Post on 28-Oct-2021
ANALISIS HUBUNGAN SEKTOR PARIWISATA
TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA
JURNAL ILMIAH
Disusun oleh :
Gina Mahiroh
155020101111046
JURUSAN ILMU EKONOMI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2019
ANALISIS HUBUNGAN SEKTOR PARIWISATA TERHADAP
PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA Gina Mahiroh, Al Muizzudin Fazaalloh
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya
Email: Ginamahiroh4@Gmail.Com
ABSTRAK
Sektor Pariwisata merupakan sektor andalan perekonomian nasional yang memiliki potensi
mendorong pertumbuhan ekonomi di Indonesia.Hal tersebut ditunjukkan dengan pengingkatan yang
terjadi pada perkembangan kunjungan wisatawan mancanegara, devisa penerimaaan sektor
pariwisata, dan kontribusi sektor pariwisata terhadap PDB Nasional Namun dilain sisi pertumbuhan
ekonomi yang menghasilkan pendapatan nasioanl mampu menjadi modal dalam pembangunan
infrastruktur sektor pariwisata dan kualitas sumberdaya sektor pariwisata. Penelitian ini bertujuan
untuk menganalisis arah hubungan sektor pariwisata dan pertumbuhan ekonomi di Indonesia melalu
variabel jumlah kunjungan wisatwan mancanegara dan PDB ADHK (Produk Domestik Bruto Atas
Dasar Harga Konsta) Indonesia. Periode 1969-2017. Penelitian ini menggunakan metode Analisis
Vector Autoregression (VAR) yang meliputi Granger-Causality Test, Johanmsen Co-Integration Test,
Impulse Response Function (IRF) dan Forecast Error Variance Decomposition (FEVD) dengan hasil
akhir yang menunjukkan terdapat hubungan jangka pendek antara jumlah kunjungan wisatawan
mancanegara dan pertumbuhan ekonomi, serta terdapat hubungan kausalitas satu arah dari
pertumbuhan ekonomi yang berpengaruh terhadap jumlah kunjungan wisatawan mancanegara.
Analisis Impulse Response Function (IRF) dan Forecast Error Variance Decomposition (FEVD)
menunjukkan bahwa variabel yang paling berpengaruh dan berperan besar terahdap jumlah
kunjungan wisatawan mancamegara adalah jumlah kunjungan wisatwan mancanegara itu sendiri.
Kata kunci: Sektor Pariwisata, Jumlah Kunjungan Wisatawan Mancanegara, Pertumbuhan Ekonomi
A. PENDAHULUAN
Perkembangan pertumbuhan ekonomi perlu didukung dengan adanya upaya untuk mencari sumber
pertumbuhan baru yang mengalami peningkatan secara terus menerus salah satu sumber tersebut yaitu
sektor pariwisata. Pariwisata merupakan sektor andalan perekonomian nasional yang memiliki potensi
untuk mendorong pertumbuhan ekonomi suatu negara. Pariwisata merupakan sektor yang belakangan
ini menjadi hal penting dan tidak dapat terpisahkan dari aktifitas manusia terutama menyangkut
kegiatan sosial dan ekonomi. Bahkan pariwisata telah berkembang menjadi salah satu industri terbesar
di dunia, yang ditandai antara lain dengan perkembangan jumlah kunjungan turis dan pendapatan yang
diperoleh dari turis internasional khususnya di Indonesia.
Sektor pariwisata di Indonesia berkembang dengan hasil capaian positif yang ditandai dengan
pertumbuhan jumlah kunjungan wisatawan mancamegara yang mengalami peningkatan pada tahun
2017. Sehingga membuat Indonesia berada pada urutan kedua setelah Vietnam dan unggul
dibandingkan negara kompetitor ASEAN lainnya seperti Thailand, Singapura, dan Malaysia. Hal
tersebut sejalan dengan peningkatan penerimaan devisa sektor pariwisata, peningkatan peringkat
indeks daya saing pariwisata, dan peningkatan kontribusi sektor pariwisata terhadap PDB Nasional.
Kontribusi sektor pariwisata terhadap PDB Nasional mengalami perkembangan dari tahun 2012
hingga tahun 2016. Pada tahun 2012 pariwisata menghasilkan PDB sebesar 326.240,70 miliyar rupiah
perkembangan terjadi sampai pada tahun 2016 yang memperlihatkan adanya peningkatan jika
dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya dengan pencapaian sebesar 495.739.80 miliyar
rupiah.Dengan ini dapat di katakan kontribusi sektor pariwisata terhadap PDB nasional yang dihasilkan oleh sektor pariwisata baik yang bersifat langsung maupun tidak langsung terhadap nilai
PDB nasional memberikan gambaran keberhasilan yang ditandai dengan peningkatkan kedatangan dan perjalanan wisatawan di Indonesia dan berdampak pada peningkatan PDB sektor pariwisata. Sehingga dengan tingginya kontribusi PDB sektor pariwisata membuktikan betapa pentingnya posisi sektor pariwisata untuk mendorong kemajuan ekonomi.
