Post on 12-Jun-2015
TUGAS ANALISIS DAMPAK SOSIAL DAN LINGKUNGAN
Perda Nomor 8 Tahun 2009 tentang Kawasan Tertib Rokok dan Kawasan Tanpa
Asap Rokok Di Kota Padang Panjang
Oleh:
DASWIR PUTRA
0810842031
ILMU ADMINISTRASI NEGARA
FAKULTAS ILMU SOSIAL ILMU POLITIK
UNIVERSITAS ANDALAS
2010
I. LATAR BELAKANG
Merokok merupakan hal yang sudah umum di kalangan masyarakat kita. Begitu
umum dan lumrahnya, anak yang secara emosional belum dewasa pun kerap kali
kedapatan merokok. Suatu kebanggaan, begitu kata mereka. Bahkan seringkali kedapatan
remaja yang masih mengenakan seragam sekolah. Sungguh, sebuah fenomena yang
menarik untuk dicermati. Secara umum, tingkat perokok di Indonesia, terutama di
kalangan muda, cukup tinggi. Hasil penelitian dari Global Youth Tobacco Survey tahun
2006 lalu menunjukkan, di Indonesia, 64,2 persen anak sekolah terkena asap rokok
selama mereka di rumah. Penelitian itu juga menyimpulkan 37,3 persen pelajar merokok,
dan 3 dari 10 pelajar pertama kali merokok berumur 10 tahun.Tingginya populasi dan
konsumsi rokok menempatkan Indonesia pada urutan ketiga konsumen tembakau atau
rokok di dunia. Dengan konsumsi sebanyak 220 miliar batang per tahun 2005. Di
samping menimbulkan efek buruk bagi kesehatan, merokok juga penyumbang terbesar
polusi udara. Menurut WHO, rokok adalah pembunuh yang akrab di tengah masyarakat.
Asap rokok mengandung lebih dari 4.000 senyawa kimia dimana 43 di antaranya
bersifat karsinogen, yang berbahaya bagi tubuh manusia. Konsumsi rokok dan tembakau
merupakan salah satu faktor yang mengakibatkan penyakit seperti kardiovaskular, stroke,
kanker paru, kanker mulut rahim dan kelainan kehamilan yang merupakan penyebab
kematian utama di dunia. Menurut WHO, setiap detik satu orang meninggal akibat
merokok. Selain itu rokok juga membunuh separuh dari masa hidup perokok. Data
epidemi dunia menunjukkan tembakau membunuh lebih dari lima juta orang setiap tahun
dan jika ini terus berlanjut, maka pada 2020 diproyeksikan terjadi 10 juta kematian
dengan 70 persen kematian di negara berkembang. Konsumsi rokok di Indonesia
mencapai 220 miliar batang per tahun, merupakan urutan ketiga setelah China dan India,
dimana separuh lebih rumah tangga di Indonesia mempunyai sedikitnya satu perokok dan
hampir semua merokok di rumah. Seseorang bukan perokok yang menikah dengan
perokok mempunyai risiko kanker paru sebesar 20-30 persen dan berisiko sakit jantung
karena asap yang berasal dari ujung rokok tiga kali lebih berbahaya dari asap rokok
utama yang dihisap perokok.
Jumlah perokok di Indonesia, khususnya remaja, semakin melonjak. Berbagai
upaya dan perjuangan dilakukan untuk mengendalikan ketergantungan masyarakat
Indonesia terhadap tembakau.Salah satunya adalah melarang iklan dan sponsor rokok,
seperti yang dilakukan Pemerintah Kota (Pemkot) Padang Panjang, Sumatera Barat,
meskipun Pendapatan Asli Daerah (PAD) mereka harus berkurang akibat kebijakan ini.
Sepertinya sudah menjadi hal yang lumrah bila kota-kota di Indonesia dihiasi iklan-iklan
rokok berbagai merek. Namun, Sepanjang jalan di kota Kota Padang Panjang, bersih dari
segala macam spanduk dan billboard rokok. Tak terlihat pula warga yang merokok di
sembarang tempat di kota yang berudara sejuk itu.
Kebijakan itu memang dinilai sangat berat bagi pemerintah kota dan masyarakat,
namun itu sebuah upaya untuk membatasi rokok dan menjadikan kota bebas asap rokok.
