Post on 08-Dec-2020
32
33
DAFTAR ISI
34
Kata Pengantar .......................................................................................................................... i
Daftar Isi .................................................................................................................................... ii
Ikhtisar Eksekutif ..................................................................................................................... v
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ..................................................................................................... 1
B. Struktur Organisasi ....................................................................................................... 2
C. Tugas Pokok, Fungsi, dan Wewenang Organisasi ......................................................... 2
D. Sarana dan Prasarana ................................................................................................ 20
E. Isu Strategis/ Permasalahan Perangkat Daerah .................................................. 26
F. Sistematika Penyajian ................................................................................................ 30
BAB II PERENCANAAN KINERJA
A. Rencana Strategis ....................................................................................................... 32
B. Tujuan dan Sasaran ……………………………………………………………………………………….. 34
C. Indikator Kinerja Utama ………………………………………………………………………………… 37
D. Perjanjian Kinerja Tahun 2018 .................................................................................. 37
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA
A. Capaian Kinerja Organisasi .......................................................................................... 43
B. Analilis Capaian Kinerja ........................................................................................ 71
C. Pengukuran Capaian Kinerja …………………………………………………………………………… 61
D. Analisis Capaian Kinerja ………………………………………………………………………………….. 62
E. Analisis atas efisiensi Penggunaan Sumber Daya ...................................................... 64
BAB IV PENUTUP
A. Penutup …………………………………………………………………………………………………………… 65
LAMPIRAN:
1. Indikator Kinerja Utama Tahun 2019
2. Rencana Aksi Tahun 2019
3. Rencana Kinerja Tahunan Tahun 2019
4. Perjanjian Kinerja Tahun 2019
5. Capaian Kinerja Triwulan I, II, III, dan IV
6. Rencana Aksi Tahun 2020
7. Rencana Kinerja Tahunan Tahun 2020
KATA PENGANTAR
Puji Syukur hanya kepada Allah tuhan Yang Maha Esa atas segala nikmat,
ketentuan dan kesehatan yang diberikan kepada kita sekalian, sehingga penyusunan
35
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP/LKjIP) Dinas Perindustrian
Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun 2019 dapat diselesaikan dengan baik.
Laporan ini disusun dengan tujuan sebagai bentuk pertanggungjawaban dari
upaya-upaya yang telah dilakukan dalam rangka mewujudkan pembangunan industri
yang diindikasikan dengan pertumbuhan industry dimana indikatornya adalah 1).
Peningkatan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) pada sektor industri, 2).
Pertumbuhan Industri kecil ke Industri menengah dan 3). Pertumbuhan industri.
Disadari bahwa, LAKIP/LKjIP ini masih jauh dari kata sempurna, namun
diharapkan dapat memenuhi standar pelaporan yaitu sebagai bahan evaluasi dan
informasi. Laporan ini kedepan merupakan bahan awal dalam penyusunan kebijakan
pembangunan di bidang industry di masa mendatang.
Kepada semua pihak yang telah memberikan masukan, saran dan sumbangsih ide
dan pikiran dalam penyusunan LAKIP/LKjIP ini disampaikan terimakasih.
Mataram, 2020
Kepala Dinas Perindustrian
Provinsi Nusa Tenggara Barat
NURYANTI,SE.,ME NIP. 197601041999022002
IKHTISAR EKSEKUTIF
Akuntabilitas merupakan salah satu komponen dari prinsip “Good Governance“
yang merupakan persyaratan bagi setiap unit kerja pemerintahan dalam upaya
mewujudkan visi NTB Gemilang. Sejalan dengan itu, penyusunan LAKIP
DinasPerindustrian tahun 2019 dimaksudkan untuk melaporkan secara transparan
penggunaan seluruh sumber daya yang menjadi kewenangan Kepala
DinasPerindustriankepada semua pihak yang berkepentingan.
36
Industrialisasidalam RPJMD Provinsi NTB tahun 2019 – 2023 merupakan
program strategis yang sangat digaungkan mampu mengungkit perekonomian NTB.
Berbagai upaya dilakukan untuk mewujudkan industrialisasi tersebut. Industrialisasi
yang dimaksud dalam misi RPJMD adalah adanya olahan dari produk unggulan NTB,
dengan kata lain bahan baku menjadi barang setengah jadi dan menjadi barang jadi.
Untuk mencapai tujuan Industrialisasi Gemilang Dinas Perindustrian diberikan
amanat untuk pencapaian indicator pembangunan yaitu pertumbuhan industri.
Dimana pertumbuhan industridi ukur dengan.
1. Pertambahan Nilai PDRB Sektor Industri.
2. Meningkatnya Industri Kecil ke Industri Menengah.
3. Pertumbuhan Industri.
PadalaporanakuntabilitasKinerjainipencapaiantahun 2019
Ketigaindikatortersebutbelumbisadilaporakandikarenakanbeberapahalyaitu :
1. Pertambahan nilai PDRB sektor industri dihitung dan rilis oleh Badan Pusat
Statistik (BPS), hingga laporan ini disusun belum ada rilis resmi yang
dikeluarkan BPS Provinsi NTB sehingga Dinas Perindustrian belum
melaporkan capaian dimaksud.
2. Pertumbuhan dan peningkatan industri juga belum dapat dilaporan pada
laporan Lakip, mengingat data – data IKM dari kabupaten/kota belum
selesai dan belum dilaksanakan verifikasi data dimaksud.
Capaianrealisasi program kegiatanadalahberupaproduk IKM permesinan yang
telahuji repot sebanyak 19 unit mesindan lulus ujisebanyak 18 mesin,
haltersebutmenjadisyaratuntukuji SNI danmasuk e-
Katalog.SedangusulanHAKiMerekterealisasi 89 produkdari 100 produk yang
telahditargetkan, Sertifikat halal dari 100 produkterealisasi 100
produksamahalnyadengansertifikasi SNI ProdukOlahandari target 5 terealisasi 5
produk.
37
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Provinsi Nusa tenggara
barat Tahun 2019, Industrialisasi masih menjadi program unggulan yang
diyakini dapat menurunkan angka kemiskinan di Nusa Tenggara Barat.
Industrialisasi yang dimaksud dalam program unggulan tersebut bukanlah
industri skala besar yang mengharuskan berdirinya pabrik-pabrik besar di NTB.
Industri yang dimaksud disini adalah kegiatan ekonomi yang mengolah bahan
mentah, bahan baku, barang setengah jadi atau barang jadi menjadi barang
yang bermutu tinggi dalam penggunaannya, termasuk kegiatan rancang
38
bangun dan perekayasaan industri. Dengan demikian, industri merupakan
bagian dari proses produksi. Bahan-bahan industri diambil secara langsung
maupun tidak langsung, kemudian diolah, sehingga menghasilkan barang yang
bernilai lebih bagi masyarakat. Kegiatan proses produksi dalam industri itu
disebut dengan perindustrian. Dengan kata lain bahwa barang baku yang ada
harus terlebih dahulu memberikan nilai tambah sebelum dipasarkan.
Industri di Provinsi Nusa Tenggara Barat menjadi sektor yang semakin
strategis melalui kebijakan yang telah dicanangkan oleh Gubernur dan Wakil
Gubernur Periode Tahun 2019-2023, Dr. H. Zulkieflimansyah dan Dr. Hj. Sitti
Rohmi Djalilah. Hal ini diperkuat dengan dokumen Rencana Pembangunan
Jangka Menengah (RPJMD) Provinsi NTB dimana semua Organisasi Perangkat
Daerah (OPD) untuk bekerjasama guna mewujudkan industrialisasi di NTB.
Peluang industrialisasi di NTB begitu besar sehingga harus mampu
dimanfaatkan oleh masyarakat NTB guna memberikan peningkatan ekonomi
dan kesejahteraan. Bahan baku produksi pertanian begitu melimpah namun
belum bnyak dimanfaatkan dalam skala industrI sehingga perlu sentuhan
Sumberdaya Manusia yang kreatif. Hal tersebut merupakan tantangan yang
sangat besar bagi Industri Kecil dan Menengah di bawah binaan Dinas
Perindustrian Provinsi NTB untuk semakin menunjukkan posisinya, baik dalam
pengolahan pangan, sandang, maupun kerajinan, terlebih lagi NTB di tahun
2021 akan dikunjungi wisatawan dari berbagai belahan dunia dengan adanya
event Moto GP yang pertama kali di Indonesia.
B. Struktur Organisasi
Dalam penyelenggaraan tugas pokok dan fungsi, Dinas Perindustrian dipimpin
oleh seorang Kepala Dinas dibantu dengan Sekretariat, Bidang-Bidang, dan Unit
Pelaksana Teknis. Struktur organisasi Dinas Perindustrian Provinsi NTB Tahun 2019,
sebagai berikut:
Plt. KEPALA DINAS
NURYANTI,SE.,ME
Pembina Tk. I/(IV/b)
KELOMPOK PEJABAT
FUNGSIONAL
SEKRETARIS
Drs. Bambang S. Ariadi, MM
PembiNURYANTI,SE.,ME
Pembina Tk. I/(IV/b)
Tk. I/(IV/b)
39
C. Tugas Pokok, Fungsi dan Wewenang Organisasi
Menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang perindustrian untuk
membantu Gubernur dalam menyelenggarakan pemerintahan daerah.
Ringkasan serta Rincian Tugas dan Fungsi Organisasi:
KASUBBAG
PROGRAM&KEU
Sri Wahyuni, S.IP
Penata Tk. I/(III/d)
UPT BALAI KEMASAN
PRODUK DAERAH
L. Suwarjaya
Pembina Tk. I /(IV/b)
KASUBBAG UMUM
Dewa Putu Rijaksana, SE
Penata Tk. I/(III/d)
KABID INDUSTRI AGRO
Ni G.A. Widiarti Winata,SE.,ME
Pembina /(IV/a)
KABID INDUSTRI LOGAM, MESIN, ALAT
TRANSPORTASI, ELEKTRONIKA, DAN
TELEMATIKA
Hj. Baiq Laily Patmi, ST, ME
Pembina Tk I (IV/b)
KABID INDUSTRI KREATIF,
SANDANG DAN KERAJINAN
Drs.H.Muhtadi Hairi,M.Pd
Pembina Tk. I (IV/b)
KASI INDUSTRI LOGAM, MESIN DAN
ALAT TRANSPORTASI
Irfana Amir, ST
Penata Tk. I /(III/d)
KASIE INDUSTRI ELEKTRONIKA DAN
TELEMATIKA
Baiq Sri Larasati, S. Sos
Penata Tk. I /(III/d)
KASI INDUSTRI MAKANAN DAN
MINUMAN, HASIL LAUT,
PERIKANAN DAN PETERNAKAN
Ir. Evy Djulaeha Taviningsih
Penata Tk. I (III/d)
KASI INDUSTRI HASIL PERTANIAN,
HUTAN DAN PERKEBUNAN
Yulia Fitriani,S.Hut.,M.Si
Penata (III/c)
KASIE INDUSTRI SANDANG DAN
KERAJINAN
Yana Mulyna,ST
Penata Tk. I /(III/d)
KASIE INDUSTRI KREATIF
Aris Priyadi,S.Adm
Penata /(III/c)
Gambar 1.1
Struktur Organisasi
UPT SCIENCE TECHNOLOGY
INDUSTRIAL PARK
M.Khairul Ihwan, S.Pd.,M.T
Pembina (IV/a)
40
1. Kepala Dinas
Ringkasan Tugas:
Menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang perindustrian untuk membantu
Gubernur dalam menyelenggarakan pemerintahan daerah.
Rincian Tugas:
a. Merumuskan dan menetapan kebijakan di bidang penguatan struktur industri,
peningkatan daya saing, pengembangan iklim usaha, promosi industri dan
jasa industri, standardisasi industri, teknologi industri, pengembangan industri
strategis dan industri hijau, pembangunan dan pemberdayaan industri kecil
dan industri menengah, penyebaran dan pemerataan pembangunan industri,
ketahanan industri dan kerja sama, serta peningkatan penggunaan produk
dalam negeri;
b. Melaksanakan kebijakan di bidang penguatan struktur industri, peningkatan
daya saing, pengembangan iklim usaha, promosi industri dan jasa industri,
standardisasi industri, teknologi industri, pengembangan industri strategis dan
industri hijau, pembangunan dan pemberdayaan industri kecil dan industri
menengah, penyebaran dan pemerataan pembangunan industri, ketahanan
industri dan kerja sama, serta peningkatan penggunaan produk dalam negeri;
c. Melaksanakan bimbingan teknis dan supervisi atas pelaksanaan kebijakan di
bidang penguatan struktur industri, peningkatan daya saing, pengembangan
iklim usaha, promosi industri dan jasa industri, standardisasi industri,
teknologi industri, pengembangan industri strategis dan industri hijau,
pembangunan dan pemberdayaan industri kecil dan industri menengah,
penyebaran dan pemerataan pembangunan industri, ketahanan industri dan
kerja sama, serta peningkatan penggunaan produk dalam negeri;
d. Melaksanakan penelitian dan pengembangan di bidang perindustrian;
e. Membina dan memberian dukungan administrasi di lingkungan Dinas
Perindustrian;
f. Mengelola barang milik/kekayaan daerah yang menjadi tanggung jawab Dinas
Perindustrian;
g. Mengendalikan dan mengevaluasi pelaksanaan tugas bidang perindustrian;
h. Melaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Gubernur sesuai dengan tugas
pokok dan fungsinya.
