Post on 30-Oct-2021
Jurnal Media Ekonomi (JURMEK) Vol. 23, No. 2 Agustus 2018 ISSN: 1693-4768
STIE MURA LUBUKLINGGAU Jurnal Media Ekonomi Vol. 23 No.2, Agustus 2018 35
ANALISIS KINERJA KEUANGAN DILIHAT DARI CURRENT RATIO, DEBT
TO EQUITY RATIO, DAN RETURN ON ASSETS PADA KOPERASI WANITA
“SALIMA” KECAMATAN TUGUMULYOKABUPATEN MUSI RAWAS
Surajiyo, M. Efendi & Siti Fatimah
Dosen & Alumni Program Studi Manajemen STIE Musi Rawas, Lubuklinggau
Email : surajiyo@muralinggau.ac.id, muhammad_effendi@muralinggau.ac.id
ABSTRACT
This study aims to determine financial performance. Based on the Regulation of the
State Minister of Cooperatives and Small and Medium Enterprises of the Republic of Indonesia
Number 20 / Per / M.KUKM / XI / 2008. The type of research conducted by descriptive
quantitative. The data sources used are secondary data derived from financial statements in the
form of balance sheets and profit and loss between 2012-2016. The data analysis technique in
this study uses quantitative analysis, namely analyzing financial statements with a ratio
approach, namely the current ratio, debt to equity ratio, and return on assets, then adjusted to
the Regulation of the Minister of Cooperatives and Small and Medium Enterprises of the
Republic of Indonesia Number 20 / Per / M .KUKM / XI / 2008. The results showed that based
on the Regulation of the State Minister of Cooperatives and Small and Medium Enterprises of
the Republic of Indonesia Number 20 / Per / M.KUKM / XI / 2008 "SALIMA" Women's
Cooperative in Tugumulyo District, Musi Rawas Regency for five years from 2012-2016 seen
from the Current Ratio including the unhealthy category. Thus the "SALIMA" Women's
Cooperative is unable to pay its short-term obligations. Whereas based on the Debt to Equity
Ratio from 2012 to 2016 included in the category of unhealthy. Thus indicating that the
cooperative capital condition is insufficient to guarantee the debt given by the creditor. While
based on On Asset Returns from 2012 to 2016 included in the category of being less healthy.
Thus cooperatives are less able to manage their assets so as to produce unhealthy profits.
Keywords: Financial Performance, Current Ratio, Debt to Equity Ratio, and Return On Assets.
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kinerja keuangan. Berdasarkan Peraturan
Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia Nomor
20/Per/M.KUKM/XI/2008. Tipe penelitian yang dilakukan dengan Deskriptif kuantitatif.
Adapun sumber data yang digunakan adalah data sekunder yang berasal dari laporan
keuangan berupa neraca dan laba rugi antara tahun 2012-2016. Teknik analisis data dalam
penelitian ini menggunakan analisis kuantitatif yaitu menganalisis laporan keuangan dengan
pendekatan rasio yaitu current ratio, debt to equity ratio, dan return on asset, kemudian
disesuaikan dengan Peraturan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah
Republik Indonesia Nomor 20/Per/M.KUKM/XI/2008. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
berdasarkan Peraturan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik
Indonesia Nomor 20/Per/M.KUKM/XI/2008 Koperasi Wanita “SALIMA” Kecamatan
Jurnal Media Ekonomi (JURMEK) Vol. 23, No. 2 Agustus 2018 ISSN: 1693-4768
STIE MURA LUBUKLINGGAU Jurnal Media Ekonomi Vol. 23 No.2, Agustus 2018 36
Tugumulyo Kabupaten Musi Rawas selama lima tahun dari tahun 2012-2016 dilihat dari
Current Ratio termasuk kategori tidak sehat. Dengan demikian Koperasi Wanita “SALIMA”
tidak mampu membayar kewajiban jangka pendeknya. Sedangkan berdasarkan Debt to Equity
Ratio pada tahun 2012 sampai dengan tahun 2016 termasuk kategori tidak sehat. Dengan
demikian menunjukkan bahwa keadaan modal koperasi tidak mencukupi untuk menjamin
hutang yang diberikan kreditur. Sedangkan berdasarkan Retur On Asset pada tahun 2012
sampai dengan 2016 termasuk kategori kurang sehat. Dengan demikian koperasi kurang
mampu mengelola aktiva yang dimiliki sehingga menghasilkan laba yang kurang sehat.
Kata kunci: Kinerja Keuangan, Current Ratio, Debt to Equity Ratio, dan Return On Asset.
I. PENDAHULUAN
Koperasi merupakan badan usaha yang
beranggotakan orang-orang atau badan
hukum koperasi dengan melandaskan
kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi
sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat
yang berdasarkan asas kekeluargaan.Untuk
menilai kinerja perusahaan dapat dilakukan
melalui analisis terhadap laporan keuangan
perusahaan atau lembaga keuangan dengan
berbagai alat analisis.Analisis dilakukan
untuk memperoleh informasi mengenai
apakah suatu perusahaan mempunyai
tingkat kinerja atau tingkat kesehatan
perusahaan dengan baik, yaitu menjanjikan
dan dapat mempertahankan kelangsungan
usahanya.
Sebagai badan usaha koperasi harus
dikelola secara baik mengikuti prinsip
ekonomi, sumber-sumber ekonomi yang
dimiliki harus dipergunakan secara efisien
untuk mencapai tujuan. Tujuan utama
koperasi adalah untuk meningkatkan
kesejahteraan anggota, meskipun koperasi
lebih mengutamakan kepentingan anggota
dari pada laba, akan tetapi koperasi harus
tetap berusaha agar tidak terjadi kerugian
dan dapat terus berkembang. Tujuan
tersebut bisa tercapai jika kinerja keuangan
tersebut baik sehingga koperasi dapat
berjalan secara efisien dan efektif.
Dalam kegiatan koperasi
menggunakan manajemen keuangan dalam
operasional kinerjanya yang menghasilkan
laporan keuangan neraca dan laporan
keuangan laba rugi. Dalam laporan
keuangan tersebut berisikan akun-akun
yang dicatat setiap tahunnya oleh suatu
perusahan. Laporan keuangan ini sangat
membantu suatu perusahaan untuk melihat
kondisi keuangannya serta dapat
mengetahui perusahaan tersebut dalam
kondisi baik atau buruknya. Dengan adanya
laporan keuangan neraca dan laporan
keuangan laba rugi tersebut dapat dianalisis
laporan keuangannya. Menganalisis laporan
keuangan dapat digunakan suatu
perusahaan untuk melihat hubungan penting
antar perkiraan laporan keuangan dan dapat
digunakan untuk mengevaluasi kondisi
keuangan dan kinerja koperasi..
