Post on 04-Dec-2020
ANALISIS KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN DENGAN METODE NILAI
TAMBAH EKONOMIS (EVA) PADA PT. SEMEN BOSOWA DI MAROS
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Meraih Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan
Manajemen pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam
UIN Alauddin Makassar
Oleh:
AL MAIDAH
NIM: 10600111007
JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
UIN ALAUDDIN MAKASSAR
2015
iii
DAFTAR ISI
JUDUL......................................................................................... i
DAFTAR ISI............................................................................... ii
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI....................................... iii
PENGESAHAN........................................................................ iv
DAFTAR TABEL......................................................................... v
DAFTAR GAMBAR................................................................... vi
ABSTRAK................................................................................ vii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.................................................................. 1
B. Rumusan Masalah............................................................. 5
C. Definisi Operasional Variabel.... ....................................... 5
D. Tinjauan Teoritis................................................................ 6
E. Tujuan Penelitian............................................................... 8
F. Manfaat Penelitian............................................................. 8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Islam Tentang Laporan Keuangan........................... 9
B. Pengertian Laporan Keuangan............................................. 11
C. Pengertian Kinerja Keuangan…………….……………......... 13
D. Pengertian Economic Value Added…………………..……... 17
E. Manfaat EVA dan Strategi Meningkatkan EVA……………... 20
F. Keunggulan dan Kelemahan EVA......................................... 21
G. Langkah-langkah Menentukan dalam EVA.................. ... 23
H. Pengertian Biaya Modal..................................................... 25
I. Biaya Modal Sendiri dan Biaya Keseluruhan.............................. 29
J. Fungsi Biaya Modal.......................................................... 32
K. Kerangka Pikir………………….………………………. 33
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis dan Lokasi Penelitian........................................... 35
B. Jenis Data..................................................................... 35
C. Sumber Data……………………………………............... 36
D. Teknik Pengumpulan Data............................................... 36
E. Teknik Analisis Data…….……....................................... 37
iii
BAB IV HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Umum Perusahaan....................................... 39
B. Visi dan Misi Perusahaan.............................................. 41
C. Struktur Organisasi...................................................... 42
D. Analisis Economic Value Added..................................... 45
E. Hasil Penelitian............................................................ 46
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan............................................................... 54
B. Saran....................................................................... 54
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
iii
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI
Dengan penuh kesadaran, penyusun yang bertanda tangan di bawah ini,
menyatakan bahwa skripsi ini benar adalah hasil karya penyusun sendiri. Jika di
kemudian hari terbukti bahwa ia merupakan duplikasi, tiruan, plagiasi, atau dibuatkan
oleh orang lain, sebagian dan seluruhnya, maka skripsi dan gelar yang diperoleh
karenanya, batal demi hukum.
Makassar, 10 Agustus 2015
Penyusun,
AL MAIDAH
NIM : 10600111007
iii
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 : Laporan Laba Rugi PT. Semen Bosowa ..................................... 4
Tabel 3.1 : Langkah-langkah Perhitungan EVA ........................................... 36
Tabel 4.1 : Ringkasan Laba Rugi PT. Semen Bosowa Maros ...................... 47
Tabel 4.2 : Ringkasan Neraca PT. Semen Bosowa Maros ............................ 48
Tabel 4.3 : Ringkasan Perhitungan Nilai EVA PT. Semen Bosowa Maros . 49
iv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2. 1 : Rerangka Pikir ........................................................................... ......33
Gambar 4. 1 : Struktur Organisasi..........................................................................43
ABSTRAK
Nama : Al maidah
Nim : 10600111007
Judul : Analisis Kinerja Keuangan Perusahaan Dengan Metode Nilai
Tambah Ekonomis (EVA) pada PT. Semen Bosowa Maaros
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kondisi keuangan pada
perusahaan Semen Bosowa jika diukur dengan Economic Value Added (EVA).
Sebagai proksi dari kinerja keuangan perusahaan pada pemerintah. Data yang
digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari laporan keuangan PT. Semen
Bosowa Maros selama 2 tahun yaitu tahun 2012 dan tahun 2013.
Metode analisis yang digunakan untuk menganalisis data yang telah
diperoleh adalah metode Analisis Economic Value Added (EVA). Metode
pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian
kepustakaan, yaitu metode pengumpulan data dengan cara melakukan peninjauan
pustaka dari berbagai literatur, karya ilmiah, buku-buku yang menyangkut teori-
teori yang relevan dengan masalah yang akan dibahas. Penelitian lapangan, yaitu
metode pengumpulan data yang dilakukan di lokasi (objek penelitian) secara
langsung.
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif,
yaitu data numerik yang dapat memberikan penafsiran yang kokoh. Dengan kata
lain data ini berupa angka-angka yang diperoleh dari laporan keuangan PT. Semen
Bosowa di Maros. Data kualitatif, yaitu data yang diperoleh dalam bentuk
informasi, baik secara lisan maupun tulisan dan digunakan untuk mendukung data
lainnya.
Hasil penelitian yang dilakukan diketahui bahwa PT. Semen Bosowa
Maros pada tahun 2012 memiliki nilai EVA yang positif yang berarti perusahaan
telah mampu menciptakan nilai tambah ekonomis kepada investornya dan
perusahaan. Namun pada tahun 2013, perusahaan memiliki nilai EVA negatif dan
mengalami penurunan yang signifikan. Hal ini menunjukkan bahwa tidak terjadi
proses nilai tambah ekonomis kepada investor maupun perusahaan.
---------------------------------------------------------------------------------------------------
Kunci: Net Operating Profit After Tax (NOPAT), Weighted Average Cost of
Capital (WACC), Cost of Capital (COC), dan Invested Capital (IC).
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dewasa ini, negara sedang membangun, baik pembangunan di bidang industri,
jasa maupun perdagangan. Pembangunan mendorong kesempatan maupun peluang
bisnis yang memberikan prospek yang sangat baik bagi para pengusaha. Dalam
pembangunan ini pemerintah tidak bekerja sendiri melainkan membuka peluang
kepada pelaku ekonomi untuk memajukan pertumbuhan ekonomi nasional yang
bertujuan untuk kesejahteraan masyarakat.
Namun perlu diketahui bahwa dalam dunia usaha tidak terlepas dari
persaingan. Adanya kebijakan tersebut maka para investor berlomba-lomba dalam
menginvestasikan dananya dalam membuka usaha. Berhasil tidaknya suatu
perusahaan ditandai oleh kemampuan manajemen dalam membaca atau melihat
segala kemungkinan atau kesempatan di masa yang akan datang, baik jangka pendek
maupun jangka panjang.
Suatu perusahaan tidak hanya berfungsi untuk menghasilkan produk yang
bermutu dengan menetapkan harga untuk menarik konsumen, tapi pihak perusahaan
harus mempertimbangkan kondisi internal perusahaan. Kondisi ini sangat
berpengaruh pada pihak yang telah menginvestasikan dananya untuk keberhasilan
perusahaan. Para investor tidak ingin mengalami kerugian, sehingga para investor
2
selalu melakukan pengawasan kepada pihak perusahaan dalam mengelola
perusahaan tersebut.
Salah satu cara yang sering dilakukan para investor sebelum mengambil
keputusan untuk menginvestasikan dananya di pasar modal adalah dengan
melakukan penilaian terhadap kinerja keuangan perusahaan, dengan melakukan
penilaian atau pengukuran kinerja dapat diperoleh informasi atau data mengenai
kondisi dan posisi keuangan perusahaan tersebut.1
Analisis nilai tambah ekonomis merupakan suatu analisis yang digunakan
banyak di Eropa dalam menganalisis perusahaan. Dengan menggunakan analisis ini
para investor akan berhati-hati dalam menanamkan modalnya pada suatu perusahaan
agar tidak mengalami kerugian.2
Metode analisis nilai tambah ekonomis telah digunakan sebagai suatu alat
analisis oleh beberapa peneliti. Peniliti mengatakan bahwa penerapan konsep EVA
dalam suatu perusahaan akan membuat perusahan lebih memfokuskan perhatian pada
penilaian kinerja keaungan perusahaan. Hasil analisis data penilitian tersebut yaitu
kinerja PT. Mandom Indonesia Tbk jika dinilai dengan metode EVA pada tahun
2002 dan 2004 kinerjanya sehat, namun pada tahun 2003 kinerjanya tidak sehat.3
1 Heri Suharjo, Analisis EVA sebagai Metode Alternatif Penilaian Kinerja Keuangan dan
Pengaruhnya terhadap Pengembalian Saham, Tesis. (Semarang: Fakultas Ekonomi Universitas
Diponegoro, 2001), h. 1. 2 Wilmar Amonio Gulo, Analisis Economic Value added sebagai Alat Pengukur Kinerja
Keuangan PT. SA, Skripsi. (Bogor: Fakultas Ekonomi dan Manajemen, 2011), h. 12. 3 Heny Fuji Rosyidiana, Penerapan Economic Value Added (EVA) dan Market Value Added
(MVA) dalam Penilaian Kinerja Keuangan Perusahaan pada PT. Mandom Indonesia tbk, Skripsi.
(Malang: Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah, 2008).
3
Sedangkan hasil penelitian Fina Setyarini yaitu penerapan antara EVA dengan rasio
keuangan. Hasil penelitian tersebut menunjukkan rata-rata kinerja perusahaan
makanan dan minuman pada tahun 2003-2005 memiliki angka rasio yang baik,
sehingga mempunyai pertumbuhan yang cukup tinggi atau mempunyai prospek yang
bagus pula baik pada saat ini dan di masa mendatang. Dilihat dari EVA, rata-rata
kinerja perusahaan makanan dan minuman pada tahun 2003-2005 semua
menunjukkan angka positif, yang berarti perusahaan telah berhasil menciptakan nilai
ekonomis dan dapat memenuhi harapan investor.4
Berdasarkan penelitian-penelitian tersebut maka penelitian ini dimaksudkan
untuk melakukan pengujian lebih lanjut mengenai analisis nilai tambah ekonomis
dalam menilai kinerja keuangan perusahaan termasuk perusahaan PT. Semen
Bosowa. Namun objek, variabel dan tahun yang berbeda.
PT. Semen Bosowa merupakan suatu perusahaan yang bergerak di bidang
industri semen. Dalam melaksanakan aktivitas operasinya sebagai perusahaan
industri semen, maka perusahaan dari tahun ke tahun mengalami peningkatan kinerja
keuangan perusahaan. Namun demikian dalam tahun terakhir yaitu tahun 2013
perusahaan mengalami penurunan kinerja keuangan.
Nilai EVA PT. Semen Bosowa pada tahun 2012 lebih tinggi dibandingkan
tahun 2013. Penurunan ini disebabkan oleh perubahan-perubahan nilai komponen-
4 Fina Setyarini, Analisa Penerapan Antara EVA dengan Rasio Keuangan dalam Menilai Kinerja
Perusahaan Makanan dan Minuman yang Terdaftar di BEJ. Skripsi. (Yogyakarta: Universitas Islam
Negeri Sunan Kalijaga, 2006).
4
komponen EVA. Komponen-komponen EVA terdiri dari Net Operating After Tax
(NOPAT) dan Cost of Capital (COC). NOPAT yaitu laba operasi bersih sesudah
pajak, sedangkan COC adalah semua biaya yang secara riil dikeluarkan oleh
perusahaan dalam rangka mendapatkan sumber dana yang baik. Ringkasan laporan
laba rugi PT. Semen Bosowa pada tahun 2012-2013 dapat dilihat pada Tabel 1.1 di
bawah ini.
Tabel 1.1
Laporan Laba Rugi PT. Semen Bosowa pada tahun 2012-2013
(Dalam Ribuan Rupiah)
Periode Laba bersih
(Rp)
Biaya
Bunga
(Rp)
NOPAT
(Rp)
COC
(Rp)
EVA
(Rp)
2012
439.516.256
24.465.83
3
463.983.089
-560.154.522
1.024.496.6
11
2013
281.766.208
27.899.26
6
309.665.434
350.372.587,
02
-
40.707.153 Sumber: Laporan Keuangan PT. Semen Bosowa
Hasil perhitungan NOPAT pada tahun 2013 mengalami penurunan
dibandingkan pada tahun 2012. Biaya bunga mengalami peningkatan tetapi tidak
diimbangi dengan kenaikan laba bersih perusahaan. Biaya bunga yang dibayarkan
oleh perusahaan meningkat, maka berakibat pada penurunan nilai NOPAT.5
5 Hasil wawancara dengan Muhammad Rijal, S. Sos dan Sanaldi, S. Pd. I, Staf Keuangan PT.
Semen Bosowa, (Maros: 5 Juni 2014).
