Post on 06-Mar-2019
ANALISIS KUAT TEKAN BETON DENGAN BAHAN TAMBAH SERBUK
HALUS GELAS SERTA ANALISIS KUAT TEKAN BETON DENGAN
BAHAN TAMBAH SERBUK HALUS ARANG BRIKET
Naskah Publikasi
untuk memenuhi sebagian persyaratan
mencapai derajat sarjana S-1 Teknik Sipil
Iqbal Fahmi Amrulloh
NIM : D 100 090 017
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2012
ANALISIS KUAT TEKAN BETON DENGAN BAHAN TAMBAH SERBUK
HALUS GELAS SERTA ANALISIS KUAT TEKAN BETON DENGAN
BAHAN TAMBAH SERBUK HALUS ARANG BRIKET
Abstrak : Seiring berkembangnya era yang lebih maju, menuntut manusia untuk
lebih kreatif dalam mengembangkan teknologi yang telah ada. Salah satu dari
perkembangan teknologi khususnya di bidang konstruksi bangunan adalah
teknologi beton. Untuk meningkatkan mutu beton dapat dilakukan dengan
menambah campuran proporsi beton normal dengan bahan tambah (Admixture).
Akhir-akhir ini penggunaan limbah/benda padat buangan sering dibicarakan
sebagai bahan tambah pada campuran beton. Berbagai jenis limbah padat yang
sering digunakan sebagai bahan tambah campuran beton misalnya serbuk arang
briket, gelas, serat, dan lain-lain. Penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui
peningkatan kuat tekan maksimal beton dengan bahan tambah serbuk halus gelas
dan serbuk halus arang briket dengan nilai fas 0,5 pada umur 28 hari. Dalam
penelitian ini terdapat dua jenis riset, yaitu analisis kuat tekan beton dengan bahan
tambah serbuk halus gelas serta analisis kuat tekan beton dengan bahan tambah
serbuk halus arang briket. Adapun variasi penambahan serbuk halus gelas sebesar
0%, 5%, 10%, 15%, 20%, dan 25% dari berat semen. Sedangkan variasi
penambahan serbuk halus arang briket sebesar 0%, 5%, 10%, dan 12,5% dari
berat semen. Tinjauan analisis penelitian ini adalah nilai kuat tekan beton, dengan
sampel benda uji berupa silinder beton dengan diameter 15 cm dan tinggi 30 cm.
Metode pencampuran yang digunakan adalah metode American Concrete Institute
(ACI). Setelah dilakukan penelitian dan penguian terhadap sampel beton, maka
didapatkan hasil Untuk beton dengan bahan tambah serbuk halus gelas, nilai kuat
tekan rata-rata tertinggi sebesar 38,933 MPa dengan penambahan serbuk halus
gelas sebesar 20% terhadap berat semen. Peningkatan kuat tekan sebesar 31,55%
bila dibandingkan dengan beton normal dengan kuat tekan sebesar 29,596 MPa.
Kadar penambahan serbuk halus gelas yang paling optimum sebesar 19,5%
terhadap berat semen dengan kuat tekan maksimum sebesar 38,300 MPa. Untuk
beton dengan bahan tambah serbuk halus arang briket, nilai kuat tekan rata-rata
tertinggi sebesar 38,593 MPa dengan penambahan serbuk halus arang briket
sebesar 5% terhadap berat semen. Peningkatan kuat tekan sebesar 30,40% bila
dibandingkan dengan beton normal dengan kuat tekan sebesar 29,596 MPa. Kadar
penambahan serbuk halus arang briket yang paling optimum sebesar 3% terhadap
berat semen dengan kuat tekan maksimum sebesar 38,300 MPa. Fungsi serbuk
halus gelas dominan sebagai filler yang mengisi rongga-rongga dalam campuran
beton, meskipun memiliki kandungan silika cukup tinggi. Sedangkan serbuk halus
arang briket mampu bereaksi secara kimia dengan kalsium hidroksida yang
terbentuk dari proses hidrasi semen dan menghasilkan zat yang memiliki
kemampuan mengikat.
Kata kunci: serbuk halus gelas, serbuk halus arang briket, kuat tekan beton, filler.
