Post on 27-Mar-2019
ANALISIS DAUR HIDUP PRODUK (PRODUCT LIFE CYCLE)
TABUNGAN iB PLUS DAN PENETAPAN STRATEGI PEMASARAN
PADA PT. BNI SYARIAH. Tbk
Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Ekonomi Islam (SEI)
Oleh :
Conita
NIM : 104046101672
KONSENTRASI PERBANKAN SYARIAH
PROGRAM STUDI MUAMALAHPERBANKAN SYARIAH
FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1429 H / 2008
ABSTRAKSI
"Analisis Daur Hidup Produk (Product Life Cycle) tabungan iB Plus dan
Penetapan Strategi Pemasaran PT. BNI Syariah Tbk."
Oleh:
Conita
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis posisi tabungan iB Plus di BNI
Syariah berdasarkan teori Daur Hidup Produk (Product Life Cycle) dengan
menggunakan metode analisis matematika sederhana dalam menentukan kinerja
produk. Selain itu penulis juga menganalisis karakteristik dan tujuan pemasaran pada
tiap-tiap tahap hidupnya yang terdiri dari faktor-faktor penjualan, laba, pelanggan,
pesaing, serta tujuan pemasaran yang di capai dari produk tersebut. Dari hasil analisis
ini kemudian dapat ditentukan strategi pemasaran yang sesuai dengan posisinya
dalam Daur Hidup Produk (Product Life Cycle).
Hasil penelitian menunjukkan kinerja produk iB Plus mengalami peningkatan
yang positif selama periode 2003 sampai 2007. dengan penerimaan DPK rata-rata
44,24%, rata-rata persentase bagi hasil sebesar 1,1% dan laba perusahaan sebesar
22,55% selama 5 tahun menunjukksn produk tabungan iB Plus BNI Syariah berada
pada tahap pertumbuhan. Hal ini diperkuat dengan analisis karakteristik dan tujuan
pemasaran produk pada tiap-tiap tahap hidupnya.
Strategi yang ditetapkan meliputi penyempurnaan produk, penambahan
karakteristik atau sifat tertentu dan pembuatan model baru, pengembangan segmen
pasar baru, penambahan saluran distribusi baru, perusahaan beralih dari iklan yang
membuat orang menyadari produk (product awarness advertising) ke iklan yang
membuat orang memilih produk dan strategi pengurangan harga.
Kata Kunci: Daur Hidup Produk, Tabungan iB Plus, Strategi Pemasaran
KATA PENGANTAR
��� ا ا���� ا�����
Alhamdulillaahi Robbil 'Aalamiin, segala puji dan syukur penulis panjatkan
kehadirat Allah SWT atas limpahan taufik dan hidayahNya sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini. Sholawat serta salam semoga selalu tercurah kepada
junjungan kita baginda Nabi Muhammad SAW, keluarga, dan para sahabatnya yang
menjadi tauladan bagi umatnya menuju jalan yang di ridhoi oleh Allah.
Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada berbagai
pihak yang telah membantu dan memberi dukungan dalam menyelesaikan skripsi ini.
1. Bapak Prof. DR. H. Muhammad Amin Suma, SH., MA., MM., selaku Dekan
Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Ibu DR. Euis Amalia, M.Ag dan Bapak Ah. Azharuddin Lathif, M.Ag selaku
Ketua dan Sekretaris Program Studi Muamalat.
3. Bapak Dr. Asep Saepuddin Jahar, MA, Ph.D dan Bapak Drs. H. Burhanuddin
Yusuf, MM selaku pembimbing skripsi yang telah memberikan bimbingan dan
waktunya bagi penulis dengan segala profesionalitas dan kesabaran, semoga
segala kebaikan dan keihklasan yang bapak berikan menjadi amal sholeh.
4. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta yang dengan penuh kesabaran dan keikhlasan memberikan ilmunya
kepada penulis, semoga ilmu yang diberikan menjadi ilmu yang bermanfaat.
5. Bapak Dr. Agustianto selaku sekjen IAEI yang telah memberikan banyak ilmu
dan pengalaman hidup yang sangat berguna bagi penulis.
6. Bapak Nurcahyo Dwi Artianto selaku Manajer Product Liability Development
Divisi Usaha Syariah, Bapak Santoso Slamet selaku Manajer keuangan dan MIS (
Manajemen Informasi Sistem) Divisi Usaha Syariah yang telah meluangkan
waktunya untuk wawancara dengan penulis.
7. Mba Tri Murtiasi selaku Analis SDM Divisi Usaha Syariah telah memberikan
kesempatan untuk melakukan penelitian dan telah memberikan data-data yang
diiperlukan dalam penelitian selama proses penulisan skripsi ini.
8. Salam Ta’zim dan Terima Kasih yang tak terhingga kepada Ayahanda H. Nur Ali
dan Ibunda Hj. Arsyidah yang telah memberikan banyak hal yang berarti dalam
hidup penulis. Cinta, kasih sayang, do'a dan dukungan baik moril maupun materil
yang semunya itu tidak dapat tergantikan dengan apapun.
9. Kakakku tersayang k'Lutfi, k'Dede, k'Dhila dan k'Lili yang selalu memberikan
dukungan dan menjadi inspirasi dalam melewati setiap langkah kehidupanku dan
selalu menghiasi hari-hari penulis dengan keceriaan.
10. Adikku Dian, Anis, Ersyad dan Tomi, terima kasih telah menjadi motivasi bagi
penulis untuk tetap semangat dalam meyelesaikan skripsi, lulus kuliah dan kita
sama-sama meraih cita-cita untuk kebahagiaan bapak dan umi ya……
11. Keisyazka Fataya Putri dan Rachel Aqila Syah yang selalu menjadi penghilang
duka dan selalu memberikan keceriaan.
12. Teman-temanku seangkatan, senasib seperjuangan Perbankan Syariah 2004
khususnya Perbankan Syariah D “Bocah Rusuh” yang membuat aku mengerti
indahnya kebersamaan. kenangan yang telah terlewati akan selalu terukir di
hatiku. Untuk Neng yuli "My Litle Angel" yang memberikan hari-hari indah,
selalu berbagi dalam suka dan duka, dan selalu siap membantu penulis ketika
dalam kesulitan, Terima kasih untuk do’a dan semangat yang diberikan kepada
penulis. Semoga kebersamaan kita tak hilang seiring bergulirnya waktu.
13. Bang Juri "Rental BJ" yang selalu membantu penulis ketika mengalami kesulitan
dalam menyelesaikan skripsi
14. Semua pihak yang telah memberikan kontribusi terhadap penyelesaian skripsi ini
dan tidak dapat disebutkan satu persatu.
Kesempurnaan adalah milik Allah, oleh karena itu penulis mohon maaf
apabila masih banyak kesalahan dalam skripsi ini.
Akhir kata, semoga Allah membalas kebaikan mereka yang telah
membimbing dan membantu penulis dalam penyelesaian skripsi ini dan semoga
skripsi ini bermanfaat untuk penelitian-penelitin selanjutnya.
Ya Allah, ampuni dosa-dosa kami
Ampuni dosa-dosa Ibu Bapak kami
Ampuni dosa-dosa Guru kami
Wafatkanlah kami dalam Iman dan Islam
Wafatkankalah kami dalam syahid
Wafatkanlah kami dalam khusnul khotimah
Aamiin…
Jakarta, November 2008
Penulis
Conita
DAFTAR ISI
PERSETUJUAN PEMBIMBUNG
LEMBAR PENGESAHAN
KATA PENGANTAR .......................................................................................... i
DAFTAR ISI ........................................................................................................ iv
DAFTAR TABEL ................................................................................................ vii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah............................................................... 1
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah ........................................... 5
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian.................................................... 7
D. Tinjauan (Review) Studi Terdahulu .............................................. 8
E. Kerangka Teori dan Konseptual ................................................... 10
F. Metode Penelitian ........................................................................ 14
G. Sistematika Penulisan .................................................................. 18
BAB II TINJAUAN TEORITIS
A. Definisi Produk........................................................................... 20
B. Tingkatan Produk Jasa ................................................................. 21
C. Produk dan Jasa Bank Syariah ..................................................... 22
D. Strategi Produk ............................................................................ 24
E. Daur Hidup Produk...................................................................... 28
1. Konsep Daur Hidup Produk ................................................... 28
2. Pengertian Daur Hidup Produk............................................... 29
3. Sifat-sifat Siklus Kehidupan Produk....................................... 30
4. Tahap-tahap dalam Siklus Kehidupan Produk ........................ 31
5. Karakteristik Dan Tujauan Pemasaran Pada Tipa Tahap Daur
Hidup Produk......................................................................... 35
6. Strategi Pemasaran................................................................. 36
7. Strategi Pemasaran dalam Tahapan Daur Hidup ..................... 42
BAB III GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN
A. Gambaran Umum PT. BNI Syariah Tbk....................................... 47
B. Dual System Banking ................................................................... 48
C. Nilai- nilai Perusahaan yang Berlaku di PT BNI Syariah Tbk....... 48
D. Sistem Manajemen yang Mendukung Shariah Compliance .......... 49
E. Struktur Organisasi ...................................................................... 50
F. Perkembangan Bisnis Penghimpunan Dana dan Pembiayaan ....... 51
G. Perkembangan Asset .................................................................... 52
H. Kinerja PT. BNI Syariah Tbk....................................................... 53.
I. Produk dan Jasa PT. BNI Syariah Tbk. ........................................ 54
BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN
A. Perkembangan iB Plus ................................................................. 58
B. Analisis Posisi Tabungan iB Plus dilihat dari Teori Daur
Hidup (Product Life Cycle) .......................................................... 59
1. Analisis posisi tabungan iB Plus dengan Menggunakan
Rumus Matematika Sederhana ............................................... 59
2. Analisis posisi tabungan iB Plus dengan Karakteristik
dan Implikasi Strategik Produk Berdasarkan Teori Daur
Hidup Produk......................................................................... 66
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan.................................................................................. 74
B. Saran ........................................................................................... 76
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 77
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Penghitungan Kinerja Produk 16
Tabel 2.1 Ikhtisar Karakteristik Tiap-Tiap Tahap Siklus Hidup
Produk
35
Tabel 3.1 Perkembanagan Asset BNI Syariah 52
Tabel 4.1 Jumlah Dana Pihak Ketiga BNI Syariah 58
Tabel 4.2 Data Produk Tabungan iB Plus BNI Syariah 60
Tabel 4.3 Data penerimaan DPK Produk Tabungan iB Plus dan
pertumbuhan penerimaan DPK tahun 2003-2007
60
Tabel 4.4 Data persentase rata-rata bagi hasil produk tabungan iB
Plus dan pertumbuhan persentase rata-rata bagi hasil
62
Tabel 4.5 Pertumbuhan Laba Operasional Perusahaan 63
Tabel 4.6 Penentuan Daur Hidup Produk 64
Tabel 4.7 Perolehan laba BNI Syariah 67
Tabel 4.8 Ikhtisar Karakteristik Tiap Tahap Daur Hidup Produk dan
Tujuan Pemasaran
69
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Perkembangan perbankan syariah dalam dekade belakangan tidak lagi
dianggap anak tiri dalam dunia perbankan. Hal ini disebabkan tingkat kinerja
perbankan syariah dan kontribusinya dalam dunia perbankan yang cukup baik dalam
beberapa tahun terakhir. Kinerja ini telah dibuktikan semenjak terjadinya badai krisis
melanda perekonomian Indonesia dimana kinerja perbankan konvensional terpuruk,
perbankan syariah relatif mampu terus bertahan ditengah hantaman krisis dan terus
menunjukkan eksistensinya sampai sekarang.1
Saat ini, perbankan syariah terus menunjukkan perkembangan yang cepat.
Bank-bank konvensional mulai berlomba membuka divisi syariah karena melihat
minat masyarakat yang semakin tinggi pada produk perbankan syariah.
Hal yang mendorong kalangan perbankan mencoba peruntungannya dilahan
ini tak lain adalah besarnya pangsa pasar. Maka tak heran jika semakin banyak bank
yang terjun dalam industri perbankan syariah, memicu persaingan yang kian tajam
dalam menggaet nasabah.2
Namun, perlu ditegaskan dan perlu diingat bahwa persaingan usaha dalam
pandangan Islam adalah persaingan yang bisa mendorong yang besar semakin besar,
1 Perkembangan Perbankan Syariah, Artikel diakses pada 20 Oktober 2008 dari
http://www.fai.elcom.umy.ac.id
2 Persaingan Perbankan Syariah, Artikel diakses pada 20 Oktober 2008 dari
http://www.sinarharapan.co.id
sekaligus mengangkat yang kecil untuk menjadi besar. Hal ini berangkat dari ayat Al-
Qur’an ayat Al-Baqarah ayat 148 yang berbunyi:
و��,+ و($) ه� م��%�$� #�س! ��ا ا����ات أی� م� �����ا ی�ت ��� ا���� }148: ا� ��ة{(��9 إن� ا���� 4�5 آ,% 12ء .-ی�
Artinya: “Dan bagi tiap-tiap umat ada kiblat (nya) yang ia menghadap kepadanya.
Maka berlomba-lombalah kamu (dalam kebaikan). Dimana saja kamu
berada pasti Allah akan mengampuni kamu sekalian (pada hari kiamat).
Seungguhnya Allah maha kuasa atas segala sesuatu”. (Al-Baqarah:148)
Dalam pengembangan produk syariah sudah saatnya perbankan syariah harus
lebih kreatif dan inovatif dalam membuat atau menciptakan suatu konsep produk
syariah yang berorientasi kepada pasar atau paling tidak mempertahankan keberadaan
produk yang telah dikeluarkan, sehingga mampu membentuk suatu permintaan yang
berkesinambungan (kontiunitas) dan tentunya tetap eksis diantara iklim persaingan
yang semakin tajam namun tidak keluar dari ketentuan hukum Islam.
Sebagai lembaga bisnis, BNI syariah sebagaimana bank-bank syariah lain
juga meluncurkan produk-produk yang diharapkan dapat menjadi pilihan bagi
nasabah. Salah satu produk andalan BNI syariah adalah Tabungan iB Plus yang
menggunakan prinsip mudharabah muthlaqoh.
BNI syariah berupaya agar nasabahnya mendapatkan layanan perbankan
senyaman layanan di bank konvensional. BNI syariah ingin menyampaikan pesan
bahwa menabung di bank syariah memiliki fasilitas yang nyaman, namun
menentramkan. Manajemen BNI syariah selalu berupaya agar produk-produknya
khususnya dalam hal ini adalah produk Tabungan iB Plus tetap eksis diantara
persaingan yang makin kompetitif dengan mamberikan fasilitas yang terbaik,
sehingga masyarakat pun akan memilih bank syariah sebagai pilihan untuk
menyimpan dananya.
Untuk mencapai kondisi tersebut, bukanlah hal yang mudah. BNI syariah
harus menetapkan strategi-strategi secara tepat agar dapat membawa ke arah
pencapaian tujuan yang telah ditetapkan sehingga dapat memenuhi kebutuhan dan
keinginan nasabah yang menjadi sasarannya. BNI syariah harus memiliki daya tarik
ekonomi. Menciptakan produk yang dapat dinikmati oleh konsumen adalah
membutuhkan kematangan strategi, baik pemasaran, keuangan, SDM, dan produksi
yang semua elemen tersebut bersinergi untuk menciptakan nilai bagi pelanggan.
Permasalahannya adalah bagaimana membuat poduk yang diluncurkan oleh
BNI Syariah dapat menarik minat nasabah dan bagaimana membuat produk tersebut
tetap eksis di tengah persaingan produk yang semakin kompleks serta strategi apa
yang tepat dalam memasarkan produk tersebut.
Banyak sekali produk yang ditawarkan ke pasar, namun seringkali pasar tidak
merespon produk yang ditawarkan dan akhirnya produk tersebut akan hilang dari
peredaran atau sebaliknya pada awal diperkenalkan produk cukup eksis namun
ditinggalkan karena tidak kompetitif lagi karena kalah bersaing. Persaingan
merupakan kejadian yang alami. Melalui persaingan perusahaan dituntut untuk
memahami positioningnya, mengetahui kemampuan pesaingnya juga penentuan
tempat dan kapan serta bagaimana medan persaingan yang dihadapi sehingga semua
dapat diidentifikasi dengan lengkap untuk menciptakan strategi yang tepat. Konsep
pemasaran menegaskan bahwa kunci untuk mencapai tujuan organisasional yang
ditetapkan adalah perusahaan harus lebih efektif dibandingkan para pesaing dan
konsep produk menyatakan bahwa konsumen akan menyukai produk-produk yang
menawarkan mutu, kinerja, dan penampilan terbaik.
