
Karakteristik
Pola
Konsumsi
dan Aktivitas
Mahasiswa
Geografi
Universitas
Negeri
Malang
Penelitian ini
bertujuan untuk
mendeskripsikan
kondisi sosial
ekonomi orang
tua, uang saku,
pola konsumsi,
aktivitas, dan
tingkat kesehatan
mahasiswa
Geografi pada
zona utara dengan
zona tengah.
Berdasarkan hasil penelitian
dapat diketahui kondisi sosial
ekonomi orang tua
mahasiswa zona utara lebih
baik daripada zona tengah.
Uang saku mahasiswa zona
utara lebih sedikit daripada
zona tengah. Mahasiswa
mengalokasikan uang saku
untuk konsumsi nonmakanan.
Mahasiswa zona utara tidak
mengikuti organisasi, dan
zona tengah mengikuti
kegiatan organisasi.
2 Ivory
Rizky
Dianita
Analisis Pola
Konsumsi
Keluarga
Buruh Tani
Singkong
dan Buruh
Penyadap
Karet di Desa
Sawojajar
Kecamatan
Kotabumi
Utara
Kabupaten
Lampung
Utara Tahun
2016
Penelitian ini
bertujuan
menganalisis dan
menggambarkan
pendapatan, pola
konsumsi dan
tingkat
kesejahteraan
keluarga buruh
tani singkong dan
buruh penyadap
karet sebagai
buruh tani harian
lepas di Desa
Sawojajar
Kecamatan
Kotabumi Utara.
Berdasarkan hasil penelitian
menunjukkan:
1). Pendapatan kedua buruh
berada dibawah UMP
Lampung, keluarga buruh
tani singkong sebanyak 28
keluarga atau 100%, keluarga
buruh penyadap karet
sebanyak 21 keluarga atau
87,5%.
2). Konsumsi makanan dan
nonmakanan keluarga buruh
penyadap karet lebih
terpenuhi dibandingkan
keluarga buruh tani singkong.
3). Tingkat kesejahteraan
keluarga buruh penyadap
karet lebih baik dibandingkan
keluarga buruh tani singkong
dikarenakan persentase
konsumsi makanan lebih
kecil (52,25%), daripada
persentase total pengeluaran
(53,70%).
Sumber data: Jurnal Penelitian
27
III. METODE PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
penelitian deskriptif komparatif. Menurut Moh. Pabundu Tika (2005: 4)
penelitian deskriptif adalah penelitian yang lebih mengarah pada
pengungkapan suatu masalah atau keadaan bagaimana adanya, dan
mengungkapkan fakta-fakta yang ada, walaupun kadang-kadang diberikan
interprestasi atau analisis. Sedangkan komparatif adalah metode penelitian
yang melakukan perbandingan. Dari pendapat tersebut dapat disimpulkan
penelitian deskriptif komparatif yaitu memberikan gambaran dan menganalisis
serta membandingkan keadaan objek yang sedang diteliti.
B. Populasi dan Sampel
Menurut Moh. Pabundu Tika (2005: 24) mengenai populasi adalah himpunan
individu atau objek yang banyaknya terbatas atau tidak terbatas. Populasi
dalam penelitian ini yaitu buruh tani baik buruh tani singkong dan buruh
penyadap karet sebagai buruh harian lepas di Desa Sawojajar. Secara
keseluruhan buruh tani di Desa Sawojajar berjumlah 174 kepala keluarga buruh
tani yang bekerja di lahan pertanian singkong dan kebun karet. Dalam
28
penelitian ini, peneliti hanya ingin meneliti dua wilayah dusun, yaitu Dusun
Widorokandang dan Dusun Tanjung Bulan. Maka penentuan sampel
menggunakan teknik sampel purposif. Menurut Usman Rianse dan Abdi (2009:
208) sampel purposif adalah sampel dipilih berdasarkan pertimbangan-
pertimbangan tertentu.
Pengambilan sampel wilayah Dusun Widorokandang dan Dusun Tanjung
Bulan menggunakan teknik sampel purposif dengan tujuan sebagai berikut:
1. Dusun Widorokandang memiliki buruh tani singkong yang berjumlah
banyak dibandingkan dusun-dusun lainnya.
