Post on 15-Mar-2022
ANALISIS ARANSEMEN LAGU “A WHOLE NEW WORLD”
CIPTAAN TIM RICE DAN ALAN MENKEN PADA INSTRUMEN
STRING OLEH STEVE DEAPROF BAND DI PEKALONGAN
SKRIPSI
Disajikan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Seni Musik
oleh
Agnes Firda Kristerika
2501416024
JURUSAN PENDIDIKAN SENI DRAMA, TARI, DAN MUSIK
FAKULTAS BAHASA DAN SENI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2020
v
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
Motto:
1. Untuk mencapai sesuatu, harus diperjuangkan dulu. Seperti mengambil buah
kelapa, dan tidak menunggu saja seperti jatuh durian yang telah masak.
(Mohammad Natsir)
2. Kurang cerdas dapat diperbaiki dengan belajar. Kurang cakap dapat
dihilangkan dengan pengalaman. Namun tidak jujur itu sulit diperbaiki. (Bung
Hatta)
3. Janganlah hendaknya kamu khawatir tentang apapun juga, tetapi nyatakanlah
dalam segala hal keinginanmu kepada Allah dalam doa dan permohonan
ucapan syukur. (Filipi 4:6)
Persembahan:
Dengan ucapan syukur kepada Tuhan Yesus Kristus
atas semua berkat-Nya, saya persembahkan skripsi ini
kepada:
1. Kedua orangtua saya yang senantiasa mendukung
dalam apapun terutama dalam doa dan restu.
2. Teman-teman seni musik yang mendukung dan
berjuang bersama.
3. Sahabat-sahabat yang senantiasa mendoakan dan
memberi semangat.
vi
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas penyertaan dan
karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Analisis Aransemen
Lagu A Whole New World Ciptaan Tim Rice dan Alan Menken pada Instrumen
String oleh Steve Deaprof Band di Pekalongan” sebagai salah satu syarat untuk
memperoleh gelar Sarjana Pendidikan di Universitas Negeri Semarang.
Dalam penulisan skripsi ini tentu tak lepas dari hambatan dan rintangan,
namun berkat bantuan dan dorongan dari berbagai pihak, kesulitan itu dapat teratasi.
Oleh sebab itu, pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada yang
terhormat:
1. Prof. Dr. Fathur Rokhman,M.Hum., Rektor Universitas Negeri Semarang sebagai
pemimpin Universitas Negeri Semarang.
2. Prof. Dr. Muhammad Jazuli, M.Hum, Dekan Fakultas Bahasa dan Seni yang telah
memberikan ijin untuk menyelesaikan skripsi.
3. Dr. Udi Utomo, M.Si., Ketua Jurusan Pendidikan Seni Drama, Tari, dan Musik
yang telah memberikan motivasi kepada penulis untuk terlaksananya penelitian
dan penulisan skripsi.
4. Drs. Bagus Susetyo, M.Hum., sebagai pembimbing yang dengan penuh kesabaran
membimbing kepada penulis hingga selesainya skripsi.
5. Orangtua yang selalu membimbing dan mendoakan selama proses menulis skripsi.
vii
6. Steve Deaprof Band yang telah bersedia menjadi objek penelitian sehingga penulis
bisa menyelesaikan skripsi ini.
7. Seluruh narasumber yang telah memberikan informasi penting untuk berhasilnya
penyusunan skripsi.
8. Septian Nugroho, Yona Ardian Putra, Nurul Aulia Dewi, Zelika Salsabila Zen,
selaku teman yang memberi nasehat selama proses mengerjakan penelitian ini.
9. Rama, Ezra, Abed, Riany, Tika, Prima, sebagai sahabat yang selalu menemani dan
memberikan semangat untuk mengerjakan penelitian ini.
Penulis yakin dalam melaksanakan penelitian masih jauh kata sempurna, oleh
karena itu penulis memohon saran dan kritik yang membangun untuk kesempurnaan
penelitian-penelitian mendatang.
Atas bantuan dan pengorbanan yang telah diberikan, semoga mendapat berkah
dari Tuhan Yang Maha Esa.Semoga skripsi ini bermanfaat bagi semua pihak.
Semarang, September 2020
viii
ABSTRAK
Aransemen instrumen string lagu A Whole New World oleh Steve Deaprof
Band dibuat menarik dan modern, sehingga membuat lagu tersebut menjadi lebih
variatif terutama pada isian (filler) string yang berbeda dari lagu aslinya. Hal ini
melatarbelakangi peneliti untuk melakukan sebuah penelitian ini. Tujuan yang
hendak dicapai penelitian ini adalah untuk mengetahui dan mendeskripsikan
aransemen instrumen string lagu A Whole New World oleh Steve Deaprof Band.
Pendekatan penelitian yang digunakan adalah deskriptif kualitatif. Lokasi
Penelitian di kantor Steve Deaprof yakni di Jln. KHM Mansyur no.3, Bendan,
Pekalongan. Teknik pengumpulan data antara lain: teknik observasi, wawancara, dan
dokumentasi. Teknik keabsahan data menggunakan teknik triangulasi. Analisis data
dalam penelitian ini deskriptif kualitatif, yaitu analisis dalam bentuk pernyataan dan
analisis yang diungkapkan dengan deskripsi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa aransemen instrumen string lagu A Whole
New World memiliki beberapa simpulan, sebagai berikut; (1) Intro dalam aransemen
instrumen string lagu A Whole New World Violin 1 memainkan melodi pada birama
ke-3 dan ke-4. Sedangkan Violin 2 dan Cello memainkan nada panjang sebanyak 4
birama dengan satu nada yang sama. (2) Terdapat dua jenis transisi dalam lagu A
Whole New World yaitu fill in dan modulasi. (3) Interlude dalam aransemen
instrumen string pada lagu A Whole New World terdapat pada birama ke-33 sampai
birama ke-37 dan mengalami modulasi satu kali yaitu modulasi dari tangganada
natural ke tangganada A mayor. (4) Koda dalam lagu A Whole New World tidak
diaransemen dalam bentuk aransemen musik, namun hanya berupa aransemen vokal.
Berdasarkan hasil penelitian di atas, penulis menyimpulkan bahwa Steve Deaprof
Band memiliki aransemen instrumen string yang berbeda dari lagu aslinya terutama
dengan adanya sentuhan violin 1, violin 2, dan cello yang membuat lagu tersebut
menjadi lebih menarik.
Berdasarkan kesimpulan di atas, berikut merupakan saran; (1) Aransemen
instrumen string Steve Deaprof Band diharapkan kedepannya selalu dinamis dalam
membuat aransemen musik yang unik dan berbeda dengan yang lainnya. (2) Steve
Deaprof Band lebih banyak lagi mencari referensi aransemen musik agar lebih
memperluas wawasan dalam membuat aransemen musik, serta membuat sajian-sajian
yang unik dengan komposisi aransemen menggunakan tambahan-tambahan
ornamentasi yang berkaitan dengan instrumen string. (3) Selalu kompak, selalu
membuat terobosan-terobosan baru dalam berbagai event dengan aransemen yang
berbeda.
Kata Kunci: Analisis; Aransemen Musik; Instrumen String; Steve Deaprof Band; A
Whole New World
ix
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ................................................................................... i
PERSETUJUAN PEMBIMBING .............................................................. ii
PENGESAHAN........................................................................................... iii
PERNYATAAN KEASLIAN ..................................................................... iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN .............................................................. v
KATA PENGANTAR ................................................................................. vi
ABSTRAK ................................................................................................... viii
DAFTAR ISI ............................................................................................... ix
DAFTAR GAMBAR ................................................................................... xiii
DAFTAR FOTO ......................................................................................... xiv
DAFTAR NOTASI...................................................................................... xvi
DAFTAR BAGAN ...................................................................................... xvii
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................... xviii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................ 1
1.1 Latar Belakang ........................................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................... 5
1.3 Tujuan Penelitian .................................................................................... 5
1.4 Manfaat Penelitian .................................................................................. 6
1.4.1 Manfaat Teoretis .................................................................................. 6
1.4.2 Manfaat Praktis .................................................................................... 7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI .................... 8
2.1 Tinjauan Pustaka ..................................................................................... 8
2.2 Landasan Teori ....................................................................................... 21
2.2.1 Pengertian Analisis .............................................................................. 21
2.2.2 Aransemen ........................................................................................... 22
2.2.2.1 Cadence ............................................................................................ 23
2.2.2.2 Intro .................................................................................................. 24
x
2.2.2.3 Transisi ............................................................................................. 24
2.2.2.4 Interlude ............................................................................................ 24
2.2.2.5 Koda ................................................................................................. 25
2.2.2.6 Harmoni ............................................................................................ 25
2.2.3 Lagu..................................................................................................... 25
2.2.4 Lagu “A Whole New World” ............................................................... 26
2.2.5 Tim Rice dan Alan Menken.................................................................. 28
2.2.6 Instrumen Musik .................................................................................. 34
2.2.7 String Section (Alat Musik/Chamber) ................................................... 36
2.2.8 Steve Deaprof Band Pekalongan .......................................................... 37
2.3 Kerangka Berpikir ................................................................................... 38
BAB III METODE PENELITIAN ............................................................. 40
3.1 Pendekatan Penelitian ............................................................................. 40
3.2 Sasaran Kajian ........................................................................................ 40
3.3 Lokasi dan Waktu Peneliatan .................................................................. 41
3.4 Wujud Data ............................................................................................. 41
3.4.1 Data Primer .......................................................................................... 41
3.4.2 Data Sekunder ...................................................................................... 41
3.5 Teknik Pengumpulan Data ...................................................................... 42
3.5.1 Teknik Observasi ................................................................................. 42
3.5.2 Teknik Wawancara .............................................................................. 42
3.5.3 Teknik Dokumentasi ............................................................................ 43
3.6 Teknik Keabsahan Data .......................................................................... 44
3.6.1 Sumber ................................................................................................ 44
3.6.2 Metode Pengamatan ............................................................................. 44
3.6.3 Teori .................................................................................................... 45
3.7 Teknik Analisis Data ............................................................................... 45
3.7.1 Reduksi Data ........................................................................................ 45
3.7.2 Penyajian Data ..................................................................................... 46
xi
3.7.3 Penarikan Kesimpulan/Verifikasi Data ................................................. 46
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ............................. 47
4.1 Gambaran Umum Steve Deaprof Band .................................................... 47
4.1.1 Gambaran Lokasi Penelitian ................................................................. 47
4.1.2 Aspek Geografis................................................................................... 48
4.1.2.1 Aspek Ekonomi ................................................................................. 51
4.1.2.2 Aspek Kesenian dan Budaya ............................................................. 52
4.1.3 Profil Steve Deaprof Band.................................................................... 53
4.1.3.1 Latar Belakang Steve Deaprof Band .................................................. 53
4.1.3.2 Struktur Organisasi Steve Deaprof Band ........................................... 56
4.1.3.3 Tempat Latihan Steve Deaprof Band ................................................. 57
4.1.3.4 Prestasi Steve Deaprof Band.............................................................. 58
4.1.3.5 Bentuk Sajian Musik Steve Deaprof Band ......................................... 60
4.2 Analisis Lagu A Whole New World ........................................................ 61
4.2.1 Lagu A Whole New World ................................................................... 61
4.2.1.1 Cadence ............................................................................................ 64
4.2.1.1.1 Kalimat Tanya Lagu Bagian A ....................................................... 65
4.2.1.1.2 Kalimat Jawab Lagu Bagian A ....................................................... 65
4.2.1.1.3 Kalimat Tanya Lagu Bagian B ....................................................... 66
4.2.1.1.4 Kalimat Jawab Lagu Bagian B ....................................................... 66
4.2.1.2 Bagian Pertama (Song) pada Lagu A Whole New World ................... 67
4.2.1.3 Bagian Kedua (Reff) Lagu A Whole New World ............................... 68
4.3 Analisis Aransemen Instrumen String Lagu A Whole New World ........... 69
4.3.1 Aransemen Instrumen String Lagu A Whole New World ..................... 69
4.3.2 Teksur Musik Aransemen Instrumen String .......................................... 73
4.3.3 Intro ..................................................................................................... 74
4.3.4 Transisi ................................................................................................ 75
4.3.5 Interlude ............................................................................................... 81
4.3.6 Koda .................................................................................................... 83
xii
4.3.7 Harmonisasi atau Progresi Akord ......................................................... 83
BAB V PENUTUP ...................................................................................... 86
5.1 Simpulan ................................................................................................. 86
5.2 Saran ....................................................................................................... 87
5.2.1 Steve Deaprof Band ............................................................................. 87
5.2.2 Penelitian Selanjutnya .......................................................................... 87
GLOSARIUM ............................................................................................. 88
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 89
LAMPIRAN ................................................................................................ 92
xiii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 Peta Wilayah Kota Semarang ........................................................ 50
xiv
DAFTAR FOTO
Foto Profil Steve Deaprof Band .................................................................... 54
Foto Studio Steve Deaprof Band ................................................................... 57
Foto Kantor Steve Deaprof Band .................................................................. 58
Foto Prestasi Steve Deaprof Band ................................................................. 59
Foto Dokumentasi Kantor Steve Deaprof Band ............................................. 120
Foto Dokumentasi Latihan Steve Deaprof Band ............................................ 120
Foto Dokumentasi Latihan String Section Steve Deaprof Band ..................... 121
Foto Dokumentasi Perform Steve Deaprof Orchestra ................................... 121
Foto Dokumentasi Perform Steve Deaprof Band ........................................... 122
Foto Dokumentasi Wawancara Ketua Steve Deaprof Band (Steve) ............... 122
Foto Dokumentasi Wawancara Asisten Steve Deaprof Band (Rosi) .............. 123
Foto Dokumentasi Wawancara Pemain Saxo Steve Deaprof Band (Yona) .... 123
Foto Steve Eko Kurniawan ........................................................................... 124
Foto Astri Sekar Pertiwi ................................................................................ 125
Foto Yona Ardyana Putra .............................................................................. 126
Foto Salman Al Farizi ................................................................................... 127
Foto Christian Gersom Wasman.................................................................... 128
Foto Jonathan Alexander Kurnia ................................................................... 129
Foto Rauf Achmat ......................................................................................... 130
Foto David Kristyawan Wibisono ................................................................. 131
Foto Maria Magdalena Cita Hapsari .............................................................. 132
Foto Silvana Nada Widyaswara .................................................................... 133
Foto Elsya Wynsa Maharani Putri ................................................................. 134
Foto Witantri Catri Daniswari ....................................................................... 135
Foto Ari Nugroho ......................................................................................... 136
Foto Afra Kamala Putra Harjanto .................................................................. 137
Foto Tegar Septianayawanto ......................................................................... 138
xv
Foto Abdurrozzaq Hasan Khoeirulloh ........................................................... 139
Foto Romi Aulia Rahman ............................................................................ 140
xvi
DAFTAR NOTASI
Notasi 1 Notasi Vokal ................................................................................... 63
Notasi 2 Cadence .......................................................................................... 65
Notasi 3 Cadence .......................................................................................... 65
Notasi 4 Cadence .......................................................................................... 66
Notasi 5 Cadence .......................................................................................... 66
Notasi 6 Notasi Vokal Bagian 1 .................................................................... 67
Notasi 7 Notasi Vokal Bagian 2 .................................................................... 68
Notasi 8 Notasi Aransemen Instrumen String ................................................ 70
Notasi 9 Intro ................................................................................................ 75
Notasi 10 Transisi 1 ...................................................................................... 76
Notasi 11 Transisi 2 ...................................................................................... 76
Notasi 12 Transisi 3 ...................................................................................... 77
Notasi 13 Transisi 5 ...................................................................................... 78
Notasi 14 Transisi 6 ...................................................................................... 78
Notasi 15 Transisi 7 ...................................................................................... 79
Notasi 16 Transisi 8 ...................................................................................... 80
Notasi 17 Interlude 1 ..................................................................................... 81
Notasi 18 Interlude 2 ..................................................................................... 81
Notasi 19 Koda ............................................................................................. 82
Notasi 20 Harmoni/Progresi Akord ............................................................... 83
xvii
DAFTAR BAGAN
Bagan 1 Kerangka Berpikir ........................................................................... 39
Bagan 2 Skema Analisis Data Kualitatif ........................................................ 46
Bagan 3 Sajian Musik Steve Deaprof Band ................................................... 60
xviii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 ................................................................................................... 93
Lampiran 2 ................................................................................................... 102
Lampiran 3 ................................................................................................... 116
Lampiran 4 ................................................................................................... 119
Lampiran 5 ................................................................................................... 120
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Instrumen string atau biasa disebut alat musik gesek merupakan alat musik yang
terbentuk pada abad ke-17. Sebelumnya, instrumen ini dimainkan sebagai peran
pengganti suara vokal manusia atau hanya ditampilkan sebagai solois atau
ditampilkan dalam kelompok kamar kecil (Chamber Group). Biola muncul pada
pertengahan abad ke-16 dan anggota keluarga biola (termasuk viola, cello dan
double-bass) mulai mendominasi. Meskipun mereka pada awalnya tidak terlalu
dianggap sebagai keluarga instrumen string, pada akhirnya komposer mulai
mengakui dan menghargai kekuatan, kecemerlangan, dan fleksibilitas keluarga baru
ini. Pada akhir abad ke-17, kelompok alat musik gesek ditetapkan oleh komposer
terkemuka dan the violin family (string section) sebagai jantung orchestra (Hyde,
2011).
Lagu A Whole New World adalah lagu dari film animasi Disney tahun 1992
yang berjudul “Aladdin”. Dengan musik oleh Alan Menken dan lirik oleh Tim Rice.
Lagu ini merupakan ballad antara karakter utama Aladdin dan Jasmine mengenai
dunia baru yang akan mereka temukan bersama saat mengendarai karpet ajaib Aladin.
Versi aslinya dinyanyikan oleh Brad Kane dan Lea Salonga dalam film ini. Mereka
juga membawakan lagu tersebut dalam karakter mereka di Academy Awards ke-65, di
mana ia memenangkan Lagu Orisinal Terbaik Academy Awards dan juga lagu Disney
2
pertama dan satu-satunya untuk memenangkan Grammy Award for Song of The
Year di Penghargaan Grammy ke-36.
Sir Timothy Miles Bindon Rice, atau biasa dipanggil Tim Rice (lahir tanggal 10
November 1944) pencipta lirik dari lagu itu sendiri juga merupakan seorang
pengarang dan pembuat lirik asal Inggris. Tim Rice dikenal atas kolaborasinya
dengan Andrew Lloyd Webber, dimana ia menulis Joseph and the Amazing
Technicolor Dreamcoat, Jesus Christ Superstar, dan Evita; dengan Björn
Ulvaeus dan Benny Andersson dari ABBA, dimana ia menulis Chess; untuk lagu-
lagu tambahan untuk musikal tahun 2011 The Wizard of Oz; dan atas karyanya
dengan Alan Menken pada film Disney Aladdin, serta musikal Beauty and the
Beast dan King David. Berkarya dengan Elton John pada film Disney The Lion King,
musikal Aida, dan film DreamWorks Animation The Road to El Dorado dan Ennio
Morricone.
Alan Irwin Menken (lahir tanggal 22 Juli 1949) merupakan seorang pianis,
pencipta lagu dan komposer teater musikal dan film Amerika Serikat. Ia dikenal
sebagai komposer film-film Walt Disney Animation Studios seperti The Little
Mermaid (1989), Beauty and the Beast (1991), Aladdin (1992)
dan Pocahontas (1995). Mendapatkan delapan Academy Awards untuk kategori
musik orisinal terbaik dan lagu orisinal terbaik, masing-masing dari keempat film
tersebut. Namanya masuk ke dalam daftar legenda Disney tahun 2001.
3
Aransemen merupakan kegiatan musik dalam mengubah suatu karya musik
dengan melakukan penambahan atau pengurangan suatu elemen musik tanpa harus
meninggalkan ciri khas musik tersebut. Kusumawati (2015: 33) mengungkapkan
bahwa aransemen adalah suatu bentuk kreatif dalam mengembangkan dan mengolah
elemen-elemen musik menjadi sebuah karya baru.
Analisis aransemen lagu A Whole New World pencipta lirik oleh Tim Rice dan
musik oleh Alan Menken pada instrumen string oleh Steve Deaprof Band di
Pekalongan, merupakan topik penelitian di mana lagu A Whole New World dengan
versi aslinya dinyanyikan oleh Brad Kane dan Lea Salonga tersebut di aransemen
oleh Steve Deaprof untuk instrumen string, yaitu Violin 1, Violin 2, Cello. Atau
istilahnya disebut musik chamber. Steve Deaprof Band ini merupakan sebuah grup
music entertainment yang berasal dari Pekalongan. Band ini berdiri sejak tahun 2011,
melayani acara dengan berbagai formasi mulai dari big band, mini orchestra sampai
grand orchestra. Visi dari Steve Deaprof yakni, “We help you fulfill your dream”
yang artinya mereka melayani dengan membuat acara tersebut menjadi sebuah acara
yang diimpikan semua orang. Steve Deaprof mengaransemen kembali setiap lagu
yang mereka bawakan menjadi musik yang lebih indah, berenergi, dan nyaman untuk
diperdengarkan/ditampilkan dalam sebuah acara. Band ini sendiri diketuai (leader)
oleh Steve dimana ia adalah seorang musisi yang memiliki banyak pengalaman
bermusik dengan latar belakang yang mengesankan. Steve adalah seorang alumni
Institut Musik Indonesia (IMI) Jakarta pada tahun 2005. Pengalamannya dibidang
musik industri yaitu menjadi staff guru (teaching staff) di Cadenza Music milik
4
Ferdinand Marsa dan Marcel Aulia sejak tahun 2003-2010. Steve juga berpengalaman
sepanggung dengan berbagai kalangan artis musisi dan penyanyi ibu kota, seperti
Widya Kristani Band, Marcel Aulia Band, Purwacaraka Band, dan masih banyak lagi.
Steve juga pernah menjadi session player di beberapa program acara TV nasional,
seperti Penghuni Terakhir, Tarung Dangdut, KDI, DMD, dan HUT Kilau MNC.
Alasan peneliti tertarik kepada grup Steve Deaprof ini adalah grup Steve
Deaprof memiliki segudang prestasi, terutama dari Steve sendiri. Aransemen yang
dibuat berbeda dengan grup music entertainment lainnya, karena Steve Deaprof
membuat aransemen dari setiap instrumennya termasuk keyboard, bass, gitar dan
drum. Selain itu aransemen yang digarap juga sangat modern dan unik dari yang
lainnya Grup ini memiliki keunikan tersendiri terutama pada musik squencer sebagai
tambahan iringan di setiap lagunya. Selain itu, band ini juga membawakan lagu-lagu
modern dan aransemennya dibuat berbeda dengan lagu aslinya. Penulis juga tertarik
untuk memilih lagu A Whole New World karena lagu ini merupakan soundtrack film
animasi Disney yang sangat terkenal yakni Aladdin. Lagu ini sering dimainkan di
acara wedding manapun dan sering dinyanyikan di café-café karena lagunya yang
begitu familiar. Selain itu juga sebagai bahan penelitian karena dibandingkan dengan
lagu lain, lagu ini termasuk memiliki aransemen string yang cukup sulit, memiliki
banyak modulasi dan pola ketukan yang cepat. Namun, meski dirasa sulit, aransemen
instrumen string lagu A Whole New World yang dibuat oleh Steve berhasil
membawa ke dalam suasana lagu tersebut.
5
Berdasarkan penelitian terdahulu, Nugroho (2019), dalam penelitiannyya
menunjukkan bahwa bentuk lagu Sharmila merupakan bentuk lagu tiga bagian yaitu
bentuk A (a, x), B (b, y), C (a), melodi yang dihasilkan menggunakan lompatan nada
yang dilengkapi dengan repetisi. Nada terendah dalam lagu Sharmila ini adalah nada
des 1, dan nada tertingginya adalah ges 2 Aransemen lagu Sharmila oleh Dewandaru
Entertainment secara umum terdiri dari tiga jenis alat musik yaitu: alat musik combo
(keyboard, gitar, bass, drum set, tamborin, dan kendang dangdut) sebagai pemegang
kendali utama lagu Sharmila. Alat musik tiup memberikan isian-isian dengan nada-
nada yang tegas. Alat musik gesek memberikan isian-isian dan mempertegas block
chord).
