Post on 13-Jun-2015
B A B 1PIKIRAN YANG DIPANDANG SECARA GLOBAL
Dalam perkembangan dunia di masa yang akan datang dimana kehidupan akan didominasi oleh
teknologi maka tidak ada pilihan lain bagi manusia kecuali juga harus mampu mengembangkan
dirinya sendiri sejak sekarang. Gagner menggunakan sains cognitive dan neorosains yang didukung
oleh pengetahuan sejarah, antropologi dan bidang ilmu pengetahuan kemanusiaan lainnya, serta
perkembangan politik dan ekonomi.
Five Minds for The Future meliputi unsure-unsur sebagai berikut:
1. Pikiran terdisiplin (disciplined mind)
Telah menguasai setidaknya satu cara berfikir – suatu prilaku yang mencirikan disiplin ilmu ,
keterampilan atau profesi tertentu, tanpa menguasai pikiran terdisiplin maka seseorang
hanya akan mengikuti keinginan orang lain.
2. Pikiran menyintesis (synthesizing mind)
Mengambil informasi dari berrbagai sumber , memahami dan mengevaluasi secara objektif
dan menyatuka dengan cara yang masuk akal bagi diri sendiri dan bagi orang lain
3. Pikiran mencipta (creating mind)
Memanfaatkan disiplin dan sisntesis, menghasilkan hal-hal baru dan memerlukan ide-ide
baru, mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang tak terduga. Pikiran ini selalu menghendaki
kemajuan selangkah lebih maju dari computer tercanggih sekalipun.
4. Pikiran merespek ( respectful mind)
Berupaya untuk memahami individu dan kelompok lain serta berupaya bekerjasam secara
efektif dalam tatanan saling menghormati antara satu dengan lainnya.
5. Pikiran etis (ethical mind)
Pikiran ini mengonsepkan bagaimana pekerja bisa mengejar tujuan yang berada di luar
kepentingan pribadinya dan bekerja untuk kemajuan bersama
PENDIDIKAN SKALA BESAR
Dalam membina jenis-jenis pilkiran maka kaitan utamanya adalah pendidikan dimana pendidikan
memikul tanggungjawab yang sangat berat dalam membentuk dan menciptakan prilaku-prilaku
atau pola-pola pikir yang diharapkan mampu memimpin masa depan menuju ketatanan yang lebih
beradap dan bertanggungjawab secara holistic. Oleh karena pikiran-pikiaran tersebut harus
dikembangkan dan ditumbuhkan melalui media pendidikan sepanjang hayat sehingga semua bisa
beradaptasi mengikuti perkembangan kehidupan sepanjang zaman.
PENDIDIKAN GAYA LAMA DAN GAYA BARU
Bagaimanapun pendidikan memiliki masanya masing-masing, tidak mungking kita bertahan dalam
satu metode atau teori pendidikan tertentu apabila teori tersebut mengalami penyusutan dari
waktu-waktu. Suatu metode dianggap tidak relevan apabila semakin banyak bukti yang
menunjukkan tingkat kegagalannya daripada keberhasilan, disamping itu kondisi dunia yang terus
berubah secara cepat memungkinkan banyaknya perubahan disegala factor termasuk juga
pendidikan yang ditandai dengan kekuasaan sains dan teknologi serta laju globalisasi yang tak
terkendali. Tentu perubahan-perubahan tersebut menuntut bentuk dan proses-proses pendidikan
yang sama sekali baru.
SAINS DAN TEKNOLOGI
Sejak dimulainya masa Renaisance di Eropa hingga detik ini penggunaan sains dan teknologi tidak
bisa dipungkiri lagi, kehidupan manusia hampir seluruhnya dikuasai oleh sains dan teknologi tanpa
kecuali. Semakin berkembang tingkat pengetahuan sains dan teknologi maka semakin tinggi pula
kemampuan manusia dalam mencipta, seperti; pemebangkit tenaga nuklir, pesawat super sonic,
computer, laser dan berbagai rangkaian temuan medis. Dalam tingkatan tertentu manusia modern
diwajibkan memahami dan mampu menggunakan teknologi dalam kehidupannya sebab tanpa
penguasaan teknologi mustahil mereka mampu beradaptasi secara efektif dalam kelangsungan
hidupnya. Pola-pola lama sudah seharusnya ditinggalkan dan diganti dengan pola baru yang sesuai
dengan tuntutan sains dan teknologi, dengan lain kata pendidikan di masa depan seharusnya hanya
berkonsentrasi pada matematika, sains dan teknologi artinya kekuatan globalisasi seharusnya
mengubah segalanya ( catatan dari pembaca : mengapa penulis menganggap sangat berbahaya
pendapat dan simpulan teorinya tentang keniscayaan di masa depan)
KETERBATASAN SAINS DAN TEKNOLOGI: DUA PERINGATAN
Pendidikan pada dasarnya adalah tentang bagaimana memanusiakan manusia, sementara yang
terjadi justru banyak tujuan pendidikan yang diterapkan oleh pemerintah sangat tidak jelas dan
tidak konsisten. Buku ini mengajukan beberapa sasaran yang lebih realistis untuk masa depan.
