Post on 01-Mar-2018
PENERAPAN AKUNTANSI SYARIAH UNTUK MENCAPAI TUJUAN INDONESIA DALAM ASEAN ECONOMIC COMMUNITY (AEC)
Disusun Oleh:
N.Diana Andraeni 133403012
Hannis Sabiilla Qushoy 133403014
Ita Nurhasanah 133403035
Muhammad Ikbal Fauzi 133403065
Agung Gumelar 133403077
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI SILIWANGI
TASIKMALAYA
2016
ABSTRAK
PENERAPAN AKUNTANSI SYARIAH UNTUK MENCAPAI TUJUAN INDONESIA DALAM ASEAN ECONOMIC COMMUNITY (AEC)
Oleh :
N.Diana Andraeni 133403012
Hannis Sabiila Qushoy 133403014
Ita Nurhasanah 133403035
Muhammad Ikbal Fauzi 133403065
Agung Gumelar 133403077
Penelitian ini bertujuan untuk memberikan pengetahuan kepada masyarakat Indonesia tentang ASEAN Economic Community (AEC) atau lebih populer dengan sebutan Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA). Selain memberi ilmu pengetahuan, penelitian ini diharapkan dapat memberikan arahan bagi para pelaku ekonomi untuk meraup keuntungan dalam ASEAN Economic Community (AEC).
Indonesia sebagai salah satu Negara yang turut mendukung adanya AEC 2015 dan secara cepat atau lambat Negara kita (IndonesMetro) akan secara otomatis tergabung dalam masyarakat AEC. Ketika AEC mulai ‘mewabah’ di Indonesia hal itu akan menjadi tantangan terbesar bagi masyarakat dan tidak terlepas juga dari peran pemerintah daerah maupun pemerintah pusat sebagai pengendali dan pengambilan keputusan di bidang ekonomi dan perdagangan. Namun dibalik tantangan tersebut, Indonesia pun bisa menjadi sebuah Negara yang ‘beruntung’ jika dapat mengambil peluang didalam ‘wabah’ AEC tersebut. Keseragaman pemerintah pusat maupun pemerintah daerah dalam pengambilan keputusan sangat dibutuhkan dan sangat berpengaruh besar terhadap perekonomian Indonesia sekarang dan nanti. Pemerintah pusat dan pemerintah daerah serta lapisan masyarakat harus saling bekerjasama dalam pembentukan perekonomian Indonesia yang lebih baik sebelum memasuki kesepakatan AEC.
Hasil penelitian ini menerangkan bahwa untuk menerapkan akuntansi syariah dalam ASEAN Economic Community, pihak yang paling berkepentingan disini tidak lain adalah pemerintah. Baik itu pemerintah pusat maupun pemerintah daerah. Pemerintah harus menggalakkan sosialisasi kepada masyarakat tentang bagaimana transaksi syariah, dan pengetahuan tentang
akuntansi syariah terutama pada para pelaku ekonomi yang fokus terhadap produksi. Pemerintah juga harus memperluas dan memperbanyak perbankan-perbankan syariah di Indonesia. Selain memberikan pengetahuan juga pemerintah harus mengarahkan masyarakat untuk menjadi konsumen dan produsen yang pintar.
Kata Kunci: AEC di Indonesia, Peran Pemerintah Dalam AEC
ABSTRACT
ACCOUNTING APPLICATION OF SHARIA TO ACHIEVE THE GOAL OF INDONESIA IN ASEAN ECONOMIC COMMUNITY (AEC)
By:
N.Diana Andraeni 133403012
Hannis Sabiila Qushoy 133403014
Ita Nurhasanah 133403035
Muhammad Ikbal Fauzi 133403065
Agung Gumelar 133403077
This study aims to provide knowledge to the Indonesian public about ASEAN Economic Community (AEC) or more populary known in Indonesia
- as the Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA). Beside providing knowledge, this study is expected to provide direction for economic actors in Indonesia to profit in ASEAN Economic Community (AEC).
Indonesia as one of the countries that support their ASEAN Economic Community (AEC) 2015 and sooner or later our country (IndonesMetro) will be automatically incorporated in AEC society. When AEC outbreaks in Indonesia, it will be the biggest challenge for the community and not in spite also of the role of local governments and the central governments as the controlling and decision makers in the fields of economy and trade. But behind these challenges, Indonesia can become a country that is lucky if it can take advantage of opportunities in the AEC outbreak. Uniformity of the central government and local government in taking decisions much needed and very big influence on the economy of Indonesia now and later. In central government and local government and communities should work together in the establishment of the Indonesian economy is better before entering into an agreement AEC.
The results of this study explained that to implemet sharia accounting in the ASEAN Economic Community, the party most interested in here is none other than go round the government. The central government and local government. The government should promote public education about how islamic transactions, and accounting knowledge of the sharia, especially on the economic actors who focus on production. The government also expend banking sharia in Indonesia. And also the government should direct the public to be smart consumers and producers.
Keywords : definition of ASEAN Economic Community (AEC), The Role Of Government In ASEAN Economic Community (AEC)
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT. Yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang, kami panjatkan puja dan puji atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan
rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah ini.
Makalah ilmiah ini telah kami susundengan maksimal dengan mendapatkan
bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini.
Untuk itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Dalam penyusunan makalah dengan judul “Penerapan Akuntansi Syariah
Untuk Mencapai Tujuan Indonesia Dalam ASEAN Economic Community” kami
mengucapkan terimakasih kepada:
1. Kedua orang tua kami yang selalu mendukung dalam penyelesaian makalah ini;
2. Euis Rosidah S.E., M.ak selaku dosen pembimbing mata kuliah Seminar
Akuntansi Syariah; dan
3. Rekan-rekan mahasiswa/i Akuntansi 2013.
Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu
dengan tangan terbuka kami menerima segala kritik dan saran dari pembaca agar kami
dapat memperbaiki kesalahan dalam penyusunan makalah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah ilmiah ini dapat bermanfaat untuk
masyarakat dan mampu memberikan manfaat maupun inspirasi terhadap pembaca.
Tasikmalaya, 16 September 2016
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................... i
BAB I PENDAHULUAN
Latar Belakang........................................................................................... 1
Rumusan Masalah..................................................................................... 2
Tujuan Makalah..........................................................................................2
Kegunaan Makalah.................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian ASEAN Economic Community (AEC).............................. 3
B. Perkembangan ASEAN Economic Community (AEC)....................... 5
C. Pengaruh dan Keuntungan Adanya AEC di Indonesia........................ 9
D. Perkembangan Ekonomi Syariah di Dunia Global............................. 10
E. Beberapa Solusi yang Ditawarkan untuk Menghadapi AEC............. 14
F. Peranan Akuntansi Syariah dalam AEC............................................. 14
G. Penerapan Akuntansi Syariah dalam ASEAN Economic
Community......................................................................................... 18
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan........................................................................................ 19
B. Saran.................................................................................................. 19
DAFTAR PUSTAKA................................................................................. 20
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG MASALAH
Negara-negara kawasan Asia Tenggara khususnya Indonesia akan merasakan
persaingan era baru terutama dibidang ekonomi. Tepatnya pada tahun 2015
para Negara yang terlibat dalam ASEAN (Assosiaccition South East Nations)
akan terintegrasi menjadi satu dalam kesepakatan masyarakat ekonomi ASEAN
istilahnya ASEAN ECONOMIC COMMUNITY (AEC). Lahirnya AEC
merupakan hasil kesepakatan yang dilakukan oleh pemimpin-pemimpin Negara
yang terdapat dalam kawasan regional asia bagian tenggara, tepatnya ketika
Konfrensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN ke 19 di provinsi Bali, Indonesia. Dan
lahirnya kesepakatan AEC ini akan memiliki dampak pada perekonomian
Negara di regional ASEAN maupun diluar ASEAN yang merasakan dampak
tidak langsungnya.