41
Rincian Fungsi:
a. Perumusan dan penetapan kebijakan di bidang penguatan struktur industri,
peningkatan daya saing, pengembangan iklim usaha, promosi industri dan
jasa industri, standardisasi industri, teknologi industri, pengembangan industri
strategis dan industri hijau, pembangunan dan pemberdayaan industri kecil
dan industri menengah, penyebaran dan pemerataan pembangunan industri,
ketahanan industri dan kerja sama, serta peningkatan penggunaan produk
dalam negeri;
b. Pelaksanaan kebijakan di bidang penguatan struktur industri, peningkatan
daya saing, pengembangan iklim usaha, promosi industri dan jasa industri,
standardisasi industri, teknologi industri, pengembangan industri strategis dan
industri hijau, pembangunan dan pemberdayaan industri kecil dan industri
menengah, penyebaran dan pemerataan pembangunan industri, ketahanan
industri dan kerjasama, serta peningkatan penggunaan produk dalam negeri;
c. Pelaksanaan bimbingan teknis dan supervisi atas pelaksanaan kebijakan di
bidang penguatan struktur industri, peningkatan daya saing, pengembangan
iklim usaha, promosi industri dan jasa industri, standardisasi industri,
teknologi industri,pengembangan industri strategis dan industri hijau,
pembangunan dan pemberdayaan industri kecil dan industri menengah,
penyebaran dan pemerataan pembangunan industri, ketahanan industri dan
kerjasama, serta peningkatan penggunaan produk dalam negeri;
d. Pelaksanaan penelitian dan pengembangan di bidang perindustrian;
e. Pembinaan dan pemberian dukungan administrasi di lingkungan Dinas
Perindustrian;
f. Pengelolaan barang milik/kekayaan daerah yang menjadi tanggung jawab
Dinas Perindustrian;
g. Pengendalian dan evaluasi pelaksanaan tugas bidang perindustrian;
h. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Gubernur sesuai dengan tugas
pokok dan fungsinya.
2. Sekretariat
a. Sekretaris: Ringkasan Tugas:
42
Menyiapkan bahan perumusan kebijakan, koordinasi, perencanaan dan
penyusunan program, pengumpulan dan analisis data, evaluasi program dan
pelaporan, pengelolaan urusan keuangan dan pengelolaan aset.
Rincian Fungsi:
a. koordinasi kegiatan Dinas Perindustrian;
b. koordinasi dan penyusunan rencana, program, dan anggaran Dinas
Perindustrian;
c. pembinaan dan pemberian dukungan administrasi yang meliputi
ketatausahaan, kepegawaian, keuangan, kerumahtanggaan, kerja sama,
hubungan masyarakat, arsip, dan dokumentasi Dinas Perindustrian;
d. pembinaan dan penataan organisasi dan tata laksana;
e. pengelolaan barang milik/kekayaan daerah dan layanan pengadaan
barang/jasa;dan
f. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Kepala Dinas.
b. Kepala Sub Bagian Program dan Keuangan
Rincian Tugas:
Melakukan urusan ketatausahaan, kepegawaian, penggunaan dan
pemeliharaan aset, kerumahtanggaan dan keprotokolan di lingkungan Dinas.
Rincian Tugas:
a. Menyiapkan bahan koordinasi dan penyusunan dokumen perencanaan
program dinas;
b. Menyiapkan bahan koordinasi dan penyusunan dokumen perencanaan
anggaran dinas;
c. Menyiapkan bahan koordinasi dan pelaksanaan evaluasi serta penyusunan
laporan;
d. Melaksanakan urusan perbendaharaan dan gaji pegawai;
e. Melaksanakan urusan akuntansi;
f. Melaksanakan urusan pengelolaan barang milik daerah.
c. Kepala Sub Bagian Umum
Ringkasan Tugas:
Melaksanakan urusan kepegawaian dan manajemen kinerja pegawai,
organisasi dan tata laksana, rumah tangga, perlengkapan, dan tata usaha.
43
Rincian Tugas:
a. melaksanakan urusan kepegawaian dan manajemen kinerja pegawai serta
organisasi dan tata laksana bidang lingkup dinas;
b. melaksanakan urusan rumah tangga dan perlengkapan bidang lingkup
dinas;
c. melaksanakan urusan tata usaha.
d. Menyiapkan bahan dan penyusunan rencana program dan kegiatan Sub
Bagian Umum Dinas Perindustrian;
e. Menyiapkan kelengkapan sistem manajemen kepegawaian Dinas
Perindustrian;
f. Menyiapkan bahan pembinaan, pemantauan dan evaluasi pelaksanaan
tugas Sub Bagian Umum;
g. Memfasilitasi penyelesaian kasus kepegawaian Dinas Perindustrian;
h. Menyiapkan kajian hasil pembinaan, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan
tugas;
i. Menyiapkan bahan penyusunan rencana kebutuhan aset, penatausahaan,
pengamanan aset dan pemanfaatan aset.
j. Penyiapan administrasi perkantoran, perpustakaan dan kearsipan Dinas
Perindustrian.
k. Melaporkan pelaksanaan kegiatan Sub Bagian Umum Dinas Perindustrian
secara tertulis maupun lisan sesuai hasil yang telah dicapai sebagai bahan
kebijakan pimpinan;
l. Melaksanakan tugas kedinasan lainnya yang diberikan atasan.
3. Bidang Industri Agro a. Kepala Bidang
Ringkasan Tugas:
Menyelenggarakan perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang
penguatan struktur industri, peningkatan daya saing, pengembangan iklim
usaha, promosi industri dan jasa industri, standardisasi industri, teknologi
industri, pengembangan industri strategis dan industri hijau, serta
peningkatan penggunaan produk dalam negeri pada industri hasil hutan dan
perkebunan, industri makanan dan minuman, hasil laut dan perikanan
Rincian Fungsi:
a. Perumusan kebijakan di bidang penguatan struktur industri, peningkatan
daya saing, pengembangan iklim usaha, promosi industri dan jasa industri,
44
standardisasi industri, teknologi industri, pengembangan industri strategis
dan industri hijau, serta peningkatan penggunaan produk dalam negeri
pada industri hasil hutan dan perkebunan, industri makanan dan minuman,
hasil laut dan perikanan;
b. Pelaksanaan kebijakan di bidang penguatan struktur industri, peningkatan
daya saing,pengembangan iklim usaha, promosi industri dan jasa industri,
standardisasi industri, teknologi industri, pengembangan industri strategis
dan industri hijau, serta peningkatan penggunaan produk dalam negeri
pada industri hasil hutan dan perkebunan, industri makanan dan minuman,
hasil laut dan perikanan;
c. penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang pendalaman
dan penguatan struktur industri, peningkatan daya saing, pengembangan
iklim usaha, promosi industri dan jasa industri, standardisasi industri,
teknologi industri, pengembangan industri strategis dan industri hijau,
serta peningkatan penggunaan produk dalam negeri pada industri hasil
hutan dan perkebunan, industri makanan dan minuman, hasil laut dan
perikanan;
d. pelaksanaan pemberian bimbingan teknis dan supervisi di bidang
pendalaman dan penguatan struktur industri, peningkatan daya saing,
pengembangan iklim usaha, promosi industri dan jasa industri,
standardisasi industri, teknologi industri, pengembangan industri strategis
dan industri hijau, serta peningkatan penggunaan produk dalam negeri
pada industri hasil hutan dan perkebunan, industri makanan dan minuman,
hasil laut dan perikanan;
e. pelaksanaan evaluasi dan pelaporan di bidang penguatan struktur industri,
peningkatan daya saing, pengembangan iklim usaha, promosi industri dan
jasa industri, standardisasi industri, teknologi industri, pengembangan
industri strategis dan industri hijau, serta peningkatan penggunaan produk
dalam negeri pada industri hasil hutan dan perkebunan, industri makanan
serta minuman, hasil laut dan perikanan;
f. pelaksanaan administrasi Bidang Industri Agro;
g. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Kepala Dinas.
b. Kepala Seksi Industri Hasil Pertanian, Hutan dan Perkebunan
Ringkasan Tugas:
45
Melaksanakan perumusan dan pelaksanaan rencana induk pembangunan
industri provinsi, kebijakan industri provinsi, penyebaran industri,
pembangunan sumber daya industri, pembangunan sarana dan prasarana
industri, pemberdayaan, pengamanan dan penyelamatan industri, penanaman
modal dan fasilitas industri, serta kebijakan teknis pengembangan industri di
bidang industri hasil pertanian, hutan dan perkebunan.
Rincian Tugas:
a. Menyusun rencana, program, anggaran , evaluasi dan pelaporan
pengembangan industri hasil pertanian, hutan dan perkebunan;
b. Melaksanakan pengumpulan dan pengolahan data serta penyajian
informasi industri hasil pertanian, hutan dan perkebunan;
c. Menyiapkan perumusan dan pelaksanaan rencana induk pembangunan
industri provinsi, penyebaran industri, pembangunan sumber daya industri,
pembangunan sarana dan prasarana industri, pemberdayaan pengamanan
dan penyelamatan industri, penanaman modal dan fasilitas industri serta
kebijakan teknis pengembangan industri di bidang industri hasil pertanian,
hutan dan perkebunan;
d. Menyiapkan penyusunan dan pelaksanaan norma, standar, prosedur,
kriteria di bidang perencanaan, data dan informasi industri hasil pertanian,
hutan dan perkebunan;
e. Menyiapkan pelaksanaan bimbingan teknis dan supervisi di bidang
perencanaan, data dan informasi industri hasil pertanian hutan dan
perkebunan;
f. Melaksanakan fungsi lain yang diberikan oleh Kepala Bidang.
c. Kepala Seksi Industri Makanan, Minuman, Hasil Laut, Perikanan dan Peternakan Ringkasan Tugas:
Melaksanakan perumusan dan pelaksanaan rencana induk pembangunan
industri provinsi, kebijakan industri provinsi, penyebaran industri,
pembangunan sumber daya industri, pembangunan sarana dan prasarana
industri, pemberdayaan, pengamanan dan penyelamatan industri, perizinan
industri, penanaman modal dan fasilitas industri, serta kebijakan teknis
pengembangan industri di bidang industri makanan dan minuman, hasil laut ,
perikanan dan peternakan.
46
Rincian Tugas:
a. Menyusun rencana, program, anggaran, evaluasi dan pelaporan
pengembangan industri makanan dan minuman, hasil laut, perikanan dan
peternakan;
b. Melaksanakan pengumpulan dan pengolahan data serta penyajian
informasi industri makanan dan minuman , hasil laut, perikanan dan
peternakan;
c. Menyiapkan perumusan dan pelaksanaan rencana induk pembangunan
industri provinsi, kebijakan industri provinsi, penyebaran industri,
pembangunan sumber daya industri, pembangunan sarana dan prasarana
industri, pemberdayaan, pengamanan dan penyelamatan industri,
penanaman modal dan fasilitas industri serta kebijakan teknis
pengembangan industri di bidang industri makanan dan minuman, hasil
laut, perikanan dan peternakan;
d. Menyiapkan penyusunan dan pelaksanaan norma, standar, prosedur,
kriteria di bidang perencanaan, data dan informasi industri makanan, hasil
laut, perikanan dan peternakan;
e. Menyiapkan pelaksanaan bimbingan teknis dan supervisi di bidang
perencanaan, perizinan, data dan informasi industri makanan, hasil laut,
dan perikanan;
f. Melaksanakan fungsi lain yang diberikan oleh Kepala Bidang.
4. Bidang Industri Logam, Mesin, Alat, Transportasi, Elektronika Dan Telematika
a. Kepala Bidang Ringkasan Tugas:
Menyelenggarakan perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang
penguatan struktur industri, peningkatan daya saing, pengembangan iklim
usaha, promosi industri dan jasa industri, standardisasi industri, teknologi
industri, pengembangan industri strategis dan industri hijau, serta
peningkatan penggunaan produk dalam negeri pada industri logam, industri
mesin, industri alat transportasi, serta industri elektronika dan telematika.
Rincian Fungsi:
47
a. Perumusan kebijakan di bidang penguatan struktur industri, peningkatan
daya saing, pengembangan iklim usaha, promosi industri dan jasa industri,
standardisasi industri, teknologi industri, pengembangan industri strategis
dan industri hijau, serta peningkatan penggunaan produk dalam negeri
pada industri logam, industri mesin, industri alat transportasi, serta industri
elektronika dan telematika;
b. Pelaksanaan kebijakan di bidang penguatan struktur industri, peningkatan
daya saing, pengembangan iklim usaha, promosi industri dan jasa industri,
standardisasi industri, teknologi industri, pengembangan industri strategis
dan industri hijau, serta peningkatan penggunaan produk dalam negeri
pada industri logam, industri mesin, industri alat transportasi, serta industri
elektronika dan telematika;
c. Penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang penguatan
struktur industri, peningkatan daya saing, pengembangan iklim usaha,
promosi industri dan jasa industri, standardisasi industri, teknologi industri,
pengembangan industri strategis dan industri hijau, serta peningkatan
penggunaan produk dalam negeri pada industri logam, industri mesin,
industri alat transportasi dan maritim, serta industri elektronika dan
telematika;
d. Pelaksanaan pemberian bimbingan teknis dan supervisi atas pelaksanaan
kebijakan di bidang penguatan struktur industri, peningkatan daya saing,
pengembangan iklim usaha, promosi industri dan jasa industri,
standardisasi industri, teknologi industri, pengembangan industri strategis
dan industri hijau, serta peningkatan penggunaan produk dalam negeri
pada industri logam, industri mesin, industri alat transportasi, serta industri
elektronika dan telematika;
e. Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan di bidang penguatan struktur industri,
peningkatan daya saing, pengembangan iklim usaha, promosi industri dan
jasa industri, standarisasi industri, teknologi industri, pengembangan
industri strategis dan industri hijau, serta peningkatan penggunaan produk
dalam negeri pada industri logam, industri mesin, industri alat transportasi,
serta industri elektronika dan telematika;
f. pelaksanaan administrasi Bidang Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi,
Elektronika dan Telematika; dan
g. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Kepala Dinas.
48
b. Kepala Seksi Industri Logam, Mesin dan Alat Transportasi
Ringkasan Tugas:
Melaksanakan perumusan dan pelaksanaan rencana induk pembangunan
industri provinsi, kebijakan industri provinsi, penyebaran industri,
pembangunan sumber daya industri, pembangunan sarana dan prasarana
industri, pemberdayaan, pengamanan dan penyelamatan industri, penanaman
modal dan fasilitas industri, serta kebijakan teknis pengembangan industri di
bidang industri logam, mesin dan alat transportasi.