Fokus dalampenelitian ini yaitu mengkolaborasi arah hubungan antara sektor pariwisata dan pertumbuhan ekonomi dengan variabel yang dikhususkan pada wisatwan mancanegara secara nasional.. Dikarenakan jumlah kunjungan wisatawan mancanegara yang terus meningkat yang dimana dalam perjalanan wisata tentu wisatawan mancanegara melakukan pengeluaran wisata melalui kegiatan konsumsi ataupun penggunaan jasa dalam sektor produksi kegiatan ekonomi penunjang pariwisata. Sehingga dari kunjungan wisman untuk berwisata tersebut tentu akan memberikan dampak multiplier terhadap sektor produksi dalam kegiatan ekonomi di Indonesia, sehingga peneliti ingin melihat apakah jumlah kunjungan wisatawan mancanegara mempunyai pengaruh terhadap pertumuhan ekonomi di Indonesia. Sehingga berdasarkan uraian yang telah dijelaskan maka dalam penelitian ini bertujuan untuk mengetahui arah hubungan antara jumlah kunjungan wisatawan mancanegara dan pertumbuhan ekonomi Indonesia.
B. KAJIAN PUSTAKA
Teori Pertumbuhan Ekonomi Kuznet Menurut Kuznets (1971) pertumbuhan ekonomi adalah kenaikan kapasitas dalam jangka panjang
dari negara yang bersangkutan untuk menyediakan berbagai barang ekonomi kepada penduduknya.
Kenaikan kapasitas itu sendiri ditentukan dengan adanya kemajuan atau penyesuaian teknologi,
institusional (kelembagaan), dan ideologis terhadap berbagai tuntutan keadaan yang ada. Namun pada
tahap tertentu, kesenjangan distribusi pendapatan akan menurun (Todaro, 2003 dalam Agusalim,
2016).
Kuznets pada tahun 1971 juga mengemukakan enam karakteristik atau ciri proses pertumbuhan
ekonomi (Arsyad, 2010 dalam Arifianto dan Setiyono, 2013) diantaranya sebagai berikut:
Tingkat pertumbuhan output per kapita dan pertumbuhan penduduk yang tinggi.
Tingkat kenaikan produktivitas faktor total yang tinggi.
Tingkat transformasi struktural ekonomi yang tinggi.
Tingkat transformasi sosial dan ideologi yang tinggi.
Adanya kecenderungan negara-negara yang mulai maju atau sudah maju perekonomiannya
untuk berusaha merambah bagian bagian dunia lainnya sebagai daerah pemasaran dan sumber
bahan baku yang baru.
Terbatasnya penyebaran pertumbuhan ekonomi yang hanya mencapai sepertiga bagian
penduduk dunia.
Tourism Led Growth Hypothesis Tourism Led Growth Hypothesis (TLGH) mendalilkan bawa pariwisata merupakan penentu utama
pertumbuhan ekonomi secara jangka panjang secara keseluruhan. Pendapatan sektor pariwisata dapat
digunakan untuk pembiayaan impor barang modal yang pada gilrannya memberikan dampak untuk
menghasilkan barang dan jasa sehingga mampu menyebabkan pertumbuhan ekonomi (Brida dkk.2014
dalam Kum dkk,2015).
Economic Driven Tourism Growth Hypothesis (EDTG) Realisasi strategi pembangunan dan pertumbuhan ekonomi suatu negara dimulai dengan penerapan
kebijakan yang dirancang dengan baik seperti kebijakan ekonomi, kebijakan perdagangan
internasional, penyusunan struktur pemerintahan, serta kebijakan investasi fisik dan modal manusia.
Kekuatan sosial ekonomi dengan cara tersebut mampu mendorong sektor pariwisata melalui
pengelolaan sektor pariwisata yang lebih baik (Antonakaksi dkk, 2013 dalam Kum dkk,2015).
Pertumbuhan ekonomi memiliki hubungan kausalitas searah mempengaruhi sekor pariwisata.
Hubungan kausalitas terbalik ini menunjukkan bahwa perlu adanya usaha untuk meningkatkan
pertumbuhan agar menyebabkan ekspansi pada bidang sektor pariwisata (Lee dan Chang, 2008 dalam
Kum dkk,2015).
C. METODE PENELITIAN
Jenis Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kuantitatif. Metode penelitian
kuantitatif adalah metode penelitian yang menjelaskan bahwa penelitian kuantitatif adalah penelitian
yang banyak menuntut penggunaan angka. Penelitian kuantitatif dapat memudahkan peneliti dalam
mengolah angka yang nantinya dilakukan dengan analisis regresi menggunakan aplikasi Eviews.
Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian yang ditetapkan oleh penullis yaitu meneliti tentang peran sektor
pariwisata terhadap pertumbuhan ekonomi di Indonesia dengan melihat pengaruh indikator jumlah
kunjungan wisatawan mancanegara pada periode 1969-2017 terhadap pertumbuhan ekonomi
Populasi dan Sampling Populasi yang dipilih dalam penelitian ini adalah wisatawan mancanegara yang berkunjung ke
Indonesia. Dipilihnya wisatawan mancanegara karena perkembangan jumlah kunjungan wisatawan
mancanegara ke Indonesia yang terus mengalami peningkatan yang berpotensi memberikan dampak
ekonomi di sektor pariwisata Indonesia.
Metode Pengupulan Data
1. Jenis Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder berupa time series selama
kurun waktu tahun 1969-2017 selama 48 tahun, yang diambil dari berbagai sumber untuk periode
tahun 1969-2017. Data berupa PDB atas dasar harga konstan Indonesia dan jumlah kunjungan
wisatawan mancanegara pada periode 1969-2017.
2. Sumber Data
Sumber data dalam penelitian ini didapatkan dari website Worldbank https://www. Worldbank. org,
dan Badan Pusat Statistika Provinsi Bali https://bali. bps.go.id/.