Indonesia sebagai salah satu Negara yang turut mendukung adanya AEC 2015
dan secara cepat atau lambat Negara kita (IndonesMetroakan secara otomatis
tergabung dalam masyarakat AEC. Ketika AEC mulai ‘mewabah’ di Indonesia
hal itu akan menjadi tantangan terbesar bagi masyarakat dan tidak terlepas juga
dari peran pemerintah daerah maupun pemerintah pusat sebagai pengendali dan
pengambilan keputusan di bidang ekonomi dan perdagangan. Namun dibalik
tantangan tersebut, Indonesia pun bisa menjadi sebuah Negara yang ‘beruntung’
jika dapat mengambil peluang didalam ‘wabah’ AEC tersebut. Keseragaman
pemerintah pusat maupun pemerintah daerah dalam pengambilan keputusan
sangat dibutuhkan dan sangat berpengaruh besar terhadap perekonomian
Indonesia sekarang dan nanti. Pemerintah pusat dan pemerintah daerah serta
lapisan masyarakat harus saling bekerjasama dalam pembentukan
perekonomian Indonesia yang lebih baik sebelum memasuki kesepakatan AEC.
Langkah yang diambil oleh pemerintah Indonesia dalam menyepakati AEC
tentu saja banyak menuai pro dan kontra di dalam masyarakat Indonesia atau
bahkan banyak juga masyarakat yang belum mengetahui tentang AEC.
Sosialisasi AEC tentu saja didukung oleh pemerintah dan juga para pengusaha-
pengusaha domestic Indonesia, tidak lain supaya masyarakat nantinya tidak
kaget dengan banyaknya perusahaan-perusahaan mancanegara yang membuka
operasionalnya di Indonesia. Peran mahasiswa pun disini sangat dibutuhkan
untuk upaya penyosialisasian AEC 2015.
1.2RUMUSAN MASALAH
a. Apakah pengertian Asean Economic Community (AEC) ?
b. Bagaimana perkembangan ASEAN Economic Community (AEC) di
Indonesia ?
c. Apa saja pengaruh dan keuntungan adanya AEC di Indonesia ?
d. Bagaimana perkembangan Ekonomi Syariah di Dunia Global ?
e. Apa saja solusi untuk menghadapi AEC ?
f. Bagaimana peranan Akuntansi Syariah dalam AEC ?
g. Bagaimana penerapan Akuntansi Syariah dalam AEC ?
1.3TUJUAN PEMBAHASAN
a. Untuk mengetahui pengertian Asean Economic Community (AEC).
b. Untuk mengetahui perkembangan ASEAN Economic Community (AEC)
di Indonesia.
c. Untuk mengetahui pengaruh dan keuntungan adanya AEC di Indonesia.
d. Untuk mengetahui perkembangan Ekonomi Syariah di Dunia Global.
e. Untuk mengetahui solusi dalam menghadapi AEC.
f. Untuk mengetahui peranan Akuntansi Syariah dalam AEC.
g. Untuk mengetahui penerapan Akuntansi Syariah dalam AE
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian ASEAN Economic Community (AEC)
Diawali pada Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN ke-2 tanggal 15
Desember 1997 di Kuala Lumpur, Malaysia, telah disepakatinya Visi ASEAN
2020, para kepala anggota ASEAN menegaskan bahwa ASEAN akan:
i. Menciptakan kawasan ekonomi yang stabil, makmur, dan memiliki daya
saing tinggi yang ditandai dengan arus lalu lintas barang, jasa-jasa, dan
investasi yang bebas, arus lalu lintas modal yang lebih bebas,
pembangunan ekonomi yang merata serta mengurangi kemiskinan dan
kesenjangan sosial-ekonomi,
ii. Mempercepat liberalisasi perdagangan di bidang jasa, dan
iii. Meningkatkan pergerakan tenaga profesional dan jasa lainnya secara
bebas di kawasan ASEAN.
Dengan demikian, ASEAN sepakat membentuk AEC (ASEAN Economic
Community).
ASEAN Economic Community atau AEC lebih tepatnya menurut
asean.org merupakan integrasi ekonomi regional ASEAN yang dilaksanakan
mulai pada 31 Desember 2015 silam.
Menurut Menteri Perekonomian Hatta Rajasa yang dikutip dari
sindonews: “ASEAN ini dengan AEC adalah sebuah komunitas tapi bukan
menjadi sebuah komunitas yang lepas, tapi komunitas yang terstruktur karena
ada aturan yang mengikat kita secara internal. Nah, itulah yang membedakan
kita dengan Union seperti Uni Eropa.”
Dengan kata lain AEC adalah struktur yang berbentuk komunitas. AEC
dibentuk setelah krisis ekonomi yang melanda khususnya kawasan Asia
Tenggara, para kepala negara ASEAN pada KTT ASEAN ke-9 di Bali,
Indonesia tahun 2003, menyepakati pembentukan komunitas ASEAN dalam
bidang keamanan politik (ASEAN Political-Security Community), Ekonomi
(ASEAN Economic Community), dan Sosial Budaya (ASEAN Socio-Culture
Community) dikenal dengan Bali Concord II. Untuk pembentukan ASEAN
Economic Community (AEC) pada tahun 2015, ASEAN menyepakati
perwujudannya diarahkan pada integrasi kawasan yang implementasinya
mengacu pada ASEAN Economic Community (AEC) Blueprint. Terbentuknya
komunitas ekonomi ASEAN diharapkan akan bisa mengatasi masalah-masalah
dalam bidang perekonomian antar negara ASEAN. Jangan sampai kasus krisis
ekonomi seperti di Indonesia pada tahun 1997 dulu terulang kembali. Blueprint
AEC tersebut memiliki empat karakteristik yakni:
ASEAN sebagai pasar tunggal dan berbasis produksi yang didukung
dengan elemen aliran bebas barang, jasa, investasi, tenaga kerja terdidik,
dan aliran modal yang lebih bebas.
ASEAN sebagai kawasan dengan daya saing ekonomi yang tinggi
dengan elemen peraturan kompetisi, perlindungan konsumen, hak
kekayaan intelektual, pengembangan infrastruktur, perpajakan dan e-
commercce.
ASEAN sebagai kawasan pengembangan ekonomi yang merata dengan
elemen pengembangan usaha kecil dan menengah, dan prakarsa
integrasi ASEAN untuk negara-negara CMLV (Cambodia, Myanmar,
Laos, Vietnam).
ASEAN sebagai kawasan yang terintegrasi secara penuh dengan
perekonomian global dengan elemen pendekatan yang koheren dalam
hubungan ekonomi diluar kawasan dan meningkatkan peran serta dalam
jejaring produksi global.
Dari karakteristik tersebut dapat disimpulkan bahwa apabila kita pelaku
usaha, maka kita akan mendapatkan pesaing dari 9 negara lain, namun apabila
kita konsumen maka kita akan terpuaskan dengan pilihan barang yang beragam
dari 9 negara lain. Dengan terciptanya AEC inilah, pelaku usaha di negara
ASEAN mendapatkan tantangan baru untuk meningkatkan kualitas serta harga
yang terjangkau sehingga dapat bersaing dengan produk negara-negara ASEAN
lainnya.
Maka dari itu semakin jelas lah tujuan Indonesia pada awal tahun 2016.
Kawasan AEC tidak hanya sebagai konsumen dari masyarakat ekonomi Eropa
tetapi diharapkan dengan adanya Blueprint maka kawasan AEC dapat menjadi
prosuden terutama Indonesia yang dapat menjadi pusat perekonomian dan
produksi Asia Tenggara.
