Post on 20-Feb-2020
i
ANALISIS KETERAMPILAN BERKOLABORASI SISWA SMA PADA
PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK DAUR
ULANG MINYAK JELANTAH
(Skripsi)
Oleh
AYU RAHMAWATI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2019
Ayu Rahmawati
i
ABSTRAK
ANALISIS KETERAMPILAN BERKOLABORASI SISWA SMA PADA
PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK DAUR
ULANG MINYAK JELANTAH
Oleh
AYU RAHMAWATI
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan keterampilan berkolaborasi
siswa pada pembelajaran berbasis proyek daur ulang minyak jelantah
(PBPDUMJ). Metode penelitian yang digunakan adalah weak eksperimental
dengan desain the one-shot case study. Populasi dalam penelitian ini adalah
seluruh siswa kelas XI MIA di SMA Negeri 14 Bandar Lampung. Sampel
penelitiannya adalah siswa kelas XI MIA 6, diperoleh dengan teknik purposive
sampling. Data pada penelitian ini dikumpulkan dengan instrumen nontes berupa
lembar observasi. Data penelitian dianalisis persentase rata-rata skor indikator
keterampilan kolaborasi.
Hasil penelitian ini menunjukkan rata-rata indikator keseluruhan keterampilan
kolaborasi sebesar 80,44% berkatagori sangat baik; sebagai berikut indikator ber-
kontribusi secara aktif sebesar 68,88% berkatagori baik, indikator bekerja secara
produktif sebesar 74,95% berkatagori baik, indikator menunjukkan fleksibilitas
dan kompromi sebesar 80,73% berkatagori sangat baik, indikator mengelola
Ayu Rahmawati
ii
proyek dengan baik sebesar 78,88% berkatagori baik, indikator menunjukkan si-
kap menghargai sebesar 89.18% berkatagori sangat baik dan indikator menunjuk-
kan tanggungjawab sebesar 90% berkatagori sangat baik.
Kata kunci: pembelajaran berbasis proyek, minyak jelantah, keterampilan berko-
laborasi
i
ANALISIS KETERAMPILAN BERKOLABORASI SISWA SMA PADA
PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK DAUR
ULANG MINYAK JELANTAH
Oleh
AYU RAHMAWATI
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar
SARJANA PENDIDIKAN
Pada
Program Studi Pendidikan Kimia
Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2019
i
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Purbolinggo, Lampung Timur pada tanggal 2 Juli 1997,
sebagai anak pertama dari dua bersaudara, dari pasangan Bapak Setiyo Budi dan
Ibu Sri Suryani.
Penulis mengawali pendidikan formal pada tahun 2003 di TK Pertiwi Taman
Bogo dan diselesaikan tahun 2004. Pada tahun yang sama, penulis melanjutkan
pendidikan di SD Negeri 2 Taman Bogo dan diselesaikan pada tahun 2009. Pada
tahun 2009 penulis melanjutkan pendidikan di SMP Negeri 2 Purbolinggo, disele-
saikan pada tahun 2012. Selanjutnya penulis melanjutkan pendidikan di SMA
Negeri 1 Purbolinggo, diselesaikan pada tahun 2015.
Penulis terdaftar sebagai Mahasiswa Program Studi Pendidikan Kimia Jurusan
MIPA FKIP Universitas Lampung pada tahun 2015 melalui jalur tes SNMPTN.
Selama menjadi mahasiswa, pernah menjadi Asisten Praktikum pada mata kuliah
Dasar-dasar Ilmu Kimia pada tahun 2016 dan Asisten Praktikum pada mata kuliah
Senyawa Alkana dan Turunannya pada tahun 2017. Pada akhir semester enam
mengikuti PPL di SMA Negeri 1 Purbolinggo dan KKN-KT di Desa Tanjung
Inten, Kecamatan Purbolinggo, Kabupaten Lampung Timur.
ii
PERSEMBAHAN
Penulis bersyukur kepada Mu ya Allah atas takdir Mu lah kebahagian ini dapat
penulis raih. Penulis persembahkan kebahagian ini buat orang-orang yang
tercinta:
Bapak (Setiyo Budi) dan Ibu (Sri Suryani)
“Terimakasih atas semua doa, nasehat, dukungan yang tiada henti selalu Bapak
Ibu berikan, dan berkat kerja keras Bapak Ibu penulis dapat menyelesaikann studi
sampai sarjana. Semoga Allah memberikan kesempatan buat penulis untuk
membahagiakan Bapak Ibu”
Adikku (Hawa Prihatiningsih)
“Yang selalu menantikan keberhasilan penulis, terimakasih atas persuadaraan
selama ini semoga kita dapat membahagiakan kedua orang tua”
Keluarga Besar Penulis
“Yang selalu menantikan keberhasilan penulis”
Almamater Tercinta
iii
MOTTO
Jika engkau tidak dapat terbang,berlarilah.
Jika engkau tidak dapat berlari, berjalanlah.
Jika engkau tidak dapat berjalan, merangkahlah.
Namun apa yang engkau lakukan,
engkau harus tetap bergerak maju.
(Martin Luther King. Jr.)
“Hidup itu seperti mengendarai sepeda. Untuk menjaga
keseimbangan, Anda harus terus bergerak.”
(Albert Einstein)
iv
SANWACANA
Puji dan syukur kehadirat allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karu-
nia-Nya sehingga dapat diselesaikan skripsi yang berjudul “Analisis Keterampilan
Berkolaborasi Siswa pada Pembelajaran Berbasis Proyek Daur Ulang Minyak Je-
lantah” sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar sarjana pendidikan. Shala-
wat serta salam semoga selalu tercurahkan pada Rasullullah Muhammad SAW,
keluarga, sahabat serta umatnya yang senantiasa istiqomah jalan-Nya.
Ucapan terimakasih penulis sampaikan kepada:
1. Ibu Dr. Noor Fadiawati, M.Si., selaku Pembimbing I sekaligus Pembimbing
Akademik atas kesedian, kesabaran dan keikhlasannya untuk memberikan
bimbingan, motivasi, kritik dan masukan selama masa studi dan penulisan
skripsi;
2. Ibu Dr. Chansyanah Diawati, M.Si., selaku Pembimbing II atas kesediannya
untuk memberikan bimbingan, motivasi, saran dan masukan untuk skripsi ini;
3. Dra. Nina Kadaritna, M.Si., selaku Pembahas atas masukan dan perbaikan
yang telah diberikan;
4. Bapak Prof. Dr. Patuan Raja, M.Pd., selaku Dekan FKIP Universitas
Lampung;
5. Bapak Dr. Caswita, M.Si., selaku Ketua Jurusan Pendidikan MIPA;
6. Ibu Dr. Ratu Betta Rudibyani, M.Si., selaku Ketua Program Studi Pendidikan
Kimia;
v
7. Seluruh dosen Program Studi Pendidikan Kimia dan segenap civitas
akademik Jurusan Pendidikan MIPA atas ilmu yang telah diberikan;
8. Ibu Tri Winarsih, S.Pd., M.Pd., selaku kepala SMA Negeri 14 Bandar
Lampung, dan Ibu Ridasari, S.Pd., selaku guru mitra mata pelajaran kimia
atas bantuan dan kerjasamanya selama penelitian berlangsung;
9. Sahabatku, Ayu Anita, Erry, Novita, Angel, Citra,Elis, Meli, Meliana, Novia
dan Eka Novita yang selalu memberikan semangat, petuah, dukungan, ban-
tuan, dan kenangan selama ini;
10. Rekan seperjuangan skripsi Indah Ningtyas AP, Margaretha Dewi, Tri
Rohmah M dan Yeni Sarif. Para sahabat pendidikan kimia dan semua rekan
pendidikan kimia angkatan 2015 atas kerjasamanya;
11. Kakak-kakak dan adik-adik tingkat di Pendidikan Kimia yang tidak bisa
disebutkan satu per satu, semoga selalu menjadi keluarga besar pendidikan
kimia bersatu;
12. Semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan skripsi ini;
Semoga Allah SWT memberikan balasan atas bantuan dan dukungan yang telah
diberikan kepada penulis dan semoga skripsi ini dapat bermanfaat.
