Post on 06-Dec-2014
DAMPAK LATIHAN FISIK TERHADAP PERNAPASAN
MAKALAH
Diajukan Untuk Memenuhi Salah satu Tugas
Mata Kuliah Faal
OLEH :
Rizal Restu Fauzi (11.04.1.0248)
Misbah Ramdani (11.04.1.0201)
Kelas 3 – D
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MAJALENGKA
TAHUN 2012
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah Swt yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-
Nya sehingga penulisan makalah yang berjudul “Dampak Latihan Fisik Terhadap
Pernapasan” dapat diselesaikan. Shalawat beriring salam semoga dilimpahkan
kepada Rasulullah Saw, keluarga, para sahabat dan orang-orang yang istiqamah di
jalan-Nya hingga akhir hayat.
Penyusunan makalah ini dilaksanakan untuk memenuhi tugas Mata kuliah
Faal. Penulis menyadari bahwa penulisan makalah ini masih terdapat banyak
kekurangan. Oleh karena itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat
membangun sehingga kekurangan tersebut tidak terjadi lagi dan dapat
memperbaiki kualitas penulisan di masa yang akan datang.
Majalengka, Februari 2013
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ................................................... i
DAFTAR ISI ............................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN .............................................. 1
1.1........................................................................Latar Belakang
..................................................................................... 1
1.2......................................................................Rumusan Masalah
..................................................................................... 2
1.3.....................................................................Tujuan dan Manfaat
..................................................................................... 3
BAB II PEMBAHASAN................................................ 4
2.1......................................................................Paru-Paru Manusia
..................................................................................... 4
2.2............................................................Faal Paru-Paru dalam Olahraga
..................................................................................... 4
2.3.....................................................................Ventilasi Paru-Paru
..................................................................................... 7
2.4......................................................................Volume Paru-Paru
..................................................................................... 7
2.5..............................................................Kapasitas Paru-Paru Manusia
..................................................................................... 8
2.6........................................Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kapasitas Vital
Paru.............................................................................. 9
2.7...................................................Daya Tahan Jantung dan Pembuluh Darah
..................................................................................... 13
BAB III PENUTUP...................................................... 15
3.1...........................................................................Kesimpulan
...................................................................................15
ii
3.2................................................................................Saran
...................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA.................................................... 17
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Ilmu faal olahraga adalah ilmu yang mempelajari tubuh
manusia dan bagian-bagiannya pada waktu olahraga. Faal
olahraga sebagai ilmu amalan (Applied Science) merupakan
dasar dari ilmu kedokteran olahraga. Definisi ilmu kedokteran
olahraga menurut A. Venerando (1975) adalah “Aplikasi ilmu
kedokteran pada olahraga dan aktivitas fisik umumnya, agar
didapat keuntungan segi preventif dan kemungkinan terapoetis
dari berolahraga untuk mempertahankan keadaan sehat dan
menghindari setiap keadaan yang berhubungan dengan
kelebihan atau kekurangan latihan fisik”.
Usaha memaksimalkan kerja paru menjadi penting demi
mencegah gangguan organ pernapasan ini serta menghindari
kemungkinan komplikasi penyakit. Untuk memasok kebutuhan
oksigen bagi tubuh, idealnya kita menghirup udara bersih.
Selanjutnya udara bersih itu pun hanya akan bermanfaat
maksimal jika paru-paru berfungsi dengan baik. Di samping itu
banyak faktor yang membuat fungsi paru mengalami penurunan
dan tidak bisa lagi bekerja secara optimal. Paru-paru adalah
salah satu organ vital yang bertugas memasok oksigen (O2) ke
setiap sel tubuh supaya terus hidup dan menjalankan fungsinya
dengan baik. Paru juga bertanggung jawab dalam pengeluaran
zat karbondioksida (CO2) dari dalam tubuh. Seandainya fungsi
paru mengalami penurunan atau gangguan, bisa dibayangkan,
seluruh sistem kerja tubuh pun akan terpengaruh.
"Jika fungsi paru-paru baik, otomatis pasokan oksigen ke
dalam darah yang mengalir ke seluruh tubuh juga berjalan baik.
1
Oksigen sendiri merupakan bahan bakar bagi terjadinya proses
di dalam sel. Artinya, kalau selnya segar karena pasokan oksigen
tercukupi dan bagus akan membentuk sistem kerja tubuh yang
baik pula,’’ tutur Dr. Pradjnaparamita, Sp.P. FCCP&FCCM, dokter
spesialis paru dari Bagian Pulmonologi FKUI dan RS Persahabatan
Jakarta.
