Post on 01-Dec-2021
ANALISIS KINERJA KOPERASI SERBA USAHA (KSU) SYARIAH
HUWAIZA DENGAN KONSEP BALANCED SCORECARD
PERIODE 2012-2015
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh
Gelar Sarjana Ekonomi Syariah (S.E. Sy)
Oleh:
DETI RAHMANI
NIM. 1112046100001
KONSENTRASI PERBANKAN SYARIAH
PROGRAM STUDI MUAMALAT (EKONOMI ISLAM)
FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM
UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
1438 H/2016 M
v
ABSTRAK
DETI RAHMANI, NIM: 1112046100001, Analisis Kinerja Koperasi
Serba Usaha (KSU) Syariah Huwaiza dengan Konsep Balanced Scorecard
Periode 2012-2015”. Program Studi Muamalat, Fakultas Syariah dan Hukum,
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2012.
Skripsi ini bertujuan untuk menganalisis kinerja KSU Syariah Huwaiza
dengan pendekatan balanced scorecard dan menganalisis perspektif BSC
manakah yang lebih mempengaruhi kinerja KSU Syariah Huwaiza dari masing-
masing perspektif BSC dengan menggunakan metode Analytical Hierarchy
Process (AHP). Pada penelitian ini penulis memilih objek penelitian di KSU
Syariah Huwaiza Jalan Raya ParungBingung No. 2 RT 02 RW 13 Kelurahan
Rangkapan Jaya Baru Kecamatan Pancoran Mas Kota Depok.
Jenis data yang digunakan untuk penelitian ini meliputi data primer dan
data sekunder, baik berupa kualitatif maupun kuantitatif. Data primer diperoleh
melalui hasil pengamatan, kuesioner, wawancara langsung dengan kepala KSU
Syariah Huwaiza. Responden yang dipilih berasal dari internal dan eksternal KSU
Syariah Huwaiza. Sedangkan data sekunder diperoleh dari buku, skripsi, data
KSU Syariah Huwaiza, dan data publikasi lainnya. Pengolahan data dalam
penenlitian ini menggunakan pendekatan deskriptif untuk data kualitatif.
Sedangkan data kuantitatif menggunakan pendekatan rataan rasio, tabulasi silang,
Analytical Hierarchy Process (AHP) dengan bantuan program expert choice 9.0,
Microsoft Excel serta SPSS 23.0.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa analisis kinerja KSU Syariah
Huwaiza tahun 2012-2015 dengan menggunakan konsep Balanced Scorecard
secara keseluruhan KSU Syariah Huwaiza digolongkan pada kondisi koperasi
“cukup sehat” dengan kategori B dengan skor 39,26%. Hasil analisis perspektif
Balanced Scorecard dengan menggunakan metode Analytical Hierarchy Process
(AHP) dengan bantuan program expert choice 9.0 menghasilkan bobot pada
masing-masing perspektif Balanced Scorecard (BSC) diantaranya: perspektif
keuangan 36,1%, perspektif pelanggan sebesar 31,6%, perspektif proses bisnis
internal sebesar 22,4%, serta perspektif pembelajaran dan pertumbuhan sebesar
9,7%. Dengan demikian perspektif yang dianggap berpengaruh terhadap kinerja
KSU Syariah Huwaiza yaitu perspektif yang memiliki bobot tertinggi yaitu
perspektif keuangan dengan bobot tertinggi dengan bobot 36,1%. Sementara
faktor yang paling berpengaruh dari perspektif keuangan yaitu rasio modal
sendiri.
Kata Kunci : Koperasi, Kinerja, Balanced Scorecard, Analytical Hierarchy
Process.
Pembimbing : M. Mujiburrahman, M.A
DaftarPustaka : Tahun 2000 s.d.Tahun 2016
vi
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT karena hanya dengan pertolongan-Nya skripsi
ini dapat diselesaikan. Shalawat dan salam semoga tercurah kepada Nabi
Muhammad SAW, keluarga, sahabatnya, dan kaum muslimin yang mau
mengikuti jejak langkahnya.
Pada kesempatan ini, ucapan terima kasih disampaikan kepada berbagai
pihak yang senantiasa membantu dalam menyelesaikan skripsi ini. Adapun
ucapan terima kasih penulis tujukan kepada:
1. Bapak Dr. Asep Saepudin Jahar, M.A. sebagai Dekan Fakultas Syariah dan
Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Bapak AM. Hasan Ali, M.A. dan Dr. Abdurrauf, M.A. sebagai ketua
Program Studi Muamalat dan Sekertaris Program Studi Muamalat Fakultas
Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Bapak M. Mujiburrahman, M.A. sebagai Dosen Pembimbing yang selalu
memberikan arahan dan bimbingannya bagi penulis.
4. Bapak Dr. Muhammad Maksum, M.A. sebagai Pembimbing Akademik
yang senantiasa membimbing penulis selama menuntut ilmu di UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
5. Seluruh Dosen serta segenap Civitas Akademik Fakultas Syariah dan
Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
6. Segenap Pimpinan dan Staff Perpustakan Utama UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta.
vii
7. Segenap Pimpinan dan Staff Perpustakaan Fakultas Syariah dan Hukum
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta atas pelayanan dan bantuannya dalam
mengumpulkan berbagai literatur yang dibutuhkan dalam penelitian.
8. Kepala KSU Syariah Huwaiza, Ibu Namah Purnama, Amd. yang telah
mengizinkan penulis untuk melakukan kegiatan penelitian di KSU Syariah
Huwaiza.
9. Kedua orang tua, Bapak Na‟im (Alm.) dan Ibu Mintarsih, serta kakakku
Lisydah Naim, S.Pd dan adikku Delistia Afifi yang selalu memberikan
dorongan, semangat, dan do‟a yang tiada henti.
10. Keluarga besar Bapak Naib dan Bapak Muhammad yang telah memberikan
berbagai bantuan dan do‟a yang tiada henti.
11. Eka Selsabila Firdausi dan Nur Azilah teman seperjuanganku di Ikatan
Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) Cabang Ciputat yang selalu
memberikan semangat serta dukungannya baik moral ataupun materil.
12. Siti Wasilah, Sri Wahyuni, Eva Hardini Fauziah, Siti Aisyah, Friska Tyas,
Siti Mulkhiah, Ifa Afifah, Rahmi Rahmawati, Zuhroh An-Nada, dan Mentari
Ika Putri yang tanpa bosan selalu membantu dan mengingatkan agar tidak
putus asa.
13. Muhammad Ainun Zia dan Fashan Abdillah teman seperjuangan dalam
menanti waktu bimbingan.
14. Teman-teman Perbankan Syariah 2012 khususnya Perbankan Syariah A
yang telah mengisi hari-hari selama mengikuti perkuliahan di kampus
tercinta.
viii
15. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi yang tidak
dapat disebutkan namanya satu persatu.
Semoga Allah senantiasa memberikan keberkahan kepada mereka. Skripsi
ini masih jauh dari kesempurnaan. Besar harapan semoga skripsi ini bermanfaat
bagi semua pihak khususnya bagi penulis dan bagi para pembaca pada umumnya.
Oleh karena itu, diharapkan masukan yang membangun demi perbaikan di masa
yang akan datang.
Jakarta, Oktober 2016
Penulis
ix
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ............................................................................................. i
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING ........................................................ ii
LEMBAR PENGESAHAN MUNAQASYAH .................................................... iii
LEMBAR PERNYATAAN .................................................................................. iv
ABSTRAK ............................................................................................................ v
KATA PENGANTAR .......................................................................................... vi
DAFTAR ISI ......................................................................................................... ix
DAFTAR TABEL ................................................................................................. xi
DAFTAR GRAFIK ............................................................................................... xii
DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... xiv
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah ................................................................... 1
B. Identifikasi Masalah .......................................................................... 9
C. Pembatasan Masalah ......................................................................... 10
D. Rumusan Masalah ............................................................................. 10
E. Tujuan dan Manfaat Penelitian ......................................................... 10
F. Review Studi Terdahulu ................................................................... 11
G. Kerangka Pemikiran.......................................................................... 23
H. Sistematika Penulisan ....................................................................... 24
BAB II LANDASAN TEORI ............................................................................... 26
A. Koperasi ........................................................................................... 26
B. Kinerja ............................................................................................. 29
1. Pengertian Kinerja .................................................................... 29
2. Pengukuran Kinerja Tradisional ............................................... 31
3. Penilaian Kinerja dengan Balanced Scorecard ........................ 33
4. Keunggulan dan Kelemahan Balanced Scorecard ................... 35
5. Perspektif Balanced Scorecard ................................................. 37
C. AHP (Analytical Hierarchy Process) .............................................. 42
1. Pengertian AHP (Analytical Hierarchy Process) ..................... 42
2. Kelebihan dan Kelemahan Metode AHP .................................. 45
BAB III METODE PENELITIAN........................................................................ 47
A. Jenis Penelitian ................................................................................ 47
B. Sumber Data .................................................................................... 48
1. Data primer ............................................................................... 48
2. Data sekunder ........................................................................... 48
C. Teknik Pengambilan Sampel ........................................................... 49
1. Objek Penelitian ........................................................................ 49
2. Waktu dan Lokasi Penelitian .................................................... 49
x
3. Populasi ..................................................................................... 49
4. Sampel ...................................................................................... 49
D. Teknik Pengumpulan Data ............................................................... 51
1. Kajian Kepustakaan .................................................................. 51
2. Studi Lapang ............................................................................. 51
E. Operasional Variabel Penelitian ...................................................... 52
1. Kinerja pada Perspektif Keuangan ........................................... 53
2. Kinerja pada Perspektif Pelanggan ........................................... 54
3. Kinerja pada Proses Bisnis Internal .......................................... 55
4. Kinerja pada Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan ......... 56
D. Teknik Analisis Data ....................................................................... 57
1. Pengujian Kualitas Data ........................................................... 57
2. Analisis Balanced Scorecard .................................................... 60
3. Analisis Perspektif Balanced Scorecard dengan
Menggunakan Analytical Hierarchy Process (AHP) ............... 65
BAB IV HASIL PENELITIAN ............................................................................ 68
A. Sejarah Berdirinya KSU Syariah Huwaiza ...................................... 68
B. Visi Misi KSU Syariah Huwaiza ..................................................... 69
C. Susunan Kepengurusan KSU Syariah Huwaiza .............................. 70
D. Bidang Usaha KSU Syariah Huwaiza ............................................. 77
E. Hasil Analisis Data dan Pembahasan ............................................... 80
1. Pengujian Kualitas Data ........................................................... 80
2. Analisis Perspektif Balanced Scorecard .................................. 82
3. Hasil Analisis Pengukuran Kinerja KSU Syariah Huwaiza
dengan Konsep BSC dengan Metode AHP ............................107
BAB V PENUTUP ..............................................................................................115
A. Kesimpulan ....................................................................................115
B. Saran ..............................................................................................119
DAFTAR PUSTAKA .........................................................................................120
LAMPIRAN ........................................................................................................124
xi
DAFTAR TABEL
Pertumbuhan Aset, Mitra, dan Laba KSU Syariah Huwaiza Tahun 2012-2015 .. 6
Review Studi Terdahulu......................................................................................... 12
Kerangka Pemikiran .............................................................................................. 23
Skala Likert ........................................................................................................... 60
Kriteria Penilaian Rasio Modal Sendiri ................................................................ 61
Kriteria Penilaian Rasio Efisiensi ......................................................................... 61
Kriteria Penilaian Rasio Likuiditas ....................................................................... 62
Kriteria Penilaian Rasio Rentabilitas Aset ............................................................ 62
Kriteria Penilaian Rasio Rentabilitas Modal ......................................................... 63
Kriteria Penilaaian Rasio Kemandirian Operasional Pelayanan ........................... 63
Kriteria Skor AETR .............................................................................................. 64
Nilai Rata-rata Konsisten ...................................................................................... 67
Uji Validitas Kuesioner Pelanggan ....................................................................... 81
Analisis Rasio Modal Sendiri ............................................................................... 83
Analisis Rasio Efisiensi ........................................................................................ 84
Analisis Rasio Likuiditas ...................................................................................... 85
Analisis Rasio Rentabilitas Aset ........................................................................... 86
Analisis Rasio Rentabilitas Modal ........................................................................ 87
Analisis Rasio Kemandirian Operasional Pelayanan ............................................ 89
Penguasaan Pangsa Pasar ...................................................................................... 90
Kepuasan Pelanggan terhadap Peubah Biaya ....................................................... 91
Kepuasan Pelanggan terhadap Peubah Bukti Langsung ....................................... 92
Kepuasan Pelanggan terhadap Peubah Keandalan ................................................ 93
Kepuasan Pelanggan terhadap Peubah Tanggap ................................................... 94
Kepuasan Pelanggan terhadap Peubah Jaminan ................................................... 95
xii
Kepuasan Pelanggan terhadap Peubah Empati ..................................................... 96
Skor Kepuasan Pelanggan ..................................................................................... 97
Profitabilitas Anggota KSU Syariah Huwaiza ...................................................... 98
Rasio NGR ............................................................................................................ 99
Rasio AETR ........................................................................................................100
Produktivitas Karyawan ......................................................................................101
Kepuasan Karyawan terhadap Peubah Kemampuan Karyawan .........................102
Kepuasan Karyawan terhadap Peubah Gaji dan Fasilitas ...................................103
Kepuasan Karyawan terhadap Peubah Kebijakan...............................................104
Kepuasan Karyawan terhadap Peubah Hubungan dengan Pimpinan Kerja
dan Rekan Kerja ..................................................................................................105
Skor Kepuasan Karyawan ...................................................................................106
Hasil Analisis Perspektif BSC dengan Menggunakan Metode AHP ..................108
Pengukuran Kinerja KSU Syariah Huwaiza dengan Pendekatan BSC ...............111
Kriteria Total Skor Kinerja .................................................................................112
xiii
DAFTAR GRAFIK
Perkembangan Koperasi di Indonesia Tahun 2012-2015 ..................................... 2
xiv
DAFTAR GAMBAR
Struktur Organisasi KSU Syariah Huwaiza .......................................................... 71
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Persaingan dunia bisnis saat ini berkembang begitu pesat, perusahaan-
perusahaan dituntut untuk menempuh langkah-langkah strategis agar mampu
bersaing pada kondisi apapun. Selain tuntutan akan kemampuan bersaing,
perusahaan juga dituntut untuk memiliki keunggulan yang dapat membedakan
perusahaan yang satu dengan perusahaan yang lain. Kemajuan teknologi
informasi menjadi sarana persaingan yang sangat kompetitif bagi perusahaan.
Keuntungan kompetitif sangat diperlukan agar perusahaan dapat bertahan dalam
persaingan bisnis dalam jangka panjang.
Perkembangan dunia bisnis jasa keuangan berbasis syariah seperti badan
usaha berbentuk Koperasi dari tahun ke tahun mengalami perkembangan yang
sangat pesat dan semakin kompetitif yang menyebabkan perubahan besar dalam
persaingan, pemasaran, pengelolaan sumber daya manusia dan penanganan
transaksi antara perusahaan dan konsumen, serta perusahaan dengan perusahaan
lain. Hanya perusahaan-perusahaan yang memiliki keunggulan yang mampu
memuaskan atau memenuhi kebutuhan konsumen, maupun menghasilkan produk-
produk yang bermutu, dan juga cost effective.1
Berdasarkan data dari Kementerian Koperasi dan UKM sejak tahun 2012-
2015 jumlah koperasi di Indonesia terus mengalami perkembangan yang sangat
1 Mulyadi, Akuntansi Manajemen: Konsep, Manfaat, dan Rekayasa, Ed. Ke-3 (Jakarta:
Salemba Empat, 2001), h. 157.
2
pesat, seperti terlihat pada Grafik 1.1.1 Keadaan ini memaksa para manajemen
Koperasi Syariah dituntut untuk berupaya menyiapkan, menyempurnakan,
mencari strategi-strategi baru untuk meningkatkan kinerja agar dapat beroperasi
dengan baik, efisien, serta dapat bertahan dan berkambang dalam persaingan
bisnis di lembaga keuangan. Manajemen harus mengkaji ulang prinsip-prinsip
yang selama ini digunakan agar dapat bertahan dan bertumbuh dalam persaingan
yang semakin kompetitif untuk menghasilkan produk dan jasa bagi masyarakat.
Oleh karena itu, diperlukan sistem pengukuran kinerja untuk melihat sebuah
Koperasi tersebut sudah berjalan dengan benar dalam upaya mencapai tujuan yang
telah ditentukan dan hasil kinerja sesuai dengan yang telah diharapkan dalam
kurun waktu tertentu.
Grafik 1.1
Perkembangan Koperasi di Indonesia dari Tahun 2012-2015
Pengukuran kinerja merupakan pengukuran yang dilakukan untuk
mengetahui apakah selama pelaksanaan kinerja terdapat deviasi dari rencana yang
1 Kementrian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Republik Indonesia, “Data Koperasi di
Indonesia”, data diakses pada tanggal 2 Januari 2016 dari http://www.depkop.go.id/berita-
informasi/data-informasi/data-koperasi/
0
100000
200000
300000
139.321 143.117 147.249212.315
2012 2013 2014 2015
3
telah ditentukan atau apakah kinerja dapat dilakukan sesuai dengan jadwal waktu
waktu yang telah ditentukan atau apakah kinerja telah tercapai sesuai dengan yang
diharapkan.2 Adapun tujuan pengukuran kinerja adalah untuk memotivasi
personal mencapai sasaran organisasi atau mematuhi standar perilaku yang telah
ditetapkan sebelumnya, agar membuahkan tindakan dan hasil yang diinginkan
oleh organisasi.
Pengukuran kinerja yang sangat mudah dan umum dilakukan yaitu
pengukuran kinerja pada pendekatan tradisional yaitu pengukuran kinerja yang
bersumber dari informasi keuangan perusahaan saja. Perusahaan yang
memfokuskan pada sektor keuangan saja kurang mampu mengukur kinerja,
kurang mampu mengukur harta-harta tak tampak dan harta-harta intelektual
perusahaan. Selain itu, pengukuran dengan pendekatan tradisional kurang mampu
menggambarkan kinerja masa lalu perusahaan, kurang memperhatikan sektor
eksternal, serta tidak mampu menuntun perusahaan ke arah yang lebih baik.3
Pengukuran kinerja tradisional merupakan pengukuran yang dilakukan
dengan mengukur kinerja perusahaan melalui perspektif finansial (keuangan) saja.
Terdapat kelemahan pada pengukuran kinerja tradisional yaitu hanya mampu
menggambarkan kondisi perusahaan masa lalu bisnis dan tidak mampu
sepenuhnya menuntun perusahaan menjadi lebih baik. Kelemahan-kelemahan
yang terdapat dalam pengukuran kinerja tradisional menyebabkan perlunya
pengukuran kinerja yang tidak hanya mengukur kinerja dari perspektif keuangan
2 Wibowo, Manajemen Kinerja (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2007), h. 319.
3 Robert, S. Kaplan dan David P. Norton, Balanced Scorecard, Menerapkan Strategi
Menjadi Aksi, Penerjemah Pasla Yosi Peter R. (Jakarta: Erlangga, 2000), h. 75.
4
saja, akan tetapi pengukuran kinerja mampu menggambarkan kondisi perusahaan
secara lengkap. Hal inilah yang menjadi awal terciptanya konsep balanced
scorecard.4
Istilah balanced scorecard terdiri dari dua kata yaitu balanced (berimbang)
dan scorecard (kartu skor). Kata balanced (berimbang) dapat diartikan dengan
kinerja yang diukur secara berimbang dari dua sisi yaitu sisi keuangan dan non
keuangan, mencakup jangka pendek dan jangka panjang serta melibatkan bagian
internal dan eksternal, sedangkan pengertian kartu skor (scorecard) adalah suatu
kartu yang digunakan untuk mencatat skor hasil kinerja baik untuk kondisi
sekarang maupun untuk perencanaan di masa yang akan datang. Pengertian
sederhana dari balanced scorecard adalah kartu skor yang digunakan untuk
mengukur kinerja dari keuangan tetapi menggabungkan ukuran-ukuran keuangan
dan non keuangan untuk kondisi sekarang maupun untuk perencanaan di masa
yang akan datang sehingga Koperasi dapat menjalankan bisnisnya dengan baik.5
Pengukuran kinerja dengan menggunakan konsep balanced scorecard mampu
memotivasi para karyawan, mampu melihat pengembangan Sumber Daya
Manusia, sistem dan prosedur dalam perbaikan kinerja di masa yang akan datang.
Koperasi Syariah merupakan salah satu bentuk badan usaha pelayanan
penyedia jasa yang bergerak di Lembaga Keuangan agar mampu bersaing dan
bertahan di dunia bisnis yang semakin kompetitif diperlukan strategi yang baik
4 Luh Putu L.S.S, Analisis Koperasi Berbasis Balanced Scorecard Pada Koperasi XYZ, (E-
Jurnal Akuntansi: Universitas Udayana 8.2, 2014). 5 Freddy Rangkuti, SWOT Balanced Scorecard: Teknik Menyusun Strategi Korporat yang
Efektif plus Cara Mengelola Kinerja dan Risiko, edisi ke-7 (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama,
2015), h. 3.
5
yaitu dengan selalu mengutamakan kepuasan pelanggan dan berusaha untuk
menciptakan loyalitas pelanggan dengan memberikan pelayanan yang
memfokuskan pada kualitas layanan yang memuaskan pelanggan. Oleh karena itu,
Koperasi Syariah perlu melakukan pengukuran kinerja yang tidak hanya diukur
dari pengukuran tradisional (perspektif keuangan), tetapi perlu diukur dengan
perspektif lainnya seperti perspektif nasabah, perspektif proses bisnis, dan
perspektif pembelajaran dan pertumbuhan Koperasi Syariah untuk melakukan
mengevaluasi kinerja tahun lalu dan selanjutnya dapat dilakukan perbaikan di
tahun yang akan datang.
Koperasi Serba Usaha (KSU) Syariah adalah koperasi yang kegiataan
usahanya bergerak di berbagai bidang seperti koperasi yang melakukan
pembiayaan, investasi, dan simpanan. Koperasi Syariah dalam melaksanakan
kegiatannya diatur dalam Keputusan Menteri Negara Koperasi Jasa Keuangan
Syariah dan UKM No. 91/Kep/M.KUKM/IX/2004 bahwa praktik usaha koperasi
yang dikelola secara syariah telah tumbuh dan berkembang di masyarakat serta
mengambil bagian penting dalam memberdayakan ekonomi khususnya usaha
kecil dan mikro.6
Koperasi Serba Usaha (KSU) Syariah Huwaiza merupakan koperasi terbaik
di Kota Depok Jawa Barat dari Tahun 2010-2016. Koperasi Serba Usaha (KSU)
Syariah Huwaiza adalah sebuah koperasi yang melayani pembelian, penjualan,
produksi, pengadaan konsumsi, serta melayani jasa yang dibutuhkan oleh para
anggotanya seperti jasa simpan pinjam, asuransi dan sebagainya dengan
6 Euis Amalia, Keadilan Distributif dalam Ekonomi Islam: Penguatan Peran LKM dan
UKM di Indonesia (Jakarta: PT Rajagrafindo Persada, 2009), h. 251-253.
6
mengangkat prinsip-prinsip syariah sebagai landasan operasi. Koperasi Serba
Usaha (KSU) Syariah Huwaiza didirikan oleh sekelompok pengajian ibu-ibu yang
beranggotakan 12 orang. Awal mula terbentuk kegiatan Koperasi pada 19 Januari
2002 dengan modal awal yang terkumpul hanya sebesar Rp. 244.200.- modal ini
digunakan sebagai pembiayaan awal kepada anggota. Seiring berjalannya waktu,
anggota Koperasi Serba Usaha (KSU) Syariah Huwaiza terus mengalami
peningkatan dan modal yang masih murni berasal dari simpanan anggota pun
bertambah tiap tahunnya, serta pembiayaan kepada anggota pun mengalami
peningkatan, hingga tahun 2014 KSU Syariah Huwaiza beranggotakan 2.500
anggota, sementara pada tahun 2015 mengalami penurunan terhadap jumlah asset,
jumlah mitra, dan jumlah laba bersih KSU Syariah Huwaiza mencapai. Di mana
dari tahun 2014-2015 KSU Syariah Huwaiza mengalami penurunan mitra
sebanyak tujuh mitra dan berpengaruh terhadap jumlah laba bersih yang turun
mencapai Rp. 14.080.657.7 Berikut tabel pertumbuhan asset, mitra dan laba KSU
Syariah Huwaiza:
Tabel 1.1
Pertumbuhan Aset, Mitra, dan Laba KSU Syariah Huwaiza 2012-2015
Tahun
Jumlah Aset
(Rupiah)
Jumlah Mitra
(Orang)
Jumlah Laba Bersih
(Rupiah)
2012 3.597.549.407,22 1.570 46.893.608,57
2013 4.458.624.453,38 1.851 43.041.731,31
7 Koperasi Serba Usaha (KSU) Syariah Huwaiza, “Sejarah KSU Syariah Huwaiza”, diakses
pada tanggal 19 Desember 2015 dari http://koperasihuwaiza.blogspot.co.id/p/profil.html/
7
2014 4.691.375.840,78 2.500 46.374.002,48
2015 4.630.762.210.94 2.493 32.293.345.46
Sumber: Laporan RAT Koperasi Syariah Huwaiza
Pada tabel 1.1 dapat dijelaskan bahwa jumlah asset KSU Syariah Huwaiza
pada tahun 2012 sebesar Rp. 3.597.549.407,22 mengalami peningkatan pada
tahun 2013 yaitu naik menjadi Rp. 4.458.624.453,38. Begitu juga jumlah mitra
KSU Syariah Huwaiza yang tiap tahun mengalami peningkatan. Namun demikian,
keadaan tersebut tidak sejalan dengan pertumbuhan laba KSU Syariah Huwaiza
pada tahun 2013 mengalami penurunan kemudian pada tahun 2015 KSU Syariah
Huwaiza kembali mengalami penurunan terhadap jumlah asset, jumlah mitra, dan
jumlah laba bersih turun mencapai Rp. 18.080.657.8 Selain itu, persaingan usaha
di sekitar KSU Syariah Huwaiza mulai bermunculan bank-bank konvensional,
bank-bank syariah yang mengembangkan program keuangan mikro dan masih
adanya bank-bank keliling yang berada di sekitar wilayah KSU Syariah Huwaiza.
