Post on 08-Jul-2020
i
ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap fenomena kebahasaan pada
penerjemahan kalimat bermarkah dari bahasa Inggris ke dalam bahasa Indonesia.
Penelitian ini mencakup tiga fokus utama, yaitu (1) tipe-tipe kalimat bermarkah
bahasa Inggris yang terdapat pada buku The Intelligent Investor, (2) pergeseran dan
skewing dalam menerjemahkan kalimat bermarkah bahasa Inggris ke dalam bahasa
Indonesia, (3) perbandingan struktur tematisasi kalimat bermarkah bahasa Inggris
dan hasil terjemahannya dalam bahasa Indonesia. Teori-teori yang diterapkan
adalah teori tentang Pergeseran (Translation Shift) oleh Catford (1965), Teori
Kesepadanan oleh Baker (1992), teori Skewing oleh Larson (1998) dan Struktur
Tematisasi yang dianalisis menggunakan teori Systemic Functional Grammar oleh
Halliday (1985). Penelitian ini merupakan penelitian yang bersifat kualitatif. Data
dari penelitian ini diperoleh dari buku The Intelligent Investor dan terjemahannya
dalam bahasa Indonesia. Berdasarkan hasil penelitian terdapat empat jenis kalimat
bermarkah yang ditemukan dalam data, yaitu kalimat pasif, kalimat eksistensial,
kalimat it-cleft dan kalimat pseudo-cleft. Penerjemahan kemasan gramatikal setiap
kalimat memiliki variasi sebagai berikut, (1) kalimat pasif bahasa Inggris
didominasi oleh bentuk pasif dalam bahasa Indonesia, (2) kalimat eksistensial
diterjemahkan ke dalam struktur inversi dengan dominasi penggunaan verba
eksistensial ada dan terdapat di awal kalimat, (3) kalimat it-cleft diterjemahkan
dalam dua variasi struktur kalimat, yaitu kalimat inversi dan kalimat deklaratif,
wujud terjemahan ini merupakan hasil inversi padanan subjek nosional yang
terdapat pada kalimat it-cleft dengan mengubah bentuk frasa atau
mempertahankannya. Struktur kalimat bahasa Indonesia juga memiliki wujud
pemfokusan informasi melalui struktur terbelah. (4) Kalimat pseudo-cleft
dimarkahi dengan klausa what bentuk ini dipadankan dengan tiga bentuk kalimat
yang berbeda, yaitu struktur terbelah yang dimarkahi oleh pronominal penanya apa,
klausa relatif yang dan kalimat deklaratif. Setiap bentuk kalimat bermarkah
memiliki struktur tematisasi yang berbeda-beda, yaitu (1) elemen frasa nomina di
awal kalimat pasif berperan sebagai titik tolak pesan atau tema, elemen yang
mengikutinya, yaitu frasa verba dan frasa nomina yang hadir setelahnya adalah
elemen kalimat yang mengandung informasi baru atau rema. Bahasa Indonesia juga
memiliki bentuk kalimat pasif yang pola urutannya mengikuti pola kalimat Bsu,
walaupun pemarkah pasif yang terdapat pada kedua bahasa berbeda, bentuk struktur
tematisasi kalimat Bsa menyerupai struktur tematisasi kalimat pasif bahasa Inggris.
(2) Kalimat eksistensial memiliki elemen there di awal kalimat dan diikuti dengan
kopula be, yang berperan sebagai titik tolak pesan atau tema, subjek nosional dan
expansion adverbial yang mengikutinya adalah rema dari kalimat tersebut.
Terjemahan kalimat eksistensial didominasi oleh bentuk inversi dengan
pengedepanan verba eksistensial di awal kalimat sebagai tema dari kalimat tersebut
dan elemen subjek nosional dan frasa yang mengikutinya adalah rema dari kalimat
Bsa. (3) kalimat It-cleft memiliki pronomina it kopula be dan konstituen cleft
merupakan tema dari kalimat dan klausa cleft yang mengikutinya adalah rema
kalimat. Hasil terjemahan kalimat ini dalam bentuk deklaratif dan inversi. Kalimat
deklaratif maupun inversi terbentuk melalui pengedepanan konstituen cleft atau
subjek nosional yang berperan sebagai tema kalimat, dan elemen yang
ii
mengikutinya adalah rema kalimat. (5) Kalimat pseudo-cleft merupakan
perwujudan dari transformasi, yaitu pemindahan konstituen kalimat kanonik ke
bagian akhir kalimat pseudo-cleft dan didahului dengan konstruksi identifikasi
seperti “what X do is..”. Elemen kalimat kanonik yang dipindahkan ke akhir kalimat
berperan sebagai rema atau mengandung informasi rema. Kalimat ini
diterjemahkan ke dalam bentuk kalimat terbelah dalam bahasa Indonesia dengan
tujuan membangun struktur informasi yang juga terdiri atas informasi lama dan
informasi baru.