5
Nilai EVA pada tahun 2012 menghasilkan angka yang positif karena nilai
NOPAT lebih besar daripada nilai biaya modal perusahaan. Hal ini menunjukkan
bahwa perusahaan sudah dapat menambahkan nilai ekonomis ke dalam perusahaan
sehingga mampu membayar seluruh kewajibannya kepada penyedia dana (investor)
dan pemerintah (pajak) dan mampu menghasilkan laba yang lebih tinggi bagi
perusahaan.
Pada tahun 2013, nilai EVA menghasilkan angka yang negatif, dimana terjadi
penurunan nilai NOPAT, ini menunjukkan bahwa tidak terjadi proses nilai tambah
atau dengan kata lain perusahaan tidak mampu membayarkan kewajiban kepada para
penyandang dana atau kreditur sebagaimana yang diharapkan.
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka penulis tertarik untuk melakukan
penelitian yang bertujuan untuk mengetahui kinerja keuangan perusahaan Semen
Bosowa dengan judul “Analisis Kinerja Keuangan Perusahaan dengan Menggunakan
Metode Nilai Tambah Ekonomis (EVA) pada PT. Semen Bosowa di Maros”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka merumuskan permasalahan
pokok yakni: bagaimana kinerja keuangan PT. Semen Bosowa jika diukur dengan
Analisis Nilai Tambah Ekonomis (Economic Value Added).
C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah:
Untuk mengetahui kondisi keuangan pada perusahaan Semen Bosowa jika
diukur dengan Economic Value Added (EVA).
6
D. Manfaat Penelitian
Adanya suatu penelitian diharapkan memberikan manfaat yang diperoleh
terutama bagi bidang ilmu yang diteliti. Manfaat yang diperoleh dari penelitian ini
adalah sebagai berikut:
a. Bagi penulis
Skripsi ini diharapkan dapat memberi tambahan wawasan dan pengetahuan
mengenai analisis nilai tambah ekonomis (EVA) khususnya dalam
menganalisis kinerja keuangan perusahaan.
b. Bagi investor
Dapat memberikan tambahan informasi sebelum melakukan investasi pada
perusahaan yang diinginkan.
c. Bagi kreditur
Dapat memberikan tambahan informasi akan kemampuan perusahaan dalam
membayar kewajiban-kewajibannya.
d. Bagi peneliti selanjutnya
Diharapkan hasil penelitian ini dapat menambah serta memperkaya ilmu
pengetahuan dan dapat dijadikan acuan bagi penelitian selanjutnya yang
khususnya berhubungan dengan pengukuran kinerja perusahaan.
E. Sistematika Penulisan
Adanya sistematika penulisan adalah untuk mempermudah pembahasan
dalam penulisan. Sistematika penulisan penelitian ini adalah sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN
7
Merupakan bab yang berisi uraian tentang latar belakang masalah, rumusan
masalah penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan sistematika
penulisan.
BAB II TINJAUAN TEORITIS
Merupakan bab yang berisi uraian secara ringkas teori-teori yang
menjelaskan tentang permasalahan yang akan diteliti. Dalam hal ini
permasalahan yang diuraikan yaitu Pengertian Laporan Keuangan, Peraturan
Pelaporan Keuangan, Pengertian Kinerja, Pengertian Economic Value Added
(EVA), Manfaat EVA, Keunggulan dan Kelemahan EVA, Strategi
Meningkatkan EVA, Langkah-langkah Menentukan EVA, dan lain
sebagainya.
BAB III METODE PENELITIAN
Merupakan bab yang berisi penjelasan secara rinci mengenai semua unsur
metode dalam penelitian ini, yaitu penjelasan mengenai objek penelitian,
jenis dan sumber data, metode pengumpulan data, identifikasi variabel
penelitian, definisi operasional variabel.
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Bab ini akan membahas mengenai hasil penelitian dan pembahasan dari
analisis data.
BAB V PENUTUP
Berisi kesimpulan-kesimpulan yang didapat dari hasil penelitian dan implikasi
penelitian, sebagai masukan bagi perusahaan dan penelitian selanjutnya.
8
BAB II
TINJAUAN TEORETIS
A. Tinjauan Islam tentang Laporan Keuangan
Tujuan penyusunan laporan keuangan adalah memberikan informasi kepada
pihak-pihak yang berkepentingan terhadap kegiatan usaha perusahaan. Dalam hal ini
pihak internal maupun eksternal perusahaan dapat melihat kinerja perusahaan PT.
Semen Bosowa. Melalui laporan keuangan inilah dijadikan pertimbangan dalam
peramalan dan pengambilan keputusan ekonomi, sesuai dengan kepentingan masing-
masing.
Al-Qur’an secara tegas menyatakan kewajiban untuk menyampaikan sesuatu
dengan bersikap jujur. Salah satunya adalah kebenaran dan keterbukaan laporan
keuangan kepada pihak-pihak yang berkepentingan terhadap kegiatan usaha
perusahaan PT. Semen Bosowa. Lebih lengkap Al-Qur’an menyatakan dalam surah
At-taubah/9: 119
Terjemahnya:
Wahai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah SWT, dan
hendaklah kamu bersama dengan orang-orang yang benar.6
6 Departemen Agama RI. Al-Qur’an dan Terjemahannya. (Bandung: Sigma, 2005)
9
Ayat di atas menjelaskan bahwa selama seseorang benar dan memilih
kebenaran, dia tercatat di sisi Allah SWT sebagai orang yang benar (jujur). Hati-
hatilah terhadap dusta, sesungguhnya dusta membawa kepada kejahatan. Allah SWT
melarang bersikap tidak jujur dalam menyampaikan sesuatu, baik dalam kehidupan
sehari-hari maupun dalan kegiatan perusahaan PT. Semen Bosowa. Salah satu yang
harus disampaikan perusahaan PT. Semen Bosowa adalah laporan keuangan kepada
pihak-pihak yang berkepentingan terhadap kegiatan usaha perusahaan.
Dijelaskan pula dalam surah An-Nisa/4: 135
Terjemahnya:
Wahai orang-orang yang beriman! Jadilah kamu penegak keadilan, menjadi
saksi karena Allah walaupun terhadap dirimu sendiri atau terhadap ibu
bapak dan kaum kerabatmu. Jika dia (yang terdakwa) kaya ataupun miskin,
maka Allah lebih tahu kemaslahatan (kebaikannya). Maka janganlah kamu
mengikuti hawa nafsu karena ingin menyimpang dari kebenaran. Dan jika
kamu memutar balikkan (kata-kata) atau enggan menjadi saksi, maka
ketahuilah Allah Mahateliti terhadap segala apa yang kamu kerjakan.7
Ketika seseorang memahami bahwa Allah SWT adalah Al-Khabir, yaitu
Rabb yang Maha Mengetahui, lalu mengimani sepenuhnya, maka akan mendekatkan
diri kepada-Nya dan menjauhi segala perbuatan dosa. Bagi Allah SWT, tak berbeda
7 Departemen Agama RI. Al-Qur’an dan Terjemahannya. (Bandung: Sigma, 2005)
10
itu perkataan hati yang lirih maupun teriakan yang lantang. Dia Maha Mengetahui
apa yang tersimpan di dalam hati, karena Dia yang Menciptakan, dan tidak mungkin
tidak tahu tentang ciptaan-Nya.
Ayat di atas jelas menyatakan bahwa pentingnya bersikap jujur dalam
menyampaikan sesuatu. Salah satu prinsip sebagai dasar pertimbangan dalam bisnis
ekonomi Islam adalah kebenaran dan keterbukaan laporan keuangan kepada pihak-
pihak yang berkepentingan terhadap kegiatan usaha perusahaan PT. Semen Bosowa.
Selain ayat di atas, terdapat hadist yang memperkuat larangan bersikap tidak
jujur dalam menyampaikan sesuatu, baik dalam kehidupan sehari-hari maupun dalan
kegiatan perusahaan PT. Semen Bosowa, yaitu HR. Tirmidzi dari ‘ Al-Junaidi’.
دْقَ طُمَ نَةٌ وَالْكَذِبَ ريِْ بَةٌ فَإِنَّ الصِّ .أْنيِ ْ Artinya:
Sungguh jujur itu menentramkan dan dusta melahirkan keraguan.8
Kejujuran membawa pelakunya bersikap berani, karena ia kokoh tidak
lentur, dan berpegang teguh tidak ragu-ragu. Di antara pengaruh kejujuran adalah
teguhnya pendirian, kuat hati, dan mampu menceritakan berbagai hal yang
memberikan ketenangan bagi pendengar. Di antara tanda dusta adalah ragu-ragu,
gagap, bingung, dan bertentangan, yang membuat pendengar merasa ragu dan tidak
tenang.
8 Muhammad Fuad Abdul Baqi. Mutiara Hadits Bukhari Muslim - Terjemah Kitab Al-Lu'lu
wal Marjan. (Jakarta Timur: Akbar Media, 2012), h. 340
11
B. Pengertian Laporan Keuangan
Laporan keuangan mempunyai peranan penting karena laporan keuangan
bertujuan untuk menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja
serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan. Definisi laporan keuangan
menurut Standar Akuntansi Keuangan (SAK): Laporan keuangan bagian dari proses
pelaporan keuangan. Laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi:9
1. Neraca, yaitu yang menggambarkan posisi keuangan perusahaan pada saat
tertentu atau menginformasikan posisi keuangan, seperti jumlah harta yang
dimiliki, jumlah kewajiban dan modal perusahaan.
2. laporan laba-rugi, yang menggambarkan jumlah hasil, biaya dan laba atau
rugi perusahaan pada suatu periode tertentu
3. Laporan arus kas yang menggambarkan aliran sumber dana dan pengeluaran
kas perusahaan pada satu periode tertentu.
Laporan keuangan merupakan ringkasan dari suatu proses pencatatan
transaksi-transaksi yang terjadi di perusahaan.10
Laporan keuangan adalah
pertanggungjawaban yang dibuat oleh manajer atau pimpinan perusahaan atas
pengelolaan perusahaan yang dipercayakan kepadanya oleh pemilik, pemerimtah atau
9 Wilmar Amonio Gulo, Analisis Economic Value added (EVA) sebagai Alat Pengukur
Kinerja Keuangan PT. SA, h. 31. 10
Zaki Baridwan, Manajemen Keuangan, (Jakarta: Salemba Empat, 2006), h. 17.
12
(kantor pajak), kreditor (bank dan lembaga keuangan lainnya) dan pihak-pihak yang
berkepentingan.11
Adapun fungsi pelaporan keuangan yaitu:12
1. Pelaporan keuangan harus memberikan informasi yang berguna bagi investor
potensial dan kreditur dan pengguna lainnya dalam pengambilan keputusan
investasi rasional, kredit dan keputusan sejenis lainnya.
2. Menyediakan informasi untuk membantu investor dan potensial investor,
kreditur dan pengguna lainnya untuk menilai jumlah, waktu dan
ketidakpastian prospek perolehan kas dari dividen, atau bunga dari
penerimaan, penjualan, penebusan, atau pinjaman.
3. Menyediakan informasi tentang sumber daya perusahaan, klaim terhadap
sumber daya tersebut, dan pengaruh transaksi, kejadian dan lingkungan serta
klaim yang dapat berpengaruh terhadap sumber daya tersebut.
C. Pengertian Kinerja Keuangan
Kinerja keuangan merupakan kegiatan perusahaan yang ditujukan untuk
penentuan secara periodik tampilan perusahaan yang berupa kegiatan operasional,
struktur organisasi, dan karyawan yang berdasarkan sasaran, standar dan kriteria yang
telah ditetapkan sebelummya.13
Pengukuran kinerja didasarkan pada informasi
11
Raharja, Manajemen Keuangan Perusahaan, (Jakarta: Erlangga, 2010), h. 22. 12
Agus Sartono, Manajemen Keuangan, (Yogyakarta: BPFE, 2008), h. 16. 13
Alex S. Nitisemito dan Mulyadi, Pembelanjaan Perusahaan, (Ed. 2. Yogyakarta: STIE
YKPN, 2005), h. 3.