Bandarlampung, Agustus 2019
Penulis,
Ayu Rahmawati
vi
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR TABEL .............................................................................................xvi
DAFTAR GAMBAR .........................................................................................xvii
I. PENDAHULUAN ...................................................................................... 1
A. Latar Belakang ........................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................... 6
C. Tujuan Penelitian .................................................................................... 6
D. Manfaat Penelitian .................................................................................. 6
E. Ruang Lingkup Penelitian....................................................................... 7
II. TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................ 8
A. Pembelajaran Konstruktivisme ............................................................... 8
B. Model Pembelajaran Berbasis Proyek (PBP) ......................................... 9
C. Keterampilan Kolaborasi ........................................................................ 12
D. Penelitian Relevan .................................................................................. 14
E. Limbah Minyak Jelantah......................................................................... 16
F. Kurikulum Terkait .................................................................................. 17
G. Kerangka Pemikiran................................................................................ 18
H. Anggapan Dasar ...................................................................................... 19
III. METODE PENELITIAN .......................................................................... 21
A. Populasi dan Sampel Penelitian ............................................................. 21
vii
B. Metode dan Desain Penelitian ................................................................ 21
C. Data Penelitian ........................................................................................ 22
D. Instrumen Penelitian ............................................................................... 22
E. Validitas Instrumen Penelitian ................................................................ 22
F. Prosedur Penelitian ................................................................................. 23
G. Analisis Data ........................................................................................... 25
IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ........................................ 27
A. Hasil Penelitian ....................................................................................... 27
1. Data Utama Penilitian ........................................................................ 27
2. Data Pendukung Penelitian ................................................................ 32
B. Pembahasan............................................................................................. 34
1. Hasil Analisis Indikator Keterampilan Kolaborasi pada
PBPDUMJ .......................................................................................... 34
2. Kinerja Produk Siswa ......................................................................... 48
V. SIMPULAN DAN SARAN........................................................................ 51
A. Simpulan ................................................................................................. 51
B. Saran ...................................................................................................... 51
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
1. Bahan Ajar ....................................................................................................... 58
2. Lembar Kinerja Produk .................................................................................... 74
3. Daftar Nilai Kinerja Produk ............................................................................. 74
4. Daftar Skor Keterampilan Kolaborasi .............................................................. 75
5. Angket Respon siswa ....................................................................................... 85
xiv
viii
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1. Tahap-tahap PBP .............................................................................................. 11
2. Indikator Keterampilan Kolarorasi ................................................................... 14
3. Penelitian Relevan ............................................................................................ 15
4. Pedoman Konversi Interval Persentase menjadi Katagori ............................... 26
5. Persentase skor indikator keterampilan kolaborasi pada tahapan
PBPDUMJ ........................................................................................................ 28
6. Skor Kinerja Produk yang diperoleh Siswa ..................................................... 32
ix
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1. Bagan Prosedur penelitian ............................................................................. 24
2. Persentase skor keterampilan kolaborasi siswa pada indikator
1,3 dan 5 ......................................................................................................... 29
3. Persentase skor keterampilan kolaborasi siswa pada indikator
1,3,4, dan 5 .................................................................................................... 29
4. Persentase skor keterampilan kolaborasi pada indikator
1.3.4, dan 5 ..................................................................................................... 30
5. Perentase skor keterampilan kolaborasi siswa pada indikator 4 dan 6 .......... 31
6. Persentase skor keterampilan kolaborasi siswa pada indikator
1.2 dan 5 ......................................................................................................... 31
7. Nilai rata-rata produk siswa pada kinerja produk .......................................... 33
8. Persentase respon siswa terhadap model PBPDUMJ pada
setiap pernyataan ........................................................................................... 34
9. Sabun produk buatan siswa ............................................................................ 48
10. Perbandingan warna sabun buatan siswa dengan sabun buatan pabrik ......... 49
11. Perbandingan busa sabun buatan siswa dengan busa sabun buatan pabrik ... 50
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dewasa ini perubahan zaman sangatlah cepat yang ditandai dengan kemajuan tek-
nologi di segala bidang kehidupan (Yulita, 2018; Wijaya, Sudjimat & Nyoto,
2016; Zaroni & Rusniati 2015; Sugiono, 2005). Hal ini dapat mempermudahkan
kehidupan umat manusia, dan karena kemudahannya penggunaan teknologi telah
menjadi sebuah kebutuhan khususnya bagi generasi muda, misalnya penggunaan
gadget (Nursyifa, 2018). Kecanggihan fitur-fitur yang ada di gadget seperti game
online, instagram, facebook dan aplikasi lainnya membuat mereka lebih tertarik
dengan gadget dibandingkan dengan lingkungan sekitar (Subarkah, 2019).
Kecanduan terhadap gadget membawa pengaruh besar dalam hidup mereka bah-
kan dapat merubah pola pikir, kepribadian, serta tingkah lakunya (Winarno dalam
Nursyifa, 2018). Hal ini menyebabkan seseorang memiliki perilaku introvert, an-
tisosial dan sulit berinteraksi dengan dunia nyata (Arifin dalam Nursyifa, 2018).
Pengaruh dari perilaku-perilaku tersebut akan berdampak kelak saat mereka telah
di dunia kerja, dimana saat mereka dituntut mampu berinteraksi dengan orang lain
secara kompeten dan saling menghormati (Redhana, 2015, Zubaidah, 2016) .
Salah satu bekal untuk menangani permasalahan tersebut adalah dengan keteram-
pilan berkolaborasi. Pentingnya memiliki keterampilan tersebut agar manusia
2
mampu bersosialisasi, peka terhadap lingkungan sekitar, serta mengendalikan ego
dan emosi (Tama, 2018; Kusumadewi, 2018).
Keterampilan kolaborasi adalah kemampuan berpartisipasi dalam setiap kegiatan
untuk membina hubungan dengan orang lain, saling menghargai hubungan dan
kerja tim untuk mencapai tujuan yang sama (Le, Janssen & Wubbels, 2017). Ke-
mampuan dalam hal berinteraksi dengan menghargai perbedaan, berpartisipasi
dalam diskusi, sumbang saran, mendengarkan, dan mendukung orang lain (Sari,
Prasetyo, & Setiyo, 2017). Indikator yang menunjukkan keterampilan kolaborasi
adalah berkontribusi secara aktif, bekerja secara produktif, menunjukkan fleksi-
bilitas dan kompromi, menunjukkan tanggung jawab, dan menunjukkan sikap
menghargai (Grenstein, 2012).
Salah satu cara untuk melatihkan keterampilan kolaborasi yaitu dengan jalur pen-
didikan (Mukminan, 2014; Istoyono, Mardapi, & Suparno, 2014). Pendidikan ya-
ng bukan hanya dilakukan untuk mengembangkan pengetahuan berdasarkan sub-
jek inti pembelajaran, tetapi juga harus diorientasikan agar siswa memiliki ke-
mampuan kolaboratif (Andayani, 2018). Dengan pendidikan yang seperti itu di-
harapkan mampu menghadapi pekerjaan bersifat lebih internasional, multikultural
dan saling berhubungan (Zubaidah, 2016). Agar siswa memiliki kemampuan ter-
sebut, maka dapat melatihnya dengan memberikan masalah menantang yang ada
di kehidupan nyata (Zubaidah, 2016, Trinova, 2012).
Misalnya, masalah pada pedagang gorengan kaki lima yang menggunakan minyak
goreng dengan jumlah yang banyak untuk menggoreng berbagai jenis gorengan
seperti tempe, tahu, bakwan dan lain-lain. Biasanya pedagang menggunakan
3
minyak goreng lebih dari 3 kali penggorengan. Hal ini yang menyebabkan peru-
bahan ikatan tak jenuh pada minyak menjadi jenuh dan perubahan warna pada mi-
nyak dari jernih menjadi keruh kecoklatan (Anshori, 2017), sehingga berpengaruh
pada mutu dan gizi minyak (Suhartono, 2001). Jika minyak jelantah tersebut di-
konsumsi maka dapat mengganggu kesehatan tubuh (Permana, Muhartono,
Ramadhian & Hanriko, 2017) dan jika minyak jelantah tersebut dibuang secara
sembarang maka dapat mencemari lingkungan (Kusnadi, Harahap & Rohendi,
2018).
Melalui masalah minyak jelantah tersebut siswa ditantang untuk memanfaatkan
kembali minyak jelantah dengan menghasilkan produk-produk nyata mengguna-
kan pengetahuan yang mereka miliki. Produk nyata itulah salah satu ciri dari mo-
del pembelajaran berbasis proyek (PBP) (Thomas, 2000; Diawati, Liliasari,
Setiabudi, & Buchari, 2018).
Model PBP adalah model pembelajaran yang didasarkan pada pendekatan kons-
truktivis untuk belajar, yang mensyaratkan konstruksi pengetahuan dengan berba-
gai perspektif, dalam kegiatan sosial, dan memungkinkan kesadaran diri untuk be-
lajar (Duffy & Cunningham dalam Grant & Tamim, 2013).
Terdapat 5 fitur penting pada PBP yaitu pertanyaan atau masalah otentik yang
mendorong kegiatan untuk mendapatkan konsep dan prinsip, kelompok penyelidi-
kan antara siswa, guru dan anggota masyarakat yang saling berkolaborasi tentang
pertanyaan atau masalah, siswa dituntut berpikir, keterlibatan siswa dalam penye-
lidikan, dan serangkaian artefak atau produk yang menjawab pertanyaan masalah
(Diawati, dkk, 2018).
