Post on 31-Jul-2015
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan dipercaya sebagai alat strategis meningkatkan taraf hidup
manusia, melalui pendidikan manusia menjadi cerdas, memiliki skill, sikap hidup
yang baik sehingga dapat bergaul dengan baik pula di masyarakat dan dapat
menolong diri sendiri, keluarga dan masyarakat, pendidikan menjadi investasi
yang memberi keuntungan sosial dan pribadi yang menjadikan bangsa
bermartabat dan menjadikan individunya menjadi manusia yang memiliki derajat.
Oleh karena pendidikan kemampuan manusia terus diasah agar memiliki
ketajaman dalam memecahkan berbagai hidup dan kehidupan, sehingga memiliki
kepribadian mandiri dan bertanggung jawab, serta memiliki pemahaman dan
apresiasi terhadap orang lain.
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang diatas penulis tertarik untuk memabahas lebih rinci lagi
mengenai Administrasi Personil Sekolah
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui dan memahami mengenai Administrasi Personil Sekolah
2. Untuk memenuhi tugas mata kuliah yang bersangkutan
1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Administrasi Personel Sekolah
Untuk membatasi pokok permasalahan ini maka perlulah dikemukakan
mengenai definisi administrasi personel sekolah, administrasi personel sekolah
adalah segenap proses penataan personel di sekolah.
Di dalam berlangsungnya kegiatan sekolah maka unsur manusia merupakan
unsur penting, karena kelancaran jalannya pelaksanaan program sekolah sekolah
sangat ditentukan oleh manusia-manusia yang menjalankannya.
Untuk itu dalam bagian ini perlu dibahas secara lebih mendalam mengenai
personel sekolah, karena bagaimana pun lengkap dan modernnya fasilitas yang
berupa gedung, perlengkapan, alat kerja, metode-metode kerja, dan dukungan
masyarakat akan tetapi apabila manusia-manusia yang bertugas menjalankan
program sekolah itu kurang berpartisipasi, maka akan sulitlah untuk mencapai
tujuan pendidikan yang dikemukakan.
Kepegawaian disebut juga personalia atau kekaryawanan dan pegawai
tersebut juga personel atau karyawan. Karena menurut penulis artinya sama, maka
dalam tulisan ini mungkin dipergunakan istilah-istilah tersebut secara berganti-
ganti. Pegawai pada suatu sekolah ialah semua manusia yang tergabung di dalam
kerja sama pada suatu sekolah untuk melaksanakan tugas-tugas dalam mencapai
tujuan pendidikan. Mereka ini terdiri dari Kepala Sekolah, Wakil Kepala Sekolah,
guru, Kepala Tata usaha, semua karyawan tata usaha, termasuk pesuruh. Untuk
dapat bekerja secara baik, artinya antara petugas satu dengan petugas lainnya
tidak overlap (maka perlu diadakan kegiatan penataan untuk bidang kepegawaian)
Menurut UU No. 8 Tahun 1974 tentang Pokok-Pokok Kepegawaian Pasal 2:
1. Pegawai negeri terdiri dari:
a. Pegawai Negeri Sipil dan
2
b. Anggota Angkatan Bersenjata Republik Indonesia.
2. Pegawai negeri sipil terdiri dari:
a. Pegawai negeri sipil pusat
b. Pegawai negeri sipil daerah, dan
c. Pengawal negeri sipil lain yang ditetapkan dengan peraturan pemerintah.
Syarat-syarat Pegawai Negeri
1. Segi kepribadian.
2. Kesetiaan.
3. Kesehatan badan.
4. Kecerdasan.
5. Kemampuan.
6. Ketangkasan.
7. Dan syarat-syarat lain yang khusus diperlukan bagi sesuatu jabatan negeri
yang ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah.
Dari bahasan di atas, dapatlah diperinci pokok masalah penataran terhadap
pegawai sekolah sebagai berikut:
1. Bagaimana memperoleh tenaga kerja yang tepat untuk tugas pekerjaannya,
termasuk mengatur pengangkatannya. (bila perlu)
2. Bagaimana menggunakan tenaga kerja yang sudah diperolehnya itu dengan
efisien, termasuk merangsang kegairahan kerjanya.
3. Bagaimana memelihara pegawai, pemberi gaji, intensif, kesejahteraan.
4. Bagaimana mengatur kenaikan gaji dan pangkatnya, dan perpindahan mereka
jika perlu terjadi.