Latar belakang terbentuknya AEC yaitu utnuk membentuk ASEAN
menjadi kawasan yang stabil, sejahtera, dan kompetitif dengan pembangunan
ekonomi, mengurangi kemiskinan dan disparitas sosial ekonomi antar negara di
ASEAN (ASEAN Vision 2020). Selain itu diharapkan kedepannya ASEAN
dapat menjadi penyedia factor produksi bagi negara-negara di seluruh dunia.
ASEAN tidak hanya sebagai pasar untuk produk-produk dari negara-negara
Eropa, Amerika, maupun Asia Timur.
Dalam pelaksanaan AEC, negara-negara ASEAN harus memegang teguh
prinsip pasar terbuka dan ekonomi yang digerakkan oleh pasar. Dengan kata
lain, konsekuensi diberlakukannya AEC adalah liberalisasi perdagangan barang,
jasa, dan tenaga terampil secara bebas dan tanpa hambatan tarif dan nontarif.
Rencana pemberlakuan AEC tersebut dicantumkan dalam piagam
ASEAN yang disahkan pada 2007. Pada tahun tersebut pula disepakati bahwa
pencapaian AEC akan dipercepat dari 2020 menjadi 2015. Pengesahan AEC
sendiri dicantumkan pada pasal 1 ayat 5 Piagam ASEAN dan diperkuat dengan
pembentukan Dewan Area Perdagangan Bebas ASEAN (ASEAN Free Trade
Council) yang tercantum dalam lampiran I Piagam ASEAN. Itulah dasar hukum
yang menegaskan terbentuknya ASEAN Economic Community.
AEC akan meningkatkan nilai kompetitif negara-negara ASEAN untuk
menyediakan produk yang memiliki kualitas tinggi. Produk yang berkualitas
tinggi akan menghimpit yang berkualitas rendah dan lama kelamaan akan
ditinggalkan konsumen.
B. Perkembangan ASEAN Economic Community (AEC) di Indonesia
Sebelumnya pada 2004, Indonesia bersama ASEAN telah menyepakati
perjanjian dengan China yang dikenal sebagai ASEAN-China Free Trade
Agreement (ACFTA). Dengan perjanjian itu, negara-negara ASEAN dan China
harus membebaskan barang-barang yang masuk.
.
Gb.1. Lambang ACFTA (ASEAN-China Free Trade Agreement)
ASEAN Economic Community 2015 merupakan tantangan besar bagi
perekonomian Indonesia termasuk juga lembaga ekonomi yaitu perbankan.
Sistem akuntansi perbankan yang dianut oleh Indonesia saat ini ada dua yaitu
Akuntansi Konvensional dan Akuntansi Syariah. Akuntansi Syariah ialah suatu
proses dalam mengolah data keuangan pribadi/perusahaan berdasarkan
syariah/aturan hukum islam. Bank syariah dalam melakukan kegiatan usahanya
hanya berdasarkan pada sistem bagi hasil dan tidak mengenal istilah bunga.
Akuntansi konvensional adalah suatu proses dalam mengolah data keuangan
perusahaan/pribadi, dan akuntansi konvensional ini merupakan sistem yang
telah lama dipergunakan di Indonesia.
Latar belakang terbentuknya AEC adalah membentuk ASEAN menjadi
kawasan yang stabil dan berdaya saing tinggi dengan pertumbuhan ekonomi
yang merata, menuju integrasi penuh pada ekonomi global, dan mengurangi
kemiskinan. Selain itu ASEAN dibentuk dengan tujuan untuk memberlakukan
sistem single market yaitu sistem terbuka melakukan perdagangan barang, jasa,
investasi, modal, dan tenaga kerja. Datangnya AEC di Indonesia ternyata
membawa keberuntungan jika dapat mengambil peluang dalam wabah AEC
tersebut. Maka dari itu keseragaman pemerintah pusat dan pemerintah daerah
sangat berpengaruh besar terhadap perekonomian Indonesia yang sekarang dan
di waktu yang akan datang. Untuk itu pemerintah pusat, pemerintah daerah dan
lapisan masyarakat yang juga ikut berperan harus bekerja sama dalam
pembentukan perekonomian Indonesia yang lebih baik sebelum memasuki pasar
ASEAN. Pemerintah pusat dan pemerintah daerah juga diharapkan untuk
memperbaiki sistem, kebijakan-kebijakan, serta strategi yang terbaik untuk
dapat mengoptimalkan tujuan AEC yang tertuang dalam AEC Blueprint.
ASEAN Community terdiri dari tiga pilar utama yang saling terintegrasi, yakni
ASEAN Security Community, ASEAN Economic Community, ASEAN Sosio-
Cultural Community.
Gb.2 Tiga Pilar Utama ASEAN Community
Indonesia sebenarnya mampu dan siap menyambut ASEAN Community
2015 dengan note, Indonesia harus melakukan sejumlah upaya persiapan dan
penanganan terkait tujuan adanya ASEAN Community ini. Sehingga dengan
adanya upaya tersebut, diharapkan mampu melahirkan taraf ekonomi, kestabilan
disegala sektor kehidupan dan kesejahteraan rakyat pada saat ASEAN
Community. Karena pada prinsipnya dengan adanya dan terbentuknya ASEAN
Community 2015 diharapkan dapat menjawab semua tantangan dan
permasalahan yang terjadi pada negara-negara yang tergabung dalam
keanggotaan ASEAN.
Berdasarkan data World Economi Forum (WEF), pada tahun 2008 daya
saing Indonesia berada pada urutan 55 Dunia, sedangkan pada tahun 2012
berada pada urutan 50. Peringkat tersebut sangat jauh terpaut dari Singapura,
yang berada pada peringkat 3 dunia, Malaysia 25 dunia dan Thailand 38 dunia.
ECONOMY
2013-2014 2014-2015 2014 2015 2013 2014Brunei Darussalam 26 no info 98 101 30 30Kamboja 88 95 134 135 137 136Indonesia 38 34 117 114 108 108Laos 81 93 155 148 139 139Malaysia 24 20 20 18 62 62Myanmar 139 134 178 177 150 150Filiphina 59 52 86 95 118 117Singapura 2 2 1 1 12 9Thailand 37 31 28 26 89 89Vietnam 70 68 72 78 121 121
GLOBAL COMPETITIVENESS INDEX (Rank)
EASE OF DOING BUSSINESS (Rank)
HUMAN DEVELOPMENT INDEX (Rank)
Tabel 1. Indeks Daya Saing ASEAN
Berdasarkan hal tersebut wajar kalau kita semua memberikan perhatian
khusus. Pemerintah dan pelaku produksi harus bekerjasama agar Indonesia tidak
kalah dari negara lain. Harus ada upaya-upaya tertentu agar meningkatkan daya
saing Indonesia. Tidak cukup dengan slogan “cintailah produk Indonesia” yang
sedang digembor-gemborkan pemerintah saat ini. Harus ada peningkatan
kualitas juga. Kalau saja sampai sektor usaha Indonesia dihimpit, bayangkan
berapa banyak pengangguran karena usaha mereka gulung tikar.
Selain dari sisi bidang produksi tersebut, factor yang tak kalah pentingnya
adalah kualitas SDM di Indonesia. Berdasarkan data BPS 6 Februari 2012, dari
109 juta jiwa tenaga kerja yang ada di Indonesia , 54,2 jutanya hanya lulusan
SD. Bisa dibayangkan rendahnya kualitas SDM di Indonesia. Masih sedikit
masyarakat Indonesia yang menjadi ahli di bidangnya.