Dengan Laporan keuangan dapat
membantu suatu perusahaan dalam
pengambilan keputusan. Pencatatan atau
penyusunan seluruh transaksi keuangan
yang dilakukan pada instansi keuangan dan
koperasi merupakan kegiatan rutin yang
selalu ada, baik pencatatan bulanan maupun
pencatatan tahunan. Menurut Fahmi
(2014:22) laporan keuangan merupakan
suatu informasi yang menggambarkan
kondisi suatu perusahaan, dimana
selanjutnya itu akan menjadi suatu
informasi yang menggambarkan tentang
kinerja suatu perusahaan. Kinerja tersebut
merupakan hasil dari laporan keuangan
yang telah disusun atau di catat setiap
Jurnal Media Ekonomi (JURMEK) Vol. 23, No. 2 Agustus 2018 ISSN: 1693-4768
STIE MURA LUBUKLINGGAU Jurnal Media Ekonomi Vol. 23 No.2, Agustus 2018 37
transaksi yang dilakukan setiap bulan atau
setiap tahunnya.
Dari laporan keuangan ada beberapa
rasio yang dapat digunakan dalam
menganalisis laporan keuangan suatu
perusahaan atau koperasi yaitu rasio
likuiditas, rasio solvabilitas, rasio aktivitas,
rasio profitabilitas.Dimana rasio likuiditas
merupakan rasio yang menggambarkan
kemampuan perusahaan dalam memenuhi
kewajiban (utang) jangka pendek. Artinya
apabila perusahaan ditagih, perusahaan
akan mampu untuk memenuhi
kewajibannya yang sudah jatuh tempo.
Rasio likuiditas terdiri dari Current ratio,
Cash Ratio, Quick Ratio.Current ratio
merupakan rasio untuk mengukur
kemampuan perusahaan dalam membayar
kewajiban jangka pendek atau utang yang
segera jatuh tempo pada saat ditagih secara
keseluruhan. Perhitungan rasio lancar dapat
dilakukan dengan cara membandingkan
antara total aktiva lancar dengan total utang
lancar.
Cash Ratio merupakan alat yang
digunakan untuk mengukur seberapa besar
uang kas yang tersedia untuk membayar
utang. Rasio ini dapat dihitung dengan Cash
Ratio sama dengan (kas+Bank) dibagi
dengan utang lancar. Quick Ratio
merupakan rasio yang menunjukkan
kemampuan perusahaan dalam memenuhi
atau membayar kewajiban atau utang lancar
dengan aktiva lancar tanpa
memperhitungkan nilai sediaan. Untuk
mencari quick ratio, diukur dari total aktiva
lancar, kemudian dikurangi dengan nilai
sediaan. Rasio solvabilitas merupakan rasio
yang digunakan untuk mengukur sejauh
mana aktiva perusahaan dibiayai dengan
utang. Artinya besarnya jumlah utang yang
digunakan perusahaan untuk membiayai
kegiatan usahanya jika di bandingkan
dengan menggunakan modal sendiri..
Rasio solvabilitas terdiri dari lima
rasio, yaitu rasio utang (Debt To Asset
Ratio), rasio utang terhadap modal (Debt
To Equity Ratio), rasio kelipatan bunga
yang dihasilkan (Times Interest Earnesd
Ratio), rasio utang jangka panjang terhadap
modal (Long Term Debt To Earned Ratio),
dan rasio laba operasional terhadap
kewajiban (Opearing Income to Liabilities
Ratio). Debt to Asset Ratio merupakan
rasio utang yang digunakan untuk
mengukur perbandingan antara total utang
dengan total aktiva. Maka rumus yang akan
digunakan dalam perhitungan ini adalah
total utang dibagi dengan total aset yang
dimiliki perusahaan. Debt to Equity Ratio
merupakan rasio yang digunakan untuk
menilai utang dengan ekuitas. Debt to
Equity Ratio juga merupakan pengukuran
keuangan pada sisi total utang yang didanai
oleh kreditor untuk operasional perusahaan
yang akan dijaminkan oleh modal
perusahaan.
Rasio keuangan ini sangat penting
digunakan untuk melakukan analisis
terhadap kondisi keuangan perusahaan serta
sangat bermanfaat untuk menilai kinerja
dan prestasi keuangan
perusahaan.Penelitian ini dilakukan untuk
melihat bagaimana kondisi keuangan
Koperasi Wanita (KOPWAN) “SALIMA”
dengan analisis rasio dan untuk mengetahui
kinerja keuangan di koperasi tersebut.
Koperasi Wanita “SALIMA” memiliki
laporan keuangan tahunan yang berupa
laporan keuangan neraca dan laporan
keuangan laba rugi, yang telah dilakukan
rapat rutin setiap tahunnya untuk laporan
umum pertanggung jawaban pengurus
Koperai Wanita ”SALIMA”. Laporan
keuangan tersebut akan dianalisis peneliti
dari tahun 2012-2016.
Jurnal Media Ekonomi (JURMEK) Vol. 23, No. 2 Agustus 2018 ISSN: 1693-4768
STIE MURA LUBUKLINGGAU Jurnal Media Ekonomi Vol. 23 No.2, Agustus 2018 38
Tabel 1. Aset Koperasi
Dari tabel diatas bahwa pada koperasi
tersebut aset lancar terus mengalami
kenaikan dari tahun ketahun, ini akan
berdampak pada kurang efektifnya
manajemen kas. Tahun 2013 utang lancar
mengalami penurunan yang diperkirakan
akan berdampak pada salah satu sumber
permodalan yang mengandung resiko yang
positif. Sedangkan pada total aset dan
modal dari tahun 2012–2016 terus menerus
mengalami kenaikan yang diperkirakan
akan berdampak positif bagi penggunaan
dana koperasi, baik investasi jangka
panjang maupun investasi jangka pendek.
Untuk total utang pada tahun 2013
mengalami penurunan dari tahun 2012
sebesar Rp 6.148.000 menjadi Rp
2.096.000 lalu naik kembali hingga tahun
2016. Akan tetapi laba bersih mengalami
penurunan pada tahun 2014 dan 2016 yang
diperkirakan akan berdampak pada
kesehatan keuangan koperasii.
Hasil yang telah diperoleh dari laporan
keuangan ada beberapa rasio yang
digunakan peneliti dalam menganalisis
laporan keuangan suatu perusahaan atau
koperasi yaitu rasio likuiditas, rasio
solvabilitas, dan rasio profitabilitas. Rasio
likuiditas peneliti hanya menggunakan satu
rasio yaitu Current Ratio, sedangakan
solvabilitas menggunakan Debt to Equity
Ratio, lalu untuk profitabilitas peneliti
menggunakan Return On Assets..
