Post on 11-Jul-2018
1
ALOKASI PENDAPATAN DAN LITERASI KEUANGAN
(STUDI EMPIRIS PADA IBU RUMAH TANGGA DI
KELURAHAN PANGGUNG LOR, KECAMATAN SEMARANG
UTARA, KOTA SEMARANG)
Go Amelia Rosaline
Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Kristen Satya Wacana, Salatiga
PENDAHULUAN
Pada saat ini, Bidang Edukasi dan Perlindungan Konsumen (EPK) Otoritas
Jasa Keuangan (OJK) sedang gencar melakukan edukasi dan sosialisasi untuk
meningkatkan pemahaman masyarakat dan konsumen mengenai Lembaga Jasa
Keuangan (LJK) serta produk dan jasa yang ditawarkan di industri keuangan yang
mencakup berbagai lapisan masyarakat, seperti ibu rumah tangga, pengusaha
kecil, pedagang, dan para akademisi yang mencakup mahasiswa dan dosen
(http://www.ojk.go.id/). Hal ini tidak dapat dipungkiri karena survei yang
dilakukan OJK menunjukkan tingkat pemahaman masyarakat Indonesia atas
produk keuangan masih sangat kecil, sekitar 21 persen
(http://www.republika.co.id/).
Kepala Divisi Edukasi Bidang Edukasi dan Perlindungan Konsumen OJK,
Lasmaida S mengatakan ibu rumah tangga menjadi salah satu sasaran utama
dalam program edukasi dan sosialisasi produk keuangan ini, dengan alasan
kedudukan sebagian besar ibu rumah tangga adalah sebagai pengatur pergerakan
roda kehidupan rumah tangga yang termasuk di dalamnya menentukan dan
mengelola keuangan di dalam rumah tangga tersebut (http://merdeka.com/).
Gerakan emansipasi wanita telah membawa perubahan yang besar pada
peran perempuan di sektor publik. Sehingga banyak perempuan termasuk di
antaranya adalah wanita yang telah berstatus menikah untuk masuk ke dunia
kerja. Hal ini terlihat pada data statistik mengenai kondisi Tingkat Partisipasi
2
Angkatan Kerja (TPAK) tahun 2009 hingga tahun 2011 yang terus mengalami
peningkatan (Majid dan Herniwati, 2012).
Sehingga dapat dikatakan bahwa perempuan yang memiliki peran ganda
tidak asing lagi di dalam masyarakat. Perempuan tidak lagi dalam arti normatif
menjadi seorang istri yang bertanggungjawab terhadap tugas rumah tangga dalam
menyediakan makan dan kebutuhan lainya serta mengasuh anak (Widyasari 2004:
65).
Akan tetapi, seorang istri juga harus bekerja untuk mencari nafkah.
Sehingga memiliki dua jenis sumber pendapatan, pertama adalah dari hasilnya
bekerja dan yang kedua adalah dari pendapatan suaminya. Berbeda dengan ibu
rumah tangga yang tidak bekerja yang hanya memperoleh pendapatan dari hasil
suaminya bekerja. Namun seiring berjalannya waktu banyak kaum perempuan
tidak hanya bertugas mencari nafkah tambahan, tetapi juga penopang pokok
ekonomi rumah tangga.
Dalam berbagai lapisan masyarakat, setiap rumah tangga juga memiliki
jumlah pendapatan yang berbeda-beda. Terlebih dengan perbedaan ibu rumah
tangga yang bekerja dan ibu rumah tangga yang tidak bekerja. Tetapi dengan
berbagai jumlah pendapatan rumah tangga yang dimilikinya, diperlukan
perencanaan keuangan yang baik. Sehingga dapat mengalokasikan pendapatan
tersebut secara optimal dalam rangka mencapai kesejahteraan finansial baik
jangka pendek maupun jangka panjang.
Perbedaan sumber pendapatan rumah tangga oleh kedua jenis ibu rumah
tangga tersebut juga dapat menjadikan perbedaan dalam pola alokasi pendapatan
rumah tangga yang dilakukannya. Oleh karena dengan status pendapatan yang
merupakan hasil pekerjaannya sendriri membuat ibu rumah tangga yang bekerja
Tabel 1 Jumlah Angkatan Kerja dan TPAK Menurut Jenis Kelamin di Kota Semarang
Tahun 2009-2011
Sumber: Majid dan Herniwati, 2012
3
lebih leluasa untuk menggunakannya. Kemudian untuk mengimbangi gaya hidup
rekan kerjanya beliau juga harus berani untuk mengeluarkan biaya yang terkadang
tidak sedikit.
Kemudian terdapat alat untuk mengoptimalkan implementasi dari
perencanaan keuangan yang telah dibuat adalah dengan memiliki literasi
keuangan. Seseorang perlu memiliki pengetahuan, sikap, dan implementasi
keuangan pribadi yang sehat yang dikenal dengan literasi keuangan (Widayati,
2012). Sehingga dalam hasil penelitian Navickas, dkk (2014) mengatakan bahwa
literasi keuangan memiliki pengaruh yang sangat tinggi dalam manajemen
keuangan pribadi baik dalam populasi Lithuanian, OECD, maupun di USA. Hal
itu terlihat pada ibu rumah tangga yang berusia 18 tahun hinga 30 tahun tidak
mengerti dasar literasi keuangan, seperti bunga sederhana dan gabungan.
Sehingga hal tersebut berdampak pada keputusan yang diambil dalam memilih
pinjaman, pegadaian, deposito, ataupun produk keuangan lainnya.
Hasil penelitian Byrne (2007) juga mengatakan bahwa pengetahuan
keuangan yang rendah akan menyebabkan pembuatan rencana keuangan yang
salah dan menyebabkan bias dalam pencapaian kesejahteraan di saat usia tidak
produktif lagi. Sebaliknya dengan tingkat literasi keuangan yang tinggi, seorang
ibu rumah tangga ini diharapkan lebih dapat memperkirakan berapa persen dari
pendapatan yang dialokasikan untuk konsumsi, tabungan, dan investasi.
Dengan perbedaan kedua jenis ibu rumah tangga untuk dapat
mengalokasikan pendapatan rumah tangganya secara maksimal, ibu rumah tangga
yang bekerja seharusnya memiliki tingkat literasi keuangan yang lebih tinggi dari
ibu rumah tangga yang tidak bekerja. Oleh karena ibu rumah tangga yang bekerja
berada dalam dunia kerja yang menjadikan pola pikirnya yang lebih terbuka dan
memiliki wawasan yang luas dan dinamis.
Dalam hasil penelitian yang dilakukan oleh Budianto (2006) terkait
dengan pengalokasian pendapatan untuk konsumsi yang dilakukan oleh ibu rumah
tangga yang bekerja dan yang tidak bekerja tidak memiliki perbedaan yang
signifikan. Oleh karena itu, dilakukan penelitian kembali mengenai hal tersebut
dan secara lebih kompleks melihat juga perbedaan dari sisi tabungan, investasi,
4
dan tingkat literasi yang dimiliki oleh ibu rumah tangga yang tidak bekerja dan
ibu rumah tangga yang bekerja. Sehingga, dapat dirumuskan persoalan penelitian
sebagai berikut:
1. Bagaimana pola alokasi pendapatan yang dilakukan oleh sejumlah ibu
rumah tangga yang tidak bekerja dan sejumlah ibu rumah tangga yang
bekerja?
2. Bagaimana tingkat literasi keuangan yang dimiliki oleh sejumlah ibu
rumah tangga yang tidak bekerja dan sejumlah ibu rumah tangga yang
bekerja?
3. Bagaimana keterkaitan antara ibu rumah tangga yang bekerja dan ibu
rumah tangga yang tidak bekerja berdasarkan tingkat literasi keuangan dan
alokasi pendapatan yang dilakukannya?
Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat pola dalam mengalokasikan
pendapatan rumah tangga secara keseluruhan yang mana terdiri dari konsumsi,
tabungan, investasi, dan juga untuk melihat tingkat literasi yang dimiliki oleh ibu
rumah tangga baik yang bekerja maupun yang tidak bekerja. Kemudian dalam
penelitian ini juga melihat keterkaitan antara ibu rumah tangga yang bekerja dan
ibu rumah tangga yang tidak bekerja berdasarkan tingkat literasi keuangan dan
alokasi pendapatan yang dilakukannya, Sehingga sasaran edukasi dan sosialisasi
mengenai produk dan jasa keuangan dapat lebih tepat sasaran dan tingkat literasi
keuangan dapat ditingkatkan untuk alokasi keuangan rumah tangga yang lebih
baik.
5
TINJAUAN PUSTAKA
Definisi Konsep
Ibu Rumah Tangga yang Tidak Bekerja dan Ibu Rumah Tangga yang
Bekerja
Keberadaan perempuan yang menyandang status sebagai ibu rumah tangga
secara tradisi menurut Tuti dan Fadilah (2001:9) sebagaimana dikutip oleh
Naibaho (2009) berkewajiban untuk mengurus rumah tangga. Tugas ini mencakup
menyediakan makan untuk anggota keluarga, mengurus dan menata rumah,
mengasuh anak, dan sebagainya yang terkait dengan upaya menumbuhkan
kenyamanan dan keasrian rumah tangga. Namun setelah adanya emansipasi
perempuan yang bertujuan memperjuangkan persamaan derajat antara perempuan
dan laku-laki telah membawa perubahan yang besar pada peran perempuan di
sektor publik. Perubahan tersebut menurut Sujarwa (2001:100) membawa
konsekuensi yang bersifat psikososiologik (pribadi dan kemasyarakatan) dimana
perempuan menjadi lebih percaya diri, tidak terlalu tergantung, lebih realistik, dan
memperlihatkan perannya sebagai pribadi individu. Sehingga, pada saat ini
semakin banyak ibu rumah tangga yang memasuki dunia kerja atau berkarir.
Akan tetapi, seiring berjalannya waktu tidak dapat dipungkiri bahwa
realitas sosial saat ini semakin sulit. Dimana penduduk Indonesia yang terus
mengalami peningkatan sehingga peluang untuk memperoleh pekerjaan juga
semakin sulit. Namun di sisi lain, kebutuhan hidup terus mengalami peningkatan
dan hal ini menjadikan banyak ibu rumah tangga yang tidak hanya mencari nafkah
tambahan, tetapi juga menjadi penopang pokok ekonomi rumah tangga.
Ibu rumah tangga yang bekerja seperti ini dapat dikatakan bahwa memiliki
peran ganda dimana sebagai seorang istri beliau memiliki kewajiban untuk
mengurus rumah tangga, namun di satu lainnya beliau harus terlibat dalam
kegiatan ekonomi untuk mencari penghasilan tambahan (Munandar 1985:4-7).
Seorang perempuan dituntut untuk pandai dalam mengelola waktu dan
aktivitasnya serta akibatnya dalam psikis dan fisiknya. Sehingga kesanggupan
6
perempuan dalam berperan ganda merupakan pilihan yang berdasarkan kondisi
objektif dan kematangan berpikir.
Hoffman (1984) dalam bukunya yang berjudul Working Mothers: An
Evaluative Review of the Consequences for wife, husband, and child,
menyebutkan beberapa faktor yang mempengaruhi keputusan seorang ibu untuk
bekerja, diantaranya adalah:
1. Kebutuhan ekonomi. Terdapat banyak motif yang mendasari faktor ini
yang tergantung dari kondisi dan keadaan keluarga. Penghasila suami yang
tidak mencukupi paling sering menjadi motif yang terbesar. Namun, ada
motif lain seperti ibu menginginkan barang-barang yang berharga yang
mebutuhkan uang lebih untuk dapat membelinya, karena itulah ibu
bekerja.
2. Pekerjaan rumah tangga (peran sebagai ibu rumah tangga) yang lama-
kelamaan menjadi tidak lagi memuaskan, membosankan, dan tidak lagi
membutuhkan keterampilan. Apalagi ketika anak terkecil sudah mulai
memasuki sekolah, sehingga sering ibu merasa tidak dibutuhkan lagi di
rumah (Birnbaum, 1971)
3. Kepribadian, Misalnya kebutuhan untuk berprestasi, dihargai karena ststus
yang lebih tinggo, keinginan untuk dapat bermanfaat bagi lingkungan dan
juga menggunakan potensi-potensi yang dimiliki.
Alokasi Pendapatan Rumah Tangga
Setiap rumah tangga pasti menginginkan masa depan yang sejahtera dan
bahagia dan salah satu faktor pendukungnya adalah dalam hal kesuksesan
finansial. Garman dan Forgue (1997) mengatakan bahwa kesuksesan finansial
dapat tercapai jika telah memenuhi lima tujuan keuangan yang diantaranya adalah
memperoleh pendapatan dan kekayaan yang maksimum, melakukan konsumsi
secara efisien, menemukan kepuasan hidup, mencapai keamanan finansial, dan
mengumpulkan kekayaan untuk dinikmati saat masa pensiun dan sebagian
ditinggalkan sebagai warisan. Dalam mencapai kesuksesan finansial tersebut,
seorang ibu rumah tangga yang memegang peranan roda pergerakan keuangan
7
rumah tangga tidak berarti harus hemat, melainkan harus mengerti jumlah yang
pantas untuk setiap pos pengeluaran (Senduk, 2001). Perencanaan keuangan
merupakan sebuah kunci utama dalam mengalokasikan pendapatan rumah tangga
secara optimal (Putlia, 2009).
Setelah perencanaan keuangan dilaksanakan, tugas pengelolaan keuangan
yang kedua adalah Memanfaatkan atau mengalokasikan pendapatan berarti
mengimplementasikan perencanaan keuangan yang telah dilakukan. Masassya
(2004: 9-10) membagi alokasi pendapatan menjadi tiga hal pokok yang antara lain
berupa konsumsi, tabungan atau saving, dan investasi. Akan tetapi dalam praktek
sehari-hari, pengalokasian pendapatan ini mempunyai seni pengelolaan sendiri
yang berbeda-beda sesuai dengan kebiasaan, pengalaman, ataupun pengetahuan.
Selain itu, sebuah hal perlu diingat bagi seorang ibu rumah tangga yang
berperan sebagai pemegang roda pergerakan keuangan rumah tangga adalah
faktor kedisiplinan dalam proses mengalokasikan pendapatan sesuai dengan
perencanaan keuangan yang telah dilakukan sebelumnya. Setelah semua hal
tersebut dijalankan dengan baik, kesuksesan finansial dan tujuan hidup yang
sejahtera dan bahagia tentu saja dapat tercapai (Dorimulu, 2003).
Konsumsi
Masassya (2004: 9-10) mengatakan bahwa pengalokasian pendapatan
rumah tangga tersebut termasuk pengeluaran biaya tetap (fixed cost) yang tidak
bisa ditunda lagi, yaitu angsuran rumah, biaya listrik, air, telepon, biaya makan,
minum, dan rekreasi. Biaya konsumsi ini beragam, akan tetapi perlu dipatok atau
ditentukan lazimnya biaya ini berkisar antara 40%-50%.
Sedangkan Sudarsono (2005) mendefinisikan konsumsi sebagai semua
biaya yang dikeluarkan oleh rumah tangga untuk memenuhi semua kebutuhan
hidupnya yang terdiri atas konsumsi untuk makanan sehari-hari seperi beras, lauk
pauk, sayur-sayuran, dan lain-lain, serta konsumsi untuk non makanan seperti
pakaian, perumahan, pendidikan, kesehatan, hiburan, rekreasi, sosial, pajak.
Oleh karena sebagian besar pengeluaran untuk konsumsi menyangkut
kebutuhan pokok rumah tangga, sehingga konsumsi menjadi unsur alokasi
8
pendapatan yang paling diutamakan dalam proses perencanaan dan
kedisiplinannya. Ketika perencanaan konsumsi telah terpenuhi, barulah keuangan
keluarga menjadi bebas dimana artinya sisa pendapatan rumah tangga dapat
dialokasikan ke dalam pos lainnya yaitu, tabungan dan investasi.