Peringatan pertama: Sains tidak bisa dianggap sebagai pendidikan yang memadai, karena sains
tiidak memiliki system nilai. Kemudian yang kedua, bahwa sains bukan satusatunyabidang
pengetahuan dan bahkan bukan satu-satunya bidang pengetahuan yang penting. Betapapun
pentingnya sains dan teknologi, manusia tetap dituntut untuk berpandangan luas dalam menyikapi
permasalahan yang tidak mungkin selaesai oleh dua factor tersebut, misalanya saja masalah politik,
migrasi penduduk, kecenderungan agama dan banyak lagi. Orang yang terfokus berlebihan
terhadap sains dan teknologi mirip dengan burung unta yang menyembunyikan kepalanya di dalam
pasir dan mengira dirinya sudah aman dari kejaran pemangsa.
GLOBALISASI
Globalisasi terdiri dari serangkaian factor yang melemahkan dan bahkan menghilangkan masing-
masing wilayah, suatu proses yang disebut pula “deterritorialization”. Menurut para ahli globalisasi
sudah dimulai sejak pra perang dunia dan setelanya dilanjutkan dengan perrang dingin yang sangat
panjang. Sekarang adalah masa globalisasi yang terakhir dan menyeluruh, hal ini ditandai dengan
tidak adanya lagi batasan hunbungan antar wilayah dan negara melalui sarana-sarana teknologi
seperti internet dan telepon selular. Dalam segala bentuknya globalisasi akan menenggelamkan
manusia pada suatu situasi yang sangat buruk ketika mereka tidak mampu menerjemahkannya
dalam kehidupan sebagaimana manusia tidak boleh mengorbankan seni dan humaniora hanya untuk
mengejar sains dan teknologi.
Garner amat yakin dengan kelima jenis pikiran yang dikenalkannya sebagai suatu jawaban yang perlu
dibina untuk menghasilkan para pemimpin di masa yang akan datang. Pikiran-pikiran tersebut
disimpulkan secara singkanya sebagai berikut:
Orang yang tidak memiliki satu atau dua disiplin tidak akan bisa berhasil di semua tempat
kerja yang menuntunnya dan hanya akan di beri pekerjaan fisik
Orang yang tidak memiliki kesanggupan menyintesis akan kewalahan dengan informasi yang
tidak dapat membuat keputusan bijaksana tentang masalah pribadi dan profesionalnya
Orang yang tidak sanggup mencipta akan diganti oleh computer dan akan mengusir orang-
orang yang kreatif
Orang yang tidak memiliki respect tidaka akan disrespect oleh orang lain dan akan meracuni
tempat kerjanya
Orang-orang tanpa etika akan menghasilkan suatu dunia tanpa para pekerja yang bermoral
dan warga yang bertanggungjawab.
B A B 2PIKIRAN TERDISIPLIN
Kaum professional yang bertekad untuk maju harus memahami alasan di balik berbagai gagasan
atau praktik-paraktik yang sama sekali baru; menyingkirkan kebiasaan lama yang sudah tidak
berguna; dan secara bertahap memperkuat perilaku yang sesuai untuk posisi yang baru.
PEMAHAMAN DARI MASA LALU DAN MASA SEKARANG
Pemahaman pendidikan di masa lalu selalu terfokus dan berorientasi kepada agama, hal itu terjadi
diseluruh penjuru peradaban baik di timur maupun barat. Para cendikia jaman dulu selalu
menguasai berbagai ritual keagamaan dan menguasai serangkaian keterampilan tertentu. Mereka
kebanyakan sangat cemerlang dalam menghafalkan kata-perkata dari para pendahulunya yang
mereka anggap sebagai tokoh yang perlu dipanuti. Gerakan renaissance yang memicu perubahan
dan berkesinambungan di dunia barat menciptakan suatu model pendidikan yang lebih skuler.
Beberapa warisan masa lalu masih terus dipraktikkan meskipun diakui bahwa tidak semua
pengetahuan berasal dari masa lalu; bahwa pengetahuan seringkali bersifat sementara dan bisa
berubah; teori dan metode akan berubah dari waktu ke waktu.
POKOK BAHASAN VERSUS DISIPLIN
Masih banyak para pembelajar terjebak kepada suatu kesaalah yang seharusnya dihindari,
kebanyakan merka tidak memahami antara perbedaan pokok bahasan dan disiplin sehingga belajar
hanya terfokus pada mengitung angka, menghafal rumus dan nama-mana, menghafal divinisi,
jumlah mengetahui tokoh penting yang menciptakan suatu karya dan banyak lagi yang dilakukan
tanpa sadar justru menjauhkan mereka dari hakikat belajar.
Disiplin merupakan suatu fenomena yang sama sekali berbeda. Suatu disiplin membentuk suatu
cara berfikir tersendiri mengenai dunia. Melalui penggamatan menghasilkan klasifikasi, konsep,
dan teori sementara merancang eksperimen untuk menguji teori dan memperbahrui dan kembali
lagi dengan informasi yang baru untuk merancang eksperimen.
CARA MENDISIPLINKAN PIKIRAN
Banyak upaya yang telah ditempuh para guru untuk mendisiplinkan anak didiknya. Sesungguhnya
amat sederhanya untuk membentuk disiplin dalam berfikir yaitu pelatihan melalui identifikasiminat
dan bakat bersama, pembentukan cara beerfikir, penyelesaian tugas khas tertentu, pemnerian
umpan balik yang tepat waktu dan bermanfaat terhadap upaya disipliner sebelumnya, dan
penelusuran langkah-langkah berurutan menuju penguasaan suatu disiplin. Bagaimanakah cara
mencapai pikiran terdisiplin? Ada empat langkah penting yang harus dijalani:
1. Kenali berbagai topic atau konsep yang betul-betul penting dalam disiplin terkait. Baik isi
maupun metodologinya.