2012*) 2013*) 2014*)Februari Agustus Februari Agustus Februari
SD Kebawah 3.59 3.55 3.51 3.44 3.69Sekolah Menengah Pertama 7.76 7.75 8.17 7.59 7.44Sekolah Menengah Atas 10.41 9.63 9.39 9.72 9.1Sekolah Menengah Kejuruan 9.5 9.92 7.67 11.21 7.21Diploma I/II/III 7.45 6.19 5.67 5.95 5.87Universitas 6.9 5.88 4.96 5.93 4.31
Pendidikan Tertingggi Yang Ditamatkan
Tabel.2. Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Penduduk Usia 15 Tahun Ke
Atas Menurut Pendidikan Tertinggi Yang Ditamatkan, 2012-2014 (persen)
AEC akan mengakibatkan tenaga kerja dari luar negeri akan lebih mudah
berimigrasi ke Indonesia. Mereka yang memiliki keahlian SDM Indonesia
tentunya akan lebih mudah mendapatkan pekerjaan di perusahaan yang ada di
Indonesia dan menggeser tenaga kerja Indonesia sendiri. Lagi-lagi akan
semakin banyak pengangguran .
Akan tetapi lain halnya apabila sector usaha Indonesia dan kualitas SDM di
Indonesia dapat mengungguli negara lainnya, produk-produk Indonesia akan
semakin mudah untuk go internasional, perkembangannya pun akan semakin
pesat dan tentunya profit yang didatangkan akan semakin optimal dan akan
lebih banyak tenaga kerja Indonesia yang berhasil di serap.
Terlepas dari dampak positif dan negative tersebut, yang lebih penting
adalah bagaimana bisa meningkatkan kualitas produk dan SDM Indonesia agar
mampu bersaing di ASEAN.
Jika dilihat dari beberapa data tentang kondisi Indonesia dibandingkan
dengan negara-negara ASEAN lainnya, dalam banyak hal Indonesia kalah oleh
Thailand dan Philipina, apalagi Brunei, Malaysia, dan Singapura masih
tertinggal jauh. Indonesia hanya menang dari luas negara yang begitu besar,
jumlah penduduk yang banyak, dan sumberdaya yang melimpah.
Setelah diberlakukannya AEC, Indonesia akan diserbu barang, jasa,
investasi, modal, dan tenaga kerja terampil dari negara ASEAN lainnya
sehingga hal ini akan menjadi ancaman yang serius. Atau sebaliknya Indonesia
dapat menyerbu negara ASEAN lainnya dengn barang, jasa, investasi, dan
tenaga kerja terampil sehingga hal ini menjadi peluang yang besar bagi kita.
Indonesia dengan kekayaan sumberdaya nya diharapkan mampu bersaing di
tingkat ASEAN, Indonesia juga diharapkan dapat mendorong terciptanya
pemain-pemain berskala global dan berdaya saing internasional sehingga bisa
meramaikan persaingan ekonomi di ASEAN, dan Indonesia juga dapat
melakukan penguatan perekonomian nasional dengan suatu sistem yang kini
tidak lagi alternatif melainkan mainstream melalui penguatan ekonomi syariah.
Perkembangan ekonomi syariah di dunia global tak bisa dipungkiri
eksistensinya. Bukti universalisme dan inklusivisme ekonomi syariah cukup
banyak; bahwa ekonomi syariah telah di peraktikan di berbagai negara Eropa,
Amerika, Australia, Afrika, dan Asia.
Gb.3. Salah Satu Contoh Bank Islam Di Eropa.
C. Pengaruh Dan Keuntungan Adanya AEC Di Indonesia
Indonesia memiliki kesempatan yang besar untuk turut serta dalam
memanfaatkan integrasi ekonomi dalam membuka pasar yang lebih luas bagi
kawasan ASEAN. Kedua, karena Indonesia memiliki SDM dan SDA yang
banyak menjadi negara tujuan bagi investor sehingga pemerintah disini
mempunyai peranan penting dalam mengatur kebijakan terhadap para investor
nantinya agar tidak saja mencari keuntungan, tetapi mampu meningkatkan
tingkat perekonomian Indonesia. Jika pemerintah tidak melakukan analisis
terhadap permasalahan tersebut, beberapa sektor industri akan mengalami titik
kelemahan ketika FTA benar-benar diimplementasikan. Indonesia dapat
memanfaatkan keadaan ini. Kemudian bagaimana dengan tantangan yang akan
muncul dihadapi Indonesia? Tantangan yang akan dihadapi Indonesia yaitu
menghadapi perdagangan bebas tidak hanya berada pada permasalahan
domestic. Selain itu dengan diterapkannya blueprint perdagangan tranpa batas
yang diramal terjadi di tahun 2015 tentunya Indonesia memiliki peluang
sekaligus tantangan dalam hal perdagangan internasional. Tarif yang hampir
80% menggunakan zero percent tentunya akan mempermudah Indonesia
memasuki pangsa pasar bahan baku dari negara tetangga, mengingat tidak
semua bahan baku ada di Indonesia. Keadaan ini akan memicu persaingan yang
lebih kompetitif baik dalam lingkup domestik maupun internasional. Kemudian
tantangannya negara-negara di ASEAN yang dikenal sebagai komoditi ekspor
berbasis sumberdaya alam terbesar di Asia juga menjadikan tantangan
persaingan pasar produksi dengan surplus pada neraca transaksi. Dan ketika
tarif nanti sudah tidak akan diberlakukan lagi, akan menjadi tantangan sekaligus
peluang bagi masyarakat Indonesia, dimana nanti kita akan bersaing dengan
produk-produk import.
D. Perkembangan Ekonomi Syariah Di Dunia Global
Pada 20 Oktober 1975 didirikan sebuah organisasi Islamic Development
Bank oleh 22 anggota negara, dan Indonesia termasuk di dalamnya. Organisasi
ini didirikan untuk membantu perekonomian, sosial suatu negara muslim
(anggota dan non-anggota). Saat ini Citibank, Chase Manhattan Bank, Australia
and Newzeland Bank, Hongkong and Shanghai Banking Corporation, Bank Of
Amerika, Deutche Bank, Royal Bank Of Canada merupakan bank-bank besar di
negara nonmuslim yang telah memasuki pasar perbankan syariah dengan
membuka Islamic Window. Perkembangan perbankan syariah (akuntansi
syariah) begitu pesat di dunia internasional dan begitu juga di Indonesia yang
sedang mengalami perkembangan akuntansi syariah. Penerapan akuntansi
syariah di dunia perbankan dunia sudah bisa dibuktikan keberadaannya yang
selalu stabil dan tidak terpengaruh oleh perekonomian dunia.
Pada tahun 90an negara Indonesia khususnya telah menunjukkan keadaan
perubahan yang lebih membaik. Perkembangan sistem ekonomi dan bisnis
berlandaskan islam telah menunjukan trend yang cukup menggembirakan.
Hadirnya lembaga keuangan syariah di belahan bumi menunjukan langkah
kemajuan keberadaan sistem ekonomi dan bisnis islam di tanah air ini.
Akuntansi syariah yang pertama kali di terapkan di Indonesia adalah akuntansi
perbankan syariah. Tujuan akuntansi syariah adalah terciptanya peradaban
bisnis dengan wawasan humanis, emansipatoris, transendetal, dan teologis.
Standar akuntansi perbankan syariah dikeluarkan pada tanggal 1 Mei 2002 oleh
Dewan Standar Akuntansi Keuangan Ikatan Akuntansi Indonesia (IAI) dalam
dua buku. Buku pertama menyangkut kerangka dasar penyusunan dan Penyajian
Laporan Keuangan Bank Syariah (IAI,2001). Sedangkan buku kedua mengenai
Pernyataan Standar Akuntansi Perbankan Syariah (IAI,2001a). Standar ini
diharapkan menjadi acuan dan ditaati oleh bank syariah dalam
menyelenggarakan praktik akuntansi. Ikatan Akuntansi Indonesia (IAI) saat ini
membuat PSAK-PSAK yang mengatur dan sebagian dasar teori para akuntan
Indonesia. Selain itu juga akuntansi syariah yang terdapat di Indonesia juga
sudah mulai berani bermain di pasar saham contohnya saja Bank Panin Syariah
dan Bank Muamalat.