LEMBAR PENGESAHAN
ANALISIS KUAT TEKAN BETON DENGAN BAHAN TAMBAH SERBUK
HALUS GELAS SERTA ANALISIS KUAT TEKAN BETON DENGAN
BAHAN TAMBAH SERBUK HALUS ARANG BRIKET
Tugas Akhir
diajukan dan dipertahankan pada Ujian Pendadaran
Tugas Akhir di hadapan Dewan Penguji
Pada tanggal 31 Oktober 2012
diajukan oleh :
Iqbal Fahmi Amrulloh
NIM : D 100 090 017
Susunan Dewan Penguji :
Pembimbing Utama Pembimbing Pendamping
Ir. H. Suhendro Trinugroho, M.T. Yenny Nurchasanah, S.T., M.T.
NIK. 732 NIK. 921
Anggota
Basuki, S.T., M.T.
NIK. 783
Tugas Akhir ini diterima sebagai salah satu persyaratan
untuk mencapai derajat Sarjana S-1 Teknik Sipil
Surakarta,………………….
Dekan Fakultas Teknik Ketua Program Studi Teknik Sipil
Ir. Agus Riyanto, M.T. Ir. H. Suhendro Trinugroho, M.T.
NIK. 483 NIK. 732
PENDAHULUAN
Semakin berkembangnya teknologi beton di Era sekarang ini, maka
semakin banyak pula inovasi untuk meningkatkan mutu beton dan untuk
penyesuaian pekerjaan di Lapangan. Salah satu inovasi tersebut adalah dengan
menambah campuran proporsi beton normal dengan bahan tambah (Admixture).
Admixture merupakan bahan-bahan yang ditambahkan pada saat atau selama
pencampuran berlangsung. Fungsi dari Admixture ini adalah untuk memodifikasi
sifat dan karakteristik dari beton misalnya untuk meningkatkan workability,
penghematan biaya, atau untuk tujuan lain seperti penghematan energi. Akhir-
akhir ini penggunaan limbah/benda padat buangan sering dibicarakan sebagai
bahan tambah pada campuran beton. berbagai jenis limbah padat yang sering
digunakan sebagai bahan tambah campuran beton misalnya serbuk arang briket,
gelas, serat, dan lain-lain.
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka dapat diambil beberapa
perumusan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut:
1. Berapakah prosentase optimum penambahan serbuk halus gelas agar
didapatkan kuat tekan beton yang maksimal.
2. Berapakah prosentase optimum penambahan serbuk halus arang briket agar
didapatkan kuat tekan beton yang maksimal.
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui prosentase optimal penambahan serbuk halus gelas sehingga
didapatkan hasil kuat tekan beton yang maksimal dengan nilai fas 0,5 pada
umur 28 hari.
2. Untuk mengetahui prosentase optimal penambahan serbuk halus arang briket
sehingga didapatkan hasil kuat tekan beton yang maksimal dengan nilai fas 0,5
pada umur 28 hari.
Mengingat banyaknya permasalahan yang berhubungan dengan beton,
maka dalam penelitian ini diberikan batasan masalah yang bertujuan untuk
membatasi pembahasan agar tidak meluas dan batasannya menjadi jelas. Adapun
yang menjadi batasan masalah sebagai berikut :
1. Penelitian dilakukan di Laboratorium Bahan Bangunan Program Studi Teknik
Sipil Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Surakarta.
2. Perancangan campuran adukan beton dengan metode American Concrete
Institute (ACI).
3. Kuat tekan rencana beton adalah f’c = 20 MPa.
4. Ketentuan bahan penelitian yang digunakan, antara lain :
a. Semen yang digunakan adalah semen Portland jenis I dengan merk Tiga
Roda Indocement.
b. Agregat kasar (batu pecah) berasal dari Wonogiri.
c. Agregat halus (pasir) berasal dari Merapi.
d. Air yang digunakan dari Laboratorium Bahan Bangunan, Program Studi
Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Surakarta.
e. Serbuk gelas diperoleh dengan menumbuk limbah gelas dari pengempul.
f. Serbuk arang briket yang digunakan berasal dari PT. Tyfountex Indonesia.
g. Serbuk gelas dan serbuk arang briket yang digunakan lolos saringan No.
200.