4
Pada tahapan PBP siswa diorientasi dengan memperhatikan penjelasan mengenai
PBP (Diawati, dkk 2018) pembagian kelompok dan pembagian lembar penugasan
dengan wacana tentang masalah minyak jelantah. Siswa melakukan pengamatan
terhadap objek yang berkaitan dengan permasalahan minyak jelantah, kemudian
siswa menggunakan pengetahuan yang dimiliki dengan permasalahan yang se-
dang dihadapi. Siswa mengidentifikasi dan merumuskan masalah dengan menga-
jukan pertanyaan (Wicaksana. Wardono & Ridlo, 2018). Lalu siswa mencari in-
formasi dari berbagai sumber yang dapat menyelesaiakan permasalahan yang se-
dang dihadapi, untuk menjawab pertanyaan yang diajukan. Informasi yang telah
diperoleh didiskusikan untuk mendapatkan solusi dari permasalahan tersebut.
Lalu siswa dapat merencanakan proyek yang akan dikerjakan, dalam kegiatan ini
siswa saling berdiskusi dengan mengemukakan ide tentang produk-produk yang
akan dibuat. Produk-produk yang telah dikemukakan didiskusikan kembali, dipa-
hami dan diperhitungkan berdasarkan ketersediaan alat dan bahan serta waktu pe-
ngerjaannya.
Selanjutnya siswa menyusun jadwal pelaksanaan, pada tahap ini siswa saling ber-
diskusi untuk membuat timeline dan deadline secara rinci. Setelah membuat ti-
meline dan deadline siswa selanjutnya melaksanakan proyek, pada tahap ini siswa
saling berbagi peran untuk menyelesaikan proyek. Pada pengerjaan proyek ini,
siswa berkonsultasi baik kepada teman maupun guru. Siswa fokus dalam menger-
jakan proyek agar produk yang dihasilkan optimal.
Selain itu siswa memantau perkembangan proyek yang sedang dikerjakan dan
hambatan yang dihadapi (Warsono, 2013). Selanjutnya produk yang telah
5
dihasilkan dipresentasikan kepada guru dan teman lainnya dengan bahasa yang
baik dan sopan. Pada saat ada siswa yang mempresentasikan produk, siswa lain-
nya mendengarkan dan menghargainya. Selanjutnya siswa merefleksikan aktivi-
tasnya dan hasil produk yang telah dikerjakan.
Berdasarkan uraian di atas bahwa melalui model pembelajaran berbasis proyek
dapat melatihkan keterampilan kolaborasi siswa. Hal ini karena siswa termotivasi
untuk berkontribusi dalam memecahkan masalah nyata dalam kehidupan sehari-
hari dengan merencanakan produk yang akan dihasilkan (Sari, Prasetyo, & Setiyo,
2017).
Hal ini didukung berdasarkan penelitian orang lain yang menunjukkan bahwa pe-
nggunaan PBP dapat meningkatkan keterampilan kolaborasi siswa (Sari, Prasetyo,
& Setiyo, 2017; Baser, Ozden, & Karaarslan, 2017; Saenab, Yunus dan Virninda,
2017). Selain itu terdapat beberapa penelitian yang berkaitan dengan model PBP.
Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa model PBP dapat mening-
katkan keterampilan berpikir kreatif siswa (Diawati, Liliasari, Setiabudi, &
Buchari, 2017), meningkatkan sikap kewirausahaan siswa (Carnawi, Sudarmin &
Nanik Wijayanti, 2017), meningkatkan penguasaan konsep untuk siswa SMP
(Yamin, Permanasari, Redjeki, & Sopandi, 2017).
Namun, faktanya pembelajaran kimia di sekolah hanya berdasarkan pada kuriku-
lum yang tidak menyelesaikan masalah menantang di kehidupan nyata. Hal ini
sesuai dengan hasil observasi di SMA Negeri 14 Bandar Lampung yang menyata-
kan bahwa pembelajaran di sekolah hanya pada pembelajaran structured bukan
ill-structured. Hasil studi PISA menggambarkan rendahnya keterampilan siswa
6
menggunakan pengetahuan yang mereka miliki untuk menyelesaikan masalah
yang dihadapi (Iswadi, 2016). Hasil dari PISA pada umumnya digunakan untuk
memilih sikap dan kebijakan negara dalam merumuskan strategi pendidikan. Sa-
lah satu kebijakan Kemendikbud dengan mengubah paradigma pembelajaran me-
lalui model pembelajaran yang menekankan pentingnya kolaborasi dalam menye-
lesaikan masalah nyata (collaborative problem solving) (Kemendikbud, 2013).
Berdasarkan uraian kajian teoritik maupun empirik di atas, maka perlu dilakukan
penelitian berjudul “Analisis Keterampilan Berkolaborasi Siswa pada Pembela-
jaran Berbasis Proyek Daur Ulang Minyak Jelantah (PBPDUMJ)”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang sudah diuraikan diatas, maka masalah
dalam penelitian ini adalah bagaimanakah Keterampilan Berkolaborasi Siswa
pada PBPDUMJ?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan, maka tujuan dari peneli-
tian ini adalah untuk mendeskripsikan Keterampilan Berkolaborasi Siswa pada
PBPDUMJ.
D. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi:
1. guru dan calon guru
7
Memberi inspirasi dan pengalaman secara langsung bagi guru dalam kegiatan
pembelajaran kimia yang ill-structured dengan menerapkan model pembela-
jaran berbasis proyek
2. siswa
Melalui model pembelajaran berbasis proyek siswa memiliki pengalaman
menyelesaikan masalah dengan menghasilkan suatu produk.
3. sekolah
Sebagai masukan dalam pengembangan kurikulum yang menatang siswa dalam
pembelajaran di sekolah untuk mengembangkan perangkat pembelajaran.
E. Ruang Lingkup Penelitian
Untuk menghindari kesalahpahaman terhadap penelitian ini, akan dibahas ruang
lingkup penelitian ini adalah:
1. analisis adalah penyelidikan terhadap suatu peristiwa (karangan, perbuatan, dan
sebagainya) untuk mengetahui keadaan yang sebenarnya (KBBI)
2. indikator keterampilan kolaborasi diantaranya berkontribusi secara aktif, beker-
ja secara produktif, menunjukkan fleksibilitas dan kompromi, mengelola
proyek dengan baik, menunjukkan tanggung jawab, dan menunjukkan sikap
menghargai (Greenstein, 2012) .
3. model pembelajaran berbasis proyek yang digunakan dalam penelitian ini
menggunakan sintaks The George Lucas Educational Foundation (TGLEF),
(2005)
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Pembelajaran Konstruktivisme
Teori pembelajaran konstruktivisme didefinisikan sebagai konstruksi aktif dari
pengetahuan baru berdasarkan pengalaman belajar sebelumnya (Dewey, Piaget,
Vygotsky & Bruner dalam Koohang dkk, 2009). Teori yang menekankan bahwa
siswa membangun sendiri pengetahuannya untuk mendapatkan suatu pemahaman
tentang dunia di sekelilingnya (Sari, Prasetyo, & Setiyo, 2017).
Konstruktivisme bertujuan membangun pengetahuan dengan berbagai perspektif
dan dalam aktivitas sosial. Itu juga tergantung konteks yang memungkinkan
akan kesadaran diri untuk belajar dan mengetahui (Duffy & Cunningham dalam
Grant & Tamim, 2013).
Karakteristik teori pembelajaran konstruktivisme berdasarkan tinjauan literatur
yang komprehensif adalah sebagai berikut; berbagai perspektif dan representasi
konsep; guru berperan sebagai pemandu, pengawas, pelatih, pembimbing dan
fasilitator; siswa memainkan peran sentral dalam pembelajaran; situasi belajar,
lingkungan, keterampilan, konten dan tugas relevan, realistis, otentik; menekan-
kan pada keterampilan memecahkan masalah, berpikir tingkat tinggi dan
pemahaman (Murphy dalam Koohang, 2009).
9
B. Model Pembelajaran Berbasis Proyek (PBP)
Pembelajaran berbasis proyek merupakan penerapan dari pembelajaran aktif, teori
kontruktivisme dari Piaget, serta teori kontruksionisme dari Seymour Papert”.
Pembelajaran aktif bercirikan student center yang artinya pembelajaran berpusat
pada peserta didik sehingga melibatkan aktivitas peserta didik yang lebih banyak
(Warsono, 2013).
Model PBP dilakukan agar siswa mampu mengaitkan komponen beragam peme-
cahan masalah, mengaitkan antar materi, pertanyaan terbuka, hands on, kerja ke-
lompok, kegiatan kelompok interaktif dan siswa dapat menghasilkan produk yang
nyata (Clark & Ernst, 2007).
