Post on 05-Jul-2015
ISI BUKU
A. ANALISIS KEBIJAKAN DALAM PROSES PEMBUATAN KEBIJAKAN
Analisis kebijakan dalam proses pembuatan kebijakan ;
proses pengkajian kebijakan
Proses pembuatan kebijakan
proses komunikasi kebijakan
Metodologi untuk analisis kebijakan
Konteks sejarah analisis kebijakan
asal muasal
latar belakang
Abad ke 19
Abad ke 20
Menuju ke masyarakat pasca industry
Kerangka analisis kebijakan
arti analisis kebijakan
kerangka analisis kebijakan yang terintegrasi
bentuk –bentuk analisis kebijakan
Fungsi-fungsi argumen kebijakan
pengetahuan siap pakai
struktur argumen
bentuk-bentuk argumen
1
nalar dan etika
Metode-metode untuk analisis kebijakan
Merumuskan masalah-masalah kebijakan
sipat masalah-masalah kebijakan
rumusan masalah analisis kebijakan
model kebijakan
metode perumusan masalah
Meramal masa depan kebijakan
pendekatan ramalan
ramalan ekstrapolatif
ramalan teoretik
ramalan pendapat
Rekomendasi aksi-aksi kebijakan
rekomendasi dalam analisis kebijakan
pendekatan untuk rekomendasi
metode rekomendasi
Pemantauan hasil-hasil kebijakan
pemantauan analisis kebijakan
pendekatan pemantauan
tehnik pemantauan
Kesimpulan mengevaluasi kinerja kebijakan
2
evaluasi analisis kebijakan
pendekatan terhadap evaluasi
metode-metode evaluasi
utlisasi informasi kinerja
B. PROSES PEMBUATAN KEBIJAKAN
3
Raymond A Bouer, The Study of Policy Formation (1968)
Mengatakan bahwa perumusan kebijakan adalah proses sosial, dimana proses intelektual
melekat didalamnya tidak berarti bahwa efektivitas relative dari proses intelektual tidak dapat
ditingkatkann atau bahwa proses sosial dapat “diperbaiki”.
Metodologi analisis kebijakan
Metodologi yang digunakan disini adalah system standar, aturan dan prosedur untuk
menciptakan, menilai secara kritis dan mengkomunikasikan pengetahuan yang relevan dengan
kebijakan. Metodologi ini erat hubunghannya dengan aktivitas intelektual dan parktis bahkan
John Dewey mengatakan sebagai logic of inquiry yaitu “Kegiatan pemahaman manusia
mengenai pemecahan masalah. Pemecahan masalah adalah elemen kunci dalam metodologi
analisis kebijakan. Tak ada solusi, tak ada masalah” ungkapan sebaliknya adalah : “Masalah
yang dirumuskan dengan baik adalah masalah yang setengah terpecahkan”. Metodologi analisis
kebijakan diambil dari berbagai ilmu: ilmu politik, sosiologi, psikologi, ekonomi, filsafat.
Kebijakan bersifat deskriftif diambil dari disiplin tradisional (ilmu politik) yang mencari
pengtahuan tentang sebab, akibat dari kebijakan publik. Kebijakan bersifat normatif adalah
menciptakan dan melakukan kritik terhadap klain pengtahuan tentang nilai kebijakan publik
untuk generasi masa lalu, masa kini dan masa mendatang.
Proses pembuatan kebijakan
Ada informasi yang relevan dengan kebijakan diantaranya menjawab lima pertanyaan :
4
Apa hakekat permasalahan, kebijakan apa yang sedang atau pernah dibuat untuk
mengatasi masalah dan apa hasilnya ? Seberapa makna hasil tersebut dalam memecahkan maslah
? Alternatif apa untuk menjawab masalah ? Dan hasil apa yang dapat dihapakan ?, Jawaban
tersebut membuahkan informasi tentang masalah kebijakan, masa depan kebijakan, aksi
kebijakan, hasil kebijakan dan kinerja kebijakan.