Melihat keadaan tersebut, pengukuran kinerja secara komperhensif dengan konsep
balanced scorecard diperlukan untuk menganalisis keberhasilan Koperasi yang
telah dicapai dan mengevaluasi kinerja tahun lalu sehingga dapat memaksimalkan
kinerja Koperasi di tahun yang akan datang agar tetap bertahan di dunia bisnis
yang semakin kompetitif perkembangannya. Strategi Koperasi yang telah
didapatkan dari empat perspektif balanced scorecard diantaranya pespektif
keuangan, perspektif pelanggan, perspekti proses bisnis internal serta perspektif
8 Tabel Perkembangan Asset, Mitra, Laba KSU Syariah Huwaiza pada Tahun 2012-2015
laporan RAT.
8
pembelajaran dan pertumbuhan bisnis dapat difokuskan dengan menentukan
prioritas melalui metode Analitycal Hierarchy Process (AHP).
Metode Analitycal Hierarchy Process (AHP) adalah metode yang
diperkenalkan oleh Thomas L. Saaty pada tahun 1971-1975 di Wharton School.
Analitycal Hierarchy Process (AHP) merupakan salah satu bentuk model
pengambil keputusan dengan multiple kriteria dengan memberi nilai subjektif
pentingnya setiap variabel, menetapkan variabel mana yang memiliki prioritas
paling tinggi.9 Salah satu kehandalan AHP adalah dapat melakukan analisis secara
simultan dan terintegrasi antara parameter-parameter yang kualitatif (seperti
menentukan suatu produk dengan harga tertentu) atau bahkan yang kuantitatif
(seperti mencantumkan suatu produk dengan harga tertentu).10
Berdasarkan uraian tersebut maka penelitian ini menggunakan dua metode
di mana peneliti melakukan analisis penilaian kinerja dengan menggunakan
konsep balanced scorecard untuk menilai kinerja Koperasi Serba Usaha (KSU)
Syariah Huwaiza, kemudian peneliti melakukan pembobotan terhadap masing-
masing perspektif balanced scorecard tersebut dengan pendekatan AHP sehingga
dapat diketahui dari masing-masing perspektif tersebut, perspektif mana yang
dianggap memiliki peranan penting terhadap kinerja Koperasi Serba Usaha (KSU)
Syariah Huwaiza.
9 Bambang Wisanggeni, “Analytical Hierarchy Process”, diakses pada tanggal 5 Desember
2015 dari https://bambangwisanggeni.wordpress.com/2010/03/02/analitycal-hierarchy-process-
ahp/ 10
Muhammad Bahanan, Analisis Kinerja BMT-UGT Sidogiri dengan Menggunakan
Pendekatan Balanced scorecard dan Analytical Hierarch Process (Tesis: Manajemen Fakultas
Ekonomi Universitas Jember, 2015).
9
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, penulis hendak
mengangkat judul penelitian “Analisis Kinerja Koperasi Serba Usaha (KSU)
Syariah Huwaiza dengan Konsep Balanced Scorecard Periode 2012-2015”.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka identifikasi masalah dari penelitian
ini adalah:
1. Peningkatan asset KSU Syariah Huwaiza sangat signifikan dimulai
dari modal awal sebesar Rp. 244.200.- pada tahun 2015 mencapai Rp.
4.630.762.210.94.
2. Pertumbuhan laba KSU Huwaiza Syariah tidak stabil pada tahun
2012-2015.
3. Pertumbuhan mitra mengalami peningkatan dari tahun 2010-2014 dan
pada tahun 2015 pertumbuhan mitra mengalami penurunan.
4. Pada tahun 2014-2015 jumlah mitra KSU Syariah Huwaiza
mengalami penurunan sebanyak 7 mitra sehingga berpengaruh pada
jumlah laba bersih yang mengalami penurunan sebesar Rp.
14.080,567.
5. Pengukuran kinerja yang diterapkan KSU Syariah Huwaiza masih
mengunakan pengukuran tradisonal yaitu hanya mengukur kinerja
KSU Syariah Huwaiza dengan melihat perspektif keuangannya saja.
6. Persaingan bisnis di Lembaga Keuangan semakin kuat.
10
C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah di atas, agar penelitian lebih terarah dan
jelas, maka penelitian ini dilakukan di Koperasi Serba Usaha (KSU) Syariah
Huwaiza yang beralamat di Jalan Raya Parung Bingung No. 2 RT 02 RW 13
Kelurahan Rangkapan Jaya Baru Kecamatan Pancoran Mas Kota Depok.
Penelitian difokuskan pada kinerja KSU Syariah Huwaiza pada tahun 2012-2015
berdasarkan konsep balanced scorecard dan dianalisis menggunakan metode
Analiytical Hierarchy Process (AHP).
D. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut dapat dirumuskan masalah sebagai
berikut:
1. Bagaimanakah kinerja KSU Syariah Huwaiza Tahun 2012-2015
dianalisis menggunakan konsep balanced scorecard?
2. Menganalisis perspektif manakah yang lebih memiliki berpengaruh
terhadap kinerja KSU Syariah Huwaiza yang diukur dengan
menggunakan konsep balanced scorecard dan metode Analiytical
Hierarchy Process (AHP)?
E. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Berdasarkan pada latar belakang dan rumusan masalah maka dapat
dirumuskan bahwa tujuan penulisan ini adalah:
11
a. Menganalisis kinerja KSU Syariah Huwaiza dengan konsep
balanced scorecard.
b. Menganalisis perspektif manakah yang lebih berpengaruh
terhadap kinerja KSU Syariah Huwaiza dengan menggunakan
metode Analiytical Hierarchy Process (AHP).
2. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah:
a. Bagi KSU Syariah Huwaiza, hasil penelitian ini diharapkan
KSU Syariah Huwaiza dapat mengetahui arah kebijakan strategi
yang dapat diimplementasikan, menentukan sasaran yang ingin
dicapai, ukuran yang jelas untuk menilai kinerja, serta
mengetahui sejauh mana kinerja yang telah dicapai KSU
Syariah Huwaiza.
b. Bagi akademisi, penelitian ini diharapkan dapat memberikan
konstribusi bagi perkembangan ilmu pengetahuan terutama yang
berkaitan dengan menajemen keuangan syariah serta dapat
digunakan sebagai referensi untuk penelitian yang akan datang.
F. Review Studi Terdahulu
Beberapa penelitian tentang balanced scorecard telah dilakukan pada
beberapa perusahaan untuk mengukur kinerja. Penelitian tersebut memaparkan
bahwa pengukuran kinerja menggunakan balanced scorecard memiliki hasil yang
lebih akurat karena tidak hanya mengukur kinerja melalui perspektif keuangan
12
saja, tetapi juga mengukur perspektif dari non keuangan juga. Berikut beberapa
penelitian terdahulu mengenai balanced scorecard:
Tabel 1.2
Ringkasan Studi Terdahulu
1. Jurnal, Nadia Hanif, dkk., Balanced Scorecard as a Spontaneous
Performance Measurement Tool: A Case of Insurance Companies in
Pakistan, International Journal of Innovative and Applied Finance: 2013.
Model
Analisis
Variabel
Penelitian
Hasil
Penelitian
Persamaan Perbedaan
Model analisis
yang digunakan
pada penelitian
ini mengguna-
kan SPSS.
Variabel
penelitian
terdiri dari
perspektif
keuangan,
pelanggan,
internal
bisnis, serta
pertumbuh-
an dan
perkembang
an
perusahaan.
Selama ini
perusahaan
asuransi hanya
menilai kinerja
perusahaan
melihat dari
keuangannya
saja. Setelah
diadakan
penelitian,
perspektif
pelanggan
yang paling
penting dalam
Konsep yang
diguanakan
perspektif
balanced
scorecard
mengguna-
kan teori
David P.
Norton dan
Kaplan.
- Mengguna-
kan konsep
teori dari
Thomas L.
Saaty
tentang
expert
choice.
- Model
analisis
yang
digunakan
expert
choice.
13
menilai kinerja
perusahaan
asuransi.
- Peneliti
selanjutnya
fokus
penelitian
pada
koperasi
syariah
Huwaiza.
2. Jurnal, Esther W. Kairu, dkk.,Effects of balanced scorecard on performance
of firms in the service sector, European Journal of Business and
Management: Vol.5, No.9, 2013.
Model
Analisis
Variabel
Penelitian
Hasil
Penelitian
Persamaan Perbedaan
Model analisis
menggunakan
SWOT.
Variabel
penelitian
terdiri dari
perspektif
keuangan,
pelanggan,
internal
bisnis, serta
pertumbuh-
Sebagian besar
manager
perusahaan yang
dijadikan
responden setuju
bahwa
perbaikan dalam
satu perspektif
pengukuran
Konsep
yang
diguanakan
perspektif
balanced
scorecard
mengguna-
kan teori
David P.
- Mengguna-
kan konsep
teori dari
Thomas L.
Saaty
tentang
expert
choice.
- Model
14
an dan per-
kembangan
perusahaan.
BSC sebagai
tolak ukur yang
sangat penting
untuk perbaikan
suatu
keberhasilan
perusahaan
dengan
mengembang-
kan
keterampilan
karyawan,
meningkatkan
kepuasan
pelanggan dan
meningkatkan
pangsa pasar
yang dapat
meningkatkan
profitabilitas
perusahaan.
Norton dan
Kaplan.
analisis
yang
digunakan
expert
choice.
- Peneliti
selanjutnya
fokus
penelitian
pada
koperasi
syariah
Huwaiza.
15
3. Retno Amalia Rahayu dan Lintang Venusia, Analisis Perbandingan
Perencanaan Pengukuran Kinerja Berbasis Balanced Scorecard pada
Badan Usaha Berbentuk Koperasi Konvensional dan Koperasi Syariah
(Studi Kasus pada PrimKopKar PT. Wonosari Jaya dan Koperasi Syariah
An-nissa), Jurnal Akuntansi UNESA: vol. 1, No. 2, 2013.
Model
Analisis
Variabel
Penelitian
Hasil
Penelitian
Persamaan Perbedaan
Metode Analisis
menggunakan
triangulasi.
Variabel
penelitian
terdiri dari
perspektif
keuangan,
pelanggan,
internal
bisnis, serta
pertumbuh-
an dan per-
kembangan
perusahaan.
Hasil dari
penelitian ini
bahwa
Primkopkar
PT.Wonosari
Jaya lebih baik
dari koperasi
syariah An-
Nisa dalam
segi kemampu-
an koperasi
untuk memper-
tahankan
anggotanya,
kemampuan
koperasi
Konsep yang
digunakan
perspektif
balanced
scorecard
mengguna-
kan teori
David P.
Norton dan
Kaplan.
- Mengguna-
kan konsep
teori dari
Thomas L.
Saaty
tentang
expert
choice.
- Model
analisis
yang
digunakan
expert
choice.
- Peneliti
selanjutnya
16
meningkatkan
jumlah
anggotanya,
peningkatan
SHU.
Sedangkan
dari penerima-
an komplain
dan dari ke-
uangan
menunjukkan
rasio
rentabilitas
kedua koperasi
ini dianggap
masih sangat
buruk.
fokus
penelitian
pada
koperasi
syariah
Huwaiza.
17
4. Yuli Hernanto, Pengukuran Kinerja dengan Pendekatan Balanced
Scorecard pada Bank Syariah Mandiri Cabang Bogor, Skripsi Institut
Pertanian Bogor (IPB): 2009.
Model
Analisis
Variabel
Penelitian
Hasil
Penelitian
Persamaan Perbedaan
Model analisis
menggunakan
pendekatan
rataan, rasio,
angka indeks,
tabulasi silang
dan paired
comparison,
serta dibantu
program
Microsoft Excel
dan SPSS 15.0.
Variabel
penelitian
terdiri dari
perspektif
keuangan,
pelanggan,
internal
bisnis, serta
pertumbuh-
an dan
perkembang
-an bank.
Hasil
penelitian dari
perspektif
keuangan dan
perspektif
pelangan BSM
Cabang Bogor
berada pada
kategori
excellent,
pencapaian
target pada
perspektif
proses bisnis
internal
kategori sangat
baik, serta
perspektif
Konsep yang
diguanakan
perspektif
balanced
scorecard
mengguna-
kan teori
David P.
Norton dan
Kaplan.
- Mengguna-
kan konsep
teori dari
Thomas L.
Saaty
tentangexp
ert choice.
- Model
analisis
yang
digunakan
expert
choice.
- Peneliti
selanjutnya
fokus
penelitian
pada
18
pembelajaran
dan
pertumbuhan
kategori baik.
Pada tahun
2008
menunjukkan
bahwa kinerja
BSM Cabang
Bogor
termasuk
kategori baik.
koperasi
syariah
Huwaiza.
5. Yuanisa Dhira Kemalasari, Evaluasi Terhadap Kinerja Unit Usaha Syariah
pada Bank Konvensional dengan Perspektif Balanced Scorecard (Studi
Kasus pada Bank Jateng), Skripsi Universitas Diponegoro: 2010.
Model
Analisis
Variabel
Penelitian
Hasil
Penelitian
Persamaan Perbedaan
Menggunakan
analisis
komparasi
dimana peneliti
mengevaluasi
Variabel
penelitian
terdiri dari
perspektif
keuangan,
Hasil
pengukuran
kinerja
dengan
balance
Konsep yang
diguanakan
perspektif
balanced
scorecard
- Mengguna-
kan konsep
teori dari
Thomas L.
Saaty
19
kinerja
perusahaan antar
periode
sehingga dapat
mengetahui
perspektif UUS
Bank Jateng.
pelanggan,
internal
bisnis, serta
pertumbuhan
dan
perkembang-
an bank.
scorecard
pada Bank
Jateng
perspektif
keuangan
terlihat dari
aspek
profitabilitas
mengalami
peningkatan.
Perspektif
pelanggan,
selama
kinerja 2
tahun
menunjukkan
kinerja yang
baik.
Perspektif
bisnis
internal Bank
Jateng telah
berhasil
mengguna-
kan teori
David P.
Norton dan
Kaplan.
tentang
expert
choice.
- Model
analisis
yang
digunakan
expert
choice.
- Peneliti
selanjutnya
fokus
penelitian
pada
koperasi
syariah
Huwaiza.
20
melakukan
efisiensi
biaya.
Perspektif
pembelajaran
dan
pertumbuhan,
menunjukkan
tingkat
kepuasan
karyawan
yang
memuaskan.
Dapat
diambil
kesimpulan
bahwa
menggunak-
an balance
scorecard,
kinerja UUS
Bank Jateng
prospektif
21
bagi Bank
Jateng namun
belum
memiliki
kelayakan
untuk
menjadi
Badan Umum
Syariah
(BUS).
6. Syifau Rohmah, Kinerja BMT Al-Fath IKMI Berdasarkan Konsep Balanced
Scorecard dan Paired Comparison (Studi Kasus pada BMT Al-Fath IKMI
Kantor Pusat Ciputat), Skripsi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta: 2014.
Model Analisis Variabel
Penelitian
Hasil
Penelitian
Persamaan Perbedaan
Metode
penelitian yang
digunakan
adalah metode
kuantitatif
deskriptif
dengan konsep
Variabel
penelitian
terdiri dari
perspektif
keuangan,
pelanggan,
internal
Perspektif
keuangan
BMT Al-
Fath IKMI
belum
optimal. Pada
perspektif
Konsep yang
diguanakan
perspektif
balanced
scorecard
mengguna-
kan teori
- Mengguna-
kan konsep
teori dari
Thomas L.
Saaty
tentang
expert
22
Balanced
Scorecard dan
paired
comparison.
bisnis, serta
pertumbuhan
dan
perkembang-
an bank.
pelanggan
sudah baik.
Pada
perspektif
proses
internal
bisnis dan
perspektif
pembelajaran
dan
pertumbuhan
dikatakan
cukup baik.
David P.
Norton dan
Kaplan.
choice.
- Model
analisis
yang
digunakan
expert
choice.
Peneliti
selanjutnya
fokus
penelitian
pada
koperasi
syariah
Huwaiza.
23
G. Kerangka Pemikiran
Penelitian ini menjelaskan mengenai pengukuran kinerja suatu perusahaan
secara keseluruhan yang menggunakan konsep balanced scorecard dengan
mengukur keempat perspektif. Dimana setiap perspektif saling terkait satu sama
lainnya dan saling memiliki hubungan sebab akibat.
Tabel 1.4
Kerangka Pemikiran
KSU Syariah Huwaiza
Perspektif
Keuangan
1. Rasio Modal
Sendiri
2. Rasio Efisiensi
3. Rasio likuiditas
4. Rasio
Rentabilitas aset
5. Rasio
rentabilitas
modal sendiri
6. Kemandirian
operasional
pelayanan
7. S
8.
Perspektif
Konsumen
1. Pangsa pasar
2. Kepuasan
pelanggan
3. Profitabilitas
pelanggan
Perspektif
Internal
Bisnis
1. NGR
2. AETR
Perspektif
Pembelajaran
dan
Pertumbuhan
1. Produktifitas
karyawan
2. Kepuasan
karyawan
Analisa dengan AHP
Hasil Penelitian
Rekomendasi KSU Syariah Huwaiza
24
H. Sistematika Penulisan
Untuk mempermudah penulisan skripsi ini, maka disusun sistematika
penulisan yang terdiri dari 5 (lima) bab, yaitu sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN
Pada bab ini membahas latar belakang masalah, identifikasi masalah,
pembatasan masalah, rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian,
review studi terdahulu, kerangka pemikiran, dan setematika penulisan.
BAB II LANDASAN TEORI
Bab ini berisi tinjauan pustaka mengenai teori dasar pembahasan koperasi,
kinerja, pengukuran kinerja secara tradisional, pengukurann kinerja dengan
menggunakan konsep balanced scorecard, metode Analytical Hierarchy
Process (AHP).
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
Bab ini berisi gambaran tentang alat analisis yang akan digunakan dalam
penelitian kinerja KSU Syariah Huwaiza diantaranya jenis penelitian,
sumber data, teknik pengambilan sampel, teknik pengumpulan data,
operasional variabel penelitian, dan teknik analisis data.
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Pada bab ini akan diuraikan hasil analisis Kinerja KSU Syariah Huwaiza
diantaranya sejarah berdirinya KSU Syariah Huwaiza, visi misi KSU
25
Syariah Huwaiza, susunan kepengurusan KSU Syariah Huwaiza, bidang
usaha KSU Syariah Huwaiza serta hasil analisis data dan pembahasannya.
BAB V PENUTUP
Bab ini berisi penutup yang mencakup kesimpulan dan saran dari penulis
mengenai hasil penelitian yang telah dilakukan.
26
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Koperasi
Di dalam sistem perekonomian Indonesia dikenal ada tiga pilar yang
menyangga perekonomian. Ketiga pilar itu diantaranya Badan Usaha Milik
Negara (BUMN), Badan Usaha Milik Swasta (BUMS), termasuk UMKM dan
Koperasi.12
Menurut UU No. 25 Tahun 1992 tentang Pengkoperasian koperasi
merupakan badan usaha yang beranggotakan orang seorang atau badan hukum
koperasi dengan melandaskan prinsip-prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan
ekonomi rakyat yang berdasarkan atas asas kekeluargaan. Sedangkan koperasi
koperasi syariah memiliki pengertian yang sama yaitu kegiatan usahanya bergerak
di bidang pembiayaan, investasi, dan simpanan sesuai pola bagi hasil (syariah)
atau lebih dikenal dengan Koperasi Jasa Keuangan Syariah.13
Oleh karena itu,
secara garis besar koperasi syari‟ah memiliki aturan yang sama dengan koperasi
konvensional, namun yang membedakannya adalah produk-produk yang ada di
koperasi konvensional, diganti dan disesuaikan nama dan sistemnya dengan
tuntunan dan ajaran agama Islam. Sebagai contoh produk jual beli dalam koperasi
konvensional, diganti namanya dengan istilah murabahah, produk simpan pinjam
12
Tulus T.H Tambunan, UMKM di Indonesia, cet. 1 (Bogor: PT Ghalia Indonesia, 2009),
h.164. 13
Sukrawardi K. Lubis, Hukum Ekonomi Islam (Jakarta: Sinar Grafika, 2000), h. 122.
dalam koperasi konvensional, diganti namanya dengan mudharabah. Tidak hanya
perubahan nama, sistem operasional yang digunakan juga berubah, dari sistem
konvesional ke sistem syariah yang sesuai dengan aturan Islam.
Koperasi syariah lahir di Indonesia dengan dilandasi oleh keputusan Menteri
Koperasi dan UKM Republik Indonesia No. 91/Kep/M.KUKM/IX/2004 tentang
Petunjuk Pelaksanaan Kegiatan Usaha Koperasi Jasa Keuangan Syariah yang
dalam pelaksanan kegiatan usahanya bekerja berdasarkan syariat-syariat Islam.
Sama halnya dengan koperasi konvensional, koperasi syariah juga melayani
kepentingan anggotanya seperti kegiatan simpan pinjam. Memperhatikan akan
peranannya, koperasi mempunyai posisi strategis sebagai lembaga perekonomian
yang berfungsi sebagai lembaga yang meringankan beban permasalah ekonomi
masyarakat kecil. Hal ini sesuai dengan fungsi koperasi sebagai: 14
1. Fungsi Ekonomi, dalam bentuk kegiatan-kegiatan usaha ekonomi
yang dilakukan koperasi untuk meringakan beban hidup sehari-hari
para anggotanya.
2. Fungsi Sosial, dalam bentuk kegiatan-kegiatan sosial yang dilakukan
secara gotong royong dalam bentuk sumbangan berupa uang yang
berasal dari laba koperasi.
Koperasi syariah sebagai lembaga keuangan harus menjaga kredibilitas atau
kepercayaan dari anggota pada khususnya atau masyarakat luas pada umumnya.
Namun demikian untuk melaksanakan perannya sebagai lembaga keuangan
koperasi syariah masih dihadapkan pada berbagai kendala. Dalam rangka
14
Sukrawardi K. Lubis, Hukum Ekonomi Islam, h.123.
28
mewujudkan hal tersebut, maka sejak tahun 2007 pemerintah telah menerbitkan
Peraturan Menteri Negara Koperasi dan UKM RI No.
35.2/PER/M.KUKM/X/2007 tentang Pedoman Standar Operasional Manajemen
Koperasi Jasa Keuangan Syariah (KJKS) dan Unit Jasa Keuangan Syariah
(UJKS).
Kemudian pada tanggal 25 September 2015, pemerintah menerbitkan
Peraturan Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia
Nomor 16 /Per/M.KUKM/IX/2015 Tentang Pelaksanaan Kegiatan Usaha Simpan
Pinjam dan Pembiayaan Syariah oleh Koperasi. Peraturan Menteri ini merubah
status KJKS kepada KSPPS (Koperasi Simpan Pinjam dan Pembiayaan Syariah)
dengan menghapus Keputusan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan
Menengah RI Nomor 91/Kep/M.KUKM/IX/2004 tentang Petunjuk Pelaksanaan
Kegiatan Usaha Koperasi Jasa Keuangan Syariah (KJKS) dan Peraturan Menteri
Negera Koperasi dan UKM RI Nomor: 35.2/PER/M.KUKM/X/2007 tentang
Pedoman Standar Operasional Manajemen Koperasi Jasa Keuangan Syariah
(KJKS) dan Unit Jasa Keuangan Syariah (UJKS). Meski merubah ketentuan
sebelumnya akan tetapi dalam ketentuan Peraturan Menteri Nomor 16
/Per/M.KUKM/IX/2015 tersebut tetap mengatur ketentuan tentang Standar
Operasional Manajemen (SOM) yang megatur mengenai SOM kelembagaan,
usaha, keuangan dan pengamanan aset dan piutang bagi koperasi syariah.15
15
Artikel, Diakses pada: 21 Juli 2016 dari http://dpn-apsi.or.id/menyoal-regulasi-koperasi-
syariah-dari-kjks-ke-kspps/
29
B. Kinerja
1. Pengertian Kinerja dan Pengukuran Kinerja
Kinerja berasal dari kata job performance atau prestasi sesungguhnya
yang telah dicapai oleh seorang karyawaan. Menurut Oxford Dicitionary
kinerja merupakan suatu tindakan proses atau cara bertindak atau
melakukan fungsi organisasi.16
Sedangkan menurut beberapa ahli pengertian
kinerja diantaranya: 17
a. Menurut Whitmore, kinerja adalah suatu perbuatan, suatu
prestasi, atau apa yang diperlihatkan seseorang melalui
keterampilan yang nyata.
b. Menurut King, kinerja adalah aktivitas seseorang dalam
melaksanakan tugas pokok yang dibebankan kepadanya
c. Sedangkan menurut Suprihanto, kinerja adalah prestasi kerja
yaitu hasil kerja seorang karyawan selama periode tertentu
dibandingkan dengan berbagai kemungkinan, misalnya standar,
target atau kriteria yang telah ditentukan lebih dahulu dan
disepakati bersama.