Tabungan
Pada dasarnya setiap individu memiliki ketidakpastian yaitu ketakutan
akan masa depan kehidupan finansial dan tidak ada seorangpun yang mampu
untuk mencegah kecelakaan, penderitaan, dam kesukaran dalam mengejar
keberuntungan dan nasib baik (Wibawa, 2003). Ditambah lagi dengan keadaan
perekonomian Indonesia yang selalu dipenuhi dengan tingkat inflasi dan
ketidakpastian. Sehingga setiap individu yang sadar akan pentingnya perencaan
keuangan akan memikirkan motif untuk berjaga-jaga yang dapat digunakan dalam
kepentingan yang mendesak. Salah satu alternatifnya adalah dengan memiliki
tabungan dimana tabungan sendiri didefinisikan sebagai simpanan di bank yang
dapat ditarik berdasarkan syarat-syarat tertentu (Muda 2003:37). Selain itu,
keuntungan dari tabungan adalah memperoleh bunga dan tingkat resikonya yang
tergolong rendah. Tidak semua rumah tangga memiliki pendapatan yang lebih
untuk dialokasikan ke dalam tabungan, akan tetapi Rini (2006:14) menyarankan
jumlah tabungan rumah tangga sebesar 20% hingga 30% dari pendapatan
keseluruhan.
Masassya (2004: 9-10) secara lebih mendetail menjelaskan pengalokasian
pada tabungan yang mana dapat dimasukkan sebagai simpanan/tabungan tetap
dan bisa dimaksudkan sebagai tabungan untuk berjaga-jaga yaitu misalnya ada
keperluan ke dokter dan memberi sumbangan. Tabungan ini juga perlu ditentukan
dan pada umumnya berkisar 25% dimana 10%-15% digunakan sebagai motif
berjaga-jaga dan sisanya digunakan sebagai tabungan tetap.
9
Investasi
Dalam melakukan perencanaan keuangan, seorang ibu rumah tangga harus
memiliki pandangan yang selalu ke depan baik jangka pendek maupun jangka
panjang. Dan dalam jangka panjang, di masa depan setiap keluarga juga pasti
menginginkan kehidupan yang sejahtera dan bahagia. Oleh sebab itu, dalam
perencanaan keuangan perlu dipikirkan untuk mengalokasikan pendapatan ke
dalam produk-produk keuangan yang ditawarkan dalam jasa keuangan dengan
tujuan investasi yang memperoleh keuntungan di masa mendatang (Dhuwita,
2003). Selain itu, motif lain yang mendorong seorang ibu rumah tangga untuk
melakukan investasi adalah baik individu baik suami ataupun dirinya sendiri yang
bekerja maupun yang tidak bekerja secara fisik akan selalu berhadapan dengan
usia pensiunnya (Budianto, 2006).
Akan tetapi, biasanya investasi dilakukan oleh rumah tangga yang
memiliki sejumlah kebebasan pendapatan setelah dialokasikan untuk konsumsi.
Karena investasi sendiri memiliki definisi sebagai penempatan sejumlah dana
pada saat ini dengan harapan menghasilkan keuntungan di masa depan (Halim,
2005). Sedangkan Massasya (2004: 9-10) pengalokasian pada investasi dini
dimaksudkan sebagai pengembangbiakan uang secara terencana dan disiplin
Namun, dari sekian banyak produk keuangan yang ditawarkan oleh jasa keuangan
pasti memiliki tingkat resiko dan keuntungan yang berbeda, sehingga seorang ibu
rumah tangga harus pandai dan berhati-hati dalam mengambil keputusan investasi
tersebut.
Literasi Keuangan
Chen and Volpe (1998) mengartikan literasi keuangan sebagai
pengetahuan untuk mengelola keuangan dalam pengambilan keputusan keuangan.
Definisi tersebut dapat diajabarkan ke dalam 4 dimensi yaitu:
1. Manajemen keuangan pribadi (personal finance) merupakan proses
perencanaan dan pengendalian keuangan dari unit individu atau keluarga
2. Bentuk simpanan di Bank yang dapat dilakukan dalam bentuk tabungan
(sebagian pendapatan mastyarakat yang tidak dibelanjakan disimpan
10
sebagai cadangan guna berjaga-jaga dalam jangka pendek), deposito
berjangka (simpanan pada bank yang penarikannya hanya dapat dilakukan
dalam jangka waktu tertentu), sertifikat deposito (deposito berjangka yang
bukti simpanannya dapat diperdagangkan), dan giro (simpanan pada bank
yang dapat digunakan sebagai alat pembayaran)
3. Asuransi adalah salah satu bentuk pengendalian resiko yang dilakukan
dengan cara mengalihkan/transfer risiko dari satu pihak ke pihak lain
(dalam hal ini adalah perusahaan asuransi). Pengerian asuransi yang lain
adalah merupakan suatu pelimpahan resiko dar pihak pertama kepada
pihak lain
4. Investasi merupakan suatu bentuk pengalokasian pendapatan yang
dilakukan saat ini untuk memperoleh manfaat keuntungan (return) di
kemudian hari yang bisa melebihi modal investasi yang dikeluarkan saat
ini.
Alokasi Pendapatan Ibu Rumah Tangga yang Bekerja dan Ibu Rumah Tidak
Bekerja
Fenomena ibu rumah tangga yang memegang roda pergerakan keuangan
keluarganya menuntut para ibu rumah tangga untuk pandai dalam mengalokasikan
pendapatan yang dimilikinya baik yang bersumber dari pendapatan suaminya saja,
yang bersumber dari hasilnya bekerja ataupun gabungan pendapatannya dan
pendapatan suaminya dengan seoptimal mungkin. Menurut Wibawa (2003) faktor
terpenting dalam mengalokasian pendapatan adalah perencanaan keuangan.
Karena secara sederhana perencanaan keuangan keluarga berkaitan dengan berapa
banyak uang yang masuk dari pendapatan dan berapa banyak uang yang keluar
sebagai konsumsi dan berapa banyak uang yang dikeluarkan untuk ditabung dan
diinvestasikan demi mencapai tujuan keluarga.
Akan tetapi bagi ibu rumah tangga yang bekerja diduga memiliki perilaku
yang berbeda dalam mengalokasikan pendapatan rumah tangganya. Hal ini
dikarenakan beliau merasa lebih leluasa untuk mengalokasikan pendapatannya
yang merupakan jerih payahnya sendiri. Kemudian semakin luas dan variatifnya
11
pergaulan yang beliau jalani di dalam dunia kerja secara tidak langsung membuat
beliau mengikuti gaya hidup mereka untuk dapat mengimbanginya. Sehingga
seorang ibu rumah tangga yang bekerja ini akan menjadi cenderung lebih
konsumtif.
Tingkat Literasi Keuangan Ibu Rumah Tangga yang Bekerja dan Ibu
Rumah Tangga yang Tidak Bekerja
Dalam mengoptimalkan implementasi dari perencanaan keuangan yang
telah dibuat adalah dengan memiliki literasi keuangan. Seseorang perlu memiliki
pengetahuan, sikap, dan implementasi keuangan pribadi yang sehat yang dikenal
dengan literasi keuangan (Widayati, 2012).Terkait dengan investasi, hasil
penelitian Sina dan Nggili (2012) yang juga mengatakan bahwa perempuan lebih
peduli pada ketidakpastian pendapatan di masa datang, sehingga lebih berusaha
untuk mencari tahu arti dan tujuan investasi. Dapat dikatakan literasi keuangan
mengenai investasi yang dimiliki perempuan lebih tinggi daripada laki-laki,
sehingga perempuan mampu memahami resiko dan imbal hasil dalam
melipatgandakan uang selain dengan menabung. Sehingga tidak mengherankan
jika sebagian besar ibu rumah tangga yang memegang roda pergerakan keuangan
keluarganya.
Namun dengan perbedaan status ibu rumah tangga yang tidak bekerja dan
bekerja diduga memiliki perbedaan tingkat literasi yang dimilikinya. Dimana
seorang ibu rumah tangga yang bekerja biasanya memiliki tingkat literasi
keuangan yang lebih tinggi dibandingkan ibu rumah tangga yang tidak bekerja.
Hal tersebut dikarenakan keberadaannya dalam dunia kerja yang menjadikan pola
pikirnya yang lebih terbuka dan memiliki wawasan yang luas dan dinamis dengan
semakin banyak beliau bergaul dalam ruang lingkup yang semakin luas dan lebih
banyak variasi pergaulannya.
12
Keterkaitan Ibu Rumah Tangga yang Bekerja dan Ibu Rumah Tangga yang
Tidak Bekerja dengan Tingkat Literasi Keuangan dan Alokasi Pendapatan
Literasi keuangan sehingga menjadi sesuatu yang dibutuhkan dalam
kehidupan di era globalisasi ini agar dapat mengelola keuangan dengan baik dan
mencapai kesejahteraan. Seorang ibu rumah tangga yang disertai dengan literasi
keuangan yang tinggi dalam pengelolaan keuangannya tentu saja akan lebih
berhati-hati dan lebih terencana dengan baik. Hal ini dibuktikan dalam hasil
penelitian yang dilakukan oleh hasil penelitian Navickas, dkk (2014) yang
mengatakan bahwa literasi keuangan memiliki pengaruh yang sangat tinggi dalam
manajemen keuangan pribadi baik dalam populasi Lithuanian, OECD, maupun di
USA. Hal itu terlihat pada ibu rumah tangga yang berusia 18 tahun hinga 30 tahun
tidak mengerti dasar literasi keuangan, seperti bunga sederhana dan gabungan.
Sehingga hal tersebut berdampak pada keputusan yang diambil dalam memilih
pinjaman, pegadaian, deposito, ataupun produk keuangan lainnya.
Sebaliknya dalam hasil penelitian yang dilakukan oleh Byrne (2007)
mengatakan bahwa pengetahuan keuangan yang rendah akan menyebabkan
pembuatan rencana keuangan yang salah, dan menyebabkan bias dalam
pencapaian kesejahteraan di saat usia tidak produktif lagi. Hal ini sejalan dengan
penelitian yang dilakukan oleh Sina (2012) yang mengatakan bahwa rendahnya
literasi keuangan berdampak pada kesejahteraan. Prioritas untuk meningkatkan
literasi keuangan menjadi suatu keharusan bagi individu ataupun keluarga yang
ingin sejahtera. Sehingga dalam penelitian ini dapat melihat keterkaitan ibu rumah
tangga yang bekerja dan ibu rumah tangga yang tidak bekerja berdasarkan tingkat
literasi keuangan dan alokasi pendapatan.
13
METODE PENELITIAN
Jenis Penelitian
Kuncoro (2009) mengklasifikasikan metode penelitian menjadi penelitian
historis, penelitian deskriptif, penelitian kausal, penelitian komparatif, dan
penelitian eksperimental. Penelitian yang dilakukan ini menggunakan metode
penelitian deskriptif dan eksplanatif. Penelitian deskriptif merupakan penelitian
yang melakukan pengumpulan data untuk menggambarkan dan memberi
penjelasan yang lebih mendetail mengenai fenomena dari subjek penelitian.
Sedangkan penelitian eksplanatif adalah penelitian yang menjelaskan hubungan
antar fenomena.
Populasi dan Sampel
Populasi menurut Sugiyono (1999:72) adalah wilayah generalisasi yang
terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu
yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan.
Populasi dalam penelitian ini adalah ibu rumah tangga yang berada di Kelurahan
Panggung Lor, Kecamatan Semarang Utara, Kota Semarang baik yang bekerja
maupun yang tidak bekerja.
Sugiyono (2005) juga mengatakan bahwa bagian dari populasi yang
menjadi sumber data dalam penelitian, yang mana adalah merupakan bagian dari
jumlah karakteristik yang dimiliki oleh populasi dapat disebut dengan sampel.
Dalam penelitian dilakukan terhadap sampel yang mewakili populasinya. Pada
penelitian ini metode pemilihan sampel yang digunakan merupakan gabungan dari
Proportionate Stratified Sampling Method dan Snowball Sampling Method.
Dimana Proportionate Stratified Sampling Method adalah teknik
pengambilan sampel dalam bentuk distratifikasikan secara proporsional, namun
tidak dipilih acak melainkan secara kebetulan saja. Sedangkan Snowball Sampling
Method merupakan cara pengambilan sampel ini adalah dengan mengetahui
informasi dari satu atau dua orang sesuai dengan karakteristik atau ciri-ciri yang
telah ditentukan menjadi sampel atau responden dalam penelitian ini. Kemudian
14
meminta kepada sampel pertama tersebut untuk menunjukan orang lain yang kira-
kira bisa dijadikan sampel selanjutnya. Sampel dalam penelitian ini diambil
menggunakan formula yang dikemukakan oleh Yamane (1973) sebagaimana
dikutip Utami dan Supramono (2003) sebagai berikut:
n =
Dimana:
n : jumlah sampel
N : jumlah populasi
d : presisi yang ditetapkan sebesar 10%
Dengan populasi ibu rumah tangga baik yang bekerja maupun yang tidak
bekerja di Kelurahan Panggung Lor, Kecamatan Semarang Utara, Kota Semarang
menurut data Posyandu pada periode Mei 2014 berjumlah 1.403 orang dan presisi
yang ditetapkan sebesar 10%, maka jumlah sampel yang harus diambil sebanyak
100 responden sesuai dengan perhitungan rumus di atas. Dan dengan
menggunakan Proportionate Stratified Sampling Method, pembagian sampel
menjadi 50 responden merupakan ibu rumah tangga yang tidak bekerja dan 50
responden merupakan ibu rumah tangga.
n =
=
= 93.34664 ≈ 100 orang
Metode Pengumpulan Data
Pengumpulan data untuk penelitian ini dilakukan melalui studi
dokumentasi dengan mengumpulkan data pendukung, literatur, jurnal, dan buku-
buku referensi untuk mendapatkan gambaran masalah yang diteliti. Data
pendukung diperoleh dengan menggunakan kuisioner tertutup dimana di dalam
kuisioner tersebut telah disediakan semua alternatif jawaban yang telah mewakili
variabel yang diteliti, sehingga responden hanya perlu memilih alternatif jawaban
yang sesuai.
15
Pengukuran Variabel
Variabel yang ada dalam penelitian ini adalah literasi keuangan dan
alokasi pendapatan yang meliputi konsumsi, tabungan, dan investasi. Definisi
alokasi pendapatan menurut Masassya (2004: 9-10) adalah proses implementasi
dari perencanaan keuangan yang telah dibuat yang terdiri dari tiga hal pokok,
antara lain:
1. Konsumsi, pengalokasian ini termasuk pengeluaran biaya tetap (fixed cost)
yang tidak bisa ditunda lagi, yaitu angsuran rumah, biaya listrik, air,
telepon, biaya makan, minum, dan rekreasi. Biaya konsumsi ini beragam,
akan tetapi perlu dipatok atau ditentukan lazimnya biaya ini berkisar
antara 40%-50%
2. Saving atau tabungan, pengalokasian pada tabungan bisa dimasukkan
sebagai simpanan/tabungan tetap dan bisa dimaksudkan sebagai tabungan
untuk berjaga-jaga yaitu misalnya ada keperluan ke dokter dan memberi
sumbangan. Tabungan ini juga perlu ditentukan dan pada umumnya
berkisar 25% dimana 10%-15% digunakan sebagai motif berjaga-jaga dan
sisanya digunakan sebagai tabungan tetap
3. Investasi, pengalokasian pada investasi dini dimaksudkan sebagai
pengembangbiakan uang secara terencana dan disiplin
Dalam kuesioner ini, terlebih dahulu responden diminta untuk mengisikan
presentase jumlah konsumsi, tabungan, dan investasi yang dilakukannya.
Sehingga dari rata-rata presentase tersebut, dapat dilihat presentase jumlah alokasi
pendapatan ibu rumah tangga yang bekerja dan yang tidak bekerja.