Fungsi paru dapat diukur dengan menggunakan spirometri.
Cara sederhana, yakni meniup balon, juga bisa dilakukan untuk
mengetahui kemampuan paru-paru kita. Bila anda masih mampu
untuk meniup balon hingga mengembang dalam sekali tiup,
berarti paru-paru anda masih baik.
Hal lain yang juga bisa dipakai sebagai indikasi adalah
menguji apakah kita cepat lelah dan tidak mampu melakukan
aktivitas dalam kondisi sehat, sementara hal yang sama bisa
dilakukan orang lain seusia kita. "Misalnya kita sama-sama lari
dengan kecepatan sedang sepanjang 200 meter di lintasan
datar," katanya. Apabila kita merasa lelah, berarti telah
mengalami penurunan fungsi paru.
Latihan dapat meningkatkan fungsi kerja pulmonary,
terbukti dari kenyataannya bahwa atlit memiliki volume paru-
paru yang lebih banyak dibanding bukan atlit pada saat
beristirahat dan berolahraga (berlatih).
1.2 RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan uraian tersebut diatas,bahwa kapasitas paru-
paru sebelum dan sesudah berolahraga maka permasalahan
dalam penelitian ini dapat penulis rumuskan:
Pengertian paru-paru pada manusia
Faal paru-paru pada manusia
2
Ventilasi paru-paru
Volume paru-paru
Kapasitas paru-paru
Faktor-faktor yang berhubungan dengan kapasitas vital
paru
Daya tahan jantung dan pembuluh darah
1.3 TUJUAN DAN MANFAAT
1.3.1 Tujuan Penulisan
Bertitik tolak dari permasalahan yang akan di bahas,
maka tujuan dari penulisan ini dapat dirinci sebagai
berikut :
Menjelaskan tentang faal paru-paru manusia dan
pengaruhnya pada aktivitas olahraga.
Memberikan pengetahuan tentang kapasitas vital
paru maupun volume serta faktor-faktor yang
berkaitan dengan hal tersebut.
1.3.2Manfaat Penulisan
Hasil penulisan makalah ini diharapkan untuk
pembaca agar menambah pengetahuan dan menjadi
acuan atas bahasan Kapasitas Paru Sebelum dan Sesudah
Berolahraga.
3
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Paru-Paru Manusia
Paru-paru terletak di rongga dada di atas sekat diafragma.
Diafragma adalah sekat rongga badan, yang membatasi rongga
dada dan rongga perut. Pau-paru terdiri dari dua bagian, yaitu
paru-paru kiri dan kanan. Paru-paru kanan memiliki tiga gelambir
sedangkan paru-paru kiri memiliki dua gelambir. Paru-paru
dibungkus oleh selaput paru-paru yang disebut pleura. Selaput
paru-paru terdiri dari dua lapis. Selaput paru-paru membungkus
alveolus-alveolus. Jumlah alveolus kurang lebih 300 juta buah.
Luas permukaan seluruh alveolus diperkirakan 100 kali dari luas
permuklaan tubuh manusia.
4
Volume udara di dalam paru-paru orang dewasa lebih
kurang 5 liter. Kemampuan paru-paru menampung udara diebut
dengan daya tampung paru-paru atau kapasitas paru-paru.
Volume udara yang dipernapaskan oleh tubuh tergantung besar
kecilnya paru-paru, kekuatan bernapas, dan cara bernapas. Pada
pernapasan biasa orang dewasa udara yang keluar dan masuk
paru-paru sebanyak 0,5 liter. Udara sebanyak ini disebut udara
pernapasan atau udara tidal.
Apabila kita menarik napas sedalam-dalamnya dan
menghembuskan napas sekuat-kuatnya, volume yang dan ke
luar lebih kurang sebanyak 3,5-4 liter. Volume udara ini disebut
kapasitas vital paru-paru. Sebanyak 1-1,5 liter udara tetap
tinggal di paru-paru walaupun kita telah menghembuskan napas
sekuat-kuatnya. Volume udara ini disebut udara residu.
2.2 Faal Paru Dalam Olahraga
Faal paru dan olahraga mempunyai hubungan yang timbal
balik. Gangguan faal paru dapat mempengaruhi kemampuan
olahraga. Sebaliknya, latihan fisik yang teratur atau olahraga
dapat meningkatkan faal paru.