Perkembangan ekonomi syariah di Indonesia dalam satu dekade terakhir
sangat menggembirakan. Hal ini dapat terlihat dari pranata-pranata ekonomi
syariah di Indonesia misalnya, seperti Undang-Undang entitas syariah sebagai
landasan hukum konstitusi Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI),
regulasi perbankan syariah yang diterbitkan oleh Bank Indonesia, DSN-MUI
yang mengeluarkan fatwa terkait produk keuangan syariah, standar-standar
dalam penyajian dan pelaporan akuntansi keuangan syariah oleh DSAK-IAI,
dan kini Indonesia juga telah memiliki lembaga baru yang menandakan era baru
pengaturan dan pengawasan terhadap kegiatan didalam sektor jasa keuangan
secara independen, dan akuntabel, yakni Otoritas Jasa Keuangan (OJK), serta
pranata pendukung pengembangan ekonomi syariah lainnya yang secara jelas
menggambarkan suatu rancang bangun ekonomi syariah yang kian kokoh dan
progresif di Indonesia. Ekonomi syariah juga telah terbukti memiliki peran vital
dalam struktur perekonomian nasional yang berdasarkan UUD 1945 pasal 33
ayat (4) yang berbunyi: “Perekonomian nasional diselenggarakan berdasar asas
demokrasi ekonomi dengan prinsip kebersamaan, efisiensi berkeadilan,
berkelanjutan, berwawasan lingkungan, kemandirian, serta dengan menjaga
keseimbangan kemajuan dan kesatuan ekonomi nasional”.
Perkembangan ekonomi syariah di Indonesia dapat terlihat melalui
banyaknya jumlah entitas bisnis yang bergerak dengan prinsip syariah seperti:
Bank Syariah (BUS, BPRS, UUS), Baitulmal wat Tamwil (BMT), Asuransi
Syariah, Pasar Modal Syariah, Reksadana Syariah, Pegadaian Syariah, Lembaga
Amil Zakat dan Badan Amil Zakat, Lembaga Wakaf , dan sebagainya.
Perkembangan ekonomi syariah yang signifikan tersebut nampaknya juga harus
di uji ketahanan, keandalan dan berkelanjutannya memasuki Komunitas
Ekonomi ASEAN (ASEAN Economic Community) 2015. Tantangan
persaingan yang semakin ketat dan kompetitif dari negara-negara anggota
ASEAN Economic Community (AEC) harus dapat memitigasi sejak dini oleh
para penggiat ekonomi syariah di Indonesia. Sebagaimana kita ketahui,
beberapa negara anggota ASEAN Economic Community (AEC) seperti
Singapura dan Malaysia, merupakan dua negara yang memiliki reputasi
pengembangan ekonomi syariah yang jauh lebih baik dibanding Indonesia.
Presiden RI sebelumnya, Susilo Bambang Yudhoyono mencanangkan
Gerakan Ekonomi Syariah (GRES!) merupakan sejarah baru dalam agenda
nasional. Melalui Gerakan Ekonomi Syariah ini, akan memberikan pengaruh
yang sangat signifikan dalam penguatan ekonomi syariah di Indonesia sehingga
trend positif ekonomi syariah akan terus berkelanjutan menuju ASEAN
Economic Community (AEC) 2015. Saat itu presiden RI, Susilo Bambang
Yudhoyono menyampaikan komitmennya untuk menjadikan sistem ekonomi
syariah sebagai agenda nasional mengingat sistem itu mampu bertahan dari
gejolak ekonomi dunia. “Ekonomi ini (Syariah) tidak mudah menjadi
gelembung atau kita kenal dengan sebutan bubble economic”. Gerakan
Ekonomi Syariah (GRES!) ini harus diimplementasikan dengan agenda yang
jelas, terukur, dan sistematis. Sinergi antara masyarakat dan pemerintah juga
harus serius ditingkatkan sehingga Gerakan Ekonomi Syariah (GRES!) dapat
berjalan efektif dan dapat menambah kesiapan entitas bisnis syariah di
Indonesia menghadapi ketatnya persaingan pada ASEAN Economic
Community (AEC).
Gubernur Bank Indonesia, Agus D Martowardojo, selaku penasehat
program gerakan ekonomi syariah saat menghadiri peresmian GRES! Pada
(17/11) lalu mengatakan, “Secara global industri keuangan syariah telah
menunjukan kemampuannya bertahan dari krisis karena nilai-nilai industri
keuangan syariah telah menghindarkannya dari spekulasi. Oleh karena itu,
sudah sepatutnya pengembangan ekonomi syariah menjadi prioritas dalam
pengembangan ekonomi nasional”.
Populasi masyarakat muslim yang tinggi dan ekonomi syariah yang terus
berkembang diharapkan dapat meningkatkan pengembangan ekonomi nasional.
Dengan penerapan ekonomi syariah ini diharapkan mampu menjadi kekautan
ekonomi nasional di tingkat ASEAN maupun dunia global. Dengan adanya
ASEAN Economic Community (AEC) para penggiat ekonomi syariah juga
harus mengambil peran dalam menghadapi persaingan negara-negara anggota
ASEAN, Indonesia tidak boleh kalah dalam bersaing, atau bahkan terjajah di
negerinya sendiri karena dibanjiri produk-produk impor dengan kualitas yang
tinggi. Salah satu tantangan terbesar perkembangan ekonomi syariah adalah
masih rendahnya pemahaman masyarakat tentang produk-produk keuangan
syariah serta bentuk-bentuk aplikatif dari konsep ekonomi syariah itu sendiri.
Dismaping itu ekonomi syariah sejauh ini hanya bergerak pada sektor lembaga
keuangan saja, hal ini dinilai bahwa ekonomi syariah bukanlah perbankan
syariah, ekonomi syariah adalah mujmal (global) yang mencakup masalah
mu’amalah madaniyah singkatnya, bagaimana eknomi syariah bisa dapat secara
masif masuk pada produksi; masuk pada distribusi; mauk pada periklanan,
masuk pada pembiayaan infrastuktur, masuk pada penyediaan ESDM dan
seektor nilainya.
Menurut Muhammad Zubair Mughal , CEO Al Huda Center of Islamic
Banking and Economics, menyampaikan “peluang yang dimiliki negara-negara
ASEAN untuk memajukan ekonomi syariah dapat berkembang dengan pesat di
wilayah ini. Negara-negara ASEAN seperti Malaysia, Indonesia, Brunei
Darussalam, Myanmar, dan Singapore. Menurut data yang ada, total populasi di
negara ASEAN adalah 600 juta jiwa dengan 40% diantaranya (sekitar 240 juta)
adalah muslim”. Hal ini merupakan indikator yang potensial untuk memperluas
pangsa pasar bagi pertumbuhan keuangan syariah di kawasan ASEAN
khususnya Indonesia.
Hal-hal yang dapat dilakukan pemerintah dalam upaya menguatkan
ekonomi syariah di Indonesia menuju ASEAN Economic Community (AEC).
Pemerintah harus melakukan konsultasi publik dan sosialisasi seluas-
luasnya ke seluruh wilayah Indonesia supaya masyarakat dapat
memahami secara baik mengenai pelaksanaan ASEAN Economic
Community (AEC) yang tertuang dalam AEC blueprint.
Pemerintah diharapkan juga serius merumuskan cetak biru (blueprint)
pengembangan ekonomi syariah yang efektif. Cetak biru tersebut
merupakan bagian yang terintegrasi dengan Rencana Pembangunan
Jangka Menengah (RPJM) dan Rencana Pembangunan Jangka Panjang
(RPJP). Selain itu cetak biru juga perlu adanya harmonisasi terhadap
MP3EI.