Sepanjang kehidupan produk, perusahaan biasanya akan merumuskan ulang
strategi pemasarannya beberapa kali. Bukan hanya kondisi ekonomi yang berubah
dan pesaing melancarkan serangan baru, melainkan disamping itu produk itu sendiri
menjalani tahap-tahap peran barunya di pasar. Akibatnya perusahaan perlu
merencanakan rangkaian strategi yang sesuai dengan setiap tahap dalam daur hidup
produk.
Perusahaan, dalam hal ini Bank Syariah harus selalu mengadaptasi strateginya
sepanjang waktu, dalam hal ini strategi yang berkaitan dengan produk demi
kelangsungan hidup produk tersebut. Salah satu konsep yang sangat bermanfaat
dalam memberikan pamahaman mengenai implikasi strategik dari perubahan-
perubahan tersebut terhadap strategi pemasaran adalah konsep Daur Hidup Produk
(Product Life Cycle).
Tidak jauh berbeda dengan manusia yang memiliki batas tertentu, mulai dari
bayi sampai meninggal dunia. Usia kehidupan ini kita kenal dengan nama daur hidup
atau jika kita artikan ke produk yaitu Daur Hidup Produk (Product Life Cycle).
Daur Hidup Produk (Product Life Cycle) artinya perjalanan hidup suatu
produk sampai ia mati. Umur dari produk sangat bergantung dari strategi yang
dijalankan perusahaan. Terkadang umur suatu produk sangatlah singkat dan tidak
sedikit pula yang memilik umur relatif panjang. Kehidupan dari suatu produk
biasanya diukur dari tingkat penjualan dan laba yang diraih oleh produk tersebut.3
Mengamati siklus hidup produk (Product Life Cycle), khususnya produk
perbankan syariah dapat dibuat suatu rumusan bahwa suatu produk memiliki sebuah
siklus hidup. Melalui siklus hidup produk, bank dapat menetapkan strategi pemasaran
yang tepat. Agar ketika produk tersebut diperkenalkan dapat direspon oleh pasar,
kemudian tumbuh dengan pesat hingga mencapai masa kedewasaan yang panjang dan
bank akan menerapkan strategi pemasaran yang berbeda pada setiap tahapan siklus
hidupnya.
Berdasarkan latar belakang diatas, maka penulis tertarik untuk menulis skripsi
tentang “ANALISIS DAUR HIDUP PRODUK (PRODUCT LIFE CYCLE)
TABUNGAN iB PLUS DAN PENETAPAN STRATEGI PEMASARAN PT. BNI
SYARIAH Tbk.
B. Pembatasan Masalah dan Perumusan Masalah
Persaingan produk diantara lembaga-lembaga perbankan syariah saat ini
semakin tajam. Setiap perusahaan berlomba-lomba untuk membuat produk yang
diharapkan dapat diminati oleh masyarakat. Selain itu, perusahaan juga harus
melakukan berbagai cara untuk memasarkan produk tersebut agar dapat diminati oleh
masyarakat. Tentunya pemilihan dan penetapan strategi produk yang tepat dan baik
akan memberikan hasil yang baik pula dalam kelangsungan hidup produk khususnya
3 Kasmir, SE., MM., Pemasaran Bank, Jakarta; Kencana, 2004, h. 146
dan kelangsungan hidup perusahaan umumnya. Sehingga perusahaan akan dapat
bertahan dan tetap eksis dalam jangka panjang.
Strategi produk mencakup desain produk, daur hidup produk, dan strategi
pemasaran produk. Karena luas dan kompleksnya permasalahan yang akan dibahas
dan keterbatasan yang dimiliki penulis, maka penulis membatasi ruang lingkup
pembahasan skripsi ini hanya pada masalah daur hidup produk tabungan mudharabah
di BNI Syariah yakni Tabungan iB Plus serta penetapan strategi pemasaran
berdasarkan teori Daur Hidup Produk yang dianalisis berdasarkan laporan keuangan
atau laporan pendapatan produk Tabungan iB Plus yang merupakan realisasi dari
pemasaran produk Tabungan iB Plus pada BNI syariah dari tahun 2003 sampai tahun
2007 dan diperkuat dengan anlisis faktor-faktor karakteristik dan implikasi strategik
siklus hidup produk.
Agar pembahasan dalam skripsi ini teratur dan sistematis, maka penulis
merumuskan beberapa permasalahan, diantaranya:
1. Berada di manakah posisi produk Tabungan iB Plus dilihat dari Teori Daur Hidup
Produk (Product Life Cycle)?
2. Strategi apa yang sudah ditetapkan oleh BNI syariah dalam memasarkan produk
tersebut berdasarkan posisinya dalam Daur Hidup Produk (Product Life Cycle)?
3. Bagaimanakah strategi pemasaran yang tepat dan relevan untuk pengembangan
produk Tabungan iB Plus pada BNI syariah.
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui posisi produk tabungan mudharabah dalam hal ini Tabungan
iB Plus menurut Teori Daur Hidup Produk (Product Life Cycle) di BNI syariah.
2. Untuk mengetahui strategi yang diterapkan oleh BNI syariah terhadap produk
Tabungan iB Plus.
Adapun manfaat dari penelitian ini adalah:
1. Bagi perusahaan obyek penelitian:
a. Dengan adanya penelitian ini diharapkan perusahaan obyek penelitian dapat
mengetahui posisi produk tabungan iB Plus berdasarkan teori Daur Hidup
Produk (Product Life Cycle), sehingga bank dapat mengimplementasikan
strategi pemasaran yang tepat terhadap posisi produk tersebut.
b. Mengetahui prioritas pengembangan lanjut mengenai strategi yang ditetapkan
lebih lanjut agar produk tersebut dapat memiliki value added dan competitive
advantage.
2. Bagi subyek penelitian
a. Sebagai sarana untuk menambah pengetahuan, pemahaman, serta penerapan
teori Daur Hidup Produk (Product Life Cycle) dalam dunia perbankan syariah.
3. Bagi pihak-pihak yang berkepentingan, khususnya Fakultas Syariah dan Hukum
untuk menambah referensi penelitian-penelitian selanjutnya yang berkaitan
dengan penelitian ini.
D. Tinjauan (Review) Kajian Terdahulu
Penulis menemukan beberapa penelitian yang berkaitan dengan Daur Hidup
Produk, yaitu: Siti Baliah (2007) mahasiswi UIN Syarif Hidayatullah jurusan
akuntansi meneliti Analisis kinerja keuangan dengan siklus kehidupan produk (studi
pada sektor industri barang konsumsi yang terdapat di BEJ). Penelitian ini berusaha
menguji apakah terdapat hubungan antara kinerja keuangan (ROI, ROE, PER, profit
dan efisiensi) dengan tahapan siklus hidup dan menguji apakah terdapat perbedaan
antara kinerja keuangan dengan tahapan siklus hidup produk dengan menggunakan
metode analisa data cluster, statistik deskriptif, pengujian hipotesa dengan uji korelasi
dan uji t sample independent. Dari hasil pengujian statistik terhadap 34 perusahaan
barang konsumsi diperoleh hasil:
1. Variabel ROI berkorelasi dengan siklus hidup produk pada tahap kedewasaan dan
penurunan.
2. Variabel ROE berkorelasi dengan siklus hidup produk pada tahap penurunan dan
secara umum tidak terdapat perbedaan yang signifikan dengan semua kelompok
tahapan siklus hidup produk.
3. Varibel PER berkorelasi dengan siklus hidup produk pada tahap
perkenalan,pertumubuhan, dan penurunan dan tidak terdapat perbedaan yang
signifikan pada tiap tahap siklus produk.
4. Variabel Profit berkorelasi dengan siklus hidup produk pada tahap kedewasaan
dan penurunan dan memiliki perbedaan yang signifikan pada kelompok
pertumbuhan dan kedewasaan.
5. Variabel efisiensi berkorelasi dengan siklus hidup produk pada tahap perkenalan
dan pada masing-masing kelompok tidak terdapat perbedaan yang signifikan.
Parhanullah (2007) mengenai “Analisis Daur Hidup Produk (Product Life
Cycle) tabungan Mudharabah, yang diteliti oleh Parhanullah mahasiswa jurusan
Manajemen Pemasaran Fakultas Ilmu Ekonomi dan Ilmu Social Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah. Dalam skripsi tersebut dibahas mengenai daur hidup
produk tabungan Mudharabah yang terdiri dari dari tabungan junior, tabungan ummat
dan shar-E pada bank Muamalat Indonesia dari tahun 2000 sampai tahun 2005
dengan menggunakan metode penghitungan dengan menggunakan rumus matematika
sederhana dan garis trend. Hasil penelitian tersebut adalah bahwa tabungan
Mudharabah di Bank Muamalat berada pada tahap pertumbuhan.
Dalam penelitian ini, peneliti berusaha mengembangkan penelitian-penelitian
yang telah dilakukan sebelumnya dengan memberikan penjelasan secra detail hasil
penelitian. Tidak hanya sebatas mengetahui posisi produk tersebut tetapi mengetahui
juga strategi apa yang relevan dan tepat yang ditetapkan oleh perusahaan terhadap
produk tersebut setelah mengetahui posisinya menurut teori Daur Hidup Produk
(Product Life Cycle).
E. Kerangka Teori Dan Konseptual
Secara umum definisi produk adalah sesuatu yang dapat memenuhi kebutuhan
dan keinginan pelanggan.4
Sedangkan pengertian produk menurut Philip Kotler adalah sesuatu yang
dapat ditawarkan kepasar untuk diperhatikan, dimiliki, digunakan, atau dikonsumsi
yang dapat memenuhi keinginan dan kebutuhan pemakainya.5
Dari pengertian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa produk adalah sesuatu
yamg memberikan manfaat baik dalam hal memenuhi kebutuhan sehari-hari atau
sesuatu yang ingin dimiliki oleh konsumen. Produk biasanya digunakan untuk
dikonsumsi baik untuk kebutuhan rohani maupun jasmani. Untuk memenuhi
keinginan dan kebutuhan akan produk, maka konsumen harus mengorbankan sesuatu
sebagai balas jasanya, misalnya dengan cara pembelian.
Seperti dikatakan sebelumnya bahwa produk memiliki ciri-ciri tersendiri
untuk dapat dikatakan sebagai barang atau jasa. Dalam dunia perbankan dimana
produk yang dihasilkan berbentuk jasa, maka akan dijelaskan ciri-ciri dan
karakteristik jasa, yaitu:
1. Tidak berwujud
Artinya tidak dapat dirasakan atau dinikmati sebelum jasa tersebut dibeli atau
dikonsumsi.
2. Tidak dapat dipisahkan
4 Kasmir, SE.,MM., Pemasaran Bank. Jakarta: Kencana,2004. h. 136 5 Kotler dan Armstrong. Dasar-Dasar Pemasaran. Jakarta: PT. Indeks Kelompok Gramedia.
h. 337
Artinya antara si pembeli jasa dan si penjual jasa saling berkaitan satu sama
lainnya.
3. Beraneka ragam
Artinya jasa memiliki beraneka macam bentuk, jasa dapat diperjualbelikan dalam
berbagai bentuk atau wahana seperti tempat, waktu dan sifat.
Daur hidup produk adalah perjalanan hidup suatu produk mulai dari produk
dijual di pasar sampai produk tersebut mati.6 Terkadang umur suatu produk sangat
singkat dan tidak sedikit pula produk memiliki umur yang relatif panjang. Kehidupan
dari suatu produk biasanya diukur dari tingkat penjualan dan laba yang diperoleh dari
produk tersebut.
Gambar 1.1
Daur hidup produk (Product Life Cycle)
Kurva daur hidup umumnya terbagi kepada empat tahap (Kotler,2002:347),
yaitu:
1. Tahap perkenalan (introduction)
6 Kasmir, SE.,MM., Pemasaran Bank, Jakarta: Kencana, 2004, h. 145
Penjualan
dan laba
Pada tahap ini pertumbuhan penjualan lambat, belum ada laba karena besarnya
biaya-biaya untuk memperkenalkan produk.
2. Tahap pertumbuhan (growth)
Peningkatan pasar yang cepat dan peningkatan laba yang besar.
3. Tahap kedewasaan atau kemampanan (maturity)
Penurunan pertumbuhan penjualan karena produk telah diterima oleh sebagian
besar pembeli potensial. Dan laba stabil akan menurun karena persaingan.
4. Tahap penurunan (decline)
Penjualan menunjukkan arah yang menurun dan laba yang menipis.
Kata strategi berasal dari bahasa Yunani, yaitu stratogos atau strategis yang
berarti jendral. Dalam bidang manajemen, definisi mengenai strategi cukup beragam
dan bervariasi dari beberapa ahli.
Menurut William F. Glueck dan Lawarance Jauch, strategi adalah sebuah
rencana yang disatukan, luas dan terintegrasi yang menghubungkan keunggulan
strategi perusahaan dengan tantangan lingkungan yang dirancang untuk mematikan.7
Strategi adalah suatu rencana yang diutamakan untuk mencapai tujuan
tertentu.
Beberapa perusahaan mungkin mempunyai tujuan yang sama, namun
perusahaan memiliki strategi yang berbeda-beda untuk mencapai tujuan tersebut8.
7 Daslim Saladin. Manajemen Strategi dan Kebijkan Perusahan, Bandung: Linda Karya,
2004. h. 1 8 Drs. Basu Swastha DH., M.B.A dan Drs. Irawan, M.B.A, Manajemen Pemasaran Modern,
Malang: Bayumedia, 2005. h. 64
Sedangkan pengertian strategi pemasaran adalah rencana yang menyuluruh,
terpadu dan menyatu dibidang pemasaran yang memberikan panduan tentang
kegiatan yang akan dijalankan untuk dapat tercapainya tujuan pemasaran perusahaan
tersebut.
Menurut Philip Kotler dan Paul N. Bloom, strategi pemasaran diartikan
sebagai seleksi atas pasar sasaran, menentukan posisi bersaing, dan pengembangan
suatu bauran pemasaran yang efektif untuk mencapai dan melayani klien-klien yang
telah dipilih.9
Strategi pemasaran berdasarkan konsep daur hidup produk dapat dianalisis
berdasarkan kinerja produk tersebut dalam menghasilkan laba. Selain itu karakteristik
yang berkaitan dengan penjualan, biaya-biaya, tipe pelanggan, pesaing dan tujuan
pemasaran menjadi faktor yang penting untuk menetapkan strategi pemasaran
tersebut.
Berikut kerangka pemikiran mengenai analisis daur hidup produk tabungan
syariah plus di BNI syariah:
9 Philip Kotler dan Paul N. Bloom, Teknik dan Strategi Pemasaran Jasa Profesional, Jakarta:
Intermedia, 1995, h. 27
F. Metode Penelitian
1. Sifat Penelitian
Metode penelitian yang digunakan pada skripsi ini adalah menggunakan
pendekatan kuantitatif dan kualitatif dengan menggunakan teori yang relevan sebagai
kerangka analisis. Pendekatan kuantitatif yaitu berdasarkan angka-angka yang
diperoleh dari laporan keuangan tahunan BNI Syariah yang kemudian diolah
sehingga menjadi data yang dapat dianalisis sedangkan pendekatan kualitatif
berdasarkan wawancara untuk memperkuat hasil analisis yang hasilnya dihubungkan
Tabungan
Mudharabah
Pengukuran Kinerja Produk
Penerimaan DPK Produk Tingkat Bagi Hasil Laba Perusahaan
Penentuan posisi product life cycle
Tahap
Perkenalan Tahap
Pertumbuhan
Tahap
Penurunan
Tahap
Kedewasaa
n
Strategi Pemasaran berdasarkan
posisi product life cycle
denga teori yang relevan. Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah
melukiskan, membuat gambaran tentang tahapan-tahapan daur hidup produk
tabungan iB Plus sehingga dapat menggambarkan hasil penelitian secara detail dan
terperinci.