Faal paru masuk dalam pembahasan Fisiologi olahraga,
sebagai salah satu disiplin kedokteran berusaha untuk
mempelajari efek latihan terhadap tubuh, mempelajari
bagaimana efisiensi tubuh manusia dapat diperbaiki dengan
latihan, mempelajari metoda yang paling sesuai untuk menilai 13
perbedaan parameter fisik dan fisiologis dan mempelajari
bermacam-macam tes yang cocok untuk mengukur keadaan
kesegaran jasmani. Berdasarkan tipe dan intensitas performa
latihan, olahraga dapat dibagi menjadi 2 bagian besar, yaitu:
5
1. Olahraga dinamik, yaitu olahraga yang menyebabkan
perubahan pada panjang otot dan pergerakan sendi dengan
kontraksi ritmis, tetapi hanya terjadi sedikit perubahan pada
kekuatan intramuskular.
2. Olahraga statik, yaitu olah raga yang menyebabkan
perubahan kekuatan intramuskular, tetapi tidak terjadi atau
hanya terjadi sedikit perubahan panjang otot dan pergerakan
sendi. Olahraga dinamik dengan melibatkan banyak otot
menyebabkan peningkatan kebutuhan oksigen. Sedangkan
olahraga statik hanya menyebabkan sedikit peningkatan dalam
kebutuhan oksigen.
Daya tahan kardiorespirasi, yaitu kesanggupan jantung,
paru dan pembuluh darah untuk berfungsi secara optimal pada
keadaan istirahat dan latihan untuk mengambil oksigen dan
mendistribusikan ke jaringan yang aktif untuk metabolisme
tubuh, dipengaruhi oleh berbagai faktor fisiologis, antara lain:
2.2.1 Keturunan/genetik
Dari penelitian diketahui bahwa 93,4% VO2 max
ditentukan oleh faktor genetik. Hal ini dapat dirubah
dengan melakukan latihan yang optimal.
2.2.2 Usia
Daya tahan kardiorespirasi meningkat dari masa anak-
anak dan mencapai puncaknya pada usia 20 – 30 tahun
dan mencapai puncaknya pada usia 19 – 21 tahun.
Sesudah usia ini daya tahan kardiorespirasi akan menurun.
Penurunan ini terjadi karena paru, jantung dan pembuluh
darah mulai menurun fungsinya. Kecuraman penurunan
dapat dikurangi dengan melakukan olahraga aerobik
secara teratur.
2.2.3 Jenis kelamin
6
Sampai usia pubertas, daya tahan kardiorespirasi
antara anak perempuan dan laki-laki tidak berbeda, tetapi
setelah usia tersebut nilai pada wanita lebih rendah 15 –
25% dari pria. Perbedaan ini antara lain disebabkan oleh
perbedaan kekuatan otot maksimal, luas permukaan
tubuh, komposisi tubuh, kekuatan otot, jumlah hemoglobin
dan kapasitas paru.
2.2.4 Aktivitas fisik
Daya tahan kardiorespirasi ana menurun 17 – 27% bila
seseorang beristirahat di tempat tidur selama 3 minggu.
Jenis latihan juga mempengaruhi. Orang yang melakukan
olahraga lari jarak jauh, daya tahan kardorespirasinya
meningkat lebih tinggi dibandingkan orang yang
berolahraga senam atau anggar.
Latihan fisik akan menyebabkan otot menjadi kuat.
Perbaikan fungsi otot, terutama otot pernapasan
menyebabkan pernapasan lebih efisien pada saat istirahat.
Ventilasi paru pada orang yang terlatih dan tidak terlatih
relative sama besar, tetapi orang yang berlatih bernapas
lebih lambat dan lebih dalam. Hal ini menyebabkan
oksigen yang diperlukan untuk kerja otot pada proses
ventilasi berkurang, sehingga dengan jumlah oksigen
sama, otot yang terlatih akan lebih efektif kerjanya.
Pada orang yang dilatih selama beberapa bulan terjadi
perbaikan pengaturan pernapasan. Perbaikan ini terjadi
karena menurunnya kadar asam laktat darah, yang
seimbang dengan pengurangan penggunaan oksigen oleh
jaringan tubuh. Latihan fisik akan mempengaruhi organ
sedemikian rupa sehingga kerja organ lebih efisien dan
kapasitas kerja maksimum yang dicapai lebih besar. Faktor
7
yang paling penting dalam perbaikan kemampuan
pernapasan untuk mencapai tingkat optimal adalah
kesanggupan untuk meningkatkan capillary bed yang aktif,
sehingga jumlah darah yang mengalir di paru lebih banyak,
dan darah yang berikatan dengan oksigen per unit waktu
juga akan meningkat. Peningkatan ini digunakan untuk
memenuhi kebutuhan jaringan terhadap oksigen.
