Post on 19-Jan-2016
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Akuntansi merupakan suatu pengetahuan yang banyak menawarkan tantangan
intelektual mengingat akuntansi dapat digunakan sebagai alat untuk mencapai tujuan
perusahaan bahkan tujuan negara. Dewasa ini, akuntansi telah menjadi bagian dari kehidupan
bisnis dan pemerintahan. Salah satu sebab pesatnya perkembangan pengetahuan akuntansi
adalah meningkatnya kebutuhan akan pengelolaan operasi perusahaan dan
pertanggungjawaban keuangan.Akuntansi pada awalnya diartikan sebagai seni pencatatan,
penggolongan dan peringkasan transaksi dan kejadian yang bersifat keuangan dengan cara
berdaya guna dan dalam bentuk satuan uang dan penginterpretasian hasil proses tersebut.
Definisi akuntansi dari sudut bidang studi dapat diatikan sebagai seperangakat pengetahuan
yang mempelajari perekayasaan penyediaan jasa berupa informasi keuangan kuantitatif suatu
unit organisasi dan cara penyampaian (pelaporan) informasi tersebut kepada pihak yang
berkepentingan untuk dijadikan dasar dalam pengambilan keputusan ekonomik (Suwardjono,
2009).
Pengertian-pengertian akuntansi diatas merupakan pengertian secara konvensional,
sedangkan akuntansi syariah merupakan akuntansi yang berdasar prinsip-prinsip syariah yang
esensi dasarnya merupakan sebuah upaya untuk mendekontruksi akuntansi modern ke dalam
bentuk yang humanis dan sarat nilai (Kristanto, 2009). Sedangkan akuntansi syariah menurut
Asrori (2002) adalah suatu proses, metode, dan teknik pencatatan, penggolongan,
pengihtisaran transaksi, dan kejadiankejadian yang bersifat keuangan dalam bentuk satuan
uang, guna mengidentifikasikan, mengukur, dan menyampaiakan informasi suatu entitas
ekonomi yang pengelolaan usahanya berlandaskan syariah, untuk dapat digunakan sebagai
bahan mengambil keputusan-keputusan ekonomi dan memilih alternatif-alternatif tindakan
bagi para pemakainya. Perkembangan konstruksi akuntansi konvensional menjadi akuntansi
Islam (syariah) yang lahir dari nilai-nilai budaya masyarakat dan ajaran syariah Islam yang
dipraktikkan dalamkehidupan sosial-ekonomi. Oleh karenanya akuntansi syariah dapat
dipandang sebagai konstruksi sosial masyarakat Islam guna menerapkan praktik-praktik
ekonomi Islami dalam kehidupan sosial-ekonomi. Pada tugas Pelaporan dan Akuntansi
Keuangan sesi 12 ini kelompok kami akan membahas perbedaan akuntansi konvensional
dengan akuntansi syariah khususnya pada perbedaan laporan keuangan entitas konvensional
1
dengan laporan keuangan entitas syariah. Laporan keuangan entitas syariah yang kelompok
kami gunakan sebagai sampel pada tugas ini adalah laporan keuangan PT BNI Syariah.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Perbedaan Akuntansi Konvensional Dengan Akuntansi Syariah
Secara umum perbedaan akuntansi konvensional dengan akuntansi syariah menurut
Hidayat (2004) dapat dibedakan menjadi 3 kategori, yaitu :
a. Prinsip-prinsip Dasar
Perbedaan secara prinsip dasar, akuntansi konvensional lebih memberi kelonggaran
penilaian laporan
keuangan dengan menilai hanya terbatas pada kewajaran (kebenaran relatif) yang
merujuk pada standar yang berlaku, sedangkan pada prinsip-prinsip syariah masalah
akuntansi akan berkait pula dengan prinsip-prinsip syariah, karena syariah
mencakup seluruh aspek kehidupan umat manusia, baik ekonomi, politik, sosial dan
falsafah moral. Dengan demikian syariah berhubungan dengan seluruh aspek
kehidupan manusia termasuk di dalam hal akuntansi. Terdapat beberapa syarat
sebagai dasar-dasar akuntansi syariah, sebagai berikut: 1) benar (truth) dan sah
(valid), 2) adil (justice), yang berarti menempatkan sesuatu sesuai dengan
peruntukannya, diterapkan terhadap semua situasi dan tidak bias, harus dapat
memenuhi kebutuhan minimum yang harus dimiliki oleh seseorang, 3) kebaikan
(benevolence/ihsan), harus dapat melakukan hal-hal yang lebih baik dari standar
dan kebiasaan.