Proses pembuatan kebijakan adalah serangkaian aktivitas intelektual yang dilakukan pada
dasarnya bersifat politis.
Pendekatan prosedur analisis kebijakna dengan tipe-tipe kebijakan
Proses komunikasi kebijakan digambarkan sebagi berikut :
5
Perumusan Masalah
Peramalan
Rekomendasi
Pemantauan
Penilaian
PenyusunanAgenda
FormulirKebijakan
AdopsiKebijakan
Implementasikebijakan
Penilaiankebijakan
6
PENGETAHUANMasalah KebijakanMasa depan kebijakanAksi KebijakanHasil KebijakanKinerja Kebijakan
DOKUMENMemorandakan KebijakanPaperisu KebijakanRingkasan eksekutfAppendixPengumuman berita
PELAKU KEBIJAKANPenyusunan AgendaFormulasi KebijakanAdopsi KebijakanImplemetasi KebijakanPenilaian Kebijakan
PRESENTASIPercakapanKoferensiPertemuanBriefingDengar pendapat
Analisiskebijakan
PengembanganMateri
UtilisasiPengetahuan
KomunikasiInteraktif
ANALISISKEBIJAKAN
METODOLOGI DI SINI MENGGABUNGKAN 5 PROSEDUR DALAM PEMECAHAN
MASALAH YAITU:
DEFENISI
PREDIKSI
PRESKRIPSI
DESKRIPSI
EVALUASI
- Perumusan masalah (defenisi) menghasilkan informasi mengenai kondisi-kondisi yang
menimbulkan masalah.
- Peramalan (prediksi) menyediakan informasi mengenai konsekuensi dimasa mendatang
dari penerapan alternative kebijakan.
- Rekomendasi (preskripsi) menydiakan informasi nilai atau kegunaan relatif dari
konsekuensi dimasa depan dari suatu masalah
- Pemantauan (deskripsi) menghasilkn informasi tentang konsekuensi sekarang dan masa
lalu dari diterapkannya alternatif kebijakan.
- Evaluasi, menyediakan informasi mengenai nilai atau kegunaan dari konsekuensi
pemecahan atau pengatasa masalah dalam arti kata membuahkan hasil yang baik.
7
8
Kinerja Kebijakan
Masalah kebijakan
Masa depanKebijakan
Hasilkebijakan
Aksi Kebijakan
C. KONTEK SEJARAH NALISIS KEBIJAKAN
Agar analisis kebijakan dapt dimengerti sebagai proses menghasilkan pengetahuan
tentang dan dalam proses kebijakan.
Kita harus melihat dari segi sejarah, secara etimologis istilah policy (kebijakan) berasal
dari bahasa yunani. Sansekerta dan latin. Dari bahasa yunani dan sansekerta policy (Negara) dan
PUR (kota) dan dikembangkan dalam bahasaha latin menjadi politia (Negara) dan akhirnya
dalam bahasa inngris policia yang berarti menangani masalah-masalah publik atau administrasi
pemerintahan. Asal usul etimologis kata policy sama dengan dua kata penting lainnya : police
dan politics. Bidang disiplin ilmu politik, administrasi Negara dan ilmu kebijakan sangt pengaruh
perhatian besar pada study poltik (politics) dan kebijakan (policy).
Latar belakang abad ke Sembilan belas
Pada tahun 1850, Tuan Mackenzie, Sekertaris national Philsntropic association inggris
Raya, menyerahakan suatu proposal penelitian kepada the London statistical society,
menggambarkan masih menjauhnya proses bagi emperisme dan metode kuantitatif untuk
diterima, semenjak itu merupakan pundamental untuk mengambil sikap yang lebih baik.
Dalam konteks ini ilmu sosial terapan, pertama dalam bentuk statistic dan demokratif
dan terakhir dalam bentuk disiplin-disiplin yang mapan seperti sosiologi, ilmu ekonomi, ilmu
politik, dan administrasi Negara, tumbuh sebagai tantangan terhadap masalah-masalah praktis,
yaitu memahami dan mengendalikan kompleksitas masyarakat. Pengembangan penelitian yang
bersifat empiris, kuantitatif dan relevan dengan kebijakan pertama kali adalah merupakan
jawaban terhadap masalah peradaban industri.