Metode Analisis Untuk menguji pengaruh jumlah kunjungan wisatawan mancanegara terhadap PDB Indonesia maka
analisis yang digunakan yaitu Vector Autoregression (VAR). Apabila terdapat sejumlah variabel yang
mengandung akar unit dan tidak berkointegrasi satu dengan yang lain, maka variabel yang
mengandung unit root harus dideferensikan dan variabel hasil stasioner hasil differensi dapat
digunakan dalam model VAR. Sedangkan dalam keadaan semua variabel mengandung unit root dan
berkointegrasi, maka dapat digunakan model Vector Error Correction Model (VECM) (Rosadi,2012
dalam Sulistiana dkk,2017).
1. Uji Stasionaritas (Uji Akar Unit)
Uji stasioneritas (uji nakar unit) adalah pengujian yang digunakan untuk membuktikan stabilitas
(normarlitas) pola masing-masing variabel sehingga tidak menghasilkan interpretasi yang keliru.
Metode pengujian Augmented Dickey-Fuller (ADF) test yaitu membandingkan ADF statistik dengan
critical values McKinnon pada tingkat signifikansi 1%, 5%, dan 10% (Nizar, 2011). Uji stasionaritas
data dapat dilakukan dengan menggunakan uji akar unit ADF (Augmented Dickey-Fuller) atau PP
sesuai dengan bentuk trend yang terkandung pada setiap variabel (Widarjono, Agus, 2009).
2. Uji Lag Optimum
Uji lag optimum adalah pengujian yang dilakukan melalui penentuan jumlah lag yang akan
digunakan dalam model dengan menentukan kriteria Akaike Information Criterion (AIC) dan Schwarz
Information Criterion (SC). Tujuan dari pengujian ini untuk mendapatkan. Pengujian ini dilakukan
untuk mendapatkan lag optimal yang akan digunakan dalam mengestimasi model. Lag yang akan
dipilih dalam penelitian ini adalah model dengan nilai AIC yang paling kecil (Nasution, 2015).
3. Uji Kointegrasi
Uji kointegrasi adalah pengujian yang dilakukan untuk memperoleh hubungan jangka panjang antar
variabel yang telah memenuhi persyaratan selama proses. Pengujian dilakukan dengan melihat nilai
estimasi trace statistic lalu dibandingkan dengan Critical Value yang pada penelitian ini digunakan
sebesar 5%. Persamaan dikatakan terkointegrasi bila nilai trace statistic lebih besar dibandingkan
Critical Value (Sukmana dan Yusoff, 2005 dalam Beik dan Aprianti, 2013).
4. Kausalitas Granger
Analisis kausalitas Granger adalah uji yang digunakan untuk mengetahui apakah terdapat hubungan
dua arah atau tidak dengan menguji hipotesis nol bahwa “X tidak Granger-cause Y” dan sebaliknya.
Apabila nilai probabilitasnya lebih kecil dari taraf nyata yang biasa digunakan maka hal itu berarti
hipotesis ditolak (Apriadi dkk, 2017).
5. Impulse Response Function (IRF)
Impulse Response Function adalah metode yang digunakan untuk menentukan respon suatu
variabel endogen terhadap suatu shock tertentu. Hal ini dikarenakan shock variabel ke i, misalnya,
tidak hanya berpengaruh terhadap variabel ke i itu saja tetapi ditransmisikan kepada semua variabel
endogen lainnya melalui struktur dinamis (Firdaus, 2011 dalam Apriadi dkk, 2017).
6. Variance Decomposition (VD)
Dekomposisi varian (variance decomposition) adalah metode yang digunakan untuk mengetahui
variabel yang paling berperan penting dalam menjelaskan perubahan suatu variabel. Dalam model
VAR uji variance decomposition bertujuan untuk memisahkan pengaruh masing-masing variabel
inovasi secara individual terhadap respon yang diterima suatu variabel, termasuk inovasi variabel itu
sendiri (Nizar, 2011).
Estimasi Model Penelitian
∑ ∑
∑
∑
Dimana:
= Konstanta
= Koefisien variabel yang akan diestimasi
= Log PDB perkapita sebagai tolak ukur pertumbuhan ekonomi pada periode t dan
PDB t-1 merupakan PDB pada periode sebelemnya.
= Log pariwisata tolak ukur sektor pariwisata pada periode t dan pariwisata t-1
merupakan variabel pariwisata pada periode sebelumnya.
µ = stochastic error terms
(1)
(2)
D. HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil Dari Estimasi Analisis Vector Autoregression (Var) adalah sebagai berikut:
Tabel 1: Hasil Uji Unit Root Test
Variabel Derajat Test Critical Probabilitas
Integrasi Statistik Value 5% P-Value
PDB Level -1.817000 -2.923780 0.3681
ADHK Difference 1 -4.907306 -2.925169 0.0002
JUMLAH Level -1.198323 -2.925169 0.6676
WISMAN Difference 1 -4.363869 -2.925169 0.0011
Sumber: Data Dioleh Eviews 10, 2019
Hasil uji statsioneritas seperti yang ditunjukan pada tabel 4.1 yaitu menunjukkan bahwa pada level
variabel PDB ADHK memiliki nilai t-statistik -1.817000 lebih kecil dari nilai critical value -2.923780
dan nilai signifikansi p-value sebesar 0.3681 lebih besar dari 0,05. Hal yang sama terjadi pada variabel
jumlah kunjungan wisman ditingkat level dengan nilai t-statistik -1.198323 lebih kecil dari nilai
critical value -2.925169 serta nilai signifikansi p-value sebesar 0.6676 lebih besar dari 0,05. Sehingga
kedua variabel belum stasioner pada tingkat Level, maka guna memperoleh data yang stasioner dapat
dilakukan differencing data, yaitu mengurangi data tersebut dengan data periode sebelumnya sehingga
akan diperoleh data dalam bentuk first difference.
