Post on 31-Jan-2016
description
DAFTAR ISI
Bab I. PENGERTIANAlat Pelindung Diri…………………………………………………………………… 1Jenis-jenis Alat Pelindung Diri………………………………………………………. 1
Bab II RUANG LINGKUPRuang Lingkup ……………………………………………………………………… 2
Bab III TATA LAKSANATatalaksana APD yang harus diperhatikan …………………………………………... 3Jenis-jenis APD ………………………………………………………………………. 3
Sarung tangan ………………………………………………………………… 3Masker ………………………………………………………………………... 6Alat pelindung mata ………………………………………………………….. 9Topi …………………………………………………………………………… 9Gaun pelindung ………………………………………………………………. 9Apron …………………………………………………………………………. 9
Pemakaian APD di Rumah Sakit Pupuk Kaltim ……………………………………… 10Prinsip-prinsip PPI saat Pemakaian APD .……………………………………………. 10Langkah-Langkah Melepas APD di Ruang Isolasi …………………………………. 11
BAB IV DOKUMENTASIDokumentasi ………………………………………………………………………….. 13
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................……... 14
LAMPIRAN .....................................................................................................………. 15
BAB I
PENGERTIAN
A. ALAT PELINDUNG DIRI (APD)
Alat pelindung diri adalah alat yang dipakai oleh semua petugas kesehatan dan
staf yang berada dan bekerja dirumah sakit yang berfungsi untuk melindungi kulit dan
selaput lendir petugas dari resiko pajanan darah, semua jenis cairan tubuh, sekret,
ekskreta, kulit yang tidak utuh.dan selaput lendir pasien. Pelindung paling baik yang
terbuat dari bahan yang telah diolah atau bahan sintetis yang tidak tembus air atau
cairan lain (darah/cairan tubuh). Kain katun ringan adalah bahan yang paling umum
digunakan pakaian bedah (masker, topi & gaun). Sebaiknya bahan kain yang
digunakan berwarna putih atau terang agar kotoran dan kontaminasi dapat terlihat
dengan mudah.
B. Jenis –jenis Alat Pelindung Diri:
1. Sarung Tangan
2. Masker yang terbagi atas 2 jenis yaitu:
Masker bedah
Masker dengan efisiensi tinggi
3. Alat pelindung mata
4. Topi
5. Gaun pelindung
6. Pelindung Kaki
BAB II
RUANG LINGKUP
Ruang lingkup dari alat pelindung diri adalah dipakai disemua tempat di rumah sakit
terutama oleh petugas kesehatan ,tetepi adakalanya juga dipergunakan oleh karyawan atau
staf yang meskipun tidak berhubungan daengan pasien tetapi memakai APD untuk
melindungi dari resiko pekerjaan yang mungkin terjadi
Dalam beberapa kasus APD juga dipergunakan oleh pasien ,khususnya yang dengan
innfeksi melalui udara (airborne) pada saat pasien akan melawati alur lalu lintas
pasien ,petugas staf dan pengunjung.
BAB III
TATA LAKSANA
Tata laksana Alat Pelindung Diri yang harus diperhatikan:
1. Tangan harus selalu dibersikan meskipun menggunakan APD
2. Lepas dan ganti bila perlu segala perlengkapan APD yang dapat digunakan kembali
yang sudah rusak atau sobek segera setelah anda mengetahui berfungsi optimal.
3. Lepaskan semua APD sesegera mungkin setelah selesai memberikan pelayanan dan
hindari kontaminasi lingkungan diluar ruang isolasi pada pekerja dan diri sendiri.
4. Buang/lepas semua perlengkapan APD dengan hati-hati dan segera membersikan
tangan
Perkirakan resiko terpajan cairan tubuh atau area terkontaminasi
sebelum melakukan kegiatan perawatan kesehatan
Pilih APD sesuai dengan perkiraan resiko terjadi pajanan
Jenis-jenis Alat Pelindung Diri:
1. Sarung Tangan
Sarung tangan yang melindungi tangan dari bahan yang dapat mengeluarkan penyakit
dan melindungi pasien dari mikroorganisme yang berada ditangan petugas kesehatan. Sarung
tangan merupakan penghalang (barrier) fisik paling penting mencengah penyebaran infeksi.