16
Selanjutnya terdapat pertanyaan-pertanyaan mengenai persepsi alokasi
pendapatan rumah tangga berjumlah 16 buah. Setiap dimensi faktor akan diukur
dengan skala likert, yang merupakan skala ordinal. Ghozali (2001) sebagaimana
dikutip oleh Anggara (2012) membagi skala tersebut menjadi lima tingkat
preferensi jawaban sebagai berikut:
1 = Sangat Tidak Setuju
2 = Tidak Setuju
3 = Agak Setuju
4 = Setuju
5 = Sangat Setuju
Semakin tinggi rata-rata skor menunjukkan persepsi alokasi pendapatan
yang semakin baik, indikator konsumsi yang baik, tabungan dan investasi yang
penting. Semakin baik konsumsi artinya ibu rumah tangga di samping melakukan
penghematan, beliau juga berani membayar untuk harga yang tinggi demi
memperoleh kualitas terbaik yang diinginkannya.
Sedangkan untuk variabel yang kedua adalah terkait dengan literasi
keuangan dimana memiliki definisi sebagai pengetahuan untuk mengelola
keuangan dalam pengambilan keputusan keuangan sebagaimana yang
dikemukakan oleh Chen dan Volpe (1998). Definisi tersebut dapat diajabarkan ke
dalam 4 dimensi yaitu:
1. Manajemen keuangan pribadi (personal finance) merupakan proses
perencanaan dan pengendalian keuangan dari unit individu atau keluarga
2. Bentuk simpanan di Bank yang dapat dilakukan dalam bentuk tabungan
(sebagian pendapatan mastyarakat yang tidak dibelanjakan disimpan
sebagai cadangan guna berjaga-jaga dalam jangka pendek), deposito
berjangka (simpanan pada bank yang penarikannya hanya dapat dilakukan
dalam jangka waktu tertentu), sertifikat deposito (deposito berjangka yang
bukti simpanannya dapat diperdagangkan), dan giro (simpanan pada bank
yang dapat digunakan sebagai alat pembayaran)
3. Asuransi adalah salah satu bentuk pengendalian resiko yang dilakukan
dengan cara mengalihkan/transfer risiko dari satu pihak ke pihak lain
17
(dalam hal ini adalah perusahaan asuransi). Pengerian asuransi yang lain
adalah merupakan suatu pelimpahan resiko dar pihak pertama kepada
pihak lain
4. Investasi merupakan suatu bentuk pengalokasian pendapatan yang
dilakukan saat ini untuk memperoleh manfaat keuntungan (return) di
kemudian hari yang bisa melebihi modal investasi yang dikeluarkan saat
ini
Pertanyaan-pertanyaan mengenai literasi keuangan di kuesioner tersebut
berisi 10 pertanyaan berupa pilihan ganda yang terdiri dari 4 komponen yang
meliputi pengetahuan pribadi dalam bidang pengetahuan umum, simpanan dan
pinjaman dana, asuransi dana, dan investasi.
Pengelompokan skor dilakukan dengan menghitung jawaban benar yang
dikelompokkan ke dalam dua kategori menurut presentase dari seluruh peserta
survei. Kategori pertama mencakup skor 0 hingga 50% (tingkat pengetahuan
rendah) dan yang kedua 51-100% (tingkat pengetahuan tinggi).
18
Dari penjabaran di atas, dapat dibuat tabel pengukuran variabel sebagai
berikut:
Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan analisis
deskriptif berusaha menjelaskan atau menggambarkan berbagai karakteristik data
seperti melihat mean, varians, serta distribusi frekuensi (Situmorang dan Muslich,
2010:10)
Tabel 2
Pengukuran Variabel
Variabel Definisi Operasional Indikator Pengukuran
Alokasi
Pendapatan
(Masassya, 2004:
9-10)
Proses mengimplementasikan
perencanaan yang telah dibuat
yang antara lain berupa
konsumsi, tabungan atau saving,
dan investasi.
Konsumsi yang
meliputi makanan
dan nonmakanan
Tabungan / saving
baik yang berupa
tabungan tetap dan
tabungan untuk
berjaga-jaga
Investasi
Literasi
Keuangan
(Chen and Volpe,
1998)
Pengetahuan untuk mengelola
keuangan dalam pengambilan
keputusan keuangan
Pengetahuan
Umum Keuangan
Pribadi
Simpanan dan
Pinjaman Dana
Asuransi Dana
Investasi
19
ANALISIS DATA
Karakteristik Responden
Sebanyak 100 responden yang terdiri dari 50 reponden ibu rumah tangga
yang bekerja dan sisanya merupakan ibu rumah tanga yang tidak bekerja telah
memenuhi kriteria sebagai sampel dan telah bersedia mengisi daftar pertanyaan
atau kuesioner penelitian dengan lengkap sehingga telah memenuhi persyaratan
penelitian. Sebelum menguji hipotesis, perlu diketahui karakteristik reponden
terlebih dahulu. Karakteristik responden tersebut meliputi usia, tingkat
pendidikan, jumlah tanggungan anak, jenis pekerjaan, jumlah penghasilan per
bulan, dan jumlah penghasilan suami per bulan. Kemudian dari data yang telah
terkumpul diolah dan dilakukan analisis frekuensi dalam tabel berikut:
20
Tabel 3
Karakteristik Reponden
Karakteristik
Responden
Ibu Rumah Tangga yang Tidak
Bekerja Ibu Rumah Tangga yang Bekerja
Usia Jumlah Presentase Jumlah Presentase
25-29 5 10% 4 8%
30-39 7 14% 12 24%
40-49 11 22% 19 38%
50-59 23 46% 14 28%
>60 4 8% 1 2%
Total 50 100% 50 100%
Tingkat
Pendidikan Jumlah Presentase Jumlah Presentase
SD 0 0% 1 2%
SMP 3 6% 0 0%
SMA 29 58% 17 34%
D3 2 4% 12 24%
S1 14 28% 16 32%
Lainnya 2 4% 4 8%
Total 50 100% 50 100%
Tanggungan Anak Jumlah Presentase Jumlah Presentase
0 9 18% 7 14%
1 9 18% 8 16%
2 20 40% 27 54%
>2 12 24% 8 16%
Total 50 100% 50 100%
Penghasilan
Perbulan (jutaan)
Penghasilan Suami Penghasilan Suami Pengasilan Istri
Jumlah Presentase Jumlah Presentase Jumlah Presentase
0 0 0% 4 8% 0 0%
< Rp 1 3 6% 1 2% 3 6%
Rp 1 - Rp 2 5 10% 7 14% 13 26%
Rp 2 - Rp 3 11 22% 10 20% 16 32%
Rp 3 - Rp 4 12 24% 9 18% 6 12%
> Rp 4 19 38% 19 38% 12 24%
Total 50 100% 50 100% 50 100%
Sumber: Hasil Olahan Data Primer (2014)
21
Berdasarkan analisis menggunakan metode deskriptif frekuensi, usia dari
50 reponden ibu rumah tangga bervariasi dari usia 26 tahun hingga 65 tahun.
Tidak ada undang-undang yang mengatur batas usia pensiun, namun menurut UU
No.11 Tahun 1992 tentang Dana Pensiun menyebutkan bahwa hak atas manfaat
pensiun dengan catatan batas usia pensiun normal adalah 55 tahun dan batas usia
manfaat pensiun wajib maksimum 60 tahun. Oleh karena itu mayoritas responden
ibu rumah tangga yang tidak bekerja adalah berada pada rentang usia 50-59 tahun
yang kemungkinan berada dalam masa pensiun. Sama halnya dengan usia di atas
60 tahun lebih banyak diperoleh dari ibu rumah tangga yang tidak bekerja.
Sedangkan 1 reponden ibu rumah tangga yang bekerja dengan usia di atas 60
tahun dikarenakan beliau adalah seorang wirausahawati.
Sedangkan pada ibu rumah tangga yang bekerja mayoritas memiliki usia
40 tahun hingga 49 tahun. Oleh karena dalam masa berkarir, pada rentang usia
inilah seseorang telah mencapai kematangan karir dan memulai utuk menikmati
pekerjaannya. Sehingga pada usia inilah banyak ibu rumah tangga yang bertahan
untuk terus meniti karir.
Terkait dengan usia rata-rata responden ibu rumah tangga yang berada
pada rentang usia 50 tahun hingga 59 tahun tidak mengherankan jika tingkat
pendidikan rata-rata responden ibu rumah tangga yang tidak bekerja adalah
tamatan SMA. Kemudian pada responden ibu rumah tangga yang bekerja rata-rata
jenjang pendidikan terakhir yang dimilikinya lebih tinggi dibandingkan ibu rumah
tangga yang tidak bekerja. Jumlah tamatan SMA nya lebih sedikit dan lebih
banyak yang berasal dari Diploma D3 dan Sarjana S1. Karena tidak dapat
dipungkiri bahwa pada era globalisasi ini sebagian besar lapangan pekerjaan
mensyaratkan pelamar yang minimal adalah tamatan SMA/SMK atau bahkan ada
yang mensyaratkan Sarjana S1 bagi pelamarnya. Sehingga dapat menjadi tuntutan
bagi seorang ibu rumah tangga yang masih ingin tetap meniti karirnya untuk
melanjutkan pendidikannya yang lebih tinggi. Namun, masih ada 1 responden ibu
rumah tangga bekerja yang merupakan tamatan SD saja, dimana beliau
merupakan seorang wirausahawati. Sedangkan beberapa responden yang memilih
pilihan lainnya, sebagian besar adalah seorang tamatan akademi sekretariat.
22
Kemudian karakteristik responden juga menyangkut jumlah tanggungan
anak. Dimana jumlah tanggungan anak yang dimiliki oleh sampel ibu rumah
tangga yang tidak bekerja lebih banyak dibandingkan ibu rumah tangga yang
bekerja. Hal ini dikarenakan dengan peran ganda yang disandangnya menjadikan
ibu rumah tangga yang bekerja membatasi diri untuk memiliki anak lebih dari 2.
Oleh karena peran ganda tersebut menngakibatkan beliau memiliki keterbatasan
waktu dan tenaga yang dimilikinya untuk mengurus banyak anak. Apalagi
ditambah dengan pemikiran mengenai keadaan ekonomi untuk mencukupi
kebutuhan anak pada masa kini yang tidaklah sedikit. Selain itu, ibu rumah tangga
yang bekerja lebih memiliki pengetahuan yang luas dari hasilnya bersosialisasi
dengan kerabat-kerabatnya membuat beliau lebih mengerti metoda untuk menjadi
Keluarga Berencana yang aman dan terbaik untuk kesehatan.
Jumlah anak yang tidak lebih dari 2 juga terkait dengan karakteristik
responden yang menunjukkan bahwa rata-rata penghasilan suami dari ibu rumah
tangga yang bekerja lebih rendah dibandingkan ibu rumah tangga yang tidak
bekerja. Sehingga hal ini menjadi alasan bagi ibu rumah tangga untuk bekerja
membantu perekonomian rumah tangganya.
Jenis pekerjaan yang banyak dijalani oleh mayoritas ibu rumah tangga
adalah sebagai pegawai swasta. Dengan variasi sebagai guru, pegawai toko,
karyawan kantor, karyawan perusahaan, dan lain sebagainya. Oleh karena
pegawai swasta memiliki jam kerja yang jelas dari pagi hingga sore hari dan tetap
memiliki hari libur sehingga memungkinkan ibu rumah tangga untuk menjalankan
Tabel 4
Karakteristik Reponden
Berdasarkan Jenis Pekerjaan
Pekerjaan Jumlah Presentase
PNS 2 4%
Pegawai Swasta 27 54%
Wirausahawati 18 36%
Lainnya 3 6%
Total 50 100%
Sumber: Hasil Olahan Data Primer (2014)
23
peran gandanya di sela kesibukannya. Selain itu, banyak ibu rumah tangga yang
menjadi seorang wirausahawati seperti membuka toko, membuka salon,
memproduksi makanan, membuka rumah makan, menjadi penjahit, dan lain
sebagainya. Pekerjaan tersebut menjadi sasaran banyak kalangan ibu rumah
tangga dengan alasan hanya dengan pekerjaan-pekerjaan tersebut beliau dapat
menjalankan peran ganda dengan maksimal. Hal tersebut sesuai dengan
pernyataan Beauregard (2008) dimana wanita yang menikah, terutama mereka
yang sudah memiliki anak harus mengambil pekerjaan yang tidak menuntut
waktu banyak dalam rangka untuk berhasil menggabungkan pekerjaan dengan
tanggung jawab didalam rumah tangga mereka.
Selain itu alasan lain adalah karena beliau bekerja dengan usahanya sendiri
dan dengan modal kecilpun dapat membuat sebuah usaha yang menghasilkan
pendapatan yang cukup besar. Akan tetapi, dengan status peran gandanya juga
menjadikan beliau tidak dapat bekerja secara fokus untuk meningkatkan karir
sehingga rata-rata penghasilan ibu rumah tangga yang bekerja tidak terlalu tinggi.
Namun, terdapat pula responden ibu rumah tangga bekerja dengan
penghasilan suami yang terbilang tinggi. Sehingga ada beberapa kemungkinan
yang mendorong ibu rumah tangga untuk bekerja. Pertama, seorang ibu rumah
tangga memiliki tingkat konsumtif yang tinggi untuk membeli barang-barang
yang berharga sehingga menginginkan pendapatan tambahan. Kemungkinan yang
kedua adalah untuk mengatasi kebosanan dengan peran rumah tangga dan yang
terakhir terkait dengan faktor kepribadian yang lebih mendominasinya.
Selain untuk mencari tambahan pendapatan rumah tangga, terdapat 4 ibu
rumah tangga yang menjadi penopang kehidupan ekonomi rumah tangganya
karena suami yang tidak bekerja.
Gambaran Alokasi Pendapatan Ibu Rumah Tangga
Dengan perbedaan kedua jenis sumber pendapatan rumah tangga yang
dimiliki oleh kedua jenis ibu rumah tangga tersebut, dilakukan penelitian
mengenai pola alokasi pendapatan antara kedua jenis ibu rumah tangga tersebut.
Karena dengan perbedaan peran, keduanya memiliki perlakuan yang berbeda
24
dalam mengalokasikan pendapatan rumah tangganya. Pola alokasi pendapatan
dilihat dari rata-rata presentase alokasi pendapatan untuk konsumsi, tabungan,
investasi yang biasa dilakukan baik oleh ibu rumah tangga yang tidak bekerja dan
ibu rumah tangga yang bekerja, dapat dilihat dalam tabel di bawah ini.
Aspek konsumsi merupakan alokasi terbesar dari pendapatan rumah
tangga yang dimiliki keduanya, sekitar 60%. Dengan proporsi alokasi pendapatan
untuk konsumsi kebutuhan bahan pangan paling diprioritaskan, baru
mengalokasikan untuk kebutuhan nonpangan seperti kesehatan, pendidikan.
Perbedaan terdapat pada prioritas untuk kebutuhan akan hiburan, perumahan, dan
pakaian. Ibu rumah tangga yang tidak bekerja akan memprioritaskan hiburan
terlebih dahulu kemudian kebutuhan akan perumahan dan yang terakhir
dialokasikan untuk memperhatikan penampilan mereka yaitu terkait dengan
pakaian. Berkebalikan dengan ibu rumah tangga yang bekerja yang
memprioritaskan pakaian dimana dalam pergaulannya yang luas beliau tetap harus
memperhatikan penampilan untuk dapat mengimbangi teman-temannya. Dan
hiburan menjadi prioritas terakhir dengan alasan dengan kesibukan yang dimiliki
olehnya dan suaminya yang bekerja membuat beliau tidak memiliki banyak waktu
luang unuk berekreasi sehingga beliau akan lebih memprioritaskan kebutuhan
lainnya terlebih dahulu.