2. Teknik Pengumpulan Data
a. Penelitian Lapangan (Field Research)
Data primer: yaitu diperoleh berdasarkan hasil kunjungan dan
wawancara langsung dengan beberapa narasumber pada BNI syariah yang
dapat memberikan informasi, keterangan-keterangan yang berhubungan
dengan masalah yang diteliti.
Data sekunder: yaitu diperoleh dari perusahaan berupa laporan
keuangan tahunan, data-data, atau dokumen yang berkaitan dengan
penelitian ini.
b. Penelitian Kepustakaan (Library Research)
Pengumpulan data dilakukan dengan cara membaca buku-buku,
makalah, penelitian-penelitian, karya ilmiah yang berkaitan dengan
masalah yang diteliti dan mengembangkannya.
3. Teknik Analisis Data
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan
rumus matematika sederhana dan diperkuat dengan analisis karakteristik dan
implikasi strategik daur hidup produk.
Metode analisis dengan menggunakan rumus matematika sederhana
Menurut Husein Umar, untuk mengetahui kondisi industri dari suatu bisnis
tertentu mislanya melalui Bussines Life Cycle (BLC) atau Product Life Cycle (PLC)
dapat menggunakan teknik analisis matematika sederhana, yaitu:
Tabel 1.1
Penghitungan kinerja produk
Ukuran kinerja Kinerja tahun 2003
Perubahan
dibanding tahun lalu
Rata-rata
pertumbuhan
(5 tahun terakhir)
Penjualan
Harga per unit
Laba perusahaan
Sumber: Husein Umar, Strategi Manajemen In Action, Jakarta: PT. Gramedia
Pustaka, 2001
Untuk pengisian data, dapat dilakukan dengan tahapan sebagai berikut:
a. Bandingkan nilai penjualan (dalam perbankan yaitu penerimaan dan pihak ketiga)
tahun sekarang dengan tahun sebelumnya untuk mengetahui perubahannya.
b. Buat rata-rata pertumbuhan penerimaan DPK dalam beberapa tahun terakhir.
c. Bandingkan harga (dalam perbankan syariah yaitu persentase bagi hasil produk)
dengan tingkat inflasi.
d. Bandingkan laba keseluruhan produk.
Untuk melakukan anlisis daur hidup produk tabungan mudharabah, maka
diperlukan data-data seperti penerimaan dana pihak ketiga (DPK). Tingkat
pertumbuhan penerimaan DPK, persentase bagi hasil produk tabungan mudharabah,
laba dan tingkat pertumbuhan laba. Untuk mengetahui pertumbuhan penjualan,
persentase bagi hasil, dan laba kotor pertahun dapat menggunakan rasio pertumbuhan
penjualan yang dirumuskan oleh Sofyan Syafri Harahap (2004:309), yaitu:
LaluTahunPenjualan
LaluTahunPenjualanBerjalanTahunPenjualannjualanKenaikanPe
−=
Selain itu, peneliti juga menganalisis karakeristik dan implikasi strategik daur
hidup produk yang berkaitan dengan penjualan produk, biaya-biaya yang
ditimbulkan, laba yang diperoleh dari produk tersebut, tipe pelanggan atas produk
tersebut, pesaing yang dihadapi, serta tujuan pemasaran yang ditetapkan atas produk
tersebut untuk memperkuat analisis atas laporan keuangan.
4. Objek Penelitian
Objek penelitian dalam skripsi ini adalah anlisis Daur Hidup Produk tabungan
iB Plus untuk mengetahui posisi produk Tabungan iB Plus di BNI Syariah menurut
teori Daur Hidup Produk (Product Life Cycle).
5. Pedoman Penulisan
Teknik penulisan dalam skripsi ini mengacu pada pedoman penulisan skripsi
Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah tahun
2007.
G. Sistematika Penulisan
Untuk mempermudah penyusunan skripsi, penulis membagi skripsi ini dengan
sistematika sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN
Berisi latar belakang, batasan dan perumusan masalah, tujuan dan
manfaat penelitian, tinjauan (review) terdahulu, kerangka teori, dan
metodologi penelitian.
BAB II TINJAUAN TEORITIS
Berisi tentang tinjauan teoritis tentang produk, produk dan jasa bank
syariah, strategi produk, konsep daur hidup produk, pengertian daur
hidup produk, sifat-sifat daur hidup produk, tahapan-tahapan daur
hidup produk, strategi pemasaran, strategi pemasaran dalam tiap tahap
daur hidup produk.
BAB III GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN
Berisi tentang gambaran umum BNI Syariah, dual system banking
yang berlaku di BNI Syariah, nilai-nilai perusahaan, sistem
manajemen yang mendukung syariah complieance, struktur organisasi
di BNI Syariah, perkembangan bisnis penghimpunan dana dan
pembiayaan, perkembangan asset, prestasi BNI Syariah dan produk
dan jasa yang ada di BNI Syariah.
BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN
Berisi tentang perkembangan tabungan iB Plus dalam rentang waktu 5
tahun yaitu tahun 2007-2008, penentuan dan analisis mengenai posisi
produk Tabungan iB Plus dilihat dari teori daur hidup produk dengan
menggunakan metode matematika sederhana, dan dengan
menganalisis karakteristik dan tujuan pemasaran produk pada tiap
tahap hidupnya serta analisis mengenai strategi pemasaran produk iB
plus yang relevan dalam sesuai dengan posisinya menurut teori daur
hidup produk (Product Life Cycle).
BAB V PENUTUP
Berisi tentang kesimpulan dan saran.
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
A. Definisi Produk
Produk yang dihasilkan oleh dunia usaha pada umumnya berbentuk dua
macam, yakni produk yang berwujud dan produk tidak berwujud. Masing-masing
produk untuk dapat dikatakan berwujud atau tidak berwujud memiliki karakteristik
atau ciri-ciri tertentu.
Produk yang berwujud berupa barang yang dapat dilihat, dipegang dan dirasa
secara langsung sebelum dibeli. Sedangkan produk yang tidak berwujud berupa jasa
dimana tidak dapat dilihat atau dirasa sebelum dibeli.
Secara umum definisi produk adalah sesuatu yang dapat memenuhi kebutuhan
dan keinginan pelanggan.10
Pengertian produk menurut Philip Kotler adalah sesuatu yang dapat
ditawarkan ke pasar untuk mendapatkan perhatian untuk dibeli, untuk digunakan,
atau dikonsumsi yang dapat memenuhi keinginan dan kebutuhan.
Menurut Rambat Lupiyoadi kata produk lebih mengacu pada keseluruhan
konsep, objek, atau proses yang memberikan sejumlah nilai (value) kepada
konsumen.11
10 Kasmir, SE.,MM., Pemasaran Bank, Jakarta: Kencana 2004. h. 136
11 Rambat Lupiyoadi, Manajemen Pemasaran Jasa, Jakarta: Salemba empat, h. 72
Produk memiliki ciri-ciri tersendiri untuk dapat dikatakan sebagai barang
ataupun jasa. Dalam dunia perbankan, produk yang dihasilkan adalah berbentuk jasa
yaitu aktivitas, manfaat atau kepuasan yang ditawarkan untuk dijual. Jasa memiliki
empat karakteristik utama yang membedakannya dari barang yaitu:
a. Intangibility: jasa bersifat abstrak dan intangible (tidak berwujud)
b. Heterogenity/variability: jasa bersifat sangat variabel karena bersifat non-standar,
artinya memiliki banyak variasi bentuk, kualitas, dan jenis, tergantung pada siapa,
kapan, dan di mana jasa tersebut dihasilkan.
c. Inseparability: jasa umumnya diproduksi dan dikonsumsi pada waktu yang
bersamaan dengan partisipasi konsumen dalam prosesnya.
d. Perishability: jasa tidak mungkin disimpan dalam bentuk inventori, karena jasa
merupakan komoditi yang tidak tahan lama.
B. Tingkatan Produk Jasa
Theodore Levitt dalam buku The Marketing Imagination sebagaimana yang di
kutip oleh Fandy Tjiptono mengajukan konsep total produk, di mana suatu jasa yang
ditawarkan dapat terdiri dari elemen-elemen:12
a. Produk inti atau generik (the core or generic product). Terdiri dari jasa dasar,
seperti tempat tidur pada jasa kamar hotel.
b. Produk yang diharapkan (the expected product). Terdiri dari produk inti bersama
pertimbangan keputusan pembelian minimal (minimal purchase decision) yang
12 Fandy Tjiptono, Strategi Pemasaran, Yogyakarta: Andi Press, 2001, cet ke-5, h. 97
harus dipenuhi. Contohnya: ruang tunggu yang nyaman di bandara, lift yang
bersih dalam perkantoran.
c. Produk tambahan (the augmented product). Area yang memungkinkan suatu
produk dideferensiasi terhadap yang lain. Contoh: IBM menawarkan “excellent
customer service”.
d. Produk potensial (the potensial product). Tampilan (feature) dan manfaat
tambahan yang berguna bagi konsumen atau mungkin menambah kepuasan
konsumen. Bagian ini dapat memberikan kelebihan guna meningkatkan switching
cost sehingga konsumen berpikir ulang atau sulit untuk beralih ke produk jasa
lain. Contohnya: kemudahan-kemudahan atau layanan khusus bagi konsumen
yang telah menjadi member jasa perusahaan.
C. Produk dan Jasa Bank Syariah
Dalam praktek, berbagai jenis jasa bank syariah ditawarkan kepada
masyarakat. Kelengkapan jenis produk yang ditawarkan kepada masyarakat
tergantung dari kemampuan bank dan jenis bank itu sendiri. Semakin lengkap produk
yang ditawarkan akan semakin baik.
Pada dasarnya, produk dan jasa yang ditawarkan di perbankan syariah dapat
dibagi menjadi tiga bagian besar, yaitu:
a. Produk Penyaluran Dana (Financing)
Secara garis besar, produk pembiayaan syariah terbagi ke dalam 4 kategori yang
dibedakan berdasarkan tujuan penggunaannya, yaitu:
1. Pembiayaan dengan prinsip jual beli yang terdiri dari pembiayaan murabahah,
salam, dan istishna.
2. Pembiayaan dengan prinsip sewa (Ijarah.)
3. Pembiayaan dengan prinsip bagi hasil yang terdiri dari pembiayaan
musyarakah, dan pembiayaan mudharabah.
4. Pembiayaan dengan akad pelengkap
Akad pelengkap ditujukan untuk mempermudah pelaksanaan pembiayaan.
Dalam hal ini bank memperoleh imbalan sekedar sebagai pengganti biaya-
biaya yang telah dikeluarkan oleh bank selama melaksanakan akad itu.
Akad pelengkap di antaranya: hiwalah, rahn (gadai), qordh, wakalah
(perwakilan), dan kafalah (garansi bank),
b. Produk Penghimpunan Dana ( funding)
Penghimpunan dana di bank syariah dapat berbentuk giro, tabungan dan deposito.
Prinsip operasional syariah yang diterapkan dalam penghimpunan dana
masyarakat adalah prinsip wadiah (titipan) dalam bentuk produk rekening giro,
dan prinsip mudharabah (bagi hasil) dalam bentuk tabungan dan deposito.
c. Jasa Perbankan
Dalam menjalankan fungsinya sebagai lembaga intermediary bank syariah dapat
melakukan berbagai pelayanan jasa perbankan kepada nasabaha dengan
mendapatkan imbalan berupa fee (ujrah).
Adapun jasa-jasa perbankan antara lain:
1. Sharf (jual beli valuta asing)
2. Ijarah (sewa) dalam bentuk penyewaan kotak simpanan (safe deposit box) dan
jasa bank custodian.
3. ATM
4. Kliring
5. Letter of credit (L/C)
6. Transfer
7. Inkasso
8. Jasa taksir
D. Strategi Porduk
Strategi produk adalah rangkaian tindakan yang harus diambil oleh
perusahaan sehubungan dengan produk dan sasaran jangka panjang yang harus
dicapai oleh produk tersebut.13
Setiap poduk yang diluncurkan ke pasar tidak selalu mendapat respon yang
positif dari konsumen. Untuk mengantisipasi agar produk yang yang diluncurkan
berhasil sesuai dengan tujuan yang diharapkan, maka peluncuran produk memerlukan
strategi-strategi tertentu.
Secara garis besar strategi produk dapat dikelompokkan menjadi 6 jenis atau
kategori, yaitu:14
13 D.W. Foster, Manajemen Produk dan Jasa, Jakarta: Erlangga 1981, h. 39
14 Fandy Tjiptono, Strategi Pemasaran, Yogyakarta: Andi Press, 2001, h. 3
1. Strategi positioning produk
Strategi ini berusaha menciptakan diferensiasi yang unik dan berbeda di benak
pelanggan sasaran dari produk-produk lainnya, sehingga membentuk citra (image)
merek atau produk yang lebih unggul dibandingkan dengan merek atau produk
pesaing. Kunci keberhasilan positioning adalah persepsi yang diciptakan. Baik
dari persepsi pelanggan, posisi dan citra perusahaan serta pengaruh pesaing dan
pelanggan mereka. Tujuan dari strategi positioning adalah memposisikan produk
di pasar sehinnga produk tersebut berbeda dengan produk atau merek yang ada di
pasar dan dapat menyampaikan beberapa hal pokok kepada para pelanggan.
2. Strategi repositioning produk
Strategi ini dilakukan dengan cara meninjau kembali posisi produk dan bauran
pemasaran saat ini, serta berusaha mencari posisi yang baru yang lebih tepat bagi
produk tersebut. Adapun tujuan dari strategi ini adalah untuk meningkatkan
kelangsungan hidup produk dan untuk mengoreksi atau memperbaiki kesalahan
dalam penentuan posisi sebelumnya.
3. Strategi overlap produk
Strategi ini merupakan strategi yang menciptakan persaingan terhadap merek
tertentu milik perusahaan sendiri. Ada dua hasil yang diharapkan dapat tercapai
melalui strategi ini, yaitu meningkatkan pangsa pasar dan pertumbuhan pasar dan
laba.
4. Strategi lingkup produk
Strategi ini berkaitan dengan bauran produk suatu perusahaan, misalnya jumlah
lini produk dan banyaknya item dalam setiap lini yang ditawarkan. Strategi ini
ditentukan dengan memperhitungkan misi keseluruhan dari unit bisnis. Strategi
ini bertujuan untuk menciptakan peningkatan pertumubuhan pasar dan laba.
5. Strategi desain produk
Strategi ini berkaitan dengan tingkat standarisasi produk. Perusahaan memiliki
tiga pilihan strategi, yaitu produk standar, customized product (produk yang
disesuaikan dengan kebutuhan dan keinginan tertentu), dan produk standar
dengan modifikasi. Tujuan dari setiap strategi tersebut adalah:
a. Produk standar
Untuk meningkatkan skala ekonomis perusahaan melalui produk massa.
b. Customized product
Untuk bersaing dengan produsen produksi massa (produk standar) melalui
fleksibilitas desain produk.
c. Produk standar dengan modifikasi
Untuk mengkombinasi manfaat dari 2 strategi diatas, yaitu strategi produk
standar dan customized product.
Agar dapat menjalankan strategi diatas, diperlukan analisis secara
mendalam terhadap perspektif produk dan pasar, serta perubahan lingkungan,
khususnya perubahan teknologi. Hasil yang diharapkan adalah peningkatan dalam
pertumbuhan pangsa pasar dan laba. Strategi produk standar dengan modifikasi
memungkinkan perusahaan melakukan hubungan yang erat dengan pasar dan
memperoleh pengalaman dalam pengembangan standar produk yang baru.
6. Strategi eliminasi produk
Startegi ini dilaksanakan dengan jalan mengurangi komposisi portofolio produk
yang dihasilkan unit bisnis perusahaan, baik dengan cara memangkas jumlah
produk dalam suatu rangkaian/lini atau dengan jalan melepaskan suatu divisi atau
bisnis. Tujuan utama strategi ini adalah membentuk bauran pemasaran.
Dalam dunia perbankan, strategi produk yang dilakukan adalah
mengembangkan suatu produk yaitu dengan cara-cara sebagai berikut:15
1. Penetuan Logo dan Moto
Logo adalah ciri khas suatu bank, sedangkan moto merupakan serangkaian
kata-kata yang berisikan misi dan visi bank dalam melayani masyarakat. Logo
dan moto juga sering disebut sebagai ciri produk. Penciptaan logo dan moto
harus dirancang dengan baik dan benar yakni logo yang memiliki arti, dapat
menarik perhatian dan mudah diingat.