Sejak 2008, Pemkot Padang Panjang tidak terima sponsor dan iklan rokok. Meskipun
sebelumnya setiap bulannya PAD yang didapat dari iklan rokok harus hilang sebanyak
Rp 100 juta, ternyata PAD dari luar rokok malah lebih banyak, karena memang letak kota
kita sangat strategis untuk pemasangan Iklan, mengingat Kota Padang Panjang
merupakan kota yang dilintasi warga yang ingin ke Bukti Tinggi, Maninjau, dan Solok,
Keberanian Pemkot Padang Panjang melarang iklan dan sponsor rokok ini
membuat kota ini dipilih sebagai tempat perayaan Hari Tanpa Tembakau Sedunia di
Indonesia. Pemkot dan masyarakat setempat dinilai berhasil mengendalikan
rokok.,Sementara itu, angka harapan hidup di Padang Panjang sudah mencapai 70,9
tahun dan sudah ada 290 kepala keluarga yang tidakmerokok. "Kami tidak pernah
melarang, tapi membatasi rokok dan menghormati orang yang tidak merokok," katanya.
Perda tentang Kawasan Tanpa Asap Rokok dan Kawasan Tertib Rokok yang
dituangkan dalam Peraturan Daerah Nomor 8 Tahun 2009. Dalam Perda itu kawasan
rokok dibatasi, terdapat empat kawasan yang bebas asap rokok dan tidak ada seorangpun
yang boleh merokok. Kawasan ini adalah Fasilitas kesehatan mulai dari Puskesmas
hingga Rumah Sakit, Fasilitas pendidikan, rumah ibadah dan di atas kendaraan umum.
Padang Panjang juga yang pertama melarang iklan dan promosi rokok di dalam
kotanya sehingga perlu dicontoh oleh daerah-daerah lainnya serta membuat peraturan
yang mendukung kawasan tanpa rokok.’Bila ada yang merokok di atas kendaraan umum,
Kepala Dinas Perhubungan bisa menghentikan trayek kendaraan umum tersebut,”.
Sementara kawasan yang tertib rokok adalah perkantoran, daerah wisata dan restoran.
Pegawai pemerintah yang merokok kini dibatasi hanya boleh merokok di luar
ruangan seperti di halaman atau di beranda. Kota Padang Panjang kini juga bebas dari
papan reklame rokok. Dengan aturan Wali Kota tentang pelarangan iklan rokok,
pemerintah kehilangan Rp100 juta dari pendapatan iklan rokok selama 2009.Namun jauh
lebih besar biaya untuk mengobati warga yang sakit akibat rokok itu ketimbang dana
yang didapat Pemda dari iklan rokok, selain itu iklan rokok yang hilang kini sudah
terganti dengan iklan telekomunikasi.
Selama ini Pemerintah Kota Padang Panjang telah memberikan asuransi
kesehatan gratis untuk warga kota. Diharapkan dengan larangan merokok biaya untuk
klaim asuransi kesehatan warga bisa berkurang. Kelahiran Perda tentang rokok ini,
bertujuan mengarahkan Masyarakat kota Padang Panjang untuk hidup lebih sehat sesuai
visi dan misi Kota Padangpanjang menuju Padang Panjang Sehat 2012.
Dampak negatif yidak hanya pada perokok aktif saja, tetapi Paru-paru perokok
pasif juga ikut tercemar oleh lebih dari 4.000 zat racun rokok.Para ahli sejak lama telah
mendefinisikan asap rokok yang diisap perokok adalah asap mainstream, sedang asap
dari ujung rokok yang terbakar dinamakan asap sidestream. Polusi udara yang
diakibatkan oleh asap mainstream dan sidestream ini dinamakan asap tangan kedua
(secondhand smoke) atau asap tembakau lingkungan (environemntal tobacco
smoke/ETS).Asap tangan kedua ini juga berdampak buruk, antara lain meningkatkan
risiko penyakit kardiovaskular akibat rusaknya pembuluh darah dan perubahan kadar
kolesterol.
Beberapa penelitian menunjukkan, orang yang sering terpapar asap rokok dari
suaminya selama beberapa tahun berisiko terkena kanker paru hingga 20 persen.