Pembelajaran berbasis proyek (PBL) adalah model yang mengatur pembelajaran
sekitar proyek. Menurut definisi yang ditemukan dalam PBL handbooks for teach-
ers proyek adalah tugas yang kompleks, berdasarkan pertanyaan atau masalah
yang menantang, itu melibatkan siswa dalam desain, penyelesaian masalah, peng-
ambilan keputusan, atau investigasi kegiatan; memberi siswa kesempatan untuk
bekerja secara relatif secara mandiri periode waktu yang panjang; dan berujung
pada produk atau presentasi yang realistis (Jones, Rasmussen, Moffitt, Michaelson
dalam Thomas 2000).
PBP merupakan metode belajar yang menggunakan masalah sebagai langkah awal
dalam mengumpulkan dan menggunakan pengetahuan baru berdasarkan pengala-
mannya dalam beraktifitas secara nyata (Sari, Prasetyo, & Setiyo, 2017,
Kemendikbud, 2013).
10
PBP merupakan model pembelajaran yang berpusat pada siswa untuk melakukan
suatu investigasi yang mendalam terhadap suatu topik. Siswa secara konstruktif
melakukan pendalaman pembelajaran dengan pendekatan berbasis riset terhadap
permasalahan dan pertanyaan yang berbobot, nyata, dan relevan (Grant, 2002).
Berdasarkan teori tersebut dapat disimpulkan bahwa pembelajaran berbasis pro-
yek adalah pembelajaran yang berpusat pada siswa yang menggunakan proyek
atau kegiatan sebagai media untuk memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-
hari.
Terdapat 5 fitur penting pada PBP yaitu pertanyaan atau masalah otentik yang
mendorong kegiatan untuk mendapatkan konsep dan prinsip, kelompok penye-
lidikan antara siswa, guru dan anggota masyarakat saat mereka berkolaborasi ten-
tang pertanyaan atau masalah, siswa dituntut berpikir, keterlibatan siswa dalam
penyelidikan, dan serangkaian artefak atau produk yang menjawab pertanyaan
masalah (Diawati, Liliasari, Setiabudi & Buchari, 2018).
Adapun sintaks atau tahap-tahap PBP yang dilakukan oleh siswa untuk menye-
lesaikan permasalahan tersebut, tahapannya terdiri dari orientasi, mengidentifikasi
dan mendefinisikan suatu proyek, merencanakan suatu proyek, melaksanakan pro
yek, mendokumentasikan dan melaporkan proyek temuan, dan mengevaluasi dan
mengambil tindakan (Diawati, Liliasari, Setiabudi & Buchari, 2017). Hal ini di-
kembangkan oleh TGLEF (2005) tahap-tahapnya yaitu: :
(5) Start with the Essensial Question, (2) Design a Plan for the Project, (3)
Create a Schedule, (4) Monitor Students and Project Progress, (5) Assess
the Outcome, (6) Evaluate the Experience
11
Tabel 1. Tahap-tahap pembelajaran berbasis proyek
No.
(1)
Tahap
(2)
Aktivitas
(3)
1. Start with the
Essensial Question
(PenentuanPertanyaan
Mendasar)
Pembelajaran dimulai dengan pertanyaan essensial, siswa
diorientasi permasalahan nyata dalam kehidupan sehari-hari,
siswa mencari informasi terkait masalah tersebut sehingga
siswa dapat mengajukan pertanyaan esensial yang dapat
membantu memecahkan masalah.
2. Design a Plan for the
Project (Mendesaian
Perencanaan Proyek)
Perencanaan dilakukan secara kolaboratif antara pengajar dan
peserta didik. Dengan demikian peserta didik diharapkan akan
merasa “memiliki” atas proyek tersebut. Perencanaan berisi
tentang aturan main, pemilihan aktivitas yang dapat mendu-
kung dalam menjawab pertanyaan essensial, dengan cara
mengintegrasikan berbagai subyek yang mungkin, serta
mengetahui alat dan bahan yang dapat diakses untuk mem-
bantu menyelesaikan proyek.
3. Create a Schedule
(Menyusun Jadwal)
Aktivitas pada tahap ini antara lain peserta didik berdiskusi :
1) Membuat timeline untuk menyelesaikan proyek
2) Membuat deadline penyelesaian proyek
3) Membawa peserta didik agar merencanakan cara yang baru
4) Membimbing peserta didik ketika mereka membuat cara
yang tidak berhubungan dengan proyek, dan
5) Meminta peserta didik untuk membuat penjelasan (alasan)
tentang pemilihan suatu cara.
4. Monitor Students and
Project Progress
(Memonitor peserta
didik dan kemajuan
proyek)
Peserta didik melakukan observasi, penyelidikan, dan kegiatan
lainnya berdasarkan pada rencana kegiatan. Peserta didik
bekerja dalam kelompok untuk melaksanakan proyek. Peserta
didik mengkomunikasikan kesulitan yang dihadapi dalam
penyelesaian proyek. Peserta didik mengorganisasi, meng-
analisis, menguji hipotesis, dan membuat generalisasi.
5. Assess the Outcome
(Menguji hasil)
Peserta didik melaporkan hasil penelitian dan memaparkannya
di depan kelas, serta ditanggapi oleh kelompok lainnnya.
6. Evaluate the
Experience
(Mengevaluasi
pengalaman)
Pada akhir proses pembelajaran, pengajar dan peserta didik
melakukan refleksi terhadap aktivitas dan hasil proyek yang
sudah dijalankan. Proses refleksi dilakukan baik secara indi-
vidu maupun kelompok. Pada tahap ini peserta didik diminta
untuk mengungkapkan perasaan dan pengalamannya selama
menyelesaikan proyek. pengajar dan peserta didik mengem-
bangkan diskusi-diskusi dalam rangka memperbaiki kinerja
selama proses pembelajaran, sehingga pada akhirnya ditemu-
kan suatu temuan baru (new inquiry) untuk menjawab perma-
salahan yang diajukan pada tahap pertama pembelajaran.
Han & Bhatttacharya dalam Orey (2010) mengidentifikasi ada lima kelebihan dari
implementasi PBP yaitu:
12
(1) meningkatkan motivasi belajar peserta didik;
(2) meningkatkan kecakapan peserta didik dalam pemecahan masalah;
(3) memperbaiki keterampilan menggunakan media pembelajaran,
(4) meningkatkan semangat dan keterampilan berkolaborasi; serta
(5) meningkatkan ketrampilan dalam manajemen berbagai sumber daya.
Selain memiliki kelebihan, model pembelajaran proyek memiliki kelemahan yang
dikemukan oleh Sari, Prasetyo, & Setiyo (2017), diantaranya yaitu:
(1)memerlukan banyak waktu untuk menyelesaikan masalah,
(2)membutuhkan biaya yang cukup banyak,
(3)banyak instrukstur yang merasa nyaman dengan kelas tradisional, dimana
instruktur memegang peran utama di kelas,
(4)banyaknya peralatan yang harus disediakan,
(5)peserta didik yang memiliki kelemahan dalam percobaan dan
pengumpulan informasi akan mengalami kesulitan,
(6)ada kemungkinan peserta didk yang kurang aktif dalam kerja kelompok,
(7)ketika topik yang diberikan kepada masing-masing kelompok berbeda, di-
khawatirkan peserta didik tidak bisa memahami topik secara keseluruhan
C. Keterampilan Kolaborasi
Menurut Grenstein (2012) kolaborasi sebagai proses belajar untuk merencanakan
dan bekerja bersama-sama, untuk menimbang perbedaan pandangan/perspektif,
dan untuk berpartisipasi dalam diskusi dengan cara sumbang saran, mendengar-
kan, dan mendukung orang lain. Lebih lanjut Greenstein (2012) menerangkan
bahwa di dalam kelas kolaborasi, peserta didik akan bekerja untuk membagi tu-
juan, belajar bersama, terlibat dalam tugas yang bermakna, dan membangun pe-
ngetahuan awal untuk menghasilkan ide-ide dan berbagai macam produk/artefak.
Kolaborasi adalah gaya interaksi di mana dua atau lebih profesional bekerja ber-
sama dalam mencapai tujuan (Murawsky, 2010). Kolaborasi merupakan filsafat
tentang bagaimana berhubungan dengan orang lain (bagaimana belajar dan beker-
ja), yaitu adalah cara untuk berhadapan dengan orang lain dengan menghargai
13
perbedaan, berbagi kekuasaan, dan mengumpulkan pengetahuan dari orang lain.
Oleh karena itu, kolaborasi memiliki makna lebih dari kerja sama (Woolfolk,
2007).
Keterampilan kolaborasi adalah kemampuan dalam hal berinteraksi dengan orang
lain yang berupa kegiatan bekerja bersama-sama untuk mencapai tujuan dengan
menghargai perbedaan, berpartisipasi dalam diskusi, sumbang saran, mendengar-
kan, dan mendukung orang lain (Sari, Prasetyo, & Setiyo, 2017). Berdasarkan
uraian di atas keterampilan kolaborasi adalah kemampuan individu berinteraksi
dengan individu atau individu dengan kelompok untuk mencapai tujuan dengan
saling bekerja sama, saling menghargai, terlibat dalam tugas, dan mampu meng-
hasilkan ide-ide.