Sarung tangan harus diganti antara setiap kontak dengan pasien ke pasien lainnya, untuk
menghindari kontaminasi silang.
Ingat : memakai sarung tangan tidak dapat menggantikan tindakan mencuci
tangan atau pemakaian antiseptik yang digosokkan pada tangan.
Penggunaan sarung tangan dan kebersihan tangan, merupakan komponen
penting/ kunci dalam meminimalkan penyebaran penyakit dan mempertahankan suatu
lingkungan bebas infeksi (Garner dan Favero 1986). Selain itu pemahaman mengenai
kapan sarung tangan steril atau disenfeksi tingkat tinggi diperlukan dan kapan sarung
tangan tidak perlu digunakan, penting untuk diketahui agar dapat menghemat biaya
dengan tetep menjaga keamanan pasien dan petugas.
Tiga saat petugas memakai sarung tangan :
a. Perlu untuk menciptakan barrier protektif dan cegah kontaminasi yang
berat, seperti menyetuh darah, cairan tubuh, eksresi, mukus membran dan
kulit yang tidak utuh.
b. Dipakai untuk menghindari transmisi mikroba ditangan petugas kepada
pasien, saat dilakukan tindakan kulit pasien yang tidak utuh atau mukus
membran
c. Mencengah tangan petugas terkontaminasi mikroba dari pasien transmisi
kepada pasien lain.
Memakai sarung tangan tidak menggantikan perlunya cuci tangan karena sarung
tangan dapat berlobang walaupun kecil,tidak nampak selama melepasnya sehingga tangan
terkontaminasi. Satu pasang sarung tangan harus digunakan untuk setiap pasien sebagai
upaya menghindari kontaminasi silang.
Pemakaian sarung tangan diperlukan ketika :
a. Ada kemungkinan kontak tangan dengan darah atau cairan tubuh lain,
membran mukosa/kulit yang terlepas
b. Melakukan prosedur medis yang bersifat invasif misalnya menusukkan
sesuatu kedalam pembuluh seperti infus
c. Menangani barang-barang bekas pakai yang telah terkontaminasi dan
menyentuh permukaan yang tercemar
d. Menerapkan kewaspadaan transmisi kontak (pada kasus penyakit menular)
yang mengharuskan petugas kesehatan menggunakan sarung tangan yang
bersih, tidak steril ketika memasuki ruang pasien. Petugas kesehatan
terpaksa melepas sarung tersebut sebelum meninggalkan ruang pasien dan
mencuci tangan dengan air/sabun dan handrub yang berbasis alkohol
Jenis-jenis sarung tangan :
1. Sarung tangan bersih
2. Sarung tangan steril
3. Sarung tangan rumah tangga
Bagan Alur Pemilihan Jenis Sarung Tangan
Hal yang Harus Dilakukan Bila Persediaan Sarung Tangan Terbatas
Bila sumber daya terbatas dan jumlah sarung tangan yang tidak memadai, sarung
tangan beda sekali pakai (dissposable) yang sudah digunakan dapat diproses
ulang dengan cara :
a. Bersihkan dan disinfeksi dalam larutan clorin 0,5% selama 10 menit
b. Dicuci dan dibilas dan dikeringkan
c. Hanya digunakan pada tindakan yang tidak menembus jaringan tubuh
Jangan memproses sarung tangan yang retak, mengupas atau memiliki
lubang atau robekan yang dapat terdeteksi (Bagg, Jenkins dan Barker
1990).
Jika sarung tangan rumah tangga tidak tersedia gunakan beberapa sarung tangan
bersih atau sarung tangan bedah yang telah diproses untuk memberikan
perlindungan yang cukup bagi petugas kebersihan, petugas laundry, pekarya serta
petugas yang menangani dan membuang limbah medis. Selain itu, pemakaian
bedah pada sarung tangan tidak usah direkomendasikan.