Kata Kunci: kalimat bermarkah, penerjemahan, tematisasi
iii
ABSTRACT This study is aimed at conducting analysis on the linguistic phenomena in
the translation of English marked sentences into Indonesian with three major
focuses of discussion, namely (1) the types of marked sentences found in The
Intelligent Investor book, (2) the translation shift and skewing in translating marked
sentences into Indonesian, (3) the comparison of thematization structure of English
marked sentences and their translations in Indonesian. The theories utilized in the
analysis are the Translation Shift (Catford, 1965), the Translation Equivalence
(Baker, 1992), the Skewing (Larson, 1998) and the Systemic Functional Grammar
(Halliday, 1985). This research is qualitative research. The data source of this study
was The Intelligent Investor book and its Indonesian translation. The results of the
analysis showed four types of marked sentences found in the data; they are passive
sentence, existential sentence, it-cleft sentence, and pseudo-cleft sentence. The
translation of each sentence has the following variations, 1) the English passive
sentences were mostly translated into passive sentences in Indonesian, 2) the
Existential sentences were translated into inverted sentences with the existential
verbs ada and terdapat in the beginning of the sentences, 3) the it-cleft sentences
were translated into two different structures, namely inverted and declarative
sentences. The forms of these translations are the results of transforming the
notional subject found in the it-cleft sentences, either by changing the form of the
phrase or maintaining it. There is also it-cleft sentence form found in Indonesian
for focusing on certain information. 4) The pseudo-cleft sentence is marked by WH-
clause. This sentence was translated into three different sentence structures, namely
relative clause with the question word apa, the nominal clause yang, and the
declarative sentence. Every marked sentence has different thematization structure,
namely (1) the noun phrase found in the beginning of the passive sentence is the
theme of the sentence, and the following elements of this sentence are rhemes which
bring new information. Indonesian also has passive construction with similar word
orders as found in the Source Language, even though the passive markers found in
both languages are different, the thematization structure found in the target
language is similar to that of the English passive sentence. (2) The existential
iv
sentence has the expletive element there in the initial position of the sentence
followed by the copula be, as the starting point of the message or theme of the
sentence, the notional subject and expansion adverbial following the theme is called
the rheme of the sentence. The translation of existential sentences were dominated
by (3) It-cleft sentence which has the pronoun it and the copula be and the
constituent cleft as the theme of the sentence and the cleft clause which follows it
is the rheme of the sentence. The translations of the it-cleft sentences in Indonesian
were in the forms of declarative and inversion sentences. Both the declarative and
inverted sentences were constructed by topicalizing the translation of the
constituent subject or notional subject as the theme of the Target Language
sentence, and sentence elements that follows it is the rheme of the sentence. (5) The
pseudo-cleft sentence is the transformational result that is moving the canonical
sentence constituent to the end of the pseudo-cleft sentence and putting the
identification construction “what X do is…” in the beginning of the sentence. The
canonical sentence element which moves to the end of the sentence is the rheme.
This sentence is translated into Indonesian cleft sentence which is aimed to develop
information structure consisting of given and new information.
Keywords: marked sentence, translation, thematization
v
DAFTAR ISI
SAMPUL LUAR ........................................................ Error! Bookmark not defined.
SAMPUL DALAM .................................................... Error! Bookmark not defined.
LEMBAR JUDUL ...................................................... Error! Bookmark not defined.
MOTTO DAN VISI .................................................... Error! Bookmark not defined.
PRASYARAT GELAR .............................................. Error! Bookmark not defined.
LEMBAR PENGESAHAN ........................................ Error! Bookmark not defined.
PENETAPAN PANITIA PENILAI ........................... Error! Bookmark not defined.
PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT ......................... Error! Bookmark not defined.
UCAPAN TERIMA KASIH ...................................... Error! Bookmark not defined.
ABSTRAK ..................................................................................................................... i
ABSTRACT ............................................................................................................... iii
RINGKASAN DISERTASI ....................................... Error! Bookmark not defined.
DAFTAR ISI ................................................................................................................ v
DAFTAR TABEL ...................................................... Error! Bookmark not defined.
DAFTAR BAGAN ..................................................... Error! Bookmark not defined.
DAFTAR LAMPIRAN .............................................. Error! Bookmark not defined.
DAFTAR SINGKATAN ............................................ Error! Bookmark not defined.
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................. 2
1.1 Latar Belakang ..................................................................................................... 2
1.2 Rumusan Masalah .............................................................................................. 10
1.3 Tujuan Penelitian ............................................................................................... 10
1.3.1 Tujuan Umum ............................................................................................... 11
1.3.2 Tujuan Khusus .............................................................................................. 11
1.4 Manfaat Penelitian ............................................................................................. 12
1.4.1 Manfaat Teoretis ........................................................................................... 12
1.4.2 Manfaat Praktis ............................................................................................. 13
1.5 Ruang Lingkup Penelitian ................................................................................. 14
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, LANDASAN TEORI DAN MODEL
PENELITIAN ............................................................. Error! Bookmark not defined.
2.1 Kajian Pustaka ................................................... Error! Bookmark not defined.
2.2 Konsep ............................................................... Error! Bookmark not defined.
2.2.1 Penerjemahan ................................................ Error! Bookmark not defined.
vi
2.2.2 Kalimat .......................................................... Error! Bookmark not defined.
2.2.3 Kalimat Tidak Bermarkah............................. Error! Bookmark not defined.
2.2.4 Kalimat Bermarkah ....................................... Error! Bookmark not defined.
2.3 Landasan Teori .................................................. Error! Bookmark not defined.
2.3.1 Hakikat Penerjemahan .................................. Error! Bookmark not defined.
2.3.2 Pemadanan Penerjemahan ............................ Error! Bookmark not defined.
2.3.3 Pergeseran Terjemahan (Translation Shift) .. Error! Bookmark not defined.
2.3.4 Skewing ......................................................... Error! Bookmark not defined.
2.3.5 Tipe kalimat bermarkah ................................ Error! Bookmark not defined.
2.3.6 Kajian Tematisasi.......................................... Error! Bookmark not defined.
2.4 Model Penelitian ................................................ Error! Bookmark not defined.
BAB III METODE PENELITIAN ............................. Error! Bookmark not defined.