Berdasarkan pengertian kinerja dari berbagai pendapat, maka
pengertian kinerja dapat disimpulkan yaitu sebagai hasil kerja seseorang
atau kelompok tertentu setelah memenuhi jumlah persyaratan selama
periode tertentu yang dibandingkan dengan berbagai kemungkinan dalam
16
Moeheriono, Pengukuran Kinerja Berbasis Kompetensi (Jakarta: Rajawali Pers, 2012), h.
96. 17
Hamzah B. Uno dan Nina Lamatennggo, Teori Kinerja dan Pengukurannya (Jakarta:
Bumi Aksara, 2012), h. 59-62.
30
upaya mencapai tujuan perusahaan bersangkutan secara legal yang tidak
melanggar hukum dan sesuai dengan moral dan etika bisnis.
Pengukuran kinerja adalah suatu penilaian yang dilakukan kepada
pihak manajemen perusahaan baik para karyawan maupun manajer yang
selama ini telah melakukan pekerjaannya. Sedangkan menurut John H.
Jackson pengukuran kinerja merupakan proses mengevaluasi seberapa baik
karyawan mengerjakan pekerjaannya ketika dibandingkan dengan satu
standar dan kemudian mengkomunikasikan informasi tersebut. Penilaian
kinerja yang dilakukan tersebut nantinya dapat dilakukan sebagai perbaikan
yang berkelanjutan.18
Pengukuran kinerja memiliki tujuan yaitu untuk
mengetahui selama pelaksanaan kinerja terdapat deviasi dari rencana yang
telah ditentukan, mengetahui kinerja dapat dilakukan sesuai jadwal waktu
yang ditentukan, dan mengetahui hasil kinerja yang telah tercapai sesuai
dengan yang diharapkan atau belum.19
Ada banyak manfaat dengan diadakannya pengukuran kinerja.
pengukuran kinerja dimanfaatkan oleh manajemen sebagai berikut:
a. Mengelola operasi perusahaan secara efektif dan efisien melalui
motivasi karyawan secara maksimum.
b. Membantu pengambil keputusan yang bersangkutan dengan
karyawan, seperti: promosi, transfer, dan pemberhentian.
c. Mengidentifikasi kebutuhan pelatihan dan pengembangan
18
Irham Fahmi, Manajemen: Teori, Kasus, dan Solusi (Bandung: Alfabeta, 2012), h. 237. 19
Wibowo, Manajemen Kinerja (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2007), h. 319.
31
karyawan dan untuk menyediakan kriteria seleksi dan evaluasi
program pelatihan karyawan.
d. Menyediakan umpan balik bagi karyawan mengenai bagaimana
atasan mereka menilai kinerja mereka.
e. Menyediakan suatu dasar bagi distribusi penghargaan.
Manfaat yang diperoleh dari penilaian kinerja ini terutama menjadi
pedoman dalam melakukan tindakan evaluasi bagi pembentuk organisasi
sesuai dengan pengharapan dari berbagai pihak, yaitu bagi pihak manajemen
serta komisaris perusahaan.
2. Pengukuran Kinerja dengan Pengukuran Tradisional
Banyak metode yang telah dikembangkan untuk melakukan
pengukuran kinerja suatu perusahaan. Dalam pengukuran tradisional yang
biasa digunakan adalah ukuran keuangan karena ukuran keuangan mudah
dilakukan. Sehingga banyak kesalahan berpikir di dalam pengukuran secara
tradisional. Penilaian dengan pengukuran kinerja tradisional berdasarkan
kinerja keuangan atau yang biasa disebut pengukuran kinerja perusahaan
melalui perhitungan rasio-rasio keuangan menurut Home dan Wachowicz,
yaitu:20
a. Rasio likuiditas merupakan rasio yang digunakan untuk
mengukur perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka
pendek.
b. Rasio utang merupakan rasio yang menunjukkan batasan di -
20
V, Home dan James C., dkk, Prinsip-Prinsip Manajemen Keuangan (Jakarta: Salemba
Empat, 1997), h. 133.
32
mana perusahaan didanai oleh utangnya.
c. Rasio kecakupan merupakan rasio yang menghubungkan biaya
keuangan perusahaan dengan kemampuan untuk membayar
biaya tersebut.
d. Rasio aktivitas merupakan rasio yang mengukur keefektifan
perusahaan dengan menggunakan aktiva yang dimilikinya.
e. Rasio laba merupakan rasio yang menghubungkan laba dengan
penjulan dan investasi.
Menurut Anthony dan Govindarajan, jika hanya mengandalkan aspek
finansial saja tidak cukup, bahkan bisa jadi tidak berguna karena beberapa
alasan berikut:21
a. Hal ini mendorong kegiatan jangka pendek yang tidak termasuk
kepentingan jangka panjang perusahaan.
b. Manajer unit bisnis mungkin tidak melakukan tindakan yang
berguna untuk jangka pendek.
c. Menggunakan profit jangka pendek sebagai satu-satunya tujuan
yang dapat menggangu komunikasi antara manajer unit bisnis
dan
manajer senior.
d. Pengendalian finansial yang ketat bisa memotivasi manajer
untuk memanipulasi data.
Kelemahan penilaian kinerja tradisional adalah:22
21
R. N. Anthony dan V. Govindarajan, Sistem Pengendalian Manajemen (Jakarta: Salemba
Empat, 2003), h. 84.
33
a. Tidak mampu mengukur harta-harta yang tidak tampak
(intangiable assets) dan harta-harta intelektual (SDM)
perusahaan.
b. Pengukuran kinerja yang hanya memperhatikan aspek keuangan
tidak hanya mampu bercerita mengenai masa lalu perusahaan
dan tidak mampu sepenuhnya menuntun perusahaan kearah
lebih baik.
3. Penilaian Kinerja dengan Balanced Scorecard
Balanced Scorecard pada dasarnya merupakan pengembangan dari
cara pengukuran keberhasilan perusahaan dengan mengintegrasikan
pengukuran beberapa teknik pengukuran atau penilaian kinerja yang
terpisah-pisah. Pengukuran tersebut selama ini merupakan kegiatan
manajemen akuntansi berupa penilaian kinerja keuangan dengan melakukan
analisis trend pengeluaran operasional dan analisis trend pengeluaran
investasi, arus kas, pengukuran Return On Equity (ROE), dan lain-lain.
Sedangkan dari sisi lain manajemen SDM juga melakukan kegiatan evaluasi
kinerja karyawan terhadap pelaksanaan pekerjaan yang dilakukan oleh
seorang karyawan untuk suatu jangka waku tertentu.23
Balanced Scorecard terus mengalami perkembangan dan
penyempurnaan. Pertama kali Balanced Scorecard telah diciptakan dan
dipopulerkan oleh Robert S. Kaplan, seorang guru besar dari Harvard
22
Robert, S. Kaplan dan David P. Norton, Balanced Scorecard, Menerapkan Strategi
Menjadi Aksi, Penerjemah: Pasla Yosi Peter R.), h. 75. 23
Hadari Nabawi, Evaluasi dan Manajemen Kinerja di Lingkungan Perusahaan dan
Industri (Paper: Gajah Mada Universty Press, 2006), h. 212-213.
34
Businnes Shool dan David P. Norton dari kantor akuntan public KPMG
(Amerika Serikat). Permulaannya balanced scorecard merupakan alat
manajemen kontemporer yang didesain untuk melakukan evaluasi kinerja,
kemudian disempurnakan menjadi metode yang dapat dipakai sebagai alat
untuk merumuskan strategi dan melakukan perubahan. Terakhir, balanced
scorecard semakin popular karena telah diintegrasikan dengan berbagai
metode strategi bisnis yang terbukti dapat meningkatkan kinerja
perusahaan.24
Konsep Balanced scorecard terdiri dari dua kata yaiu scorecard
(kartu) balanced (berimbang). Balanced scorecard merupakan sistem
pendekaan untuk mengukur kinerja yang dilakukan oleh perusahaan melalui
kerangka kerja pengukuran yang didasarkan atas empat perspetif yaitu
keuangan, pelanggan, proses bisnis internal dan proses pembelajaran dan
pertumbuhan.25
Sedangkan menurut Mulyadi konsep balanced scorecard
yaitu kartu skor yang digunakan untu mencatat skor hasil kinerja seseorang.
Kartu skor dapat digunakan untuk merencanakan skor yang hendak
diwujudkan oleh personel di masa depan. Melalui kartu skor, skor yang
hendak diwujudkan personel di masa depan dibandingkan dengan hasil
kinerja yang sesungguhnya. Hasil perbandingan ini digunakan untuk
melakukan evaluasi atas kinerja personel yang bersangkutan. Kata
berimbang dimaksudkan untuk menyatakan bahwa kinerja personel diukur
24
Freddy Rangkuti, SWOT Balanced Scorecard Teknik Menyusun Strategi Korporat yang
Efektif plus Cara Mengelola Kinerja dan Risiko, h.1. 25
Sedarmayanti, Manajemen Strategi (Bandung: PT Refika Aditama, 2014), h. 170.
35
secara berimbang dari dua aspek keuangan dan non keuangan, jangka
pendek dan jangka panjang, internal dan eksternal.26
Jadi, balanced scorecard merupakan suatu sistem manajemen strategi
yang menjabarkan visi dan strategi suatu perusahaan ke dalam tujuan
operasional dan tolak ukur. Tujuan dan tolak ukur dikembangkan untuk
setiap 4 perspektif, yaitu: perspektif keuangan, perspektif pelanggan,
persepktif proses bisnis, dan perspektif pembelajaran dan pertumbuhan.
Adapun tujuan dari balanced scorecard yaitu mengadakan
pengukuran untuk semua kegiatan yang bersifat kritis, menyediakan sistem
manajemen strategi yang dapat memantau implemenatasi perencanaan
strategi, dan memfasilitasi komunikasi kepada semua stakeholder
khususnya kepada karyawan. 27
4. Keunggulan dan Kelemahan Menggunakan Balanced Scorecard
Balanced Scorecard diciptakan untuk mengatasi problem kelemahan
sistem pengukuran kinerja tradisional yang hanya berfokus pada perspektif
keuangan dan cenderung mengabaikan perspektif non keuangan.
Penggunaan sistem pengukuran kinerja menggunakan konsep
balanced scorecard memberikan beberapa keuntungan dibanding dengan
pengukuran kinerja dengan sistem tradisional yang hanya berfokus pada
sasaran-sasaran yang lebih mengutamakan perspektif keuangannya saja,
sedangkan balanced scorecard mencakup perspektif yang cukup luas yaitu
perspektif keuangan, pelanggan, proses bisnis internal, pembelajaran dan
26
Boy Isma Putra, Analisis Pengukuran Kinerja dengan Metode Balanced Scorecard (BSC)
di CV MCH Sidoarjo (Skripsi: Teknik Industri Unmuh Sidoarjo, 2005). 27
Moeheriono, Pengukuran Kinerja Berbasis Kompetensi, h. 163-164.
36
pertumbuhan bisnis. Adapun beberapa keunggulan pengukuran kinerja
menggunakan konsep balanced scorecard sebagai berikut:28
a. Dapat menjelaskan dan menyempurnakan strategi perusahaan.
b. BSC dapat menghubungkan tujuan strategi jangka pendek sesuai
dengan tujuan jangka panjang perusahaan.
c. BSC mampu mnegembangkan kemampuan kepemimpinan pada
tingkat bisnis unit.
Schneiderman (1998) dalam Wayan (2013) memaparkan faktor-faktor
yang menyebabkan balanced scorecard gagal. Faktor-faktor tersebut
sebagai berikut:
a. Kurang didefinisikan dengan tepat faktor independen dengan
tepat
faktor independen pada balanced scorecard khususnya pada
perspektif non keuangan, padahal faktor non keuangan sebagai
indikator utama yang memberikan kepuasan bagi stakeholder di
masa yang akan datang.
b. Metrik didefinisikan secara minim (poor). Umumnya metrik
keuangan lebih mudah didefinisikan karena berhubungan
dengan angka secara kuantitatif. Sedangkan untuk non keuangan
tidak ada standar yang pasti. Pendefinisian metrik dalam bentuk
kongkretnya adalah penentuan ukuran dari masing-masing objek
dalam perspektif BSC.
28
Sedarmayanti, Manajemen Strategi, h. 171.
37
c. Terjadi negosiasi dalam penentuan improvemet goal dan tidak
berdasarkan stakeholder requirement, fundamental process
limits dan improvement process capabilities. Istilah negosiasi
dalam prakteknya diistilahkan dengan penghijauan skor, artinya
supaya kelihatan performanya bagus, bisa jadi target yang
diturunkan atau timeframenya disesuaikan.
5. Perspektif Balanced Scorecard
Robert S. Kaplan dan David P. Norton menggunakan empat standar
perspektif balanced scorecard dari hasil pengembangan perusahaan, yang
terdiri dari: perspektif financial (perspektif keuangan), perspektif customer
(perspektif pelanggan), perspektif internal business process (perspektif
proses bisnis internal), dan perspektif Learning and Growth (perspektif
proses pembelajaran dan pertumbuhan).29
Keempat perspektif ini harus
dipandang sebagai suatu model template yang bersifat fleksibel, baik jumlah
maupun namanya yang disesuaikan dengan karakteristik suatu perusahaan.
a. Perspektif Financial (Keuangan)
Pengukuran perspektif keuangan dalam penelitian ini diukur
melalui rasio-rasio keuangan yang telah ditetapkan oleh
Peraturan Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah No.
20/Per/M.KUKM/XI/2008 tentang Pedoman Penilaian
Kesehatan Koperasi Simpan Pinjam dan Unit Simpan Pinjam
adalah sebagai berikut:
29
Moeheriono, Pengukuran Kinerja Berbasis Kompetensi, h. 91.
38
1.) Rasio modal sendiri terhadap total asset, yaitu untuk
mengukur kemampuan koperasi dalam menghimpun
modal sendiri dibandingkan total asset yang dimiliki.
2.) Rasio efisiensi yaitu menunjukan kemampuan koperasi
dalam memberikan pelayanan yang efisien kepada
anggotanya dari penggunaan asset yang dimiliki. Rasio
efisiensi merupakan perbandingan antara biaya
operasional terhadap pendapatan operasional.
3.) Rasio likuiditas yaitu perbandingan aktiva lancar koperasi
(kas+ bank) dan pasiva lancar (kewajiban jangka pendek).
4.) Rasio rentabilitas asset yaitu menunjukan kemampuan
koperasi menghasilkan laba terhadap total assetnya.
5.) Rasio rentabilitas modal sendiri yaitu menunjukkan
kemampuan koperasi dalam menghasilkan laba terhadap
total modal sendiri yang dimiliki.
b. Perspektif Customer (Pelanggan)
Adalah perspektif yang berorientasi pada kepuasan pelanggan
karena pelangganlah pemakai produk/jasa yang dihasilkan oleh
perusahaan. Dengan kata lain, perusahan harus memerhatikan
apa yang diinginkan pelanggan. Perspektif customer dalam
konsep balanced scorecard mengidentifikasi bagaimana
kondisi pelanggan mereka dan segmen pasar yang telah dipilih
oleh koperasi/perusahaan untuk bersaing dengan kompetitor
39
mereka. Dalam perspektif ini, pengukuran dilakukan dengan
beberapa aspek utama yaitu: 30
1.) Pengukuran pangsa pasar, adalah pengukuran terhadap
besarnya pangsa pasar perusahaan mencerminkan
proporsi bisnis dalam satu area bisnis tertentu yang
diungkapkan dalam bentuk uang, jumlah pelanggan, dan
unit volume produk pembiayaan yang digunakan.
2.) Customer retention, adalah pengukuran dapat dilakukan
dengan mengetahui besarnya persentase pertumbuhan
bisinis dengan jumlah pelanggan yang saat ini dimiliki
oleh perusahaan/koperasi.
3.) Akuisis pelanggan, pengukuran ini dapat dilakukan
melalui persentase jumlah penambahan pelanggan baru
yang perbandingan total penjualan dengan jumlah
pelanggan baru yang ada.
4.) Kepuasan pelanggan, pengukuran terhadap tingkat
kepuasan pelanggan dapat dilakukan dengan cara berikut:
melalu survei dan wawancara.
c. Perspekif Proses Bisnis Internal
Dalam perspektif ini, perusahaan melakukan pengukuran ter-
hadap semua aktivitas yang dilakukan oleh perusahaan baik
manajer maupun karyawaan untuk menciptakan suatu produk
30
Robert, S. Kaplan dan David P. Norton, Balanced Scorecard, Menerapkan Strategi
Menjadi Aksi, Penerjemah: Pasla Yosi Peter R., h. 138.
40
yang dapat memberikan kepuasan tertentu bagi customer dan
juga para pemegang saham. Perspektif proses bisnis internal ada
tiga tahap yang harus dilakukan yaitu:31
1.) Tahap Inovasi
Proses inovasi merupakan salah satu kritikal proses, di
mana efisiensi dan efektivitas serta ketetapan waktu dari
proses ini akan mendorong terjainya efisiensi biaya pada
proses penciptaan nilai tambah bagi customer.
2.) Tahap Operasi
Tahap ini mencerminkan aktivitas yang dilakukan oleh
perusahaan melalui dari penerimaan order dari customer,
pembuatan produk/jasa sampai dengan pengiriman produk
atau jasa tersebut kepada pelanggan. Pada tahap ini
pengukuran kinerja dilakukan dengan tiga cara yaitu
kualitas, biaya dan waktu.
3.) Tahap Purna Jual
Pada tahap ini perusahaan berusaha untuk memberikan
manfaat tambahan terhadap para pelanggan yang telah
menggunakan produk atau jasa yang telah diberikan
perusahaan kepada customer. Hal ini dilakukan agar para
customer mempunyai loyalitas terhadap perusahaan.
31
Freddy Rangkuti, SWOT Balanced Scorecard Teknik Menyusun Strategi Korporat yang
Efektif plus Cara Mengelola Kinerja dan Risiko, h. 102.
41
d. Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan Koperasi
Perspektif ini menggambarkan kemampuan perusahaan untuk
melakukan perbaikan dan perubahan dengan memanfaatkan
sumberdaya internal perusahaan. Perspektif pembelajaran dan
pertumbuhan sangat penting bagi suatu perusahaan untuk terus
memperhatikan karyawannya, memantau kesejahteraan
karyawan karena dengan meningkatnya tingkat pengetahuan
karyawan akan meningkatkan pula kemampuan karyawan untuk
berpartisipasi dalam pencapaian hasil ketiga perspektif di atas.
Terdapat tiga dimensi yang harus diperhatikan di dalam
perspektif ini yaitu:
1.) Kemampuan Karyawan
Pengukuran dilakukan dengan tiga hal yaitu pengukuran
terhadap kepuasan karyawan, pengukuran terhadap
perputaran karyawan dalam perusahaan, dan pengukuran
terhadap produktivitas karyawan.
2.) Kemampuan Sistem Informasi
Pengukuran perusahan dapat dilakukan dengan mengukur
presentase ketersediaan informasi yang diperlukan oleh
karyawan mengenai pelanggannya, persentase ketersedian
informasi mengenai biaya produksi dan lain-lain.
3.) Motivasi, pemberian wewenang dan pembatasan
wewenang karyawan.
42
Pengukuran dapat dilakukan melalui beberapa dimensi,
yaitu:
a.) Pengukuran terhadap saran yang diberikan kepada
perusahaan dan diimplementasikan.
b.) Pengukuran atau perbaikan dan peningkatan kinerja
karyawan.
c.) Pengukuran terhadap keterbatasan individu dalam
perusahaan.
Keempat perspektif Balanced Scorecard menjadi satu kesatuan yang
tidak dapat dipisahkan. Keempat perspektif tersebut merupakan indikator
pengukuran kinerja yang saling melengkapi dan saling memiliki hubungan
sebab akibat.
C. AHP (Analytical Hierarchy Process)
1. Pengertian AHP (Analytical Hierarchy Process)
AHP dikembangkan oleh Dr. Thomas L. Saaty dari Wharton School
of Business pada tahun 1970-an untuk mengorganisasikan informasi dan
judgement dalam memiliki alternatif yang paling disukai. AHP (Analytical
Hierarchy Process) adalah salah satu bentuk metode pengambilan
keputusan yang pada dasarnya berusaha menutupi semua kekurangan dari
metode sebelumnya. Peralatan utama dari metode ini adalah sebuah hirarki
fungsional. Dengan adanya hiraki, masalah kompleks atau tidak terstruktur
dipecah dalam sub-sub masalah kemudian disusun menjadi sebuah bentuk
43
hirarki. AHP mempunyai kemampuan untuk memecahkan masalah
multikriteria yang berdasar pada perbandingan preferensi dari setiap elemen
dalam hirarki. AHP sering digunakan sebagai metode pemecah masalah
dibanding dengan metode yang lain karena alasan-alasan sebagai berikut:32
a. Struktur yang hirarki sebagai konsekuensi dari kriteria yang
dipilih sampai pada sub kriteria yang paling dalam.
b. Memperhitungkan validitas sampai dengan batastoleransi
inkonsistensi berbagai kriteria dan alternatif yang dipilih oleh
pengambil keputusan.
c. Memperhitungkan daya tahan output analisis sensitivitas
pengambilan keputusan.
AHP (Analytical Hierarchy Process) didasarkan atas 3 prinsip dasar
yaitu:33
a. Dekomposisi
Dengan prinsip ini struktur masalah yang kompleks dibagi
menjadi bagian-bagian secara hierarki. Tujuan didefinisikan dari
yang umum sampai khusus. Dalam bentuk yang paling
sederhana struktur akan terdiri dari tujuan, kriteria dan level
alternatif. Tiap himpunan alternatif mungkin akan dibagi lebih
jauh menjadi tingkatan yang lebih detail, mencakup lebih
banyak kriteria yang lain. Level paling atas dari hirarki
32
Risky Dinal Ardianto, dkk, Penerapan Fuzzy Analytical Hierarchy Process pada Sistem
Penilaian Pegawai di Rumah Sakit Onkologi Surabaya, (Paper: Sistem Informasi ITS). 33
Syaifullah, “Pengenalan Analytical Hiererchy Process”, artikel diakses pada 15 Maret
2015 dari http://syaifullah08.files.wordpress.com/2010/02/pengenalan-analytical-hierarchy-
process.pdf
44
merupakan tujuan yang terdiri atas satu elemen. Level
berikutnya mungkin mengandung beberapa elemen, dimana
elemen-elemen tersebut bisa dibandingkan, memiliki
kepentingan yang hampir sama dan tidak memiliki perbedaan
yang terlalu mencolok. Jika perbedaan terlalu besar harus
dibuatkan level yang baru.
b. Perbandingan penilaian/pertimbangan (comparative judgments)
Dengan prinsip ini akan dibangun perbandingan berpasangan
dari semua elemen yang ada dengan tujuan menghasilkan skala
kepentingan relatif dari elemen. Penilaian menghasilkan skala
penilaian yang berupa angka. Perbandingan berpasangan dalam
bentuk matriks jika dikombinasikan akan menghasilkan
prioritas.
c. Sintesa Prioritas
Sintesa prioritas dilakukan dengan mengalikan prioritas lokal
dengan prioritas dari kriteria bersangkutan di level atasnya dan
menambahkannya ke tiap elemen dalam level yang dipengaruhi
kriteria. Hasilnya berupa gabungan atau dikenal dengan prioritas
global yang kemudian digunakan untuk memboboti prioritas
lokal dari elemen di level terendah sesuai dengan kriterianya.
45
2. Kelebihan dan Kelemahan Metode AHP
AHP memiliki beberapa kelebihan dan kelemahan dalam sistem
analisisnya. Berikut kelebihan AHP: 34
a. Kesatuan (Unity), AHP membuat permasalahan yang luas dan
tidak terstruktur menjadi sutau model yang fleksibel dan mudah
dipahami.
b. Kompleksitas (complexity), dapat memecahkan permaslahan
yang kompleks melalui pendekatan sistem dan pengintegrasian
secara deduktif.
c. Saling ketergantungan (inter dependence), AHP dapat
digunakan pada elemen-elemen sistem yang saling bebas dan
tidak memerlukan hubugan linier.
d. Struktur hirarki (hierarchy structuring), dapat mewakili
pemikiran alamiah yang cenderung mengelompokkan elemen
sistem ke level-level yang berbeda dari masing-masing level
yang berisis elemen yang serupa.
e. Pengukuran (measurement), AHP menyediakan skala
pengukuran dan metode untuk mendapatkan prioritas.
f. Konsisten (consistency), AHP mempertimbangkan konsisten
logis dalam penilaian yang digunakan untuk menentukan
prioritas.
34
Heru, “Analytic Hierarchy Process”, artikel diakses pada 26 Mei 2016 dari
https://heru.wordpress.com/2006/09/21/analytic-hierarhy-process-ahp/
46
g. Sintesis (synthesis), AHP mengarah pada perkiraan keseluruhan
mengenai seberapa diinginkannya masing-masing alternatif.
h. Trade off, AHP mempertimbangkan prioritas relaif faktor-faktor
pada sistem sehingga orang mampu memilih alternatif terbaik
berdasarkan tujuannya,
i. Penilaian dan konsensus (judgment and consensus), AHP tidak
mengharuskan adanya suatu konsesnsus tapi menggabungkan
hasil penilaian yang berbeda.
j. Pengulangan proses (process Repetition), AHP mampu
membuat orang menyaring definisi dari suatu permasalahan dan
mengembangkan penilaian serta pengertian mereka melalui
proses pengulangan.