Hasil pengujian pada tingkat difference 1 menunjukkan variabel PDB ADHK dan jumlah
kunjungan wisatawan mancanegara sudah stasioner karena variabel PDB ADHK memiliki nilai t-
statistik -4.907306 lebih besar nilai critical value sebesar -2.925169 dan nilai signifikansi p-value
sebesar 0.0002 lebih kecil dari 0,05. Begitu juga pada variabel jumlah wisman ditingkat level dengan
nilai t-statistik sebesar -4.363869 lebih besar dari nilai critical value -2.925169 serta nilai signifikansi
p-value sebesar 0.0011 lebih kecil dari 0,05.
Tabel 2: Hasil Uji Lag Optimal
Lag Logl LR FPE AIC SC HQ
0 32.31578 NA 0.000781 -1.478819 -1.39523 -1.44838
1 197.8525 306.8486 2.96e-07 -9.358661 -9.107894* -9.267345*
2 202.8243 8.730953 2.83e-07 -9.406065 -8.988121 -9.253873
3 207.5750 7.879069 2.74e-07 -9.442681 -8.857559 -9.229612
4 212.8849 8.288733 2.59e-07 -9.506582 -8.754282 -9.232636
5 216.5782 5.404831 2.66E-07 -9.491621 -8.572143 -9.156798
6 219.4712 3.951358 2.86e-07 -9.437619 -8.350963 -9.041919
7 227.4310 10.09543* 2.42e-07* -9.630783* -8.376949 -9.174206
8 229.9653 2.966920 2.69e-07 -9.559282 -8.138271 -9.041828
Sumber: Data Dioleh Eviews 10, 2019
Hasil uji lag optimal menunjukkan bahwa panjang lag optimal adalah 7 karena ditandai dengan
tanda bintang (*) yang paling banyak sehingga dalam proses lebih lanjut digunakan panjang lag 7.
Tabel 3: Hasil Uji Kointegrasi
Sumber: Data Dioleh Eviews 10, 2019
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa nilai trace statistic dan maximum eigen statistic
pada none dan at most 1 lebih kecil dari critical value dengan tingkat signifikansi 5%. Dengan
demikian, dari hasil uji kointegrasi mengindikasikan bahwa di antara pergerakan PDB ADHK dan
jumlah kunjungan wisatawan mancanegara tidak memiliki hubungan stabilitas keseimbangan dan
kesamaan pergerakan dalam jangka panjang.
Tabel 4: Hasil Uji Kausalitas Granger
Hubungan Kausalitas Probabilitas Keterangan
PDB => Jumlah Wisman 0,0044 Berpengaruh
Jumlah Wisman => PDB 0,5748 Tidak Berpengaruh
Sumber: Data Dioleh Eviews 10, 2019
Tabel 4 menunjukkan bahwa variabel jumlah kunjungan wisman secara statistik tidak signifikan
mempengaruhi PDB dibuktikan dengan nilai probabilitas sebesar 0,5748 lebih besar dari 0,05 sehingga
menerima hipotesis nol namun sebaliknya variabel PDB secara statistik signifikan mempengaruhi
variabel jumlah kunjungan wisman yang dibuktikan dengan nilai probabilitas sebesar 0,0044 lebih
kecil dari 0,05 sehingga menolak hipotesis nol. Melalui hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa hanya
terjadi hubungan kausalitas satu arah yaitu antara variabel pertumbu.
Gambar 1: Analisis Impulse Response Function (IRF) PDB ADHK to WISMAN
-.01
.00
.01
.02
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Response of D_LOG_PDB_ADHK to D_LOG_WISMAN
Response to Cholesky One S.D. Innovations ± 2 S.E.
Sumber: Data Dioleh Eviews 10, 2019
Hypothesized Eigenvalue Trace Critical Probabilitas
No. of CE(s)
Statistic Value 5%
None 0.222546 11.06918 15.49471 0.2073
At most 1 0.018084 0.748213 3.841466 0.3870
Hypothesized Eigenvalue Max Eigen Critical Probabilitas
No. of CE(s)
Statistic Value 5%
None 0.222546 10.32097 14.26460 0.1917
At most 1 0.018084 0.748213 3.841466 0.3870
Berdasarkan gambar 1 dapat diketahui bahwa respon PDB ADHK terhadap perubahan jumlah
kunjungan wisman selama 10 periode memberikan respon kecil dan relatif stabil dan cukup
berfluktuatif dimana pada periode ke-2 shock yang terjadi akan menurunkan jumlah kunjungan
wisman namun pada periode ke-4 mengalami kenaikan relatif stabil hingga periode ke-7 mengalami
penurunan kemudian mulai naik pada periode ke-8 hingga mencapai kestabilan pada periode ke-10.
Gambar 2: Analisis Impulse Response Function (IRF) WISMAN to WISMAN
-.03
-.02
-.01
.00
.01
.02
.03
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Response of D_LOG_WISMAN to D_LOG_WISMAN
Response to Cholesky One S.D. Innovations ± 2 S.E.
