4. Analisis Aktivitas Pendanaan

Post on 12-Oct-2015

114 views 9 download

Transcript of 4. Analisis Aktivitas Pendanaan

Analisis Informasi KeuanganSAP 4Analisis Aktifitas Pendanaan

Oleh:Kelompok 6K. Dwiyani Pratistha (1006305088)

PROGRAM REGULERFE UNUD2012 / 20131. Kewajiban Lancar dan Jangka PanjangKewajiban lancar (jangka pendek) merupakan kewajiban yang pelunasannya menggunakan aktiva lancar atau munculnya kewajiban lancarlainnya. Periode yang diharapkan untuk menyelesaikan kewajiban adalah mana yang lebih panjang satu tahun dan satu siklus perusahaan. Terdapat dua jenis kewajiban lancar. Jenis pertama timbul dari aktivita operasi, meliputi utangpajak, pendapatan diterima di muka, uang muka , piutang usha, dan akrual beban operasi lainnya. Jenis kedua kewajiban lancar timbul dari aktivitas pendanaan, meliputi pinjaman jangka pendek dan bagian utang jangka panjangjatuh tempo dalam jangka waktu satu tahun dan utang bunga.Kewajiban tak lancar (jangka panjang) merupakan kewajiban yang tidakjatuh tempo dalam jangka waktu satu tahun atau satu siklus operasi, mana yang lebih panjang. Kewajiban ini meliputi pinjaman, obligasi, utang, dan wesel bayar.Kewajiban tak lancar beragam bentuknya, dan penilaian serta pengukurannya memerlukan pengungkapan atas seluruh batasan dan ketentuan. Pengungkapan meliputi tingkat bunga, tanggal jatuh tempo, hak konversi, fitur penarikan, dan provisi sub-ordinasi.

2. Leasing Sewa guna usaha (lease) merupakan perjanjian kontraktual antara pemilik (lessor) dan penyewa (lessee). Perjanjian tersebut memberikan hak pada lesse untuk menggunakan aktiva yang dimiliki oleh lessor, selama masa sewa guna usaha. Sebagai imbalannya, lesse membayar sewa yang disebut pembayaran sewa guna usaha minimum. Perjanjian mewajibkan lesse membayar selama periode yang ditentukan. Sewa guna usaha meningkat frekuensi maupun besarannya. Sewa guna usaha merupakan bentuk pendanaan utama dalam usaha ritel, penerbangan , dan kereta api.

Klasifikasi dan Pelaporan sewa guna usahaLesse mengklasifikasikan dan mencatat sewa guna usaha sebagai capitallease jika pada saat terjadinya, transaksi tersebut memenuhi minimal satu dari empat kriteria sebagai berikut:a. Terdapat transfer kepemilikan aktiva kepada lesse pada akhir masa sewaguna usaha.b. Terdapat opsi untuk membeli aktiva pada harga murah.c. Masa sewa guna guna usaha 75% / lebih dari estimasi umur ekonomis aktiva.d. Nilai sekarang sewa pembayaran sewa dan pembayaran sewa guna usaham inimum lainnya sebesar 90% / lebih dari nilai wajar aktiva dikurangi dengankredit pajak investasi yang ditahan oleh lessor.e. Sewa guna usaha dapat diklasifikasikan sebagai operating lease bila tidaksatu pun criteria tersebut terpenuhi.Analisis Sewa Guna UsahaDampak operating leaseDampak pada laporan keuangan ini adalah :1. Operating lease menyajikan kewajiban lebih rendah dari seharusnya dengantidak menyajikan pendanaan sewa guna usaha dalam neraca.2. Operating lease menyediakan aktiva lebih rendah dari seharusnya.3. Operating lease menunda pengakuan beban disbanding dengan capital lease.4. Operating lease menyajikan kewajiban lancar lebih rendah dari seharusnyadengan tidak menyajikan porsi pembayaran pokok yang jatuh tempo dalamwaktu satu tahun dalam neraca.5. Operating lease memasukkan bunga dalam beban sewa.Karena klasifikasi sewa guna usaha berdampak pada laporan keuangan danrasio , analisis harus membuat penyesuaian terhadap laporan keuangan sebelummelakukan analisis. Banyak analis mengonversi seluruh operating lease menjadi capital lease. Analisis yang lain lebih efektif.Konversi Operating Lease menjadi Capital leaseUntuk perusahaan yang melaporkan capital lease maupun operating lease, kita dapat memperkirakan tingkat bunga implicit untuk capital lease dan mengasumsikan tingkat bunga yang sama untuk operating lease. Terdapat dua masalah saat mencari tingkat bunga dari capital lease. Pertama,tidaklah mungkin untuk menggunakan cara ini untuk perusahaan yang tidak melaporkan rincian capital lease. Masalah kedua timbul jika tingkat bunga capitallease dan operating berbeda saat tanggal bunga berbeda.