3.1 Pendekatan Penelitian ........................................ Error! Bookmark not defined.
3.2 Jenis Penelitian .................................................. Error! Bookmark not defined.
3.3 Jenis dan Sumber Data Penelitian...................... Error! Bookmark not defined.
3.4 Metode, Teknik, dan Instrumen Pengumpulan Data ........ Error! Bookmark not
defined.
3.4.1 Metode Pengumpulan Data ........................... Error! Bookmark not defined.
3.4.2 Teknik Pengumpulan Data ............................ Error! Bookmark not defined.
3.4.3 Instrumen Penelitian ..................................... Error! Bookmark not defined.
3.5 Metode dan Teknik Analisis .............................. Error! Bookmark not defined.
3.6 Metode dan Teknik Penyajian Hasil Analisis Data .......... Error! Bookmark not
defined.
BAB IV TIPE KALIMAT BERMARKAH BAHASA INGGRIS DALAM BUKU
THE INTELLIGENT INVESTOR ................................ Error! Bookmark not defined.
4.1 Pendahuluan ....................................................... Error! Bookmark not defined.
4.2 Kalimat Tidak Bermarkah ................................. Error! Bookmark not defined.
4.2.1 Kalimat Berpola S-V..................................... Error! Bookmark not defined.
4.2.2 Kalimat Berpola S-V-C................................. Error! Bookmark not defined.
vii
4.2.3 Kalimat Berpola S-V-A ................................ Error! Bookmark not defined.
4.2.4 Kalimat Berpola S-V-O ................................ Error! Bookmark not defined.
4.2.5 Kalimat Berpola S-V-O-C ............................ Error! Bookmark not defined.
4.2.6 Kalimat Berpola S-V-O-A ............................ Error! Bookmark not defined.
4.2.7 Kalimat Berpola S-V-O-O ............................ Error! Bookmark not defined.
4.3 Kalimat Bermarkah ............................................ Error! Bookmark not defined.
4.3.1 Kalimat Deklaratif Negatif ........................... Error! Bookmark not defined.
4.3.2 Kalimat Interogatif ........................................ Error! Bookmark not defined.
4.3.3 Kalimat Imperatif .......................................... Error! Bookmark not defined.
4.3.4 Kalimat Eksklamatif ..................................... Error! Bookmark not defined.
4.3.5 Kalimat Bermarkah Deklaratif Positif .......... Error! Bookmark not defined.
4.4 Kalimat Bermarkah pada The Intelligent Investor............ Error! Bookmark not
defined.
4.4.1 Kalimat Pasif ................................................. Error! Bookmark not defined.
4.4.2 Kalimat Eksistensial...................................... Error! Bookmark not defined.
4.4.3 Kalimat It-Cleft ............................................. Error! Bookmark not defined.
4.4.4 Kalimat Pseudo-Cleft .................................... Error! Bookmark not defined.
BAB V KEMASAN GRAMATIKAL KALIMAT BERMARKAH DALAM THE
INTELLIGENT INVESTOR DAN TERJEMAHANNYA DALAM BAHASA
INDONESIA
……………………………………………………………………….Err
or! Bookmark not defined.
5.1 Pendahuluan ....................................................... Error! Bookmark not defined.
5.2 Penerjemahan Kalimat Pasif .............................. Error! Bookmark not defined.
5.2.1 Tenses ............................................................ Error! Bookmark not defined.
5.2.2 Kalimat Pasif Present Tense ......................... Error! Bookmark not defined.
5.2.3 Penerjemahan Kalimat Pasif Past Tense....... Error! Bookmark not defined.
5.2.4 Penerjemahan Kalimat Pasif Perfect Tense .. Error! Bookmark not defined.
5.2.5 Penerjemahan Kalimat Pasif Berpermarkah Modal ..... Error! Bookmark not
defined.
viii
5.3 Penerjemahan Kalimat Eksistensial ................... Error! Bookmark not defined.
5.3.1 Pemadanan Kalimat Eksistensial dengan Pemarkah ‘Ada” Error! Bookmark
not defined.
5.3.2 Penerjemahan Kalimat Eksistensial dengan Pemarkah ‘Terdapat’ ....... Error!
Bookmark not defined.
5.3.3 Penerjemahan Kalimat Eksistensial dengan Kalimat Inversi ................ Error!
Bookmark not defined.
5.3.4 Kalimat Eksistensial dengan Padanan Kalimat Deklaratif Error! Bookmark
not defined.
5.4 Penerjemahan Kalimat It Cleft........................... Error! Bookmark not defined.
5.4.1 Penerjemahan Kalimat It-Cleft dengan Kalimat Deklaratif Error! Bookmark
not defined.
5.4.2 Penerjemahan Kalimat It-Cleft dengan Kalimat Inversi .... Error! Bookmark
not defined.