b. Tujuan
Tujuan akuntansi konvensional memberikan laporan kinerja historis yang
memberikan informasi bagi pihak-pihak yang membutuhkan sebagai alat dalam
pengambilan keputusan bisnis, sedangkan akuntansi syariah bukanlah merupakan
tujuan, tetapi sarana untuk mencapai tujuan yakni pemenuhan kewajiban zakat
secara benar, hal ini menjadikan akuntansi syariah memiliki titik tekan tujuan pada
pertanggungjawaban (akuntabilitas) dihadapan Tuhan. Dengan kata lain laporan
keuangan akuntansi konvensional memiliki tujuan pada pemberian informasi,
sedangkan laporan keuangan akuntansi syariah titik tekannya pada
pertanggungjawaban (akuntabilitas).
2
c. Jenis Laporan
Laporan keuangan pokok akuntansi konvensional yang terdiri dari neraca, laporan
laba-rugi, dan laporan arus kas, sedangkan pada akuntansi syariah masih ditambah
lagi laporan keuangan lainnya yang harus disampaikan yaitu laporan zakat. Bahkan
ada beberapa laporan keuangan yang dibutuhkan oleh bank syariah antara lain
laporan investasi tidak bebas penggunaan, laporan sumber dan penggunaan dana
qardh.
Gambar 2.1 Perbedaan Akuntansi Konvensional dengan Akuntansi Syariah
3
Sumber : Nur Hidayat (2004)
Perbedaan yang menjadi penekanan pada tugas Pelaporan dan Akuntansi Keuangan sesi
12 ini adalah perbedaan dari laporan keuangan akuntansi konvensional dengan akuntansi
syariah. Kelompok kami menggunakan laporan keuangan PT Bank Negara Indonesia Syariah
periode 31 desember 2012 sebagai sampel laporan keuangan syariah untuk dibandingkan
dengan laporan keuangan konvensional.
2.1 Perbedaan Laporan Keuangan Konvensional Dengan Laporan Keuangan Syariah
Pada tugas ini, kelompok kami mengambil laporan keuangan PT Bank Negara
Indonesia Syariah periode 31 desember 2012 sebagai perbandingan dengan laporan keuangan
konvensional. Beberapa perbedaan yang kami temukan antara lain :
a. Laporan keuangan entitas konvesional khususnya bank konvensional terdiri dari
laporan posisi keuangan atau neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan ekuitas
dan laporan arus kas, tetapi pada laporan keuangan PT Bank Negara Indonesia
Syariah periode 31 desember 2012 terdiri dari laporan posisi keuangan atau neraca,
laporan laba rugi, laporan komitmen dan kontinjensi, laporanperhitungan kewajiban
penyediaan modal minimum, laporan sumber dan penggunaan dana zis, laporan
sumber dan penggunaan qardh dan laporan distribusi bagi hasil.
b. Pada laporan keuangan PT Bank Negara Indonesia Syariah periode 31 desember
2012terdapat laporan sumber dan penggunaan dana zis sebagai zakat infaq sadaqah
yang akan disalurkan melalui qard dan terdapat laporan sumber dan penggunaan
qardh yaitu pemberian harta kepada orang lain yang dapat ditagih atau dimita
kembali,meminjamkan tanpa mengharapkan imbalan dan bukan transaksi komersial
sedangkan pada laporan keuangan entitas konvensional khususnya bank
konvensional tidak terdapat laporan tersebut.