Selanjutnya ibu rumah tangga juga telah menyadari pentingnya motif
untuk berjaga-jaga dengan memiliki tabungan. Dimana mayoritas ibu rumah
tangga baik yang tidak bekerja maupun yang tidak bekerja mengalokasikan sekitar
Tabel 5
Rata-Rata Alokasi Pendapatan Rumah Tangga
Jenis Ibu Rumah
Tangga
Alokasi Pendapatan
Konsumsi Tabungan Investasi Total
Presentase Presentase Presentase Presentase
Ibu Rumah Tangga
yang Tidak Bekerja 64.5% 22.9% 12.6% 100%
Ibu Rumah Tangga
yang Bekerja 61.4% 22.4% 16.2% 100%
Sumber: Hasil Olahan Data Primer (2014)
25
22% untuk ditabung dan sebagian besar dari mereka menabung di bank.
Sedangkan untuk investasi, lebih banyak ibu rumah tangga yang bekerja yang
mengalokasikannya sekitar 16% dibandingkan dengan ibu rumah tangga yang
tidak bekerja yang hanya sekitar 12%. Meskipun masih belum semua responden
melakukan investasi dan kebanyakan dari mereka hanya melakukan investasi pada
aset riil saja.
Dari rata-rata presentase alokasi pendapatan baik meliputi konsumsi,
tabungan, dan investasi yang dilakukan oleh kedua ibu rumah tangga sebenarnya
tidak memiliki perbedaan. Akan tetapi, secara lebih mendalam untuk melakukan
penelitian mengenai perbedaan kedua jenis ibu rumah tangga ini dalam
melakukan alokasi pendapatannya, dapat melihat persepsi yang dimiliki oleh ibu
rumah tangga dalam mengalokasikan pendapatan. Namun selanjutnya secara lebih
mendalam untuk melihat alokasi pendapatan dapat dilihat dari masing-masing
persepsi ibu rumah tangga mengenai konsumsi, tabungan, dan investasi pada tabel
di bawah ini:
26
Tabel 6
Persepsi Pola Alokasi Ibu Rumah Tangga Bekerja dan Ibu Rumah Tangga Tidak
Bekerja
No Persepsi Alokasi Pendapatan Ibu Rumah
Tangga
Skor Ibu Rumah Tangga yang Tidak
Bekerja
Skor Ibu Rumah Tangga Yang
Bekerja
Persepsi Pola Alokasi Konsumsi
1 Saya membeli barang kebutuhan sehari-hari
untuk pemenuhan gizi 4.12 4.26
2 Saya selalu membeli produk kebutuhan
sehari-hari yang menawarkan diskon 3.18 3.26
3 Saya akan cenderung memilih biaya
pendidikan yang murah 2.48 2.38
4 Dalam memilih produk pendidikan, saya
selalu memperhatikan mutu 4.34 4.42
5 Saya membeli pakaian dan aksesoris untuk
mengikuti trend 1.82 2.22
6 Saya akan merasa bangga jika membeli
pakaian dan aksesoris yang bermerek 1.64 2.02
7 Saya akan merasa bangga jika pergi ke tempat
hiburan yang berkelas 1.64 1.86
8 Saya selalu memperhatikan kelengkapan
fasilitas dan kenyamanan pada saat pergi ke
tempat hiburan
3.5 3.74
9 Harga yang lebih murah merupakan faktor
yang sangat penting dalam menentukan
tempat hiburan
2.7 2.92
10 Saya cenderung memilih penyedia layanan
kesehatan yang memberikan kesan berkelas 2.3 2.42
11 Harga merupakan faktor utama yang menjadi
pertimbangan dalam memilih tempat check-
up kesehatan
3.14 3.22
12 Saya selalu memperhatikan kelengkapan
fasilitas dan tenaga medis yang terlatih dalam
melakukan check-up kesehatan
4.22 4.14
13 Saya mengalokasikan sekitar 40%-50% dari
total pendapatan rumah tangga saya untuk
konsumsi
3.76 3.46
Persepsi Pola Alokasi Tabungan
14 Saya menyisihkan 10% hingga 15% dari total
pendapatan rumah tangga saya untuk
ditabung
4.1 3.98
15 Saya menyisihkan uang dari sebagian
penghasilan untuk motif berjaga-jaga yang
dapat digunakan sewaktu-waktu
4.24 4.28
Persepsi Pola Alokasi Investasi
16 Saya juga melakukan investasi dengan tujuan
untuk memperoleh keuntungan 3.54 3.9
Sumber: Hasil Olahan Data Primer (2014)
27
Persepsi pola alokasi pendpaatan ibu rumah tangga ini dilihat dari semakin
tingginya rata-rata skor semakin menunjukkan ibu rumah tangga yang setuju pada
pernyataan tersebut. Kemudian jika dilihat dari persepsi dalam mengalokasian
pendapatan rumah tangga untuk konsumsi yang dilakukan oleh ibu rumah tangga
yang bekerja tidak memiliki perbedaan yang signifikan dibandingkan dengan ibu
rumah tangga yang tidak bekerja. Dimana ibu rumah tangga bersedia untuk
mengalokasikan pendapatan yang tidak sedikit demi memeroleh kualitas yang
baik untuk priotas kebutuhan primer seperti barang kebutuhan sehari-hari,
pendidikan, dan kesehatan. Meskipun beliau tetap mengusahakan untuk bertindak
ekonomis seperti mencari diskon, akan tetapi kualitas dan fasilitas merupakan hal
utama yang harus terpenuhi terlebih dahulu. Sedangkan untuk kebutuhan tersier
seperti kebutuhan akan pakaian yang mengikuti trend dan asesoris ibu rumah
tangga yang bekerja lebih berani untuk membeli pakaian yang bermerek dan akan
merasa lebih bangga ketika mengenakannya. Selanjutnya untuk hiburan ibu rumah
tangga akan memperhatikan kelengkapan fasilitas dan kenyamanan terlebih
dahulu baru kemudian menentukan harga untuk memilih tempat tersebut. Dan
menurut ibu rumah tangga dalam menentukan tempat hiburan tidak harus dengan
harga yang murah ataupun berkelas.
Rata-rata ibu rumah tangga juga mengalokasikan sekitar 10% hingga 15%
dari pendapatannya untuk ditabung sebagai motif berjaga-jaga yang dapat
digunakan sewaktu-waktu. Sedangkan untuk investasi dengan motif mencari
keuntungan lebih banyak dipilih oleh ibu rumah tangga yang bekerja.
Gambaran Literasi Keuangan Ibu Rumah Tangga
Tingkat literasi keuangan yang dimiliki oleh ibu rumah tangga baik yang
bekerja maupun yang tidak bekerja dapat dilihat dari 4 dimensi literasi keuangan
yang terdiri dari pengetahuan umum tentang keuangan pribadi, simpanan dan
pinjaman dana, asuransi dana, dan investasi. Dan tingkat literasi keuangan kedua
jenis ibu rumah tangga diukur dengan jumlah skor benar dari 4 dimensi tersebut
seperti pada tabel di bawah ini:
28
Rata-rata ibu rumah tangga sudah mengerti tentang pengetahuan umum
tentang keuangan pribadi yang meliputi manfaat pengetahuan pribadi dan
perencanaan keuangan pribadi, kemudian tentang definisi kekayaan bersih dan
boros. Akan tetapi sebagian besar ibu rumah tangga ini kurang mengerti dengan
definisi kekayaan bersih yang merupakan perbedaan antara liabilitas dan asset.
Sedangkan dimensi yang paling kurang dimengerti oleh kedua jenis ibu
rumah tangga ini adalah terkait dengan investasi. Khususnya menngenai
reksadana. Meskipun ibu rumah tangga yang bekerja lebih mengerti mengenai
investasi dengan keuntungan yang tinggi di samping resiko yang juga tinggi.
Sehingga perbedaan tingkat literasi keuangan ibu rumah tangga terlihat dengan
signifikan dalam dimensi ini.
Kemudian dimensi literasi keuangan yang terkait dengan simpanan dan
pinjaman dana, rata-rata kedua jenis ibu rumah tangga ini tidak mengerti dengan
perhitungan bunga majemuk. Akan tetapi, ibu rumah tangga yang bekerja lebih
mengerti mengenai kartu kredit. Sedangkan mengenai asuransi, mayoritas kedua
jenis ibu rumah tangga ini sudah mengerti akan alasan membeli asuransi, yaitu
untuk melindungi dari kerugian yang besar. Akan tetapi, ketika diberikan
sejumlah pernyataan mengenai jenis-jenis asuransi berikut dengan kekurangan
dan kelebihan dari masing-masing asuransi tersebut ibu rumah tangga ini tidak
mengerti. Meskipun beberapa ibu rumah tangga yang bekerja mengerti akan jenis
Tabel 7
Dimensi Literasi Keuangan
Jenis Ibu Rumah
Tangga
Tingkat Literasi Keuangan
Pengetahuan Umum tentang
Keuangan Pribadi
Simpanan dan Pinjaman
Dana
Asuransi Dana
Investasi
Ibu Rumah Tangga
Tidak Bekerja 43.5% 25% 31% 15%
Ibu Rumah Tangga
Bekerja 46% 31% 41% 31%
Sumber: Hasil Olahan Data Primer (2014)
29
asuransi. Sehingga rata-rata literasi keuangan dari dimensi asuransi lebih tinggi
ibu rumah tangga yang bekerja dibandingkan ibu rumah tangga yang tidak
bekerja.
Dari keempat dimensi literasi keuangan tersebut dapat digunakan untuk
mengkategorikan tingkat literasi keuangan yang terbagi atas tingkat literasi
keuangan baik dan buruk. Dimana kategori baik berada pada skor 0-50 dan
kategori buruk berada pada rentang skor 51-100.
Jika dilihat dari tabel di atas, rata- rata ibu rumah tangga yang tidak
bekerja berada pada tingkatan literasi keuangan buruk. Sedangkan ibu rumah
tangga yang bekerja lebih banyak yang memiliki tingkat literasi keuangan baik.
Sehingga dapat dikatakan bahwa tingkat literasi keuangan ibu rumah tangga yang
bekerja lebih tinggi dibandingkan ibu rumah tangga yang tidak bekerja. Dimana
perbedaan yang signifikan terdapat pada dimensi investasi. Akan tetapi, kuesioner
yang dipergunakan untuk mengukur tingkat literasi keuangan ini terlalu rumit
yang biasanya digunakan untuk memperoleh Certified Financial Planner, sehingga
kurang sesuai dengan karakteristik ibu rumah tangga.
Keterkaitan Ibu Rumah Tangga dengan Tingkat Literasi Keuangan dan
Alokasi Pendapatan Ibu Rumah Tangga yang Bekerja dan Ibu Rumah
Tangga yang Tidak Bekerja
Tingkat literasi keuangan ibu rumah tangga yang bekerja yang berada pada
kategori tinggi lebih banyak dibandingkan ibu rumah tangga yang tidak bekerja.
Meskipun dapat dikatakan bahwa ibu rumah tangga masih memiliki tingkat
Tabel 8
Kategori Literasi Keuangan
Jenis Ibu Rumah
Tangga
Tingkat Literasi Keuangan
Rendah Tinggi Total
Ibu Rumah Tangga
yang Tidak Bekerja 48 2 50
Ibu Rumah Tangga
yang Bekerja 39 11 50
Sumber: Hasil Olahan Data Primer (2014)
30
literasi keuangan yang masih tergolong rendah. Namun dari segi alokasi
pendapatannya belum menunjukkan dampak dari tingkat literasi keuangan yang
dimilikinya. Oleh karena itu, dengan penelitian ini dapat dilihat secara lebih
mendetail keterkaitan ibu rumah tangga yang bekerja dan ibu rumah tangga yang
tidak bekerja dengan tingkat literasi dan alokasi pendapatan yang dilakukannya
seperti pada matriks di bawah ini:
Jika dilihat dari keterkaitannya, ibu rumah tangga tidak bekerja yang
memiliki tingkat literasi keuangan yang tinggi lebih banyak dalam
mengalokasikan konsumsinya dibandingkan ibu rumah tangga yang bekerja.
Begitu pula dengan alokasi untuk investasi yang dimiliki oleh ibu rumah tangga
ini paling sedikit dibandingkan ibu rumah tangga lainnya yang tidak bekerja
dengan tingkat literasi keuangan rendah ataupun ibu rumah tangga yang bekerja.
Begitu pula dengan alokasi konsumsi dan investasi yang paling besar malah
dilakukan oleh ibu rumah tangga bekerja yang dengan tingkat literasi keuangan
yang rendah.
Tabel 9
Matriks Keterkaitan Ibu Rumah Tangga dengan Tingkat Literasi
Keuangan dan Alokasi Pendapatan
Jenis Ibu
Rumah
Tangga
Tingkat Literasi Keuangan
Rendah Tinggi
Ibu Rumah
Tangga
Tidak
Bekerja
Konsumsi 64.1% Konsumsi 75%
Tabungan 23.1% Tabungan 17.5%
Investasi 12.8% Investasi 7.5%
Ibu Rumah
Tangga
Tidak
Bekerja
Konsumsi 60.8% Konsumsi 63.6%
Tabungan 22.9% Tabungan 24.1%
Investasi 17.3% Investasi 12.3%
Sumber: Hasil Olahan Data Primer (2014)
31
PEMBAHASAN
Alokasi Pendapatan Ibu Rumah Tangga yang Tidak Bekerja dan Ibu Rumah
Tangga yang Bekerja
Seorang ibu rumah tangga yang sebagian besar adalah pemegang roda
keuangan rumah tangga memiliki tanggung jawab yang tidaklah ringan. Beliau
tetap harus cerdas dalam mengalokasikan pendapatan rumah tangga yang
dimilikinya baik dari pendapatan suaminya bekerja maupun pendapatan gabungan
antara keduanya, sehingga dapat memenuhi tujuan baik untuk jangka pendek
maupun jangka panjang. Salah satu strategi yang dapat dilakukan adalah membuat
perencanaan keuangan untuk memprioritaskan kebutuhan mana yang harus
terlebih dahulu untuk dipenuhi dan mana yang harus dikesampingkan. Sehingga
dalam implementasinya tujuan keuangan baik jangka pendek maupun jangka
panjang dapat terpenuhi.
Sebelumnya, ibu rumah tangga dapat dibedakan menjadi dua jenis.
Pertama yaitu ibu rumah tangga yang tidak memiliki suatu kegiatan yang
menghasilkan uang di luar kehidupan rumah tangga menjadikan sumber
pendapatan rumah tangganya berasal dari suaminya. Kedua adalah ibu rumah
tangga yang bekerja dapat menghasilkan uang di luar kehidupan rumah
tangganya. Sehingga di satu sisi mereka memiliki pendapatan tambahan di luar
pendapatan suaminya sehingga sumber penghasilan rumah tangganya berasal dari
keduanya. Namun ada peluang bahwa dalam ibu rumah tangga yang malah
menjadi penopang ekonomi kehidupan rumah tangga tersebut.
Dalam hal pola alokasi pendapatan untuk konsumsi kedua jenis ibu rumah
tangga ini tidak menunjukkan perbedaan dari rata-rata presentase alokasi
pendapatan rumah tangganya. Keduanya mengalokasikan sekitar 60% dari
pendapatannya untuk konsumsi. Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian
yang dilakukan oleh Budianto (2006) yang juga menyatakan bahwa dalam
mengalokasian pendapatan untuk konsumsi baik ibu rumah tangga yang bekerja
maupun ibu rumah tangga yang tidak bekerja, tidak memiliki perbedaan yang
signifikan.
32
Kemudian pola alokasi pendapatan untuk kosumsi ditelusur lebih jauh dari
segi persepsi ibu rumah tangga dalam mengalokasikan pendapatan rumah
tangganya dari segi makanan, pendidikan, kesehatan, dan tempat rekreasi
keduanya juga tidak memiliki perbedaan dimana keduanya lebih memperhatikan
kualitas dibandingkan harga. Sedangkan untuk alokasi pendapatan untuk pakaian
yang bermerek lebih banyak dilakukan oleh ibu rumah tangga yang bekerja yang
memang dikarenakan untuk menunjang penampilannya dalam dunia kerja
sehingga dapat seimbang dengan teman serekannya maupun pelanggannya.