Sementara itu mereka yang terpapar di lingkungan kerja atau sosial, risikonya lebih
tinggi, yakni 25 persen.Meski penyejuk udara (AC) bisa menghilangkan asap yang
terlihat di ruangan, namun tidak dapat menghilangkan partikel rokok karena akan terus
bersirkulasi dan sangat mudah terisap oleh mereka yang bukan perokok. Karena itu,
menyalakan AC bukanlah jawaban untuk menghindar dari bahaya rokok.Meski bahaya
rokok sudah dipahami, nyatanya masih banyak perokok yang tak peduli pada penderitaan
orang lain. Dengan santainya mereka masih merokok di bis atau ruangan kerja.
Kampanye anti asap rokok yang sudah digaungkan ternyata belum menjamin hak bagi
bukan perkokok untuk menghirup udara bersih. Memang, kini sudah banyak dijumpai
ruangan khusus merokok, namun pihak berwenang semestinya juga membantu perokok
yang ingin berhenti merokok.
II. UNIT – UNIT SOSIAL PEDAMPAK
1. Individu
Bagi seorang perokok, Perda ini tentu sangat sulit dipatuhi secara
langsung. Tapi,secara bertahap mungkin bisa dipatuhi. Apalagi, orang - orang yang
bekerja di Instansi pemerintahan Kota Padang Panjang karena ada arangan
merokok di kantor – kantor tempat mereka bekerja. Bagi individu yang tidak
merokok / perokok pasif , Parda ini sangat memberikan dampak positif bagi
mereka. Karena mengurangi ancaman asap rokok dari perokok aktif yang biasanya
bebas merokok di tempat umum. Meskipun sanksi bagi pelanggar belum diterapkan
sepenuhnya, secara tidak langsung perda ini teah memberikan sanksi rasa malu bagi
yang melanggarnya.
2. Masyarakat
Sejak dilahirkannya peraturan daerah (Perda) nomor 8 tahun 2009 yang
disusul dengan Peraturan Walikota nomor 10 tahun 2009 tentang kawasan tertib
rokok dan larangan merokok ditempat-tempat tertentu telah disosialisasikan sampai
ditingkat kelurahan yang ada di Kota Serambi Mekah ini. Karena Tokoh adat/
tokoh masyarakat di kota ini adalah orang-orang yang berilmu dan berpendidikan.
Mereka memahami serta akan mensosialisasikan bahaya rokok terhadap kesehatan
anak dan kemenakannya dimasing-masing nagari. Masyarakat yang perokok selama
ini tidak menyadari telah meracuni keluarganya, karena sejak dari bayi anak sudah
teracuni oleh asap rokok dari seorang bapak yang perokok saat ia berkumpul
bersama istri dan keluarganya.
Pemko padangpanjang tidak pernah melarang hak sesorang untuk tidak
merokok namun hanya mengatur tempat-tempat merokok dan kawasan tertib rokok
bagi masyarakat. Orang tua yang perokok dihimbau untuk memahaminya dan tidak
meracuni anak dari dalam rumah, karena tempat yang cocok bagi perokok adalah
diruangan terbuka dan tidak didalam rumah. Berkaitan Perda no 8 tahun 2009 dan
Perwako nomor 10 tahun 2009 tersebut pemerintah daerah juga tidak
menganggarkan dana untuk membuat ruangan khusus bagi perokok dikalangan
pegawai pemerintah daerah. Di Balaikota misalnya tempat merokok hanya boleh
dilakukan diluar ruangan kantor.
3. Organisasi dan Kelompok
keberhasilan untuk menjadikan Kota Padang Panjang terbebas asap rokok
tidak terlepas dari kesadaran masyarakatnya dan penerapan sanksi displin jika
melanggar perda rokok tersebut. Pejabat pemerintahan yang diketahui merokok di
dalam ruangannya akan dikenakan sanksi disiplin mulai dari teguran, penundaan
kenaikan pangkat, dan dicopot.
Sedangkan, untuk pihak swasta seperti restoran jika masih
memperbolehkan pengunjung merokok maka ijinnya akan dicabut, begitu juga
untuk angkutan umum yang masih memperbolehkan merokok.
Untuk warga sendiri, memang tidak ada sanksi tersendiri, namun karena
warga di Padang Panjang semuanya diasuransikan oleh pemkot, jika ada warga
yang merokok pasti tidak akan mendapatkan asuransi. Itu sama halnya jika ada
siswa yang merokok pasti dia tidak dapatkan beasiswa, dan pejabat yang merokok
tidak akan direkomendasikan naik pangkat.