13
keuangan maupun non keuangan. Oleh sebab itu pengukuran kinerja dibedakan
menjadi dua yaitu:14
(1). Pengukuran Kinerja Manajerial
Pengukuran kinerja manajerial ini bertujuan untuk:
a. Mengelola kegiatan operasi perusahaan secara efektif dan efisien dengan
pemotivasian karyawan secara maksimum.
b. Membantu pengambilan keputusan yang bersangkutan dengan karyawan.
c. Mengidentifikasi kebutuhan pelatihan dan pengembangan karyawan.
d. Menyediakan umpan balik bagi karyawan mengenai bagaimana atasan mereka
menilai kinerja mereka.
e. Pengukuran kinerja dapat menyediakan suatu dasar bagi distribusi
penghargaan.
(2). Pengukuran kinerja keuangan
Pengukuran kinerja keuangan mempunyai arti yang penting bagi
pengambilan keputusan baik bagi pihak intern maupun ekstern perusahaan. Laporan
keuangan merupakan alat yang dijadikan acuan penilaian untuk meramalkan kondisi
keuangan, operasi dan hasil usaha perusahaan. Ukuran kinerja meliputi rasio-rasio
berikut:15
14
Mahmud dan Halim, Analisis Laporan Keuangan, (Cet. 1. Yogyakarta: STIE YKPN,
2008), h. 75 15
Wilmar Amonio Gulo, Analisis Economic Value added (EVA) sebagai Alat Pengukur
Kinerja Keuangan, h. 7.
14
a. Rasio Likuiditas mengukur kemampuan perusahaan untuk memenuhi
kewajiban jangka pendeknya atau kemampuan perusahaan untuk memenuhi
kewajiban keuangannya pada saat ditagih.
b. Rasio Aktivitas mengukur sejauh mana efektivitas penggunaan aset dengan
melihat tingkat aktivitas aset.
c. Rasio Solvabilitas mengukur sejauh mana kemampuan perusahaan memenuhi
kewajiban-kewajiban jangka panjangnya.
d. Rasio Profitabilitas mengukur seberapa kemampuan perusahaan menghasilkan
laba.
e. Rasio Pasar mengukur perkembangan nilai perusahaan relatif terhadap nilai
pasar.
Rasio keuangan sebagai pengukuran kinerja keuangan dalam laporan
keuangan perusahaan dapat digunakan sebagai salah satu dasar untuk memprediksi
laba bersih dan dividen pada masa yang akan datang. Cara yang digunakan untuk
mendukung prediksi tersebut adalah dengan menganalisis laporan keuangan
perusahaan. Analisis tersebut mengombinasikan hubungan antara komponen
keuangan yang satu dengan komponen keuangan yang lain. Pada umumnya,
hubungan tersebut dilihat dari rasio antara komponen-komponen keuangan yang satu
dengan yang lain. Dalam konteks manajemen keuangan, analisis tersebut dikenal
dengan analisis rasio keuangan. Analisis rasio ini berguna untuk membandingkan
kinerja perusahaan yang satu dengan perusahaan yang lain atau membandingkan
15
kinerja satu perusahaan pada tahun ini dengan tahun yang lainnya.16
Pada dasarnya analisis rasio keuangan dikelompokkan dalam empat macam
kategori, yaitu:17
a. Rasio Likuiditas
Rasio ini mengukur kemampuan likuiditas jangka pendek perusahaan
dengan melihat aktiva lancar perusahan relatif terhadap hutang lancarnya
(hutang dalam hal ini merupakan kewajiban perusahaan). Biasanya rasio yang
digunakan adalah Current Ratio, Cash Ratio, dan Net Working Capital to Total
Asset Ratio.
b. Rasio Solvabilitas
Rasio ini untuk digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan
memenuhi kewajiban-kewajiban jangka panjangnya. Perusahaan yang tidak
solvabel adalah perusahaan yang total hutangnya lebih besar dibandingkan total
asetnya. Rasio Leverage yang bisaanya digunakan seperti Debt to Total Asset
Ratio, Total Debt to Total Capital Asset Ratio, Total Debt to Equity Ratio, Long
Term Debt to Equity Ratio, dan lain-lain.
c. Rasio Aktivitas
Rasio ini melihat berapa aset kemudian menentukan berapa tingkat
aktivitas aktiva-aktiva tersebut pada tingkat kegiatan tertentu. Aktivitas yang
16
Heny Fuji Rosyidiana, Penerapan Economic Value Added dan Market Value Added dalam
Penilaian Kinerja Keuangan Perusahaan pada PT. Mandom Indonesia tbk, h. 7. 17
Ida Ayu Nursanty dan Endang Hendrawati, Analisis Penilaian Kinerja Keuangan
Berdasarkan EVA, Jurnal Manajemen, (Vol. 4 No. 3. 2010), h. 101-103.
16
rendah pada tingkat penjualan tertentu akan mengakibatkan semakin besarnya
dana kelebihan yang tertanam pada aktiva-aktiva tersebut. Beberapa rasio yang
digunakan misalnya: Total Asset Turn Over Ratio, Receivable Turn Over Ratio,
Inventory Turn Over Ratio, dan sebagainya.
d. Rasio Keuntungan (Profitabilitas)
Rasio ini memberikan gambaran tentang kemampuan suatu perusahaan
untuk menghasilkan keuntungan (profitabilitas) pada tingkat penjualan, aset,
dan modal saham tertentu pada periode tertentu. Beberapa rasio yang sering
digunakan adalah Gross Profit Margin, Net Profit Margin, Return on Total
Asset (ROA), dan sebagainya.
D. Pengertian Economic Value Added
EVA merupakan alat komukasi yang efektif baik untuk penciptaan nilai
yang dapat dijangkau oleh manajer lini yang akhirnya mendorong kinerja perusahaan
dan untuk menghubungkan dengan pasar modal.18
EVA atau disebut juga dengan
nilai tambah ekonomis (NITAMI) diartikan sebagai suatu konsep yang dilandasi oleh
pemikiran bahwa dalam pengukuran laba operasi perusahaan harus dengan adil
mempertimbangkan harapan – harapan setiap penyedia dana (kreditur dan pemegang
saham).
18
O’ Bye Young, EVA dan Pertambahan Nilai, (Jakarta: Salemba Empat, 2010), h. 18.
17
Derajat keadilannya dinyatakan dengan ukuran tertimbang dan struktur
modal yang ada.19
EVA adalah keuntungan operasi setelah pajak dikurangi dengan
biaya modal dari seluruh modal untuk menghasilkan laba. Laba operasional setelah
pajak menggambarkan hasil penciptaan nilai (value) dalam perusahaan. Sedangkan
biaya modal dapat diartikan sebagai pengorbanan yang dikeluarkan dalam penciptaan
nilai tersebut.20
Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa pengertian EVA
adalah keuntungan operasional setelah pajak, dikurangi biaya modal yang digunakan
unntuk menilai kinerja perusahaan dengan memperhatikan secara adil harapan–
harapan para pemegang saham dan kreditur. EVA merupakan perangkat finansial
untuk mengukur keuntungan nyata perusahaan. Hal ini membuat perhitungan EVA
lain dengan perhitungan analisis rasio keuangan lainnya. Perbedaan tersebut
dikarenakan pada perhitungan dengan pendekatan EVA dilibatkannya biaya modal
operasi setelah laba bersih.
Setiap perusahaan tentunya menginginkan nilai EVA akan naik terus-
menerus, karena EVA adalah tolak ukur fundamental dari tingkat pengembalian
modal (return of capital). Ada beberapa cara untuk meningkatkan nilai EVA
perusahaan yaitu:21
19
Wilmar Amonio Gulo, Analisis Economic Value Added (EVA) sebagai Alat Pengukur
Kinerja Keuangan, h. 51. 20
Wilmar Amonio Gulo, Analisis Economic Value Added (EVA) sebagai Alat Pengukur
Kinerja Keuangan, h. 10. 21
Heri Suharjo, Analisis EVA sebagai Metode Alternatif Penilaian Kinerja Keuangan dan
Pengaruhnya terhadap Pengembalian Saham, h. 32-33.
18
a. Meningkatkan keuntungan (profit) tanpa menambah modal
b. Mengurangi pemakaian modal
c. Melakukan investasi pada proyek – proyek dengan tingkat pengembalian
tinggi.
Konsep ini tidak memerlukan adanya suatu perbandingan dengan perusahaan
sejenis dalam industri dan tidak perlu membuat analisis kecenderungan dengan tahun-
tahun sebelumnya. Konsep ini lebih menekankan pada seberapa besar laba yang
dihasilkan setelah dikurangi dengan biaya modal rata-rata tertimbang.
EVA ini tidaklah dimaksudkan untuk mengganti laporan rugi laba yang telah
ada. Namun pendekatan ini hanyalah alat analisis yang digunakan sebagai tambahan
informasi keuangan yang sangat berguna bagi pihak kreditur dan penyediaan dana
dalam menentukan hubungannya dengan perusahaan. Bagi eksekutif hasil
pengukuran kinerja dengan metode EVA seringkali digunakan sebagai alat yang
sangat berguna dalam pengambilan keputusan-keputusan strategis seperti
merencanakan masa depan perusahaan baik jangka pendek maupun jangka panjang.22
EVA ini mencoba melihat dari segi ekonomis dalam pengukuran kinerja
perusahaan dengan adil atas dasar konsep kepuasan stakeholder (seluruh anggota
perusahaan), bentuknya adalah dengan mempertimbangkan harapan-harapan
karyawan, pelanggan, dan pemberi modal (investor/pemegang saham). Derajat
22 Heny Fuji Rosyidiana, Penerapan Economic Value Added dan Market Value Added dalam
Penilaian Kinerja Keuangan Perusahaan pada PT. Mandom Indonesia tbk, h. 12.
19
keadilannya adalah ditunjukkan oleh biaya modal rata – rata tertimbang dan
berpedoman terhadap nilai pasar.
EVA adalah sisa laba (residual income, excess earning) setelah penyedia
modal memberikan kompensasi sesuai tingkat pengembalian (rate of return) yang
dibutuhkan atau setelah semua biaya kapital yang digunakan untuk menghasilkan
laba. Net Operating Profit After Tax (NOPAT) yaitu laba operasi bersih sesudah
pajak. Sedangkan biaya kapital adalah biaya bunga pinjaman dari biaya ekuitas yang
digunakan untuk menghasilkan NOPAT yang dihitung secara rata-rata tertimbang
(WACC). EVA yang positif menunjukkan bahwa perusahaan berhasil menciptakan
nilai (create value) bagi pemilik modal, konsisten dengan tujuan memaksimumkan
nilai perusahaan. Sebaliknya EVA yang negatif menandakan nilai perusahaan
berkurang, sehingga tingkat pengembalian yang dituntut investor tidak sesuai dengan
yang diharapkan.
E. Manfaat EVA
Manfaat dari penerapan EVA yaitu:23
a. Dapat digunakan sebagai penilai kinerja perusahaan yang berfokus pada
penciptaan nilai (value creation).
b. Dapat meningkatkan kesadaran manajer bahwa tugas mereka adalah untuk
memaksimumkan nilai perusahaan serta nilai pemegang saham.
23
Wilmar Amonio Gulo, Analisis Economic Value Added (EVA) sebagai Alat Pengukur
Kinerja Keuangan, h. 12.
20
c. Dapat membuat para manajer berfikir dan juga bertindak seperti halnya
pemegang saham yaitu memilih investasi yang memaksimumkan tingkat
pengembalian dan meminimumkan tingkat biaya modal sehingga nilai
perusahaan dapat dimaksimumkan.
d. EVA membuat para manajer agar memfokuskan perhatian pada kegiatan yang
menciptakan nilai dan memungkinkan mereka untuk mengevaluasi kinerja
berdasarkan kriteria maksimum nilai perusahaan.
e. EVA sebagai motivator perusahaan untuk lebih memperhatikan kebijaksanaan
struktur modalnya.
f. EVA dapat digunakan sebagai alat untuk mengidentifikasi proyek atau kegiatan
yang memberikan pengembalian yang lebih tinggi dari pada biaya modal.