Pemerintah perlu menggerakkan berbagai instrumen yang dimilikinya
untuk secara serius membangun ekonomi syariah, karena ini adalah cara
efektif untuk memberdayakan masyarakat, mengurangi angka
kemiskinan, dan kesenjangan sosial-ekonomi. Kementrian dan lembaga
pemerintah lainnya diharapkan juga untuk lebih memperhatikan
pengembangan ekonomi syariah, antara lain melalui pelibatan industri
keuangan syariah, serta pengembangan kurikulum dan sistem
pengajaran ekonomi keuangan syariah.
Bank Indonesia (BI) dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) untuk terus
melanjutkan upaya pengembangan ekonomi syariah dengan mendorong
penguatan sinergi dengan para pelaku ekonomi syariah selain itu,
dukungan dari semua pihak , tidak hanya pemerintah, tetapi juga para
akademisi, pelaku industri, dan segenap pemangku kepentingan
(steakholders) lainnya juga sangat diperlukan.
Memperkuat pengembangan ekonomi syariah dari sisi sistem, regulasi,
instrumen, sumber daya manusia (SDM), pemberdayaan usaha mikro,
kecil, dan menengah (UMKM), hal ini yang akan menjadi prioritas
utama untuk mendukung pergerakan ekonomi syariah di tanah air.
Penyederhanaan aksestabilitas pembiayaan pada lembaga-lembaga
keuangan syariah di Indonesia dan kerjasama ekonomi dengan negara-
negara diluar kawasan ASEAN juga diperlukan sepanjang membawa
manfaat dan penguatan ekonomi syariah di Indonesia.
E. Beberapa Solusi yang Ditawarkan untuk Menghadapi AEC diantaranya
adalah:
Mengubah mindset konsumtif menjadi produktif sehingga kita bisa
menguranggi pengeluaran dan memperbesar pemasukkan bagi negara
kita.
Meningkatkan Competitiveness produk yang akan berpengaruh pada
ketertarikan konsumen akan produk yang kita hasilkan dengan kualitas
terjamin dan harga yang terjangkau.
Diversifikasi dan peningkatan nilai tambah bahan baku dari sumber daya
alam yang melimpah menjadi produk berorientasi ekspor.
Meningkatkan Competitiveness sumber daya manusia karena kunci dari
kemajuan bangsa adalah bukan karena kekayaan alamnya melainkan
SDM yang ada di dalamnya.
Mempersiapkan lulusan perguruan tinggi yang mampu berkompetisi
minimal di tingkat ASEAN (kedepan semua profesi harus memiliki
sertifikat tingkat ASEAN) dan tiap tenaga profesional memiliki
semangat yang tinggi.
Mengubah mindset pegawai menjadi entrepreneur (pengusaha) sehingga
diharapkan akan muncul pengusaha-pengusaha baru yang dapat
menciptakan lapangan kerja dan memenuhi kebutuhan masyarakat
Indonesia secara mandiri sehingga tidak bergantung terhadap negara
lain.
F. Peranan Akuntansi Syariah Dalam AEC
Dengan adanya AEC blueprint maka jelaslah tujuan Indonesia pada
tahun 2015. Kawasan AEC tidak hanya sebagai konsumen dari masyarakat
ekonomi Eropa tetapi diharapkan dengan adanya blueprint maka kawasan AEC
dapat menjadi produsen terutama Indonesia yang dapat menjadi pusat
perekonomian dan produksi Asia Tenggara. Dalam kegiatan AEC pada tahun
2015 tidak hanya akuntansi konvensional saja yang berperan untuk mengawasi
dan menjadi tim audit sebuah perusahaan tetapi akuntansi syariah juga berperan
justru malah banyak dilirik oleh banyak perusahaan dan masyarakat karena
sistem operasionalnya berdasarkan unsur keagamaan. Akuntansi syariah tidak
hanya berperan sebagai tim audit tetapi juga sebagai tempat untuk menabung,
menjamin modal yang tanpa bunga, melayani dalam hal pemberian kartu kredit,
pembuatan visa untuk pembelanjaan ke luar negeri. Dengan adanya akuntansi
syariah diharapkan dapat memenuhi sumber daya manusia yang memiliki
keahlian dalam bank syariah, jaringan kantor bank syariah yang belum tersebar,
dan meluas di seluruh Indonesia. Namun dengan berjalannya waktu
bertambahnya masyarakat muslim di Indonesia dan ekonomi syariah akan terus
berkembang secara positif kedepannya dan banyak investor asing yang lebih
melirik akuntansi syariah Indonesia menjadi tim kerja sama yang dapat bersaing
serta menjadi lebih unggul.
Seperti sudah kita ketahui sudah banyak bank di Amerika, Eropa, Afrika
yang sudah menerapkan akuntansi syariah di negaranya masing-masing, serta
segala fasilitas-fasilitas yang mempermudah masyarakat Indonesia (terutama
kum muslim) untuk bertransaksi di luar negeri sekaligus beribadah dan beramal
melalui perbankan syariah. Lalu juga dengan adanya akuntansi syariah maka hal
yang utama yang harus dipenuhi adalah sumber daya manusia yang memiliki
keahlian dalam bank syariah, jaringan kantor bank syariah yang belum tersebar
dan meluas diseluruh Indonesia. Namun seiring berjalannya waktu, populasi
masyarakat muslim yang tinggi dan terus bertambah serta ekonomi syariah yang
akan terus berkembang secara positif kedepannya serta lebih banyak investor
asing yang lebih melirik akuntansi syariah Indonesia menjadi tim kerjasamanya
dan akuntansi syariah dapat tetap bersaing dan menjadi unggul dibanding
negara-negara di kawasan Asia Tenggara.
Dapat dipastikan penerapan akuntansi syariah di Indonesia sangat
berpengaruh positif bagi perkembangan ekonomi Indonesia. Hal ini dikarenakan
sistem ekonomi global tidak memiliki pengaruh terhadap ekonomi syariah,
maka walaupun ekonomi dalam keadaan terpuruk namun eksistensi ekonomi
syariah akan tetap maju, stabil dan menjadi lebih baik. Dalam hal ini juga
pemerintah diharapkan untuk turut serta dalam memperbaiki dan terus
melanjutkan pengembangan-pengembangan yang menyangkut ekonomi syariah.
Bukan hanya itu saja tetapi akuntansi syariah juga diharapkan untuk menjalin
kerja sama dengan akuntansi syariah yang ada di Amerika, Eropa, Afrika dll.
Penerapan akuntansi syariah untuk memenangkan tujuan Indonesia pada AEC
ini memerlukan andil dari pemerintah, masyarakat dalam negeri maupun luar
negeri, investor-investor dan pengusaha-pengusaha dalam negeri maupun luar
negeri.
Sebetulnya akuntansi syariah sudah ada sejak lama dan baru satu dekade
belakangan ini perkembangan akuntansi syariah begitu cepat dalam dunia
perbankan dan masyarakat Indonesia begitu mendukung dan menerima
akuntansi perbankan akuntansi syariah. Latar belakang akuntansi syariah
dikarenakan keinginan insan masyarakat yang ingin menerapkan konsep dan
nilai-nilai islami dalam perekonomian seiring perkembangan peraktek dunia
perekonomian yang cukup statis maka banyak perbankan Indonesia yang
membuat unit baru dengan tambahan Syariah, seperti Bank BRI Syariah, Bank
Mandiri Syariah, Bank Danamon Syariah, dll.