Menurut ibu rumah tangga yang bekerja pakaian menjadi suatu hal yang penting
juga. Sehingga dapat dikatakan bahwa kedua jenis ibu rumah tangga ini cukup
bijaksana dalam mengalokasikan pendapatannya untuk konsumsi.
Tidak adanya perbedaan yang signifikan dalam pola alokasi untuk
konsumsi yang dimiliki oleh kedua jenis ibu rumah tangga ini dikarenakan pada
satu sisi, dalam data responden yang diperoleh dalam penelitian ini, jumlah
tanggungan anak yang dimiliki oleh ibu rumah tangga yang tidak bekerja lebih
banyak dibandingkan ibu rumah tangga yang bekerja, sehingga kebutuhan
konsumsi untuk memenuhi kebutuhannya menjadi semakin tinggi. Sedangkan dari
sudut pandang ibu rumah tangga yang bekerja yang memiliki pendapatan sendiri
di samping mendapat pendapatan dari suaminya bekerja membuat beliau lebih
merasa bebas dalam mengalokasikan pendapatannya. Selain itu, dengan
pergaulannya yang besar menjadikan beliau pasti memiliki keinginan untuk
mengimbangi gaya hidup rekan-rekan kerjanya.
Kemudian jika dilihat dari jumlah pendapatan yang dimiliki ibu rumah
tangga yang bekerja dan jumlah gabungan pendapatan ibu rumah tangga yang
bekerja beserta suaminya juga berada pada strata yang sama. Oleh karena, ibu
rumah tangga yang tidak bekerja, suaminya memiliki pendapatan yang terbilang
tinggi. Sedangkan ibu rumah tangga yang bekerja memiliki pendapatan yang
berada pada kelas menengah dan mayoritas suaminya juga berada pada kelas yang
menengah.
Mayoritas ibu rumah tangga baik yang bekerja maupun yang tidak bekerja
juga sudah menyadari pentingnya menabung. Terbukti dengan ibu rumah tangga
33
yang mengalokasikan sekitar 22% dari total pendapatannya untuk ditabung dan
memilih untuk melakukannya menggunakan sarana perbankan. Tentu saja dengan
alasan di bank lebih aman dan banyak fasilitas yang memudahkan. Seperti
menarik uang melalui ATM, mentransfer uang baik secara langsung
menggunakan e-banking ataupun m-banking, dan lain sebagainya.
Rata-rata alokasi pendapatan untuk investasi yang dilakukan ibu rumah
tangga yang bekerja lebih tinggi dibandingkan ibu rumah tangga yang bekerja.
Hal ini didukung pula dengan adanya hasil dari persepsi ibu rumah tangga dalam
mengalokasikan pendapatan untuk investasi yang dimiliki oleh ibu rumah tangga
yang tidak bekerja masih memiliki pandangan yang konservatif dimana takut pada
resiko yang tinggi dimana menjadikan investasi yang sebagian besar adalah aset
riil sebagai simpanan yang dapat digunakan untuk berjaga-jaga saja. Sebaliknya
ibu rumah tangga yang bekerja, dalam pergaulannya banyak wawasan yang
diperolehnya dan dengan sisi psikologisnya yang lebih kuat memiliki lebih
banyak motivasi untuk mencapai tujuan apapun yang diinginkannya. Jadi beliau
akan lebih memiliki ambisi untuk meningkatkan kekayaannya dan salah satu yang
dapat dilakukannya adalah melalui investasi yang menghasilkan keuntungan.
Selain itu ibu rumah tangga yang bekerja juga pasti akan dihadapkan pada
usia pensiunnya, sehingga beliau dapat melakukan investasi sejak dini agar kelak
di masa pensiunnya tetap dapat menikmati kesejahteraan finansial selayaknya
tujuan setiap orang. Berdasarkan paparan di atas mengenai perbedaan persepsi
kedua jenis ibu rumah tangga dalam mengalokasikan pendapatan rumah
tangganya hanya terdapat pada alokasi pendapatan untuk investasi. Begitu pula
jika dilihat secara lebih mendalam terdapat perbedaan pada aspek konsumsi dan
investasi meskipun perbedaan yang terjadi masih sangat tipis. Dimana ibu rumah
tangga yang bekerja lebih dapat meminimalisir alokasi pendapatan untuk
konsumsi dan mengalokasikannya ke dalam investasi. Sehingga dapat dikatakan
bahwa dari dalam pola alokasi pendapatan rumah tangga memiliki perbedaan.
Dimana ibu rumah tangga yang bekerja memiliki pola alokasi yang lebih baik
dibandingkan ibu rumah tangga yang tidak bekerja.
34
Tingkat Literasi Keuangan Ibu Rumah Tangga yang Tidak Bekerja dan Ibu
Rumah Tangga yang Bekerja
Kategori mengenai tingkat literasi keuangan antara ibu rumah tangga yang
bekerja dan ibu rumah tangga yang tidak bekerja cukup menunjukkan perbedaan.
Dimana jumlah ibu rumah tangga yang bekerja yang memiliki tingkatan literasi
yang tinggi lebih banyak dibandingkan ibu rumah tangga yang tidak bekerja.
Kemudian jika dilihat dari rata-rata skor benarnya dari keempat dimensi
tersebut, kedua jenis ibu rumah tangga ini lebih mengerti tentang pengetahuan
umum tentang keuangan pribadi dibandingkan dengan dimensi lainnya.
Sedangkan investasi merupakan dimensi yang paling kurang dimengerti oleh
kedua jenis ibu rumah tangga ini. Meskipun ibu rumah tangga yang bekerja
memiliki rata-rata skor yang lebih tinggi dari semua dimensi ini.
Hal tersebut dikarenakan keberadaan ibu rumah tangga dalam dunia kerja
yang menjadikan pola pikirnya yang lebih terbuka dan memiliki wawasan yang
luas dan dinamis dengan semakin banyak beliau bergaul dalam ruang lingkup
yang semakin luas dan lebih banyak variasi pergaulannya.
Selain itu menurut data karakteristik responden, faktor usia ibu rumah
tangga yang tidak bekerja lebih banyak yang berada di atas usia pensiun
dibandingkan ibu rumah tangga yang bekerja. Karena faktor usia terkadang
membuat seseorang lebih memilih untuk bersikap konservatif daripada harus
belajar hal yang baru lagi. Sama halnya dalam literasi keuangan yang meliputi
pengeahuan umum, simpanan dan pinjaman dana, asuransi, dan investasi. Dimana
aspek investasi yang lebih banyak tidak diketahui oleh ibu rumah tangga yang
bekerja.
Kemudian dari faktor pendidikan ibu rumah tangga yang bekerja juga rata-
rata lebih tinggi dibandingkan ibu rumah tangga yang tidak bekerja. Oleh karena
jika pendidikan yang dimiliki semakin tinggi, maka bekal pengetahuan yang
dimilikinya semakin banyak dan memiliki rasa ingin tahu yang lebih tinggi untuk
semakin memperluas wawasannya. Sehingga ibu rumah tangga yang bekerja
dalam lingkup pergaulannya yang lebih besar dalam dunia kerja menjadikan
mereka lebih memiliki wawasan yang luas dan memiliki keinginan untuk maju.
35
Akan tetapi, dari hasil tersebut dapat dikatakan bahwa tingkat literasi keuangan
ibu rumah tangga di Indonesia masih rendah.
Keterkaitan Ibu Rumah Tangga dengan Tingkat Literasi Keuangan dan
Alokasi Pendapatan Ibu Rumah Tangga
Dalam memaksimalkan proses implementasi perencanaan keuangan yang
telah dilakukan baik oleh ibu rumah tangga yang tidak bekerja dan ibu rumah
tangga yang bekerja diperlukan literasi keuangan baik menganai pengetahuan
umum keuangan, simpanan dan pinjaman dana, asuransi, dan investasi. Tingkat
literasi keuangan dengan alokasi pendapatan yang dilakukan oleh kedua jenis ibu
rumah tangga ini menunjukkan hasil bahwa dengan tingkat literasi keuangan ibu
rumah tangga di Indonesia yang masih tergolong rendah, meskipun ibu rumah
tangga yang bekerja dapat dikategorikan memiliki tingkat literasi keuangan yang
lebih tinggi dibandingkan ibu rumah tangga yang tidak bekerja.
Pernyataan tersebut sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh
Navickas, dkk (2013) yang mengatakan bahwa ibu rumah tangga baik dalam
populasi Lithuanian, OECD, maupun di USA yang berusia 18 tahun hingga 30
tahun tidak mengerti dasar literasi keuangan, seperti bunga sederhana dan
gabungan. Sehingga memiliki dampak pada manajemen keuangan pribadi,
khususnya keputusan yang diambil dalam memilih pinjaman, pegadaian, deposito,
ataupun produk keuangan lainnya.
Akan tetapi pada hasil keterkaitan dalam penelitian ini menunjukkan
bahwa ibu rumah tangga yang bekerja dengan tingkat literasi keuangan yang
rendah lebih dapat mengalokasikan pendapatan secara lebih hemat dan
berinvestasi dengan baik. Dimana lebih banyak yang melakukan investasi di
sektor nonriil dibandingkan ibu rumah tangga lainnya yang beranggapan bahwa
berinvestasi di sektor riil lebih aman dan dapat dipergunakan sewaktu-waktu.
Sebaliknya ibu rumah tangga yang tidak bekerja denga tingkat literasi
keuangan yang tinggi lebih banyak mengalokasikan pendapatannya untuk
konsumsi dibandingkan ibu rumah tangga lainnya. Sehingga dapat dikatakan
bahwa pergaulannya dalam dunia kerja dapat membuat ibu rumah tangga
36
mengerti produk dan jasa keuangan dari rekan kerjanya. Sehingga investasi yang
dilakukan lebih besar dibandingkan dengan ibu rumah tangga lainnya. Meskipun
ibu rumah tangga ini tidak paham sepenuhnya mengenai produk dan jasa
keuangan tersebut. Jadi lingkungan sosial cukup memberikan pengaruh yang
positif bagi ibu rumah tangga. Selain itu, status suami yang juga bekerja membuat
ibu rumah tangga juga dapat mengalokasikan pendapatan dengan lebih baik.
Karena dalam ada diskusi antara suami dan istri terlebih dahulu, kemudian istri
yang melakukan praktek alokasi pendapatannya.
Namun faktor ibu rumah tangga yang bekerja yang memiliki jumlah
pendapatan yang tidak jauh berbeda dengan ibu rumah tangga yang tidak bekerja
juga menjadi salah satu faktor yang membuat ibu rumah tangga yang bekerja
untuk lebih hemat dalam mengalokasikan pendapatannya untuk konsumsi. Karena
di satu sisi beliau merasakan susahnya dalam mencari nafkah sehingga
menginginkan kesejahteraan finansial di masa mendatang dengan menabung atau
berinvestasi.
37
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil pengujian dan analisis data yang telah dilakukan, maka dapat
disimpulkan beberapa hal sebagai berikut:
1. Pola alokasi pendapatan yang dilakukan antara ibu rumah tangga yang
bekerja dan tidak bekerja tidak menunjukkan perbedaan yang signifikan.
Dimana alokasi pendapatan rumah tangga untuk konsumsi menjadi bagian
yang terbesar, kemudian diikuti oleh tabungan, dan investasi.
2. Tingkat literasi keuangan tinggi lebih banyak dimiliki oleh ibu rumah
tangga yang bekerja dibandingkan dengan ibu rumah tangga yang tidak
bekerja. Meskipun dapat dikatakan bahwa tingkat literasi keuangan yang
dimiliki oleh ibu rumah tangga masih cukup rendah terutama pada
investasi.
3. Ibu rumah tangga yang bekerja dengan tingkat literasi keuangan yang
rendah lebih dapat mengalokasikan pendapatan secara lebih hemat dan
berinvestasi dengan baik. Sebaliknya ibu rumah tangga yang tidak bekerja
denga tingkat literasi keuangan yang tinggi lebih banyak mengalokasikan
pendapatannya untuk konsumsi dibandingkan ibu rumah tangga lainnya.
Setelah diketahui tingkat literasi keuangan ibu rumah tangga di Indonesia pada
saat ini dan pola dalam alokasi pendapatannya, maka program yang dilakukan
oleh OJK ini perlu ditingkatkan dengan instrumen yang sesuai dengan
karakteristik ibu rumah tangga. Misalnya dengan bahasa yang sederhana.
Sehingga literasi keuangan dapat digunakan untuk membantu mengalokasikan
pendapatan rumah tangga secara lebih optimal, terlebih untuk investasi yang
masih sangat rendah dilakukan oleh ibu rumah tangga.
Keterbatasan Penelitian
Materi yang disajikan dalam kuesioner terkait dengan tingkat literasi
keuangan untuk ibu rumah tangga terlalu rumit sehingga kurang sesuai dengan
objek yang digunakan.
38
Saran Untuk Penelitian Mendatang
Menggunakan kuesioner yang lebih sederhana yang sesuai dengan
karakteristik ibu rumah tangga sehingga mudah dimengerti untuk mengukur
tingkat literasi keuangan ibu rumah tangga baik yang bekerja maupun ibu rumah
tangga yang tidak bekerja.
39
DAFTAR PUSTAKA
Anggara, Rudi, 2012, Hubungan Tingkat Penghasilan Dan Jenis Kelamin
Dengan Sikap Overconfidence Dalam Keputusan Investasi, Fakultas
Ekonomika dan Binis (tidak dipublikasikan).
Beauregard, T.A, 2008, Family Influences on the Career Life Cycle, LSE
Research Online Edward Elgar Press pp, 101-126.
Birnbaum, Norman, 1971, Toward a Critical Sociology, Oxford University Press,
New York.
Budianto, Ivana Ngawen, 2006, Perbedaan Alokasi Penggunaan Dana
Konsumsi Wanita Rumah Tangga dan Wanita Karir di Surabaya
Timur, Universitas Kristen Petra.
Bryne, A, 2007, Employee saving and Investment decisions in defined
contribution pension plans: survey evidence from the U.K, Financial
Services Review 26 (2007).
Chen, Haiyang & Volpe, Ronal P, 1998, An Analysis of Personal Financial
Literacy Among College Students, Financial Services Review 72 (2).
Chen, H. & Volpe, R. P, 2002, Gender Differences in Personal Financial
Literacy Among College Students, Financial services review 11 (2002) 289-
307.
Chen, Haiyang, 2002, Gender differences in Personal Financial Literacy Among
College Students, Financial Services Review.
Dhuwita, Qiqin Trisna, 2003, Pengujian Analisis Tenikal Dalam Memprediksi
Indeks LQ 45 di Bursa Efek Jakarta, Tesis. Univesitas Diponegoro,
Semarang.
Dorimulu, Primus, 2003, Yang Menabur Yang Menuai, Investor, 81,9-17.
Fazriyati, Wardah, Mengajak Perempuan Melek Finansial.
http://female.kompas.com/read/2011/12/06/13363137/Mengajak.Perempuan
.Melek.Finansial diakses pada 1 Juni 2014 pukul 3:11 WIB
Garman, E. Thomas and Forgue, Raymond E, 1997, Personal Finance, Houghton
Mifflin, Boston.
40
Ghozali, Imam, 2001, Aplikasi Analisis Multivariate dengan Progran SPSS,
Edisi 2, Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang.
Halim, Abdul, 2005, Analisis Investasi, Edisi 2, Salemba empat, Jakarta
Hoffman & Wladis, Lois Norma, 1984, Working Mothers : an Evaluative
Review of the Concequences for Wife, Husband, and Child.
Kuncoro, Mudrajat. 2009. Metode Penelitian Bisnis dan Ekonomi. Erlanggga,
Jakarta.