5. Prosentase bahan tambah serbuk halus gelas: 0%, 5%, 10%, 15%, 20%, 25%
dari berat semen.
6. Prosentase bahan tambah serbuk halus arang briket: 0%, 5%, 12,5% dari berat
semen.
7. Benda uji berupa silinder beton dengan diameter 15 cm dan tinggi 30 cm.
8. Tiap variasi penambahan serbuk halus gelas ataupun serbuk halus arang
briket dibuat 5 sampel.
9. Nilai faktor air semen 0,5.
10. Tinjauan analisis penelitian adalah kuat tekan beton.
11. Umur beton yang diuji adalah 28 hari.
12. Data-data pengujian menggunakan data lomba “Indocement Product
Aplication” yang diadakan oleh PT. Indocement, dimana pembuatan benda
uji pada tanggal 2 Juni 2012 dam pengujian kuat tekan beton pada tanggal 30
Juni 2012.
Dalam pembuatan dan pengujian yang dilakukan mengacu pada kosep
penelitian tugas akhir yang diarahkan oleh pembimbing lomba dan
sekaligus sebagai pembimbing tugas akhir.
TINJAUAN PUSTAKA
Beton merupakan fungsi dari bahan penyusunannya yang terdiri dari bahan
semen hidrolik (Portland cement), agregat kasar, agregat halus, air dan bahan
tambah (admixture atau additive). Untuk mengetahui dan mempelajari perilaku
elemen gabungan (bahan-bahan penyusun beton), diperlukan pengetahuan
mengenai karakteristik masing-masing komponen. Pemilihan material yang layak
komposisinya akan diperoleh beton yang efisien, memenuhi kekuatan batas yang
disyaratkan dan memenuhi persyaratan serviceability yang dapat diartikan juga
sebagai pelayanan yang handal dengan memenuhi kriteria ekonomi (Mulyono,
2004).
Secara umum sifat beton digolongkan menjadi dua yaitu sifat yang
berhubungan dengan kelebihan beton dan sifat yang berhubungan dengan
kekurangan beton (Mulyono, 2004).
Adapun kelebihan beton antara lain :
1. Dapat dengan mudah dibentuk sesuai dengan kebutuhan konstruksi
2. Mampu memikul beban berat
3. Tahan terhadap temperatur yang tinggi
4. Biaya pemeliharaan yang kecil.
Kekurangan beton antara lain :
1. Bentuk yang telah dibuat sulit diubah
2. Pelaksanaan pekerjaan membutuhkan ketelitian yang tinggi
3. Berat
4. Daya pantul suara yang besar.
LANDASAN TEORI
Bahan tambah adalah bahan yang selain unsur pokok beton (air, semen, dan
agregat) yang ditambahkan pada adukan beton, sebelum, segera, atau selama
pengadukan beton. Tujuannya untuk mengubah satu atau lebih sifat-sifat beton
sewaktu masih dalam keadaan segara atau setelah mengeras. Bahan tambah dibagi
menjadi dua yaitu Chemical Admixture (bahan-bahan admixture yang dapat larut
dalam air) dan Mineral Admixture (bahan-bahan yang tidak dapat larut dalam air).
Dalam penelitian ini akan digunakan bahan tambah mineral berupa serbuk halus
gelas dan serbuk halus arang briket.
1. Bahan tambah serbuk halus gelas
Serbuk halus gelas yang digunakan dalam penelitian ini berasal bari
limbah botol gelas yang tidak digunakan lagi. Gelas adalah salah satu alat rumah
tangga yang bahan utama penyusunnya adalah SiO2 dengan suhu 2000° C. Gelas
termasuk kelompok vitroida atau termogel, yang merupakan senyawa kimia
dengan susunan yang kompleks. Komposisi bahan-bahan penyusun gelas adalah
sebagai berikut:
Tabel 1. komposisi bahan penyusun gelas
Komposisi Kimia Rumus Kimia Persentase (terhadap bobot)
Silika SiO2 73
Soda Abu Na2O 13
Potasium Oksida K2O 0,44
Batu Kapur CaO 11,7
Magnesium Oksida MgO 0,19
Alumunium Oksida Al2O3 1,43
Besi Oksida Fe2O3 0,049
Belerang Tri Oksida SO3 0,19
(sumber: Julianti dan Nurminah, 2006)
2. Bahan tambah serbuk halus arang briket
Serbuk halus arang briket merupakan mineral admixture (additive). Serbuk
arang briket didefinisikan sebagai butiran halus hasil residu pembakaran batu bara
atau bubuk batu bara. Dengan kehadiran air dan ukuran partikelnya yang halus,
oksida silika yang dikandung oleh serbuk halus arang briket akan bereaksi secara
kimia dengan kalsium hidroksida yang terbentuk dari proses hidrasi semen dan
menghasilkan zat yang memiliki kemampuan mengikat.