Berdasarkan analisa awal pada laporan
keuangan neraca dan laporan keuangan
laba rugi perusahaan, pihak manajemen
koperasi harus melakukan evaluasi, agar
mengetahui kondisi perkembangan
keuangan Koperasi Wanita “SALIMA”
untuk masa yang akan datang. Dalam hal
ini peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian yang berjudul “Analisis Kinerja
Keuangan dilihat dari CurrentRatio,Debt
to Equity Rati, dan Return On Assetspada
Koperasi Wanita “SALIMA” Kecamatan
Tugumulyo Kabupaten Musi Rawas”
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian KinerjaKeuangan
Menurut Fahmi (2014:2) kinerja
keuangan adalah suatu analisis yang
dilakukan untuk melihat sejauh mana suatu
perusahaan telah melaksanakan dengan
menggunakan aturan-aturan pelaksanaan
keuangan secara baik dan benar. Seperti
dengan membuat suatu laporan keuangan
yang telah memenuhistandar dan ketentuan
dalam SAK ( Standar Akuntansi Keuangan)
atau GAAP (General Acepted Accounting
Principle), dan lainnya.
Dan menurut Hery (2015:25)Analisis
kinerja keuangan merupakan suatu proses
pengkajian kinerja kauangan secara kritis,
yang meliputi peninjauan data keuangan,
penghitungan, pengukuran, interpretasi, dan
pemberian solusi terhadap masalah
keuangan perusahaan pada suatu periode
tertentu
Dengan demikian kinerja adalah
tentang melakukan pekerjaan dan hasil
yang dicapai dari pekerjaan tersebut.
Kinerja adalah tentang apa yang dikerjakan
dan bagaimana cara mengerjakannya.
Sedangkan menurut Bastian (dalam Fahmi,
2015:2) kinerja adalah gambaran mengenai
tingkat pencapaian pelaksanaan suatu
kegiatan/program/kebijaksanaan dalam
mewujudkan sasaran, tujuan, misi dan visi
organisasi yang tertuang dalam perumusan
Jurnal Media Ekonomi (JURMEK) Vol. 23, No. 2 Agustus 2018 ISSN: 1693-4768
STIE MURA LUBUKLINGGAU Jurnal Media Ekonomi Vol. 23 No.2, Agustus 2018 39
skema strategis (strategic planning) suatu
organisasi.Kinerja juga merupakan perilaku
nyata yang ditampilkan setiap orang
sebagai prestasi kerja yang dihasilkan oleh
pegawai.
2.2 Prinsip Dasar Kinerja Keuangan.
Menurut Sujarweni (2017:5)
adapun asumsi-asumsi dasar yang dipakai
dalam dunia akuntansi adalah sebagai
berikut:
1. Kesatuan usaha khusus
Perusahaan dipandang sebagai suatu unit
usaha yang berdiri sendiri, berpisah
dengan kekayaan pemilik usaha artinya
perusahaan itu dimiliki olah pemilik,
namun harus dipisahkan antara
kekayaan pribadi dengan kekayaan
perusahaan.
2. Kelangsungan usaha
Perusahaan di harapkan akan terus hidup
dan berkembang, tidak terlikuidasi di
masa yanag akan datang. Penekanan dari
konsep ini adalah terhadap anggapan
bahwa akan tersedia cukup waktu bagi
suatu perusahaan untuk menyelesaikan
usaha, kontrak-kontrak dan perjanjian-
perjanjian.
3. Penggunaan satuan moneter
Transaksi yang digunakan dalam
pencatatan akuntansi dinyatakan dai
dalam catatan dalam bentuk unit
moneter pada saat terjadinya transaksi
itu. Unit moneter yang digunakan adalah
mata uang dari negara di mana
perusahaan itu berdiri.
4. Periode waktu pelaporan
Batas waktu yang diberikan untuk
melaporkan laporan keuangan setidak-
tidaknya satu tahun sekali laporan
keuangan harus disajikan.
2.3 Metode Kinerja Keuangan
Menurut sujarweni (2017:71)
pengukuran kinerja keuangan dapat
dilakukan dengan menggunakan laporan
keuangan sebagai dasar untuk melakukan
pengukuran kinerja.Pengukuran tersebut
dapat menggunakan sistem penilaian
(rating) yang relevan. Rating tersebut harus
mudah digunakan sesuai dengan yang akan
diukur, dan mencerminkan hal-hal yang
memang menentukan kinerja. Pengukuran
kinerja keuangan juga berarti
membandingkan antara standar yang telah
ditetapkan (misalnya berdasarkan peraturan
menteri keuangan) dengan kinerja keuangan
yang ada dalam perusahaan.
Pengukuran kinerja keuangan
besifat kuantitatif dengan berdasarkan pada
laporan keuangan.Pengukuran kinerja
keuangan merupakan suatu usaha formal
untuk mengevaluasi efisiensi dan efektivitas
perusahaan dalam menghasilkan laba dan
posisi kas tertentu.Dengan pengukuran
kinerja keuangan ini dapat dilihat prospek
pertumbuhan dan perkembangan keuangan
perusahaan dari mengandalkan sumber daya
yang dimilikinya.Perusahaan dikatakan
berhasil apabila perusahaan telah mencapai
suatu kinerja tertentu yang telah
ditetapkan.Pengukuran kinerja keuangan
adalah penting sebagai sarana atau indikator
dalam rangka memperbaiki kegiatan
operasional perusahaan. Dengan perbaikan
kinerja operasional diharapkan bahwa
perusahaan dapat mengalami pertumbuhan
keuangan yang lebih baik dan juga dapat
bersaing dengan perusahaan lain lewat
efisiensi dan efektivitas.
2.4 Tahapan Kinerja Keuangan.
Menurut Fahmi (2014:3-4), maka di
sini ada 5 (lima) tahap dalam menganalisis
kinerja keuangan suatu perusahaan secara
umum, yaitu:
a. Melakukan reveiw terhadap data laporan
keuangan Review di sini dilakukan
dengan tujuan agar laporan keuangan
yang sudah dibuat tersebut sesuai
dengan penerapan kaidah-kaidah yang
berlaku umum dalam dunia akuntansi,
Jurnal Media Ekonomi (JURMEK) Vol. 23, No. 2 Agustus 2018 ISSN: 1693-4768
STIE MURA LUBUKLINGGAU Jurnal Media Ekonomi Vol. 23 No.2, Agustus 2018 40
sehingga dengan demikian hasil laporan
keuangan tersebut dapat
dipertanggungjawabkan.
b. Melakukan Perhitungan
Penerapan metode perhitungan di sini
adalah disesuaikan dengan kondisi dan
permasalahan yang sedang dilakukan
sehingga hasil dari perhitungan tersebut
akan memberikan suatu kesimpulan
sesuai dengan analisis yang diinginkan.
c. Melakukan Perbandingan terhadap hasil
hitungan yang telah diperolehDari hasil
hitungan yang sudah diperoleh tersebut
kemudian dilakukan perbandingan
dengan hasil tersebut dari berbagai
perusahaan lainnya.
d. Indikator Kinerja Keuangan.