c. Pada laporan keuangan PT Bank Negara Indonesia Syariah periode 31 desember
2012 terdapat laporan distribusi bagi hasil karena tujuan bank syariah berdasarkan bagi
hasil,jual belidan sewa. laporan ini terdari pos-pos giro wadiah, tabungan wadiah dan
deposito wadiahsedangkan pada laporan keuangan entitas konvensional khususnya
bank konvensional tidak terdapat laporan tersebut.
4
d. Pada laporan posisi keuangan atau neraca entitas konvensional persamaan akuntansi
yang berlaku adalah Aset = Liabilitas + Ekuitas. Sedangkan pada laporan posisi
keuangan atau neraca PT Bank Negara Indonesia Syariah periode 31 desember
2012 persamaan akuntansi yang berlaku adalahAktiva= Kewajiban + Dana
Investasi Tidak Terikat + Ekuitas.
e. Pada laporan posisi keuangan atau neraca entitas konvensional konsep standarnya
adalah sebagai berikut :
Aset Liabilitas dan Ekuitas
1. Aset Lancar
Kas
Piutang
Persediaan
Total Aset Lancar
2. Aset Tidak Lancar
Aset Tetap
Properti Investasi
Deposito yang dibatasi penggunaan
Totak Aset Tidak Lancar
Total Aset
1. Liabilitas Jangka Pendek
Utang Usaha
Utang Pajak
Uang Muka Diterima
Total Liabilitas Jangka Pendek
2. Liabilitas Jangka Panjang
Pinjaman Jangka Panjang
Total Liabilitas Jangka Panjang
3. Ekuitas
Modal Saham
Saldo Laba
Total Liabilitas Jangka Panjang
dan Ekuitas
Sedangkan pada laporan posisi keuangan atau neraca PT Bank Negara Indonesia
Syariah periode 31 desember 2012konsep standarnya adalah sebagai berikut :
Aktiva Passiva
1. Aktiva
Kas
Piutang mudharabah
Piutang salam
Piutang isthisna
Pembiayaan
Persedian
1. Passiva
Dana pihak ketiga
Giro wadiah
Tabungan wadiah
Deposito wadiah
2. Investasi tidak terikat
Tabungan mudharabah
5
Total Aktiva
Deposito mudarabah
3. Ekuitas
Total Passiva
f. Pada sisi aset, pos atau akun piutang pada laporan posisi keuangan atau neraca
entitas konvensional biasanya terdiri dari piutang dagang, piutang usaha atau
piutang lain-lain, sedangkan pada sisi aset, pos atau akun piutang pada laporan
posisi keuangan atau neraca PT Bank Negara Indonesia Syariah periode 31
desember 2012terdiri dari piutang murabahah, piutang salam, piutang isthisna dan
piutang qardh.