5.5 Penerjemahan Kalimat Pseudo-Cleft ................. Error! Bookmark not defined.
5.5.1 Penerjemahan Kalimat Pseudo Cleft What dengan Pemarkah Yang ..... Error!
Bookmark not defined.
5.5.2 Penerjemahan Kalimat Pseudo Cleft What dengan Kalimat Deklaratif Error!
Bookmark not defined.
2
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Secara umum penerjemahan adalah proses pengalihan makna dari bahasa
sumber (Bsu) ke bahasa sasaran (Bsa). Pengalihan itu bukan hanya terdapat pada
bentuk bahasa, melainkan juga makna yang terdapat pada bentuk bahasa tersebut.
Hal ini merujuk pada pendapat beberapa ahli, seperti Catford (1965) yang
mendefinisikan penerjemahan sebagai proses penggantian suatu teks dalam Bsu ke
dalam teks Bsa. Catford menyatakan “translation may be defined as the
replacement of the textual material in one language (source language), by textual
material in another language (target language)”. Pendapat ini menekankan pada
teks atau bentuk bahasa. Proses penggantian bentuk bahasa ini menjadi lebih mudah
jika antara Bsu dan Bsa memiliki kesamaan bentuk. Namun, tidak semua bahasa
memiliki bentuk gramatikal yang sama. Dengan demikian, penerjemah mengalami
kesulitan dalam mencari padanan yang tepat dan sesuai. Aktivitas penerjemahan
semakin sulit bila teks atau wacana yang diterjemahkan berhubungan dengan ide
atau gagasan spesifik yang berhubungan dengan topik tertentu dan disampaikan
dengan struktur kalimat yang memiliki perhatian khusus seperti yang ditemukan
pada kalimat bermarkah bahasa Inggris. Karena perbedaan bentuk dan ide ini,
berkembanglah definisi penerjemahan yang menekankan pada pesan atau isi.
Pendapat tersebut dikemukakan oleh Brislin (1976) yang menyatakan bahwa
penerjemahan adalah proses pengalihan pikiran dan gagasan dari bahasa sumber ke
dalam bahasa sasaran. Masalah penerjemahan adalah
3
persoalan pengalihan makna, baik secara leksikal, semantik, dan atau secara
pragmatik dari satu bahasa ke bahasa lainnya. Dalam penerjemahan teks bahasa
Inggris – Indonesia misalnya, sering ditemukan berbagai hambatan yang antara lain
disebabkan ketidaktersediaan kosakata dalam bahasa sasaran untuk
mengakomodasi kata dan makna pada bahasa sumber serta perbedaan sistem pada
kedua bahasa tersebut. Kesepadanan dalam penerjemahan menentukan berhasil
tidaknya suatu terjemahan, karena terjemahan pada dasarnya adalah pengalihan
suatu pesan dengan struktur bahasa yang sepadan. Berkaitan dengan kesepadanan,
Bell (1991) membagi kesepadanan berdasarkan sifat bahasa itu sendiri, yaitu
sebagai struktur formal atau kesepadanan formal dan sebagai sistem komunikasi
atau kesepadanan fungsional. Bahasa sebagai struktur formal terdiri atas unsur-
unsur yang dikombinasikan dan memiliki makna. Pada saat bersamaan, bahasa
sebagai sistem komunikasi, berarti bentuk-bentuk kode tersebut mengacu pada
entitas dan memiliki pesan komunikasi. Kesepadanan formal adalah kesepadanan
yang bebas konteks, sedangkan kesepadanan fungsional adalah kesepadanan yang
berorientasi pada nilai-nilai komunikasi teks.
Dari sudut pandang penerjemah, penerjemahan adalah proses pengambilan
keputusan dalam komunikasi interlingual, suatu komunikasi verbal yang
melibatkan dua bahasa yang berbeda, yaitu bahasa sumber dan bahasa sasaran.
Dalam kaitan itu, semua keputusan yang diambilnya selalu dilandasi oleh ideologi
yang dianutnya. Dalam konteks penerjemahan, ideologi yang dimaksud adalah
sistem kepercayaan, cara pandang, budaya, dan norma yang dimiliki penerjemah
yang mempengaruhi perilaku penerjemahannya. Jika penerjemah memandang
4
bahwa budaya bahasa sumber perlu dipertahankan dalam terjemahan, misalnya, itu
berarti dia menganut ideologi foreignisasi. Sebaliknya, jika dia memandang bahwa
suatu terjemahan harus lebih mementingkan budaya bahasa sasaran, dia menganut
ideologi domestikasi. (Silalahi, 2009:4)
Sejalan dengan pernyataan di atas, seorang penerjemah sering mengalami
kesulitan dalam mencari dan menentukan kesepadanan suatu struktur kalimat.
penerjemah harus memahami dan memiliki pengetahuan bahasa (unsur linguistik)
dan nonbahasa (unsur ekstralinguistik). Pemahaman isi teks mensyaratkan
pemahaman terhadap unsur linguistik dan ekstralinguistik dari teks tersebut. Unsur
linguistik mengacu pada unsur kebahasaan dan unsur ekstralinguistik merujuk ada
unsur yang berada di luar kebahasaan, seperti budaya. Newmark (1981)
menyatakan pandangannya untuk mendukung pendapat ini, menurut Newmark
untuk melaksanakan aktivitas penerjemahan seorang penerjemah tidak hanya
dituntut untuk memiliki pengetahuan tentang bahasa saja, tetapi juga pengetahuan
nonbahasa. Dengan kata lain, penerjemah diharapkan untuk menguasai berbagai
disiplin ilmu selain ilmu bahasa.