Menurut Hery (2015:138 dan 142)
rasio keuangan merupakan satu perhitungan
rasio dengan menggunakan laporan
keuangan yang berfungsi sebagai alat ukur
dalam menilai kondisi keuangan dan kinerja
keuangan. Secara garis besar, saat ini
dalam praktik setidaknya ada 5 (lima) jenis
rasio keuangan yang sering digunakan
untuk menilai kondisi dan kinerja
keuangan. Kelima jenis rasio keuangan
tersebut adalah:
1. Rasio Likuiditas, merupakan rasio
yang menggambarkan kemampuan
perusahaan dalam memenuhi
kewajiban jangka pendeknya yang
segera jatuh tempo.
2. Rasio Solvabilitas/Rasio Struktur
Modal/Rasio Leverage, merupakan
rasio yang menggambarkan
kemampuan perusahaan dalam
memenuhi seluruh kewajibannya.
3. Rasio Aktivitas, merupakan rasio yang
digunakan untuk mengukur tingkat
efisiensi atas pemanfaatan sumber
daya yang dimiliki perusahaan atau
untuk menilai kemampuan perusahaam
dalam menjalankan aktivitasnya
sehari-hari.
4. Rasio Profitabilitas, merupakan rasio
yang menggambarkan kemampuan
perusahaan dalam menghasilkan laba.
5. Rasio Penilaian atau Rasio Rasio
Ukuran Pasar, merupakan rasio yang
digunakan untuk mengestimasi nilai
intrinsik perusahaan (nilai saham).
2.5 Faktor-faktor yang memengaruhi
Kinerja Keuangan..
Menurut Sujarweni (2017:72)
adapun faktor-faktor yang mempengaruhi
kinerja keuangan adalah sebagai beikut:
1. Pegawai, berkaitan dengan
kemampuan dan kemauan dalam
bekerja.
2. Pekerjaan, menyangkut desain
pekerjaan, uraian pekerjaan dan
sumber daya untuk melaksanakan
pekerjaan.
3. Mekanisme kerja, mencakup sistem,
prosedur pendelegasian dan
pengendalian serta struktur organisasi.
4. Lingkungan kerja, meliputi faktor-
faktor lokasi dan kondisi kerja, iklim
organisasi dan komunikasi.
Menurut Fahmi (2016:54-55)
variasi kondisi keuangan dan hasil usaha
dari suatu perusahaan dengan perusahaan
lainnya mungkin dipengaruhi oleh faktor-
faktor sebagai berikut:
1. Perbedaan letak geografis yang
membawa perbedaan dalam tingkat
harga dan biaya usaha
2. Perbedaan dalam pemilikan aktiva
tetap, ada yang memiliki sendiri ada
yang menyewa. Perbedaan dalam besar
kecilnya investasi dalam harta
kekayaan tidak digunakan dalam
hubungannya dengan operasi regular.
3. Perbedaan dalam tingkat harga yang
dicerminkan dalam pos-pos aktiva
lancar.
Jurnal Media Ekonomi (JURMEK) Vol. 23, No. 2 Agustus 2018 ISSN: 1693-4768
STIE MURA LUBUKLINGGAU Jurnal Media Ekonomi Vol. 23 No.2, Agustus 2018 41
4. Perbedaan dalam umur harta kekayaan
yang dimiliki, ada yang baru ada yang
lama.
5. Perbedaan dalam banyaknya jenis
barang yang diproduksi. Apakah hanya
memproduksi satu jenis produk atau
banyak jenis produk.
6. Perbedaan dalam tingkat kapasitas
pabrik. Berproduksi dengan tingkat
kapasitas tinggi atau rendah.
7. Perbedaan dalam penilaian (FIFO,
LIFO, metode rata-rata tertimbang,
atau metode lain).
8. Perbedaan dalam kebijaksanaan dalam
pembelian bahan dasar.
9. Perbedaan dalam kebijaksanaan
menentukan tingkat persediaan (anyak
atau sedikit).
10. Perbedaan dalam kebijaksanaan
penjualan barang dagangan (tunai atau
kredit).
11. Perbedaan kebijaksanaan saluran
pemasaran. Menjual produk kepada
pembeli tunggal, kepada banyak
pedagang besar, pedagang kecil, atau
langsung kepada konsument.
2.6 Pengertian Current Ratio (CR)
Rasio lancar atau (current ratio)
merupakan rasio untuk mengukur
kemampuan perusahaan dalam membayar
kewajiban jangka pendek atau utang yang
segera jatuh tempo pada saat ditagih secara
keseluruhan. Dengan kata lain, seberapa
banyak aktiva lancar yang tersedia untuk
menutupi kewajiban jangka pendek yang
segera jatuh tempo. Rasio lancar dapat pula
dikatakan sebagai bentuk untuk mengukur
tingkat keamanan (margin of safety) suatu
perusahaan (Kasmir,2015:134).
Curent Ratio (Rasio Lancar)
merupakan rasio yang digunakan untuk
mengukur kemampuan perusahaan dalam
membayar kewajiban jangka pendeknya
dengan menggunakan aktiva lancar yang
dimiliki (Sujarweni, 2017:60).
2.7 Fungsi dan tujuan Current Ratio
(CR)
Current ratio sangat berguna untuk
mengukur likuiditas perusahaan, akan tetapi
dapat menjebak. Hal ini dikarenakan
current ratio yang tinggi dapat disebabkan
adanya piutang yang tidak tertagih atau
persediaan yang tidak terjual, yang tentu
saja tidak dapat dipakai untuk membayar
utang (Prastowo, 2015:75).
Tujuan Current Ratio (CR) yaitu
untuk melihat sejauh mana kemampuan
perusahaan dalam memenuhi kewajiban
jangka pendeknya yang segera jatuh tempo
dengan menggunakan total aset lancar yang
tersedia, dan untuk mengevaluasi
kemampuan perusahaan dalam memenuhi
kewajiban jangka pendeknya dengan
menggunakan aset lancar.
2.8 Metode Current Ratio (CR)
Dari hasil pengukuran rasio,
apabila rasio lancar rendah, dapat dikatakan
bahwa perusahaan kurang modal untuk
membayar utang. Namun, apabila hasil
pengukuran rasio tinggi, belum tentu
kondisi perusahaan sedang baik. Hal ini
dapat saja terjadi karena kas tidak
digunakan sebaik mungkin. Untuk
mengatakan suatu kondisi perusahaan baik
atau tidaknya, ada suatu standar rasio yang
digunakan, misalnya rata-rata industri
untuk usaha yang sejenis atau dapat pula
digunakan target yang telah ditetapkan
perusahaan sebelumnya (Kasmir,
2015:135). Berikut adalah rumus yang
digunakan untuk menghitung rasio lancar
menurut (Hery, 2015:153) adalah:
Rasio lancar adalah rasio yang
menunjukkan kemampuan perusahaan
dalam memenuhi kewajiban atau membayar
Jurnal Media Ekonomi (JURMEK) Vol. 23, No. 2 Agustus 2018 ISSN: 1693-4768
STIE MURA LUBUKLINGGAU Jurnal Media Ekonomi Vol. 23 No.2, Agustus 2018 42
utang jangka pendeknya.Standar Keputusan
Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil
dan Menengah Nomor
20/Per/M.KUKM/XI/2008 tentang
Pedoman Standar Kesehatan Koperasi
Simpan Pinjam dan Unit Simpan Pinjam
Koperasi.