Latar belakang abad dua puluh.
9
Dalam pidato pelantikannya di tahun 1910, ketua Asosiasi Ilmu Politik Amerika, juga
menjabat ketua jurusan ilmu pemerintahan di Universitas Harvard, A. Lawrence Lowell,
menyerukan agar akademinya lebih banyak pedekatan empiris dan praktis pada study politik.
Dihadapan para ilmuan politik yang propesional Loweell mengingatkan :
Kita cenderung untuk berbuat kesalahan didalam memandang sesuatu yang kita teliti.
Kita cenderung untuk menghargai perpustakaan sebagai labotarium ilmu politik, sebagai
sumber yang asik dan materi pokok. Untuk tujuan utama buku tidak lagai menjadi
sumber asli bagi ilmu politik bila dibandingkan dengan biologi dan astronomi. Melalui
study-study inilah yang seharusnya diharapkan dapat membri sumbangan besar pada
ilmu-ilmu
Menuju masyarakat paska industry
Hal yang paling berlawanan antara abad 19 dan 20 tidak terletak metode yang
menghasilkan ilmu pengetahuan yang relevan dengan kebijakan. Selama dua ratus tahun
perkembangan relatif stabil pada metode empiris dan analitis untuk menghasilkan informasi yang
bernilai potensial bagi pembuat kebijakan. Perkembangan tersebut menambah perkembangan
tehnik-tehnik pengumpulan data agregasi dan penyimpulan data empiris. Oleh karna itu, titik
singgung utama kedua abad tersebut adalah sosial dan bukan metodologi. Hal ini dapat
ditemukan pada organisasi social dan penggunaan praktisnya yang telah ditetapkan pada abad
20.
10
Masyarakat pasca industri yang merupakan perpanjangan dari pola-pola pembuatan
kebijakan organisasi social masyarakat agaknya memiliki cir-ciri yang terkait langsung dengan
evaluasi sejarah dan kepntingan analisisnkebijakan:
1. Pemusatan ilmu pengetahuan teoritis
2. Penciptaan tehnologi intelektual yang baru
3. Meluasnya kelas ilmu pengatahuan
4. Perubahan dari barang pelayanan
5. Instrumentalisasi ilmu
6. Produksi dan penggunaan informasi
Bimbingan Teknotratis vs. Konseling Teknokratis
Pertumbuhan analisis kebijakan adalah sebuah akibat bukan sebuah sebabdari perubahan
stuktur pemerintah dan lingkungan mencakup permasalahan social. Menurut pandangan
teknokratis merupakan pengetahuan kebijakan yang sumber daya sangat langka, bagaimanapun
dapat meninghkatkan kekuatan pengaruh analisis kebijakan. Pandangan yang berlawanan yaitu
konseling teknokretis, dimualin dari asumsi bahwa analisis kebijakan yang propesional bekerja,
dimana pembuat konsumen pengetahuan terhadap analisis kebijakan. Pandangan ini dapat
disimpulkan dalam beberapa kata kunci:
1. Alternatif kebijakan yang utama merefleksikan konflik nilai yang dianut oleh beberapa
kelompok masyarakat.
2. Konflik nilai di gambarkan dengan kekuasaan politik didalam system politik
3. Pilihan terhadap alternatif kebijakan diberikan merupakan symbol kemenangan suatu
kelompok terhadap lainnya.
11
4. Pembuat kebijakan perlu petimbangan ilmiah yang dihasilkan oleh kebijakan untuk
menekan konflik dan mengesahkan pilihan setelah mereka buat dasar politik.
5. Pengguaan pertimbangan ilmiah dan tehnis hendaknya efektif agar terpelihara sebuah
analisis kebijakan sebagai nilai yang netral, tidak memihak dan tehnik-tehnik yang
apolitik.