Perkembangan bidang penerjemahan beberapa tahun terakhir ini
menunjukan kemajuan yang sangat pesat. Hal ini dapat dilihat dari produk
terjemahan yang tersedia semakin bervariasi, mulai dari buku dan cerita fiksi
sampai dengan buku pengetahuan dan teknologi yang sangat canggih dan
kompleks. Fenomena semacam ini tentu saja sangat menggembirakan karena hal
tersebut berarti tidak membatasi lajunya perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi yang diadopsi dari negara-negara maju, salah satunya adalah
5
perkembangan ilmu ekonomi. Teks bidang ekonomi menggambarkan salah satu
aspek kehidupan penting dalam kehidupan manusia. Ekonomi berkaitan dengan
sistem mata pencaharian masyarakat yang merupakan salah satu unsur budaya.
Menurut Karnedi (2011) teks ekonomi terdiri atas sistem signifikansi dan
interpretasi harus dilakukan terhadap tanda atau realitas ekonomi yang terjadi.
Sebagaimana yang telah disebutkan di atas, kegiatan penerjemahan tidak
dapat dilepaskan dari dua bahasa, yaitu bahasa sumber dan bahasa sasaran. Akan
tetapi, bahasa yang satu dan bahasa yang lain tidak selalu memilki padanan struktur
gramatikal yang sama. Hal ini disebabkan adanya perbedaan sistem bahasa antara
bahasa yang satu dan bahasa yang lain. Sebagai contoh, konstruksi gramatikal it-
cleft yang dimiliki bahasa Inggris tidak dimiliki bahasa Indonesia, tetapi dengan
memahami konsep dasar kalimat it-cleft dan informasi yang terkandung dalam
kalimat dengan baik, penerjemah diharapkan mampu menerjemahkan bentuk
gramatikal yang berbeda dari struktur gramatikal yang dimiliki bahasa sasaran.
Setiap bahasa memiliki keunikan dan aturan yang berbeda. Dalam menyampaikan
suatu informasi setiap bahasa mempunyai cara yang berbeda dalam menggunakan
elemen-elemen bahasa.
Sebuah makna dapat diekspresikan dalam berbagai bentuk gramatikal. Hal
ini menyebabkan terjadinya pergeseran maupun penyimpangan dalam proses
penerjemahan. Setiap bahasa memiliki sistem dan latar budaya yang berbeda,
sehingga menyebabkan penerjemahan menjadi tugas yang kompleks. Selain
perbedaan-perbedaan dan latar belakang budaya, salah satu masalah yang dihadapi
oleh penerjemah adalah kalimat memiliki fungsi primer dan sekunder.
6
Penyimpangan sering terjadi ketika penerjemah harus berfokus pada fungsi
sekunder dari suatu kalimat, sedangkan pergeseran dalam proses penerjemahan
dapat terjadi karena adanya perbedaan struktur bahasa antara Bsu dan Bsa.
Pergeseran dalam proses penerjemahan tidak dapat dihindari dan mampu mengatasi
perbedaan sistem bahasa yang terjadi sehingga pesan dari Bsu dapat disampaikan
dengan baik di dalam Bsa.
Tantangan dalam penerjemahan adalah mengedepankan seluk-beluk
hubungan sintaksis dan semantik, berupa struktur gramatikal pembentuk wacana
yang diterjemahkan, dan makna/pesan yang terkandung di dalam struktur
gramatikal tersebut agar tersampaikan dengan baik pada bahasa sasaran melalui
penggunaan struktur gramatikal yang tepat sehingga makna atau pesan yang
terkandung dalam bahasa sumber dapat disampaikan secara utuh di dalam bahasa
sasaran. Fenomena linguistik dalam penerjemahan menunjukkan hubungan antara
sintaksis dan semantik dalam teks yang diterjemahkan dan hasil terjemahannya.
Upaya menarik hubungan yang terdapat di dalam wacana dan menyintesiskannya
dalam bahasa target pada tingkatan tertentu sehingga menghasilkan pemahaman
terhadap teks tersebut. Struktur sintaksis yang spesifik dibahas dalam penelitian ini
adalah kalimat bermarkah yang ditemukan di dalam buku The Intelligent Investor.
Menurut (Huddleston dan Pullum, 2008:238) kalimat bermarkah dalam
bahasa Inggris merupakan suatu kajian yang berada di bawah struktur informasi
suatu kalimat. Kalimat bermarkah ditandai oleh pola urutan kalimat yang bersifat
nonkanonik. Menurut Bell (1991) kebermarkahan diperoleh melalui pengedepanan,
pempredikatan, dan preposing tema kalimat. Salah satu struktur kalimat yang
7
dihasilkan melalui proses preposing adalah kalimat pseudo-cleft. Terdapat
hubungan yang erat antara struktur kalimat bermarkah dan struktur tematisasi
karena pembentukan kalimat bermarkah identik dengan tematisasi struktur
informasi. Sebagaimana yang disampaikan oleh Grzegorek (1984) terdapat 4 tipe
tematisasi pada bahasa Inggris, yaitu (1) pemasifan, (2) cleft dan pseudo-cleft, (3)
topikalisasi , dislokasi kiri, perpindahan fokus dan (4) kalimat presentasional
dengan pernyataan yang dikedepankan. Pembentukan kalimat-kalimat ini berkaitan
erat dengan upaya tematisasi, sehingga kalimat-kalimat bermarkah ini terbentuk
dengan upaya menyampaikan informasi secara spesifik dengan memberi fokus pada
elemen kalimat tertentu dan pembagian informasi berdasarkan informasi lama dan
baru.