Sedangkan kelemahan metode AHP adalah sebagai berikut:
a. Ketergantungan model AHP pada input utamanya
Input utama berupa persepsi seorang ahli sehingga dalam hal ini
melibatkan subjektifitas sang ahli. Selain itu, model menjadi
tidak berarti jika ahli tersebut memberikan penilaian yang keliru.
b. Tidak ada pengujian statistik pada AHP
Metode AHP ini hanya metode matematis tanpa ada pengujian
secara statistik sehingga tidak ada batas kepercayaan dari
kebenaran model yang terbentuk.
47
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Setiap karya ilmiah yang dibuat harus disesuaikan dengan metode
penelitian. Metode penelitian adalah semua kegiatan yang dilaksanakan secara
terencana dan sistematis, yaitu sejak dari tahap persiapan, selama di lapangan
sampai pengolahan data, seperti pengelompokan data, tabulasi, dan analisis data
serta penyelesaian laporan penelitian.35
Jenis penelitian berdasarkan metode dapat
diklasifikasikan menjadi penelitian historis, penelitian deskriptif, penelitian
korelasional, penelitian kausal komparatif, dan penelitian ekserimental.36
Dalam
skripsi ini penulis menggunakan penelitian deskriptif, di mana dalam penelitian
ini penulis menganalisis kinerja KSU Syariah Huwaiza pada tahun 2012-2015
dengan menggunakan pendekatan balanced scorecard. Selain itu, peneliti
menggunakan metode analisis AHP yang bertujuan untuk mengukur tingkat
kepentingan dari masing-masing perspektif. Penelitian ini akan diketehui
penilaian kinerja dari koperasi tersebut. Sehingga diharapkan dapat dijadikan
sebagai alat evaluasi dan dasar pengambilan keputusan dalam KSU Syariah
Huwaiza
35
Muhamad, Metode Penelitian Ekonomi Islam: Pendekatan Kuantitatif (Jakarta: PT
RajaGrafindo Persada, 2008), h. 7. 36
Mudrajad Kuncoro, Metode Riset untuk Bisnis dan Ekonomi, Ed.3 (Jakarta: Erlangga,
2009), h. 10.
48
B. Sumber Data
Penelitian ini menggunakan metode studi kasus yang menggambarkan
keadaan sebenarnya dari objek penelitian. Studi ini bertujuan untuk memperoleh
data-data perusahaan khususnya hal-hal yang berkaitan dengan penilaian kinerja
yang menggunakan konsep Balanced Scorecard. Sumber data yang digunakan
dalam penelitian mencakup data primer dan data sekunder, baik berupa kualitatif
maupun kuantitatif. Data tersebut adalah sebagai berikut: 37
1. Data primer
Data primer diperoleh melalui observasi lapang, wawancara, dan
kuesioner. Observasi lapang dilakukan untuk mendapatkan data dan
informasi secara langsung melalui penyebaran kuesioner dan wawancara
kepada karyawan dan nasabah KSU Syariah Huwaiza.
2. Data sekunder
Data sekunder merupakan sumber data penelitian yang diperoleh
peneliti secara tidak langsung melalui sebuah perantara. Data sekunder
tersebut diperoleh dari studi literatur melalui, laporan keuangan KSU
Syariah Huwaiza, studi kepustakaan, skripsi, jurnal, internet, dan artikel.
Penelitian ini menggunakan periode penelitian mulai tahun 2012-2015
dikarenakan data yang tersedia dianggap cukup mampu mewakili penelitian
ini.
37
Sudjarwo dan Basrowi, Manajemen Penelitian Sosial, cet. 1 (Bandung: CV. Mandar
Maju. 2009), h. 140.
49
C. Teknik Pengambilan Sampel
1. Objek Penelitian
Objek pada penelitian yaitu kinerja Koperasi Serba Usaha (KSU)
Syariah Huwaiza pada tahun 2012-2015. Dalam hal ini peneliti
menggunakan data laporan keuangan KSU Syariah Huwaiza, para pelanggan
dan karyawan KSU Syariah Huwaiza.
2. Waktu dan Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan mulai dari tanggal 5 Juni- 16 Agustus 2016 di
KSU Syariah Huwaiza yang beralamatkan di Jalan Raya Parung Bingung
No. 2 RT 02 RW 13 Kelurahan Rangkapan Jaya Baru Kecamatan Pancoran
Mas Kota Depok.
3. Populasi
Populasi adalah keseluruhan subjek atau objek yang menjadi sasaran
penelitian untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan.38
Perspektif
pelanggan dalam balanced scorecard yaitu mitra pembiayaan KSU Syariah
Huwaiza yang berjumlah 1.570 mitra. Sedangkan populasi pada perspektif
pembelajaran dan pertumbuhan KSU Syariah Huwaiza dalam balanced
scorecard yaitu seluruh karyawan KSU Syariah Huwaiza.
4. Sampel
Sampel adalah sebagian populasi yang dipilih dengan teknik tertentu
untuk mewakili populasi. Teknik yang digunakan dalam pengambilan
sampel adalah dengan teknik pemilihan sampel probabilitas yaitu dengan
38
Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Sosial dan Ekonomi (Jakarta: Kencana, 2013), h.
256.
50
pemilihan sampel acak sederhana (simple random sampling). Sampel yang
digunakan pada perspektif pelanggan adalah dengan menggunakan teknik
pengambilan sampel menurut Slovin dengan toleransi kesalahan 10% rumus
pengambilan sampel menurut Slovin adalah sebagai berikut:39
𝑛 =𝑁
1 + 𝑁𝑒2
Keterangan:
n = Ukuran sampel
N = Ukuran populasi
e = Persen kelonggaran ketidaktelitian kesalahan pengambilan
sampel yang diinginkan. Presentase diambil 10%.
Sampel kepuasan pelanggan (Mitra KSU Syariah Huwaiza)
𝑛 =𝑁
1 + 𝑁𝑒2
𝑛 =1.570
1 + 1.570(0.12)
= 94,01 mitra 94 mitra
Jadi, sampel kepuasan pelanggan yang digunakan pada penelitian ini
sejumlah 94 mitra KSU Syariah Huwaiza. Sementara sampel kepuasan dan
motivasi karyawan sejumlah karyawan KSU Syariah Huwaiza sebanyak 7
karyawan. Karena jumlah karyawan yang terbilang sedikit maka semua
karyawan KSU Syariah Huwaiza dijadikan sampel dalam penelitian ini.
39
Kuncoro, Mudrajat, Metode Riset untuk Bisnis dan Ekonomi, ed. ke-3, (Jakarta:
Erlangga,2009), h. 175.
51
D. Teknik Pengumpulan Data
Sesuai dengan permasalahan yang diangkat, maka dalam pengumpulan data
skripsi ini, penulis menggunakan teknik sebagai berikut:
1. Kajian kepustakaan
Kajian pustaka dilakukan untuk mencapai pemahaman yang
komperhensif tentang konsep-konsep yang akan dikaji. Bahan yang
digunakan untuk kajian kepustakaan ini yaitu bersumber dari buku-buku
yang berkaitan dengan penelitian yang penulis lakukan, jurnal, skripsi, tesis,
internet, dan data pendukung lainnya yang berkaitan dengan masalah yang
penulis angkat yaitu yang berkaitan dengan Koperasi Serba Usaha, analisis
kinerja melalui pendekatan balanced scorecard.
2. Studi lapang
Studi lapang dilakukan untuk memperoleh informasi yang berkaitan
dengan kinerja Koperasi Serba Usaha (KSU) Syariah Huwaiza. Untuk
memperoleh data yang berada di lapang, penulis menggunakan teknik
pengumpulan data sebagai berikut:
Pengumpulan data dilakukan melalui:
a. Teknik Dokumentasi
Teknik dokumentasi dalam penelitian ini dimaksudkan untuk
memperoleh data dengan cara dokumentasi, peneliti menyelidiki
benda-benda tertulis seperti laporan keuangan perusahaan serta
dokumen lain dalam perusahaan yang relevan dengan
kepentingan penelitian.
52
b. Teknik wawancara
Teknik wawancara dilakukan dengan wawancara kepada pihak-
pihak terkait dalam koperasi yaitu kepala KSU Syariah
Huwaiza. Kepala KSU Syariah Huwaiza dianggap memiliki
peranan penting dalam pengambil keputusan dan mengetahui
kondisi Koperasi secara menyeluruh.
c. Teknik kuesioner
Teknik kuesioner dilakukan dengan memberi kuesioner kepada
pihak internal dan pihak eksternal. Pihak internal diberikan
kepada karyawan KSU Syariah Huwaiza sebagai acuan dalam
perspektif pembelajaran dan pertumbuhan. Sedangkan pihak
eksternal koperasi adalah nasabah atau pelanggan KSU Syariah
Huwaiza sebagai acuan dalam perspektif pelanggan.
E. Operasional Variabel Penelitian
Penelitian ini mengukur kinerja KSU Syariah Huwaiza dengan
menggunakan pendekatan balanced scorecard yang terdiri dari empat perspektif
yaitu: perspektif keuangan, perspektif pelanggan, perspektif proses bisnis, dan
perspektif pembelajaran dan pertumbuhan KSU Syariah Huwaiza. Selain itu,
peneliti mengukur tingkat prioritas dari masing-masing perspektif balanced
scorecard dengan menggunakan metode Analytical Hierarchy Process (AHP)
yang digunakan KSU Syariah Huwaiza dalam menentukan strategi kinerja
perusahaan.
53
1. Kinerja pada Perspektif Keuangan
Penilaian kinerja pada perspektif ini menggunakan rasio-rasio
keuangan yang telah ditetapkan oleh Peraturan Menteri Koperasi dan Usaha
Kecil dan Menengah No. 20/Per/M.KUKM/XI/2008 tentang Pedoman
Penilaian Kesehatan Koperasi Simpan Pinjam dan Unit Simpan Pinjam
adalah sebagai berikut:
1.) Rasio modal sendiri terhadap total aset, yaitu untuk mengukur
kemampuan koperasi dalam menghimpun modal sendiri
dibandingkan total aset yang dimiliki.
2.) Rasio efisiensi yaitu menunjukan kemampuan koperasi dalam
memberikan pelayanan yang efisien kepada anggotanya dari
penggunaan aset yang dimiliki. Rasio efisiensi merupakan
perbandingan antara biaya operasional terhadap pendapatan
operasional.
3.) Rasio likuiditas yaitu perbandingan aktiva lancar koperasi (kas+
bank) dan pasiva lancar (kewajiban jangka pendek).
4.) Rasio rentabilitas aset yaitu menunjukan kemampuan koperasi
menghasilkan laba terhadap total asetnya.
5.) Rasio rentabilitas modal sendiri yaitu menunjukkan kemampuan
koperasi dalam menghasilkan laba terhadap total modal sendiri
yang dimiliki.
6.) Rasio kemandirian operasional pelayanan, rasio ini menunjukan
kemampuan koperasi dalam mengelola kegiatan usahanya di-
54
bandingkan dengan biaya operasional,
2. Kinerja pada Perspektif Pelanggan
Penilaian kinerja pada perspektif pelanggan dapat dilakukan dengan
cara sebagai berikut:40
1.) Pengukuran pangsa pasar, adalah pengukuran terhadap besarnya
pangsa pasar perusahaan mencerminkan proporsi bisnis dalam
satu area bisnis tertentu yang diungkapkan dalam bentuk uang,
jumlah pelanggan, dan unit volume produk pembiayaan yang
digunakan.
2.) Customer retention, adalah pengukuran dapat dilakukan dengan
mengetahui besarnya presentase pertumbuhan bisnis dengan
jumlah pelanggan yang saat ini dimiliki oleh
perusahaan/koperasi.
3.) Akuisis pelanggan, pengukuran ini dapat dilakukan melalui
presentase jumlah penambahan pelanggan baru yang
perbandingan total penjualan dengan jumlah pelanggan baru
yang ada.
4.) Kepuasan pelanggan, pengukuran terhadap tingkat kepuasan
pelanggan dapat dilakukan dengan cara berikut: melalu survei
dan wawancara.
Kuesioner yang digunakan untuk mengukur tingkat kepuasan
pelanggan berisi hal-hal yang berkaitan dengan penilaian kinerja perspektif
40
Robert, S. Kaplan dan David P. Norton, Balanced Scorecard, Menerapkan Strategi
Menjadi Aksi, Penerjemah Pasla Yosi Peter R.), h. 138.
55
pelangganyang meliputi peubah biaya, bukti langsung (tangible), keandalan
(reliabilty), tanggap (responsiveness), jaminan (assurance), dan emapti
(empathy).
3. Kinerja pada Proses Bisnis Internal
Penilaian kinerja dari perspektif proses bisnis internal dapat dilakukan
dengan cara sebagai berikut:41
a. Tahap Inovasi
Proses inovasi merupakan salah satu kritikal proses, dimana
efisiensi dan efektivitas serta ketetapan waktu dari proses ini
akan mendorong terjadinya efisiensi biaya pada proses
penciptaan nilai tambah bagi customer.
b. Tahap Operasi
Tahap ini mencerminkan aktivitas yang dilakukan oleh
perusahaan melalui dari penerimaan order dari customer,
pembuatan produk/ jasa sampai dengan pengiriman produk atau
jasa tersebut kepada pelanggan. Pada tahap ini pengukuran
kinerja dilakukan dengan tiga cara yaitu kulaitas, biaya dan
waktu.
c. Tahap Purna Jual
Pada tahap ini perusahaan berusaha untuk memberikan manfaat
tambahan terhadap para pelanggan yang telah menggunakan
produk/jasa yang telah diberikan perusahaan kepada customer.
41
Freddy Rangkuti, SWOT Balanced Scorecard Teknik Menyusun Strategi Korporat yang
Efektif plus Cara Mengelola Kinerja dan Risiko, h. 102.
56
Hal ini dilakukan agar para customer/pelanggan mempunyai
loyalitas terhadap perusahaan.
4. Kinerja pada Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan
Penilaian kinerja dari perspektif pembelajaran dan pertumbuhan dapat
dilakukan dengan cara sebagai berikut:
a. Kemampuan Karyawan
Pengukuran dilakukan dengan tiga hal yaitu pengukuran
terhadap kepuasan karyawan, pengukuran terhadap perputaran
karyawan dalam perusahaan, dan pengukuran terhadap
produktivitas karyawan.
b. Kemampuan Sistem Informasi
Pengukuran perusahan dapat dilakukan dengan mengukur
presentase ketersediaan informasi yang diperlukan oleh
karyawan mengenai pelanggannya, persentase ketersedian
informasi mengenai biaya produksi dan lain-lain.
c. Motivasi, pemberian wewenang dan pembatasan wewenang
karyawan.
Dalam keusioner kepuasan karyawan berisi tentang penilaian kinerja
diukur melalui instrument yang meliputi: kemampuan karyawan, kepuasan
karyawan, komunikasi, dan motivasi karyawan.
57
F. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan pada penelitian ini yaitu dengan
menggunakan uji validitas, uji rentabilitas, analisa BSC dan AHP berikut ini:
1. Pengujian Kualitas Data
Pengujian kualitas data digunakan untuk pengujian pada perspektif
pelanggan. Instrumen pengujian kualitas data yang digunakan dalam
penelitian ini terdiri atas dua jenis pengujian. Berikut dua jenis pengujian
kualitas data tersebut: 42
a. Uji Reliabilitas
Reliabilitas adalah indikator tingkat keandalan atau kepercayaan
terhadap suatu hasil pengukuran. Suatu pengukuran dianggap
reliable atau memiliki keandalan jika konsisten memberikan
jawaban yang sama. Dalam hal penelitian, jika suatu
pengukuran konsisten dari satu waktu ke waktu lainnya, maka
pengukuran itu dapat diandalkan dan dapat dipercaya dalam
derajat tertentu. Pengukuran yang tidak memiliki reliabilitas
tidak dapat digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya
hubungan antara variabel. Reliabilitas bukanlah suatu konsep
yang berdimensi tunggal (unidimensional concept), suatu
reliabilitas memiliki tiga komponen di dalamnya yaitu stabilitas,
konsisten internal, dan ekuivalensi. Untuk menguji tingkat
42
Morrissan, Metodolodi Penelitian Survei (Jakarta: Kencana, 2012), h. 99-101.
58
reliabilitas keseluruhan instrumen penelitian digunakan metode
alpha (∝) Cronbach dengan rumus:
∝= 2 1 −𝑆12 − 𝑆22
𝑆𝑥2
Dimana: ∝ : tingkat reliabilitas yang dicari
𝑆12 : varian dari skor belahan pertama/ganjil
𝑆22 : varian dari skor belahan kedua/genap
𝑆𝑥2 : varian dari skor keseluruhan
Dengan ketentuan jika ∝ > r𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 berarti reliabel
∝ < r𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 berarti tidak reliabel
b. Uji Validitas
Uji validitas mengacu pada seberapa jauh suatu ukuran empiris
cukup menggambarkan arti sebenarnya dari konsep yang tengah
diteliti. Dengan kata lain, suatu instrumen skala pengukuran
yang valid bila melakukan apa yang seharusnya dilakukan dan
mengukur apa yang seharusnya diukur. Bila skala pengukuran
tidak valid maka tidak bermanfaat bagi peneliti karena tidak
mengukur atau melakukan apa yang seharusnya dilakukan.
Untuk menguji tingkat validitas instrumen penelitian dapat
digunakan teknik korelasi Pearson Product Moment sebagai
berikut:
n𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 =
𝑛 𝑋𝑌 − 𝑋 (𝑌)
(𝑛X 2− (X )2− (𝑛 Y 2− (Y )2
Dimana: n𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 : Koefisien validasi item yang dicari
59
X : skor responden untuk setiap item
Y : total skor setiap responden dari seluruh
item
𝑋 : Jumlah skor dalam distribusi X
𝑌 : jumlah skor dalam distribusi Y
𝑛 : jumlah responden
Rumus-rumus validitas dan reliabilitas di atas diaplikasikan
melalui penggunaan software SPSS versi 2.3 terhadap seluruh
kuesioner pada perspektif pelanggan.
c. Uji Analisis Data
Pengujian data dilakukan untuk mengetahui nilai rata-rata
tingkat kepuasan nasabah dan karyawan yang dapat diukur
dengan menggunakan uji analisis faktor. Analisis faktor
merupakan salah satu metode reduksi data yang bertujuan
menyederhanakan sekumpulan data yang saling berkorelasi
menjadi kelompok-kelompok variabel lebih kecil agar dapat
dianalisis dengan mudah dibaca dan diinterprestasikan.43
Jawaban pendapat kuesioner pelanggan dan karyawan dinilai
berdasarkan skala likert berikut:
43
Fuad, Mas‟ud, Survei Diagnosis Organisasional (Konsep dan Aplikasi) (Semarang:
Badan Penerbit Universitas Ponegoro, 2004), h. 128.
60
Tabel 2.1: Skala Likert Perbandingan Kepentingan
Skala Faktor
1 Sangat Tidak Sesuai
2 Tidak Sesuai
3 Sesuai
4 Sangat Sesuai
2. Analisis Balanced Scorecard
a. Kinerja pada Perspektif Keuangan
Penilaian kinerja pada perspektif keuangan menggunakan rasio-
rasio keuangan yang telah ditetapkan oleh Peraturan Menteri
Koperasi dan Usaha kecil dan Menengah No.
20/Per/M.KUKM/XI/2008 tentang Pedoman Penilaian
Kesehatan Koperasi Simpan Pinjam dan Unit Simpan Pinjam
adalah sebagai berikut:
1.) Rasio Permodalan
𝑅𝑎𝑠𝑖𝑜 𝑀𝑜𝑑𝑎𝑙 𝑆𝑒𝑛𝑑𝑖𝑟𝑖 =𝑀𝑜𝑑𝑎𝑙 𝑆𝑒𝑛𝑑𝑖𝑟𝑖
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑀𝑜𝑑𝑎𝑙 x 100%
61
Tabel 3.1: Kriteria Penilaian Rasio Modal Sendiri
Koperasi Syariah
Sumber: Peraturan Menteri KUKM No.
20/Per/M.KUKM/XI/2008
2.) Rasio Efisiensi
𝑅𝑎𝑠𝑖𝑜 𝐸𝑓𝑖𝑠𝑖𝑒𝑛𝑠𝑖
=𝐵𝑖𝑎𝑦𝑎 𝑂𝑝𝑒𝑟𝑎𝑠𝑖𝑜𝑛𝑎𝑙 𝑃𝑒𝑙𝑎𝑦𝑎𝑛𝑎𝑛
𝑃𝑎𝑟𝑡𝑖𝑠𝑖𝑝𝑎𝑠𝑖 𝐵𝑟𝑢𝑡𝑜 x 100%
Tabel 3.2: Kriteria Penilaian Rasio Efisiensi
Koperasi Syariah
Sumber: Peraturan Menteri KUKM No.
20/Per/M.KUKM/XI/2008
Persentase Rasio (%) Kriteria
0-4 Tidak Sehat
5-9 Kurang Sehat
10-14 Cukup Sehat
15-19 Sehat
20 Sangat Sehat
Persentase Rasio (%) Kriteria
>100 Tidak Efisien
85 – 100 Kurang Efisien
69 – 84 Cukup Efisien
0 – 68 Efisien
62
3.) Rasio Likuiditas
𝐿𝑖𝑘𝑢𝑖𝑑𝑖𝑡𝑎𝑠 =𝐾𝑎𝑠 + 𝐵𝑎𝑛𝑘
𝐾𝑒𝑤𝑎𝑗𝑖𝑏𝑎𝑛 𝐿𝑎𝑛𝑐𝑎𝑟 x 100%
Tabel 3.3: Kriteria Penilaian Rasio Likuiditas
Koperasi Syariah
Sumber: Peraturan Menteri KUKM No.
20/Per/M.KUKM/XI/2008
4.) Rasio Rentabilitas Aset
𝑅𝑒𝑛𝑡𝑎𝑏𝑖𝑙𝑖𝑡𝑎𝑠 𝐴𝑠𝑠𝑒𝑡
=𝑆𝐻𝑈 𝑠𝑒𝑏𝑒𝑙𝑢𝑚 𝑁𝑖𝑠𝑏𝑎,𝑍𝑎𝑘𝑎𝑡 𝑑𝑎𝑛 𝑃𝑎𝑗𝑎𝑘
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑠𝑠′𝑒𝑡 x 100%
Tabel 3.4: Kriteria Penilaian Rasio Rentabilitas Asset
Koperasi Syariah
Persentase Rasio (%) Kriteria
< 14 dan > 56 Tidak Likuid
(14 – 20) dan (46 – 56) Kurang Likuid
(21 – 25) dan (35 – 45) Cukup Likuid
(26 -34) Likuid
Persentase Rasio (%) Kriteria
< 5 Rendah
5 – 7,4 Kurang
7,5 – 10 Cukup
>10 Tinggi
63
5.) 𝑅𝑒𝑛𝑡𝑎𝑏𝑖𝑙𝑖𝑡𝑎𝑠 𝑀𝑜𝑑𝑎𝑙 𝑆𝑒𝑛𝑑𝑖𝑟𝑖 =
𝑆𝐻𝑈 𝑠𝑒𝑏𝑒𝑙𝑢𝑚 𝑁𝑖𝑠𝑏𝑎 ,𝑍𝑎𝑘𝑎𝑡 𝑑𝑎𝑛 𝑃𝑎𝑗𝑎𝑘
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑀𝑜𝑑𝑎𝑙 𝑆𝑒𝑛𝑑𝑖𝑟𝑖 x 100%
Tabel 3.5: Kriteria Penilaian Rasio Rentabilitas
Modal Sendiri Koperasi Syariah
Sumber: Peraturan Menteri KUKM No.