Kaitannya dengan penelitian yang sebelumnya, sama-sama menjabarkan
aransemen lagu. Perbedaannya adalah penelitian yang terdahulu menggunakan
analisis bentuk lagu dan aransemen seluruh instrumen musiknya baik dari bigband,
string, dan brass-nya, sedangkan untuk penelitian ini tidak menganalisa bentuk lagu
dan hanya menganalisa aransemen instrumen string saja.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka permasalahan dalam penelitian ini adalah
bagaimana aransemen lagu A Whole New World ciptaan Tim Rice dan Alan Menken
pada instrumen string oleh Steve Deaprof Band di Pekalongan.
1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah tersebut, maka tujuan penelitian ini yaitu untuk
mengetahui, menganalisis dan mendeskripsikan aransemen lagu A Whole New World
6
ciptaan Tim Rice dan Alan Menken pada instrumen string oleh Steve Deaprof Band
di Pekalongan.
1.4 Manfaat Penelitian
Dalam makalah ini, penyusun berharap manfaat dalam tulisan ini dapat memahami isi
daripada makalah ini kepada pembaca sesuai dengan tujuan yang diharapkan.
Manfaat penelitian juga dibagi manfaat teoritis dan praktis.
1.4.1 Manfaat Teoretis
Agar hasil daripada penelitian berikut ini, dapat dijadikan:
1) Bahan Acuan dan Referensi
Penelitian ini dapat digunakan sebagai sarana pengembangan ilmu
pengetahuan mengenai seni dan pendidikan seni pada masyarakat umum maupun
lembaga pendidikan formal. Penelitian ini juga dapat dijadikan sumbangan pemikiran
bagi lembaga pendidikan Universitas Negeri Semarang khususnya prodi seni musik
dalam hal penelitian dijadikan sebagai referensi untuk mendukung penelitian
berikutnya.
1.4.2 Manfaat Praktis
Beberapa manfaat praktis penelitian ini antara lain:
1) Agar hasil daripada penelitian berikut ini dapat menjadikan sebuah wawasan atau
masukan bagi para arranger instrumen musik string.
7
2) Agar hasil daripada penelitian tersebut dapat menjadikan sebuah pengetahuan baru
tentang aransemen musik instrument string kepada pembaca yang masih awam
terhadap hal tersebut.
8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI
2.1 Tinjauan Pustaka
Penelitian berjudul ”Musik Hadrah Nurul Ikhwan di Kabupaten Pemalang: Kajian
Aransemen dan Analisis Musik” oleh Nirwanto (2013) menggunakan Metode yang
dilakukan penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif. Dari hasil
penelitian yang didapatkan yakni analisis musik Hadroh Nurul Ikhwan, irama dalam
musik Hadroh Nurul Ikhwan terdapat tiga macam pola ritmis yaitu golong, genjring
dan tikah. Unsur melodi pada Hadroh Nurul Ikhwan tercipta dari suara manusia atau
vokal yaitu vokal utama dan vokal koor, selain itu melodi juga tercipta dari
permainan keyboard. Unsur harmoni meliputi penggunaan berbagai macam akord
beserta dengan progesi akord yang lazim, yaitu progresi akord minor pada lagu yang
berjudul Assalamualaik. Saran yang dapat diberikan penulis yaitu: aransemen yang
dibawakan hendaknya lebih bervariasi lagi dan menciptakan ide-ide yang baru agar
pendengar tidak bosan dan musik yang disajikan lebih bervariatif.
Penelitian berjudul “Analisis Bentuk Musikal dan Struktur Lagu Tanah Airku
Karya Ibu Soed Aransemen Joko Suprayitno untuk Duet Vokal dan Orkestra” oleh
Narselina (2019) menggunakan Metode penelitian ini merupakan jenis metode
penelitian kualitatif dengan pendekatan musikologis kepada arranger. Dalam
penelitiannya ini, menemukan hasil bahwa aransemen dari Jokok Suprayitno
9
dikembangkan melalui ide-ide musikalnya yang dia berikan dalam lagu Tanah Airku
dengan menggunakan beberapa teknik variasi dan menyertakan elemen orkestrasi
musik barat serta dinyanyikan dengan vokal seriosa. Aransemen Joko Suprayitno
terdapat 6 bagian kemudian terdapat 4 teknik variasi dalam aransemennya yakni
variasi harmoni, variasi melodi, variasi irama, dan variasi bebas.
Penelitian dengan judul “Analisis Semiotika Makna Motivasi Pada Lirik Lagu
„Laskar Pelangi‟ Karya Nidji” oleh Hidayat (2014) penelitian ini menggunakan
metode semiotika yang mengarah pada pemikiran Saussure. Atau dalam definisi
teorinya menjelaskan bahwa tanda memiliki unsur yang saling berhubungan yaitu
penanda (signifier) dan petanda (signified). Hasil dari penelitian ini yaitu lirik dari
lagu “Laskar Pelangi” karya Nidji mengandung makna sebagai Motivasi. Motivasi
yang terdapat dalam lirik lagu “Laskar Pelangi” begitu kuat. Lagu ini mengajarkan
bahwa jangan lelah untung menggapai cita-cita. Teruslah bermimpi dan jangan takut
untuk meraihnya. Kemudian teknik analisis data yang digunakan yaitu analisis
dengan menggunakan teori semiotika ferdinan de Saussure. Model teori dari Saussure
lebih memfokuskan perhatian langsung kepada tanda itu sendiri. Dalam penelitian
terhadap lirik lagu “Laskar Pelangi” ini, peneliti membuat interprestasi dengan
membagi keseluruhan lirik lagu menjadi beberapa bait dan selanjutnya perbait akan
dianalisis dengan menggunakan teori semiotika dari Saussure.
Sinulingga, (2013) dengan penelitiannya yang berjudul “Analisis Lagu The
Majesty and Glory of Your Name Karya Tom Fettke Studi Kasus Crescendo Studio
Choir” menggunakan Metode yang digunakan ialah metode deskriptif kualitatif. Hasil
10
dari penelitian ini adalah penulis atau peneliti menganalisis lagu “The Majesty of
Your Name” dengan menuliskan partitur ke dalam computer untuk memudahkannya
dalam menganalisis lagu tersebut. Analisis yang dilakukan yaitu mengerjakan motif,
frase, dan interpretasi. Lagu tersebut merupakan lagu keagamaan. Yang membuat
peneliti sangat menyukai lagu tersebut sehingga termotivasi untuk menganalisanya
sebagai anggota tim paduan suara.
Nugroho (2019) dalam penelitiannya yang berjudul “Analisis Aransemen Lagu
Sharmila Karya Grup Musik Dewandaru Entertainment di Kota Semarang”
menggunakan Metode yang digunakan ialah metode deskriptif kualitatif. Hasil dari
penelitian ini yaitu dalam penelitiannyya menunjukkan bahwa bentuk lagu Sharmila
merupakan bentuk lagu tiga bagian yaitu bentuk A (a, x), B (b, y), C (a), melodi yang
dihasilkan menggunakan lompatan nada yang dilengkapi dengan repetisi. Nada
terendah dalam lagu Sharmila ini adalah nada des 1, dan nada tertingginya adalah ges
2 Aransemen lagu Sharmila oleh Dewandaru Entertainment secara umum terdiri dari
tiga jenis alat musik yaitu: alat musik combo (keyboard, gitar, bass, drum set,
tamborin, dan kendang dangdut) sebagai pemegang kendali utama lagu Sharmila.
Alat musik tiup memberikan isian-isian dengan nada-nada yang tegas. Alat musik
gesek memberikan isian-isian dan mempertegas block chord). Analisis yang
dilakukan oleh penulis yakni untuk meningkatkan mutu musikal, antara lain; (1)
Bentuk musik pada lagu-lagu yang dibawakan Dewandaru Entertainment. (2)
Aransemen musik Dewandaru Entertainment.
11
Penelitian yang berjudul “Perubahan Musik Rebana menjadi Kasidah Modern
Di Semarang sebagai suatu Proses Dekulturasidalam Musik Indonesia” (The Change
of Rebana Music to became Modern Kasidah in Semarang as a Deculturation
Procces in Indonesian Music) oleh Susetyo (2005) dibuat dengan menggunakan
metode deskriptif kualitatif. Hasil penelitian ini adalah musik kasidah modern di kota
Semarang tidak hadir begitu saja di masyarakat, tetapi mengalami proses akulturasi
yang panjang yang diperkirakan berasal dari musik-musik bercirikan Islam yang ada
sebelumnya. Karena mempunyai elemen-elemen musikal yang sama, maka
terbentuklah musik rebana. Musik rebana itu sendiri mengalami proses dekulturasi,
yaitu mengambil unsur-unsur baru dari kebudayann yang baru yang timbul karena
perubahan situasi yang baru, sehingga terbentuklah musik kasidah modern. Pada
proses dekulturasi musik kasidah rebana mengalami perubahan pada kebudayaan
musik dan perubahan elemen-elemen musikalnya, baik pada komposisi musiknya
maupun pada bentuk penyajiannya.
Penelitian yang berjudul “Bentuk Aransemen Dan Fungsi Musik Kelompok
North Sumatera Brass Dalam Tata Ibadah Gereja Huria Kristen Batak Protestan
(HKBP) di Yogyakarta”. oleh Simanjorang (2002) menggunakan Metode yang
digunakan pada penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif. Hasil dari
penelitian ini adalah Musik Kelompok North Sumatera Brass dalam tata ibadah
Gereja Huria Kristen Batak Protestan (HKBP) di Yogyakarta adalah musik dalam
ibadah tersebut memiliki bentuk lagu satu bagian dan dua bagian. Memiliki teksur
musik Polyphony dan Homophony. Daristruktur aransemnnya terdiri dari intr – lagu
12
– interlude – lagu ayat berikutnya – coda.Fungsi Musik Kelompok North Sumatera
Brass dalam mengiringi tata ibadah maka dapat disimpulkan sangat merespon dengan
baik musik yang dibawakan oleh kelompok North Sumatera Brass tersebut dan
menambah kehikmatan bernyanyi untuk memuji Tuhan dalam ibadah.
Sebuah artikel dari jurnal internasional yang berjudul “SONG2QUARTET: A
system for generating string quartet cover songs from polyphonic audio of popular
music” oleh Percival et al., (2015). Penelitian ini menggunakan metode deskriptif
kualitatif. Hasil yang terdapat penelitian tersebut menyebutkan bahwa Song2Quartet
yang merupakan sebuah sistem untuk lagu-lagu populer versi kuartet dengan
menggabungkan model probabilistik yang diperkirakan dari korpus klasik simbolik
musik dengan file audio target dari lagu apa pun. Song2Quartet memungkinkan
pengguna menambahkan kebaruan pada pengalaman mendengarkan mereka lagu
favorit dan kenali kuartet gesek yang kemudian skor musik dari versi sampul dapat
dihasilkan dengan mencari yang optimal jalur melalui jaringan ini. Kami
menunjukkan bahwa yang dihasilkan. Hasilnya mengikuti konvensi musik kuartet
string klasik sambil tetap mempertahankan beberapa frasa parsial dan suara akor dari
audio target.
Pada penelitian dari jurnal internasional yang berjudul “Multi-channel acoustic
recording and automated analysis of Drosophila courtship songs” oleh Arthur et al.,
(2013). Metode yang digunakan dalam penelitian ini ialah metode deskriptif
kualitatif. Hasil dari penelitian ini mengungkapkan, Drosophila melanogaster telah
berfungsi sebagai sistem model yang kuat untuk studi genetika dari lagu-lagu
13
courtship. Untuk mempercepat penelitian tentang mekanisme genetik dan saraf yang
mendasari lagu courtship, mereka telah mengembangkan sistem perekaman sensitif
untuk menangkap sinyal akustik secara bersamaan dari 32 pasang lalat yang berbeda
serta perangkat lunak untuk segmentasi otomatis lagu. Desain perangkat keras baru
kami memungkinkan perekaman suara amplitudo rendah di sebagian besar
lingkungan laboratorium. Mereka mendemonstrasikan kekuatan sistem ini dengan
mengumpulkan, menyegmentasikan, dan menganalisis lebih dari 18 jam lagu pacaran
dari 75 pria dari lima galur Drosophila melanogaster tipe liar. Analisis kami
mengungkapkan modulasi fitur lagu courtship yang sebelumnya tidak terdeteksi dan
variasi genetik alami yang ekstensif untuk sebagian besar komponen lagu courtship.
Meskipun memiliki kumpulan data besar dengan kekuatan yang cukup untuk
mendeteksi modulasi halus lagu, kami tidak dapat mengidentifikasi ritme periodik
yang dilaporkan sebelumnya dalam interval antar-denyut lagu. Mereka memberikan
instruksi terperinci untuk merakit perangkat keras dan untuk menggunakan perangkat
lunak segmentasi sumber terbuka mereka. Analisis kumpulan besar sinyal akustik
dari Drosophila melanogaster memberikan wawasan baru tentang struktur dan
dinamika lagu courtship spesies tertentu. Oleh karena itu, sistem baru mereka untuk
merekam dan menganalisis sinyal akustik lalat harus sangat mempercepat studi
genetika, neurobiologi, dan evolusi lagu courtship di masa mendatang.
Artikel jurnal internasional selanjutnya yakni berjudul “Acoustical Analysis and
Model-Based Sound Synthesis of The Kantele” oleh Erkut et al., (2002). Penelitian ini
menggunakan metode deskriptif kualitatif. Hasil dari penelitian artikel tersebut ialah
14
Kantele Finlandia lima senar adalah alat musik rakyat tradisional yang memiliki fitur
struktural yang unik, menghasilkan suara timbre yang cerah dan bergema. Artikel ini
menyajikan analisis prinsip-prinsip pembangkitan suara di kantele, berdasarkan
pengukuran dan formulasi analitis. Ciri-ciri paling khas dari timbre unik disebabkan
oleh penghentian tali pengikat di sekitar pin penyetem di salah satu ujung dan
penghentian yang diikat di sekitar batang penyangga di ujung lainnya. Ini
menghasilkan nonlinier orde dua yang menonjol dan ketukan harmonik yang kuat,
masing-masing. Model komputasi instrumen juga diformulasikan dan algoritme
dibuat efisien untuk sintesis waktu nyata guna mensimulasikan fitur timbre instrumen
ini.
Artikel jurnal internasional yang berjudul “The STRIMIDILATOR: a String
Controlled MIDI-Instrument” oleh Baalman (2003). Penelitian ini menggunakan
metode deskriptif kualitatif. Hasil penelitian dari Baalman ini mengungkapkan,
STRIMIDILATOR adalah instrumen yang menggunakan deviasi dan getaran senar
sebagai pengontrol MIDI. Ini metode kontrol memberikan umpan balik kekuatan
sentuhan langsung kepada pengguna dan memungkinkan adanya kontrol yang halus.
Perkembangan instrumen dan fungsinya yang berbeda dijelaskan. STRIMIDILATOR
menyediakan antarmuka yang baik untuk mengontrol parameter musik elektronik.
Penggunaan penyimpangan string memastikan bahwa umpan balik kekuatan taktil
yang baik diberikan kepada artis dengan menggunakan instrumen dan dawai
memungkinkan untuk cara kontrol yang halus dan serbaguna. Pelaksanaan untuk
penggunaan amplop dari senar yang bergetar perlu diuji. Penerapan lebih lanjut dan
15
pengalaman dengan instrument akan menunjukkan poin-poin lain dari instrumen
tersebut ditingkatkan.
Artikel jurnal internasional yang berjudul "Body Modeling Techniques for
String Instrument Synthesis” oleh Karjalainen & Smith (1996). Metode yang
digunakan dalam penelitian adalah metode deskriptif kualitatif. Hasil penelitian yang
dilakukan mereka yakni teknik-teknik tersebut dijelaskan untuk mendapatkan model
komputasi yang efisien dari resonator instrumen senar seperti badan gitar.
Membengkokkan sumbu frekuensi ke skala perkiraan Bark menggunakan peta
konformal orde pertama mengurangi urutan filter tubuh yang diperlukan dengan
faktor 5 hingga 10 untuk tingkat kualitas tertentu. Struktur yang menerapkan filter
melengkung frekuensi akan dijelaskan. Teknik dijelaskan untuk memfaktorkan
resonator tubuh ke mode yang paling sedikit teredam dan paling teredam sehingga
mode yang paling teredam dapat diubah dengan string dan disimpan dalam tabel
pencarian yang dipersingkat atau diperkirakan dengan semburan suara yang difilter
untuk sintesis yang diperingan.
Penelitian yang berjudul ”Kontribusi Prinsip-Prinsip Pengajaran dalam Praktek
Instrumen Musik Gesek” oleh Agustianto (2016). Penelitian yang dilakukan
Agustianto ini menggunakan metode deskripti kualitatif. Hasil dari penelitian ini
mengungkapkan, pembahasan ditekankan pada pelaksanaan pembelajaran dengan
didasarkan pada 7 prinsip pengajaran, yang meliputi: prinsip aktivitas, prinsip
motivasi, prinsip individualitas,prinsip lingkungan, prinsip kebebasan, prinsip
peragaan, prinsip kerjasama dan persaingan. Di dalam pelaksanaan pembelajaran,
16
setiap prinsip pengajaran memberikan kontribusi yang diharapkan dapat
meningkatkan kualitas permainan musik gesek (violin, violia,cello, contra bass) baik
dari segi penguasaan materi, kedisiplinan dalam pelaksanaan pembelajaran maupun
pemberian motivasi bagi setiap peserta didik serta bagaimana dapat menciptakan
suatu kerjasama dan persaingan yang sehat. Peran guru praktik dengan peserta didik
dalam hal ini diharapkan ada keseimbangan, sehingga peserta didik bisa
mengakomodasi semua instruksi yang diberikan oleh guru sebagai suatu masukan
ataupun input yang tidak terlalu dipaksakan kepada peserta didik.
Artikel yang berjudul “Aransemen dan Pola Penyajian Lagu Caping Gunung
pada Keroncong Kharisma di Desa Jagalan Banguntapan Bantul Yogyakarta” oleh
Sugandi (2016). Metode penelitian yang digunakan oleh peneliti ialah metode
deskriptif kualitatif. Hasil dari penelitian tersebut menunjukkan bahwa (1) Caping
Gunung diaransemen dengan tiga jenis gaya musik yaitu dengan irama bossanova,
irama keroncong asli, dan irama langgam keroncong. Syair lagu pertama pada lagu
Caping Gunung dimainkan dengan irama bossanova yang dimulai dari intro 8 birama
sampai masuk ke vokal, pada syair lagu yang kedua atau pada pertengahan lagu
diaransemen dengan irama keroncong asli, dan pada syair terakhir hingga akhir lagu
dimainkan dengan irama langgam keroncong; (2) pola penyajian lagu Caping Gunung
pada keroncong Kharisma yaitu pada irama bossanova alat musik cello dan bass yang
ditonjolkan dengan pola permainan pada cello dimainkan seperti conga dan bass yang
membentuk pola irama bossanovanya, dan pada irama keroncong asli cak dan cuk
dimainkan dengan irama tunggal dan yang lain memberi isian. Pada irama langgam
17
keroncong ini dimainkan seperti gamelan jawa, yaitu pada cak sebagai pengganti
siter, cuk seperti ketuk kenong, gitar seperti gambang dan bass sebagai gong. Para
pemain memainkan lagu ini tanpa partitur, jadi lagu dimainkan dengan hafalan.
Penelitian yakni berjudul “Musik Hadrah Nurul Ikhwan di Kabupaten
Pemalang: Kajian Aransemen dan Analisis Musik” oleh Nirwanto (2013). Metode
yag digunakan dalam penelitian tersebut ialah metode deskriptif kualitatif. Hasil
penelitian menunjukan bahwa kesenian Tradisional Terbang Kencer Baitussolikhin
dikaji secara bentuk pertunjukan dan nilai estetis syairnya yaitu kajian dari segi
unsur-unsur musik yang membentuknya terdiri dari bentuk penyajian dan bentuk
komposisinya. Berdasarkan segi bentuk penyajiannya kesenian tradisional Terbang
Kencer Baitussolikhin dikaji menurut urutan penyajian, tata panggung, tata lampu,
tata busana, tata suara dan formasi. Berdasarkan segi bentuk komposisinya,
Bitussolikhin dikaji menurut ritme, melodi, instrumen musik,dan syair. Berdasarkan
dari nilai estetisnya yang dikaji adalah nilai estetis syair yang terkandung dalam lagu
yang berjudul Makhalul Qyam.
Suhendra (2018) dalam penelitiannya yang berjudul “Basosoh: Komposisi
Musik Aleatoric dalam Format Orkestra Fluxus.” Penelitian ini menggunakan metode
penciptaan yang dilakukan dengan beberapa pengelompokan kerja: Metode
Pengembangan Konsep (Observasi, Wawancara, Pengumpulan Data, dan Perumusan
Konsep); dan Metode Mewujudkan Konsep (Eksplorasi, Eksperimentasi, dan
Aplikasi). Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa Penciptaan musik Basosoh
dalam format Orkestra Fluxus di gagas dengan teknik Aleatoric, dimana unsur
18
musikal yang dipakai ialah pola ritmis gandang tambua sedangkan unsur melodis
yaitu Aleatoric musik. Unsur musik dari skala harmoni memakai metoda Arnold
Schoenbert dimana kebebasan dalam memilih wilayah nada tidak terbatas atau sistem
deret dari dua belas nada kromatik, artinya duabelas nada itu boleh digunakan dalam
penggarapan komposisi musik. Selain dari itu, teknik komposisi tradisional musik
Barat diantaranya ialah canon, repetisi, sekuen dan imitasi.
Xanta, dkk (2018) dalam penelitiannya yang berjudul “Penggunaan Instrumen
Musik String dan Woodwind dalam Ibadah di Gereja Keluarga Allah Yogyakarta.”
Hasil yang terdapat dalam penelitian ini adalah (1) Dengan adanya instrumen string
dan woodwind yang tergabung dalam tim chamber membuat suasana ibadah lebih
bersemangat dan juga memberikan kesan megah, sehingga ada beberapa jemaat yang
tergerak untuk membawa tamu lain ke gereja Keluarga Allah Yogyakarta dengan
alasan adanya tim chamber sebagai pengiring ibadah yang membuat suasana dalam
ibadah lebih bersemangat dan berbeda dengan gereja kebanyakan di Yogyakarta. (2)
Instrumen string danwoodwind memberikan kesan tenang dan syahdu saat mengiringi
puji-pujian di gereja Keluarga Alllah Yogyakarta. Pada bagian lagu praise (pujian)
dengan adanya instrumen string dan woodwind membuat suasana hati jemaat lebih
dalam lagi untuk menyembah ketika memasuki ibadah.Efek-efek yang ditimbulkan
oleh instrumen string dan woodwind membuat suasana ibadah semakin khidmat
khususnya ketika ada beberapa jenis instrumen musik yang hanya memainkan
bagiann solo. Jemaat pun akan semakin terbawa pada suasana yang ditimbulkan yang
19
juga dipimpin oleh worship leader. Hal ini dikarenakan adanya kesinambungan antara
pemimpin pujian dan tim musik. Dari beberapa poin diatas dapat dilihat bahwa
hadirnya instumen string dan woodwind dalam mengiringi ibadah memberikan
dampak positif bagi jemaat gereja Keluarga Allah Yogyakarta dan juga terus
mendukung agar instrumen string dan woodwind semakin berkembang demi
kemuliaan nama Tuhan.
Penelitian berjudul ”Analisis Lagu The Dance of Eternity Karya Dream
Theater” oleh Parningotan (2017). Metode yang digunakan oleh peneliti ialah
deskriptif analitis dengan pendekatan musikologis yang menyangkut ilmu teori
musik. Hasil dari proses analisis yang dilakukan oleh peneliti ialah bahwa karya
tersebut memiliki estetika dalam pengolahan bentuk komposisinya. (1) Struktur besar
musiknya adalah A, B, A‟, C, A, D kemudian dilanjutkan dengan interlude yang
berdurasi panjang dan diakhiri dengan coda. Strukturnya mendekati bentuk musik
yang terdapat pada musik rondo yang dikombinasikan dengan frase kelompok. (2)
Sedangkan unsur pengolahan komposisi yang digunakan antara lain metrik modulasi,
contohnya pada birama 11-18, birama 27-30, lalu penggunaan sekuens bisa dilihat
pada birama 14 dan birama 34, birama 208-215.