6. Analisis kebijakan yang propesional sebagai sumber legitimasi ilmiah dan tehnis dapat
diperjual belikan dan melayani sebagai kambing hitam yang empuk dari kebijakan yang
handal
D. KERANGKA ANALISIS KEBIJAKAN
ARTI ANALISIS KEBIJAKAN
Analisis kebijakan disajikan oleh E.S Quade (Alm), mantan kepala departemen matematika
mendefinisikan kebijakan. Analisis kebijakan adalah suatu bentuk analisis yang menghsilkan dan
menyajikan informasi, sehingga dapat memberikan landasan kebijakan dalam menbuat
keputusan. Kata analisis pengertian yang paling umum dalam penggunaan intuisi dan
pengungkapan pendapat serta mencakup pengujian kebijakan dengan memilah-milahkannya
kedalam sejumlah komponen tetapi juga perancangan yang sistesis alternatif-alternatif baru.
Kegiatan yang tercakup dapat direntangkan mulai penelitian untuk menjelaskan atau
memberikan pandangan terhadap isu atau masalah yang terantisipasi sampai mengevaluasi
program yang lengkap. Analisis kebijakan bersifat informal meliputi prosess berpikir yang keras,
memerlukan pengumpulan data, dan penghitungan yang teliti dengan menggunakan matematis
yang canggih.
12
Definisi analisis kebijakan
Jika disiplin tradisional sekedar menjelaskan keteraturan empiris, analisis kebijakan yang
mengkombinasikan dan mentransportasikan bebeprapa disiplin ilmu dan menghasilkan
iniformasi yang relevan dengan kebijakan, oleh karna itu analisis kebijakan juga meliputi
evaluasi kebijakan dan rekomendasi kebijakan
Analisis kebijakan dapat diharapkan untuk menghasilkan informasi dan argument yang
masuk akal. Ada tiga macam pertanyaan :
1. Nilai yang pencampaiannya tolak ukur utama untuk melihat apakah masalah telah teratasi
2. Fakta yang keberadaannya dapat membatasi atau meningkatkan pencapaian nila-nilai
3. Tindakan yang penerapannya dapat menghasilkan pencapaian nilai-nilai.
Pendekatan analisis yaitu empiris, valuatif, dan normatif.
Pendekatan empiris ditekankan terutama pada penjelasan berbagai sebab dan akibat dari suatu
kebijakan tertentu. Bentuk pertanyaan utama bersifat actual (apakah sesuatu ada?). pendeketan
valuatif terutama ditekankan pada penentuan bobot atau nilai beberapa kebijakan. Pertanyaan
disini berkenaan dengan nilai (berapa nilainya?). Pendeketan normatif terutama ditekankan pada
rekomendasi serangkaian tindakan yang akan datang yang dapat menyelesaikan maslah-masalah
publik. Pertanyaannya (apa yang harus dilakukan ?)
13
E. ARGUMENTASI KEBIJAKAN
Argument kebijakan merupakan sarana untuk melakukan perdebatan mengenai isu-isu
publik. Ada enam elemen atau unsur argument kebijakan, yaitu ;
1. Informasi yang relevan dengan kebijakan (policy-relevan information)
2. Klaim Kebijakan (policy claim), merupakan kesimpulan suatu argumen kebijakan.
3. Pembenaran (Warrant), merupakan suatu asumsidalam argument kebijakan
4. Dukungan (backing), merupakan asumsi tambahan yang dapat mendukung pembenaran
yang tidak diterima pada nilai yang tampak.
5. Bantahan (Rebuttal), merupakan kesimpulan asumsi yang menyatakan tidak di terima
atau hanya dapt diterima pada derajat tertentu.