Rincian Tugas:
a. Menyusun rencana, program, anggaran, evaluasi dan pelaporan
pengembangan industri logam, mesin dan alat transportasi;
b. Melaksanakan pengumpulan dan pengolahan data serta penyajian
informasi industri logam, mesin dan alat transportasi;
c. Menyiapkan perumusan dan pelaksanaan rencana induk pembangunan
industri provinsi, kebijakan industri provinsi, penyebaran industri,
pembangunan sumber daya industri, pembangunan sarana dan prasarana
industri, pemberdayaan, pengamanan dan penyelamatan industri,
penanaman modal dan fasilitas industri serta kebijakan teknis
pengembangan industri di bidang industri logam, mesin dan alat
transportasi;
d. Menyiapkan penyusunan dan pelaksanaan norma,standar, prosedur,
kriteria di bidang perencanaan, data dan informasi industri logam, mesin
dan alat transportasi;
e. Menyiapkan pelaksanaan bimbingan teknis dan supervisi di bidang
perencanaan, data dan informasi industri logam, mesin dan alat
transportasi;
f. Melaksanakan administrasi seksi Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi;
g. Melaksanakan fungsi lain yang diberikan oleh Kepala Bidang.
c. Kepala Seksi Elektronika Dan Telematika
Ringkasan Tugas:
Melaksanakan perumusan dan pelaksanaan rencana induk pembangunan
industri provinsi, kebijakan industri provinsi, penyebaran industri,
49
pembangunan sumber daya industri, pembangunan sarana dan prasarana
industri, pemberdayaan, pengamanan dan penyelamatan industri, penanaman
modal dan fasilitas industri, serta kebijakan teknis pengembangan industri di
bidang industri elektronika dan telematika.
Rincian Tugas:
a. Penyiapan bahan perumusan dan penyusunan rencana, program, dan
anggaran di bidang industri elektronika dan telematika;
b. Penyiapan bahan evaluasi dan pelaporan, pengumpulan dan pengolahan
data, serta penyajian informasi di bidang industri elektronika dan
telamatika.
c. Melaksanakan fungsi lain yang diberikan Kepala Bidang.
5. Bidang Industri Kreatif, Sandang dan Kerajinan
a. Kepala Bidang Ringkasan Tugas:
Menyelenggarakan perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang
pembangunan dan pemberdayaan, standardisasi industri dan teknologi
industri, peningkatan daya saing, penumbuhan wirausaha, penguatan
kapasitas kelembagaan, pemberian fasilitas, serta promosi industri dan jasa
industri pada industri kreatif, sandang dan kerajinan.
Rincian Fungsi:
a. Perumusan kebijakan di bidang pembangunan dan pemberdayaan potensi
industri kecil dan industri menengah, peningkatan daya saing,
standardisasi industri dan teknologi industri, penumbuhan wirausaha,
pembinaan dan pengembangan tenaga penyuluh lapangan, konsultan,
sentra dan unit pelayanan teknis, bantuan teknis dan
pembiayaan,keterkaitan dan hubungan kemitraan, serta promosi industri
dan jasa industri pada industri kreatif, sandang dan kerajinan;
b. Pelaksanaan kebijakan di bidang pembangunan dan pemberdayaan potensi
industri kecil dan industri menengah, peningkatan daya saing,
standardisasi industri dan teknologi industri, penumbuhan wirausaha,
pembinaan dan pengembangan tenaga penyuluh lapangan, konsultan,
sentra dan unit pelayanan teknis, bantuan teknis dan pembiayaan,
keterkaitan dan hubungan kemitraan, serta promosi industri dan jasa
industri pada industri kreatif, sandang dan kerajinan;
50
c. Penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang
pembangunan dan pemberdayaan potensi industri kecil dan industri
menengah, peningkatan daya saing, standardisasi industri dan teknologi
industri, penumbuhan wirausaha, pembinaan dan pengembangan tenaga
penyuluh lapangan, konsultan, sentra dan unit pelayanan teknis, bantuan
teknis dan pembiayaan, keterkaitan dan hubungan kemitraan, serta
promosi industri dan jasa industri pada industri kreatif, sandang dan
kerajinan;
d. Pelaksanaan pemberian bimbingan teknis dan supervisi atas pelaksanaan
kebijakan di bidang pembangunan dan pemberdayaan potensi industri
kecil dan industri menengah, peningkatan daya saing, standardisasi
industri dan teknologi industri, penumbuhan wirausaha, pembinaan dan
pengembangan tenaga penyuluh lapangan, konsultan, sentra dan unit
pelayanan teknis, bantuan teknis dan pembiayaan, keterkaitan dan
hubungan kemitraan, serta promosi industri dan jasa industri pada industri
kreatif, sandang dan kerajinan;
e. Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan di bidang pembangunan dan
pemberdayaan potensi industri kecil dan industri menengah, peningkatan
daya saing, standardisasi industri dan teknologi industri, penumbuhan
wirausaha, pembinaan dan pengembangan tenaga penyuluh lapangan,
konsultan, sentra dan unit pelayanan teknis, bantuan teknis dan
pembiayaan, keterkaitan dan hubungan kemitraan, serta promosi industri
dan jasa industri pada industri kreatif, sandang dan kerajinan;
f. pelaksanaan administrasi Bidang Industri Kreatif, Sandang dan Kerajinan;
g. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan Kepala Dinas.
b. Kepala Seksi Industri Kreatif
Ringkasan Tugas:
Melaksanakan perumusan dan pelaksanaan rencana induk pembangunan
industri provinsi, kebijakan industri provinsi, penyebaran dan pemerataan
industri, pembangunan sumber daya industri, pembangunan sarana dan
prasarana industri, pemberdayaan industri, penumbuhan wirausaha,
pelaksanaan fasilitasi industri, promosi industri dan jasa industri, serta
kebijakan teknis pengembangan industri di bidang industri kreatif.
51
Rincian Tugas:
a. Menyusun rencana, program, anggaran, evaluasi pelaporan
pengembangan industri kreatif;
b. Melaksanakan pengumpulan dan pengolahan data serta penyajian
informasi industri kreatif;
c. Menyiapkan perumusan dan pelaksanaan rencana induk pembangunan
industri provinsi, kebijakan industri provinsi, penyebaran dan pemerataan
industri, pembangunan sumber daya industri, pembangunan sarana dan
prasarana industri, pemberdayaan industri, penumbuhan wirausaha,
pelaksanaan fasilitasi industri, promosi industri dan jasa industri, serta
kebijakan teknis pengembangan industri di bidang industri kreatif;
d. Menyiapkan penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang
perencanaan, data dan informasi industri kreatif;
e. Menyiapkan pemberian bimbingan teknis dan supervisi di bidang
perencanaan, data dan informasi industri kreatif.
f. Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan Kepala Bidang.
c. Kepala Seksi Industri Sandang Dan Kerajinan
Ringkasan Tugas:
Melaksanakan perumusan dan pelaksanaan rencana induk pembangunan
industri provinsi, kebijakan industri provinsi, penyebaran dan pemerataan
industri, pembangunan sumber daya industri, pembangunan sarana dan
prasarana industri, pemberdayaan industri, penumbuhan wirausaha,
pelaksanaan fasilitasi industri, promosi industri dan jasa industri, serta
kebijakan teknis pengembangan industri di bidang industri Sandang dan
Kerajinan.
Rincian Tugas:
a. Menyusun rencana, program, anggaran, evaluasi pelaporan
pengembangan industri kecil dan industri menengah di bidang industri
sandang dan kerajinan;
b. Melaksanakan pengumpulan dan pengolahan data serta penyajian
informasi industri kecil dan industri menengah di bidang industri sandang
dan kerajinan;
c. Menyiapkan perumusan dan pelaksanaan rencana induk pembangunan
industri provinsi, kebijakan industri provinsi, penyebaran dan pemerataan
52
industri, pembangunan sumber daya industri, pembangunan sarana dan
prasarana industri, pemberdayaan industri, penumbuhan wirausaha,
pelaksanaan fasilitasi industri, promosi industri dan jasa industri, serta
kebijakan teknis pengembangan industri kecil dan menengah di bidang
industri sandang dan kerajinan;
d. Menyiapkan penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang
perencanaan, data dan informasi industri kecil dan industri menengah di
bidang industri sandang dan kerajinan;
e. Menyiapkan pemberian bimbingan teknis dan supervisi di bidang
perencanaan, data dan informasi industri kecil dan industri menengah di
bidang industri sandang dan kerajinan;
f. Melaksanakan fungsi lain yang diberikan Kepala Bidang.
6. Balai Kemasan Produk Daerah
Tugas:
Melaksanakan tugas teknis operasional yang secara langsung berhubungan dengan
pelayanan dan pemberdayaan masyarakat serta memastikan perlindungan terhadap
kebutuhan masyarakat sesuai dengan bidang teknisnya.
Fungsi:
a. Pelaksanaan operasional pelayanan dan pemberdayaan masyarakat serta
memastikan perlindungan terhadap kebutuhan masyarakat kepada
masyarakat sesuai dengan bidang tugasnya.
b. Pelaksanaan operasional tugas-tugas teknis dinas sesuai dengan
bidangnya;dan
c. Pelaksanaan pelayanan administratif ketatausahaan pada UPTD.
Susunan Organisasi Balai Kemasan Produk Daerah, terdiri dari:
a. Kepala
Ringkasan Tugas:
Memimpin, mengkoordinasikan dan mengendalikan pelaksanaan tugas UPTD
Balai Kemasan Produk Daerah sesuai kebijakan yang ditetapkan oleh Kepala
Dinas Perindustrian serta ketentuan peraturan perundang-undangan yang
berlaku.
53
Fungsi:
1. Pelaksanaan operasional dan pemberdayaan masyarakat serta memastikan
perlindungan terhadap kebutuhan masyarakat;
2. Pelaksanaan operasional tugas-tugas teknis Balai;dan
3. Pelaksanaan pelayanan administratif ketatausahaan pada UPTD.
b. Kepala Sub Bagian Tata Usaha
Ringkasan Tugas:
Melakukan penyiapan bahan, pengelolaan urusan tata usaha, kepegawaian,
perlengkapan, keuangan, rumah tangga, pengelolaan informasi dan
dokumentasi serta melaksanakan pembinaan administrasi di lingkungan UPTD
Balai Kemasan Produk Daerah.
c. Kepala Seksi Diklat dan Promosi
Ringkasan Tugas:
Melaksanakan pelatihan, pembinaan, dan pengembangan di bidang
pengolahan industri makanan, minuman, dan kerajinan
d. Kepala Seksi Teknis Kemasan
Ringkasan Tugas:
Melaksanakan pelayanan teknis di bidang desain dan kemasan produk
unggulan daerah.
7. UPTD Sains Teknologi Indusyri Park (STIP)
Tugas:
Melaksanakan tugas teknis operasional yang secara langsung berhubungan dengan
edukasi, inovasi serta pelayanan dan pemberdayaan masyarakat, memastikan
perlindungan terhadap kebutuhan masyarakat sesuai dengan bidang Permesinan.
Fungsi:
d. Pelaksanaan operasional pelayanan dan pemberdayaan masyarakat serta
memastikan perlindungan terhadap kebutuhan masyarakat kepada
masyarakat sesuai dengan bidang tugasnya.
e. Pelaksanaan operasional tugas-tugas teknis dinas sesuai dengan
bidangnya;dan
f. Pelaksanaan pelayanan administratif ketatausahaan pada UPTD.
54
Susunan Organisasi Sains Teknologi Indusyri Park, terdiri dari:
e. Kepala
Ringkasan Tugas:
UPTD mempunyai tugas memimpin, mengarahkan, mengendalikan, membina,
mengkoordinasikan, mengawasi dan mengevaluasi penyelenggaraan kegiatan
UPTD Techno Industrial Park sesuai kebijakan yang ditetapkan oleh Kepala
Dinas Perindustrian Provinsi NTB serta sesuai ketentuan peraturan Perundang-
undangan yang berlaku.
Fungsi:
1. Merumuskan perencanaan strategis, bahan kebijakan teknis, pembinaan,
fasilitas, pengkajian dan koordinasi di bidang sains, teknologi dan industri
meliputi : renstra bisnis Techno Industrial Park, RKA Techno Industrial
Park, Standar Oprasional Prosedur (SOP), Perjanjian Kerja (PK), Dokumen
Rencana Kerja Tahunan (RKT), Standar Pelayanan Minimum (SPM)
perlindungan terhadap kebutuhan masyarakat;
2. Pengembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi (inkubator bisnis,
Pengembangan Riset/Pelatihan, Penyelenggaraan kegiatan/ kajian
ilmiah,Peragaan,Konsultasi Teknis dan Informasi);
3. Pengembangan teknologi (desain teknologi, produksi teknologi “model”,
pameran teknologi, kloning teknologi, pengujian dan sertifikasi);
4. Inkubasi bisnis teknologi (inkubator bisnis mengembangkan perusahaan
bermuatan teknologi industri), dukungan teknologi dan menajemenn bagi
perusahaan pemula berbasis berbasis teknologi, bisnis proses
permesinan,sapi,jagung,rumput laut,taman edukasi industri, dll);
5. Taman model/edukasi/Wisata Edukasi industri.
6. Teknologi dan Pra Inkubasi.
7. Pembinaan, koordinasi,dan fasilitasi.
8. Monitoring dan evaluasi capaian pelaksanaan program dan kegiatan
berdasarkan perjanjian kinerja dan indikator target kinerja secara bulanan,
triwulan,semesteran dan tahunan.
9. Menyusun laporan pelaksanaan kegiatan untuk dipedomani dalam
penyusunan rencana program dan kegiatan.
f. Kepala Sub Bagian Tata Usaha
Ringkasan Tugas:
55
Sub Bagian TU mempunyai tugas menyelenggarakan kegiatan pelayanan
publik dan administrasi ketatausahaan, pelayanan administrasi umum,
administrasi surat menyurat, kearsipan, kepegawaian, perlengkapan, dan
dokumentasi perundang-undangan.
g. Kepala Seksi Edukasi dan Pengembangan Teknologi dan Industri
Ringkasan Tugas:
Seksi Edukasi dan pengembangan mempunyai tugas memimpin,
mengarahkan,membina,mengawasi, mengendalikan, dan mengevaluasi
penyelenggaraan kegiatan dibawah seksi edukasi dan pengembangan Techno
Industrial Park.
h. Kepala Seksi Produksi, pemasaran dan kerjasama Industri
Ringkasan Tugas:
Seksi Produksi, Pemasaran dan Kerjasama mempunyai tugas
memimpin,mengarahkan,membina, mengawasi,mengendalikan, dan
mengevaluasi penyelenggaraan kegiatan di bawah seksi Produksi, Pemasaran
dan Kerjasama.