Narami (2018), dalam penelitiannya yang berjudul “Analisis Aransemen Lagu
Pujian "Datanglah dan Bertahta" di Gereja Keluarga Allah Yogyakarta” memperoleh
hasil dari penelitiannya yakni; (1) Dalam aransemen lagu “Datanglah dan Bertahta”
oleh Dian Irwanto Iswandi terdapat 6 bagian yaitu bagian 1 sebagai Introduksi,
bagian 2 sebagai Lagu, bagian 3 sebagai Interlude 1 bagian 4 sebagai Lagu, bagian 5
20
sebagai Interlude 2 dan bagian 6 sebagai Lagu. (2) Dalam lagu ini terdapat struktur
yang di bagi menjadi beberapa instrument. Yaitu instrument tiup (Flute, Oboe,
Clarinet in C, Clariet in Bes 1, Clarinet in Bes 2, Tenor Saxophone, Bassoon)
synthesizer, violin 1, violin 2 dan piano perwakilan dari combo. (3) Aransemen ini
menambahkan referensi perbendaharaan lagu gereja khususnya aliran Kharismatik
dalam format chamber yang terdiri dari instrumen tiup (Flute, Oboe, Clarinet in C,
Clariet in Bes 1, Clarinet in Bes 2, Tenor Saxophone, Bassoon) synthesizer, violin 1,
violin 2 dan combo atau band.
Penelitian berjudul “Analisis Lagu Toraja Marendeng Marampa Aransemen
Tindoki Band” oleh Lamba (2019), memperoleh hasil penelitian yakni bahwa
“Marendeng Marampa” aransemen Tindoki Band memiliki bentuk dua bagian, yakni
bentuk A-B, dengan urutan A-A‟-A-A‟-B-B‟-B” yang terdiri dari beberapa figur,
motif, frase baik itu frase anteseden dan frase konsekuen. Alat musik yang digunakan
dalam aransemen ini adalah kolaborasi alat musik tradisional asal Toraja, seperti
musik gandang Toraja, suling Toraja, basinbassin/tulali, karombi, dan alat musik
modern (Barat), yaitu gitar elektrik, gitar bass, keyboard, drum elektrik, serta syair
yang digabungkan ke dalam aransemen Ma‟bugi dan Manimbong. Marendeng
Marampa‟” yang dimaksud adalah aman tentram tanah kelahiran. Lagu pemersatu
bagi orang Toraja mengingatkan tondok kadadian yang berarti tanah kelahiran.
Penelitian berjudul “Analisis Struktur Lagu "Bohemian Rhapsody" Karya
Freddie Mercury (Aransemen Oni Krisnerwinto)” oleh Wardani (2020), memperoleh
hasil penelitian yakni bahwa Bohemian Rhapsody merupakan lagu dengan
21
beranekaragam transisi genre, modulasi dan tempo. Transisi pada beberapa genre dan
modulasi yang terjadi berulang kali dalam lagu tersebut sangat berkaitan dengan
bagaimana struktur lagu yang terdapat di dalamnya, serta tinjauan aransemen oleh
Oni Krisnerwinto dalam lagu tersebut.
2.2 Landasan Teori
2.2.1 Pengertian Analisis
Pengertian analisis dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia terdapat dalam beberapa
pengertian yakni : (1) Kata analisis diartikan sebagai penyelidikan terhadap suatu
peristiwa (karangan, perbuatan dan sebagainya) untuk mengetahui keadaan yang
sebenarnya (sebab musabab, duduk perkara, dan sebagainya). (2) Penguraian suatu
pokok atas berbagai bagiannya dan penelaahan bagian itu sendiri serta hubungan
antar bagian untuk memperoleh pengertian yang tepat dan pemahaman arti
keseluruhan. (3) Penjabaran sesudah dikaji sebaik-baiknya. Satu dari ketiga
pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa analisis yaitu suatu kegiatan yang
dilakukan secara mendetail seperti, mengurai, membedakan, memilih sesuatu untuk
dikelompokan kembali menurut kriteria tertentu dan kemudian dicari kaitannya lalu
ditafsirkan maknanya.
Menurut Wiradi (Hadiyanto dan Makinuddin, 2006) analisis atau analisa adalah
aktivitas yang memuat sejumlah kegiatan seperti mengurai, membedakan, memilah
sesuatu untuk digolongkan dan dikelompokkan kembali menurut kriteria tertentu
kemudian dicari maknanya dan ditafsir maknanya. Analisa atau analisis menurut
22
Komaruddin (2002) adalah kegiatan berfikir untuk menguraikan suatu keseluruhan
menjadi komponen sehingga mengenali tanda-tanda komponen, hubungannya satu
sama lain, dan fungsi masing-masing dalam suatu keseluruhan yang terpadu.
Berdasarkan uraian tersebut, disimpulkan bahwa analisa atau analisis adalah kegiatan
berupa proses mengamati sesuatu dengan memilah, mengurai, membedakan, dan
mengelompokkan menurut kriteria tertentu untuk mengetahui informasi yang
sebenarnya.
2.2.2 Aransemen
Sadie (dalam Artanto, 2016: 15) mengugkapkan, aransemen musik adalah salah satu
cara dalam kerja kreatif musik, khususnya dalam musik Barat. Malcolm Boyd dalam
The New Grove Dictionary of Music and Musicians, menjelaskan bahwa aransemen
yakni proses kreatif dalam menggubah musik yang sudah ada, dalam arti bahwa
memindahkan komposisi musik tertentu dari satu media ke media lainnya.
Kusumawati (2015: 33) mengungkapkan bahwa aransemen adalah suatu bentuk
kreatif dalam mengembangkan dan mengolah elemen-elemen musik menjadi sebuah
karya baru.
Berdasar ungkapan di atas, dapat disimpulkan bahwa mengaransir atau
mengaransemen ialah kegiatan musik dalam mengubah suatu karya musik, bisa
dilakukan dengan menambah atau mengurangi suatu elemen dalam karya musik yang
kemudian hasilnya menjadi sebuah karya.
Mengaransir atau mengaransemen ialah suatu kegiatan musik yang di dalamnya
membuat penataan bunyi yang meliputi melodi, harmoni dan ritme yang diharapkan
23
akan menghasilkan sebuah karya musik yang artistik tanpa harus meninggalkan ciri
khas musik tersebut. (https://pendidikanmu.com/2019/12/pengertian-dan-membuat-
aransemen.html diakses pada tanggal 4 Agustus 2020)
Dalam sebuah karya musik, lagu merupakan hal utama wujud dari sebuah
karya. Lagu dengan berbagai genre musik, masing-masing dapat dinikmati oleh
banyak orang tergantung selera musik pada seseorang. Untuk membuat lagu-lagu
tersebut bisa menjadi musik yang lebih berbeda, penggubahan lagu dilakukan oleh
seorang musisi atau arranger untuk membuat suatu lagu menjadi karya yang orisinil.
Menurut Pujiwiyana (2009: 13) dalam kutipan penelitian Nugroho (2019),
sebuah aransemen musik memiliki tekstur musik yang berperan sangat penting.
Tekstur musik dibagi menjadi 3, antara lain :
1. Monophonic Tekstur: tekstur musik yang terdiri dari satu suara
2. Polyphonic Tekstur: tekstur musik terdiri dari lebih dari satu suara akan tetapi
konsep harmoninya tidak secara vertikal cordial
3. Homophonic tekstur: tekstur musik yang terdiri dari berbagai suara yang
terstruktur secara homogenitas (serempak) progresi akord.
2.2.2.1 Cadence
Cadence atau kadens merupakan “pungtuasi” dalam musik sebagai titik peristirahatan
yang tersusun dari serangkaian akord-akord yang bergerak sedemikian rupa untuk
menandai berakhirnya suatu frase dan memulai sesuatu yang lain Muttaqin (2008:
24
120). Cadence dikelompokkan menjadi 4 yaitu: authentic cadence, plagal cadence,
half cadence dan deceptive cadence.
2.2.2.2 Intro
Intro atau Introduction merupakan sebuah awalan lagu yang ditandai dengan musik
atau notasi-notasi yang diambil dari bagian lagu tersebut. Menurut Muttaqin (2008:
132) introduksi yakni suatu seksi instrumental pada permulaan suatu komposisi yang
biasanya diikuti langsung oleh tema atau bagian utama dari suatu lagu. Bila
disimpulkan, introduksi merupakan bagian awal dalam suatu komposisi musik,
sebelum masuk dalam bagian utama lagu yang berupa permainan melodi atau yang
bersifat instrumental.
2.2.2.3 Transisi
Menurut Nugroho (2019 : 114) transisi merupakan bagian penghubung yang bersifat
sebagai pengantar di antara satu bagian ke bagian yang lain. Dua fungsi utama
transisi ialah sebagai pemroses modulasi dan sebagai penghubung. Dalam hal ini
transisi diperlukan karena suatu bagian tidak bisa diikuti secara langsung oleh bagian
yang lain (Muttaqin, 2008: 132). Jadi, dapat disimpulkan bahwa transisi merupakan
suatu penghubung dari bagian satu ke bagian lainnya dan dengan adanya transisi
maka diperlukan untuk menyambungkan suatu bagian yang tidak dapat diikuti secara
langsung.
2.2.2.4 Interlude
Interlude merupakan suatu jeda. Interlude dalam musik digunakan pada waktu setelah
reff untuk dilanjutkan masuk ke vokal kembali. Ini bisa disebut juga dengan
25
selingan. Interlude memberi kesan yang berbeda, tidak menghilangkan nuansa intro
dan lagu pokok, interlude secara melodi bisa dikembangkan (Nirwanto, 2013 : 33).
2.2.2.5 Koda
Menurut Nirwanto (2013 : 33) mengatakan bahwa koda merupakan bagian penutup,
klimaks dari lagu yang kita bawakan dan sebaiknya koda ialah kesimpulan dari
keseluruhan komposisi atau harmoni antara intro, lagu pokok, dan interlude.
2.2.2.6 Harmoni
Menurut (Sema, 2017 :100) mengatakan bahwa harmoni merupakan beberapa nada
yang berbunyi serentak, yang bila dinotasikan tampak tersusun vertikal ke atas
(dalam notasi balok). Harmoni konvensional atau harmoni Klasik pada umumnya
terdiri atas trinada sederhana (simple triad), kedengaran konsonan dan diusahakan
untuk menghindari bunyi disonan. Di sini posisi bunyi konsonan lebih dominan
daripada disonan atau dengan kata lain posisi disonan itu terikat, sedangkan konsonan
bebas; kemunculan disonan bersifat sementara dan segera diselesaikan ke konsonan.
Walaupun demikian, harmoni Klasik terus mengalami modifikasi hingga sampai pada
penghujung abad IX mengalami suatu “perombakan” terhadap dirinya. Inilah awal
babak baru bagi musik Barat, yaitu lahirnya “harmoni modern” seiring dengan
memudarnya pamor harmoni konvensional.
2.2.3 Lagu
Menurut Dictionary (online), dalam kutipan web Kompasiana, lagu adalah suatu
komposisi pendek yang dimaksudkan atau disesuaikan untuk nyanyian, terutama
dalam bait-bait berirama; sebuah lirik; sebuah balada. Dictionary online secara jelas
26
menambahkan bagian-bagian dari lagu itu. Lagu terdiri dari bait-bait berima, lirik dan
balada. Senada dengan penjelasan sebelumnya, Przybylek (masih dalam kutipan web
Kompasiana) mengungkapkan bahwa lagu adalah musik pendek, biasanya dengan
kata-kata. Ini menggabungkan melodi dan vokal. Meskipun beberapa komposer telah
menulis lagu instrumental, atau karya musik tanpa kata-kata yang meniru kualitas
suara dari nyanyian. Kata-kata dari sebuah lagu disebut lirik. Secara jelas Przybylek
mengungkapkan kembali bahwa lagu merupakan bagian dari musik dan lirik adalah
bagian dari sebuah lagu.
(https://www.kompasiana.com/marloysa65062/5c57bf436ddcae18e94d41f3/apa-itu-
lagu-lirik-lagu-dan-hubungan-lirik-lagu-dan-puisi-bag-1 diakses pada tanggal 4
Agustus 2020).
Berdasarkan pernyataan di atas, dapat disimpulkan bahwa lagu adalah suatu
bentuk karya seni yang dinyanyikan atau ditampilkan dengan nada yang berirama,
biasanya dibawakan dengan iringan musik. Adapun lagu memiliki makna-makna
tersendiri yang terdapat dalam lirik yang kemudian diikuti oleh iringan musik yang
sesuai dengan makna lagu tersebut. Bergantung apakah lagu tersebut bertema
kesedihan, senang, romantis, kemarahan, atau yang lainnya.
2.2.5 Lagu “A Whole New World”
"A Whole New World" adalah lagu kunci dari film animasi klasik Disney 1992
Aladdin, yang digubah oleh Alan Menken bersama dengan lirik yang ditulis oleh Tim
Rice.Versi aslinya dinyanyikan oleh Brad Kane (suara nyanyian Aladin) dan Lea
27
Salonga (suara nyanyian Jasmine). Versi pop dari itu dilakukan oleh Peabo Bryson
dan Regina Belle dalam kredit penutupan film.
Lagu ini dinyanyikan oleh Aladdin (menyamar sebagai Pangeran Ali Ababwa)
dan Jasmine saat mereka mengendarai Karpet Ajaib tentang dunia baru yang akan
mereka temukan bersama seperti Mesir dan Yunani sementara cinta mereka satu sama
lain berbunga sebelum akhirnya berhenti di Cina menonton kembang api. Sementara
itu, Jasmine diam-diam mengartikan bahwa Pangeran Ali adalah bocah yang ia temui
di pasar. Setelah Aladdin menyelamatkan Agrabah dan Sultan mengizinkan Jasmine
menikahi siapa pun yang dianggapnya layak, Aladdin yang bertunangan dan Jasmine
mengulangi lagunya ketika kembang api menerangi langit malam untuk merayakan
babak baru kehidupan mereka. Dikutip dari https://disney.fandom.com
/wiki/A_Whole_New_World#:~:text=%22A%20Whole%20New%20World%22%20is,
Salonga%20(Jasmine's%20singing%20voice.
Lirik
I can show you the world
Shining, shimmering, splendid
Tell me, princess, now when did
You last let your heart decide?
I can open your eyes
Take you wonder by wonder
Over, sideways and under On a magic carpet ride
A whole new world
A new fantastic point of view
No one to tell us, "No"
Or where to go
Or say we're only dreaming
28
A whole new world
A dazzling place I never knew
But when I'm way up here
It's crystal clear
That now I'm in a whole new world with you
(Now I'm in a whole new world with you)
Unbelievable sights
Indescribable feeling
Soaring, tumbling, freewheeling Through an endless diamond sky
A whole new world (don't you dare close your eyes)
A hundred thousand things to see (hold your breath, it gets better)
I'm like a shooting star, I've come so far
I can't go back to where I used to be
A whole new world
With new horizons to pursue
I'll chase them anywhere
There's time to spare Let me share this whole new world with you
A whole new world (a whole new world)
A new fantastic point of view
No one to tell us, "No"
Or where to go
Or say we're only dreaming
A whole new world (every turn, a surprise)
With new horizons to pursue (every moment, red-letter)
I'll chase them anywhere, there's time to spare
And then we're home (there's time to spare)
Let me share this whole new world with you
A whole new world (a whole new world)
That's where we'll be (that's where we'll be)
A thrilling chase (a wondrous place)
For you and me
29
2.2.6 Tim Rice dan Alan Menken
2.2.6.1 Tim Rice
Sir Timothy Miles Bindon Rice, atau biasa dipanggil Tim Rice (lahir tanggal 10
November 1944, Amersham, Buckinghamshire, Ingris) pencipta lirik dari lagu itu
sendiri juga merupakan seorang pengarang dan pembuat lirik asal Inggris yang sangat
sukses di film musikal The 20th
Century. Ia dikenal atas kolaborasinya
dengan Andrew Lloyd Webber, dimana ia menulis Joseph and the Amazing
Technicolor Dreamcoat, Jesus Christ Superstar, dan Evita; dengan Björn
Ulvaeus dan Benny Andersson dari ABBA, dimana ia menulis Chess; untuk lagu-
lagu tambahan untuk musikal tahun 2011 The Wizard of Oz; dan atas karyanya
dengan Alan Menken pada film Disney Aladdin, serta musikal Beauty and the
Beast dan King David. Ia juga berkarya dengan Elton John pada film Disney The
Lion King, musikal Aida, dan film DreamWorks Animation The Road to El
Dorado dan Ennio Morricone.
Setelah tak lama bernyanyi dengan grup pop, The Aardvarks, saat ia belasan
tahun, Rice untuk sementara waktu mengenyampingkan hasratnya akan musik untuk
masuk sekolah hukum. Namun, pada tahun 1965, ketika masih berada di jalur menuju
profesi hukum, ia diperkenalkan kepada Andrew Lloyd Webber, seorang komposer
muda yang membutuhkan penulis lirik, dan keduanya memulai apa yang akan
menjadi kemitraan musik jangka panjang. Meskipun pertunjukan musikal tahap
pertama mereka, The Likes of Us (1965), tidak berkinerja selama 40 tahun, Rice
memutuskan untuk meninggalkan aspirasi hukumnya untuk mengejar minat
30
musiknya. Dia pergi bekerja di industri musik, pertama sebagai trainee administratif
dan kemudian sebagai asisten eksekutif sambil melanjutkan kolaborasinya dengan
Lloyd Webber. Oratorio yang diilhami oleh Alkitab dan Amazing Technicolor
Dreamcoat (1968) adalah produksi mereka berikutnya. Awalnya disusun untuk
paduan suara sekolah atas permintaan teman keluarga Lloyd Webber, pekerjaan
bertemu dengan kesuksesan tak terduga dan kemudian, sebagai pertunjukan
panggung diperluas, menjadi sukses besar di Inggris dan, akhirnya, di seluruh dunia.
Rice kemudian meninggalkan posisinya sebagai profesional industri musik
untuk fokus pada pekerjaan kreatifnya dengan Lloyd Webber. Opera rock inovatif
namun kontroversial mereka Jesus Christ Superstar dirilis sebagai album konsep pada
tahun 1970 dan dipentaskan pada tahun berikutnya. Kemudian bertemu dengan
pengakuan internasional yang gemilang dan menikmati perjalanan panjang baik di
London maupun di New York City di Broadway; versi film muncul pada tahun 1973.
Kolaborasi besar terakhir Rice dengan Lloyd Webber selama abad ke-20 adalah
musikal pemenang Tony Evita, yang dirilis pada tahun 1976 sebelum memulai
debutnya di London pada tahun 1978. Dengan cerita yang didasarkan pada kehidupan
mantan Ibu negara Argentina Eva Perón, acara itu menghasilkan lagu hit
internasional “Don't Cry for Me Argentina.” Untuk album pemeran, Rice
memenangkan penghargaan Grammy Awards pertama. Sebuah film adaptasi 1996
menampilkan lagu Rice-Lloyd Webber baru, "You Must Love Me," yang dibawakan
oleh bintang pop Madonna. Itu memenangkan Academy Award untuk lagu asli
terbaik.
31
Selama 1980-an Rice berkolaborasi dengan komposer Stephen Oliver dalam
produksi panggung Blondel (1983) dan dengan Benny Andersson dan Björn Ulvaeus,
keduanya veteran dari grup pop ABBA, pada Chess musikal (1984, pertama kali
dipentaskan pada 1986). Pertunjukan terakhir menghasilkan hit pop "I Know Him So
Well" dan "One Night in Bangkok." Pada 1990-an ia bekerja terutama pada film-film
animasi, termasuk Disney's Aladdin (1992), dengan komposer Alan Menken; lagu
mereka "A Whole New World" memenangkan Academy Award serta dua Grammy.
Rice terus sukses dengan The Lion King (1993), berkolaborasi dengan penyanyi-
penulis lagu Elton John pada berbagai lagu, terutama pemenang Oscar “Can You Feel
the Love Tonight.” Kedua pria itu juga bekerja di The Road to El Dorado (2000).
Kredit film Rices nanti termasuk Beauty and the Beast (2017).
Rice terus bekerja di teater, dan dia bermain kembali dengan John di panggung
adaptasi The Lion King (1997) serta kebangkitan Aida (2000). Untuk musikal The
Wizard of Oz (2011), yang didasarkan pada film 1939, Rice bersatu kembali dengan
Lloyd Webber untuk menulis beberapa lagu baru; itu adalah kolaborasi besar pertama
mereka dalam lebih dari tiga dekade. Penghargaan Rice kemudian mencakup musikal
From Here to Eternity (2013), yang diadaptasi dari novel karya James Jones. Pada
tahun 2018, Rice menyiarkan siaran langsung Jesus Christ Superstar, dan ia
memenangkan Penghargaan Seni Rupa Kreatif ketika dinobatkan sebagai aneka
ragam live terbaik. Dengan kehormatan itu, Rice bergabung dengan sekelompok kecil
penghibur yang telah memenangkan EGOT (Emmy, Grammy, Oscar, dan Tony).
32
Dikutip dari Encyclopedia Britannica (https://www.britannica.com/biography/Tim-
Rice).
2.2.6.2 Alam Menken
Alan Menken, (lahir 22 Juli 1949, New Rochelle, New York, AS), komposer
Amerika yang skor menawannya membantu menghidupkan kembali film-film fitur
animasi dari Walt Disney Company.
Sebagai seorang pemuda, Menken terdaftar dalam program pra-pendidikan di
New York University tetapi akhirnya lulus dengan gelar musik. Dia kemudian
mendapatkan uang dengan tampil di klub, menyusun jingle iklan, dan menyediakan
iringan untuk balerina saat latihan. Jeda karier datang ketika penulis naskah dan
penulis lirik Howard Ashman memilih Menken untuk berkolaborasi dengannya pada
drama 1979 God Bless You, Mr. Rosewater, berdasarkan pada novel karya Kurt
Vonnegut. Meskipun mereka mencapai sukses ringan dengan produksi itu, tidak
sampai tahun 1982 mereka mencapai pengakuan kritis dan komersial yang signifikan
dengan produksi Little-Shop of Horror Off-Broadway. Duo ini kemudian
mengadaptasi skor mereka untuk film 1986.
Pada akhir 1980-an Jeffrey Katzenberg, pada saat itu ketua Walt Disney
Studios, menawarkan tim proyek daftar. Menken dan Ashman memilih untuk
menangani versi musik animasi dari cerita Hans Christian Andersen "The Little
Mermaid," yang dirilis pada tahun 1989. Kolaborasi yang dihasilkan menghasilkan
dua Penghargaan Academy Menken dan yang pertama dari banyak Grammy Awards,
di antara berbagai penghargaan lainnya. Proyek Disney tim berikutnya, Beauty and
33
the Beast (1991), dinominasikan untuk mendapatkan gambar terbaik dan
mendapatkan dua Oscar lagi dari Menken.
Ashman meninggal pada tahun 1991 setelah mulai bekerja dengan Menken
pada apa yang akan menjadi kesuksesan Disney lainnya, Aladdin (1992), dan Menken
kemudian bekerja sama dengan penulis lirik Tim Rice. Aladdin menjadi salah satu hit
animasi terbesar Disney, dan menjaring Menken dua Academy Awards lagi. Newsies
(1992), sebuah drama musikal live-action Disney dimana Menken menulis lagu
(dengan penulis lirik Jack Feldman), kurang berhasil. Untuk dua film Disney
berikutnya, Menken berkolaborasi dengan penulis lirik Stephen Schwartz di
Pocahontas (1995) dan The Hunchback of Notre Dame (1996). Pocahontas
memenangkan Menken Oscar ketujuh dan kedelapannya, dalam kategori skor
musikal atau komedi terbaik dan lagu asli terbaik ("Colours of the Wind"). Menken
kemudian bekerja dengan David Zippel pada skor untuk Hercules (1997) dan lagi
dengan Schwartz pada musik untuk Enchanted (2007). Film-film lain yang ia
sumbangkan skor termasuk Tangled (2010; dengan penulis lirik Glenn Slater), Mirror
Mirror (2012; Menken menulis lirik untuk semua kecuali satu lagu), dan remake live-
action dari Beauty and the Beast (2017) dan Aladdin (2019 ).
Menken juga terus bekerja di teater. Dengan Slater ia menyusun untuk musikal
Sister Act (pertama kali dilakukan 2006) dan Leap of Faith (2010), yang keduanya
didasarkan pada film 1992. Dia membuat adaptasi panggung Beauty and the Beast
(1994), The Little Mermaid (2008), Newsies (2012), dan Aladdin (2014). Meskipun
Newsies bukan hit besar di layar, produksi panggung mendapatkan Menken a Tony
34
Award untuk skor asli terbaik. Dia kemudian menulis musik untuk A Bronx Tale
(2016). Pada tahun 2020, Menken memenangkan Daytime Emmy Award untuk lagu
"Waiting in the Wings," yang ditampilkan dalam serial TV anak-anak Rapunzel
Tangled Adventure. Dengan kemenangan itu, ia menjadi orang ke-16 yang
memenangkan empat penghargaan hiburan utama Amerika Utara (EGOT: Emmy,
Grammy, Oscar, dan Tony). (Dikutip dari https://www.britannica.com/art/Tony-Awards).
