Post on 07-Mar-2019
ANALISIS PENGARUH PERBANKAN KONVENSIONAL DAN
PERBANKAN SYARIAH TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI
TAHUN 2009-2016
SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Guna Meraih Gelar Sarjana Ekonomi
Oleh :
IRFAN FADHLI
NIM: 1113086000040
JURUSAN EKONOMI SYARIAH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1438 H/2017 M
i
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
a. IDENTITAS PRIBADI
1. Nama : Irfan Fadhli
2. Tempat Tanggal Lahir : Bukittinggi, 18 November 1994
3. Alamat : Graha Cendikia, Jl. SD Inpres no. 36
Rt.04/Rw.09 Pisangan Barat Ciputat
Timur, Tangerang Selatan .
4. Telepon : 081295998759
5. E-mail : Irfanfadhli18@gmail.com
b. PENDIDIKAN
1. SD Negeri 05 Percobaan Bukittinggi Tahun 1999 – 2006
2. MtsS TI Pasir IV Angkek Kab. Agam Tahun 2006 – 2010
3. MAs TI Pasir IV Angkek Kab. Agam Tahun 2010 – 2013
4. S1 Ekonomi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2013 – 2017
c. LATAR BELAKANG KELUARGA
1. Ayah : Tasman Mansurin
2. Pekerjaan Ayah : Wiraswasta
3. Ibu : Hijrati
4. Pekerjaan Ibu : PNS
d. PENGALAMAN ORGANISASI
1. Organisasi : Ikatan Keluarga Mahasiswa Minangkabau (IKMM)
Jabatan : Anggota
Tahun : 2013 – 2014
2. Organisasi : Ikatan Keluarga Mahasiswa Minangkabau (IKMM)
Jabatan : Wakil Bidang Kaderisasi
Tahun : 2014 – 2015
3. Organisasi : Ikatan Keluarga Mahasiswa Minangkabau (IKMM)
Jabatan : Ketua Bidang Kaderisasi
Tahun : 2015 – 2016
ii
4. Orgnisasi : Himpunan Mahasiswa Islam Cabang Ciputat
Jabatan : Anggota Biasa
Tahun : 2014- Sekarang
iii
ABSTRACT
The aim of this research is to analyze the effect of conventional bank and Islamic
bank to economic growth using the Vector Auto Regression (VAR) / Vector Error
Correction Model (VECM) method. Variables which are used by this study are
credit and sharia financing as representation of banking system, export, and
investment. The finding revealed that based on the VECM estimation test, in the
long term all variables has a positive effect toward Gross Domestic Product
(GDP) except sharia financing has a negative effect toward Gross Domestic
Product (GDP). In addition, based on IRF test, shock of credit, Islamic bank
financing, export and variable of investment responded fluctuate by Gross
Domestic Product (GDP). The finding also revealed that based on FEVD test,
variable of credit has a biggest contribution toward Gross Domestic Product
(GDP) in this model.
Key Words: Credit, Islamic Bank Financing, Export, Investment, Gross Domestic
Product (GDP), VECM
iv
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh perbankan konvensional dan
perbankan syariah terhadap pertumbuhan ekonomi dengan menggunakan metode
Vector Auto Regression / Vector error Correction Model (VAR/VECM). Variabel
yang digunakan dalam penelitian ini adalah kredit perbankan dan pembiayaan
syariah sebagai representasi dari variabel perbankan, variabel ekspor dan investasi
sebagai representasi dari variabel makro. Hasil penelitian menunjukkan
berdasarkan uji estimasi VECM dalam jangka panjang semua variabel
berpengaruh positif terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) kecuali variabel
pembiayaan bank syariah yang berpengaruh negatif. Sedangkan berdasarkan uji
IRF, shock yang terjadi pada variabel kredit, pembiayaan syariah, ekspor, dan
investasi direspon fluktuatif oleh variabel Produk Domestik Bruto (PDB). Hasil
penelitian ini juga menunjukkan berdasarkan uji FEVD variabel kredit memiliki
kontribusi paling besar terhadap Produk Domestik Bruto (PDB).
Kata kunci : Kredit, Pembiayaan Bank Syariah, Ekspor, Investasi, Produk
Domestik Bruto (PDB), VECM
v
KATA PENGANTAR
Alhmadulillah puji syukur kehadirat Allah SWT yang senantiasa
memberikan rahmat dan hidayah serta kemudahan bagi setiap hamba-Nya. Allah
SWT senantiasa memberikan pertolongan sehingga peneliti dapat menyelesaikan
penelitian dengan judul “Analisis Pengaruh Perbankan Konvensional dan
Perbankan Syariah Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Tahun 2009-2016”. Shalawat
serta salam semoga tercurah kepada Nabi Muhammad SAW dan umatnya hingga
akhir jaman. Penyusunan skripsi ini dimaksudkan untuk memenuhi sebagian
syarat guna mencapai gelar Sarjana Ekonomi di Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta.
Terkait dengan penelitian ini, peneliti mengucapkan terimakasih pada
berbagai pihak yang telah membantu selama proses pengerjaan penelitian ini.
Untuk itu, peneliti mengucapkan terimakasih terutama kepada:
1. Kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat, hidayah, pertolongan
dan kemudahan sehingga skripsi ini dapat diselesaikan. Terimakasih
Allah, tak cukup dengan kata-kata untuk mengungkapkan rasa syukur dan
terimakasih hamba-Mu yang banyak dosa ini.
2. Bapak Dr. Arief Mufraini, M.Si, Lc selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan
Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan selaku dosen pembimbing
akademik saya. Terimakasih atas semua arahan dan nasihat yang telah
bapak berikan kepada saya.
3. Bapak Yoghi Citra Pratama, M.Si Selaku Ketua Jurusan Ekonomi Syariah.
Terimakasih atas semua ilmu yang telah diberikan kepada saya pak.
4. Bapak Ali Rama, SE., M.Ec selaku dosen pembimbing skripsi. Terima
Kasih telah berbaik hati membimbing saya dalam pembuatan skripsi ini,
meluangkan waktu dan memberi banyak solusi dari permasalahan yang
saya hadapi selama pembuatan skripsi. Saya merasa senang dan beruntung
dibimbing skripsi oleh bapak.
5. Bapak Dr. Desmadi Saharuddin, M.A selaku ketua sidang dan penguji
dalam sidang skripsi saya, terima kasih atas masukan dan bimbingannya.
vi
6. Bapak DR.IR.H. Roikhan Mochamad Aziz MM, HAH.SLM selaku
penemu teori h dan sebagai dosen penguji ahli, terima kasih atas masukan
dan bimbingannya.
7. Seluruh Bapak/Ibu dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis yang telah
memberikan ilmu dan pengetahuan yang sangat bermanfaat selama saya
kuliah baik dikelas maupun diluar kelas, sungguh pengalaman yang luar
biasa dapat diajar oleh bapak/ibu.
8. Kepada orang tua saya yang telah memberikan semuanya baik materi
maupun non materi sehingga saya dapat menempuh pendidikan sampai ke
bangku kuliah. Maafkan anakmu yang selalu menyusahkan dan membuat
sedih papa dan mama. Skripsi ini fadhli persembahkan kepada papa dan
mama sebagai sedikit balas jasa yang telah diberikan kepada fadhli
sehingga bisa mencapai titik ini. Terimakasih dan maafkan anakmu pa,
ma.
9. Kepada kakak-kakak saya yang telah memberikan motivasi dan semangat
dalam hidup saya. Akhirnya sibungsu kalian bisa menyelesaikan skripsi
ini.
10. Via, terimakasih untuk selalu menjadi supporter terbaik dalam hidup ini
yang tanpa bosannya selalu mengingatkan saya akan skripsi ini agar dapat
diselesaikan secepatnya. Terimakasih atas semua pejuangan yang telah
diberikan dan kesabarannya yang maksimal. Terimakasih dan semoga,
aamiin.
11. Teman-teman PASDREKS yang selalu memberikan canda tawa yang
kadang sampai suara habis cuma karena tertawa dan semangat setiap kali
berkumpul. Kalian tongkrongan terbaik !!!!!.
12. Teman-teman dari Clan SmartphoneIND yang telah mengisi waktu luang
saya dengan sangat sangat banyak sehingga kadang skripsi saya
terbengkalai haha, namun diluar itu semua kalian terbaik. Semoga cepat
bisa menjadi clan yang mendunia, semoga.
vii
13. Harris Muda, Pono, oyon, dan Harry Z serta teman-teman IKMM lainnya.
Terimakasih atas pelajaran hidup yang saya dapatkan dirantau bersama
kalian. Semoga sukses dikemudian hari sanak. Samanang!!!
14. Zul yang mau menyediakan waktu luangnya untuk membagikan ilmunya
untuk saya dan teman-teman dalam mempersiapkan ujian komprehensif.
15. Seluruh teman-teman seperjuangan jurusan Ekonomi Syariah Angkatan
2013 terimaksih untuk semangat, motivasi, dukungan dan kehadiran kalian
selama ini.
Meskipun demikian, penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari
kata sempurna. Oleh karena itu penulis membutuhkan kritik atau saran yang
membangun. Semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi berbagai pihak
dan dapat menjadi amal shaleh bagi penulis.
Jakarta, 17 September 2017
Irfan Fadhli
viii
DAFTAR ISI
COVER
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH
DAFTAR RIWAYAT HIDUP .................................................................. i
ABSTRACT ................................................................................................ iii
ABSTRAK .................................................................................................. iv
KATA PENGANTAR ................................................................................ v
DAFTAR ISI ............................................................................................... viii
DAFTAR TABEL ...................................................................................... xi
DAFTAR GAMBAR .................................................................................. xii
DAFTAR GRAFIK .................................................................................... xiii
DAFTAR LAMPIRAN .............................................................................. xiv
BAB I : PENDAHULUAN ........................................................................ 1
A. Latar Belakang Masalah 1
B. Rumusan Masalah 14
C. Tujuan Penelitian 14
D. Manfaat Penelitian 15
BAB II : TINJAUAN PUSTAKA ............................................................. 16
A. Landasan Teori 16
1. Pertumbuhan Ekonomi 16
ix
2. Bank 19
3. Kredit bank konvensional 23
4. Pembiayaan Bank Syariah 28
5. Investasi 33
6. Ekspor 34
B. Keterkaitan Antar Variabel 36
C. Penelitian Terdahulu 38
D. Kerangka Penelitian 49
E. Hipotesis 50
BAB III : METODOLOGI PENELITIAN .............................................. 51
A. Ruang Lingkup Penelitian 51
B. Jenis dan Sumber Data 51
C. Metode Pengumpulan Data 52
D. Metode Analisis Data 53
E. Model Penelitian 59
F. Operasional Variabel Penelitian 60
BAB IV : ANALISIS DAN PEMBAHASAN ........................................... 62
A. Gambaran Umum Data 62
1. Perkembangan Produk Domestik Bruto (PDB) 62
2. Perkembangan Pembiayaan Bank Syariah 63
3. Perkembangan Kredit Perbankan Konvensional 64
4. Perkembangan Ekspor 66
5. Perkembangan Investasi 67
x
B. Hasil dan Pembahasan 69
1. Uji Stasioneritas Data 69
2. Penentuan Lag Optimal 71
3. Uji Stabilitas VAR 72
4. Uji Kointegrasi 72
5. Uji Kausalitas Granger 73
6. Uji Vector Error Correction Model (VECM) 75
7. Uji Impulse Response Function (IRF) 83
8. Uji Forecast Error Variance Decomposition (FEVD) 89
BAB V : PENUTUP ................................................................................... 92
A. Kesimpulan 92
B. Saran 94
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................. 96
LAMPIRAN ................................................................................................ 106
xi
DAFTAR TABEL
Nomor Keterangan Halaman
2.1 Penelitian Terdahulu 44
3.1 Variabel dan Sumber Data 52
4.1 Uji Stasioneritas Data pada Level 70
4.2 Uji Stasioneritas Data pada First Difference 70
4.3 Uji Stasioneritas Data pada Second Difference 71
4.4 Hasil Uji Lag Optimal 72
4.5 Hasil Uji Stabilitas VAR 72
4.6 Hasil Uji Kointegrasi 73
4.7 Hasil Uji Kausalitas Granger 75
4.8 Hasil Uji VECM 76
4.9 Hasil Uji FEVD 89
xii
DAFTAR GAMBAR
Nomor Keterangan Halaman
2.1 Kerangka Penelitian 49
xiii
DAFTAR GRAFIK
Nomor Keterangan Halaman
1.1 PDB Indonesia atas harga konstan tahun 2010 2
1.2 Perkembangan Pembiayaan Perbankan di Indonesia 8
1.3 Perkembangan Investasi di Indonesia 9
1.4 Perkembangan Ekspor di Indonesia 10
4.1 Pekembangan Produk Domestik Bruto (PDB) 62
4.2 Pekembangan Pembiayaan Perbankan Syariah 64
4.3 Perkembangan Kredit Perbankan Konvensional 65
4.4 Perkembangan Ekspor 67
4.5 Perkembangan Investasi 68
4.6 Hasil Uji IRF Respon PDB terhadap pembiayaan 83
4.7 Hasil Uji IRF Respon PDB terhadap kredit 85
4.8 Hasil Uji IRF Respon PDB terhadap ekspor 86
4.9 Hasil Uji IRF Respon PDB terhadap investasi 87
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor Keterangan Halaman
1. Uji Stasioneritas Data 106
2. Uji Lag Optimal 112
3. Uji Stabilitas VAR 112
4. Uji Kointegrasi 113
5. Uji Kausalitas Granger 116
6. Uji Estimasi VECM 118
7. Uji Impulse Response Function (IRF) 121
8. Uji Forecast Error Variance Decomposition (FEVD) 122
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sektor ekonomi merupakan salah satu sektor yang paling penting untuk
mengukur kesejahteraan suatu negara. Suatu negara dapat dianggap sejahtera
salah satunya dapat dilihat melalui angka pertumbuhan ekonomi negara tersebut.
Pada umumnya jika pertumbuhan ekonomi bergerak pada arah yang positif, maka
dapat dikatakan negara tersebut sejahtera, dan begitu juga sebaliknya, meskipun
faktor angka inflasi, situasi politik, pendidikan, kesehatan dll juga mempengaruhi
(Indriawati, 2016).
Pertumbuhan ekonomi merupakan masalah perekonomian suatu negara dalam
jangka panjang menuju keadaan yang lebih baik selama periode tertentu dan dapat
dikaitkan juga sebagai keadaan kenaikan kapasitas produksi suatu perekonomian
yang diwujudkan dalam bentuk kenaikan pendapatan nasional. Adanya
pertumbuhan ekonomi merupakan indikasi keberhasilan pembangunan ekonomi.
Dalam analisis makro pertumbuhan ekonomi yang dicapai oleh satu negara diukur
dari perimbangan pendapatan nasional rill yang dicapai satu negara (Ernita, 2013).
Salah satu indikator yang sering dipakai dalam mengukur dan mengetahui
pertumbuhan ekonomi suatu negara adalah PDB (Produk Domestik Bruto). PDB
merupakan jumlah nilai tambah yang dihasilkan oleh seluruh unit usaha dalam
suatu negara tertentu, atau merupakan jumlah nilai barang dan jasa akhir yang
dihasilkan oleh seluruh unit ekonomi.
2
Grafik 1.1
PDB Indonesia atas harga konstan tahun 2010
Sumber: Badan Pusat Statistik (BPS) diolah
Laju pertumbuhan ekonomi Indonesia dalam kurun waktu 2011 sampai
dengan 2016 cenderung melambat. Bisa dilihat pada gambar 1.1, bahwa
pertumbuhan PDB yang paling signifikan pada tahun 2011 mencapai 6,5% yaitu
sebesar 7.287 triliun rupiah. Pelambatan pertumbuhan yang paling parah terjadi
pada tahun 2015 yang hanya mencapai 4,88% yaitu sebesar 8.982 triliun rupiah,
dibandingkan dengan tahun sebelumnya mencapai 5,01%. Tetapi pada tahun 2016
pertumbuhan ekonomi mulai menampakkan laju yang positif yang mencapai
5,02% yaitu sebesar 9.433 triliun rupiah.
Negara- negara di Asia pernah dilanda krisis ekonomi yang hebat pada tahun
1998, termasuk diantaranya Indonesia. Dimana masyarakat pada saat itu
menghadapi kenaikan harga yang melampaui batas yang wajar. Selain itu,
banyaknya uang beredar berarti bahwa meningkatnya produksi barang dan jasa
yang menyebabkan kenaikan harga atau biasanya disebut inflasi (Saharuddin dan
Rama, 2017).
3
Berbagai instrumen kebijakan digunakan oleh pemerintah untuk
meningkatkan total PDB. Diantaranya melalui sektor riil, yang mana pemerintah
mendorong para pelaku usaha-usaha produktif untuk meningkatkan aktivitas
perdagangan barang dan jasa. Selain sektor riil, sektor moneter memiliki peran
penting dalam mempercepat pembangunan dan meningkatkan pertumbuhan
ekonomi. Melalui lembaga keuangan, sektor moneter menjadi lokomotif sektor
riil melalui akumulasi modal dan inovasi teknologi. Seperti yang dipraktikan oleh
lembaga perbankan yaitu, dengan cara menghimpun dana dari masyarakat dan
menyalurkannya kembali melalui kredit atau pembiayaan produktif kepada sektor-
sektor usaha riil untuk meningkatkan kemampuan dan pengembangan usaha. Pada
akhirnya hal ini akan menambah investasi dan mempercepat pertumbuhan
ekonomi (Rizki dan Fakhruddin, 2015).
Corak sistem perekonomian suatu negara bisa saja sangat dipengaruhi oleh
sistem ekonomi global seperti kapitalisme dan sosialisme yang hampir menjadi
rujukan setiap negara dalam mendesain kebijakan ekonomi. Begitupula dengan
Islam sebagai sistem kehidupan (way of life) suatu masyarakat memberikan
pengaruh dalam desain sistem perekonomian suatu negara. Pedoman dan arah
perekonomian suatu negara umumnya tertuang dalam undang-undang dasar atau
konstitusi yang menjadi konsesus bersama negera tersebut (Rama dan Makhlani,
2014).
Sektor keuangan sendiri memegang peranan yang sangat penting dalam
memicu pertumbuhan ekonomi suatu daerah. Menurut Bank Dunia, sektor
keuangan yang semakin berkembang diyakini dapat mendorong pertumbuhan
4
ekonomi, menurunkan kemiskinan, dan meredam volatilitas ekonomi makro
(Baroroh, 2012).
Perbankan Indonesia telah memiliki rangkaian sejarah yang cukup panjang.
Sebelum berdirinya BI pada tahun 1953, belum ada lembaga yang melakukan
fungsi pengawasan bank. Hingga kemudian berdasarkan peraturan pemerintah
nomor 1 tahun 1955, ditetapkan Bank Indonesia atas nama Dewan Moneter
melaksanakan pengawasan terhadap semua bank umum dan bank tabungan yang
beroperasi di Indonesia (Rafsanjani dan Sukmana, 2014).
Perkembangan sektor keuangan tidak dapat dilepaskan dari perkembangan
perekonomian. Turunnya harga minyak pada awal tahun 1980-an mempengaruhi
kinerja perekonomian Indonesia. Pendapatan dari minyak menurun dan
pemerintah membutuhkan mobilisasi dana dari dalam negeri untuk membiayai
pembangunan. Hal ini kemudian melatarbelakangi deregulasi pada berbagai sektor
perekonomian termasuk sektor keuangan. Melalui deregulasi tersebut diharapkan
sektor keuangan mampu menyerap dana dari masyarakat dan akhirnya dapat
mendorong kembali pertumbuhan ekonomi. Usaha tersebut kemudian
mendatangkan hasil karena Indonesia dapat kembali menikmati pertumbuhan
ekonomi yang tinggi, dan seiring dengan pertumbuhan ekonomi tersebut, sektor
keuangan di Indonesia juga mengalami perkembangan yang pesat. Perkembangan
yang pesat tersebut dapat dilihat dari perkembangan jumlah bank maupun kantor
bank, aset, dan jumlah dana yang berhasil dihimpun dari masyarakat (Fabya,
2011).
5
Menurut undang-undang nomor 10 tahun 1998 tentang Perbankan, tugas
pokok bank dapat disimpulkan menjadi 3 kegiatan, yaitu menghimpun dan
menyalurkan dana masyarakat serta memberikan jasa bank lainnya. Perbankan di
Indonesia bertujuan untuk menunjang pelaksanaan pembangunan nasional dalam
rangka meningkatkan pemerataan, pertumbuhan ekonomi, dan stabilitas nasional
kearah peningkatan kesejahteraan rakyat banyak.
Bila melihat sistem perbankan Indonesia ditinjau dari sistem perbankan dunia
pada umumnya ada perbedaan yang sangat signifikan. Sejak diberlakukannya UU
no.10 tahun 1998 Di Indonesia dikenal adanya dual banking system, perbankan
syariah disatu sisi dan perbankan di konvensional disisi lainnya. Walaupun
terdapat 2 perbedaan sistem operasional namun secara struktural tetap dibawah
naungan Bank Indonesia (Hamzah, 2009).
Keberadaan perbankan syari’ah di Indonesia baru di mulai pada awal tahun
1990-an melalui pendirian Bank Muamalat Indonesia sebagai bank syari’ah
pertama di Indonesia (Rama, 2015). Sejak dibentuknya bank syariah pertama di
Indonesia telah menunjukkan kemajuan yang cukup pesat. Salah satunya ditandai
dengan semakin banyaknya bank syariah yang ada di Indonesia saat sekarang ini.
Selain itu pangsa pasar dari bank syariah di Indonesia pun sudah meluas, ini
selaras dengan banyaknya masyarakat yang telah melirik bank syariah sebagai
tempat untuk transaksi keuangan mereka. Walaupun bank syariah lebih akrab
dengan umat muslim sebagai nasabah karena syariat islam sebagai dasar
transaksinya, ini tidak menutup minat nasabah yang non muslim untuk ikut
bertransaksi menggunakan bank syariah, dikarenakan tidak memakai sistem
6
bunga dan lebih mengedepankan sistem bagi hasil dan resiko (profit and loss
sharing).
Perbankan syariah dengan sistem bagi hasil, pada sisi pengerahan dana
mendukung program pemerintah dalam upaya pemerataan pendapatan secara adil.
Pada sisi penyaluran dana, dimana perbankan syariah mampu memper-luas daya
jangkau dan penetrasi penyaluran dana ke semua lapisan masyarakat, akan
mendukung program pemerintah dalam upaya perluasan kesempatan berusaha,
upaya perluasan kesempatan kerja, dan mendukung upaya pertumbuhan ekonomi
yang tinggi (Syihabuddin, 2012).
Salah satu peran yang dimainkan oleh perbankan syariah adalah menyalurkan
pembiayaan untuk membantu percepatan perkembangan sektor riil. Pada
keuangan syariah, ada keterkaitan erat (direct link) antara sektor moneter dengan
sektor riil. Dengan pola-pola tersebut, maka kinerja sektor keuangan akan sangat
dipengaruhi oleh kinerja sektor riil. Karena itu, mendorong tumbuh dan
berkembangnya sistem keuangan syariah di negeri ini pada dasarnya sama dengan
mendorong tumbuh dan berkembangnya sektor riil (Beik, 2010).
Industri perbankan syariah merupakan bagian dari sistem perbankan nasional
yang mempunyai peranan penting dalam perekonomian. Peranan perbankan
syariah secara khusus antara lain sebagai perekat nasionalisme baru, artinya
menjadi fasilitator jaringan usaha ekonomi kerakyatan, memberdayakan ekonomi
umat, mendorong penurunan spekulasi di pasar keuangan, mendorong pemerataan
pendapatan, dan peningkatan efisiensi mobilitas dana (Saputra, 2014).