F. Keunggulan dan Kelemahan EVA
EVA sebagai alternatif pengukuran kinerja perusahaan yang relatif baru, EVA
memiliki beberapa keunggulan dan kelemahan. Keunggulan yang dimiliki metode
EVA antara lain:24
a. Konsep EVA merupakan alat ukur yang dapat berdiri sendiri tidak
memerlukan adanya suatu perbandingan dengan perusahaan sejenis dalam
satu industri, dan tidak perlu pula membuat suatu analisis kecenderungan
dengan tahun – tahun sebelumnya.
24
Heri Suharjo, Analisis EVA sebagai Metode Alternatif Penilaian Kinerja Keuangan dan
Pengaruhnya terhadap Pengembalian Saham, h. 13.
21
b. Konsep EVA adalah pengukur kinerja perusahaan yang melihat segi
ekonomis dalam pengukurannya, yaitu dengan memerhatikan harapan –
harapan pada pemilik modal (kreditur dan pemegang saham) secara adil.
Derajat keadilannya dinyatakan dalam ukuran tertimbang dari struktur modal
yang ada dan berpedoman pada nilai pasar, bukan nilai buku.
c. Konsep EVA dapat dipakai sebagai tolak ukur dalam pemberian bonus bagi
karyawan. Disamping itu EVA juga merupakan tolak ukur yang tepat untuk
memenuhi konsep kepuasan stakeholder (seluruh anggota perusahaan) yakni
bentuk perhatian perusahaan kepada karyawan, pelanggan dan pemberi
modal (kreditur dan investor).
d. Walaupun konsep EVA berorientasi pada kinerja operasional akan tetapi
sangat berpengaruh untuk dipertimbangkan dalam penentuan arah strategis
perkembangan portofolio perusahaan.
Disamping keunggulan – keunggulan yang dimiliki oleh EVA terdapat
pula beberapa kelemahan EVA yaitu:25
a. EVA hanya mengukur hasil akhir, konsep ini tidak mengukur aktivitas-
aktivitas penentu seperti loyalitas dan tingkat retensi konsumen.
b. EVA terlalu bertumpu pada keyakinan bahwa investor sangat mengandalkan
pendekatan fundamental dalam mengkaji dan mengambil keputusan untuk
25
Erwan Dukat, Alat-alat Analisis Laporan Keuangan, (Yogyakarta: Akuntan Grup, 2011),
h. 68.
22
menjual atau membeli saham-saham tertentu, padahal faktor-faktor lain
terkadang justru lebih dominan.
c. Konsep ini tergantung pada transparansi perhitungan EVA secara akurat,
dalam kenyataanya seringkali perusahaan kurang transparan dalam
mengemukakan kondisi internalnya.
G. Strategi Meningkatkan EVA
Ada beberapa strategi untuk meningkatkan EVA:26
a. Strategi penciptaan nilai dengan mencapai pertumbuhan keuntungan
(Profitable Growth), hal ini bisa dicapai dengan menambah modal yang
diinvestasikan pada proyek dengan tingkat pengembalian tinggi.
b. Strategi penciptaan nilai dengan meningkatkan efisiensi operasi. alam hal ini
menaikkan keuntungan tanpa menggunakan tambahan modal.
c. Strategi penciptaan nilai dengan rasionalisasi dan keluar dari bisnis yang
tidak menjanjikan (rationalize and exit unrewording business). Hal ini
berarti menarik modal yang tidak produktif dan menarik modal dari aktivitas
yang menghasilkan tingkat pengembalian yang rendah dan menghapus unit
bisnis yang tidak menjanjikan hasil.
26
Heny Fuji Rosyidiana, Penerapan Economic Value Added dan Market Value Added dalam
Penilaian Kinerja Keuangan Perusahaan, h. 14.
23
H. Langkah-langkah Menentukan EVA
Langkah-langkah yang dilakukan untuk menentukan EVA yaitu:27
a. Menghitung biaya modal utang (Cost of Debt)
b. Menghitung biaya modal saham (Cost of Equity)
c. Menghitung struktur permodalan dari neraca. Struktur modal biasanya terdiri
dari utang dan ekuitas, sehingga dicari: Komposisi utang = rasio utang
terhadap jumlah modal dan komposisi utang = rasio modal saham terhadap
jumlah modal.
d. Menghitung biaya modal rata-rata tertimbang (Weighted Average Cost of
Capital).
e. Menghitung EVA: EVA = laba operasi bersih sesudah pajak (NOPAT) –
biaya modal.
I. Tolak Ukur Penilaian Kinerja Keuangan dalam EVA
Dalam EVA, penilaian kinerja keuangan diukur dengan ketentuan:28
a. Jika EVA > 0, maka kinerja keuangan perusahaan dapat dikatakan baik,
karena perusahaan bisa menambah nilai bisnis. Dalam hal ini, karyawan
berhak mendapat bonus, kreditur tetap mendapat bunga dan pemilik saham
bisa mendapatkan pengembalian yang sama atau lebih dari yang ditanam.
27
Wilmar Amonio Gulo, Analisis Economic Value Added (EVA) sebagai Alat Pengukur
Kinerja Keuangan, h. 126 28
Lina Lutfiana, Nengah Sudjana dan Wi Endang, Analisis Kinerja Keuangan Perusahaan
dengan Menggunakan Metode Economic Value Added dan Metode Market Value Added, Jurnal.
(Malang: Universitas Brawijaya 2006) h. 5.
24
b. Jika EVA = 0, maka secara ekonomis “impas” karena semua laba digunakan
untuk membayar kewajiban kepada penyandang dana baik kreditur maupun
pemegang saham, sehingga karyawan tidak mendapat bonus hanya gaji.
c. Jika EVA < 0, maka kinerja keuangan perusahaan tersebut dikatakan tidak
sehat, karena perusahaan tidak bisa memberikan nilai tambah. Dalam hal ini
karyawan tidak bisa mendapatkan bonus hanya saja kreditur tetap mendapat
bunga dan pemilik saham tidak mendapat pengembalian yang sepadan
dengan yang ditanam.
J. Pengertian Biaya Modal
Setiap perusahaan membutuhkan dana untuk membiayai perusahaan. Setiap
dana yang digunakan oleh perusahaan mempunyai biaya modal yang harus
ditanggung. Modal (capital) merupakan faktor produksi yang dibutuhkan dan seperti
faktor-faktor produksi lainnya, modal mempunyai biaya. Biaya setiap komponen
disebut biaya komponen (component cost) dari jenis modal tertentu seperti modal
sendiri dan modal keseluruhan.
Modal yang dibutuhkan untuk membiayai operasi perusahaan terdiri atas
modal asing dan modal sendiri. Modal asing adalah modal yang berasal dari pinjaman
para kreditur supplier dan perbankan. Sedangkan modal sendiri merupakan modal
yang berasal dari pihak perusahaan baik dari pemilik perusahaan (pemegang saham)
maupun laba yang tidak dibagikan (laba ditahan).
Apabila perusahaan menjual surat berharga kepada investor, maka
perusahaan berkewajiban memberikan hasil (return) yang dikehendaki oleh investor
25
tersebut, bagi perusahaan merupakan biaya yang disebut biaya modal seperti: biaya
bunga, biaya penurunan surat berharga dan biaya lain yang berkaitan dengan
perolehan modal tersebut.
Biaya modal adalah biaya yang harus dikeluarkan atau harus dibayar untuk
mendapatkan modal baik yang berasal dari hutang, saham preferen, saham biasa
maupun laba ditahan untuk membiayai investasi perusahaan.29
Saham preferen pada umumnya lebih berisiko dibandingkan dengan hutang
obligasi. Jaminan atas modal yang ditanamkan dan pembayaran laba rugi pemegang
saham preferen adalah setelah para pemegang obligasi dibayar. Dengan demikian
pembayaran dividen saham preferen dibayarkan setelah pembayaran bunga hutang.
Konsekuensinya investor saham preferen akan meminta tingkat keuntungan yang
lebih tinggi daripada pemegang obligasi.
Oleh sebab itu, ketidakpastian pembayaran dividen saham biasa menjadi
semakin besar dibandingkan dengan bunga dan dividen saham preferen. Perlu
diperhatikan bahwa penentuan besarnya biaya modal perusahaan sangat pentimg
karena ada tiga alasan yakni:30
1. Memaksimalkan nilai perusahaan mensyaratkan adanya minimalisasi semua
biaya input termasuk biaya modal.
2. Keputusan investasi yang tepat mensyaratkan estimasi biaya modal yang
tepat.
29
Agus Sartono, Manajemen Keuangan, h. 217 30
Agus Sartono, Manajemen Keuangan, h. 218.
26
3. Beberapa keputusan lain seperti leasing, pembelian kembali obligasi
perusahaan dan manajemen modal kerja memerlukan estimasi biaya modal.
Perusahaan yang menggunakan dana dari laba ditahan juga ada biaya
walaupun laba ditahan berasal dari hasil usaha perusahaan. Biaya modal yang berasal
dari hasil laba ditahan disebut cost of retained earning. Biaya tersebut sebesar
tingkat keuntungan investasi (rate of return) yang disyaratkan diterima oleh investor.
Besarnya keuntungan tersebut sama dengan besarnya keuntungan apabila perusahaan
menginvestasikan dana laba ditahan tersebut atau sama besarnya dengan rate of
return yang diharapkan diterima dari investasi pada saham (expected rate of return on
the stock).
Apabila investor memperkirakan tingkat keuntungan yang terjadi tinggi,
yang berarti menunrunya daya beli uang yang dimiliki, maka akan meminta tingkat
keuntungan biaya yang lebih tinggi untuk investasinya. Begitu juga apabila
diperkirakan permintaan dana meningkat maka terjadi kelebihan permintaan
kemudian mengakibatkan investor meminta keuntungan yang lebih tinggi juga,
sehingga dicapai titik keseimbangan pada tingkat keuntungan yang lebih tinggi.
Dua faktor tesebut yang sangat memengaruhi return pada surat berharga
bebas risiko reguired rate of return bagi surat berharga juga akan dipengaruhi oleh
risk free securities tersebut. Bagi surat berharga yang spesifik terdapat empat
komponen risiko yang menentukan risk premium. Keempat komponen itu adalah:31
31
Heny Fuji Rosyidiana, Penerapan Economic Value Added dan Market Value Added dalam
Penilaian Kinerja Keuangan Perusahaan, h. 19.
27
1. Business risk,
2. Financial risk,
3. Marketability risk atas surat berharga kemudian,
4. Interest rate risk.
Biaya modal juga dapat diukur dengan rate of return minimum dari
investasi baru yang dilakukan perusahaan, tentu dengan asumsi bahwa tingkat risiko
investasi baru tersebut sama dengan risiko aktiva yang dimiliki perusahaan saat ini
dan pengertian biaya modal itu adalah biaya modal rata-rata tertimbang.
Biaya modal dapat dihitung berdasarkan biaya untuk masing-masing sumber
dana atau disebut biaya modal individual. Biaya modal individu tersebut dihitung satu
per satu untuk tiap jenis modal. Namun apabila perusaahaan menggunakan beberapa
sumber modal maka biaya modal yang dihitung adalah biaya modal rata-rata
tertimbang dari seluruh modal yang digunakan. Sekali lagi bahwa konsep biaya
modal dimaksudkan untuk menentukan besar biaya nyata atau riil dari pengguna dana
dari masing-masing sumber dana.
Konsep biaya modal erat hubungannya dengan konsep mengenai pengertian
tingkat keuntungan yang disyaratkan (required rate of return). Tingkat keuntungan
yang disyaratkan sebenarnya dapat dilihat dari dua pihak yaitu pihak investor dan
pihak perusahaan. Dari sisi investor, tinggi rendahnya required rate of return
merupakan tingkat keuntungan rate of return yang mencerminkan tingkat risiko dari
aktiva yang dimiliki.
28
Jika investasi baru menghasilkan tingkat keuntungan yang lebih besar dari
pada biaya modal, maka nilai perusahaan akan meningkat. Sebaliknya apabila
investasi baru tersebut memberikan tingkat keuntungan yang lebih rendah dari pada
biaya modal, maka nilai perusahaan akan menurun.