YA
Tidak
YA
Tidak
YA
Apakah kontak dengan darah atau
cairan tubuh?
Apakah kontak dengan pasien?
Apakah kontak dengan jaringan dibawah kulit?
SARUNG TANGAN STERIL atau SARUNG TANGAN DTT
Tidak TANPA SARUNG TANGAN
SARUNG TANGAN RUMAH TANGGA atau SARUNG
TANGAN BERSIH
SARUNG TANGAN BERSIH atau SARUNG TANGAN DTT
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam memakai sarung tangan :
a. Gunakan sarung tangan dengan ukuran yang sesuai, khususnya sarung
tangan bedah
b. Jaga kuku selalu pendek untuk menurunkan resiko sarung tangan robek
c. Tarik sarung tangan keatas manset gaun untuk melindungi pergelangan
tangan
d. Gunakan pelembab yang larut dalam air untuk mencegah kulit tangan atau
mengkerut
e. Jangan gunkakan losion yang berbasis minyak yang dapat merusak sarung
tangan bedah maupun sarung tangan periksa dari lateks
f. Jangan menggunkan cairan pelembab yang mengandung parfum karena
dapat menyebabkan iritasi pada kulit.
g. Jangan menyimpan sarung tangan ditempat pada suhu yang terlalu panas
atau terlalu dingin misalnya dibawa sinar matahari ultraviolet.
2. Masker
Masker harus cukup besar untuk menutupi hidung, bagian bawah dagu
dan rambut pada bagian wajah (jenggut). Masker dipakai untuk menahan
gebrakan sewaktu petugas kesehatan/beda berbicara, batu/bersin serta untuk
mencagah percikan darah atau cairan tubuh lainnya memasuki hidung atau
mulut petugas kesehatan. Masker yang ada terbuat dari bahan katun ringan,
kertas dan kain sintetik yang beberapa diantaranya tahan cairan. Masker yang
dibuat dari katun atau kertas sangat nyaman tapi tidak dapat menahan cairan
atau efektif sebagai filter. Ketika melepas masker pegang bagian talinya
karena bagaian tengah masker adalah bagian yang paling banyak
terkontaminasi.
Masker dengan efeisiensi tinggi merupakan masker jenis masker khusus
yang direkomendasikan, bila penyaringan udara dianggap penting misalnnya
pada perawatan seseorang yeng telah diketahui, atau dicurigai menderita flu
burung atau SARS. Masker dengan efesiansi tinggi misalnya N95 melindungi
dari pertikel dengan ukuran <5 mikron yang dibawah oleh udara. Sebelum
petugas memakai masker N95 perlu dilakukan Fit test pada setiap pemakaian
Petugas kesehatan yang memakai masker efisiensi tinggi harus :
- Memeriksa sisi masker yang menempel pada wajah untuk melihat apakah
lapisan utuh dan tidak cacat. Selain itu, masker yang ada keretakan,
terkikis, terpotong, terlipat pada sisi dalam masker tidak dapat digunakan.
- Memeriksa tali-tali masker untuk memastikan tidak terpotong atau rusak.
Tali harus menempel dengan baik disemua titik sambungan.
- Memastikan bahwa kulit hidung terbuat dari logam berada pada tempatnya
dan berfungsi dengan baik.
Fungsi masker akan terganggu atau tidak efektif, jika masker tidak dapat melekat
sempurna pada wajah sepeti pada keadaan sebagai berikut :
- Adanya jenggut atau cambang atau rambut yang tumbuh pada wajah
bagian bawah atau adanya gagang kaca mata.
- Apabila klip hidung dari logam dipencet dapat menyebabkan kebocoran.
Ratakan klip tersebut diatas hidung setelah anda memasang masker,
menggunakan kedua telunjuk dengan cara menekan dan menyusuri bagian
atas masker.