Tabel 2. Rasio Kas
2.9 Faktor-faktor yang memengaruhi
Current Ratio (CR).
Setiap nilai ekstrem dapat
mengindikasikan adanya masalah yaitu
sebagai berikut:
1. Penimbunan kas.
2. Banyaknya piutang yang tidak tertagih
3. Penumpukan persediaan
4. Tidak efisiennya pemanfaatan
“pembiayaan” gratis dari pemasok
5. Rendahnya pinjaman jangka pendek.
Sebelum penganalisis mengambil
kesimpulan final dari analisis current ratio,
perlu mempertimbangkan faktor-faktor
sebagai berikut:
1. Distribusi pos-pos aktiva lancar.
2. Data tren dari aktiva lancar dan utang
jangka pendek untuk jangka waktu 5
atau 10 tahun.
3. Syarat kredit yang diberikan oleh
kreditur kepada perusahaan dalam
pengembalian barang, dan syarat kredit
yang diberikan perusahaan kepada
langganan dalam penjualan barang.
4. Nilai sekarang atau nilai pasar atau nilai
ganti dari barang dagangan dan tingkat
pengumpulan piutang.
5. Kemungkinan adanya perubahan nilai
aktiva lancar
6. Perubahan persediaan dalam
hubungannya dengan volume penjualan
sekarang dan yang akan datang.
7. Besar kecilnyan kebutuhan modal kerja
untuk tahun mendatang.
8. Besar kecilnya jumlah kas dan surat-
surat berharga dalam hubungannya
dengan kebutuhan modal kerja.
9. Credit rating perusahaan pada
umumnya.
10. Besar kecilnya piutang dalam
hubungannya dengan volume penjualan.
Jenis perusahaan, apakah
merupakan perusahaan industri, perusahaan
dagang, atau public utility
2.10 Pengertian Debt to Equity Ratio
(DER).
Rasio utang terhadap modal
merupakan rasio yang digunakan untuk
mengukur besarnya proporsi utang terhadap
utang. Rasio ini dihitung sebagai hasil bagi
antara total utang dengan modal (Hery,
2015:168)
Rasio utang terhadap ekuitas
merupakan perbandingan antara hutang-
hutang dan ekuitas dalam pendanaan
perusahaan dan menunjukkan kemampuan
modal sendiri, perusahaan untuk memenuhi
seluruh kewajibannya (Sujarweni,
2017:61).
Debt to equity ratio merupakan
rasio yang digunakan untuk menilai utang
dengan ekuitas. Rasio ini dicari dengan cara
membandingkan antara seluruh utang,
termasuk utang lancar dengan seluruh
ekuitas (Kasmir, 2015:157).Rasio utang
terhadap modal merupakan rasio yang
digunakan untuk menilai utang dengan
ekuitas dan menunjukkan kemampuan
modal sendiri, perusahaan untuk memenuhi
kewajibannya.
Jurnal Media Ekonomi (JURMEK) Vol. 23, No. 2 Agustus 2018 ISSN: 1693-4768
STIE MURA LUBUKLINGGAU Jurnal Media Ekonomi Vol. 23 No.2, Agustus 2018 43
2.11 Prinsip Debt to Equity Ratio
(DER).
Rasio solvablitas atau rasio
leverage merupakan rasio yang dugunakan
untuk mengukur sejauh mana aset
perusahaan dibiayai dengan utang. Dengan
kata lain, rasio solvabilitas atau rasio
leverage merupakan rasio yang digunakan
untuk mengukur seberapa besar beban
utang yang harus ditanggung perusahaan
dalam rangka pemenuhan aset. Dalam arti
luas, rasio solvabilitas digunakan untuk
mengukur kemampuan perusahaan dalam
memenuhi seluruh kewajibannya, baik
kewajiban jangka pendek maupun
kewajiban jangka panjang (Hery,
2015:162).
Rasio leverage adalah mengukur
seberapa besar perusahaan dibiayai dengan
utang. Penggunaan utang yang terlalu tinggi
akan membahayakan perusahaan karena
perusahaan akan masuk dalam kategori
extreme leverage (utang ekstrim) yaitu
perusahaan terjebak dalam tingkat utang
yang tinggi dan sulit untuk melepaskan
beban utang tersebut. Karena itu sebaiknya
perusahaan harus menyeimbangkan berapa
utang yang layak diambil dan dari mana
sumber-sumber yang dapat dipakai untuk
membayar utang (Fahmi, 2016:72).
2.12 Metode Debt to Equity Ratio
(DER)
Semakin besar rasio ini, akan
semakin tidak menguntungkan karena akan
semakin besar resiko yang ditanggung atas
kegagalan yang mungkin terjadi di
perusahaan. Namun, bagi perusahaan justru
semakin besar rasio akan semakin baik.
Sebaliknya dengan rasio yang rendah,
semakin tinggi tingkat pendanaan yang
disediakan pemilik dan semakin besar batas
pengamanan bagi peminjam jika terjadi
kerugian atau penyusutan terhadap nilai
aktiva. Rasio ini juga memberiakan
petunjuk umum tentang kelayakan dan
risiko keuangan perusahaan (Kasmir,
2015:158).
Berikut adalah rumus yang
digunakan untuk menghitung rasio utang
terhadap modal menurut (Hery, 2015:169)
adalah:
Rasio utang terhadap modal
merupakan rasio yang digunakan untuk
menilai utang dengan ekuitas. Standar
Keputusan Menteri Negara Koperasi dan
Usaha Kecil dan Menengah Nomor
20/Per/M.KUKM/XI/2008 tentang
Pedoman Standar Kesehatan Koperasi
Simpan Pinjam dan Unit Simpan Pinjam
Koperasi.
2.13 Indikator Debt to Equity Ratio
(DER)
Menurut Jumingan
a. Utang menunjukkan sumber modal
yang berasal dari kreditur. Dalm jangka
waktu tertentu pihak perusahaan wajib
menbayar kembali atau wajib
memenuhi tagihan yang berasal dari
pihak luat tersebut (Jumingan,
2014:13).
b. Modal sendiri merupakan sumber
modal yang berasal dari pemilik
perusahaan. Bersama-sama dengan
modal yang berasal dari kreditur
kemudian ditanamkan dalam berbagai
bentuk aktiva perusahaan (Jumingan,
2014:14).