20/Per/M.KUKM/XI/2008
6.) Kemandirian Operasional Pelayanan
𝐾𝑒𝑚𝑎𝑛𝑑𝑖𝑟𝑖𝑎𝑛 𝑜𝑝𝑒𝑟𝑎𝑠𝑖𝑜𝑛𝑎𝑙
=𝑃𝑒𝑛𝑑𝑎𝑝𝑎𝑡𝑎𝑛 𝑈𝑠𝑎𝑎
𝐵𝑖𝑎𝑦𝑎 𝑂𝑝𝑒𝑟𝑎𝑠𝑖𝑜𝑛𝑎𝑙 𝑃𝑒𝑙𝑎𝑦𝑎𝑛𝑎𝑛x 100%
Tabel 3.6: Kriteria Penilaian Rasio Kemandirian
operasional pelayanan Koperasi Syariah
Persentase Rasio (%) Kriteria
< 5 Rendah
5 – 7,4 Kurang
7,5 – 10 Cukup
>10 Tinggi
Persentase Rasio (%) Kriteria
< 100 Rendah
100-125 Kurang
126-150 Cukup
>150 Tinggi
64
b. Kinerja pada Perspektif Pelanggan
Penilaian kinerja dari perspektif pelanggan dapat dilakukan
dengan cara sebagai berikut:
1.) 𝐾𝑒𝑝𝑢𝑎𝑠𝑎𝑛 𝐴𝑛𝑔𝑔𝑜𝑡𝑎 =
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑅𝑎𝑡𝑎 −𝑟𝑎𝑡𝑎 𝑅𝑒𝑠𝑝𝑜𝑛𝑑𝑒𝑛
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑃𝑒𝑟𝑛𝑦𝑎𝑡𝑎𝑎𝑛 𝑅𝑒𝑠𝑝𝑜𝑛𝑑𝑒𝑛 x 100%
2.) 𝑃𝑟𝑜𝑓𝑖𝑡𝑎𝑏𝑖𝑙𝑖𝑡𝑎𝑠 𝐴𝑛𝑔𝑔𝑜𝑡𝑎 =
𝐿𝑎𝑏𝑎 𝐵𝑒𝑟𝑠𝑖 𝑆𝑒𝑡𝑒𝑙𝑎 𝑃𝑎𝑗𝑎𝑘
𝑃𝑒𝑛𝑗𝑢𝑎𝑙𝑎𝑛 𝐵𝑒𝑟𝑠𝑖 x 100%
c. Kinerja pada Perspektif Bisnis Internal
Penilaian kinerja perspektif proses bisnis internal dapat
dilakukan dengan cara sebagai berikut:
1.) NGR= 𝐷𝑒𝑙𝑡𝑎 𝑈𝑛𝑖𝑡 𝐾𝑒𝑟𝑗𝑎
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑢𝑛𝑖𝑡 𝐾𝑒𝑟𝑗𝑎x100%
2.) 𝐴𝑑𝑚𝑖𝑛𝑖𝑠𝑡𝑟𝑎𝑡𝑖𝑣𝑒 𝐸𝑥𝑝𝑒𝑛𝑠𝑒 𝑡𝑜 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 (𝐴𝐸𝑇𝑅) =
𝐵𝑖𝑎𝑦𝑎 𝐴𝑑𝑚𝑖𝑛𝑖𝑠𝑡𝑟𝑎𝑠𝑖
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑃𝑒𝑛𝑑𝑎𝑝𝑎𝑡𝑎𝑛 x 100%
Tabel 3.7
Kriteria Skor AETR KSU Syariah Huwaiza
Persentase Rasio (%) Skor Nilai
>12% 0
10%-12% 80
8,5%-10% 100
<8,5% 90
65
d. Kinerja pada Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuham
Penilaian kinerja perspektif pembelajaran dan pertumbuhan
dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut:
1.) Produktifitas Karyawan=𝐿𝑎𝑏𝑎 𝐵𝑒𝑟𝑠𝑖 𝑆𝑒𝑡𝑒𝑙𝑎 𝑃𝑎𝑗𝑎𝑘
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎 𝐾𝑎𝑟𝑦𝑎𝑤𝑎𝑛 x 100%
2.) Kepuasan
Karyawan=𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑅𝑎𝑡𝑎 −𝑅𝑎𝑡𝑎 𝑅𝑒𝑠𝑝𝑜𝑛𝑑𝑒𝑛
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎 𝑃𝑒𝑟𝑛𝑦𝑎𝑡𝑎𝑎𝑛 𝑅𝑒𝑠𝑝𝑜𝑛𝑑𝑒𝑛 x 100%\
3. Analisis Perspektif Balanced Scorecard dengan Menggunakan
Analytical Hierarchy Process (AHP)
Proses pengambilan keputusan pada dasarnya adalah memilih suatu
alternatif. Metode Analytical Hierarchy Process (AHP) adalah sebuah alat
analisis pengambil keputusan hierarki yang didesain dan dilakukan secara
rasional dengan membuat penyeleksian terbaik terhadap beberapa alternatif
yang dievaluasi dengan multikriteria. Langkah-langkah dalam penerapan
metode AHP sebagai berikut: 44
a. Mendefinisikan masalah dan menentukan solusi yang
diinginkan.
b. Membuat struktur hirarki yang diawali dengan tujuan umum,
dilanjut dengan sub tujuan, kriteria dan kemungkinan alternatif–
alternatif pada tingkatan paling bawah.
c. Membuat matrik perbandingan berpasangan yang menggambar-
44
Boy Isma Putra ST, MM., Analisis Pengukuran Kinerja dengan Metode Balanceed
Scorecard di CV MCH Sidoarjo (Paper: Teknik Industri Unmuh Sidoarjo, 2005), h. 3-7.
66
kan pengaruh setiap elemen terhadp masing-masing tujuan atau
kriteria yang setingkat di atasnya. Perbandingan dilakukan
berdasarkan penilaian dari pengambil keputusan dengan menilai
tingkat kepentingan suatu elemen dengan elemen lainnya.
d. Menghitung dan menguji konsistensi, jika tidak konsisten maka
pengambilan data diulang kembali.
e. Menghitung bobot dari setiap matriks perbandingan berpasang-
an. Langkah ini untuk mensintesiskan judgment dalam
penentuan prioritas elemen pada tingkat hirarki sampai
pencapaian tujuan.
f. Memeriksa konsistensi hirarki, jika nilai consistency Ratio (CR)
lebih dari 10% maka penilaian data harus diperbaiki. Rasio
konsistensi (CR) merupakan batasan ketidakkonsistenan yang
ditetapkan Saaty dengan rumus consistency index (CI)
dibandingkan dengan Random Consistency (RC) hasilnya
menunjukkan bahwa semakin besar ukuran matrik semakin
tinggi tingkat inkonsisten yang dihasilkan seperti disajikan pada
tabel 3.8.
Tabel 3.8: Nilai Rata-rata Konsistensi
Ukuran Matriks Random consistency
1 0,00
2 0,00
3 0,58
67
4 0,90
5 1,12
6 1,24
7 1,32
8 1,41
9 1,45
10 1,49
Model matrik perbandingan AHP dapat diterima jika nilai rasio
konsistensi < 0,1. Batasan diterima atau tidaknya konsistensi
suatu matrik menurut beberapa eksperimen dan pengalaman
adalah memiliki tingkat inkonsistensi sebesar 10% kebawah
karena tingkat inkonsistensi tersebut masih dapat diterima. Jika
terjadi inkonsistensi yang terlalu besar maka diperlukan
pengukuran ulang.
68
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Sejarah Berdirinya KSU Syariah Huwaiza
KSU Syariah Huwaiza terbentuk dari sebuah kelompok pengajian ibu-ibu
yang berjumlah 12 orang pada tanggal 19 Januari 2002. Pada awal berdirinya
KSU Syariah Huwaiza memiliki modal hanya sebesar Rp. 244.200,- modal ini
digunakan sebagai pembiayaan awal kepada anggota. Pada tanggal 27 April 2005
KSU Syariah Huwaiza resmi berbadan hukum aset yang dimiliki KSU Syariah
Huwaiza sebesar Rp. 10.000.000. Seiring berjalannya waktu, anggota koperasi
terus mengalami peningkatan dan modal yang masih murni berasal dari simpanan
anggota pun bertambah, begitu juga pembiayaan kepada anggota bertambah.
Pada tanggal 22 April 2005 badan hukum KSU Syariah Huwaiza
dikeluarkan dengan No. akta pendirian 75/BH/KUKM/1.2/IV/2005 dan No. akta
perubahan anggaran dasar 518/94/BH/XIII.25/KPTS/KUKM/1.2/IV/II/2008. KSU
Syariah Huwaiza mendapatkan penghargaan koperasi terbaik se-Kota Depok pada
tahun 2010. Hal ini dilihat dari pengelolaan koperasi masyarakat, sehat,
transparan, dan dana yang dinamis. Kemudian pada tahun 2016 KSU Syariah
Huwaiza kembali meraih penghargaan koperasi terbaik se-Kota Depok di mana
KSU Syariah Huwaiza termasuk koperasi yang aktif dalam arti tidak tertutup
dengan menjaga hubungan dengan lembaga lain atau koperasi lain, hubungan
dengan dinas, dan hubungan dengan masyarakat, mempunyai gedung sendiri, dan
69
merupakan koperasi masyarakat yang berkembang. KSU Syariah Huwaiza mulai
mandiri dengan tidak menggunakan pembiayaan dari lembaga lain sejak tahun
2013 dan hanya menggalang dana simpanan para anggotanya.
KSU Syariah Huwaiza memegang peranan penting dalam program
pemberdayaan ekonomi mikro syariah di wilayah Kecamatan Limo dan
Kecamatan Pancoran Mas. Program yang dijalankan KSU Syariah Huwaiza lebih
menekankan pada pola pendekatan berbasis masyarakat (community based)
dengan mengintegrasikan dua aspek yaitu: bina umat/sosial dan bina ekonomi.
Bina umat/sosial lebih mencakup pada kegiatan peningkatan kualitas manusia dan
karakter yang ber-akhlakul karimah. Sedangkan bina ekonomi lebih menekankan
pada pengembangan ekonomi masyarakat.
B. Visi Misi KSU Syariah Huwaiza
Visi KSU Syariah Huwaiza yaitu “Menjadikan lembaga keuangan yang
kuat, luas jaringan pelayanannya, serta konsisten pada nilai dan kaidah syariah
dalam upaya mensejahterakan masyarakat”.
Misi KSU Syariah Huwaiza anatara lain:
1. Memperkuat kelembagaan dari sisi SDM, keuangan, anggota,
teknologi informasi serta dukungan pemerintah dan masyarakat.
2. Mengembangkan seluas-luasnya jaringan pelayanan kepada anggota
dan masyarakat dengan produk yang beragam.
3. Menerapkan prinsip dan kaidah syariah dalam setiap transaksi dan
aktivitas kelembagaan.
70
4. Meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui pengembangan
ekonomi mikro.
C. Susunan Kepengurusan KSU Syariah Huwaiza
Gambar 1.1
Struktur Organisasi KSU Syariah Huwaiza
RAPAT ANGGOTA
PENGAWAS
Syariah : Ustd. Anwar Nasihin, Lc.
Manajemen:
1. Muhammad Sholeh, S.Pd.
2. Zikri Dwi Darmawan, S. KM.
PENGURUS
Ketua: Namah Purnama, Amd.
Sekertaris: Komariah, S.Pd
Bendahara: Erni Nurmayanti
MANAJER
Hairudin, S.Pd.I
KABAG OPERASIONAL
Nur Apriani, S.Pd
TELLER
Minarti, S.E.I
CUSTOMER
SERVICE
Ayu Octaviani
STAFF MARKETING
& PEMBIAYAAN
1. Martono
2. Idrus Firdaus
3. Bibing Andrian
71
Berikut fungsi dan tugas kepengurusan KSU Syariah Huwaiza:
1. Rapat anggota
Adalah rapat tahunan yang diikuti oleh para pendiri dan anggota
penuh KSU Syariah Huwaiza. Rapat anggota berfungsi untuk:
a. Merumuskan dan menetapkan kebijakan-kebijakan yang
sifatnya umum dalam rangka pengembangan KSU Syariah
Huwaiza sesuai dengan AD dan ART.
b. Mengangkat dan memberhentikan pengurus KSU Syariah
Huwaiza.
c. Menerima atau menolak laporan perkembangan KSU Syariah
Huwaiza dari prngurus.
d. Ketentuan yang belum ditetapkan dalam rapat anggota akan
diatur dalam ketentuan tambahan.
2. Pengawas
Pengawas adalah bagian yang melakukan pengawasan operasional
kerja, manajemen dan aplikasi akad yang berhubungan dengan KSU Syariah
Huwaiza. Pengawas terbagi menjadi dua yaitu:
a. Pengawas syariah, bertugas sebagai berikut:
1.) Memastikan produk dan jasa KSU Syariah Huwaiza sesuai
dengan syariah.
2.) Memastikan tata laksana manajemen dan pelayanan sesuai
dengan syariah.
72
3.) Terselenggaranya pembinaan anggota yang dapat
mencerahkan dan membangun kesadaran bersama
sehingga anggota siap dan konsisten bermuamalah secara
Islam melalui KSU Syariah Huwaiza.
b. Pengawas manajemen, bertugas sebagai berikut:
1.) Mengawasi penerapan konsep manajemen dalam seluruh
kegiatan operasional KSU Syariah Huwaiza.
2.) Memberikan rekomendasi pelaksanaan sistem yang lebih
efektif dan edukatif.
3.) Melaksanakan evalusi sistem operasional kerja KSU
Syariah Huwaiza.
3. Pengurus
Secara umum fungsi dan tugas pengurus adalah sebagai berikut:
a. Menyusun kebijakan umum KSU Syariah Huwaiza yang telah
dirumuskan dalam rapat anggota.
b. Melakukan pengawasan operasional KSU Syariah Huwaiza
dalam bentuk persetujuan pembiayaan untuk jumlah tertentu,
pengawasan tugas manager dan memberikan rekomendasi
produk-produk yang akan ditawarkan kepada anggota KSU
Syariah Huwaiza.
c. Melaporkan perkembangan KSU Syariah Huwaiza kepada para
anggota dalam rapat anggota.
73
Kepengurusan KSU Syariah Huwaiza terdiri dari ketua, sekertaris, dan
bendahara. Sedangkan fungsi dan tugasnya masing-masing adalah sebagai
berikut:
a. Ketua, adapun tugasnya sebagai berikut:
1.) Memimpin rapat anggota dan rapat pengurus
2.) Memimpin rapat bulanan pengurus dengan manajemen,
menilai kinerja bulanan dan kesehatan KSU Syariah
Huwaiza.
3.) Ikut menandatangani surat-surat berharga serta surat-surat
lain yang berkaitan dengan penyelenggaran keuangan
KSU Syariah Huwaiza.
4.) Menjalankan tugas-tugas yang daiamanahkan oleh
anggota KSU Syariah Huwaiza sebagaimana dalam
AD/ART KSU Syariah Huwaiza, khususnya untuk
mengenai pencapaian tujuan KSU Syariah Huwaiza.
b. Sekretaris, adapun tugasnya adalah sebagai berikut:
1.) Bertanggung jawab atas pemberitahuan kepada anggota
sebelum rapat diadakan sesuai dengan ketentuan
AD/ART.
2.) Memberikan catatan-catatan keuangan KSU Syariah
Huwaiza hasil laporan dari pengelol.
74
3.) Memverifikasi dan memberikan saran pada ketua tentang
berbagai situasi dan perkembangan KSU Syariah
Huwaiza.
c. Bendahara, adapun tugasnya sebagai berikut:
1.) Bertanggung jawab mengarahkan, memonitor dan meng-
evaluasi pengelolaan dana oleh pengelola.
4. Pengelola
Pengelola adalah pelaksanaan operasional harian KSU Syariah
Huwaiza. Pengelola terdiri dari manager, kabag operasional, account
officer, teller, dan customer service.
a. Manager, bertugas:
1.) Membina dan menjaga hubungan baik dengan lembaga
lain baik instansi pemerrintah maupun swasta.
2.) Memberikan arahan dan bimbingan terhadap staf
dibawahnya berkaitan dengan masalah-masalah yang
terjadi di lapangan.
3.) Menjaga agar KSU Syariah Huwaiza dapat mencapai
target yang telah ditetapkan serta mampu memberikan
tingkat pelayanan yang tinggi dengan tetap menjaga segala
risiko.
4.) Mengembangkan kemampuan diri maupun staf di
bawahnya melalui program pelatiha dan pengembangan
terencana.
75
b. Kabag operasional, berfungsi memimpin kegiatan koperasi pad
bagian tata usaha sesuai dengan garis kebijakna yang digariskan
oleh manajemen koperasi. Tugasnya sebagai berikut:
1.) Menyusun rencana anggaran bulanan, triwulan dan
tahunan KSU Syariah Huwaiza.
2.) Membuat laporan rencana anggaran.
3.) Membuat laporan keuangan harian, bulanan, triwulan, dan
tahunan.
4.) Mengatur cash flow.
5.) Mengadministrasika jaminan.
6.) Menghitung bagi hasil seluruh simpanan anggota.
c. Teller, fungsi teller yaitu memberikan pelayanan terbaik kepad
nasabah baik penabung ataupun peminjam. Tugasnya sebagai
berikut:
1.) Memberikan pelayanan kepada nasbah baik penarikan
maupun penyetoran (simpanan maupun pembiayaan).
2.) Menghitung keadaan keuangan atau transaksi setiap hari.
3.) Mengatur dan menyiapkan pengeluaran uang tunai baik
pembiayaan ataupun simpanan yang telah disetujui oleh
manajer.
4.) Membuat laporan transaksi harian.
5.) Mengirim dan menyerahkan laporan transaksi ke bagian
administrasi dan keuangan.
76
6.) Mencatat data pembiayaan yang disetujui maupun yang
tidak disetujui.
d. Customer services,tugasnya sebagai berikut:
1.) Menyambut kedatangan calon nasabah yang akan
mengajukan permohonan pembiayan.
2.) Memeriksa kelengkapan persyaratan pembiayaan dan
tabungan.
3.) Menerima dan menyetujui permohonan pembiayaan yang
selanjutnya dievaluasi dan diputuskan oleh manajer.
e. Marketing, fungsi marketing yaitu mempromosikan dan
menawarkan produk-produk pembiayaan KSU Syariah Huwaiza
baik di KSU maupun terjun langsung ke lapangan. Adapun
tugas marketing sebagai berikut:
1.) Membuat atau mengevaluasi produk-produk KSU Syariah
Huwaiza agar sesuai dengan kebutuhan pasar.
2.) Menyusun strategi sosialisasi, promosi untuk meningkatka
penjualan produk.
3.) Melakukan survei terhadap calon penerima pembiayaan.
4.) Menagih angsuranyang terlambat membayar.
f. Pembiayaan, fungsi staff pembiayaan yaitu untuk tercapainya
produk-produk KSU Syariah Huwaiza baik funding maupun
landing sesuai target yang telah ditentukan. Staf pembiayaan
bertugas sebagai berikut:
77
1.) Melaksanakan tugas khusus yang diberikan manajer.
2.) Melakukan proses pembiayaan sesuai Standar Operasional
Prosedur (SOP) yang berlaku.
3.) Melakukan survei terhadap calon penerima pembiayaan
baik menyangkut kelayakan usaha, jaminan dan lain-lain.
D. Bidang Usaha KSU Syariah Huwaiza
Jenis usaha yang dijalankan KSU Syariah Huwaiza yaitu jasa keuangan
syariah dengan melayani simpanan dan pembiayaan dengan memiliki beberapa
produk diantaranya:
1. Produk Simpanan
a. Simpanan wadiah
Keuntungan dari simpanan ini adalah penyimpanan
mendapatkan bonus yang besaran dan waktunya disesuaikan dengan
kebijakan koperasi.
1) Simpanan sukarela
2) Simpanan Idul Fitri
3) Simpanan aqiqah/ qurban
4) Simpanan pendidikan
5) Simpanan walimah
6) Simpanan haji dan umrah
b. Simpanan deposito mudharabah
78
Simpanan deposito mudharabah adalah simpanan berjangka
yang lebih menguntungkan dengan nisbah (bagi hasil) dengan
ketentuan nisbah sebagai berikut:
75% untuk KSU Syariah Huwaiza dan 25% untuk
penyimpanan dalam tempo 3 bulan.
70% untuk KSU Syariah Huwaiza dan 30% untuk
penyimpanan dalam tempo 6 bulan.
65% untuk KSU Syariah Huwaiza dan 35% untuk
penyimpanan dalam tempo 6 bulan.
Simpanan minimal untuk produk simpanan deposito
mudharabah adalah Rp. 1.000.000,-.
c. Investasi syariah dekat dan mudah
Investasi syariah dekat dan mudah merupakan simpanan
berjangka yang lebih menguntungkan dan lebih berkah dengan bagi
hasil yang cukup besar. Hanya dengan minimal menyimpan sebesar
Rp. 50.000.000 dengan jangka waktu minimal 12 bulan, maka dapat
merasakan bagi hasil kurang lebih Rp. 400.000 samapai dengan Rp.
500.000 tiap bulannya.
Keuntungan dari semua produk simpanan diantaranya:
Simpanan dapat dijadikan jaminan pembiayaan.
Tersedia pelayanan jemput simpanan.
Dana yang dikelola diperuntukkan untuk usaha produktif
yang halal di masyarakat sekitar.
79
Simpanan tidak dikenakan potongan.
2. Produk Pembiayaan
KSU Syariah Huwaiza dalam pelaksanaan pembiayaan, akad
pembiayaan yang dijalankan KSU Syariah Huwaiza antara lain:
a. Mudharabah adalah akad antara dua pihak dimana anggota
sebagai mudharib (pengelola usaha) dan KSU Syariah Huwaiza
sebagai shohibul maal (penyedia modal). Atas kerjasama ini
berlaku sistem bagi hasil dengan nisbah yang telah disepakati.
b. Murabahah adalah pembiayaan melalui sistem pengadaan
barang dan di dalamnya terdapat kesepakatan besarnya
pemberian mark up dan pelunasannya dapat diangsur ataupun
jatuh tempo sesuai kesepakatan (akad).
c. Qardul hasan adalah pembiayaan dengan tujuan kebijakan yang
diperuntukkan bagi anggota dengan pertimbangan sosial dan
tidak diambil keuntungan dari padanya. Anggota hanya
diwajibkan mengembalikan pokok pinjaman saja.
d. Ijarah adalah pembiayaan dengan sistem sewa. Atas kerjasama
ini berlaku sistem penentuan fee dengan ketentuan yang telah
disepakati.
KSU Syariah Huwaiza melayani berbagai kebutuhan anggota dan
masyarakat, meliputi:
a. Pembiayaan modal kerja/ usaha, seperti: usaha dagang,
pertanian, peternakan, percetakkan dan lain sebagainya.
80
b. Pembiayaan konsumtif, seperti: pembelian laptop, computer,
televisi, handphone, kebutuhan pernikahan, pendidikan,
pembalian sepeda, pembalian sepeda motor dan lain sebagainya.
c. Sewa ruko/ kios dan rumah/kantor.
E. Hasil Analisis Data dan Pembahasan
1. Pengujian Kualitas Data
a. Uji Reliabilitas
Reliabilitas adalah indikator tingkat keandalan atau kepercayaan
terhadap suatu hasil pengukuran. Suatu pengukuran dianggap reliable
atau memiliki keandalan jika konsisten memberikan jawaban yang
sama. Uji reliabilitas dalam penelitian ini mengacu pada metode alpha
(∝) cronbach dengan ketentuan jika ∝ > r𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 berarti reliabel,
sedangkan jika ∝ < r𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 berarti tidak reliabel. Berikut tabel 5.1 hasil
analisis kuesioner dengan SPSS 23.0:
Dari hasil output di atas, didapat nilai Alpha sebesar 0,951,
kemudian nilai ini dibandingkan dengan nilai r tabel, r tabel dicari
pada signifikasi 0,05 dengan uji dua sisi dan derajat bebas (df= n-2) =
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.951 30
81
92, maka didapat r tabel sebesar 0,2028. Nilai Alpha Cronbach 0,951
lebih besar dari pada nilai rTabel 0,2028, sehingga dengan demikian
kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini sudah reliabel atau
konsisten.
b. Uji Validitas
Validitas adalah ukuran yang menunjukkan tingkat kevalidan
atau keabsahan suatu instrumen penelitian. Instrumen penelitian
dianggap valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan dan
mampu memperoleh data yang tepat bagi peubah yang diteliti. Uji
validitas digunakan untuk menentukan suatu besaran yang
menyatakan bagaimana kuat hubungan suatu peubah dengan peubah
lain. Untuk mengukur korelasi antar pertanyaa dengan skor total
digunakan rumus korelasi product moment pearson dengan ketentuan
jika r hitung > dari r tabel pada tingkat signifikansi (∝) 0,005 maka
pernyataan pada kuesioner mempunyai validitas konstruk atau
terdapat konsistensi internal dalam pernyataan tersebut dan layak
digunakan. Berikut tabel hasil analisis kuesioner dengan SPSS 23.0:
Tabel 4.1: Uji Validitas Kuesioner Pelanggan
No. r Hitung r Table Keterangan
1. 0,547 0,202 Valid
2. 0.530 0,202 Valid
3. 0,565 0,202 Valid
4. 0,621 0,202 Valid
82
5. 0,697 0,202 Valid
6. 0,326 0,202 Valid
7. 0,364 0,202 Valid
Sumber: Data yang diolah dengan SPSS 23.0
Dengan demikian diketahui bahwa semua nilai r hitung lebih
besar dari nilai r tabel yang artinya semua pernyataan angket tersebut
dinyatakan valid dan bisa dijadikan sebagai alat pengukur data dalam
penelitian ini.
2. Analisis Perspektif Balanced Scorecard
a. Hasil Penelitian Kinerja pada Perspektif Keuangan
Penilaian kinerja pada perspektif keuangan dalam penelitian ini
diukur melalui rasio-rasio yang telah ditetapkan oleh Peraturan
Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah No.
20/Per/M.KUKM/XI/2008 tentang Pedoman Penilaian Kesehatan
Koperasi Jasa Keuangan Syariah yang meliputi aspek permodalan,
rasio efisiensi, rasio likuiditas, rasio rentabilitas asset, rasio
rentabilitas modal sendiri, dan rasio kemandirian operasional.
1.) Rasio Modal Sendiri
Rasio modal sendiri digunakan untuk mengukur
kemampuan Koperasi dalam menghimpun modal sendiri
dibandingkan modal yang dimiliki.