7
Laju pertumbuhan pembiayaan perbankan konvensional cenderung melambat
setiap tahunnya walaupun secara nominal meningkat dari tahun 2011 sampai
2016. Bisa dilihat dari gambar 1.2 bahwa perbankan konvensional mengalami
penurunan dalam laju pertumbuhannya. Terlebih pada tahun 2014 yang
mengalami penurunan menjadi 11,58% yang dari tahun sebelumnya mencapai
21,60% yaitu sebesar 3.320 triliun rupiah yang menjadikan tahun ini menjadi
peningkatan yang paling signifikan dari pertumbuhan pembiayaan perbankan
konvensional selama periode 2011 sampai 2016. Tahun 2016 pun menjadi tahun
yang paling lambat laju pertumbuhannya yaitu hanya sebesar 7,87% yaitu sebesar
4.377 triliun rupiah.
Laju pertumbuhan pembiayaan perbankan syariah pun mengalami
pertumbuhan yang fluktuatif selama periode 2011-2016 walaupun secara nominal
pembiayaan perbankan syariah mengalami peningkatan setiap tahunnya.
Penigkatan pertumbuhan pembiayaan yang paling signifikan terjadi pada tahun
2012 yang mencapai 43,69% yang sebelumnya hanya mencapai 8,19%. Laju
pertumbuhan pembiayaan perbankan syariah dari tahun 2012 sampai dengan 2015
mengalami penurunan yang mencapai angka 6,86%. Dan pada tahun 2016
mengalami percepatan pertumbuhan yang mencapai 16,44% yaitu sebesar 248
triliun rupiah.
8
Grafik 1.2
Perkembangan Pembiayaan Perbankan di Indonesia
Sumber: OJK (diolah)
Bank, sebagai salah satu lembaga keuangan yang mempunyai peran sebagai
intermediasi antara pihak yang kelebihan pendapatan dengan pihak yang
kekurangan pendapatan. Cara yang dilakukan yaitu dengan menghimpun dana
dari masyarakat yang memiliki kelebihan pendapatan selanjutnya akan disalurkan
lewat pemberian pembiayaan/kredit yang diberikan kepada orang yang
membutuhkan dana. Dengan diberikannya pembiayaan/kredit oleh perbankan di
sektor riil, diharapkan akan muncul usaha usaha baru yang nantinya akan
mendorong laju pertumbuhan ekonomi dan juga yang tak kalah pentingnya yaitu
terciptanya lapangan kerja baru, sehingga nantinya akan mengurangi tingkat
pengangguran di Indonesia (Rafsanjani dan Sukmana, 2014).
Sektor keuangan memainkan peranan penting dalam mendorong
pertumbuhan berbagai sektor ekonomi. Ini dikarenakan lembaga perbankan
mampu memobilisasi surplus modal dari pihak ketiga untuk diinvestasikan ke
berbagai sektor ekonomi yang membutuhkan pembiayaan. Ketika sektor keuagan
bertumbuh secara baik, maka akan semakin banyak sumber pembiayaan yang
9
dapat dialokasikan ke sektor-sektor produktif dan akan semakin bertambah
pembangunan fisik modal yang bisa diciptakan yang nantinya akan berkontribusi
positif terhadap pertumbuhan ekonomi (Caraka, 2016).
Ekspor dan investasi juga memegang peran penting dalam kegiatan
perekonomian suatu negara. Ekspor akan menghasilkan devisa yang akan
digunakan untuk membiayai impor bahan baku dan barang modal yang diperlukan
dalam proses produksi yang akan membentuk nilai tambah. Agregasi nilai tambah
yang dihasilkan oleh seluruh unit produksi dalam perekonomian merupakan nilai
Produk Domestik Bruto. Investasi atau penanaman modal adalah pembelian
barang modal dan pelengkapan produksi untuk menambah kemampuan
memproduksi barang-barang dan jasa yang dibutuhkan dalam perekonomian. Ada
sementara ahli yang mengatakan bahwa ekspor dan investasi merupakan ”engine
of growth”. Oleh karena itu, tingkat pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan
berkesinambungan pada umumnya didukung oleh peningkatan ekspor dan
investasi (Sutawijaya, 2010).
Grafik 1.3
Perkembangan Investasi di Indonesia
Sumber: BPS (diolah)
Dari gambar 1.3 bisa kita liat bahwa laju perkembangan investasi di
Indonesia dalam kurun waktu 2011 sampai 2016 fluktuatif. Pada tahun 2011
10
sampai 2013 mengalami tren positif dengan mengalami peningkatan setiap
tahunnya, yaitu dari yang awalnya 20,3% pada tahun 2013 mencapai kenaikan
sebesar 27,27%. Dan setelah 2013 pun tren positif tersebut berubah menjadi
fluktuatif, yang mana pada tahun 2014 mengalami perlambatan pertmbuhan
sampai 16,18%. Pada tahun 2015 mengalami kenaikan lagi sebesar 17,77% dan
pada tahun selanjutnya kembali mengalami perlambatan sebesar 12,36%.
Peningkatan yang paling signifikan adalah pada tahun 2013 yang mencapai
27,27% yaitu sebesar 398,6 triliun rupiah, dan perkembangan yang paling lambat
ditunjukkan pada tahun 2016 yang hanya mencapai 16,3% yaitu sebesar 612,8
triliun rupiah.
Grafik 1.4
Perkembangan Ekspor di Indonesia
Sumber: BPS (diolah)
Perkembangan ekspor di Indonesia menunjukkan perkembangan yang
negatif, hal tersebut ditunjukkan oleh gambar 1.4. tren positif hanya pada tahun
2011 yang mengalami pertumbuhan mencapai 28,98% yaitu sebesar 203.496,60
juta US$. Pada tahun-tahun selanjutnya mengalami penurunan yang cukup drastis
bahkan mencapai tren yang negatif. Walaupun pada tahun 2012 sampai dengan
11
tahun 2016 mengalami fluktuatif tetapi tetap saja perkembangan ekspor Indonesia
tidak mencapai 0% bahkan dibawahnya. Tahun 2015 mengalami tren yang paling
buruk yakni mencapai -14,55% atau sebesar 150.366,30 juta US$. Dan tahun
2016 mengalami kenaikan yang mencapai -3,91% atau sebesar 144.489,80 juta
US$.
Pihak yang memiliki kelebihan dana (modal) akan menginvestasikan dananya
ke lembaga keuangan (sebagai lembaga intermediasi) yang selanjutnya akan
disalurkan ke sektor bisnis yang membutuhkan pembiayaan (Rama 2013), dan
ketika pembiayaan ke sekor riil tersebut meningkat maka akan meningkatkan
investasi dan ketika semuanya meningkat pemerintah akan melakukan kegiatan
ekspor untuk menambah peningkatan ekonomi. Sektor pembiayaan perbankan
(konvensional dan syariah), investasi, dan ekspor mempengaruhi jalannya
pertumbuhan ekonomi, dengan kata lain meningkatkan pertumbuhan sektor riil.
Pembiayaan yang diberikan oleh perbankan akan mempengaruhi peningkatan
sektor riil, semakin banyak pembiayaan yang diberikan kepada sektor riil akan
semakin baik pula pertumbuhan ekonomi negara tersebut. Hal ini sejalan dengan
investasi dan ekspor, ketika investasi dan ekspor meningkat maka akan memicu
kenaikan pertumbuhan ekonomi, dimana ketika investasi dan ekspor mengalami
peningkatan maka produksi barang dan jasa pun akan mengalami kenaikan, ketika
produksi barang dan jasa di suatu negara meningkat maka akan berefek positif
kepada pertumbuhan ekonomi.
Menurut Rama (2013) bahwa setidaknya ada empat kemungkinan pendekatan
yang bisa menjelaskan hubungan sebab akibat antara keuangan dan pertumbuhan,
12
yaitu: 1) keuangan adalah faktor penentu pertumbuhan ekonomi (finance-led
growth hypothesis) atau biasa disebut supply-leading view, 2) Keuangan
mengikuti pertumbuhan ekonomi (growth-led finance hypothesis) atau biasa
disebut demand-following view, 3) Hubungan saling mempengaruhi antara
keuangan dan pertumbuhan atau biasa disebut the bidirectional causality view,
dan 4) Keuangan dan pertumbuhan tidak saling berhubungan atau biasa disebut
the independent hypothesis.
Rama (2013) dari hasil penelitiannya mengatakan bahwa terdapat hubungan
bi-directional causality antara perkembangan perbankan syariah dengan
pertumbuhan ekonomi dan variasi pembiayaan bank syariah dapat menjelaskan
secara signifikan variasi pertumbuhan ekonomi. Rafsanjani dan Sukmana (2014)
juga mengemukakan bahwa secara umum perbankan konvensional dan syariah
berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Inggrid (2006) dalam
penelitiannya menemukan bahwa sektor keuangan di Indonesia berpengaruh
secara positif terhadap pertumbuhan ekonomi.
Amri dan Aimon (2017) menemukan bahwa pada jangka panjang ekspor
berpengaruh positif terhadap pertumbuhan ekonomi di Indonesia, namun pada
jangka pendek ekspor tidak berdampak secara nyata bagi petumbuhan ekonomi.
Dan variabel PMTB berpengaruh positif dan signifikan terhadap pertumbuhan
ekonomi. Hasil uji kausalitas Granger memberikan bukti empiris bahwa ada
hubungan kausal dua arah antara PMTB dan PDB dan antara ekspor dan PDB.
Tidak ada hubungan kausalitas antara PMTB dan ekspor .
13
Sutawijaya dan Zulfahmi (2010) mengemukakan bahwa Investasi dan ekspor
secara bersama-sama berpengaruh secara signifikan terhadap pertumbuhan
ekonomi di Indonesia.
Sebaliknya, menurut Asnuri (2013) dengan menggunakan metode Error
correction Model (ECM) dalam penelitiannya menemukan bahwa dalam jangka
pendek sebaliknya total pembiayaan dan kontribusi ekspor tidak berdampak
terhadap pertumbuhan ekonomi, dan dalam jangka panjang total pembiayaan dan
kontribusi ekspor berdampak negatif terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia.
Menurut Sukmana dan Kasim (2010) dalam penelitiannya menemukan bahwa
di malaysia perbankan syariah memainkan peran yang penting dalam mekanisme
transmisi kebijakan moneter. Perbankan syariah efektif dalam mentransmisikan
kebijakan moneter terhadap sektor riil.
Dari uraian diatas, maka penelitian ini berjudul “Pengaruh Perbankan
Konvensional dan Perbankan Syariah Terhadap Pertumbuhan Ekonomi” untuk
melihat bagaimana pengaruh dari perbankan di indonesia terhadap pertumbuhan
ekonomi yang direpresentasikan oleh produk domestik bruto (PDB) dalam jangka
panjang dan jangka pendek. Dan variabel yang dipakai dalam penelitian ini adalah
total kredit perbankan konvensional, total pembiayaan perbankan syariah, total
investasi, dan total ekspor sebagai veriabel independen, serta pertumbuhan
ekonomi yang direpresentasikan dalam produk domestik bruto (PDB) sebagai
variabel dependen.
14
B. Rumusan Masalah
Dari uraian latar belakang diatas, maka rumusan masalah yang akan dibahas
dalam penelitian ini adalah:
1. Bagaimana pengaruh total pembiayaan perbankan konvensional terhadap
pertumbuhan ekonomi Indonesia?
2. Bagaimana pengaruh total pembiayaan perbankan syariah terhadap
pertumbuhan ekonomi Indonesia?
3. Bagaimana pengaruh total investasi terhadap pertumbuhan ekonomi
Indonesia?
4. Bagaimana pengaruh total ekspor terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui pengaruh pembiayaan perbankan konvensional terhadap
pertumbuhan ekonomi Indonesia.
2. Untuk mengetahui pengaruh total kredit perbankan syariah terhadap
pertumbuhan ekonomi Indonesia.
3. Untuk mengetahui pengaruh total investasi terhadap pertumbuhan ekonomi
Indonesia.
4. Untuk mengetahui pengaruh total ekspor terhadap pertumbuhan ekonomi
Indonesia.
15
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Praktis
Bagi pemerintah diaharapkan penelitian ini dijadikan bahan
pertimbangan dalam merumuskan dan membuat kebijakan yang
berhubungan dengan pertumbuhan ekonomi agar perekonomian Indonesia
lebih baik terutama melalui sektor keuangan.
2. Manfaat Akademis
Hasil penelitian diharapkan dapat menambah referensi, informasi dan
wawasan untuk mendukung penelitian selanjutnya yang berkaitan dengan
pengaruh perbankan terhadap pertumbuhan ekonomi kepada masyarakat,
atau sebagai bahan kepustakaan serta sumber pengetahuan.
3. Manfaat Bagi Penelti
Dengan melakukan penelitian ini penulis memperoleh ilmu pengetahuan
baru dan pengalaman baik mengenai perbankan syariah maupun perbankan
konvensional. Serta sebagai sarana pengaplikasian teori-teori yang telah
didapat selama perkuliahan di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
16
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
1. Pertumbuhan Ekonomi
a. Pengertian Pertumbuhan Ekonomi
Pertumbuhan ekonomi adalah proses perubahan kondisi
perekonomian suatu negara secara berkesinambungan menuju keadaan
yang lebih baik selama periode tertentu. Pertumbuhan ekonomi dapat
diartikan juga sebagai proses kenaikan kapasitas produksi suatu
perekonomian yang diwujudkan dalam bentuk kenaikan pendapatan
nasional. Adanya pertumbuhan ekonomi merupakan indikasi
keberhasilan pembangunan ekonomi.
GDP merupakan ukuran pertumbuhan output suatu negara. Semakin
tinggi GDP berarti semakin banyak output yang dihasilkan. Adanya
peningkatan output yang dihasilkan mencerminkan bahwa perekonomian
mempunyai iklim yang kondusif sehingga akan mendorong para
pengusaha untuk melakukan pengembangan usaha. Hal ini juga berlaku
bagi Bank Syariah, dimana dengan semakin tinggi pertumbuhan output
suatu negara akan menyebabkan tingkat kredit macet menjadi menurun
yang pada akhirnya akan meningkatkan total aset (Indirani, 2006)
b. Teori pertumbuhan ekonomi
Berikut adalah beberapa teori tentang pertumbuhan ekonomi
(Rafsanjani dan Sukmana, 2014):
17
1) Optimal Population Theory
Teori ini telah dikembangkan oleh kaum Klasik. Menurut teori
ini, berlakunya the law of diminishing return menyebabkan tidak
semua penduduk dapat dilibatkan dalam proses produksi. Jika
dipaksakan, justru akan menurunkan tingkat output perekonomian.
2) Neo Classic Growth Theory
Fokus pembahasan teori pertumbuhan Neo Klasik adalah
akumulasi stok barang modal dan keterkaitanya dengan keputusan
masyarakat untuk menabung atau melakukan investasi.
3) Endogenous Growth Theory
Kelemahan model klasik maupun neo klasik terletak pada asumsi
bahwa teknologi bersifat eksogen. Konsekuensi asumsi ini adalah
terjadinya the law of diminishing return, karena teknologi dianggap
sebagai faktor produksi tetap (fixed input). Konsekuensi lebih serius
dari memperlakukan teknologi sebagai faktor eksogen dan konstan
adalah perekonomian yang telah lebih dahulu maju, dalam jangka
panjang akan terkejar oleh perekonomian yang lebih terbelakang
selama tingkat pertambahan penduduk, tingkat tabungan, dan akses
terhadap teknologi adalah sama.
4) Schumpeter Theory
Schumpeter berpandangan bahwa pertumbuhan ekonomi sangat
ditentukan oleh kemampuan kewirausahawan (entrepreneurship).
18
Sebab, para pengusahalah yang mempunyai kemampuan dan
keberanian mengaplikasi penemuan-penemuan baru, dalam aktivitas
produksi. Langkah-langkah pengaplikasian penemuan-penemuan baru
dalam dunia usaha merupakan langkah inovasi. Termasuk dalam
langkah langkah inovasi adalah penyusunan teknik tahap produksi
serta masalah organisasi manajemen, agar produk yang dihasilkan
dapat di terima pasar.
5) Harrod-Domar Theory
Teori Harrod-Domar dikembangkan secara terpisah (sendiri-
sendiri) dalam periode yang bersamaan. Keduanya melihat pentingnya
investasi terhadap pertumbuhan ekonomi, sebab investasi akan
meningkatkan stok barang modal, yang memungkinkan peningkatan
output. Sumber dana domestik untuk keperluan investasi berasal dari
bagian produksi (pendapatan nasional yang di tabung).
c. Produk Domestik Bruto (PDB)
Menurut Mankiw, dkk (2013) Dalam analisis makro pengukuran
dalam perekonomian suatu negara adalah Produk Domestik Bruto (PDB).
PDB mengukur aliran pendapatan dan pengeluaran dalam perekonomian
selama periode tertentu. Pertumbuhan ekonomi berkaitan dengan proses
peningkatan produksi barang dan jasa dalam kegiatan ekonomi
masyarakat.
Dengan dorongan permintaan baik yang berasal dari dalam maupun
luar negeri, sektor industri pengolahan, sektor perdagangan dan sektor
19
pengangkutan menjadi motor pertumbuhan dengan sumbangan terhadap
pertumbuhan PDB (Aziz, 2013).
Produk Domesik Bruto (PDB) adalah nilai pasar dari seluruh barang
dan jasa yang diproduksi di suatu negara pada periode tertentu. PDB dari
sisi pengeluaran dibagi menjadi lima komponen sehingga membentuk
persamaan sebagai berikut:
Y = C + I + G + (X – M)
Keterangan:
Y = Produk Domestik Bruto (PDB)
C = Konsumsi
I = Investasi
G = Belanja Pemerintah
X = Ekspor
M = Impor
Persamaan diatas merupakan cara yang dilakukan untuk
menghitung jumlah Produk Domestik Bruto (PDB) suatu negara dari sisi
pengeluaran. Apabila semua variabel meningkat setiap tahunnya dapat
dipastikan bahwa PDB pun akan mengalami peningkatan di tahun yang
sama.
2. Bank
Bank adalah suatu lembaga keuangan, yaitu suatu badan yang berfungsi
sebagai perantara keuangan dari dua pihak, yakni pihak yang kelebihan dana
dan pihak yang kekurangan dana. Karena demikian eratnya kaitan antara bank
20
dan uang, maka bank disebut juga sebagai suatu lembaga yang berniaga uang.
Bank menerima simpanan uang dari masyarakat dalam bentuk giro, deposito,
dan tabungan. Kemudian uang tersebut dikembalikan lagi kepada masyarakat
dalam bentuk kredit. Menurut Undang - Undang No. 10 tahun 1998 bank
adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk
simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit
dan/atau bentuk – bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup
rakyat banyak.
a. Jenis – Jenis Bank
Adapun jenis perbankan dewasa ini dapat ditinjau dari berbagai
segi antara lain (Kasmir, 2002 : 16):
1) Dari segi fungsinya
a) Bank Umum
Pengertian Bank Umum menurut UU RI No 7 tahun 1992
sebagaimana diubah dalam UU RI nomor 10 Tahun 1998 tentang
perbankan Bank Umum adalah Bank yang melaksanakan kegiatan
usaha secara konvensional atau berdasarkan prinsip syariah yang
dalam kegiatannya memberikan jasa lalu lintas pembayaran.
b) Bank Perkreditan Rakyat ( BPR )
Pengertian Bank menurut UU RI No 7 tahun 1992
sebagaimana diubah dalam UU RI nomor 10 Tahun 1998 tentang
perbankan BPR adalah Bank bank yang melaksanakan kegiatan
usaha secara konvensional atau berdasarkan Prinsip Syariah yang
21
dalam kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas
pembayaran.
2) Dari segi kepemilikannya
Ditinjau dari segi kepemilikan maksudnya adalah siapa saja yang
memiliki bank tersebut. Kepemilikan ini dilihat dari akte pendirian
dan penguasaan saham yang dimiliki bank yang bersangkutan. Jenis
bank dilihat dari segi kepemilikan tersebut adalah:
a) Bank milik pemerintah
Dimana akte pendiriannya maupun modalnya dimiiki oleh
pemerintah, sehingga seluruh keuntungan bank ini dimiliki oleh
pemerintah. Adapun yang termasuk bank pemerintah adalah PT.
Bank Negara Indonesia Tbk, PT. Bank Rakyat Indonesia Tbk, PT.
Bank Mandiri Tbk, dan PT. Bank Tabungan Negara Tbk. Namun
Bank Indonesia selaku bank sentral menyebut keempat bank
tersebut sebagai bank persero, karena keempat bank tersebut telah
go public dan sahamnya tidak sepenuhnya lagi milik pemerintah
melaikan sebagian merupakan milik masyarakat.
b) Bank Pemerintah Daerah ( BPD )
BPD merupakan bank yang seluruh sahamnya dimiliki oleh
perintah daerah.
c) Bank milik swasta nasional
Bank jenis ini seluruh atau sebagian besarnya dimiliki oleh
swasta nasional serta akte pendiriannyapun didirikan oleh swasta,
22
begitu pula pembagian keuntungannya untuk keuntungan swasta
pula.
d) Bank milik koperasi
Kepemilikan saham-saham bank ini dimiliki oleh perusahaan
yang berbadan hukum koperasi.
e) Bank milik asing
Bank jenis ini merupakan cabang dari bank yang ada diluar
negeri, bank milik swasta asing atau pemerintah asing.
Kepemilikannya dimiliki oleh pihak luar negeri.
f) Bank milik campuran
Kepemilikan saham bank campuran dimiliki oleh pihak asing
dan pihak swasta nasional. Kepemilikan sahamnya secara
mayoritas dipegang oleh Warga Negara Indonesia.
3) Dari segi status
a) Bank devisa
Merupakan bank yang dapat melaksanakan transaksi ke luar
negeri atau yang berhubungan dengan mata uang asing secara
keseluruhan.
b) Bank non devisa
Merupakan bank yang belum mempunyai izin untuk
melaksanakan transaksi sebagai bank devis, sehingga tidak dapat
melaksanakan transaksi seperti bank devisa, dimana transaksi
yang dilakukan masih dalam batas-batas negara.
23
4) Dari segi cara menentukan harga
a) Bank yang berdasarkan prinsip konvensional
b) Bank yang berdasarkan prinsip syariah, aturan perjanjian
berdasarkan hukum islam antara bank dengan pihak lain untuk
menyimpan dana atau pembiayaan usaha atau kegiatan perbankan
lainnya.
3. Kredit bank konvensional
Menurut Tjoekam (1999 : 1) kata “kredit” berasal dari bahasa latin
credere yang berarti percaya atau to believe atau to trust. Oleh karena itu,
dasar pemikiran perstujuan pemberian kredit oleh suatu lembaga
keuangan/bank kepada seseorang atau badan usaha berlandaskan
kepercayaan. Bila dikaitkan dengan kegiatan usaha, kredit berarti suatu
kegiatan memberi nilai ekonomi kepada seseorang atau badan usaha
berlandaskan kepercayaan saat itu, bahwa nilai ekonomi yang sama akan
dikembalikan kepada kreditur (bank) stelah jangka waktu tertentu sesuai
dengan kesepakatan yang sudah disetujui antara kreditur dan debitur.
Menurut UU No.10 tahun 1998 kredit adalah penyediaan uang atau
tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau
kesepakatan pinjam meminjam antara bank dengan pihak lain yang
mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi utangnya setelah jangka waktu
tertentu dengan pemberian bunga.