Menurut Sujarweni (2017:26)
indikator Debt to Equity Ratio sebagai
berikut:
a. Kewajiban merupakan hutang
perusahaan yang wajib dibayar kepada
pihak lain yang memberi pinjaman
dalam jangka waktu tertentu.
b. Modal atau sering disebut ekuitas
adalah hak milik atas aktiva perusahaan
yang dikurangi dengan semua
kewajiban.
Jurnal Media Ekonomi (JURMEK) Vol. 23, No. 2 Agustus 2018 ISSN: 1693-4768
STIE MURA LUBUKLINGGAU Jurnal Media Ekonomi Vol. 23 No.2, Agustus 2018 44
Menurut Hery
a. Utang merupakan kewajiban
perusahaan kepada kreditor (supplier,
bankir) dan pihak lainnya (karyawan,
pemerintah). Kreditor dan pihak lainnya
disini memeiliki hak/klaim/tuntutan
atas aset perusahaan (Hery, 2015:165).
b. Ekuitas (equity) merupakan hak pemilik
dana atau pemegang saham atas aset
perusahaan (Hery, 2015:166)
2.14 PengertianReturn On Assets
(ROA).
Hasil pemgembalian atas aset
merupakan rasio yang menunjukkan
seberapa besar kontribusi aset dalam
menciptakan laba bersih. Dengan kata lain,
rasio ini digunakan untuk mengukur
seberapa besar jumlah laba bersih yang
akan dihasilkan dari setiap rupiah dana
yang tertanam dalam total aset
(Hery,2017:193).
Menurut Kasmir (2015:201-202)
hasil pengembalian investasi atau lebih
dikenal dengan Return on Investment (ROI)
atau return on total assets merupakan rasio
yang menunjukkan hasil (return) atas
jumlah aktiva yang digunakan dalam
perusahaan. ROI juga merupakan suatu
ukuran tentang efektivitas manajemen
dalam mengelola investasinya.
2.15 Prinsip-prinsip Dasar Return On
Assets
Menurut Hery (2015:192) Rasio
profitabilitas merupakan rasio yang
digunakan untuk mengukur kemampuan
perusahaan dalam menghasilkan laba dari
aktivitas normal bisnisnya. Perusahaan
adalah sebuah organisasi yang beroperasi
dengan tujuan menghasilkan keuntungan
dengan cara menjual produk (barang dan
jasa) kepada para pelanggannya. Tujuan
operasional dari sebagian besar perusahaan
adalah untuk memaksimalkan profit, baik
profit jangka pendek maupun profit jangka
panjang..Menurut Fahmi (2014:68) rasio
profitabilitas, rasio ini mengukur efektivitas
manajemen secara keseluruhan yang
ditujukan oleh besar kecilnya tingkat
keuntungan yang diperoleh dalam
hubungannya dengan penjualan maupun
investasi.Semakin baik rasio profitabilitas
maka semakin baik menggambarkan
kemampuan tingginya perolehan
keuntungan perusahaan.
2.16 Fungsi dan Tujuan Return On
Assets.
Pengukuran rasio profitabilitas
dapat dilakukan dengan membandingkan
antara berbagai komponen yang ada di
dalam laporan laba rugi dan/atau
neraca.Pengukuran dapat dilakukan untuk
beberapa periode.Tujuannya adalah untuk
memonitor dan mengevaluasi tingkat
perkembangan profitabilitas perusahaan
dari waktu ke waktu.Dengan melakukan
analisis rasio keuangan secara berkala
memungkinkan bagi manajemen untuk
secara efektif menetapkan langkah-
langkah perbaikan dan efisiensi.Selain itu,
perbandingan juga dapat dilakukan
terhadap target yang telah ditetapkan
sebelumnya, atau bisa juga dibandingkan
dengan standar rasio rata-rata industri.
Berikut adalah rumus yang
digunakan untuk menghitung rasio hasil
pengembalian atas aset:
Rasio hasil pengembalian atas aset
merupakan rasio yang menunjukkan
seberapa besar kontribusi aset dalam
menciptakan laba bersih.Standar
Keputusan Menteri Negara Koperasi dan
Usaha Kecil dan Menengah Nomor
20/Per/M.KUKM/XI/2008 tentang
Pedoman Standar Kesehatan Koperasi
Simpan Pinjam dan Unit Simpan Pinjam
Koperasi
Jurnal Media Ekonomi (JURMEK) Vol. 23, No. 2 Agustus 2018 ISSN: 1693-4768
STIE MURA LUBUKLINGGAU Jurnal Media Ekonomi Vol. 23 No.2, Agustus 2018 45
Tabel 3. Rasio Rentabilitas Aset
2.17 Tahapan Return On Assets
Hasil pemgembalian atas aset
merupakan rasio yang menunjukkan
seberapa besar kontribusi aset dalam
menciptakan laba bersih. Dengan kata lain,
rasio ini digunakan untuk mengukur
seberapa besar jumlah laba bersih yang
akan dihasilkan dari setiap rupiah dana
yang tertanam dalam total aset. Rasio ini
dihitung dengan membagi laba bersih
terhadap total aset (Hery,2017:193).
2.18 Indikator Return On Assets
Laba atau rugi bersih, laba sebelum
pajak penghasilan dikurangkan dengan
pajak penghasilan akan diperoleh laba atau
rugi bersih (Hery,2017:43).
Harta/Aktiva (Assets) adalah setiap
sumber daya yang dimiliki oleh perusahaan
dan berguna pada waktu sekarang dan
waktu yang akan datang, diharapkan akan
mendapat manfaat ekonomi di masa depan
(Sujarweni, 2017:24).
Menurut Hery (2015:35 dan 58)
indikator Return On Assets adalah sebagai
berikut:
a. Laba bersih berasal dari transaksi
pendapatan, beban, keuntungan, dan
kerugian.
b. Aset adalah manfaat ekonomi yang
mungkin terjadi dimasa depan, yang
diperoleh atau dikendalikan oleh
entitas sebagai hasil dari transaksi atau
atau peristiwa di masa lalu.
2.19 Hasil Penelitian yang Relevan
1. Recly Bima Rhamadana dan
Triyonowati (2016) Meneliti
tentang “Analisis Rasio Keuangan
Untuk Menilai Kinerja Keuangan
Pada PT. H.M Sampoerna Tbk”.
Dalam penelitian ini digunakan jenis
penelitian kuantitatif dengan
menggunakan studi deskriptif, yaitu
penelitian yang merumuskan dan
menafsiran data yang ada sehingga
memberikan gambaran yang jelas
melalui pengumpulan data yang ada
sehingga memberikan gambaran
yang jelas melalui pengumpulan,
menyusun dan menganalisis data
sehingga dapat diketahui gambaran
umum objek yang diteliti. Selama
tahun 2010-2014 rata-rata current
ratio PT. H.M Sampoerna Tbk
sebesar 168,36% artinya setiap Rp 1
hutang lancar dapat dijamin oleh
aktiva lancar sebesar Rp 168,36.