Sedangkan bagi perusahaan yang menggunakan dana (modal), besarnya
required rate of return merupakan biaya modal yang harus dikeluarkan untuk
mendapatkan modal tersebut. Biaya utang misalnya, tidak sama dengan bunga yang
dibayarkan kepada kreditur karena untuk mendapatkan modal tersebut tidak hanya
bunga yang harus dikeluarkan perusahaan, tetapi juga ada biaya-biaya seperti biaya
notaris, biaya provisi, biaya material dan lain-lain.32
K. Biaya Modal Sendiri
Dalam perusahaan terdapat dua cara dalam memeroleh modal sendiri yaitu:
1) Laba ditahan dan 2) Mengeluarkan saham baru. Biaya modal saham biasa dan laba
ditahan sering disatukan menjadi biaya modal sendiri (biaya ekuitas) atau kadang-
kadang disebut biaya modal saham biasa merupakan biaya yang dikeluarkan oleh
perusahaan yang memeroleh dana dengan menjual saham biasa atau menggunakan
laba ditahan untuk investasi. Laba yang ditahan oleh perusahaan kemudian digunakan
untuk investasi didalam perusahaan. Laba ditahan yang digunakan oleh peursahaan
untuk investasi tersebut perlu diperhitungkan biaya modalnya.33
32
Wilmar Amonio Gulo, Analisis Economic Value Added (EVA )sebagai Alat Pengukur
Kinerja Keuangan, h. 124. 33
Heri Suharjo, Analisis Economic Value Added sebagai Metode Alternatif Penilaian Kinerja
Keuangan dan Pengaruhnya terhadap Pengembalian Saham, h. 18
29
Dengan demikian manajemen dapat membagikan laba setelah pajak yang
diperoleh sebagai dividen atau menahannya sebagai laba ditahan. Jika laba tersebut
ditahan, maka secara teoritis perusahaan harus memeroleh keuntungan paling tidak
sebesar tingkat keuntungan jika pemegang saham menginvestasikan sendiri dalam
investasi lain yang memiliki tingkat risiko yang sama. Ini mudah dipahami karena
laba setelah pajak itu adalah hak para pemegang saham.
Secara teoritis biaya laba ditahan jauh lebih rendah dibandingkan dengan
modal yang berasal dari saham baru. Hal ini disebabkan karena dalam penjualan
saham baru biasanya terdapat biaya emisi atau flotation cost yang harus ditanggung
perusahaan. Dengan demikian perusahaan akan menerima kas yang kecil dari pada
harga jual saham baru.
Biaya modal laba ditahan sama dengan biaya modal dari saham biasa cara
menghitung dengan mendiskontokan dividen dengan cara Capital Asset Pricing
Modal (CAPM). Kalau menggunakan pendekatan CAPM bisa menggunakan rumus
sebagai berikut:34
Ri = Rf + (Rm-Ri) βi
Dimana:
Ri : Tingkat return saham yang diharapkan
Rf : Tingkat return bebas risiko
Rm : Return portofolio pasar yang diharapkan
βi : Koefisien beta saham i
34
Martono, Manajemen Keuangan, h. 207.
30
Untuk menghitung biaya modal dari saham baru adalah:35
Ke =
+ g
Dimana:
D : Dividen
Pnet : Penerimaan Bersih Perlembar Saham
G : Perumbuhan Dividen
L. Biaya Modal Keseluruhan
Biaya modal secara keseluruhan merupakan biaya modal yang
memperhitungkan seluruh biaya atas modal yang digunakan oleh perusahaan. Telah
diketahui bahwa perusahaan akan menggunakan modal dari sumber modal asing dan
modal sendiri. Oleh karena itu, biaya modal yang diperhitungkan merupakan biaya
modal dari seluruh jenis modal yang digunakan.36
Lebih lanjut perusahaan didalam mengevaluasi usulan investasi secara
normal tidak melihat secara individu proporsi hutang dan modal sendiri yang
dipergunakan untuk membiayai proyek tersebut. Kecuali proyek tersebut
mensyaratkan proporsi hutang dan modal sendiri seperti struktur modal perusahaan.
35
Agus Sartono, Manajemen Keuangan, h. 233. 36
Heri Suharjo, Analisis Economic Value Added sebagai Metode Alternatif Penilaian Kinerja
Keuangan dan Pengaruhnya terhadap Pengembalian Saham, h. 20.
31
Biaya modal dari masing-masing sumber dana berbeda-beda, maka untuk
menetapkan biaya modal dari perusahaan secara keseluruhan perlu dihitung biaya
modal rata-rata tertimbang.37
Perusahaan dalam membiayai proyek investasinya bisa saja menggunakan
modal sendiri, tetapi seringkali setiap proyek investasi tidak hanya menggunakan satu
sumber dana, tetapi menggunakan berbagai sumber dana sekaligus. Misalnya selain
menggunakan saham biasa, juga menggunakan saham preferen dan hutang.
Setelah semua modal dihitung biayanya maka dapat menghitung biaya rata-
rata tertimbang (WACC). Dalam menghitung biaya modal rata-rata tertimbang
tinggal mencari proporsi dari masing-masing modal yang digunakan perusahaan.
kemudian dikalikan dengan biaya modal setelah pajak.
Biaya rata-rata yang minimal dari suatu struktur modal perlu dijaga agar
biaya tidak mengalami kenaikan. Biaya modal rata-rata yang minimal tercapai pada
struktur modal yang optimum. Dengan kata lain struktur modal yang optimum
merupakan struktur modal dengan biaya modal rata-rata yang minimum. Struktur ini
sering kali menjadi patokan perusahaan dalam penggunaan dana dan sumber modal
yang tersedia. Apabila perusahaan akan menambah modal yang diperlukan, biasanya
perusahaan memeroleh modal tersebut dari susunan atau komponen modal yang telah
ada dengan selalu menjaga besarnya biaya modal rata-rata agar tetap sama dengan
biaya modal sebelum adanya penambahan modal.
37
Heri Suharjo, Analisis Economic Value Added sebagai Metode Alternatif Penilaian Kinerja
Keuangan dan Pengaruhnya terhadap Pengembalian Saham, h. 21.
32
Cara untuk menentukan biaya modal rata-rata tertimbang (WACC) adalah:38
WACC =
(Ke) +
) (Ki)
Dimana:
E : Ekuity (modal sendiri)
D : Debt (Hutang)
Ke : Biaya modal sendiri
Ki : Tingkat pajak
P : Preferen stock
Kp : Biaya saham preferen
M. Fungsi Biaya Modal
Perhitungan biaya modal sangat erat kaitannya dengan pihak yang dikenakan
kepada perusahaan. Biaya modal yang dikenakan pada modal pinjaman akan berbeda
dengan biaya modal dari modal sendiri. Konsep perhitnugan biaya modal dapat
dilakukan pada perhitungan setelah pajak (before tax basis) atau perhitungan setelah
pajak (after tax basis). Perbedaan konsep ini karena pajak merupakan pengurang laba
yang diperoleh perusahaan. Tetapi pada umumnya analisis biaya modal didasarkan
pada keadaan setelah pajak. Apabila ada biaya modal yang dihitung sebelum pajak
(seperti biaya modal dari obligasi), maka perlu dulu disesuaikan dengan pajak
sebelum di lakukan perhitungan biaya modal rata-ratanya.
38
Agus Sartono, Manajemen Keuangan, h. 235.
33
Biaya modal biasanya digunakan sebagai ukuran untuk menentukan diterima
atau ditolak suatu usulan investasi, yaitu dengan membandingkan tingkat keuntungan
(rate of return) dari usulan investasi tersebut dengan biaya modalnya. Biaya modal
disini adalah biaya modal yang menyeluruh (overall cost of capital).
N. Penelitian Terdahulu
Dalam penelitian ini, selain membahas teori-teori yang relevan dengan
penelitian ini, dilakukan juga pengkajian terhadap hasil-hasil penelitian yang sudah
pernah dilakukan para peneliti. Pengkajian atas hasil-hasil penelitian terdahulu akan
sangat membantu peneliti-peneliti lainnya dalam menelaah masalah yang akan
dibahas dengan berbagai pendekatan spesifik. Selain itu dengan mempelajari hasil-
hasil penelitian terdahulu akan memberikan pemahaman komprehensif mengenai
posisi peneliti.
Oleh karena itu pada bagian berikut ini akan diketengahkan beberapa hasil
penelitian terdahulu yang antara lain:
1. Heny Fuji Rosyidiana39
Penerapan Economic Value Added dan Market Value Added dalam penilaian
kinerja keuangan perusahaan. Hasil analisis data penilitian tersebut yaitu kinerja
PT. Mandom Indonesia Tbk jika dinilai dengan metode EVA pada tahun 2002 dan
2004 kinerjanya sehat, sedangkan tahun 2003 kinerjanya tidak sehat. Apabila
39
Heny Fuji Rosyidiana, Penerapan Economic Value Added dan Market Value Added dalam
Penilaian Kinerja Keuangan Perusahaan pada PT. Mandom Indonesia tbk, Skripsi. (Malang: Fakultas
Ekonomi Universitas Muhammadiyah, 2006).
34
dinilai dengan metode MVA pada tahun 2002 kinerjanya sehat, sedangkan pada
tahun 2003 dan 2004 kinerjanya tidak sehat.
2. Fina Setyarini40
Analisis penerapan antara EVA dengan rasio keuangan dalam menilai
kinerja perusahaan. Hasil analisis data penilitian tersebut yaitu jika dilihat dari rasio
keuangan, rata-rata kinerja perusahaan makanan dan minuman pada tahun 2003-2005
memiliki angka rasio yang baik, sehingga mempunyai pertumbuhan yang cukup
tinggi atau mempunyai prospek yang bagus pula baik pada saat ini dan di masa
mendatang. Dan dilihat dari EVA, rata-rata kinerja perusahaan makanan dan
minuman pada tahun 2003-2005 semua menunjukkan angka positif, yang berarti
perusahaan telah berhasil menciptakan nilai ekonomis dan dapat memenuhi harapan
investor.
3. Wilmar Amonio Gulo41
Analisis Economic Value Added (EVA) sebagai alat pengukur kinerja
keuangan perusahaan. Hasil analisis data penelitian tersebut menunjukkan bahwa
nilai EVA pada tahun 2008 menghasilkan angka yang positif. Namun pada tahun
2009 nilai EVA menghasilkan angka yang negatif.
Dari penelitian terdahulu di atas terdapat persamaan dan perbedaan dengan
penelitian yang penulis akan teliti. Perbedaannya adalah variabel, objek, dan periode
40
Fina Setyarini, Analisis Penerapan Antara EVA dengan Rasio Keuangan dalam Menilai
Kinerja Perusahaan Makanan dan Minuman yang Terdaftar di BEJ, Skripsi, (Yogyakarta: Universitas
Islam Negeri Sunan Kalijaga, 2006). 41
Wilmar Amonio Gulo, Analisis Economic Value Added (EVA) sebagai Alat Pengukur
Kinerja Keuangan PT. SA, Skripsi. (Bogor: Fakultas Ekonomi dan Manajemen, 2011).
35
penelitian. Adapun persamaannya yaitu sama-sama menilai kinerja keuangan
perusahaan menggunakan metode EVA.
N. Rerangka Pikir
Penelitian ini membahas kinerja keuangan perusahaan dengan menggunakan
metode Nilai Tambah Ekonomis (EVA). Berdasarkan latar belakang dan tinjauan
pustaka di atas, dapat ditarik sebuah rerangka pemikiran teoretis dari penelitian ini
seperti yang tampak gambar 2.1 berikut ini:
Gambar 2. 1
Rerangka Pikir
Rekomendasi
PT. Semen Bosowa
Laporan Keuangan
Kinerja
EVA
Hasil Penelitian
36
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis dan Lokasi Penelitian
1. Jenis Penelitian.
Penelitian ini tergolong penelitian kuantitatif, maksudnya bahwa dalam
menganalisis data dengan menggunakan angka-angka rumus atau model matematis.42
2. Lokasi dan Waktu Penelitian.
Penelitian ini dilakukan di PT. Semen Bosowa Maros yang merupakan anak
perusahaan dari Bosowa Investama. Usahanya bergerak di bidang pembuatan atau
produksi semen yang berlokasi di Tukamasae Desa Baruga Kecamatan Bantimurung
yaitu 45 km dari Makassar dan 10 km dari kota Maros.