Menurut Kasmir (2002 : 99) jenis-jenis kredit yang disalurkan bank
secara umum dapat dilihat dari berbagai segi adalah sebagai berikut :
24
a. Dilihat dari Segi Kegunaan
Maksudnya adalah untuk melihat penggunaan uang tersebut apakah
untuk digunakan dalam kegiatan utama atau hanya kegiatan tambahan.
Jika ditinjau dari segi kegiatan terdapat dua jenis kredit, yaitu:
1) Kredit Investasi
Yaitu kredit yang biasanya digunakan untuk keperluan perluasan
usaha atau membangun proyek/pabrik baru dimana masa
pemakaiannya untuk suatu periode yang relatif lebih lama dan
biasanya kegunaan kredit ini adalah untuk kegiatan utama suatu
perusahaan.
2) Kredit Modal Kerja
Merupakan kredit yang digunakan untuk keperluan meningkatkan
produksi dalam operasionalnya. Contoh, kredit modal kerja diberikan
untuk membeli bahan baku, membayar gaji pegawai, atau biaya-biaya
lainnya yang berkaitan dengan proses produksi perusahaan.
b. Dilihat dari Segi Tujuan Kredit
Apakah bertujuan untuk diusahakan kembali atau dipakai untuk
keperluan pribadi. Jenis kredit dilihat dari segi tujuan adalah sebagai
berikut :
1) Kredit Produktif
Kredit yang digunakan untuk peningkatan usaha atau produksi
atau investasi. Kredit ini diberikan untuk menghasilkan barang dan
jasa.
25
2) Kredit Konsumtif
Merupakan kredit yang digunakan untuk dikonsumsi atau dipakai
secara pribadi.
3) Kredit Perdagangan
Merupakan kredit yang digunakan untuk kegiatan perdagangan
dan biasanya untuk membeli barang dagangan yang pembayarannya
diharapkan dari hasil penjualan barang dagangan tersebut.
c. Dilihat dari Segi Jangka Waktu
Artinya lamanya masa pemberian kredit mulai dari pertama kali
diberikan sampai masa pelunasannya. Jenis kredit ini adalah sebagai
berikut :
1) Kredit Jangka Pendek
Merupakan kredit yang memiliki jangka waktu kurang dari satu
tahun atau paling lama satu tahun dan biasanya digunakan untuk
keperluan modal kerja.
2) Kredit Jangka Menengah
Jangka waktu kreditnya berkisar antara satu tahun sampai dengan
tiga tahun. Kredit jenis ini dapat diberikan untuk modal kerja.
3) Kredit Jangka Panjang
Merupakan kredit yang masa pengembaliannya paling panjang
yaitu diatas 3 tahun atau 5 tahun. Biasanya kredit ini digunakan untuk
26
investasi jangka panjang seperti perkebunan karet, kelapa sawit atau
manufaktur dan juga untuk kredit perumahan.
d. Dilihat dari Segi Jaminan
Maksudnya adalah setiap pemberian suatu fasilitas kredit harus
dilindungi dengan suatu barang atau surat-surat berharga minimal senilai
kredit yang diberikan. Jenis kredit ini adalah sebagai berikut :
1) Kredit dengan Jaminan
Merupakan kredit yang diberikan dengan suatu jaminan tertentu.
Jaminan tersebut dapat berbentuk barang berwujud atau tidak
berwujud. Artinya, setiap kredit yang dikeluarkan akan dilindungi
senilai jaminan yang diberikan si calon debitur.
2) Kredit tanpa Jaminan
Yaitu kredit yang diberikan tanpa jaminan barang atau orang
tertentu. Kredit jenis ini diberikan dengan melihat prospek usaha,
karakter serta loyalitas si calon debitur selama berhubungan dengan
bank yang bersangkutan.
e. Dilihat dari Segi Sektor Usaha
Setiap sektor usaha memiliki karakteristik yang berbeda-beda. Jenis
kredit ini adalah sebagai berikut :
1) Kredit Pertanian
Merupakan kredit yang dibiayai untuk sektor perkebunan atau
pertanian rakyat.
27
2) Kredit Peternakan
Kredit diberikan untuk jangka waktu yang relatif pendek misalnya
peternakan ayam dan untuk kredit jangka panjang seperti kambing
atau sapi.
3) Kredit Industri
Yaitu kredit untuk membiayai industri pengolahan baik untuk
industri kecil, menengah atau besar.
4) Kredit Pertambangan
Yaitu jenis kredit untuk usaha tambang yang dibiayai, biasanya
dalam jangka panjang seperti tambang emas, minyak, atau timah.
5) Kredit Pendidikan
Merupakan kredit yang diberikan untuk membangun sarana dan
prasarana pendidikan atau dapat pula berupa kredit untuk para
mahasiswa yang sedang belajar.
6) Kredit Profesi
Diberikan kepada kalangan para profesional seperti dosen, dokter
atau pengacara.
7) Kredit Perumahan
Yaitu kredit untuk membiayai pembangunan atau pembelian
perumahan.
28
4. Pembiayaan Bank Syariah
Penyaluran pembiayaan menjadi prioritas utama bank dalam
pengalokasian dananya. Hal ini dikarenakan sumber dana bank berasal dari
masyarakat sehingga bank harus menyalurkan kembali dana pihak ketiga
(DPK) yang berhasil dihimpun kepada masyarakat dalam bentuk pembiayaan
(Husaeni, 2017).
Pembiayaan syariah ini merupakan salah satu variabel yang mewakili sisi
religiusitas, dalam artian bahwa perbankan syariah memakai prinsip-prinsip
syariah dalam prakteknya yang diatur dan dianjurkan oleh agama. Baik dalam
bentuk kerjasama dan sistem bagi hasilnya.
Pada pembiayaan bank syariah, pemilik dana menanamkan uangnya di
bank bukan untuk mendapatkan bunga, tapi dalam rangka untuk mendapatkan
keuntungan bagi hasil. Dana nasabah tersebut kemudian disalurkan ke sektor
riil, dengan perjanjian pembagian keuntungan sesuai kesepakatan.
Pembiayaan tersebut meliputi:
a. Prinsip Titipan atau Simpanan (Al-Wadiah)
Al-Wadiah dapat diartikan sebagai titipan murni dari satu pihak ke
pihak lain, baik individu maupun badan hukum, yang harus dijaga dan
dikembalikan kapan saja si penitip menghendaki (Syafe’i, 2001). Secara
umum terdapat dua jenis al-wadiah, yaitu:
1) Wadiah Yad Al-Amanah (Trustee Depository) adalah akad penitipan
barang/uang dimana pihak penerima titipan tidak diperkenankan
menggunakan barang/uang yang dititipkan dan tidak bertanggung
jawab atas kerusakan atau kehilangan barang titipan yang bukan
29
diakibatkan perbuatan atau kelalaian penerima titipan. Adapun
aplikasinya dalam perbankan syariah berupa produk safe deposit box.
2) Wadiah Yad adh-Dhamanah (Guarantee Depository) adalah akad
penitipan barang/uang dimana pihak penerima titipan dengan atau
tanpa izin pemilik barang/uang dapat memanfaatkan barang/uang
titipan dan harus bertanggung jawab terhadap kehilangan atau
kerusakan barang/uang titipan. Semua manfaat dan keuntungan yang
diperoleh dalam penggunaan barang/uang titipan menjadi hak
penerima titipan. Prinsip ini diaplikasikan dalam produk giro dan
tabungan.
b. Prinsip Bagi Hasil (Profit Sharing)
Sistem ini adalah suatu sistem yang meliputi tatacara pembagian
hasil usaha antara penyedia dana dengan pengelola dana. Bentuk produk
yang berdasarkan prinsip ini adalah:
1) Al-Mudharabah adalah akad kerjasama usaha antara dua pihak dimana
pihak pertama (shahibul maal) menyediakan seluruh (100%) modal,
sedangkan pihak lainnya menjadi pengelola (mudharib). Keuntungan
usaha secara mudharabah dibagi menurut kesepakatan yang
dituangkan dalam kontrak, sedangkan apabila rugi ditanggung oleh
pemilik modal selama kerugian itu bukan akibat kelalaian si
pengelola. Seandainya kerugian ini diakibatkan karena kecurangan
atau kelalaian si pengelola, si pengelola harus bertanggung jawab atas
30
kerugian tersebut. Akad mudharabah secara umum terbagi menjadi
dua jenis:
2) Mudharabah Muthlaqah Adalah bentuk kerjasama antara shahibul
maal dan mudharib yang cakupannya sangat luas dan tidak dibatasi
oleh spesifikasi jenis usaha, waktu, dan daerah bisnis.
3) Mudharabah Muqayyadah Adalah bentuk kerjasama antara shahibul
maal dan mudharib dimana mudharib memberikan batasan kepada
shahibul maal mengenai tempat, cara, dan obyek investasi.
4) Al-Musyarakah akad kerjasama antara dua pihak atau lebih untuk
suatu usaha tertentu dimana masing-masing pihak memberikan
kontribusi dana dengan kesepakatan bahwa keuntungan dan risiko
akan ditanggung bersama sesuai dengan kesepakatan. Dua jenis al-
musyarakah:
a) Musyarakah pemilikan, tercipta karena warisan, wasiat, atau
kondisi lainnya yang mengakibatkan pemilikan satu aset oleh
dua orang atau lebih.
b) Musyarakah akad, tercipta dengan cara kesepakatan dimana dua
orang atau lebih setuju bahwa tiap orang dari mereka
memberikan modal musyarakah.
c. Prinsip Jual Beli (Al-Tijarah)
Prinsip ini merupakan suatu sistem yang menerapkan tata cara jual
beli, dimana bank akan membeli terlebih dahulu barang yang dibutuhkan
atau mengangkat nasabah sebagai agen bank melakukan pembelian
31
barang atas nama bank, kemudian bank menjual barang tersebut kepada
nasabah dengan harga sejumlah harga beli ditambah keuntungan
(margin). Implikasinya berupa:
1) Al-Murabahah adalah akad jual beli barang dengan menyatakan harga
perolehan dan keuntungan (margin) yang disepakati oleh penjual dan
pembeli.
2) Salam adalah akad jual beli barang pesanan dengan penangguhan
pengiriman oleh penjual dan pelunasannya dilakukan segera oleh
pembeli sebelum barang pesanan tersebut diterima sesuai syarat-syarat
tertentu. Bank dapat bertindak sebagai pembeli atau penjual dalam
suatu transaksi salam. Jika bank bertindak sebagai penjual kemudian
memesan kepada pihak lain untuk menyediakan barang pesanan
dengan cara salam maka hal ini disebut salam paralel.
3) Istishna’ adalah akad jual beli antara pembeli dan produsen yang juga
bertindak sebagai penjual. Cara pembayarannya dapat berupa
pembayaran dimuka, cicilan, atau ditangguhkan sampai jangka waktu
tertentu. Barang pesanan harus diketahui karakteristiknya secara
umum yang meliputi: jenis, spesifikasi teknis, kualitas, dan
kuantitasnya. Bank dapat bertindak sebagai pembeli atau penjual. Jika
bank bertindak sebagai penjual kemudian memesan kepada pihak lain
untuk menyediakan barang pesanan dengan cara istishna maka hal ini
disebut istishna paralel.
32
d. Prinsip Sewa (Al-Ijarah)
Al-ijarah adalah akad pemindahan hak guna atas barang atau jasa,
melalui pembayaran upah sewa, tanpa diikuti dengan pemindahan hak
kepemilikan atas barang itu sendiri.
Al-ijarah terbagi kepada dua jenis: (1) Ijarah, sewa murni. (2) ijarah
al muntahiya bit tamlik merupakan penggabungan sewa dan beli, dimana
si penyewa mempunyai hak untuk memiliki barang pada akhir masa
sewa.
e. Prinsip Jasa (Fee-Based Service)
Prinsip ini meliputi seluruh layanan non-pembiayaan yang diberikan
bank. Bentuk produk yang berdasarkan prinsip ini antara lain:
1) Al-Wakalah
Nasabah memberi kuasa kepada bank untuk mewakili dirinya
melakukan pekerjaan jasa tertentu, seperti transfer.
2) Al-Kafalah
Adalah Jaminan yang diberikan oleh penanggung kepada pihak
ketiga untuk memenuhi kewajiban pihak kedua atau yang ditanggung.
3) Al-Hawalah
Adalah pengalihan utang dari orang yang berutang kepada orang
lain yang wajib menanggungnya.Kontrak hawalah dalam perbankan
biasanya diterapkan pada Factoring (anjak piutang), Post-dated check,
dimana bank bertindak sebagai juru tagih tanpa membayarkan dulu
piutang tersebut.
33
4) Ar-Rahn
Adalah menahan salah satu harta milik si peminjam sebagai
jaminan atas pinjaman yang diterimanya. Barang yang ditahan
tersebut memiliki nilai ekonomis. Dengan demikian, pihak yang
menahan memperoleh jaminan untuk dapat mengambil kembali
seluruh atau sebagian piutangnya.
5) Al-Qardh
Al-qardh adalah pemberian harta kepada orang lain yang dapat
ditagih atau diminta kembali atau dengan kata lain meminjamkan
tanpa mengharapkan imbalan. Produk ini digunakan untuk membantu
usaha kecil dan keperluan sosial. Dana ini diperoleh dari dana zakat,
infaq dan shadaqah.
5. Investasi
Investasi dapat diartikan sebagai pengeluaran atau perbelanjaan
penanam-penanam modal atau perusahaan untuk membeli barang-barang
modal dan perlengkapan-perlengkapan produksi untuk menambah
kemampuan memproduksi barang-barang dan jasa-jasa yang tersedia dalam
perekonomian. Investasi tidak hanya untuk memaksimalkan output, tetapi
untuk menentukan distribusi tenaga kerja dan distribusi pendapatan,
pertumbuhan dan kualitas penduduk serta teknologi (Sukirno, 2012).
Investasi atau pengeluaran-pengeluaran untuk membeli barang modal dan
peralatan-peralatan produksi dengan tujuan mengganti dan untuk menambah
barang-barang modal dalam perekonomian yang akan digunakan untuk
34
memproduksikan barang dan jasa di masa depan. Investasi atau pengeluaran
untuk membeli barang-barang modal dan peralatan produksi dibedakan
menjadi investasi perusahaan swasta, perubahan inventaris perusahaan, dan
investasi yang dilakukan oleh pemerintah. Investasi perusahaan merupakan
komponen yang terbesar dari investasi dalam suatu negara. Pengeluaran
investasi tersebut terutama meliputi mendirikan bangunan industri, membeli
mesin-mesin dan peralatan produksi lain dan pengeluaran untuk menyediakan
bahan mentah. Investasi yang dilakukan di masa kini sangat erat
hubungannya dengan prospek memperoleh keuntungan di masa depan.
6. Ekspor
Ekspor merupakan proses transportasi barang atau komoditas dari suatu
negara ke negara lain. Proses ini seringkali digunakan oleh perusahaan
dengan skala bisnis kecil sampai menengah sebagai strategi utama untuk
bersaing di tingkat internasional. Strategi ekspor digunakan karena risiko
lebih rendah, modal lebih kecil dan lebih mudah bila dibandingkan dengan
strategi lainnya. Strategi lainnya misalnya franchise dan akuisisi.
Fungsi penting komponen ekspor dari perdagangan luar negeri adalah
negara memperoleh keuntungan dan pendapatan nasional, yang pada
gilirannya menaikkan jumlah output dan laju pertumbuhan ekonomi. Dengan
tingkat output yang lebih tinggi lingkaran setan kemiskinan dapat dipatahkan
dan pembangunan ekonomi dapat ditingkatkan (Jhingan, 2000).
Beberapa teori tentang perdagangan internasional (Pujoalwanto, 2014):
a. Teori Absolute Advantage dari Adam Smith
35
Teori Absolute advantege lebih mendasarkan pada besarnya riil
bukan moneter sehingga sering dikenal dengan nama teori murni
perdagangan internasional. Murni dalam arti bahwa teori ini
memusatkan perhatiannya pada variabel riil seperti misalnya nilai
suatu barang diukur dengan banyaknya tenaga kerja yang
dipergunakan untuk menghasilkan barang. Makin banyak tenaga
kerja yang digunakan akan makin tinggi nilai barang tersebut.
b. Teori Comparative Advantage dari John Stuard Mill
Teori ini menyatakan bahwa suatu Negara akan menghasilkan
dan kemudian mengekspor suatu barang yang memiliki Comparative
Advantage terbesar dan mengimpor barang yang dimiliki
Comparative disadvantage (suatu barang yang dapat dihasilkan
dengan lebih murah dan mengimpor barang yang kalau dihasilakan
sendiri memakan ongkos yang besar). Teori ini menyatakan bahwa
nilai suatu barang ditentukan oleh banyaknya tenag kerja yang
dicurahkan untuk memproduksi barang trsebut.
c. Teori Cost Comparative Advantage dari David Ricardo (Labor
Efficiency)
Menurut teori Cost Comparative Advantage (Labor Efficiency)
suatu negara akan memperoleh manfaat dari perdagangan
internasional jika melakukan spesiali produksi dan mengekspor
barang dimana Negara tersebut dapat berproduksi relative lebih
36
efisien serta mengimpor barang dimana Negara tersebut berproduksi
kurang/tidak efisien.
d. Teori Heckscher-Ohlin
Teori Heckscher-Ohlin (H-O) menjelaskan beberapa pola
perdagangan dengan baik, negara-negara cenderung untuk mengekspor
barng-barang yang menggunakan faktor produksi yang relative
melimpah secara intensif. Menurut Heckscher-Ohlin, suatu Negara akan
melakukan perdagangan dengan Negara lain disebabkan Negara
tersebut memiliki keunggulan komparatif yaitu keunggulan dalam
teknologi dan keunggulan faktor produksi.
B. Keterkaitan Antar Variabel
1. Hubungan Antara Pembiayaan Bank Syariah Dengan PDB
Pembiayaan bank syariah merupakan pendanaan yang diberikan bank
kepada masyarakat sesuai akad yang disepakati antar keduanya. Pembiayaan ini
bisa digunakan untuk kegiatan produktif atau kegiatan konsumtif, yang mana
nantinya ketika pembiayaan ini digunakan oleh masyarakat atau nasabah baik itu
pembiayaan produktif maupun konsumtif bisa meningkatkan pertumbuhan
ekonomi suatu negara.
Salah satu ciri utama perbankan syariah yang berdampak positif terhadap
pertumbuhan sektor riil dan ekonomi yaitu bahwa lembaga keuangan syariah lebih
menekankan pada peningkatan produktivitas. Melalui pola pembiayaan seperti
Mudharabah dan musharakah maka sektor riil dan sektor keuangan akan bergerak
secara seimbang. Akibatnya semakin tumbuh perbankan syariah maka akan
37
semakin besar kontribusinya terhadap kinerja dan pertumbuhan ekonomi. (Rama,
2013).
2. Hubungan Antara Kredit Perbankan Konvensional dengan PDB
Kredit perbankan konvensional adalah salah satu kegiatan bank dalam
menunjang kegiatan ekonomi suatu negara. Apabila kredit yang diberikan
dialokasikan ke bentuk usaha yang produktif maka hal tersebut dapat sangat
membantu dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi suatu negara.
Sektor keuangan memegang peranan yang sangat signifikan dalam
memicu pertumbuhan ekonomi suatu negara. Sektor keuangan menjadi lokomotif
pertumbuhan sektor riil via akumulasi kapital dan inovasi teknologi. Lebih
tepatnya, sektor keuangan mampu memobilisasi tabungan. Mereka menyediakan
para peminjam berbagai instrumen keuangan dengan kualitas tinggi dan resiko
rendah. Hal ini akanmenambah investasi dan akhirnya mempercepat pertumbuhan
ekonomi (Inggrid, 2006).
3. Hubungan Antara Investasi dengan PDB
Salah satu faktor untuk menaikan pembangunan daerah adalah dengan
tersedianya modal dalam bentuk investasi. Tidak adanya modal dalam
pembangunan merupakan faktor penghambat terhadap pertumbuhan ekonomi.
Investasi merupakan salah satu variabel makro yang mempengaruhi
pertumbuhan ekonomi. Ketika investasi naik maka PDB pun akan ikut naik, dan
sebaliknya ketika investasi turun maka PDB pun ikut turun. Hal ini sesuai dengan
teori ekonomi Harrod-Domar yang mengatakan bahwa pentingnya investasi
38
terhadap pertumbuhan ekonomi, dikarenakan investasi akan meningkatkan stok
barang modal yang nantinya akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi.
4. Hubungan Antara Ekspor dengan PDB
Ekspor merupakan salah satu kegiatan dari perdagangan internasional
yang penting bagi suatu negara. Peningkatan aktivitas ekspor dari suatu negara
dapat meningkatkan pertumbuhan ekonominya. Menurut Sutawijaya (2010)
ekspor akan menghasilkan devisa yang akan digunakan untuk membiayai impor
bahan baku dan barang modal yang diperlukan dalam proses produksi yang akan
membentuk nilai tambah. Agregasi nilai tambah yang dihasilkan oleh seluruh unit
produksi dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi (PDB).
C. Penelitian Terdahulu
1. Ali Rama. 2013. Perbankan Syariah Dan Pertumbuhan Ekonomi Indonesia
Penelitian ini bertujuan untuk menguji secara empiris hubungan dinamis
perkembangan perbankan syariah, pasar modal, perdagangan, inflasi terhadap
pertumbuhan ekonomi indonesia dari tahun 2002-2012, untuk melihat
apakah sistem keuangan mempengaruhi pertumbuhan ekonomi atau
pertumbuhan ekonomi yang mentransformasi operasional sistem perbankan
dalam jangka panjang. Adapun variabel yang digunakan adalah total
pembiayan (Total Financing) dan total dana pihak ketiga (Total Deposit)
perbankan syariah sebagai representasi sektor keuangan perbankan syariah.
Industrial Production Index (IPI) sebagai pengganti GDP (Gross Domestic
Product) sebagai representasi pertumbuhan ekonomi. Variabel tambahan
lainnya adalah aktivitas perdagangan (Trade) yang merupakan penjumlahan
39
volume ekspor dan impor, Cunsumer Price Index (CPI) atau Indeks Harga
Konsumen sebagai represesntasi tingkat inflasi dan Jakarta Composite Index
(JCI) sebagai representasi dari sektor pasar modal. Semua data time series
masing-masing variabel dalam penelitian adalah dalam bentuk logaritma (log)
kecuali IPI.
Metode penelitian yang dipakai dalam penelitian ini adalah model Vector
Autoregression dimana termasuk di dalamnya tes kointegrasi dan analisis
impulse response (IRF) serta variance decomposition. Tahapan-tahapan
investigasi dengan menggunakan teknik ekonometrik time series adalah
sebagai berikut: (i) tes unit root dan kointegrasi; (ii) spesifikasi dan estimasi
VAR; dan (iii) analisis impulse response dan variance decomposition. Secara
spesifik untuk melihat hubungan sebab akibat antara sektor perbankan dengan
pertumbuhan ekonomi, penelitian ini menggunkan test Causality Granger.
Berdasarkan hubungan kausalitas Granger di antara variabel, penelitian
ini menemukan terdapat hubungan bi-directional causality antara
perkembangan perbankan syariah dengan pertumbuhan ekonomi. Hasil ini
membuktikan bahwa pertumbuhan perbankan syariah di Indonesia dapat
mendorong ekspansi ekonomi yang tinggi melalui bentuk-bentuk produk dan
layanan yang sesuai syariah. Penelitian juga menemukan bahwa variasi
pembiayaan bank syariah dapat menjelaskan secara signifikan variasi
pertumbuhan ekonomi. Penelitian ini juga mengindikasikan bahwa
peningkatan infrastruktur perbankan syariah di Indonesia akan memberikan
40
manfaat terhadap perkembangan ekonomi dan hal ini penting dalam jangka
panjang untuk perkembangan kesejahteraan masyarakat.