5. Bagaimana mengembangkan mutu pegawai.
6. Bagaimana menilai pegawai.
7. Bagaimana menata pemutusan hubungan kerja dengan pegawai.
Di Indonesia, sekolah menurut status pemilikannya dibagi menjadi dua bagian
yaitu:
3
1. Sekolah Negeri.
2. Sekolah Swasta (dengan berbagai variasi).
Untuk sekolah negeri, pegawai tetapnya adalah pegawai negeri sedangkan
untuk sekolah swasta pegawai tetapnya dapat pegawai negeri yang diperbantukan
dan juga pegawai yayasan yang memiliki sekolah tersebut. Untuk sekolah swasta
mendapat bantuan guru-guru pegawai negeri disebut sekolah subsidi, sedangkan
sekolah swasta yang tidak mendapatkan bantuan apa-apa dari pemerintah disebut
sekolah swasta yayasan dan sekolah swasta yang mendapat bantuan keuangan
dari pemerintah disebut sekolah swasta berbantuan.
Dari sudut Administrasi Pendidikan (sekolah), dapat dilihat bahwa
komunikasi pada hakikatnya adalah problem hubungan kerja kemanusiaan
(human relationship).
Keberhasilan dalam hubungan-hubungan kerja kemanusiaan ini akan
ditentukan oleh efisiensi dan efektivitas mereka yang berkepentingan dalam:
1. Menyampaikan berita kepada orang lain.
2. Memahami dengan tepat isi/maksudnya dengan harapan mau menerima.
B. Perencanaan Pegawai
Menurut A.A. Anwar Prabu Mangkunegara (2002 : 4) Perencanaan adalah
proses peramalan, pengembangan, pengimplementasian dan pengontrolan yang
menjamin lembaga memilki kesesuaian jumlah pegawai, penempatan pegawai
secara benar, waktu yang tepat secara ekonomis dan lebih bermanfaat.
Prediksi kebutuhan didasarkan atas informasi tentang macam dan banyaknya
pekerjaan yang harus dilakukan oleh lembaga agar dapat mencapai tujuannya.
Proses perencanaan tenaga kerja meliputi empat langkah yaitu prediksi kebutuhan
tenaga, memproyeksi persediaan tenaga kerja, membandingkan kebutuhan tenaga
yang diramalkan dengan persediaan yang di proyeksikan dan merencanakan
kebijakan dan program untuk memenuhi kebutuhan tenaga.
4
Beberapa metode/ pendekatan yang dapat digunakan untuk meramalkan
kebutuhan tenaga menurut Manulang (2000:30) di antaranya:
1. Metode Status Quo
Metode ini menganggap bahwa persediaan pegawai yang ada sudah cukup
untuk satu masa tertentu karena perpandingan pegawai tetap dan tidak
berubah. Perencanaan tenaga kerja hanya mencakup langkah-langkah untuk
mengganti beberapa orang pegawai baiik yang dipromosikan maupun yang
keluar karena berbagai alasan
2. Metode Petunjuk Praktis
Metode ini digunakan sebagai dasar untuk meramalkan kebutuhan
akan tenaga. Contoh berdasar petunjuk bahwa rasio dosen disbanding rasio
mahasiswa 1:20 maka jika akan menerima 200 mahasiswa berarti harus
menyiapkan 20 orang.
3. Metode Peramalan Unit
Pada metode ini ramalan tenaga kerja dibuat berdasar masukan dari
unit-unit pelaksana tentang jenis dan frekuensi pekerjaan yang dilakukan di
setiap unit. Cara ini cocok untuk kebutuhan jangka pendek.
4. Metode Delphi
Pada cara ini ramalan tenaga di buat berdasar pendapat para ahli. Cara
ini cocok untuk kebutuhan jangka panjang.
Perencanaan pegawai didasarkan atas perkiraan mengenai pegawai yang
sudah ada di tambah dengan pertimbangan pegawai yang bersangkutan sepanjang
waktu. Data mengenai pegawai yang ada sekarang diperoleh dari daftar
karakteristik dan kecakapan pegawai oleh karena itu perlu dilakukan formasi.