Sumber: Data Dioleh Eviews 10, 2019
Pada gambar 2 variabel jumlah kunjungan wisatawan mancanegara memberikan respon yang besar
dan berfluktuatif, shock yang terjadi pada periode ke-2 akan menaikan jumlah kunjungan wisatawan
mancanegara hingga periode ke-4 dan terus mengalami penurunan hingga periode ke-6. Respon jumlah
kunjungan wisatawan mancanegara berfluktuatif serta mengalami penurunan hingga periode ke-10
sampai mencapai titik keseimbangan.
Tabel 5: Analisis Variance Decomposition
Periode S.E. D(PDB_ADHK) D(JUMLAH_WISMAN)
1 0.029257 37.41175 62.58825
2 0.031692 41.09203 58.90797
3 0.033094 39.07730 60.92270
4 0.036389 33.17662 66.82338
5 0.039225 31.55161 68.44839
6 0.041841 38.84239 61.15761
7 0.042891 39.00541 60.99459
8 0.043940 41.86904 58.13096
9 0.045637 46.09314 53.90686
10 0.045954 45.68251 54.31749
Sumber: Data Dioleh Eviews 10, 2019
Pada periode ke-2 PDB ADHK memberikan kontribusi sebesar 41,09% dan seterusnya mengalami
penurunan sampai periode ke-5. Pada periode ke-6 shock PDB ADHK terhadap jumlah kunjungan
wisman mengalami peningkatan sampai pada periode ke-9. Pada periode ke-10 kembali mengalami
penurunan dengan besar shock 45,68%.
Hubungan Antara Jumlah Kunjungan Wisatawan Mancanegara Dan
Pertumbuhan Ekonomi
Pengaruh variabel jumlah kunjungan wisatawan mancanegara bersifat tidak signifikan terhadap
pertumbuhan ekonomi namun sebaliknya pertumbuhan ekonomi mempengaruhi jumlah kunjungan
wisatawan mancanegara. Hal tersebut sesuai dengan apa yang dijelaskan oleh Triani dan Bandesa
(2018) dalam penelitiannya dikarenakan tingginya jumlah kunjungan wisatawan mancanegara belum
tentu seimbang dengan tingkat pengeluaran wisatanya sehingga tidak berpengaruh terhadap
permintaan barang dan jasa pada sektor produksi ekonomi lokal.Sesuai dengan hasil penelitian oleh
Kyophilavong dkk, (2017) tidak ditemukannya kesamaan pergerakan jangka panjang antara jumlah
kunjungan wisatawan mancanegara dan pertumbuhan ekonomi di Indonesia disebabkan karena
pariwisata hanyalah bagian dari pertumbuhan ekonomi di Indonesia.
Jumlah kunjungan wisatawan mancanegara dan pertumbuhan ekonomi memiliki hubungan
kausalitas satu arah dimana pertumbuhan ekonomi mempengaruhi jumlah kunjungan wisatawan
mancanegara. Peningkatan yang terjadi pada pertumbuhan ekonomi disuatu negara akan memberikan
dampak terhadap pengembangan dan pembangunan kualitas pariwisata di Indonesia, semakin
berkualitas pariwisata di Indonesaia maka akan menambah perspektif baik terhadap pariwisata
nasional serta mampu meningkatkan permintaan sehingga mampu menambah jumlah kunjungan
wisatawan mancanegara ke Indonesia. Hal ini terjadi sesuai dengan teori (economic driven tourism
growth hypothesis), yang menganggap pertumbuhan ekonomi mempengaruhi ekspansi pariwisata
(Nizar, 2011) serta sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh (Kyophilavong dkk, 2017), (Chou
2013), dan (Antonakakis dkk, 2015).
E.KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitihan mengenai analisis pengaruh sektor pariwisata terhadap pertumbuhan
ekonomi pada tahun 1969-2017 maka dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut:
1. PDB ADHK dan jumlah kunjungan wisatawan mancanegara di Indonesia tidak memiliki
persamaan pergerakan dalam jangka panjang karena pariwisata hanyalah bagian dari
pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Masih banyak sektor produksi yang memiliki potensi
jangka panjang dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi.
2. PDB ADHK dan jumlah kunjungan wisatawan mancanegara memiliki hubungan kausalitas satu
arah dimana PDB ADHK menyebabkan perubahan terhadap jumlah kunjungan wisatawan
mancanegara. Hal ini sesuai dengan pola hipotesis pertumbuhan pariwisata yang digerakkan
oleh pertumbuhan ekonomi (economic driven tourism growth hypothesis). Selain itu
peningkatan yang terjadi pada pertumbuhan ekonomi akan berdampak pada peningkatkan modal
pembangunan infrastruktur dan sumberdaya dibidang pariwisata di Indonesia sehingga
membuat kualitas pariwisata Indonesia semakin membaik dan menyebabkan peningkatan
terhadap permintaan pariwisata sehihngga mampu meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan
mancanegara yang datang ke Indonesia.
3. Dilihat dari hasil analisis Impluse Response Function (IRF) PDB ADHK memiliki dampak atau
shock kepada jumlah kunjungan wisatawan mancanegara dengan goncangan yang relatif stabil
dan meningkat hingga periode ke-10. Sedangkan untuk analisis variance decomposition
fluktuasi yang terjadi pada PDB ADHK memiliki dampak atau shock kepada jumlah kunjungan
wisatawan mancanegara lebih banyak dijelaskan oleh perubahan dirinya sendiri dibandingkan
yang mempengaruhinya ketika adanya shock.