B. Metode Pengumpulan Data
Adapun metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini
adalah sebagai berikut:
1. Studi Kepustakaan.
Metode pengumpulan data dengan cara melakukan peninjauan pustaka
dari berbagai literatur, karya ilmiah, buku-buku yang menyangkut teori-teori
yang relevan dengan masalah yang akan dibahas.
42 Nur Indriantoro dan Bambang Supomo, Metodologi Penelitian Bisnis (Yogyakarta: BPFE,
2013), h. 12.
37
2. Studi Lapangan.
Metode pengumpulan data yang dilakukan di lokasi (objek penelitian)
secara langsung.
C. Jenis Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Data kuantitatif
Data numerik yang dapat memberikan penafsiran yang kokoh. Dengan
kata lain data ini berupa angka-angka yang diperoleh dari laporan keuangan
PT. Semen Bosowa di Maros.
2. Data kualitatif
Data yang diperoleh dalam bentuk informasi, baik secara lisan maupun
tulisan dan digunakan untuk mendukung data lainnya.
D. Sumber Data
Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Data primer
Data yang diperoleh dari observasi langsung serta wawancara dengan
beberapa karyawan perusahaan
2. Data sekunder
Data yang diperoleh melalui dokumen-dokumen perusahaan PT. Semen
Bosowa.
38
E. Metode Analisis Data
Metode analisis yang digunakan untuk menganalisis data yang telah
diperoleh adalah metode Analisis Economic Value Added (EVA). Rumus yang
digunakan dalam mencari EVA adalah:43
EVA = NOPAT – C. WACC
Adapun langkah-langkah menghitung EVA dapat di lihat pada Tabel berikut
ini:
Tabel 3. 1 Langkah-langkah Perhitungan EVA
Tahapan Perhitungan
1. NOPAT NOPAT = Laba Bersih + Biaya Bunga
2. (Kd*) Kd = Biaya Bunga
Hutang
Kd* = Kd (1-T)
1. (Ke) Ke = Rf + β (Rm - Rf)
2. Struktur Modal Wd = Hutang
Aset
3. WACC WACC = [ (Kd* Wd) + (Ke x We) ]
4. IC IC = Asset – Non Interest Liabilities
5. COC COC = WACC x IC
6. EVA EVA = NOPAT - COC
43
Warsono, Manajemen Keuangan Perusahaan, (Malang: Bayumedya, 2004), h. 48
39
Adapun langkah-langkah dalam menghitung Biaya Ekuitas (Ke)
menggunakan CAPM sebagai berkut:
1. Rit = Pit - Pit-1+ Dt ……………….. (1)
Pit - 1
Dimana Rit = Tingkat Pengembalian Saham Perusahaan Tahun ke-t
Pit = Harga Saham per lembar tahun t
Pit – I = Harga Saham per lembar tahun sebelumnya
Dt = Dividen pada tahun t
2. Rmt = IHSGt – IHSGt - 1 ……………….. (2)
IHSGt-1 E (Rm) = ∑Rmt……………….. (3)
Dimana:
Rmt = tingkat pengembalian pasar pada tahun ke-t
N = jumlah data
E (Rm ) = tingkat pengembalian pasar yang diharapkan
3. βi = σim ……………….. (4)
σ2m
Dimana:
Βi = Beta saham i
σim = kovarian tingkat pengembalian saham i dengan tingkat pengembalian pasar
σ2m = varian tingkat pengembalian pasar
4. Rf = Tingkat pengembalian bebas risiko menggunakan tingkat suku bunga
Sertifikat Bank Indonesia
40
5.Ke = Rf + βi E(Rm - Rf) ……………….. (5)
Ke = Biaya modal sendiri
Ki = Tingkat pajak
F. Definisi Operasional Variabel
Economic Value Added adalah perbedaan laba operasi setelah pajak dengan
biaya modal. Dalam EVA perusahaan dikatakan sehat jika menghasilkan EVA yang
positif. EVA dapat diterapkan pada semua divisi yang ada di perusahaan, dan biaya
modal akan merefleksikan risiko dari suatu unit bisnis. Jumlah EVA dari suatu divisi
merupakan EVA perusahaan.44
Laba operasi setelah pajak (EAT/NOPAT) merupakan hal yang digunakan
dalam menghitung nilai EVA. NOPAT dapat dilihat pada laporan keuangan rugi laba.
Selain EAT perlu mengetahui besarnya modal dan sekaligus menghitung besarnya
biaya modal. Biaya modal adalah biaya modal yang memperhitungkan seluruh biaya
atas modal yang digunakan oleh perusahaan. Perusahaan akan menggunakan modal
dari sumber modal asing dan modal sendiri.45
Modal asing adalah modal yang berasal dari pinjaman para kreditur supplier
dan perbankan. Sedangkan modal sendiri merupakan modal yang berasal dari pihak
perusahaan baik dari pemilik perusahaan (pemegang saham) maupun laba yang tidak
diragikan (laba ditahan). Modal yang digunakan perusahaan lebih dari satu maka
44 Heny Fuji Rosyidiana, Penerapan Economic Value Added dan Market Value Added dalam
Penilaian Kinerja Keuangan Perusahaan, h. 35.
45
Heny Fuji Rosyidiana, Penerapan Economic Value Added dan Market Value Added dalam
Penilaian Kinerja Keuangan Perusahaan, h. 36
41
biaya modal yang digunakan dalam menghitung EVA adalah biaya modal rata-rata
tertimbang (WACC).
42
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Perusahaan46
PT Semen Bosowa Maros adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang
pembuatan atau produksi semen yang didirikan dengan Akta Nomor 29 Januari 1991
dari Notaris Ny. Mestariany Habie, S.H., Notaris di Makassar. Anggaran dasar
perusahaan mengalami perubahan, terakhir sesuai dengan berita acara rapat yang
diaktakan dengan Nomor 3 dari Uus Sumirat, S.H., tanggal 15 Desember 2005
tentang Penigkatan Modal Dasar Perusahaan.
PT Semen Bosowa Maros adalah salah satu anak perusahaan dari BOSOWA
INVESTAMA yang didirikan oleh H. M. Aksa Mahmud pada Tanggal 6 April 1978.
Latar belakang pilihan nama Bosowa yang berasal dari singkatan Bone, Soppeng,
Wajo adalah didasarkan pada latar belakang sejarah kerajaan Bugis yang dikenal
dengan nama “Tellu Poccoe” (tiga serangkai). Kerajaan Bone, kerajaan Soppeng, dan
kerajaan Wajo.
Dalam sejarahnya ketiga kerajaan tersebut selalu rukun dan damai,
bersaudara, dan saling membantu dalam segala hal. Selain itu, ketiga kerajaan
tersebut mempunyai ciri dan karakteristik yang berbeda, yaitu:
a. Kerajaan Bone yang terkenal dengan sistem pemerintahannya yang bagus
b. Kerajaan Soppeng terkenal dengan hasil pertaniannya yang melimpah dan,
46
Eva S. Tangdilintin, Pengaruh Bauran Promosi Terhadap Nilai Penjualan Semen Pada
PT. Semen Bosowa Maros, Skripsi. (Makassar: Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas
Hasanudin, 2014), h. 31.
43
c. Kerajaan Wajo dengan masyarakat yang memiliki jiwa bisnis yang tinggi.
Kebijakan pendirian pabrik didasarkan pada permintaan kebutuhan seen yang
semakin meningkat khususnya di kawasan Indonesia Timur dan dunia pada
umumnya. Bosowa Group bermaksud berpartisipasi dalam membangun industtri
regional dan nasional dengan mmbangun pabrik semen baru yang didukung oleh
tersedianya areal dan bahan baku semen yang memadai.
Pabrik Semen Bosowa Maros memiliki peran penting dalam program
pembangunan sumber daya alam dan manusia di Propinsi Sulawesi Selatan. Investasi
untuk proyek ini telah dilakukan sejak tahun 1990. Pabrik semen baru di daerah
Tukamasea Desa Baruga Kecamatan Bantiurung yaitu 45 km dari Makassar dan 10
km dari kota Maros. Areal konsesi meliputi 1.000 Ha untuk bahan baku, 60 Ha untuk
lokasi pabrik dan 40 Ha untuk lokasi perumahan.
Perusahaan bergerak di bidang industri semen. Sejak bulan Maret 1999,
perusahaan telah mulai berproduksi, namun dengan kapasitas yang jauh di bawah
yang ditargetkan sehingga menejemen menetapkan awal produksi komersil adalah
tanggal 1 Januari 2000. dalam menjalankan kegiatan operasionalnya, perusahaan
telah mendapat persetujuan dari Menteri Negara Penggerak Dana Investasi/Ketua
Badan Koordinasi Penanaman Modal Republik Indonesia dengan Surat Persetujuan
Penanaan Modal Dalam Negeri Nomor 650/I/PMDN/1994 tanggal 10 Oktober 1994.
Perusahaan telah mendapat izin pertambangan sesuai dengan Surat Izin
Pertambangan Daerah (SIPD) Nomor KPTS. 446/IX/94 tanggal 17 September 1994
dari Gubernur KDH Tingkat I Sulawesi Selatan. Lokasi areal pertambangan 45 bahan
44
baku semen (limestone)/batu gamping terletak pada kawasan seluas 750 Ha di desa
Tulamasea dan desa Baruga kecamatan Bantimurung kabupaten Dati II
Maros.
Setelah penelitian geologi dan izin-izin pendukung dari pemerintah selesai,
Bosowa Investama memulai pelaksanaan proyek semen pada tanggal 3 April 1995.
Tanggal 23 Agustus 1998 mulai memproduksi semen.
Pada tanggal 8 April 1999, PT Semen Bosowa Maros telah berhasil
memproduksi klinker sendiri, selanjutnya pada tanggal 12 April 1999 berhasil
menghasilkan Semen Bosowa dengan menggunakan klinker yang dihasilkan dari
penambangan gugus gamping explorasi semen bosowa. Pembangunan klinker ini 70
persen didanai oleh perbankan, sebagai penanaman modal sekaligus pemegang saham
tertinggi.
B. Visi dan Misi Perusahaan
Adapun visi dan misi PT. Semen Bosowa Maros adalah sebagai berikut:
Visi: PT. Semen Bosowa Maros yang tumbuh dan berkembang di era
reformasi dengan dinamis menyongsong era globalisasi dan perdagangan
bebas untuk menjadi perusahaan kelas dunia di bidang industri semen dengan
tekad memenuhi kepuasan pelanggan.
Misi: Memberikan berkah bagi masyarakat dengan membangun kepeloporan
ekonomi nasional.
45
C. Struktur Organisasi
Suatu organisasi dengan segala aktivitasnya, terdapat hubungan antara
orang-orang yang menjalankan aktifitasnya. Semakin banyak kegiatan yang
dilakukan dalam organisasi, maka makin banyak pula hubungan-hubungan dalam
organisasi tersebut. Struktur organisasi yang baik merupakan salah satu syarat
keberhasilan untuk menangani kegiatan usaha dalam rangka pencapaian sasaran
perusahaan. Tetapi struktur organisasi yang tepat bagi suatu perusahaan haruslah
menguntungkan dari segi ekonomi dan bersifat fleksibel sehingga bila ada peluasan
keadaan, tidak akan mengganggu susunan yang telah ada.
Adapun susunan struktur organisasi dari PT. Semen Bosowa Maros adalah
sebagai berikut:47
\
47
Eva S. Tangdilintin, Pengaruh Bauran Promosi Terhadap Nilai Penjualan Semen Pada PT.
Semen Bosowa Maros, h. 36.