Menurut PP No.97 Tahun 2000 formasi adalah jumlah dan susunan pangkat
pegawai untuk jangka waktu tertentu berdasarkan jenis, sifat dan beban kerja
yang harus dilakukan. Dalam rangka perencanaan pegawai secara nasional dan
pengendalian jumlah pegawai maka sebelum menetapkan formasi harus terlebih
dahulu mendapat pertimbangan dari Kepala Kepegawaian Negara. Formasi
5
masing-masing satuan organisasi Negara disusun berdasarkan analisis kebutuhan
dan penyediaan pegawai sesuai dengan jabatan yang tersedia dengan
memperhatikan norma, standar prosedur yang telah ditetapkan pemerintah.
Analisis kebutuhan didasarkan atas:
1. Jenis pekerjaan adalah macam-macam pekerjaan suatu satuan organisasi.
2. Sifat pekerjaan yaitu sifat pekerjaan yang ditinjau dari sudut waktu untuk
melaksanakan pekerjaan itu.
3. Beban kerja adalah frekuensi rata-rata masing-masing jenis pekerjaan dalam
jangka waktu tertentu.
4. Prinsip pelaksanaan pekerjaan, sangat besar pengaruhnya dalam menentukan
formasi.
5. Peralatan yang tersedia atau diperkirakan akan tersedia dalam melaksanakan
pekerjaan sesuai dengan tugas pokok akan mempengaruhi penentuan jumlah
pegawai yang diperlukan karena pada umumnya makin tinggi mutu peralatan
yang digunakan dan tersedia dalam jumlah yang memadahi mengakibatkan
makin sedikit jumlah pegawai yang diperlukan.
6. Kemampuan keuangan Negara atau Daerah.
C. Pengadaan Pegawai (Rekruitmen Pegawai)
Pengadaan pegawai dapat terjadi pada suatu lembaga yang baru bendiri
maupun yang sudah lama berdiri. Pengadaan pegawai terjadi jika:
1. Ada perluasan pekerjaan yang disebabkan oleh tujuan lembaga atau karena
bertambah besarnya beban tugas.
2. Ada salah satu atau lebih pegawai yang keluar atau mutasi kekantor lain, atau
karena meninggal sehingga ada lowongan formasi baru.
Untuk mendapatkan pelamar yang sebanyak-banyaknya, perekrutan harus
dilakukan dengan mempergunankan semua jalan yang bersifat positf. Sumber
tenaga kerja diambil dari dalam (internal) dan luar (external) perusahaan.
Rekruitmen dari dalam merupakan usaha untuk kenaikan jabatan perpindahan
6
kerja ke unit kerja bagian lain. Perekrutan dari dalam perlu memperhatikan format
kualifikasi berisi informasi tentang catatan prestasi pegawai, latar belakang
pendidikan dan dapat tidaknya dipromosikan. Perekrutan dari luar instansi
dilakukan dengan menerima lamaran dari semua masyarakat luas yang memenuhi
persyaratan.
D. Penempatan dan Penugasan Pegawai
Menurut UU Republik Indonesia Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999,
Pemeliharaan Pokok-pokok Kepegawaian terdapat klasifikasi sebagai berikut:
1. Pegawai negeri, yaitu mereka yang telah memenuhi syarat yang ditentukan,
diangkat dengan gaji.
2. Pegawai Negara, yaitu pegawai atau pejabat-pejabat yang diangkat untuk satu
periode tertentu, misalnya: Presiden, menteri, anggota DPR/MPR dan lain-
lain.
Pegawai negeri sendiri terdiri dari pegawai negeri sipil dan militer yang mana
bagi pegawai negeri militer berlaku peraturan khusus. Untuk pegawai negeri
militer berlaku peraturan khusus. Untuk pegawai negeri sipil maka dapat
diklasifikasikan atas beberapa jenis maka dapat diklasifikasikan atas beberapa
jenis yaitu:
1. Pegaawi harian
2. Pegawai bulanan
3. Pegawai sementara
4. Pegawai tetap
Prinsip dasar penempatan dan penugasan pegaawi adalah kesesuaian tugas
dengan kemampuan yang dimiliki pegawai tersebut. Kepala sekolah henadaknya
cermat dalam menempatkan dan memberi tugas kepada para stafnya. Harus
mengetahui betul kemampuan dan kesanggupan masing-masing stafnya, baik
tenaga tata usaha maupun untuk guru. Dalam kaitannya dengan pembagian tugas
guru, ada beberapa hal yang harus diingat, antara lain:
7
1. Bidang keahlian yang dimiliki guru
2. Sistem guru kelas dan sistem guru bidang studi
3. Formasi, yaitu susuna jatah petugas
4. Beban tugas guru menurut ketentuan yaitu 24 jam
5. Kemungkinan adanya perangkapan tugas mengajarkan mata pelajaran lain
jika masih kekurangan guru
6. Masa kerja dan pengalaman mengajar dalam bidang pelajaran yang ditekuni
oleh guru. kedudukan pegawai negeri sipil adalah unsure aparatur Negara,
abdi Negara dan abdi masyarakat yang penuh kesetian kepada Panacsila,
UUD 1945, Negara dan pemerintah. Dala kedudukannya sebagai pegawai
negeri sipil ini dikenal adanya kewajiban dan hak.