Majid, Fitria dan Herniwati Retno Handayani. 2012. Faktor-Faktor yang
Mempengaruhi Keputusan Perempuan Berstatus Menikah untuk
Bekerja - Studi Kasus Kota Semarang. Diponegoro Journal Of Economics
Volume 1, Nomor 1, Tahun 2012.
Masassya, Evlyn G. 2004. Cara Cerdas Mengelola Investasi Keluarga.
Gramedia, Jakarta.
Masassya, Evlyn G. Menyikapi Uang dalam Investasi dan Keuangan. Kompas,
1 Mei 2005.
Mohamad, Ardyan. Sebagai Menteri Keuangan Keluarga, Peran Ibu Rumah
Tangga Besar. http://www.merdeka.com/uang/sebagai-menteri-keuangan-
keluarga-peran-ibu-rumah-tangga-besar.html diakses pada 24 Februari 2014
pukul 22.26 WIB
Muda, K., Antoni, Ahmad, 2003, Kamus Lengkap Ekonomi, Gitamedia Press,
Jakarta.
Munandar, Utami, 1985, Emansipasi dan Pran Ganda Wanita Indonesia,
Universitas Indonesia, Jakarta:.
Naibaho, Ernika, 2009, Faktor yang Mempengaruhi Peran Ganda Perempuan,
Fakultas Ekonomika dan Bisnis.
Navickas, Mycolas, dkk, 2014, Influences of Financial Literacy on
Management of Personal Finances in a Young Household, Busisness:
Theory and Practice 15(1): 32-40.
Niken, Veronica Aprilia, 2012, Perbedaan Melek Financial Mahasiswa
Berdasarkan Jenis Kelamin (Studi Pada Mahasiwa Fakultas
Ekonomika Dan Bisnis UKSW), Fakultas Ekonomika dan Bisnis.
41
Ojk, Merencanakan Keuangan: Mengapa Diperlukan,
http://sikapiuangmu.ojk.go.id/ diakses pada 24 Februari 2014 pukul 22.16
WIB
Ojk, Perencanaan Keuangan Ibu Rumah Tangga,
http://sikapiuangmu.ojk.go.id/id/article/150/perencanaan-keuangan-ibu-
rumah-tangga-pdf, http://sikapiuangmu.ojk.go.id/public/content/files/buku-
perencanaankeuanganirt.pdf diakses pada 24 Februari 2014 pukul 21.47
WIB
Ojk, Konsumen, http://www.ojk.go.id/konsumen diakes pada 1 Maret 2014 pukul
01.36 WIB
Pesudo, Benaya Chrisma Adiputra, 2013, Apakah Mahasiswa Sudah Melek
Keuangan - Studi Empiris Pada Mahasiswa Universitas Kristen Satya
Wacana Salatiga, Fakultas Ekonomika dan Bisnis.
Putlia, Nancy, 2009, Persepsi dan Aspek Psikologis dalam Pengambilan
Keputusan Hutang (Studi pada Home Industri Tempe di Salatiga), Tesis,
Salatiga.
Rini, Mike, 2006. Solusi Mengelola Keuangan Priibadi, PT Elex Media
Komputindo, Jakarta.
Senduk, Safir, 2001, Mengelola Keuangan Keluarga, Seri Perencanaan
Keuangan Keluarga, PT Elex Media Komputindo, Jakarta.
Senduk, Safir, 2004, Seri Perencanaan Keuangan Keluarga : Mencari
Penghasilan Tambahan, Alex Media, Jakarta.
Septian, Deny, Genjot Masyarakat RI Melek Keuangan, OJK Luncurkan Si
Molek, http://bisnis.liputan6.com/read/ diakses pada 24 Februari 2014 pukul
22.29 WIB
Septiani, Nina dan Rita, Maria R, 2013, Melek Finansial dan Spending Habits
Berdasarkan Jenis Kelamin, Fakultas Ekonomika Dan Bisnis Satya
Wacana Salatiga.
Setiawan, Sakina Rakhma Diah, Ibu Rumah Tangga dan TKI Jadi Sasaran
Program Literasi Keuangan, http://bisniskeuangan.kompas.com/read/
diakses pada 28 Februari 2014 pukul 23.53 WIB
Sina, Peter Garlans, 2012, Analisis Literasi Ekonomi, Jurnal Economia, Volume
8, Nomor 2, Oktober 2012.
42
Sina, Peter Garlans dan Ricky Arnold Nggili, 2012, Apakah Kamu Memiliki
Tingkat Literasi Keuangan yang Tinggi.
Situmorang, Syafrizal Helmi dan Mulich Lufti, 2012, Analisis Data untuk Riset
Manajemen dan Bisnis, Edisi 2, Usu Press, Medan.
Sudarsono, 1995, Pengantar Ekonomi Mikro, LP3ES, Jakarta.
Sugiyono, 1999, Metode Penelitian Bisnis, Alfabet, Bandung.
Sugiyono, 2005, Memahami Penelitian Kualitatif, Alfabet, Bandung.
Sujarwa, 2001, Polemik Gender Antara Realitas Dan Refleksi : Sebuah
Kajian Sosiologi Seni Fenomenologis, Pustaka Pelajat; Cet. 1 edition,
Jakarta.
Sundjaja, dkk, Pola Gaya Hidup dalam Keuangan Keluarga, Volume 15,
Nomor 2, Agustus 2011.
Trisnaningsih, Sri dan Widyasari, 2010, Manajemen Pengelolaan dan
Perencanaan Keuangan Keluarga pada Rumah Tangga di Kawasan
Siwalankerto, Surabaya. Jurnal Strategi Akuntansi Volume 2 Nomor 10.
Utami, Intiyas dan Supramono, 2003, Desain Proposal Penelitian Studi
Akuntansi dan Keuangan, Fakultas Ekonomi Universitas Kristen Satya
Wacana, Salatiga.
Wardhana, Brihaspati, 2012, Pengendalian Diri dalam Pengelolaan Keuangan
(Studi pada Karyawan PT Bank Rakyat Indonesia Salatiga), Fakultas
Ekonomika dan Bisnis.
Wibawa, HK, 2003, Perencanaan Keuangan Keluarga, Salemba Empat,
Jakarta.
Widyasari, 2004, Peran Ibu Rumah Tangga bekerja dalam Pengambilan
Keputusan Permasalahan Keluarga, Jurnal Ilmiah Pendidikan, Sejarah,
dan Sosial Budaya.
Widayati, Irin, 2012, Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Literasi Finansial
Mahasiswa Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Brawijaya,
Jurnal Akuntansi dan Pendidikan, Volume 1, Nomor 1, Oktober 2012.
Zuraya, Nidia, Duh, Masyarakat Banyak Tak Paham Produk Jasa Keuangan.
http://www.republika.co.id/berita/ekonomi/keuangan/13/11/19/mwhup7-
duh-masyarakat-indonesia-banyak-tak-paham-produk-jasa-keuangan diakses
pada 1 Maret 2014 pukul 14.49 WIB
43
Zuraya, Nidia, Tahun Depan, OJK Bidik Ibu Rumah Tangga.
http://www.republika.co.id/berita/ekonomi/keuangan/13/12/02/mx5rm3-
tahun-depan-ojk-bidik-ibu-rumah-tangga diakses pada 1 Maret 2014 pukul
14.53 WIB
44
Daftar Riwayat Hidup
Nama : Go Amelia Rosaline
NIM : 212011123
Alamat Asal : Jalan Kuala Mas 12 Nomor 575, Semarang
Judul Skripsi : Alokasi Pendapatan dan Literasi Keuangan (Studi Empiris
Pada Ibu Rumah Tangga di Kelurahan Panggung Lor,
Kecamatan Semarang Utara, Kota Semarang)
Riwayat Pendidikan : SD Kristen 3 YSKI, Kota Semarang lulus tahun 2005
SMP PL Domenico Savio, Kota Semarang lulus tahun
2008
SMA Sedes Sapientiae, Kota Semarang lulus tahun 2011
Fakultas Ekonomika dan Bisnis UKSW, Kota Salatiga
lulus tahun 2014
Riwayat Kursus/Seminar/Pelatihan:
Seminar “Kuliah Tamu Dilema Kebijakan BBM”, tanggal
15-20 Agustus 2011, penyelenggara FEB UKSW, tempat di
Balairung Utama UKSW, Salatiga.
Seminar “Kesiapan Indonesia Dalam Era ACFTA”, tanggal
21 Januari 2012, penyelenggara FEB UKSW, tempat di
Balairung Utama UKSW, Salatiga.
Seminar “Kuliah Umum BRI 2011”, tanggal 5 Oktober
2011, penyelenggara Bank BRI ,tempat di Balairung Utama
UKSW, Salatiga.
Seminar Nasional dan Call for Paper “Enhancing
Indonesia’s Competitive Advantage”, tanggal 13 Desember
2011, penyelenggara FEB UKSW, tempat di Balairung
Utama UKSW, Salatiga.
Seminar “Nasional Kewirausahaan 2012”, tanggal 7 Maret
2012, penyelenggara FEB UKSW, tempat di Balairung
Utama UKSW, Salatiga.
45
Seminar “Tantangan Kebutuhan Tenaga Kerja di
Perusahaan Otomotif”, tanggal 8 Oktober 2012,
penyelenggara INDOMOBIL ,tempat di Balairung Utama
UKSW, Salatiga.
Seminar “Lead Yourself and Get Your Future”, tanggal 13
Maret 2013, penyelenggara FEB UKSW ,tempat di
Balairung Utama UKSW, Salatiga.
Seminar “Tantangan Kebutuhan Tenaga Kerja di
Perusahaan Otomotif”, tanggal 8 Oktober 2013,
penyelenggara FEB UKSW ,tempat di Balairung Utama
UKSW, Salatiga.
Seminar Nasional dan Lomba Debat Deal FEB 2013,
tanggal 8-11 April 2013, penyelenggara FEB UKSW
,tempat di Balairung Utama UKSW, Salatiga.
Microteaching Asisten “Fun Education For A Better
Future”, tanggal 15 Maret 2014, penyelenggara FEB
UKSW ,tempat di Gedung FEB UKSW, Salatiga.
Pelatihan “Sekolah Pasar Modal”, tanggal 21 & 28 Maret
2014, penyelenggara Danareksa, tempat di UKSW,
Salatiga.
Seminar “Management By Touch”, tanggal 14 April 2014,
penyelenggara FEB UKSW ,tempat di Gedung FEB
UKSW, Salatiga.
46
Lampiran 1
Kuesioner
Dengan hormat,
Sebagai mahasiswa Program Sarjana Ekonomi Manajemen Universitas Kristen
Satya Wacana Salatiga yang sedang menyelesaikan tugas akhir penyusunan
skripsi dengan judul:
“Alokasi Pendapatan dan Literasi Keuangan (Studi Empiris Pada Ibu Rumah
Tangga di Kelurahan Panggung Lor, Kecamatan Semarang Utara, Kota
Semarang)”
Saya mohon partisipasi Ibu untuk menjadi responden dalam penelitian ini melalui
pengisian kuesioner berikut. Oleh karena itu, saya mengharapkan bantuan Anda
untuk mengisi kuesioner berikut. Informasi atau data yang diperoleh bersifat
rahasia dan hanya akan digunakan dalam penelitian ini.
Sebelum dan sesudahnya, saya mengucapkan terima kasih atas ketersediaan Anda
untuk membantu dalam pengisian kuesioner ini.
Hormat saya,
Go Amelia Rosaline
47
Bagian ini hanya untuk mendapatkan profil responden. Saudari Responden
dimohon untuk mengisi semua pertanyaan pada bagian ini. Data-data yang
didapat akan dirahasiakan dan dipastikan hanya untuk kepentingan penelitian.
Petunjuk Pengisian:
Berilah tanda (√) pada alternatif jawaban yang tersedia
Isilah titik-titik di bawah ini sesuai dengan karakteristik Anda
Nama : ………………………………..................
Usia : ……………………………...Tahun
Tingkat Pendidikan Terakhir : SD SMP SMA
D3 S1 Lainnya,…
Jumlah Tanggungan Anak : Tidak punya 2 anak
1 anak >2 anak
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga Wirausahawati
PNS Lainnya,…
Pegawai Swasta
Jumlah Penghasilan per bulan : < Rp 1.000.000,00
Rp 1.000.000,00 – Rp 2.000.000,00
Rp 2.000.000,00 – Rp 3.000.000,00
Rp 3.000.000,00 – Rp 4.000.000,00
> Rp 4.000.000,00
Jumlah Penghasilan Suami per bulan : < Rp 1.000.000,00
Rp 1.000.000,00 – Rp 2.000.000,00
Rp 2.000.000,00 – Rp 3.000.000,00
Rp 3.000.000,00 – Rp 4.000.000,00
> Rp 4.000.000,00
Bagian I Karakteristik Responden
48
Jika hasil pendapatan rumah tangga saya andaikan dalam jumlah 100%, saya akan
membuat presentase sebagai berikut dalam mengalokasikannya:
1. Konsumsi : …%
Kemudian dari total alokasi pendapatan konsumsi, saya akan memberikan
skor 1 untuk biaya yang paling saya prioritaskan hingga skor 6 untuk biaya
yang kurang saya prioritaskan:
Biaya Skor
Makanan
Pakaian
Perumahan
Kesehatan
Pendidikan
Hiburan/Rekreasi
2. Tabungan : …%
Jenis tabungan yang saya miliki saat ini adalah:
a. Perbankan
b. Non perbankan/ informal, ………………
3. Investasi : …%
Investasi yang saya lakukan saat ini adalah:
a. Aset riil, ………………………………………
b. Aset non riil, ……………………………….