Perbedaan jurnal ini dengan penelitian penulis saat ini adalah penulis
menambahkan variabel yang merepresentasikan perbankan konvensional
yaitu kredit, dan pada variabel dependennya penulis memakai PDB sebagai
represestasi pertumbuhan ekonomi. Selain itu periode yang digunakan pun
berbeda dengan penelitian ini.
2. Haqiqi Rafsanjani dan Raditya Sukmana. 2014. Pengaruh Perbankan Atas
Pertumbuhan Ekonomi: Studi Kasus Bank Konvensional dan Bank Syariah
Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji tentang pengaruh perbankan
(konvensional dan syariah) terhadap pertumbuhan ekonomi di Indonesia dari
tahun 2008-2012. Variabel yang digunakan antara lain; Total Kredit Bank
Konvensional (TK), Total Simpanan Bank Konvensional (TS), Total Aset
Bank Konvensional (TA), Total Pembiayaan Bank Syariah (TP), Total
Simpanan Bank Syariah (TSS), dan Total Aset Bank Syariah (TAS) sebagai
variabel independen, serta Groos Domestic Product (GDP) sebagai variabel
dependen.
Haqiqi dan Raditya menggunakan metode analisis kointegrasi dan
Kausalitas Granger pada penelitian ini, hasilnya menunjukkan bahwa secara
umum perbankan konvensional dan syariah berpengaruh terhadap
pertumbuhan ekonomi di Indonesia.
41
3. Inggrid. 2006. Sektor Keuangan dan Pertumbuhan Ekonomi di Indonesia:
Pendekatan Kausalitas dalam Multivariate Vector Error Correction Model
(VECM)
Penelitian ini bertujuan untuk menginvestigasi peranan sektor keuangan
dalam memicu pertumbuhan ekonomi di Indonesia dalam kurun waktu
1992:Q2-2004:Q4. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah
kredit perbankan, variabel spread (perbedaan antara suku bunga pinjaman
dan suku bunga simpanan), kurs riil, indeks harga konsumen (IHK), dan
sertifikat Bank Indonesia (SBI) sebagai variabel independen. Serta variabel
pertumbuhan ekonomi Indonesia yang direpresentasikan oleh Produk
Domestik Bruto (PDB) sebagai variabel dependen.
Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
Vector Error Correction Model (VECM).
Penelitian ini menghasilkan bahwa sektor keuangan di Indonesia
berpengaruh secara positif terhadap pertumbuhan ekonmi dan mendukung
hipotesis bahwa sistem keuangan dapat menjadi mesin pertumbuhan di
negara ini.
4. Khairul Amri dan Hasdi Aimon. 2017. Pengaruh Pembentukan Modal dan
Ekspor Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Indonesia
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh dari pembentukan
modal dan ekspor terhadap pertumbuhan ekonomi di Indonesia dan hubungan
antara semua variabel dalam kurun waktu 2000:Q1 – 2013:Q4. Variabel yang
digunakan dalam penelitian ini adalah pembentukan modal tetap bruto
42
(PMTB) dan ekspor sebagai variabel independen. Dan pertumbuhan ekonomi
Indonesia yang direpresentasikan oleh Produk Domestik Bruto (PDB) sebagai
variabel dependen.
Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
Vector Error Correction Model (VECM) dan Granger Causality Test.
Penelitian ini mengahasilkan bahwa pada jangka panjang ekspor
berpengaruh positif terhadap pertumbuhan ekonomi di Indonesia, namun
pada jangka pendek ekspor tidak berdampak secara nyata bagi petumbuhan
ekonomi. Dan variabel PMTB berpengaruh positif dan signifikan terhadap
pertumbuhan ekonomi. Hasil uji kausalitas Granger memberikan bukti
empiris bahwa ada hubungan kausal dua arah antara PMTB dan PDB dan
antara ekspor dan PDB. Tidak ada hubungan kausalitas antara PMTB dan
ekspor.
5. Adrian Sutawijaya dan Zulfahmi. 2010. Pengaruh Ekspor Dan Investasi
Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Tahun 1980-2006
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh
investasi pemerintah, investasi swasta, ekspor migas dan non migas terhadap
pertumbuhan ekonomi Indonesia dalm kurun waktu 1980-2006. Variabel
yang digunakan dalam penelitian ini adalah investasi pemerintah, investasi
swasta, ekspor migas dan non migas sebagai variabel independen. Dan
pertumbuhan ekonomi Indonesia sebagai variabel dependen.
Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
Ordinary Least Square (OLS).
43
Penelitian ini mengahasilkan bahwa investasi swasta, investasi
pemerintah, ekspor migas, ekspor non migas secara bersamasama
berpengaruh secara signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi di Indonesia.
6. Wulan Asnuri. 2013. Pengaruh Instrumen Moneter Syariah Dan Ekspor
Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Di Indonesia
Penelitian ini bertujuan untuk menganlisis pengaruh instrumen moneter
syariah dan ekspor terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia dari tahun
2007-2011. Variabel yang digunakan adalah total pembiayaan dalam
perbankan Islam (PEM), Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS) dan
kontribusi ekspor terhadap pertumbuhan ekonomi di Indonesia yang diwakili
oleh Produk Domestik Bruto (PDB).
Metode analisis yang digunakan adalah metode koreksi kesalahan atau
dikenal dengan Error correction Model (ECM).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa SBIS jangka pendek memiliki
dampak negatif terhadap pertumbuhan ekonomi, sebaliknya total pembiayaan
dan kontribusi ekspor tidak berdampak terhadap pertumbuhan ekonomi.
Dalam jangka panjang, total pembiayaan, SBIS, dan kontribusi ekspor
berdampak negatif terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia.
7. Raditya Sukmana dan Salina H. Kassimy. 2010. Roles of the Islamic banks in
the monetary transmission process in Malaysia
Penelitian ini bertujuan untuk melihat bagaimana pentingnya perbankan
syariah dalam mekanisme transmisi kebijakan moneter di Malaysia selama
periode tahun 1994-2007. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini
44
adalah pembiayaan perbankan syariah, deposito perbankan syariah, dan suku
bunga ONIGHT sebagai variabel independen, serta pertumbuhan ekonomi di
malaysia yang direpresentasikan oleh Industrial Production Index (IPI)
sebagai variabel dependen.
Metode analisis yang digunakan adalah Uji Kointegrasi, Uji Impulse
Response Function (IRF), dan Uji Variance Decompositions.
Hasil penelitian ini menemukan bahwa di malaysia perbankan syariah
memiliki peran yang penting dalam mekanisme transmisi kebijakan moneter.
Perbankan syariah efektif dalam mentransmisikan kebijakan moneter
terhadap sektor riil.
Tabel 2.1 menunjukkan ringkasan penelitian-penelitian sejenis yang
menjadi bahan referensi dalam penelitian ini:
Tabel 2.1
Penelitian Terdahulu
No. Penulis dan
Judul
Penelitian
Dependen/
Independen
Variabel
Metode
Analisis
Hasil Penelitian
1. Ali Rama
(2013)
Perbankan
Syariah Dan
Pertumbuhan
Ekonomi
Indonesia
Independen:
Total Financing,
Total Deposit,
Trade,
Cunsumer Price
Index
Indeks Harga
Konsumen,
Jakarta
Composite Index
Menggunakan
metode model
Vector
Autoregression
Hasil yang
didapat dari
penelitian ini
adalah
bahwa terdapat
hubungan bi-
directional
causality antara
perkembangan
perbankan
syariah dengan
pertumbuhan
ekonomi dan
45
Dependen : IPI
variasi
pembiayaan
bank syariah
dapat
menjelaskan
secara
signifikan
variasi
pertumbuhan
ekonomi.
2. Haqiqi
Rafsanjani dan
Raditya
Sukmana
(2014)
Pengaruh
Perbankan Atas
Pertumbuhan
Ekonomi: Studi
Kasus Bank
Konvensional
dan Bank
Syariah
Independen:
Total Kredit,
Total Simpanan
Bank
Konvensional,
Total Aset Bank
Konvensional,
Total
Pembiayaan
Bank Syariah,
Total Simpanan
Bank Syariah,
dan Total Aset
Bank Syariah
Dependen: GDP
Menggunakan
metode
analisis
kointegrasi
dan Kausalitas
Granger
Hasil yang
didapat dari
penelitian ini
adalah secara
umum
perbankan
konvensional
dan syariah
berpengaruh
terhadap
pertumbuhan
ekonomi di
Indonesia.
3. Inggrid (2006)
Sektor
Keuangan dan
Pertumbuhan
Ekonomi di
Indonesia:
Pendekatan
Kausalitas
dalam
Multivariate
Independen:
kredit
perbankan,
variabel spread,
kurs riil, dan
IHK
Dependen:
Pertumbuhan
Menggunakan
metode Vector
Error
Correction
Model
(VECM)
Hasil yang
didapat dari
penelitian ini
adalah sektor
keuangan di
Indonesia
berpengaruh
secara positif
terhadap
pertumbuhan
ekonmi dan
46
Vector Error
Correction
Model (VECM)
Ekonomi
Indonesia
mendukung
hipotesis bahwa
sistem keuangan
dapat menjadi
mesin
pertumbuhan di
negara ini.
4. Khairul Amri
dan Hasdi
Aimon (2017)
Pengaruh
Pembentukan
Modal dan
Ekspor
Terhadap
Pertumbuhan
Ekonomi
Indonesia
Independen:
PMTB dan
ekspor
Dependen:
Pertumbuhan
Ekonomi
Indonesia
Menggunakan
metode Vector
Error
Correction
Model
(VECM) dan
Granger
Causality Test.
Hasil yang
didapat dari
penelitian ini
adalah ekspor
dan PMTB
berpengaruh
positif terhadap
pertumbuhan
ekonomi. Dan
ada hubungan
kausal dua arah
antara PMTB
dan PDB dan
antara ekspor
dan PDB. Tidak
ada hubungan
kausalitas antara
PMTB dan
ekspor.
5. Adrian
Sutawijaya dan
Zulfahmi
(2010)
Pengaruh
Ekspor Dan
Investasi
Terhadap
Pertumbuhan
Ekonomi
Indonesia
Tahun 1980-
2006
Independen:
Investasi
Pemerintah,
Investasi
Swasta, Ekspor
Migas Dan Non
Migas
Dependen:
Pertumbuhan
Ekonomi
Indonesia
Menggunakan
metode
Ordinary
Least Square
(OLS)
Hasil yang
didapat dari
penelitian ini
adalah investasi
swasta, investasi
pemerintah,
ekspor migas,
ekspor non
migas secara
bersamasama
berpengaruh
secara signifikan
terhadap
pertumbuhan
ekonomi di
Indonesia
47
6. Wulan Asnuri
(2013)
Pengaruh
Instrumen
Moneter
Syariah Dan
Ekspor
Terhadap
Pertumbuhan
Ekonomi Di
Indonesia
Independen:
Pembiayaan
Perbankan
Syariah, SBIS
dan Kontribusi
Ekspor
Dependen: PDB
Menggunakan
metode Error
correction
Model (ECM)
Hasil yang
didapat dari
penelitian ini
adalah SBIS
jangka pendek
memiliki
dampak negatif
terhadap
pertumbuhan
ekonomi,
sebaliknya total
pembiayaan dan
kontribusi
ekspor tidak
berdampak
terhadap
pertumbuhan
ekonomi. Dalam
jangka panjang,
total
pembiayaan,
SBIS, dan
kontribusi
ekspor
berdampak
negatif terhadap
pertumbuhan
ekonomi
Indonesia.
7. Raditya
Sukmana dan
Salina H.
Kassimy (2010)
Roles of the
Islamic banks in
the monetary
transmission
process in
Malaysia
Independen:
pembiayaan
perbankan
syariah, deposito
perbankan
syariah, dan
suku bunga
ONIGHT
Dependen:
pertumbuhan
ekonomi di
Malaysia
Menggunakan
metode Vector
Error
correction
Model
(VECM)
Hasil yang
didapat dari
penelitian ini
adalah bahwa di
malaysia
perbankan
syariah memiliki
peran yang
penting dalam
mekanisme
transmisi
kebijakan moneter.
Perbankan
48
syariah efektif
dalam
mentransmisikan
kebijakan
moneter
terhadap sektor
riil.
49
D. Kerangka Penelitian
Gambar 2.1
Kerangka Penelitian
Data Time Series
Uji lag optimal
Uji Stasioneritas Data
Stasioner Tidak Stasioner
VAR pada level VAR pada first difference
Uji Kausalitas Granger
Uji Kointegrasi
Terkointegrasi Tidak Terkointegrasi
VAR VECM
Impulse Response Function
Forecast Error Variance Decomposition
50
E. Hipotesis
Hipotesis penelitian merupakan pernyataan peneliti tentang hubungan
variabel–variabel dalam penelitian, serta merupakan pernyataan yang paling
spesifik (Mudrajad, 2009:59).
Berdasarkan rumusan masalah yang telah diuraikan, maka hipotesis yang
dapat dirumuskan adalah sebagai berikut:
1. Kredit Bank Konvensional terhadap PDB
H0: Tidak terdapat pengaruh positif kredit bank konvensional terhadap
PDB
H1: Terdapat pengaruh positif kredit bank konvensional terhadap PDB
2. Pembiayaan Bank Syariah terhadap PDB
H0: Tidak terdapat pengaruh positif pembiayaan bank syariah terhadap
PDB
H1: Terdapat pengaruh positif pembiayaan bank syariah terhadap PDB
3. Investasi terhadap PDB
H0: Tidak terdapat pengaruh positif investasi terhadap PDB
H1: Terdapat pengaruh positif investasi terhadap PDB
4. Ekspor terhadap PDB
H0: Tidak terdapat pengaruh positif ekspor terhadap PDB
H1: Terdapat pengaruh positif ekspor terhadap PDB
51
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian
Dalam penelitian ini, penulis ingin melihat seberapa besar
pengaruh perbankan di Indonesia baik perbankan konvensional maupun
perbankan syariah terhadap perekonomian Indonesia. Oleh karena itu
penulis menggunakan variabel pembiayaan perbankan syariah yang
mewakili perbankan syariah dan variabel kredit perbankan yang mewakili
variabel perbankan konvensional. Pengambilan variabel tersebut menjadi
variabel yang mewakili sektor perbankan dikarenakan variabel
pembiayaan syariah dan kredit perbankan yang bisa berinteraksi langsung
ke sektor riil yang diharapkan bisa meningkatkan perekonomian Indonesia
dalam hal ini diwakili oleh Produk Domestik Bruto (PDB).
Berdasarkan pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa variabel
terikat dalam penelitian ini adalah Produk Domestik Bruto (PDB). Dan
variabel bebas dalam penelitian ini adalah total pembiayaan bank syariah,
total kredit bank konvensional. Dan untuk mendukung hasil penelitian
agar lebih valid penulis menambahkan dua variabel bebas ke dalam
penelitian ini yaitu variabel total ekspor dan total investasi.
B. Jenis dan Sumber Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini bersifat data
sekunder yang berupa deret waktu (time series) kuartal. Data yang terdapat
didalam penelitian ini berasal dari laporan-laporan yang dikeluarkan
52
secara berkala dari lembaga-lembaga terkait seperti Otoritas Jasa
Keuangan (OJK) dan Badan Pusat Statistik (BPS). Periode penelitian
dimulai dari 2009:Q1 hingga 2016:Q4. Adapun rincian data yang
digunakan dalam penelitian ini dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
Tabel 3.1 Variabel dan Sumber Data
No. Variabel Sumber Data
1. Tingkat Produk Domestik
Bruto
Badan Pusat Statistik (BPS).
2. Total Pembiayaan Bank
Syariah
Statistik Perbankan Syariah
Otoritas Jasa Keuangan (SPS
OJK).
3. Total Kredit Bank
Konvensional
Statistik Perbankan Indonesia
Otoritas Jasa Keuangan (SPI
OJK)
4. Total Ekspor Badan Pusat Statistik (BPS)
5. Total Investasi Badan Pusat Statistik (BPS).
C. Metode Pengumpulan Data
1. Library Research ( Studi Literatur )
Adalah metode pengumpulan data melalui berbagai sumber
literatur seperti jurnal, buku teks, paper ilmiah dan lain sebagainya yang
berhubungan dengan aspek yang akan diteliti untuk memperoleh data yang
valid.
53
2. Field Research ( Studi Lapangan)
Adalah metode pengumpulan data melalui pengumpulan data
sekunder yang diperoleh dari sumber sumber terpercaya. Sumber data
sekunder dalam penelitian ini diperoleh dari situs resmi Badan Pusat
Statistik (www.bps.go.id ) dan dari situs resmi Otoritas Jasa Keuangan
(OJK) (www.ojk.go.id).
D. Metode Analisis Data
Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
metode VAR/VECM yang dibantu perangkat lunak E-Views 9 untuk
menganalisis pengaruh perbankan konvensional dan perbankan syariah
yang diwakili oleh variabel total kredit dan total pembiayaan syariah, dan
ditambahkan dua variabel lagi untuk mendapatkan hasil penelitian yang
lebih valid yaitu total ekspor dan total investasi terhadap Produk Domestik
Bruto (PDB). Analisis VECM digunakan untuk melihat hubungan jangka
panjang dan jangka pendek antara variabel dependen dan variabel
independen.
Analisis data dengan menggunakan pendekatan model VAR dan
VECM yang umumnya digunakan yaitu estimasi VECM, Impulse Respons
Function (IRF), Forecast Error Variance Decomposition (FEVD), dan Uji
Kausalitas Granger. Sebelum melakukan estimasi VAR/VECM, maka ada
beberapa tahapan yang harus dilakukan yaitu pengujian pra-estimasi.
Pengujian-pengujian tersebut antara lain Uji Stasioneritas data, penentuan
lag optimal, dan Uji Kointegrasi.
54
1. Uji Stasioneritas Data
Tahap awal yang dilakukan adalah dengan melakukan uji
stasioneritas. Data ekonomi time series umumnya mengandung akar unit
atau tidak stasioner. Data yang mengandung akar unit (tidak stasioner)
akan memberikan hasil estimasi yang semu (spurious) karena tren data
tersebut cenderung berfluktuasi tidak di sekitar nilai rata-ratanya. Hasil
estimasi yang semu tersebut akan menggambarkan hubungan antar
variabel yang terlihat signifikan secara statistik padahal kenyataannya
tidak. (Sangidi, 2014). Tipe pengujian yang umumnya digunakan untuk
menguji stasioneritas, yaitu Augmented Dickey-Fuller Test dan Phillips-
Perron Test.
Uji Stasioneritas dalam penelitian ini menggunakan Augmented
DickeyFuller (ADF). Uji Stasioneritas data dalam ADF dilihat dari nilai t-
statistik yang dibandingkan dengan nilai kritis Mac-Kinnon pada level 1
persen, 5 persen, atau 10 persen. Apabila nilai mutlak t-statistik ADF lebih
kecil dari nilai mutlak MacKinnon Critical Value maka data telah stasioner
pada taraf nyata. Apabila berdasarkan hasil uji ADF data tidak stasioner
pada tingkat level maka harus dilakukan penarikan diferensial sampai data
stasioner pada tingkat first difference atau second difference.
2. Uji Lag Optimal
Tahap penting yang harus dilakukan dalam menggunakan model
VAR/VECM adalah menentukan panjang lag optimal. Lag berguna untuk
menghilangkan masalah autokorelasi dan untuk menunjukkan berapa lama
55
reaksi suatu variabel terhadap variabel lainnya. Penentuan panjang lag
optimal harus secara tepat karena apabila lag yang dipilih terlalu panjang
maka akan banyak derajat bebas yang terbuang, sehingga akan
mengakibatkan model menjadi tidak signifikan. Penentuan panjang lag
optimal dapat diidentifikasi dengan menggunakan Akaike Information
Criterion (AIC), Schwarz Criterion (SC), dan Hannan-Quin Information
Criterion (HQ).
3. Uji Stabilitas VAR
Uji stabilitas VAR dilakukan dengan cara menghitung akar-akar
dari fungsi polinomial. Jika semua akar dari fungsi polinomial tersebut
berada di dalam unit circle atau jika nilainya < 1 maka model VAR
tersebut dianggap stabil sehingga hasil Impulse Response Function (IRF)
dan Forecast Error Variance Decomposition (FEVD) yang dihasilkan
dianggap valid.
4. Uji Kointegrasi
Uji kointegrasi dilakukan untuk menentukan stasioner atau
tidaknya variabel-variabel yang terkointegrasi. Pengujian kointegrasi dapat
dilakukan dengan uji Johansen Cointegration, dan uji Kointegrasi Durbin-
Watson. Pengujian ini dilakukan untuk melihat hubungan jangka panjang
antar variabel yang telah memenuhi persyaratan di mana semua variabel
telah stasioner pada derajat yang sama yaitu pada tahap first difference. Uji
kointegrasi dalam penelitian ini dilakukan dengan uji Johansen
Cointegration. Untuk mengetahui adanya kointegrasi dilihat dari nilai
56
trace statistic yang dibandingkan dengan nilai kritis (critical value).
Apabila nilai trace statistic > nilai kritis, maka disimpulkan bahwa
variabel tersebut terkointegrasi.
5. Uji Kausalitas Granger
Uji Kausalitas Granger dilakukan untuk melihat hubungan
kausalitas di antara variabel-variabel yang ada di dalam model. Kausalitas
Granger mengukur kekuatan hubungan antar variabel dan menunjukkan
arah hubungan sebab akibat yaitu X menyebabkan Y dan Y menyebabkan
X. Penggunaan uji kausalitas Granger dapat mengetahui beberapa hal,
sebagai berikut: Apakah X mendahului Y, apakah Y mendahului X, atau
hubungan X dan Y timbal balik.
Suatu variabel X dikatakan menyebabkan variabel lain Y, apabila
Y saat ini diprediksi lebih baik dengan menggunakan nilai-nilai masa lalu
X. Asumsi dalam uji ini adalah bahwa X dan Y dianggap sepasang data
runtut waktu yang memiliki kovarians linier yang stasioner (Istiqomah,
2012). Hipotesis awal atau H0 diuji adalah tidak adanya hubungan
kausalitas, sedangkan hipotesis alternatifnya atau H1 adalah adanya
hubungan kausalitas. Kriteria dalam penerimaan atau penolakan H0
dilakukan dengan membandingkan nilai probabilitas dengan nilai kritis
yang digunakan.Apabila nilai probabilitas lebih kecil dari nilai kritis maka
H0 ditolak, sehingga terdapat hubungan kausalitas pada variabel-variabel
yang diuji. Nilai kritis yang digunakan dalam penelitian ini adalah 5 %.
57
6. Vector Error Correction Model (VECM)
VECM merupakan bentuk VAR yang terestriksi. Restriksi
tambahan ini harus diberikan karena adanya bentuk data yang tidak
stasioner namun memiliki kointegrasi. VECM kemudian memanfaatkan
informasi restriksi kointegrasi tersebut ke dalam spesifikasinya. Adapun
persamaan umum model VECM dapat dilihat sebagai berikut :
Keterangan :
y𝑡 : vektor yang berisi variabel yang dianalisis dalam
penelitian
µ0X : vektor intercept
µ1X : vektor koefisien regresi
t : time trend
y𝑡-1 : variabel in-level
ᴦix : matriks koefisien regresi
k – 1 : ordo VECM dari VAR
ɛt : error term
Ketika dua atau lebih variabel yang terlibat dalam suatu
persamaan pada data level tidak stasioner maka kemungkinan
terkointegrasi pada persamaan tersebut. Jika setelah dilakukan uji
kointegrasi terdapat persamaan kointegrasi dalam model yang digunakan
maka dianjurkan untuk memasukkan persamaan kointegrasi ke dalam
58
model yang digunakan. Kebanyakan data time series stasioner pada
perbedaan pertama. Maka untuk mengantisipasi hilangnya informasi
jangka panjang dalam penelitian ini akan digunakan model VECM
(Istiqomah, 2012).