2.2.7 Instrumen Musik
Musik memiliki peranan dan fungsi yang cukup banyak dan kompleks. Peranan dan
fungsi tersebut bergantung dari segi mana manusia itu melihatnya. Seperti yang telah
dijelaskan pada paragrap sebelumnya, musik memiliki peranan dan fungsi sebagai
sarana ekspresi manusia atas perasaannya yang sedang dialami. Ketika seseorang
sedang merasakan kegundahan hati, tidak sedikit orang akan mengungkapkan dirinya
melalui musik yang melankolis atau musik-musik sendu. Sebaliknya ketika seseorang
sedang mengalami perasaan senang, maka tidak sedikit orang akan mendengarkan
musik yang memiliki nuansa senang, riang, gembira dan energik.
Menurut Jamalus (1988 : 1) musik merupakan hasil dari karya seni yang
berupa bunyi dalam bentuk lagu / komposisi yang mengungkapkan perasaan dan
pikiran penciptanya melalui unsur-unsur pokok musik yaitu melodi, harmoni, irama,
dan bentuk atau struktur lagu serta ekspresi sebagai suatu kesatuan. Sementara itu
Sylado (1983 : 12)mengungkapkan bahwa musik ialah waktu yang memang untuk
didengar. Musik adalah suatu wujud waktu yang hidup, yang berisikan kumpulan
35
ilusi dan alunan suara. Alunan musik berisi rangkaian nada yang berjiwa mampu
menggerakkan hati para pendengarnya.
Bagi dunia musik, musik memiliki berbagai jenis dan bentuk serta genre, termasuk
juga musik tradisional. Kita tentu sudah mengenal genre musik seperti musik
populer, rock, reggae, jazz, atau musik keroncong asli Indonesia yang
diperdengarkan oleh berbagai kalangan. Tentu dengan musik tersebut kita tak lepas
dari instrumen musik. Instrumen musik adalah suatu alat musik yang berbunyi tanda
adanya syair atau lirik maupun vokal dari manusia. Menurut Setyani (Puspitsari,
2017), musik instrumental ialah musik yang hanya berisikan suara alat musik tanpa
adanya lirik atau suara vokal dari penyanyi. Instrumen musik serupa dengan musik
klasik, karena biasanya musik klasik juga tidak mempunyai lirik. Mendengarkan
musik instrumental itu sangat bermanfaat, diantaranya manfaat yang sangat populer
yaitu bisa membuat pendengarnya merasa rileks. Instrumen musik merupakan seni
penataan bunyi secara cermat yang membentuk pola teratur dan merdu yang tercipta
dari alat musik. Musik mengandung unsur ritme, melodi, harmoni dan warna bunyi
(Syukur, 2005 : 27).
Instrumen musik atau alat musik memiliki berbagai jenis dan fungsinya
masing-masing serta memiliki suara yang berbeda-beda, sebagai berikut:
1) Alat Musik Tiup
Alat musik tiup merupakan alat musik yang dimainkan dengan cara ditiup. Alat
musik tiup dibagi menjadi alat musik tiup kayu (woodwind) dan alat musik tiup
36
logam (brass). Contoh alat musik tiup kayu: saxophone, clarinet, flute. Contoh ala
musik tiup logam: trumpet, tuba, horn.
2) Alat Musik Gesek
Alat musik gesek adalah alat musik yang dimainkan dengan cara digesek. Digesek ini
dimaksudkan, senar atau dawai yang terdapat dalam alat musik tersebut digesek
menggunakan busur khusus agar menghasilkan bunyi. Contoh alat musik gesek: biola
(violin), viola, cello, contra bass (double bass), rebab, dll.
3) Alat Musik Petik
Alat musik petik merupakan alat musik yang dimainkan dengan cara dipetik.
Instrumen ini menggunakan dawai untuk dimainkan dengan cara dipetik
menggunakan jari agar menghasilkan bunyi. Contoh alat musik petik: gitar, harpa,
sasando, siter, dll.
4) Alat Musik Pukul
Alat musik pukul adalah instrumen yang dimainkan dengan cara dipukul, bisa
menggunakan telapak tangan maupun dengan stick. Instrumen ini dibagi menjadi dua,
yaitu alat musik pukul bernada dan alat musik pukul yang tidak bernada. Contoh alat
musik pukul bernada: vibraphone, xylophone, gamelan, calung, dll. Contoh alat
musik pukul tidak bernada: tamborin, kendang, rebana, ketipung, dll.
37
2.2.8 String Section (Alat Musik Gesek/Chamber)
String section atau chamber string ini merupakan suatu kelompok musik kamar yang
menggunakan 5 instrumen string, yaitu Violin 1, Violin 2, Viola dan Cello dan
Contra bass (double bass).
Dalam buku yang ditulis Rossing (2010) sebagai editor, cukup banyak sejarah
akustik yang baik telah ditulis (Lindsay 1966, 1973; Hunt 1992; Beyer 1999), dan
sejarah-sejarah ini termasuk ke dalam musik akustik. Carleen Hutchins telah menulis
tentang sejarah penelitian biola (Hutchins 2000). Kurang lebih telah ditulis tentang
penelitian ilmiah pada instrumen string lainnya. Pythagoras, seorang yang mendirikan
matematika dalam budaya Yunani selama keenam abad SM, mempelajari tentang
vibrating string dan musical sound. Dia dilaporkan bahwa ia adalah orang yang
membagi panjang getaran senar menjadi rasio sederhana yang menghasilkan
konsonan interval musik. Menurut legenda, ia juga mengamati bagaimana nada
(pitch) senar berubah dengan ketegangan dan nada yang dihasilkan oleh kacamata
musik yang mencolok, tetapi mungkin ini hanya legenda (Hunt 1992). Kebanyakan
investigasi akustik awal terkait erat dengan akustik musikal. Galileo mengulas
hubungan nada senar dengan panjangnya getaran, dan dia menghubungkan jumlah
getaran per satuan waktu ke pitch. Ahli matematika di Inggris, Brook Taylor,
memberikan solusi dinamis untuk frekuensi getaran senar berdasarkan kurva yang
diasumsikan untuk bentuk senar ketika bergetar dalam mode fundamentalnya. Daniel
Bernoulli mengatur diferensial parsial persamaan untuk getaran senar dan
38
mendapatkan solusi yang diartikan sebagai gelombang yang berjalan di kedua arah
sepanjang senar (Beyer 1999).
2.2.9 Steve Deaprof Band Pekalongan
Steve Deaprof Band ini merupakan sebuah grup music entertainment yang berasal
dari Pekalongan. Band ini berdiri sejak tahun 2011, melayani acara dengan berbagai
formasi mulai dari big band, mini orchestra sampai grand orchestra. Visi dari Steve
Deaprof yakni, “We help you fulfill your dream” yang artinya mereka melayani
dengan membuat acara tersebut menjadi sebuah acara yang diimpikannya. Steve
Deaprof mengaransemen kembali setiap lagu yang mereka bawakan menjadi musik
yang lebih indah, berenergi, dan nyaman untuk diperdengarkan/ditampilkan dalam
sebuah acara. Band ini sendiri diketuai (leader) oleh Steve dimana ia adalah seorang
musisi yang memiliki banyak pengalaman bermusik dengan latar belakang yang
mengesankan.
Steve adalah seorang alumni Institut Seni Indonesia (ISI) Jakarta pada tahun
2005. Pengalamannya dibidang musik industry yaitu menjadi staff guru (teaching
staff) di Cadenza Music milik Ferdinand Marsa dan Marcel Aulia sejak tahun 2003-
2010. Steve juga berpengalaman sepanggung dengan berbagai kalangan artis musisi
dan penyanyi ibu kota, seperti Widya Kristani Band, Marcel Aulia Band,
Purwacaraka Band, dan masih banyak lagi. Steve juga pernah menjadi session player
di beberapa program acara TV nasional, seperti Penghuni Terakhir, Tarung Dangdut,
KDI, DMD, dan HUT Kilau MNC.
39
2.4 Kerangka Berpikir
Berdasarkan penjabaran teori di atas, maka berikut adalah susunan kerangka berpikir:
Grup Musik Entertainment Steve
Deaprof Band di Kota Pekalongan
Lagu A Whole New World
Aransemen Lagu A Whole New World
Hasil Penelitian
Bagan1. Kerangka Berpikir
(Sumber: Agnes Firda Kristerika 2020)
Intro
Transisi
Interlude
Koda
Harmoni
40
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Pendekatan Penelitian
Metode penelitian merupakan pendekatan-pendekatan yang dilakukan oleh seorang
peneliti agar dapat memahami, mengkaji, serta membedah sebuah objek penelitian
yang perlu diketahui oleh seorang peneliti.
Dalam pembahasan pokok permasalahan yang dikaji yaitu mengenai “Analisis
Aransemen Lagu A Whole New World Ciptaan Tim Rice dan Alan Menken pada
Instrumen String Oleh Steve Deaprof Band di Pekalongan”, merupakan bentuk
penelitian yang menggunakan metode deskriptif kualitatif. Moleong (2001:3)
menyebutkan bahwa metode deskriptif kualitatif merupakan sebuah rangkaian
penelitian yang pada akhirnya menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata yang
tertulis ataupun lisan dari orang-orang dan pelaku yang diamati.
3.2 Sasaran Kajian
Di dalam seluruh rangkaian proses penelitian ini, penulis telah menentukan beberapa
poin penting sebagai sasaran kajiannya guna mendalami dan membedah secara lebih
akurat daripada Analisis Aransemen Lagu A Whole New World Ciptaan Tim Rice
dan Alan Menken pada Instrumen String Oleh Steve Deaprof Band di
41
Pekalongan.
3.3 Lokasi dan Waktu Penelitian
Penulis dalam melakukan penelitian tersebut memilih lokasi di wilayah Kabupaten
Pekalongan lebih tepatnya di kantor Deaprof dan di Kota Semarang. Penulis memilih
lokasi tersebut karena di kantor tersebut adalah tempat bekerja dan berlatihnya Band
Deaprof di Pekalongan. Sedangkan lokasi yang di Kota Semarang, dilakukan pada
saat band tersebut sedang mengisi acara di suatu tempat di Semarang.
Untuk waktu penelitian, penulis melakukannya dalam waktu 2 bulan. Yaitu
pada bulan Agustus sampai dengan bulan September.
3.4 Wujud Data
Di dalam seluruh rangkaian proses penelitian ini, penulis telah berusaha untuk
mengumpulkan beraneka ragam data dalam berbagai bentuk data.
3.4.1 Data Primer
Data primer merupakan data yang didapat secara langsung dari pelaku yang menjadi
objek penelitian oleh seorang peneliti seperti: wawancara pelaku objek penelitian,
koleksi foto dan video dokumentasi yang telah didatangi oleh penulis yang telah
berhasil didapatkan oleh penulis dari berbagai macam sumber.
3.4.2 Data Sekunder
Data sekunder merupakan data yang didapat secara tidak langsung oleh seorang
penulis, seperti: transkrip wawancara, data statistic lengkap mengenai lokasi-lokasi
penelitian yang telah didatangi oleh penulis, dan sederet data pustaka pendukung
yang berhasil dikumpulkan oleh penulis.
42
3.5 Teknik Pengumpulan Data
Di dalam seluruh rangkaian proses penelitian ini, penulis menggunakan beberapa
teknik untuk mengumpulkan beraneka ragam data dalam berbagai bentuk. Teknik-
teknik pengumpulan data yang telah digunakan oleh penulis, adalah sebagai berikut:
(1) wawancara, (2) observasi, dan (3) dokumentasi. Di bawah ini, penulis akan
menguraikan mengenai teknik-teknik yang telah digunakannya didalam seluruh
rangkaian proses penelitian ini.
3.5.1 Teknik Observasi
Teknik yang pertama dan yang tidak kalah pentingnya, yang digunakan oleh penulis
dalam rangka mengumpulkan beraneka ragam data dalam berbagai bentuk adalah:
teknik observasi. Dalam hal ini, penulis menyitir tulisan Sumaryanto (2007:101) yang
menyebutkan bahwa: observasi adalah sebuah teknik penelitian yang dilakukan
secara sistematis dan yang mana sengaja dilakukan dengan menggunakan alat-alat
indera sebagai sarana untuk mengungkapkan fakta dan data, secara langsung di
lapangan. Di dalam seluruh rangkaian proses penelitian ini, penulis menggunakan
teknik observasi yang berjenis partisipasi. Maksudnya adalah, selain penulis
melakukan penelitian, penulis juga termasuk dalam partisipan/pelaku objek penelitian
tersebut.
3.5.2 Teknik Wawancara
Sumaryanto (2007:101) berpendapat wawancara adalah percakapan dengan maksud
tertentu. Percakapan tersebut dilakukan oleh dua pihak, yaitu antara pewawancara
(interviewer) yang memberikan pertanyaan dan yang diwawancarai (interviewer)
43
yang menjawab pertanyaan. Didalam seluruh rangkaian proses penelitian ini, penulis
menggunakan teknik wawancara yang bebas terpimpin atau yang disebut juga teknik
wawancara bebas terpimpin. Teknik ini digunakan dengan maksud agar para
narasumber dapat secara bebas mengemukakan argumen-argumennya sebagai respon
terhadap daftar pertanyaan yang diajukan oleh penulis sebagai si pewawancara,
sehingga proses wawancara yang dilakukan tersebut dapat bersifat lebih bebas, lebih
santai, dan lebih fleksibel sehingga mampu memberikan ruang yang seluas-luasnya
kepada pihak narasumber untuk memberikan berbagai keterangan yang dimilikinya.
3.5.3 Teknik Dokumentasi
Teknik dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal-hal atau variable yang berupa
catatan transkrip buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, agenda, dan
sebagainya (Arikunto, 2006:34). Telah menjadi anekdot umum bahwa seringkali
gambar mampu untuk berbicara lebih banyak daripada sederetan kata. Karena itulah,
penulis sebagai si peneliti tidak melupakan pentingnya menerapkan teknik
dokumentasi. Hal ini, sebagaimana telah diketahui bersama, sudah lama digunakan
secara efektif dalam sebuah rangkaian proses penelitian sebagai salah satu sumber
data yang akurat. Teknik dokumentasi sebagai salah satu cara yang dapat menangkap
momen secara utuh dan langsung, tentu saja hasilnya amatlah berbeda bila
dibandingkan dengan sekedar sebuah deskripsi dengan menggunakan kalimat. Oleh
sebab itulah, dalam banyak hal dokumentasi sebagai salah satu sumber data dapat
dimanfaatkan guna menguji, menafsirkan, bahkan meramalkan daripada hasil kajian
dan pembedahan didalam sebuah rangkaian proses penelitian (Moleong, 2001:161).
44
3.6 Teknik Keabsahan Data
Menurut Moleong (2006 : 178) mengungkapkan bahwa keabsahan data dapat
dilakukan salah satunya yaitu dengan teknik triangulasi. Teknik triangulasi dalam
pengecekan keabsahan data dari berbagai sumber, beberapa cara dan teknik serta
waktu. Kelebihan daripada metode ini yaitu dengan diperolehnya data atau fakta yang
dikemukakan, diber arti dengan tidak sekedar menyajikan secara deskriptif.
Penelitian ini dalam uji kredibilitas menggunakan teknik triangulasi. Teknik
triangulasi terdiri 3 unsur penting dalam mendukung keabsahan data yang diperlukan
yaitu sumber, metode, dan teori.
3.6.1 Sumber
Patton dan (Moleong, 2013 : 330) menyebutkan bahwa triangulasi dengan sumber
adalah suatu perbandingan atau pengecekan balik derajat kepercayaan dalam suatu
informasi yang diperoleh melalui alat dan waktu yang berbeda pada penelitian
kualitatif. Ada 3 cara untuk melakukan pengecekan balik derajat kepercayaan.
Pertama, membandingkan data hasil wawancara dengan data hasil pengamatan.
Kedua, membandingkan proses pelaksanaan wawancara dengan pengamatan yang
dilakukan. Ketiga, membandingkan hasil wawancara dengan isi dokumen.
3.6.2 Metode Pengamatan
Metode pengamatan yang dilakukan oleh peneliti adalah metode bebas dimana
penulis mengamati kegiatan secara sistematis dengan kegiatan mereka. Metode ini
adalah teknik pengamatan yang mengharuskan peneliti tidak diperbolehkan untuk
berhubungan ataupun terlibat dalam emosi pelaku yang menjadi sasaran
45
penelitiannya. Dalam hal ini peneliti tidak memiliki hubungan apapun dengan para
pelaku yang diamatinya.
3.6.3 Teori
Lincon dan Guba dalam (Moleong, 2013 : 331), mengungkapkan bahwa teknik
triangulasi menggunakan teori berdasarkan anggapan bahwa fakta tidak dapat
diperiksa derajat kepercayaannya dengan teori satu atau lebih.
3.7 Teknik Analisis Data
Yang dimaksudkan oleh penulis dengan proses analisis data adalah sebuah upaya
untuk menata secara sistematik beragam catatan hasil wawancara, observasi, dan
dokumentasi, untuk meningkatkan dan membangun pemahaman dalan sebuah
rangkaian proses penelitian tentang suatu kasus yang sedang diteliti, dan pada
gilirannya menyajikannya sebagai sebuah temuan bagi orang lain (Sumaryanto,
2007:100). Secara khusus, didalam seluruh rangkaian proses penelitian ini, beraneka
ragam data dalam berbagai bentuk yang telah dikumpulkan oleh penulis adalah
bersifat deskriptif kualitatif. Oleh karena itu, proses analisis data yang digunakan oleh
penulis sebagai si peneliti adalah proses analisis deskriptif kualitatif, dimana di dalam
proses tersebut penulis melakukan reduksi data, sajian data, dan penarikan
kesimpulan, serta memverifikasi data.
3.6.1 Reduksi Data
Reduksi data diartikan sebagai proses pemilihan, pemusatan perhatian pada
penyerdehanaan, pengabstrakan dan transformasi data kasar yang muncul dari
catatan-catatan tertulis di lapangan. Dengan demikian reduksi data merupakan suatu
46
bentuk analisis yang menajamkan, menggolongkan, mengarahkan, membuang yang
tidak perlu degan cara sedemikian rupa hingga kesimpulan finalnya dapat ditarik dan
diverifikasi.
3.6.2 Penyajian Data
Penyajian data dimaksudkan sebagai proses analisis untuk merakit temuan data-data
dan gagasan baru di lapangan dalam bentuk matrik (penyajian data). Semuanya
dirancang guna menggabungkan informasi yang tersusun dalam bentuk yang padu
dan mudah diraih. Dengan demikian di dalam menentukan kesimpulan yang benar,
peneliti melakukan penarikan yang benar.
3.6.3 Penarikan Kesimpulan/Verifikasi Data
Sajian data akan mempermudah si peneliti dalam membuat kesimpulan umtuk
menelaah kembali sajian matrik, supaya pada awal penelitian, si peneliti dapat
memahami makna yang terkandung dalam data yang telah dikumpulkan. Dari data
yang telah diperoleh si peneliti akan mencoba mengambil kesimpulan melalui
pemikiran peneliti dan dilanjutkan dengan data yang telah terkumpul dideskripsikan
dalam bentuk bahasa verbal dan mudah dipahami.
Berikut adalah skema analisis data kualitatif (Milles dan Huberman dalam
(Sumaryanto, 2010: 106).
Pengumpulan Data Penyajian
Data
Reduksi Data Penarikan Kesimpulan/
verifikasi
Bagan 2. Skema Analisis Data Kualitatif
(Sumber: Milles dan Huberman dalam Sumaryanto 2010)
47
BAB 4
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum Steve Deaprof Band
Berdasarkan hasil observasi, wawancara, dan analisis data secara deskriptif kualitatif
dapat disampaikan bahwa hasil penelitian secara berurutan diawali dari gambaran
umum lokasi Kota Pekalongan, Jawa Tengah yang meliputi: geografis, pembagian
administratif daerah, jumlah penduduk, pendidikan, agama, mata pencaharian,
kehidupan grup entertainment Steve Deaprof Band di Kota Pekalongan, Jawa
Tengah, serta analisis aransemen lagu A Whole New World oleh Steve Deaprof
Band.
4.1.1 Gambaran Lokasi Penelitian
Berdasarkan sumber data yang didapat peneliti melalui situs resmi tentang profil kota
Pekalongan yaitu (https://pekalongankota.go.id/halaman/sejarah-singkat-3881.html
yang diakses pada 6 Agustus 2020) bahwa Kota Pekalongan adalah salah satu kota di
pesisir pantai utara Provinsi Jawa Tengah. Kota ini berbatasan dengan laut jawa di
utara, Kabupaten Pekalongan di sebelah selatan dan barat dan Kabupaten Batang di
timur. Kota Pekalongan terdiri atas 4 kecamatan, yakni Pekalongan Utara,
Pekalongan Barat, Pekalongan Selatan dan Pekalongan Timur. Kota Pekalongan
terletak di jalur pantai Utara Jawa yang
48
menghubungkan Jakarta-Semarang-Surabaya. Kota Pekalongan berjarak 384 km di
timur Jakarta dan 101 km sebelah barat Semarang. Kota Pekalongan mendapat
julukan Kota Batik.
Kota Pekalongan terkenal dengan nuansa religiusnya, karena mayoritas
penduduknya memeluk agama Islam. Ada beberapa adat tradisi di Pekalongan yang
tidak dijumpai di daerah lain semisal; syawalan, sedekah bumi, dan sebagainya.
Syawalan adalah perayaan tujuh hari setelah Idul Fitri dan disemarakkan dengan
pemotongan lopis raksasa untuk kemudian dibagi-bagikan kepada para pengunjung.
Nama Pekalongan sampai saat ini belum jelas asal-usulnya, belum ada prasasti
atau dokumen lainnya yang bisa dipertanggungjawabkan, yang ada hanya berupa
cerita rakyat atau legenda. Dokumen tertua yang menyebut nama Pekalongan adalah
Keputusan Pemerintah Hindia Belanda (Gouvernements Besluit) Nomer 40 tahun
1931:nama Pekalongan diambil dari kata „Halong„ (dapat banyak) dan dibawah
simbul kota tertulis „Pek-Alongan„.Beberapa hal tersebut tanpa disadari,
mempengaruhi perkembangan seni budaya khususnya musik, minat warga
Pekalongan bisa didefinisikan melalui: Aspek geografis, Aspek Ekonomi, Aspek
Kesenian dan Budaya.
4.1.2 Aspek Geografis
Berdasarkan data yang didapat peneliti melalui situs website resmi profil kota
Semarang mengenai letak geografis kota Semarang yang diakses melalui internet
melalui situs (https://pekalongankota.go.id/halaman/geografi.html yang diakses pada
49
tanggal 6 Agustus 2020) Secara geografis, wilayah Kota Pekalongan terletak antara
60 50‟ 42" - 60 55‟ 44” Lintang Selatan dan 1090 37‟ 55” - 1090 42‟ 19” Bujur
Timur. Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN) menetapkan Kota
Pekalongan sebagai Pusat Kegiatan Wilayah (PKW). Sebagai PKW maka diharapkan
Kota Pekalongan dapat berperan menjadi pusat pengembangan bagi wilayah di
sekitarnya, yang meliputi Kabupaten Pekalongan dan Kabupaten Batang.
Dalam sistem pengembangan wilayah Provinsi Jawa Tengah, RTRW Provinsi
Jawa Tengah juga menetapkan Kota Pekalongan sebagai bagian dan simpul utama
dari Kawasan Petanglong (Kawasan Kota Pekalongan, Kabupaten Batang dan
Kabupaten Pekalongan). Kawasan Petanglong adalah kawasan strategis dari sudut
kepentingan pertumbuhan ekonomi dan sektor unggulannya adalah pertanian,
pariwisata, industri dan perikanan. Potensi ekonomi yang manjadi andalan Kawasan
Petanglong meliputi sektor primer adalah perikanan; sektor sekunder adalah tekstil,
batik, dan pengolahan ikan; serta sektor tersier adalah jasa dan perdagangan. Kondisi
ini tentunya menjadikan Kota Pekalongan memiliki posisi yang sangat strategis.