8. Kelompok Jabatan Fungsional
Ringkasan Tugas:
Melaksanakan sebagian tugas teknis Kepala UPTD sesuai dengan bidang keahlian,
yang dipimpin oleh tenaga fungsional senior selaku ketua kelompok yang berada di
bawah dan bertanggngjawab kepada Kepala UPTD, dengan jumlah tenaga dalam
jabatan fungsional terbagi dalam berbagai kelompok sesuai dengan bidang keahlian
yang dibentuk berdasarkan kebutuhan dan beban kerja, jenis dan jenjang jabatan
fungsional sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Dinas Perindustrian Provinsi NTB per tanggal 31 Desember 2019 memiliki Aparatur Sipil
Negara ASN sebanyak 65 orang. ASN tersebut tersebar pada Unit Pelaksana Teknis Dinas
(UPTD) Balai Kemasan, UPTD Sains Teknologi Industrial Park (STIP) dan Dinas Perindustrian
sendiri sebagai induk dari kedua UPTD tersebut, adapun komposisi ASN Dinas Perindustrian
sebagaimana pada tabel di bawah ini:
Tabel 1.1 Komposisi SDM Berdasarkan Jabatan
No
Unit Kerja Dinas
Status Ke
pegawaia
n
Jenis Kelamin
Pendidikan Golongan
PNS PTT L P SD SLTP SLTA D3 S1 S2 I II III IV
56
1 Dinas
Perindustrian
48 0 23 25 0 0 9 1 33 3 0 4 38 6
2 UPTD Balai
Kemasan 10 0 5 5 0 0 2 1 7 2 0 0 9 1
3 UPTD STIP 7 0 5 2 0 0 1 1 3 2 0 1 5 1
Jumlah 33 32 0 0 12 3 43 7 0 5 52 8
Sumber : Dinas Perindustrian Provinsi NTB tahun 2019
Dalam era industrialisasi 4.0 dan Sustainable Deploment Goals (SDGs) kesenjangan
antara laki-laki dan perempuan selalu menjadi isu yang hangat untuk diangkat kepublik.
Dalam komposisi kepegawaian Dinas Perindustrian kesetaraan Gender sudah menjadi hal
terpenuhi dimana komposisi jumlah perempuan lebih banyak dibandingkan dengan jumlah
laki-laki. Adapun rincian komposisi sumberdaya manusia yang ada pada Dinas Perindustrian
sebagai berikut :
Tabel 1.2
Komposisi SDM Berdasarkan Jabatan dan Jenis Kelamin
No. Jabatan Jumlah (Orang)
Pria Persentase (%)
Wanita Persentase (%)
1 2 3 4 5 6 7
1. Pejabat Struktural 22 10 45,45 12 66,67
2. Fungsional Tertentu
9 5 55,56 4 44,44
3. Fungsional Umum 34 17 50,00 17 50,00
Total 65 32 53,70 33 46,30 Sumber : Dinas Perindustrian Provinsi NTB tahun 2019
Jabatan struktural menjadi ujung pembangunan didalam pemerintahan. Jabatan
struktural tentunya didukung oleh jabatan struktural umum dan diperkuat dengan jabtan
struktural tertentu. Adapun komposisi jabatan struktural, fungsional tertentu dan fungsional
umum pada Dinas Perindustrian dapat dilihat dalam grafik di bawah ini:
Gambar 1.2
Komposisi Sumber Daya Manusia Berdasarkan Jabatan
22
9
34
Pejabat Struktural
Fungsional Tertentu
Fungsional Umum
57
Sumber : Dinas Perindustrian Provinsi NTB tahun 2019
Tingkat pendidikan sangat mempengaruhi kualitas dan kuantitas suatu hasil pekerjaan
sebuah lembaga. Untuk itu tingkat pendidikan sumberdaya manusia selalu diutamakan untuk
menunjang pembangunan didaerah. Komposisi Sumber Daya Manusia Dinas Perindustrian
Provinsi NTB berdasarkan tingkat pendidikan dapat dilihat dalam grafik di bawah ini:
Gambar 1.3
Komposisi Sumber Daya Manusia Berdasarkan Pendidikan
Sumber : Dinas Perindustrian Provinsi NTB tahun 2019
Komposisi Sumberdaya manusia Dinas Perindustrian Provinsi NTB berdasarkan golongan
dapat dilihat pada grafik dibawah ini :
Gambar 1.4
Komposisi Sumber Daya Manusia Berdasarkan Golongan
0 0
12
3
43
7Pendidikan SD
Pendidikan SLTP
Pendidikan SLTA
Pendidikan D3
Pendidikan S1
Pendidikan S2
58
Sumber : Dinas Perindustrian Provinsi NTB tahun 2019
D. Sarana dan Prasarana
Sarana dan prasarana yang digunakan untuk menunjang pelaksanaan
program/kegiatan pada Dinas Perindustrian Provinsi NTB dan UPT Balai Kemasan dan UPT
Sains Teknologi Industrial Park (STIP) berjumlah 196 aset dengan nilai Rp.
10.264.870.622,33.
Daftar sarana dan prasarana sebagai berikut:
Tabel 1.5 Daftar Sarana dan Prasarana
No. Uraian Tahun Pembelian
Kondisi Harga (Rp.)
1 2 3 4 5
A. Tanah dan Gedung 7,320,480,054.00
1. Tanah Bangunan Kantor
Pemerintah
1984 Baik 1,170,000,000.00
2. Tanah Bangunan Kantor
Pemerintah
2011 Baik 965,314,450.00
3. Bangunan Gedung Kantor Permanen
1984 Baik 387,933,000.00
4. Bangunan Gedung Kantor Permanen
1997 Baik 317,175,000.00
5. Bangunan Gedung Kantor
Permanen
2012 Baik 99,613,000.00
6. Bangunan Gedung Kantor Permanen
2012 Baik 39,825,000.00
0
5
52
8
0 10 20 30 40 50 60
I
II
III
IV
Go
lon
gan Golongan I
Golongan II
Golongan III
Golongan IV
59
No. Uraian Tahun
Pembelian
Kondisi Harga (Rp.)
1 2 3 4 5
7. Bangunan Gedung Kantor
Permanen
2012 Baik 356,932,734.00
8. Bangunan Gedung Kantor Permanen
2013 Baik 15,497,400.00
9. Bangunan Gedung Kantor Permanen
2013 Baik 225,477,500.00
10. Bangunan Gedung Kantor
Permanen
2013 Baik 577,687,000.00
11. Bangunan Gedung Kantor Permanen
2014 Baik 168,630,000.00
12. Bangunan Gedung Kantor Lain-lain
2005 Baik 83,818,000.00
13. Bangunan Gudang Tertutup Permanen
2012 Baik 49,800,000.00
14. Bangunan Bengkel Permanen 2015 Baik 2,308,054,000.00
15. Gedung Garasi/Pool Permanen 2015 Baik 99,600,000.00
16. Bangunan Gedung Pabrik Permanen
2010 Baik 405,222,970.00
17. Bangunan Tempat Kerja Lain-lain
2016 Baik 49,900,000.00
B. Kendaraan Roda 4 dan
Roda 2
1,499,532,913.33
1. Station Wagon 2005 Baik 166,000,000.00
2. Station Wagon 2014 Baik 302,350,000.00
3. Station Wagon 2015 Baik 199,509,130.00
4. Station Wagon 2015 Baik 199,708,750.00
5. Mini Bus (Penumpang 14 orang
ke bawah)
2002 Baik
113,415,000.00
6. Mini Bus (Penumpang 14 orang ke bawah)
2006 Baik 196,750,000.00
7. Mini Bus (Penumpang 14 orang
ke bawah)
2013 Baik 160,670,000.00
8. Sepeda Motor 1995 Baik 4,225,000.00
9. Sepeda Motor 1999 Baik 10,737,000.00
10. Sepeda Motor 2006 Baik 11,902,000.00
11. Sepeda Motor 2007 Baik 12,850,000.00
12. Sepeda Motor 2007 Baik 10,990,000.00
13. Sepeda Motor 2011 Baik 16,000,000.00
14. Sepeda Motor 2011 Baik 16,000,000.00
15. Sepeda Motor 2011 Baik 16,000,000.00
16. Sepeda Motor 2012 Baik 15,904,133.33
17. Sepeda Motor 2015 Baik 46,521,900.00
60
No. Uraian Tahun
Pembelian
Kondisi Harga (Rp.)
1 2 3 4 5
C. Peralatan dan
Perlengkapan
1,444,857,655.00
1. Mesin Press 2016 Baik 52,000,000.00
2. Pisau Peraut 2016 Baik 5,000,000.00
3. Alat Processing Lain-lain 2012 Baik 9,998,000.00
4. Mesin Ketik Manual Portable (11-
13)
2012 Baik 2,833,335.00
5. Mesin Ketik Manual Standar (14-16)
2004 Baik 350,000.00
6. Mesin Ketik Manual Standar (14-16)
2005 Baik 3,350,000.00
7. Mesin Ketik Manual Longewagen
(18)
2011 Baik 3,775,000.00
8. Mesin Absen (Time Recorder) 2015 Baik 3,700,000.00
9. Lemari Besi 2017 Baik 8,000,000.00
10. Filling Besi/Metal 2017 Baik 7,500,000.00
11. Brankas 2009 Baik 3,500,000.00
12. Brankas 2015 Baik 10,000,000.00
13. Papan Nama Instansi 2009 Baik 4,900,000.00
14. Papan Pengumunan 2010 Baik 575,000.00
15. Papan Pengumunan 2011 Baik 9,750,000.00
16. White Board 2010 Baik 250,000.00
17. White Board 2011 Baik 1,437,500.00
18. Mesin Absensi 2013 Baik 6,500,000.00
19. Mesin Absensi 2017 Baik 3,000,000.00
20. Alat Pemotong Kertas 2013 Baik 3,875,000.00
21. Overhead Projektor 2010 Baik 18,200,000.00
22. Lemari Kayu 2010
Baik 3,000,000.00
23. Lemari Kayu 2011 Baik 15,525,000.00
24. Lemari Kayu 2011 Baik 1,725,000.00
25. Rak Kayu 2009 Baik 11,500,000.00
26. Meja Rapat 2011 Baik 16,200,000.00
27. Meja Podium 2014 Baik 2,000,000.00
28. Meja Tambahan 2009 Baik 4,950,000.00
29. Kursi Rapat 2011 Baik 16,000,000.00
30. Kursi Tamu 2009 Baik 16,000,000.00
31. Kursi Lipat 1998 Baik 600,000.00
61
No. Uraian Tahun
Pembelian
Kondisi Harga (Rp.)
1 2 3 4 5
32. Kursi Lipat 2009 Baik 1,776,250.00
33. Kursi Lipat 2009 Baik 3,000,000.00
34. Kursi Lipat 2009 Baik 8,120,000.00
35. Kursi Lipat 2010 Baik 1,540,000.00
36. Kursi Lipat 2010 Baik 6,160,000.00
37. Kursi Lipat 2016 Baik 8,250,000.00
38. Mesin Potong Rumput 2013 Baik 3,500,000.00
39. Lemari Es 2016 Baik 4,840,000.00
40. AC Unit 2016 Baik 13,200,000.00
41. AC Split 2009 Baik 10,500,000.00
42. AC Split 2009 Baik 8,000,000.00
43. AC Split 2012 Baik 6,525,000.00
44. AC Split 2013 Baik 7,400,000.00
45. AC Split
2013 Baik 4,500,000.00
46. AC Split 2013 Baik 7,400,000.00
47. AC Split 2014 Baik 9,150,000.00
48. AC Split 2014 Baik 17,630,000.00
49. AC Split 2015 Baik 10,800,000.00
50. Kipas Angin 2009 Baik 1,200,000.00
51. Kipas Angin 2016 Baik 2,000,000.00
52. Up Right Chiller/frezzer 2013 Baik 2,250,000.00
53. Alat Dapur Lainnya 2014 Baik 24,766,250.00
54. Alat Pemanas 2016 Baik 3,000,000.00
55. Televisi 2010 Baik 2,706,000.00
56. Televisi 2011 Baik 2,340,000.00
57. Televisi 2016 Baik 5,720,000.00
58. Televisi 2016 Baik 3,500,000.00
59. Televisi 2017 Baik 11,000,000.00
60. Sound System 2012 Baik 50,250,000.00
61. Wireless 2009 Baik 4,500,000.00
62. Wireless 2016 Baik 4,840,000.00
63. Megaphone 1984 Baik 750,000.00
64. Microphone 2016 Baik 396,000.00
65. Microphone Floor Stand 2015 Baik 500,000.00
62
No. Uraian Tahun
Pembelian
Kondisi Harga (Rp.)