83
Hasil Rekapitulasi analisis rasio modal sendiri terhadap
total modal pada tahun 2012-2015 dapat dilihat pada tabel 4.2
sebagai berikut:
Tabel 4.2: Analisis Rasio Modal Sendiri terhadap Total
Modal
Tahun Modal
Sendiri
Total
Modal
Rasio
(%)
2012 Rp. 287.953.571,66 Rp. 3.597.549.407,22 8,00%
2013 Rp. 324.733.708,77 Rp. 4.458.624.453,38 7,28%
2014 Rp. 305.235.852,94 Rp. 4.691.375.840,78 6,51%
2015 Rp. 329.567.373,40 Rp. 4.630.762.210,94 7,12%
Rataan Rasio 7,23%
Sumber: Data yang diolah
Tabel 4.2 memperlihatkan data analisis mengenai
perhitungan rasio modal sendiri terhadap total modal dari empat
periode yang peneliti teliti tahun 2012-2015. Dapat dilihat
bahwa rekapitulasi rasio ini mengalami fluktuasi kenaikan dan
penurunan dengan masing-masing diperoleh rasio sebesar
8,00%, mengalami penurunan 7,28%, 6,51%, dan kemudian
naik menjadi 7,12%. Kinerja keuangan yang dapat dicapai
berdasarkan analisis menurut Peraturan Menteri Koperasi dan
Usaha Kecil Menengah No. 20/Per/M.KUKM/XI/2008 dapat
dilihat bahwa pada tahun 2012-2015 KSU Syariah Huwaiza
84
menunjukan kemampuan koperasi dalam menghimpun modal
berada dalam kondisi kurang sehat yaitu berada pada kisaran 5-
9%. Dimana pada tahun 2015 KSU Syariah Huwaiza sudah
tidak menggunakan dana atau pembiayaan dari bank-bank dan
lembaga lain. Namun pada tahun 2015 KSU Syariah Huwaiza
rasionya kembali mengalami kenaikan dengan aset yang dimiliki
dan simpanan anggota.
2.) Rasio Efisiensi
Rasio efisiensi digunakan untuk menunjukan kemampuan
koperasi dalam memberikan pelayanan yang efisien kepada
anggotanya dari penggunaan aset yang dimiliki. Rasio efisiensi
merupakan perbandingan antara biaya operasional terhadap
pendapatan operasional. Hasil Rekapitulasi analisis rasio
efisiensi pada tahun 2012-2015 dapat dilihat pada tabel 4.3
sebagai berikut:
Tabel 4.3: Analisis Rasio Efisiensi
Tahun Biaya Operasional
Pelayanan
Partisipasi
Bruto
Rasio
(%)
2012 Rp. 442.387.824,37 Rp. 489.281.432,94 90,42%
2013 Rp. 609.705.302,29 Rp. 652.747.033,60 93,41%
2014 Rp. 899.899.011,69 Rp. 946.273.014,17 95,10%
2015 Rp. 910.546.040,60 Rp. 942.839.386,06 96,57%
Rataan Rasio 93,88%
85
Tabel 4.3 memperlihatkan data analisis mengenai
perhitungan rasio efisiensi selama empat periode yang peneliti
teliti pada tahun 2012-2015. Rasio efisiensi KSU Syariah
Huwaiza secara berturut-turut adalah 90,42%, 93,41%, 95,10%,
dan 96,57% dimana hal ini menunjukan kemampuan koperasi
dalam menghemat biaya pelayanan terhadap partisipasi bruto
pada tahun 2012-2015 kurang efisien karena berada pada
kisaran 85-100%.
3.) Rasio Likuiditas
Rasio likuiditas yaitu perbandingan aktiva lancar koperasi
dan pasiva lancar koperasi. Hasil rekapitulasi analisis rasio
efisiensi pada tahun 2012-2015 dapat dilihat pada tabel 4.4
sebagai berikut:
Tabel 4.4: Analisis Rasio Likuiditas
Tahun Kas + Bank Kewajiban
Lancar
Rasio
(%)
2012 Rp. 993.430.839,22 Rp. 3.309.595.836,00 30,02%
2013 Rp. 1.263.039.305,38 Rp. 4.133.890.745,00 30,55%
2014 Rp. 1.041.276.920,88 Rp. 4.386.139.987,84 23,74%
2015 Rp. 1.235.684.357,97 Rp. 4.301.194.837,54 28,73%
Rataan Rasio 28,26%
Tabel 4.4 dapat dilihat hasil analisis dari rekapitulasi rasio
mengalami fluktuasi tiap tahunnya, hal ini terlihat dari rasio
86
yang diperoleh 30,02%, 30,55%, 23,74%, dan 28,73%. Rasio ini
menunjukkan kemampuan koperasi dalam memenuhi hutang
atau kewajiban lancarnya. Tingkat likuiditas yang dicapai
koperasi pada tahun 2012-2014 menunjukan kriteria cukup
likuid karena berada pada kisaran (21%-25%) dan (35%-45%).
Sedangkan pada tahun 2015 KSU Syariah Huwaiza berada pada
kategori likuid, dimana pada tahun 2015 tingkat likuiditasnya
berada dikisaran (26% - 34%).
4.) Rasio Rentabilitas Aset
Rasio ini menunjukkan kemampuan koperasi
menghasilkan laba terhadap total asetnya. Hasil rekapitulasi
analisis rasio rentabilitas aset pada tahun 2012-2015 dapat
dilihat pada tabel 4.5 sebagai berikut:
Tabel 4.5: Analisis Rasio Rentabilitas Aset
Tahun SHU sebelum
Nisbah, Zakat,
dan Pajak
Total Aset Rasio
(%)
2012 Rp. 13.957.442,88 Rp. 3.597.549.407,22 0,39%
2013 Rp. 12.416.693,00 Rp. 4.458.624.453,38 0,28%
2014 Rp. 14.561.601,00 Rp. 4.691.375.840,78 0,31%
2015 Rp. 12.917.338,00 Rp. 4.630.762.210,94 0,28%
Rataan Rasio 0,32%
Sumber: Data yang diolah
87
Tabel 4.5 memperlihatkan data analisis mengenai perhitu-
ngan rasio rentabilitas asset dari tahun 2012-2015. Dapat dilihat
dari hasil rekapitulasi rasio koperasi mengalami fluktuasi
menaik dan menurun yaitu 0,39%, 0,28%, 0,31%, dan 0,28%.
Rasio ini menunjukkan kemampuan koperasi dalam
menghasilkan laba terhadap total modal sendiri. Pada tahun
2012-2015 kinerja keuangan yang dicapai oleh KSU Syariah
Huwaiza menunjukkan kriteria rendah karena rekapitulasi rasio
rentabilitas asset berada dikisaran < 5%.
5.) Rasio Rentabilitas Modal sendiri
Rasio rentabilitas modal sendiri yaitu rasio yang
menunjukkan kemampuan koperasi dalam menghasilkan laba
terhadap total modal sendiri yang dimiliki. Hasil rekapitulasi
analisis rasio rentabilitas modal sendiri pada tahun 2012-2015
dapat dilihat pada tabel 4.6 sebagai berikut:
Tabel 4.6: Analisis Rasio Rentabilitas Modal Sendiri
Tahun SHU sebelum
Nisbah, Zakat,
dan Pajak
Total Modal
Sendiri
Rasio
(%)
2012 Rp. 13.957.442,88 Rp. 287.953.571,66 4,85%
2013 Rp. 12.416.693,00 Rp. 324.733.708,77 3,82%
2014 Rp. 14.561.601,00 Rp. 305.235.852,94 4,77%
2015 Rp. 12.917.338,00 Rp. 329.567.373,40 3,92%
88
Rataan Rasio 4.34%
Sumber: Data yang diolah
Tabel 4.6 memperlihatkan data analisis mengenai
perhitungan rasio rentabilitas modal sendiri dari tahun 2012-
2015 berdasarkan hasil rekapitulasi pada tahun 2012-2015
diperoleh rasio 4,85%, 3,82%, 4,77%, dan 3,92%. Rasio ini
menunjukan kemampuan koperasi dalam menghasilkan laba
terhadap total modal sendiri. KSU Syariah Huwaiza pada tahun
2012-2015 dapat dikatakan memiliki kemampuan menghasilkan
laba yang rendah kerena berada dikisaran < 5%.
6.) Kemandirian Operasional Pelayanan
Rasio ini menunjukan kemampuan koperasi dalam
mengelola kegiatan usahanya dibandingkan dengan biaya
operasional. Hasil rekapitulasi analisis rasio kemandirian
operasional pelayanan pada tahun 2012-2015 dapat dilihat pada
tabel 4.7 sebagai berikut:
Tabel 4.7: Analisis Rasio Kemandirian Operasional
Pelayanan
Tahun Pendapatan
Usaha
Biaya Operasional
Pelayanan
Rasio
(%)
2012 Rp. 489.281.432,94 Rp. 442.387.824,37 111%
2013 Rp. 652.747.033,60 Rp. 609.705.302,29 107%
2014 Rp. 946.273.014,17 Rp. 899.899.011,69 105%
89
2015 Rp. 942.839.386,06 Rp. 910.546.040,60 104%
Rataan Rasio 106,7%
Sumber: Data yang diolah
Tabel 4.7 memperlihatkan hasil analisis rasio kemandirian
operasional pelayanan pada tahun 2012-2015 secara berturut-
turut rasionya adalah 111%, 107%, 105%, dan 104%. Rasio ini
menunjukkan kemampuan koperasi dalam mengelola kegiatan
usahanya dibandingkan dengan biaya operasional pada tahun
2012-2015 dikategorikan kurang karena berkisar diantara 100-
125%.
b. Kinerja pada Perspektif Pelanggan
Penilaian kinerja pada perspektif pelanggan dapat dilakukan
dengan cara pengukuran pangsa pasar yang dapat dikuasai oleh KSU
Syariah Huwaiza. Pertambahan pangsa pasar dapat diukur dengan
pertumbuhan jumlah anggota, pengukuran kepuasan pelanggan
terhadap kinerja pelayanan KSU Syariah Huwaiza, pengukuran
profitabilitas anggota yang digunakan untuk mengukur seberapa besar
keuntungan yang dicapai KSU Syariah Huwaiza dari pendapatan jasa
yang ditawarkan kepada anggota.
1.) Pangsa Pasar KSU Syariah Huwaiza
Pengukuran pangsa pasar digunakan untuk mengetahui
sejauh mana KSU Syariah Huwiza mampu meningkatkan
pangsa pasar yang mampu dikuasai selama suatu periode
90
tertentu. Peningkatan pangsa pasar dapat diketahui dengan
mengukur pertumbuhan jumlah anggota KSU Syariah Huwaiza
dalam suatu periode. Berikut hasil analisis pangsa pasar KSU
Syariah Huwaiza:
Tabel 4.8: Penguasaan Pangsa Pasar
Tahun Jumlah Anggota Pangsa Pasar
2012 1.570
15,18%
25,96%
-0,28%
2013 1.851
2014 2.500
2015 2.493
Rata-rata 13,62%
Sumber: Data sekunder KSU Syariah Huwaiza 2012-2015
Tabel 4.8 menunjukkan perubahan jumlah anggota KSU
Syariah Huwaiza. Jumlah anggota KSU Syariah Huwaiza terus
mengalami peningkatan pada tahun 2012-2014 yaitu meningkat
sebesar 25,96% pada tahun 2014. Namun pada tahun 2015 KSU
Syariah Huwaiza mengalami penurunan sebesar 0,28%. Oleh
karena itu, KSU Syariah Huwaiza harus meningkatkan pangsa
pasar dalam satu periode yaitu dengan meningkatkan jumlah
anggota.
2.) Kepuasan pelanggan
Pengukuran terhadap kepuasan pelanggan digunakan
91
mengetahui sejauh mana kualitas pelayanan KSU Syariah
Huwaiza kepada anggotanya. Kepuasan anggota KSU Syariah
Huwaiza dapat ditunjukkan oleh hasil survei melalui beberapa
variabel dari daftar pertanyaan yang diajukan kepada nasabah,
yaitu:
a.) Peubah biaya (Cost)
Biaya merupakan kemampuan perusahaan yang
diberikan kepada nasabah sesuai dengan manfaat yang
diterima. Indikator dalam peubah ini yaitu biaya
administrasi yang digunakan, presentase bagi hasil yang
ditawarkan dan setoran awal nasabah. Rataan skor
kepuasan nasabah terhadap peubah biaya adalah 3,12.
Nilai ini menunjukkan responden merasa sesuai terhadap
biaya yang dikeluarkan dengan manfaat yang diterima
pelanggan KSU Syariah Huwaiza. Hasil perhitungan lebih
rinci dapat dilihat pada Tabel 4.9:
Tabel 4.9: Kepuasan Pelanggan
Terhadap Peubah Biaya
Pernyataan Skor Nilai Rataan
Skor 1 2 3 4
1. 0 5 71 18 3,14
2. 0 3 71 20 3,18
3. 0 5 67 22 3,18
92
b.) Peubah Bukti Langsung (Tangible)
Indikator yang digunakan pada peubah ini
diantaranya kelengkapan fasilitas kantor, penampilan
karyawan yang rapi dan menarik serta kondisi ruangan
yang bersih, aman, dan nyaman. Rataan skor kepuasan
nasabah terhadap peubah bukti langsung adalah 3,29. Nilai
ini menunjukkan responden merasa sesuai terhadap
keandalan KSU Syariah Huwaiza. Hasil perhitungan
secara rinci dapat dilihat pada Tabel 4.10:
Tabel 4.10: Kepuasan Pelanggan Terhadap
Peubah Bukti Langsung
4. 0 3 73 18 3,16
5. 0 3 45 46 3,46
6. 0 22 60 12 2,89
7. 0 22 68 4 2,84
Total Rataan Skor 3,12
Pernyataan Skor Nilai Rataan
Skor 1 2 3 4
1. 0 2 68 24 3,17
2. 0 2 56 36 3,36
3. 0 0 61 33 3,35
Total Rataan Skor 3,29
93
c.) Peubah Keandalan (Reliability)
Keandalan merupakan kemampuan perusahaan
dalam memberikan jasa yang tepat dan dapat diandalkan.
Indikator dalam peubah ini adalah kinerja dan pelayanan.
Skor rataan pada peubah keandalan adalah 3,21.
Responden merasa sesuai terhadap keandalaan yang
diberikan KSU Syariah kepada pelanggannya. Hasil
perhitungan dapat dilihat pada Tabel 4.11:
Tabel 4.11: Kepuasan Pelanggan
Terhadap Peubah Keandalan
d.) Peubah Tanggap (Responsiveness)
Tanggap merupakan kemampuan perusahaan dalam
memberikan pelayanan kepada pelanggan dengan cepat.
Pernyataan Skor Nilai Rataan
Skor 1 2 3 4
1. 0 0 62 32 3,34
2. 0 10 62 22 2,49
3. 0 0 66 28 3,30
4. 0 2 54 38 3,36
5. 0 0 54 40 3,43
6. 0 1 55 38 3,36
Total Rataan Skor 3,21
94
Indikator dalam peubah ini adalah kecepatan dan
ketepatan transaksi serta tanggap terhadap keluhan
nasabah. Rataan skor peubah tanggap adalah 3,15. Nilai
ini menunjukkan responden merasa sesuai dengan
keandalan KSU Syariah Huwaiza. hasil lebih rinci dapat
dilihat pada Tabel 4.12:
Tabel 4.12: Kepuasan Pelanggan Terhadap
Peubah Tanggap
e.) Peubah Jaminan (Assurance)
Jaminan merupakan kemampuan, kesopanan
karyawan dan sifat dapat dipercaya yang dimiliki
karyawan. Indikator peubah ini yaitu pengetahuan,
kesopanan, keterampilan, dan kemampuan komunikasi
yang baik. Rataan skor pada peubah jaminan adalah 3,27.
Nilai ini menunjukkan responden merasa sesuai dengan
Pernyataan Skor Nilai Rataan
Skor 1 2 3 4
1. 0 5 69 20 3,16
2. 0 7 70 17 3,11
3. 0 6 67 21 3,16
4. 0 6 65 23 3,18
Total Rataan Skor 3,15
95
kemampuan dan keandalan KSU Syariah Huwaiza. Hasil
perhitungan lebih rinci dapat dilihat pada Tabel 4.13:
Tabel 4.13: Kepuasan Pelanggan Terhadap
Peubah Jaminan
f.) Peubah Empati (Empathy)
Empati merupakan pemahaman yang dimiliki
karyawan terhadap kebutuhan pelanggan dan perhatian
yang diberikan karyawan terhadap pelanggan.indikator
dalam peubah ini diantaranya perhatian dan kesungguhan
karyawan dalam menghadapi pelanggan. Rataan skor pada
peubah empati adalah 3,26, nilai ini menunjukkan
pelanggan merasa sesuai dengan keandalan yang diberikan
KSU Syariah Huwaiza kepada para pelangganya. Hasil
perhitungan secara rinci dapat dilihat pada Tabel 4.14:
Pernyataan Skor Nilai Rataan
Skor 1 2 3 4
1. 0 5 71 18 3,14
2. 0 3 68 23 3,21
3. 0 0 58 36 3,38
4. 0 0 67 27 3,29
5. 0 1 61 32 3,33
Total Rataan Skor 3,27
96
Tabel 4.14: Kepuasan Pelanggan Terhadap
Peubah Empati
Hasil survei kepuasan pelanggan secara keseluruhan
melalui enam peubah dapat dilihat pada tabel 4.14.
Berdasarkan penilaian kepuasan pelanggan menunjukkan
bahwa secara keseluruhan responden pelanggan merasa
sesuai dan puas dengan pelayanan dan kinerja yang
diberikan KSU Syariah Huwaiza. Rataan skor yang
diperoleh dari keseluruhan peubah adalah 3,26. Target
yang ditetapkan dalam kepuasan nasabah adalah 5,00.
Meskipun KSU Syariah Huwaiza belum mencapai target
yang telah ditetapkan, nilai yang diperoleh melalui survei
kepuasan pelanggan sudah dianggap baik dan pelanggan
Pernyataan Skor Nilai Rataan
Skor 1 2 3 4
1. 0 3 76 15 3,16
2. 0 0 62 32 3,34
3. 0 0 61 33 3,35
4. 0 2 73 19 3,18
5. 0 0 70 24 3,26
Total Rataan Skor 3,26
97
merasa puas dan sesuai dengan pelayanan dan keandalan
kinerja KSU Syariah Huwaiza.
Peubah bukti langsung memiliki skor tertinggi
diantara peubah yang lain yaitu dengan skor 3,29.
Sedangkan skor yang terendah adalah peubah biaya yaitu
dengan skor 3,12. KSU Syariah Huwaiza harus
meminimalisir biaya yang dikenakan atas jasa yang
diberikan KSU Syariah Huwaiza.
Tabel 4.15: Skor Kepuasan Pelanggan
No. Indikator Rataan Skor
1. Biaya 3,12
2. Bukti Langsung 3,29
3. Keandalan 3,21
4. Tanggap 3,15
5. Jaminan 3,27
6. Empati 3,26
Rataan Skor 3,22
3.) Profitabilitas Pelanggan
Profitabilitas pelanggan digunakan untuk mengetahui
seberapa besar keuntungan yang dihasilkan KSU Syariah
Huwaiza terhadap jasa yang diberikan kepada anggotanya.
Semakin tinggi nilai profitabilitas anggota maka semakin besar
98
keuntungan yang mampu dihasilkan koperasi dari anggota.
Berikut hasil perhitungan profitabilitas anggota KSU Syariah
Huwaiza:
Tabel 4.16: Profitabilitas Anggota KSU Syariah Huwaiza
2012-2015
Tahun Laba Bersih
Setelah Pajak
Penjulan
Bersih
Rasio
(%)
2012 Rp. 46.893.608,57 Rp. 489.281.432,94 9,58%
2013 Rp. 43.041.731,31 Rp. 652.747.033,60 6,59%
2014 Rp. 46.374.002,48 Rp. 946.273.014,17 4.90%
2015 Rp. 32.293.345,46 Rp. 942.839.386,06 3,43%
Rataan Rasio 6,12%
Sumber: Data sekunder yang diolah
Tabel 4.16 menunjukkan hasil perhitungan profitabilitas
anggota dapat dilihat bahwa keuntungan yang dihasilkan oleh
KSU Syariah Huwaiza mengalami fluktuasi menaik dan
menurun tiap tahunnya selama tahun 2012-2015 yaitu 9,58%,
6,59%, 4,90%, dan 3,43%.
c. Kinerja pada Perspektif Proses Bisnis Internal
Dalam perspektif bisnis internal ini, perusahaan mendesain dan
mengembangkan apa yang dibutuhkan oleh pelanggan kemudian
memasarkan dan melakukan pelayanan purna jual. Pengukuran
dilakukan dengan menggunakan rasio-rasio sebagai berikut:
99
1.) Rasio NGR (Network Growth Ratio)
Yaitu rasio untuk mengukur kemampuan koperasi dalam
mengembanagkan produk dan jasa untuk memenuhi
kebutuhan pelanggan. Tingkat NGR dapat diukur dengan
membandingkan delta unti kerja pada periode tertentu dan
total unit kerja. Hasil perhitungan NGR dapat di lihat pada
tabel 4.17:
Tabel 4.17: Rasio NGR
Tahun 2012 2013 2014 2015
Delta Unit Kerja 2 4 6 7
Total Unit Kerja 32 32 32 32
NGR 6,25% 12,5% 18,75% 21,87%
Rataan Ratio 14,84%
Sumber: Data sekunder KSU Syariah Huwaiza
Berdasarkan tabel 4.17, hasil pengukuran ratio NGR tahun
2012-2015 berturut-turut adalah 6,25%, 12,5%, 18,75%, dan
21,87%. Terjadi peningkatan rasio tiap tahunnya, hal ini
menunjukkan bahwa KSU Syariah Huwaiza dapat
mengembangkan delta unit kerja untuk memenuhi kebutuhan
para pelanggan.
2.) Rasio AETR yaitu rasio untuk mengukur biaya
administrasi yang dikeluarkan suatu perusahaan yang
diukur dengan membandingkan dengan total pendapatan
100
dalam suatu periode. Berikut hasil perhitungan AETR
KSU Syraiah Huwaiza.
Tabel 4.18: Rasio AETR
Tahun Biaya
Administrasi
Total Pendapatan Rasio (%)
2012 Rp. 59.120.923,02 Rp. 489.281.432,94 12.08%
2013 Rp. 71.531.191,50 Rp. 652.747.033,60 10.96%
2014 Rp. 119.193.253,63 Rp. 946.273.014,17 12.60%
2015 Rp. 118.391.379,68 Rp. 942.839.386,06 12.56%
Rataan Rasio 12,05%
Sumber: Data yang diolah
Tabel 4.18 menunjukkan tingkat efisiensi dan efektifitas
operasional pelayanan KSU Syariah Huwaiza. Semakin kecil AETR
maka dapat dikatakan semakin efisien dan efektif kinerja suatu
perusahaan. Pada tahun 2014-2015 menunjukkan hasil bahwa tingkat
efisiensi dan efektivitas operasional pelayanan KSU Syariah Huwaiza
semakin menurun di lihat dari rasio AETR 12,60% pada tahun 2014
menjadi 12,56% pada tahun 2015.
d. Kinerja pada Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan
Sasaran strategik pada perspektif pembelajaran dan
pertumbuhan meliputi kemampuan karyawan, kepuasan karyawan
serta motivasi karyawan.
101
1.) Produktivitas Karyawan
Produktifitas karyawan adalah kemampuan karyawan
dalam menghasilkan produk. Produktifitas karyawan ada
kaitanya dengan output (hasil kerja) dengan biaya yang
dikeluarkan perusahaan, perbandingan antar biaya yang dipakai
dengan jumlah karyawan. Tingkat produktivitas karyawan KSU
Syariah Huwaiza memberikan konstribusi keuntungan. Tingkat
produktivitas karyawan terus mengalami penurunan. Hasil
perhitungan secara lebih rinci dapat dilihat pada tabel 4.19.
Tabel 4.19: Produktifitas Karyawan
Tahun Laba Bersih
Setelah Pajak
Jumlah
karyawan
Produktivitas
Karyawan
2012 Rp. 46.893.608,57 6 Rp. 7.815.601,43
2013 Rp. 43.041.731,31 7 Rp. 6.148.818,76
2014 Rp. 46.374.002,48 8 Rp. 5.796.750,31
2015 Rp. 32.293.345,46 7 Rp. 4.613.335,07
Rataan Rasio Rp. 6.093.626,39
2.) Kepuasan karyawan
Indeks kepuasan karyawan dapat diperoleh dari hasil
kuesioner terhadap responden karyawan. Keberhasilan
pencapaian peningkatan kepuasan kerja karyawan dipengaruhi
oleh beberapa peubah yaitu:
102
a.) Peubah Kemampuan Karyawan
Kemampuan karyawan berguna bagi perusahaan
untuk mengukur prestasi karyawan. Hasil perhitungan
kepuasan karyawan merasa cukup sesuai dengan rataan
3,02. Hasil perhitungan secara lebih rinci dapat dilihat
pada tabel 4.20:
Tabel 4.20: Kepuasan Karyawan Terhadap
Peubah Kemampuan Karyawan
b.) Peubah Gaji dan Fasilitas
Karyawan kurang sesuai dengan gaji dan fasilitas
yang diberikan perusahaan. Indikator kepuasan karyawan
terhadap peubah gaji dan fasilitas meliputi kepuasan
Pernyataan Skor Nilai Rataan
Skor 1 2 3 4
1. 0 0 7 0 3,00
2. 0 3 4 0 2.57
3. 0 1 6 0 3,14
4. 0 1 6 0 3,14
5. 0 1 6 0 3,14
6. 0 0 7 0 3,00
7. 0 1 6 0 3,14
Total Rataan Skor 3,02
103
terhadap gaji, bonus dan tunjangan, serta fasilitas kantor.
Hasil perhitungan secara lebih rinci dapat dilihat pada
tabel 4.21.