- Jika mungkin, dianjurkan fit test dilakukan setiap saat sebelum memakai
masker efisiensi tinggi.
Masker, gogel dan visor melindungi wajah dari percikan darah. Untuk melindungi
petugas dari infeksi saluran napas maka diwajibkan menggunakan masker sesuai aturan
standar.
Cara fit tes respirator particule langkah pertama :
- Genggamlah respirator dengan satu tangan, posisikan bagian depan hidung
pada ujung jari-jari, biarkan tali repirator menjuntai bebas kebawah
- Posisikan respirator pada dagu dan sisi untuk hidung berada diatas
- Tarilah tali repirator yang ats dan posisikan tali agak tinggi dibelakang
kepala diatas telinga. Dan tariklah tali pengikat respirator bagian bawah
dan posisikan tali dibawah telinga
- Letakkan kedua jari-jari kedua tangan diatas bagian hidung yang terbuat
dari logam. Tekan sisi logam tersebut mengikuti bentuk hidung. Jangan
menekan respirator dengan satu tangan karena dapat mengakibatkan
respirator kurang efektif.
- Tutup bagian depan respirator dengan kedua bagian tangan dan hati-hati
bagian sisi respirator tidak berubah
3. Alat pelindung mata
Alat pelindung mata melindungi petugas dari darah atau cairan tubuh lainnya
terhadap mata. Pelindung Mata mencakup kaca mata (gogles), plasti bening,
kaca mata pengaman, pelindung wajah dan visor. Bila tidak tersedia pelindung
wajah, petugas kesehatan dapat menggunakan alat pelindung atau kacamata
biasa/masker
4. Topi
Digunakan untuk menutup rambut dan kulit kepala sehingga serpihan kulit
atau rambut tidak masuk kedalam lubang pembedahan. Topi harus cukup besar
untuk menutup semua bagian rambut.
5. Gaun pelindung
Digunakan untuk menutupi atau menggati pakaian biasa atau seragam lain
pada saat merawat pasien yang diketahui/curigai menderita penyakit menular
melalui droplet/air borne. Pemakaian gaun pelindung pertama untuk
melindungi baju dan kulit petugas kesehatan dari sekresi respirasi.
6. Apron
Apron biasa terbuat dari karet dan plastik yang merupakan penghalang tahan
air untuk sepanjang bagian depan tubuh petugas kesehatan. Petugas kesehatan
harus menggunakan apron dibawah gaun penutup ketika melakukan perawatan
langsung pada pasien, membersihkan pasien atau melakukan prosedur dimana
ada resiko tumpahan darah atau sekresi.
7. Pelindung kaki
Digunakan untuk melindungi kaki dari cidera akibat benda tajam atau benda
berat yang mungkin jatuh secara tidak sengaja ke atas kaki. Sepatu boot karet
atau sepatu kulit tertutup memberikan lebih banyak perlindungan, tetapi harus
dijaga tetap bersih dan bebas kontaminasi darah atau tumpahan cairan tubuh
lain. Sepatu yang tahan terhadap benda tajam atau kedap air harus tersedia di
kamar bedah
Pemakaian APD di Rumah Sakit Pupuk Kaltim
Faktor-faktor penting yang harus diperhatikan pada pemakaian APD yaitu :
- Kenakan APD sebalum kontak dengan pasien, umumnya sebelum memasuki
ruangan
- Gunakan dengan hati-hati, jangan menyebarkan kontaminasi
- Lepas dan buang secara hati-hati ke tempat limbah infeksius yang telah
disediakan di ruang ganti khusus. Lepas masker di luar ruangan
- Segera lakukan pembersihan tangan dengan langkah-langkah membersihkan
tanga sesuai pedoman
Langkah-langkah mengenakan APD pada perawatan ruang isolasi kontak dan Airborne
adalah sebagai berikut :
- Kenakan baju kerja sebagai lapisan pertama pakaian pelindung