1 2 3 4 5
66. Camera Video 2016 Baik 8,000,000.00
67. Tangga Alumunium 2015 Baik 4,000,000.00
68. Dispenser 2009 Baik 172,000.00
69. Dispenser 2010 Baik 187,000.00
70. Dispenser 2012 Baik 218,000.00
71. Dispenser 2012 Baik 219,000.00
72. Dispenser 2012 Baik 219,000.00
73. Dispenser 2014 Baik 245,000.00
74. Handy Cam 2010 Baik 9,500,000.00
75. Alat Rumah Tangga Lain-lain 2009 Baik 3,005,000.00
76. Alat Rumah Tangga Lain-lain 2011 Baik 18,500,000.00
77. Alat Rumah Tangga Lain-lain 2014 Baik 10,600,000.00
78. P.C Unit 2009 Baik 19,185,000.00
79. P.C Unit 2009 Baik 19,050,000.00
80. P.C Unit 2010 Baik 7,950,000.00
81. P.C Unit 2016 Baik 6,345,000.00
82. P.C Unit 2017 Baik 7,000,000.00
83. Laptop 2009 Baik 9,950,000.00
84. Laptop 2009 Baik 9,348,000.00
85. Laptop 2010 Baik 7,975,000.00
86. Laptop 2010 Baik 7,975,000.00
87. Laptop 2013 Baik 11,505,000.00
88. Laptop 2014 Baik 20,400,000.00
89. Laptop 2014 Baik 7,150,000.00
90. Laptop 2014 Baik 6,875,000.00
91. Laptop 2015 Baik 13,500,000.00
92. Laptop 2015 Baik 7,900,000.00
93. Laptop 2017 Baik 21,000,000.00
94. Note Book 2012 Baik 9,250,000.00
95. Note Book 2016 Baik 15,000,000.00
96. Note Book 2016 Baik
8,000,000.00
97. Printer 2010 Baik 1,850,000.00
98. Printer 2012 Baik 1,825,000.00
99. Printer 2013 Baik 1,925,000.00
63
No. Uraian Tahun
Pembelian
Kondisi Harga (Rp.)
1 2 3 4 5
100. Printer 2014 Baik 2,450,000.00
101. Printer 2015 Baik 2,450,000.00
102. Printer 2015 Baik 1,300,000.00
103. Printer 2016 Baik 6,462,000.00
104. Printer 2017 Baik 10,000,000.00
105. Printer 2017 Baik 24,000,000.00
106. Peralatan Jaringan Lain-lain 2014 Baik 750,000.00
107. Meja Kerja Pejabat Eselon II 2009 Baik 2,800,000.00
108. Meja Kerja Pejabat Eselon III 2009 Baik 7,200,000.00
109. Meja Kerja Pejabat Eselon III 2009 Baik 2,400,000.00
110. Meja Kerja Pejabat Eselon III 2009 Baik 2,400,000.00
111. Meja Kerja Pejabat Eselon IV 2009 Baik 6,000,000.00
112. Meja Kerja Pejabat Eselon IV 2015 Baik 2,600,000.00
113. Meja Kerja Pegawai Non
Struktural
1995 Baik 700,000.00
114. Meja Kerja Pegawai Non Struktural
1995 Baik 350,000.00
115. Meja Kerja Pegawai Non Struktural
2009 Baik 18,000,000.00
116. Meja Kerja Pegawai Non
Struktural
2010 Baik 1,520,000.00
117. Meja Kerja Pegawai Non Struktural
2010 Baik 17,480,000.00
118. Meja Kerja Pegawai Non Struktural
2011 Baik 6,550,000.00
119. Meja Kerja Pegawai Non
Struktural
2012 Baik 8,080,000.00
120. Meja Kerja Pegawai Non Struktural
2012 Baik 1,010,000.00
121. Meja Kerja Pegawai Non Struktural
2012 Baik 1,010,000.00
122. Meja Rapat Pejabat Eselon III 2016 Baik 2,000,000.00
123. Kursi Kerja Pejabat Eselon II 2009 Baik 2,900,000.00
124. Kursi Kerja Pejabat Eselon III 2009 Baik 2,600,000.00
125. Kursi Kerja Pejabat Eselon III 2009 Kurang Baik
1,300,000.00
126. Kursi Kerja Pejabat Eselon III 2009 Baik 1,300,000.00
127. Kursi Kerja Pejabat Eselon III 2015 Baik 2,215,000.00
128. Kursi Kerja Pejabat Eselon III 2015 Baik 1,000,000.00
129. Kursi Kerja Pejabat Eselon IV 2009 Baik 1,000,000.00
130. Kursi Kerja Pejabat Eselon IV 2015 Baik 3,300,000.00
64
No. Uraian Tahun
Pembelian
Kondisi Harga (Rp.)
1 2 3 4 5
131. Kursi Kerja Pegawai Non
Struktural
2009 Baik 400,000.00
132. Kursi Kerja Pegawai Non Struktural
2009 Baik 3,200,000.00
133. Kursi Kerja Pegawai Non Struktural
2009 Baik 5,600,000.00
134. Kursi Kerja Pegawai Non
Struktural
2015 Baik 13,695,000.00
135. Kursi Kerja Pegawai Non Struktural
2015 Baik 15,750,000.00
136. Kursi Rapat Pejabat Eselon III 2016 Baik 3,000,000.00
137. Kursi Rapat Ruangan Rapat Staff 2014 Baik 5,625,000.00
138. Kursi Rapat Ruangan Rapat Staff 2016 Baik 6,000,000.00
139. Kursi Tamu di Ruangan Pejabat Eselon III
2016 Baik 7,500,000.00
140. Buffet Kayu 2014 Baik 375,000.00
141. Proyektor + Attachment 2016 Baik 10,420,000.00
142. Proyektor + Attachment 2017 Baik 9,000,000.00
143. Microphone/Wireless Mic 2015 Baik 2,000,000.00
144. Microphone/Wireless Mic 2015 Baik 3,000,000.00
145. Professional Sound System 2015 Baik 8,000,000.00
146. Unintemuptible Power Supply (UPS)
2009 Baik 1,186,000.00
147. Peralatan studio Visual Lain-lain 2015 Baik 2,700,000.00
148. Peralatan studio Visual Lain-lain 2015 Baik 1,600,000.00
149. Camera Electronic 2015 Baik 6,050,000.00
150. Pesawat Telephone 2009 Baik 223,000.00
151. Facsimile 2006 Kurang
Baik
7,440,500.00
152. Facsimile 2016 Baik 2,500,000.00
153. Packaging Machine 2013 Baik 298,549,920.00
154. Kain Panel 2015 Baik 5,000,000.00
155. Fire Extinguisher 2016 Baik 3,000,000.00
156. Tugu Peringatan Lainnya 2016 Baik 6,000,000.00
157. Instalasi Air Bersih Lain-lain 2013 Baik 4,220,600.00
158. Jaringan Transmisi Tegangan
Dibawah 100 KVA
2010 Baik 13,235,700.00
159. Jaringan Transmisi Tegangan
Dibawah 100 KVA
2011 Baik 12,000,000.00
160. Jaringan Transmisi Tegangan Dibawah 100 KVA
2015 Baik 49,999,950.00
161. Jaringan Distribusi Tegangan 1 s/d 20 KVA
2014 Baik 20,283,650.00
65
No. Uraian Tahun
Pembelian
Kondisi Harga (Rp.)
1 2 3 4 5
162. Jaringan Telepon Di atas Tanah
Lain-lain
2009 Baik 350,000.00
Sumber : Dinas Perindustrian Provinsi NTB tahun 2019
a. Sumber dan Besar Anggaran
Dinas Perindustrian Provinsi NTB sebagai induk organisasi, mengelola
anggaran sebesar Rp. 20.187.746.500,- berasal dari 2 (dua) sumber pembiayaan
yaitu dari APBD Provinsi NTB sebesar Rp. 17.330.066.500,-, APBN (dekonsentrasi)
dari Direktorat Jenderal Industri Kecil Menengah dan Aneka – Kementerian
Perindustrian sebesar Rp.2.857.680.000,-,
Pada Tahun Anggaran 2019, total anggaran penyelenggaraan Dinas
Perindustrian Provinsi NTB adalah sebesar RP. 21.111.813.960,- bersumber dari
APBN dan APBD Provinsi NTB, anggaran tersebut dikelola oleh Dinas Perindustrian
Provinsi NTB bersama dua Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD). UPTD Balai
Kemasan mengelola anggaran yang berasal dari APBD Provinsi NTB sebesar
RP.924.067.460,-, untuk UPTD STIP Anggaranya masih gabung dengan Dinas
induk. Anggaran tersebut terdiri dari Belanja Tidak Langsung (BTL) Pada anggaran
APBD tahun 2019 sebesar Rp.6.315.403.600,- dan Belanja Langsung (BL) sebesar Rp.
11.014.662.900,-
E. ISU STRATEGIS/ PERMASALAHAN PERANGKAT DAERAH
1. Isu Strategis Pertambahan penduduk yang cepat mempunyai implikasi pada berbagai bidang.
Bertambahnya penduduk yang cepat ini mengakibatkan tekanan pada sektor penyediaan
fasilitas tenaga kerja yang tidak mungkin dapat ditampung dari sektor pertanian. Maka
untuk perluasan kesempatan kerja, sektor industri perlu ditingkatkan baik secara kualitas
maupun kuantitas.peningkatan secara bertahap di berbagai bidang industri akan
menyebabkan secara berangsur-angsur tidak akan lagi tergantung kepada hasil prodiksi
dalam memenuhi kebutuhan hidup.
Dalam pembangunan industrialisasi ada lima hal yang harus diperhatikan agar
industri tersebut dapat berkelanjutan, lima hal tersebut adalah 1). Pengembangan SDM
Pelaku usaha industri, 2). Pengembangan teknologi Produksi (Permesinan), 3).
Pengembangan kapsitas teknis, 4). Pengembangan jaringan usaha supply chain
manajemen, dan 5). Pengembangan kualitas Diversifikasi/daya saing produk.
66
Industrialisasi Permesinan dan olahan menjadi program prioritas di NTB mengingat
bahan baku yang tersedia begitu menjanjikan untuk meningkatnya pertumbuhan
ekonomi. Tumbuhnya industri diyakini mampu menjadi penggerak bagi tumbuhnya
industri-industri kecil lainnya sehingga industrialisasi dijadikan sebagai lokomotif
Meningkatnya pertumbuhan ekonomi di NTB. Namun satu hal yang harus diperhatikan
walau telah ditentukan oleh pemerintah bahwa dalam peningkatan pembangunan
industri hendaknya jangan sampai membawa akibat rusaknya lingkungan hidup, dalam
kenyataannya yang lebih banyak diperhatikan dalam pendirian industri sekarang adalah
keuntungan-keuntungan dari hasil produksinya. Sedikit sekali perhatian terhadap
masalah lingkungan, sehingga pendirian industri tersebut akan mengakibatkan
pencemaran lingkungan oleh hasil pembuangan limbah industri yang kadang-kadang
diabaikan.
Selain isu strategis ekternal adapula isu strategis internal yang harus diselesaikan
guna meringankan tugas yang diemban Dinas Perindustrian. Adapun isu strategis internal
Dinas Perindustrian adalah :
Masih kurangnya Sumberdaya Manusia dengan skill dan kompetensi yang
sesuai tugas dan tanggungjawabnya.
Masih kurangnya sarana dan prasarana penunjang dalam pelaksanaan
tugas ASN.
Masih rendahnya penggunaan dan penguasaan IPTEK dalam
menyelesaiakan tugas dan fungsi ASN.
Belum optimalnya koordinasi dan kerjasama antar Bidang dan UPTD untuk
menjaga konsistensi tujuan dan sasaran Pembangunan industry GEMILANG.
2. Permasalahan
Berbagai keberhasilan capaian kinerja penyelenggaraan Urusan Industri tersebut
masih menghadapi beberapa permasalahan dalam penyelenggaraannya, sebagaimana
tabel berikut.
Tabel 4.180 Permasalahan dan Solusi Penyelenggaraan Urusan Industri
NO UNIT PERMASALAHAN ISU STRATEGIS
67
1. Bidang Industri Kreatif,
Sandang dan Kerajinan
1. Masih minim kesadaran pelaku usaha IKM tentang
pentingnya HKI, dalam menghasilkan suatu produk industri untuk dilindungi
kekayaan intelektual 2. Fasilitasi Pendaftaran SNI
wajib dilakukan oleh Dinas Perindustrian seringkali
terlambat direspon oleh pengusaha IKM (Industri Kecil Menengah)
3. Pendampingan terhadap Industri Kecil Menengah
(IKM) melalui Unit Pendampingan Langsung (UPL) dalam upaya
meningkatkan kapasitas produksi dan peningkatan
mutu produk belum optminal;
4. Kapasitas, Kapabilitas, dan Kualitas IKM belum mengarah pada
Industrialisasi
1. Industrialisasi dan Penguatan Kapasitas,
Kapabilitas serta Kualitas IKM
2. Diversifiksi produk
3. Penguatan kapasitas dan kompetensi pelaku usaha;
2. Bidang Industri
Agro
1. Belum optimalnya
pengembangan produk serta rendahnya kualitas
2. Pengembangan produk olahan yang terstandarisasi masih relatif sedikit;
3. Jejaring pemasaran (Network Marketing) berbagai produk IKM yang masih terbatas;
4. Belum terarahnya IKM menuju Industrialisasi
Industrialisasi Agro
3. Bidang Industri
Logam, Alat
Transportasi,
Elektronika dan
Telematika
1. Struktur Industri Logam, Mesin, Elektronika dan Telematika masih lemah;
2. Masih belum terpenuhinya ragam/jenis produk yang
dibutuhkan oleh masyarakat
3. Jejaring dan akses pemasaran masih terbatas dan sebagian
besar untuk pasar lokal.
1. Diversifiksi produk 2. Penguatan kapasitas dan
kompetensi pelaku usaha;
3. Mesin dan peralatan produksi yang digunakan
4. Balai Kemasan
Produk Daerah
1. Tinta Cetak dan beberapa
jenis bahan kemasan tertentu tidak bisa diperoleh di mataram, sehingga
dipesan keluar daerah (Surabaya dan Bandung)
Melakukan Kerjasama dengan
Balai Kemasan Makanan dan
Minuman Jawa Timur, dan Balai
Kemasan Prov. Jawa Barat
untuk selalu kontinue suplai
68
2. Kemasan dan desain kemasan produk olahan
masih sederhana.
kebutuhan
5. 1. Belum Optimalnya Pengembangan Industri
Kecil Menengah disebabkan oleh
kurangnya pasokan bahan baku untuk industri kecil
menengah. 2. Keterbatasan sarana dan
prasarana serta
penguasaan teknologi Industri, minimnya akses
permodalan, perijinan, pemasaran
1. Pelatihan dan pendampingan
berkelanjutan kepada IKM, pengoptimalan potensi
dan sumber daya lokal sebagai bahan baku
industri sehingga tidak tergantung pada bahan baku impor.