2. Sediakan waktu yang banyak untuk mendalami topic dan pelajari secara mendalam dengan
beragam contoh dan cara analisis.
3. Dekati topic melalui berbagai cara, seorang guru yang cerdas akan menggunakan berbagai
pendekatan dan kecerdasan dalam menanamkan konsep atau proses kunci.
4. Yang terpenting merancang penerapan pemahaman dan memberikan kesempatan kepada
siswa seluasnya untuk menerapkan pemahaman mereka dalam beragam situasi. Dalam banyak
hal seharusnya untuk menanamkan pemahaman yang baik diperlukan banyak latihan yang
berkesan , dan umpanbalik kecukupan penerapan, kekurangannya dan apa yang bisa dilakukan
untuk memperbaiki kekurangannya.
DISIPLIN JENIS LAIN
Orang dikatakan disiplin apabila mereka memperoleh kebiasaan yang memungkinkan stabil dan
tanpa henti dalam penguasaan suatu keahlian, keterampiln dan sekumpulan pengetahuan.
Pengetian disiplin yang dimaksud bukan hanya sekedar program yang diterapkan dengan berbagai
aturan yang ketat dan rumit. Anak hanya melakukan karena factor takut atau hanya ingin
mendapatkan sesuatu secara cepat dalam waktu yang relative cepat. Hal tersebut tidak perlu
diterapkan di masa yang akan datang di mana kedisiplinan diterapkan karena memang menjadi
suatu kebutuhan bukan sekedar bentuk ritualistic yang monoton. Mereka akan belajar untuk dua
alasan lain: (1) ia tahu bahwa mengingat berakumulasinya data, pengetahuan dan metode baru, ia
harus menjadi pelajar sepanjang hayat, (2) ia mulai menikmati, bahkan mulai merasa antusias
dengan proses mempelajari dunia ini.
DISIPLIN YANG KEBABLASAN
Mungkinkah kita bisa menjadi terlalu disiplin? Orang bisa saja menjadi semakin disiplin dengan
alasan menguntungkan bagi pekerjaannya, tetapi ada dua hal yang harus dihindari, pertama suatu
disiplin tidak boleh dikejar terlalu obsesif, kompulsif danpa ada manfaat yang akan dicapai
melaluinya. Kedua, orang harus sadar bahwa tidak ada topic yang sepenuhnya dikuasai dari satu
sudut pandang disipliner saja, atau bahkan dari banyak disiplin. Metode harus menjadi alat bantu,
bukan rantai pengikat.
B A B 3PIKIRAN MENYINTESIS
Pengetahuan sejak awal peradaman manusia selalu diwariskan secara turun temurun dan
berkembang berdasarkan tingkat peradaban manusia. Meraka mengadaptasi pengetahuan dari
berbagai sumber dn ketika manuasia sudah mampu membaca maka pengetahuan ditampilkan
dengan lebih jelas, sistematis dan mudah dipahami bagi generasi berikutnya.
Peradaban manusia semakin hari semakin berkembang sehingga banyak upaya yang dilakukan
untuk memperbaiki tingkat pemahaman terhadap ilmu pengetahuan begitu pula
pengoraganisasiannya. Sejak disusunnya ensiklopedia pada abat ke 18, kemudian mikropedia dan
makropedia Ensiclopedia Britannica di penghujung abat ke 20, dan yang terkini Wikepedia di abat
ke 21.
Kemampuan menjalin informasi dari sumber-sumber yang berbeda dewasa ini sangat dibutuhkan
karena jumlah pengetahuan semakin berlipat ganda dalam tiap-tiap tahunnya, manusia
menginginkan keterpaduan sehingga pikiran menyitesis lintas pengetahuan sangat dibutuhkan,
hanya saja permasalahannya banyak orang yang kesulitan berfikir secara sistematis dalam satu
disiplin akademis atau profesi. Yang lebih sulit lagi adalah fakta bahwa proses belajar setiap orang
bersifat domain-specific: sebagai manusia, kita cenderung mempelajari keterampilan dalam konteks
tertentu saja dan sulit menerima generalisasi dan penerapan yang lebih luas.
JENIS-JENIS SINTESIS
1. Narasi adalah gabungan dari berbagai pengetahuan yang menyatu padu seperti buku pelajaran
kontemporer atau ilmu social.
2. Taksonomi yang negurutkan berdasarkan beberapa ciri yang menonjol seprti system decimal,
klasifikasi frola dan fauna sampai pada prinsip-prinsip penyususnan struktur atom.
3. Konsep kompleks adalah suatu konsep yang baru saja ditetapkan bisa menjalin atau
menyatupadukan fenomena, sebagaimana Darwin yang menyusun fenomena alam dan Freud
yang mengembangkan konsep fnomena alam bawah sadar.
4. Aturan dan aforisme adalah tampilan farase pendek dari banyak kearifan berfikir yang sengaja
dirancang untuk mempermudah dan mudah diterapkan, misalanya; berfikira dahulu bertindak
belakangan, jangan melakukan banyak hal sekaligus, “think” dari IBM, “just do it” dari NIKE
dsb.
5. Metafora, gambit, dan tema yang kuat , orang bisa menghidupkan konsep lewat metafora yang
ditampilkan melalui gambar atau kata-kata. Dalam dunia usaha dikenal sebagai iklan yang
diciptakan berbentuk gambar dan kata-kata.