g. Pada laporan laporan laba rugi entitas konvensional konsep standarnya adalah
sebagai berikut :
LAPORAN LABA RUGI KOMPREHENSIF KONSOLIDASIAN UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL
31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
OPERASI YANG DILANJUTKAN Pendapatan dan penjualan bersih Beban langsung dan beban pokok penjualan
LABA KOTOR Pendapatan lainnya Beban usaha Beban lainnya
LABA USAHA Beban bunga
LABA DARI OPERASI YANG DILANJUTKAN SEBELUM BEBAN PAJAK PENGHASILAN
BEBAN PAJAK PENGHASILAN Kini
LABA TAHUN BERJALAN
PENDAPATAN KOMPREHENSIF LAIN
TOTAL LABA KOMPREHENSIF
LABA YANG DAPAT DIATRIBUSIKAN KEPADA: Pemilik Entitas Induk
6
Kepentingan Nonpengendali
LABA BERSIH PER SAHAM DASAR
Sedangkan pada laporan laba rugi PT Bank Negara Indonesia Syariah periode 31
desember 2012 konsep standarnya adalah sebagai berikut :
LAPORAN LABA/RUGI DAN SALDO LABAPERIODE 1 JANUARI S.D 31 DESEMBER 2012 DAN 2011
(DALAM JUTAAN RUPIAH)
I. Pendapatan Operasional Kegiatan Syariaha.Pendapatan Dari Penyaluran Danab.Pendapatan Operasional Lainnya
II. Bagi Hasil Untuk Investor Dana Tidak Terikat
III. Pendapatan Operasional Setelah Distribusi Bagi Hasil Untuk Investor Dana Tidak Terikat
IV. Beban Penyisihan Penghapusan Aktiva
V. Beban Estimasi Kerugian Dan Kontijensi
VI. Beban Operasional Lainnya
VII. Laba(Rugi) Opersaional
VIII. Pendapatan Non Operasional
IX. Beban Non Operasional
X. Laba Bersih
Akuntansi syariah muncul dari nilai-nilai dan ajaran syariatIslam seiring dengan
meningkatnya religiusitas masyarakat Islamdan semakin banyaknya entitas ekonomi yang
menjalankanusahanya berlandaskan prinsip syariah. Perkembangan akuntansi syariah
merupakan sebuahfenomena perkembangan akuntansi sebagai idiologi masyarakatIslam
dalam menerapkan ekonomi Islami dalam kehidupan sosialekonominya.Akuntansi syariah
merupakan bidang baru dalamkajian akuntansi yang memiliki karakteristik unik berbeda
denganakuntansi konvensional, karena mengandung nilai-nilai kebenaranberlandaskan syariat
Islam. Pengetahuan akuntansisyariah sebagai bagian dari ilmu akuntansi konvensional digali
menggunakan pendekatan epistimologi Islam (Asrori, 2002).
7
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil pembahasan pada BAB II, mengenai perbedaan akuntansi
konvesional dengan akuntansi syariah makadiperoleh kesimpulan sebagai berikut:
1) Akuntansi konvesional dengan akuntansi syariah dapat dibedakan menjadi tiga (3)
kategori perbedaan yaitu prinsip-prinsip dasar, tujuan dan jenis laporan keuangan.
2) Perbedaan laporan keuangan entitas konvensional dan laporan keuangan PT Bank
Negara Indonesia Syariahadalah laporan keuangan entitas konvensional terdiri dari
laporan posisi keuangan atau neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan ekuitas
dan laporan arus kas, tetapi pada laporan keuangan PT Bank Negara Indonesia
Syariah terdiri dari laporan posisi keuangan atau neraca, laporan laba rugi, laporan
komitmen dan kontinjensi, laporanperhitungan kewajiban penyediaan modal
minimum, laporan sumber dan penggunaan dana zis, laporan sumber dan
penggunaan qardh dan laporan distribusi bagi hasil.
3) Pada entitas konvensional persamaan akuntansi yang berlaku adalah Aset =
Liabilitas + Ekuitas. Sedangkan pada laporan posisi keuangan atau neraca PT Bank
Negara Indonesia Syariah persamaan akuntansi yang berlaku adalahAktiva =
Kewajiban + Dana Investasi Tidak Terikat + Ekuitas.
4) Terdapat perbedaan pada pos-pos atau akun-akun pada laporan keuangan posisi
keuangan dan laporan laba rugi entitas konvensional dengan entitas syariah.
3.2 Saran
Berdasarakan analisis BAB I dan BAB II diperoleh saran-saran sebagai berikut :
1) Perbedaan yang dianalisis dalam tugas ini hanya sebatas pada laporan keuangan
bank syariah. Selain bank, entitas yang berprinsip syariah adalah entitas asuransi.
