Post on 30-Dec-2014
description
LAPORAN RESMI
PRAKTIKUM KIMIA DASAR I
Percobaan: Analisis Kuantitatif Logam Pb dan Cu Dalam Larutan
Nama: Khoirul Anwar
NIM : 07670031
Prodi : Pendidikan Kimia
Tanggal Praktikum: 9 Mei 2008
Dikumpulkan tanggal: 12 Mei 2008
Nilai
Disiplin:
Sistematika:
Isi:
Asisten
Siti Rachmati
LABORATORIUM TERPADU
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA
YOGYAKARTA
2008
A. Tujuan Percobaan
Dapat menentukan kadar ion Pb dan Cu dalam larutan
B. Dasar Teori
Salah satu persoalan yang sering dihadapi dalam pelajaran kimia adalah menentukan komposisi
dari suatu zat atau campuran zat. Misalnya, untuk menghitung rumus empiris memerlukan
keterangan mengenai jumlah dari masing-masing unsur yang bergabung pada sampel senyawa
tersebut. Bila suatu zat timbul sebagai hasil dari suatu reaksi kimia, zat ini tak akan memberi tahu
komposisinya, keterangan akan didapat secara percobaan. Sebutan yang di berikan pada penentuan
percobaan kimia adalah analisis kimia.
Analisis bahan kimia pada dasarnya dibagi menjadi dua bagian yaitu analisis kualitatif dan analisis
kuantitatif. Analisis kualitatif dilakukan untuk mengetahui unsur atau senyawa yang terdapat dalam
suatu bahan sedangkan analisis kuantitatif dilakukan untuk mengetahui kadar atau persentase unsur
atau senyawa tersebut. Metode analisis kuantitatif antara lain adalah analisis gravimetri dan analisis
volumetri.
Dalam analisis gravimetri, sejumlah cuplikan ditimbang atau diukr sejumlah volume tertentu
kemudian dilakukan reaksi untuk mengubah zat yang hendak ditetapkan menjadi senyawa lain yang
beratnya dapat ditentukan sedangkan dalam analisis volumetri, ditentukan volume suatu larutan
yang konsentrasinya diketahui dengan tepat (larutan standar) yang akan bereaksi secara kuantitatif
dengan zat yang akan ditentukan. Analisis volumetri biasa dilakukan dengan cara titrasi:
Analisis dengan metode titrimetrik didasarkan pada reaksi
aA + tT produk
dimana a adalah molekul analit, bereaksi dengan t moleku pereaksi T. Pereaksi T yang disebut
titran, ditambahkan secara kontinu. Penambahan dari titran tetap dilakukan sampai jumlah T secara
kimiawi sama dengan yang telah ditambahkan kepada A. Selanjutnya akan dikatakan titik ekuivalen
dari titrasi telah tercapai. Agar diketahui kapan harus berhenti menambahkan titran, kimiawan
menggunakan bahan kimia yaitu indikator, yang bereaksi terhadao kehadiran titran yang berlebih
dengan melakukan perubahan warna.
Penentuan kadar Pb dalam larutan campuran pada percobaan ini dilakukan secara gravimetri,
sedangkan kadar Cu ditentukan secara volumetri. Secara gravimetri ion Pb2+ diendapkan dengan
merekasikan laruta cuplikan dengan H2SO4 menurut reaksi:
2 Cu2+ (aq) + SO4- PbSO4 (s) dan ditimbang sebagai PbSO4
Analisis menentukan Cu2+ dilakukan dengan mereaksikan ion Cu2+ dengan iodida menjadi CuI2,
yang dengan cepat akan terurai menjadi Cu2I2 dan molekul I2 menurut reaksi:
2Cu2+ (aq) + 4I- (aq) 2 CuI2 (aq) Cu2I2 (aq) + I2 (aq)
Selanjutnya I2 yang dihasilkan direaksikan atau dititrasi dengan larutan standar natrium tiosulfat
(Na2S2O3) dengan bantuan indikator kanji menurut reaksi
I2 (aq) + 2S2O32- (aq) 2I- (aq) + S4O6
2- (aq).