6. Kesimpulan (Qualifier), merupakan ekspresi yakin teerhadap suatu kalim kebijakan.
14
15
[I] Informasi yang relevan dengan kebijakan
Tenaga nuklir adalah dua sampai tiga kali lebih efesien dibandingkan sumber tenaga konvensional
[Q] karena ituKesimpulan
[C] KlaimKebijakan
(Barangkali)
Pemerintah harus investasi dalam pengembangan pusat tenaga nuklir
Sebab[W] Pembenaran
Produksi tenaga nuklir adalah salah satu-satunya cara yang tersedia untuk menjaga pertumbuhan ekonomi
Kecuali[R] Bantahan
Energi solar dapat dibangun dalam skala besar
Karena [B] Dukungan
Karena[B] Dukungan
Negara-negara Arab dapat terus mengembargo minyak. Sumber energi lain terbatas
Inilah kesimpulan para panel ahli
Masalah kebijakan (policy problem), adalah nilai kebutuhan atau kesempatan yang belum
terpenuhi, yang dapat diidentifikasikan, untuk dikemudian di perbaiki atau dicapai melalui
tindakan publik.
Kinerja kebijakan (policy performance) merupakan derajat kebijakan yang ada,
memberikan kontribusi terhadap pencapaian nilai-nilai
Sistem kebijakan
Suatu system kebijakan (policy system) atau seluruh pola institusional dimana didalamnya
kebijakan dibuat, mencakup hubungan timbal balik diantara tiga unsure, yaitu: kebijakan public,
pelaku kebijakan, dan lingkungan kebijakan.kebijakan public (public policies) merupakan
rangkaian pilihan yang kurang lebih saling berhubungan (termasuk keputusan-keputusan untuk
tidak bertindak) yang dibuatoleh badan dan pejabat pemerintah.
Kerangka analisis yang terintegrasi
Dibawah ini gambaran yang meliputi lima komponen imformasi kebijakan (policy-informational
components) yang ditrasformasikan dari satu ke lainnya
16
Seluruh proses diatur melalui perumusan masalah yang diletakkan pada pusat kerangka kerja.
Komponen informasi kebijakan seperti masalah kebijakan,masa depan kebijakan,aksi kebijakan,
hasil kebijakan,kinerja kebijakan ditransformasikan dari satu ke yang lainnya mengguanakan
prosedur analisis kebijakan.
17
Kinerja Kebijakan
Evaluasi
Peramalan
Perumusan
masalah
Masalah kebijakan
Masa depanKebijakan
Hasilkebijakan Pe
rum
usa
n
masa
lah
Peru
mus
an
masa
lah
Aksi Kebijakan
Perumusan
masalah
Pemantauan
rekomendasi
F. BENTUK-BENTUK ANALISIS KEBIJAKAN
Ada tiga bentuk utama analisis kebijakan: Analisis prospektif,retrospektif danterintegrasi.
Analisis kebijakan prospektif yang berupa produksi dan transformasi imformasi sebelum aksi
kebijakan dimulai dan diimplementasikan.
Analisis kebijakan retrospektif mencakup tiga kelompok analisis :
1. Analisis yang berorientasi pada disiplin
2. Analisis yang berorientasi pada masalah
3. Analisis yang berorienasi pada aplikasi
Analisis Kebijakan Yang Terintegrasi.
Analisis kebijakan yang terintegrasi mengkombinasikan gaya operasi para praktisi yang
perhatiannya pada pencitaan dan transformasi imformasi sebelum dan sesudah tindakan
kebijakan diambil.Analisis kebijakan yang terintegrasi mengkaitkan tahap penyelidikan
retrospektif, secara terus menerus menghasilkan dan menstransformasikan informasi, akhirnya
pemecahan masalah kebijakan yang memuaskan ditemukan.
Analisis yang terintegrasi bersipat terus menerus, berulang-ulang, tanpa ujung.
Hubungan antara dua tahap, antara perumusan masalah dan peramalan dapat dipandang sebagai
“titik dialektis”, dimana tidak mungkin menyatakan dengan pasti, dan dimana penggunaan
metode analisis kebijakan dimulai dan berakhir.
Analisis yang terintegrasi dapat digambarkan dengan mempertentangkan antara evaluasi-
evaluasi retrospektif terhadap kebijakan public dan ekperimen-ekperimen program kebijakan.