Pada hakikatnya struktur informasi suatu kalimat menyangkut dua hal,
yakni struktur informasi kalimat bermarkah dan struktur informasi kalimat yang
tidak bermarkah. Kalimat bermarkah dan kalimat tidak bermarkah biasanya
membawa informasi yang sama. Namun, kedua kalimat ini mempunyai struktur
sintaksis yang berbeda. Kalimat tidak bermarkah merupakan bentuk asal atau
kanonik yang mempunyai struktur yang lebih sederhana. Sebaliknya, kalimat
bermarkah merupakan bentuk turunan atau nonkanonik yang mempunyai struktur
sintaksis yang lebih rumit atau kompleks. Kalimat bermarkah mempunyai derajat
kebermarkahan yang berbeda, mulai dari pemarkahan yang sederhana hingga
pemarkahan yang bersifat kompleks. Penelitian ini bertujuan untuk
membandingkan bahasa Inggris dan bahasa Indonesia melalui analisis terjemahan
dan struktur tematisasi, khususnya pada kalimat bermarkah, yaitu kalimat pasif,
8
kalimat it-cleft, kalimat pseudo-cleft dan kalimat eksistensial dan hasil
terjemahannya ke dalam bahasa Indonesia. Merujuk pada Grzegorek (1984) proses
tematisasi bahasa Inggris terdiri atas, 1) pemasifan, 2) pembelahan (it-cleft dan
pseudo-cleft), 3) topikalisasi, dislokasi kiri, perpindahan fokus, dan preposing
dalam penyajian informasi kalimat. Sejalan dengan apa yang disampaikan oleh
Grzegorek (1984), Bell (1991) menyatakan kebermarkahan dalam struktur kalimat
dapat diwujudkan melalui tiga cara, yaitu: pengedepanan, pemredikatan dan
preposing pada tema melalui bentuk pseudo-cleft ketika klausa terbentuk
berdasarkan bagian informasi yang ingin difokuskan. Sistem tema digunakan untuk
menciptakan keterkaitan informasi di dalam kalimat.
Penerjemahan merupakan praktik interdisipliner, khususnya berkaitan
dengan ilmu linguistik. Penelitian tentang penerjemahan berfokus pada berbagai
fitur linguistik, salah satunya adalah analisis wacana. Analisis wacana merupakan
analisis yang berfokus pada pemakaian bahasa. Analisis wacana berkontribusi pada
aplikasi struktur tematisasi dalam wacana. Salah satu hal yang menarik dalam
kajian terjemahan adalah kajian struktur tematisasi. Halliday (2004) menyatakan
bahwa analisis tekstual berfokus pada susunan tema-rema di dalam wacana.
Analisis tekstual merupakan analisis yang dilakukan untuk menemukan bagaimana
tema-rema saling terhubung dalam membentuk suatu teks. Unit dasar dalam analisis
tematik adalah klausa/kalimat. Struktur bahasa sebagai sebuah pesan dapat
diwujudkan melalui struktur tematik yang menyusun suatu teks. Tema merupakan
titik tolak suatu pesan; hal yang menjadi fokus suatu teks. Oleh karena itu, makna
suatu klausa/kalimat terletak pada elemen yang dipilih sebagai tema. Selanjutnya
9
Halliday (2004) memaparkan bahwa fungsi tekstual dari klausa adalah membangun
pesan dan struktur tema-rema sebagai bentuk dasar dari pembentukan suatu
kalimat/klausa sebagai sarana penyampaian pesan.
Struktur tematisasi merupakan salah satu elemen yang diminati dalam
penelitian penerjemahan. Karena elemen ini mengatur aliran informasi di dalam
teks bahasa sumber dan pemadanannya ke dalam bahasa sasaran. Tema-rema
memiliki peranan dalam upaya menghasilkan padanan wacana yang tepat melalui
proses penerjemahan, mengingat tema-rema tidak disusun secara acak dan memiliki
makna di balik susunan elemen gramatikal tersebut. Selain sebagai fenomena
gramatikal, struktur tema-rema merupakan perwujudan kemampuan penulis dalam
menghasilkan karya yang berkualitas. Pemahaman terhadap struktur tematisasi
diyakini sebagai salah satu cara dalam mencapai kohesi di dalam teks sumber
maupun hasil terjemahannya. Hal ini mencakup hubungan antarklausa berdasarkan
informasi yang terdapat pada struktur tematisasinya. Bahasa Inggris dan bahasa
Indonesia memiliki perbedaan struktur gramatikal termasuk pola urutan kata dalam
pembentukan kalimat. Dalam upaya pengalihan informasi dari bahasa Inggris ke
dalam bahasa Indonesia, pemahaman struktur kalimat bermarkah merupakan hal
yang penting untuk dikuasai oleh penerjemah karena pola urutan kata dalam
pembentukan kalimat bermarkah mengindikasikan pola urutan makna yang
terdapat di dalamnya. Dengan memiliki pemahaman terhadap kebermarkahan dan
struktur tematisasi diharapkan penerjemah dapat menghasilkan hasil terjemahan
yang baik. Proses penerjemahan dapat menimbulkan perubahan struktur tematisasi
yang berasal dari bahasa sumber ke dalam bahasa sasaran
10
Berdasarkan penjelasan di atas maka penulis tertarik untuk mengkaji
tentang penerjemahan kalimat bermarkah di dalam buku nonfiksi bidang ekonomi
yang berjudul The Intelligent Investor (2006).