Sejak perda ini disahkan, awanya pengusaha rokok awalnya tidak
menyerah begitu saja, banyak warung atau toko bahkan rumah-rumah pribadi yang
didekati dan dibayar agar mereka bisa menempel pagar rumah atau warung dengan
selebaran iklan rokok. Keompok / para pedagang rokok hanya bersikap apatis.
4. Lembaga dan Sistem Sosial
Senior Policy Adviser Southeast Asia Tobacco Control Alliance, Mary
Assunta Kolandai. Ia juga mengapresiasi komitmen tegas Wali kota Padang
Panjang Suir Syam, yang serius untuk menyelamatkan perempuan dan anak dari
dampak negatif rokok. Sepanjang jalan Pandang Panjang pun, bersih dari baliho
dan spanduk iklan rokok sejak dikeluarkannya Peraturan Daerah (Perda) No 8
Tahun 2009 Tentang Kawasan Tanpa Asap Rokok dan Tertib Rokok. Meski dalam
perda secara eksplisit tidak ada pasal pengaturan pelarangan iklan rokok, Suir
mengaku pelarangan iklan diadopsi dalam Peraturan Wali Kota Padang Panjang.
"Kita lebih baik mencintai anak-anak dan warga daripada mencintai uang dari iklan
rokok," tegasnya di sela kunjungan Komisi Nasional (Komnas) Perlindungan Anak
dan sejumlah LSM antitembakau, di Padang Panjang, Sumatera Barat, belum lama
ini.
Komnas Perlindungan Anak sudah sangat lama berharap agar iklan rokok
tidak lagi dipasang ditempat tempat strategis. Sebab hal ini akan memberi pengaruh
yang sangat buruk bagi anak-anak Indonesia, Demikian disampaikan Komnas
Perlindungan Anak yang diwakili Linda Sundari pada dialog yang dilakukan di
rumah Dinas Walikota Padangpanjang hari ini. Dijelaskannya, sejak tahun 2005
Komnas Perlindungan Anak mendesak agar iklan rokok di Jakarta tidak lagi
dipasang. Karena tanpa iklan rokok adalah upaya yang efektif menghindari anak
dari pengaruh rokok. Hingga saat ini dari data Komnas Perlindungan Anak
menyebutkan anak anak yang perokok cukup tinggi.
Komnas Perlindungan sangat mendukung upaya pemerintah Kota
Padangpanjang dengan adanya perda rokok dan tidak menerima iklan rokok.
"Kondisi ini adalah sesuatu yang membanggakan kami. Permintaan agar iklan
rokok tidak dipasang justru dari kota yang sangat jauh dari Jakarta," ucapnya.
Komnas Perlindungan Anak bersama Widyastuti Wibisana perwakilan badan dunia
WHO di Indonesia akan berada di Padangpanjang sampai esok hari. Seperti
dijelaskan Linda kedatangannya ke Padangpanjang sebagai bentuk dukungan dan
penghargaannya ke Kota yang berjuluk sebagai kota serambi mekah ini.
Kota Padang Panjang mendapat penghargaan dengan berakunya perda ini.
Acara Hari Tanpa Tembakau Sedunia atau yang lebih dikenal dengan nama No
Tobacco’s Day 2010 ini, Menteri Kesehatan RI dr. Endang Rahayu Sedyaningsih,
bertindak sebagai Inspektur Upacara pada puncak peringatan HTTS
diselenggarakan di Lapangan Ganting Gunung, Kecamatan Padangpanjang Timur.
Acara peringatan juga, di isi oleh Taufik Ismail dan Prof. Amin Sweney yang
memaparkan puisi bertajuk “mengheningkan cipta bagi korban rokok” dengan dua
bahasa, mengingat para undangan tidak hanya berasal dari lokal saja, namun
Internasional.
Selain Menkes, hadir puluhan tamu Pejabat Pusat dan Provinsi, dan
undangan level Internasional hadir di Lapangan Ganting Gunung depan RSUD
Padang Panjang dari WHO dan Komnas Perlindungan anak. Acara yang di gelar ini
sangat meriah, berjalan lancar dan khidmat. Tampak di tribun para undangan sangat
antusias dalam menjalani peringatan HTTS tersebut.