Berdasarkan beberapa definisi operasional keterampilan kolaborasi yang erat ka-
itannya dengan proyek, Grenstein (2012) menyatakan indikator keterampilan
kolaborasi yaitu :
berkontribusi secara aktif, bekerja secara produktif, menunjukkan fleksibilitas
dan kompromi, mengelola proyek dengan baik, menunjukkan tanggung
jawab, dan menunjukkan sikap menghargai.
Berikut disajikan kriteria-kriteria pada beberapa indikator yang telah diuraikan di
atas ditunjukkan pada Tabel 2.
14
Tabel 2. Indikator keterampilan kolaborasi
No.
(1)
Indikator
(2)
Kriteria
(3)
Berdasarkan
(4)
1. Berkontribusi
Secara Aktif
- Selalu mengungkapkan ide, saran, atau
solusi dalam diskusi
- Ide, saran atau solusi yang diutarakan
berguna dalam diskusi
International
Reading
Association/NCTE
(2005)
2. Bekerja Secara
Produktif
- Menggunakan waktu secara efisien
dengan tetap fokus pada tugasnya tanpa
diperintah
- Menghasilkan kerja yang dibutuhkan
Grenstein tahun
2012
3. Menunjukkan
Flesibilitas dan
Kompromi
- Menerima keputusan bersama
- Menerima penghargaan, kritik dan saran
- Memahami, merundingkan,
memperhitungkan perbedaan untuk
mencapai pemecahan masalah, terkhusus
pada lingkungan multi-culturals
- Fleksibel dalam bekerja sama
- Selalu berkompromi dengan tim untuk
menyelesaikan masalah
Triling & Fadel
tahun 2007
4. Mengelola Proyek
dengan Baik
- Membuat rincian pengerjaan proyek
dengan detail
- Membagi tugas yang jelas kepada
anggota kelompok berdasarkan kekuatan
anggota kelompok
- Mengatur jadwal kerja dan menentukan
deadline
- Menggunakan waktu dan pertemuan
dengan efisien
Buck Institute for
Education (2013)
5. Menunjukkan
Sikap Menghargai
- Menunjukkan yang sopan dan baik pada
teman
- Mendengarkan dan menghargai
pendapat teman
- Mendiskusikan ide
6. Menunjukkan
Tanggung Jawab
- Secara konsisten menghadiri pertemuan
kelompok dengan tepat waktu
- Mengikuti perintah yang telah menjadi
tugasnya
- Tidak bergantung pada orang lain untuk
menyelesaiakan tugasnya
Fanker tahun 2007
D. Penelitian Relevan
Beberapa penelitian yang relevan yang dilakukan orang lain dengan penelitian ini
ditunjukkan pada Tabel 3.
15
Tabel 3. Penelitian relevan.
No.
(1)
Peneliti
(2)
Judul
(3)
Metode
(4)
Hasil
(5)
1. Sari, K. Arum,
Zuhdan K
Prasetyo &
Setiyo
Wibowo
(2017)
Pengembangan
Lembar Kerja Pe-
serta Didik IPA
Berbasis Model
Project Based
Learning untuk
Meningkatkan
Keterampilan
Kolaborasi dan
Komunikasi
Peserta Didik
Kelas VII
Metode pelitian
yang digunakan
adalah penelitian
dan pengem-
bangan (research
and development)
dengan menerap-
kan model 4D
(Define, Design,
Develop, &
Disseminate)
1. LKPD IPA layak untuk
meningkatkan
keterampilan kolaborasi
dan komunikasi peserta
didik kelas VII;
peningkatan
2. Peningkatan
keterampilan kolaborasi
peserta didik berkategori
sedang sebesar 31,54 %
dari “cukup” menjadi
“baik”;
3. peningkatan keterampilan
komunikasi peserta didik
berkategori sedang sebesar
47,96 % dari “kurang”
menjadi “baik”
4. LKPD IPA mendapat
respon dari peserta didik
dengan kategori sangat
baik (A).
2. Derya Baser,
M. Yasar
Ozden, &
Hasan
Karaarslan
(2017)
Collaborative
project-based
learning: an inte-
grative science
and technological
education project
Penelitian ini
menerapkan
tindakan proaktif.
Data dikumpulkan
secara kualitatif
Melalui
wawancara,
formulir
observasi, arsip
forum, dan situs
web rubrik
evaluasi.
Efisien dalam meningkatkan
teknologi canggih siswa dan
keterampilan kolaboratif,
serta mengekspos mereka ke
praktek mengintegrasikan
teknologi ke dalam sains
3. Saenab, Yunus
& Virninda
(2017)
PBP untuk Pe-
ngembangan Ke-
terampilan Maha-
siswa: Sebuah
kajian deskriptif
tentang peran
PBP dalam
melejitkan
keterampilan ko-
munikasi dan ko-
laborasi maha-
siswa
Penelitian ini
adalah penelitian
deskriptif yang
menggambarkan
mengenai peran
PBP dalam mele-
jitkan keteram-
pilan komunikasi
dan kolaborasi
mahasiswa.
Penerapan PBP
menunjukkan kelebihan
dalam mengembangkan
keterampilan komunikasi
dan kolaborasi mahasiswa.
4. Diawati,
Liliasari,
Setiabudi &
Buchari (2017)
Students’
Construction of a
Simple Steam
Distillation
Penelitian ini
menggunakan
studi kasus
kualitatif. Teknik
pembelajaran berbasis pro-
yek dapat mengembangkan keterampilan berpikir kreatif
siswa
16
Tabel 3. (Lanjutan)
(1) (2) (3) (4) (5)
Apparatusand
Developmentof
Creative Thinking
Skills: A Project-
Based Learning
pengumpulan data
yang digunakan
adalah penilaian
kinerja,
wawancara, dan
catatan lapangan.
5. Carwita,
Sudarmin, &
Nanik
Wijayanti
(2017)
Application of
Project Based
Learning (PBL)
Model for
Materials of Salt
Hidrolysis to
Encourage
Students’
Entrepreneurship
Behaviour
Penelitian ini
adalah penelitian
eksperimental de-
ngan menggu-
nakan metode
kuantitatif.
Pengambilan sam-
pel menggunakan
teknik simple ran-
dom sampling.
1. sikap kewirausahaan siswa
mengalami pertumbuhan
2. tidak ada gender yang
mempengaruhi sikap
kewirausahaan siswa
3. nilai n-gain pada
kelompok eksperimen
adalah 0,51 dan untuk
kelompok kontrol adalah
0,13.
4. Sedangkan hasil belajar
psikomotor 3,45 kriteria
baik untuk kelompok
eksperimen dan 3,10
kriteria baik untuk
kelompok kontrol.
6. Yamin,
Permanasari,
Redjeki, &
Sopandi
(2017)
Application of
Model Project
Based Learning
on Integrated
Science in Water
Pollution
Penelitian ini
menggunakan
metode kuasi
eksperimental
dengan Acak
Kelompok Pra
Tes
Para siswa memberi respon
positif dalam pembelajaran
sains terintegrasi untuk tema
pencemaran air yang diguna-
kan model PBP dengan
kuesioner aspek opini
sebesar 83,5%, kecemasan
pada siswa sebesar 95,5%,
model
pembelajaran keuntungan
PBP sebesar 96,25% dan
keuntungan pembelajaran
sains terintegrasi dalam
jumlah 95,75%.
E. Limbah Minyak Jelantah
Minyak goreng yang digunakan oleh pedagang gorengan biasanya telah diguna-
kan berkali-kali, hal ini dapat menyebabkan kerusakan pada minyak seperti mi-
nyak mudah berasap, berbusa, berwarna coklat, serta menimbulkan rasa yang ti-
dak sedap (Suhartono, 2001) yang disebut dengan minyak jelantah. Kerusakan
17
pada minyak mengakibatkan menurunnya nilai gizi dan rasa dari makanan yang
digoreng (Ketaren, 1986). Konsumsi minyak jelantah dalam kurun waktu tertentu
akan menyebabkan deposisi sel lemak di berbagai organ tubuh, hal ini akan me-
ngakibatkan kerusakan pada berbagai organ tubuh seperti hati, jantung, ginjal dan
arteri (Rukmini, 2007, Permana, Muhartono, Ramadhian & Hanriko, 2017).
