Akuntansi Syariah

17
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Akuntansi merupakan suatu pengetahuan yang banyak menawarkan tantangan intelektual mengingat akuntansi dapat digunakan sebagai alat untuk mencapai tujuan perusahaan bahkan tujuan negara. Dewasa ini, akuntansi telah menjadi bagian dari kehidupan bisnis dan pemerintahan. Salah satu sebab pesatnya perkembangan pengetahuan akuntansi adalah meningkatnya kebutuhan akan pengelolaan operasi perusahaan dan pertanggungjawaban keuangan.Akuntansi pada awalnya diartikan sebagai seni pencatatan, penggolongan dan peringkasan transaksi dan kejadian yang bersifat keuangan dengan cara berdaya guna dan dalam bentuk satuan uang dan penginterpretasian hasil proses tersebut. Definisi akuntansi dari sudut bidang studi dapat diatikan sebagai seperangakat pengetahuan yang mempelajari perekayasaan penyediaan jasa berupa informasi keuangan kuantitatif suatu unit organisasi dan cara penyampaian (pelaporan) informasi tersebut kepada pihak yang berkepentingan untuk dijadikan dasar dalam pengambilan keputusan ekonomik (Suwardjono, 2009). Pengertian-pengertian akuntansi diatas merupakan pengertian secara konvensional, sedangkan akuntansi syariah merupakan akuntansi yang berdasar prinsip-prinsip syariah yang esensi dasarnya merupakan sebuah upaya untuk mendekontruksi akuntansi modern ke dalam bentuk yang humanis dan sarat nilai (Kristanto, 2009). Sedangkan akuntansi syariah menurut Asrori 1

Transcript of Akuntansi Syariah

Page 1: Akuntansi Syariah

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Akuntansi merupakan suatu pengetahuan yang banyak menawarkan tantangan

intelektual mengingat akuntansi dapat digunakan sebagai alat untuk mencapai tujuan

perusahaan bahkan tujuan negara. Dewasa ini, akuntansi telah menjadi bagian dari kehidupan

bisnis dan pemerintahan. Salah satu sebab pesatnya perkembangan pengetahuan akuntansi

adalah meningkatnya kebutuhan akan pengelolaan operasi perusahaan dan

pertanggungjawaban keuangan.Akuntansi pada awalnya diartikan sebagai seni pencatatan,

penggolongan dan peringkasan transaksi dan kejadian yang bersifat keuangan dengan cara

berdaya guna dan dalam bentuk satuan uang dan penginterpretasian hasil proses tersebut.

Definisi akuntansi dari sudut bidang studi dapat diatikan sebagai seperangakat pengetahuan

yang mempelajari perekayasaan penyediaan jasa berupa informasi keuangan kuantitatif suatu

unit organisasi dan cara penyampaian (pelaporan) informasi tersebut kepada pihak yang

berkepentingan untuk dijadikan dasar dalam pengambilan keputusan ekonomik (Suwardjono,

2009).

Pengertian-pengertian akuntansi diatas merupakan pengertian secara konvensional,

sedangkan akuntansi syariah merupakan akuntansi yang berdasar prinsip-prinsip syariah yang

esensi dasarnya merupakan sebuah upaya untuk mendekontruksi akuntansi modern ke dalam

bentuk yang humanis dan sarat nilai (Kristanto, 2009). Sedangkan akuntansi syariah menurut

Asrori (2002) adalah suatu proses, metode, dan teknik pencatatan, penggolongan,

pengihtisaran transaksi, dan kejadiankejadian yang bersifat keuangan dalam bentuk satuan

uang, guna mengidentifikasikan, mengukur, dan menyampaiakan informasi suatu entitas

ekonomi yang pengelolaan usahanya berlandaskan syariah, untuk dapat digunakan sebagai

bahan mengambil keputusan-keputusan ekonomi dan memilih alternatif-alternatif tindakan

bagi para pemakainya. Perkembangan konstruksi akuntansi konvensional menjadi akuntansi

Islam (syariah) yang lahir dari nilai-nilai budaya masyarakat dan ajaran syariah Islam yang

dipraktikkan dalamkehidupan sosial-ekonomi. Oleh karenanya akuntansi syariah dapat

dipandang sebagai konstruksi sosial masyarakat Islam guna menerapkan praktik-praktik

ekonomi Islami dalam kehidupan sosial-ekonomi. Pada tugas Pelaporan dan Akuntansi

Keuangan sesi 12 ini kelompok kami akan membahas perbedaan akuntansi konvensional

dengan akuntansi syariah khususnya pada perbedaan laporan keuangan entitas konvensional

1

Page 2: Akuntansi Syariah

dengan laporan keuangan entitas syariah. Laporan keuangan entitas syariah yang kelompok

kami gunakan sebagai sampel pada tugas ini adalah laporan keuangan PT BNI Syariah.