Batas administratif Kota Pekalongan adalah sebagai berikut: (1) Sebelah Utara
berbatasan dengan Laut Jawa; (2) Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten
Batang; (3) Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Batang dan Pekalongan;
dan (3) Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Pekalongan Luas wilayah Kota
Pekalongan adalah 4.525 Ha atau 45,25 km2. Jarak terjauh dari wilayah Utara ke
wilayah Selatan ± 9 Km dan dari wilayah Barat ke wilayah Timur ± 7 Km. Kota
Pekalongan terdiri dari 4 kecamatan dan pada mulanya 47 kelurahan menjadi 27
50
kelurahan. Sesuai dengan Peraturan Daerah Nomor 8 Tahun 2013 tentang
Penggabungan Kelurahan di Lingkungan Pemerintah Kota Pekalongan, secara
administratif Kota Pekalongan terbagi menjadi 4 kecamatan dan 27 kelurahan
(diberlakukan per 1 Januari 2015). Penggabungan kelurahan tersebut ditujukan untuk
meningkatkan pelayanan kepada masyarakat secara efektif dan efisien, melaksanakan
fungsi pemerintahan secara efisien serta meningkatkan pemberdayaan masyarakat
dalam rangka mewujudkan kesejahteraan masyarakat. rangka mewujudkan
kesejahteraan masyarakat.
Berdasarkan peta administratif tersebut bahwa arah pengembangan wilayah
kota terkonsentrasi di sepanjang koridor jalan, terutama jalan nasional arat Barat dan
Timur serta jalan provinsi ke arah Selatan. RTRW Kota Pekalongan juga menetapkan
Gambar 1. Peta wilayah Kota Pekalongan
(Dokumentasi: Pemkot Pekalongan 2015)
51
sepanjang koridor-koridor jalan tersebut sebagai kawasan strategis kota dari sudut
kepentingan pertumbuhan ekonomi.
Kecamatan Pekalongan Barat terdiri dari 7 (tujuh) kelurahan yaitu Kelurahan
Medono, Podosugih, Sapuro Kebulen, Bendan Kergon, Pasirkratonkramat, Tirto dan
Pringrejo. Kecamatan Pekalongan Timur terdiri dari 7 (tujuh) kelurahan yaitu
Kelurahan Noyontaansari, Kauman, Poncol, Klego, Gamer, Setono dan Kali Baros.
Kecamatan Pekalongan Selatan terdiri dari 6 (enam) kelurahan yaitu Kelurahan
Banyurip, Buaran Kradenan, Jenggot, Kuripan Kertoharjo, Kuripan Yosorejo dan
Sokoduwet. Kecamatan Pekalongan Utara terdiri dari 7 (tujuh) kelurahan yaitu
Kelurahan Krapyak, Kandang Panjang, Panjang Wetan, Padukuhan Kraton, Degayu,
Bandengan dan Panjang Baru. Pekalongan Utara adalah kecamatan terluas di Kota
Pekalongan yaitu 14,88 Km2 atau 33% dari luas wilayah Kota Pekalongan.
4.1.2.1 Aspek Ekonomi
Berdasarkan penjabaran data dari situs yang diakses pada tanggal 6 Agustus 2020
(https://radarpekalongan.co.id/46008/memaknai-pertumbuhan-ekonomi-kota-
pekalongan), besarnya peranan berbagai lapangan usaha ekonomi dalam
memproduksi barang dan jasa sangat menentukan struktur ekonomi suatu daerah.
Struktur ekonomi yang terbentuk dari nilai tambah yang diciptakan oleh setiap
lapangan usaha menggambarkan seberapa besar ketergantungan suatu daerah
terhadap kemampuan berproduksi dari setiap lapangan usaha.
52
Sektor perdagangan, industri pengolahan dan sektor konstruksi memberikan
sumbangan terbesar terhadap perekonomian Kota Pekalongan. Jadi setiap
pertumbuhan atau perlambatan tiga sektor berpengaruh tersebut, akan berimbas
secara langsung pada perekonomian Kota Pekalongan. Pertumbuhan ekonomi
lapangan usaha industri pengolahan yang menjadi produk unggulan dan peranannya
cukup besar dalam mewarnai perekonomian Kota Pekalongan. Kota Pekalongan yang
di dalam RPJMD menempatkan industri batik dan perikanan menjadi produk
unggulan ternyata memiliki kendala dalam berjalannya waktu. Itu sebabnya,
Pekalongan disebut sebagai “Kota Batik”. Selain itu, karna letak Kota Pekalongan
yang dekat degan pantai pesisir utara, maka sebagian penduduknya juga
bermatapencaharian sebagai nelayan. Di antara kedua mata pencaharian tersebut,
penduduk Kota Pekalongan juga bermacam-macam, antara lain; PNS, wiraswasta,
petani, peternak, pedagang, dan sebagainya. Selain adanya industry di bidang
ekonomi, masyarakat Kota Pekalongan juga memiliki ragam kesenian dan budaya.
Tak lain dan tak bukan, masyarakatnya juga banyak yang bergerak dibidang seni
terutama musik.
4.1.2.2 Aspek Kesenian dan Budaya
Dalam bidang budaya, penduduk Kota Pekalongan memeluk erat keyakinan atau
agama yang mereka anut. Data menurut artikel yang terdapat dalam situs jejaring
sosial yang diakses pada tanggal 6 Agustus 2020 (https://text-
id.123dok.com/document/nq73257dy-mata-pencaharian-penduduk-kota-pekalongan),
Kota Pekalongan dalam Angka 2014 dari Badan Pusat Statistik BPS Kota Pekalongan
53
menyebutkan pada tahun 2014 penduduk yang memeluk agama Islam berjumlah
278.454 jiwa, penduduk beragama Kristen berjumlah 6.616 jiwa, jumlah penduduk
beragama Katholik 4.324 jiwa, penduduk beragama Hindu berjumlah 75 jiwa,
penduduk beragama Budha berjumlah 1.773 jiwa, dan 78 jiwa beragama Konghucu
atau tidak beragama. Mayoritas penduduk Kota Pekalongan memeluk agama Islam.
Hal ini dapat dilihat dari jumlah tempat peribadatan masjid atau musholla yang
mendominan daripada tempat peribadatan agama lain di Kota Pekalongan.
Dalam ragam bidang keseniannya, Kota Pekalongan juga memiliki salah
satunya music entertainment yang berada di kalangan masyarakat. Grup-grup music
entertainment ini kerap mengisi dalam berbagai acara, antara lain; acara pernikahan,
hari kemerdekaan, pesta penyambutan pejabat, dll. Sebenarnya, pada penelitian kali
ini, penulis memuat penulisan tentang grup music entertainment yang bukan hanya di
Kota Pekalongan, namun juga merambah ke seluruh nasional, terutama di sebagian
besar daerah Jawa Tengah. Nama-nama besar grup music entertainment di Jawa
Tengah menurut versi IKAPESTA Semarang‟s Wedding Guide, atara lain; Andy
Irawan Music Orchestra, Christian Entertainment, CoffeeBreak Entertainment,
Maestro Production, Maxi Entertainment, NY and The Boys, Specta Entertainment,
Sundae Music, Surya Vocalia and Orchestra, V-Project Music, Vita Mahaswari
Production, dan yang terakhir Steve Deaprof Music Entertainment. Dari sini bisa
dibuktikan bahwa di Provinsi Jawa Tengah merupakan kota yang kaya akan seni di
bidang musik.
54
4.1.3 Profil Steve Deaprof Band
4.1.3.1 Latar Belakang Steve Deaprof Band
Steve, seorang pelopor dari grup band Deaprof ini merupakan seorang musisi lulusan
Institut Musik Indonesia tahun 2005 di Jakarta. Menurut pengalamannya, beliau
pernah menjadi staff pengajar di Cadenza Music milik Ferdinand Marsa dan Marcel
Aulia. Bersama Ferdinand dan Marcel, Steve diberi pengalaman untuk menjadi
session player di beberapa acara TV nasional pada tahun 2003-2010. Dari
pengalamannya tersebut, Steve mengiringi banyak juga artis dan berkolaborasi
dengan beberapa musisi seperti; Widya Kristanti Band, Marcel Aulia Band,
Purwacaraka Band, dan masih banyak lagi. Ia juga pernah menjadi session player di
Foto Profil Steve Deaprof Band
(Sumber: Agnes Firda Kristerika 2020)
55
beberapa program acara TV nasional seperti Penghuni terakhir, Tarung Dangdut,
KDI, DMD, dan HUT Kilau MNC.
Oleh karena pengalamannya tersebut dibidang industri musik, Steve pada
akhirnya membentuk sebuah grup band music entertainment sendiri pada tahun 2011
di Pekalongan. Pada awal pembentukan band ini Steve sudah berniat untuk memulai
karir band-nya dalam acara Wedding. Karena menurut pengalamannya menjadi
seorang musisi bersama Ferdinand Marsa dan Marcel Aulia, beliau harus membuat
sebuah format musik menurut standart di TV nasional. Maka dari itu ia membuat
aransemen lagu dengan menulis partitur di setiap instrumen dengan menggunakan not
balok, sesuai dengan standard session player di televisi nasional.
Steve menamai band tersebut dengan nama Steve Deaprof Band. Nama
“Deaprof” itu sendiri berasal dari singkatan Development Achievement and
Professional yakni yang memiliki visi “we help you fulfill your dream” yang artinya
mereka membawakan musik yang akan membantu para client mewujudkan
imipiannya untuk menghibur dalam setiap acara. Steve Deaprof ini memiliki kantor
dan sekolah musik di Pekalongan pada tahun 2005, namun 5 tahun saat Steve berkarir
menjadi session player di Jakarta dan pada tahun 2011 ia memulai lagi dan fokus
dengan band yang sekarang. Band asal Pekalongan ini pertama kali dibentuk pada
tahun 2011 dengan pemain antara lain; Steve (Keyboard), Andi (Bass), Gitar (Ari),
Danu (Drum), Astri dan Apre (Vokal). Seiring berjalannya waktu, pemain-pemain
tersebut berganti format seperti yang sekarang dengan pemain-pemain yang lebih
skillfull dan memiliki kemampuan membaca paritur dengan lancar. Sampai pada
56
tahun 2018, Steve Deaprof Band masih memegang kendali di acara wedding
Pekalongan dengan format bigband atau band inti.
Memasuki pertengahan tahun 2018, Steve mulai memasukkan additional string
player di acara pernikahannya sendiri. Ia pun mulai membuat aransemen-aransemen
pada instrumen string seperti; Violin 1, Violin 2, dan Cello. Steve tidak
menambahkan Viola dan Contrabass karena dalam hiburan acara pernikahan, format
tersebut sudah dirasa cukup untuk mengisi musik dengan format band & mini orkes
yang akan ditampilkan. Seiring berjalannya waktu, Steve Deaprof Band lebih sering
menggunakan format band dan mini orkes dari acara ke acara. Steve pun lebih sering
meng-compose dan mengaransir list lagu-lagu wedding-nya dalam instrumen string.
Pada saat awal memulai karirnya di Pekalongan, untuk memperluas jaringan
dan promosi, Steve memperluas banyak relasi. Berbeda seperti di zaman sekarang
yang sudah tersedia berbagai jejaring media sosial untuk mempromosikan grup band
Steve Deaprof seperti promosi di instagram, facebook, dll. Memasuki awal tahun
2019, Steve mulai mendaftarkan band-nya dan bergabung dengan IKAPESTA (Ikatan
Pengusaha Jasa dan Perlengkapan Pesta) Semarang. Dan sejak saat itu, Steve Deaprof
band sudah terdaftar dalam music intertainment di Semarang.
4.1.3.2 Struktur Organisasi Steve Deaprof Band
Struktur organisasi Steve Deaprof Band sering mengalami perubahan seiring masuk
dan keluarnya pemain baru. Bergantinya pemain ini, bisa disebabkan oleh beberapa
faktor yaitu faktor internal maupun eksternal. Faktor internal merupakan faktor dari
57
dalam band itu sendiri dan agak sensitif untuk dibicarakan karena ini merupakan
sebuah urusan yang bukan untuk dipublikasikan.
Untuk struktur organisasinya, Steve merupakan seorang pelopor/ketua
sekaligus sebagai manager dalam band-nya sendiri. Adapun juga Rosi, sebagai admin
sekaligus asisten serta adapun kru yang membantu pada saat setting alat sebelum
gladiresik.
4.1.3.3 Tempat Latihan Steve Deaprof Band
Steve Deaprof Band memiliki kantor sekaligus sekolah musik yang bernama
Lembaga Pendidikan Musik Deaprof di Pekalongan. Sekolah musik ini sudah
memiliki izin dari pemerintah yang berbentuk LPK. Tempat ini memiliki ruangan
kelas per kelas untuk pembelajaran musik privat dan juga studio untuk latihan.
Awal terbentuknya sekolah musik ini yakni pada tahun 2005 saat Steve selesai
menempuh pendidikannya di Jakarta. Kemudian dikembangkan lagu orang Steve dan
Foto Studio Steve Deaprof Band
(Sumber: Agnes Firda Kristerika 2020)
58
kru atau guru-guru pengajar di sekolah musik atau kursus musik tersebut yang sudah
memiliki standard kurikulum dari pemerintah yang sudah disetujui.
Foto Kantor Steve Deaprof Band
(Sumber: Agnes Firda Kristerika 2020)
Beliau mengatakan:
“Untuk tempat latihan, kebetulan Steve Deaprof memiliki sebuah
kantor dengan 2 lantai yang merupakan tempat untuk khursus
musik atau sekolah musik yaitu Lembaga Pendidikan Musik
Deaprof di Pekalongan. Di kantor tersebut terdapat beberapa
ruangan kelas privat untuk mengajar/les, sebuah studio untuk
latihan, dan satu lagu sebuah studio kecil untuk rekaman. Saya
sebagai produser dan arranger dari band ini, lebih sering
mengulik lagu di dalam studio rekaman saya agar nantinya
ketika saya membuat aransemen, saya langsung bisa membuat
squencer yang akan digunakan untuk latihan nanti.”
4.1.3.4 Prestasi Steve Deaprof Band
Selain sebagai music entertainment, Steve Deaprof memiliki prestasi-prestasi seperti;
piala walikota sebanyak tiga kali. Selain itu Steve Deaprof pernah diundang untuk
59
mengisi acara HUT pejabat daerah maupun nasional. Dalam acara tersebut Steve
Deaprof mengiringi artis-artis seperti Mus Moejiono, Cita Citata, Andmesh, Jackline
Collose (penyanyi rohani), dan masih banyak lainnya. Steve Deaprof juga sering
diundang di acara Pemerintah Kota (Pemkot) Pekalongan seperti HUT Kemerdekaan
Indonesia, HUT Kota Pekalongan, dan acara-acara besar lainnya di Kota Pekalongan.
Foto Prestasi Steve Deaprof Band
(Sumber: Agnes Firda Kristerika 2020)
Dari hasil wawancara dengan Steve, beliau mengatakan:
“Tidak ada piala atau penghargaan khusus untuk kami, tapi
melalui undangan bermain musik di beberapa acara
pemerintahan dapat memiliki banyak jaringan atau link yang
secara tidak langsung menjadi media promosi bagi Steve
Deaprof. Untuk acara Pemerintah Kota Pekalongan, kami pernah
mengisi beberapa acara besar seperti HUT Kota Pekalongan dan
HUT Kemerdekaan Indonesia. Melalui media tersebut, band
kami diundang oleh beberapa orang yang melihat kami dari
acara tersebut. Seperti pada tahun 2019 bulan Maret, kami
diundang di acara hari ulang tahun salah satu pejabat daerah
60
Yogyakarta dan untuk memeriahkannya, kami menyajikan satu
bentuk grand orchestra dan membawakan beberapa lagu rohani,
lagu Mus Moejiono, dan beberapa lagu pop.”
4.1.3.5 Bentuk Sajian Musik Steve Deaprof Band
Pada penelitian kali ini, aransemen lagu pada lagu A Whole New World dikemas
dalam susunan mini orkes (penyebutan format band dalam music entertainment).
Penyebutan mini orkes (mini-orhestra) ini bagi sebagian besar music entertainment di
Semarang merupakan sebuah format iringan musik yang terdiri dari band inti
(keyboard, bass, gitar, drum, saxo) dan instrumen string (violin, viola, cello) namun
pada grup band Steve Deaprof hanya menggunakan aransemen violin 1, violin 2, dan
cello. Adapun susunan penempatan alat musik atau set panggung pada grup Steve
Deaprof Band adalah sebagai berikut:
Bagan 3. Sajian Musik Steve Deaprof Band
(Sumber: Dokumen Steve Deaprof 2019)
61
4.2 Analisis Lagu A Whole New World
4.2.1 Lagu A Whole New World
Seperti yang tertera dalam landasan teori, "A Whole New World" adalah lagu tema
dari film animasi klasik Disney 1992 Aladdin, yang digubah oleh Alan Menken
bersama dengan lirik yang ditulis oleh Tim Rice. Versi aslinya dinyanyikan oleh Brad
Kane (suara nyanyian Aladin) dan Lea Salonga (suara nyanyian Jasmine). Versi pop
dari lagu tersebut dinyanyikan oleh Peabo Bryson dan Regina Belle dalam kredit
penutupan film.
Lagu ini dinyanyikan oleh Aladdin (menyamar sebagai Pangeran Ali Ababwa)
dan Jasmine saat mereka mengendarai Karpet Ajaib tentang dunia baru yang akan
mereka temukan bersama seperti Mesir dan Yunani sementara cinta mereka satu sama
lain berbunga sebelum akhirnya berhenti di Cina menonton kembang api. Sementara
itu, Jasmine diam-diam memperhatikan Pangeran Ali adalah bocah yang ia temui di
pasar. Setelah Aladdin menyelamatkan Agrabah dan Sultan mengizinkan Jasmine
menikahi siapa pun yang dianggapnya layak, Aladdin yang bertunangan dan Jasmine
mengulangi lagunya ketika kembang api menerangi langit malam untuk merayakan
babak baru kehidupan mereka. (Dikutip dari
https://disney.fandom.com/wiki/A_Whole_New_World#:~:text=%22A%20Whole%20
New%20World%22%20is,Salonga%20(Jasmine's%20singing%20voice).
Lirik
I can show you the world
Shining, shimmering, splendid
62
Tell me, princess, now when did
You last let your heart decide?
I can open your eyes
Take you wonder by wonder
Over, sideways and under
On a magic carpet ride
A whole new world
A new fantastic point of view
No one to tell us, "No"
Or where to go
Or say we're only dreaming
A whole new world
A dazzling place I never knew
But when I'm way up here
It's crystal clear
That now I'm in a whole new world with you
(Now I'm in a whole new world with you)
Unbelievable sights
Indescribable feeling
Soaring, tumbling, freewheeling Through an endless diamond sky
A whole new world (don't you dare close your eyes)
A hundred thousand things to see (hold your breath, it gets better)
I'm like a shooting star, I've come so far
I can't go back to where I used to be
A whole new world
With new horizons to pursue
I'll chase them anywhere
There's time to spare Let me share this whole new world with you
A whole new world (a whole new world)
A new fantastic point of view
No one to tell us, "No"
Or where to go
Or say we're only dreaming
A whole new world (every turn, a surprise)
With new horizons to pursue (every moment, red-letter)
I'll chase them anywhere, there's time to spare
And then we're home (there's time to spare)
Let me share this whole new world with you
63
A whole new world (a whole new world)
That's where we'll be (that's where we'll be)
A thrilling chase (a wondrous place)
For you and me
Notasi lagu asli A Whole New World beserta lirik secara lengkap, dapat
dilihat pada partitur berikut ini:
A Whole New World
64
4.2.1.1 Cadence
Cadence merupakan progresi/resolusi melodi atau harmoni yang menjadi konklusi
sementara atau akhir. Cadence dibagi menjadi 4, yakni; (1) Autentik Cadence, terdiri
dari Perfect Autentic Cadence (V – I) : berakhir di nada Do dan Imperfect Autentic
Cadence (V – I) : berakhir selain di nada Do. (2) Plagal Cadence, terdiri dari Perfect
Plagal Cadence (IV – I) : berakhir di nada Do dan Imperfect Plagal Cadence (IV – I)
: berakhir selain di nada Do. (3) Half Cadence, terdiri dari Half Autentic Cadence (I –
V) : berakhir di nada Sol dan Half Plagal Cadence (I – IV) : berakhir di nada Fa. (4)
Deceptive Cadence (… - vi) : berakhir di nada La.
Dalam lagu asli A Whole New World, terbentuk cadence seperti ulasan-ulasan
berikut:
Notasi 1. Notasi Vokal
(Sumber: Agnes Firda Kristerika 2020)
65
4.2.1.1.1 Kalimat Tanya Lagu Bagian A
Notasi 2. Cadence
(Sumber: Agnes Firda Kristerika 2020)
Analisis kalimat tanya pada lagu A Whole New World bagian A berakhir pada
progresi akord (IV – I). Dengan demikian, cadence pada kalimat tanya lagu A Whole
New World bagian A adalah Imperfect Plagal Cadence (IV – I).
4.2.1.1.2 Kalimat Jawab Lagu Bagian A
Notasi 3. Cadence
(Sumber: Agnes Firda Kristerika 2020)
Analisis kalimat jawab pada lagu A Whole New World bagian A berakhir pada
progresi akord (IV – I). Dengan demikian, cadence pada kalimat jawab lagu A Whole
New World bagian A adalah Imperfect Plagal Cadence (IV – I).
66
4.2.1.1.3 Kalimat Tanya Lagu Bagian B
Notasi 4. Cadence
(Sumber: Agnes Firda Kristerika 2020)
Analisis kalimat tanya pada lagu A Whole New World bagian B berakhir pada
progresi akord (I – IV). Dengan demikian, cadence pada kalimat tanya lagu A Whole
New World bagian B adalah Half Plagal Cadence (I – IV).
4.2.1.1.4 Kalimat Jawab Lagu Bagian B
Notasi 5. Cadence
(Sumber: Agnes Firda Kristerika 2020)
67
Analisis kalimat jawab pada lagu A Whole New World bagian B berakhir pada
progresi akord (V – I). Dengan demikian, cadence pada kalimat jawab lagu A Whole
New World bagian B adalah Perfect Autentic Cadence (V – I).
4.2.1.2 Bagian Pertama (Song) pada Lagu A Whole New World
Lagu A Whole New World pada bagian satu merupakan bentuk lagu satu
bagian yang panjang. Memiliki dua kalimat pertanyaan dan dua kalimat jawaban.
Adapun satu kalimat pertanyaan dan satu kalimat jawaban terdapat setelah lagu
bagian dua yang merupakan sebuah pengulangan lagi di bagian satu. Dan pada bagian
satu pengulangan, dalam lagu aslinya terdapat perubahan tangganada atau yang biasa
disebut dengan istilah modulasi. Berikut ini adalah notasi lagu A Whole New World
bagian pertama.
Notasi 6. Notasi Vokal Bagian 1
(Sumber: Agnes Firda Kristerika 2020)
68
4.2.1.2 Bagian Kedua (Reff) Lagu A Whole New World
Bagian kedua lagu A Whole New World terdapat setelah bagian pertama. Dalam
bagian kedua, terdapat tiga kalimat pertanyaan berturut-turut kemudian diikuti
dengan satu kalimat jawaban. Menurut lagu aslinya, setelah di bagian kedua
dinyanyikan, bagian pertama diulangi kembali pada dua kalimat pertanyaan terakhir.
Setelah itu dilanjutkan lagi dengan bagian yang kedua. Berikut merupakan notasi lagu
A Whole New World bagian kedua.
Notasi 7. Notasi Vokal Bagian 2
(Sumber: Agnes Firda Kristerika 2020)
69
4.3 Analisis Aransemen Instrumen String Lagu A Whole New World
4.3.1 Aransemen Instrumen String Lagu A Whole New World
Seperti yang ditulis oleh peneliti dalam landasan teori, peneliti mengatakan bahwa
aransemen ialah suatu gubahan musik sebagai karya yang dihasilkan dengan
mengurangi atau menambah suatu elemen musik. Dalam lagu A Whole New World,
Steve Deaprof Band mengaransemen ke dalam bentuk instrumen string meliputi
Violin 1, Violin 2, dan Cello. Pada aransemen yang dibuat, instrumen string
dimasukkan untuk mengisi nada panjang serta fill in atau isian dengan harmonisasi
sesuai progresi akord yang telah diaransemen.