Apabila dibuang ke lingkungan limbah minyak jelantah tersebut akan sangat ber-
dampak bagi lingkungan seperti adanya lapisan minyak dalam air, menurunnya
konsentrasi okseigen terlarut di dalam air, menjadikan pencahayaan matahari ku-
rang maksimal sehingga organisme di dalam air kekurangan cahaya, pada suhu
rendah limbah minyak jelantah akan membeku sehingga menyumbat saluran pipa,
membuat saluran air pembuangan terganggu (Travis, Weisbrond, & Gros, 2008,
Kusnadi, Harahap, dan Rohendi, 2018). Limbah minyak jelantah yang dibuang ke
lingkungan akan mengalami degradasi biologi yang menyebabkan pencemaran
lingkungan berupa turunnya kadar COD dan BOD dalam perairan yang dapat
menimbulkan bau yang busuk jika dibuang ditempat terbuka (Djaeni, 2002,
Kusnadi, Harahap, dan Rohendi, 2018).
F. Kurikulum Terkait
Konsep yang berhubungan dengan daur ulang minyak jelantah adalah sebagai
berikut: kandungan minyak, standar minyak goreng berdasarkan SNI, Reaksi ok-
sidasi yang terjadi pada minyak goreng dimulai dengan adanya pembentukan radi-
kal bebas yang dipercepat oleh cahaya, panas, logam (besi dan tembaga) sebagai
wadah saat penggorengan, dan senyawa oksidator pada bahan pangan yang digo-
reng (seperti klorofil, hemoglobin, dan pewarna sintetik tertentu). Pada minyak
18
jelantah, ikatan rangkap asam lemak tak jenuh teroksidasi, terbentuk isomer cis
menjadi trans, terbentuk radikal bebas aktif. Reaksi saponifikasi antara minyak
dengan basa kuat (NaOH atau KOH) menghasilkan sabun dan gliserol, laju reaksi
minyak dengan NaOH atau KOH, reaksi esterifikasi yaitu reaksi antara alkohol
dengan asam karboksilat (asam lemak dalam minyak), reaksi transesterifikasi
yaitu reaksi antara minyak dengan alcohol dengan katalis asam kuat atau basa
kuat menghasilkan campuran ester alkil asam lemak dan gliserol.
G. Kerangka Pemikiran
Pada PBP ini dilakukan selama 5 minggu, yang setiap minggunya siswa dibagi-
kan lembar penugasan. Saat pembelajaran siswa bekonsultasi dengan guru terkait
dengan rencana proyek, kemajuan proyek dan kendala proyek. Pada tahap orien-
tasi siswa memperhatikan penjelasan mengenai PBP, pembagian kelompok dan
pembagian lembar penugasan dengan wacana tentang masalah yang menantang
dalam kehidupan nyata yaitu masalah minyak jelantah. Kemudian siswa meng-
gunakan pengetahuan yang dimiliki dengan permasalahan yang sedang dihadapi,
sehingga siswa dapat mengidentifikasi dan merumuskan masalah tersebut dengan
mengajukan pertanyaan esensial.
Lalu siswa mencari informasi dari berbagai sumber (internet, buku, jurnal dan
lain-lain) untuk menjawab pertanyaan esensial yang telah diajukan, informasi ya-
ng telah diperoleh didiskusikan untuk mendapatkan solusi dari permasalahan ter-
sebut. Sehingga siswa dapat merencanakan proyek yang akan dikerjakan, siswa
saling berdiskusi dengan mengemukakan ide tentang produk-produk yang akan
dibuat. Produk-produk yang telah dikemukakan didiskusikan dengan teman
19
maupun guru, kemudian di-pahami serta diperhitungkan berdasarkan ketersedian
alat dan bahan serta waktu pengerjaannya.
Selanjutnya siswa membuat jadwal pelaksanaan, pada tahap ini siswa saling ber-
diskusi untuk membuat timeline pengerjaan proyek dengan menyusunnya secara
rinci. Selain itu siswa menentukan deadline penyelesaian proyek. Setelah mem-
buat timeline dan deadline siswa selanjutnya melaksanakan pembuatan proyek,
pada tahap ini siswa saling berbagi peran untuk menyelesaikan proyek yang telah
ditentukan dan setiap anggota kelompok memiliki tugas masing-masing yang
harus dikerjakan tanpa bergantung pada teman lainnya, misalnya salah satu siswa
menyiapkan alat-alat yang diperlukan sedangkan anggota yang lain menyiapkan
bahan-bahan yang digunakan.
Pada pengerjaan proyek ini, siswa berkonsultasi baik kepada teman maupun guru,
siswa fokus dalam mengerjakan proyek agar produk yang dihasilkan optimal. Se-
lain itu siswa memantau perkembangan proyek yang sedang dikerjakan dan ken-
dala yang dihadapi. Selanjutnya produk yang telah dihasilkan dipresentasikan ke-
pada guru dan teman lainnya dengan bahasa yang baik dan sopan. Pada saat ada
siswa yang mempresentasikan produk, siswa lainnya mendengarkan dan menghar-
gainya. Selanjutnya siswa merefleksikan aktivitasnya dan hasil produk yang telah
mereka kerjakan.
H. Anggapan Dasar
Anggapan dasar dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. siswa memiliki karakteristik yang mirip dan guru yang mengajar sama dan
20
mendapatkan fasilitas yang sama
2. tingkat kedalaman dan keluasan materi yang sama
3. keterampilan kolaborasi semata-mata hanya diperoleh dengan perlakuan yang
diberikan.
III. METODE PENELITIAN
A. Populasi dan Sampel Penelitian
Populasi pada penelitian ini adalah siswa kelas XI MIA SMA Negeri 14 Bandar
Lampung tahun ajaran 2018/2019 yang terdapat 6 kelas. Penelitian ini menggu-
nakan satu sampel penelitian yaitu kelas XI MIA 6. Pengambilan sampel dilaku-
kan dengan teknik purposive sampling. Teknik ini merupakan teknik pengambi-
lan sampel yang didasarkan pada suatu pertimbangan tertentu berdasarkan infor-
masi yang sudah diketahui sebelumnya yang diperoleh dari guru dan pihak seko-
lah, untuk memberikan informasi mengenai karakteristik siswa berdasarkan
kemampuan kognitif siswa yang relatif sama (Fraenkel dan Wallen, 2006).
B. Metode dan Desain Penelitian
Metode yang digunakan pada penelitian ini yaitu Weak Experimental Design
dengan desain penelitian yaitu The One-Shot Case Study (Fraenkel dan Wallen,
2006). Adapun desain pada penelitian ini dapat dilihat di bawah ini:
X O
Treatment Observation
(Dependent variable)
(Fraenkel dan Wallen, 2006)
Keterangan :
X : Perlakuan berupa penerapan model PBPDUMJ
O : Pengamatan (pengukuran) keterampilan berkolaborasi yang diberikan
22
C. Data Penelitian
Jenis data dalam penelitian ini adalah data kualitatif. Data utama pada penelitian
ini adalah data keterampilan kolaborasi siswa yang diperoleh melalui lembar ob-
servasi tentang pengamatan aktivitas siswa selama mengikuti proses pembelajar-
an. Sedangkan data pendukung dalam penelitian ini adalah data lembar kinerja
produk siswa.
D. Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah instrumen nontes berupa
lembar observasi yang digunakan untuk mengamati aktivitas siswa selama mengi-
kuti proses pembelajaran dengan model PBPDUMJ. Lembar observasi terdiri dari
lima indikator aktivitas siswa, diantaranya adalah berkontribusi secara aktif, be-
kerja secara produktif, menunjukkan flesibilitas dan kompromi, mengelola proyek
dengan baik, menunjukkan tanggung jawab, dan menunjukkan sikap menghargai.
Setiap indikator memiliki kriteria yang dijadikan sebagai task untuk menilai kete-
rampilan kolaborasi. Analisa hasil observasi dilakukan dengan menentukan pre-
sentase. Selain menggunakan lembar observasi, instrumen yang digunakan yaitu
kinerja produk untuk menilai produk yang dibuat oleh siswa.
E. Validitas Instrumen Penelitian
Suatu instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan
dan dapat mengungkap data dari variabel yang diteliti secara tepat. Untuk itu, per-
lu dilakukan pengujian terhadap instrumen yang akan digunakan. Pengujian ins-
trumen penelitian ini menggunakan validitas isi. Adapun pengujian validitas isi ini
23
dilakukan dengan cara judgment. Dalam hal ini pengujian dilakukan dengan me-
nganalisis kesesuaian antara indikator keterampilan kolaborasi dengan aspek yang
akan diukur. Bila antara unsur-unsur itu terdapat kesesuaian, maka instrumen di-
anggap valid dan dapat digunakan untuk mengumpulkan data sesuai kepentingan
penelitian yang bersangkutan. Dalam mekanisme kerjanya, cara judgment memer-
lukan ketelitian dan keahlian penilai. Untuk itu meminta ahli untuk melakukan-
nya. Hal ini meminta bantuan dosen pembimbing penelitian untuk mengujinya.