2. Menetapkan Merek
Karena jasa beraneka ragam, maka setiap jasa harus memiliki nama atau
merek agar mudah dikenal dan diingat oleh pembeli.
3. Menciptakan Kemasan
Kemasan merupakan pembungkus suatu produk. Dalam dunia perbankan
kemasan lebih diartikan kepada pemberian pelayanan produk atau jasa kepada
para nasabah disamping sebagai pembungkus berbagai jenis jasa yang
ditawarkan seperti buku tabungan, cek, bilyet giro, atau kartu kredit.
15 Kasmir, SE.,MM, Pemasaran Bank, Jakarta: Kencana 2004, h. 141
4. Keputusan Label
Label merupakan suatu yang direkatkan pada prduk yang ditawarkan dan
merupakan bagian dari kemasan. Didalam label dijelaskan siapa yang
membuat, waktu kadaluwarsa, dan informasi lainnya.
E. Daur Hidup Produk
1. Konsep Daur Hidup Produk
Perusahaan umumnya harus mengadaptasi strateginya sepanjang waktu,
dalam hal ini strategi yang berkaitan dengan produk demi kelangsungan hidup produk
tersebut. Salah satu konsep yang sangat bermanfaat dalam memberikan pamahaman
mengenai implikasi strategik dari perubahan-perubahan tersebut terhadap strategi
pemasaran adalah konsep Daur Hidup Produk (Product Life Cyvle).
Daur Hidup Produk merupakan konsep yang penting dalam pemasaran karena
memberikan pemahaman yang mendalam mengenai dinamika bersaing suatu produk.
Konsep ini dipopulerkan oleh Levitt (dalam Wasson, 1978) pada tahun 1965 dalam
artikelnya yang berjudul “Exploit the Product Life Cycle”, yang kemudian
penggunaannya dikembangkan dan diperluas oleh para ahli pemasaran lainnya.16
Konsep daur hidup menghadapkan produsen pada dua kemungkinan.
Pertama, karena semua produk akan mengalami kemerosotan, produsen harus
mengutamakan pengembangan produk baru untuk menggantikan produk yang lama.
Kedua, produsen harus mengamati status daur hidup produk tiap produk mereka dan
16 Fandy Tjiptono, Strategi Pemasaran, Yogyakarta: Andi, 199, h. 275
menyesuaikan strategi pemasaran dengan karakteristik dan tuntutan tiap tahapan
dalam konsep daur hidup. Tiap tahapan dalam daur hidup memiliki karakteristik dan
tuntutan yang berbeda. Karena itu manajer harus berhati-hati menganalisis tiap
tahapan yang dilalui produknya dan memilih strategi yang tepat agar daur hidup
produk dapat diperpanjang sehingga kemampuannya menghasilkan laba dapat
dipertahankan.17
Konsep dari daur hidup produk adalah upaya untuk mengenali berbagai tahap
yang berbeda dalam perjalanan penjualan suatu produk. Pada tahap-tahap ini terdapat
peluang dan masalah yang berbeda-beda dalam kaitannya dengan strategi pemasaran
dan potensi laba.
Dengan mengenali tahap dimana suatu produk sedang berada atau akan
menuju, perusahaan dapat merumuskan rencana pemasaran yang lebih baik.
Daur hidup produk juga memberikan gambaran untuk dilaksanakannya
strategi-strategi pemosisian ke dalam suatu kerangka waktu (time frame) dari
permulaan “lahirnya” sebuah produk sampai saat “kematiannya”.
2. Pengertian Daur Hidup Produk (Product Life Cycle)
Secara umum Daur Hidup Produk adalah perjalanan hidup suatu produk mulai
dari produk diperkenalkan ke pasar sampai produk tersebut mati.18
17 Drs. Zulianty Yamit M.si, Manajemen Kualitas Produk dan Jasa, Yogyakarta: Ekonosia,
2001, h. 103
18 Kasmir, SE.,MM., Pemasaran Bank, Jakarta: Kencana 2004. h. 146
Pengertian Daur Hidup Produk (Product Life Cycle) menurut Kotler adalah
perjalanan yang ditempuh oleh penjualan dan laba suatu produk selama hidupnya.19
Menurut Mulyadi (2001: 36) Daur Hidup Produk adalah waktu suatu produk
mampu memenuhi kebutuhan konsumen, sejak lahir sampai diputuskan dihentikan
dari pemasaran.20
Daur hidup produk atau jasa menggambarkan secara grafis riwayat penjualan
suatu produk atau jasa semenjak pertama diperkenalkan ke pasar sampai dengan
ditarik dari pasar.21
Umur dari produk sangat tergantung dari strategi yang dijalankan oleh
perusahaan. Terkadang umur suatu produk sangatlah singkat dan tidak sedikit pula
produk yang memiliki umur relatif panjang. Kehidupan dari suatu produk biasanya di
ukur dari tingkat penjualan dan laba yang diraih oleh produk tersebut.
3. Sifat-Sifat Siklus Kehidupan Produk
Menurut Malcolm Mc Donald dikatakan bahwa sebagian besar gambaran daur
kehidupan produk mempunyai sifat-sifat sebagai berikut:
a. Suatu produk memiliki kehidupan terbatas.
b. Sejarah penjualannya mengikuti kurva “S” hingga penjualan pada akhirnya
menurun.
19 Kotler dan Armstrong, Dasar-Dasar Pemasaran, Jilid I, Jakarta: PT. Indeks Kelompok
Gramedia, 2001, h. 408
20 Mulyadi, Akuntansi Manajemen, edisi 3, Jakarta: Salemba Empat 2001, h. 36
21 Fandy Tjiptono, Pemasaran Jasa, Edisi I, cet ke 5, Jawa timur:Bayumedia Publishing, h.
115
c. Titik infleksi dalam sejarah penjualan menunjukkan tahap-tahap yang dikenal
sebagai perkenalan, pertumbuhan, kematangan (kedewasaan) dan penurunan.
d. Kehidupan produk dapat diperpanjang dengan inovasi dan repositioning.
e. Rata-rata laba per unit naik, kemudian turun dalam siklus kehidupan.
Dengan memperhatikan sifat-sifat diatas, manajemen dituntut untuk selalu
mempersiapkan secara matang dan seksama berbagai strategi pemasaran guna
mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan melalui produk yang dihasilkan
dalam jangka panjang.
4. Tahap-Tahap Dalam Siklus Kehidupan Produk
Ada berbagai pendapat mengenai tahap-tahap yang ada dalam daur hidup
produk suatu produk. Ada yang menggolongkan menjadi Introdution, Growth,
Maturity, Decline, dan Termination. Ada pula yang menyatakan bahwa keseluruhan
tahap-tahap daur hidup produk terdiri dari Introduction (Pioneering), Rapid Growth
(Market Acceptance), Slow Growth (Turbulance), Maturity (saturation) dan Decline
(Obsolescence). Selain itu ada juga pendapat yang mengkategorikannya kedalam
tahap Introduction, Maturity, Saturation, dan Decline. Meskipun demikian pada
umumnya yang digunakan adalah penggolongan ke dalam empat tahap, yaitu
Introduction, Growth, Maturity, dan Decline.
Kurva daur hidup produk umumnya terbagi kepada empat tahap, yaitu:
Gambar 2.1
Daur Hidup Produk (Product Life Cycle)
a. Tahap perkenalan (Introduction Stage)
Tahap pertama dalam daur hidup produk adalah tahap perkenalan. Ciri-ciri umum
tahap ini adalah penjualan yang masih rendah, volume pasar berkembang lambat,
persaingan yang masih relatif kecil, tingkat kegagalan relatif yang tinggi, masih
banyak dilakukan modifikasi produk dalam pengujian dan pengembangannya,
biaya produksi dan pemasaran sangat tinggi, serta distribusi yang masih terbatas
b. Tahap pertumbuhan (Growth Stage)
Bila suatu produk telah melewati tahap perkenalan dengan baik, maka selanjutnya
akan memasuki tahap pertumbuhan. Tahap ini sendiri dapat dibedakan menjadi
dua kelompok, yaitu rapid growth dan slow growth.
Tahap rapid growth ditandai dengan melonjaknya tingkat penjualan perusahaan
dengan cepat karena produk telah diterima dan diminta oleh pasar. Tidak semua
produk baru dapat mencapai tahap ini, bahkan tidak sedikit produk baru yang
gagal di tahap awal. Namun jika produk tersebut berhasil sesuai dengan
Penjualan
dan Laba
kebutuhan konsumen, maka keadaan ini akan menarik pesaing untuk memasuki
industri tersebut dengan produk yang hampir sama.
Pada tahap slow growth penjualan masih meningkat, namun dengan
pertumubuhan yang semakin menurun. Sebagian pasar telah dijangkau, karena
produk perusahaan telah digunakan oleh mayoritas konsumen. Situasi ini akan
menyebabkan perusahaan mulai memperbaharui produknya agar dapat
mempertahankan penjualannya.
c. Tahap kedewasaan (Maturity Stage)
Tahap ini ditandai dengan tercapainya titik tertinggi dalam penjualan perusahaan.
Normalnya tahap ini merupakan tahap pertama dalam daur hidup produk. Hal ini
disebabkan pada tahap ini pemenuhan inti kebutuhan oleh produk yang
bersangkutan tetap ada. Karena itu sebagian besar strategi pemasaran ditujukan
untuk porduk-produk dalam tahap ini.
Penjualan dalam tahap ini sangat sensitif terhadap perubahan perekonomian.
Pasar semakin tersegmentasi, sehingga untuk masing-masing segmen diperlukan
promosi yang berbeda dengan yang lainnya.
Penjualan akan perlahan menurun akibat mulai gencarnya pesaing yang masuk.22
d. Tahap penurunan (Decline stage)
Penjualan perusahaan yang semakin bergerak kearah penurunan merupakan gejala
tahap decline dalam daur hidup produk. Penurunan dalam penjualan ini
22 Kasmir, Pemasaran Bank,Jakarta: Kencana 2004, h. 147
disebabkan oleh faktor-faktor seperti perubahan selera pasar, produk subtitusi
yang diterima konsumen dan perubahan teknologi.
Namun tidak semua jasa memperlihatkan suatu daur hidup berbentuk S. tiga
pola umum lainnya adalah:23
a. Pola Bergelombang
Dalam hal ini hasil penjualan jasa selama tingkat kedewasaan tiba-tiba masuk
kedalam daur hidup baru. Hidup jasa yang baru dipacu oleh modifikasi jasa oleh
kegunaan yang baru, oleh pengguna yang baru, oleh perubahan selera, atau oleh
faktor-faktor lainnya.
b. Pola Berdaur
Hasil penjualan untuk beberapa jasa menjelaskan pola berdaur. Hal ini
menggambarkan perubahan permintaan dan penawaran dalam pasar. Tahap
penurunan bukanlah waktu untuk menghentikan kegiatan jasa tersebut, tapi untuk
bertahan sedapat mungkin sambil menunggu masa cerah (boom) berikutnya.
c. Pola Mode Semusim
Disini suatu jasa yang baru muncul di pasar menarik perhatian dengan cepat,
diterima secara luar biasa, segera mencapai puncak dan dengan cepat menurun.
Daur penerimaannya pendek dan jasa tersebut cenderung hanya menarik sejumlah
orang terbatas yang mencari hal-hal aneh dan hal-hal yang memberi kesenangan.
23 Philip Kotler dan Paul N. Bloom, Teknik Strategi Memasarkan Jasa Profesional, Jakarta:
Intermedia, 1987, h. 163
F. Karakteristik dan Tujuan Pemasaran dalam Daur Hidup Produk (Product
Life Cycle).
Tabel 2.2
Ikhtisar Karakteristik Tiap-Tiap Tahap Siklus Hidup Produk
Karakteristik Perkenalan Pertumbuhan Kedewasaan Penurunan
Penjualan:
-Penjualan rendah
-Penjualan meningkat cepat
-Puncak penjualan
-Penjualan menurun
*
*
*
*
Biaya: -Biaya perlangganan tinggi
-Biaya rata-rata perlangganan
-Biaya perlangganan rendah
-Biaya perlangganan rendah
*
*
*
*
Laba:
-Negatif
-Laba meningkat
-Laba tinggi
-Laba menurun
*
*
*
*
Pelanggan: -Innovator
-Pemakai awal
-Mayoritas tengah
-Pemakai terlambat
*
*
*
*
Pesaing:
-Sedikit
-Jumlah bertambah
-Jumlah stabil menurun
-Jumlah menurun
*
*
*
*
Tujuan pemasaran: -Menciptakan kesadaran dan
keinginan mencoba produk
-Memaksimumkan pangsa
pasar
-Memaksimumkan laba sambil
mempertahankan pangsa
pasar
-Mengurangi pengeluaran
Melakukan ”pemerahan” merek
*
*
*
*
G. Strategi Pemasaran
Istilah strategi berasal dari bahasa Yunani, yaitu Strategeia (stratos = militer,
dan ag = memimpin), artinya seni atau ilmu untuk menjadi seorang Jendral.
Pengertian ini relevan dengan situasi pada zaman dahulu yang sering diwarnai
perang, dimana jendral dibutuhkan untuk memimpin suatu angkatan perang agar
dapat selalu memenangkan perang.24
Konsep strategi militer seringkali diadaptasi dan diterapkan dalam dunia
bisnis, misalnya konsep Sun Tzu, Hannibal, dan Carl Van Clausewitz. Dalam konteks
bisnis, strategi menggambarkan arah bisnis yang mengikuti lingkungan yang dipilih
dan merupakan pedoman untuk mengalokasikan sumber daya usaha suatu organisasi.
Setiap organisasi membutuhkan strategi manakala menghadapi situasi berikut:25
1. Sumber daya yang dimiliki terbatas.
2. Ada ketidakpastian mengenai kekuatan bersaing organisasi.
3. Komitmen terhadap sumber daya tidak dapat diubah lagi.
4. Keputusan-keputusan harus dikoordinasikan antar bagian sepanjang waktu.
5. Ada ketidakpastian mengenai pengendalian inisiatif.
Strategi merupakan faktor terpenting dalam proses perencanaan. Biasanya
misi dan tujuan perusahaan dirumuskan untuk jangka waktu yang cukup lama,
sebaliknya, strategi lebih sering mengalami perubahan.
24 Fandy Tjiptono, Strategi Pemasaran, Yogyakarta: Andi Press, cet ke-5, h. 3
25 Ibid, h. 4
Menurut William F. Glueck dan Lawarance Jauch, strategi adalah sebuah
rencana yang disatukan, luas dan terintegrasi yang menghubungkan keunggulan
strategi perusahaan dengan tantangan lingkungan yang dirancang untuk mematikan.26
Strategi perusahaan adalah rencana-rencana jangka panjang yang dirancang
untuk memilih berbagai bisnis yang seharusnya dimasuki oleh perusahaan. Pada
umumnya strategi perusahaan harus diturunkan dari analisis tiga elemen, yaitu:
masalah dan peluang lingkungan, sasaran perusahaan serta sumber daya dan
kompetensi. Strategi perusahaan harus konsisten dengan sasaran perusahaan, dapat
dicapai dengan sumber daya yang ada atau yang diperkirakan akan ada, serta
memperhitungkan masalah-masalah dan peluang-peluang yang mungkin ada pada
lingkungan.
Pemasaran berasal dari kata “pasar”. Kata pasar yang dimaksud di sini bukan
dalam pengertian konkrit, akan tetapi lebih ditujukan pada pengertian yang abstrak.