1.2 Rumusan Masalah
Sejauh mana situasi dalam suatu bahasa berhasil diciptakan kembali dalam
bahasa sasaran oleh seorang penerjemah merupakan pokok perhatian yang paling
penting dalam kajian terjemahan. Berdasarkan uraian latar belakang tersebut maka
ada tiga masalah pokok yang akan dibahas dan menjadi fokus utama dalam
penelitian ini. Permasalahan dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut.
1) Bagaimanakah tipe-tipe kalimat bermarkah dalam bahasa Inggris dan
terjemahannya pada buku The Intelligent Investor?
2) Bagaimanakah wujud pergeseran dan skewing dalam terjemahan kemasan
gramatikal kalimat bermarkah yang terdapat dalam buku The Intelligent
Investor ke dalam bahasa Indonesia?
3) Bagaimanakah perbandingan struktur tematisasi dalam kalimat bermarkah
bahasa Inggris dan terjemahannya dalam bahasa Indonesia pada buku The
Intelligent Investor?
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini dapat diklasifikasikan menjadi dua tujuan yaitu tujuan
umum dan tujuan khusus. Kedua tujuan tersebut dapat diuraikan seperti di bawah
ini:
11
1.3.1 Tujuan Umum
Tujuan umum di sini menyangkut beberapa tujuan penelitian untuk bidang
penerjemahan kalimat bermarkah yang terdapat pada buku The Intelligent Investor.
Tujuan tersebut dapat dirumuskan sebagai berikut:
1) Untuk mengembangkan penelitian terjemahan kalimat bermarkah,
khususnya kalimat pasif, kalimat eksistensial, kalimat it-cleft, dan kalimat
pseudo-cleft pada terjemahan teks yang berkonteks ekonomi yang terdapat
dalam buku The Intelligent Investor
2) Untuk memperkaya kajian sintaksis bahasa Inggris dan terjemahannya di
dalam bahasa Indonesia. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan
informasi baru dalam bidang sintaksis khususnya dalam menganalisis
kalimat bermarkah dalam bahasa Inggris serta terjemahannya ke dalam
bahasa Indonesia.
3) Untuk memberikan sumbangan bagi peneliti-peneliti berikutnya yang
memfokuskan kajiannya pada bidang penerjemahan dan kaitannya dengan
analisis sintaksis, khususnya pada kajian kalimat bermarkah dalam bahasa
Inggris dan terjemahannya ke dalam bahasa Indonesia.
1.3.2 Tujuan Khusus
Tujuan khusus dalam penelitian ini berhubungan dengan bentuk-bentuk
pemadanan kalimat bermarkah dalam penerjemahan, faktor-faktor yang
menyebabkan terjadinya skewing dan pergeseran dalam penerjemahan dan
kebertahanan makna dalam proses penerjemahan yang mengalami skewing,
diuraikan sebagai berikut:
12
1) Mendeskripsikan dan menganalisis tipe-tipe kalimat bermarkah bahasa
Inggris dan terjemahannya dalam buku The Intelligent Investor,
2) Mendeskripsikan dan menganalisis wujud pergeseran dan penyimpangan
pada terjemahan kemasan gramatikal kalimat bermarkah yang terdapat
dalam buku The Intelligent Investor dan terjemahannya dalam bahasa
Indonesia,
3) Mendeskripsikan dan menganalisis perbandingan struktur tematisasi pada
kalimat bermarkah dalam bahasa Inggris dan terjemahannya dalam bahasa
Indonesia pada buku The Intelligent Investor.
1.4 Manfaat Penelitian
Penelitian penerjamahan ini juga dapat memberikan manfaat secara teoritis
maupun praktis. Kedua manfaat tersebut adalah sebagai berikut:
1.4.1 Manfaat Teoretis
Penelitian ini menghasilkan temuan yang dapat bermanfaat secara teoritis,
yaitu:
1) Menyediakan bahan informasi dan acuan dalam bidang penerjemahan, yaitu
dalam usaha memperoleh pengetahuan dan pemahaman sehubungan dengan
studi sintaksis, serta kaitannya dengan penerjemahan. Di samping itu,
penelitian ini bermanfaat sebagai bahan perbandingan bagi penelitian yang
berkaitan dengan bentuk-bentuk kalimat bermarkah dalam bahasa Inggris
dan bentuk terjemahannya di dalam bahasa Indonesia,
13
2) Penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi bagi penelitian
selanjutnya terutama dalam aspek penerjemahan teks bidang ekonomi
khususnya penerjemahan kalimat bermarkah, fenomena penerjemahan serta
struktur tematisasi pada masing-masing tipe kalimat bermarkah yang
ditemukan. Hal ini menjadi menarik ketika peneliti juga berusaha
mengaitkan penerjemahan kalimat bermarkah dengan ilmu linguistik.