Bagi Steve Deaprof Band, mengaransemen lagu bukanlah suatu hal yang
mudah terutama mengaransir lagu A Whole New World. Lagu ini termasuk dalam
lagu yang sulit karena terdapat transisi modulasi yang berubah-ubah dengan
tangganada yang disesuaikan dengan penyanyi yang akan menyanyikannya. Namun
dengan kemampuan pemain-pemainnya yang sangat mumpuni dan professional,
Steve merasa sangat terbantu dalam mengerjakan aransemen tersebut. Pemain-pemain
dalam grup Steve Deaprof Band merupakan musisi-musisi yang memiliki latar
belakang berpengalaman dalam bermusik dan paham dalam membaca notasi, nada,
nilai nada, tanda birama, dan interpertasi partitur musik. Akan tetapi, pemain-pemain
dalam instrumental string dalam Steve Deaprof bukanlah sebagai tim inti merupakan
sebagai additional player (pemain tambahan). Untuk itu, Steve memilih orang-orang
yang sudah ahli di dalam bidang musik untuk mengisi instrumen string dalam
memainkan lagu A Whole New World.
70
Seperti pada wawancara yang dilakukan peneliti dengan Steve, beliau
mengatakan:
“Mengaransemen lagu A Whole New World bisa dikatakan susah-
susah-gampang. Kesulitan dalam mengaransir lagu ini tentu
disebabkan dengan adanya banyak modulasi di dalam lagu tersebut
dan juga tangganada harus disesuaikan dengan kemampuan penyanyi
dalam membawakan lagu ini. Tapi terus terang saya merasa sangat
terbantu dengan kawan-kawan string dan pemain lainnya yang saya
akui sangat cepat dan mudah dalam memahanmi partitur lagu dan
aransemen yang saya buat.”
Berikut merupakan gambaran fullscore yang mendeskripsikan
arasemen instrumen string secara lengkap lagu A Whole New World oleh
Steve Deaprof Band yang terdiri dari komponen-komponen musik seperti;
memiliki tempo 59, nada dasar yang bermula dari 3 kres, dan instrumen
yang terdiri dari Violin 1, Violin 2, dan Cello.
A Whole New
73
4.3.2 Tekstur Musik Aransemen Instrumen String Lagu A Whole New World
Aransemen instrumen string lagu A Whole New World karya Steve Deaprof Band
terbagi menjadi tiga suara yakni Violin 1, Violin 2, dan Cello. Aransemen string ini
dibuat sebagai pengisi (fill in) dan juga nada panjang yang sudah disesuaikan dengan
harmonisasi atau progresi akordnya.
Di dalam sebuah aransemen musik, tekstur musik menjadi sesuatu hal yang
sangat penting. Menurut Pujiwiyana (2009) tekstur musik dibagi menjadi 3, antara
lain: (1) Tekstur Monophonic: tekstur musik yang terdiri dari satu suara. (2) Tekstur
Polyphonic: tekstur musik yang terdiri lebih dari satu suara akan tetapi konsep
harmoni tidak secara vertical cordial. (3) Tekstur Homophonic: tekstur musik yang
Notasi 8. Notasi Aransemen Instrumen String
(Sumber: Agnes Firda Kristerika 2020)
74
terdiri dari berbagai suara yang terstruktur secara homogenitas (serempak) dengan
progresi akord.
Aransemen lagu A Whole New World oleh Steve Deaprof Band memiliki
tekstur suara Homophonic. Pernyataan tersebut dapat dilihat dari fullscore yang
menunjukkan bahwa aransemen instrumen string terdiri dari berbagai suara yaitu dari
instrumen musik biola dan cello yang dimainkan secara serempek sesuai dengan
progresi akord.
4.3.3 Intro
Intro atau Introduction merupakan sebuah awalan lagu yang ditandai dengan musik
atau notasi-notasi yang diambil dari bagian lagu tersebut. Menurut Muttaqin (2008:
132) introduksi yakni suatu seksi instrumental pada permulaan suatu komposisi yang
biasanya diikuti langsung oleh tema atau bagian utama dari suatu lagu. Bila
disimpulkan, introduksi merupakan bagian awal dalam suatu komposisi musik,
sebelum masuk dalam bagian utama lagu yang berupa permainan melodi atau yang
bersifat instrumental.
Bagian intro pada lagu A Whole New World yang diaransemen oleh Steve,
intro hanya dimainkan 4 bar yang ditandai dengan alunan pada musik Violin 1
sedangkan Violin 2 dan Cello hanya memaninkan nada panjang. Violin 1 merupakan
penghubung antara intro dengan lagu bagian pertama sebagai petunjuk untuk
memulai vokal.
75
4.3.4 Transisi
Dalam lagu A Whole New World yang diaransemen oleh Steve terdapat transisi yang
berfungsi sebagai penghubung dari bagian satu ke bagian selanjutnya. Transisi dalam
aransemen tersebut memuat beberapa fill in dan modulasi. Fill in merupakan suatu
istilah dalam musik yang berarti mengisi. Dalam musik dan lagu, pasti selalu ada
yang namanya filler (isian). Sedangkan modulasi adalah pergantian nada dasar dalam
suatu lagu. Ada lagu yang berganti nada dasar sementara kemudian kembali lagi ke
nada dasar semula, akan tetapi ada juga yang berganti nada dasar hanya satu kali saja
sampai lagu selesai, atau bahkan berganti lebih dari satu kali. Pada aransemen kali
ini, tidak terdapat transisi ketukan birama. Sepanjang aransemen lagu A Whole New
World hanya menggunakan tanda birama 4/4.
Notasi 9. Intro
(Sumber: Agnes Firda Kristerika 2020)
A Whole New World
76
Penggalan notasi dalam birama di atas merupakan salah satu transisi isian atau
filler atau yang biasa disebut dengan fill in. Dimainkan oleh instrumen secara
bersamaan dengan motif yang sama setelah lagu bagian satu dan dimainkan persis
dalam bar pertama atau di birama ke-13 pada lagu bagian dua.
Dilanjutkan transisi filler yang kedua, terletak pada birama ke-17 yang
merupakan lagu bagian kedua pada kalimat ketiga. Kali ini, pada fill in tersebut dapat
dilihat bahwa Violin 1 memiliki bagian melodi yang motifnya berbeda dengan Violin
dua dan Cello. Violin 1 pada ketukan kedua birama ke-17 mengalami pembagian
Notasi 10. Transisi 1
(Sumber: Agnes Firda Kristerika 2020)
Notasi 11. Transisi 2
(Sumber: Agnes Firda Kristerika 2020)
77
motif dengan ketukan 1/8 setengah ketuk dan 1/16 ketuk dibandingkan dengan Violin
2 dan Cello yang memiliki nilai ¼ ketuk.
Dilihat dari penggalan notasi dalam birama ke-21 di atas, Violin satu dan Violin
dua memiliki melodi yang sama. Melodi dari kedua instrumen tersebut merupakan
sebuah jembatan menuju birama selanjutnya yang merupakan lagu bagian pertama
pengulangan bagian kalimat ketiga. Pada birama ke-22 ini, terjadi transisi
perpindahan tangganada dari 3 kres (do=A mayor) menjadi tangganada natural (do=C
mayor). Selanjutnya, pada ketukan ke-3 merupakan bagian filler yang dimainkan oleh
Violin satu dan Violin dua. Cello menjadi bagian memainkan melodi nada panjang
pada saat instrumen violin bermain filler.
Notasi 12. Transisi 3
(Sumber: Agnes Firda Kristerika 2020)
78
Untuk penggalan notasi pada birama ke-26, melodi filler dimainkan oleh Violin
1 yakni pada ketukan kedua dengan nilai ketukan 1/8 setengah dan 1/16 ketuk. Pada
Violin 2 dan Cello, hanya memainkan harmonisasi akord melodi saja.
Pada penggalan fullscore di atas, birama ke-29 menunjukkan bahwa melodi
pada ketukan ke-3 merupakan sebuah isian penegasan musik aransemen yang
dimainkan dari ketiga instrumen tersebut. Penegasan itu ditandai dengan diberinya
tanda aksen dalam notasi yang bernilai 1/16 ketuk.
Notasi 13. Transisi 4
(Sumber: Agnes Firda Kristerika 2020)
Notasi 14. Transisi 5
(Sumber: Agnes Firda Kristerika 2020)
79
Kemudian pada birama ke-33 aransemen lagu A Whole New World dalam
ketukan ketiga merupakan sebuah penegasan dengan diberinya aksen pada melodi
tersebut untuk menuju ke bagian interlude lagu di birama ke-34. Pada birama ke-34
inilah, terjadi modulasi dari yang semula tangganada natural (do=C mayor) menjadi
tangganada 3 kres (do=A mayor) seperti pada awal bagian lagu pertama. Bagian
modulasi ini selanjutnya merupakan bagian interlude dari aransemen A Whole New
World. Violin satu dan Violin dua memainkan pola melodi yang sama namun tetap
pada pembagian harmoninya masing masing. Memainkan melodi 1/16 ketuk dengan
teknik staccato adalah bagian dari Violin satu dan Violin dua. Pada instrumen Cello
hanya memainkan nada panjang saja dengan nilai notasi 4 ketuk.
Notasi 15. Transisi 6 (Sumber: Agnes Firda Kristerika 2020)
80
Birama ke-35 merupakan kelanjutan bagian interlude seperti pada birama ke-34
dengan pola melodi yang sama. Namun dalam birama ke-35 ini ada perubahan pada
ketukan ke-3 dan ke-4. Dilanjutkan dengan birama ke-36 yang menunjukkan melodi
harmonisasi akord pada aransemen musik lagu A Whole New World. Setelah itu pada
birama ke-37 merupakan sebuah jembatan menuju reffrein atau lagu bagian dua yang
ditandai dengan adanya melodi dari string. Reffrein pada birama selanjutnya
mengalami transisi yakni modulasi dari tangganada 3 kres (do=A mayor) menjadi
tangganada 2 kres (do=D mayor). Dalam melodi birama ini, sudah menunjukkan
perubahan nada dasar namun masih tetap dalam tangganada 3 kres yakni biasa
disebut juga dengan overtune.
Notasi 16. Transisi 7
(Sumber: Agnes Firda Kristerika 2020)
81
Gambar di atas merupakan penggalan fullscore yang paling akhir dari
aransemen string lagu A Whole New World. Transisi dalam penggalan tersebut
hamper tidak ada. Namun, pada birama ke-41 ketukan ke-3 dan ke-4 menunjukkan
adanya hentakan atau penegasan yang ditandai dengan adanya tanda aksen pada
notasi tersebut. Melodi tersebut juga merupakan sebuah jembatan untuk mengiringi
menuju koda dalam nyanyian lagu A Whole New World.
4.3.5 Interlude
Dalam arasemen instrumen string yang dibuat oleh Steve Deaprof Band, bisa dilihat
dari gambar berikut.
Notasi 17. Transisi 8
(Sumber: Agnes Firda Kristerika 2020)
Notasi 18. Interlude 1
(Sumber: Agnes Firda Kristerika 2020)
82
Kemudian pada birama ke-33 aransemen lagu A Whole New World dalam
ketukan ketiga merupakan sebuah penegasan dengan diberinya aksen pada melodi
tersebut untuk menuju ke bagian interlude lagu di birama ke-34. Pada birama ke-34
inilah, terjadi modulasi dari yang semula tangganada natural (do=C mayor) menjadi
tangganada 3 kres (do=A mayor) seperti pada awal bagian lagu pertama. Bagian
modulasi ini selanjutnya merupakan bagian interlude dari aransemen A Whole New
World. Violin satu dan Violin dua memainkan pola melodi yang sama namun tetap
pada pembagian harmoninya masing masing. Memainkan melodi 1/16 ketuk dengan
teknik staccato adalah bagian dari Violin satu dan Violin dua. Pada instrumen Cello
hanya memainkan nada panjang saja dengan nilai notasi 4 ketuk.
Birama ke-35 merupakan kelanjutan bagian interlude seperti pada birama ke-
34 dengan pola melodi yang sama. Namun dalam birama ke-35 ini ada perubahan
pada ketukan ke-3 dan ke-4. Dilanjutkan dengan birama ke-36 yang menunjukkan
melodi harmonisasi akord pada aransemen musik lagu A Whole New World. Setelah
itu pada birama ke-37 merupakan sebuah jembatan menuju reffrein atau lagu bagian
Notasi 19. Interlude 2
(Sumber: Agnes Firda Kristerika 2020)
83
dua yang ditandai dengan adanya melodi dari string. Reffrein pada birama selanjutnya
mengalami transisi yakni modulasi dari tangganada 3 kres (do=A mayor) menjadi
tangganada 2 kres (do=D mayor). Dalam melodi birama ini, sudah menunjukkan
perubahan nada dasar namun masih tetap dalam tangganada 3 kres yakni biasa
disebut juga dengan overtune.
4.3.6 Koda
Pada aransemen koda lagu A Whole New World, instrumen string tidak memiliki
bagian untuk dimainkan, melainkan hanya ada koda vokal. Pada koda vokal, hanya
pengulangan lagu pada bagian akhir saja yang hanya diiringi oleh piano. Berikut
adalah koda vokal dari aransemen lagu A Whole New World:
4.2.3 Harmonisasi atau Progresi Akord Lagu A Whole New World
Menurut (Sema, 2017 :100) mengatakan bahwa harmoni merupakan beberapa nada
yang berbunyi serentak, yang bila dinotasikan tampak tersusun vertikal ke atas
(dalam notasi balok). Harmoni konvensional atau harmoni Klasik pada umumnya
Notasi 20. Koda Vokal
(Sumber: Agnes Firda Kristerika 2020)
84
terdiri atas trinada sederhana (simple triad), kedengaran konsonan dan diusahakan
untuk menghindari bunyi disonan. Di sini posisi bunyi konsonan lebih dominan
daripada disonan atau dengan kata lain posisi disonan itu terikat, sedangkan konsonan
bebas; kemunculan disonan bersifat sementara dan segera diselesaikan ke konsonan.
Walaupun demikian, harmoni Klasik terus mengalami modifikasi hingga
sampai pada penghujung abad IX mengalami suatu “perombakan” terhadap dirinya.
Inilah awal babak baru bagi musik Barat, yaitu lahirnya “harmoni modern” seiring
dengan memudarnya pamor harmoni konvensional.
Harmonisasi atau progresi akord lagu A Whole New World menurut aransemen
Steve Deaprof adalah:
Intro : 4/4 | I…. | I…. | I…. | I…. |
Song A (do=A) |…. | …. | …. | …. | …. | …. | …. | …. |
| V..I.. | V.III.vi.I. | IV.I.IV.I. | II..V.. |
| V..I.. | V.III.vi.I. | IV.I.IV.I. | V…. | I… |
Reff : | V..I.. | V.III.vi.I. | IV.I.IV.I. | I…. |
| V..I.. | V.III.vi.I. | IV.I.IV.I. | IV.II.V.. |
Song B (do=C) | I… | I..vi.VII. | ii.III.vi.V. | IV..I.. |
Reff : | V..I.. | V.III.vi.I. | IV.I.IV.I. | I…. |
| V..I.. | V.III.vi.I. | IV.I.IV.I. | IV.II.V.. |
Interlude (do=A) | I…. | I..III.vi.| ii.III.vi. | V…. |
Reff (do=D) | V..I.. | V.III.vi.I. | IV.I.IV.I | vi.ii.III.IV. |
| V..I.. | V.III.vi.I. | IV.I.IV.I. | III.vi.VI.ii. | V… |
85
Lagu A Whole New World ini dimainkan dalam tangganada 3 kres yaitu
tangganada A mayor. Lagu dua bagian ini mengalami modulasi yakni pada bagian
Song B yang berubah menjadi naik 1 ½ menuju tangganada natural. Kemudian
dilanjutkan dengan modulasi pada interlude yang menjadi turun 1 ½ seperti
tangganada awal lagu dinyanyikan. Setelah itu dilanjutkan lagi dengan modulasi pada
bagian reffrein naik 2 ½ manjadi tangganada 2 kres.
Susunan akord mutlak dari tangga nada 4 kres yang digunakan dalam lagu A
Whole New World, terdiri atas; (1) I : A Mayor, (2) ii : B minor, (3) III : Cis Mayor,
(4) IV : Dis Mayor, (5) V : E Mayor, (6) vi : Fis Minor.
86
BAB V
PENUTUP
5.1 Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan tentang “Analisis Aransemen Lagu A
Whole New World Ciptaan Tim Rice dan Alan Menken pada Instrumen String oleh
Steve Deaprof Band di Pekalongan” maka peneliti dapat mengemukakan simpulan
sebagai berikut:
Analisis aransemen instrumen string lagu A Whole New World memiliki
beberapa simpulan, yaitu; (1) Intro dalam aransemen instrumen string lagu A Whole
New World Violin 1 memainkan melodi pada birama ke-3 dan ke-4. Sedangkan
Violin 2 dan Cello memainkan nada panjang sebanyak 4 birama dengan satu nada
yang sama. (2) Terdapat dua jenis transisi dalam lagu A Whole New World yaitu fill
in dan modulasi. Fill in terdapat pada birama ke-13 bagian pertama, birama ke-17,
birama ke-21, birama ke-26, dan birama ke-29. Sedangkan modulasi terdapat pada
birama ke-22 dari tangganada 3 kres (do=A mayor) menjadi tangganada natural
(do=C mayor), birama ke-34 dari tangganada natural menjadi kembali ke tangganada
awal yaitu 3 kres, dan birama ke-38 dari tangganada 3 kres menjadi 2 kres (do=D
mayor). (3) Interlude dalam aransemen instrumen string pada lagu A Whole New
World terdapat pada birama ke-33 sampai birama ke-37 dan mengalami modulasi
87
satu kali yaitu modulasi dari tangganada natural ke tangganada A mayor. (4) Dalam
aransemen instrumen string Lagu A Whole New World milik Steve Deaprof Band
tidak memiliki koda. Melainkan hanya terdapat koda vokal dalam aransemennya.
5.2 Saran
Berdasarkan hasil penelitian, pembahasan, dan simpulan yang telah dipaparkan, maka
saran yang dapat disampaikan oleh peneliti yaitu bagi:
5.2.1 Steve Deaprof Band
Saran yang dapat disampaikan bagi Steve Deaprof Band memiliki satu aspek dengan
rumusan masalah penelitian yaitu meliputi aransemen musik;
Aransemen instrumen string Steve Deaprof Band diharapkan kedepannya selalu
dinamis dalam membuat aransemen musik yang unik dan berbeda dengan yang
lainnya. Steve Deaprof Band lebih banyak lagi mencari referensi aransemen musik
agar lebih memperluas wawasan dalam membuat aransemen musik, serta membuat
sajian-sajian yang unik dengan komposisi aransemen menggunakan tambahan-
tambahan ornamentasi yang berkaitan dengan instrumen string. Selalu kompak,
selalu membuat terobosan-terobosan baru dalam berbagai event dengan aransemen
yang berbeda.
5.2.2 Penelitian Selanjutnya
Diharapkan penelitian ini dapat dijadikan sebagai salah satu referensi atau gambaran
untuk mengembangkan penelitian yang baru tentang masalah yang serupa.
88
GLOSARIUM
Piano : (dinamika) lembut biasa disingkat p
Mezzopiano : (dinamika) agak lembut biasa disingkat mp
Mezzoforte : (dinamika) agak keras biasa disingkat mf
Forte : (dinamika) keras biasa disingkat f
Cadence : progresi/resolusi melodi atau harmoni yang menjadi konklusi
sementara atau akhir
Crescendo : dinamika dari lembut ke keras
Decrescendo : dinamika dari keras ke lembut
Dinamika : keras lembutnya nada
Aransemen : menyusun komposisi musik
Intro : permulaan lagu/musik
Interlude : selingan improvisasi atau melodi dalam musik/lagu
Instrument : alat musik/instrumen
Repeat : pengulangan yang sama dengan bunyi birama sebelumnya
Koda : akhir lagu/musik
Progresi Akord : perputaran akord dalam frase musikal
String : senar dari bahan kawat
Monofonik : nada tunggal (single note)
Homofonik : terdapat nada-nada yang berpasangan
Polifonik : terdapat banyak nada yang dibunyikan
89
DAFTAR PUSTAKA
Agustianto, -. (2016). Kontribusi Prinsip-Prinsip Pengajaran dalam Praktik Instrumen
Musik Gesek. Imaji. https://doi.org/10.21831/imaji.v13i2.7888
Artanto, M. (2016). Mencermati Transit dan Transition dalam Aransemen Musik
Nyanyian Negeriku Karya Singgih Sanjaya. Kajian Seni, 2(2), 132–150.
Arthur, B. J., Sunayama-Morita, T., Coen, P., Murthy, M., & Stern, D. L. (2013).
Multi-channel acoustic recording and automated analysis of Drosophila
courtship songs. BMC Biology. https://doi.org/10.1186/1741-7007-11-11
Baalman, M. A. (2003). The Strimidilator: a String Controlled MIDI-Instrument.
Proceedings of the International Conference on New Interfaces for Musical
Expression.
Erkut, C., Karjalainen, M., Huang, P., & Välimäki, V. (2002). Acoustical analysis
and model-based sound synthesis of the kantele. The Journal of the Acoustical
Society of America. https://doi.org/10.1121/1.1504858
Hidayat, R. (2014). Analisis Semiotika Makna Motivasi Pada Lirik Lagu “Laskar
Pelangi” Karya Nidji. EJournal Ilmu KOmunikasi.
Hyde, R. (2011). NZSO Music for Schools.
Jamalus. (1988). Pengajaran Musik Melalui Pengalaman Musik. Depdikbud Dirjen
Pendidikan Tinggi Proyek Pengembangan Lembaga Pendidikan Tenaga
Kependidikan.
Karjalainen, M., & Smith, J. (1996). Body modeling techniques for string instrument
synthesis. Icmc’96.
Kusumawati, H. (2015). Kreativitas dalam Pembuatan Aransemen Musik Sekolah.
Jurusan Pendidikan Seni Musik, FBS, Universitas Negeri Yogyakarta.
Lamba, L. (2019). Analisis Lagu Toraja Marendeng Marampa Aransemen Tindoki
Band. Journal Od Music Science, Technology, and Industry, 2.
Moleong, L. (2001). Metode Penelitian Kualitatif. PT Rosdakarya.
Moleong, L. (2006). Metodologi Penelitian Kualitatif. PT. Remaja Rosdakarya.
Moleong, L. (2013). Metodologi Penelitian Kualitatif. PT. Remaja Rosdakarya.
Muttaqin, M. (2008). Seni Musik Klasik Jilid 1. In Jakarta: Direktorat Pembinaan
Sekolah Menengah Kejuruan. (Jilid I). Jakarta: Direktorat Pembinaan Sekolah
90
Menengah Kejuruan.
Narami, K. J. K. (2018). Analisis Aransemen Lagu Pujian “Datanglah dan Bertahta”
di Gereja Keluarga Allah Yogyakarta. ISI Yogayakarta.
Narselina, P. M. (2019). Analisis Bentuk Musikal dan Struktur Lagu Tanah Airku
Karya Ibu Soed Aransemen Joko Suprayitno untuk Duet Vokal dan Orkestra.
PROMUSIKA. https://doi.org/10.24821/promusika.v6i1.1825
Nirwanto, B. (2013). Musik Hadrah Nurul Ikhwan di Kabupaten Pemalang: Kajian
Aransemen dan Analisis Musik. Humaniora.
Nugroho, S. C. (2019). Analisis Aransemen Lagu Sharmila Karya Grup Musik
Dewandaru Entertainment di Kota Semarang.
Parningotan, A. T. (2017). Analisis Lagu “Dance of Eternity” Karya Dream Theater.
Institut Seni Indonesia Yogayakarta.
Percival, G., Fukayama, S., & Goto, M. (2015). Song2Quartet: A system for
generating string quartet cover songs from polyphonic audio of popular music.
Proceedings of the 16th International Society for Music Information Retrieval
Conference, ISMIR 2015.
Pujiwiyana. (2009). Elemen-elemen Musik & Teknik Permainan Musik. Persatuan
Drum Band Indonesia, 7.
Puspitsari, L. S. (2017). Pengaruh Musik Instrumental Terhadap Kenyamanan
Membaca di Badan Perpustakaan dan Arsip daerah Provinsi Sulawesi Selatan.
UIN Alauddin Makassar.
Rossing, T. D. (2010). The Science of String Instrument. (Springer Science and
Business Media.
Sema, D. (2017). Reharmonisasi. Abdiel, 100.
Simanjorang, B. O. A. (2002). Bentuk Aransemen dan Fungsi Musik Kelompok
North Sumatera Brass dalam Tata Ibadah Gereja Huria Kristen Batak Protestan
(HKBP) di Yogyakarta. Mycological Research, 106(11), 1323–1330.