6. Perwujutan tanpa kata yang banyak terwujud dalam subyek akademis dan kehidupan sehari-
hari serta yang terkuat muncul dalam karya seni. Picasso, Michle Angelo, Leonardo Davinci dan
banyak lagi merupaka contoh kongrit dari perwujudan tanpa kata yang terus dipelajari sampai
sekarang.
7. Teori. Berbagai konsep bisa digabungkan menjadi teori
8. Metateori adalah kerangka dari teori-teori yang dibangun menjadi kerangka keseluruhan. Hal
ini bisa dilihat dari adanya konsistensi tesis ke anti tesis dan sintesis. Contoh yang paing nyata
adalah karya Karl Mark yang sungguh menggemparkan dunia ekonomi dan politik.
KOMPONEN SINTESIS
Terdapar empat asperk yang diurautkan secara bebes dalam melakukan sintesis, sebagai berikut:
1. Tujuan- pernyataan apa yang ingi di capai oleh penyintesis.
2. Titik awal- ide, gambar, atau karya apapun yang dijadikan landasan
3. Pilihan strategi, metode danpendekatan
4. Draf dan umpan balik
SINTESIS ANTAR DISIPLIN: KEUNTUNGANNYA, RESIKONYA
Bentuk sintesis yang paling ambisius adalah kegiatan antar disiplin. Kita tentu tidak akan mngatakan
seseorang menguasai dua bahasa kalau ia tidak menguasai lebih dari satu bahasa. Demikian pula
suatu kegiatan tidak bisa dikatakan antar disiplin jika hanya sekedar temple saja, melaikan harus
benar-benar terpadu. Tujuan dari perpaduannya sendiri adalah untuk melahirkan bentuk yang
sinergis dan menghasilkan sesuatu yang lebih berdaya guna tinggi. Tim antar disiplin yang bekerja
dalam suatu keterpaduan yang sengaja diciptakan biasanya disebut Skunk works; anggotanya diberi
keleluasaan yang besar , berdasarkan asumsi bahwa, dengan adanya keleluasaan itu , mereka mau
membina hubungan yang berani dengan anggota lainnya.
Sisntesia tidak selalu sempurna. Narasi bisa saja kontradiktif, atau dipaksakan sebagai contoh banyak
ditemukannya sintesis yang gagal memprediksi kemungkinan yang akan terjadi seklipun dengan
bangun teori yang sangat matang sebagai contoh teori domino yang mengatakab negara yang jatuh
akan menjadi komunis satu demi-satu ternyata salah, teri akanmenjadi kandas ketika berhadapan
dengan fakta yang sulit: komunisme adalah “tuhan yang gagal” dan bertentangan dengan prediksi
Karl Marx, hanya bertahan di negara-negara yang sedikit maju bukan yang banyak maju.
Dengan demikian tidak ada jaminan bahwa sesuatu yang didesain dengan mapan dalan sintesis antar
disiplin tidak akan gagal atau akan berjalan mulus sesuai rencana. Dari hasil penelitian yang
dilakukan memperlihatkan bahwa kegiatan itu biasanya didorong oleh salah satu dri tiga hal sebagai
berikut:
1. Suatu konsep baru yang kuat dan telah dikembangkan,dan konsep itu harus diuji
jangkauannya. Apa yang dipandang disruftif (membubarkan system lama) di satu sector
belum tentu sama dengan apa yang dianggap desruftif di sector lain)
2. Suatu fenomena yang penting telah muncul, dan agar bisa dipahami sepenuhnya,
pembentukan konteks dituntut. Jika ingin memahami teori relatifitas maka kita dituntut
untuk mengetahui dan mengenal sejarah sains dan berbagai perirtiwa yang terjadi di bidang-
bidang lain termasuk berbagai persoalan yang digeluti Einstein, sebagai petugas pate yang
memastikan kapan tepatnya suatu kereta tiba pada tepat tujuannya yang jauh.
3. Suatu masalah mendesak muncul, dan berbagai disiplin yang ada ternyata tidak mampu
memecahkan problem itu. Banyak masalah yang muncul dalam kehidupan dan memaksa
para peneliti untuk menerapkan berbagai disip,in dalam mengatasinya .
Artinya tak satupun dari upaya-upaya sintesis itu muncul tampa konteks, pada tiap kakus
selalu ada sasaran pendorong; pendirian awal yang diambil penyintesis. Kesuksesannya
bukan karena stategi yang dirancang melainkan titik keberangkatan yang sangat penting.
SISTESIS YANG MENJAJIKAN DAN TERLALU MENJANJIKAN
Dalam bahasan ini tidak ditemukan hal yang betul-betul pentilng dan bertalian dengan judul
paragraph, hanya berisi cerita dan pendapan pribadi penulis tentang suka dan tidak suka
terhadap suatu karya tulis atau sintesis dari beberapa tokoh lain. Tidak terlalu substansi dan
saya pikir sangat subyektif.
MENGAPA SISTESIS SUKAR TAPI BISA DILAKUKAN
Pikiran anak-anak dicirikan oleh dua corak yang sangat kuat namun saling bertentangan. Di
satu pihak anak-anak pra sekolah mudah mengenali ketrkaitan – bahkan mereka selamanya
mencari perbandingan. Pada dasarnya pikiran disusun bukan sebagai computer yang bisa
mengerjakan berbagai hal ; pikiran lebih tertata dalam serangkaian modul yang relative
berlainan dan setiap orang memiliki kecenderungan atau kesanggupan yang berbeda untuk
bermetafora dan memindahkan pelajaran dari satu bidang pelajaran kebidang pelajaran lain.