Pengertian pemasaran dapat didefinisikan sebagai semua kegiatan yang bertujuan
untuk memperlancar arus barang atau jasa dari produsen ke konsumen secara paling
efisien dengan maksud untuk menciptakan permintaan efektif.27
Seperti yang didefinisikan dari American Marketing Association (AMA) yang
dikutip oleh Lamb, Hair dan Mc Daniel bahwa pemasaran adalah suatu proses
perencanaan dan menjalankan konsep, promosi dan distribusi sejumlah ide, barang
26 Daslim Saladin, Manajemen Strategi dan Kebijakan Perusahaan, Bandung: Linda Karya,
2004, h. 1
27 Alex S.Nitisemito, Marketing, Jakarta: PT. Graha Indonesia, 2000, h. 13
dan jasa untuk menciptakan pertukaran yang mampu memuaskan tujuan individu dan
organisasi.28
Menurut Kotler dan Armstrong pemasaran adalah sebuah proses sosial dan
manajerial yang dengannya individu-individu dan kelompok-kelompok memperoleh
apa yang mereka butuhkan dan mereka inginkan dengan menciptakan dan saling
mempertukarkan produk-produk dan nilai satu sama lain.29
Bagi dunia perbankan, kegiatan pemasaran sudah merupakan suatu kebutuhan
utama dan sudah merupakan suatu keharusan untuk dijalankan. Tanpa kegiatan
pemasaran, jangan diharapkan kebutuhan dan keinginan pelanggannya akan
terpenuhi.
Pengertian pemasaran bagi setiap perusahaan tidak ada perbedaan. Hanya
yang menjadi masalah adalah penerapan pemasaran untuk setiap jenis perusahaan
memiliki karakteristik tersendiri. Misalnya, pemasaran yang dijalankan untuk
perusahaan yang menghasilkan produk berupa barang tentu akan berbeda dengan
perusahaan yang bergerak dalam bidang jasa seperti perbankan. Bank sebagai
perusahaan yang bergerak dibidang keuangan, produk yang diperjualbelikan
merupakan jasa keaungan.
28 Lamb, Hair, Mc Daniel, Pemasaran, Jakarta; Salemba empat, 2001, h. 6
29 Kotler dan Armstrong, Prinsip-Prinsip Pemasaran, Jakarta: Erlangga, 1997, edisi ke 5
Jilid I, h.3.
Secara umum pengertian pemasaran bank adalah suatu proses untuk
menciptakan dan mempertukarkan produk atau jasa bank yang ditujukan untuk
memenuhi kebutuhan dan keinginan nasabah dengan cara memberikan kepuasan.30
Pengertian pemasaran yang lebih spesifik bagi lembaga keuangan atau jasa
keuangan adalah:
1. Mengidentifikasikan pasar yang paling menguntungkan sekarang dan dimasa
yang akan datang.
2. Menilai kebutuhan nasabah atau anggota saat ini dan masa yang akan datang.
3. Menciptakan sasaran pengembangan bisnis dan membuat rencana untuk mencapai
sasaran tersebut.
4. Promosi untuk mecapai sasaran.
Sedangkan tujuan pemasaran bank adalah untuk:
1. Memaksimumkan konsumsi atau dengan kata lain memudahkan dan merangsang
konsumsi, sehingga dapat menarik untuk membeli produk yang ditawarkan bank
secara berulang-ulang.
2. Memaksimumkan kepuasan pelanggan melalui berbagai pelayanan yang
diinginkan nasabah. Nasabah yang puas akan menjadi ujung tombak pemasaran
selanjutnya, karena kepuasan ini akan di tularkan kepada nasabah yang lain.
3. Memaksimumkan pilihan (ragam produk) dalam arti bank menyediakan berbagai
jenis produk bank sehingga nasabah memiliki beragam pilihan pula.
30 Kasmir, Pemasaran Bank, Jakarta: Kencana, 2004,h. 63
4. Memaksimumkan mutu hidup dengan memberikan berbagai kemudahan kepada
nasabah dan menciptakan iklim yang efisien.
Strategi pemasaran sendiri diartikan sebagai kegiatan menyeleksi dan
penjelasan satu atau beberapa target pasar dan mengembangkan serta memelihara
suatu bauran pemasaran yang akan menghasilkan kepuasan bersama dengan pasar
yang dituju.31
Menurut Philip kotler dan Paul N. Bloom, strategi pemasaran diartikan
sebagai seleksi atas pasar sasaran, menentukan posisi bersaing dan pengembangan
suatu bauran pemasaran yang efektif untuk mencapai dan melayani klien-klien yang
telah dipilih.32
Menurut Kotler dan Armstrong strategi pemasaran adalah logika pemasaran
yang dengannya unit usaha berharap dapat mencapai tujuan pemasarannya.33
Strategi pemasaran merupakan pernyataan mengenai bagaimana suatu merek
atau lini produk dapat mencapai tujuannya yaitu dapat memenuhi keinginan dan dapat
memuaskan pelanggan.
Tujuan strategi pemasaran adalah:
a. Menetapkan arah kegiatan perusahaan.
b. Memberikan informasi kepada manajemen puncak dalam meneruskan tujuan.
31 Lamb, Hair, dan Mc Daniel, Pemasaran, Jakarta: Salemba empat, 2001, h. 54
32 Philip kotler dan Paul N.Bloom, Teknik dan strategi pemasaran jasa professional, Jakarta:
Intermedia,1995,h. 27
33 Philip kotler dan Armstrong, Prinsip-prinsip pemasaran, Jakarta: Erlangga, 1997, edisi ke
5 Jilid I, h. 3
c. Sasaran untuk mengantisipasi berbagai permasalahan dan keadaan yang berubah
dimasa yang akan datang.
Di lingkungan perbankan, tujuan mengembangkan strategi pemasaran
adalah:34
a. Untuk menang dalam persaingan.
b. Agar bank dapat membaca dan menginterpretasikan gejala dan tanda dalam
pemasaran.
c. Supaya dapat mengembangkan keunggulan bank agar memperoleh posisi
memimpin dipasar.
d. Agar mampu menempatkan pesaing-pesaing bank dalam posisi “bertahan”.
Untuk dapat memasarkan produk atau jasa yang dihasilkan oleh sebuah
perusahaan harus ditentukan terlebih dahulu siapa yang akan menjadi pasar sasaran
(target market), kemudian diikuti dengan pengembangan strategi penentuan posisi
bersaing dengan perusahaan-perusahaan lain yang memutuskan pasar yang sama
sebagai target pasarannya. Disamping itu perusahaan juga harus selalu
mengembangkan bauran pemasaran yang terdiri dari porduk, harga, pormosi dan
distribusi agar dapat bersaing dengan perusahaan lainnya.
Strategi pemasaran merupakan proses perencanaan dan pola keputusan
seorang pemimpin dalam memasarkan atau mengenalkan porduk-produk yang ada
dalam suatu perusahaan untuk mencapai tujuan perusahaan dengan segala risiko yang
harus dihadapi.
34 Murti Sumarn, Manajemen Pemasaran Bank, Yogyakarta: liberty, 2002, edisi ke 5, h. 18
Strategi pemasaran sebagai serangkaian rencana dibidang pemasaran untuk
mencapai tujuan perusahaan harus didasarkan pada analisa lingkungan dan internal
perusahaan. Faktor lingkungan merupakan faktor yang tidak dapat dikendalikan
keadaan pasar atau persaingan ekonomi dan teknologi. Sedangkan faktor internal
perusahaan merupakan faktor yang dapat dikendalikan terdiri dari produk, harga,
distribusi dan promosi.
Perusahaan harus memutuskan diantara faktor-faktor tersebut, apakah akan
bersaing pada harga yang rendah, produk berkualitas tinggi atau pelayanan yang baik,
serta apakah akan mencoba melayani seluruh konsumen atau segmen-segmen tertentu
saja dan bagaimana menjual produk dan pelayanan tersebut. Keputusan tentang
bagaimana bersaing dibuat dalam suatu konteks yang disebut dengan variabel
marketing mix. Variabel-variabel tersebut merupakan elemen dari strategi pemasarn
yang berada dalam pengawasan manajemen.
H. Strategi Pemasaran dalam Tahapan Daur Hidup Produk Secara Umum
Dalam setiap tahap daur hidup produk diperlukan strtaegi-strategi tersendiri.
Untuk itu diperlukan kemampuan khusus dari seorang manajer untuk dapat
menciptakan dan menerapkan bauran pemasaran yang tepat pada saat yang tepat.35
1. Tahap Perkenalan (Introduction Stage)
Strategi pemasaran pada tahap ini ditujukan untuk membangun kesadaran akan
produk secara meluas dan mendorong konsumen untuk mencoba atau dengan kata
35 Fandy Tjiptono, Strategi Pemasaran, Yogyakarta: Andi, 1997, h. 280
lain adalah menciptakan primary demand (permintaan untuk produk baru).
Strategi yang umum pada tahap ini adalah mengkombinasi penetapan harga dan
kegiatan promosi. Strategi ini ada 4 bentuk, yaitu:36
a. Rapid skiming strategy
Strategi ini dijalankan dengan menetapkan harga yang tinggi untuk
memperoleh laba kotor per unit sebanyak mungkin, serta dengan malakukan
promosi yang gencar untuk meyakinkan konsumen tentang kualitas produk
walau harga mahal. Cara ini biasanya dipakai untuk mempercepat laju
penerobosan pasar.
b. Slow Skiming Stategy
Strategi dijalankan dengan menetapkan harga yang tinggi untuk memperoleh
laba kotor per unit sebanyak mungkin dan promosi yang rendah agar biaya
pemasaran tidak terlalu tinggi.
c. Rapid Penetration Strategy
Strategi ini dilakukan dengan menerapkan harga yang rendah dan promosi
yang agresif. Tujuan dari strategi ini adalah memperoleh penerimaan pasar
yang cepat dan memperoleh pangsa pasar yang besar.
d. Slow Penetration Strategy
Strategi ini dijalankan dengan menetapkan harga yang rendah untuk
memperoleh penerimaan yang besar dari konsumen dan promosi yang rendah
agar biaya pemasaran tidak membengkak.
36 Ibid, h. 281
Lamanya tahap pengenalan ini sangat ditentukan oleh karakteristik produk
seperti differential advantage dibandingkan dengan produk-produk lain yang
eksis di pasar, usaha-usaha edukasional yang dibutuhkan, kadar sifat/corak
baru suatu produk dan komitmen sumber daya manajemen terhadap
item/aspek baru tersebut. Biasanya yang diharapkan adalah periode
pengenalan yang singkat, sehingga pengaruh negatif terhadap penerimaan dan
aliran kas dapat dikurangi.
2. Tahap Pertumbuhan (Growth Stage)
Strategi dalam tahap perumbuhan dibagi menjadi dua, yaitu:37
a. Rapid Growth
Strategi pemasaran pada tahap ini ditujukan terutama untuk membangun pasar
yang kuat dan mengkhususkan distribusi. Bentuk-bentuk strategi yang dapat
dilakukan pada tahap ini antara lain meliputi penyempurnaan produk
(penambahan) karakteristik atau sifat tertentu dan pembuatan model baru,
pengembangan segmen pasar baru, penambahan saluran distribusi baru,
perusahaan beralih dari iklan yang membuat orang menyadari produk (
product awarness advertising) ke iklan yang membuat orang memilih produk
dan pengurangan harga untuk merebut konsumen baru.
b. Slow Growth
Strategi pemasaran pada tahap ini sebagian besar difokuskan untuk
memperkuat dan mempertahankan posisi pasar serta membangun kesetiaan
37 Ibid, h.283
konsumen dan penyalur karena pada tahap ini intensitas persaingan berkurang
dan jumlah produk di pasar berkurang, selain akibat semakin terdesaknya
produk tiruan yang gagal dan pordusen menghilangkan item yang prestasinya
jelek. Dalam tahap ini harga menjadi alat persaingan, pemberian pelayanan
semakin meningkat dan manajemen pemasaran memfokuskan pada
peningkatan produk, mencari peluang di pasar baru, serta perbaikan dan
penyegaran tema promosi.
3. Tahap Kedewasaan (Maturity Stage)
Ada dua strategi utama pada tahap kedewasaan, yaitu:38
a. Defensive Strategy
Strategi ini bertujuan untuk mempertahankan pangsa pasar dari pesaing dan
menjaga kelompok produk (product category) dari serangan produk substitusi.
Bentuk strategi ini adalah berupa modifikasi bauran pemasaran untuk
memperoleh tambahan penjualan. Strategi bertahan ini lebih menitikberatkan
pada penekanan atau pengurangan biaya produksi da menghilangkan
kelemahan produk.
b. Offensive Strategy
Strategi ini lebih menitikberatkan pada usaha perubahan untuk mencapai
tingkat yang lebih baik. Bentuk strategi ini dapat berupa modifikasi pasar,
yaitu dengan menggaet kelompok bukan pemakai (non-user),
mengintensifkan penawaran produk pada non-user, dan merebut konsumen
38 Ibid, h. 284
pesaing. Bentuk lain dari strategi offensive adalah modifikasi produk, yaitu
mengubah karakteristik produk sedemikian rupa sehingga semakin menarik
konsumen saat ini untuk membeli, dengan cara menawarkan manfaat baru dari
suatu produk kepada konsumen sekarang untuk mendorong pembelian yang
lebih banyak dan pemakaian yang lebih sering.
4. Tahap Penurunan (Decline Stage)
Ada beberapa alternatif yang dapat dilakukan pada tahap akhir daur hidup produk.
Namun alternatif yang akan ditempuh haruslah didasarkan pada kekuatan dan
kelemahan perusahaan serta daya tarik industri bagi perusahaan. Alternatif-
alternatif tersebut diantaranya adalah:39
a. Menambah investasi agar dapat mendominasi atau menempati posisi
persaingan yang baik.
b. Mengubah produk atau mencari penggunaan atau manfaat baru pada produk.
c. Mencari pasar baru.
d. Tetap pada tingkat investasi perusahaan saat ini sampai ketidakpastian industri
dapat diatasi
e. Mengurangi investasi perusahaan secara selektif dengan cara meninggalkan
konsumen yang kurang menguntungkan, tetapi menambah investasi untuk
kelompok kecil konsumen yang masih setia dan menguntungkan.
f. Harvesting strategy untuk mewujudkan pengembalian uang tunai dengan
cepat.
g. Meninggalkan bisnis tersebut dan menjual asset perusahaan.
39 Ibid, h. 289
BAB III
GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN
A. Gambaran Umum BNI Syariah
BNI Syariah berdiri melalui pembentukan Proyek Unit Usaha Syariah pada
tahun 1999. berawal dari 5 kantor cabang di Yogyakarta, Malang, Pekalongan,
Jepara, dan Banjarmasin yang mulai beroperasi tanggal 29 April 2000, kini BNI
Syariah memiliki lebih dari 20 cabang di seluruh Indonesia. Untuk memperluas
layanan pada masyarakat, masing-masing kantor cabang utama membuka kantor-
kantor cabang pembantu syariah (KCPS), sehingga keseluruhan kantor cabang
syariah sampai 2007 berjumlah 54 buah. Selanjutnya berdasarkan peraturan Bank
Indonesia No 8/3PBI/2006 tentang pemberian izin bagi kantor cabang Bank
konvensional yang memiliki unit usaha syariah untuk melayani pembukaan rekening
produk dana syariah, BNI Syariah bersinergi dengan cabang konvensional melakukan
“office channeling” yang sampai saat ini berjumlah 636 outlet.40
Visi BNI Syariah adalah menjadi bank syariah yang unggul dalam layanan
dan kinerja dengan menjalankan bisnis sesuai kaidah insya Allah membawa berkah.
Misi BNI Syariah adalah secara istiqomah melaksanakan amanah untuk
memaksimalkan kinerja dan layanan keuangan syariah sehingga dapat menjadi bank
syariah kebanggaan anak negeri.
40 Company Profil, BNI Syariah, h. 5
B. Dual System Bank
Bank syariah saat ini dituntut untuk setara dengan bank-bank konvensional
dalam hal infrastruktur, aksesibilitas, dan kenyamanan bank. Keterbatasan
aksesibilitas dan jaringan perbankan syariah yang ada saat ini dapat diatasi oleh BNI
dengan membangun system perbankan syariah yang mampu memanfaatkan
infrastruktur dan jaringan cabang konvensional dengan pola dual system bank.
Dengan pola dual syatem bank, BNI Syariah didukung oleh system informasi
teknologi yang modern dan jaringan transaksi yang sangat luas di seluruh Indonesia
dengan memanfaatkan jaringan kantor cabang BNI namun tetap memperhatikan
kepatuhan terhadap aspek syariah dalam pelaksanaan operasionalnya.41
C. Nilai-Nilai Perusahaan
Nilai-nilai yang berlaku di BNI Syariah adalah sama dengan nilai-nilai
korporasi BNI yang dituangkan dalam prinsip “46”, yaitu profesionalisme, integritas,
orientasi pelanggan, dan perbaikan tiada henti. Nilai-nilai tersebut sejalan dan
konsisten dengan nilai-nilai kepribadian dan perilaku Rasulullah SAW yang meliputi
Shiddiq, Amanah, Tabligh, Fathonah.