C. Alat dan Bahan
alat:
Pipet volum 25 ml
Bola hisap
Gelas beker 150 ml
Pipet volum 10 ml
Corong
Erlenmeyer 250 ml
Buret 25 ml
Statip
Toples
Botol aquades
Gelas ukur 10 ml
Pengaduk gelas
Pipet tetes
Gelas arloji
Pemanas
Oven
Kertas saring
Bahan
Larutan cuplikan
H2SO4 2M
Alkohol
KI 2%
Na2S2O3
Aquades
Indikator (kanji)
Cara kerja
Gelas piala 25 ml larutan dimasukkan
Ditambah 10 ml lar. H2SO4 2M dan diaduk
Ditambah 25 ml lar. alkohol
disaring Kertas saring
dioven suhu 80o C
Didinginkan dan
ditimbang
Erlenmeyer berisi filtrat Ditambah 50 ml air suling, 5 ml lar.KI
20% dan 5 ml H2SO4
Diambil 20 ml sebanyak 3 X ditaruh di erlenmeyer
Dititrasi sampai berubah warna kuning muda
D. Hasil Percobaan
Hasil titrasi larutan PbSO4 dengan Na2SO4
Vawal Na2S2O3 Vakhir Na2S2O3 V total Na2S2O3
0 ml 5,4 ml 5,4 ml
5,4 ml 8,8 ml 3,4 ml
8,8 ml 12,5 ml 3,7 ml
Hasil perhitungan
1. Berat kertas saring kosong = 0,684 gram
Berat kertas saring dan endapan = 0,7171 gram
Berat endapan PbSO4 = 0,0322 gram
Kadar Pb = 0,08 gram/100 ml
2. Molaritas larutan Na2S2O3 yang dipakai = 0,1 M
Volume rata-rata Na2S2O3 yang dipakai = 4,1 ml
Kadar Cu rata-rata = 624,84 mgr/100 ml
= 0,63 gr/ml
E. Pembahasan
Untuk mengetahui kadar suatu zat atau senyawa sebah larutan maka diperlukan sebuah analisis
kimia terhadap larutan tersebut. Analisis kimia itu sendiri meliputi analisis kaulitatif yang biasanya
digunakan untuk mengetahui kadar atau persentase unsur atau senyawa tersebut, yang lainya adalah
analisi kuantitatif yakni analisis yang dilakukan untuk mengetahui unsur atau senyawa yang terdapat
dalam suatu bahan.
Pada kali ini percobaan yang dilakukan adalah analisis kauntitatif logam Pb (timbal) dan Cu
(tembaga). Logam pb (timbal) bila larut dalam makanan dapat membahayakan kesehatan manusia
demikian juga logam Cu sekarang ini pencemaran telah merajalela. Logam Pb maupun Cu sudah
Ditambah 3 tetes lar.kanji
Dititrasi lagi Dicatat volumenya
mencemari air, udara, dan tanah. Untuk mengetahui kadarnya dalam suatu larutan maka diperlukan
analisis. Analisis yang digunakan adalah analisis kuantitatif. Untuk penentuan kadar Pb dalam larutan
campuran pada percobaan ini dilakukan secara gravimetri. Sedangkan Cu ditentukan secara
volumetri.
Prinsip kerja pada percobaan ini adalah pertama kali cuplikan harus dipanaskan dengan tujuan
agar proses reaksinya cepat. Cuplikan ini direaksikan dengan H2SO4. Kemudian didinginkan untuk
menghasilkan endapan. Reaksinya:
Cuplikan (Pb2) + SO42- PbSO4 (aq)
Setelah dingin larutan disaring. Hasil saringan di tempatkan pada erlenmeyer dan diperlukan
sebagai filtrat. Sedangkan kertas saring dicuci dengan alkohol dan dikeringkan di oven dengan suhu
80o C. Kertas saring ini mengandung PbSO4 yang kemudian ditimbang sebagai PbSO4. Filtrat yang tadi,
diambil 20 ml sebanyak 3 kali untuk dititrasi. Proses titrasi tak lain adalah untuk mengetahui kadar Cu
yang terkandung di filtrat. Sebelum titrasi terlebih dahulu filtrat direaksikan dengan iodida. Setelah
itu baru dilakukan titrasi. Persamaan reaksi Cu2+ dengan iodida adalah:
2 Cu2+(aq) + 4 I-
(aq) 2 CuI2 (aq) Cu2I2 (aq) + I2 (aq)
Saat titrasi reaksinya:
I2 (aq) + 2 S2O32-
(aq) 2 I- (aq) + S4O6
2-(aq)
Saat titrasi pertama filtrat tadi berubah menjadi kuning muda. Kemudian titrasi dihentikan dan
ditetesi dengan indikator larutan amilum tiga tetes. Digunakan amilum sebagai indikator karena
dalam filtrat tadi mengandung ion iodida. Antara ion iodida dengan larutan amilum akan membentuk
warna keungu-unguan. Titrasi dilanjutkan sampai warna keungu-unguan akan hilang.
Hasil percobaan ini didapatkan bahwa kadar Pb yang terkandung dalam larutan tadi sebesar
0,08 gram/100 ml. Sedangkan kadar Cu-nya adalah sekitar 0,63 gr/100 ml. Volume Na2s2O3 yang
digunakan adalah titrasi I 3,4 ml, titrasi II adalah 3,7 ml. Sehingga volume rata-ratanya adalah 4,1 ml.
Ada perbedaan volume titrasi khususnya pada titrasi kedua dikarenakan filtrat terlebih dahulu
ditetesi indikator larutan amilum padahal seharusnya indikator amilum diberikan sebelum titarsi.
F. Kesimpulan
Dari percobaan maka dapat dijawab tujuan percobaan”
Kadar ion Pb dalam larutan sebesar 0,08 gram/ 100 ml
Kadar ion Cu dalam larutan sebesar 0,63 gram/ 100 ml