TANTANGAN EDUKASI
Bisakah orang mengembangkan pikiran terdisiplin dan pada saat yang sama terus
menyalakan potensi pemikiran sintesis? Sesungguhnya jumlah pengetahuan sistematis
tentang cara menanamkan pikiran menyintesis – dengan kata lain sistesis menyintesis –
tidak banyak. Benar jika orang mengatakan “ cara terbaiknya adalah memperkenalkan anak-
anak dengan orang-orang yang suka menyintesis, dan memberikan mereka umpan balik
yang rutin dan berguna.
MULTIPERSPEKTIFISME: LANGKAH TENGAH
Pendekatan multiperspektisme mengakui bahwa sudut pandang analitis bisa turut
menjelaskan suatu masalah. Meskipun penguasaan disipliner yang sempurna barangkali
mustahil dicapai, orang dari semua usia atau spealisasi bisa diharapkan untuk memahami
kesanggupan setiap sudut pandang untuk saling melengkapi. Disinilah diperlukan
multiperspectifisme. Prosesnya dimulai dari seorang siswa yang mendengarkan atau
memantau berbagai sudut pandang yang berbeda, berikutnya mereka mulai mengajukan
pertanyaan-pertanyaan dan kemudian memahami jawaban-jawaban yang meraka peroleh
dan akhirnya menyediakan jawanban-jawaban yang mungkinn dirancang. Yang pasti mereka
belum mampu menyintesis jawaban sendiri tertapi mereka jauh lebih matang dalam
mengadopsi sudut pandang yang berbeda dan lebih siap dalam memadukan atau
menyintesis pendapat para tokoh yang meraka yakini kebenarannya.
MENYINTESIS BERBAGAI PENGETAHUAN?
Manakala ilmu pengetahuan bergerak dengan cepat dan manusia tidak lagi mampu untuk
menguasai secara menyeluruh perrkembangan ilmu pengetahuan maka yang terjadi adalah
prosses spesialisasi terhadap disiplin ilmu tidak bisa dihindari. Terdapat dua solusi utama ,
yaituu pelatihan sekelompok orang yang terlibat dalam kelompok antar disiplipliner
kemuadian yang ke dua adalah penciptaan program-program yang khusus diarahkan bagi
orang tertentu yang berbakat dibidangnya.
B A B 4PIKIRAN MENCIPTA
Dalam perkembangan masyarakat modern yang berdifat globalistik pikiran kreatifitas sangat
dibutuhkan dan diharapkan, hal tersebut berbeda dengan masyarakat masa lalu yang belum
bisa mengahargai adanya inovasi dari para peneliti yang menemukan terobosan-torebosan
baru sebagaimana Galileo-Galilei yang menghadapi ancaman dan hukukuman dari raja
karena teori tentang pusat semesta “heliosentris” nya bertentangan dengan Al-kitab yang
mengatakan pusat alam semesta adalah bumu atau geosentris dan banyak lagi tokoh lain
yang bernasib sama dan bahkan tidak jarang berhadapan denga tiang gantungan seperti
Giordano Bruno dan Vincent van Gogh yang mati bunuh diri lantaran tidak mempu
mengahdapi cercaan. Mereka baru saja mendapatkan penghargaan karena kemampuan
pikiran menciptanya setelah meninggal dunia.
KREATIFITAS DIKONSEP ULANG
Dipandang secara luas, penciptaan adalah bagian tak terpisahkan dari keberadaan dunia,
meskipun keterangan – keterangan yang ada dalam banyak informasi kitab suci tidak bisa
diterjrmahkan secara harfiyah karena memang bahasa yang dipakai bukan bahasa ilmiah.
Tetapi kita tahu bahwa semua yang berada dalam dunia ini berbeda antara satu dan lainnya
tetapi kita percaya bahwa ada pencita dari semua yang ada dengan lain kata “alam tidak
muncul dengan sendirinya” pun juga kita percaya bahwa manusia mampu menciptakan
sesuatu yang luar biasa oleh karena disentuh oleh ilham misterius. Banyak pendapat seputar
kreatifitas dari berbagai sudut pandang, baik secara psikologi, social, bahkan ekonomi, tetapi
masing-masing asumsi memiki sudut pandang yang berbada namun yang terpenting
menurut psikolog Mihaly Csikszentmihalyi, kesadaran bahwa kreatifitas bukanlah
pencapaian satu orang atau bahkan sekelompok orang, kreatifitas adakalanya muncul akibat
interaksi tiga unsure yang masing masing berdiri sendiri sebagai berikut:
1. Individu, yang menguasai suatu disiplin atau bidang dan secara konsisten
menghasilkan variasi dalam bidang tertentu.
2. Wilayah kultur tempat individu itu bekerja, dengan berbagai model, prosedur dan
larangannya.
3. Lapangan social-individu dan lembaga yang menyediakan akses terhadap
pengalaman edukatif terkait dengan kesempatan untuk praktik.