METODE PENELITIAN
Penelitian yang akan dilakukan yaitu dengan menggunakan metode
eksperimental laboratorium yaitu dengan melakukan berbagai macam pengujian
sehubungan dengan data-data yang direncanakan sebelumnya. Penelitian
dilaksanakan di Laboratorium Bahan Bangunan, Program Studi Teknik Sipil,
Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Surakarta. Penelitian yang
dilaksanakan terbagi atas empat tahapan sebagai berikut:
1) Tahap I :
Sebelum dilakukan pembuatan campuran beton maka pada tahap ini dilakukan
uji bahan dasar beton yang berupa agregat kasar dan halus. Pemeriksaan ini
meliputi pemeriksaan zat organik dalam pasir, pemeriksaan kadar lumpur pada
pasir dan batu pecah, pemeriksaan specific gravity dan absorbtion pasir dan
batu pecah, pengujian SSD pasir, pengujian gradasi batu pecah, pemeriksaan
berat satuan volume, pemeriksaan kadar keausan batu pecah.
2) Tahap II :
Tahap ini merupakan tahap perencanaan campuran beton, pembuatan benda uji
dan perawatan beton. Perbandingan jumlah proporsi bahan campuran beton
dihitung dengan menggunakan Metode American Concrete Institute.
3) Tahap III :
Dilakukan pengujian kuat tekan dan kuat sampel beton yang dilakukan setelah
beton berumur 28 hari.
4) Tahap IV :
Dari hasil pengujian yang dilakukan pada tahap III dilakukan analisis data.
Analisis data merupakan pembahasan hasil penelitian, kemudian dari langkah
tersebut dapat diambil kesimpulan penelitian.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
1. Hasil pengujian kuat tekan beton dengan additive serbuk gelas
Tabel 2. Hasil pengujian kuat tekan beton dengan additive serbuk gelas
Prosentase
penambahan
No. Berat jenis P max f’c f’c rata-rata Prosentase perubahan
f’c beton additive
terhadap beton normal
(%) Sampel (gr/cm
3) (N) (MPa) (MPa)
0
(Beton Normal)
1 2,34 515000 29,14
29,60 0
2 2,37 530000 29,99
3 2,26 510000 28,86
4 2,26 520000 29,43
5 2,40 540000 30,56
5
1 2,31 680000 38,48
36,10 (+) 21,99
2 2,38 650000 36,78
3 2,28 580000 32,82
4 2,44 650000 36,78
5 2,35 630000 35,65
10
1 2,42 680000 38,48
36,22 (+) 22,37
2 2,43 660000 37,35
3 2,28 610000 34,52
4 2,41 650000 36,78
5 2,31 600000 33,95
15
1 2,38 580000 32,82
36,44 (+) 23,14
2 2,42 780000 44,14
3 2,28 520000 29,43
4 2,40 680000 38,48
5 2,41 660000 37,35
20
1 2,41 710000 40,18
38,93 (+) 31,55
2 2,44 790000 44,70
3 2,41 580000 32,82
4 2,38 650000 36,78
5 2,27 710000 40,18
25
1 2,34 680000 38,48
37,80 (+) 27,72
2 2,28 710000 40,18
3 2,33 650000 36,78
4 2,34 550000 31,12
5 2,35 750000 42,44
Gambar 1. Hubungan kuat tekan beton dengan prosentase serbuk halus gelas
pada fas 0,5 umur 28 hari
Gambar 2. Grafik polynomial kadar optimum penambahan serbuk halus
gelas pada fas 0,5 umur 28 hari
Dari hasil pengujian kuat tekan beton dengan bahan tambah serbuk halus
gelas (Table 2 dan Gambar 1) terlihat bahwa kuat tekan maksimum yang tercapai
sebesar 38,93 MPa dengan prosentase penambahan 20%. Secara keseluruhan
beton dengan bahan tambah serbuk halus gelas mampu mempertahankan nilai kat
tekan normal dan bahkan mampu selalu berada di atas nilai kuat tekan normalnya
pada prosentase penambahan 5% sampai 25%. Sedangkan dari Gambar 2 terlihat
kuat tekan maksimum yang dihasilkan sebesar 38,30 MPa dengan prosentase
penambahan optimum sebesar 19,5%.