1.4.2 Manfaat Praktis
Manfaat praktis adalah manfaat yang dapat dirasakan secara langsung oleh
para pengajar mata kuliah penerjemahan, maupun para mahasiswa dalam
peranannya di dalam proses belajar mengajar.
1) Penelitian ini diharapkan dapat mengungkapkan fenomena penerjemahan
khususnya pergeseran maupun skewing dalam penerjemahan kalimat
bermarkah agar dapat dimanfaatkan sebagai masukan dalam menghasilkan
terjemahan kalimat bermarkah dalam teks nonfiksi khususnya teks
ekonomi.
2) Penelitian ini bertujuan untuk mengungkapkan tipe-tipe kalimat bermarkah
dan struktur tematisasi yang ditemukan pada setiap kalimat termasuk di
dalamnya analisis pemertahanan kandungan informasi yang terdapat di
dalam bahasa sumber ke dalam bahasa sasaran. Variasi tipe kalimat
bermarkah dan terjemahannya diharapkan dapat menghasilkan pola
pemadanan masing-masing kalimat bermarkah ke dalam bahasa Indonesia
sehingga dapat dijadikan masukan dalam penerjemahan kalimat bermarkah
di kemudian hari.
14
3) Penelitian ini nantinya diharapkan dapat dipakai sebagai referensi dalam
menganalisis data penelitian selanjutnya yang terkait dengan penerjemahan
kalimat bermarkah dan kaitannya dengan pergeseran dan skewing dalam
penerjemahan. Referensi tersebut diharapkan dapat berperan sebagai solusi
untuk memecahkan permasalahan yang dihadapi dalam proses
penerjemahan.
4) Hasil penelitian ini diharapkan dapat membuka wawasan para pelaku
penerjemahan dan mahasiswa yang mempelajari ilmu penerjemahan
mengenai hal-hal yang terkait dengan proses penerjemahan untuk
menghasilkan penerjemahan yang baik, dan memahami bahwa
penerjemahan tidak hanya memerlukan pemahaman mengenai ilmu
penerjemahan, tetapi juga dibutuhkan pemahaman tentang ilmu linguistik
sehingga dapat menghasilkan terjemahan yang berkualitas.
5) Hasil penelitian ini juga diharapkan dapat menjadi masukan, referensi dan
juga bahan latihan bagi para penerjemah dan mahasiswa yang ingin
memiliki kompetensi di bidang penerjemahan.
1.5 Ruang Lingkup Penelitian
Berdasarkan bentuk bahasa yang dikaji, sumber data yang digunakan, dan
jenis data yang dianalisis, serta tujuan yang dicapai, lingkup penelitian ini
berorientasi pada produk terjemahan kalimat bermarkah The Intelligent Investor
dari bahasa Inggris ke bahasa Indonesia. Satuan lingual yang dikaji pada tataran
kalimat dan sasaran kajian adalah tipe-tipe kalimat bermarkah, pergeseran, dan
skewing dalam terjemahan kemasan gramatikal kalimat bermarkah sebagai aspek
15
sintaksis dan padanannya dalam bahasa Indonesia serta struktur tematisasi pada
kalimat Bsu dan bagaimana informasi tersebut disampaikan pada bahasa sasaran.
Berdasarkan karakteristik data yang ditemukan, penelitian ini merupakan penelitian
deskriptif – kualitatif. Holmes (1998b/2000) mengungkapkan bahwa studi
terjemahan yang berorientasi pada karya terjemahan mencakup pemaparan atau
analisis terjemahan BSu ke BSa atau analisis perbandingan dari beberapa BSa yang
berasal dari BSu yang sama. Sehubungan dengan hal itu, penelitian ini merupakan
studi yang memaparkan dan menganalisis produk terjemahan, yaitu buku Intelligent
Investor dari bahasa Inggris ke dalam bahasa Indonesia.
Penelitian ini diorientasikan pada penerjemahan kalimat bermarkah
berbahasa Inggris dalam buku The Intelligent Investor (2006) ke dalam bahasa
Indonesia. Objek kajian adalah 1) tipe-tipe kalimat bermarkah dalam bahasa
Inggris dan terjemahannya ke dalam bahasa Indonesia, 2) kemasan gramatikal
kalimat bermarkah khususnya kalimat pasif, kalimat eksistensial, kalimat it-cleft
dan kalimat pseudo-cleft yang ditemukan pada data dan terjemahannya ke dalam
bahasa Indonesia yang mencakup analisis fenomena penerjemahan yang terjadi
khususnya pergeseran penerjemahan dan skewing, 3) perbandingan struktur
tematisasi dalam kalimat bermarkah yang terdapat pada buku The Intelligent
Investor (2006) dan terjemahannya dalam bahasa Indonesia. Satuan terjemahan
(translation unit) yang dikaji dibatasi dalam tataran kalimat bermarkah dalam
bahasa Inggris yang diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia. Penelitian ini juga
menganalisis tentang variasi terjemahan dari setiap kalimat bermarkah tersebut
16
serta variasi terjemahan dari penanda setiap kalimat bermarkah dan pemadanan
tema-rema kalimat bahasa Inggris ke dalam bahasa Indonesia.