2. Keterbatasan sarana dan prasarana serta
penguasaan teknologi Industri, minimnya akses permodalan, perijinan,
pemasaran
Sumber : Dinas Perindustrian Provinsi NTB tahun 2019
F. Sistematika Penyajian
Pada dasarnya Laporan Akuntabilitas Kinerja ini memberikan penjelasan mengenai
pencapaian kinerja Dinas Perindustrian Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun 2019. Capaian
Kinerja Tahun 2019 diperbandingkan dengan Penetapan kinerja Tahun 2019 sebagai tolok
ukur keberhasilan tahunan Organisasi Perangkat Daerah.
Analisis atas Capaian Kinerja terhadap rencana kinerja ini akan memungkinkan
diidentifikasinya kinerja bagi perbaikan kinerja masa datang. Sistematika penyajian Laporan
Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LKIP) Dinas Perindustrian Provinsi NTB Tahun
Anggaran 2019 ini disusun berdasarkan Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur
Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 29 Tahun 2010 tentang Pedoman Penyusunan
Penetapan Kinerja dan Pelaporan Akuntabilitas Instansi Pemerintah, sebagai berikut:
IKHTISAR EKSEKUTIF
BAB I. PENDAHULUAN, menjelaskan secara ringkas latar belakang, aspek strategis Dinas
Prindustrian Provinsi Nusa Tenggara Barat
BAB II. PERENCANAAN KINERJA, pada bab ini diuraikan ringkasan/ihktisar perjanjian
kinerja tahun 2019
BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA
69
A. Capaian Kinerja Organisasi
Menjelasakan analisis mengenai pencapaian kinerja Dinas
Perindustrin Provinsi Nusa Tenggara Barat dikaitkan dengan
pertanggungjawaban terhadap pencapaian Indikator Kinerja per
sasaran, per program, evaluasi dan analisis kinerja serta
akuntabilitas keuangan tahun 2019
B. Realisasi Anggaran
BAB IV. PENUTUP
Menjelaskan simpulan umum atas capaian kinerja Dinas Perindustrian Provinsi
Nusa Tenggara barat Tahun 2019 serta menguraikan rekomendasi dan perbaikan
yang duperlukan bagi perbaikan kinerja dimasa akan datang
LAMPIRAN
- Indikator Kinerja Utama Tahun 2019
- Rencana Kinerja Tahun 2019
- Perjanjian Kinerja Tahun 2019
- Pengukuran dan Pencapaian Kinerja Tahun 2019
- Rencana Aksi Tahun 2020
- Rencana Kinerja Tahun 2020
- Laporan Pendukung LAKIP
70
BAB II.
PERENCANAAN KINERJA
A. PERENCANAAN STRATEGIS
Dokumen Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi NTB
tahun 2019 – 2023 ditetapkan melalui Perda nomor 1 tahun 2019. RPJMD tahun 2019 -2023
merupakan tonggak awal periode kepemimpinan Zulkieflimansyah dan Hj. Siti Rohmi yang
akan dijadikan dokumen perencanaan selama lima tahun kedepan yang mengusung visi
“Membangun Nusa Tenggara Barat Yang GEMILANG” dimana makna gemilang yang
merupakan kata kunci dari misi tersebut adalah Provinsi NTB memiliki keyakinan untuk
berperan besar di kancah Nasional dan International dengan percepatan dan lompatan
pembangunan serta ihtiar mewujudkan NTB yang rapi dan mampu bersaing, tangguh, dan
tangguh. Dalam mewujudkan visi NTB GEMILANG ditetapkan enam misi pembangunan NTB
yaitu :
Misi I : NTB TANGGUH DAN MANTAP Melalui penguatan mitigasi bencana
dan pengembangan infrastruktur serta konektivitas wilayah.
Misi 2 : NTB BERSIH DAN MELAYANI Melalui transformasi birokrasi yang
berintegritas, nerkinerja tinggim bersih dari KKN dan berdedikasi.
Misi 3 : NTB SEHAT DAN CERDAS Melalui peningkatan kualitas sumber daya
manusia sebagai pondasi daya saing daerah.
71
Misi 4 : NTB ASRI DAN LESTARI melalui pengelolaan sumber daya alam dan
lingkungan yang berkelanjutan.
Misi 5 : NTB SEJAHTERA DAN MANDIRI melalui penanggulangan kemiskinan,
mengurangi kesenjangan dan pertumbuhan ekonomi inklusif
bertumpu pada pertanian, pariwisata dan industrialisasi.
Misi 6 : NTB AMAN DAN BERKAH melalui perwujudan masyarakat madani
yang beriman, berkarakter dan penegakan hokum yang berkeadilan
Dinas Perindustrian dalam RPJMD Provinsi NTB tahun 2019-2023 mengawal misi ke 5
(lima) yaitu NTB SEJAHTERA DAN MANDIRI melalui penanggulangan kemiskinan,
mengurangi kesenjangan dan pertumbuhan ekonomi inklusif bertumpu pada pertanian,
pariwisata dan industrialisasi. Adapun tujuan yang melekat pada Dinas Perindustrian dalam
misi lima tersebut adalah Meningkatnya Pertumbuhan Ekonomi yang berkualitas, dengan
indikator tujuan pertumbuhan industri. Sasaran Dinas Perindustrian disebutkan
Mengembangkan Industri Olahan dan Permesinan dengan indikator sasarannya sama
dengan indikator tujuannya yaitu Pertumbuhan Industri.
Dinas Perindustrian Provinsi NTB dalam program strategisnya melakukan pendaftaran
Hak Atas Kekayaan Intelektual (HaKI) Karya Seni Budaya Daerah untuk desain industri,
merek, dan hak cipta. Adapun manfaat Pendaftaran HAKi bagi Industri Kecil Menengah
adalah :
1. Bagi dunia usaha, adanya perlindungan terhadap penyalahgunaan atau
pemalsuan karya intelektual yang dimilikinya oleh pihak lain di dalam negeri
maupun di luar negeri.
2. Bagi investor, dapat menjamin kepastian hukum baik individu maupun
kelompok serta terhindar dari kerugian akibat pemalsuan dan perbuatan
curang pihak lain.
3. Bagi pemerintah, adanya citra positif pemerintah yang menerapkan HKI di
tingkat WTO. Selain itu, adanya penerimaan devisa yang diperoleh dari
pendaftaran HKI.
4. Adanya kepastian hukum bagi pemegang hak dalam melakukan usahanya
tanpa gangguan pihak lain.
5. Pemegang hak dapat melakukan upaya hukum baik perdata maupun pidana
bila terjadi pelanggaran/peniruan.
6. Pemegang hak dapat memberikan izin atau lisensi kepada pihak lain.
72
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2016 tentang Merek dan Indikasi
Geografis, adalah tanda yang dapat ditampilkan secara grafis berupa gambar, logo, nama,
kata, huruf, angka, susunan warna, dalam bentuk 2 (dua) dimensi dan/atau 3 (tiga) dimensi,
suara, hologram, atau kombinasi dari 2 (dua) atau lebih unsur tersebut untuk membedakan
barang dan/atau jasa yang diproduksi oleh orang atau badan hukum dalam kegiatan
perdagangan barang dan/atau jasa. Merek Dagang adalah merek yang digunakan pada
barang yang diperdagangkan oleh seseorang atau beberapa orang secara bersama-sama
atau badan hukum untuk membedakan dengan barang sejenis lainnya. Merek Jasa adalah
merek yang digunakan pada jasa yang diperdagangkan oleh seseorang atau beberapa orang
secara bersama-sama atau badan hukum untuk membedakan dengan jasa sejenis lainnya.
Produk-Produk IKM NTB yang telah terdaftar Haki, selanjutnya didaftarkan sertifikat
halal dan sertifikat Standar Nasional Indonesia (SNI). Sertifikasi Halal dan SNI sangat
dibutuhkan untuk memperkuat daya saing IKM serta memperluas jaringan pasar baik dalam
maupun luar negeri. Pentingnya sertifikasi menjadikan Dinas Perindustrian sebagai OPD
strategis yang memfasilitasi IKM untuk melakukan pendaftaran halal dan SNI tersebut.
Sertifikat halal didaftarkan untuk produk olahan IKM dan SNI diberikan pada produk IKM
Logam dan mesin.
Kemasan adalah salah satu hal penting dalam industri olahan karena kemasan
merupakan pelindung dari suatu barang, baik barang biasa maupun barang-barang hasil
produksi industri. Dalam dunia industri kemasan merupakan pemenuhan suatu kebutuhan
akibat adanya hubungan antara penghasil barang dengan masyarakat pembeli. Untuk
keperluan ini kemasan harus dapat menyandang beberapa fungsi yang harus dimilikinya
seperti tempat atau wadah dalam bentuk tertentu dan dapat melindungi barang dari
kemungkinan rusak, sejak keluar dari pabrik sampai ke tangan pembeli, bahkan masih dapat
digunakan sebagai wadah setelah isi barang habis terpakai, (dalam hal ini wadah tersebut
masih menyandang fungsi iklannya).
B. TUJUAN DAN SASARAN
Perumusan tujuan dan sasaran akan memberikan arah yang jelas bagaimana mencapai
kinerja yang diharapkan dan mengatasi permasalahan yang terjadi. Merealisasikan sebuah
tujuan jangka menengah diartikan sebagai keberhasilan menciptakan perubahan pada
dampak yang luas dari tugas dan fungsi yang diemban organisasi. Untuk keberhasilan
pencapaian tujuan dan sasaran diperlukan strategi untuk mencapainya. Strategi dimaknai
sebagai akuntabilitas berbagai kebijakan untuk mencapai sasaran yang spesifik dan
berkesinambungan.
73
Dinas Perindustrian sebagai Organisasi Perangkat Daerah (OPD) memiliki posisi yang
strategis, hal ini dikarenakan mengemban tugas sebagai lokomotif program unggulan NTB
yaitu “gemilang Industrialisasi” pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD)
Provinsi NTB tahun 2019 -2023. Dalam mencapai cita-cita industrialisasi tersebut dinas
perindustrian memiliki Tujuan Pembangunan “Pertumbuhan Industri” dan sasaran
pembangunannya adalah “Mengembangkan Industri Olahan dan Permesinan”
Sasaran Strategis digunakan untuk menentukan/ mewujudkan tujuan dan sasaran
Dinas Perindustrian dengan memperhatikan sumberdaya yang tersedia. Adapun sasaran
strategis Dinas Perindustrian adalah “ Meningkatnya Industri kecil dan menengah” dengan
indikator kinerja Utama sebagai berikut :
1. Pertambahan Nilai PDRB Sektor Industri.
2. Persentase Industri kecil Meningkat menjadi industri menengah.
3. Pertumbuhan Industri
Pertumbuhan ekonomi suatu daerah memang berkaitan erat dengan kesejahteraan
masyarakatnya, sehingga menjadi tolak ukur apakah daerah tersebut berada dalam keadaan
ekonomi yang baik atau tidak. Pertambahan nilai PDRB sektor industri merupakan bagian
dari pertumbuhan ekonomi suatu daerah. Pertumbuhan ekonomi dapat diartikan juga
sebagai proses kenaikan kapasitas produksi suatu perekonomian yang diwujudkan dalam
bentuk kenaikan pendapatan nasional.
Industri kecil mempunyai peran yang sangat strategis untuk dapat meningkatkan
pendapatan, perluasan kesempatan kerja, peluang kesempatan berusaha dan juga
mengatasi kemiskinan. Hal tersebut mendorong Dinas Perindustrian dalam menentukan
Indikator kinerja Persentase industri kecil yang meningkat menjadi menengah. Di era
ekonomi digital, salah satu langkah strategis yang perlu didorong untuk IKM adalah
kemudahan access to market. Hal ini sesuai dengan implementasi peta jalan Making
Indonesia 4.0, yang digadang gadang sudah mulai mengurangi tenaga manusia dalam
produksinya.
Dalam meningkatkan IKM kecil ke industri menengah maka perlu dilakukan
peningkatan Sumberdaya IKM yang ada sehingga apa yang direncanakan pada indikator satu
sampai dengan indikator tujuh dapat tercapai. Begitu juga halnya pada cakupan IKM sentra
industri potensial yang dikembangkan merupakan indikator pengembangan dari kumpulan-
kumpulan IKM yang saling menguntungkan satu dengan yang lainnya.
74
Menyambung indikator tersebut dengan kemajuan revolusi Industri 4.0 maka
ditentukan indikator ketiga yaitu pertumbuhan industri.
Indikator yang ketiga adalah IKM yang terbina dengan harapan untuk meningkatkan
IKM kecil ke industri menengah maka perlu dilakukan peningkatan Sumberdaya IKM yang
ada sehingga apa yang direncanakan pada indikator satu sampai dengan indikator tujuh
dapat tercapai. Begitu juga halnya pada cakupan IKM sentra industri potensial yang
dikembangkan merupakan indikator pengembangan dari kumpulan-kumpulan IKM yang
saling menguntungkan satu dengan yang lainnya.
Kerjasama sangat menentukan keberhasilan dalam pemasaran produk, dengan
kerjasama maka kemungkinan besar produk IKM yang dihasilkan dapat diserap pasar yang
target akhirnya adalah peningkatan ekonomi baik untuk NTB maupun untuk IKM itu sendiri.
Sebelum melakukan kerjasama tentunya produk-produk olahan harus memiliki penampilan
menarik sehingga memiliki kesan pada konsumen. Dengan demikian mutu kemasan produk
menjadi satu hal yang sangat penting yang tidak boleh terpisahkan dari perencanaan
produksi olahan.
Tabel. 2.2. Program Strategis Dinas Perindsutrian Tahun 2019.
No Program Anggaran Keterangan
1 Program Peningktan kapasitas IPTEK Sistem Produksi
2.884.515.100 Program ini mendukung indikator kinerja, Persentase industri kecil yang meningkat menjadi menengah dan
Cakupan IKM yang terbina.
2 Program Pengembangan
industri kecil dan menengah
3.082.325.000 Mendukung indikator kinerja, Persentase industri kecil yang
meningkat menjadi menengah dan Cakupan IKM yang terbina.