Penurunan fungsi paru orang yang tidak berolahraga atau
usia tua terutama disebabkan oleh hilangnya elastisitas
paru-paru dan otot dinding dada. Hal ini menyebabkan
penurunan nilai kapasitas vital dan nila forced expiratory
volume, serta meningkatkan volume residual paru.
2.3 Ventilasi Paru-paru
Ventilasi adalah perpindahan udara masuk dan keluar
alveolar paru-paru. Perubahan pada ventilasi diatur secara kimia
dan stimulus neurogenik. Selama berlatih atau berolahraga
ventilasi paru-paru dapat mencapai 15 sampai 30 kali dibanding
saat istirahat. Selama berlatih ventilasi dijadikan alat pendeteksi
untuk peningkatan rata-rata metabolisme anaerobik pada atlet.
Ventilasi terdiri dari fase yaitu Inspirasi ( Inhalation ) dan
Ekspirasi ( Exhalation ). Inspirasi merupakan fase di mana udara
masuk ke dalam paru-paru dan sebaliknya pada Ekspirasi
merupakan fase pada saat udara keluar dari paru-paru.
Adapun juga masalah yang membahas tentang Ventilasi
Per Menit (Minute Ventilation) adalah jumlah udara yang per
menit,dengan cara penghitungan volume tidal (liter) dikalikan
dengan frekuensi respirasi (jumlah nafas per menit). Dijelaskan
juga pebedaan selama istirahat dan berolahraga antara lain :
Ventilasi pada saat istirahat bervariasi antara setiap
orangnya dengan jumlah antara 4 sampai 15 liter.
8
Variasi jumlah ini dipengaruhi oleh ukuran tubuh antara
laki-laki dan perempuan. Dan juga tipikal jumlah antara
volume tidal dan frekuensi respirasi bervariasi antara
400 sampai 600 ml untuk volume tidal dan 10 sampai
25 kali untuk frekuensi respirasi.
Ventilasi berolahraga (berlatih) lebih membahas secara
kompleks yaitu pembahasan terhadap perhitungan
konsumsi oksigen produksi karbondioksida per menit
dengan acuan dari kerja otot.
2.4 Volume paru-paru
Volume paru terbagi menjadi 4 bagian, yaitu:
2.4.1. Volume Tidal adalah volume udara yang diinspirasi
atau diekspirasi pada setiap kali pernapasan normal.
Besarnya ± 500 ml pada rata-rata orang dewasa.
2.4.2. Volume Cadangan Inspirasi adalah volume udara
ekstra yang diinspirasi setelah volume tidal, dan biasanya
mencapai ± 3000 ml.
2.4.3. Volume Cadangan Eskpirasi adalah jumlah udara
yang masih dapat dikeluarkan dengan ekspirasi kuat pada
akhir ekspirasi normal, pada keadaan normal besarnya ±
1100ml.
2.4.4. Volume Residu, yaitu volume udara yang masih
tetap berada dalam paru-paru setelah ekspirasi kuat.
Besarnya ± 1200 ml.
2.5 Kapasitas paru-paru manusia
Kapasitas paru merupakan gabungan dari beberapa
volume paru dan dibagi menjadi empat bagian, yaitu:
9
2.5.1 Kapasitas Inspirasi, sama dengan volume tidal +
volume cadangan inspirasi. Besarnya ± 3500 ml, dan
merupakan jumlah udara yang dapat dihirup seseorang mulai
pada tingkat ekspirasi normal dan mengembangkan paru
sampai jumlah maksimum.
2.5.2 Kapasitas Residu Fungsional, sama dengan volume
cadangan inspirasi + volume residu. Besarnya ± 2300 ml, dan
merupakan besarnya udara yang tersisa dalam paru pada
akhir eskpirasi normal.
2.5.3 Kapasitas Vital, sama dengan volume cadangan
inspirasi + volume tidal + volume cadangan ekspirasi.
Besarnya ± 4600 ml, dan merupakan jumlah udara maksimal
yang dapat dikeluarkan dari paru, setelah terlebih dahulu
mengisi paru secara maksimal dan kemudian
mengeluarkannya sebanyak-banyaknya.
2.5.4 Kapasitas Paru Total, sama dengan kapasitas vital +
volume residu. Besarnya ± 5800ml, adalah volume maksimal
dimana paru dikembangkan sebesar mungkin dengan
inspirasi paksa.
Volume dan kapasitas seluruh paru pada wanita ± 20 –
25% lebih kecil daripada
pria, dan lebih besar pada atlet dan orang yang bertubuh besar
daripada orang yang bertubuh kecil dan astenis.