2. Hasil pengujian kuat tekan beton dengan additive serbuk arang briket
Tabel 3. Hasil pengujian kuat tekan beton dengan additive serbuk arang briket
Prosentase
penambahan
No. Berat jenis P max f’c f’c rata-rata Prosentase
perubahan f’c beton
additive terhadap
beton normal
(%)
Sampel (gr/cm3) (N) (MPa) (MPa)
0
(Beton Normal)
1 2,34 515000 29,14
29,60
0
2 2,37 530000 29,99
3 2,26 510000 28,86
4 2,26 520000 29,43
5 2,40 540000 30,56
5
1 2,42 790000 44,70
38,59 (+) 30,40
2 2,40 750000 42,44
3 2,36 620000 35,08
4 2,35 630000 35,65
5 2,37 620000 35,08
10
1 2,07 120000 6,79
5,76 (-) 80,54
2 2,03 90000 5,09
3 2,04 129000 7,30
4 2,00 80000 4,53
5 2,00 90000 5,09
12,5
1 2,12 105000 5,94
4,13 (-) 86,04
2 1,91 60000 3,40
3 1,81 50000 2,83
4 2,17 60000 3,40
5 2,11 90000 5,09
Gambar 3. Hubungan kuat tekan beton dengan prosentase serbuk halus arang
briket pada fas 0,5 umur 28 hari
Gambar 4. Grafik polynomial kadar optimum penambahan serbuk halus
arang briket pada fas 0,5 umur 28 hari
Dari hasil pengujian kuat tekan beton dengan bahan tambah serbuk halus arang
briket (Tabel 3 dan Gambar 3) terlihat bahwa kuat tekan maksimum yang terjadi
sebesar 38,59 MPa dengan prosentase penambahan 5%. Sedangkan pada
penambahan serbuk halus arang briket 10% terjadi penurunan nilai kuat tekan
yang sangat jauh yaitu dengan nilai kuat tekan sebesar 5,76 MPa. Sedangkan dari
Gambar 4 didapatkan kuat tekan maksimum yang dihasilkan sebesar 34,30 MPa
dengan prosentase penambahan optimum sebesar 3%.
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan, maka
dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut :
1. Untuk beton dengan bahan tambah serbuk halus gelas, nilai kuat tekan rata-rata
tertinggi sebesar 38,93 MPa dengan penambahan serbuk halus gelas sebesar
20% terhadap berat semen. Peningkatan kuat tekan sebesar 31,55% bila
dibandingkan dengan beton normal dengan kuat tekan sebesar 29,60 MPa.
2. Berdasarkan grafik kadar optimum penambahan serbuk halus gelas pada fas
0,5 umur 28 hari didapatkan kadar penambahan serbuk halus gelas yang paling
optimum sebesar 19,5% terhadap berat semen dengan kuat tekan maksimum
sebesar 38,30 MPa.
3. Untuk beton dengan bahan tambah serbuk halus arang briket, nilai kuat tekan
rata-rata tertinggi sebesar 38,59 MPa dengan penambahan serbuk halus arang
briket sebesar 5% terhadap berat semen. Peningkatan kuat tekan sebesar
30,40% bila dibandingkan dengan beton normal dengan kuat tekan sebesar
29,60 MPa.
4. Berdasarkan grafik kadar optimum penambahan serbuk halus arang briket pada
fas 0,5 umur 28 hari didapatkan kadar penambahan serbuk halus arang briket
yang paling optimum sebesar 3% terhadap berat semen dengan kuat tekan
maksimum sebesar 38,30 MPa.