Pengaruh jangka panjang dan jangka pendek dapat dilihat dari
nilai T-statistik yang dibandingkan dengan nilai T-tabel. Apabila nilai T-
statistik lebih besar dari nilai T-tabel maka variabel tersebut signifikan
memiliki pengaruh dalam jangka panjang atau jangka pendek.
7. Impulse Response Function (IRF)
Impulse respons function (IRF) menggambarkan tingkat laju dari
guncangan variabel yang satu terhadap variabel lainnya pada suatu rentang
periode tertentu, sehingga dapat dilihat lamanya pengaruh guncangan satu
variabel terhadap variabel lain hingga pengaruh tersebut hilang dan
mencapai keseimbangan. IRF digunakan untuk melihat pengaruh
kontemporer dari sebuah variabel dependen apabila mendapatkan
guncangan atau inovasi dari variabel independen sebesar satu standar
deviasi. Selain itu, IRF dapat mengukur kekuatan relatif dari berbagai
guncangan dan menelusuri pola dan arah transmisi guncangan. (Sangidi,
2014).
8. Forecast Error Variance Decomposition (FEVD)
Metode yang dapat dilakukan untuk melihat bagaimana perubahan
dalam suatu variabel yang ditunjukkan oleh perubahan error variance
yang dipengaruhi oleh variabel lainnya adalah FEVD. Metode ini
59
mencirikan suatu struktur dinamis dalam model VAR. Metode ini melihat
kekuatan dan kelemahan masing-masing variabel dalam mempengaruhi
variabel lainnya dalam kurun waktu yang panjang (Istiqomah, 2012).
Metode ini dapat melihat kekuatan dan kelemahan masing-masing variabel
memengaruhi variabel lainnya dalam kurun waktu yang panjang. FEVD
menghasilkan informasi mengenai peranan variabel tertentu terhadap
variabel lainnya dalam model.
E. Model Penelitian
Model yang digunakan dalam penelitian ini mengenai pengaruh
perbankan konvensional dan perbankan konvensional terhadap Produk
Domestik Bruto (PDB) dengan ditambahkan variabel ekspor dan investasi
sebagai variabel bebas. Berikut adalah model yang dibentuk dalam
penelitian ini:
Keterangan:
PDB = Produk Domestik Bruto sebagai proxy pertumbuhan ekonomi
Pembiayaan = Total pembiayaan bank syariah
Kredit = Total Kredit perbankan konvensional
Ekspor = Total ekspor Indonesia
Iinvestasi = total Investasi indonesia
PDB = β0 + β1Pembiayaan + β2Kredit+ β3Ekspor + β4Investasi + e
60
F. Operasional Variabel Penelitian
1. Variabel Dependen
Produk Domestik Bruto
Produk Domestik Bruto (PDB) adalah nilai pasar semua barang
dan jasa yang diproduksi oleh suatu negara pada periode tertentu. PDB
merupakan salah satu metode untuk menghitung pendapatan nasional.
Data Produk Domestik Bruto dalam penelitian ini menggunakan data dari
periode 2009:Q1 hingga 2016:Q4.
2. Variabel Independen
Variabel independen adalah variabel bebas yang dapat
mempengaruhi variabel lainnya. Variabel independen dapat disimbolkan
oleh huruf X. maka penelitian ini menspesifikasikan variabel independen
dan definisi operasional sebagai berikut:
a. X1 (Pembiayaan Bank Syariah)
Pembiayaan merupakan salah satu tugas pokok bank, yaitu
pemberian fasilitas penyediaan dana untuk memenuhi kebutuhan
pihak-pihak yang merupakan defisit unit yang mewajibkan nasabah
yang dibiayai untuk mengembalikan uang atau tagihan tersebut
setelah jangka waktu tertentu dengan imbalan atau bagi hasil.
Jumlah total pembiayaan bank syariah diperoleh dari Statistik
Perbankan Syariah (SPS) OJK yaitu dari periode 2009:Q1 hingga
2016:Q4.
b. X2 (Kredit Perbankan Konvensional)
61
Kredit adalah penyediaan uang atau tagihan berdasarkan
persetujuan atau kesepakatan pinjam-meminjam antara bank
dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk
melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan
pemberian bunga. Data kredit perbankan konvensional diperoleh
dari Statistik Perbankan Syariah (SPS) OJK yaitu dari periode
2009:Q1 hingga 2016:Q4.
c. X3 (Total Ekspor)
Ekspor adalah penjualan barang ke luar negeri dengan
menggunakan sistem pembayaran, kualitas, kuantitas dan syarat
penjualan lainnya yang telah disetujui oleh pihak eksportir dan
importir. Data total ekspor diperoleh dari Badan Pusat Statistik
(BPS) yaitu dari periode 2009:Q1 hingga 2016:Q4.
d. X4 (Total Investasi)
Investasi berarti pembelian (dan produksi) dari modal
barang yang tidak dikonsumsi tetapi digunakan untuk produksi
yang akan datang (barang produksi). Data total Investasi diperoleh
dari Badan Pusat Statistik (BPS) yaitu dari periode 2009:Q1 hingga
2016:Q4
62
BAB IV
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Data
1. Perkembangan Produk Domestik Bruto (PDB)
Produk Domestik Bruto (PDB) biasanya dijadikan sebagai
indikator untuk melihat perkembangan perekonomian suatu negara. PDB
diartikan sebagai nilai keseluruhan semua barang dan jasa yang diproduksi
di dalam wilayah tersebut dalam jangka waktu tertentu. PDB juga
mempunyai beberapa indikator seperti PDB menurut harga konstan, PDB
menurut harga berlaku, dan PDB perkapita. Dalam penelitian ini yang
digunakan adalah Produk Domestik Bruto (PDB) menurut harga konstan
2010. Berikut disajikan perkembangan Produk Domestik Bruto (PDB)
dalam jangka waktu 2009:Q1 sampai dengan 2016:Q4 yang tersedia dalam
bentuk grafik dibawah ini.
Grafik 4.1 Perkembangan Produk Domestik Bruto (PDB)
Sumber: Badan Pusat Statistik Indonesia (data diolah)
63
Dari Grafik 4.1 dapat dilihat bahwa perkembangan Produk
Domestik Bruto (PDB) dalam jangka waktu 2009:Q1 sampai dengan
2016:Q4 mengalami fluktuasi yang cenderung meningkat namun tidak
terlalu signifikan setiap periodenya. Walaupun mengalami fluktuasi dalam
perkembangannya tetapi perkembangan perekonomian Indonesia bisa
dibilang baik dan stabil karena tidak mengalami penuruna yang signifikan.
2. Perkembangan Pembiayaan Perbankan Syariah
Bank syariah sebagai lembaga intermediasi diartikan sebagai bank
yang mengumpulkan dana dari masyarakat dalam bentuk tabungan dan
deposito kemudian dana yang terkumpul tersebut diinvestasikan pada
sektor ekonomi yang dibolehkan secara syariah. Bank syariah
mengembangkan instrumen pembiayaan non bunga (interest-free financing
instruments) yang berdasarkan pada dua prinsip, yaitu bagi hasil dan risiko
(profit- and loss-sharing) dan tambahan margin (mark-up margin). (Rama,
2015)
Perbankan syariah sebagai lembaga intermediasi secara empiris
menjadi pemicu terjadinya peningkatan sisi permintaan ekonomi dan
selanjutnya berdampak pada peningkatan output (Terminanto dan Rama,
2017).
Dalam penelitian ini variabel yang digunakan sebagai represntasi
pembiayaan perbankan syariah adalah total pembiayaan perbankan
syariah. Berikut disajikan perkembangan Pembiayaan Perbankan Syariah
64
dalam jangka waktu 2009:Q1 sampai dengan 2016:Q4 yang tersedia dalam
bentuk grafik dibawah ini.
Grafik 4.2 Perkembangan Pembiayaan Perbankan Syariah
Sumber: Statistik Perbankan Syariah-OJK (data diolah)
Dari Grafik 4.2 diatas dapat dilihat bahwa perkembangan
pembiayaan syariah mengalami kenaikan yang cukup signifikan setiap
periodenya. Yang pada tahun 2009:Q1 hanya 39,3 miliar rupiah namun
pada tahun 2016:Q4 mencapai angka 248 miliar rupiah. Ini membuktikan
bahwa masyarakat mulai tertarik dengan sistem bagi hasil yang diterapkan
oleh perbankan syariah.
3. Perkembangan Kredit Perbankan Konvensional
Kredit perbankan konvensional dilakukan melalui pemberian
pinjaman uang kepada nasabah sebagai peminjam dimana pemberi
pinjaman memperoleh imbalan berupa bunga yang nantinya harus dibayar
oleh peminjam.
Menurut UU No. 10 pasal 1 ayat 11 bahwa kredit adalah
penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu,
65
berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam-meminjam antara bank
dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi
utangnya setelah jangka waktu dengan pemberian bunga.
Dalam penelitian ini variabel yang digunakan sebagai representasi
kredit perbankan konvensional adalah total kredit perbankan konvensional.
Berikut disajikan perkembangan kredit perbankan dalam jangka waktu
2009:Q1 sampai dengan 2016:Q4 yang tersedia dalam bentuk grafik
dibawah ini.
Grafik 4.3 Perkembangan Kredit Perbankan Konvensional
Sumber: Statistik Perbankan Indonesia-OJK (data diolah)
Dari Grafik 4.3 dapat dilihat bahwa perkembangan kredit
perbankan konvensional meningkat signifikan setiap periodenya.
Peningkatan yang signifikan ini dapat dilihat dari periode pertama pada
tahun 2009:Q1 sebanyak 1.305,4 miliar rupiah, yang hanya berselang
beberapa tahun saja meningkat menjadi 4.377,2 miliar rupiah pada tahun
20016:Q1. Ini membuktikan bahwa masyarakat / nasabah sangat
66
membutuhkan pinjaman kredit dari bank. Dan diharapkan pinjaman kredit
tersebut dialirkan nantinya ke sektor riil agar dapat meningkatkan
pertumbuhan ekonomi negara.
4. Perkembangan Ekspor
Ekspor merupakan salah satu indikator yang mempengaruhi
perkembangan ekonomi suatu negara. Ekspor sendiri adalah salah satu
bagian dari transaksi perdagangan, yang mana perdagangannya melibatkan
antar 2 negara maupun lebih. Ekspor pun terbagi menjadi beberapa sektor
yaitu sektor migas dan sektor non migas.
Peraturan tentang ekspor Indonesia diatur dalam undang-undang
nomor 7 tahun 2014 tentang perdagangan. Dalam undang-undang tersebut
pada pasal 1 ayat 16 dijelaskan bahwa ekspor adalah kegiatan
mengeluarkan Barang dari Daerah Pabean. Pengertian Daerah pabean
juga dijelaskan pada ayat sebelumnya yaitu ayat 15 yang berbunyi Daerah
Pabean adalah wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia yang
meliputi wilayah darat, perairan, ruang udara di atasnya, serta tempat
tertentu di Zona Ekonomi Eksklusif dan landas kontinen yang di
dalamnya berlaku Undang-Undang Kepabeanan.
Dalam penelitian ini variabel yang digunakan sebagai representasi
Ekspor Indonesia adalah total ekspor. Berikut disajikan perkembangan
ekspor dalam jangka waktu 2009:Q1 sampai dengan 2016:Q4 yang
tersedia dalam bentuk grafik dibawah ini.
67
Grafik 4.4 Perkembangan Ekspor
Sumber: Badan Pusat Statistik Indonesia (data diolah)
Grafik diatas menunjukkan perkembangan ekspor dalam beberapa
tahun terakhir, yang hasilnya bahwa ekspor Indonesia mengalami fluktuasi
setiap periodenya. Ekspor yang paling tinggi ditunjukkan pada tahun
2011:Q3 sebesar 716,2 miliar rupiah. Dan pada akhir periode 2016
kembali mengalami trend yang positif setelah beberapa periode
sebelumnya mengalami penurunan.
5. Perkembangan Investasi
Investasi juga sering disebut dengan penanaman modal. Menurut
Undang-undang no 25 tahun 2007 penanaman modal adalah segala bentuk
kegiatan menanam modal, baik oleh penanam modal dalam negeri maupun
penanam modal asing untuk melakukan usaha di wilayah negara Republik
Indonesia.
Berdasarkan dari undang-undang tersebut bahwa investasi terbagi
menjadi dua macam, yaitu: penanaman modal dalam negeri (PMDN) dan
penanaman modal asing (PMA). Dalam penelitian ini variabel yang
68
digunakan sebagai representasi penanaman modal (investasi) adalah total
investasi. Berikut disajikan perkembangan investasi dalam jangka waktu
2009:Q1 sampai dengan 2016:Q4 yang tersedia dalam bentuk grafik
dibawah ini.
Grafik 4.5 Perkembangan Investasi
Sumber: Badan Pusat Statistik Indonesia (data diolah)
Dari Grafik diatas dapat dilihat bahwa perkembangan investasi
pada periode awal belum stabil ditandai dengan adanya fluktuasi yang
cukup signifikan. Namun pada pertengahan periode yaitu pada tahun
2012:Q4 mengalami kenaikan yang cukup signifikan sampai akhir
periode, walaupun tetap terjadi fluktuasi ditengah periode tersebut.
Peningkatan yang paling tinggi ditunjukkan pada tahun 2016:Q4 sebesar
58,1 miliar. Dalam hal ini investasi di Indonesia cukup kecil yang
dibuktikan dengan nominal yang masih rendah, masih di kisaran puluhan
miliar. Hal ini salah satunya dipengaruhi oleh infrastruktur dan keamanan
yang kurang memadai yang membuat para investor berpikir banyak untuk
berinvestasi di Indonesia.
69
B. Hasil dan Pembahasan
Dalam penelitian ini analisis uji ekonometrika secara umum terbagi
menjadi dua tahap, yaitu : tahap Uji Pra-Estimasi dan tahap Uji Estimasi.
Tahap Pra-Estimasi ini terdiri dari Uji Stasioneritas Data, Penetuan Lag
Optimal, dan Uji Kointegrasi. Tahap Uji Estimasi terdiri dari Uji Kausalitas
Granger, Uji VECM, Impulse Response Function (IRF), dan Uji Forecast
Error Variance Decomposition (FEVD).
1. Uji Stasioneritas Data
Dalam Uji Stasioneritas Data ini metode yang digunakan adalah Uji
Augmanted Dickey Fuller (ADF) dengan taraf nyata 5%. Jika nilai test
statistic dari ADF lebih kecil dari critical values (nilai kritis) MacKinnon atau
jika nilai probabilitas test statistic dari ADF lebih kecil dari Alpha 0.05 maka
dapat dikatakan bahwa data yang digunakan tidak terdapat akar unit atau
dengan kata lain sudah stasioner.
Berdasarkan pengujian yang dilakukan dengan Uji ADF, tidak semua
data yang digunakan stasioner pada tingkat level dan first difference. Semua
data stsioner pada taraf nyata 5% pada tingkat second difference. Dari semua
data, hanya variabel investasi yang stasioner pada first difference. Sementara
variabel lainnya seperti PDB, pembiayaan syariah, kredit, dan ekspor
stasioner pada tingkat second difference.
Hasil Uji Stasioneritas Data pada tingkat level.
70
Tabel 4.1 Uji Stasioneritas Data pada tingkat level
Variabel ADF Statistic Critical Value Ket.
PDB 0.491914 -2.976263 Tidak Stasioner
Pembiayaan -0.098917 -2.963972 Tidak Stasioner
Kredit -2.547636 -2.976263 Tidak Stasioner
Ekspor -2.261687 -2.976263 Tidak Stasioner
Investasi 1.421461 -2.971853 Tidak Stasioner
Hasil Uji Stasioneritas Data pada tingkat first difference.
Tabel 4.2 Uji Stasioneritas Data pada tingkat first difference
Variabel ADF Statistic Critical Value Ket.
PDB -2.506361 -2.976263 Tidak Stasioner
Pembiayaan -2.290652 -2.963972 Tidak Stasioner
Kredit -2.354641 -2.976263 Tidak Stasioner
Ekspor -2.261687 -2.976263 Tidak Stasioner
Investasi -5.919327 -2.971853 Stasioner
71
Hasil Uji Stasioneritas Data pada tingkat second difference.
Tabel 4.3 Uji Stasioneritas Data pada tingkat second difference
Variabel ADF Statistic Critical Value Ket.
PDB -88.41902 -2.976263 Stasioner
Pembiayaan -6.785550 -2.967767 Stasioner
Kredit -9.902748 -2.976263 Stasioner
Ekspor -13.44195 -2.967767 Stasioner
Investasi -7.553529 -2.976263 Stasioner
2. Penentuan Lag Optimal
Penetuan Lag Optimal pada penelitian ini didasarkan pada nilai Akaike
information criterion (AIC), Schwarz Information Criterion (SC) dan Hannan
Quinnon (HQ). Dimana nilai lag dengan nilai Akaike Information Criterion (AIC)
dan Schwarz Information Criterion (SC) ataupun Hannan Quinnon (HQ) terendah
menunjukkan lag optimal. Pada penelitian ini dialkukan pengujian panjang lag
dari lag 1 hingga lag 2. Hasil pengujian ini menunjukkan bahwa model dalam
penelitian ini memiliki lag optimal 2. Dimana nilai Akaike Information Criterion
(AIC) terendah yaitu 38.31947 berada pada lag 2, nilai Schwarz Information
Criterion (SC) terendah yaitu 40.88833 berada pada lag 2, dan nilai Hannan
Quinnon (HQ) terendah yaitu 39.14127 pada lag 2.
72
Tabel 4.4 Hasil Uji Lag Optimal
Lag LogL LR FPE AIC SC HQ
0 -742.1435 NA 2.95e+15 49.80957 50.04310 49.88427
1 -586.4950 249.0376 5.00e+11 41.09966 42.50086 41.54792
2 -519.7921 84.49033* 3.61e+10* 38.31947* 40.88833* 39.14127*
3. Uji Stabilitas VAR
Setelah terbentuknya hasil estimasi persamaan VAR harus diuji
kestabilannya. Persamaan VAR dikatakan stabil apabila nilai modulusnya lebih
kecil atau kurang dari 1. Pada penelitian ini, nilai modulus dari seluruh roots
memiliki nilai modulus lebih kecil atau kurang dari 1 pada lag 2 yang
menyebabkan model menjadi stabil pada lag tersebut. Kondisi ini menunjukkan
bahwa hasil dari IRF dan FEVD valid.
Tabel 4.5 Hasil Uji Stabilitas VAR
Root Modulus 0.988193 0.988193
-0.949772 0.949772
0.028686 - 0.887201i 0.887665
0.028686 + 0.887201i 0.887665
0.840198 - 0.171444i 0.857512
0.840198 + 0.171444i 0.857512
0.633591 - 0.493287i 0.802976
0.633591 + 0.493287i 0.802976
-0.415280 0.415280
-0.124133 0.124133
4. Uji Kointegrasi
Untuk menentukan keberadaan kointegrasi antar variabel serta untuk
menentukan metode apa yang nantinya akan digunakan maka dilakukan Uji
73
Kointegrasi. Jika tidak terdapat kointegrasi antar variabel, maka penelitian
dilanjutkan dengan metode VAR. Jika terdapat kointegrasi antar variabel, maka
penelitian dialnjutkan dengan metode VECM untuk melihat dan menganalisis
hubungan jangka panjang dan jangka pendek antar variabel tersebut.
Uji Kointegrasi pada penelitian ini menggunakan Johansen Trace
Statistics Test. Apabila nilai Trace Statistics lebih besar dari nilai nilai kritis
(critical value) yang dalam penelitian ini digunakan sebesar 5%, maka terdapat
kointegrasi antar variabel.
Tabel 4.6 Hasil Uji Kointegrasi
Hypothesized Trace 0.05
No. of CE(s) Eigenvalue Statistic Critical Value Prob.**
None * 0.935115 180.7703 79.34145 0.0000
At most 1 * 0.881928 101.4514 55.24578 0.0000
At most 2 * 0.457537 39.49411 35.01090 0.0155
At most 3 * 0.366464 21.75669 18.39771 0.0163
At most 4 * 0.254569 8.519999 3.841466 0.0035
Hasil menunjukkan bahwa terdapat lima persamaan pada model
terkointegrasi. Hal ini mengindikasikan bahwa terdapat pengaruh jangka panjang
pada penelitian ini sehingga metode VECM adalah metode yang tepat untuk
digunakan dalam penelitian ini.
5. Uji Kausalitas Granger
Uji Kausalitas Granger ini berguna untuk melihat hubungan antar variabel
apakah mempunyai hubungan satu arah, dua arah ataupun tidak ada hubungan
sama sekali antar keduanya. Apabila nilai probabilitas lebih kecil dari nilai kritis,
74
maka terdapat hubungan diantara variabel yang diuji. Nilai kritis yang digunakan
dalam penelitian ini adalah 5% atau 0,05.
Berdasarkan hasil Uji Kausalitas Granger pada penelitian ini terdapat
hubungan satu arah antara variabel pembiayaan dan variabel PDB yang
ditunjukkan oleh nilai probabilitas sebesar 0,0284 yang signifikan pada taraf 5%
atau nilai probabilitasnya lebih kecil dari 0,05. Antara variabel PDB dengan
variabel kredit juga terlihat hubungan satu arah yang ditunjukkan oleh nilai
profitabilitas sebesar 0.0248 yang signifikan pada taraf 5% atau nilai
probabilitasnya lebih kecil dari 0,05. Pada variabel PDB dan variabel ekspor juga
terdapat hubungan satu arah yang ditunjukkan oleh nilai profitabilitas sebesar
0.0229 yang signifikan pada taraf 5% atau nilai probabilitasnya lebih kecil dari
0,05. Antara variabel PDB dan investasi terdapat hubungan satu arah yang
ditunjukkan oleh nilai profitabilitas sebesar 0.0070 yang signifikan pada taraf 5%
atau nilai probabilitasnya lebih kecil dari 0,05. Pada variabel pembiayaan dan
variabel kredit juga terdapat hubungan satu arah yang ditunjukkan oleh nilai
profitabilitas sebesar 0.0170 yang signifikan pada taraf 5% atau nilai
probabilitasnya lebih kecil dari 0,05. Antara variabel pembiayaan dan variabel
ekspor pun juga terdapat hubungan satu arah yang ditunjukkan oleh nilai
profitabilitas sebesar 0.0319 yang signifikan pada taraf 5% atau nilai
probabilitasnya lebih kecil dari 0,05. Pada variabel ekspor dan variabel investasi
juga terdapat hubungan satu arah yang ditunjukkan oleh nilai profitabilitas sebesar
0.0763 yang signifikan pada taraf 5% atau nilai probabilitasnya lebih kecil dari
0,05. Dari semua variabel hanya variabel ekspor dan variabel kredit yang terdapat
75
hubungan dua arah, yang ditunjukkan oleh nilai profitabilitas sebesar 0.0091 dan
0.0232 yang signifikan pada taraf 5% atau nilai probabilitasnya lebih kecil dari
0,05.