Dirjen Penanggulangan Tuberkulosa (TBC) dunia Tara Singh Baam
mengatakan apa yang dilakukan pemerintah daerah kota Padangpanjang patut ditiru
negara-negara lain di dunia berkaitan kesuksesan Kota Padangpanjang dalam
melahirkan peraturan yang mengatur pengendalian rokok di masyarakat. Hal ini
disampaikan Tara Singh Baam pada dialog inetraktif Radio Bahana FM Padang
panjang dikediaman rumah Dinas Walikota. Dijelaskannya Kota Padangpanjang
telah memberikan contoh yang sangat baik bagi masyarakat dunia dalam upaya
melindungi masyarakatnya dari penyakit dan diharapkan kebijakan pemerintah kota
ini dapat ditiru bagi pemerintah lainnya di Indonesia.
Hal senada juga diungkapkan Dirjen Penyakit Tidak Menular Indonesia,
yang mengatakan upaya pemerintah kota Padangpanjang ini adalah melindungi aset
generasi 10 tahun yang akan datang. Karena apa yang dilakukan akan sangat berarti
bagi generasi mendatang. Pemerhati dua penyakit berbeda ini hadir di
Padangpoanjang dalam rombongan Komnas Perlindungan Anak yang melakukan
kunjungan kerja selama dua harinya di Kota Padangpanjang. Mereka menindak
lanjuti keberhasilan pemerintah kota ini dalam mengendalikan tertib rokok. Kedua
institusi berbeda ini berharap pemerintah kota padangpanjang untuk terus berupaya
dalam menjaga kesehatan masyarakatnya.
III. Kerangka Konseptual ADS terhadap Masyarakat
1. Input
a) Menyediakan kawasan khusus merokok di tempat – tempat umum
b) Menciptakan udara yang sehat dan bersih bagi lingkungan
c) Menurunkan angka kesakitan dan/atau angka kematian dengan cara merubah
prilaku masyarakat untuk hidup sehat;
d) Meningkatkan produktivitas kerja yang optimal;
e) Mewujudkan kualitas udara yang sehat dan bersih bebas dari asap rokok;
f) Menurunkan angka perokok dan mencegah perokok pemula;
g) Mewujudkan generasi muda yang sehat.
2. Karakteristik Struktur
a) Pemerintah meakukan pengawasan yang dilakukan oleh BPLHD, Dinas
Kesehatan, Dinas Tramtib dan Limas, Dinas Pendidikan Dasar, Dinas
Pendidikan Menengah dan Tinggi, Dinas Tenaga Kerja dan Transmigarasi,
Dinas Pariwisata, Dinas Perhubungan, Dinas Bina Metal dan Spiritual, dan
Kesejahteraan Sosial, Walikotamadya/Bupati dan Perangkat Daerah lain
sesuai dengan tugas dan fungsi masing-masing.
b) Hasil Pengawasan dilaporkan oleh masing-masing instansi sesuai dengan
tugas dan fungsinya masing-masing.
c) Apabila dari hasil pengawasan terdapat atau diduga terjadi pelanggaran
ketentuan, dapat diambil tindakan sesuai dengan peraturan perundang-
undangan.
3. Aktivitas
a) Menetapkan Kawasan Dilarang Merokok.
b) Menyediakan tenaga pengawasan terhadap pelanggar
c) Memberi contoh dan teladan di tempat yang menjadi tanggung jawab
pemimpin di kawasan dilarang merokok.
d) Memelihara dan meningkatkan kualitas udara yang sehat dan bersih bebas
dari asap rokok.
e) Menegur dan/atau memperingatkan dan/atau mengambil tindakan kepada
pengguna tempat umum dan/atau pngunjung apabila terbukti merokok di
tempat umum.
f) Mendidik dan tenaga kependidikan serta unsur sekolah lainya untuk tidak
merokok di tempat proses belajar mengajar.
g) menyelenggarakan kawasan dilarang merokok di setiap tempat yang
ditatapkan sebagai kawasan dilarang merokok.
h) Mengusahakan agar masyarakat terhidar dari penyakit akibat penggunaan
Rokok
4. Output
a) Larangan merokok ditempat umum ditetapkan karena memberikan dampak
positif dilihat dari perspektif kesehatan, lingkungan dan lain-lain.
b) Larangan merokok ditempat umum tidak ditetapkan karena memberikan
dampak negatif pada kondisi ekonomi Negara Indonesia.
c) Dapat menciptakan udara yang sehat dan bersih bagi lingkungan sekitar.
d) Mengurangi aspek pendapatan negara karena sebagian sektor pendapatan
berasal dari produksi akan rokok itu sendiri.