3. Capital StockPelaporan Modal SahamSumber kenaikan modal saham yang beredar : Penerbitan modal saham Konversi utang dan saham preferen Penerbitan deviden saham dan pemecahan saham (stock split) Penerbitan saham dalam akuisisi dan merger Penerbian untuk opsi saham dan waranSedangkan penurunan modal saham yang beredar : Pambelian dan penghentian saham Pembelian kembali saham Pemecahan saham terbaik (reverse stock split)Modal disetor (contributed or oain-in capital) merupakan total pendanaan yang diterima dari pemegang saham sebagai pembayaran modal saham. Saham diperoleh kembali (treasury stock atau buyback) merupakan saham perusahaan yang dibeli kembali setelah sebelumnya diterbitkan dan dibayarkan penuh.Klasifikasi Modal SahamModal saham merupakan saham yang diterbitkan kepada pemegang ekuitas sebagai pembayaran asset dan jasa. Terdapat 2 jenis saham yaitu saham preferen dan saham biasa. Saham preferen merupakan kelompok khusus saham yang memiliki fitur yang tidak dimiliki oleh saham biasa. Ciri ciri umum saham preferen meliputi : Prioritas atau distribusi dividen, termasuk hak partisipasi dan deviden kumulatif Prioritas atas likuidasi Dapat dikonversi (ditarik) menjadi saham biasa Tidak memiliki hak suara, yang dapa berubah karena perubahan hal hal seperti deviden yang tidak dibayarkan Harga pembelian kembali, biasanya untuk melindungi pemegang saham preferen dari pembelian kemabli yang terlalu awal (harga pembelian kembali premium sering kali makin menurun)Walaupun pemegang saham preferen memiliki prioritas terlebih dahulu dibandingkan dengan pemegang saham biasa, hak pemegang saham preferen atas deviden biasanya tetap. Namun demikian, hak deviden tersebut dapat bersifat kumulatif, yaitu deviden saham preferen tahun tahun lalu yang terutang harus dibayarkan sebelum deviden dibagikan kepada pemegang saham biasa. Saham biasa merupakan kelompok saham yang mencerminkan hak kepemilikan serta memiliki resiko tinggi dan pengembalian tinggi atas kinerja perusahaan. Saham biasa mencerminkan bunga sisa (residual interest) tidak diprioritaskan namun mendapatkan laba bersih sisa dan menyerap rugi bersih. Saham biasa dapat memiliki nilai nominal, jka tidak, biasanya memiliki nilai yang ditetapkan (stated value). Nilai nominal sahma biasa merupakan masalah legal dan bersifat hsitoris, biasanya tidak penting bagi analisis laporan keuangan modern.Analisis Modal SahamAkun akun dalam ekuitas pemegang saham umumnya tidak mempengaruhi penentuan laba, sehingga tidak banyak memengaruhi analisis laba. Informasi yang lebih relevan bagi analisi adalah komposisi pos modal dan pemabtasan pembatasan yang berlaku. Komposisi ekuitas penting karena dapat mempengaruhi hak sisa atas saham biasa, serta hak, resiko, dan pengembalian bagi investor ekuitas. Hak tersebut meliputi hak partisipasi deviden, hak konversi, serta berbagai opsi dan konsisi yang mencerminkan sekuritas yang kompleks yang sering kali diterbitkan karena kesepakatan merger, sebagian besar merupakan ekuitas yang memiliki dampak ilusi. Perubahan tersebut penting untuk disusun ulang dan dijelaskan dalam akun modal.

4. Retained EarningSaldo laba merupakan modal yang dihasilkan sebuah perusahaan. Akun saldo laba mencerminkan akumulasi laba atau rugi yang tidak dibagikan sejak berdirinya perusahaan. Akun ini berlawanan dengan modal saham dan tambahan modal disetor yang berasal dari setoran modal pemegang saham. Saldo laba merupakan sumber utama distribusi deviden. Walaupun beberapa negara memperbolehkan distribusi dari tambahan modal disetor, distribusi tersebut mencerminkan distribusi modal bukan distribusi laba.Deviden Tunai dan Deviden SahamDeviden Tunai (cash devidend) merupakan distribusi kas kepada pemegang saham. Deviden ini merupakan jenis deviden yang paling umum dan saat diumumkan menjadi kewajiban bagi perusahaan. Jenis deviden yang lain adalah deviden non tunai, atau deviden property. Deviden ini terutang dalam bentuk asset perusahaan, dalam bentuk barang, atau dalambentuk saham perusahaan lain. Deviden tersebut dinilai pada nilai pasar yang didistribusikan.Deviden saham (stock dividend) adalah distribusi saham perusahaan itu sendiri kepada pemegang saham secara proporsional. Deviden ini mencerminkan kapitalisasi laba secara permanen. Pemegang saham menerima tambahan saham sebagai penghalihan saldo laba ke akun modal. Akuntansi bagi deviden saham kecil dan deviden saham sederhana umumnya lebih kecil dari 20% sampai 25% saham beredar, mensyaratkan penilaian deviden saham pada nilai pasar pada tanggal pengumuman. Deviden saham besar biasanya lebih dari 25% saham beredar, dinilai pada nilai nominal saham yang diterbitkan.Pembatasan Saldo LabaSaldo laba dapat dibatasi pada pembayaran deviden sebagai akibat kontrak perjanjian, seperti perjanjian pinjaman, atau melalui tindakan dari dewan direksi. Pembatasan atau persyaratan saldo laba merupakan pembatasan atau ketentuan saldo laba sejumlah tertentu. Pembatasan penting meliputi pembatsan distribusi deviden. Ketentuan obligasi dan kesepakatan pinjaman merupakan sumber utama pembatasa tersebut. Apropriasi saldo laba merupakan reklasifikasi saldo laba untuk tujuan tertentu. Pembatasan ini sama sekali bukan peyisihan kas, melainkan hanya ditujukan sebagai peringatan bagi investor bahwa pembayaran deviden dimasa depan bagaimanapun juga akan dibatasi.1