Akuntansi syariah dapat dengan mudah berkembang dan diterima oleh
masyarakat Indonesia. Hal ini dikarenakan masyarakat Indonesia sangat ‘kritis’
dan ‘melek mata’ terhadap sesuatu hal yang ‘berbau’ dan berhubungan langsung
dengan keagamaan, dan banyak juga masyarakat yang terlalu fanatik dengan
agama yang dianutnya sendiri. Seperti yang saya amati Indonesia merupakan
negara keempat dengan jumlah penduduk terbanyak setelah China, India, dan
Amerika, penganut agama di Indonesia sebagian besar dan dimayoritaskan
penduduk muslim. Mudahnya perkembangan akuntansi syariah di Indonesia
selain karena masyarakat Indonesia yang sangat ‘kritis’ dan ‘melek mata’
terhadap sesuatu hal yang ‘berbau’ dan berhubungan langsung dengan unsur
keagamaan, dan banyak juga masyarakat yang terlalu fanatik dengan agama
yang dianutnya sendiri, dan juga karena masyarakat Indonesia sangat merasa
akuntansi syariah tidak telalu membebankan masyarakat dengan
tambahan/persenan bunga dari bank serta akuntansi syariah mudah berkembang
di Indonesia karena segala peraturan, sistem operasional, sumber daya yang
terlibat dalam bank syariah menganut dalam ajaran dan hukum-hukum islam.
Dengan ini mungkin sebagian masyarakat menyatakan secara tidak langsung
bahwa kegiatan akuntansi syariah sebagai bentuk pengimplementasian ibadah
dan nilai-nilai agama islam yang bersumber dari Al-Quran dan Sunnah yang
merupakan acuan dari segala aspek kehidupan masyarakat beragama (muslim).
Seiring berjalannya perkembangan akuntansi syariah di Indonesia, maka
Ikatan Akuntansi Indonesia (IAI) saat ini telah membuat PSAK-PSAK yang
mengatur dan sebagai dasar teori para akuntan Indonesia. Selain itu juga,
akuntansi syariah yang terdapat di Indonesia juga sudah mulai berani bermain di
pasar saham (contohnya Bank Panin Syariah, dan Bank Muamalat).
Dengan perkembangan akuntansi syariah sebagai intemediary antara unit
supply dengan unit demand. Disinilah diperlukan proses pencatatan dan
pelaporan semua transaksi dan kegiatan muamalah yang di lakukan di
perbankan sehingga perlu sistem akuntansi yang relevan, dengan demikian perlu
proses transformasi. Transformasi ini bukan hanya mempengaruhi perilaku
manajemen, pemegang saham, karyawan dan masyarakat sekeliling tetapi juga
organisasi yang bersangkutan.
Akuntansi adalah alat mekanis yang secara pribadi diterapkan pada
kegiatan bisnis, akuntansi berkembang menjadi media yang sangat penting
untuk mengungkapkan fakta umum yang penting tentang masyarakat modern
dan komplek dimana kita hidup. Akuntansi bertindak sebagai fungsi pencatatan
dengan melaporkan informasi yang berguna bagi pemilik pemegang saham,
investor yang disebabkan pemipemisahan pemilikan dengan pengawasan tidak
lagi memiliki pengetahuan tentang kondisi dan kegiatan usaha. Tujuan
akuntansi tidak lagi membuat pertanggungjawaban yang jelas bagi pemilik
tetapi membiarkan perusahaan survive. Di pihak lain akuntansi telah menjadi
alat untuk mengukur keuntungan yang diperoleh oleh perusahaan yang berbeda
dari keuntungan sosial. Sementara masyarakat mengharapkan agar perusahaan
bertindak sebagai koordinator dalam penggunaan SDM, bahan baku dan dana
yang menghasilkan barang dan jasa dalam mendistribusikan hasilnya kepada
penyumbang. Tetapi sayangnya belum di kembangkan kepada metode untuk
melaporkan kemajuan masyarakat dan juga tidak memuat laporan atas hasilnya.
Mempelajari dan menerapkan akuntansi syariah pada hakekatnya adalah
belajar dan menerapkan prinsip keseimbangan atas transaksi atau perkiraan atau
rekening yang telah dicatat dan dilaporkan kepada yang berhak mendapatkan isi
laporan. Peranan manusia sebagai khalifah di muka bumi, maka seluruh upaya
dilakukan oleh manusia harus mampu merespon kebutuhan masyarakat atau
harus memiliki orientasi sosial. Demikian pula upaya kita untuk
mengembangkan akuntansi syariah. Akuntansi harus berkembang dengan
merespon kebutuhan masyarakat.
Sebenarnya akuntansi syariah sudah ada sejak lama dan baru akhir-akhir
ini perkembangan akuntansi syariah begitu cepat dalam dunia perbankan dan
masyarakat Indonesia juga mendukung dan menerima perkembangan dari
akuntansi syariah serta karena segala peraturan, sistem operasional, sumber
daya yang terlibat dalam bank syariah menganut ajaran dan hukum-hukum
islam. Akuntansi syariah tercermin dalam akuntansi zakat. Akuntansi zakat
menunjukan proses dimana kekayaan diperoleh secara halal oleh perusahaan.
Seiring berkembangnya peraktek dunia perekonomian yang cukup statis maka
banyak perbankan yang ada di Indonesia membuat unit baru dengan tambahan
syariah seperti Bank BRI Syariah, Bank Mandiri Syariah, Bank Danamon
Syariah dan masih banyak lagi bank-bank yang masih ada di Indonesia.
Akuntansi syariah dapat dengan mudah berkembang dan diterima oleh
masyarakat Indonesia. Hal ini disebabkan karena masyarakat Indonesia
sebagian besar merupakan agama muslim dan juga mereka sangat kritis
terhadap sesuatu yang berbau dan berhubungan langsung dengan unsur
keagamaan serta akuntansi syariah tidak membebankan masyarakat dengan
tambahan atau persenan bunga. Akuntansi syariah juga memiliki prinsip nilai.
Prinsip nilai yang ada di akuntansi syariah adalah nilai pertanggungjawaban,
keadilan dan kebenaran selalu melekat dalam sistem akuntansi syariah. Ketiga
nilai tersebut tentu saja telah menjadi prinsip dasar yang universal dalam
operasional akuntansi syariah. Akuntansi syariah juga memiliki pendekatan,
pendekatan yang ada di dalam akuntansi syariah ini ditinjau dari pendekatan
tradisional yang telah diterima lebih tinggi dibandingkan dengan pendekatan
yang baru.
G. Penerapan Akuntansi Syariah dalam ASEAN Economic Community
(AEC)
Dapat dipastikan penerapa akuntansi syariah sangat berpengaruh positif
terhadap perkembangan perekonomian Indonesia hal ini dikarenakan sistem
ekonomi global tidak memiliki pengaruh terhadap ekonomi syariah, maka dapat
dikatakan walau ekonomi global dalam keadaan terpuruk namun eksistensi
ekonomi syariah akan tetap terus membaik dan maju serta stabil. Dalam hal ini
juga sangat diperlukan peran pemerintah yang ikut turut serta untuk
memperbaiki dan terus melanjutkan pengembangan-pengembangan yang
menyangkut ekonomi syariah seperti pemahaman ekonomi syariah,
diadakannya pelatihan sumber daya manusia tentang akuntansi syariah, dan
pengembangan jaringan kantor perbankan syariah di seluruh Indonesia,
menghasilkan produk-produk hasil keuangan syariah seperti pegadaian syariah.
Dan juga akuntansi syariah Indonesia perlu menjalin hubungan kerjasama
dengan akuntansi syariah yang terdapat di Amerika, Eropa, Afrika, dll.
Penerapan akuntansi syariah untuk memenangkan tujuan Indonesia pada AEC
2015 ini memerlukan andil dari pemerintah, masyarakat dalam negeri,
masyarakat luar negeri, investor-investor, dan para pengusaha dalam negeri
maupun luar negeri.