Tabel 4.21: Kepuasan Karyawan Terhadap
Peubah Gaji dan Fasilitas
Pernyataan Skor Nilai Rataan
Skor 1 2 3 4
1. 0 0 6 1 3,14
2. 0 0 6 1 3,14
3. 0 0 6 1 3,14
4. 0 0 6 1 3,14
5. 0 0 6 1 3,14
6. 0 0 6 1 3,14
7. 0 4 3 0 2,43
8. 0 1 6 0 2,86
9. 0 2 5 0 2,71
10. 0 2 5 0 2,71
11. 0 0 7 0 3,00
12. 0 1 6 0 2,86
Total Rataan Skor 2,95
104
c.) Peubah Kebijakan
Indikator dalam kepuasan karyawan terhadap
peubah kebijakan yang meliputi kepuasan terhadap
peraturan dan pengembangan karir yang ada di Koperasi.
Hasil perhitungan kepuasan karyawan terhadap peubah
kebijakan bahwa karyawan merasa sesuai dengan
kebijakan KSU Syariah Huwaiza dengan rataan skor 3,83.
Hasil perhitungan kepuasan karyawan terhadap peubah
kebijakan dapat dilihat pada tabel 4.22:
Tabel 4.22: Kepuasan Karyawan Terhadap
Peubah Kebijakan
Pernyataan Skor Nilai Rataan
Skor 1 2 3 4
1. 0 0 0 7 4,00
2. 0 0 0 7 4,00
3. 0 3 0 4 3,14
4. 0 0 0 7 4,00
5. 0 0 0 7 4,00
Total Rataan Skor 3,83
105
d.) Peubah Hubungan dengan Pimpinan Kerja dan
Rekan Kerja
Indikator dalam kepuasan karyawan terhadap
hubungan dengan pimpinan dan rekan kerja meliputi
hubungan dengan pimpinan dan hubungan dengan sesama
rekan kerja dengan total skor 3,00. Tabel 4.23
menunjukkan hasil perhitungan kepuasan karyawan
terhadap peubah hubungan dengan pimpinan dan rekan
kerja.
Tabel 4.23: Kepuasan Karyawan Terhadap Peubah
Hubungan dengan Pimpinan Kerja dan Rekan Kerja
Hasil survei kepuasan karyawan secara keseluruhan
melalui lima peubah dapat dilihat pada tabel 4.24. Berdasarkan
penilaian kepuasan karyawan menunjukkan bahwa secara
Pernyataan Skor Nilai Rataan
Skor 1 2 3 4
1 0 0 7 0 3,00
2 0 0 7 0 3,00
3 0 0 7 0 3,00
4 0 0 7 0 3,00
5 0 0 7 0 3,00
Total Rataan Skor 3,00
106
keseluruhan kepuasan karyawan sudah sesuai/terpenuhi. KSU
Syariah Huwaiza telah menetapkan target dengan skor 5,00
untuk kepuasan karyawan. Hal ini berarti KSU Syariah Huwaiza
mengharapkan semua karyawan dapat merasa sangat sesuai
dengan keseluruhan aspek yang terkait dengan kepuasan
karyawan. Namun realisasi yang tercapai dalam kepuasan
karyawan hanya 3,22. Oleh karena itu, KSU Syariah Huwaiza
masih harus berusaha agar target pencapaian untuk kepuasan
karyawan dapat tercapai.
Tabel 4.24: Skor Kepuasan Karyawan
No. Indikator Rataan
Skor
1. Kemampuan karyawan 3,02
2. Gaji dan fasilitas 2,95
3. Kebijakan 3,83
4. Hubungan dengan pimpinan kerja dan
rekan kerja
3,00
Rataan Skor 3,22
Setelah perhitungan pencapaian target setiap sasaran strategik
pada masing-masing perspektif BSC, maka dilakukan perhitungan
skor total dari keempat perspektif tersebut. Hasil perhitungan dari
keempat perspektif BSC lebih rinci dapat dilihat pada Tabel 4.26.
107
3. Hasil Analisis Pengukuran Kinerja KSU Syariah Huwaiza dengan
Pendekatan BSC dengan Metode AHP
Sebelum melakukan pengukuran dengan konsep BSC, terlebih dahulu
dilakukan pembobotan untuk masing-masing perspektif dan sasaran
strategis dan ukuran hasil. Pembobotan didasarkan pada tingkat kepentingan
atau pengaruhnya terhadap KSU Syariah Huwaiza. Semakin penting suatu
perspektif, sasaran strategis dan ukuran hasil maka bobot yang diberikan
semakin besar. Besarnya nilai pembobotan akan menentukan skor kinerja
Koperasi. Pembobotan ini dilakukan dengan menggunakan AHP dengan
langkah-langkah sebagai berikut:
a. Mendefinisikan masalah dan menentukan solusi yang
diinginkan.
b. Membuat struktur hirarki yang diawali dengan tujuan umum,
dilanjut dengan sub tujuan, kriteria dan kemungkinan alternatif–
alternatif pada tingkatan paling bawah.
c. Membuat matrik perbandingan berpasangan yang
menggambarkan pengaruh setiap elemen terhadap masing-
masing tujuan atau kriteria yang setingkat diatasnya.
Perbandingan dilakukan berdasarkan penilaian dari pengambil
keputusan dengan menilai tingkat kepentingan suatu elemen
dengan elemen lainnya.
d. Menghitung dan menguji konsistensi, jika tidak konsisten maka
pengambilan data diulang kembali.
108
e. Menghitung bobot dari setiap matriks perbandingan
berpasangan. Langkah ini untuk mensintesiskan judgment dalam
penentuan prioritas elemen pada tingkat hirarki sampai
pencapaian tujuan.
f. Memeriksa konsistensi hirarki, jika nilai consistency Ratio (CR)
lebih dari 10% maka penilaian data harus diperbaiki. Rasio
konsistensi (CR) merupakan batasan ketidak konsistenan yang
ditetapkan Saaty dengan rumus consistency index (CI)
dibandingkan dengan Random Consistency (RC) hasilnya
menunjukkan bahwa semakin besar ukuran matrik semakin
tinggi tingkat inkonsisten yang dihasilkan.
Hasil pengolahan dengan bantuan perangkat expert choice untuk
menentukan bobot pada masing-masing perspektif BSC dapat dilihat
pada tabel 4.25 di bawah ini:
Sasaran Strategik Bobot
Perspektif Keuangan (36,1%)
1. Rasio Modal sendiri
2. Rasio Efisiensi
3. Rasio Likuiditas
4. Rasio Rentabilitas Aset
5. Rasio Rentabilitas Modal Sendiri
6. Rasio Kemandirian Operasional Pelayanan
36,1%
27,1%
16,9%
15,1%
10,4%
5,7%
Perspektif Pelanggan (31,8%)
109
1. Pangsa Pasar
2. Kepuasan Nasabah
3. Profitabilitas Nasabah
31,8%
18,2%
7%
Perspektif Proses Bisnis Internal (22,4%)
1. Rasio NGR
2. Rasio AETR
22,4%
3,2%
Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan (9,7%)
1. Produktivitas Karyawan
2. Kepuasan Karyawan
9,7%
1,9%
Hasil analisis data dari masing-masing perspektif balanced
scorecard diantaranya perspektif keuangan 36,1%, perspektif
pelanggan 31,8%, perspektif proses bisnis internal 22,4% serta
perspektif pembelajaran dan pertumbuhan 9,7%. Hasil pembobotan
dengan menggunakan bantuan program expert choice 9.0 bahwa
perspektif yang berpengaruh dan harus diprioritaskan adalah
persepktif keuangan karena perspektif keuangan yang memberikan
konstribusi terbesar dalam pembobotan yaitu sebesar 36,1%. Hasil
analisis ini bahwa KSU Syariah Huwaiza harus lebih memprioritaskan
perspektif keuangan dengan lebih memperhatikan sasaran-sasaran
strategik yang digunakan terkait dengan meningkatkan modal sendiri,
pengembangan usaha, meminimalisir pembelian aset terhadap
pendapatan yang dihasilkan, hal tersebut untuk menaggung risiko
110
kerugian yang dapat diantisipasi dengan modal yang tersedia di KSU
Syariah Huwiaza.
Setelah mendapat pembobotan untuk masing-masing perspektif,
selanjutnya dilakukan pengukuran kinerja KSU Syairah Huwaiza
dengan konsep BSC, seperti terlihat pada tabel di bawah ini.
111
Tabel 4.26: Pengukuran Kinerja KSU Syariah Huwaiza dengan Pendekatan BSC pada Tahun 2012-2015
Sasaran Strategik Target Realisasi
Pencapaian
Target Bobot Skor
Perspektif Keuangan (36,1%)
1. Modal sendiri (36,1%) 15% 7,34% 48,9% 0,13% 0,06%
2. Efisiensi (27,1%) 83% 93,88% 113,1% 9,78% 11,06%
3. Likuiditas (16,9%) 28% 28,26% 101% 6,10% 6,16%
4. Rentabilitas asset (15,1%) 7,5% 0,32% 4,3% 5,45% 0,23%
5. Rentabilitas modal sendiri (10,4%) 8% 4,34% 54,2% 3,75% 2,03%
6. Kemandirian operasional (5,7%) 135% 106,7% 79% 2,06% 1,63%
Perspektif Pelanggan (31,8%)
1. Pangsa pasar (31,8%) 20% 13,62% 68,1% 10,11% 6,88%
2. Kepuasan nasabah (18,2%) 5% 3,22% 64,4% 5,79% 3,73%
3. Profitabilitas nasabah (7%) 9% 6,12% 68% 2,23% 1,52%
Perspektif Proses Bisnis Internal (22,4%)
1. Rasio NGR (22,4%)
2. Rasio AETR (3,2%)
15%
20%
14,84%
12,05%
99%
60,2%
5,02%
0,72%
4,97%
0,43%
Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan
(9,7%)
1. Produktivitas Karyawan (9,7%) Rp. 12.822.455,24 Rp. 6.093.626,39 47% 0,94% 0,44%
2. Kepuasan Karyawan (1,9%) 5% 3,31% 66,2% 0,18% 0,12%
TOTAL SKOR 39,26%
112
Setelah diketahui total skor kinerjanya, maka dapat ditentukan kriteria untuk total
skor kinerja. Ketentuan untuk kriteria total skor kinerja dapat dilihat pada tabel 4.27
berikut ini:
Tabel 4.27: Kriteria Total Skor Kinerja
Kinerja Kriteria Total Score
Sangat Sehat
AAA ≥ 95%
AA 80 < TS < 95
A 65 < TS < 80
Cukup Sehat
BBB 50 < TS < 65
BB 40 < TS < 50
B 30 < TS < 40
Kurang Sehat
CCC 20 < TS < 65
CC 10 < TS < 20
C TS < 10
Berdasarkan kriteria nilai akhir skor kinerja dengan menggunakan konsep
balanced scorecard, penilaian kinerja KSU Syariah Huwaiza pada tahun 2012-
2015 digolongkan pada kondisi koperasi “cukup sehat”, dengan kategori B dengan
skor 39,26%. Hasil analisis dari keempat perspektif memiliki hubungan sebab
akibat dan saling keterkaitan satu perspektif dengan perspektif lainnya. Menurut
Kaplan dan Norton kerangka hubungan keempat perspektif balanced scorecard
dimulai dari kinerja dari perspektif pembelajaran dan pertumbuhan, kemudian
dilanjutkan dengan perspektif proses bisnis internal dan perspektif pelanggan.
113
Ketiga perspektif tersebut saling keterkaitan dengan perspektif keuangan yang
merupakan tujuan akhir perusahaan.
Perspektif pembelajaran dan pertumbuhan pada kinerja KSU Syariah
Huwaiza pada tahun 2012-2015 menghasilkan tingkat kepuasan karyawan sebesar
3,31%. Hal ini menunjukkan KSU Syariah Huwaiza harus meningkatkan
kepuasan karyawan dengan membina hubungan antar karyawan dan memberikan
kompensasi sesuai dengan kinerja karyawan. Hal tersebut juga berdampak pada
konstribusi karyawan terhadap laba bersih KSU Syariah Huwaiza.
Perspektif proses bisnis internal KSU Syariah Huwaiza menghasilkan rasio
NGR yaitu untuk mengukur kemampuan koperasi dalam mengembangkan produk
untuk memenuhi kebutuhan nasabah selama tahun 2012-2015 terus mengalami
peningkatan. Begitu juga dengan rasio AETR KSU Syariah Huwaiza sejak tahun
2012-2015 semakin efisien dan efektif karena rasio AETR dari tahun 2014-2015
mengalami penurunan.
Pencapaian kinerja pada perspektif pembelajaran dan pertumbuhan serta
perspektif proses bisnis internal berpengaruh terhadap perspektif pelanggan yaitu
pangsa pasar mencapai 13,62%, profitabilitas pelanggan 6,12% dan pada tingkat
kepuasan pelanggan dengan nilai rata-rata 3,22%. Secara keseluruhan perspektif
pelanggan KSU Syariah Huwaiza dalam kondisi yang cukup baik karena dari
rasio-rasio perspektif pelanggan belum mencapai target yang tellah ditentukan
oleh Kepala KSU Syariah Huwaiza. Hal ini menyebabkan KSU Syariah Huwaiza
harus mengingkatkan pelayanan, inovasi produk yang sesuai dengan kebutuhan
pelanggan agar dapat meningkatkan jumlah anggota KSU Syariah Huwaiza.
114
Dengan memperhatikan strategi ini, diharapkan KSU Syariah Huwaiza dapat
mencapai target yang telah ditetapkan.
Penilaian kinerja dari ketiga perspektif tersebut berpengaruh terhadap
perspektif keuangan. Hasil penilaian dengan menggunakan konsep balanced
scorecard secara keseluruhan dari perspektif keuangan dari tahun 2012-2015 dari
keenam rasio diantaranya rasio modal sendiri, rasio efisiensi, rasio likuiditas, rasio
rentabilitas aset, rasio rentabilitas modal, dan rasio kemandirian operasional
pelayanan, rasio yang menunjukkan hasil yang baik yaitu pada rasio likuiditas
saja. Sedangkan kelima rasio lainnya masih dalam keadaan yang kurang baik.
Perspektif keuangan secara keseluruhan dalam keadaan yang kurang baik oleh
karena itu, KSU Syariah Huwaiza harus mengambil langkah-langkah strategi
dengan meminimalisir dan menghemat pembelian aset KSU Syariah Huwaiza
agar keuntungan yang didapatkan oleh KSU Syariah Huwaiza dapat dirasakan
oleh para anggota dan pihak KSU Syariah Huwaiza.
KSU Syariah Huwaiza pada saat ini berada dalam tahap bertumbuh
(growth) menuju ketahap bertahan (sustain). Peningkatan pertumbuhan usaha
yang dilakukan KSU Syariah Huwaiza sejak berdiri hingga saat ini telah mencapai
puncak pertumbuhan bisnisnya. Hal ini ditunjukkan dengan pencapaian KSU
Syariah Huwaiza yang mencatatkan sebagai koperasi terbaikm di Depok Jawa
Barat selama dua periode.
115
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kinerja KSU Syariah Huwaiza
dengan pendekatan balanced scorecard dan menganalisis perspektif BSC
manakah yang lebih mempengaruhi kinerja KSU Syariah Huwaiza dari masing-
masing perspektif BSC dengan menggunakan metode Analiytical Hierarchy
Process (AHP). Berdasarkan hasil analisis data yang mengacu pada masalahdan
tujuan penelitian, maka dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut:
1. Analisis kinerja KSU Syariah Huwaiza dengan pendekatan balanced
scorecard
Hasil pengukuran kinerja KSU Syariah Huwaiza dengan
menggunakan konsep balanced scorecard pada tahun 2012-2015
digolongkan pada kondisi koperasi “cukup sehat” dengan kategori B dengan
skor 39,26%.
a. Perspektif keuangan
Berdasarkan hasil analisis perspektif keuangan KSU Syariah
Huwaiza tahun 2012-2015. Kinerja keuangan yang dapat dicapai oleh
KSU Syariah Huwaiza dari keenam rasio menurut Peraturan Menteri
Koperasi dan Usaha Kecil Menengan No. 20/Per/M.UKM/XI/2008
yaitu sebagai berikut: rasio modal sendiri menunjukkan hasil bahwa
116
kemampuan KSU Syariah dalam menghimpun modal berada dalam
kondisi kurang sehat. Hasil rasio efisiensi menunjukkan hasil bahwa
KSU Syariah Huwaiza kurang efisien, hal ini menunjukan
kemampuan koperasi kurang mampu dalam menghemat biaya
pelayanan terhadap partisipasi bruto. Sementara dari rasio likuiditas
KSU Syariah menunjukkan kemampuan koperasi dalam mengelola
dana berada pada kategori likuid. Rasio rentabilitas aset menunjukkan
kemampuan koperasi dalam menghasilkan laba terhadap total modal
sendiri kinerja keuangan yang dicapai oleh KSU Syariah Huwaiza
menunjukkan kriteria rendah karena rekapitulasi rasio rentabilitas
asset, rentabilitas modal sendiri, dan kemandirian operasional berada
dikisaran < 5%. Jadi secara umum hasil analisis kinerja keuangan dari
enam rasio menunjukkan bahwa KSU Syariah Huwaiza selama tahun
2012-2015 dalam keadaan kurang baik. Hanya rasio likuiditas yang
menunjukkan berada kondisi yang baik yaitu likud. KSU Syariah
Huwaiza harus mengambil langkah-langkah strategi dengan
meminimalisir dan menghemat pembelian aset KSU Syariah Huwaiza
agar keuntungan yang didapatkan oleh KSU Syariah Huwaiza dapat
dirasakan oleh para anggota dan pihak KSU Syariah Huwaiza.
b. Perspektif pelanggan
Penilaian kinerja pada perspektif pelanggan dapat dilakukan
dengan cara pengukuran pangsa pasar yang dapat dikuasai oleh KSU
Syariah Huwaiza dan pengukuran profitabilitas anggota yang
117
digunakan untuk mengukur seberapa besar keuntungan yang dicapai
KSU Syariah Huwaiza dari pendapatan jasa yang ditawarkan kepada
anggota. Berdasarkan hasil analisis perspektif pelanggan menunjukan
hasil bahwa selama tahun 2012-2015 KSU Syariah Huwaiza cukup
menguasi pangsa pasar, hal ini terlihat dari pertumbuhan anggota yang
tiap tahunnya mengalami kenaikan. Hasil kepuasan anggota KSU
Syariah Huwaiza menunjukkan bahwa anggota koperasi merasa sesuai
dan puas dengan kinerja pelayanan KSU Syariah Huwaiza. Sementara
rasio profitabilitas anggota KSU Syariah Huwaiza menunjukkan
penurunan persentase tiap tahunnya. Hal ini menyebabkan KSU
Syariah Huwaiza harus mengingkatkan pelayanan, inovasi produk
yang sesuai dengan kebutuhan pelanggan agar dapat meningkatkan
jumlah anggota KSU Syariah Huwaiza. Dengan memperhatikan
strategi ini, diharapkan KSU Syariah Huwaiza dapat mencapai target
yang telah ditetapkan.
c. Perspektif proses bisnis internal
Hasil analisis dari perspektif proses bisnis internal dengan
menggunakan rasio AETR yaitu rasio untuk mengukur biaya
administrasi yang dikeluarkan suatu perusahaan yang diukur dengan
membandingkan dengan total pendapatan dalam suatu periode kurang
efisien dan efektif terhadap biaya operasional pelayanan.
d. Perspektif pembelajaran dan pertumbuhan
Hasil analisis pada perspektif pembelajaran dan pertumbuhan
118
menunjukkan bahwa KSU Syariah Huwaiza mengalami penurunan
pada produktivitas karyawan. Sedangkan dalam kepuasan karyawan,
karyawan sudah merasa cukup sesuai dengan kebijakan yang
diberikan KSU Syariah Huwaiza terhadap karyawannya.
2. Analisis perspektif BSC dengan menggunakan metode Analiytical
Hierarchy Process (AHP)
Hasil analisis perspektif BSC dengan menggunakan metode
Analiytical Hierarchy Process (AHP) dengan bantuan perangkat expert
choice 9.0 menghasilkan bobot pada masing-masing perspektif BSC
diantaranya: perspektif keuangan 43,7%, perspektif pelanggan sebesar
40,2%, perspektif proses bisnis internal sebesar 8,7%, serta perspektif
pembelajaran dan pertumbuhan sebesar 7,4%. Dengan demikian, perspektif
yang dianggap berpengaruh dan yang harus dipriotitaskan terhadap kinerja
KSU Syariah Huwaiza yaitu perspektif keuangan dengan bobot tertinggi
43,7%. Sementara faktor yang paling berpengaruh pada perspektif keuangan
yaitu rasio modal sendiri. Oleh karena itu, KSU Syariah Huwaiza
diharapkan dapat mengambil langkah strategik agar keberhasilan kinerja
KSU Syariah Huwaiza dengan tujuan yang telah ditetapkan bersama selama
satu periode KSU Syariah Huwaiza harus meminimalisisr pembeliaan aset,
harus memaksimalkan aset yang lebih produktif, dan pengeluaran lainnya
agar aset yang dimiliki KSU Syariah Huwaiza dapat menguntungkan
anggota KSU Syariah Huwaiza. Anggota KSU Syariah Huwaiza merasakan
119
keuntungannya, maka jumlah anggota pun dapat bertambah sehingga dapat
menghasilkan laba dan jumlah aset yang lebih besar.
B. Saran
1. KSU Syariah Huwaiza diharapkan mampu meningkatkan kinerja KSU
Syariah Huwaiza dari perspektif keuangan, perspektif pelanggan,
perspektif proses bisnis internal serta perspektif pembelajaran dan
pertumbuhan. Dilihat dari perspektif keuangan koperasi harus lebih
efisien dalam mengelola dana agar dapat meningkatkan pendapatan
usaha dan melakukan penghematan biaya. Semakin efisien sebuah
koperasi dalam mengelola sumber daya maka koperasi dapat
menghasilkan laba maksimum. Sedangkan untuk rasio rentabilitas KSU
syariah Huwaiza harus meningkatkan pendapatannya terhadap total aset,
total modal sendiri dan niiaya operasional. Perspektif pelanggan dan
perspektif proses bisnis internal koperasi diharakan dapat meningkatkan
anggota koperasi secara signifikan dan menghasilkan produk-produk
baru yang benar-bennar dibutuhkan para anggotanya. Semakin banyak
anggota koperasi dan inovasi produk maka koperasi dapat menghasilkan
laba secara maksimum.
2. Peneliti selanjutnya dapat menambah variabel yang akan diteliti dengan
menggunakan metode Analytical Hierarchy Process (AHP) agar
keberhasilan kinerja dapat terlihat dengan jelas.
120
DAFTAR PUSTAKA
Adhitya, Wayan N. “Analisis Pengukuran Kinerja Perusahaan dengan Konsep
Balanced Scorecard (Studi Kasus PT. Wijaya Karya)”. Skripsi S1, UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta: 2013.
Amalia, Euis. Keadilan Distributif dalam Ekonomi Islam: Penguatan Peran LKM
dan UKM di Indonesia. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada, 2009.
Anthony, R. N. dan V. Govindarajan, Sistem Pengendalian Manajemen. Jakarta:
Salemba Empat, 2003.
Ardianto, Risky Dinal dkk. “Penerapan Fuzzy Analytical Hierarchy Process pada
Sistem Penilaian Pegawai di Rumah Sakit Onkologi Surabaya”. Paper:
Sistem Informasi ITS.
Artikel Diakses pada: 21 Juli 2016 dari http://dpn-apsi.or.id/menyoal-regulasi-
koperasi-syariah-dari-kjks-ke-kspps/
Bahanan, Muhammad. “Analisis Kinerja BMT-UGT Sidogiri dengan
Menggunakan Pendekatan Balanced scorecard dan Analytical Hierarchy
Process”. Tesis: Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Jember,
2015.
Bungin, Burhan. Metodologi Penelitian Sosial dan Ekonomi. Jakarta: Kencana,
2013.
Fahmi, Irham. Manajemen: Teori, Kasus, dan Solusi,.Bandung: Alfabeta, 2012.
Hanif, Nadia, dkk. “Balanced Scorecard as a Spontaneous Performance
Measurement Tool: A Case of Insurance Companies in Pakistan”.
International Journal of Innovative and Applied Finance: 2013.
121
Hernanto, Yuli. “Pengukuran Kinerja dengan Pendekatan Balanced Scorecard
pada Bank Syariah Mandiri Cabang Bogor”. Skripsi Institut Pertanian
Bogor (IPB), 2009.
Heru, “Analytic Hierarchy Process”. Modul diakses pada 26 Mei 2016 dari
https://heru.wordpress.com/2006/09/21/analytic-hierarhy-process-ahp/
Kairu, Esther W., dkk. “Effects of Balanced Scorecard on Performance of Firms
in the Service Sector”. European Journal of Business and Management:
Vol.5, No.9, 2013.
Kaplan, Robert S. dan David P. Norton. Balanced Scorecard, Menerapkan
Strategi Menjadi Aksi. Penerjemah: Pasla Yosi Peter R. Jakarta:
Erlangga, 2000.
KSU Syariah Huwaiza. “Sejarah KSU Syariah Huwaiza”. Blog diakses pada
tanggal 19 Desember 2015 dari
http://koperasihuwaiza.blogspot.co.id/p/profil.html/
Kemalasari, Yuanisa Dhira. “Evaluasi Terhadap Kinerja Unit Usaha Syariah pada
Bank Konvensional dengan Perspektif Balanced Scorecard (Studi Kasus
pada Bank Jateng)”. Skripsi S1 Fakultas Ekonomi, Universitas
Diponegoro: 2010.
Kementrian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Republik Indonesia. “Data
Koperasi di Indonesia”. Data diakses pada tanggal 2 Januari 2016 dari
http://www.depkop.go.id/berita-informasi/data-informasi/data-koperasi/
Kuncoro, Mudrajad. Metode Riset untuk Bisnis dan Ekonomi. Ed. Ke-3, Jakarta:
Erlangga, 2009.