Serta tambahan pustaka mengenai kapasitas paru-paru
bahwa volume paru-paru manusia bisa mencapai 4.500 cc,
disebut kapasitas total. Volume vital untuk pernafasan sekitar
3.500 cc, sisanya 1.000 cc merupakan udara residu/sisa yang
selalu mengisi paru-paru. Dalam keadaan normal, udara yang
dipergunakan untuk pernafasan sekitar 500 cc, biasa juga
disebut kapasitas tidal. Penghitungan kapasitas pada saat
10
respirasi dalam 1 menit dan di waktu beristirahat adalah antara 4
sampai 15 liter. Dan pada saat latihan dapat mencapai maksimal
150 liter.
Cara pengukuran volume dan kapasitas paru-paru. Volume
udara diukur dengan spirometer. Jarum penunjuk ditempatkan
pada titik nol, bisa juga 1000 untuk memudahkan pembacaan,
jika pada 1000, hasil pembacaan akan dikurangi 1000. Untuk
mengukur volume tidal (VT) dilakukan inhalasi normal, kemudian
diinhalasikan kedalam spirometer dengan normal. Untuk
mengukur Volume ekspirasi cadangan (VEC) setelah ekshalasi
normal, dilakukan ekshalasi lagi secara total kedalam spirometer.
Untuk mengukur kapasitas vital (KV) dilakukan inhalasi total
kemudian ekhalasi total kedalam spirometer, setiap prosedur
diulangi tiga kali. Volume inspirasi cadangan dihitung dengan
persamaan :VIC = KV – (VT+VEC).
2.6 Faktor-faktor yang berhubungan dengan kapasitas
vital paru
2.6.1 Usia
Dalam keadaan yang normal kedua paru-paru dapat
menampung sebanyak ± 5 liter. Waktu ekspirasi, di dalam
paru-paru masih tertinggal ± 3 liter udara. Pada waktu
bernafas biasa udara yang masuk ke dalam paru-paru 2600 cc
(2,5 liter) jumlah pernafasan. Dalam keadaan normal:
Orang Dewasa : 16-18 kali per menit
Anak-anak : 24 kali per menit
Bayi kira-kira : 30 kali per menit
Dari keterangan diatas menunjukkan bahwa pada orang
dewasa jumlah pernafasannya antara 16-18 kali per menit,
pada anak-anak sekitar 24 kali per menit sedangkan pada
11
bayi kira-kira 30 kali per menit. Walaupun pada pernapasan
pada orang dewasa lebih sedikit daripada anak-anak dan bayi,
akan tetapi kapasitas vital paru orang dewasa lebih besar
dibandingkan dengan anak-anak dan bayi. Dalam keadaan
tertentu keadaan tersebut akan berubah misalnya akibat dari
suatu penyakit, pernafasan bisa bertambah cepat dan
sebaliknya.
Usia berhubungan dengan proses penuaan atau
bertambahnya umur. Semakin tua usia seseorang maka
semakin besar kemungkinan terjadi penurunan fungsi paru.
2.6.2 Jenis Kelamin
Volume dan kapasitas seluruh paru pada wanita kira-kira
20 sampai 25 persen lebih kecil daripada pria. Menurut Jan
Tambayong “ Kapasitas vital pria 4.8 liter dan wanita 3,1 liter ,
yang artinya bahwa pria memiliki kapasitas vital paru lebih
besar daripada wanita.
2.6.3 Kebiasaan Merokok
Kebiasaan merokok dapat menimbulkan gangguan paru
berupa bronchitis dan emfisema. Pada kedua keadaan ini
terjadi penurunan fungsi paru dibandingkan dengan yang
tidak menderita penyakit tersebut. Selain itu pecandu rokok
sering menderita penyakit batuk kronis, kepala pusing, perut
mual, sukar tidur dan lain-lain. Kalau gejala-gejala diatas tidak
segera diatasi maka gejala yang lebih buruk lagi akan terjadi,
seperti semakin sulit untuk bernapas, kecepatan pernapasan
bertambah, kapasitas vital berkurang, dan lain-lain.
Merokok dapat menyebabkan perubahan struktur dan
fungsi saluran pernapasan dan jaringan paru-paru. Pada
saluran napas besar, sel mukosa membesar (hipertrofi) dan
kelenjar mucus bertambah banyak. Pada saluran pernapasan
12
kecil, terjadi radang ringan hingga penyempitan akibat
bertambahnya sel dan penumpukan lendir. Pada jaringan paru
terjadi peningkatan jumlah sel radang dan kerusakan alveoli.