Petunjuk Pengisian: Berikan tanda silang (√) pada pilihan jawaban yang tersedia
untuk penyataan-pernyataan di bawah ini yang paling mewakili tanggapan Anda:
No. Pernyataan Tidak
Setuju
Kurang
Setuju
Agak
Setuju Setuju
Sangat
Setuju
1. Saya membeli barang kebutuhan sehari-
hari untuk pemenuhan gizi
2. Saya selalu membeli produk kebutuhan
sehari-hari yang menawarkan diskon
3. Saya akan cenderung memilih biaya
pendidikan yang murah
4. Dalam memilih produk pendidikan, saya
selalu memperhatikan mutu
5. Saya membeli pakaian dan aksesoris
untuk mengikuti trend
Bagian II Pengelolaan Keuangan
49
No. Pernyataan Tidak
Setuju
Kurang
Setuju
Agak
Setuju Setuju
Sangat
Setuju
6. Saya akan merasa bangga jika membeli
pakaian dan aksesoris yang bermerek
7. Saya akan merasa bangga jika pergi ke
tempat hiburan yang berkelas
8. Saya selalu memperhatikan kelengkapan
fasilitas dan kenyamanan pada saat pergi
ke tempat hiburan
9. Harga yang lebih murah merupakan
faktor yang sangat penting dalam
menentukan tempat hiburan
10. Saya cenderung memilih penyedia
layanan kesehatan yang memberikan
kesan berkelas
11. Harga merupakan faktor utama yang
menjadi pertimbangan dalam memilih
tempat check-up kesehatan
12. Saya selalu memperhatikan kelengkapan
fasilitas dan tenaga medis yang terlatih
dalam melakukan check-up kesehatan
13. Saya mengalokasikan sekitar 40%-50%
dari total pendapatan rumah tangga saya
untuk konsumsi
14. Saya menyisihkan 10% hingga 15% dari
total pendapatan rumah tangga saya
untuk ditabung
15. Saya menyisihkan uang dari sebagian
penghasilan untuk motif berjaga-jaga
yang dapat digunakan sewaktu-waktu
16. Saya juga melakukan investasi dengan
tujuan untuk memperoleh keuntungan
50
Petunjuk Pengisian: Berikan tanda silang (X) pada pilihan jawaban yang tersedia
untuk pertanyaan-pertanyaan di bawah ini yang paling mewakili tanggapan Anda:
Pengetahuan Umum tentang Keuangan Pribadi
1. Pengetahuan keuangan pribadi dapat membantu anda…
a. Menghindari menjadi korban dari keuangan yang tidak jujur atau
curang
b. Memiliki uang uang tersedia untuk membayar hal-hal penting dalam
hidup dan Anda akan menghindari jatuh ke dalam hutang
c. Belajar tentang pendekatan yang benar untuk berinvestasi bagi
kebutuhan Anda di masa depan
d. Menjalani kehidupan yang terjamin secara finansial melalui
pembentukan kebiasaan-kebiasaan pengeluaran yang sehat
e. Melakukan semua jawaban a, b, c, dan d
2. Perencanaan keuangan pribadi meliputi…
a. Membuat sistem pembukuan/ pencatatan keuangan yang mencukupi
b. Membuat anggaran tahunan yang kuat untuk pengeluaran dan
pendapatan
c. Meminimalisir pajak dan pengeluaran untuk asuransi
d. Mempersiapkan rencana-rencana kebutuhan dan tujuan keuangan masa
depan
e. Memeriksa portofolio investasi anda untuk memaksimalkan
keuntungan
3. Kekayaan bersih anda adalah…
a. Selisih antara pengeluaran dan pendapatan Anda
b. Perbedaan antara liabilitas (kewajiban) dan asset Anda
c. Perbedaan antara arus kas masuk dengan arus kas keluar Anda
d. Perbedaan antara pinjaman dan simpanan bank Anda
e. Semua jawaban di atas salah
4. Anda dapat dikatakan tidak overspending (boros) jika…
a. Anda menulis cek melebihi daripada apa yang anda miliki dalam
rekening tabungan anda
b. Uang saku bulanan anda Rp 500.000,00 dan beban kredit Anda Rp
1.000.000,00
c. Anda sering menerima telepon dari agen penagihan hutang
d. Pembayaran hutang bulanan Anda 30% uang saku Anda
e. Anda membayar minim pembayaran kartu kredit bulanan Anda
Bagian III Literasi Keuangan
51
Simpanan dan Pinjaman Dana
5. Jika anda berinvestasi sebesar Rp 1.000.000,00 hari ini dengan bunga 4%
selama satu tahun, saldo Anda dalam satu tahun akan menjadi…
a. Lebih tinggi jika bunganya diterima setiap hari daripada setiap bulan
b. Lebih tinggi jika bunganya diterima tiap triwulan sekali daripada tiap
seminggu sekali
c. Lebih tinggi jika bunganya diterima tiap tahun daripada tiap tiga bulan
sekali
d. Rp 1.040.000,00 tanpa melihat bagaimana bunga dihitung
e. Rp 1.000.000,00 tanpa melihat bagaimana bunga dihitung
6. Manakah berikut ini yang SALAH terkait dengan kartu kredit?
a. Anda bisa menggunakan kartu kredit Anda untuk menerima uang tunai
di muka
b. Jika saldo kartu kredit Anda adalah Rp 1.000.000,00 dan Anda
membayar Rp 300.000,00 biaya yang dibebankan pada saldo belum
terbayar adalah bunga dari Rp 700.000,00
c. Suku bunga di kartu kredit Anda biasanya lebih tinggi daripada yang
bisa Anda peroleh jika menerima sertifikat deposito
d. Suatu perusahaan kartu kredit tidak akan membebani bunga Anda jika
Anda melunasi seluruh saldo pada tanggal yang sudah ditetapkan
e. Anda tidak bisa mengeluarkan uang melebihi batas kredit Anda
Asuransi Dana
7. Alasan utama membeli asuransi yaitu…
a. Melindungi Anda dari kerugian yang terjadi baru-baru ini
b. Memberi Anda dengan tingkat pengembalian (laba/keuntungan)
investasi yang sangat bagus
c. Melindungi Anda dari menanggung kerugian besar
d. Melindungi Anda dari kerugian-kerugain kecil
e. Memperbaiki standar hidup Anda dengan mengjukan klaim-klaim
kecurangan
52
8. Manakah dari pernyataan berikut ini yang salah?
a. Asuransi bersyarat merupakan sebuah sarana investasi yang sangat
bagus
b. Anda tidak menerima keuntungan ketika masa polis asuransi Anda
sudah habis
c. Sebuah polis asuransi bersyarat adalah bentuk paling murah dari
asuransi jiwa
d. Sebuah polis bersyarat menurun mengurangi jumlah jaminan asuransi
dari waktu ke waktu
e. Sebuah polis level-term menjamin premi tetap selama masa suatu
kontrak
Investasi
9. Sebuah strategi investasi resiko tinggi dan keuntungan tinggi akan menjadi
paling sesuai untuk…
a. Pasangan pensiunan yang hidup dengan penghasilan tetap
b. Pasangan tengah baya yang memerlukan dana bagi pendidikan anak
mereka selama dua tahun
c. Pasangan baru menikah dan belum punya anak
d. Semua jawaban di atas benar karena mereka semua memerlukan
tingkat pengembalian (laba) yang tinggi
e. Tidak satupun jawaban di atas benar karena mereka sama-sama
konservatif secara fiskal
10. Manakah dari berikut ini yang salah…
a. Reksadana adalah wadah untuk menghimpun dana dari masyarakat
pemodal, yang selanjutnya dana tersebut diinvestasikan kembali oleh
manajer investasi ke dalam saham di bursa efek
b. Reksadana pasar uang merupakan jenis reksadana untuk para investor
yang mengejar pertumbuhan nlai dana investasinya secara optimal
pada periode jangka waktu (growth fund)
c. Reksadana pendapatan tetap merupakan pilihan reksadana yang sesuai
untuk para investor yang mencari keuntungan tingkat bunga optimal
dengan mengutamakan pendapatan yang stabil dan konsisten
d. Reksadana terproteksi merupakan reksadana yang memberikan
proteksi terhadap nilai awal investasi pada saat jatuh tempo
e. Semua jawaban di atas salah
TERIMA KASIH
53
Lampiran 2
Data Primer Ibu Rumah Tangga Tidak Bekerja
No U
sia
Tk P
end
idik
an
Jml A
nak
Pen
ghas
ilan
Suam
i
Ko
nsu
msi
Konsumsi Tabungan
Inve
stas
i
Investasi
Mak
anan
Pak
aian
Per
um
ahan
Ke
seh
atan
Pen
did
ikan
Hib
ura
n
Tab
un
gan
Per
ban
kan
No
n
Ase
t R
iil
No
n R
iil
1 47 SMA 2 5 80% 1 5 4 2 3 6 20% 1 0 0% 0 0
2 53 SMA >2 4 90% 2 5 4 3 2 6 10% 1 0 0% 0 0
3 52 SMA 2 4 75% 3 4 4 1 6 5 25% 1 0 0% 0 0
4 48 SMA >2 5 90% 1 5 2 3 2 6 5% 1 0 5% 1 0
5 36 SMA 2 4 80% 1 4 5 2 3 6 20% 1 0 0% 0 0
6 62 SMA 0 2 85% 1 3 4 2 6 5 15% 1 0 0% 0 0
7 58 SMA >2 5 85% 1 5 4 2 3 6 10% 1 0 5% 1 0
8 39 S1 2 5 60% 2 5 6 3 1 4 30% 1 0 10% 1 0
9 56 SMA >2 3 75% 3 5 1 2 4 6 25% 1 0 0% 0 0
10 51 Lain 1 4 85% 3 5 4 2 1 6 15% 1 0 0% 0 0
11 32 SMP 2 2 90% 2 3 1 5 4 6 10% 0 1 0% 0 0
12 54 S1 >2 5 60% 1 5 2 4 3 6 30% 1 0 10% 1 0
13 37 D3 2 5 60% 1 5 4 3 2 6 20% 1 0 20% 1 0
14 40 S1 >2 5 40% 2 6 3 5 1 4 30% 1 0 30% 1 0
15 50 SMA >2 5 60% 1 5 4 2 3 6 10% 1 0 30% 1 0
16 55 S1 2 5 50% 1 5 4 2 3 6 20% 1 1 30% 1 0
17 48 SMA 2 4 80% 2 4 5 3 1 6 20% 1 0 0% 0 0
54
18 46 SMA 2 3 40% 2 3 5 4 1 6 50% 1 0 10% 1 0
19 59 SMA 0 4 90% 1 2 3 4 5 6 10% 1 0 0% 0 0
20 34 SMA 2 1 60% 3 5 4 1 2 6 40% 1 0 0% 0 0
21 29 S1 2 5 50% 1 3 6 2 4 5 50% 1 0 0% 0 0
22 52 SMA 2 5 60% 1 4 5 2 3 6 20% 1 0 20% 1 0
23 53 D3 1 5 60% 2 5 4 3 1 6 10% 1 0 30% 1 0
24 60 Lain 1 3 80% 4 5 3 2 1 6 10% 1 0 10% 1 0
25 51 SMA >2 4 80% 1 4 5 2 3 6 10% 0 1 10% 0 1
26 51 SMA >2 2 80% 1 4 5 2 3 6 15% 1 0 5% 1 0
27 52 S1 2 5 90% 5 1 4 2 6 3 10% 1 0 0% 0 0
28 45 SMP 1 3 80% 3 5 4 2 1 6 20% 0 1 0% 0 0
29 57 SMA 1 4 80% 2 3 4 1 5 6 20% 1 0 0% 0 0
30 39 S1 2 5 50% 2 6 4 3 1 5 25% 1 0 25% 0 0
31 43 SMA 0 1 90% 1 5 2 3 4 6 10% 1 0 0% 0 0
32 59 S1 >2 4 80% 1 2 5 3 4 6 20% 1 0 0% 0 0
33 42 SMA 2 5 60% 1 4 6 2 3 5 30% 1 0 10% 1 0
34 29 S1 0 3 40% 1 4 5 2 3 6 30% 1 0 30% 1 0
35 31 S1 0 3 30% 2 5 3 1 6 4 40% 1 1 30% 1 1
36 50 SMA >2 5 80% 1 5 4 3 2 6 20% 1 0 0% 0 0
37 53 SMA 2 4 80% 3 5 2 1 4 6 20% 1 0 0% 0 0
38 34 S1 1 2 50% 1 4 5 2 3 6 30% 1 1 20% 1 0
39 62 SMA 0 1 40% 2 3 4 1 6 5 30% 1 0 30% 1 0
40 45 SMA 2 3 50% 2 4 5 3 1 6 25% 1 0 25% 1 0
41 50 SMA 1 2 50% 2 4 5 3 1 6 30% 1 0 20% 1 0
42 56 SMP 0 3 40% 1 3 4 2 6 5 30% 1 0 30% 1 0
55
Keterangan:
Penghasilan Suami Nonpebankan
1 : <Rp 1.000.000,00 0 : Tidak menabung di sektor nonperbankan
2 : Rp 1.000.000,00 – Rp 2.000.000,00 1 : Menabung di sektor nonperbankan
3 : Rp 3.000.000,00 – Rp 4.000.000,00 Aset Riil
4 : Rp 4.000.000,00 – Rp 5.000.000,00 0 : Tidak memiliki investasi di aset riil
5 : <Rp 5.000.000,00 1 : Memiliki investasi di aset riil
Perbankan Aset Nonriil
0 : Tidak menabung di sektor perbankan 0 : Tidak memiliki investasi di aset nonriil
1 : Menabung di sektor perbankan 1 : Memiliki investasi di aset nonriil
43 52 SMA 2 3 50% 2 4 5 3 1 6 25% 1 0 25% 1 0
44 65 SMA 0 3 40% 1 3 4 2 6 5 30% 1 1 30% 1 0
45 49 SMA 2 5 45% 5 4 3 2 1 6 30% 1 1 25% 1 0
46 34 S1 2 4 50% 3 5 4 2 2 6 25% 1 0 25% 1 0