Lubis, Sukrawardi K. Hukum Ekonomi Islam. Jakarta: Sinar Grafika, 2000.
Mas‟ud, Fuad. Survei Diagnosis Organisasional (Konsep dan Aplikasi).
Semarang: Badan Penerbit Universitas Ponegoro, 2004.
122
Moeheriono. Pengukuran Kinerja Berbasis Kompetensi. Jakarta: Rajawali Pers,
2012.
Morrissan. Metodolodi Penelitian Survei. Jakarta: Kencana, 2012.
Muhamad. Metode Penelitian Ekonomi Islam: Pendekatan Kuantitatif. Jakarta: PT
RajaGrafindo Persada, 2008.
Mulyadi. Akuntansi Manajemen: Konsep, Manfaat, dan Rekayasa. Ed. Ke-3.
Jakarta: Salemba Empat, 2001.
Nabawi, Hadari. “Evaluasi dan Manajemen Kinerja di Lingkungan Perusahaan
dan Industri”. Paper: Gajah Mada Universty Press, 2006.
Putra, Boy Isma. “Analisis Pengukuran Kinerja dengan Metode Balanced
Scorecard (BSC) di CV MCH Sidoarjo”. Skripsi S1 Teknik Industri,
Universitas Muhammadiyah Sidoarjo, 2005.
Putu , Luh L.S.S. “Analisis Koperasi Berbasis Balanced Scorecard Pada Koperasi
XYZ”. E-Jurnal Akuntansi: Universitas Udayana 8.2, 2014.
Rahayu, Retno Amalia dan Lintang Venusia. “Analisis Perbandingan Perencanaan
Pengukuran Kinerja Berbasis Balanced Scorecard pada Badan Usaha
Berbentuk Koperasi Konvensional dan Koperasi Syariah (Studi Kasus
pada PrimKopKar PT. Wonosari Jaya dan Koperasi Syariah An-nissa)”.
Jurnal Akuntansi UNESA: vol. 1, No. 2, 2013.
Rangkuti, Freddy. SWOT Balanced Scorecard: Teknik Menyusun Strategi
Korporat yang Efektif plus Cara Mengelola Kinerja dan Risiko. Ed. ke-7
Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2015.
Rohmah, Syifau. “Kinerja BMT Al-Fath IKMI Berdasarkan Konsep Balanced
Scorecard dan Paired Comparison (Studi Kasus pada BMT Al-Fath IKMI
Kantor Pusat Ciputat)”. Skripsi S1 Fakultas Syariah dan Hukum, UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta: 2014.
123
Sedarmayanti, Manajemen Strategi, Bandung: PT Refika Aditama, 2014.
Sudjarwo dan Basrowi. Manajemen Penelitian Sosial. Cet. Ke-1. Bandung: CV.
Mandar Maju. 2009.
Syaifullah, “Pengenalan Analytical Hierarchy Process, diakses pada 15 Maret
2015 dari http://syaifullah08.files.wordpress.com/2010/02/pengenalan-
analytical-hierarchy-process.pdf.
Tambunan, Tulus T.H. UMKM di Indonesia. Cet. 1. Bogor: PT Ghalia Indonesia,
2009.
Uno, Hamzah B. dan Nina Lamatennggo. Teori Kinerja dan Pengukurannya.
Jakarta: Bumi Aksara, 2012.
Wibowo. Manajemen Kinerja. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2007.
Wisanggeni, Banbang. “Analytical Hierarchy Process”. Artikel diakses pada
tanggal 5 Desember 2015 dari
https://bambangwisanggeni.wordpress.com/2010/03/02/analitycal-
hierarchy-process-ahp/
124
Lampiran 1: Laporan Keuangan KSU Syariah Huwaiza Tahun 2012-2015
125
126
127
Lampiran 2: Kuesioner Perspektif Pelanggan dan Perspektif Pembelajaran dan
Pertumbuhan KSU Syariah Huwaiza Tahun 2012-2015
KUESIONER PENELITIAN PERSPEKTIF PELANGGAN
Juni 2016
Kepada Yth.
Nasabah KSU Syariah Huwaiza
di Tempat
Assalamu„alaikum Wr. Wb.
Saya mahasiswa Jurusan Perbankan Syariah Fakultas Syariah dan Hukum
UIN Syraif Hidayatullah Jakarta yang saat ini sedang melakukan penelitian guna
menyelesaikan skripsi. Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk kelulusan di
jenjang pendidikan Strata Satu (S1).
Berkaitan dengan hal tersebut, saya memohon kesediaan Bapak/Ibu agar
berkenan meluangkan waktu untuk ,mengisi kuesioner secara lengkap sesuai
dengan pernyataan-pernyataan yang tertera berikut ini. Jawaban dari kuesioner ini
semata-mata ditujukan untuk kepentingan penelitian.
Atas kerjasama dan partisipasi Bapak/Ibu saya ucapkan terimakasih.
Wassalamu‟alaikum Wr. Wb.
Hormat Saya,
Peneliti
DATA IDENTITAS DIRI
Nama :……………………..… No. HP :……………………………..
Lama Bekerja :……………………..… Jabatan :…………………………......
128
Usia :……………...…Tahun Jenis Kelamin : L/P
Status Matrial : Menikah/Belum Menikah Pendidikan Terakhir:…………………
PETUNJUK PENGISIAN
Mohon untuk mengisi kuesioner berikut dengan memberikan tanda lingkar
(O) pada alternatif jawaban yang sesuai menurut Bapak/Ibu.
No. Pertanyaan Jawaban
Biaya (Cost)
1. Biaya administrasi yang dikenakan atas
jasa yang diberikan Koperasi tidak
memberatkan nasabah
STS
TS
S
SS
2. Besarnya biaya administrasi yang
dikenakan Koperasi sesuai dengan
manfaat yang saya terima
STS
TS
S
SS
3. Persentase bagi hasil yang ditawarkan
Koperasi atas jasa yang diberikan adalah
wajar
STS
TS
S
SS
4. Koperasi melakukan pengelolaan dan
pengendalian likuiditas tanpa
mengorbankan rentabilitas
STS
TS
S
SS
STS : Sangat Tidak Sesuai
TS : Tidak Sesuai
S : Sesuai
SS : Sangat Sesuai
129
5. Setoran awal untuk menjadi nasabah
Koperasi relatif murah dan terjangkau
untuk semua kalangan
STS
TS
S
SS
6. Besarnya biaya administrasi yang
dikenakan bersaing dengan koperasi lain/
bank
STS
TS
S
SS
7. Persentase bagi hasil yang ditawarkan
bersaing dengan Koperasi lain/bank
STS
TS
S
SS
Bukti Langsung (Tangiable)
8. Fasilitas dalam gedung yang diberikan
Koperasi memuaskan (jalur antrian,
parkiran, dan lain-lain)
STS
TS
S
SS
9. Karyawan berpenampilan rapi dan
menarik
STS
TS
S
SS
10. Kondisi dalam ruangan bersih, nyaman
dan tenang
STS
TS
S
SS
Keandalan (Reability)
11. Karyawan melakukan pencatatan
transaksi secara teliti dan akurat sehingga
terhindar dari kesalahan perhitungan
STS
TS
S
SS
12. Koperasi selalu menepati janji terhadap
sesuatu yang dijanjikan, baik janji
pembiayaan, janji dalam promosi dan
STS
TS
S
SS
130
lain-lain
13. Karyawan bersedia menerima kritik dan
saran dari nasabah
STS
TS
S
SS
14. Prosuder pelayanan yang ada di Koperasi
sangat mudah
STS
TS
S
SS
15. Pelayanan dimulai secepatnya ketika jam
kantor sudah dibuka
STS
TS
S
SS
16. Pelayanan dimulai tepat waktu
(secepatnya ketika jam kantor sudah
dibuka
STS
TS
S
SS
Tanggap (Responsive)
17. Karyawan memberikan pelayanan dengan
cepat tanpa membuat nasabah menunggu
lama
STS
TS
S
SS
18. Karyawan akan mengkonfirmasi tepat
waktu setelah pelayanan dilakukan
STS
TS
S
SS
19. Karyawan dapat menyelesaikan komplain
dari nasabah dengan cepat dan tepat
STS
TS
S
SS
20. Karyawan bersikap sigap dan siap dalam
memenuhi permintaan nasabah
STS
TS
S
SS
Jaminan (Assurance)
21. Karyawan mempunyai pengetahuan dan
kemampuan yang memadai terkait
STS
TS
S
SS
131
dengan spesialisasi kerja yang dilakukan
22. Karyawan memberikan informasi secara
jelas dan dapat dipercaya
STS
TS
S
SS
23. Karyawan mampu berkomunikasi dengan
baik kepada nasabah
STS
TS
S
SS
24. Perasaan aman bagi nasabah untuk
menggunakan jasa dan transaksi melalui
Koperasi
STS
TS
S
SS
25. Koperasi memiliki reputasi yang baik di
mata nasabah
STS
TS
S
SS
Empati (Empathy)
26. Karyawan menanggapi kebutuhan
nasabah dengan optimal dan sungguh-
sungguh
STS
TS
S
SS
27. Karyawan memberikan pelayanan secara
ramah, sopan, dan bersahabat
STS
TS
S
SS
28. Karyawan memberikan pelayanan yang
sama tanpa membedakan status sosial
STS
TS
S
SS
29. Karyawan memberikan perhatian dan
berusaha memahami kebutuhan nasabah
STS
TS
S
SS
30. Karyawan bersedia membantu ketika
nasabah mengalami kesulitan
STS
TS
S
SS
132
Lampiran 2
KUESIONER PENELITIAN PERSPEKTIF PERTUMBUHAN DAN
PEMBELAJARAN
Juni 2016
Kepada Yth.
Karyawan KSU Syariah Huwaiza
di Tempat
Assalamu„alaikum Wr. Wb.
Saya mahasiswa Jurusan Perbankan Syariah Fakultas Syariah dan Hukum
UIN Syraif Hidayatullah Jakarta yang saat ini sedang melakukan penelitian guna
menyelesaikan skripsi. Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk kelulusan di
jenjang pendidikan Strata Satu (S1).
Berkaitan dengan hal tersebut, saya memohon kesediaan Bapak/Ibu agar
berkenan meluangkan waktu untuk ,mengisi kuesioner secara lengkap sesuai
dengan pernyataan-pernyataan yang tertera berikut ini. Jawaban dari kuesioner ini
semata-mata ditujukan untuk kepentingan penelitian.
Atas kerjasama dan partisipasi Bapak/Ibu saya ucapkan terimakasih.
Wassalamu‟alaikum Wr. Wb.
Hormat Saya,
Peneliti
DATA IDENTITAS DIRI
Nama :…………………….. No. HP :……………………
Lama Bekerja :…………………….. Jabatan :……………………
133
Usia :……………Tahun Jenis Kelamin : L/P
Status Matrial : Menikah/Belum Menikah Pendidikan Terakhir :.…………
PETUNJUK PENGISIAN
Mohon untuk mengisi kuesioner berikut dengan memberikan tanda lingkar
(O) pada alternatif jawaban yang sesuai menurut Bapak/Ibu.
No. Pertanyaan Jawaban
Kemampuan Karyawan
1. Karyawan direktur melalui mekanisme
seleksi yang objektif dan terbuka sesuai
dengan sistem dan prosedur yang berlaku
STS
TS
S
SS
2. Koperasi melakukan rekrutmen karyawan
sesuai dengan kualifikasi yang
dibutuhkan
STS
TS
S
SS
3. Karyawan diberikan pelatihan prakerja STS TS S SS
4. Karyawan mendapatkan pelatihan dalam
semua produk dan jasa yang diberikan
oleh koperasi
STS
TS
S
SS
5. Karyawan diberikan pelatihan/
STS : Sangat Tidak Sesuai
TS : Tidak Sesuai
S : Sesuai
SS : Sangat Sesuai
134
pendidikan guna meningkatkan
pengetahuan oprasional seperti pelatihan
teknologi, service excellent, manajemem,
dan peningkatan skill
STS
TS
S
SS
6. Semua karyawan koperasi mampu
menguasai teknologi komputer
STS
TS
S
SS
7. Karyawan diberikan kesempatan untuk
melanjutkan pendidikan
STS
TS
S
SS
Gaji dan Fasilitas
8. Karyawan diberikan kompensasi/ gaji
yang layak sesuai dengan kualifikasi
pekerjaan
STS
TS
S
SS
9. Koperasi memberikan gaji kepada
karyawan dengan tepat waktu
STS
TS
S
SS
10. Karyawan diberikan uang dinas yang
layak dalam rangka menjalankan
tugasnya dari perusahaan
STS
TS
S
SS
11. Karyawan mendapatkan uang lembur
yang layak dalam pekerjaan tambahannya
STS
TS
S
SS
12. Jumlah jam kerja setiap harinya sesuai
dengan peraturan yang telah disepakati
STS
TS
S
SS
13. Koperasi memberikan ijin/ cuti karyawan
sesuai ketentuan
STS
TS
S
SS
135
14. Karyawan diberikan penghargaan atas
prestasi yang telah dicapainya berupa
promosi jabatan
STS
TS
S
SS
15. Karyawan diberikan intensif/ bonus pada
setiap prestasi kerja yang dicapainya
STS
TS
S
SS
16. Pemberian tugas/ wewenang yang
diberikan kepada karyawan sesuai
dengan job description
STS
TS
S
SS
17. Penempatan karyawan sesuai dengan
kualifikasinya
STS
TS
S
SS
18. Karyawan mendapatkan asuransi jiwa
dan keselamatan
STS
TS
S
SS
19. Karyawan mendapatkan tunjangan hari
tua
STS
TS
S
SS
Kebijakan
20. Karyawan dilibatkan dalam proses
pengambilan keputusan manajemen
STS
TS
S
SS
21. Karyawan diberikan kesempatan untuk
mengungkapkan saran, pendapat, dan
masalah dalam pekerjaan
STS
TS
S
SS
22. Adanya media komunikasi yang
menjembatani antara karyawan dengan
manajemen seperti kotak saran atau
STS
TS
S
SS
136
papan informasi
23. Koperasi menindaklanjuti setiap saran
yang dianggap mempu meningkatkan
visibilitas dan kredibilitas proses
STS
TS
S
SS
24. Informasi yang berhubungan dengan
pekerjaan diberikan dengan jelas
STS
TS
S
SS
Hubungan dengan Pimpinan Kerja dan Rekan Kerja
25. Karyawan mendapatkan dorongan
spiritual dari atasan maupun rekan
bekerja
STS
TS
S
SS
26. Adanya keyakinan bahwa pekerjaan
karyawan memberikan kepastian karir
STS
TS
S
SS
27. Adanya kesempatan menjadi orang yang
unggul di lingkungan kerja
STS
TS
S
SS
28. Terciptanya lingkungan koperasi yang
kondusif
STS
TS
S
SS
29. Terwujudnya kerjasama yang baik antar
karyawan dengan atasan dan karyawan
dengan karyawan
STS
TS
S
SS
137
Lampiran 3: Responden Kepuasan Pelanggan
R (n)
Soal
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
1 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
2 4 4 3 3 4 2 2 4 4 4 4 2 3 3 4 4 3 3 3 4 3 3 4 4 4 3 4 4 3 3
3 4 3 3 4 4 2 2 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 4 4 4 3 4 4 3 3
4 3 3 3 3 4 2 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 3 4
5 4 3 3 3 4 3 3 3 4 4 3 3 3 4 3 3 2 3 2 3 3 3 4 3 3 3 4 3 3 4
6 4 4 3 3 4 4 3 2 4 3 3 2 3 4 3 3 3 3 3 3 4 4 4 3 4 3 4 4 3 4
7 2 3 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
8 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
9 3 4 3 2 4 3 3 3 4 4 3 3 3 4 4 4 3 3 3 3 4 2 3 3 3 2 3 4 3 3
10 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
11 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
138
12 3 2 2 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
13 3 3 3 3 4 2 2 4 4 4 4 3 3 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 4 4 3 3
14 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 3 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 4 3 3
15 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 4 3 4 4 4 4 4 3 2 3 4 3 3 3 3 3 4 4
16 3 3 4 3 4 3 3 3 3 3 3 4 3 3 4 3 3 3 3 4 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3
17 4 3 3 3 4 2 2 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 4 4 3 3
18 3 3 4 3 4 2 3 3 3 3 3 4 3 3 4 3 3 3 3 4 3 3 4 3 3 3 3 4 3 3
19 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
20 3 3 3 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
21 3 3 3 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3
22 3 3 3 3 3 2 3 3 4 4 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
23 3 3 3 3 3 2 3 3 4 4 4 2 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
24 3 3 3 3 4 3 3 3 4 4 4 4 3 4 3 3 2 2 2 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3
25 3 3 3 3 4 3 3 3 4 4 4 4 3 4 3 3 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 4
139
26 3 3 3 3 4 3 3 3 4 4 4 3 4 4 4 4 3 3 3 4 3 3 4 3 4 3 4 3 3 3
27 3 3 3 3 4 3 3 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3 4 3 3 4 3 4 3 4 3 3 3
28 4 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 4 3 4 3 4 4 3 3 3 3 4 4 4 3 3 3 4 4 3
29 4 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 4 3 4 3 4 4 3 3 3 3 4 4 4 3 3 3 4 4 3
30 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
31 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
32 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 4 4 4 3 3 3 3 3
33 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
34 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
35 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
36 3 4 4 4 4 3 3 3 3 3 4 3 4 3 4 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4
37 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
38 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
39 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
140
40 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
41 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
42 3 4 4 4 4 3 3 3 3 4 3 4 3 4 4 4 3 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4
43 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
44 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
45 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3
46 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
47 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
48 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
49 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
50 2 3 3 3 3 3 2 3 2 3 3 3 3 2 3 3 3 2 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3
51 3 3 3 4 4 3 2 3 3 3 3 4 3 4 4 4 3 3 2 3 3 3 3 4 3 3 4 4 3 4
52 4 3 3 3 4 3 3 3 4 4 3 3 3 4 4 3 3 3 4 2 2 3 3 4 3 3 4 3 3 4
53 4 4 3 3 4 4 3 2 4 3 3 2 3 4 3 3 3 3 3 3 4 4 4 3 4 3 4 4 3 4
141
54 2 3 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
55 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
56 3 4 3 2 4 3 3 3 4 4 3 3 3 4 4 4 3 3 3 3 4 2 3 3 3 2 3 4 3 3
57 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
58 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
59 3 2 2 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
60 4 4 4 4 4 2 2 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
61 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
62 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 4 4 4 4 4 3 2 3 4 3 3 3 3 3 4 4
63 3 3 4 3 4 3 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 3 3 3 3 4 4 3 4 3 4 3 3 3
64 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
65 3 3 3 3 3 3 3 4 3 4 3 3 3 4 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
66 3 3 4 3 4 3 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 3 3 3 3 4 4 3 4 3 4 3 3 3
67 2 3 3 3 3 3 2 3 2 3 3 3 3 2 3 3 3 2 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3
142
68 3 3 3 4 4 3 2 3 3 3 3 4 3 4 4 4 3 3 2 3 3 3 3 4 3 3 4 4 3 4
69 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
70 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
71 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
72 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
73 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
74 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
75 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
76 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
77 4 4 4 4 4 2 2 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
78 3 3 4 3 4 3 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 3 3 3 3 4 4 3 4 3 4 3 3 3
79 3 3 4 3 4 3 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 3 3 3 3 4 4 3 4 3 4 3 3 3
80 3 4 4 4 4 3 3 3 3 3 4 3 4 3 4 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4
81 2 3 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
143
82 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
83 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
84 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3
85 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 2 3 2 3 3 3 3 2 3 3 3 2 3
86 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
87 3 3 4 3 4 3 3 3 3 3 3 4 3 3 4 3 3 3 3 4 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3
88 4 3 3 3 4 2 2 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 4 4 3 3
89 3 3 4 3 4 2 3 3 3 3 3 4 3 3 4 3 3 3 3 4 3 3 4 3 3 3 3 4 3 3
90 4 4 4 4 4 2 2 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
91 3 4 3 2 4 3 3 3 4 4 3 3 3 4 4 4 3 3 3 3 4 2 3 3 3 2 3 4 3 3
92 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
93 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
94 3 4 4 4 4 3 3 3 3 3 4 3 4 3 4 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4
144
Lampiran 4: Responden Karyawan Kepuasan Karyawan
R (n)
Soal
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29
1 3 2 2 2 2 3 3 4 4 4 4 4 4 2 2 2 3 3 3 4 4 2 4 4 3 3 3 3 3
2 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3
3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3
4 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2 2 3 3 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3
5 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 4 4 2 4 4 3 3 3 3 3
6 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 2 4 4 3 3 3 3 3
7 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 2 3 3 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3
145
146
Lampiran 6: Hasil Uji Reliabilitas dan Uji Validitas Pertanyaan Kuesioner
Kepuasan Nasabah
Uji Reliabilitas
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.951 30
Hasil uji reliabilitas didapat nilai Alpha sebesar 0,951, kemudian nilai ini
dibandingkan dengan nilai r tabel, r tabel dicari pada signifikasi 0,05 dengan uji
dua sisi dan derajat bebas (df= n-2) = 92, maka didapat r tabel sebesar 0,2028.
Nilai Alpha Cronbach 0,951 lebih besar dari pada nilai rTabel 0,2028, sehingga
dengan demikian kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini sudah reliabel
dengan kata lain hasil angket dapat dipercaya.
Item-Total Statistics
Scale Mean if
Item Deleted
Scale
Variance if
Item Deleted
Corrected Item-
Total
Correlation
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
VAR00001 94.00 86.602 .511 .950
VAR00002 93.95 87.040 .495 .950
VAR00003 93.96 86.149 .527 .950
147
VAR00004 93.98 86.258 .591 .950
VAR00005 93.68 84.198 .665 .949
VAR00006 94.24 88.015 .269 .953
VAR00007 94.31 87.893 .313 .952
VAR00008 93.90 86.066 .578 .950
VAR00009 93.77 85.149 .609 .949
VAR00010 93.74 85.719 .595 .949
VAR00011 93.80 84.787 .724 .948
VAR00012 94.01 88.376 .248 .953
VAR00013 93.83 84.551 .773 .948
VAR00014 93.74 84.450 .677 .949
VAR00015 93.70 84.190 .757 .948
VAR00016 93.74 83.848 .773 .948
VAR00017 93.98 85.311 .638 .949
VAR00018 94.02 85.311 .652 .949
VAR00019 93.98 85.548 .584 .950
VAR00020 93.95 84.761 .643 .949
VAR00021 94.00 86.301 .545 .950
VAR00022 93.91 84.896 .690 .949
VAR00023 93.76 84.574 .729 .948
VAR00024 93.84 84.996 .727 .948
148
VAR00025 93.80 84.228 .753 .948
VAR00026 94.01 85.968 .669 .949
VAR00027 93.79 84.320 .774 .948
VAR00028 93.79 85.180 .673 .949
VAR00029 93.96 85.375 .715 .949
VAR00030 93.87 85.618 .675 .949
149
Uji Validitas
Total
VAR00001 Person Correlation .547''
Sig. (2-tailed) .000
N 94
VAR00002 Person Correlation .530"
Sig. (2-tailed) .000
N 94
VAR00003 Person Correlation .565"
Sig. (2-tailed) .000
N 94
VAR00004 Person Correlation .621"
Sig. (2-tailed) .000
N 94
VAR00005 Person Correlation .697"
Sig. (2-tailed) .000
N 94
VAR00006 Person Correlation .326"
Sig. (2-tailed) .000
N 94
VAR00007 Person Correlation .364"
Sig. (2-tailed) .000
N 94
150
VAR00008 Person Correlation .610"
Sig. (2-tailed) .000
N 94
VAR00009 Person Correlation .643"
Sig. (2-tailed) .000
N 94
VAR00010 Person Correlation .627"
Sig. (2-tailed) .000
N 94
VAR00011 Person Correlation .748"
Sig. (2-tailed) .000
N 94
VAR00012 Person Correlation .303"
Sig. (2-tailed) .000
N 94
VAR00013 Person Correlation .792"
Sig. (2-tailed) .000
N 94
VAR00014 Person Correlation .707"
Sig. (2-tailed) .000
N 94
VAR00015 Person Correlation .779"
Sig. (2-tailed) .000
151
N 94
VAR00016 Person Correlation .668"
Sig. (2-tailed) .000
N 94
VAR00017 Person Correlation .681"
Sig. (2-tailed) .000
N 94
VAR00018 Person Correlation .619"
Sig. (2-tailed) .000
N 94
VAR00019 Person Correlation .675"
Sig. (2-tailed) .000
N 94
VAR00020 Person Correlation 0.58
Sig. (2-tailed) .000
N 94
VAR00021 Person Correlation .717"
Sig. (2-tailed) .000
N 94
VAR00022 Person Correlation .753"
Sig. (2-tailed) .000
N 94
VAR00023 Person Correlation .749"
152
Sig. (2-tailed) .000
N 94
VAR00024 Person Correlation .775"
Sig. (2-tailed) .000
N 94
VAR00025 Person Correlation .693"
Sig. (2-tailed) .000
N 94
VAR00026 Person Correlation .793"
Sig. (2-tailed) .000
N 94
VAR00027 Person Correlation .700"
Sig. (2-tailed) .000
N 94
VAR00028 Person Correlation .737"
Sig. (2-tailed) .000
N 94
VAR00029 Person Correlation .700"
Sig. (2-tailed) .000
N 94
VAR00030 Person Correlation 1
Sig. (2-tailed) .000
N 94
153
154