Akibat perubahan anatomi saluran napas, pada perokok akan
timbul perubahan klinisnya. Hal ini menjadi dasar utama
terjadinya penyakit obstruktif paru menahun.
Menurut Joko Suyono Inhalasi asap tembakau baik primer
maupun sekunder dapat menyebabkan penyakit saluran
pernafasan pada orang dewasa. Asap rokok mengiritasi paru-
paru dan masuk ke dalam aliran darah. Merokok lebih
merendahkan kapasitas vital peru dibandingkan beberapa
bahaya kesehatan akibat kerja.
2.6.4 Kebiasaan Olahraga
Faal paru dan olahraga mempunyai hubungan yang timbal
balik, gangguan faal paru dapat mempengaruhi kemampuan
olahraga, sebaliknya latihan fisik yang teratur atau olahraga
dapat meningkatkan faal paru. Seseorang yang aktif dalam
latihan fisik akan mempunyai kapasitas erobik yang lebih
besar dan kebugaran yang lebih tinggi.
Kapasitas vital paru dapat dipengaruhi oleh kebiasaan
seseorang melakukan olahraga. Olahraga dapat
meningkatkan aliran darah melalui paru-paru sehingga
menyebabkan oksigen dapat berdifusi ke dalam kapiler paru
dengan volume yang lebih besar atau maksimum. Kapasitas
vital pada seorang atlet lebih besar daripada orang yang tidak
pernah berolahraga.
2.6.5 Status Gizi
Status Gizi seseorang dapat mempengaruhi kapasitas vital
paru. Orang kurus panjang biasanya kapasitasnya lebih dari
orang gemuk pendek. Masalah kekurangan dan kelebihan gizi
13
pada orang dewasa (usia 18 tahun keatas) merupakan
masalah penting, karena selain mempunyai resiko penyakit-
penyakit tertentu, juga dapat mempengaruhi produktivitas
kerja. Oleh karena itu, pemantauan keadaan tersebut perlu
dilakukan secara berkesinambungan. Salah satu cara adalah
dengan mempertahankan berat badan ideal atau normal.
Berat badan yang berada di bawah batas minimum
dinyatakan sebagai under weight atau kekurusan, dan berat
badan yang berada di atas batas maksimum dinyatakan
sebagai over weight atau kegemukan. Orang-orang yang
berada di bawah ukuran berat normal mempunyai resiko
terhadap penyakit infeksi, sementara yang berada di atas
ukuran normal mempunyai resiko tinggi terhadap penyakit
degeneratif.
2.6.6 Riwayat Penyakit Paru
Kapasitas vital paru akan berkurang pada penyakit paru-
paru, pada penyakit jantung (yang menimbulkan kongesti
paru-paru) dan kelemahan otot paru-paru. Penyakit yang
dapat mempengaruhi kapasitas paru, meliputi:
Emfisema paru kronik
Merupakan kelainan paru dengan patofisiologi
berupa infeksi kronik, kelebihan mucus, dan edema
pada epitel bronchiolis yang mengakibatkan terjadinya
obstriktif dan destruktif paru yang kompleks sebagi
akibat mengkonsumsi rokok.
Pneumonia
14
Pneumonia ini mengakibatkan dua kelainan utama
paru yaitu penurunan luas permukaan membran
pernafasan dan menurunnya resiko ventilasi perfusi.
Kedua efek ini mengakibatkan menurunnya kapasitas
paru.
Atelektasi
Atelektasi berarti alveoli paru mengempis atau
kolaps. Akibatnya terjadi penyumbatan pada alveoli
sehingga tahanan aliran darah meningkat dan terjadi
penekanan dan pelipatan pembuluh darah sehingga
volume paru berkurang.
Asma
Pada penderita asma akan terjadi penurunan
kecepatan ekspirasi dan volume inspirasi.
Tuberkulosis
Pada penderita tuberculosis stadium lanjut, banyak
timbul daerah fibrosis di seluruh paru dan mengurangi
jumlah paru fungsional, sehingga mengurangi kapasitas
paru.
2.6.7 Pemakaian APD (Pernafasan)
Alat Pelindung Diri (APD) adalah seperangkat alat yang
digunakan tenaga kerja untuk melindungi sebagian atau
seluruh tubuhnya dari adanya potensi bahaya atau
kecelakaan kerja. APD tidaklah secara sempurna dapat
melindungi tubuh tenaga kerja, tetapi akan dapat mengurangi
tingkat keparahan yang mungkin terjadi.