F. Prosedur Penelitian
Langkah-langkah yang dilakukan dalam penelitian ini adalah:
1. Observasi pendahuluan
Observasi pendahuluan dimulai dengan observasi ke SMA Negeri 14 Bandar
Lampung yang bertujuan untuk mendapatkan informasi mengenai kurikulum
yang digunakan, metode pembelajaran yang diterapkan, karakteristik siswa,
jadwal serta kelengkapan alat dan bahan di laboratorium. Informasi yang
diperoleh digunakan untuk menetukan sampel penelitian.
2. Penyusunan instrumen
Penyusun instrumen penelitian yang meliputi, lembar observasi keterampilan
kolaborasi melalui penerapan model pembelajaran berbasis proyek dan lembar
penilaian kinerja praktikum siswa. Selain itu menyusun perangkat pembela-
jaran berupa RPP.
3. Pengambilan data
Pada tahap ini melakukan proses pembelajaran pada masalah minyak jelantah
melalui PjBL dan melakukan data keterlaksanaan (lembar pengamatan)
24
kepada subjek penelitian pada saat berlangsungnya pembelajaran.
Prosedur penelitian tersebut dapat digambarkan dalam bentuk bagan disajikan
pada Gambar 1.
Keterangan : = kegiatan
= hasil
Gambar 1. Bagan prosedur penelitian
Tah
ap
Pen
gam
bil
an
dat
a
Tah
ap
Pen
gel
ola
han
Dat
a
Tah
ap
Pel
apo
ran
Tah
ap
Pen
yu
sunan
inst
rum
en
Tah
ap
Pen
dah
ulu
an
Observasi Pendahuluan Mendapatkan data-data siswa
Membuat Instrumen
Pembelajaran Berbasis Proyek
Analisis Data Simpulan
Membuat Laporan
- Instrumen lembar observasi
keterampilan kolaborasi
- Instrumen kinerja produk
- Data skor indikator
keterampilan kolaborasi
- Data nilai kinerja produk
Skripsi
25
4. Pengelolahan data
Menganalisis data berupa hasil pengamatan aktivitas siswa untuk memperoleh
informasi mengenai keterampilan kolaborasi, melakukan pembahasan terhadap
hasil penelitian dan menarik kesimpulan.
5. Pelaporan
Pada tahap ini, membuat laporan penelitian berupa skripsi. Laporan yang dibu-
at berisi mengenai hasil penelitian secara tertulis. Tahap pelaporan ini
merupakan tahap akhir dalam sebuah proses penelitian.
H. Analisis Data
Dalam penelitian ini, dilakukan dua analisis data yaitu terhadap data utama dan
data pendukung.
1. Analisis data utama
Data utama pada penelitian ini adalah lembar observasi indikator keterampilan
kolaborasi, setiap indikator dinilai dengan skor tertinggi 3 dan skor terendah
1. Data utama yang diperoleh pada penelitian ini adalah skor dari pengamatan
aspek yang dinilai pada keterampilan kolaborasi, analisis data dilakukan
sebagai berikut:
a. Memberikan skor untuk setiap task keterampilan kolaborasi pada setiap sis-
wa.
b. Menjumlahkan skor yang diperoleh oleh setiap siswa dari setiap task kete-
rampilan kolaborasi.
c. Menentukan persentase dari skor yang didapat pada setiap task keterampilan
dengan menggunakan persamaan menurut:
26
% skor tiap task =
Persentase rata-rata skor per task yang didapat digunakan untuk mencari
persentase rata-rata skor keterampilan, dengan rumus sebagai berikut:
% rata-rata skor keterampilan
Berdasarkan persamaan di atas, maka diperoleh pedoman konversi interval
menggunakan kriteria menurut Widoyoko (2014) seperti pada Tabel 4.
Tabel 4. Pedoman Konversi Interval Presentase Menjadi Kategori
2. Analisis data pendukung
Data pendukung yang dianalisis dalam penelitian ini adalah kinerja produk dan
respon siswa terhadap PBPDUMJ. Pada kinerja produk indikator task yang di-
ukur yaitu produk (tekstur dan busa) dan produk (warna dan bau). Setiap task
dinilai dengan skor tertinggi 8, sedangkan skor terendah 6. Untuk kinerja pro-
duk selain digunakan sebagai data pendukung, dapat digunakan untuk menilai
indikator bekerja secara produktif pada task kesesuain produk. Rata-rata per-
olehan skor dihitung menggunakan rumus dibawah ini:
Rata-rata skor = -
2
No. Persentase (%) Kategori
1. 80 ˂ X ≥ 100 Sangat Baik
2. 60 ˂ X ≤ 80 Baik
3. 40 ˂ X ≤ 60 Cukup
4. 20 ˂ X ≤ 40 Kurang
5. 0 ˂ X ≤ 20 Sangat kurang
52
DAFTAR PUSTAKA
Andayani, Y. (2018). Harapan dan Tantangan Implementasi Pembelajaran IPA
dalam Konteks Kompetensi Keterampilan Abad 21 Di Sekolah Menengah
Pertama. Jurnal Penelitian Pendidikan IPA, 5 (1), 1-13.
Anshori, H. (2017). Penurunan Kadar Bilangan Peroksida Pada Minyak Jelantah
Menggunakan Serbuk Brokoli 10% b/v (Brassica Oleracea L. Var Italica)
Berdasarkan Variasi Lama Waktu Perendaman. Undergraduate thesis,
Universitas Muhammadiyah Semarang.
Arifin, Z. (2015). Perilaku Remaja Pengguna Gadget Analisis Teori Sosiologi
Pendidikan. Journal Pemikiran Keislaman (Vol. 26).
Baser, D.,Yazar,. O., & Hasan, K. (2017). Collaborative project-based learning:
an integrative science and technological education project. Research in
Science & Technological Education. 35(2), 131-148.
Buck Institute for Education.(2013). Collaboration Rubric Diunduh dari
https://my.pblworks.org/resource/document/6_12_collaboration_rubric_ccss_
aligned
Binkley, M., (2012). Defining twenty-first century skills. Assesment and Teaching
of 21st Century Skills. Dordrecht: Springer.
Clark, A. C.& Ernst, J. V. (2007). A Model for The Integration of Science,
Technology, Engineering and Mathematics. The Technology Teacher. 66(4),
24-26.
Diawati, Liliasari, Setiabudi, & Buchari. (2017). Students’ Construction of a
Simple Steam Distillation Apparatusand Developmentof Creative Thinking
Skills: A Project-Based Learning. American Institute of Physics, USA. 1848
______________.(2018). Using Project-Based Learning To Design, Build, and
Test Student-Made Photometer by Measuring the Unknown Concentration of
Colored Substances. Jurnal of Chemical Education. 95(3), 468-475.
53
Djaeni, M. (2002). Pengolahan limbah minyak goreng bekas menjadi gliserol dan
minyak diesel melalui proses transesteifikasi. Prosiding. Seminar nasional
teknik kimia, Yogyakarta.
Fanker, K. (2007). Collaboration Rubric. Diunduh dari http://www.hscdsb.on.ca
pada tanggal 14 Januari 2019.
Fraenkel, J. R. & Wallen. N.E. (2006). How To Design and Evaluate Research In
Education Eighth Edition. New York: The McGraw-Hill Companies.
Grant, M.M. (2002). Getting A Grip of Project Based Learning: Theory, Cases
and Recomandation. North Carolina: Meredian A Middle School Computer
Technologies Journal. 5(3), 46-50.
_____& Tamim. (2013). Definitions and Uses: Case Study of Teachers
Implementing Project-based Learning. Interdisciplinary Journal of Problem-
Based Learning. 7(2), 73
Greenstein, L. (2012). Assessing 21st Century Skills: A Guide to Evaluating
Mastery and Authentic Learning. California: Corwin.
Hamalik, O. (2009). Dasar-Dasar Pengembangan Kurikulum. Bandung: PT
Remaja Rosdakarya
International Reading Association/NCTE. (2005). Collaborative Work Skills
Rubric. Diunduh dari https://course1.winona.edupada
Istiyono, Mardapi, D., & Suparno. (2014). Pengembangan tes kemampuan
berpikir tingkat tinggi fisika (PysTHOTS) peserta didik SMA. Jurnal
Penelitian dan Evaluasi Pendidikan. 18(1), 1–12.
Iswadi, H. (2016). Sekelumit Dari Hasil PISA 2015 yang Baru Dirilis. Diun-
duhdarihttp://www.ubaya.ac.id/2014/content/articles_detail/230/Overview-
of-the-PISA-2015-results-that-have-just-been-Released.html
Kemendikbud. (2013). Permendikbud Nomor 65 Tahun 2013 Tentang Standar
Proses Pendidikan Dasar dan Menengah. Diunduh dari http://bsnp-
indonesia.org/id/wp-content/uploads/2009/06/03.-A.-Salinan-Permendikbud-
No.-65-th-2013-ttg-Standar-Proses.pdf
Ketaren S. (2008). Minyak dan Lemak Pangan. Jakarta: Universitas Indonesia,.