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Perbedaan Akuntansi Konvensional Dengan Akuntansi Syariah

Secara umum perbedaan akuntansi konvensional dengan akuntansi syariah menurut

Hidayat (2004) dapat dibedakan menjadi 3 kategori, yaitu :

a. Prinsip-prinsip Dasar

Perbedaan secara prinsip dasar, akuntansi konvensional lebih memberi kelonggaran

penilaian laporan

keuangan dengan menilai hanya terbatas pada kewajaran (kebenaran relatif) yang

merujuk pada standar yang berlaku, sedangkan pada prinsip-prinsip syariah masalah

akuntansi akan berkait pula dengan prinsip-prinsip syariah, karena syariah

mencakup seluruh aspek kehidupan umat manusia, baik ekonomi, politik, sosial dan

falsafah moral. Dengan demikian syariah berhubungan dengan seluruh aspek

kehidupan manusia termasuk di dalam hal akuntansi. Terdapat beberapa syarat

sebagai dasar-dasar akuntansi syariah, sebagai berikut: 1) benar (truth) dan sah

(valid), 2) adil (justice), yang berarti menempatkan sesuatu sesuai dengan

peruntukannya, diterapkan terhadap semua situasi dan tidak bias, harus dapat

memenuhi kebutuhan minimum yang harus dimiliki oleh seseorang, 3) kebaikan

(benevolence/ihsan), harus dapat melakukan hal-hal yang lebih baik dari standar

dan kebiasaan.

b. Tujuan

Tujuan akuntansi konvensional memberikan laporan kinerja historis yang

memberikan informasi bagi pihak-pihak yang membutuhkan sebagai alat dalam

pengambilan keputusan bisnis, sedangkan akuntansi syariah bukanlah merupakan

tujuan, tetapi sarana untuk mencapai tujuan yakni pemenuhan kewajiban zakat

secara benar, hal ini menjadikan akuntansi syariah memiliki titik tekan tujuan pada

pertanggungjawaban (akuntabilitas) dihadapan Tuhan. Dengan kata lain laporan

keuangan akuntansi konvensional memiliki tujuan pada pemberian informasi,

sedangkan laporan keuangan akuntansi syariah titik tekannya pada

pertanggungjawaban (akuntabilitas).

2

Page 3: Akuntansi Syariah

c. Jenis Laporan

Laporan keuangan pokok akuntansi konvensional yang terdiri dari neraca, laporan

laba-rugi, dan laporan arus kas, sedangkan pada akuntansi syariah masih ditambah

lagi laporan keuangan lainnya yang harus disampaikan yaitu laporan zakat. Bahkan

ada beberapa laporan keuangan yang dibutuhkan oleh bank syariah antara lain

laporan investasi tidak bebas penggunaan, laporan sumber dan penggunaan dana

qardh.

Gambar 2.1 Perbedaan Akuntansi Konvensional dengan Akuntansi Syariah

3

Page 4: Akuntansi Syariah

Sumber : Nur Hidayat (2004)

Perbedaan yang menjadi penekanan pada tugas Pelaporan dan Akuntansi Keuangan sesi

12 ini adalah perbedaan dari laporan keuangan akuntansi konvensional dengan akuntansi

syariah. Kelompok kami menggunakan laporan keuangan PT Bank Negara Indonesia Syariah

periode 31 desember 2012 sebagai sampel laporan keuangan syariah untuk dibandingkan

dengan laporan keuangan konvensional.