47 52 S1 >2 5 50% 1 4 5 2 3 6 25% 0 1 25% 1 0
48 57 SMA 0 3 40% 2 5 4 1 6 3 35% 0 1 25% 1 0
49 47 SMA 1 4 65% 4 6 5 1 2 3 25% 1 0 10% 1 0
50 36 S1 1 5 50% 3 6 4 2 1 5 30% 1 0 20% 1 0
56
Lampiran 3
Data Primer Responden Ibu Rumah Tangga Tidak Bekerja (Lanjutan)
No. Alokasi Pendapatan Persepsi
Alokasi
Pendapatan
Skor
Literasi
Keuangan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 Konsumsi 14 15 Tabungan 16 Investasi
1 4 4 4 4 1 1 1 4 4 4 1 4 4 3.08 4 4 4 1 1 2.69 30
2 5 3 3 4 1 1 1 3 2 2 3 4 3 2.69 4 4 4 1 1 2.56 20
3 4 4 1 4 1 1 1 4 1 2 2 4 4 2.54 4 4 4 4 4 3.51 30
4 4 4 2 4 2 3 3 4 4 3 3 4 2 3.23 4 4 4 4 4 3.74 60
5 5 2 1 5 2 2 2 4 2 5 3 5 4 3.23 4 4 4 2 2 3.08 50
6 4 4 2 4 1 1 1 4 3 2 2 4 4 2.77 5 5 5 3 3 3.59 20
7 4 3 2 5 3 3 3 4 2 4 4 4 4 3.46 4 4 4 4 4 3.82 30
8 4 2 2 5 2 1 2 4 2 3 4 5 4 3.08 4 4 4 5 5 4.03 20
9 3 2 4 4 1 1 1 4 4 2 4 4 4 2.92 4 4 4 2 2 2.97 10
10 5 4 4 5 1 2 1 4 4 4 4 4 4 3.54 4 4 4 4 4 3.85 40
11 4 1 4 4 1 1 1 1 4 4 4 4 4 2.85 4 4 4 4 4 3.62 20
12 4 4 2 3 3 3 2 3 3 3 4 3 4 3.15 4 4 4 5 5 4.05 60
13 5 2 1 4 2 2 2 4 4 2 2 4 4 2.92 4 4 4 4 4 3.64 40
14 4 4 1 5 5 4 1 4 3 1 4 5 5 3.54 5 5 5 5 5 4.51 50
15 5 2 1 5 2 2 2 4 2 2 2 5 5 3.00 5 5 5 5 5 4.33 30
16 5 4 2 4 4 4 4 5 3 2 4 5 5 3.92 5 5 5 5 5 4.64 40
17 4 5 5 4 4 2 3 4 2 4 2 4 4 3.62 2 4 3 4 4 3.54 40
57
18 5 4 1 4 2 1 1 3 3 1 4 3 4 2.77 2 5 3.5 3 3 3.09 30
19 5 1 5 5 1 1 1 2 2 2 5 5 4 3.00 4 4 4 2 2 3.00 20
20 4 3 3 4 1 1 1 4 4 1 4 4 4 2.92 4 4 4 3 3 3.31 10
21 4 3 2 4 1 1 1 2 2 2 4 3 4 2.54 4 4 4 4 4 3.51 20
22 4 3 2 3 2 2 2 4 2 3 3 4 4 2.92 4 4 4 4 4 3.64 40
23 5 3 3 4 1 1 1 3 2 2 2 3 4 2.62 4 4 4 5 5 3.87 40
24 4 2 2 4 1 1 1 4 2 4 4 4 4 2.85 4 4 4 4 4 3.62 20
25 4 4 3 4 1 1 1 3 3 3 4 3 4 2.92 4 3 3.5 2 2 2.81 20
26 5 4 3 5 2 2 1 4 2 1 2 4 1 2.77 4 4 4 4 4 3.59 30
27 5 4 1 5 1 1 1 4 2 4 4 4 1 2.85 4 4 4 3 3 3.28 40
28 4 5 2 5 3 1 1 4 3 1 2 4 2 2.85 4 5 4.5 4 4 3.78 40
29 4 3 3 4 1 1 1 3 4 1 2 4 2 2.54 4 4 4 4 4 3.51 20
30 4 3 1 5 3 2 2 4 2 2 4 5 4 3.15 4 4 4 5 5 4.05 30
31 4 3 4 4 2 3 2 3 1 4 4 5 2 3.15 4 5 4.5 2 2 3.22 40
32 4 1 4 4 2 1 1 3 4 1 4 4 4 2.85 4 4 4 3 3 3.28 40
33 4 2 1 5 4 3 2 3 2 3 2 4 4 3.00 4 4 4 4 4 3.67 10
34 4 4 3 5 4 3 4 4 3 3 3 5 4 3.77 4 5 4.5 5 5 4.42 20
35 5 2 1 5 2 2 3 5 2 2 2 5 4 3.08 4 4 4 4 4 3.69 30
36 4 3 2 5 1 2 2 4 1 1 1 4 4 2.62 4 4 4 1 1 2.54 20
37 4 4 4 4 3 2 2 4 4 2 4 4 2 3.31 2 4 3 2 2 2.77 50
38 4 2 4 4 2 1 1 2 1 1 4 4 4 2.62 4 4 4 4 4 3.54 10
39 4 5 4 3 2 1 1 3 4 1 4 4 4 3.08 4 5 4.5 5 5 4.19 40
40 3 5 5 4 1 1 2 4 5 1 3 5 5 3.38 4 3 3.5 2 2 2.96 30
41 5 3 4 5 1 2 1 1 2 1 4 5 3 2.85 5 4 4.5 5 5 4.12 20
42 4 5 2 5 1 1 1 3 4 2 3 4 5 3.08 5 4 4.5 4 4 3.86 0
58
43 3 2 4 5 1 1 1 3 2 1 4 5 4 2.77 4 4 4 5 5 3.92 30
44 2 3 1 3 1 1 2 3 4 2 3 4 5 2.62 5 5 5 5 5 4.21 30
45 2 5 1 5 2 2 2 4 1 2 3 4 4 2.85 4 5 4.5 2 2 3.12 20
46 5 4 2 4 2 2 3 3 5 2 4 4 2 3.23 5 5 5 4 4 4.08 40
47 4 1 2 4 1 1 1 1 3 3 3 4 3 2.38 4 4 4 4 4 3.46 50
48 4 3 2 4 1 1 3 5 1 2 2 5 5 2.92 5 5 5 2 2 3.31 20
49 4 3 1 5 1 1 1 5 1 3 2 5 5 2.85 5 5 5 1 1 2.95 40
50 3 3 1 5 1 1 1 4 3 2 2 5 5 2.77 5 4 4.5 4 4 3.76 50
59
Lampiran 4
Data Primer Responden Ibu Rumah Tangga Bekerja
No
Usi
a
Tk P
endid
ikan
Jml
Anak
P
eker
jaan
Pen
ghas
ilan
Pen
ghas
ilan
Suam
i
K
onsu
msi
Konsumsi
Tab
ungan
Tabungan
Inves
tasi
Investasi
Mak
anan
Pak
aian
Per
um
ahan
Kes
ehat
an
Pen
did
ikan
Hib
ura
n/R
e
kre
asi
Per
ban
kan
Non
Ase
t R
iil
NonR
iil
1 50 SMA 2 Swasta 5 1 95% 2 5 4 3 1 6 5% 1 0 0% 0 0
2 42 D3 >2 Wirausahawati 2 2 80% 1 5 3 4 2 6 10% 1 0 10% 1 0
3 33 SMA 2 Swasta 3 3 50% 1 5 2 3 4 6 25% 1 0 25% 0 1
4 54 SMA 2 Swasta 3 4 75% 1 5 4 2 3 6 15% 1 1 10% 1 0
5 32 S1 0 Swasta 2 5 50% 1 5 4 2 3 6 30% 1 0 20% 1 0
6 35 S1 2 Wirausahawati 5 5 50% 1 5 6 4 3 2 30% 1 0 20% 1 0
7 47 SMA >2 Wirausahawati 3 5 30% 3 5 6 2 1 4 50% 1 0 20% 1 0
8 49 S1 2 Wirausahawati 5 5 40% 4 5 3 1 2 6 50% 1 0 10% 1 0
9 49 SMA 1 PNS 4 3 50% 1 6 3 2 4 5 25% 1 0 25% 1 0
10 46 S1 >2 Wirausahawati 5 5 60% 1 4 5 3 2 6 10% 1 0 30% 1 0
11 31 S1 2 Swasta 5 5 65% 3 4 5 1 2 6 25% 1 0 10% 1 0
12 58 S1 >2 Lain 3 3 70% 2 5 4 1 3 6 20% 1 0 10% 1 0
13 29 S1 2 Swasta 3 5 60% 3 5 4 2 1 6 20% 1 1 20% 1 0
14 32 S1 1 Swasta 5 5 70% 1 4 5 2 3 6 10% 1 0 20% 1 0
15 29 Lain 0 Wirausahawati 5 5 50% 1 5 2 3 4 6 10% 1 0 40% 1 0
60
16 53 SMA 1 Swasta 2 4 90% 1 5 4 3 2 6 5% 1 0 5% 1 0
17 50 SMA 2 Swasta 5 5 50% 2 5 4 3 1 6 25% 1 0 25% 1 0
18 55 SMA 1 Wirausahawati 3 0 60% 3 4 2 5 1 6 20% 1 0 20% 1 0
19 39 D3 2 Swasta 3 3 25% 2 5 4 1 3 6 50% 1 0 25% 1 0
20 37 D3 2 Swasta 2 3 25% 2 5 4 1 3 6 50% 1 0 25% 1 0
21 29 D3 1 Swasta 2 5 50% 1 5 3 2 4 6 30% 1 0 20% 1 0
22 57 SD 2 Wirausahawati 1 0 40% 1 5 2 4 6 3 30% 1 0 30% 1 0
23 62 S1 0 Wirausahawati 3 5 75% 1 5 3 2 6 4 10% 1 0 15% 1 1
24 53 Lain 2 Wirausahawati 3 2 60% 2 5 4 1 3 6 15% 1 1 25% 1 0
25 37 S1 0 Swasta 2 3 25% 1 6 4 2 3 5 50% 0 0 25% 1 0
26 49 D3 >2 Swasta 5 4 70% 1 5 4 3 2 6 20% 1 0 10% 0 1
27 32 Lain 2 Swasta 2 2 60% 3 5 4 2 1 6 20% 1 0 20% 1 0
28 47 S1 1 Swasta 4 5 80% 2 5 4 1 3 6 10% 1 0 10% 1 0
29 41 D3 2 Swasta 3 4 80% 1 5 2 4 3 6 10% 1 1 10% 1 0
30 40 D3 2 Swasta 4 5 60% 1 6 4 3 2 5 20% 1 0 20% 1 1
31 46 SMA 2 Swasta 2 0 90% 1 4 3 5 2 6 10% 1 0 0% 0 0
32 46 D3 2 Swasta 2 5 60% 1 6 4 3 2 5 20% 1 0 20% 1 1
33 39 SMA >2 Swasta 1 2 90% 1 5 4 2 3 6 5% 1 0 5% 1 0
34 36 SMA 2 Swasta 2 3 60% 2 5 3 4 1 6 20% 1 0 20% 1 0
35 36 SMA 0 Swasta 3 4 60% 4 6 1 2 3 5 20% 1 0 20% 1 0
36 54 SMA 0 Wirausahawati 5 5 70% 4 5 3 1 2 6 15% 1 0 15% 1 0
37 40 D3 2 Wirausahawati 5 5 50% 1 2 4 3 5 6 35% 1 0 15% 1 0
38 52 D3 2 Wirausahawati 5 5 70% 1 5 4 3 2 6 20% 1 0 10% 1 0
39 36 S1 2 Lain 2 2 95% 2 4 6 3 1 5 5% 0 1 0% 0 0
40 54 SMA >2 Wirausahawati 3 0 60% 3 5 1 2 4 6 20% 1 0 20% 1 0
61
41 46 D3 1 Swasta 4 5 60% 1 6 4 3 2 5 20% 1 0 20% 1 1
42 53 Lain 2 Wirausahawati 3 4 70% 1 4 3 5 2 6 20% 1 0 10% 1 1
43 46 SMA 2 Swasta 3 4 80% 1 6 4 2 3 5 15% 1 0 5% 1 1
44 44 SMA 2 Wirausahawati 3 3 45% 1 5 2 1 3 4 30% 1 0 25% 1 0
45 52 D3 2 Wirausahawati 2 2 80% 1 4 5 2 3 6 20% 1 0 0% 0 0
46 47 S1 1 Swasta 2 4 50% 2 5 4 3 1 6 30% 1 1 20% 1 0
47 54 S1 2 PNS 4 2 75% 1 5 2 3 4 6 25% 1 0 0% 0 0
48 32 S1 2 Lain 1 3 50% 1 5 3 2 4 6 20% 1 0 30% 1 0
49 26 S1 0 Swasta 4 4 50% 1 6 4 2 3 5 30% 1 0 20% 1 0
50 46 SMA >2 Wirausahawati 3 3 60% 1 5 6 3 2 4 40% 1 0 0% 0 0
Keterangan:
Penghasilan dan Penghasilan Suami Nonpebankan
1 : <Rp 1.000.000,00 0 : Tidak menabung di sektor nonperbankan
2 : Rp 1.000.000,00 – Rp 2.000.000,00 1 : Menabung di sektor nonperbankan
3 : Rp 3.000.000,00 – Rp 4.000.000,00 Aset Riil
4 : Rp 4.000.000,00 – Rp 5.000.000,00 0 : Tidak memiliki investasi di aset riil
5 : <Rp 5.000.000,00 1 : Memiliki investasi di aset riil
Perbankan Aset Nonriil
0 : Tidak menabung di sektor perbankan 0 : Tidak memiliki investasi di aset nonriil
1 : Menabung di sektor perbankan 1 : Memiliki investasi di aset nonriil
62
Lampiran 5
Data Primer Responden Ibu Rumah Tangga Bekerja (Lanjutan)
No Alokasi Pendapatan Persepsi
Alokasi
Pendapatan
Skor
Literasi
Keuangan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 Konsumsi 14 15 Tabungan 16 Investasi
1 2 2 2 4 2 2 2 4 2 2 4 4 2 2.62 2 4 3 1 1 2.21 20
2 4 4 4 4 3 2 2 3 3 4 4 4 4 3.46 4 4 4 4 4 3.82 20
3 4 2 2 4 1 1 1 4 2 1 4 4 2 2.46 4 4 4 2 2 2.82 50
4 5 4 1 5 3 2 2 5 2 4 1 5 5 3.38 5 5 5 5 5 4.46 60
5 5 5 3 5 2 2 2 5 3 2 3 5 5 3.62 5 5 5 5 5 4.54 10
6 4 4 2 5 2 4 4 5 4 4 2 5 5 3.85 5 4 4.5 4 4 4.12 70
7 4 4 2 5 4 2 2 5 2 1 5 5 5 3.54 3 4 3.5 5 5 4.01 50
8 5 5 1 5 2 3 3 4 2 1 3 4 4 3.23 3 5 4 5 5 4.08 30
9 5 1 1 4 4 4 1 4 4 1 4 5 5 3.31 5 5 5 4 4 4.10 30
10 5 4 1 5 4 4 2 4 4 2 4 5 5 3.77 5 4 4.5 4 4 4.09 50
11 4 3 2 5 3 3 2 4 3 2 3 4 4 3.23 4 4 4 4 4 3.74 60
12 3 2 1 4 1 1 1 3 1 2 3 5 4 2.38 4 4 4 3 3 3.13 30
13 3 2 2 4 1 2 2 4 3 2 2 4 4 2.69 5 4 4.5 3 3 3.40 30
14 4 4 3 5 4 4 1 4 4 3 4 5 3 3.69 5 5 5 5 5 4.56 40
15 4 2 1 5 2 3 3 5 3 3 1 5 1 2.92 4 5 4.5 5 5 4.14 40
16 4 4 4 4 1 1 1 4 4 2 1 4 1 2.69 4 4 4 2 2 2.90 50
17 4 4 2 4 2 2 2 4 4 2 4 4 4 3.23 4 4 4 4 4 3.74 40
18 2 1 4 4 1 1 1 1 2 2 3 4 3 2.23 4 4 4 1 1 2.41 40
63
19 4 3 3 4 2 1 1 4 2 2 4 4 4 2.92 4 4 4 4 4 3.64 0
20 4 3 3 4 3 3 2 3 2 3 4 4 2 3.08 4 4 4 5 5 4.03 30
21 4 2 2 4 2 2 2 4 3 2 3 3 3 2.77 3 4 3.5 4 4 3.42 30
22 5 3 4 4 1 1 1 1 3 1 4 4 4 2.77 4 5 4.5 5 5 4.09 30
23 4 3 2 5 1 2 2 4 2 2 3 4 4 2.92 4 4 4 4 4 3.64 40
24 5 2 3 4 2 3 5 4 4 3 1 5 4 3.46 5 5 5 4 4 4.15 10
25 5 3 3 4 1 1 1 2 4 1 3 2 3 2.54 2 4 3 2 2 2.51 40
26 4 2 2 4 3 3 1 2 3 2 3 4 4 2.85 4 4 4 4 4 3.62 30
27 4 2 1 4 1 1 1 4 2 2 2 4 4 2.46 4 4 4 4 4 3.49 20
28 4 3 4 5 1 1 1 3 4 4 4 4 2 3.08 4 4 4 4 4 3.69 40
29 5 5 1 5 1 1 1 4 4 1 2 4 1 2.69 5 5 5 5 5 4.23 70
30 5 5 4 5 3 3 3 4 3 4 4 4 4 3.92 4 5 4.5 4 4 4.14 60
31 4 5 1 5 1 1 1 4 1 1 4 5 4 2.85 4 4 4 5 5 3.95 10
32 5 4 4 4 1 1 1 3 2 2 3 3 3 2.77 4 4 4 4 4 3.59 50
33 5 4 2 4 3 2 2 4 3 3 4 4 2 3.23 3 4 3.5 5 5 3.91 10
34 5 4 5 5 2 1 1 3 4 2 4 4 4 3.38 4 5 4.5 5 5 4.29 30
35 4 3 2 5 2 1 1 4 4 2 2 4 4 2.92 4 4 4 4 4 3.64 40
36 5 3 2 4 4 4 4 4 2 4 4 5 4 3.77 4 5 4.5 5 5 4.42 30
37 5 3 2 5 4 2 2 5 2 2 4 5 1 3.23 4 4 4 4 4 3.74 70
38 5 3 2 5 5 2 2 5 2 4 4 5 5 3.77 4 5 4.5 5 5 4.42 40
39 3 4 2 4 2 1 3 2 3 2 3 3 2 2.62 2 3 2.5 4 4 3.04 20
40 3 2 3 3 1 2 2 3 3 4 3 3 3 2.69 3 3 3 3 3 2.90 30
41 5 5 1 5 4 4 3 5 4 4 3 4 4 3.92 4 5 4.5 5 5 4.47 60
42 5 5 2 4 4 2 2 5 5 4 1 3 5 3.62 3 4 3.5 5 5 4.04 60
43 4 4 4 4 3 1 2 4 4 3 4 4 1 3.23 4 2 3 1 1 2.41 40
64
44 4 1 3 4 1 1 1 5 3 1 4 3 3 2.62 5 5 5 4 4 3.87 40
45 5 3 4 5 1 1 1 1 4 2 5 5 5 3.23 5 5 5 5 5 4.41 60
46 4 4 2 4 1 1 1 4 2 2 2 4 2 2.54 4 4 4 3 3 3.18 70
47 5 5 2 5 1 3 2 4 3 3 4 4 4 3.46 4 4 4 1 1 2.82 40
48 4 1 2 5 2 2 2 4 2 4 4 5 4 3.15 4 4 4 4 4 3.72 50
49 5 4 2 4 4 2 2 2 2 2 4 4 4 3.15 4 5 4.5 5 5 4.22 30
50 4 3 2 4 2 2 3 5 3 3 3 3 4 3.15 4 5 4.5 3 3 3.55 60
65