Ada dua keputusuan teori diskriptif dan normatif :
Teori keputusan diskriptif (Descriptive decesion theory), didevinisikan sebagai
seperangkat preposisi yang secara logis, konsisten yang menerangkan tidakan. Sebaliknya, teori 18
keputusan normative (normative decision theory), merupakan seperangkat proposisi yang secara
logika, konsisten yang menyediakan landasan untuk memperbaiki konsekuensi dari aksi.
19
PEMBAHASAN
A. Analisis Isi Kebijakan
Dalama memanatau hasil kebikakan kita harus membedakan dua jenis akibat, keluar outpits
dan dampak impacts keluaran kebijakan adalah barang, layanan atuau sumberdaya yang diterima
oleh kelompok penerima beneficiaries. Kberhasilan kita dalam memperoleh, menganalisis dan
menafsirkandata hasil tentang kebijakan tergantung pada kepastian kita dalam membangun
ukuran-ukuran yang reliabel dan valid. Etzioni yang telah di bahas sebelumnya misalnya
berusaha dan (berhasil) mempengaruhi proses pembuatan kebijakan melalui riset dan argumen
yang bukan hanya mendukung anlisis problem tetapi juga analisis tentang apa opsi kebijakan
atau solusi yang harus diambil. Kta bisa menganggap jenis analisis kebijakan ini sebagai terdiri
dari rangkaian aktivitas pada sepktrum pada pengetahuan dalam proses kebijakan pengetahuan
untuk proses kebijakan, dan pengetahuan tentang proses kebijakan.
Anlisis ini mencakup:
1. Determinasi kebijakan
Analisis yang berkaitan dengan cara pembuatan kebijakan, mengapa, kapan, dan untuk
siapa kebijakan dibuat.
2. Isi kebijakan
Mencakup deskripsi tentang kebijakan tertentu dan bagaimana ia berkembang dalam
hubungan dengan kebijakan.
Berdasarkan ketentuan di atas hasil kebijakan dapat ditentukan dari bagaimana isi kebijakan
tersebut mencakup manfaat yang dihasilkan dari kebijakan tersebut yang pada akhirnya
20
bagaimana penerimaan publik terhadap kebijakan tersebut sehingga kebijakan tersebut bisa
dilaksanakan atau dijalankan.
21
KESIMPULAN
1. Kesimpulan mengevaluasi kinerja kebijakan
a. evaluasi analisis kebijakan
b. pendekatan terhadap evaluasi
c. metode-metode evaluasi
d. utlisasi informasi kinerja
2. Metodologi yang digunakan dalam analisis kebijakan disini adalah system standar, aturan
dan prosedur untuk menciptakan, menilai secara kritis dan mengkomunikasikan pengetahuan
yang relevan dengan kebijakan. Metodologi ini erat hubunghannya dengan aktivitas intelektual
dan parktis bahkan John Dewey mengatakan sebagai logic of inquiry yaitu “Kegiatan
pemahaman manusia mengenai pemecahan masalah. Pemecahan masalah adalah elemen kunci
dalam metodologi analisis kebijakan. Tak ada solusi, tak ada masalah” ungkapan sebaliknya
adalah : “Masalah yang dirumuskan dengan baik adalah masalah yang setengah terpecahkan”.
3. 5 Proses pemecahan masalah kebijakan.
- Perumusan masalah (defenisi) menghasilkan informasi mengenai kondisi-kondisi yang
menimbulkan masalah.
- Peramalan (prediksi) menyediakan informasi mengenai konsekuensi dimasa mendatang
dari penerapan alternative kebijakan.
- Rekomendasi (preskripsi) menydiakan informasi nilai atau kegunaan relatif dari
konsekuensi dimasa depan dari suatu masalah
- Pemantauan (deskripsi) menghasilkn informasi tentang konsekuensi sekarang dan masa
lalu dari diterapkannya alternatif kebijakan.
- Evaluasi, menyediakan informasi mengenai nilai atau kegunaan dari konsekuensi
pemecahan atau pengatasa masalah dalam arti kata membuahkan hasil yang baik.
22