Current ratio yang rendah
memberikan indikasi jaminan yang
kurang baik bagi kreditur jangka
pendek dalam arti setiap saat
perusahaan tidak cukup memiliki
kemampuan untuk melunasi
kewajiban-kewajiban finansial
jangka pendek.
2. Herman Paleni(2016)Meneliti
tentang “Analisis kinerja keuangan
(studi kasus Koperasi Simpan Pinjam
“RIAS” P1 Mardiharjo) Kabupaten
Musi Rawas”. Teknik pengumpulan
data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah menggunakan
metode dokumentasi berupa
kumpulan data laporan keuangan
yang terdiri dari neraca dan laba rugi
dari tahun 2010-2014 Koperasi
Simpan Pinjam “RIAS” P1
Mardiharjo Kabupaten Musi Rawas.
Dari perhitungan terlihat bahwa
Jurnal Media Ekonomi (JURMEK) Vol. 23, No. 2 Agustus 2018 ISSN: 1693-4768
STIE MURA LUBUKLINGGAU Jurnal Media Ekonomi Vol. 23 No.2, Agustus 2018 46
tahun 2010-2014 current ratio yang
dicapai pada Koperasi Simpan
Pinjam “RIAS” P1 Mardiharjo
Kabupaten Musi Rawas melebihi
250% yang artinya berdasarkan
Peraturan Menteri Negara Koperasi
dan UKM Republik Indonesia
tentang pedoman penilaian koperasi
berprestasi/koperasi award termasuk
kategori sehat. Dengan demikian
koperasi mampu membayar
kewajiban jangka pendeknya dengan
setiap tahun. Hasil penelitian ini
mendukung penelitian dari
hardiningsih (2013), aprilia dan
amanah (2014) dan hal ini
menunjukkan Koperasi Simpan
Pinjam “RIAS” P1 Mardiharjo
Kabupaten Musi Rawas mempunyai
aset lancar yang cukup untuk
menjamin pembayaran hutang jangka
pendeknya.
III. METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Desain Penelitian
Dalam penelitian ini jenis
penelitian yang dipakai adalah penelitian
deskriptif kuantitatif dengan menggunakan
pendekatan rasio.Penelitian ini dilakukan
pada salah satu koperasi yaitu Koperasi
Wanita “SALIMA” Dusun 5 Desa G1
Mataram, Kecamatan Tugumulyo,
Kabupaten Musi Rawas. Objek penelitian
yang akan diteliti adalah laporan keuangan
Koperasi Wanita “SALIMA”, yang terdiri
dari laporan neraca dan laporan laba rugi
selama kurun waktu 5 (lima) tahun yaitu
dari tahun 2012 sampai dengan tahun 2016.
Dari laporan-laporan keuangan tersebut
dianalisis laporan keuangannya dengan
menggunakan rasio keuangan yaitu rasio
likuiditas menggunakan Current Ratio
(CR), rasio solvabilitas menggunakan Debt
to Equity Ratio (DER), dan rasio
profitabilitas menggunakan Return On
Assets (ROA) dari analisis tersebut maka
dapat ditarik kesimpulan bagaimana kinerja
keuangan dilihat dari Current Ratio
(CR),Debt to Equity Ratio (DER) dan
Return On Assets (ROA) pada Koperasi
Wanita “SALIMA” selama tahun 2012
sampai dengan tahun 2016.
3.2 Teknik Analisis Data Teknik
Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan
adalah analisis deskriptif kuantitatif,
dimana menganalisis data yang sudah ada
dengan menggunakan pendekatan rasio
yaitu dengan menggunakan Current Ratio
(CR), Debt to Equity Ratio (DER), dan
Return On Assets (ROA), yakni sebagai
berikut:
a. Current Ratio (CR)
Maka rumus untuk menghitung
Current Ratio menurut (Kasmir,
2015:135) adalah:
b. Debt to Equity Ratio (DER)
Maka Rumus yang digunakan untuk
menghitung Debt to Equity Ratio (DER)
menurut (Hery, 2017:169) adalah:
c. Return On Assets (ROA)
Maka rumus yang digunakan
untuk menghitung Return On Assets
(ROA)menurut (Hery, 2015:193) adalah:
Berdasarkan hasil perhitungan penilaian
terhadap 3 komponen sebagaimana
dimaksud, dan diperoleh skor secara
keseluruhan. Skor dimaksud
dipergunakan untuk menetapkan
predikat tingkat kesehatan KSP dan USP
Koperasi yang dibagi dalam 5 (lima)
golongan yaitu sehat, cukup sehat,
Jurnal Media Ekonomi (JURMEK) Vol. 23, No. 2 Agustus 2018 ISSN: 1693-4768
STIE MURA LUBUKLINGGAU Jurnal Media Ekonomi Vol. 23 No.2, Agustus 2018 47
kurang sehat, tidak sehat dan sangat
tidak sehat. Penetapan predikat tingkat
kesehatan KSP dan USP tersebut adalah
sebagai berikut:
Tabel 4. Penetapan Predikat Tingkat
Kesehatan KSP dan USP
IV. HASIL PENELITIAN
4.1 Kinerja Keuangan Untuk Rasio
Lancar.
1) Rasio Lancar (Current Ratio)
Tabel 5. Penseokran Rasio Lancar Tahun
2012-2016
Analisis yang telah dilakukan,
menunjukkan bahwa pada tahun 2012 rasio
yang diperoleh sebesar 18,5 sehingga
mendapat nilai 0 dengan skor 0, tahun 2013
rasio yang diperoleh sebesar 70,4 sehingga
mendapat nilai 0 dengan skor 0, tahun 2014
rasio yang diperoleh sebesar 16,9 sehingga
mendapat nilai 0 dengan skor 0, tahun 2015
rasio yang diperoleh sebesar 14,9 sehingga
mendapat nilai 0 dengan skor 0, tahun 2016
rasio yang di peroleh sebesar 15,9 sehingga
mendapat nilai 0 dengan skor 0.
Dari hasil perhitungan rasio rata-
rata yang diperoleh 27,32 dengan skor rata-
rata 0, dan terlihat bahwa pada tahun 2012-
2016 Current Ratio yang dicapai pada
Koperasi Wanita “SALIMA” kurang dari
100% yang artinya berdasarkan peraturan
Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil
dan Menengah Republik Indonesia Nomor
20/Per/M.KUKM/XI/2008 tentang
penilaian kinerja keuangan tidak sehat.