Profesionalisme bermakna memiliki kompetensi handal dan berkomitmen
memberikan hasil terbaik yang memenuhi bahkan melampaui standar-standar profesi
yang berlaku.
41 Ibid, h. 7
Integritas bermakna berkomitmen untuk selalu konsisten antara pikiran,
perkataan, dan perbuatan yang dilandasi oleh kata hati dan kepercayaan pada prinsip-
prinsip kebenaran yang hakiki.
Orientasi pelanggan bermakna senantiasa berorientasi pada kepuasan
pelanggan dengan dilandasi sikap saling menghargai dan hubungan kemitraan yang
sinergis.
Perbaikan tiada henti bermakna senantiasa mencari peluang dan solusi untuk
meningkatkan layanan dan kinerja yang melampaui harapan pelanggan.42
D. Sistem Manajemen Yang Mendukung Syariah Compliance
BNI memberikan serangkaian wewenang kepada BNI Syariah yang dikenal
dengan “Otonomi Khusus BNI Syariah” untuk menyiapkan pengeolaan bisnis
syariah yang lebih baik.
BNI Syariah dilengkapi dengan struktur organisasi Dewan Pengawas Syariah
dan Dewan Pemegang Bisnis Syariah agar dapat menjamin pengembangan bisnis
BNI Syariah tetap memperhatikan aspek kepatuhan pada prinsip syariah.
Dewan Pemegang Bisnis Syariah merupakan elemen organisasi yang terdapat
di BNI Syariah yang terdiri dari direktur komersial, dan usaha syariah serta wakil
direktur utama/direktur manajemen risiko, disamping adanya Dewan Pengawas
Syariah.
42 Ibid, h. 9
Untuk mengoptimalkan fungsi DPS, di BNI Syariah terdapat staf DPS yang
menjalankan fungsinya sebagai sekretaris DPS. Selain itu juga dilengkapi dengan dua
komite kebijakan dan ALMA Syariah (KKAS), dan Komite Manajemen Syariah
(KMS).43
E. Struktur Organisasi
Bank BNI Syariah secara struktur tidak terpisah dengan unit-unit organisasi
bank BNI lainnya. Sebagai pimpinan tertinggi yaitu: Rapat Umum Pemegang Saham,
kemudian Dewan Pengawas Syariah yang terdiri dari KH. Ma'ruf Amin dan
hasanudin,M.Ag. yang bertugas untuk menjamin operasional bisnis syariah BNI
Syariah sesuai dengan prinsip-prinsip sistem ekonomi Islam.
Sementara itu dewan komisaris membawahi direktur utama. Sedangkan Unit
Usaha Syariah merupakan bagian dari Strategic Bussines Unit (SBU) ritel yang
berada dibawah penyediaan langsung direktur ritel Bank BNI.
Adapun fungsi pokok Unit Usaha Syariah (UUS) sebagai unit bank BNI
adalah:
1. Melakukan aktivitas-aktivitas divisi.
2. Menunjang persediaan logistik dan material cabang syariah bekerja sama
dengan unit atau divisi terkait.
3. Mengelola kebijakan manajemen SDM cabang syariah bekerja sama dengan
unit atau divisi terkait.
43 Ibid,h. 11
4. Mengkoordinasikan pengelolaan anggaran usaha syariah.
5. Menyusun laporan keuangan usaha syariah dan mengkoordinasikan dengan
divisi pengendalian keuangan (PKU).
6. Menunjang pengelolaan sistem teknologi usaha syariah bekerja sama dengan
divisi yang terkait.
Dibawah UUS terdapat kelompok perbankan syariah yaitu pengelolaan
treasury dan investement, dan pengelolaan penunjang bisnis syariah. Sedangkan UUS
juga berada dibawah pengelolaan penyeliaan bisnis syariah dan bagian umum cabang
syariah berada dibawah pengelolaan penyeliaan bisnis syariah. Cabang syariah
membawahi bisnis operasional dan bertanggung jawab terhadap control intern dan
unit pemasaran bisnis. Bisnis operasional bertanggung jawab terhadap unit pelayanan
nasabah dan unit operasional.
F. Perkembangan Bisnis Penghimpunan Dana dan Pembiayaan
Berdasarkan data yang tercatat44
, penghimpunan dana masyarakat oleh BNI
Syariah periode 2000-2007 meningkat sebesar 63,7% yaitu dari Rp 26 milyar menjadi
Rp 1,8 triliun. Market share DPK BNI Syariah adalah 6,4% pada periode Desember
2007, sementara jumlah institusi perbankan syariah adalah 28 buah/unit.
Sedangkan untuk pembiayaan, pertumbuhan pembiayaan rata-rata 58,4% per
tahun. Pada 7 tahun terakhir sampai dengan Desember 2007 dibidang pembiayaan
BNI Syariah telah menyalurkan pembiayaan sebesar Rp. 1,8 Triliun sampai dengan
44 Ibid, h. 19
dengan Desember 2007. market share pembiayaan BNI Syariah adalah 6,5% pada
periode Desebmber 2007, sementara jumlah institusi perbankan syariah adalah 28
buah/unit.45
G. Perkembangan Asset
Pada tahun 2007 BNI Syariah mencatat pertumbuhan diatas rata-rata industri
perbankan syariah yaitu asset tumbuh dari Rp 1.6 Triliun menjadi Rp 2.5 Triliun pada
2007 sehingga pangsa pasar BNI Syariah naik dari 5.8% di tahun 2006 menjadi 7.0%
di tahun 2007.46
Tabel 3.1
Perkembangan Asset
BNI Syariah (Rp Trilyun)
Tahun Jumlah Asset
2003 0.69
2004 1.12
2005 1.34
2006 1.6
2007 2.5
45 Ibid, h. 17 46 Ibid, h. 20
Grafik 3.1
Perkembangan Asset
BNI Syariah
0
0.5
1
1.5
2
2.5
2003 2004 2005 2006 2007
Jumlah Asset
H. Prestasi BNI Syariah
Kehadiran BNI Syariah yang telah mnginjak tahun ke delapan di Indonesia
telah menorehkan hasil yang cukup memuaskan dalam beberapa tahun terakhir,
yaitu:47
2003 The Most Profitable Bank ( Karim Business Consulting dan Majalah
Modal)
2004 Perbankan Syariah terbaik (Majelis Ulama Indonesia)
The Most Profitable (KBC dan PPM)
The Most Efficient (KBC dan PPM)
The Widest Coverage (KBC dan PPM)
The Biggest Market share (KBC dan PPM)
2005 The Most Profitable,First Rank For Commercial Bank (Window and
Unit) Category (International Islamic Banking Awards 2005)
2006 Indonesian Bank Loyality Champion Category Sharia Bank (Mark
Plus dan Info Bank)
47 Ibid, h. 12
Unit Usaha Syariah terbaik kategori asset diatas Rp 500M (Majalah
Investor)
2007 Indonesia Sharia Bank Loyality Index (ISBLI 2006-2007)
First Rank For Customer Satisfaction Index-Mark Plus Insight dan
Info Bank
Best Market Share Expansion, penghargaan dari Bank Indonesia
First Rank For Customer Loyality Programme, penghargaan dari Mark
Plus dan Info Bank
The Most Earning Asset Expansion, Unit Usaha Syariah terbaik
kategori asset diatas Rp 500 M
The Most Third Party Fund Expansion, Unit Usaha Syariah terbaik
kategori asset diatas Rp 500 M
The Best Shariah Division, Unit Usaha Syariah terbaik kategori asset
diatas Rp 500 M
Top Of Mind untuk Unit Usaha Syariah terbaik kategori asset diatas
Rp 500 M
I. Produk dan jasa BNI syariah
Sebagaimana umumnya perbankan komersial lainnya, BNI Syariah
menawarkan porduk dana, pembiayaan dan jasa. Antara lain:48
1. BNI iB Giro (IDR dan USD)
Yaitu produk yang memberikan segala kemudahan bertansaksi Giro yang
menggunakan prinsip Wadiah Yadh Dhamanah yang didukung dengan
kemudahan on-line pada cabang-cabang BNI seluruh Indonesia.
48 Ibid, h. 26
2. Tabungan iB Plus
Produk untuk menyimpan dana yang menggunakan akad Mudharabah Mutlaqoh
yang merupakan simpanan dana masyarakat yang oleh BNI Syariah dapat
dioperasikan untuk mendapatkan keuntungan. Nasabah akan mendapatkan
kemudahan bertransaksi yang dilengkapi dengan layanan e-banking seperti
layanan phone banking, SMS banking, dan internet banking yang didukung
pelayanan 24 jam di ribuan ATM di seluruh Indonesia dan dapat diakses melalaui
ATM International Cirrus (termasuk uang Real).
3. BNI iB Tapenas
Merencanakan dan mempersiapkan dana pendidikan dengan setoran sesuai
kemampuan dan perlindungan asuransi.
4. BNI iB Deposito (IDR dan USD)
Diperuntukkan bagi yang ingin memiliki investasi berjangka yang
menguntungkan dan menenangkan. Dengan menggunakan prinsip Mudharabah
Mutlaqoh dana masyarakat disalurkan untuk pembiayaan usaha produktif maupun
konsumtif yang halal dan bermanfaat bagi umat.
5. BNI iB Haji
Merupakan produk tabungan yang dikhususkan untuk memenuhi Ongkos Naik
Haji (ONH) yang dikelola secara syariah. BNI iB Haji telah tergabung dalam
layanan online SISKOHAT (Sistem Koordinasi Haji Terpadu) yang
memungkinkan jamaah haji memperoleh porsi dari Departemen Agama pada saat
jumlah tabungan telah memenuhi persyaratan.
6. BNI iB Wirausaha dan BNI iB Tunas Usaha
BNI iB Wirausaha Ditujukan untuk memenuhi kebutuhan pembiayaan usaha dari
Rp 50 juta sampai Rp 500 juta. Bentuk pembiayaan dapat berupa jual beli,
mudharabah, ataupun musyarakah.
BNI iB Tunas Usaha ditujukan untuk memenuhi kebutuhan pembiayaan mulai
tanpa batas sampai dengan 500 juta. Bentuk pembiayaan berupa jual beli
(murabahah)
7. BNI iB Griya
Pembiayaan untuk kebutuhan perumahan, kavling siap bangun ataupun renovasi
rumah. Bentuk pembiayaan adalah jual beli atau ijarah.
8. BNI iB Oto
Pembiayaan untuk pembelian kendaraan berdasarkan prinsip syariah.
9. BNI iB Gadai Emas
Pembiayaan dengan jaminan berupa emas (lantakan atau perhiasan) yang secara
fisik dikuasai oleh Bank.
Selain produk-produk di atas, BNI Syariah juga menawarkan produk untuk
dunia usaha, antara lain:
a. Produk Pembiayaan Produktif
1. Pembiayaan modal kerja
2. Pembiayaan investasi
3. Pembiayaan beragunan tunai
4. Pembiayaan pola kerjasama
5. BNI iB Trade Finance
b. Produk Dana
1. Cash Management
Bagi perusahaan korporat yang mengutamakan efisiensi dan akurasi dalam
pelaksanaan transaksi kas, BNI Syariah menyediakan jasa Cash Management
services berupa Corporate Cash Management untuk memantau Cash Flow
Real Time dan Payroll System seperti untuk mentransfer gaji karyawan ke
masing-masing rekening tabungan pada hari yang sama.
2. Student Payment Center (SPC)
Layanan khusus untuk perguruan tinggi yang memberikan kemudahan
pembayaran studi secara terpadu melaui seluruh jaringan cabang dan jaringan
elektronik.
c. Jaringan dan Jasa Pendukung
1. Jaringan pemasaran dan layanan
Jaringan cabang syariah dan 30 kantor cabang pembantu syariah, jaringan
office channeling/layanan syariah pada 636 kantor cabang BNI.
2. Jaringan transaksi
Transaksi setor-tarik-transfer pada 978 cabang BNI se-Indonesia.
3. Jaringan elektronik
Jaringan ATM terluas, 2300 ATM BNI, 12000 ATM Bersama, dan 6400
ATM Link. BNI call 24 jam, internet banking dan SMS banking.
BAB IV
PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN
A. Perkembangan Tabungan iB Plus
Sejalan dengan perkembangan operasionalnya, penghimpunan dana pihak
ketiga bank BNI Syariah mengalami peningkatan dari tahun ke tahun.
Seperti yang terlihat pada tabel dan grafik dibawah ini
Tabel 4.1
Jumlah Dana Pihak Ketiga
BNI Syariah
dalam jutaan rupiah
Periode Giro Tabungan Deposito Total
2003
2004
2005
2006
2007
46512
74242
69091
221752
210548
200657
334094
397469
513362
833492
158009
371772
390067
389249
755207
405178
780108
856627
1124363
1799247
Sumber: laporan keuangan tahunan BNI Syariah
Grafik 4.1
Jumlah Dana Pihak Ketiga
BNI Syariah
0
200000
400000
600000
800000
1000000
2003 2004 2005 2006 2007
Giro
Tabungan
Deposito
Dari tabel dan grafik diatas terlihat bahwa terjadi peningkatan dalam
penghimpunan dana pihak ketiga dalam rentang waktu 5 tahun. Untuk produk
tabungan iB plus sendiri terjadi peningkatan yang signifikan pada tahun 2007.
Dari penghimpunan dana pihak ketiga yang meningkat dari tahun ke tahun,
terutama produk tabungan iB Plus yang merupakan produk andalan BNI Syariah,
memiliki peluang untuk bersaing dengan produk-produk tabungan lain baik produk
tabungan dari bank syariah lain maupun produk tabungan dari bank konvensional.
B. Analisis Posisi Tabungan iB Plus dilihat Dari Teori Daur Hidup Produk
(Product Life Cycle)
Untuk mengetahui posisi produk tabungan iB plus berdasarkan teori Daur
Hidup Produk (Product Life Cycle), peneliti menggunakan 2 metode, yaitu:
1. Analisis Posisi Tabungan iB Plus Menggunakan Rumus Matematika
Sederhana
Untuk menganalisis daur hidup produk tabungan iB plus peneliti
menggunakan data-data dari laporan keuangan tahunan BNI Syariah dalam rentang
waktu 5 tahun. Data-data yang dianalisis dari laporan keuangan tersebut adalah
penerimaan dana pihak ketiga (DPK) tabungan iB plus, persentase bagi hasil,
pertumbuhan persentase bagi hasil, laba dan pertumbuhan laba perusahaan.