E. Pemeliharaan personil
Pemeliharaan personil sekolah, dalam pembahasan di sini mengacu pada
pemeliharaan pegawai negeri sipil pada umumnya, yang didalamnya terdapat
kewajiban dan hak pegawai negeri sipil. Hal ini diasumsikan bahwa pemeliharaan
pegawai pada instansi/ lembaga pendidikan pada umumnya tudak jauh berbeda
dengan ketentuan bagi negeri sipil.
1. Kewajiban Pegawai Negeri Sipil
Di dalam UU Nomor 8 Tahun 1974 diatur kewajiban yang harus
ditaati oleh setiap Pegawai Negeri Sipil, sebagai berikut:
a. Wajib setia dan taat sepenunya kepada Pancasila, UUD 1945, Negara dan
Pemerintah.
b. Wajib mentaati semua peraturan perundang-undangan yang beralaku.
c. Wajib melaksanakan tugas kedinasan yang dipercayakan kepadanya
dengan penuh penagbdian.
d. Wajib menyimpan rahasia jabatan.
2. Hak-hak Pegawai Negeri Sipil
8
a. Memperoleh gaji yang layak sesuai dengan pekerjaan tanggung jaewab
dan tugasnya
b. Memperoleh cuti, antara lain: cuti tahunan, cuti besar, cuti sakit, cuti
bersalin, cuti karena alasan penting, dan cuti diluar tanggungan Negara.
c. Memperoleh perawatan dan segala biaya ditanggung oleh Negara bagi
Pegawai Negeri Sipil yang mengalami kecelakaan dalam menjalankan
tugasnya.
d. Memperoleh tunjangan cacat setiap bulan disamping pensiun bagi
Pegawai Negeri Sipil yang ditimpa kecelakaan dalam dan karena
menjalankan tugas kewajibannya sehingga menderita cacat jasmani atau
rohani yang mengakibatkan tidak dapat bekerja bagi dalam jabata apapun.
e. Memperoleh pensiun bagi yang telah memenuhi syarat-syarat yang telah
ditentukan.
F. Pembinaan Personil
Pembinaan atau pengmbangan pegawai adalah usaha yang dilakukan untuk
memajukan dan meningkatkan mutu serta efisiensi kerja seluruh tenaga personalia
yang berada dalam lingkungan sekolah baik edukatif atau administratif.
1. Promosi pegawai, diartikan sebagai kenaikan pangkat yang merupakan satu
jenis usaha peningkatan dan pembinaan yang meliputi system karier dan
sistem prestasi kerja.
2. Kenaikan pangkat, merupakan susatu penghargaan bagi seorang pegawai yang
uga meruakan salah satu bentuk dari promosi.
Dalam kaitanya dengan pembinaan pegawai, hususnya PNS dalam hal
kenaikan pangkat dilakukan penilaian pekerjaan dalam bentuk Daftar
Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan (DP3). Sebagaimana dalam Pasal 20 UU No.
8 Tahun 1974. Unsur-unsur yang terdapat dalam DP3, adalah: kesetiaan,
prestasi kerja, tanggung jawab, ketaatan, kejujuran, kerja sama, prkarsa dan
9
kepemimpinan.
G. Pemutusan Hubungan Kerja
Pemutusan hubungan kerja dalam pengertian ini meliputi: pemberhentian
seorang pegawai yang mengakibatkan yang bersangkutan kehilangan statusnya
ssebagai pegawai. Alasan-alasan diberhantikannya pegawai sebagi berikut:
1. Pemberhentian atas permintaan sendiri
2. Pemberhentian karena mencapai batas pension
3. Pemberhentian karena adanya penyederhanaan organisasi
4. Pemberhentian karena melakukan pelanggaran/ tindak pidana penyelewengan
5. Pemberhentian karena tidak cakap jasmani dan rohani
6. Pemberhentian karena meninggalkan tugas
7. Pemberhentian karena meninggal dunia
8. Pemberhentian karena sebab-sebab lain.
10
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pegawai pada suatu sekolah ialah semua manusia yang tergabung di dalam
kerja sama pada suatu sekolah untuk melaksanakan tugas-tugas dalam mencapai
tujuan pendidikan. Mereka ini terdiri dari Kepala Sekolah, Wakil Kepala Sekolah,
guru, Kepala Tata usaha, semua karyawan tata usaha, termasuk pesuruh.