DARI UJIAN KE KARAKTER
Tentu saja creator yang berambisi membutuhkan berlimpah kecerdasan , keterampilan, dan disiplin
yang ketat. Creator menonjol dalam hal temperament, kepribadian dan pendirian, mereka tidak
pernah puas dengan karya yang sekarang, jawaban yang sekarang, mereka pergi kearah yang belum
pernah dituju dan senang atau setidaknya menerima bahwa dirinya berbeda dengan yang lain .
ketika suatu keanehan muncul , ia tidak melarikan diri dari masalah yang tak diharapkan itu: malah ia
ingin memehami hal itu dan ingin menentukan apakah hal itu adalah suatu kesalahan kecil,
kebetualan yang tidak akan terulang lagi, atau kebenaran penting yang belum pernah diketahui. Ia
bermental baja dan tangguh. Ada banyak alasan mengapa creator terkenal membenci atau berhenti
sekolah – mereka tidak suka ikut-ikutan orang lain. Kita semua gagal dan – karena mereka berani
dan berambisi – creator paling sering gagal dan bahkan drastic. Hanya yang mau bangun dan
mencoba lagi yang kemungkinan akan memperoleh pencapaian kreatif. Dan meskipun mereka telah
menerima pencapaiannya biasanya creator tidak pernah berhenti, berpuas diri ; sebaliknya ia terus
bergerak ke jalur yang baru dan belum pernah teruji, siap sepenuhnya menghadapi kegagalan
berulang kali demi membuat sasaran yang baru dan berbeda meskipun menuai sakit hati.
MENDIDIK KREATOR SEGALA USIA
Anak-anak bisanya hanya tertarik kepada beragam fenomena, pengalaman , topic, dan pertanyaan ;
meraka terus-menerus menjelajah, bahkan ketika tidak ada dorongan moril maupun imbalan
material. Jarang ada adak yang tidak mau diajak bertamasya; keceriaan, rasa penesaran, dan daya
imajinasi mereka begitu nyata terlihat. Pikiran anak lima tahun boleh dikatakan sebagai puncak dari
kreatifitas. Tetapi bagaimana mengarahkan anak dalam menjaga dan menumbuhkan kreatifitasnya
perlu diperhatikan. Maka, suatu rumus genetic bisa digunakan untuk menumbuhkan pikiran kreatif
dan mencipta pada decade awal dan pada masa pertengahan kanak-kanak orang tua harus
memastikan bahwa anak mereka mengejar hobi atau kegiatan yang tidak menampilkan jawaban
yang benar.
KREATIFITAS OLEH KELOMPOK BESAR DAN KECIL
Kreatifitas kelompok baik besar maupun kecil seringkali menentukan terhadap perkembangan suatu
kelompok, suatu contoh dalam sebuah pemilihan terkadang seseorang mampu memberikan
pandangan yang sangat bijaksana dan arif terhadap seorang calon yang akan berkompetisi dalam
pemilihan, tetapi pada gilirannya suara kelompoklah yang menentukan apakah calon tersebut
terpilih atau tidak. Baberapa masalah memang sebaiknya harus ditangani oleh beberapa orang yang
tergabung dalam suatu kelompok dimana mereka menganal betul satu sama lainnya dan
bekerjasama secara rutin dalam waktu yang lama.
KREATIFITAS YANG KEBABLASAN
Suatu ketika tentu saja muncul sebuah kreatifitas yang palsu – yang didasarkan pada perkiraan
keliru, harapan dan bukannya data, dan kriminalitas gaya lama yang buruk. Hal ini terjadi akibat
adanya manipulasi data dan fakta yang memang sengaja demi tercapainya sebuah popularitas dari
beberapa orang yang dianggap ahli dalam bidang tertentu dan segera saja direspon oleh banyak
kalangan dengan pemberitaan yang berlebih. Sebenarnya tidak terjadi apapun kecuali sesuatu yang
bersifat hampa.
MENCIPTA DAN MENYINTESIS
Ada beberapa kesamaan antara pikiran mencipta dan menyintesis; keduanya membutuhkan dasar
pendidikan dan disiplin, mendapat manfaat dari penyediaan contoh majemuk, teladan majemuk dan
representasi majemuk dari topic yang sama. Sesungguhnya tidak ada perpedaan yang oemcolok
antara keduanya, beberapa kreasi terbaik muncul dari upaya sintesis dan khususnya bagi para pakar
yang sedang dilatih atau para cendikiawan di ujung karier aktif mereka, sintesia boleh jadi
merupakan pencapaian yang sangat kreatif.
TIGA WUJUD KREATIFITAS DI MASA DEPAN
Neoroteknologi, genoteknologi dan teknologi silicon bernilai nitral sementara banyak sekali
kreatifitas di masa sekarang yang bersifat merusak dan berbahaya bagi kelangsungan hidup umat
manusia, kemajuan zaman baru memperingatkan potensi merusak dari nanoteknologi, rekayasa
genetika dan robotika. Yang dibutuhka dewasa ini adalah sejumlah besar kreatifitas yang bermanfaat
bagi kelangsungan hidup manusia – terutama dalam cara kita menjalankan hubungan pribadi dengan
orang lain, melaksanakan pekerjaan kita yang memenuhi tanggungjawab kita sebagai warga negara .
B A B 5PIKIRAN MERESPEK
ASAL USUL MANIK-MANIK
Peradaban manusia sudah berkembang sejak ribuan tahun yang lalu, jejak kebudayaan yang
dikembangkan oleh peradaban awal masih bisa ditemukan hingga saat ini dan bisa diidentifikasi
dengan pengetahuan dan perkembangan teknologi. Manic-manik banyak digunakan sebagai symbol
dalam status social dan upacara-upacara adat dan banyak lagi lainnya namun yang jelas bahwa
penerapan tanda yang membedakan satu kelompok dengan kelompok lainnya merupakan ciri yang
penting dan langgeng. Manusia memiliki kecenderungan yang fanatic untuk menciptakan kelompok,
menyediakan tanda-tanda khas untuk kelompok tersebut dan memasang sikap yang positif atau
bermusuhan dengankelompok lain. Hubungan berkisar antara persahabatan yang langgenga atau
permusuhan sampai mati.