5. Fungsi serbuk halus gelas dominan sebagai filler yang mengisi rongga-rongga
dalam campuran beton, meskipun memiliki kandungan silika cukup tinggi.
Sedangkan serbuk halus arang briket mampu bereaksi secara kimia dengan
kalsium hidroksida yang terbentuk dari proses hidrasi semen dan menghasilkan
zat yang memiliki kemampuan mengikat.
Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas dapat dibuat saran-saran yang bisa
digunakan sebagai pertimbangan penelitian-penelitian selanjutnya:
1. Untuk menghasilkan campuran beton yang baik dan sesuai rencana, maka
diperlukan pengetahuan yang cukup mengenai spesifikasi-spesifikasi dan sifat-
sifat bahan yang digunakan dalam campuran beton.
2. Bahan-bahan dasar yang akan digunakan dalam campuran beton harus baik dan
memenuhi syarat.
3. Dalam pembacaan Compression Tension Machine diperlukan ketelitian dan
kecermatan agar nilai kuat tekan beton yang didapat memiliki akurasi yang
tinggi.
4. Pada penelitisn selanjutnya, bisa juga dicoba dengan mencampur bahan tambah
serbuk halus gelas dan serbuk halus arang briket terhadap berat semen.
Sehingga peran secara fisik dan kimia dapat dipadukan.
DAFTAR PUSTAKA
ASTM. 1996. Concrete and Aggregates. Vol. 04.02. Easton, MID. USA.
Departemen Perindustrian Republik Indoneisa. 1980. Standar Industri
Indonesia: Mutu dan Cara Uji Agregat Beton. Badan Standarisasi
Nasional, Jakarta.
Elra. 2005. Pemakaian Variasi Bahan Tambah Gula Murni dan Abu Arang
Briket Pada Campuran Beton Mutu Tinggi. Jurusan Teknik Sipil,
Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Julianti, E., Nurminah, M. 2006. Teknologi Pengemasan. Fakultas
Pertanian, Universitas Sumatera Utara, Medan.
Kuncoro, A.B. Tinjauan Kuat Tekan Beton Non Pasir Dengan Variasi
Merk Semen. Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas
Muhammadiyah Surakarta.
Mulyono, T. 2004. Teknologi Beton. Penerbit ANDI, Yogyakarta.
Murdock, L.J., Brook, K.M., Hindarko, S. 1986. Bahan dan Praktek Beton.
Penerbit Erlangga, Jakarta.
Nugroho, R. 2006. Kapasitas Tekan dan Tarik Beton Dengan Bahan
Tambah Filler Abu Ampas Tebu dan Abu Arang Briket Dengan
Fas 0.45. Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas
Muhammadiyah Surakarta.
Rahayu, T. 2004. Karakteristik Air Sumur Dangkal Di Wilayah Kartasura
dan Upaya Penjernihannya. Penelitian Sains dan Teknologi, Vol.
5 : 104-124.
Sriyadi, E. 2010. Analisis Kuat Tekan Dan Kuat Tarik Belah Beton
Dengan Bahan Tambah Abu Sekam Padi Dan Bestmittel. Jurusan
Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah
Surakarta.
Tjokrodimuljo, K. 1996. Teknologi Beton. Jurusan Teknik Sipil, Fakultas
Teknik Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.
Triharyanto, H. 2012.Analisis Kuat Tekan dan Kuat Tarik Belah Beton
Dengan Bahan Tanbah Serbuk Arang Briket dan Besmitel.
Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Universitas
Muhammadiyah Surakarta.
BIBLIOGRAFI
Departemen Pekerjaan Umum. 1982. Persyaratan Umum Bahan Bangunan
di Indonesia. Departemen Pekerjaan Umum, Bandung.
Departemen Pekerjaan Umum. 1989. Spesifikasi Bahan Bangunan Bagian
A. Yayasan LPMB, Bandung.
Departemen Pekerjaan Umum. 1990. Metode Pengujian Kuat Tekan Beton. Departemen Pekerjaan Umum dan Tenaga Listrik, Bandung.
Departemen Pekerjaan Umum. 1991. Spesifikasi Bahan Tambahan untuk
Beton. Departemen Pekerjaan Umum, Bandung.