Data-data yang di peroleh dari laporan keuangan tahunan BNI Syariah dapat
di uraikan sebagai berikut:
Tabel 4.2
Data Produk Tabungan iB Plus BNI Syariah
(dalam jutaan rupiah)
Data 2003 2004 2005 2006 2007
Penerimaan DPK
tabungan iB Plus
200,657 334,094 397,469 513,362 833,492
Persentase bagi hasil 38.4± 48.4± 45.4± 55.4± 58.4±
Laba perusahaan 27,465 32,944 6,819 15,217 19,237
Sumber: Laporan Tahunan Bank BNI Syariah
Kemudian untuk mengetahui pertumbuhan penerimaan DPK, persentase bagi
hasil dan laba perusahaan dapat menggunakan rasio pertumbuhan yang di kemukakan
oleh Sofyan Syafri Harahap, yaitu:49
LaluTahunPenjualan
LaluTahunPenjualanBerjalanTahunPenjualannjualanKenaikanPe
−=
a. Nilai Perbandingan dan Rata-rata Pertumbuhan Penerimaan DPK
Tabungan iB Plus
Tabel 4.3
Data penerimaan DPK Produk tabungan iB Plus dan pertumbuhan
penerimaan DPK tahun 2003-2007 (dalam jutaan rupiah)
Produk 2003 2004 2005 2006 2007
Tabungan
iB Plus
200.657 334.094 397.467 513.362 833.492
49 Sofyan Syafri Harahap, Teori Akuntansi, Jakarta: Rajawli Pers, 2004, h. 309
1) Pertumbuhan penerimaan DPK iB Plus tahunan:
a) (2003-2004): %50,66%100657.200
657.200094.334=×
−
b) (2004-2005): %96,18%100094.334
094.334467.397=×
−
c) (2005-2006): %15,29%100467.397
467.397362.513=×
−
d) (2006-2007): %35,62%100362.513
362.513492.833=×
−
2) Rata-rata pertumbuhan DPK Tabungan iB Plus:
= %24,444
%35,62%15,29%96,18%50,60=
+++
3) Perbandingan pertumbuhan penerimaan DPK tabungan iB Plus tahun 2006 dan
2007:
= %35.62362.513
362.513492.833=
−
b. Nilai Perbandingan dan Rata-rata Bagi Hasil Produk Tabungan iB Plus
Tabel 4.4
Data persentase rata-rata bagi hasil produk tabungan iB Plus dan
pertumbuhan persentase rata-rata bagi hasil
Produk 2003 2004 2005 2006 2007
Tabungan
iB Plus
38.4± 48.4± 45.4± 55.4± 58.4±
1) Pertumbuhan persentase bagi hasil tahunan:
a) (2003-2004): 38.4
38.448.4 −×100= 2.3%
b) (2004-2005): 48.4
48.445.4 −×100= -0.6%
c) (2005-2006): 45.4
45.455.4 −×100= 2.2%
d) (2006-2007): 55.4
55.458.4 −×100= 0.6%
2) Rata-rata pertumbuhan persentase bagi hasil selama 5 tahun:
= 4
%6.0%2.2%6.0%3.2 ++−+= 1.1%
3) Perbandingan pertumbuhan persentase bagi hasil antara 2006 dengan 2007
= 55.4
55.458.4 −×100= 0.6%
c. Nilai Perbandingan dan Rata-rata Laba Perusahaan
Tabel 4.5
Pertumbuhan laba perusahaan (dalam jutaan rupiah)
Produk 2003 2004 2005 2006 2007
Tabungan
iB Plus
27.465 32.944 6.819 15.217 19.237
1) Pertumbuhan laba perusahaan tahunan:
a) (2003-2004): =×−
%100465.27
465.27944.3219,94%
b) (2004-2005): =×−
%100944.32
944.32819.6-79,30%
c) (2005-2006): =×−
%100819.6
819.6217.15123,15%
d) (2006-2007): =×−
%100217.15
217.15237.1926,42%
2) Rata-rata pertumbuhan laba perusahaan:
4
%42.26%15.123%30.79%94.19 ++−+= 22.55%
3) Perbandingan pertumbuhan laba perusahaan antara 2006 dan 2007:
(2006-2007): =×−
%100216.15
216.15237.1926,42%
d. Penentuan Daur Hidup Produk Tabungan iB Plus:
Tabel 4.6
Penentuan Daur Hidup Produk
Ukuran kinerja Kinerja tahun
2007
Perubahan
dibandingkan
tahun lalu
Rata-rata
pertumbuhan (5thn)
terakhir (2003-2007)
Penerimaan DPK
Rata-rata bagi hasil
Laba perusahaan
833492
4.58%
19237
62.35%
0.7%
26.42%
44.24
1.1%
22.55%
Analisis:
1. Nilai perbandingan penerimaan DPK dari tabungan iB plus tahun 2007 dengan
2006 yaitu 62.35%. Diperkirakan nilai penerimaan DPK tabungan iB plus
meningkat secara signifikan. Ini didorong oleh langkah bank BNI Syariah dalam
strategi pemasaran produknya, berupa dual banking system yang diterapkan oleh
BNI Syariah dan optimalisasi office channeling yang mendukung strategi BNI
Syariah dalam penghimpunan dana pihak ketiga terutama produk tabungan iB
Plus.50
2. Berdasarkan rata-rata pertumbuhan selama 5 tahun, nilai pertumbuhan
penerimaan DPK tabungan iB plus meningkat cukup besar yaitu 44.24%
peningkatan ini menunjukkan bahwa tingkat kepercayaan masyarakat semakin
50 Wawancara Pribadi dengan Santoso Slamet pada tanggal 20 November 2008
tinggi untuk menyimpan dan menginvestasikan dananya di BNI Syariah serta
indikasi bagi hasil yang kompetitif dengan bank syariah lain ataupun dengan bank
konvensional.
3. Perbandingan bagi hasil antara tahun 2006 dan 2007 yaitu 0.7%. Hal ini
menunjukkan bahwa pada tahun 2007 terjadi peningkatan bagi hasil yang
disebabkan semakin baik kinerja perusahaan dalam hal pembiayaan yaitu
mencapai 53% yang lebih tinggi dibandingkan dengan rata-rata pertumbuhan
perbankan syariah sebesar 37% meskipun peningkatan ini tidak terlalu besar.51
4. Rata-rata pertumbuhan persentase bagi hasil tabungan iB Plus selama 5 tahun
adalah sebesar 1.1%. Hal ini menunjukkan bahwa pertumbuhan yang kurang
signifikan selama 5 tahun. BNI Syariah harus meningkatkan persentase bagi hasil
guna mempertahankan nasabah agar lebih kompetitif lagi.
5. Perbandingan pertumbuhan laba operasional antara 2006 dan 2007 adalah
26.42%. Peningkatan ini menunjukkan bahwa kinerja perusahaan mengalami
peningkatan dan rata-rata pertumbuhan laba operasional selama 5 tahun terakhir
cukup besar yaitu 22.55%. Hal ini menunjukkan dikarenakan BNI Syariah
melakukan ekspansi pembiayaan yang cakupannya lebih luas, melakukan treasury
dan placement berupa obligasi dan penempatan pada bank lain serta melakukan
transaksi-transaksi jasa berupa jasa pengiriman uang, kliring, RTGS, pembayaran
telepon, dan lain-lain.52
51 Wawancara Pribadi dengan Santoso Slamet pada tanggal 20 November 2008 52 Wawancara Pribadi dengan Santoso Slamet pada tanggal 20 Movember 2008
2. Analisis Posisi Tabungan iB Plus Dengan Menganalisis Karakteristik dan
Implikasi Strategik Produk Berdasarkan Teori Daur Hidup Produk (Product
Life Cycle)
Posisi produk dianalisis berdasarkan karakteristik produk dan tujuan
pemasaran yang ditetapkan oleh perusahaan pada tiap tahap daur hidup produk
(Porduk Life Cycle). Adapun karakteristik yang dianalisis adalah sebagai berikut:
a. Penjualan (dalam hal ini jumlah rekening tabungan iB Plus)
Berdasarkan data rekening tabungan iB Plus periode 2003 sampai dengan 2007
diperoleh peningkatan jumlah rekening tabungan iB plus yaitu tercatat sampai
2007 berjumlah 175.300 rekening. Hal tersebut menunjukkan bahwa dari segi
penjualan, terjadi peningkatan. Hal ini terjadi karena BNI Syariah melakukan
pemasaran yang cukup intensif untuk memperoleh dana pihak ketiga sebenyak
mungkin dengan memanfaatkan outlet-outlet syariah yang ada di bank
konvensional.
b. Biaya
Biaya yang dibebankan oleh BNI Syariah terhadap nasabahnya adalah biaya rata-
rata perlangganan tidak terlalu tinggi dan tidak rendah pula. Biaya-biaya yang
dibebankan sebatas biaya-biaya operasional seperti biaya administrasi, pembuatan
kartu dan biaya ATM cirrus.
c. Laba
Dalam rentang waktu 2003 sampai dengan 2007 BNI Syariah dapat menghasilkan
laba setiap tahunnya.
Tabel 4.7
Perolehan laba
BNI Syariah (dalam jutaan rupiah)
Tahun Laba
2003
2004
2005
2006
2007
27465
32944
6819
15217
19237
Berdasarkan tabel diatas terlihat peningkatan perolehan laba setiap tahunnya.
Sehingga dapat diambil kesimpulan BNI Syariah berada dalam kondisi laba yang
meningkat meskipun bersifat tidak stabil, yaitu laba pada tahun 2005 mengalami
penurunan laba yang sangat signifikan. Hal ini dikarenakan beban-beban yang
timbul pada tahun 2005 relatif besar. Namun beban yang timbul bukanlah beban
yang berkaitan langsung dengan produk melainkan beban-beban yang berkaitan
dengan penyisihan penghapusan aktiva produktif, personalia, administrtasi dan
umum yang imbasnya adalah kepada laba perusahaan.
d. Pelanggan
Pelanggan BNI Syariah adalah kebanyakan adalah nasabah individu dan
merupakan pemakai awal, yakni nasabah yang memperoleh informasi dari
nasabah innovator tentang produk tabungan iB Plus.
Perusahaan selalu dapat memperoleh nasabah baru setiap tahunnya dan tidak
kehilangan nasabah lama sehingga membawa dampak pada peningkatan jumlah
nasabah dan pendapatan pada tiap tahunnya.
Tipe pelanggan BNI Syariah adalah nasabah floating dan eksekutif muda yang
mengedepankan kemudahan dalam bertransaksi.
e. Pesaing
Setiap tahunnya BNI Syariah menghadapi pesaing yang berbeda-beda dan
cenderung meningkat. Ada beberapa nama perusahaan antara lain dalam hal
penghimpunan dana pihak ketiga adalah Bank Muamalat Indonesia dan Bank
Syariah Mandiri. Sedangkan untuk masalah teknologi adalah Bank Permata
Syariah.53
Adapun munculnya pesaing yang berbeda setiap tahunnya dapat disebabkan bank-
bank konvensional membuka unit usaha syariah dan efek dari penerapan strategi
pemberian nisbah bagi hasil yang agresif.
f. Tujuan pemasaran
Tujuan pemasaran yang ingin dicapai oleh BNI Syariah adalah sesuai dengan visi
dan misi BNI Syariah, maka BNI Syariah melakukan strategi massal yaitu dengan
membuka outlet-outlet syariah atau office chaneling , malakukan promosi yang
agresif sebagai salah satu strategi meningkatkan pengetahuan masyarakat
terhadap produk BNI Syariah, bekerjasama dengan institusi-institusi seperti
53 Wawancara Pribadi dengan Nurcahyo Dwi Artianto. Jakarta: 20 November 2008
lembaga pendidikan atau lembaga pelatihan. Tujuan tersebut dimaksudkan untuk
meningkatkan pangsa pasar BNI Syariah.
Berdasarkan uraian di atas yang berkaitan dengan analisa posisi produk pada
tiap tahap siklus yang berkaitan dengan karakteristik penjualan, biaya, laba,
pelanggan, pesaing dan tujuan pemasaran, maka dapat diambil kesimpulan yang
dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
Tabel 4.8
Ikhtisar Karakteristik Tiap Tahap Daur Hidup Produk
Karakteristik Perkenalan Pertumbuhan Kedewasaan Penurunan
Penjualan: -Penjualan rendah
-Penjualan meningkat cepat
-Puncak penjualan
-Penjualan menurun
*
=*
*
*
Biaya:
-Biaya perlangganan tinggi
-Biaya rata-rata perlangganan
-Biaya perlangganan rendah
-Biaya perlangganan rendah
*
=*
*
*
Laba: -Negatif
-Laba meningkat
-Laba tinggi
-Laba menurun
*
=*
*
*
Pelanggan:
-Innovator
-Pemakai awal
-Mayoritas tengah
-Pemakai terlambat
* =*
*
*
Pesaing: -Sedikit
-Jumlah bertambah
-Jumlah stabil menurun
-Jumlah menurun
*
=*
*
*
Tujuan pemasaran Perkenalan Pertumbuhan Kedewasaan Penurunan
-menciptakan kesadaran
dan keinginan mencoba produk
-memaksimumkan pangsa pasar
-memaksimumkan laba sambil
Mempertahankan pangsa pasar
-mengurangi pengeluaran
Melakukan ”pemerahan” merek
*
=*
*
*
Keterangan: =* adalah Posisi Produk Tabungan iB Plus
Analisis Hasil:
Berdasarkan analisis kinerja produk yang diambil dari data-data dana pihak
ketiga (DPK) tabungan iB Plus yang menunjukkan rata-rata pertumbuhan sebesar
44,24% , rata-rata bagi hasil sebesar 1.1%, dan laba perusahaan sebesar 22,55%
dalam 5 tahun, serta analisis karakteristik dan tujuan pemasaran produk pada tiap
tahap daur hidup produk yang terdiri dari penjualan (dalam hal ini jumlah rekening
tabungan iB Plus), biaya, laba, pelanggan, pesaing dan tujuan pemasaran dapat
disimpulkan bahwa produk tabungan iB Plus berada pada tahap pertumbuhan yaitu
tahap rapid growth. Analisis ini sesuai dengan teori daur hidup produk pada tahap
pertumbuhan yang dikemukakan oleh Kotler yaitu54
Tahap pertumbuhan ditandai
dengan penjualan yang meningkat dengan cepat. Pembeli awal (early adopter) akan
melanjutkan pembeliannya dan pembeli selanjutnya (later buyer) akan mulai
mengikuti pendahulunya, khususnya jika mereka mendengar jika porduk tersebut
memiliki kualitas yang bagus. Para pesaing baru bermunculan karena tertarik adanya
peluang laba. Mereka akan memperkenalkan berbagai fitur produk yang baru dan
54 Philip Kotler dan Armstrong, Dasar-Dasar Pemasaran, Jakarta: PT. Indeks Kelompok
Media, 2000, h. 411
pasar akan semakin luas. Peningkatan persaingan akan meningkatkan jumlah outlet
distribusi dan penjualan meningkat pesat. Perusahaan senantiasa melakukan
pengeluaran untuk promosi pada tingkatan yang sama atau sedikit lebih tinggi
Analisis Strategi Pemasaran Produk pada Tahap Pertumbuhan:
Tahap rapid growth ditandai dengan melonjaknya tingkat penjualan
perusahaan dengan cepat karena produk telah diterima dan diminta oleh pasar. Tidak
semua produk baru dapat mencapai tahap ini, bahkan tidak sedikit produk baru yang
gagal di tahap awal. Namun jika produk tersebut berhasil sesuai dengan kebutuhan
konsumen, maka keadaan ini akan menarik pesaing untuk memasuki industri tersebut
dengan produk yang hampir sama.55
Laba meningkat pada tahap pertumbuhan. Perusahaan menggunakan beberapa
strategi untuk mempertahankan pertumbuhan pasar yang cepat selama mungkin.
Selama periode 2003 sampai 2007 produk tabungan iB Plus yang merupakan
produk anadalan BNI Syariah telah dapat menunjukkan kinerjanya yang bagus.
Dengan rata-rata pertmbuhan penerimaan DPK tabungan iB Plus sebesar 44,24%
menunjukkan bahwa produk telah dapat diterima dipasar bahkan permintaannya
cenderung meningkat. Begitu juga dari sisi laba perusahaan yang rata-rata
pertumbuhannya selama 5 tahun sebesar 22,55% dengan kenaikan yang cenderung
naik meskipun tidak stabil.
55 Fandy Tjiptono, Strategi Pemasaran, Yogyakarta: Andi 1997, h. 283
Adapun strategi yang dilakukan oleh BNI Syariah terhadap produk iB Plus
sesuai dengan posisinya dalam daur hidup produk adalah sebagai berikut:56
a. Perusahaan meningkatkan kualitas produk serta menambah keistimewaan produk
atau desain yang lebih baik. Sejalan dengan ini BNI Syariah menambah fitur-fitur
yang terdapat pada tabungan iB Plus, yaitu: dengan dibukanya rekening iB Plus
nasabah secara otomatis akan mendapat BNI Syariah card (kartu ATM) yang
dapat digunakan di jaringan ATM BNI, Link, Bersama, dan Cirrus. Kartu BNI
Syariah silver dapat berfungsi sebagai kartu ATM dan kartu belanja yang dapat
digunakan di merchant yang berlogo master card. Nasabah juga dapat
menggunakan fasilitas internet banking, phone banking, dan SMS banking.