Perbedaan laporan keuangan asuransi konvensional dengan asuransi syariah juga
perlu dianalisis sebagai tambahan pengetahuan perbedaan laporan keuangan entitas
konvensional dengan laporan keuangan entitas syariah.
8
DAFTAR RUJUKAN
Buku / Artikel Ilmiah :
Asrori. 2002. Akuntansi Syariah Bidang Baru Studi Akuntansi Dalam Konteks
Epistimologi Islam. Jurnal Ekonomi danManajemen Dinamika. Vol. 11, No 2.
Hidayat, Nur. 2004. Prinsip-Prinsip Akuntansi Syariah:Suatu Alternatif
Menjaga Akuntabilitas Laporan Keuangan. SNA VII. Denpasar.
Kristianto, Djoko. 2009. Implikasi Akuntansi Syariah Dan Asuransi Syariah
Dalam Lembaga Keuangan Syariah. Jurnal Akuntansi dan Sistem Teknologi
Informasi. Vol. 7, No. 1, April 2009 : 61 – 68.
Suwardjono. 2009. Akuntansi Pengantar 1 : Proses Penciptaan Data
Pendekatan Sistem Edisi Ketiga. Yogyakarta : BPFE.
Website :
www.inaldy-tuhumury.blogspot.com/2012/10/perbedaan-laporan-keuangan-bank-
syariah
www.bnisyariah.co.id
9
AKUNTANSI SYARIAH DAN AKUNTANSI KONVENSIONAL
Pengaruh islam terhadap perkembangan akuntansi
Sebelum pemerintahan islam berdiri, peradaban didominasi dan dikuasai oleh dua
bangsa besar yaitu bangsa Romawi dan bangsa Persia. Pada masa ini akuntansi yang
digunakan hanya sebatas perhitunga barang dagang dari mulai berangkat berdagang
sampai pulang berdagang, dimaksudkan untuk mengetahui jumlah dari sisa
berdagang, untung dan rugi.
Pada zaman Rasulullah SAW, praktik akunansi mengalami perubahan setelah
adanya perintah Allah SWT melalui Al Qur’an untuk mencatat transaksi yang tidak
tunai (Al Qur’an 2;282) dan untuk membayar zakat (Al Qur’an 2:110; 177: 9:81; 71;
22:78; lima8:13).Perintah ini menyebabkan individu yang melakukan transaksi non
tunai senantiasa mencatat hal tersebut menggunakan dokumen ataupun bukti
transaksi. Perintah Allah tentang zakat juga mendorong umatnya saat itu mencatat dan
menilai aset yang dimilikinya.
Semakin berkembangnya praktik membayar zakat telah menimbulkan dampak
yang sangat besar terhadap pembangunan dan berkembangnya Baitulmall. Baitulmall
berfungsi sebagai lembaga penyimpan zakat dan beserta pendapatan lain yang
diterima oleh negara. Adnan dan Labarjo (200enam) dalam Yahya (2009)
menyebutkan bahwa dimasa pemerintahan Rasulullah SAW, lembaga penyimpan
zakat hanya berperan sebagai penyimpan sementara dari penghasilan negara. Praktik
baitulmall pada saat itu pendapatan yang diperoleh dari negara langsung
didistribusikan setelah harta itu diperoleh, sehingga tidak memerlukan
catatan/pelaporan atas penerimaan dan pengeluaran baitulmall.
Perkembangan pemerintahan islam makin meluas sampai pada zaman umar bin
khatab penerimaan zakat semakin tinggi dan fungsi dari baitulmall juga semakin
besar, jika tadi baitulmall hanya menerima dan langsung mendistribusikannya, pada
saat itu baitulmall juga menyimpan harta/pendapatan yang diperoleh negara. Para
sahabat menyarankan untuk dibuatnya pencatatan untuk pertanggung jawaban
penerimaan dan pengeluaran yang dilakukan oleh baitulmall.
10