3 Program peningkatan
kemampuan teknologi Industri
3.716.575.000 Mendukung indikator kinerja, Persentase industri kecil yang
meningkat menjadi menengah dan Cakupan IKM yang terbina.
4 Program 358.625.000 Mendukung indikator kinerja,
75
Pengembangan
Sentra-sentra industri Potensial
Persentase industri kecil yang
meningkat menjadi menengah
5 Program kerjasama pembangunan
sektor perindustrian
436.608.000 Mendukung indikator kinerja, Persentase industri kecil yang
meningkat menjadi menengah
6 Program Peningkatan mutu
dan pengembangan pengolahan komoditi Unggulan
daerah
99.950.000 Mendukung indikator kinerja, Persentase industri kecil yang
meningkat menjadi menengah
C. INDIKATOR KINERJA UTAMA
Dalam Peraturan Presiden nomor 29 tahun 2014 Tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja
Instansi Pemerintah, Indikator kinerja adalah ukuran keberhasilan yang akan dicapai dari
kinerja program kegiatan yang telah direncanakan. Sedangkan indikator kinerja utama
merupakan sebuah ukuran keberhasilan organisasi dan perangkat daerah dalam mencapai
tujuan dan sasaran yang merupakan hasil dari berbagai program/kegiatan. Dalam RPJMD
Provinsi NTB tahun 2019-2023 Dinas Perindustrian telah menetapkan tiga indikator kinerja
yaitu seperti yang terlihat pada tabel dibawah ini:
Tabel 2.4 Indikator Kinerja Utama Dinas Perindustrian Provinsi NTB.
No Sasaran Strategis Indikator Kinerja
Penjelasan
(Formulasi, Pengukuran,
Tipe, Penghitungan Sumber
Data, Alasan )
1 Pertumbuhan
Industri
Pertambahan Nilai PDRB
Sektor Industri (Juta)
Nilai PDRB Tahun N – Nilai PDRB
Tahun N-1
Persentase Industri kecil
Meningkat menjadi industri
menengah (%)
(Jumlah Industri Menengah
Tahun N – Jumlah Industri
menengah Tahun N-1) / Jumlah
Industri Menengah Tahun N-1 X
100%
Pertumbuhan Industri (%)
(Jumlah IKM tahun N – Jumlah
IKM N-1) /Jumlah IKM tahun N-1
x 100%
76
Sumber : Dinas Perindustrian Provinsi NTB tahun 2019
Dari tabel diatas terlihat jelas tiga indikator kinerja Dinas Perindustrian serta Formulasi,
pengukuran, penghitungan yang digunakan dalam melakukan evaluasi atau pengukuran
pencapaian. Untuk itu kinerja Dinas Perindustrian akan mudah dievaluasi oleh semua pihak
yang ada sehingga kedepan akan menjadi masukan pada laporan kinerja Dinas.
D. Perjanjian Kinerja
Perjanjian kinerja Kepala daerah dan Kepala Dinas Perindustrian merupakan sebuah
penyelenggaraan sistem akuntabilitas yang menunjukkan transparansi dalam perencanaan
maupun realisasi pembangunan. Perjanjian tersebut merupakan wujud komitmen dan
kesepakatan kedua belah pihak terhadap apa yang harus diselesaikan oleh Kepala OPD
sebagai penerima amanah sesuai dengan tugas dan fungsi yang ada. Tentunya perjanjian ini
mengacu pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi NTB,
Renstra OPD dan Rencana Kerja (renja) OPD pada tahun 2019. Adapun perjanjian kinerja
pada tahun 2019 adalah sebagai berikut :
Tabel 2.5 Tabel Perjanjian kinerja tahun 2020 Dinas Perindustrian Provinsi NTB.
Sasaran strategis Indikator Kinerja Target
Pertumbuhan Industri Pertambahan Nilai PDRB Sektor
Industri (juta)
168.395.36
Persentase Industri kecil Meningkat
menjadi industri menengah (%)
2,2
Pertumbuhan Industri (%) 4.04
Sumber : Dinas Perindustrian Provinsi NTB tahun 2019
Dari Perjanjian kinerja diatas diturunkan kembali kedalam program/kegiatan yang
mendukung pencapaian indikator kinerja tersebut. Sehingga tidak ada program kegiatan
yang hanya berjalan sendiri seperti pada perencanaan sebelumnya. Adapun program
kegiatan yang mendukung pencapaian indikator kinerja tersebut dapat dilihat pada tabel
dibawah ini :
77
39
Tabel II.6 Tabel Indikator Kinerja Utama Program/kegiatan tahun 2020 Dinas Perindustrian Provinsi NTB.
No SasaranStrategis
IndikatorKinerja
Program/ Kegiatan
ANGGARAN
Uraian Satuan Target
Kinerja Total (Rp)
Rencana Aksi per Triwulan
I II III IV
1 2 3 4 5 10 11 12 13 14 15
1 Pertambahan Nilai
PDRB Sektor
Industri
Nilai PDRB Tahun N
– Nilai PDRB Tahun
N-1
(Rp. Ribu) 168.395.36
Program Peningkatan
Kapasitas Iptek Sistem
Produksi
6.031.200.000 1.512.789.250 1.762.643.750 1.645.542.750 1.110.224.250
Pengembangan sistem inovasi
teknologi industri 637.560.000 433.060.000 141.500.000 31.500.000 31.500.000
Dokumen 10 Penguatan Kemampuan
Industri Berbasis Teknologi 5.393.640.000 1.079.729.250 1.621.143.750 1.614.042.750 1.078.724.250
Jumlah Sasaran 1 6.031.200.000 1.512.789.250 1.762.643.750 1.645.542.750 1.110.224.250
2 Persentase Industri
kecil Meningkat
(Jumlah Industri
Menengah Tahun % 2,2
Program Pengembangan
Industri Kecil dan Menengah 16.523.492.400 4.030.340.850 5.535.488.850 4.214.258.850 2.743.403.850
40
No SasaranStrategis
IndikatorKinerja
Program/ Kegiatan
ANGGARAN
Uraian Satuan Target
Kinerja Total (Rp)
Rencana Aksi per Triwulan
I II III IV
1 2 3 4 5 10 11 12 13 14 15
menjadi industri
menengah
N – Jumlah Industri
Tahun N-1) /
Jumlah Industri
Menengah Tahun
N-1 X 100%
Penguatan Industri Kecil dan
Menengah Terhadap
Pemanfaatan Sumber Daya
6.949.442.000 1.944.000.000 3.318.090.000 968.443.000 718.909.000
Pembinaan industri kecil
menengah dalam
memperkuat jaringan klaster
industri
855.400.000 288.236.000 2.250.000 112.014.000 452.900.000
Sertifikasi halal dan pengujian
mutu produk unggulan 936.047.000 - 18.797.000 917.250.000 -
Pendaftaran dan perlindungan
hak atas kekayaan intelektual
(HAKI)
429.826.000 320.053.000 - - 109.773.000
41
No SasaranStrategis
IndikatorKinerja
Program/ Kegiatan
ANGGARAN
Uraian Satuan Target
Kinerja Total (Rp)
Rencana Aksi per Triwulan
I II III IV
1 2 3 4 5 10 11 12 13 14 15
Fasilitasi kemitraan industri
kecil dan menengah dengan
swasta
7.352.777.400 1.478.051.850 2.196.351.850 2.216.551.850 1.461.821.850
Program Peningkatan Mutu
dan Pengembangan Komoditi
Unggulan Daerah
816.813.500 120.265.000 21.000.000 302.298.500 373.250.000
Penguatan Mutu Kemasan
Produk Olahan Pangan 332.398.500 47.000.000 21.000.000 216.398.500 48.000.000
Pendampingan peningkatan
mutu desain kemasan produk
unggulan daerah
484.415.000 73265000 0 85900000 325250000
Jumlah Sasaran 2 17.340.305.900 4.150.605.850 5.556.488.850 4.516.557.350 3.116.653.850
42
No SasaranStrategis
IndikatorKinerja
Program/ Kegiatan
ANGGARAN
Uraian Satuan Target
Kinerja Total (Rp)
Rencana Aksi per Triwulan
I II III IV
1 2 3 4 5 10 11 12 13 14 15
3 Pertumbuhan
Industri
(Jumlah IKM tahun
N – Jumlah IKM N-
1) /Jumlah IKM
tahun N-1 x 100%
%
4,04
Program Pengembangan
Sentra - Sentra Industri
Potensial
2.098.336.000 1.500.000.000 152.217.000 446.119.000 -
Penguatan Desain dan
diversifikasi produk unggulan
Industri Kreatif
1.793.902.000 1.500.000.000 - 293.902.000 -
Penguatan Desain dan
diversifikasi produk unggulan
Industri Kerajinan
304.434.000 - 152.217.000 152.217.000 -
Program Peningkatan
Kemampuan Teknologi
Industri
6.457.789.548 3.357.791.829 2.205.710.500 500.225.685 394.061.534
penguatan Kemampuan
Teknologi Industri 3.053.792.548 2.667.500.048 87.692.500 94.850.000 203.750.000
43
No SasaranStrategis
IndikatorKinerja
Program/ Kegiatan
ANGGARAN
Uraian Satuan Target
Kinerja Total (Rp)
Rencana Aksi per Triwulan
I II III IV
1 2 3 4 5 10 11 12 13 14 15
Perluasan Penerapan SNI
Untuk Mendorong Daya Saing
Industri Manufaktur
1.547.205.000 483.470.000 1.063.735.000 - -
Pembinaan terkait produksi
industri hulu hilir 174.699.000 118.316.000 56.383.000 - -
Peningkatan Kemasan
(Packing) Produk IKM olahan 1.682.093.000 88.505.781 997.900.000 405.375.685 190.311.534
Jumlah Sasaran 3 2.098.336.000 1.500.000.000 152.217.000 446.119.000 -
Jumlah Sasaran 1 + 2 + 3 25.469.841.900 7.163.395.100 7.471.349.600 6.608.219.100 4.226.878.100
Sumber : Dinas Perindustrian Provinsi NTB tahun 2019
44
Selain melaksanakan program strategis untuk mendukung tujuan dan sasaran dalam
RPJMD, Dinas Perindustrian juga melaksanakan program rutin sebagai mana kita ketahui
bersama bahwa program rutin sebagai penunjang untuk mencapai indikator pembangunan.
Setiap program rutin maupun prioritas diatas dikdung oleh kegiatan-kegiatan yang nantinya
direncanakan mampu mencapai indikator kinerja yang telah disepakati.
45
BAB III.
AKUNTABILITAS KINERJA
Kewajiban suatu instansi pemerintah dalam mempertanggungjawabkan keberhasilan
maupun kegagalan pelaksanaan progran dan kegiatan yang telah dibebankan/diamanatkan
pemangku kepentingan adalah pelaporan akuntabilitas kinerja. Akuntabilitas kinerja juga
telah diatur dalam ketentuan yang diamanatkan dalam Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun
2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. (SAKIP) dan Peraturan
Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun
2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu
atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah.
Landasan penyusunan LAKIP Dinas Perindustrian Provinsi NTB adalah Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi NTB tahun 2019-2023, Rencana
strategis (RENSTRA) Dinas Perindustrian Provinsi NTB tahun 2019-2023 dan Dokumen
Perjajian kinerja dan realisasi kinerja tahun 2019.
Laporan kinerja digunakan untuk melakukan evaluasi dan menilai keberhasilan dan
kegagalan pelaksanaan kegiatan sesuai dengan program, sasaran yang ditetapkan untuk
mewujudkan misi dan visi Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat. Penilaian tersebut
dilakukan dengan membandingkan kinerja yang dicapai dengan dengan kinerja yang telah
direncanakan serta melakukan klarifikasi ouput dan outcome yang yang akan dicapai. Lakip
mengurai semua informasi terkait pelaksanaan, pencapaian target indikator sasaran yang
telah ditetapkan serta rencana pencapaian target indikator pada tahun 2020.
A. Capaian Kinerja Organisasi
Capaian Kinerja Dinas Perindustrian diukur berdasarkan pencapaian indikator kinerja
RPJMD Provinsi NTB dan Indikator perjanjian tahun 2019. Adapun rincian tingkat
pencapaian kinerja masing-masing indikator dari sasaran strategis Dinas Perindustrian
Provinsi Nusa Tenggara Barat berikut ini :
1. Pencapaian Indikator Kinerja RPJMD
46
Sasaran pembangunan RPJMD Provinsi NTB tahun 2019-2023 yang dikedepankan
pada Dinas Perindustrian adalah industrialisasi Gemilang dengan indikator pertumbuhan
Industri. Adapun target sasaran kinerja Dinas Perindustrian terlihat pada tabel dibawah ini :
Tabel 3.1. Target dan capaian Kinerja Dinas Perindustrian Provinsi NTB tahun 2019
Indikator Kinerja
Pembangunan Daerah Satuan
Target
Realisasi 2019
Pertambahan Nilai PDRB Sektor
Industri Rp. Juta 164.565,72 NA
Persentase Industri kecil yang
meningkat menjadi industri
menengah
% 1,68 NA
Pertumbuhan Industri % 3,20 -1,38
Sumber : Dinas Perindustrian Provinsi NTB tahun 2019*
1.a. Pertambahan Nilai PDRB Sektor Industri.
PDRB adalah jumlah keseluruhan nilai tambah barang dan jasa yang dihasilkan dari
semua kegiatan perekonomian diseluruh wilayah dalam periode tahun tertentu yang pada
umumnya dalam waktu satu tahun. Pendekatan ini sering disebut juga pendekatan nilai
tambah dimana nilai tambah bruto dengan cara mengurangkan nilai out put yang dihasulkan
oleh seluruh kegiatan ekonomi dengan biaya antara lain dari masing –masing nilai produksi
bruto dari setiap sektor ekonomi, nilai tambah ini merupaan nilai yang ditambahkan pada
barang dan jasa yang diperoleh oleh unit produksi sebagai input antara, nilai yang
ditambahkan sama dengan balas jasa faktor produksi atas keikutsertaannya dalam proses
produksi.