Produk tabungan iB Plus juga memiliki nisbah bagi hasil yang cukup kompetitif
sebagai imbal balik terhadap dana nasabah yang disimpan. Nisbah bersifat tidak
tetap,57
tergantung kinerja bank dalam pengelolaan dana pihak ketiga. BNI
Syariah tetap memberikan bagi hasil, meski saldo tabungan nasabah di bawah
ketentuan, tentu saja bagi hasilnya lebih kecil. Selain tetap menjaga nilai-nilai
syariah dalam operasionalnya, BNI juga mengedepankan kemudahan untuk
nasabahnya.
b. Perusahaan memasuki segmen pasar baru. BNI Syariah dalam hal ini menarik
nasabah eksekutif muda yang mengedepankan aspek kemudahan dalam
bertransaksi disamping aspek syariah yang tetap terjaga. BNI Syariah juga
56 Wawancara Pribadi dengan Nurcahyo Dwi Artianto. Jakarta: 20 November 2008 57 Muhammad Syafi'i Antonio, Bank Syariah: Suatu Pengenalan Umum, Jakarta: Tazkia
Istitut, 2000, h. 87
memperluas pangsa pasar tidak hanya kaum muslim saja yang menjadi nasabah
BNI Syariah namun terbuka untuk non muslim (floating).
c. Perusahaan menambah cakupan distribusi dengan memasuki saluran distribusi
baru. Pembukaan cabang-cabang baru, memperluas jaringan outlet BNI Syariah
yang sejalan dengan keberadaan peraturan BI No 8/3/PBI/2006 tanggal 30 Januari
2006 yang kemudian diperbarui denga peraturan BI No 9/7/PBI/2007 tanggal 4
Mei 2007 tentang office channeling yang memanfaatkan peluang tersebut dengan
membuka layanan syariah di kantor cabang konvensional dimana di outlet
tersebut nasabah dapat membuka rekening tabungan syariah.
d. Perusahaan beralih dari iklan yang membuat orang menyadari akan produk iB
Plus menjadi iklan yang membuat masyarakat beralih untuk memiliki produk
tersebut yaitu iklan yang membangun citra BNI Syariah dengan produk tabungan
iB Plusnya yang merupakan produk unggulan dengan berbagai keistimewaan
yang dimilikinya.
e. Perusahaan menurunkan harga untuk menarik minat nasabah dalam hal ini BNI
Syariah masih mempertahankan setoran awal pembukaan rekening tabungan iB
Plus sebesar Rp.100.000. Nominal ini dianggap masih terjangkau oleh
masyarakat.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan yang telah diuraikan pada bab
sebelumnya, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Dilihat dari teori Daur Hidup Produk (Product Life Cycle) produk iB Plus BNI
Syariah berada pada tahap pertumbuhan, yakni tahap rapid grow. Hal ini sesuai
dengan analisis kinerja produk selama 5 tahun dengan melihat data-data
penerimaan dana pihak ketiga (DPK) yang mengalami pertumbuhan rata-rata
sebesar 44,24% persentase bagi hasil sebesar 1,1% dan laba perusahaan sebesar
22,55% dan melakukan anlisis karakteristik serta tujuan pemasaran pada tiap
tahap daur hidup produk berdasarkan Teori Daur Hidup Produk (Product Life
Cycle) yang terdiri dari faktor penjualan, laba, tipe pelanggan, pesaing dan tujuan
pemasaran.
2. Strategi pemasaran yang diterapkan di BNI Syariah sudah sesuai dengan posisi
produk menurut Teori Daur Hidup Produk (Product Life Cycle), yaitu:
a. Perusahaan meningkatkan kualitas produk serta menambah keistimewaan
porduk atau desain yang lebih baik. Dalam hal ini BNI Syariah menambah
fitur-fitur yang terdapat pada tabungan iB Plus, yaitu: dengan dibukanya
rekening ib Plus nasabah secara otomatis akan mendapat BNI Syariah card
(kartu ATM) yang dapat digunakan di jaringan ATM BNI, Link, Bersama,
dan Cirrus. Kartu BNI Syariah silver dapat berfungsi sebagai kartu ATM dan
kartu belanja yang dapat digunakan di merchant yang berlogo master card.
Nasabah juga dapat menggunaka fasilitas internet banking, phone banking,
dan SMS banking. Produk tabungan iB Plus juga memiliki nisbah bagi hasil
yang cukup kompetitif dengan tetap memberikan bagi hasil meski saldo
tabungan nasabah di bawah ketentuan, tentu saja dengan jumlahnya jadi kecil.
b. Perusahaan memasuki segmen pasar baru. BNI Syariah dalam hal ini menarik
nasabah eksekutif muda yang mengedepankan kemudahan dalam bertransaksi
serta memperluas pangsa pasar tidak hanya kaum muslim saja yang menjadi
nasabah BNI Syariah namun terbuka untuk non muslim (floating).
c. Perusahaan menambah cakupan distribusi dengan memasuki saluran distribusi
baru. Pembukaan cabang-cabang baru, memperluas jaringan outlet BNI
Syariah yang sejalan dengan keberadaan peraturan BI No 8/3/PBI/2006
tanggal 30 Januari 2006 yang kemudian diperbarui denga peraturan BI No
9/7/PBI/2007 tanggal 4 Mei 2007 tentang office channeling yang
memanfaatkan peluang tersebut dengan membuka layanan syariah dikantor
cabang konvensional dimana di outlet tersebut nasabah dapat membuka
rekening tabungan syariah.
d. Perusahaan beralih dari iklan yang membuat orang menyadari akan produk iB
Plus menjadi iklan yang membuat masyarakat beralih untuk memiliki produk
tersebut yaitu iklan yang membangun citra BNI Syariah dengan produk
tabungan iB Plusnya yang merupakan produk unggulan dengan berbagai
keistimewaan yang dimilikinya.
e. Perusahaan menurunkan harga untuk menarik minat nasabah dalam hal ini
BNI Syariah masih mempertahankan setoran awal pembukaan rekening
tabungan iB Plus sebesar 100.000. Nominal ini dianggap masih terjangkau
oleh masyarakat.
B. Saran-saran
Dari analisis dan pembahasan yang telah dikemukakan dapat
direkomendasikan hal-hal sebagai berikut:
1. BNI Syariah harus mulai mempertimbangkan untuk mengalokasikan dana
tersendiri untuk melakukan promosi bagi produk iB Plus dengan pertimbangan
produk iB Plus merupakan produk andalan.
2. BNI Syariah lebih intensif melakukan riset berdasarkan data experience untuk
produk iB Plus agar produk tersebut lebih kompetitif lagi.
3. Dalam penulisan skripsi ini masih ada banyak permasalahan yang belum
terpecahkan karena mengingat keterbatasan yang dimiliki oleh penulis. Untuk itu
diharapkan penelitian-penelitian selanjutnya akan lebih baik.
4. Bagi akademisi, hasil penelitian ini semoga menjadi referensi untuk melakukan
penelitian-penelitian selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA
Al-Quranul Karim
Antonio, Muh. Syafi'i. Bank Syariah: Suatu Pengetahuan Umum, Jakarta: Tazkia
Institut, 2000
Assauri, Sofjan. Manajemen Pemasaran. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2004
BNI Syariah. Company Profile 2007
Fooster. D.W. Manajemen Produk dan Jasa, Jakarta: Erlangga, 1981
Harahap, Sofyan Syafri, Teori Akuntansi, ed 1, cet ke 7, Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada, 2004
Kasmir. Pemasaran Bank, Jakarta: Kencana, 2004
Kotler, Philip dan Armstrong. Dasar-Dasar Pemasaran, Jakarta: PT. Indeks
Kelompok Media, 2000
Kotler, Philip dan Bloom, N. Paul. Teknik dan Stretagi Pemasaran Jasa Profesional,
Jakarta: Intermedia, 1995
Lamb. dkk. Pemasaran, Jakarta: Salemba Empat, 2001
Lupiyoadi, Rambat. Manajemen Pemasaran Jasa, Jakarta: Salemba Empat, 2001
Mulyadi. Akuntansi Manajemen, ed.3, Jakarta: Salemba Empat, 2001
Niti Semito, Alex. Marketing, Jakarta: PT. Graha Indonesia, 2000
” Perkembangan Perbankan Syariah”. Artikel diakses pada 20 Oktober 2008 dari
http://www.fai.elcom.umy.ac.id
” Persaingan Perbankan Syariah Saat Ini”. Artikel diakses pada 20 Oktober 2008
dari http://www.sinarharapan.co.id
Saladin, Daslim. Manajemen Strategi dan Kebijakan Perusahaan, Bandung: Linda
Karya, 2004
Sugiyono. Metode Penelitian Administrasi, Bandung: Alfabeta, 1998
Sumarni, Murti. Manajemen Pemasaran Bank, ed ke-5, Yogyakarta: Liberty, 2002
Swastha, Basu dan Irawati. Manajemen Pemasaran Modern, Malang: Bayumedia,
2005
Tim Penulis Fakultas Syariah & Hukum, Buku Pedoman Penulisan Skripsi. Jakarta:
Fakultas Syariah & Hukum UIN Syarif Hidayatullah, 2007
Tjiptono, Fandy. Strategi Pemasaran, yogyakarta: Andi Press, 2001
Yamit, Zulianty. Manajemen Produk dan Kualitas Jasa, Yogyakarta: Ekonosia, 2001
Umar, Husen. Strategi Manajemen In Actin, Jakarta: PT. Gramedia Pustaka, 2001
Wawancara Pribadi dengan Nurcahyo Dwi Artianto. Jakarta: 20 November 2008
Wawancara Pribadi dengan Santoso Slamet pada tanggal 20 November 2008
Lampran 1
Daftar Pertanyaan Wawancara
Berkaitan dengan : Produk tabungan iB Plus
Narasumber : Bapak. Nurcahyo Dwi Artianto
Jabatan : Manajer Product Liability Development
1. Apa kelebihan produk iB Plus dibandingkan dengan produk lain?
Jawaban: Kelebihan tabungan iB Plus dengan tabungan syariah lainnya terletak
pada fitur produk yang ditawarkan. dengan membuka tabungan ib plus
secara otomatis nasabah dapat menikmati semua kemudahan layanan
yang ada, seperti: BNI Syariah card yang dapat digunakan sebagai
kartu ATM dan dapat digunakan sebagai kartu belanja di jaringan toko
yang memasang logo master card denga otorisasi tanda tangan,
fasilitas on-line baik cabang konvensional maupun cabang syariah,
BNI mobile, yakni layanan mobile banking, layanan telepon 204 jam
BNI Call dan BNI ATM.
2. Bagaimana potensi atau pngsa pasar bagi perkembangan porduk tabungan iB
plus?
Jawaban: Potensi atau pangsa pasar cukup besar. Hal ini dikarenakan sudah
banyak masyarakat yang sadar akan hadirnya perbankan syariah dan
mereke pun mengakui keunggulannya dibandingkan dengan bank
konvensional.
3. Siapakah pesaing terbesar dengan produk sejenis?
Jawaban: Sebenarnya dalam lingkup perbankan syariah tidak ada istilah
persaingan. Namun yang ada adalah Fastabiqul Khoirot, berlomba-
lomba dalam syiar ekonomi syariah selain untuk tujuan bisnis. Namun
jika dilihat competitor yang hadir seiring dengan berkembangnya BNI
Syariah adalah dari segi penarikan DPK adalah Bank Muamalat
Indonesia dan Bank Syariah Mandiri. Sedangkan untuk bidang
teknologi adalah Bank Permata Syariah.
4. Apakah yang menjadi penghambat utama penjualan porduk tabunga iB Plus?
Jawaban: kurangnya pemahaman masyarakat terhadap perbankan syariah dalam
hal ini adalah produk-produknya.
5. Target market produk iB Plus?
Jawaban: memaksimalkan pangsa pasar
6. Biaya-biaya apa saja yang dibebankan kepada nasabah berkaitan dengan porduk
tabungan iB Plus?
Jawaban: Biaya-biaya yang dibebankan adalah biaya rata-rata perlangganan
yang merupakan biaya yang tidak terlalu tinggi dan tidak rendah
sekali. Adapun biaya-biaya yang dibebankan adalah biaya
administratsi, biaya pembuatan kartu baru, dan biaya ATM Cirrus.
7. Nasabah tabungan iB Plus lebih banyak individu atau korporat?
Jawaban: Nasabah tabungan iB Plus lebih banyak individu dan mengalami
peningkatan setiap tahunnya tanpa kehilangan nasabah lama.
8. Tipe pelanggan yang menjadi nasabah BNI Syariah?
Jawaban: Floating dan membidik eksekutif muda yang meninginkan kemudahan
dalan bertransaksi
9. Apakah dari tahun ke tahun produk tabungan iB Plus mengalami peningkatan
dalam hal nominal maupun jumlah rekening?
Jawaban: Ya, terlihat dari data Berdasarkan data rekening tabungan iB Plus
periode 2003 sampai dengan 2007 diperoleh peningkatan jumlah
rekening tabungan iB plus yaitu tercatat sampai 2007 berjumlah
175.300 rekening. Hal tersebut menunjukkan bahwa dari segi
penjualan, terjadi peningkatan
Lampran 2
Daftar Pertanyaan Wawancara
Berkaitan dengan : Strategi Pemasaran Produk Tabungan iB Plus
Narasumber : Bapak. Nurcahyo Dwi Artianto
Jabatan : Manajer Product Liability Development
Bapak Santoso Slamet
Manajer Keuangan dan MIS (Manajemen Informasi Sistem)
1. Apakah strategi yang ditetapkan oleh BNI Syariah saat ini yang berkaitan dengan
produk iB Plus?
Jawaban: Memaksimalkan fungsi office channeling untuk menarik dana pihak
ketiga terutama tabungan ib Plus, membuka outlet sebanyak-
banyaknya, melakukan promosi yang lebih intensif dengan
bekerjasama dengan lembaga pendidikan.
2. Bagaiman bentuk promosi yang dilakukan oleh BNI Syariah berkaitan dengan
produk tabungan iB Plus?
Jawaban: Melakukan program promosi di berbagai media seperti televise, radio,
billboard, dll
3. Tujuan pemasaran produk tabungan iB Plus yang ingin dicapai oleh BNI Syariah?
Jawaban: memaksimalkan pangsa pasar dengan cara membuka cabang-cabang,
outlet-outlet di bank konvensional, promosi yang intensif dalam
memasarkan produk tabungan iB Plus.
4. Penerimaan DPK dalam periode tahun 2003 sampai 2007 mengalami
peningkatan meskipun peningkatan bersifat tidak stabil. Langkah strategi apa
yang ditempuh oleh BNI Syariah mengenai peningkatan DPK pada tiap tahunnya
terutama peningkatan yang signifikan pada tahun 2007?
Jawaban: Ini didorong oleh langkah strategi bank BNI Syariah dalam strategi
pemasaran produknya berupa dual banking system yang diterapkan
oleh BNI Syariah dan optimalisasi office channeling mendukung
strategi BNI Syariah dalam penghimpunan dana pihak ketiga terutama
produk tabungan iB Plus.
5. Rata-rata pertumbuhan penerimaan DPK selama 5 tahun adalah sebesar 44,24%.
Indikasi dari hal ini adalah?
Jawaban: Peningkatan ini menunjukkan bahwa tingkat kepercayaan masyarakat
semakin tinggi untuk menyimpan dan menginvestasikan dananya di
BNI Syariah serta indikasi bagi hasil yang kompetitif dengan bank
syariah lain ataupun dengan bank konvensional.
6. Persentase bagi hasil antara 2006 dan 2007 menunjukkan angka 0,7% dan rata-
rata pertumbuhan selama 5 tahun berkisar 1,1%, apa indikasi dari hal ini?
Jawaban: Bahwa pada tahun 2007 terjadi peningkatan bagi hasil yang
disebabkan semakin baik kinerja perusahaan dalam hal pembiayaan
yaitu mencapai 53% yang lebih tinggi dibandingkan dengan rata-rata
pertumbuhan perbankan syariah sebesar 37% meskipun peningkatan
ini tidak terlalu besar.
7. Perbandingan laba yang diperoleh perusahaan antara 2006 dan 2007 sebesar
26,42% dan rata-rata pertumbuhan laba sebesar 22,55%. Pakah indikasi dari hal
ini?
Jawaban: Hal ini menunjukkan dikarenakan BNI Syariah melakukan ekspansi
pembiayaan yang cakupannya lebih luas, melakukan treasury dan
placement berupa obligasi dan penempatan pada bank lain serta
melakukan transaksi-transaksi jasa berupa jasa pengiriman uang,
kliring, RTGS, pembayaran telepon,dll.
Lampiran 3
Lampiran 4
Lampiran 5
Lampiran 6
Lampiran 8