Untuk sekolah negeri, pegawai tetapnya adalah pegawai negeri sedangkan
untuk sekolah swasta pegawai tetapnya dapat pegawai negeri yang diperbantukan
dan juga pegawai yayasan yang memiliki sekolah tersebut. Untuk sekolah swasta
mendapat bantuan guru-guru pegawai negeri disebut sekolah subsidi, sedangkan
sekolah swasta yang tidak mendapatkan bantuan apa-apa dari pemerintah disebut
sekolah swasta yayasan dan sekolah swasta yang mendapat bantuan keuangan
dari pemerintah disebut sekolah swasta berbantuan.
B. Saran
Setelah mempelajari mengenai langkah langkah pokok dalam evaluasi
pendidikan, sebaiknya kita mengerti dan memahami kondisi pendidikan yang
terjadi didaerah kita sendiri. Sehingga kita bisa mengambil langkah atau membuat
suatu keputusan untuk memajukan daerah kita sendiri di bidang pendidikan.
11
DAFTAR PUSTAKA
Haryanto, HM, Administrasi pendidikan, Jakarta: Rineka Cipta, 2001
Gie , The Liang. Administrasi perkantoran modern, Yogyakarta: Radya Indra, 1987
Ahmadi, Abu, Administrasi pendidikan, Semarang : CV Tba Putra, 1981
Rifai, Moh, Administrasi Pendidikan Dan Supervisi pendidikan, Bandung : Jenmars, 1982
Suryosubroto, B. Pengantar administrasi dan supervisi di sekolah, tinjauan secara nicro tentang administrasi pendidikan. Yogyakarta: P3T IKIP, 1980.
12iii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan atas rahmat yang diberikan Allah SWT sehingga
penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul ”Administrasi Personil
Sekolah ”
Penulis mengucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing yang telah
membantu penulis dalam membuat makalah ini dan teman-teman yang telah memberi
motivasi dan dorongan serta semua pihak yang berkaitan sehingga penulis dapat
menyelesaikan makalah dengan baik dan tepat pada waktunya.
Penulis menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini masih banyak
terdapat kesalahan dan kekurangan maka dari itu penulis mengharapkan kritik dan
saran dari semua pihak demi perbaikan makalah ini dimasa yang akan datang.
Bengkulu
Penyusun
13i
MAKALAH MAKALAH PENGEMBANGAN SISTEM EVALUASI PAI IPENGEMBANGAN SISTEM EVALUASI PAI I
”Langkah – Langkah Pokok Dalam Evaluasi Pendidikan”Langkah – Langkah Pokok Dalam Evaluasi Pendidikan””
Disusun Oleh :Disusun Oleh :
Jana SilvianaJana SilvianaPuspita WijayantiPuspita Wijayanti
Aniki AprianiAniki AprianiEvi YuniartiEvi Yuniarti
Dosen :Dosen :
Indah Kencanawati, S.Si.,M.PdIndah Kencanawati, S.Si.,M.Pd
JURUSAN TARBIYAHJURUSAN TARBIYAHPENDIDIKAN AGAMA ISLAMPENDIDIKAN AGAMA ISLAM
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERISEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERISTAIN (BENGKULU)STAIN (BENGKULU)
20112011
DAFTAR ISI
14
HALAMAN JUDUL .......................................................................................
KATA PENGANTAR...................................................................................... i
DAFATR ISI.................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang...................................................................................... 1
B. Batasan Masalah................................................................................... 2
C. Tujuan ......................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
A. Administrasi Personel Sekolah............................................................. 2
B. Perencanaan Pegawai............................................................................ 4
C. Pengadaan Pegawai (Rekruitmen Pegawai)......................................... 6
D. Penempatan dan Penugasan Pegawai................................................... 7
E. Pemeliharaan personil........................................................................... 8
F. Pemutusan Hubungan Kerja................................................................. 9
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan........................................................................................... 11
B. Kritik dan Saran ................................................................................... 11
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... iii
15
ii
16