Sinulingga, P. O. (2013). Analisis Lagu The Majesty and Glory of Your Name Karya
Tom Fetike Studi Kasus Crescendo Studio Choir. Grenek Music Journal.
https://doi.org/10.24114/grenek.v2i2.3838
Sugandi, R. (2016). Aransemen dan Pola Penyajian Lagu Caping Gunung pada
Keroncong Kharisma di Desa Jagalan Banguntapan Bantul Yogyakarta. Skripsi
Pendidikan Seni Musik UNY.
91
Suhendra, H. (2018). Basosoh: Komposisi Musik Aleatorik dalam Format Orkestra
Fluxus. Gorga Jurnal Seni Ruma, 07.
Sumaryanto, T. (2007). Pendekatan Kuantitatif dan Kualitatif dalam Penelitian
Pendidikan Seni Semarang. UNNES PRESS.
Susetyo, B. (2005). Perubahan Musik Rebana menjadi Kasidah Modern Di
Semarang sebagai suatu Proses Dekulturasi dalam Musik Indonesia. VI(2).
Sylado. (1983). Sejarah Musik Klasik.
Syukur, A. (2005). Ensiklopedi Umum untuk Pelajar. Ichtiar Baru van Hoeve.
Wardani, A. W. (2020). Analisis Struktur Lagu “Bohemian Rhapsody” Karya Freddie
Mercury (Aransemen Oni Krisnerwinto). UNESA, 1.
Xanta, Ariel Frans; Susanto, Hadi; Susantina, S. (2018). Penggunaan Instrumen
Musik String dan Woodwind dalam Ibadah di Gereja Keluarga Allah Yogyakarta.
93
LAMPIRAN I
1. Pedoman Observasi
1. Tujuan Observasi
Observasi pada penelitian dengan judul Analisis Aransemen Lagu A
Whole New World Ciptaan Tim Rice dan Alan Menken pada Instrumen
String oleh Steve Deaprof Band di Pekalongan ini berfungsi untuk
mengetahui bagaimana gambaran mengenai aransemen lagu A Whole New
World oleh Steve Deaprof Band.
2. Hal-hal yang diobservasi
a) Letak geografis, yaitu gambaran dimana letak atau tempat grup musik
Steve Deaprof Band berdiri.
b) Keberadaan personil atau pemusik, yaitu untuk mengetahui siapa dan
berapa jumlah pemain musik dalam grup musik Steve Deaprof Band.
c) Sejarah berdirinya, meliputi cerita dari awal berdirinya grup musik Steve
Deaprof Band hingga perkembangannya saat ini.
d) Susunan organisasi grup musik Steve Deaprof Band.
e) Bentuk aransemen musik (penggunaan alat musik, fungsi alat musik, dan
komposisi musik).
3. Metode Observasi
Metode obsevasi yang dilakukan oleh peneliti yaitu dengan datang secara
langsung ke lokasi penelitian agar mendapatkan data yang tepat dan valid. Alat
94
bantu yang digunakan peneliti untuk menunjang pengambilan data yaitu: buku
dan smartphone untuk merekam data dokumentasi baik foto, audio maupun
video. Melalui observasi ini diharapkan peneliti mendapatkan data yang valid
dan konkret.
2. Pedoman Wawancara
1. Tujuan Wawancara
Wawancara dilakukan untuk mendapatkan data mengenai aransemen lagu
A Whole New World oleh grup musik Steve Deaprof Band. Data tersebut
diperoleh melalui penuturan narasumber yang berkecimpung langsung dalam
grup musik Steve Deaprof Band.
2. Dalam melaksanakan wawancara ini, peneliti membatasi pengambilan data pada:
a) Letak geografis, yaitu gambaran dimana letak atau tempat grup musik Steve
Deaprof Band berdiri.
b) Keberadaan personil atau pemusik, yaitu untuk mengetahui siapa dan berapa
jumlah pemain musik dalam grup musik Steve Deaprof Band.
c) Sejarah berdirinya, meliputi cerita dari awal berdirinya grup musik Steve
Deaprof Band hingga perkembangannya saat ini.
d) Susunan organisasi grup musik Steve Deaprof Band.
e) Bentuk aransemen musik (penggunaan alat musik, fungsi alat musik, dan
komposisi musik).
3. Informan
95
Peneliti mengajukan pertanyaan kepada informan berdasarkan pembatasan
pedoman wawancara, antara lain:
a) Ketua organisasi atau pendiri grup musik Steve Deaprof Band di
Pekalongan.
Pertanyaan yang diajukan meliputi:
1) Dimanakah letak geografis organisasi grup musik Steve Deaprof Band?
2) Bagaimanakah profil grup musik Steve Deaprof Band?
3) Berapakah jumlah personil atau pemain musik tetap pada grup Steve
Deaprof Band?
4) Bagaimana sejarah berdirinya grup musik Steve Deaprof Band?
5) Apa tujuan utama grup musik Steve Deaprof Band?
6) Mengapa tertarik mengembangkan musik wedding dengan gaya iringan
musik di acara televisi nasional Kota Pekalongan dengan formasi band
membaca partitur not balok?
7) Mengapa tertarik menyajikan pertunjukan musik entertain dengan
menambah instrument-instrumen musik gesek?
8) Bagaimanakah sambutan masyarakat melihat pertunjukan grup musik Steve
Deaprof Band?
9) Apakah pesan yang ingin disampaikan grup musik Steve Deaprof Band
dengan membawakan sajian musik yang demikian?
10) Apakah visi ke depan grup musik Steve Deaprof Band?
96
11) Siapakah yang mengaransemen lagu A Whole New World pada grup musik
Steve Deaprof Band?
12) Mengapa membuat aransemen lagu A Whole New World demikian?
13) Apa tujuannya membuat aransemen lagu A Whole New World seperti itu?
14) Bagaimana pola ritmis lagu A Whole New World yang telah di aransemen
oleh grup musik Steve Deaprof Band?
15) Bagaimana melodi lagu A Whole New World?
16) Apakah aransemen lagu A Whole New World menggunakan interval atau
lompatan nada yang sulit?
17) Bagaimana harmonisasi akord pada lagu A Whole New World yang telah di
aransemen oleh grup musik Steve Deaprof Band?
18) Bagaimana struktur lagu A Whole New World yang telah di aransemen oleh
grup musik Steve Deaprof Band?
19) Bagaimanakah tempo lagu A Whole New World yang telah di aransemen
oleh grup musik Steve Deaprof Band?
20) Bagaimana dinamik dan ekspresi dalam lagu A Whole New World?
21) Apa saja prestasi yang sudah di raih oleh grup musik Steve Deaprof Band?
b) Asisten grup musik Steve Deaprof Band.
Pertanyaan yang diajukan meliputi:
1) Bagaimana keberadaan grup musik Steve Deaprof Band saat mulai awal
berdiri?
97
2) Bagaimana keberadaan grup musik Steve Deaprof Band saat ini?
3) Bagaimana perkembangan grup musik Steve Deaprof Band dari tahun ke
tahun?
4) Apa perbedaan grup musik Steve Deaprof Band dari awal berdiri hingga
sekarang?
5) Apa tujuan utama grup musik Steve Deaprof Band atau goal apa yang ingin
dicapai grup musik Steve Deaprof Band ke depan?
6) Bagaimana proses latihan grup musik Steve Deaprof Band?
7) Siapa saja personil inti grup musik Steve Deaprof Band?
8) Apa saja yang di bahas selama proses latihan grup musik Steve Deaprof Band?
9) Dimana tempat latihan grup musik Steve Deaprof Band?
10) Apa saja yang dipersiapkan dalam proses latihan grup musik Steve Deaprof
Band?
11) Berapa lama proses latihan grup musik Steve Deaprof Band untuk
mempersiapkan sebuah konser?
12) Siapa jangkauan utama grup musik Steve Deaprof Band?
13) Bagaimana publikasinya agar dapat memperoleh jangkauan yang luas?
14) Bagaimana cara mengatasi jika ada pemain musik yang tidak bisa mengikuti
latihan karena ada pekerjaan lain?
15) Apakah kendala teknis yang sering terjadi saat proses latihan?
98
c) Perwakilan pemain musik Steve Deaprof Band (Yona pemain instrumen musik
saxophone)
Pertanyaan yang diajukan meliputi:
1) Sudah berapa lama saudara bergabung dengan grup musik Steve Deaprof Band?
2) Mengapa saudara tertarik untuk bergabung dengan grup musik Steve Deaprof
Band?
3) Apa kendala saudara selama bergabung dengan grup musik Steve Deaprof
Band?
4) Bagaimana aransemen lagu-lagu yang dibawakan oleh grup musik Steve
Deaprof Band?
5) Bagaimana tingkat kesuliitan pada saat memainkan lagu-lagu yang telah di
aransemen oleh grup musik Steve Deaprof Band?
6) Apa keunikan dari aransemen lagu-lagu yang dibawakan grup musik Steve
Deaprof Band menurut saudara?
d) Perwakilan pemain musik instrumen string Steve Deaprof Band (David pemain
instrumen musik Violin)
Pertanyaan yang diajukan meliputi:
1) Sudah berapa lama saudara bergabung dengan grup musik Steve Deaprof
Band?
2) Bagaimana seleksi seating untuk sajian alat musik gesek?
3) Di mana tempat yang biasa digunakan untuk latihan string section?
99
4) Apa kesulitan saat melatih pemain string section Steve Deaprof Band?
5) Bagaimanakah aransemen string section lagu-lagu yang dibawakan oleh grup
musik Steve Deaprof Band?
6) Bagaimana pertimbangan membagikan aransemen kepada pemain string
section?
7) Apa keunikan dari aransemen instrumen string lagu A Whole New World yang
telah di aransemen oleh grup musik Steve Deaprof Band?
8) Apa kesulitan saat melatihkan materi lagu A Whole New World yang telah di
aransemen oleh grup musik Steve Deaprof Band?
9) Bagaimana metode latihan yang diterapkan agar efektif?
10) Bagaimana cara membangkitkan semangat pemain musik yang terlihat kurang
semangat saat latihan?
11) Bagaimana cara membangun ekspresi yang sama antara pemain musik satu
dengan yang lain untuk membangun kecoocokan dengan isi pesan yang ingin
disampaikan melalui aransemen lagu A Whole New World?
12) Apakah pesan yang ingin disampaikan pelatih untuk grup musik Steve Deaprof
Band?
3. Pedoman Dokumentasi
1. Tujuan Dokumentasi
Teknik dokumentasi digunakan untuk mencari sumber informasi yang
ada kaitannya dengan konser grup musik Steve Deaprof Band. Dokumentasi
100
catatan, foto, audio, dan video menjadi sangat penting karena pengambilan
dokumentasi ini bertujuan untuk memperkuat semua data yang telah diperoleh
oleh peneliti.
2. Pembatasan
Hal-hal yang dijadikan bahan dokumentasi diantaranya berupa dokumen
foto, catatan penting, gambar, repertoar, video, dan sebagainya. Pengumpulan
dokumen digunakan sebagai bahan untuk menambah informasi dan data-data
sebagai bukti tentang faktor-faktor yang diteliti. Selain itu, pengumpulan bahan
yang berupa data tentang kondisi tempat penelitian yaitu tempat latihan dan
rumah ketua grup musik Steve Deaprof Band. Dokumen tersebut berupa foto-
foto, rekaman audio, video, catatan, dan dokumen pendukung lainnya.
4. Data Informan
1) Nama : Steve Eko Kurniawan
Umur : 37 tahun
TTL : Yogyakarta, 25 Mei 1983
Jenis Kelamin : Pria
Alamat : Jl. Dr. Wahidin no.68, Pekalongan
Pekerjaan : Seniman
Pendidikan : SMA
2) Nama : David Kristyawan Wibisono
Umur : 21 tahun
101
TTL : Surakarta, 21 Juni 1999
Jenis Kelamin : Pria
Alamat : Jl. Kapten Pattimura no. 164, Surakarta.
Pekerjaan : Seniman
Pendidikan : SMA
3) Nama : Yona Ardyana Putra
Umur : 26 tahun
TTL : Sukoharjo, 22 April 1994
Jenis Kelamin : Pria
Alamat : Perum. Griya Permata Indah Blok B3 no.8 Tajungsari, Kec.
Kajen, Kab. Pekalongan
Pekerjaan : Seniman
Pendidikan : S1 Pendidikan Seni Musik
4) Nama : Ayu Rosiana
Umur : 20 tahun
TTL : Pekalongan, 19 Mei 2000
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat : Jl. Parangpuspo B2 no.11, Pekalongan
Pekerjaan : Asisten Steve Deaprof Music Entertainment
Pendidikan : SMA
102
LAMPIRAN II
Transkrip Wawancara
Peneliti mengajukan pertanyaan kepada informan berdasarkan pembatasan
pedoman wawancara, antara lain:
A. Ketua organisasi atau pendiri grup musik Steve Deaprof Band di Pekalongan.
Pertanyaan yang diajukan meliputi:
1) Dimanakah letak geografis organisasi grup musik Steve Deaprof Band?
Steve Deaprof memiliki dua kantor. Kantor yang utama yang dikelola sejak
pertama didirikan Steve Deaprof berada di Kota Pekalongan yakni di Jalan KHM
Mansyur nomor 3 Bendan, Pekalongan. Kantor tersebut merupakan lembaga
sekolah musik Deaprof sekaligus tempat studio latihan dan rekaman. Sedangkan
pada tahun 2019, Steve Deaprof pada akhirnya mendaftarkan diri pada
IKAPESTA Semarang dan kemudian memiliki kantor cabang di Semarang
tepatnya di Jalan Sawi Raya nomor 18 Semarang.
2) Bagaimanakah profil grup musik Steve Deaprof Band?
Steve Deaprof Band ini merupakan sebuah grup music entertainment yang
berasal dari Pekalongan. Band ini berdiri sejak tahun 2011, melayani acara
dengan berbagai formasi mulai dari big band, mini orchestra sampai grand
orchestra. Visi dari Steve Deaprof yakni, “We help you fulfill your dream” yang
artinya mereka melayani dengan membuat acara tersebut menjadi sebuah acara
yang diimpikan semua orang. Steve Deaprof mengaransemen kembali setiap lagu
103
yang mereka bawakan menjadi musik yang lebih indah, berenergi, dan nyaman
untuk diperdengarkan/ditampilkan dalam sebuah acara. Band ini sendiri diketuai
(leader) oleh Steve dimana ia adalah seorang musisi yang memiliki banyak
pengalaman bermusik dengan latar belakang yang mengesankan. Steve adalah
seorang alumni Institut Seni Indonesia (ISI) Jakarta pada tahun 2005.
Pengalamannya dibidang musik industry yaitu menjadi staff guru (teaching staff)
di Cadenza Music milik Ferdinand Marsa dan Marcel Aulia sejak tahun 2003-
2010. Steve juga berpengalaman sepanggung dengan berbagai kalangan artis
musisi dan penyanyi ibu kota, seperti Widya Kristani Band, Marcel Aulia Band,
Purwacaraka Band, dan masih banyak lagi. Steve juga pernah menjadi session
player di beberapa program acara TV nasional, seperti Penghuni Terakhir,
Tarung Dangdut, KDI, DMD, dan HUT Kilau MNC.
3) Berapakah jumlah personil atau pemain musik tetap pada grup Steve Deaprof
Band?
Steve Deaprof Band secara tetap memiliki enam pemain, antara lain;
Steve (keyboard 1), Salman (keyboard 2), Astri (vokal), Yona (saxophone),
(gitar), (bass), (drum).
4) Bagaimana sejarah berdirinya grup musik Steve Deaprof Band?
Steve merupakan seorang mahasiswa yang juga bekerja dan perform di
acara televisi nasional di Jakarta. Bermodal pengalamannya tersebut, beliau
mendirikan band Deaprof ini di Pekalongan dan fokus memulai karirnya pada
tahun 2011 bersama grup bandnya di Pekalongan. Memasuki pertengahan tahun
104
2018, Steve mulai memasukkan additional string player di acara pernikahannya
sendiri. Ia pun mulai membuat aransemen-aransemen pada instrumen string
seperti; violin 1, violin 2, dan cello. Steve tidak menambahkan viola dan
contrabass karena dalam hiburan acara pernikahan, format tersebut sudah dirasa
cukup untuk mengisi musik dengan format band & mini orkes yang akan
ditampilkan. Seiring berjalannya waktu, Steve Deaprof Band lebih sering
menggunakan format band dan mini orkes dari acara ke acara. Steve pun lebih
sering meng-compose dan mengaransir list lagu-lagu wedding-nya dalam
instrumen string.
Pada saat awal memulai karirnya di Pekalongan, untuk memperluas
jaringan dan promosi, Steve memperluas banyak relasi. Berbeda seperti di zaman
sekarang yang sudah tersedia berbagai jejaring media sosial untuk
mempromosikan grup band Steve Deaprof seperti promosi di instagram,
facebook, dll. Memasuki awal tahun 2019, Steve mulai mendaftarkan band-nya
dan bergabung dengan IKAPESTA (Ikatan Pengusaha Jasa dan Perlengkapan
Pesta) Semarang. Dan sejak saat itu, Steve Deaprof band sudah terdaftar dalam
music intertainment di Semarang.
5) Apa tujuan utama grup musik Steve Deaprof Band?
Sebagai music entertainment, tujuan Steve Deaprof Band adalah untuk
mengisi berbagai event dan menghibur banyak orang dengan sajian musik-musik
yang mereka bawakan. Adapun visi dari Steve Deaprof Band ialah “we help you
fulfill your dream”.
105
6) Mengapa tertarik mengembangkan musik wedding dengan gaya iringan musik di
acara televisi nasional Kota Pekalongan dengan formasi band membaca partitur
not balok?
Karena menurut pengalamannya menjadi seorang musisi bersama Ferdinand
Marsa dan Marcel Aulia, beliau harus membuat sebuah format musik menurut
standart di TV nasional. Maka dari itu ia membuat aransemen lagu dengan
menulis partitur di setiap instrumen dengan menggunakan not balok, sesuai
dengan standard session player di televisi nasional.
7) Mengapa tertarik menyajikan pertunjukan musik entertain dengan menambah
instrumen-instrumen musik gesek?
Karena memperluas range nada dalam memperkaya harmoni dalam aransemen
lagu.
8) Bagaimanakah sambutan audiens atau tamu undangan melihat pertunjukan grup
musik Steve Deaprof Band?
Audiens dan tamu undangan terlihat sangat menikmati alunan musik yang
dibawakan oleh Steve Deaprof Band.
9) Apakah pesan yang ingin disampaikan grup musik Steve Deaprof Band dengan
membawakan sajian musik yang demikian?
Steve Deaprof ingin menyampaikan pada audiens bahwa musik entertain
tidak hanya menggunakan instrumen inti seperti yang lainnya namun juga dapat
ditambahkan instrumen orkes lain seperti alat musik gesek.
10) Apakah visi ke depan grup musik Steve Deaprof Band?
106
Steve Deaprof Band memiliki visi “we help you to fulfill your dream” yang
berarti mereka akan membantu mewujudkan sebuah acara sesuai dengan yang
diimpikan oleh client untuk menghibur dalam setiap acara.
11) Siapakah yang mengaransemen lagu A Whole New World pada grup musik
Steve Deaprof Band?
Yang mengaransmen ialah Steve itu sendiri.
12) Mengapa membuat aransemen instrumen string lagu A Whole New World
demikian?
Untuk memperluas ambitus nada dan memperkaya filler pada lagu tersebut.
13) Apa tujuannya membuat aransemen instrumen string lagu A Whole New World
seperti itu?
Yang pertama, karena memang lagu tersebut memang permintaan dari client.
Yang kedua, dengan aransmen tersebut, saya mencoba melatih kepada pemain
instrumen string agar memainkan melodi-melodi dengan interval nada yang
variatif.
14) Bagaimana pola ritmis lagu A Whole New World yang telah di aransemen oleh
grup musik Steve Deaprof Band?
Saya memberikan beberapa part pola ritmis polifoni. Tujuan saya untuk
melatih kekompakan antar pemain string dalam grup saya.
15) Bagaimana melodi lagu A Whole New World?
Lagu A Whole New World memiliki 3x modulasi yang bisa saya berikan
variasi fill in dan filler pada saat mengalami modulasi.
107
16) Apakah aransemen instrumen string lagu A Whole New World menggunakan
interval atau lompatan nada yang sulit?
Tujuan saya membuat aransemen tersebut tidak untuk mempersulit pemain
string walaupun ada beberapa interval yang perlu latihan ekstra. Namun
demikian, tujuan utama saya adalah membuat aransemen lagu tersebut agar enak
didengar.
17) Bagaimana harmonisasi akord pada lagu A Whole New World yang telah di
aransemen oleh grup musik Steve Deaprof Band?
Harmonisasi pada lagu dasar A Whole New World yaitu bagian A dan bagian
B secara umum sama dengan lagu aslinya. Saya lebih banyak menggunakan
pembalikan akord sebagai root bass. Kemudian, saya menggubah intro, interlude
dan koda dengan komposisi aransemen saya.
18) Bagaimana struktur lagu A Whole New World yang telah di aransemen oleh grup
musik Steve Deaprof Band?
Secara umum sama, namun demikian dalam transisi, intro, interlude dan koda
memiliki struktur yang berbeda dengan lagu aslinya. secara umum sama dengan
lagu aslinya.
19) Bagaimanakah tempo lagu A Whole New World yang telah di aransemen oleh
grup musik Steve Deaprof Band?
A Whole New World memiliki tempo Andante Cantabille yaitu dimainkan
dengan lambat dan manis seperti lagu aslinya.
20) Bagaimana dinamik dan ekspresi dalam lagu A Whole New World?
108
Perubahan dinamik lebih banyak terjadi pada saat transisi lagu. Misalnya, dari
bagian A menuju bagian B, dari bagian B menuju interlude, dalam transisinya
mengalami crescendo yang menambah ekspresipada permainan string.
21) Apa saja prestasi yang sudah di raih oleh grup musik Steve Deaprof Band?
Tidak ada piala atau penghargaan khusus untuk kami, tapi melalui undangan
bermain musik di beberapa acara pemerintahan dapat memiliki banyak jaringan
atau link yang secara tidak langsung menjadi media promosi bagi Steve Deaprof.
Untuk acara Pemerintah Kota Pekalongan, kami pernah mengisi beberapa acara
besar seperti HUT Kota Pekalongan dan HUT Kemerdekaan Indonesia. Melalui
media tersebut, band kami diundang oleh beberapa orang yang melihat kami dari
acara tersebut. Seperti pada tahun 2019 bulan Maret, kami diundang di acara
hari ulang tahun salah satu pejabat daerah Yogyakarta dan untuk
memeriahkannya, kami menyajikan satu bentuk grand orchestra dan
membawakan beberapa lagu rohani, lagu Mus Moejiono, dan beberapa lagu pop.
1. Asisten grup musik Steve Deaprof Band.
Pertanyaan yang diajukan meliputi:
1) Bagaimana keberadaan grup musik Steve Deaprof Band saat mulai awal berdiri?
Steve Deaprof Band bergerak di bidang entertain dimulai dari band, yang
kemudian bergerak ke bigband, merambah ke chamber string, kemudian
merambah ke orkestra.
2) Bagaimana keberadaan grup musik Steve Deaprof Band saat ini?
109
Steve Deaprof Band eksistensinya tidak hanya di Pekalongan namun juga sering
main di luar kota maupun luar pulau.
3) Bagaimana perkembangan grup musik Steve Deaprof Band dari tahun ke tahun?
Tentunya mengalami peningkatan yang didukung juga dangan sumber daya
manusia dan penyediaan peralatan yang memadai.
4) Apa perbedaan grup musik Steve Deaprof Band dari awal berdiri hingga
sekarang?
Steve Deaprof Band di awal berdirinya hanya berfokus pada band namun
sekarang sudah berkembang memiliki banyak variasi sesuai dengan permintaan
client.
5) Apa tujuan utama grup musik Steve Deaprof Band atau goal apa yang ingin
dicapai grup musik Steve Deaprof Band ke depan?
Bersaing di dunia entertain di tingkat nasional dan internasional.
6) Bagaimana proses latihan grup musik Steve Deaprof Band?
Steve Deaprof Band latihan di studio yang berada di kantor Steve Deaprof di
Pekalongan. Steve memberikan bahan aransemen yang nada dasarnya sudah
disesuaikan dengan vokalis kepada para pemain untuk dibaca dan diulik
kemudian latihan bersama.