Tabel 4.7 Hasil Uji Kausalitas Granger
Null Hypothesis: Obs F-Statistic Prob.
PEMBIAYAAN does not Granger Cause PDB 30 4.12125 0.0284
PDB does not Granger Cause PEMBIAYAAN 1.57746 0.2264
KREDIT does not Granger Cause PDB 30 13.7868 9.E-05
PDB does not Granger Cause KREDIT 4.30026 0.0248
EKSPOR does not Granger Cause PDB 30 0.06300 0.9391
PDB does not Granger Cause EKSPOR 4.41160 0.0229
INVESTASI does not Granger Cause PDB 30 2.37972 0.1132
PDB does not Granger Cause INVESTASI 6.08958 0.0070
KREDIT does not Granger Cause PEMBIAYAAN 30 2.65093 0.0903
PEMBIAYAAN does not Granger Cause KREDIT 4.82059 0.0170
EKSPOR does not Granger Cause PEMBIAYAAN 30 1.41730 0.2612
PEMBIAYAAN does not Granger Cause EKSPOR 3.96773 0.0319
INVESTASI does not Granger Cause PEMBIAYAAN 30 0.34287 0.7130
PEMBIAYAAN does not Granger Cause INVESTASI 1.19999 0.3180
EKSPOR does not Granger Cause KREDIT 30 5.71170 0.0091
KREDIT does not Granger Cause EKSPOR 4.39424 0.0232
INVESTASI does not Granger Cause KREDIT 30 0.42893 0.6559
KREDIT does not Granger Cause INVESTASI 2.33290 0.1178
INVESTASI does not Granger Cause EKSPOR 30 2.85661 0.0763
EKSPOR does not Granger Cause INVESTASI 1.53078 0.2360
6. Uji Vector Error Correction Model (VECM)
Berdasarkan hasil Uji Kointegrasi sebelumnya, bahwa semua persamaan
terkointegrasi. Hal ini berarti bahwa model yang tepat untuk menganalisis
pengaruh jangka pendek dan jangka panjang variabel pembiayaan bank syariah,
76
kredit bank konvensional, ekspor, dan investasi terhadap PDB adalah dengan
metode VECM. Hasil uji VECM dikatakan signifikan atau mempunyai pengaruh
baik untuk jangka pendek dan jangka panjang adalah ketika nilai t-statistik lebih
besar dari nilai t-tabel yang telah ditetapkan yaitu sebesar 5%.
Tabel 4.8 Hasil Uji VECM
Jangka pendek
Variabel Koefisien T-Statistik
ECT -1.636884 -5.06507
Pembiayaan (-1) -2.565572 -3.33397
Kredit (-1) 0.136613 3.55645
Ekspor (-1) 0.113181 2.16571
Investasi (-1) 2.940068 3.83015
Jangka Panjang
Variabel Koefisien T-Statistik
Pembiayaan (-1) -1.254655 -8.18066
Kredit (-1) 0.197038 8.20472
Ekspor (-1) 0.028836 4.16601
Investasi (-1) 2.957452 8.44568
77
Nilai dan signifikasi statistik pada Error Correction Term (ECT) mengukur
sejauh mana variabel dependen memiliki kecenderungan untuk kembali ke
keseimbangan jangka panjang jika terjadi ketidakseimbangan (disequilibrium)
dalam jangka pendek. Nilai koefisiensi ECT menggambarkan kecepatan untuk
menyesuaikan (speed of adjustment) di antara variabel dalam keseimbangan
jangka panjang dalam suatu periode tertentu (Musri dan Rama, 2015).
ECT merupakan residual yang timbul dalam metode ECM. Apabila
koefisien ECT signifikan secara statistik yaitu koefisien ECT < 1 maka spesifikasi
model yang digunakan adalah valid (Safari, 2016). Dari hasil penelitian diatas
didapati bahwa ECT < 1 yang mana sebesar -1.636884 dan dapat disimpulkan
bahwa hasil dari penelitain diatas adalah valid.
Hasil untuk persamaan jangka pendek pada model, semua variabel
berpengaruh terhadap variabel Produk Domestik Bruto (PDB) karena nilai t-
hitung lebih besar dari nilai t-tabel 5% yaitu sebesar 1.70814. Koefisien yang
diperoleh dari masing-masing variabel adalah -2.565572 untuk pembiayaan,
0.136613 untuk kredit, 0.113181 untuk ekspor, 2.940068 untuk investasi. Dari
semua variabel hampir seluruhnya bernilai positif kecuali pembiayaan syariah
yang bernilai negatif.
Begitu juga untuk persamaan jangka panjang pada model, semua variabel
berpengaruh terhadap variabel Produk Domestik Bruto (PDB) karena nilai t-
hitung lebih besar dari nilai t-tabel 5% yaitu sebesar 1.70814. Koefisien yang
diperoleh dari masing-masing variabel adalah sebesar sebesar -1.254655 untuk
78
pembiayaan, 0.197038 untuk kredit, 0.028836 untuk ekspor, 2.957452 untuk
investasi. Dari semua variabel hampir seluruhnya bernilai positif, hanya
pembiayaan syariah yang bernilai negatif.
Berdasarkan hasil VECM ini, variabel pembiayaan memiliki hubungan
yang negatif pada jangka pendek dengan nilai koefisien -2.565572 dan jangka
panjang dengan nilai koefisien sebesar -1.254655. Besaran koefisien pada jangka
panjang ini menunjukkan bahwa setiap adanya peningkatan pembiayaan sebesar
1% maka akan diikuti dengan penurunan rasio Produk Domestik Bruto (PDB)
sebesar 1.254655 miliar.
Hasil yang didapat berbanding terbalik dengan beberapa penelitian
sebelumnya yang mengatakan bahwa pembiayaan bank syariah seharusnya
berpengaruh positif terhadap pertumbuhan ekonomi dikarenakan pembiayaan
bank syariah pembiayaan yang mengutamakan imbal hasil dan beberapa alasan
atau teori lainnya, seperti hasil penelitian dari Rama (2013) yang mengatakan
bahwa kebijakan pemerintah untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi melalui
peningkatan investasi menyebabkan perkembangan sektor keuangan khususnya
lembaga perbankan termasuk syariah di dalamnya, melalui kenaikan
pembiayaan/kredit sebagai alternatif pembiayaan pada sektor perbankan dan jasa-
jasa keuangan lainnya, guna mefasilitasi investasi dan akhirnya menghasilkan
pertumbuhan ekonomi.
Rafsanjani dan sukmana (2014), juga mendapatkan hasil bahwa
pembiayaan bank syariah berpengaruh positif terhadap pertumbuhan ekonomi,
mereka mengatakan bahwa dengan diberikannya pembiyaan/kredit oleh
79
perbankan di sektor riil akan mendorong pertumbuhan ekonomi dengan adanya
usaha-usaha baru yang nantinya akan mendorong laju pertumbuhan ekonomi dan
dapat mengurangi pengangguran di Indonesia.
Namun beberapa pendapat diatas berbanding terbalik dengan hasil yang
didapatkan di penelitian ini, yang menghasilkan bahwa pembiayaan bank syariah
berpengaruh negatif terhadap pertumbuhan ekonomi. Hal ini serupa dengan hasil
penelitian Asnuri (2013) yang mengatakan bahwa market share dari pembiayaan
syariah yang masih kecil dibandingkan dengan kredit konvensional. Selain itu
masih mendominasinya produk murabahah di bank syariah daripada produk kerja
sama seperti mudharabah dan musyarakah. Tingginya pembiayaan murabahah
akan membuat masyarakat lebih konsumtif. Lain halnya denganpembiayaan
mudharabah dan musyarakah yang menunjukkan adanya aktivitas usaha yang
dilakukan sehingga meningkatkan produktivitas masyarakat yang akhirnya akan
menaikkan pendapatan masyarakat.
Asnuri (2013) juga menambahkan, ketika pendapatan naik dan stabil akan
meningkatkan tingkat konsumsi masyarakat dan mendorong pertumbuhan industri
dalam menciptakan barang dan jasa. Hal ini berlangsung secara berkelanjutan,
karena masyarakat mempunyai aktivitas usaha dari pembiayaan mudhârabah dan
musyârakah yang akhirnya akan menaikkan pendapatan nasional dan
pertumbuhan ekonomi.
Berdasarkan hasil VECM tersebut, variabel kredit perbankan memiliki
hubungan yang positif pada jangka pendek dengan nilai koefisien 0.136613 dan
pada jangka panjang dengan nilai koefisien sebesar 0.197038. Besaran koefisien
80
ini menunjukkan bahwa setiap adanya peningkatan pembiayaan sebesar 1% maka
akan diikuti dengan kenaikan rasio Produk Domestik Bruto (PDB) sebesar
0.197038 miliar.
Hasil yang didapat tentang pengaruh kredit perbankan terhadap
pertumbuhan ekonomi diatas sesuai dengan hasil yang di dapat dari penelitian
Rafsanjani dan sukmana (2014), yaitu berpengaruh positif karena diberikanya
pembiayaan/kredit oleh perbankan di sektor riil, diharapkan akan muncul usaha-
usaha baru yang nantinya akan mendorong laju pertumbuhan ekonomi dan juga
yang tak kalah pentingnya yaitu terciptanya lapangan kerja baru, sehingga
nantinya akan mengurangi tingkat pengangguran di Indonesia.
Inggrid (2006), dalam jurnalnya dia mengatakan bahwa kebijakan
pemerintah dalam usaha mendorong investasi menyebabkan perkembangan sektor
keuangan, melalui kenaikan penggunaan kredit sebagai alternatif pembiayaan. Hal
ini, selanjutnya membawa ekspansi pada sektor perbankan dan jasa-jasa keuangan
lain, guna memfasilitasi investasi dan akhirnya menghasilkan pertumbuhan
output.
Menurut penelitian Kornita dan mayes (2008) tentang pengaruh kredit
perbankan terhadap pertumbuhan ekonomi di kabupaten Siak juga mendapatkan
hasil yang sama. Menurut mereka Penggunaan dana kredit yang diperuntukkan
bagi kegiatan ekonomi secara tidak langsung akan meningkatkan pendapatan,. Hal
ini disebabkan dana yang berasal dari kredit dapat meningkatkan investasi atau
peningkatan usaha pada kegiatan perekonomian dan selanjutnya peningkatan
investasi akan meningkatkan kesempatan kega sehingga terjadi peningkatan
81
distribusi pendapatan masyarakat, peningkatan daya beli masyarakat terhadap
barang dan jasa yang diproduksi perekonomian.
Berdasarkan hasil VECM tersebut, variabel ekspor memiliki hubungan
yang positif pada jangka pendek dengan nilai koefisien 0.113181 dan pada jangka
panjang dengan nilai koefisien sebesar 0.028836. Besaran koefisien ini
menunjukkan bahwa setiap adanya peningkatan pembiayaan sebesar 1% maka
akan diikuti dengan kenaikan rasio Produk Domestik Bruto (PDB) sebesar
0.028836 miliar.
Hasil yang didapat mendukung beberapa penelitian sebelumnya yang
mendapatkan hasil yang positif juga dari pengaruh ekspor terhadap pertumbuhan
ekonomi. Amri dan Aimon (2017) mengatakan bahwa variabel ekspor
berpengaruh positif terhadap PDB, hal ini berarti temuan penelitian ini
mengkonfirmasi export-led growth hypothesis yang menyatakan ekspor dapat
mendorong pertumbuhan ekonomi.
Sutawijaya (2010) yang membahas tentang ekspor migas dan non migas
mendapati bahwa hubungan antara ekspor migas terhadap pertumbuhan ekonomi
menunjukkan tanda negatif, kondisi yang berlawanan ini merupakan cerminan
dari perekonomian Indonesia beberapa tahun belakangan ini, di mana kebutuhan
migas, terutama minyak untuk bahan bakar kendaraan dan keperluan industri
tidak dapat disediakan sepenuhnya oleh produksi dalam negeri. Ekspor non migas
berpengaruh positif yang artinya pendapat bahwa ekspor sebagai mesin
pertumbuhan ekonomi (engine of growth) hanya berlaku untuk ekspor non migas.
82
Namun, dalam penelitian ini didapati bahwa secara keseluruhan total ekspor
berpengaruh positif dan signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi.
Hasil positif yang didapat dari penelitian ini tentang pengaruh ekspor
terhadap pertumbuhan ekonomi ini sejalan dengan teori para ahli ekonomi
sebelumnya yang mengatakan bahwa ekspor dapat meningkatkan pertumbuhan
ekonomi suatu negara. Asnuri (2013) mengatakan bahwa kegiatan ekspor akan
meningkatkan kreativitas masyarakat dalam menciptakan barang dan jasa yang
akan menjadi komoditi ekspor. Selain itu, keuntungan yang didapat dari
perdagangan luar negeri ini akan dapat menambah pendapatan nasional yang
nantinya akan dipergunakan untuk memenuhi barang modal kebutuhan dalam
negeri. Dengan demikian, produktivitas masyarakat yang meningkat dan
tersedianya barang kebutuhan dalam negeri akan meningkatkan pertumbuhan
ekonomi.
Berdasarkan hasil VECM tersebut, variabel investasi memiliki hubungan
yang positif pada jangka pendek dengan nilai koefisien 2.940068 dan pada jangka
panjang dengan nilai koefisien sebesar 2.957452. Besaran koefisien ini
menunjukkan bahwa setiap adanya peningkatan pembiayaan sebesar 1% maka
akan diikuti dengan kenaikan rasio Produk Domestik Bruto (PDB) sebesar
2.957452 miliar.
Hasil yang didapat dari penelitian Sutawijaya (2010) tentang pengaruh
investasi swasta dan investasi pemerintah berpengaruh positif terhadap
pertumbuhan ekonomi dengan alasan konstribusi investasi terhadap pertumbuhan
ekonomi dapat dilihat dari dua sisi, yaitu sisi permintaan dan penawaran. Dari sisi
83
permintaan, peningkatan investasi akan menjadi stimulus petumbuhan ekonomi
dengan menciptakan pertumbuhan yang efektif. Sedangkan dari sisi penawaran,
pertumbuhan investasi akan merangsang pertumbuhan ekonomi dengan
menciptakan lebih banyak cadangan modal yang kemudian berkembang dalam
peningkatan kapasitas produksi.
Hasil tersebut sejalan dengan hasil penelitian ini yang mendapati hasil
positif dari jangka pendek dan jangka panjang dari pengaruh total investasi
terhadap perekonomian Indonesia. Yang mana sesuai juga dengan tujuan
penyelenggaraan penanaman modal (investasi) untuk meningkatkan pertumbuhan
ekonomi nasinonal yang terdapat dalam Undang-undang nomor 25 tahun 2007
tentang penanaman modal pasal ayat 2 point a.
7. Uji Impulse Response Function (IRF)
Dalam Uji Impulse Response Function (IRF) berguna untuk melihat
bagaimana respon variabel Produk Domestik Bruto (PDB) akibat adanya shock
atau dinamika dari variabel pembiayaan, kredit, ekspor dan investasi.
Grafik 4.6 Hasil Uji IRF
-4
0
4
8
5 10 15 20
Response of PDB to PEMBIAYAAN
Response to Cholesky One S.D. Innovations
Berdasarkan penelitian ini, dapat kita lihat bahwa adanya shock dari
variabel pembiayaan secara keseluruhan direspon positif oleh PDB. Namun, pada
84
periode pertama belum direspon oleh variabel PDB, memasuki periode kedua
variabel PDB merespon negatif shock yang diberikan oleh variabel pembiayaan
sebesar -0.106481%. Setelah memasuki periode ke-3 dan ke-4, variabel PDB
mulai menunjukkan trend positif terhadap shock yang diberikan oleh variabel
pembiaayan sebesar 2.608693% dan 3.266052%. dan pada periode selanjutnya
respon variabel PDB cukup fluktuatif dalam merespon shock tersebut tetapi tetap
dalam trend positif sampai periode ke-8. Pada periode ke-9 variabel PDB
merespon negatif terhadap shock tersebut sebesar -0.124486%. tetapi kembali
menjadi positif pada periode ke-10 sebesar 1.359327%. Dan untuk periode
selanjutnya mengalami trend yang fluktuatif seperti yang ditunjukkan pada
periode ke-2 sampai dengan periode ke-10.
Dalam penelitian yang dilakukan Ascarya (2012), didapatkan hasil bahwa
output atau pertumbuhan ekonomi merespon positif terhadap shock yang didapat
oleh pembiayaan karena pembiayaan dipengaruhi oleh bagi hasilnya yang mana
imbal hasil menjadi acuan dalam kebijakan moneter syariah dan ketika tingkat
bagi hasil naik, investasi naik, sehingga mengkatkan output.
Namun dalam hasil penelitian ini juga didapati bahwa PDB merespon
negatif shock yang terjadi dalam pembiayaan dalam beberapa periode, Sukmana
dan Kassim (2010) menjelaskan bahwa kebijakan moneter kontraktif akan
mengurangi kemampuan perbankan dalam menyalurkan pinjaman atau
pembiayaan pada nasabah yang kemudian akan mengarah pada dampak
penyusutan di sektor riil.
85
Grafik 4.7 Hasil Uji IRF
-4
0
4
8
5 10 15 20
Response of PDB to KREDIT
Response to Cholesky One S.D. Innovations
Berbeda dengan shock yang diberikan variabel pembiayaan, shock yang
diberikan variabel kredit terhadap variabel PDB menunjukkan trend sebaliknya.
Dalam interval periode ke-1 sampai dengan periode ke 10, variabel PDB
merespon lebih banyak negatif, hanya pada periode ke-4 dan ke-8 yang merespon
positif sebesar 2.386131% dan 2.515189%. Dan untuk periode selanjutnya
mengalami trend yang fluktuatif seperti yang ditunjukkan pada periode ke-2
sampai dengan periode ke-10.
Ascarya (2010) dalam penelitiannya menemukan bahwa output dalam hal
ini pertumbuhan ekonomi merespon negatif terhadap shock yang didapat oleh
kredit. Menurutnya kredit merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi untuk
meningkatkan inflasi dan dapat menurunkan output. Selain itu, karena kredit
dipengaruhi oleh tingkat suku bunga yang mana suku bunga tersebut merupakan
salah satu penyebab inflasi dan ketika suku bunga naik, investasi akan turun,
sehingga akan menurunkan PDB.
Sedangkan menurut Warjiyo (dikutip dalam Setiawan dan Karsinah, 2016)
mengatakan bahwa apabila suku bunga kredit mengalami kenaikan maka akan
mendorong keinginan para pelaku ekonomi dan masyarakat untuk menggunakan
86
uangnya untuk tujuan spekulasi yakni membeli surat berharga dari pada
menggunakan uangnya untuk konsumsi, sehingga akan menurunkan inflasi.
Ketika inflasi turun maka akan menyebabkan meningkatkan pertumbuhan
ekonomi.
Grafik 4.8 Hasil Uji IRF
-4
0
4
8
5 10 15 20
Response of PDB to EKSPOR
Response to Cholesky One S.D. Innovations
Respon oleh variabel PDB terhadap shock yang diberikan variabel ekspor
hampir sama dengan respon terhadap shock yang diberikan variabel kredit, lebih
banyak negatifnya. Pada awal periode seperti yang ditunjukkan oleh peroide ke-2
variabel PDB merespon positif sebesar 0.699595%. Dan hal yang sama juga
ditunjukkan pada peroide ke-6 dan ke-10 sebesar 1.350017% dan 1.408002%.
Dan untuk periode selanjutnya mengalami trend yang fluktuatif seperti yang
ditunjukkan pada periode ke-2 sampai dengan periode ke-10.
Sumiyarti (2015) mengatakan bahwa dalam istilah ekonomi dugaan
adanya pengaruh ekspor dan pertumbuhan ekonomi dikenal dengan istilah export
led growth hypothesis (hipotesis ELG). Dalam penelitiannya pun menenmukan
bahwa hipotesis tersebut benar adanya dengan terdapat pengaruh positif ekspor
terhadap pertumbuhan ekonomi.
87
Namun, dalam penelitian ini ditemukan bahwa response PDB terhadap
ekspor adalah fluktuatif dengan adanya respon positif dan negatif. Hal ini
disebabkan oleh belum besarnya kontribusi ekspor terhadap pertumbuhan
ekonomi di Indonesia, seperti halnya yang dijelaskan Sumiyarti (2015) dalam
penelitiannya bahwa secara keseluruhan hasil studi ini membuktikan adanya
kebenaran hipotesis Export Led Growth di Indonesia. Meskipun dampak dari
ekspor terhadap pertumbuhan ekonomi (PDB) relatif sangat kecil dibandingkan
faktor faktor yang lain yang digunakan, tetapi masih memberi pengaruh yang
signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi (PDB). Dikaitkan dengan kuatnya
pengaruh tenaga kerja, dapat dikatakan pada bahwa sektor-sektor ekonomi
penopang ekspor Indonesia masih mengandalkan pada jumlah tenaga kerja
dengan kualifikasi unskill. Dengan demikian daya ungkitnya terhadap penciptaan
nilai tambah barang-barang manufaktur yang akan dieskpor menjadi rendah.
Selain itu masih tingginya kontribusi impor barang modal pada aktifitas industri
manufaktur juga memberi efek terhadap rendahnya daya saing produk tersebut di
pasar ekspor.
Grafik 4.9 Hasil Uji IRF
-4
0
4
8
5 10 15 20
Response of PDB to INVESTASI
Response to Cholesky One S.D. Innovations
88
Variabel PDB merespon shock yang diberikan oleh variabel investasi yang
hampir sama dengan respon yang diberikan kepada variabel kredit dan ekspor.
Dalam hal ini hanya periode ke-4 yang merespon positif shock tersebut sebesar
0.631275%, yang diikuti pada periode ke-8 yang juga merespon positif sebesar
0.605191%. Dan untuk periode selanjutnya mengalami trend yang fluktuatif
seperti yang ditunjukkan pada periode ke-2 sampai dengan periode ke-10. Namun,
dapat disimpulkan bahwa respon dari PDB terhadap shock yang diterima
investasi direspon secara negatif.
Hal ini seusai dengan hasil penelitian Wulandari dan Wahyudi (2012)
yang mengatakan bahwa tingkat optimal investasi diperlukan untuk mencapai
tingkat pertumbuhan tertentu mungkin berbeda antara negara tergantung pada
modal manusia dan kualitas kelembagaan masing-masing negara. Hal ini juga
tergantung pada struktur dan komposisi sektor manufaktur dari negara penerima
investasi. Indonesia adalah negara berkembang yang dengan ciri-ciri tingkat
pendidikan rendah, pendapatan per kapita rendah, dan juga kelembagaan dalam
birokrasi publik yang belum rapi menyeluruh seperti di negara-negara maju
sehingga transfer teknologi yang diharapkan terjadi lewat investasi asing belum
didukung oleh kemampuan modal manusia yang dapat memaksimalkan
pertumbuhan ekonomi.
Selain itu, kebijakan defisit anggaran pemerintah dapat berdampak negatif
bagi perekonomian. Menurut pandangan ekonom Klasik, dalam perekonomian
berada pada kondisi full employment, kebijakan defisit anggaran pemerintah yang
bersifat permanen akan mengganggu investasi sektor swasta (crowding out).