Dengan demikian koperasi tidak mampu
membayar kewajiban jangka pendeknya
dengan setiap tahun, karena kurang
efektifnya manajemen kas.Dengan
demikian Koperasi Wanita “SALIMA”
harus mengoptimalkan dalam mengelola
kas tersebut.
2) Rasio Utang Terhadap Modal
Dapat dilihat dari hasil penskoran
dalam tabel berikut ini:
Tabel 6. Pensekoran Rasio Utang
Terhadap Modal Tahun 2012-
2016
Analisis yang telah dilakukan,
menunjukkan bahwa tahun 2012 rasio yang
diperoleh sebesar 0,05 sehingga mendapat
nilai 25 dengan skor 1,25, tahun 2013 rasio
yang diperoleh sebesar 0,01 sehingga
mendapat nilai 25 dengan skor 1,25, tahun
Jurnal Media Ekonomi (JURMEK) Vol. 23, No. 2 Agustus 2018 ISSN: 1693-4768
STIE MURA LUBUKLINGGAU Jurnal Media Ekonomi Vol. 23 No.2, Agustus 2018 48
2014 rasio yang diperoleh sebesar 0,05
sehingga mendapat nilai 25 dengan skor
1,25, tahun 2015 rasio yang diperoleh
sebesar 0,06 sehingga mendapat nilai 25
dengan skor 1,25, pada tahun 2016 rasio
yang diperoleh sebesar 0,06 sehingga
mendapat nilai 25 dengan skor 1,25. hasil
perhitungan rasio rata-rata yang diperoleh
0,046 dengan skor rata-rata 1,25, dan
terlihat bahwa pada tahun 2012-2016 rasio
utang terhadap modal Koperasi Wanita
“SALIMA” kurang dari 100% sehingga
kinerja keuangan tidak sehat, yang artinya
berdampak pada penggunaan dana koperasi
dan tidak mampu untuk memenuhi seluruh
kewajibannya baik jangka pendek maupun
jangka panjang hal ini terjadi karena
koperasi tersebut dibiayai oleh hutang
terhadap modal sendiri yang dimilikinya
kurang dari 100%. Dengan demikian
koperasi harus meningkatkan lagi
kemampuannya dalam menghasilkan laba
agar semakin baik dalam mengelola
koperasi.
3) Rasio Hasil Pengembalian Atas Aset.
Dapat dilihat dari hasil penskoran
dalam tabel dibawah ini:
Tabel 7. Pensekoran Rasio Hasil
Pengambilan Aset Aset Tahun
2012-216
Analisis yang telah dilakukan,
menunjukkan bahwa pada tahun 2012 rasio
yang diperoleh sebesar 10,2% sehingga
mendapat nilai 100 dengan skor 3,00, tahun
2013 rasio yang diperoleh sebesar 8,6%
sehingga mendapat nilai 75 dengan skor
2,25, tahun 2014 rasio yang diperoleh
sebesar 4,9% sehingga mendapat nilai 25
dengan skor 0,75, tahun 2015 rasio yang
diperoleh sebesar 6,0% sehingga mendapat
nilai 50 dengan skor 1,5, tahun 2016 rasio
yang diperoleh sebesar 5,1% sehingga
mendapat nilai 50 dengan skor 1,5.
Dari hasil perhitungan rasio rata-
rata yang diperoleh 6,96 dengan skor rata-
rata 1,50, berada dalam rentang 5<x≤7,5
skor maksimal 3,00. Semakin rendah hasil
pengembalian atas aset berarti semakin
rendah pula jumlah laba bersih yang di
hasilkan. Hal ini menunjukkan kinerja
keuangan koperasi wanita “SALIMA”
kurang sehat, karena banyaknya aset yang
tidak produktif dan belum dimanfaatkannya
total aset secara maksimal. Dengan
demikian Koperasi Wanita “SALIMA”
harus meningkatkan lagi kemampuan dalam
mengelola aktiva.
V. Kesimpulan.
1. Current ratio selama lima tahun dari
tahun 2012-2016 kurang dari 100% yang
artinya berdasarkan peraturan Menteri
Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan
Menengah Republik Indonesia Nomor
20/Per/M.KUKM/XI/2008 memiliki
kinerja tidak sehat. Menunjukkan bahwa
koperasi mampu membayar kewajiban
jangka pendeknya dengan setiap tahun.
2. Pada Koperasi Wanita “SALIMA”
selama lima tahun dari tahun 2012-2016
dilihat dari Debt to Equity Ratio kurang
dari 100% yang artinya berdasarkan
peraturan Menteri Negara Koperasi dan
Usaha Kecil dan Menengah Republik
Indonesia Nomor
20/Per/M.KUKM/XI/2008 memiliki
kinerja keuangan yang tidak sehat.
Menunjukkan bahwa keadaan modal
koperasi tidak mencukupi untuk
menjamin hutang yang diberikan
Jurnal Media Ekonomi (JURMEK) Vol. 23, No. 2 Agustus 2018 ISSN: 1693-4768
STIE MURA LUBUKLINGGAU Jurnal Media Ekonomi Vol. 23 No.2, Agustus 2018 49
kreditur.Return On Assets Koperasi
Wanita “SALIMA” selama lima tahun
dari tahun 2012-2016 memperoleh nilai
rata-rata 6,96 dengan skor rata-rata 1,50
ini menunjukkan bahwa kinerja
kauangan Koperasi Wanita “SALIMA”
kurang sehat. Menunjukkan bahwa
kinerja keuangan koperasi kurang
mampu mengelola aktiva yang dimiliki
sehingga menghasilkan laba yang
kurang sehat
VI. DAFTAR PUSTAKA
[1] Ayodele Thomas. 2015.Ratio Analysis
As A Corporate Performance
Measuring Tool. Multidisciplinary
International Journal. Vol (1:5-7).
[2] Fahmi, Irham. 2014. Analisis Kinerja
Keuangan. Cetakan ke III. Bandung :
CV.Alfabeta.
[3] Fahmi, Irham. 2016. Pengantar
Manajemen Keuangan. Cetakan ke V.
Bandung CV.Alfabeta.
[4] Hery. 2014. Analisis Kinerja
Manajemen. Jakarta : PT Grasindo.
[5] Herman Paleni. 2016. Analisis kinerja
keuangan (Studi Kasus Koperasi
Simpan Pinjam “RIAS” P1
Mardiharjo) Kabupaten Musi Rawas.
Jurnal Ilmiah Orasi Bisnis. Volume
(16:18-21).
[6] Jumingan. 2014. Analisis Laporan
Keuangan. Cetakan ke V. Jakarta : PT
Bumi Aksara.
[7] Kasmir. 2015. Analisis Laporan
Keuangan. Cetakan ke VIII. Jakarta
: PT Rajagrafindo Persada.
[8] Prastowo, Dwi. 2015. Analisis
Laporan Keuangan. Cetakan ke
III. Yogyakarta : Unit Penerbit
dan Percetakan.