Koentjaraningrat. (1990). Metode-Metode Penelitian Masyarakat. Jakarta:
Gramedia.
Koohang, Riley, Smith, & Schreurs. (2009). E-Learning and Constructivism:
From Theory to Application. Interdisciplinary Journal of E-Learning and
Learning Objects. Volume 5
54
Kusnadi, Harahap, & Rohendi. (2018). Studi Potensi Pencemaran Lingkungan
Akibat Limbah Minyak Jelantah Di Kota Banda Aceh. Banda Aceh:
Universitas Islam Negeri Ar-Raniry.
Kusumadewi. (2018). “Empirisme”. Jurnal Pedidikan. 5(24), diunduh dari https:
//books .google.co.id/books?id=2y6DDwAAQBAJ&pg=PA54&lpg, 26
Januari 2019
Le, H., Jeroen, J.,dan Theo.,W. (2017). Collaborative learning practices: teacher
and student perceived obstacles to effective student collaboration. Cambridge
Journal Of Education,48(1), 110
Mukminan. (2014). Tantangan Pendidikan di Abad 21. Seminar Nasional
Teknologi Pendidikan “Peningkatan Kualitas Pembelajaran Pendayagunaan
Teknologi Pendidikan”. Hal. 1-10
Murawsky, W.W. (2010). Collaborative Teaching in Elementary School.
California: Corwin.
Murphy, E. (1997). Constructivism: From Philosophy to Practice. ERIC. Online:
https//file.eric.ed.gov/fulltext/ED444966.pdf diunduh pukul 06:38, 11
Februari 2019.
Notari, M., Baumgartnert, A., & Herzogt, W. (2013). Social Skills as Predictors of
Communication, Performance and Quality of Collaboration in Project Based
Learning. Journal of Computer Assisted Learning. 30, 132–147.
Nursyifa, A. (2018). Sosialisasi Peran Penting Keluarga Sebagai Upaya Pence-
gahan Dampak Negatif Teknologi pada Anak dalam Era Digital. Proceeding
of Community Development. Vol. 2, Hal. 649
Orey, M. (2010). Global Text: Emerging Perspectives on Learning, Teaching, and
Technology. Switzerland: Catherine Land.
Patton, A. (2012). Work that Matters: The Teacher’s Guide to Project-Based
Learning. UK: Paul Hamlyn Foundation.
Permana, Muhartono, Ramadhian & Hanriko. (2017). Pengaruh Pemberian
Minyak Jelantah Terhadap Gambaran Histopatologi Hepar Padatikus Putih
(Rattus Norve Gicus) Jantan Galur.Sprague Dawley. Lampung: Universitas
Lampung.
Redhana. I. (2015). Menyiapkan Lulusan Fmipa yang Menguasai Keterampilan
Abad XXI. Proceedings Seminar Nasional FMIPA UNDIKSH. Vol. 5, Hal.
141
55
Rezeki, Nurhayati, & Mulyani. (2015). Penerapan Metode Pembelajaran Project
Based Learning (Pjbl) Disertai Dengan Peta Konsep Untuk Meningkatkan
Prestasi Dan Aktivitas Belajar Siswa Pada Materi Redoks Kelas X-3 SMA
Negeri Kebakkramat Tahun Pelajaran 2013 / 2014. Jurnal Pendidikan Kimia
4(10), 74-81.
Rukmini A. (2007). Regenerasi Minyak Goreng Bekas dengan Arang Sekam
Menekan Kerusakan Organ Tubuh. Seminar Nasional Teknologi. Yogyakarta.
Hlm. 1-9. ISSN: 1978-9777.
Saenab, Yunus & Virninda. (2017). PjBL untuk Pengembangan Keterampilan
Mahasiswa: Sebuah kajian deskriptif tentang peran PjBL dalam melejitkan
keterampilan komunikasi dan kolaborasi mahasiswa. Makasar: Universitas
Negeri Makasar.
Sari, A.S.(2018). Efektivitas Model Pembelajaran Project Based Learning
Ditinjau Dari Pemahaman Konsep Matematis Siswa. Lampung: Lampung
Universitas.
Sari, K. Arum., Zuhdan., Prasetyo, H., & Setiyo,. (2017). Pengembangan Lembar
Kerja Peserta Didik IPA Berbasis Model Project Based Learning untuk
Meningkatkan Keterampilan Kolaborasi dan Komunikasi Peserta Didik Kelas
VII. Jurnal pendidikan dan Sains. 6(8).,1-7.
Subarkah. M. Abdillah,. (2019). Pengaruh Gadget terhadap Perkembangan Anak.
Rausyan Fikr. 15(1), 125
Sugiono, M. (2005). Globalisasi, Global Governance dan Prospek Governance di
Dunia Ketiga. Jurnal Ilmu Sosial dan Ilmu Politik. 8(30), 249
Suhartono. (2001). Minyak Goreng Bekas Sebagai Bio-Diesel Melalui Proses
Transestrifikasi. Prosiding Seminar Nasional “Kejuangan” Teknik Kimia:
Yogyakarta.
Sudijono, A. (2008). Pengantar Evaluasi Pendidikan. PT. Jakarta: Raja Grafindo
Persada.
Suwandi, Hasnunidah & Marpaung. (2016). Pengaruh Pembelajaran Berbasis
Masalah Open-Ended Terhadap Peningkatan Kemampuan Pemecahan
Masalah. Jurnal Pendidikan Progresif. 6(2), 169.
Tama, D. Mutri. (2108). Proses Pembuatan Lagu Anak Melalui Metode Tadasa
Sesuai Dengan Kecakapan Abad-21. Bandung: Universitas Pasundan
The George Lucas Educational Foundation. (2005). Intructional Module Project
Based Learning.Diakses dari http://www.edutopia.org/project-based-learning
56
Thomas, J.W. (2000). The Promise of Project Based Learning, Focus and Basic A
Review of Research on Problem Based Learning . Journal.Knowledge in
Action, 2(3).
Travis, M.. Weisbrond, N. & Gros, A. (2008). Accumulation of Oil and Grease
inSoils Irrigated with Greywater ang Their Potential Role in Soil Water
Repellency. Sci. Total Environ. Vol.394. pp. 68-74.
Trilling, B & Fadel, C. (2009). 21stCentury Skills Learning for Life in OurTimes.
San Fransisco, Wiley.
Trinova, Z. (2012). Hakikat Belajar dan Bermain Menyenangkan Bagi Peserta
Didik. Jurnal Al-Ta’lim. 1(3), 209-215.
Warsono, H. (2013). Pembelajaran Aktif – Teori dan Assesmen. Bandung: Remaja
Rosdakarya.
Wicaksana, Wardono & Ridlo. (2018). Analisis Kemampuan Literasi Matematika
dan Karakter Rasa Ingin Tahu Siswa pada Pembelajaran Berbasis Proyek
Berbantuan Schoology. Membuat tauran: PRISMA, Prosiding Seminar
Nasional Matematika. 1, 418.
Widodo. (2016) . Buku Guru Ilmu Pengetahuan Alam Edisi Revisi Jakarta.
Jakarta: Kemeterian Pendidikan dan Kebudayaan,.
Widoyoko. (2009). Evaluasi Program Pembelajaran. Yogyakarta:Pustaka Pelajar.
Wijaya, E.Y., Sudjimat, D.A., & Nyoto, A. (2016). Transformasi Abad 21
Sebagai Tuntutan Pengembangan Sumber Daya Manusia di Era Global.
Universitas Kanjuruhan Malang: Prosiding Seminar Nasional Pendidikan
Matematika. Vol.1. Hal. 263-278.
Winarno, H. (2010). Ilmu Sosial dan Ilmu Budaya Dasar. Jakarta: Bumi Aksara.
Woolfolk, A. (2007). Educational Psychology Tenth Edition. Boston: Education.
Yamin, Y, Permanasari, A., Redjeki. S., & Sopandi
, W,. (2017). Application of
Model Project Based Learning on Integrated Science in Water Pollution.
Journal of Physics: Conference Series. 298(1), 1.
Yulita. E, Fadiawati. N dan Diawati. C. (2018). Efektivitas Pembelajaran
Berbasis Masalah Pencemaran Limbah Cairan Pemutih Dalam
Meningkatkan Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi. Bandar Lampung:
Universitas Lampung,.
57
Zaroni, A. & Rusniati. (2015). Globalisasi dan Implikasinya Bagi Negara
Berkembang:Telaah Pendekatan Ekonomi Islam. Jurnal Ekonomi dan Bisnis
Islam. 1(1), 1-22.
Zubaidah, S. (2016). Keterampilan Abad Ke-21: Keterampilan yang Diajarkan
Melalui Pembelajaran. STKIP Persada Khatulistiwa Sintang Kalimantan
Barat: Seminar Nasional Pendidikan dengan tema “Isu-isu Strategis
Pembelajaran MIPA Abad 21.