BAB III
SIMPULAN, SARAN DAN PENUTUP
A. SIMPULAN
AEC adalah struktur yang berbentuk komunitas. AEC dibentuk setelah
krisis ekonomi yang melanda khususnya kawasan Asia Tenggara, para kepala
negara ASEAN pada KTT ASEAN ke-9 di Bali Indonesia tahun 2003,
menyepakati pembentukan komunitas ASEAN dalam bidang keamana politik
(ASEAN Political Security Community), Ekonomi (ASEAN Economic
Community) dan Sosial Budaya (ASEAM Socio-Culture Community) dikenal
dengan Bali Concord II. Latar belakang terbentuknya AEC yaitu untuk
membentuk ASEAN menjadi kawsan yang stabil, sejahtera dan kompetitif
dengan membangun ekonomi, mengurangi kemiskinan dan disparitas sosial
ekonomi antar negara di ASEAN (ASEAN Vision 2020)
ASEAN Economic Community 2015 merupakan tantangan besar bagi
perekonomian Indonesia termasuk juga lembaga ekonomi yaitu perbankan.
Indonesia sebenarnya mampu dan siap menyambut ASEAN Community 2015
dengan note, Indonesia harus melakukan sejumlah upaya persiapan dan
penanganan terkait tujuan adanya ASEAN Community. Sehingga dengan
adanya upaya tersebut, diharapkan mampu melahirkan taraf ekonomi, kestabilan
disegala sektor kehidupan dan kesejahteraan rakyat pada saat ASEAN
Community. Berdasarkan data Word Economi Forum (WEF) pada tahun 2008
daya saing indonesia berada pada urutan 55 Dunia, sedangkan pada tahun 2012
berada pada urutan 50. Peringkat tersebut sangat jauh terpaut dari Singapura
yang berada pada peringkat 3 dunia, Malaysia 25 Dunia dan Thailand 38 dunia.
Diterapkannya Blueprint perdagangan tanpa batas yang diramal terjadi
ditahun 2015 tentunya Indonesia memiliki peluang sekaligus tantangan dalam
hal perdagangan internasional. Tarif yang hampir 80% menggunakan zero
percent tentunya akan mempermudah Indonesia memasuki pangsa pasar bahan
baku dari negara tetangga, mengingat tidak semua bahan baku tersedia di
Indonesia.
Perkembangan perbankan syariah (Akuntansi Syariah) begitu pesat didunia
internasional dan begitu juga di Indonesia yang sedang mengalami
perkembangan akuntansi syariah. Penerapan akuntansi syariah di dunia
perbankan, dunia sudah bisa di buktikan keberadaannya yang selalu stabil dan
tidak terpengaruh oleh perekonomian dunia.
Solusi yang ditawarkan untuk menghadapi AEC yaitu: mengubah mindset
konsumtif menjadi produktif, meningkatkan Competitiveness produk yang akan
berpengaruh pada ketertarikan konsumen, diverifikasi dan peningkatan nilai
tambah bahan baku dari SDA yang melimpah, meningkatkan Competitiveness
SDM, mempersiapkan lulusan perguruan tinggi yang mampu berkompetisi,
mengubah mindset pegawai menjadi entrepreneur (pengusaha).
Dalam kegiatan AEC pada tahun2015 tidak hanya akuntansi konvensional
saja yang berperan untuk mengawasi dan menjadi tim audit sebuah perusahaan
tetapi akuntansi syariah juga berperan, justru akuntansi sayriah banyak dilirik
oleh banyak perusahaan dan masyarakat karena sistem operasionalnya
berdasarkan unsur keagamaan. Akuntansi syraiah tidak hnaya berperan sebagi
tim audit tetapi juga sebagai tempat untuk menabung, menjamin modal yang
tanpa bunga, melayani dalam hal pemberian kartu kredit, pembuatan visa untuk
pembelanjaan ke luar negeri.
B. SARAN
Lembaga pemerintah harus mempunyai cara untuk memajukan kualitas
SDM di Indonesia agar dapat bersaing dengan SDM dari luar negeri sehingga
SDM Indonesia tidak kalah saing dengan SDM luar negeri.
Lembaga pemerintahan harus bisa meningkatkan rasa percaya diri kepada
para produsen produk lokal bahwa apa yang dibuatnya dapat menembus pasar
global dan bersaing dengan produk luar negeri dengan kualitas yang tidak kalah
bagusnya sehingga warga Indonesia juga tidak segan untuk membeli produk
dalam negeri sendiri.
C. PENUTUP
Kami selaku penulis makalah penelitian ini berharap bahwa karya ilmiah
kami ini dapat bermanfaat bagi masrakat luas, khususnya bagi para mahasiswa/i
ekonomi yang sedang mecari informasi tentang ASEAN Economic Community.
Banyak ilmu yang kami dapat etelah melakukan penelitian ini, diantaranya
kami menjadi sedikit menambah pengetahuan tentang dunia ekonomi terutama
akuntansi syariah secara global. Selain itu juga kami menjadi lebih termotivasi
untuk menjadi lebih baik lagi dan sedikit membantu perekonomian Indonesia.
Terdapat beberapa pesan yang tersampaikan dalam makalah penelitian ini.
Seperti pesan untuk para pelaku ekonomi maupun para pelajar ataupun
mahasiswa. Selain untuk masyarakat umum juga, didalam penelitian ini terdapat
pesan yang sangat penting bagi pemerintah pusat maupun pemerintah daerah
yang mungkin sudah dari jauh-jauh hari dibandingkan dengan makalah ini
terbit, pemerintah sudah mengetahuinya, namun kami memaparkannya disini
bukan difokuskan untuk memberikan saran kepada pemerintah, melainkan kami
sekedar memberikan sedikit informasi kepada masyarakat umum.
Dengan selesainya makalah ini kami mengucapkan banyak terimakasih
khususnya kepada dosen pembimbing mata kuliah akuntansi syariah fakultas
ekonomi universitas Siliwangi yang telah memberikan kesempatan kepada kami
untuk mengerjakan makalah ini, dan yang telah memberikan banyak ilmu
pengetahuan tentang akuntansi syariah. Kami mengucapkan banyak terimakasih
juga kepada para penulis blog yang nama dan alamat blognya kami cantumkan
di daftar pustaka, karena sudah memposting artikel-artikel yang sangat
membantu kami dalam menyelesaikan makalah ini. Dan tak lupa kepada rekan-
rekan yang sangat mendukung kelangsungan penelitian ini.
Kami sebagai penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan-
kekurangan dari makalah yang kami buat ini. Maka dari itu kami mengharapkan
dan dan sangat menerima kritik dan saran para pembaca supaya kami bisa lebih
baik lagi di karya tulis karya tulis selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA
Tris, D (2012) Pengertian Akuntansi Syariah. [Online]. Tersedia:
http://referensiakuntansi.blogspot.com/2012/07/pengertian-akuntansi-
syariah.html?m=1
BEM FEB UGM. (2013). Kampung Visit. [Online]. Tersedia:
http://bem.feb.ugm.ac.id/?p=109
Khairunnisa, S.N. (2014). Sekilas Tentang ASEAN Economic Community. [Online].
Tersedia: http://m.kompasiana.com/chicakhairunnisa/sekilas-tentang-asean-
economic-community_54f7836aa333117e758b45d5
_kurmakurma_. (2011). Mengenal Akuntansi Syariah. [Online]. Tersedia:
http://kurmakurma.wordpress.com/ekonomi/mengenal-akuntansi-syariah/
Aprianti, F. (2014). ASEAN Economic Community (AEC) 2015.... Peluang dan
Tantangan Indonesia !!! Are You Ready??. [Online]. Tersedia:
http://m.kompasiana.com/fitri-kompasiana/asean-economic-community-aec-
2015peluang-dan-tantangan-indonesia-are-you-
ready_54f7833ca33311758b4596
Kemenperin. (2015). Kadin Ragukan Kesiapan RI Sambut AEC. [Online]. Tersedia:
http://www.kemenperin.go.id/artikel/6317/Kadin-Ragukan-Kesiapan-RI-
Sambut-AEC-2015