Saran
Berdasarkan hasil penelitihan yang diperoleh, maka saran yang dapat diberikan sebagai berikut:
1. Pemerintah harus memperhatikan sektor unggulan dalam perekonomian demi mendukung
perkembangan yang terus menerus terhadap pertumbuhan ekonomi sebagai modal untuk
pembangunan infrastruktur pariwisata dan kualitas sumberdaya pariwisata untuk menarik
minat jumlah kunjungan wisatawan mancanegara yang masuk ke Indonesia.
2. Pemerintah harus memiliki strategi yang tepat dalam menarik investor asing masuk ke
Indonesia sehingga mampu meningkatkan pendapatan ekonomi untuk pembangunan pariwisata
dan meliberalisasikan sektor pariwisata Indonesia kepada penduduk asing yang berinvestasi ke
Indonesia.
3. Pemerintah sebaiknya mengatur strategi kebijakan antar pemangku kepentingan dalam
mendorong pendapatan sektor ekonomi bidang pariwisata agar pertumbuhan sektor pariwisata
juga mampu berdampak signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi.
4. Dikarenakan keterbatasan penelitian diharapkan pada penelitian selanjutnya dapat
menambahkan variabel lainnya yang berhubungan sektor ekonomi pariwisata. Sehingga dapat
memberikan gambaran yang lebih luas mengenai faktor apa saja dalam sektor pariwisata
wancanegara yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi di Indonesia.
DAFTAR PUSTAKA
Agusalim, Lestari. 2015. Pertumbuhan ekonomi, ketimpangan pedapatan dan desentralisasi di
Indonesia, Vol.20, (No.1) : 53–68.https://www.researchgate.net/publication/309666829_ Pertum
buhan_Ekonomi_Ketimpangan_Pedapatan_Dan_Desentralisasi_Di_Indonesia diakses pada 8
Oktober 2018.
Amnar, Shakhibul., Said,Muhammad, dan Mohd, Nur Syechalad. 2017. Pengaruh pariwisata terhadap
pertumbuhan ekonomi di Kota Sabang. Jurnal Ekonomi Dan Kebijakan Publik Indonesia. Vol.4 :
13–22. http://www.jurnal.unsyiah.ac.id/ EKaPI/article/view/8508 diakses pada 10 Oktober 2018.
Amri, Khairul. 2017. Analisis pertumbuhan ekonomi dan ketimpangan pendapatan : Panel Data 8
Provinsi Di Sumatera. Jurnal Ekonomidan Manajemen Teknologi, Vol.1, (No.1). http://journal.le
mbagakita.org/index.php/emt/article/download/22/ 18 diakses pada 15 Oktober 2018.
Antonakakis, Nikolaos., Mina, Dragouni., dan George, Filis. 2015. How strong is the linkage between
tourism and economic growth in Europe ? Economic Modelling Journal, Vol.44 : 142–155.
Https://Doi.Org/10.1016/J.Econmod.2014.10.018 diakses pada 1 Oktober 2018.
Apriadi, Intan., dkk. 2017. Kompetisi dan stabilitas perbankan di Indonesia suatu pendekatan analisis
Panel Vector Autoregression. Jurnal Manajemen, Vol.XXI, (No.1) : 33–54. https://www. research
gate.net/publication//321184217_Kompetisi dan _Stabilitas_ Perbankan_di_ Indonesia_Suatu_
Pendekatan_Analisis_Panel_Vector_Autoregression diakses pada 27 November 2018.
Arifianto, Wildan dan Imam, Setiyono. 2013. Pertumbuhan ekonomi, Terhadap Distribusi Pendapatan
di Indonesia, Vol.1, (No.3). http://jurnal mahasiswa.Unesa .ac.id/index.php/jupe/article/view/3595
diakses pada 10 Oktober 2018.
Arsyad, Lincolin. 2010. Ekonomi Pembangunan, Edisi 5.Yogyakarta:UPP STIM YKPN.
Badan Koordinasi Penanaman Modal. 2017. Kawasan Pariwisata.https://www.bkpm. go.id/ images/up
loads/whyinvest_file/Greenlab_BKPM_Web_2017_Materi_Download-Pariwisata-Ind_2017
1023.pdf diakses pada 20 Januari 2019.
Badan Pusat Statistika. 2018. Istilah. https://www.bps.go.id/istilah/ diakses pada 30 November 2018.
Badan Pusat Statistika. 2018. Jumlah Wisatawan Asing Ke Indonesia dan Bali.
https://bali.bps.go.id/statictable/2018/02/09/28/jumlah-wisatawan-asing-ke-bali-dan-indonesia-
1969-2018.html diakses pada 20 Januari 2019.
Bassil, C., M, Hamadeh, dan Samara, N. 2015. The tourism led growth hypothesis : the Lebanese case.
Vol.78, (No.1): 43-45https://doi.org/10.1108/TR-05-2014-0022 diakses pada 15 Februari 2019.
Beik, Irfan Syauqi dan Winda,Nur Aprianti. 2013. Analisis Faktor-Faktor Yang Memengaruhi
Pembiayaan Bank Syariah Untuk Sektor Pertanian Di Indonesia. Vol.13, (No.1):19-36.
http://ejurnal.litban.pertanian.go.id/ index.php/jae/article/ view/4001 diakses pada 20 Januari
2019.