2.1 Perbedaan Laporan Keuangan Konvensional Dengan Laporan Keuangan Syariah

Pada tugas ini, kelompok kami mengambil laporan keuangan PT Bank Negara

Indonesia Syariah periode 31 desember 2012 sebagai perbandingan dengan laporan keuangan

konvensional. Beberapa perbedaan yang kami temukan antara lain :

a. Laporan keuangan entitas konvesional khususnya bank konvensional terdiri dari

laporan posisi keuangan atau neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan ekuitas

dan laporan arus kas, tetapi pada laporan keuangan PT Bank Negara Indonesia

Syariah periode 31 desember 2012 terdiri dari laporan posisi keuangan atau neraca,

laporan laba rugi, laporan komitmen dan kontinjensi, laporanperhitungan kewajiban

penyediaan modal minimum, laporan sumber dan penggunaan dana zis, laporan

sumber dan penggunaan qardh dan laporan distribusi bagi hasil.

b. Pada laporan keuangan PT Bank Negara Indonesia Syariah periode 31 desember

2012terdapat laporan sumber dan penggunaan dana zis sebagai zakat infaq sadaqah

yang akan disalurkan melalui qard dan terdapat laporan sumber dan penggunaan

qardh yaitu pemberian harta kepada orang lain yang dapat ditagih atau dimita

kembali,meminjamkan tanpa mengharapkan imbalan dan bukan transaksi komersial

sedangkan pada laporan keuangan entitas konvensional khususnya bank

konvensional tidak terdapat laporan tersebut.

c. Pada laporan keuangan PT Bank Negara Indonesia Syariah periode 31 desember

2012 terdapat laporan distribusi bagi hasil karena tujuan bank syariah berdasarkan bagi

hasil,jual belidan sewa. laporan ini terdari pos-pos giro wadiah, tabungan wadiah dan

deposito wadiahsedangkan pada laporan keuangan entitas konvensional khususnya

bank konvensional tidak terdapat laporan tersebut.

4

Page 5: Akuntansi Syariah

d. Pada laporan posisi keuangan atau neraca entitas konvensional persamaan akuntansi

yang berlaku adalah Aset = Liabilitas + Ekuitas. Sedangkan pada laporan posisi

keuangan atau neraca PT Bank Negara Indonesia Syariah periode 31 desember

2012 persamaan akuntansi yang berlaku adalahAktiva= Kewajiban + Dana

Investasi Tidak Terikat + Ekuitas.

e. Pada laporan posisi keuangan atau neraca entitas konvensional konsep standarnya

adalah sebagai berikut :

Aset Liabilitas dan Ekuitas

1. Aset Lancar

Kas

Piutang

Persediaan

Total Aset Lancar

2. Aset Tidak Lancar

Aset Tetap

Properti Investasi

Deposito yang dibatasi penggunaan

Totak Aset Tidak Lancar

Total Aset

1. Liabilitas Jangka Pendek

Utang Usaha

Utang Pajak

Uang Muka Diterima

Total Liabilitas Jangka Pendek

2. Liabilitas Jangka Panjang

Pinjaman Jangka Panjang

Total Liabilitas Jangka Panjang

3. Ekuitas

Modal Saham

Saldo Laba

Total Liabilitas Jangka Panjang

dan Ekuitas

Sedangkan pada laporan posisi keuangan atau neraca PT Bank Negara Indonesia

Syariah periode 31 desember 2012konsep standarnya adalah sebagai berikut :

Aktiva Passiva

1. Aktiva

Kas

Piutang mudharabah

Piutang salam

Piutang isthisna

Pembiayaan

Persedian

1. Passiva

Dana pihak ketiga

Giro wadiah

Tabungan wadiah

Deposito wadiah

2. Investasi tidak terikat

Tabungan mudharabah

5

Page 6: Akuntansi Syariah

Total Aktiva

Deposito mudarabah

3. Ekuitas

Total Passiva

f. Pada sisi aset, pos atau akun piutang pada laporan posisi keuangan atau neraca

entitas konvensional biasanya terdiri dari piutang dagang, piutang usaha atau

piutang lain-lain, sedangkan pada sisi aset, pos atau akun piutang pada laporan

posisi keuangan atau neraca PT Bank Negara Indonesia Syariah periode 31

desember 2012terdiri dari piutang murabahah, piutang salam, piutang isthisna dan

piutang qardh.

g. Pada laporan laporan laba rugi entitas konvensional konsep standarnya adalah

sebagai berikut :

LAPORAN LABA RUGI KOMPREHENSIF KONSOLIDASIAN UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL

31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

OPERASI YANG DILANJUTKAN Pendapatan dan penjualan bersih Beban langsung dan beban pokok penjualan