BERBAGAI PENJELASAN ANTAR HUBUNGAN KELOMPOK
Wawasan dari sosiobiologi dan psikologi evololusioner memang benar. Tak diragukan lagi manusia
memiliki kecenderungan untuk menentukan kelompok-kelompok , menyamakan diri dengan
menghargai para anggota kelompok mereka serta memperlihatkan sikap berhati-hati bahkan
antagonisasi pada kelompok lain.
ERA SEKARANG BERBEDA
Dengan adanya perkembangan teknologi pemusnah missal yang semakin canggih maka tapakl batas
kehidupan manusia seolah tidak jelas lagi, perang dan pemusnahan peradaban bisa terjadi kapan
saja, senjata nuklir, kimia dan biologi akan sanggup untuk melaksanakan tugas tersebut – dan
sanggup m,embuat bumi ini takj berpenghuni. Istilah genusitas mungkin sama tuanya dengan
peradaban manusia pun juga sama barunya ketika kita mendengar istilah itu. Manusia yang
cenderung berkonflik tampaknya tidak akan mudah untuk mewujudkan ide perdamaian dunia.
Melarang perang dan persenjataan merupakan ide luhur tetapi sama tidak masuk akalnya dengan
memasukkan kepala ke lubang jarum, manusia dididik untuk saling mencurigai dan mengintip
apapun yang dianggap mengancam keberlangsungan hidup orang lain. Satu-satunya solusi yang bisa
diterima akal sehat adalah lewat pendidikan, dalam arti luas.
SAAT- SAAT PENTING DALAM PERTUMBUHAN
Pada dasarnya anak sudah bisa merespon hal-hal yang berada di sekitar lingkungan tempat
tinggalnya seperti berempati kepada orang lain, bisa juga bandel dan kemampuan membedakan
kelompok dalam hal warna kulit, jenis kelamin, bahasa, gaya berpakaian, tempat tinggal, suku dan
etnik. Anak-anak lebih cepat merespon ketika label positif dkenakan kepada kelompok yang mereka
respek dan label negative kepada kelompok yang mereka benci.
KEUNTUNGAN BERSIKAP RESPEK
Seseorang bisa memperoleh pendidikan sains, matematika, dan teknik yang sangat bagus dalam
lingkungan yang sangat tidak toleran. Situasi itulah yang seringkali muncul dalam rezim oilitik
totaliter. Jika orang ingin membesarkan individu dalam berbedaan kelompok, beban utamanya harus
dipikul oleh pendidikan sains social, sains humanioran, serta seni dan sastra. Hal tersebut penting
untuk membahas langsung keuntungan respek, kerugian respek, dan kerugian yang jauh lebih besar
lagi akibat bersikap tidak respek dalam jangka panjang.
RESPEK MELAWAN TANTANGAN
Respek bisa ditumbuhkan dalam banyak cara. Orang yang cenderung filosofis mendekati bidang ini
lewat diskusi moral, etika, hak asasi manusia dan kewajiban. Hasil bagus dari pendekatan itu adalah
pandangan bahwa semua manusia adalah bagian dari satu komunitas tunggal. Ada yang
berinteraksi melalui pengalaman, orang yang semacam itu suka bermain, bekerja dan melakukan
kegiatan sukarela bersama beragam individu. Tidak ada satu rumus yang bisa diandalkan untuk
menghasilkan individu-individu yang merespek orang lain. Guna mengatasi kebencian, persaingan
dan beban sejarah ssangat penting untuk mencari persamaan , bagi orang-orang yang mendiami
negeri yang sama terdapat kemungkinan bahwa mereka bisa dipersatukan oleh pengalaman yang
sama atau rasa cinta yang sama atau aspirasi masa depan yang sama.
B A B 6PIKIRAN ETIS
Dalam dunia seperti apa kita ingin hidup jika kita tidak mengetahui di muka keadaan kita maupun
sumber daya kita. Jika kita mencari tujuan yang lebih luas daripada kepentingan kita sendiri, sesuatu
yang mungkin kita melihat bahwa kehidupan kita memiliki makna yang melampaui kesadaran kita
sendiri, salah satu soliusinya adalah dengan mengambil sudut pandang etis, yang menuntut kita
mengubah sudut pandang pribadi menjadi menjadi sudut pandang penonton yang tidak memihak.
Maka, memandang secara etis merupakan cara untuk mengungguli kepentingan kita sendiri dan
menyelaraskan kita dengan sudut pandang yang paling objektif yaitu sudut pandang alam semesta.
B A B 7KESIMPULAN
1. PIKIRAN TERDISIPLIN
Menggunakan cara-cara berfikir dengan berbagai disiplin akademis utama (sejarah,
matematika, sains, seni, dan sebagainya) dan berbagai frofesi utama ( hukum, kedokteran,
manajement, keuangan, serta seni dan keterampilan); mampu mengarahkan diri dengan
rajin, melakukan perbaikan terus menerus, dan melanjutkan pendidikan hingga melampui
pendidikan formal.