46
Gambar 4.2
Struktur Organisasi PT. Semen Bosowa Maros
Sumber: PT. Semen Bosowa Maros
Presiden
Direktur
Manajemen
Representatif
Vice Presiden
Direktur
Vice
Presiden
Direktu
Direktorat
Administrasi
Direktorat
Finance
Direktorat
Marketing &
Distribusi
Direktorat
Technic
Departement
Warehouse
Departement
Accounting
Departement
Quarry
Departement
Production
Departement
Quality
Assurance
Departement
Maintanance
& Electical
Departement
Administrasi
Departement
Purchasing
47
Adapun pembagian tugas masing-masing fungsi dalam struktur organisasi
perusahaan adalah sebagai berikut:48
a. Presiden Direktur
Presiden direktur merupakan pemegang kekuatan tertinggi dan mempunyai
tugas dan tanggung jawab dalam menjalankan dan mengelola perusahaan secara
keseluruhan.
b. Manajemen Representatif
Manajemen representatif mempunyai tugas membantu presiden direktur
dalam hal mengatur perusahaan dan bertanggungjawab langsung kepada presiden
direktur.
c. Vice Presiden Direktur
Vice presiden direktur bertugas dalam pengoperasian pabrik dan
bertanggungjawab kepada presiden direktur.
d. Direktorat Internal Audit
Internal Audit mempunyai tugas membantu presiden direktur dalam hal
mengaudit segala sesuatu yang terjadi di perusahaan.
e. Direktorat Administrasi
Memiliki tugas dalam mengkoordinasikan bidang-bidang yang
menyangkut masalah administrasi perusahaan dan masalah sumber daya manusia
atau masalah tentang kepegawaian terutama mengenai pengembangan kinerja
48
Eva S. Tangdilintin, Pengaruh Bauran Promosi Terhadap Nilai Penjualan Semen Pada PT.
Semen Bosowa Maros, h. 37.
48
karyawan pada umumnya. Direktorat administrasi bertanggungjawab kepada vice
presiden direktur dan membawahi langsung beberapa departemen yakni
departemen administrasi dan depertemen purchasing.
f. Direktorat Finance
Memiliki tugas mengelola keuangan dan pembuatan anggaran perusahaan
sesuai dengan sistem dan prosedur yang telah ditetapkan perusahaan, dan
bertanggungjawab langsung kepada vice presiden direktur. Direktorat finance
membawahi langsung beberapa departemen, yakni departemen warehouse dan
departemen accounting.
g. Direktorat Marketing dan Distribusi
Memiliki tugas mengkoordinir bidang-bidang yang menyangkut dengan
masalah pemasaran dan bertangungjawab kepada vice presiden direktur.
h. Directorat Technic
Direktorat Teknik memiliki tugas memerbaiki, menjalankan,
mengoperasikan, dan mengendalikan mutu dari perusahaan, khususnya dalam
bidang perteknikan. Direktorat teknik bertanggungjawab kepada vice presiden
direktur dan membawahi langsung beberapa departemen, yakni departemen
quarry, departemen production, departemen quality assurance, dan departemen
Maintenance.
D. Analisis Economic Value Added (Nilai Tambah Ekonomis)
EVA adalah suatu sistem manajemen keuangan untuk mengukur laba
ekonomis dalam suatu perusahaan yang menyatakan bahwa kesejahteraan hanya
49
dapat tercapai jika perusahaan mampu memenuhi semua biaya operasi (operating
cost) dan biaya modal (cost of capital).
Analisis EVA digunakan untuk mengetahui keadaan perusahaan apakah
perusahaan itu sehat atau tidak. Apabila hasil dari EVA menunjukkan nilai yang
positif maka perusahaan itu sehat dan jika sebaliknya menunjukkan nilai yang negatif
maka perusahaan itu tidak sehat.
E. Hasil Penelitian
Besarnya perbedaan angka antara di tahun 2013 dibanding tahun 2012
membuat hampir tidak mungkin bagi PT. Semen Bosowa untuk menjadikan
pencapaian di tahun 2012 sebagai acuan kinerja operasional untuk tahun 2013. Total
pendapatan konsolidasi dari penjualan semen dan produk lain di tahun 2013 mencapai
Rp.1.815,6 miliar, turun 21% dari Rp.2.288,1 miliar di tahun 2012. Penurunan
tersebut terutama disebabkan karena menurunnya volume penjualan. Produksi semen
pada tahun 2013 sedikit menurun sebesar 0,5% menjadi 264.162 ton dibandingkan
265.468 ton pada tahun 2012. Penjualan produk perseroan mengalami penurunan
sebesar 21% dari Rp 2.288,1 miliar di tahun 2012 menjadi Rp1.815,6 miliar di tahun
2013.
Ringkasan laporan laba rugi perseroan pada tahun 2012-2013 dapat dilihat
pada Tabel 4. 1 di bawah ini.49
49
Hasil wawancara dengan Evyana M. Rahayu, Direktur Keuangan Perusahaan PT. Semen
Bosowa Maros dan Sanaldi, S. Pd. I, Staf Keuangan PT. Semen Bosowa Maros, (Maros: 5 Maret
2015).
50
Tabel 4. 1
Laba Rugi PT. Semen Bosowa Maros Tahun 2012-2013
(Dalam Ribuan Rupiah)
Komponen
2012 2013
Penjualan
2.888.143.121
1.815.557.167
Beban Pokok Penjualan
1.512.477.229
1.216.130.626
Laba Kotor
775.665.892
99.426.541
Beban Usaha
164.209.981
139.389.407
Laba Usaha
611.455.911
460.037.134
Penghasilan (beban) Lain-lain
20.305.894
(50.678.760)
Laba Sebelum Beban Pajak Penghasilan
Badan
631.761.805
409.358.374
Jumlah Beban Pajak Penghasilan Badan
(185.793.379)
(123.134.555)
Laba Sebelum Hak Minoritas atas Laba
Bersih anak Perusahaan
445.968.426
286.223.819
Laba Bersih
439.516.256
281.766.208
Laba Bersih Per Saham Dasar 236 151 Sumber: PT. Semen Bosowa
Laba perseroan di tahun 2013 juga lebih rendah daripada tahun 2012,
terutama disebabkan oleh menurunnya pendapatan konsolidasi. PT. Semen Bosowa
Maros mendapatkan laba bersih sebesar Rp 281,8 miliar di tahun 2013, sedangkan di
tahun 2012 sebesar Rp 439,5 miliar. Hal ini mencerminkan laba per saham sebesar
Rp 151 di tahun 2013 sedangkan di tahun 2012 sebesar Rp 236. Laba bersih
terhadap jumlah aset mencapai 12,5% di tahun 2013, sedangkan di tahun 2012
51
sebesar 20,4%. Pada tahun 2013, laba bersih terhadap jumlah ekuitas mencapai
16,0%, adapun di tahun 2012 sebesar 28,3%.
Ringkasan neraca PT. Semen Bosowa Maros tahun 2012-2013 dapat dilihat
pada Tabel 4. 2 di bawah ini.50
Tabel 4. 2
Neraca PT. Semen Bosowa Maros Tahun 2012-2013
(Dalam Ribuan Rupiah)
Komponen
2012
2013
Aset Lancar
803.628.697
615.541.739
Aset Tidak Lancar
1.352.535.319
1.646.256.500
Jumlah Aset 2.156.164.013 2.261.798.239
Kewajiban Lancar
354.044.207
235.648.479
Kewajiban Tidak Lancar
223.944.244
239.318.606
Jumlah Kewajiban
577.988.451
474.967.085
Jumlah Ekuitas Bersih
1.552.963.652
1.765.580.591
Jumlah Kewajiban dan Ekuitas
2.156.164.013
2.261.798.239 Sumber: PT. Semen Bosowa
EVA merupakan suatu metode pengukuran kinerja perusahaan yang
menghitung laba ekonomis sebenarnya yang telah berhasil diciptakan oleh suatu
perusahaan. Dengan menghitung nilai EVA, perusahaan dapat melihat suatu gambaran
50
Hasil wawancara dengan Evyana M. Rahayu, Direktur Keuangan Perusahaan PT. Semen
Bosowa Maros dan Sanaldi, S. Pd. I, Staf Keuangan PT. Semen Bosowa Maros, (Maros: 5 Maret
2015).
52
mengenai peningkatan atau penurunan nilai laba ekonomis yang sebenarnya tercipta dari
kinerjanya, sehingga diketahui posisi perusahaan menurut sudut pandang investor.
Nilai EVA PT. Semen Bosowa Maros pada tahun 2012 lebih tinggi
dibandingkan tahun 2013. Penurunan ini disebabkan oleh perubahan-perubahan nilai
komponen-komponen EVA. Komponen-komponen EVA terdiri dari Net Operating
After Tax (NOPAT) dan Cost of Capital (COC). Yang dimaksud dengan NOPAT
yaitu laba operasi bersih sesudah pajak, sedangkan COC adalah semua biaya yang
secara riil dikeluarkan oleh perusahaan dalam rangka mendapatkan sumber dana baik
yang berasal dari hutang, saham preferen, saham biasa, maupun laba ditahan untuk
membiayai investasi perusahaan.
Nilai EVA pada tahun 2012 sebesar Rp.1.024.496.611.000 sedangkan pada
tahun 2013 mengalami penurunan yang disebabkan oleh menurunnya volume
penjualan produk sehingga menjadi minus Rp.40.707.153.000. Ringkasan
perhitungan nilai EVA yang telah dicapai perusahaan dapat dilihat pada Tabel 4. 3.51
51
Hasil wawancara dengan Evyana M. Rahayu, Direktur Keuangan Perusahaan PT. Semen
Bosowa Maros dan Sanaldi, S. Pd. I, Staf Keuangan PT. Semen Bosowa Maros, (Maros: 5 Maret
2015).
53
Tabel 4. 3
Nilai EVA PT. Semen Bosowa Maros Tahun 2012-2013
(Dalam Ribuan Rupiah)
Periode Laba Bersih
(Rp)
Biaya
Bunga
(Rp)
NOPAT
(Rp)
COC (Rp) EVA (Rp)
2012
439.516.25
6
24.465.83
3
463.983.08
9
-560.154.522
1.024.496.61
1
2013
281.766.20
8
27.899.26
6
309.665.43
4
350.372.587,0
2
-40.707.153
Selisih
157.750.04
8
3.433.433
154.316.65
5
910.887.109.4
1
1.065.203.76
4
35,89%
14%
33%
104%
163%
Sumber: PT. Semen Bosowa
Hasil perhitungan NOPAT pada tahun 2013 mengalami penurunan
dibandingkan pada tahun 2012. Biaya bunga mengalami peningkatan karena tidak
diimbangi dengan kenaikan laba bersih perusahaan. Biaya bunga tahun 2013
meningkat dari tahun sebelumnya sebesar Rp.3.433.433.000 sedangkan laba bersih
mengalami penurunan sebesar Rp.157.750.048.000. Oleh karena biaya bunga yang
dibayarkan oleh perusahaan meningkat, maka berakibat pada penurunan nilai
NOPAT.
Biaya hutang (Kd*) perusahaan mengalami peningkatan dari 0,079 menjadi
0,082. Peningkatan ini disebabkan oleh kenaikan proporsi hutang dari
Rp.217.000.000.000 menjadi Rp.244.000.000.000. Biaya ekuitas (Ke) perusahaan
54
juga meningkat dari minus 44,089% menjadi 20,632%. Pada tanggal 31 Desember
2013, jumlah ekuitas sebesar Rp.1.766 miliar, mengalami kenaikan sebesar 14%
dibandingkan dengan ekuitas pada tanggal 31 Desember 2012 sebesar Rp.1.553
miliar.
Kondisi kenaikan biaya hutang dan biaya ekuitas perusahaan mengakibatkan
biaya modal rata-rata tertimbang (WACC) mengalami peningkatan sebesar 47,954%
karena WACC diperoleh dari penjumlahan proporsi biaya hutang dengan proporsi
biaya ekuitas. Nilai WACC pada tahun 2012 sebesar -30,961% menjadi 16,994%
pada tahun 2013. Selain itu, kondisi ini juga disebabkan proporsi ekuitas dalam
struktur permodalan mengalami kenaikan dari 72,024% tahun 2012 menjadi 78,061%
tahun 2013.
Nilai Invested Capital (IC) perusahaan mengalami peningkatan, peningkatan
ini disebabkan oleh penjualan modal saham yang dibeli kembali dari laba bersih di
tahun 2013 sebelumnya sebesar Rp.251.369.864.000. Pada tahun 2012, nilai IC
perusahaan sebesar Rp.1.810.415.739.000 dan pada tahun 2013 meningkat menjadi
Rp.2.061.785.603.000.