Pelindung pernafasan adalah alat yang penting, mengingat
90% kasus keracunan sebagai akibat masuknya bahan-bahan
kimia beracun atau korosi lewat saluran pernafasan. Alat
pelindung pernafasan memberikan perlindungan terhadap
15
sumber bahaya di udara tempat kerja seperti: pencemaran
udara oleh gas (uap), pencemaran oleh partikel (debu, asap,
fumes), kekurangan O2.
Perlindungan tenaga kerja melalui usaha-usaha teknis
pengamanan tempat, peralatan dan lingkungan kerja sangat
perlu diutamakan. Namun kadang-kadang keadaan bahaya
masih belum dapat dikendalikan sepenuhnya, sehingga
digunakan alat-alat pelindung diri. Alat-alat demikian harus
memenuhi persyaratan:
Nyaman dipakai
Tidak mengganggu kerja
Memberikan perlindungan efektif terhadap jenis bahaya
Alat pelindung pernafasan dapat berupa masker untuk
melindungi debu atau partikel-pertikel yang lebih besar yang
masuk ke dalam pernafasan, dapat terbuat dari kain dengan
ukuran pori-pori tertentu.
2.7 Daya Tahan Jantung dan Pembuluh Darah
Pada waktu aktivitas fisik diperlukan tambahan oksigen
dan nutrisi yang adekuat. Agar tambahan oksigen dan nutrisi
dapat terpenuhi diperlukan aliran darah yang cukup. Sebagai
reaksi terhadap gerakan dan kerja terjadi perubahan
pengambilan oksigen oleh tubuh yang melibatkan penambahan
fungsi paru-paru dan curah jantung serta peningkatan jumlah
oksigen yang diambil oleh jaringan. Kemampuan kerja yang
terkuat dibatasi oleh jumlah maksimal O2 yang dapat
dihantarkan dari paru-paru ke otot.
16
Jumlah pengambilan O2 yang maksimal ini disebut VO2
max atau kapasitas aerobik yang digunakan sebagai parameter
untuk menentukan kebugaran jasmani. VO2 max erat
hubungannya dengan sistem transportasi oksigen.
Kenaikan VO2 max disebabkan oleh kenaikan isi sekuncup
serta bertambahnya densitas kapiler otot rangka yang
cenderung meningkatkan ekstraksi oksigen dari darah oleh otot
rangka. Dari penelitian Budhy Adriskanda, Faisal Yunus dan
Budiman Setiawan tahun 1997, diketahui bahwa nilai VO2 max
pada pria Indonesia dengan menggunakan alat ergonometer
sepeda dengan teknik pengukuran Astrand sebesar 39,4
ml/KgBB/menint, sedangkan pada pria Indonesia yang terlatih
sebesar 50,8 ml/KgBB/menit. VO2 max tertinggi dijumpai pada
atlet-atlet yang berkompetisi dan berlatih dengan latihan-latihan
endurance.
17
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Ilmu faal olahraga adalah ilmu yang mempelajari tubuh
manusia dan bagian-bagiannya pada waktu olahraga. Faal
olahraga sebagai ilmu amalan (Applied Science) merupakan
dasar dari ilmu kedokteran olahraga. Berdasarkan tipe dan
intensitas performa latihan, olahraga dapat dibagi menjadi 2
bagian besar, yaitu:
1. Olahraga dinamik, yaitu olahraga yang menyebabkan
perubahan pada panjang otot dan pergerakan sendi dengan
kontraksi ritmis, tetapi hanya terjadi sedikit perubahan
pada kekuatan intramuskular.
2. Olahraga statik, yaitu olah raga yang menyebabkan
perubahan kekuatan intramuskular, tetapi tidak terjadi atau
hanya terjadi sedikit perubahan panjang otot dan pergerakan
sendi. Olahraga dinamik dengan melibatkan banyak otot
menyebabkan peningkatan kebutuhan oksigen. Sedangkan
olahraga statik hanya menyebabkan sedikit peningkatan dalam
kebutuhan oksigen.
Paru-paru terletak di rongga dada di atas sekat diafragma.
Diafragma adalah sekat rongga badan, yang membatasi rongga
dada dan rongga perut. Pau-paru terdiri dari dua bagian, yaitu
paru-paru kiri dan kanan. Paru-paru kanan memiliki tiga gelambir
sedangkan paru-paru kiri memiliki dua gelambir.
18
Volume paru terbagi menjadi 4 bagian, yaitu:
Volume Tidal adalah volume udara yang diinspirasi atau
diekspirasi pada setiap kali pernapasan normal. Besarnya
± 500 ml pada rata-rata orang dewasa.