7) Siapa saja personil inti grup musik Steve Deaprof Band?
Steve Eko Kurniawan sebagai keyboardis 1 dan operator squencer, Salman
Al-Farizi sebagai keyboardis 2, Yona Ardyan Putra sebagai saxophonis, Ufe
110
Achmat sebagai gitaris, Christian Gersom Wasman sebagai bassis, dan Jonathan
Alexander Kurnia sebagai drummer.
8) Apa saja yang di bahas selama proses latihan grup musik Steve Deaprof Band?
Saat proses latihan, tentunya membahas aransemen lagu yang akan
dimainkan, ketepatan tempo dan kekompakan dalam memainkannya.
9) Dimana tempat latihan grup musik Steve Deaprof Band?
Steve Deaprof Band memiliki studio dalam kantor Steve Deaprof untuk
tempat latihan mereka.
10) Apa saja yang dipersiapkan dalam proses latihan grup musik Steve Deaprof
Band?
Tentunya adalah alat musik, sound system, partitur dan squencer.
11) Berapa lama proses latihan grup musik Steve Deaprof Band untuk
mempersiapkan sebuah event?
Proses latihan biasanya menempuh waktu 2-4jam tergantung pada latihan ke
berapa dan melatih berapa lagu.
12) Siapa jangkauan utama grup musik Steve Deaprof Band?
Jangkauan utamanya yakni kalangan etnis Tionghoa dan pemerintah kota.
13) Bagaimana publikasinya agar dapat memperoleh jangkauan yang luas?
Untuk publikasinya di zaman modern ini, selain memperluas relasi juga
promosi melalui sosial media. Namun pada tahun 2018 Steve Deaprof band
mendaftarkan diri dan mengikuti expo IKAPESTA (Ikatan Pengusaha Jasa dan
111
Perlengkapan Pesta) Semarang dan sejak saat itu Steve Deaprof menjadi bagian
dari music entertainment Semarang dan seluruh Jawa Tengah.
14) Bagaimana cara mengatasi jika ada pemain musik yang tidak bisa mengikuti
latihan karena ada pekerjaan lain?
Tentunya mereka akan memilih untuk mengganti hari lain saat semua pemain
bisa datang untuk latihan bersama.
15) Apakah kendala teknis yang sering terjadi saat proses latihan?
Kendala teknis yang sering terjadi biasanya saat kabel jack rusak dan tidak
bisa digunakan. Oleh sebab itu biasanya untuk mengatasi hal tersebut mereka
menyiapkan kabel cadangan.
2. Perwakilan pemain musik Steve Deaprof Band (Yona pemain instrumen musik
saxophone)
Pertanyaan yang diajukan meliputi:
1) Sudah berapa lama saudara bergabung dengan grup musik Steve Deaprof Band?
Sejak 2016 saya bergabung dengan Steve Deaprof Band sampai sekarang
menjadi pemain inti.
2) Mengapa saudara tertarik untuk bergabung dengan grup musik Steve Deaprof
Band?
Pada awalnya saya diajak oleh teman saya asal Pekalongan yang pada saat itu
kami bertemu di Jogja. Saya diajak bergabung dengan Steve Deaprof Band yang
pada saat itu sedang mencari pemain Saxophone. Akhirnya saya tertarik
112
bergabung sampai sekarang selama 4 tahun karena aransemen dari Steve dalam
lagu-lagunya sangat modern beserta cara menulisnya. Selain itu aransemennya
unik dan dibuat berbeda dari lagu aslinya.
3) Apa kendala saudara selama bergabung dengan grup musik Steve Deaprof Band?
Untuk saya sendiri sebagai pemain Saxo, saya agak kesulitan dengan partitur
yang harus saya transpose sendiri karena Steve Deaprof menggunakan partitur
tangganada all in one. Sedangkan pada instrumen Saxo, tangganadanya berbeda
dengan yang lain.
4) Bagaimana aransemen lagu-lagu yang dibawakan oleh grup musik Steve Deaprof
Band?
Aransemen yg dibuat modern dan selalu ada nuansa yang baru dalam setiap
aransemennya. Sebisa mungkin menampilkan warna musik yg berbeda mulai
dari chord yg beda kemudian voicing-nya. Aransemennya yang sangat modern
dan luas.
5) Bagaimana tingkat kesuliitan pada saat memainkan lagu-lagu yang telah di
aransemen oleh grup musik Steve Deaprof Band?
Dari beberapa band yang diikuti cukup sulit yang dibuat Steve, bacanya harus
extra. Sering memainkan ritis yang ganjil, menghitungnya harus teliti, harus bisa
meninterpretasi lagunya sendiri.
3. Perwakilan pemain musik instrumen string Steve Deaprof Band (David pemain
instrumen musik Violin)
Pertanyaan yang diajukan meliputi:
113
1) Sudah berapa lama saudara bergabung dengan grup musik Steve Deaprof Band?
Saya sudah sejak tahun 2018 bergabung dengan Steve Deaprof Band sebagai
pemain instrumen string. Pada saat itu merupakan job pertama saya di acara
pernikahan Steve sendiri di Pekalongan.
2) Bagaimana seleksi seating untuk sajian string section?
Untuk seleksinya sendiri saya dipilih dan diajak oleh senior saya pada waktu
itu yang sudah lebih lama bergabung dengan Steve Deaprof sebagai soloist.
Kemudian mencari beberapa pemain string di UNNES pada prodi pendidikan
seni musik yang kemudian diajak bergabung bermain bersama Steve Deaprof
Band sebagai string section.
3) Bagaimana proses latihan string section Steve Deaprof Band?
Kami biasa latihan di salah satu kos dari pemain string yang sekiranya
memumpuni untuk dijadikan sebagai tempat latihan. Karena pemain string lebih
sering diambil dari mahasiswa/mahasiswi UNNES prodi pendidikan seni musik,
biasanya kami juga latihan di kampus pada pagi-sore hari.
4) Apa kesulitan saat melatih pemain string section Steve Deaprof Band?
Biasanya untuk melatih kekompakan, perlu dilakukan dengan mengontrol
emosi karena pada saat bermain tempo pemain Violin 1, Violin 2 maupun Cello
biasanya berlarian. Selain itu juga kendala yang selalu dihadai adalah kesesuaian
squencer dengan partitur kadang terdapat beberapa kesalahan dan tidak sesuai.
5) Bagaimanakah aransemen string section lagu-lagu yang dibawakan oleh grup
musik Steve Deaprof Band?
114
Untuk kami sendiri, sejujurnya materi aransemen yang digarap oleh Steve
Deaprf Band sangat bagus dan memiliki harmonisasi yang indah. Namun pada
beberapa bagian pada lagu yang memiliki tempo cepat biasanya kami agak
kewalahan memainkannya karna aransemen string-nya terbilang cukup sulit.
6) Bagaimana pertimbangan membagikan aransemen kepada pemain string section?
Steve memberikan materi aransemen string yang dikirim melalui email
kepada saya yang kemudian saya transkrip melalui Sibelius dan kemudian
dilatihkan kepada anak-anak.
7) Apa keunikan dari aransemen instrumen string lagu A Whole New World yang
telah di aransemen oleh grup musik Steve Deaprof Band?
Keunikan dari aransemen instrumen string lagu tersebut adalah memiliki
beberapa modulasi dan fill in dari bagian satu ke bagian yang lain.
8) Apa kesulitan saat melatihkan materi lagu A Whole New World yang telah di
aransemen string secton oleh grup musik Steve Deaprof Band?
Ada beberapa bagian yang sulit terutama pada bagian fill in yang sering salah
dalam memainkan ketepatan nadanya yang terdapat overtune dengan 1/16
ketukan.
9) Bagaimana metode latihan yang diterapkan agar efektif?
String section berlatih dengan cara mengulik secara individual sebelum
berlatih bersama tim string section agar pada saat latihan bersama tidak
menghabisakan waktu banyak untuk mengulik satu per satu lagu.
115
10) Bagaimana cara membangkitkan semangat pemain musik yang terlihat kurang
semangat saat latihan?
Biasanya kami memiliki waktu istirahat di tengah-tengah latihan dengan
menyediakan snack atau jajanan dan minuman.
11) Bagaimana cara membangun ekspresi yang sama antara pemain string satu
dengan yang lain untuk membangun kecocokan dengan isi pesan yang ingin
disampaikan melalui aransemen lagu A Whole New World?
Sering-sering berlatih dan membangun hubungan agar selalu kompak dan
selalu membawa suasana yang baik antar pemain.
12) Apakah pesan yang ingin disampaikan pelatih untuk grup musik Steve Deaprof
Band?
Pesan untuk Steve Deaprof Band, semoga tetap mempertahankan keunikan
musik yang dibawakan dengan kemodernnannya, serta warna-warna musik yang
disajikan yang berbeda dengan music entertain lainnya.
120
LAMPIRAN V
DOKUMENTASI
Foto Dokumentasi Kantor Steve Deaprof Band
(Sumber: Agnes Firda Kristerika 2020)
Foto Dokumentasi Latihan Steve Deaprof Band (Sumber: Agnes Firda Kristerika 2020)
121
Foto Dokumentasi Latihan String Section Steve Deaprof Band (Sumber: Agnes Firda Kristerika 2020)
Foto Dokumentasi Perform Steve Deaprof Orchestra
(Sumber: Dokumen Steve Deaprof Band 2019)
122
Foto Dokumentasi Perform Steve Deaprof Band
(Sumber: Dokumen Steve Deaprof Band 2020)
Foto Dokumentasi Wawancara Ketua Steve Deaprof Band (Steve)
(Sumber: Agnes Firda Kristerika 2020)
123
Foto Dokumentasi Wawancara Asisten Steve Deaprof Band (Rosi)
(Sumber: Agnes Firda Kristerika 2020)
Foto Dokumentasi Wawancara Pemain Saxo Steve Deaprof Band (Yona)
(Sumber: Agnes Firda Kristerika 2020)
124
LAMPIRAN VI
Profil Personil Tim Inti Steve Deaprof Band
1. Steve Eko Kurniawan
Foto 6.1 Steve Eko Kurniawan
(Sumber: Dokumen Steve Deaprof Band, 2019)
Steve Eko Kurniawan atau biasa dipanggil Steve yakni ketua dan pendiri dari
band Steve Deaprof di Pekalongan. Beliau merupakan kelahiran Yogyakarta, 25 Mei
1083. Beliau juga seorang alumnus Institut Musik Indonesia (IMI) di Jakarta. Dalam
Steve Deaprof Band beliau bertanggungjawab menjadi ketua sekaligus manager di
bandnya sendiri. Beliau bekerja sebagai seorang seniman dan mengurus sekolah
musik yang ia dirikan di Pekalongan.
125
2. Astri Sekar Pertiwi
Foto 6.2 Astri Sekar Pertiwi
(Sumber: Dokumen Steve Deaprof Band, 2019)
Astri Sekar Pertiwi atau biasa dipanggil Astri, lahir di Pekalongan tanggal 19
September 1998. Merupakan vokalis sejak pertama dibentuknya Steve Deaprof Band.
Kini ia sedang menjalani studi di Universitas Pekalongan mengambil jurusan hukum.
Ia juga pernah mengikuti ajang pencarian bakat seperti Indonesian Idol. Banyak yang
mengatakan bahwa ia sangat mudah menghafalkan lagu-lagu yang baru ia kulik
hanya dalam waktu yang singkat. Sampai saat ini, ia sangat loyal dan tetap bergabung
dengan Steve Deaprof Band menjadi seorang vokalis.
126
3. Yona Ardyana Putra
Foto 6.3 Yona Ardyana Putra
(Sumber: Dokumen Steve Deaprof Band, 2019)
Yona Ardyana Putra atau biasa dipanggil Yona lahir pada tanggal 22 April
1994, Sukoharjo. Merupakan saxophonist pertama Steve Deaprof Band yang
bergabung sejak tahun 2016 hingga saat ini masih bertahan menjadi pemain inti. Ia
merupakan seorang alumni Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) pada tahun 2017
jurusan pendidikan seni musik. Selain menjadi seniman dia juga bekerja sebagai
pengajar seni musik di SMAN 1 Kedungwuni, Kabupaten Pekalongan serta pengajar
di STT Kristus Alfa Omega (STT KAO) Jatibarang, Kota Semarang.
127
4. Salman Al Farizi
Foto 6.4 Salman Al Farizi
(Sumber: Dokumen Steve Deaprof Band, 2019)
Salman Al Farizi atau biasa dipanggil Ais, kelahiran Pekalongan, 29
Desember 1994 yakni seorang keyboardist kedua bersama Steve Deaprof Band. Ia
bergabung dengan Steve Deaprof sejak tahun 2018. Merupakan seorang seniman
fulltime bersama Steve Deaprof Band dengan lulusan salah satu sekolah menengah
atas di Pekalongan.
128
5. Christian Gersom Wasman
Foto 6.5 Christian Gersom Wasman
(Sumber: Dokumen Steve Deaprof Band, 2020)
Christian Gersom Wasman atau biasa dipanggil Christian, lahir pada tanggal 6
Juni 1989 di Pekalongan merupakan bassist dari Steve Deaprof Band. Ia mulai
bergabung dengan Steve Deaprof Band sejak tahun 2019. Beliau adalah seorang
musisi asal Pekalongan yang tamat sekolah menengah atas. Hingga saat ini, ini masih
menjadi bagian dari Steve Deaprof Band di Pekalongan dan sekitarnya.
129
6. Jonathan Alexander Kurnia
Foto 6.6 Jonathan Alexander Kurnia
(Sumber: Dokumen Steve Deaprof Band, 2019)
Jonathan Alexander Kurnia atau biasa dipanggil Alex, lahir pada tanggal 11
Agustus 2000. Alex mulai bergabung menjadi tim inti Steve Deaprof Band pada
tahun 2019 sebagai seorang drummer. Pendidikan terakhirnya yakni di SMKN 3
Pekalongan. Selain bekerja bersama Steve Deaprof sebagai seorang musisi, ia juga
bekerja mengajar les privat drum di Pekalongan. Selain itu ia juga aktif dalam
pelayanan di Gereja.
130
7. Rauf Achmat
Foto 6.7 Rauf Achmat
(Sumber: Dokumen Steve Deaprof Band, 2019)
Rauf Achmat atau biasa disapa dengan Ufe, lahir pada tanggal 18 Januari 1987
di Pekalongan. Menjadi bagian dari Steve Deaprof Band mulai dari tahun 2019
sebagai gitaris. Pendidikan terakhir Ufe adalah sekolah menengah atas di salah satu
sekolah di Pekalongan. Ia seorang musisi asal Pekalongan yang juga merangkap
sebagai pengajar privat di Pekalongan.
131
Profil Personil Tim Additional Player String Section Steve Deaprof Band
8. David Kristyawan Wibisono
Foto 6.8 David Kristyawan Wibisono
(Sumber: Dokumen Steve Deaprof Band, 2019)
David Kristyawan Wibisono atau biasa disapa David, merupakan kelahiran
Surakarta, 21 Juni 1999. David mulai bergabung menjadi pemain violin bersama
Steve Deaprof Band sejak tahun 2018 di mana kala itu band tersebut mulai
menyajikan musik band dan chamber. Ia seorang mahasiswa Universitas Negeri
Semarang (UNNES) angkatan 2017 prodi Pendidikan Seni Musik. Sebelumnya, ia
juga seorang lulusan sekolah seni di Surakarta yakni di SMKI. Selain menjadi musisi
di acara pernikahan, iya juga memainkan musik keroncong dan bekerja dengan
seniman-seniman keroncong seperti O.K. Pandawa, O.K. Swastika Muda, O.K.
Brayat Endah Laras, O.K. Lincak Pikat, O.K. Protokol, dan Worship Orchestra.
132
Tidak hanya itu, David juga memiliki pengalaman segudang prestasi luar biasa di
bidang paduan suara salah satunya ialah pernah menjadi bagian dari Gita Bahana
Nusantara di Istana Negara sebagai anggota tenor paduan suara dan juga mengikuti
kompetisi paduan suara di Cina pada tahun 2019.
9. Maria Magdalena Cita Hapsari
Foto 6.9 Maria Magdalena Cita Hapsari
(Sumber: Maria Magdalena Cita Hapsari, 2019)
Maria Magdalena Cita Hapsari atau biasa disapa Cita, merupakan kelahiran
Purworejo, 17 Mei 2000. Ia mulai bergabung dengan Steve Deaprof Band sebagai
salah satu pemain violin yakni pada awal tahun 2019. Cita adalah seorang mahasiswi
133
Universitas Negeri Semarang (UNNES) prodi Pendidikan Seni Musik angkatan 2018.
Ia juga seorang lulusan sekolah musik di SMM Yogyakarta. Selain sebagai
mahasiswa, Cita juga sering menerima pekerjaan untuk bermain Violin di berbagai
acara seperti kegiatan Wisuda di UNNES, menerima pekerjaan sebagai violinist di
acara pernikahan untuk aliran musik-musik atau lagu pop yang biasanya pada acara-
acara orang Tionghoa dan mengikuti kegiatan CSU (Chamber String UNNES).
10. Silvana Nada Widyaswara
Foto 6.10 Silvana Nada Widyaswara
(Sumber: Silvana Nada Widyaswara, 2019)
Silvana Nada Widyaswara atau biasa dipanggil Nada, lahir pada tanggal 31
Maret 2000 di Malang. Nada mulai ikut bergabung dengan Steve Deaprof Band
sebagai tim chamber yakni pada awal tahun 2019. Ia adalah seorang mahasiswi
134
Universitas Negeri Semarang (UNNES) prodi Pendidikan Seni Musik angkatan 2018.
Ia juga merupakan seorang alumni sekolah musik dari SMM Yogyakarta. Selain
menjadi mahasiswa yang bekerja menjadi musisi di acara pernikahan, ia juga
mengajar les privat biola, menjadi bagian dari Orkestra Mahasiswa UNNES, serta
bergabung dengan Komunitas Chamber String UNNES. Tak hanya itu, pada Agustus
2019 ia juga memiliki pengalaman lolos audisi Gita Bahana Nusantara menjadi
bagian dari orkestra di Istana Negara sebagai pemain Violin 2.
11. Elsya Wynsa Maharani Putri
Foto 6.11 Elsya Wynsa Maharani Putri
(Sumber: Elsya Wynsa Maharani Putri, 2019)
Elsya Wynsa Maharani Putri atau biasa disapa Elsya, yakni kelahiran Bantul, 7
Desember 1999. Merupakan seorang violinist di berbagai acara pernikahan Tionghoa
di Semarang. Elsya mulai bergabung bersama Steve Deaprof Band sebagai pemain
chamber yakni pada awal tahun 2019. Ia seorang mahasiswi Universitas Negeri
135
Semarang (UNNES) prodi Pendidikan Seni Musik angkatan 2017. Ia juga seorang
alumnus sekolah musik dari SMM Yogyakarta. Selain menjadi mahasiswa yang
berkerja sebagai musisi, ia juga mengajar biola di Haning Music School Semarang. Ia
juga mengikuti Orkestra Mahasiswa UNNES dan Komunitas Chamber String
UNNES.
12. Witantri Catri Daniswari
Foto 6.12 Witantri Catri Daniswari
(Sumber: Witantri Catri Daniswari, 2019)
Witantri Catri Daniswari atau biasa disapa dengan Tantri, lahir pada tanggal 28
Agustus 1999 di Boyolali. Tantri mulai bergabung dengan Steve Deaprof Band
sebagai pemain chamber yakni pada tahun 2019. Tantri merupakan mahasiswa
Universitas Negeri Semarang (UNNES) prodi Pendidikan Seni Musik angkatan 2018.
136
Ia juga seoarng alumnus sekolah seni di SMKI Surakarta. Selain menjadi mahasiswa
seni musik dia juga mengajar les privat biola. Selain itu, Tantri juga bergabung dalam
Orkestra Mahasiswa UNNES dan Komunitas Chamber String UNNES.
13. Ari Nugroho
Foto 6.13 Ari Nugroho
(Sumber: Ari Nugroho, 2019)
Ari Nugroho atau biasa dipanggil Ari, merupakan kelahiran Pekalongan, 25
Maret 1996. Selain menjadi seorang violinist, Ari juga memainkan alat musik Viola.
Pada tahun 2018, Ari mulai bergabung dengan Steve Deaprof Band sebagai pemain
chamber di awal terbentuknya additional player chamber string oleh Steve Deaprof.
Ari merupakan seorang mahasiswa Universitas Negeri Semarang (UNNES) prodi
Pendidikan Seni Musik angkatan 2014. Ari menjadi seorang pemain biola di acara
137
pernikahan Tionghoa dan biasanya menjadi soloist di acara pernikahan adat Jawa.
Menurut pengalamannya, Ari pernah bergabung dengan Orkestra COGNATIO
Semarang dan tentunya menjadi bagian dari Orkestra Mahasiswa UNNES dan
Komunitas Chamber String UNNES. Selain itu ia juga menjadi seorang pegajar biola
di Purwacaraka Studio Music Semarang.
14. Afra Kamala Putra Harjanto
Foto 6.14 Afra Kamala Putra Harjanto
(Sumber: Afra Kamala Putra Harjanto, 2020)
Afra Kamala Putra Harjanto atau bisa dipanggil dengan Afra, lahir pada tanggal
8 Agustus 1998 di Semarang. Afra mulai bergabung dengan Steve Deaprof Band
sebagai pemain Cello pada tahun 2018 awal dibentuknya Steve Deaprof Chamber.
138
Afra adalah seorang mahasiswa Universitas Negeri Semarang prodi Pendidikan Seni
Musik angkatan 2017 dan ia juga seorang alumni sekolah musik di SMM
Yogyakarta. Selain menjadi mahasiswa dan seorang cellist, Afra bekerja sebagai
pengajar privat. Afra juga menjadi bagian dari Orkestra Mahasiswa UNNES dan
Komunitas Chamber String UNNES.
15. Tegar Septianayawanto
Foto 6.15 Tegar Septianayawanto
(Sumber: Tegar Septianayawanto, 2019)
Tegar Septianayawanto atau biasa disapa Tegar, lahir di Banjarnegara, 8
November 1997. Ia mulai bergabung dengan Steve Deaprof yakni pada tahun 2018.
139
Tegar merupakan seorang mahasiswa Universitas Negeri Semarang (UNNES) prodi
Pendidikan Seni Musik angkatan 2016. Selain bekerja dengan Steve Deaprof menjadi
seorang cellist, ia juga bekerja dengan beberapa music enterainment di Semarang
terutama di acara pernikahan orang Tionghoa. Dia juga menjadi soloist biola pada
beberapa pernikahan adat Jawa. Tegar menjadi bagian dari Orkestra Mahasiswa
UNNES dan Komunitas Chamber String UNNES.
16. Abdurrozzaq Hassan Khoeirulloh
Foto 6.16 Abdurrozzaq Hasan Khoeirulloh
(Sumber: Abdurrozzaq Hasan Khoeirulloh, 2019)
Abdurrozzaq Hasan Khoeirulloh atau biasa dipanggil dengan Hassan,
merupakan kelahiran Magelang, 6 April 1996. Ia bergabung dengan Steve Deaprof
140
Band sejak tahun 2018 sebagai violinist dan violist. Hassan merupakan seorang
mahasiswa Universitas Negeri Semarang (UNNES) prodi Pendidikan Seni Musik
angkatan 2017. Ia juga seorang alumnus sekolah musik dari SMM Yogyakarta. Selain
menjadi mahasiswa dan berkerja sebagai pemain biola di acara pernikahan, Hassan
juga mengajar privat biola di tempat khursus AMC yang berada di gedung
kewirausahaan UNNES milik salah satu dosen seni musik di UNNES. Ia juga
menjadi bagian dari Orkestra Mahasiswa UNNES dan Komunitas Chamber String
UNNES.
17. Romi Aulia Rahman
Foto 6.17 Romi Aulia Rahman
(Sumber Romi Aulia Rahman, 2019)
141
Romi Aulia Rahman atau biasa disapa dengan Romi, lahir pada tanggal 21
Januari 2001 di Bojonegoro. Romi mulai bergabung dengan Steve Deaprof Band
pada pertengahan tahun 2019 saat ia memasuki kuliah di Universitas Negeri
Semarang (UNNES) sebagai violinist. Romi adalah seorang alumnus sekolah musik
di SMM Yogyakarta. Ia memiliki banyak pengalaman bermusik dibidang orkestra
salah satunya pernah menjadi bagian dari Orkestra Gita Bahana Nusantra (GBN) di
Istana Negara sebagai pemain Violin1.