Chou, M. C. 2013. Does Tourism Development Promote Economic Growth In Transition Countries ?
A panel data analysis. Economic Modelling, Vol.33: 226-232. https://doi.org/10.1016/j.econm
od.2013.04.024 diakses pada 15 Februari 2019.
Departemen Statistik Bank Indonesia. 2003. Informasi dasar metadata. https://www.bi.go.id/ diakses
pada 30 November 2018.
Diana, Marisa., Dwi, Sulistiowati, dan Syamsul, Hadi. 2017. Analisis sektor ekonomi unggulan di
Provinsi Maluku Utara. Vol.1 : 400–415. http://ejournal.umm.ac.id/ index.php/jie/article/view/ 62
80 diakses pada 16 Oktober 2018.
Gunawan, AS., DJamhur, Hamid., dan Maria Goretti, Wi Endang N.P. 2016. Analisis pengembangan
pariwisata terhadap sosial ekonomi masyarakat (Studi pada wisata religi gereja puhsarang kediri).
Jurrnal Administrasi Bisnis, Vol32, (No.1): 1–8. http:// administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
/index.php/jab/ article/view/ 1231 diakses pada 10 Oktober 2018.
Kementerian Pariwisata RI. 2018. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 2009 tentang
Kepariwisataan. http://www.kemenpar.go.id/ diakses pada 10 Oktober 2018.
Kementerian Pariwisata RI. 2018. Keunikan Indonesia. http://www.kemenpar.go.id/ diakses pada 24
Februari 2019.
Kementerian PPN / Bappenas RI. 2016. Pembangunan Pariwisata Tahun 2017. http://www. Bappenas.
go.id/ diakses pada 24 Februari 2019.
Kementerian Pariwisata RI. 2017. Laporan Akuntabilitas Kinerja Kementerian Pariwisata Tahun 2016.
http://www.kemenpar.go.id/ diakses pada 10 Oktober 2018.
Kementerian Pariwisata RI. 2018. Laporan Akuntabilitas Kinerja Kementerian Pariwisata Tahun 2017.
http://www.kemenpar.go.id/ diakses pada 10 Oktober 2018.
Kum, H.,A., Aslan., dan M, Gungor. 2015. Tourism and Economic Growth : The Case of Next-11
Countries. Vol.5, (No.4): 1975-1081. http://dergipark.gov.tr/download/ article-file/363129 diakses
pada 5 Februari 2019.
Kyophilavong, P., Gallup, J. L., Charoenrat, T., dan Nozaki, K. 2018. Testing tourism-led growth
hypothesis in Laos. Vol.73, (No.2): 242–251. https://doi.org/ 10.1108/TR-03-2017-0034 diakses
pada 15 Februari 2019.
Manek, Marianus dan Rudai, Badrudin. 2016. Pengaruh pendapatan asli daerah dan dana perimbangan
terhadap pertumbuhan ekonomi dan kemiskinan di Provinsi Nusa Tenggara Timur. Vol.17,
(No.2): 81–98. http://journal.stimykpn.ac.id/index. php/tb/article/view/49 diakses pada 12
Oktober 2018.
Maramis, Christie NJ. 2013. Analisis pertumbuhan ekonomi, konsumsi, investasi, dan ekspor neto di
Indonesia dan Sulawesi Utara sebelum dan sesudah krisis finansial global tahun 2008. Jurnal
Emba, Vol.1, (No.4): 1431–1443. https:// ejournal.unsrat.ac.id/index.php/emba/article/view/2922
diakses pada 15 Oktober 2018.
Mudrikah, Alfiah., dkk. 2014. Kontribusi sektor pariwisata terhadap GDP indonesia tahun 2004-2009.
Economics Development Analysis Journal, Vol.3, (No.2) : 362–371. https://journal.unnes.ac.id sj
u/index.php/edaj/article/view/3844 diakses pada 10 Oktober 2018.
Nasution, Yenni SJ. 2015. Analisis Vector Autoregression (Var) terhadap hubungan antara BI rate dan
inflasi. Vol.1, (No.2): 80–104. http://e-journal.perpustakaan stainpsp.net/index.php/at-ijaroh /artic
le/download/99/pdf_14 diakses pada 27 November 2018.
Nasution, Rozaini. 2003. Teknik sampling. http://library.usu.ac.id/download/fkm/fkm-rozaini.pdf
diakses pada 30 November 2018.
Nizar, Afdi Muhamad. 2011. Tourism effect on economic growth in Indonesia. http://mpra.ub.uni-
muenchen.de/65628/ diakses pada 27 November 2018.
Nursyamsi. 2015. Hubungan Kausalitas Antara Jumlah Kunjungan Wisatawan dan Produk Domestik
Regional Bruto (PDRB) Sulawesi Selatan. Jurnal Ilmiah. http://repository.ub.ac.id/107895/
diakses pada 15 Januari 2019.
Oh, Chi-Ok. 2005. The contribution of tourism development to economic growth in the Korean
economy, Jurnal Tourism Management. Vol.26: 29-44 39–44. https//doi.org/10.1016/j.tourman.
2003.09.014 diakses pada 15 Februari 2019.
Pitana, I Gede dan I Ketut, Surya Diarta. 2009. Pengantar Ilmu Pariwisata. Yogyakarta: C.V Andi
Offset.