89
Dampak negatif ini dapat dilihat dari pengaruhnya terhadap indikator ekonomi
makro utama, yaitu pertumbuhan ekononi, laju inflasi, dan pengangguran. Defisit
yang terjadi pada anggaran pemerintah berarti pemerintah melakukan kebijakan
fiskal yang bersifat ekspansif Pada masa di mana perekonomian mengalami
kenaikan harga (inflasi) akan muncul usaha pemerintah atau bank sentral untuk
menurunkan laju inflasi. Kebijakan yang dipilih oleh bank sentral biasanya
dengan menaikkan suku bunga. Suku bunga merupakan salah satu faktor yang
menentuan tinggi rendahnya investasi, di samping faktor lain seperti regulasi
pemerintah, keamanan, dan lainlainnya. Kenaikan suku bunga berdampak
terhadap menurunnya gairah perusahaan melakukan investasi. Menurunnya
investasi akan mengurangi kemampuan perekonomian menciptakan lapangan
kerja dan pada akhirnya akan menimbulkan pengangguran (Wulandari dan
Wahyudi, 2012).
8. Uji Forecast Error Variance Decomposition (FEVD)
Struktur dinamis antar variabel dalam VAR dapat dilihat melalui analisis
Forecast Error Variance Decomposition (FEVD), di mana pola dari FEVD ini
mengindikasikan sifat dari kausalitas multivariat di antara variabel-variabel dalam
model VECM. Pengurutan variabel dalam analisis FEVD ini didasarkan pada
faktorisasi Cholesky (Rafsanjani, 2014).
Tabel 4.9 Hasil Uji FEVD Period S.E. PDB PEMBIAYAAN KREDIT EKSPOR INVESTASI 1 7.627359 100.0000 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000
2 8.933533 90.32765 0.014207 2.883412 0.613264 6.161468
3 10.64409 63.63000 6.016613 7.802714 7.996938 14.55373
4 11.63572 53.39800 12.91360 10.73480 10.48043 12.47316
5 13.74210 64.89113 9.323504 9.156211 7.535819 9.093338
6 14.93261 65.77726 9.044978 7.829091 7.199480 10.14920
90
7 16.03391 57.05237 9.460104 11.35489 8.997059 13.13558
8 16.78690 52.12244 13.17079 12.60400 9.989204 12.11357
9 18.28283 58.49130 11.10828 11.67703 8.445738 10.27765
10 19.20063 59.90105 10.57291 10.59384 8.195364 10.73683
11 20.04850 54.94873 10.32094 12.86614 9.225759 12.63843
12 20.65723 51.83366 12.55787 13.73027 9.890846 11.98735
13 21.87310 56.16094 11.21484 13.03817 8.853049 10.73301
14 22.64705 57.38500 10.81891 12.16225 8.659815 10.97402
15 23.38960 53.81391 10.54455 13.88455 9.354521 12.40248
16 23.93511 51.46827 12.27106 14.53436 9.825067 11.90125
17 24.98380 54.72371 11.27388 13.99548 9.052498 10.95443
18 25.67045 55.77836 10.97616 13.25927 8.907104 11.07911
19 26.34996 52.96236 10.70500 14.68787 9.408587 12.23619
20 26.85446 51.07470 12.12667 15.21450 9.760225 11.82390
21 27.78778 53.65876 11.33583 14.78271 9.154282 11.06842
22 28.41217 54.58541 11.09787 14.14889 9.045045 11.12278
23 29.04918 52.25113 10.82697 15.39506 9.424269 12.10257
24 29.52523 50.66833 12.04091 15.84485 9.696680 11.74923
25 30.37271 52.78915 11.38795 15.49256 9.205951 11.12439
26 30.95008 53.61376 11.19238 14.93752 9.123935 11.13241
27 31.55785 51.61221 10.92206 16.06047 9.418608 11.98666
28 32.01403 50.24555 11.98841 16.45794 9.633335 11.67477
29 32.79485 52.02671 11.43376 16.16761 9.227293 11.14462
30 33.33539 52.76698 11.27061 15.67585 9.166406 11.12016
31 33.92306 51.00895 11.00101 16.71080 9.398927 11.88032
32 34.36524 49.80367 11.95727 17.07076 9.569200 11.59910
Berdasarkan hasil Uji FEVD diatas, diketahui bahwa pada awal periode
semua variabel berkontribusi secara bergantian sebagai kontributer terbesar.
Namun dari pertengahan periode sampai akhir periode terlihat bahwa variabel
kredit yang memilik kontribusi paling besar terhadap variabel PDB kemudian
diikuti pembiayaan dan investasi yang mana perbedaan kontribusinya tidak terlalu
jauh, dan variabel ekspor memiliki kontribusi paling kecil terhadap variabel PDB.
Pada peridoe pertama, fluktuasi Produk Domestik Bruto (PDB) masih
dipengaruhi oleh variabel PDB itu sendiri. Namun, pada periode akhir variabel
PDB lebih banyak dipengaruhi oleh variabel kredit sebesar 17.07076% dan diikuti
oleh variabel pembiayaan sebesar 11.95727% serta selanjutnya diikuti oleh
91
variabel investasi sebesar 11.59910%. Variabel ekspor menjadi variabel yang
memiliki kontribusi paling kecil sebesar 9.569200%.
Pada akhir periode dalam model penelitian ini, PDB masih memiliki
kontribusi terbesar terhadap variabel PDB itu sendiri, hal ini disebabkan bahwa
masih banyak variabel lainnya diluar penelitian ini yang mempengaruhi PDB itu
sendiri. Dan diantara variabel independen dalam penelitian ini, variabel kredit
memeiliki kontribusi terbesar di akhir periode dengan kontribusi sebesar
17.07076%, hal ini disebabkan pangsa pasar dari kredit perbankan konvensional
di Indonesia mencapai 94.7%. Ini jauh lebih besar daripada pangsa pasar
pembiayaan bank syariah yang hanya mencapai 5.3% di Indonesia.
92
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Penelitian ini menganalisa pengaruh perbankan konvensional dan
perbankan syariah terhadap pertumbuhan ekonomi. Perbankan
konvensional diwakili oleh variabel kredit dan perbankan syariah diwakili
oleh variabel pembiayaan syariah. Selain itu, untuk menudukung
penelitian ini penulis menambahkan variabel ekspor dan investasi agar
mendapatkan hasil yang lebih maksimal. Sedangkan pertumbuhan
ekonomi diwakili oleh variabel Produk Domestik Bruto (PDB).
1. Berdasarkan hasil uji VECM didapatkan bahwa kredit berpengaruh
positif terhadap PDB dalam jangka pendek dan jangka panjang. Hal
ini mengindikasikan bahwa kredit yang diberikan oleh bank cukup
efektif dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Berdasarkan hasil
uji IRF, dengan adanya shock yang didapat oleh variabel kredit PDB
merespon fluktuatif antara positif dan negatif. Hal ini diindikasikan
karena kredit sangat dipengaruhi oleh suku bunga yang bisa
menyebabkan naik dan turunnya pertumbuhan ekonomi. Dan
berdasarkan hasil FEVD, didapatkan hasil bahwa kredit memberikan
kontribusi terbesar diantara variabel independen lainnya dibuktikan
pada akhir periode kontribusi kredit sebesar 17%.
2. Berdasarkan hasil VECM, bahwa variabel pembiayaan syariah
memberi pengaruh yang negatif terhadap PDB dalam jangka pendek
93
maupun jangka panjang. Hal ini mengindikasikan bahwa pembiayaan
syariah terlalu terfokus pada produk murabahah yang seharusnya juga
difokuskan pada produk mudharabah dan musyarakah. Berdasarkan
uji IRF, bahwa PDB merespon shock yang didapatkan pembiayaan
syariah mendapatkan hasil yang fluktuatif antara positif dan negatif.
Namun lebih banyak didapatkan hasil yang positif dikarenakan
pembiayaan dipengaruhi oleh bagi hasilnya yang mana imbal hasil
menjadi acuan dalam kebijakan moneter syariah dan ketika tingkat
bagi hasil naik, investasi naik, sehingga mengkatkan output.
Berdasarkan hasil uji FEVD, pembiayaan syariah memiliki kontribusi
sebesar 11,9% hal ini diindikasikan bahwa pangsa pasar pembiayaan
syariah masih kecil dibandingkan kredit.
3. Berdasarkan hasil uji VECM, variabel ekspor berpengaruh positif
terhadap PDB dalam jangka pendek dan panjang, hal ini membuktikan
bahwa hipotesis Export Led Growth berlaku di indonesia. Namun
pada uji IRF, PDB merespon shock yang diterima ekspor secara
fluktuatif yang mangindikasikan bahwa masih banyaknya tenaga kerja
di Indonesia belum memiliki skill yang baik dalam meningkatkan
kualitas produk yang akan diekspor. Sedangkan dalam uji FEVD
variabel ekspor memiliki kontribusi paling kecil dari variabel
independen lainnya sebesar 9,5%.
4. Berdasarkan hasil uji VECM, variabel investasi memepngaruhi PDB
secara positif dalam jangka pendek dan jangka panjang. Hal ini sesuai
94
dengan pendapat para ahli bahwa investasi dapat meningkatkan
pertumbuhan ekonomi. Dalam hasil uji IRF didapatkan bahwa PDB
merespon shock yang diterima oleh variabel investasi secara fluktuatif
antara positif dan negatif, hal ini disebabkan oleh tingkat pendidikan
rendah, pendapatan per kapita rendah, dan juga kelembagaan dalam
birokrasi publik yang belum rapi secara menyeluruh di Indonesia.
Dalam uji FEVD investasi memiliki kontribusi sebesar 11,5%
terhadap PDB.
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan yang telah dijelaskan diatas, maka
penulis dapat menyampaikan beberapa saran sebagai berikut:
1. Hasil dalam penelitian ini semua variabel memiliki pengaruh yang positif
terhadap PDB kecuali pembiayaan syariah. Hal ini menunjukkan bahwa
variabel pembiayaan syariah masih belum maksimal dalam meningkatkan
PDB. Selain pangsa pasar yang masih kecil dibandingkan kredit
konvensional, produk yang ditawarkan masih didominasi oleh murabahah.
Sebaiknya lebih baik difokuskan juga pada produk mudharabah dan
musyarakah karena lebih mengedepankan azas kerjasama dan aktivitas
usaha yang dilakukan sehingga meningkatkan produktivitas masyarakat
yang akhirnya akan menaikkan pendapatan masyarakat.
2. Penelitian ini hanya melihat bagaimana pengaruh dari perbankan
konvensional dan perbankan syariah dalam mempengaruhi Produk
Domestik Produk (PDB). Disarankan pada penelitian selanjutnya untuk
95
menggunakan variabel lainnya yang mewakili perbankan dan variabel
makro lainnya yang mempengaruhi PDB agar terlihat perbandingannya
dan bisa melihat mana yang lebih berpengaruh terhadap pertumbuhan
ekonomi
96
DAFTAR PUSTAKA
Aziz, Roikhan Mochammaddan Siti Suharyanti. 2013. Determinan Tabungan
Mudharabah di Indonesia. Signifikan Vol. 2 No. 2.
Aziz, Roikhan Mochamad. 2004. Islamic Micro Macro Economics. Module 1,
Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah.
Aziz, Roikhan Mochamad. 2005. Sinlammim Kode Tuhan. Esa Alam, Jakarta.
Aziz, Roikhan Mochamad. 2006. Jejak Islam Yang Hilang. Sinlammim, Jakarta.
Aziz, Roikhan Mochamad. 2008. Analisis Pemodelan Sukuk Indonesia Malaysia
Dengan System Dynamics. Disertasi, Sekolah Pasca Sarjana, Universitas
Islam Negeri Syarif Hidayatullah, Jakarta.
Aziz, Roikhan Mochamad. January-April 2008. Comparative Study of Islamic
Bonds in Indonesia and Malaysia on System Dynamics Approach. Jurnal
Ekonomi Kemasyarakatan Equilibirium, Vol,5, No. 2 Jakarta.
http://www.stiead.ac.id.
Aziz, Roikhan Mochamad. August 2008. Kaffah Approach In Islamic Economics
Theory. Journal. University Islamic Indonesia (UII), Jogjakarta, Indonesia.
Aziz, Roikhan Mochamad. August 2008. Holistic Thinking To Develop Islamic
Bonds In Indonesia. Proceeding. IAEI – University Airlangga (Unair),
Surabaya, Indonesia.
97
Aziz, Roikhan Mochamad. September 2008. Sukuk Dynamics In System
Thinking. School Of Business (SBM), Institute Technology Bandung (ITB),
Bandung, Indonesia.
Aziz, Roikhan Mochamad. October 2008. The Application Of Mathematics In
Information System Based On Al-Quran. Working Paper, Studium General,
State Islamic University (UIN) Jakarta, Indonesia.
Aziz, Roikhan Mochamad. October 2008. The Assimilation of Sinlammim Into
System Thinking In The Quantitative Method With Modeling On Sukuk As
Islamic Economic Instrument. Proceeding. University of Malahayati,
Lampung, Indonesia.
Aziz, Roikhan Mochamad. October 2008. The Future of Sukuk Between
Malaysia and Indonesia Based on System Thinking. Proceeding. Monash
University, Sunway Campus, Malaysia.
Aziz, Roikhan Mochamad. October 2008. The Mistery of Digital Root Based On
Sinlammim Method. Proceeding. Institut Teknologi Bandung (ITB).
Bandung, Indonesia.
Aziz, Roikhan Mochamad. October 2008. The Root Of Mathematics And Science
Is level Compared With Religious Thinking. Proceeding. State Islamic
University (UIN) Jakarta, Indonesia.
98
Aziz, Roikhan Mochamad. November 2008. The Sukuk Competition Between
Indonesia and Malaysia With System Dynamics. Proceeding. University
Malaysia Sabah, Labuan, Malaysia.
Aziz, Roikhan Mochamad. 2009. Kaffah Thinking on Sinlammim Method
Through Digital Root. Proceeding, ISOIT International Seminar on Islamic
Thought, UKM, Bangi, Malaysia.
Aziz, Roikhan Mochamad. 2009. Education on Root Of Islam. Proceeding,
International Seminar On Islamic Education. UNJ, Jakarta.
Aziz, Roikhan Mochamad. 2009. Pasar Modal Syariah. Modul Kuliah, Fakultas
Ekonomi Bisnis, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, Jakarta.
Aziz, Roikhan Mochamad. 2009. Moneter Syariah. Modul Kuliah, Fakultas
Ekonomi Bisnis, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, Jakarta.
Aziz, Roikhan Mochamad. 2009. Perekonomian Indonesia. Modul Kuliah,
Fakultas Ekonomi Bisnis, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah,
Jakarta.
Aziz, Roikhan Mochamad. 2009. Ekonomi Makromikro Syariah. Modul Kuliah,
Pasca Sarjana, Institut Agama Islam Negeri Raden Intan, Lampung.
Aziz, Roikhan Mochamad. 2009. New Paradigm on Sinlammim Kaffah In Islamic
Economics. Jurnal Ilmu Ekonomi, Fakultas Ekonomi Bisnis, Universitas
Islam Negeri Syarif Hidayatullah, Jakarta.
99
Aziz, Roikhan Mochamad. March 2009. The Application of Kaffah Economics on
Sukuk As Islamic Economic Instrument In OIC Countries. IRTI-IDB,
IIUM, Kuala Lumpur, Malaysia.
Aziz, Roikhan Mochamad. April 2009. Pemodelan Institusi Keuangan Islam
Berbasis Metode Sinlammim Kaffah (Studi Kelayakan Pada Bofsa), UII,
Jogjakarta.
Aziz, Roikhan Mochamad. August 2009. Islamic Principle and Financial Aspect
in Sukuk on Asset Becked securities. IALE Hukumonline.com, Jakarta.
Aziz, Roikhan Mochamad. October 2009. Kaffah Thinking on Sinlammim
Method Through Digital Root. Proceeding, UKM Malaysia.
Amri, Khairul dan Hasdi Aimon. 2017. Pengaruh Pembentukan Modal Dan
Ekspor Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Indonesia. Economac. Volume 1
Issue 1 April 2017. e- ISSN: 2549-9807 p-ISSN: 1412-3290.
Ascarya. 2010. “Peran Perbankan Syariah dalam Transmisi Kebijakan Moneter
Ganda”. Iqtishodia, Jurnal Ekonomi Islam Republika, 26 Agustus 2010.
Ascarya. 2012. Alur Transmisi dan Efektifitas Kebijakan Moneter Ganda di
Indonesia. Buletin Ekonomi Moneter dan Perbankan, hal 284-315.
Asnuri, Wulan. 2013. Pengaruh Instrumen Moneter Syariah Dan Ekspor
Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Di Indonesia. Al-Iqtishad: Vol. V, No. 2
100
Baroroh, Utami. Analisis Sektor Keuangan terhadap Pertumbuhan Ekonomi
Regional di Wilayah Jawa: Pendekatan Model Levine. Jurnal Etikonomi
Vol. 11 No. 2.
Beik, Irfan Syauqi. 2010. Karakter Keuangan Syariah. Jurnal Iqtishodia Institut
Pertanian Bogor, h. 5
Ernita, Dewi, Syamsul Amar dan Efrizal Syofyan. 2013. Analisis Pertumbuhan
Ekonomi, Investasi, Dan Konsumsi Di Indonesia. Jurnal Kajian Ekonomi,
Vol. I, No. 02 176
Caraka, Fiqi Asta. 2016. Kontribusi Sektor Perbankan Syariah Terhadap
Pertumbuhan Ekonomi Di Indonesia. Skripsi. UIN Jogjakarta
Fabya. 2011. Analisis Pengaruh Perkembangan Sektor Keuangan Terhadap
Pertumbuhan Ekonomi di Indonesia. Skripsi. Institut Pertanian Bogor.
Hamzah, Maulana. 2009. Optimalisasi Peran Dual Banking System Melalui
Fungsi Strategis Jub Dalam Rangka Menjaga Stabilitas Sistem Keuangan
Di Indonesia. La Riba: Jurnal Ekonomi Islam Vol. III, No. 2 hal 197-221
Husaeni, Uus Ahmad. 2017. Determinan Pembiayaan pada Bank Pembiayaan
Rakyat Syariah di Indonesia. Esensi: Jurnal Bisnis dan Manajemen, Vol 7
(1).
Indirani, Latti. 2006. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan
Total Aset Bank Syariah di Indonesia. Skripsi . Institut Pertanian Bogor
101
Indriawati, Wiwik. 2016. Pengaruh Ekspor, Indeks Harga Konsumen Dan
Pembiayaan Perbankan Syariah Terhadap Produk Domestik Bruto Di
Indonesia Tahun 2007-2014. Skripsi. IAIN Tulungagung
Inggrid. 2006. Sektor Keuangan dan Pertumbuhan Ekonomi di Indonesia. Jurnal
Manajemen Dan Kewirausahaan, VOL.8, NO. 1, MARET 2006: 40-50
Istiqomah. 2012. “Dinamika Interaksi Antara Variabel Moneter Dan Pasar Modal
Syariah Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Indonesia”. Skripsi. Institut
Pertanian Bogor.
Jhingan, M.L. 2008. Ekonomi Pembangunan dan Perencanaan. Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada
Kasmir, 2002. Bank & Lembaga Keuangan Lainnya. Edisi Keenam. PT Raja
Grafindo, Jakarta
Kornita, Sri Endang dan Anthony Mayes. 2010. Analisis Peran Perbankan Dalam
Perekonomian Di Kabupaten Siak. Jurnal Ekonomi. Volume 18. Nomor 1
Maret.
Kuncoro, Mudrajad. 2009. Ekonomika Indonesia. UPP STIM YKPN Yogyakarta
Mankiw, N. Gregory. dkk. 2013. Pengantar Ekonomi Makro. Jakarta. Salemba
Empat
102
Musri, Mustabsyirah dan Ali Rama. 2015. Analisis Perilaku Deposan Perbankan
Di Indonesia (Studi Kasus Bank Syariah Dan Konvensional). The Journal of
Tauhidinomics Vol. 1 No. 1:1-34
Pujoalwanto, Basuki. 2014. Perekonomian Indonesia: Tinjauan Histori, Teoritis,
dan Empiris. Yogyakarta: Graha Ilmu
Rafsanjani, Haqiqi dan Raditya Sukmana. 2014. Pengaruh Perbankan Atas
Pertumbuhan Ekonomi: Studi Kasus Bank Konvensional dan Bank Syariah
di Indonesia. Jurnal Aplikasi Manajemen (JAM), Vol. 12, Nomor 3
Rama, Ali. 2013. Perbankan Syariah Dan Pertumbuhan Ekonomi Indonesia.
Signifikan vol. 2 no. 1
Rama, Ali dan Makhlani. 2014. Analisis Kesesuaian Konstitusi Ekonomi
Indonesia Terhadap Ekonomi Islam. Jurnal Al-iqtishad Vol. 6, Nomor 1,
22–52.
Rama, Ali. 2015. Analisis Sistem Tata Kelola Syari’ah Bagi Perbankan Syari’ah
di Indonesia dan Malaysia. Jurnal Bimas Islam Vol.8. No.I, 87–120
Rama, Ali. 2015. Analisis Perilaku Deposan Perbankan di Indonesia (Studi
Kasus Bank Syariah Dan Konvensional). The Journal of Tauhidinomics
Vol. 1 No. 1:1-34
Rizki, M. Putra dan Fakhruddin. 2015. Intermediasi Perbankan Syariah Terhadap
Pertumbuhan Ekonomi Indonesia. Jurnal Ekonomi Dan Kebijakan Publik
Vol 2 Nomor 1, ISSN. 2442-7411
103
Safari, Menik Fitriani. 2016. Analisis Pengaruh Ekspor, Pembentukan Modal,
Dan Pengeluaran Pemerintah Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Indonesia.
Skripsi. Universitas Negeri Yogyakarta.
Saharuddin, Desmadi dan Ali Rama. 2017. Currency System And It’s Impact On
Economic Stability. Al-Iqtishad, vol 9 (2), P-ISSN: 2087-135X; E-ISSN:
2407-8654 hal 289 – 310.
Sangidi, Wulandari. 2014. Efektivitas Mekanisme Transmisi Moneter Melalui
Jalur Pembiayaan Bank Syariah Di Indonesia. Skripsi. Bogor. Institut
Pertanian Bogor.
Saputra, Bambang. 2014. Faktor-Faktor Keuangan Yang Mempengaruhi Market
Share Perbankan Syariah Di Indonesia. Akuntabilitas Vol. VII No. 2.
Setiawan, Rifky Yudi dan Karsinah. 2016. Mekanisme Transmisi Kebijakan
Moneter Konvensional dan Syariah dalam Mempengaruhi Inflasi dan
Pertumbuhan Ekonomi di Indonesia. Economics Development Analysis
Journal 5 (4).
Sukirno, Sadono. 2012. Makro Ekonomi Teori Pengantar. Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada
Sukmana, Raditya dan Salina H. Kassim. 2010. "Roles of the Islamic banks in the
monetary transmission process in Malaysia", International Journal of
Islamic and Middle Eastern Finance and Management, Vol. 3 Iss 1, pp. 7 –
19.
104
Sumiyarti. 2015. Apakah Hipotesis “Export Led Growth” Berlaku di Indonesia?.
Jurnal Ekonomi dan Studi Pembangunan Volume 16, Nomor 2, Oktober
2015, hlm.188-199.
Sutawijaya, Adrian dan Zulfahmi. 2010. Pengaruh Ekspor Dan Investasi
Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Tahun 1980-2006. Jurnal
Organisasi dan Manajemen, Volume 6, Nomor 1
Syafe’i, Muhammad Antonio, 2001. Bank Syariah dari Teori ke Praktik. Gema
Insani Press, Jakarta
Syamsuri, Helmy. 2011. Analisis Pengaruh Kredit, Ekspor dan Pengeluaran
Pemerintah terhadap Pertumbuhan Ekonomi Indonesia. STIE-YPUP
Makassar
Syihabuddin. 2012. Peran Pemerintah Dalam Pengembangan Perbankan Syariah
Di Indonesia. Economic: Jurnal Ekonomi dan Hukum Islam, Vol. 2, No. 1
ISSN: 2088-6365
Terminanto, Ade Ananto dan Ali Rama. 2017. Pengaruh Belanja Pemerintah dan
Pembiayaan Bank Syariah Terhadap Pertumbuhan Ekonomi: Studi Kasus
Data Panel Provinsi di Indonesia. Iqtishadia Volume 10 Nomor 1, 97-129.