2. Dusun Tanjung Bulan memiliki buruh penyadap karet yang berjumlah
banyak dibandingkan dusun-dusun lainnya.
Dari tujuan di atas, sampel yang diperoleh dari Dusun Widorokandang dan
Dusun Tanjung Bulan berjumlah 52 kepala keluarga buruh tani yaitu 28 buruh
tani singkong dan 24 buruh penyadap karet.
C. Variabel Penelitian
Variabel dalam penelitian ini hanya memiliki variabel tunggal yaitu pola
konsumsi keluarga buruh tani singkong dan buruh penyadap karet sebagai
buruh tani harian lepas. Indikator-indikator dalam penelitian ini adalah
1. Pendapatan
2. Konsumsi makanan.
3. Konsumsi nonmakanan.
4. Kesejahteraan keluarga buruh.
29
D. Definisi Operasional
1. Pendapatan Keluarga
Pendapatan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah hasil pendapatan yang
diperoleh kepala keluarga buruh tani singkong dan buruh penyadap karet
sebagai buruh tani harian lepas beserta anggota keluarga lainnya pada masa
panen. Untuk mengklasifikasikan tinggi rendahnya pendapatan buruh mengacu
pada UMP Lampung. Menurut Pemerintahan Provinsi Lampung Ketetapan
Upah Minimum Provinsi (UMP) Lampung dalam surat keputusan Gubernur
No G/205/III.05/HK/2016, standar Upah Minimum Provinsi Lampung tahun
2017 sebesar Rp. 1.908.447,50 perbulan. Tingkat pendapatan dapat
dikelompokan menjadi 2 yaitu:
1. Pendapatan total dinyatakan rendah apabila < Rp. 1.908.447,50 (Upah
Minimum Provinsi Lampung).
2. Pendapatan total dinyatakan tinggi apabila > Rp. 1.908.447,50 (Upah
Minimum Provinsi Lampung).
2. Pola Konsumsi
Pola konsumsi dimaksud dalam penelitian ini yaitu konsumsi makanan dan
nonmakanan.
a. Konsumsi makanan: pengeluaran rata-rata biaya yang dikeluarkan untuk
jenis konsumsi makanan bagi semua anggota keluarga selama sebulan yang
dinyatakan dengan rupiah.
30
b. Konsumsi nonmakanan: pengeluaran rata-rata biaya yang dikeluarkan untuk
jenis konsumsi nonmakanan bagi semua anggota keluarga selama sebulan
yang dinyatakan dengan rupiah.
3. Kesejahteraan Keluarga Buruh
Untuk mengetahui tingkat kesejahteraan keluarga buruh dilihat pola konsumsi
sebagai berikut:
1. Keluarga buruh dapat dikategorikan tingkat kesejahteraan tinggi apabila
persentase pengeluaran makanan sebanding atau lebih rendah dari
persentase pengeluaran total pengeluaran.
2. Keluarga buruh dapat dikategorikan tingkat kesejahteraan rendah apabila
persentase pengeluaran makanan lebih besar dari persentase pengeluaran
total pengeluaran.
E. Teknik Pengumpulan Data
1. Teknik Observasi
Teknik observasi adalah teknik pengamatan yang secara langsung turun ke
lapangan. Teknik observasi ini memiliki keuntungan di mana dengan teknik
observasi peneliti dapat mengetahui dengan jelas kondisi lokasi penelitian,
yaitu di Dusun Widorokandang dan Dusun Tanjung Bulan. Teknik ini
digunakan untuk memperoleh lokasi keluarga buruh tani harian lepas singkong
dan penyadap karet.
31
2. Teknik Wawancara Berstruktur
Wawancara menurut Nasution dalam Moh. Pabundu Tika (2005: 49) adalah
suatu bentuk komunikasi verbal. Jadi, percakapan yang bertujuan memperoleh
informasi. Sedangkan wawancara berstruktur adalah wawancara yang terlebih
dahulu membuat daftar pertanyaan untuk responden.
Dalam penelitian ini menggunakan teknik wawancara berstruktur dengan
menggunakan kuesioner yang digunakan untuk memperoleh data mengenai
pola konsumsi makanan dan nonmakanan keluarga buruh tani singkong dan
buruh penyadap karet.