Prok, Kristovel. 2015. Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi Sulawesi Utara selama
periode otonomi daerah 2001-2013. Jurnal Berkala Ilmiah Efisiens, Vol.15, (No.3) : 1–15.
https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/jbie /article/download/8758/8319 diakses pada 12 Oktober
2018.
Rodriguez Perez, Jorge V., Francisco, Ledesma Rodríguez., dan María, Santana Gallego. 2015. Testing
dependence between gdp and tourism growth rates, Vol.48 : 268–282. Https://Doi.Org/10.1016/J.
Tourman.2014.11.007 diakses pada 1 Oktober 2018.
Rosita, Musliha, Karim dan Nasrul, Haq. 2016. Strategi pemerintah dalam peningkatan Destinasi
Manajemen Organisasi ( DMO ) pariwisata di Kabupaten Tana Toraja. Jurnal Administrasi
Publik, Vol.2, (No.1). https://journal.unismuh.ac..id/index.php/kolaborasi/article/view/879 diakses
pada 15 Oktober 2018.
Saputra, Adi. 2018. Partisipasi masyarakat dalam pengembangan desa wisata di Desa Tanjung
Kecamatan Koto Kampar Hulu Kabupaten Kampar Provinsi Riau. Vol.5, (No.1) : 1–15.
https://media.neliti.com/media/publications/206589-partisi pasi-masyarakat-dalam-pengemban
gan.pdf diakses pada 15 Oktober 2018.
Siyoto, Sandu dan Ali, Sodik. 2015. Dasar METODElogi Penelitian. Yogyakarta: Literasi Media
Publishing.
Spillane, James J. 1987. Ekonomi Pariwisata, Sejarah dan Prospeknya. Yogyakarta: Kansius.
Subardini. 2017. Analisis kontribusi sektor pariwisata terhadap Produk Domestik Regional Bruto
Provinsi Jawa Timur. Jurnal Ilmiah Administrasi Bisnis Dan Inovasi, Vol. 1, (No.2) : 102–114.
https://ejournal.unitomo.ac.id/index.php/niaga/ article/view/815 diakses pada 10 Oktober 2018.
Sukirno, Sadono. 2017. Ekonomi Pembangunan Proses, Masalah, dan Dasar Kebijakan.
Jakarta:Kencana.
Sulistiana, I., Hidayati dan Sumar. 2017. Model Vector Auto Regression ( VAR ) And Vector Error
Correction Model ( VECM ) Approach For Inflation Relations Analysis , Gross Regional
Domestic Product ( GDP ), World Tin Price , Bi Rate And Rupiah Exchange Rate. Jurnal
Ekonomi dan Bisni. http://ojs.ijbe-research . com/index.php/IJBE/article/view/46 diakses pada 16
Januari 2019.
Sun’an, Muammil. 2015. Ekonomi Pembangunan. Bekasi:Mitra Wacana Media.
Supartoyo, YH., Jen, Tatuh, Recky, H. E. Sendouw. 2013. The economic growth and the regional
characteristics : the case of Indonesia: 3–19. https://www.bmeb-bi.org/index.Php/BEMP/article/
view/34 diakses pada 16 Oktober 2018.
Tang, Foon Chord an dan Salah,Abosedra. 2014. The impacts of tourism, energy consumption and
political instability on economic growth in the MENA countries. Energy Policy Journal. Vol,68 :
458–464. Https://Doi.Org/10.1016/J.Enpol./J. Enpol.2014.01.004 diakses pada 1 Oktober 2018.
The World Bank. 2019. GDP (constan 2010 US$ Indonesia). https://data.worldbank.org/indicator/ NY.
GDP.MKTP.KD?locations=ID diakses pada 20 Januari 2019.
Tugcu, CT. 2014. Tourism and economic growth nexus revisited : a panel causality analysis for the case
of the Mediterranean Region. Tourism Management Journal, Vol.42 : 207–212. Https://Doi.Org/
10.1016/J.Tourman.2013.12.007 di akses pada 1 Oktober 2018.
Triani, Ni Komang Devi Sandat. 2015. Pengaruh Jumlah Wisatawan, Pajak, dan Pengeluaran
Pemerintah Terhadap Pertmbuhan Ekonomi dan Kesejahteraan Mayarakat Di Provinsi Bali.
Jurnal Ekonomi Pembangunan, Vol. (No.5), 955-988. http://ejournal.https://ojs.unud.ac.id/index
.php/eep/article/view/z388 01/23 017 diakses pada 10 Maret 2019.
Utomo, TA., Bambang, DY., dan Fauji, JA. 2017. Aplikasi sistem informasi geografis berbasis web dan
android untuk pemilihan jalur alternatif menuju tempat pariwisata (Studi Kasus: Kota Wisata
Cibubur Dan Jungleland, Kabupaten Bogor). Jurnal Geodesi Undip, Vol.6, (No.2) : 1–11.https://
ejournal3.undip.ac.id/ index.php/geodesi/article/view/16250 diakses pada 15 Oktober 2018.
Widarjono, Agus. 2009. Ekonometrika Pengantar dan Aplikasinya. Yogyakarta: Ekonisia.
Yudistira, Cokorda Bagus, Wayan Sumarjaya, dan Luh Putu Ida Harini. 2018. Kausalitas kontribusi
industri pariwisata dan jumlah kunjungan wisatawan terhadap pertumbuhan ekonomi. E-Jurnal
Matematika, Vol.7, (No.4) : 330-338. https://doi.org/10.24843/MTK.2018.v07.i04.p222 diakses
pada 10 Februari 2019.