- Kenakana pelindung kaki
- Kenakan sepasang sarung tangan pertama
- Kenakan gaun luar
- Kenakan celemak plastik
- Kenakan sepasang sarung tangan pada kedua tangan
- Kenakan masker
- Kenakan penutup kepala
- Kenakan pelindung mata
Prinsip-prinsip PPI yang perlu diperhatikan pada pemakaian APD
1. Gaun pelindung
- Tutupi badan sepenuhnya dari leher hingga lutut, lengan hingga bagian
pergelanagan tangan dan selubungkan ke belakang punggung
- Ikat di bagian belakang leher dan pinggang
2. Masker
- Eratkan tali atau karet elastis pada bagian tengah kepala dan leher
- Paskan klip hidung dari logam fleksibel pada batang hidung
- Paskan dengan erat pada wajah dan di bawah dagu sehingga melekat dengan
baik
- Periksa ulang pengepasan masker
3. Kacamata atau pelindung wajah
- Pasang pada wajah dan sesuaikan agar pas
4. Sarung tangan
- Tarik hingga bagaian pergelangan tangan gaun isolasi
Langkah-langkah melepaskan APD pada perawatan ruang isolasi kontak dan airborne
adalah sebagai berikut :
- Disinfeksi sepasang sarung tangan bagian luar
- Disinfeksi celemek dan pelindung kaki
- Lepaskan sepasang sarung tangan bagian luar
- Lepaskan celemek
- Lepaskan gaun bagian luar
- Disinfeksi tangan yang mengenakan sarung tangan
- Lepaskan pelindung mata
- Lepaskan masker
- Lepaskan pelindung kaki
- Lepaskan sepasang sarung tangan bagian dalam
- Cuci tangan dengan sabun dan air bersih
a. Sarung tangan
- Ingatlah bahwa bagian luar sarungan tangan telah terkontaminasi
- Pegang bagian luar sarung tangan dengan sarung tangan lainnya, lepaskan
- Pegang sarung tangan yang telah dilepas dengan menggunakan tangan yang
masih memakai sarung tangan
- Selipkan jari tangan yang sudah tidak memakai sarung tangan di bawah sarung
tangan yang belum dilepas di pergelangan tangan
- Lepaskan sarung tangan di atas sarung tangan pertama
- Buang sarung tangan di tempat limbah infeksius
b. Kacamata atau pelindung wajah
- Ingatlah bahwa bagian luar kacamata atau pelindung wajah telah
terkontaminasi
- Untuk melepaskan, pegang karet atau gagang kacamata
- Letakkan di wadah yang telah disediakan untuk diproses ulang atau dalam
tempat limbah infeksius
c. Gaun pelindung
- Ingatlah bahwa bagian depan gaun dan lengan gaun pelindung telah
terkontaminasi
- Lepas tali
- Tarik dari leher dan bahu dengan memegang dalam gaun pelindung saja
- Balik gaun pelindung
- Lipat atau gulung menjadi gulungan dan letakkan di wadah yang telah
disediakan untuk diproses ulang atau buang di tempat limbah infeksius
d. Masker
- Ingatlah bahwa bagian depan masker telah terkontaminasi
- Lepaskan tali bagian bawah dan kemudian tali atau karet bagian atas
- Buang ke tempat limbah infeksius
BAB IV
DOKUMENTASI
Dalam tim Pencegahan dan Pengendalian Infeks terutama dalam panduan pemakaian Alat
pelindung Diri (APD) ada beberapa hal- yang perlu didokumentasikan yaitu :
Petunjuk pemakaian Alat Pelindung Diri (APD) berdasarkan profesi dirumah sakit
dan berdasarkan trasmisi/cara penularan penyakit
Petunjuk cara memakai APD yang benar dan sesuai urutan
Petunjuk cara melepas APD yang benar dan sesuai urutan
Tool audit kepatuhan pemakaian APD sesuai cara penularan dan kondisi
DAFTAR PUSTAKA
Kementrian Kesehatan RI. 2011. Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di Rumah
Sakit dan Fasilitas Pelayanan Kesehatan Lainnya. Jakarta: Kementrian