4. Teknik Dokumentasi
Teknik dokumentasi digunakan untuk memperoleh data sekunder yang
bersumber dari monografi Desa Sawojajar, yaitu peta desa, jumlah penduduk,
luas wilayah, jenis mata pencaharian dan komposisi penduduk yang mendukung
penelitian ini.
F. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah statistik
deskriptif. Menurut Sugiyono (2004: 169) analisis statistik deskriptif adalah
statistika yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara
mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana
adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum.
32
Dalam penelitian ini penyajian datanya menggunakan tabel. Data pada tabel ini
diolah menggunakan presentase dengan rumus:
FR =
x 100
Keterangan:
FR= Frekuensi Relatif dan Fi = Frekuensi baris ke-i.
n = jumlah sampel (Sofar dan Widiyono, 2013: 178).
Data yang telah diperoleh dideskripsikan dalam bentuk tabel yang
dipersentasekan, dilanjutkan dengan diinterprestasikan dan dapat disimpulkan
dalam bentuk laporan penelitian.
76
V. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh dapat disimpulkan analisis pola
konsumsi keluarga buruh tani singkong dan buruh penyadap karet di Desa
Sawojajar Kecamatan Kotabumi Utara Kabupaten Lampung Utara tahun 2016
sebagai berikut:
1. Kedua keluarga buruh memiliki pendapatan dibawah UMP Lampung (Rp.
1.908.447,50) yaitu keluarga buruh tani singkong sebanyak 28 keluarga
atau sebesar 100%, sedangkan keluarga buruh penyadap karet sebanyak 21
keluarga atau 87,5%. Ini disebabkan curahan jam kerja, luas lahan yang
digarap, upah yang diperoleh, dan harga komoditas tanaman.
2. Konsumsi makanan keluarga buruh penyadap karet lebih terpenuhi
dibandingkan dengan konsumsi makanan keluarga buruh tani singkong
disebabkan tingkat pendapatan yang lebih baik dan jumlah anggota yang
sedikit.
3. Konsumsi nonmakanan keluarga buruh penyadap karet lebih terpenuhi
dibandingkan dengan konsumsi makanan keluarga buruh tani singkong.
Pada umumnya keluarga buruh tani singkong akan mendahulukan
kebutuhan pokok seperti perumahan, pakaian, pendidikan dan kesehatan,
77
namun pada keluarga buruh penyadap karet dapat memenuhi kebutuhan
barang dan jasa, barang-barang tahan lama, dan keperluan pesta.
4. Persentase pengeluaran makanan keluarga buruh penyadap karet lebih kecil
(52,25%), daripada persentase total pengeluaran (53,70%), maka keluarga
buruh penyadap karet tergolong mempunyai tingkat kesejahteraan tinggi.
Sedangkan pengeluaran konsumsi makanan keluarga buruh tani singkong
lebih besar (47,75%) daripada persentase total pengeluaran (46,30%)
sehingga dapat disimpulkan bahwa keluarga buruh tani singkong tergolong
tingkat kesejahteraannya masih rendah.
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas, maka peneliti memberikan saran sebagai
berikut:
1. Mengingat sebagian besar jumlah tanggungan dalam keluarga lebih dari 2
anak, diharapkan keluarga buruh tani mulai berupaya untuk
mengalokasikan uangnya sebaik-baiknya dan menghemat biaya
pengeluaran konsumsi dalam keluarga.
2. Adapun buruh tani yang mempunyai pekerjaan sampingan atau tambahan
seperti menjual hasil kebun, menjual hasil ternak dan lain-lainnya,
sebaiknya mulai dikembangkan pekerjaan sampingan tersebut agar dapat
membantu pendapatan keluarga serta membantu dalam pemenuhan
konsumsi makanan dan nonmakanan bagi keluarga buruh tani singkong dan
buruh penyadap karet.
78
DAFTAR PUSTAKA
Abu Ahmadi. 1999. Psikologi Sosial. Rineka Cipta. Jakarta.
Ali Ibrahim H. 2016 Ekonomi Makro. Kencana. Jakarta
Arief Sadiman. 1993. Metode dan Analisis Penelitian Mencari Hubungan.
Erlangga. Jakarta.
Astri Wijayanti. 2009. Tenaga Kerja. Diunduh dari: (http://erepo.unud.ac.id/.pdf)
diakses tanggal 10 Juni 2017, pukul 14.00 WIB
Azmilhayat. 2012. Pengertian Keluarga dan Fungsi Keluarga.