LABA KOTOR Pendapatan lainnya Beban usaha Beban lainnya

LABA USAHA Beban bunga

LABA DARI OPERASI YANG DILANJUTKAN SEBELUM BEBAN PAJAK PENGHASILAN

BEBAN PAJAK PENGHASILAN Kini

LABA TAHUN BERJALAN

PENDAPATAN KOMPREHENSIF LAIN

TOTAL LABA KOMPREHENSIF

LABA YANG DAPAT DIATRIBUSIKAN KEPADA: Pemilik Entitas Induk

6

Page 7: Akuntansi Syariah

Kepentingan Nonpengendali

LABA BERSIH PER SAHAM DASAR

Sedangkan pada laporan laba rugi PT Bank Negara Indonesia Syariah periode 31

desember 2012 konsep standarnya adalah sebagai berikut :

LAPORAN LABA/RUGI DAN SALDO LABAPERIODE 1 JANUARI S.D 31 DESEMBER 2012 DAN 2011

(DALAM JUTAAN RUPIAH)

I. Pendapatan Operasional Kegiatan Syariaha.Pendapatan Dari Penyaluran Danab.Pendapatan Operasional Lainnya

II. Bagi Hasil Untuk Investor Dana Tidak Terikat

III. Pendapatan Operasional Setelah Distribusi Bagi Hasil Untuk Investor Dana Tidak Terikat

IV. Beban Penyisihan Penghapusan Aktiva

V. Beban Estimasi Kerugian Dan Kontijensi

VI. Beban Operasional Lainnya

VII. Laba(Rugi) Opersaional

VIII. Pendapatan Non Operasional

IX. Beban Non Operasional

X. Laba Bersih

Akuntansi syariah muncul dari nilai-nilai dan ajaran syariatIslam seiring dengan

meningkatnya religiusitas masyarakat Islamdan semakin banyaknya entitas ekonomi yang

menjalankanusahanya berlandaskan prinsip syariah. Perkembangan akuntansi syariah

merupakan sebuahfenomena perkembangan akuntansi sebagai idiologi masyarakatIslam

dalam menerapkan ekonomi Islami dalam kehidupan sosialekonominya.Akuntansi syariah

merupakan bidang baru dalamkajian akuntansi yang memiliki karakteristik unik berbeda

denganakuntansi konvensional, karena mengandung nilai-nilai kebenaranberlandaskan syariat

Islam. Pengetahuan akuntansisyariah sebagai bagian dari ilmu akuntansi konvensional digali

menggunakan pendekatan epistimologi Islam (Asrori, 2002).

7

Page 8: Akuntansi Syariah

BAB III

KESIMPULAN DAN SARAN

3.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil pembahasan pada BAB II, mengenai perbedaan akuntansi

konvesional dengan akuntansi syariah makadiperoleh kesimpulan sebagai berikut:

1) Akuntansi konvesional dengan akuntansi syariah dapat dibedakan menjadi tiga (3)

kategori perbedaan yaitu prinsip-prinsip dasar, tujuan dan jenis laporan keuangan.

2) Perbedaan laporan keuangan entitas konvensional dan laporan keuangan PT Bank

Negara Indonesia Syariahadalah laporan keuangan entitas konvensional terdiri dari

laporan posisi keuangan atau neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan ekuitas

dan laporan arus kas, tetapi pada laporan keuangan PT Bank Negara Indonesia

Syariah terdiri dari laporan posisi keuangan atau neraca, laporan laba rugi, laporan

komitmen dan kontinjensi, laporanperhitungan kewajiban penyediaan modal

minimum, laporan sumber dan penggunaan dana zis, laporan sumber dan

penggunaan qardh dan laporan distribusi bagi hasil.

3) Pada entitas konvensional persamaan akuntansi yang berlaku adalah Aset =

Liabilitas + Ekuitas. Sedangkan pada laporan posisi keuangan atau neraca PT Bank

Negara Indonesia Syariah persamaan akuntansi yang berlaku adalahAktiva =

Kewajiban + Dana Investasi Tidak Terikat + Ekuitas.

4) Terdapat perbedaan pada pos-pos atau akun-akun pada laporan keuangan posisi

keuangan dan laporan laba rugi entitas konvensional dengan entitas syariah.