Nilai rata-rata COC pada tahun 2013 lebih besar daripada tahun sebelumnya.
Nilai COC pada tahun 2013 sebesar Rp.350.372.587.000, sedangkan pada tahun 2012
sebesar minus Rp.560.154.522.000. Naiknya biaya modal perusahaan ini
mengakibatkan nilai EVA pada tahun 2013 mengalami penurunan dibandingkan
tahun sebelumnya. Nilai EVA tahun 2012 sebesar Rp.1.024.496.611.000, sedangkan
pada tahun 2013 sebesar minus Rp.40.707.153.000.
55
Nilai EVA pada tahun 2012 menghasilkan angka yang positif karena nilai
NOPAT lebih besar daripada nilai biaya modal perusahaan. Hal ini menunjukkan
bahwa perusahaan sudah dapat menambahkan nilai ekonomis ke dalam perusahaan
atau mampu membayar seluruh kewajibannya kepada penyedia dana (investor) dan
pemerintah (pajak) dan juga mampu menghasilkan laba yang lebih tinggi bagi
perusahaan.
Pada tahun 2013, nilai EVA menghasilkan angka yang negatif, dimana
terjadi penurunan sebesar Rp.1.065.203.764.000. Hal ini menunjukkan bahwa tidak
terjadi proses nilai tambah atau dengan kata lain perusahaan tidak mampu
membayarkan kewajiban kepada para penyandang dana atau kreditur sebagaimana
yang diharapkan.
Semua penurunan angka yang terjadi pada tahun 2013 yang menghasilkan
angka yang negatif pada komponen-komponen EVA yaitu NOPAT, WACC, IC, dan
COC disebabkan oleh penurunan pada volume penjualan produk. Penurunan ini
terjadi karena suasana pemasaran saat itu menurun karena sibuknya pemilihan
legislatif dan presiden. Selain itu perusahaan juga mengalami kekurangan bahan baku
sehingga membuat produksi semen anjlok hingga mencapai 20%. Penjualan
merupakan unsur dari NOPAT, penurunan penjualan ini akan menurunkan NOPAT
yang pada akhirnya mengurangi nilai EVA.
Selain penurunan penjualan yang memengaruhi turunnya nilai NOPAT,
pendapatan laba bersih yang menurun juga dipengaruhi karena adanya pemenuhan
56
ganti rugi kepada masyarakat Maros akibat pencemaran lingkungan yang disebabkan
oleh limbah perusahaan.
Faktor yang menyebabkan ekuitas dan biaya bunga perusahaan meningkat
pada tahun 2013 karena perusahaan meminjam dana pada perbankan untuk pembiayaan
pembangunan pabrik tahap 2 yang akan digunakan tahun 2014, serta penambahan daya
pasokan listrik mencapai 50 MW. Kenaikan ekuitas ini berakibat pada kenaikan
proporsi struktur modal ekuitas dan bunga perusahaan, hal tersebut mengakibatkan
nilai WACC pun meningkat sehingga nilai EVA mengalami penurunan. Biaya bunga
mengalami peningkatan tetapi tidak diimbangi dengan kenaikan laba bersih
perusahaan. Biaya bunga yang dibayarkan oleh perusahaan meningkat, maka
berakibat pada penurunan nilai NOPAT.
Penelitian ini mempunyai keterbatasan-keterbatasan yang dapat dijadikan
bahan pertimbangan bagi peneliti agar permasalahan yang ada tidak meluas.
Penelitian ini hanya menggunakan objek penelitian pada perusahaan PT. Semen
Bosowa yang ada di Maros dan hanya menganalisis laporan laba rugi perusahaan
selama 2 tahun, karena data keuangan yang diberikan oleh perusahaan hanya dalam
waktu 2 periode yaitu tahun 2012 dan tahun 2013. Selain itu konsep EVA hanya
digunakan untuk menggambarkan bagaimana kemampuan perusahaan menciptakan
nilai tambah ekonomis.
Variabel yang digunakan dalam penelitian ini hanya memakai satu analisis
yaitu Economic Value Added sehingga tidak semua permasalahan yang ada pada
perusahaan PT. Semen Bosowa Maros diketahui.
57
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan analisis kinerja keuangan dengan menggunakan metode EVA,
PT. Semen Bosowa Maros pada tahun 2012 memiliki nilai EVA yang positif, berarti
perusahaan telah mampu menciptakan nilai tambah ekonomis kepada investornya.
Namun pada tahun 2013, perusahaan memiliki nilai EVA negatif dan mengalami
penurunan dari tahun 2012. Hal ini menunjukkan bahwa tidak terjadi proses nilai
tambah ekonomis kepada investor.
B. Implikasi Penelitian
1. Hasil penelitian yang dilakukan diketahui bahwa PT. Semen Bosowa Maros
pada tahun 2012 memiliki nilai EVA yang positif yang berarti perusahaan
telah mampu menciptakan nilai tambah ekonomis kepada investornya dan
perusahaan.
2. Hasil penelitian yang dilakukan diketahui bahwa pada tahun 2013, perusahaan
memiliki nilai EVA negatif dan mengalami penurunan. Hal ini menunjukkan
bahwa tidak terjadi proses nilai tambah ekonomis kepada investor maupun
perusahaan.
Dari implikasi hasil penelitian tersebut diharapkan bagi perusahaan untuk
meningkatkan kepercayaan kepada pemegang saham dan mampu menunjukkan
kinerja perusahaan yang baik dan menyampaikan informasi mengenai perkembangan
58
perusahaan dan laporan keuangan perusahaan atau kinerja keuangan terhadap para
pemegan saham dan bagi investor ataupun calon investor sebelum melakukan
investasi sebaiknya mencari tahu tentang profil perusahaan dalam menjamin
keakuratan data informasi keuangan serta informasi lainnya yang dapat membantu
dalam pengambilan keputusan.
59
DAFTAR PUSTAKA
Amonio, Wilmar Gulo. Analisis Economic Value Added (EVA) sebagai Alat
Pengukur Kinerja Keuangan PT. SA, Skripsi. Bogor: Fakultas Ekonomi dan
Manajemen, 2011.
Ayu, Ida Hendrawati Endang. Analisis Penilaian Kinerja Keuangan Berdasarkan
Metode Economic Value Added (EVA), Jurnal. Vol. 4 No. 3, 2010.
Baridwan, Zaki. Manajemen Keuangan, Jakarta: Salemba Empat, 2006
Departemen, Agama RI. Al-Qur’an dan Terjemahannya. Bandung: Sigma, 2005.
Dukat, Erwan. Alat-alat Analisa Laporan Keuangan. Yogyakarta: Akuntan Grup,
2011
Ghozali, Chairi. Manajemen Keuangan. Cet. 1. Jakarta: UGM 2007.
Harjito, Agus. Manajemen keuangan. Yogyakarta: Ekonesia, 2007.
Indriantoro, Nur Supomo Bambang. Metodologi Penelitian Bisnis. Yogyakarta:
BPFE, 2011).
Lutfiana, Lina Sudjana dan Nengah, Endang Wi. Analisis Kinerja Keuangan
Perusahaan dengan Menggunakan Metode Economic Value Added (EVA) dan
Metode Market Value Added (MVA). Studi Kasus pada PT. Japfa Comfeed
Indonesia Tbk. dan PT. Charoen Pokphand Indonesia Tbk, di BEI, 2011.
Mahmud, Halim. Analisis Laporan Keuangan. Cet. 1. Yogyakarta: STIE YKPN:
2008.
Martono, Manajemen Keuangan. Yogyakarta: Ekonesia, 2004.
Nitisemito, Alex Mulyadi. Pembelanjaan Perusahaan. Ed. 2. Yogyakarta: STIE
YKPN: 2005.
Raharja, Manajemen Keuangan Perusahaan. Jakarta: Erlangga, 2010.
Rosyidiana, Heny Fuji. Penerapan Economic Value Added (EVA) dan Market Value
Added (MVA) dalam Penilaian Kinerja Keuangan Perusahaan pada PT.
Mandom Indonesia tbk, Skripsi. Malang: Fakultas Ekonomi Universitas
Muhammadiyah, 2006.
Sartono, Agus. Manajemen Keuangan. Yogyakarta: BPFE, 2008.
60
Setyarini, Fina. Analisa Penerapan Antara EVA dengan Rasio Keuangan dalam
Menilai Kinerja Perusahaan Makanan dan Minuman yang Terdaftar di BEJ.
Skripsi. Yogyakarta: Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga, 2006.
Suharjo, Heri. Analisis Economic Value Added (EVA) sebagai Metode Alternatif
Penilaian Kinerja Keuangan dan Pengaruhnya terhadap Pengembalian Saham,
Tesis. Semarang: Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro, 2001.
Sutrisno, Manajemen keuangan. Yogyakarta: Fakultas Ekonomi UII, 2005.
Warsono, Manajemen Keuangan Perusahaan. Malang: Bayumedya, 2004.
Young, O’Bye. EVA dan Pertambahan Nilai. Jakarta: Salemba Empat, 2010
LAMPIRAN
Laba Rugi PT. Semen Bosowa Maros Tahun 2012-2013
(dalam Ribuan Rupiah)
Komponen
2012 2013
Penjualan
2.888.143.121
1.815.557.167
BebanPokokPenjualan
1.512.477.229
1.216.130.626
LabaKotor
775.665.892
99.426.541
Beban Usaha
164.209.981
139.389.407
Laba Usaha
611.455.911
460.037.134
Penghasilan (beban) Lain-lain
20.305.894
(50.678.760)
LabaSebelumBebanPajakPenghasilanBadan
631.761.805
409.358.374
JumlahBebanPajakPenghasilanBadan
(185.793.379)
(123.134.555)
LabaSebelumHakMinoritasatasLabaBersihanak
Perusahaan
445.968.426
286.223.819
LabaBersih
439.516.256
281.766.208
LabaBersih Per SahamDasar 236 151 Sumber: PT. Semen BosowaMaros Tahun 2015
Neraca PT. Semen BosowaMarosTahun 2012-2013
(dalamRibuan Rupiah)
Komponen
2012
2013
AsetLancar
803.628.697
615.541.739
AsetTidakLancar
1.352.535.319
1.646.256.500
JumlahAset 2.156.164.013 2.261.798.239
KewajibanLancar
354.044.207
235.648.479
KewajibanTidakLancar
223.944.244
239.318.606
JumlahKewajiban
577.988.451
474.967.085
JumlahEkuitasBersih
1.552.963.652
1.765.580.591
JumlahKewajibandanEkuitas
2.156.164.013
2.261.798.239 Sumber: PT. Semen Bosowa Maros Tahun 2015
NilaiEVA PT. Semen BosowaMarosTahun 2012-2013
(dalamRibuan Rupiah)
Periode LabaBersih
(Rp)
BiayaBung
a
(Rp)
NOPAT
(Rp)
COC
(Rp)
EVA
(Rp)
2012
439.516.25
6
24.465.833
463.983.08
9
-560.154.522
1.024.496.61
1
2013
281.766.20
8
27.899.266
309.665.43
4
350.372.587,0
2
-40.707.153
Selisih
157.750.04
8
3.433.433
154.316.65
5
910.887.109.4
1
1.065.203.76
4
35,89%
14%
33%
104%
163% Sumber: PT. Semen Bosowa Maros Tahun 2015
RIWAYAT HIDUP
AL MAIDAH, dilahirkan di Sadar Kec. Dapurang
Kab. Luwu pada tanggal 8 Desember 1994. Penulis
merupakan anak ke-delapan dari sembilan
bersaudara, buah hati dari Ibunda Nurhaebah
(Almarhumah) dan ayahanda Sabba. Penulis
memulai pendidikan di Sekolah Madrasah
Ibtidayyah Negeri Sepa’batu (MIN Sepa’batu). Setelah tamat SD pada tahun 2004,
penulis melanjutkan pendidikan di Pesantren Salafiyah Kekkes, kemudian pada tahun
2008 penulis melanjutkan pendidikan di SMK Negeri 1 Tinambung, pada tahun 2011
kemudian penulis melanjutkan pendidikan di Universitas Islam NegeriAlauddin
Makassar di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Jurusan Manajemen dan
menyelesaikan studi pada tahun 2015.