Diunduh dari: (https://azmilhayat.wordpress.com/2012/10/20/pengertian-
keluarga-dan-fungsi-keluarga/) pada tanggal 05 April 2017, pukul 04.00
WIB
Basir, Barthos. 1990. Manajemen SDM (Suatu Pendekatan Makro). Bumi Aksara.
Jakarta.
Basuki Pujoalwanto. 2014. Perekonomian Indonesia (Tinjauan Historis, Teoritis,
dan Empiris).GRAHA Ilmu.Yogyakarta.
BPS. 2009.Lampung Dalam Angka. BPS. Lampung.
BPS. 2011. Pengeluaran Untuk Konsumsi Penduduk Indonesia 2011. BPS.
Jakarta.
BPS. 2015. Indikator Kesejahteraan Rakyat. Badan Pusat Statistik. Jakarta.
BPS. 2015. Pola Konsumsi Penduduk Provinsi Lampung. BPS. Lampung.
BPS. 2016. Statistik Daerah Provinsi Lampung. BPS. Lampung.
Budiyono. 2003. Bahan Ajar Dasar-Dasar Geografi Sosial. Universitas
Lampung. Bandar Lampung
Dumairy. 2014. Perekonomian Indonesia. Erlangga. Jakarta.
Erni Umi Hasanah dan Danang S. 2011. Pengantar Ilmu Ekonomi Makro. CAPS.
Yogyakarta
Mantra, Ida Bagoes. 2003. Demografi Umum. Pustaka Belajar. Yogyakarta.
79
Kartasapoertra, dkk. 1982. Ilmu Ekonomi Umum. Armico. Bandung.
Moh. Pabundu Tika. 2005. Metode Penelitian Geografi. PT Bumi Aksara.Jakarta
Mulyanto Sumardi dan Hans Dieter Ever. 1982. Sumber Pendapatan Pokok dan
Perilaku Menyimpang. Rajawali. Jakarta.
Nursid Sumaatmadja. 1981. Studi Geografi Suatu Pendekatan dan Analisa
Keruangan. Alumni. Bandung.
Ridwan Halim. 1990. Hukum Perburuhan dalam Tanya Jawab. Ghalia. Jakarta.
Sanapiah Faisal. 2010. Format-Format Penelitian Sosial. Rajawali Pers. Jakarta.
Soerjono Soekanto. 1990. Sosiologi Keluarga Tentang Ikhwal Keluarga, Remaja
dan Anak. Rineka Cipta
Sonny Sumarsono. 2003. Ekonomi Manajemen SDM dan Ketenagakerjaan. Graha
Ilmu. Yogyakarta.
Sonny Sumarsono. 2009. Teori dan Kebijakan Publik Ekonomi SDM.Graha Ilmu.
Yogyakarta.
Sopar Silaen dan Widiyono. 2013. Metodelogi Penelitian Sosial Untuk Penulisan
Skripsi dan Tesis. In Media. Jakarta
Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan, Kuantitatif, Kualitatif. Alfabeta.
Bandung.
Suherman Rosyidi. 2006. Pengantar Teori Ekonomi (Pendekatan Kepada Teori
Makro & Mikro). PT Raja Grafindo Persada. Jakarta.
Sunindhia, Y.S. dan Ninik Widiyanti. 1987. Manajemen Tenaga Kerja. Bina
Aksara. Jakarta.
Surono. 2008. Anggaran Pendapatan dan Belanja Keluarga. Graha Ilmu.
Yogyakarta.
Usman Rianse dan Abdi. 2009. Metodologi Penelitian Sosial dan Ekonomi (Teori
dan Aplikasi). Alfabeta. Bandung.
Yuni Purwanti. 2010. Zonasi Karakteristik Pola Konsumsi dan Aktivitas
Mahasiswa Geografi Universitas Negeri Malang. Diunduh dari: (Online),
(Jurnal-online.um.ac.id), diakses tanggal 12 November 2016, 08.45 WIB.
Wikipedia.______. Buruh. Diunduh dari: (https://id.wikipedia.org/wiki/Buruh#
Tenaga_Kerja) diakses tanggal 01 April 2017, pukul 04.40 WIB