3.2 Saran

Berdasarakan analisis BAB I dan BAB II diperoleh saran-saran sebagai berikut :

1) Perbedaan yang dianalisis dalam tugas ini hanya sebatas pada laporan keuangan

bank syariah. Selain bank, entitas yang berprinsip syariah adalah entitas asuransi.

Perbedaan laporan keuangan asuransi konvensional dengan asuransi syariah juga

perlu dianalisis sebagai tambahan pengetahuan perbedaan laporan keuangan entitas

konvensional dengan laporan keuangan entitas syariah.

8

Page 9: Akuntansi Syariah

DAFTAR RUJUKAN

Buku / Artikel Ilmiah :

Asrori. 2002. Akuntansi Syariah Bidang Baru Studi Akuntansi Dalam Konteks

Epistimologi Islam. Jurnal Ekonomi danManajemen Dinamika. Vol. 11, No 2.

Hidayat, Nur. 2004. Prinsip-Prinsip Akuntansi Syariah:Suatu Alternatif

Menjaga Akuntabilitas Laporan Keuangan. SNA VII. Denpasar.

Kristianto, Djoko. 2009. Implikasi Akuntansi Syariah Dan Asuransi Syariah

Dalam Lembaga Keuangan Syariah. Jurnal Akuntansi dan Sistem Teknologi

Informasi. Vol. 7, No. 1, April 2009 : 61 – 68.

Suwardjono. 2009. Akuntansi Pengantar 1 : Proses Penciptaan Data

Pendekatan Sistem Edisi Ketiga. Yogyakarta : BPFE.

Website :

www.inaldy-tuhumury.blogspot.com/2012/10/perbedaan-laporan-keuangan-bank-

syariah

www.bnisyariah.co.id

9

Page 10: Akuntansi Syariah

AKUNTANSI SYARIAH DAN AKUNTANSI KONVENSIONAL

Pengaruh islam terhadap perkembangan akuntansi

Sebelum pemerintahan islam berdiri, peradaban didominasi dan dikuasai oleh dua

bangsa besar yaitu bangsa Romawi dan bangsa Persia. Pada masa ini akuntansi yang

digunakan hanya sebatas perhitunga barang dagang dari mulai berangkat berdagang

sampai pulang berdagang, dimaksudkan untuk mengetahui jumlah dari sisa

berdagang, untung dan rugi.

Pada zaman Rasulullah SAW, praktik akunansi mengalami perubahan setelah

adanya perintah Allah SWT melalui Al Qur’an untuk mencatat transaksi yang tidak

tunai (Al Qur’an 2;282) dan untuk membayar zakat (Al Qur’an 2:110; 177: 9:81; 71;

22:78; lima8:13).Perintah ini menyebabkan individu yang melakukan transaksi non

tunai senantiasa mencatat hal tersebut menggunakan dokumen ataupun bukti

transaksi. Perintah Allah tentang zakat juga mendorong umatnya saat itu mencatat dan

menilai aset yang dimilikinya.

Semakin berkembangnya praktik membayar zakat telah menimbulkan dampak

yang sangat besar terhadap pembangunan dan berkembangnya Baitulmall. Baitulmall

berfungsi sebagai lembaga penyimpan zakat dan beserta pendapatan lain yang

diterima oleh negara. Adnan dan Labarjo (200enam) dalam Yahya (2009)

menyebutkan bahwa dimasa pemerintahan Rasulullah SAW, lembaga penyimpan

zakat hanya berperan sebagai penyimpan sementara dari penghasilan negara. Praktik

baitulmall pada saat itu pendapatan yang diperoleh dari negara langsung

didistribusikan setelah harta itu diperoleh, sehingga tidak memerlukan

catatan/pelaporan atas penerimaan dan pengeluaran baitulmall.

Perkembangan pemerintahan islam makin meluas sampai pada zaman umar bin

khatab penerimaan zakat semakin tinggi dan fungsi dari baitulmall juga semakin

besar, jika tadi baitulmall hanya menerima dan langsung mendistribusikannya, pada

saat itu baitulmall juga menyimpan harta/pendapatan yang diperoleh negara. Para

sahabat menyarankan untuk dibuatnya pencatatan untuk pertanggung jawaban

penerimaan dan pengeluaran yang dilakukan oleh baitulmall.

10