2. PIKIRAN MENYINTESIS
Memilih informasi krusial dari kelimpahan yang tersedia; merangkai informasi itu
sedemikian rupa sehingga mudah dimengerti diri sendiri dan orang lain.
3. PIKIRAN MENCIPTA
Keluar dari pengetahuan dan sintesis guna mengajukan pertanyaan baru, menawarkan solusi
baru, menghasilkan karya yang melebarkan jangkauan aliran yang ada atau merancang aliran
baru; penciptaan di dasarkan ata disiplin yang mapan dan menuntut adanya lapangan yang
terinformasi sehingga bisa menilai mutu dan keberterimaannya.
4. PIKIRAN MERESPEK
Memberikan tanggapan yang bersimpati dan konstruktif terhadap berbagai perbedaan
antara individu dan antar kelompok; berupaya memahami dan bekerja sama dengan orang-
orang yang berbeda; menjangkau lebih dari sekedar toleransi dan ketepatan politik.
5. PIKIRAN ETIS
Mengonsepkan corak-corak krusial dari peran seseorang di tempat kerja dan peran
seseorang sebagai warga dan bertindak konsisten denga apa yang dikonsepkan itu; berupaya
menjalankan pekerjaan yang baik dan kewargaan yang baik.
PENGEMBANGAN ASPEK-ASPEK FIVE MINDS DALAM PEMBELAJARAN
BAHASA INGGRIS
1. Pikiran terdisiplin (disciplined mind)
Telah menguasai setidaknya satu cara berfikir – suatu prilaku yang mencirikan disiplin ilmu,
keterampilan atau profesi tertentu, tanpa menguasai pikiran terdisiplin maka seseorang
hanya akan mengikuti keinginan orang lain.
Dalam mempelajari bahasa inggris dibutuhkan pikiran terdisiplin untuk memetapkan tujuan
dan tidak terpengaruh oleh lingkungan maupun orang lain, terkadang ada perasaan malu
untuk menggunakan bahasa Inggris dalam kehidupan sehari-hari dalam kondisi dimana
lingkungan yang tidak akrab dengan bahasa asing kecuali bahasa ibu ataupun bahasa
nasional (gunakan bahasa Inggris dalam berkomunikasi dengan sesama pembelajar setiap
hari) sebagaiamana ketika kita berada dalam situasi internasional maka suka atau tidak kita
harus menggunakan bahasa inggris sebagai bahasa pergaulan. Kadangkala disiplin itu bisa
ditumbuhkan dalam keterpaksaan!
2. Pikiran menyintesis (synthesizing mind)
Mengambil informasi dari berbagai sumber, memahami dan mengevaluasi secara objektif
dan menyatukan dengan cara yang masuk akal bagi diri sendiri dan bagi orang lain.
Tidak mungkin untuk menguasai bahasa Inggris dengan baik apabila tidak mencari informasi
dari berbagai sumber dan memahami serta mengevaluasi secara obyektif, misalnya dengan
mencari buku-buku pendukung yang baik dan relevan kemudian disintesis dalam
pemahaman yang masuk akal untuk diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. Dalam
belajar pemikiaran menyintesis merupakan syarat yang tidak bisa dihindari karena pola dan
struktur bangun sebuah bahasa tentu tidak sama antara satu dan lainnya oleh karenanya
menyintesisis dibutuhkan untuk mengadopsi dan menjaring berbagai informasi pengetahuan
yang akan digunakan.
3. Pikiran mencipta (creating mind)
Memanfaatkan disiplin dan sisntesis, menghasilkan hal-hal baru dan memerlukan ide-ide
baru, mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang tak terduga. Pikiran ini selalu menghendaki
kemajuan selangkah lebih maju dari computer tercanggih sekalipun. Selalu ada keinginan
untuk lebih maju dalam belajar bahasa inggris sehingga tingkat pencapaian yang sudah
diperolehnya tidak berhenti di tempat melainkan berkembang dan dari waktu kewaktu
setahap demi setahap.
4. Pikiran merespek ( respectful mind)
Berupaya untuk memahami individu dan kelompok lain serta berupaya bekerjasama secara
efektif dalam tatanan saling menghormati antara satu dengan lainnya. Dalama belajar
bahasa atau belajar apapaun tentu tingkat pencapaian dalam pemahamannya tidak sama
antara individu yang satu dan lainnya sehingga perlu dilakukan kerjasama yang efektif guna
saling menimba pegetahuan, saling menghormati sebagai bentuk penghargaan terhadap
sesama dan tidak terlalu pribadi atau untuk kepentingan diri sendiri.
5. Pikiran etis (ethical mind)
Pikiran ini mengonsepkan bagaimana pekerja bisa mengejar tujuan yang berada di luar
kepentingan pribadinya dan bekerja untuk kemajuan bersama. Hampir sama dengan
merespek hanya saja pikiran etis ini lebih mengarah kepada konsep mengejar tujuan yang
ingin dicapai misalnya dengan membuat suatu organisasi belajar atau kerja kelompok,
kursus-kursus dan lain sebagainya. Hal ini akan lebih efektif dalam pencapaian tujuan dari
pada tidak ada pengorganisasiannya.
FIVE MINDS FOR THE FUTUREHOWARD GARDNER
Tugas Matakuliah Educational Foundations
Oleh:
Amir Hamzah
UNIVERSITAS NEGERI MALANG
PROGRAM PASCA SARJANA
PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
MEI 2009