Tjoekam, Moh. H, 1999. Perkreditan Bisnis Inti Bank Komersial, PT Gramedia
Pustaka Utama, Jakarta
Wulandari, Gita Estu dan Setyo Tri Wahyudi. 2012. Keterkaitan antara
Pertumbuhan Ekonomi dengan Beban Utang, Investasi, dan Pertumbuhan
105
Populasi (Studi Kasus Indonesia Tahun 1970-2011). Universitas Brawijaya
Malang.
106
LAMPIRAN
1. Uji Stasioneritas Data
Null Hypothesis: PDB has a unit root
Exogenous: Constant
Lag Length: 4 (Automatic - based on SIC, maxlag=6)
t-Statistic Prob.*
Augmented Dickey-Fuller test statistic 0.491914 0.9832
Test critical values: 1% level -3.699871
5% level -2.976263
10% level -2.627420
*MacKinnon (1996) one-sided p-values.
Null Hypothesis: D(PDB) has a unit root
Exogenous: Constant
Lag Length: 3 (Automatic - based on SIC, maxlag=6)
t-Statistic Prob.*
Augmented Dickey-Fuller test statistic -2.506361 0.1251
Test critical values: 1% level -3.699871
5% level -2.976263
10% level -2.627420
*MacKinnon (1996) one-sided p-values.
Null Hypothesis: D(PDB,2) has a unit root
Exogenous: Constant
Lag Length: 2 (Automatic - based on SIC, maxlag=6)
t-Statistic Prob.*
107
Augmented Dickey-Fuller test statistic -88.41902 0.0001
Test critical values: 1% level -3.699871
5% level -2.976263
10% level -2.627420
*MacKinnon (1996) one-sided p-values.
Null Hypothesis: PEMBIAYAAN has a unit root
Exogenous: Constant
Lag Length: 1 (Automatic - based on SIC, maxlag=6)
t-Statistic Prob.*
Augmented Dickey-Fuller test statistic -0.098917 0.9408
Test critical values: 1% level -3.670170
5% level -2.963972
10% level -2.621007
*MacKinnon (1996) one-sided p-values.
Null Hypothesis: D(PEMBIAYAAN) has a unit root
Exogenous: Constant
Lag Length: 0 (Automatic - based on SIC, maxlag=6)
t-Statistic Prob.*
Augmented Dickey-Fuller test statistic -2.290652 0.1813
Test critical values: 1% level -3.670170
5% level -2.963972
10% level -2.621007
*MacKinnon (1996) one-sided p-values.
108
Null Hypothesis: D(PEMBIAYAAN,2) has a unit root
Exogenous: Constant
Lag Length: 0 (Automatic - based on SIC, maxlag=6)
t-Statistic Prob.*
Augmented Dickey-Fuller test statistic -6.785550 0.0000
Test critical values: 1% level -3.679322
5% level -2.967767
10% level -2.622989
*MacKinnon (1996) one-sided p-values.
Null Hypothesis: KREDIT has a unit root
Exogenous: Constant
Lag Length: 4 (Automatic - based on SIC, maxlag=6)
t-Statistic Prob.*
Augmented Dickey-Fuller test statistic -2.547636 0.1160
Test critical values: 1% level -3.699871
5% level -2.976263
10% level -2.627420
*MacKinnon (1996) one-sided p-values.
Null Hypothesis: D(KREDIT) has a unit root
Exogenous: Constant
Lag Length: 3 (Automatic - based on SIC, maxlag=6)
t-Statistic Prob.*
Augmented Dickey-Fuller test statistic -2.354641 0.1634
Test critical values: 1% level -3.699871
109
5% level -2.976263
10% level -2.627420
*MacKinnon (1996) one-sided p-values.
Null Hypothesis: D(KREDIT,2) has a unit root
Exogenous: Constant
Lag Length: 2 (Automatic - based on SIC, maxlag=6)
t-Statistic Prob.*
Augmented Dickey-Fuller test statistic -9.902748 0.0000
Test critical values: 1% level -3.699871
5% level -2.976263
10% level -2.627420
*MacKinnon (1996) one-sided p-values.
Null Hypothesis: EKSPOR has a unit root
Exogenous: Constant
Lag Length: 4 (Automatic - based on SIC, maxlag=6)
t-Statistic Prob.*
Augmented Dickey-Fuller test statistic -2.261687 0.1908
Test critical values: 1% level -3.699871
5% level -2.976263
10% level -2.627420
*MacKinnon (1996) one-sided p-values.
Null Hypothesis: D(EKSPOR) has a unit root
110
Exogenous: Constant
Lag Length: 1 (Automatic - based on SIC, maxlag=6)
t-Statistic Prob.*
Augmented Dickey-Fuller test statistic -2.547855 0.1152
Test critical values: 1% level -3.679322
5% level -2.967767
10% level -2.622989
*MacKinnon (1996) one-sided p-values.
Null Hypothesis: D(EKSPOR,2) has a unit root
Exogenous: Constant
Lag Length: 0 (Automatic - based on SIC, maxlag=6)
t-Statistic Prob.*
Augmented Dickey-Fuller test statistic -13.44195 0.0000
Test critical values: 1% level -3.679322
5% level -2.967767
10% level -2.622989
*MacKinnon (1996) one-sided p-values.
Null Hypothesis: INVESTASI has a unit root
Exogenous: Constant
Lag Length: 3 (Automatic - based on SIC, maxlag=6)
t-Statistic Prob.*
Augmented Dickey-Fuller test statistic 1.421461 0.9986
Test critical values: 1% level -3.689194
5% level -2.971853
111
10% level -2.625121
*MacKinnon (1996) one-sided p-values.
Null Hypothesis: D(INVESTASI) has a unit root
Exogenous: Constant
Lag Length: 2 (Automatic - based on SIC, maxlag=6)
t-Statistic Prob.*
Augmented Dickey-Fuller test statistic -5.919327 0.0000
Test critical values: 1% level -3.689194
5% level -2.971853
10% level -2.625121
*MacKinnon (1996) one-sided p-values.
Null Hypothesis: D(INVESTASI,2) has a unit root
Exogenous: Constant
Lag Length: 2 (Automatic - based on SIC, maxlag=6)
t-Statistic Prob.*
Augmented Dickey-Fuller test statistic -7.553529 0.0000
Test critical values: 1% level -3.699871
5% level -2.976263
10% level -2.627420
*MacKinnon (1996) one-sided p-values.
112
2. Uji Lag Optimal
VAR Lag Order Selection Criteria
Endogenous variables: PDB PEMBIAYAAN KREDIT EKSPOR INVESTASI
Exogenous variables: C
Date: 08/08/17 Time: 20:40
Sample: 3/01/2009 12/01/2016
Included observations: 30
Lag LogL LR FPE AIC SC HQ
0 -742.1435 NA 2.95e+15 49.80957 50.04310 49.88427
1 -586.4950 249.0376 5.00e+11 41.09966 42.50086 41.54792
2 -519.7921 84.49033* 3.61e+10* 38.31947* 40.88833* 39.14127*
* indicates lag order selected by the criterion
LR: sequential modified LR test statistic (each test at 5% level)
FPE: Final prediction error
AIC: Akaike information criterion
SC: Schwarz information criterion
HQ: Hannan-Quinn information criterion
3. Uji Stabilitas Var
Roots of Characteristic Polynomial
Endogenous variables: PDB PEMBIAYAAN KREDIT
EKSPOR INVESTASI
Exogenous variables: C
Lag specification: 1 2
Date: 08/08/17 Time: 20:40
Root Modulus
0.988193 0.988193
113
-0.949772 0.949772
0.028686 - 0.887201i 0.887665
0.028686 + 0.887201i 0.887665
0.840198 - 0.171444i 0.857512
0.840198 + 0.171444i 0.857512
0.633591 - 0.493287i 0.802976
0.633591 + 0.493287i 0.802976
-0.415280 0.415280
-0.124133 0.124133
No root lies outside the unit circle.
VAR satisfies the stability condition.
4. Uji Kointegrasi
Date: 08/08/17 Time: 20:42
Sample: 3/01/2009 12/01/2016
Included observations: 29
Series: PDB PEMBIAYAAN KREDIT EKSPOR INVESTASI
Lags interval: 1 to 2
Selected
(0.05 level*)
Number of
Cointegrating
Relations by
Model
Data Trend: None None Linear Linear Quadratic
Test Type No Intercept Intercept Intercept Intercept Intercept
No Trend No Trend No Trend Trend Trend
Trace 2 3 2 4 5
Max-Eig 2 2 1 2 2
114
*Critical values based on MacKinnon-Haug-Michelis (1999)
Information
Criteria by
Rank and
Model
Data Trend: None None Linear Linear Quadratic
Rank or No Intercept Intercept Intercept Intercept Intercept
No. of CEs No Trend No Trend No Trend Trend Trend
Log
Likelihood by
Rank (rows)
and Model
(columns)
0 -520.3608 -520.3608 -500.6412 -500.6412 -495.3546
1 -495.7540 -488.1488 -468.4377 -459.3021 -455.6951
2 -477.4127 -463.8211 -457.8070 -428.1767 -424.7164
3 -471.2477 -453.5572 -448.3673 -418.0818 -415.8477
4 -466.7913 -447.9277 -443.8347 -409.5001 -409.2294
5 -466.0438 -443.5036 -443.5036 -404.9694 -404.9694
Akaike
Information
Criteria by
Rank (rows)
and Model
(columns)
0 39.33523 39.33523 38.32008 38.32008 38.30031
1 38.32786 37.87233 36.78881 36.22773 36.25483
115
2 37.75260 36.95318 36.74531 34.83977 34.80803*
3 38.01709 37.00395 36.78395 34.90220 34.88605
4 38.39940 37.37433 37.16101 35.06897 35.11927
5 39.03750 37.82783 37.82783 35.51513 35.51513
Schwarz
Criteria by
Rank (rows)
and Model
(columns)
0 41.69263 41.69263 40.91323 40.91323 41.12920
1 41.15675 40.74836 39.85344 39.33951 39.55520
2 41.05297 40.34785 40.28142 38.47018* 38.57988
3 41.78894 40.91724 40.79154 39.05123 39.12938
4 42.64273 41.80625 41.64008 39.73664 39.83408
5 43.75231 42.77839 42.77839 40.70143 40.70143
Date: 08/08/17 Time: 20:44
Sample (adjusted): 12/01/2009 12/01/2016
Included observations: 29 after adjustments
Trend assumption: Quadratic deterministic trend
Series: PDB PEMBIAYAAN KREDIT EKSPOR INVESTASI
Lags interval (in first differences): 1 to 2
Unrestricted Cointegration Rank Test (Trace)
Hypothesized Trace 0.05
No. of CE(s) Eigenvalue Statistic Critical Value Prob.**
None * 0.935115 180.7703 79.34145 0.0000
116
At most 1 * 0.881928 101.4514 55.24578 0.0000
At most 2 * 0.457537 39.49411 35.01090 0.0155
At most 3 * 0.366464 21.75669 18.39771 0.0163
At most 4 * 0.254569 8.519999 3.841466 0.0035
Trace test indicates 5 cointegrating eqn(s) at the 0.05 level
* denotes rejection of the hypothesis at the 0.05 level
**MacKinnon-Haug-Michelis (1999) p-values
Unrestricted Cointegration Rank Test (Maximum Eigenvalue)
Hypothesized Max-Eigen 0.05
No. of CE(s) Eigenvalue Statistic Critical Value Prob.**
None * 0.935115 79.31890 37.16359 0.0000
At most 1 * 0.881928 61.95731 30.81507 0.0000
At most 2 0.457537 17.73741 24.25202 0.2864
At most 3 0.366464 13.23670 17.14769 0.1698
At most 4 * 0.254569 8.519999 3.841466 0.0035
Max-eigenvalue test indicates 2 cointegrating eqn(s) at the 0.05 level
* denotes rejection of the hypothesis at the 0.05 level
**MacKinnon-Haug-Michelis (1999) p-values
5. Uji Kausalitas Granger
Pairwise Granger Causality Tests
Date: 08/08/17 Time: 20:45
Sample: 3/01/2009 12/01/2016
Lags: 2
Null Hypothesis: Obs F-Statistic Prob.
117
PEMBIAYAAN does not Granger Cause PDB 30 4.12125 0.0284
PDB does not Granger Cause PEMBIAYAAN 1.57746 0.2264
KREDIT does not Granger Cause PDB 30 13.7868 9.E-05
PDB does not Granger Cause KREDIT 4.30026 0.0248
EKSPOR does not Granger Cause PDB 30 0.06300 0.9391
PDB does not Granger Cause EKSPOR 4.41160 0.0229
INVESTASI does not Granger Cause PDB 30 2.37972 0.1132
PDB does not Granger Cause INVESTASI 6.08958 0.0070
KREDIT does not Granger Cause PEMBIAYAAN 30 2.65093 0.0903
PEMBIAYAAN does not Granger Cause KREDIT 4.82059 0.0170
EKSPOR does not Granger Cause PEMBIAYAAN 30 1.41730 0.2612
PEMBIAYAAN does not Granger Cause EKSPOR 3.96773 0.0319
INVESTASI does not Granger Cause PEMBIAYAAN 30 0.34287 0.7130
PEMBIAYAAN does not Granger Cause INVESTASI 1.19999 0.3180
EKSPOR does not Granger Cause KREDIT 30 5.71170 0.0091
KREDIT does not Granger Cause EKSPOR 4.39424 0.0232
INVESTASI does not Granger Cause KREDIT 30 0.42893 0.6559
KREDIT does not Granger Cause INVESTASI 2.33290 0.1178
INVESTASI does not Granger Cause EKSPOR 30 2.85661 0.0763
EKSPOR does not Granger Cause INVESTASI 1.53078 0.2360
118
6. Estimasi Vecm (T Tabel = 1.70814)
Vector Error Correction Estimates
Date: 08/08/17 Time: 20:47
Sample (adjusted): 12/01/2009 12/01/2016
Included observations: 29 after adjustments
Standard errors in ( ) & t-statistics in [ ]
Cointegrating Eq: CointEq1
PDB(-1) 1.000000
PEMBIAYAAN(-1) -1.254655
(0.15337)
[-8.18066]
KREDIT(-1) 0.197038
(0.02402)
[ 8.20472]
EKSPOR(-1) 0.028836
(0.00692)
[ 4.16601]
INVESTASI(-1) 2.957452
(0.35017)
[ 8.44568]
@TREND(3/01/09) -44.02651
C -1727.838
119
Error Correction: D(PDB)
D(PEMBIAYAA
N) D(KREDIT) D(EKSPOR) D(INVESTASI)
CointEq1 -1.636884 -0.120715 -1.917358 0.421005 -0.161691
(0.32317) (0.14380) (1.14416) (1.54279) (0.10761)
[-5.06507] [-0.83946] [-1.67577] [ 0.27289] [-1.50256]
D(PDB(-1)) 0.648167 0.086902 1.778897 0.324687 0.116153
(0.18252) (0.08121) (0.64618) (0.87132) (0.06077)
[ 3.55129] [ 1.07003] [ 2.75292] [ 0.37264] [ 1.91122]
D(PDB(-2)) 0.085489 0.062717 0.648245 -0.175411 0.075160
(0.21276) (0.09467) (0.75325) (1.01568) (0.07084)
[ 0.40182] [ 0.66247] [ 0.86060] [-0.17270] [ 1.06092]
D(PEMBIAYAAN(-1)) -2.565572 0.653823 -3.847612 1.497229 0.077598
(0.76952) (0.34242) (2.72444) (3.67364) (0.25624)
[-3.33397] [ 1.90944] [-1.41226] [ 0.40756] [ 0.30284]
D(PEMBIAYAAN(-2)) -1.128690 -0.220557 5.668623 0.039252 -0.519319
(0.76399) (0.33995) (2.70485) (3.64723) (0.25439)
[-1.47736] [-0.64879] [ 2.09572] [ 0.01076] [-2.04139]
D(KREDIT(-1)) 0.136613 -0.020434 -0.325681 -0.510265 -0.003985
(0.03841) (0.01709) (0.13600) (0.18338) (0.01279)
[ 3.55645] [-1.19549] [-2.39476] [-2.78257] [-0.31159]
D(KREDIT(-2)) -0.154268 0.007700 0.212627 0.091855 0.014964
(0.04499) (0.02002) (0.15927) (0.21476) (0.01498)
[-3.42926] [ 0.38467] [ 1.33502] [ 0.42771] [ 0.99895]
120
D(EKSPOR(-1)) 0.113181 -0.000510 0.102464 0.044805 -0.003496
(0.05226) (0.02325) (0.18502) (0.24949) (0.01740)
[ 2.16571] [-0.02194] [ 0.55378] [ 0.17959] [-0.20092]
D(EKSPOR(-2)) 0.004134 0.019172 0.041261 -0.129084 0.008701
(0.04900) (0.02180) (0.17348) (0.23393) (0.01632)
[ 0.08436] [ 0.87929] [ 0.23784] [-0.55181] [ 0.53329]
D(INVESTASI(-1)) 2.940068 0.192916 2.911801 -2.059981 -0.237106
(0.76761) (0.34156) (2.71768) (3.66452) (0.25560)
[ 3.83015] [ 0.56480] [ 1.07143] [-0.56214] [-0.92764]
D(INVESTASI(-2)) 0.043539 -0.009757 1.358514 3.511408 0.185711
(0.71258) (0.31708) (2.52283) (3.40178) (0.23728)
[ 0.06110] [-0.03077] [ 0.53849] [ 1.03223] [ 0.78268]
C 21.48504 0.893615 38.54077 61.08342 -1.610661
(8.05727) (3.58525) (28.5262) (38.4648) (2.68293)
[ 2.66654] [ 0.24925] [ 1.35107] [ 1.58804] [-0.60034]
@TREND(3/01/09) 0.168154 -0.010375 -0.542183 -1.811893 -0.022464
(0.24451) (0.10880) (0.86568) (1.16728) (0.08142)
[ 0.68771] [-0.09535] [-0.62631] [-1.55223] [-0.27590]
R-squared 0.987323 0.633211 0.888954 0.632614 0.668751
Adj. R-squared 0.977815 0.358119 0.805670 0.357074 0.420314
Sum sq. resids 930.8257 184.3022 11667.56 21213.80 103.2071
S.E. equation 7.627359 3.393949 27.00412 36.41239 2.539772
F-statistic 103.8432 2.301818 10.67375 2.295906 2.691831
Log likelihood -91.44647 -67.96379 -128.1097 -136.7783 -59.55612
Akaike AIC 7.203205 5.583710 9.731700 10.32954 5.003870
121
Schwarz SC 7.816131 6.196636 10.34463 10.94247 5.616796
Mean dependent 24.40956 7.016690 103.8317 4.610483 1.646697
S.D. dependent 51.20888 4.236217 61.25764 45.41179 3.335786
Determinant resid covariance (dof adj.) 5.99E+08
Determinant resid covariance 30641419
Log likelihood -455.6951
Akaike information criterion 36.25483
Schwarz criterion 39.55520
7. Impulse Response Function (Irf)
Respo
nse of
PDB:
Period PDB PEMBIAYAAN KREDIT EKSPOR INVESTASI
1 7.627359 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000
2 3.729894 -0.106481 -1.516969 0.699595 -2.217509
3 -0.043886 2.608693 -2.557150 -2.927597 -3.401697
4 -0.452609 3.266052 2.386131 -2.264771 0.631275
5 7.088612 0.351133 -1.660496 -0.203962 -0.533813
6 4.912026 1.600540 -0.407966 1.350017 -2.336365
7 0.044558 2.037623 -3.425547 -2.660192 -3.337489
8 -0.455093 3.576957 2.515189 -2.240391 0.605191
9 6.973751 -0.124486 -1.874516 -0.285177 -0.467175
10 5.031846 1.359327 -0.154345 1.408002 -2.286601
11 0.168941 1.582938 -3.557918 -2.620853 -3.349088
12 -0.568385 3.478918 2.622118 -2.263650 0.594451
13 6.892526 -0.261424 -1.946500 -0.386675 -0.444514
122
14 5.062531 1.354090 -0.004288 1.435055 -2.221347
15 0.283267 1.482371 -3.685079 -2.600166 -3.400898
16 -0.674184 3.551502 2.703165 -2.260674 0.574725
17 6.835483 -0.266143 -2.023025 -0.466942 -0.442140
18 5.097437 1.399782 0.128534 1.480050 -2.152159
19 0.405658 1.413211 -3.821771 -2.574956 -3.456893
20 -0.776416 3.622975 2.782137 -2.249728 0.557741
8. UJI FORECAST ERROR VARIANCE DECOMPOSITION (FEVD)
Varian
ce
Decom
position
of PDB:
Period S.E. PDB PEMBIAYAAN KREDIT EKSPOR INVESTASI
1 7.627359 100.0000 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000
2 8.933533 90.32765 0.014207 2.883412 0.613264 6.161468
3 10.64409 63.63000 6.016613 7.802714 7.996938 14.55373
4 11.63572 53.39800 12.91360 10.73480 10.48043 12.47316
5 13.74210 64.89113 9.323504 9.156211 7.535819 9.093338
6 14.93261 65.77726 9.044978 7.829091 7.199480 10.14920
7 16.03391 57.05237 9.460104 11.35489 8.997059 13.13558
8 16.78690 52.12244 13.17079 12.60400 9.989204 12.11357
9 18.28283 58.49130 11.10828 11.67703 8.445738 10.27765
10 19.20063 59.90105 10.57291 10.59384 8.195364 10.73683
11 20.04850 54.94873 10.32094 12.86614 9.225759 12.63843
12 20.65723 51.83366 12.55787 13.73027 9.890846 11.98735
13 21.87310 56.16094 11.21484 13.03817 8.853049 10.73301
123
14 22.64705 57.38500 10.81891 12.16225 8.659815 10.97402
15 23.38960 53.81391 10.54455 13.88455 9.354521 12.40248
16 23.93511 51.46827 12.27106 14.53436 9.825067 11.90125
17 24.98380 54.72371 11.27388 13.99548 9.052498 10.95443
18 25.67045 55.77836 10.97616 13.25927 8.907104 11.07911
19 26.34996 52.96236 10.70500 14.68787 9.408587 12.23619
20 26.85446 51.07470 12.12667 15.21450 9.760225 11.82390
21 27.78778 53.65876 11.33583 14.78271 9.154282 11.06842
22 28.41217 54.58541 11.09787 14.14889 9.045045 11.12278
23 29.04918 52.25113 10.82697 15.39506 9.424269 12.10257
24 29.52523 50.66833 12.04091 15.84485 9.696680 11.74923
25 30.37271 52.78915 11.38795 15.49256 9.205951 11.12439
26 30.95008 53.61376 11.19238 14.93752 9.123935 11.13241
27 31.55785 51.61221 10.92206 16.06047 9.418608 11.98666
28 32.01403 50.24555 11.98841 16.45794 9.633335 11.67477
29 32.79485 52.02671 11.43376 16.16761 9.227293 11.14462
30 33.33539 52.76698 11.27061 15.67585 9.166406 11.12016
31 33.92306 51.00895 11.00101 16.71080 9.398927 11.88032
32 34.36524 49.80367 11.95727 17.07076 9.569200 11.59910