Volume Cadangan Inspirasi adalah volume udara ekstra
yang diinspirasi setelah volume tidal, dan biasanya
mencapai ± 3000 ml.
Volume Cadangan Eskpirasi adalah jumlah udara yang
masih dapat dikeluarkan dengan ekspirasi kuat pada akhir
ekspirasi normal, pada keadaan normal besarnya ±
1100ml.
Volume Residu, yaitu volume udara yang masih tetap
berada dalam paru-paru setelah ekspirasi kuat. Besarnya ±
1200 ml.
Kapasitas paru merupakan gabungan dari beberapa
volume paru dan dibagi menjadi empat bagian, yaitu:
Kapasitas Inspirasi, sama dengan volume tidal + volume
cadangan inspirasi. Besarnya ± 3500 ml, dan merupakan jumlah
udara yang dapat dihirup seseorang mulai pada tingkat ekspirasi
normal dan mengembangkan paru sampai jumlah maksimum.
Kapasitas Residu Fungsional, sama dengan volume
cadangan inspirasi + volume residu. Besarnya ± 2300 ml, dan
merupakan besarnya udara yang tersisa dalam paru pada akhir
eskpirasi normal.
Kapasitas Vital, sama dengan volume cadangan inspirasi
+ volume tidal + volume cadangan ekspirasi. Besarnya ± 4600
ml, dan merupakan jumlah udara maksimal yang dapat
dikeluarkan dari paru, setelah terlebih dahulu mengisi paru
secara maksimal dan kemudian mengeluarkannya sebanyak-
banyaknya.
19
Kapasitas Paru Total, sama dengan kapasitas vital +
volume residu. Besarnya ± 5800ml, adalah volume maksimal
dimana paru dikembangkan sebesar mungkin dengan inspirasi
paksa.
3.2 SARAN
Dengan pengetahuan tentang kapsitas paru-paru pada
manusia dan faktor-faktor yang berhubungan dengan hal
tersebut, maka ada baiknya untuk menjaga maupun
memperbaiki kebiasaan pada kehidupan agar menjadi lebih baik.
Salah satu contohnya yaitu telah diuaraikan di atas bahwa
olahraga sangat mempengaruhi kesehatan manusia.
DAFTAR PUSTAKA
Anjani, Atmi P.M. 2003. Hubungan Kadar Debu Pupuk, Masa
Kerja, dan Pemakaian APD (masker) Dengan Kapasitas
Fungsi Paru. http://www.fkm.undip.ac.id/data/index.php?
action=4&idx=1126. 10 Mei 2009.
Fox, L. Edward. Bowers, Richard W. Foss, Merle L. 1988. The
Phisiologycal Basis of Physical Education and Athletics.
Fourth Edition. New York : W.B Saunders Company.
GloriaNet. 2008. Paru-Paru Sehat Napas pun Lega.
http://www.glorianet.org/arsip/b4401.html. 10 Mei 2009
20
Lamb, David R. 1984. Phisiology of Exercise ( Responses &
Adaptations). Second Edition. New York : Macmillan
Publishing Company.
Madina, Deasy S. 2007. Nilai Kapasitas Paru dan Hubungannya
Dengan Karakteristik Fisik Pada Atlet Berbagai Cabang
Olahraga. (online). (http://resources.unpad.ac.id/unpad-
content/uploads/publikasi_dosen/NILAI%20 KAPASITAS
%20VITAL%20PARU.PDF. Diakses tanggal 10 Mei 2009).
Reza, S. 2008. Berapa Kapasitas Paru Kita?.(online).
(http://id.answers.yahoo.com/ question/index?
qid=20071121062954AAzCYR1. Diakses tanggal 10 Mei
2009).
Saputra, Adrian. 2008. Alat Pernapasan Manusia. (online).
(http://andriansaputra.multiply.com/ journal/ item/20.
Diakses tanggal 10 Mei 2009).
Suharto. 1978. Peningkatan Kondisi Fisik. Cermin Dunia
Kedokteran No 12. 5-7.
Trisnawati, Hanida. 2007. Faktor-Faktor yang Berhubungan
Dengan Kapasitas Vital Paru Tukang Ojek di Alun-Alun
Ungaran Kabupaten Semarang Bulan Maret 2007. (online).
(http:/digilib.unnes.ac.id/gsdl/collect/ skripsi/ index/assoc/
HASHb7c9.dir/ doc.pdf. Diakses tanggal 10 Mei 2009).
21