Tabel capaian diatas pada tahun 2019 belum terlihat adanya realisasi capaian, hal ini
disebabkan data nilai pertumbuhan PDRB sektor industri dihitung dan dirilis oleh Badan
Pusat Statistik (BPS) Provinsi Nusa Tenggara Barat, namun sampai dengan laporan LAKIP ini
disusun belum ada rilis secara resmi terkait PDRB sektor industri tahun 2019. Sehingga
berimbas pada belum adanya realisasi pada tabel diatas.
1.b. Persetase Industri Kecil yang meningkat menjadi Industri Besar.
47
Indikator kinerja pembangunan persentase industri kecil ke industri menengah dan
pertumbuhan industri, dihitung oleh Dinas Perindustrian Provinsi NTB. Keterbatasan data
dan sumberdaya manusia yang ada pada Dinas perindustrian Provinsi NTB dan Dinas
Perindustrian Kabupaten/Kota menjadikan data capaian tahun 2019 belum dapat dirilis/
disampaikan pada laporan LAKIP. Apabila perhitungan jumlah IKM sudah terkumpul dari
kabupaten kota dokumen tersebut akan menjadi lapiran pada dokumen LAKIP.
1.c. Pertumbuhan Industri.
Pertumbuhan industri tahun 2019 mengalami penurunan sebesar 1,38 persen atau
setara dengan 1.147 IKM dibandingkan tahun 2018, dimana tahun 2018 jumlah industri
formal dan informal sebesar 83.137 IKM dan tahun 2019 sebesar 81.990 IKM, penurunan
jumlah IKM ini disebabkan oleh beberapa faktor yaitu adanya bencana gempa bumi pada
tahun 2018 berimbas pada IKM belum mampu bangkit sehingga berpengaruh pada
penurunan jumlah IKM di NTB. Penurunan jumlah IKM ini akan menjadi motifikasi khusus
Dinas Perindustrian kedepan untuk lebih bekerja keras dan menuangkan ide-ide kreatif yang
lebih inovatif untuk meningkatkan IKM NTB yang ujungnya pada peningkatan perekonomian
NTB.
Pada tahun 2019 untuk mempermudah perhitungan data pertumbuhan IKM dan
Peningkatan Industri kecil ke industri menengah Dinas Perindustrian telah membuat aplikasi
online. Namun aplikasi tersebut belum memperlihatkan hasil seperti yang diharapkan,
sehingga perlu kebijakan agar aplikasi yang telah dibuat dapat dimanfaatkan secara
maksimal.
2. Realisasi Capaian Kinerja Tahun Lalu
Guna mengetahui keberhasilan suatu kegiatan maka diperlukan alat ukur berupa
pembanding realisasi kinerja dari sasaran starategis yang telah ditetapkan tahun lalu dengan
realisasi target kinerja tahun sekarang. Dengan pendekatan capaian realisasi maka
diharapkan dapat memberikan gambaran keberhasilan kegiatan yang telah dilaksanakan.
Adapun rincian tingkat pencapaian kinerja masing-masing indikator dari sasaran strategis
Dinas Perindustrian Provinsi Nusa Tenggara Barat tahun 2018 sebagai berikut :
Tabel 3.2. Pengukuran Kinerja Tahun 2018
No Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target Realisasi Persentase
1 Terbina, terlatih, dan Jumlah IKM yang dikembangkan 40 40 100
48
No Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target Realisasi Persentase
terfasilitasinya IKM
industri kreatif yang berkesinambungan
melalui pelatihan untuk
meningkatkan kualitas dan kuantitas produk industri kreatif
2 Terbina, terlatih, dan terfasilitasinya IKM
industri sandang dan kerajinan yang berkesinambungan
Jumlah IKM yang dikembangkan melalui pelatihan untuk
meningkatkan kualitas dan kuantitas produk industri sandang dan kerajinan
40 40 100
3 Terfasilitasinya
standarisisasi produk IKM
Jumlah IKM yang distandarisasi 25 25 100
4 Terbina dan terlatihnya
IKM industri hasil pertanian, hutan dan perkebunan yang
berkesenimbungan
Jumlah IKM yang dikembangkan
melalui pelatihan untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas produk industri hasil
pertanian, hutan dan perkebunan
40 40 100
5 Terbina dan terlatihnya IKM industri logam,
mesin, dan alat transportasi yang berkesenimbungan
Jumlah IKM yang dikembangkan melalui pelatihan untuk
meningkatkan kualitas dan kuantitas produk industri industri logam, mesin, dan alat
transportasi
20 20 100
6 Tersedianya fasilitas penunjang usaha industri logam, mesin, dan alat
transportasi yang memadai
Jumlah IKM yang mendapat bantuan peralatan
379 379 100
7 Terbina dan terlatihnya IKM industri elektronika
dan telematika yang berkesinambungan
Jumlah IKM yang dikembangkan melalui pelatihan untuk
meningkatkan kualitas dan kuantitas produk industri elektronika dan telematika
35 35 100
8 Terlatih dan Terbinanya IKM Olahan Pangan
secara berkesinambungan
Jumlah IKM Olahan Pangan yang Mengikuti Pelatihan
Kemasan
4 4 100
9 Tersedianya fasilitas penunjang yang memadai
Jumlah IKM yang mendapat bantuan peralatan dan kemasan
100 100 100
Tabel diatas memperlihatkan realisasi capaian sasaran strategis Dinas Perindustrian
tahun 2018. Namun apabila kita membandingkan capaian tahun 2019 dengan capaian 2018,
maka ditemukan adanya perbedaan sasaran strategis dan indikator kinerja, hal tersebut
disebabkan pada tahun 2018 sasaran strategis menggunakan dokumen Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah RPJMD Provinsi NTB tahun 2013-2018. Sedangkan
sasaran strategis dan indikator kinerja tahun 2019 menggunakan RPJMD Provinsi NTB tahun
2019-2023, sehingga sasaran strategis Dinas Perindustrian tidak dapat dibandingkan
sebagai evaluasi dalam keberhasilan program/kegiatan tahun 2019.
49
3. Perbandingan Target Nasional.
Memperhatikan hakekat (pemerintahan) daerah sebagai hasil desentralisasi dalam
negara kesatuan sebagaimana telah ditegaskan sebelumnya maka dapat dipahami bahwa
pembangunan daerah merupakan bagian integral dari pembangunan nasional. Dengan kata
lain, pada satu sisi prinsip desentralisasi menciptakan otonomi daerah (termasuk dalam
konteks pembangunan), pada sisi yang lain perlu dicapai keselarasan rencana pembangunan
daerah dengan rencana pembangunan nasional, hubungan antara perencanaan
pembangunan daerah dengan perencanaan pembangunan nasional.
Untuk itu Dinas Perindustrian sebagai perpanjangan tangan dari tujuan
Pembangunan Kementerian Perindustrian melakukan kegiatan yang selaras dengan target
Nasional seperti yang terlihat pada tabel dibawah ini :
Tabel 3.4. Perbandingan target Nasional dengan Target Daerah Sektor
industri No Indikator
Nasional Target Capaian Indikator
Daerah Target Capaian
1. Pertumbuhan sektor industri
pengolahan non migas
5,3 % NA Pertumbuhan industri
3,20 % -1,38 %
2 Kontribusi industri
pengolahan nonmigas terhadap PDB
17,8 % NA Pertambahan nilai PDRB
sektor industri
164.565,72 juta
NA
3 Kontribusi ekspor produk
Industri terhadap total
ekspor
72,2 % NA
4 Jumlah tenaga
kerja di sektor industri
19,3
juta orang
NA Persentase
industri kecil yang meningkat
menjadi industri
menengah
1,68 % NA
5 Persentase
tenaga kerja di sektor industri terhadap total
tenaga kerja
15 % NA
6 Produktifitas tenaga kerja sektor industri
111,8 (Rp juta/org)
NA
7 Rasio Impor
bahan baku sektor industri terhadap PDB
40,9 % NA
50
sektor industri nonmigas
8 Nilai Investasi sektor industri
306,7 (Rp Triliun)
NA
9 Persentase nilai
tambah sektor industri yang diciptakan diluar
pulau jawa
29,9 % NA
Keselarasan rencana pembangunan dapat dipahami sebagai tingkat sejauhmana
rencana pembangunan dari unit/tingkat pemerintahan lebih rendah merupakan bagian
integral (satu kesatuan) dari dan disusun mengacu rencana pembangunan dari unit/tingkat
pemerintahan yang lebih tinggi, dalam konteks Indonesia, yaitu keselarasan rencana
pembangunan Provinsi dan Kabupaten/kota dengan rencana pembangunan Nasional.
Dengan demikian, tingkat kontribusi Pemerintahan Provinsi dan Kabupaten/kota kepada
pemerintahan pusat dapat diidentifikasi dalam rangka memastikan tujuan pembangunan
nasional. Namun demikian, dalam UU No. 25/2004 tetang Sistem Perencanaan
Pembangunan Nasional tidak ada penegasan bahwa perencanaan pembangunan daerah
merupakan bagian integral dari perencanaan pembangunan nasional.
Dalam tabel diatas target Pemerintah provinsi dalam hal ini Dinas perindsutrian
hanya mendukung tiga indikator dari sembilan indikator pembangunan yang ada di tingkat
nasional. Hal ini tentunya menjadi perhatian mengingat keterbatasan yang ada menjadi
alasan keterbatasan dukungan pembangunan tersebut. Namun tidak menutup kemungkinan
bahwa secara dokumen kegiatan tersebut tidak terencana namun dilapangan indikator
tersebut dapat dilaksanakan.
4. Pencapaian sasaran Strategis Organisasi.
Setiap ide-ide yang cemerlang dan kreatif yang tercipta dari seseorang atau
sekelompok orang sebagai bentuk dari kemampuan intelektual manusia yang berguna dan
memberi dampak baik dari berbagai aspek perlu di akui dan perlu dilindungi agar ide-ide
cemerlang dan kreatif yang telah diciptakan tidak diklaim atau di bajak oleh pihak lain.
untuk itu diperlukan wadah yang dapat membantu dan menaungi ide-ide cemerlang dan
kreatif tersebut.
51
Peserta Inkubasi Bisnis STIP
Undang-undang yang melindungi karya cipta adalah undang-undang nomor 6 tahun
1982 tentang hak cipta, dan telah melalui beberapa perubahan dan telah diundangkan yang
terbaru yaitu undang-undang Nomor 19 Tahun 2002 tentang Hak cipta yang mulai berlaku
12 (dua belas) bulan sejak diundangkan. Tidak hanya karya cipta, di bidang teknologi (hak
paten) dan kreasi tentang penggabungan antara unsure bentuk, warna, garis, desain
produk industry serta tanda yang digunakan untuk kegiatan perdagangan dan jasa (merek)
juga perlu diakui dan dilindungi dibawah perlindungan hukum. Dengan kata lain Hak atas
kekayaan intelektual (HaKi) perlu didokumentasikan agar kemungkinan dihasilkannya
teknologi atau karya lainnya yang sama dapat dihindari atau dicegah.
Mengingat pentingnya akan HAKi tersebut Pemerintah Provinsi NTB ikut andil bagian
sebagai perlindungan akan karya seni masyarakat NTB. HAKi tersebut dibebankan pada
Dinas perindustrian sebagai pengelola dan pelaksana urusan bidang HAKi. adapun jumlah
pendaftaran HaKi merek, yang telah didaftarkan sebagaimana pada tabel berikut :
Tabel 3.3. Capaian Indikator Kinerja Pendaftaran HaKi Merek Daerah Tahun 2019
NO NAMA IKM /
PERUSAHAAN NAMA PEMILIK PRODUK NAMA MEREK
1 JEROACAN PAOZIAH TERASI UDANG JEROACAN
2 UD. ARJUNA H. M. JUNAIDI GARAM BERYODIUM PENJARING INDAH
3 GELORA AMBUNG SUMAINI SAMBAL BELUT GELORA AMBUNG
52
NO NAMA IKM /
PERUSAHAAN NAMA PEMILIK PRODUK NAMA MEREK
4 FAMILY MANDIRI INSAN HAIRI KACANG MERAH & BLACK
GARLIK
FAMILY MANDIRI
5 D'SQUA SULRAHMAN MINYAK HATI IKAN HIU D'SQUA
6 JAMEELA LAILY MARIAH ANEKA KUE JAMEELA PANCOR
7 RAU'S SOPIAN HADI KOPI RAU'S
8 JORONG SEMBUNG CONNYTA OLAHAN MAKANAN JORONG SEMBUNG
9 KAHWANTA HARIYANTONO KOPI KAHWANTA
10 BERUGAK
PESANGGRAHAN
SRI ASTUTI
INDAYANI
KOPI BERUGAK
PESANGGRAHAN
11 SMARTNUT MUHAMMAD
TARMIZI
KACANG TELUR SMARTNUT
12 ANOV RIPAI KERIPIK BUAH ANOV
13 JARA LAMBU MUHAMMAD YUSUF GARAM MASAK
BERYODIUM
JARA LAMBU
14 MADA OI AFDALUL AULAD AMDK MADA OI
15 KALISOM KALISOM BANDENG PRESTO SABUA ADE
16 RUMAH JAHIT
RIZKYANA
SITI FATONAH FASHION RIZKYANA
17 CV. TRI UTAMI
JAYA
NASRIN, S.ADM TEH MORINGA MORINGA SASAMBODO
18 CV. TRI UTAMI
JAYA
NASRIN, S.ADM DAN JAMU (OBAT
TRADISIONAL)
MORIKAI CELUP
19 CV. TRI UTAMI
JAYA
NASRIN, S.ADM
TEH DAUN SIRSAK
MORINGA KIDOM
20 DAPOER D & D ROBERT EFENDY
SAGALA
AYAM FRIED CHIKEN DE'FRIED CHICKEN
21 MAZA
HANDCRAFTED
PEARL AND
JEWELRY
LUBERTI BUDI
UTANA
MUTIARA, EMAS DAN
PERAK
MAZA
22 YOSINA RIA DJAMI YOSINA RIA DJAMI KOPI PEACE
53
NO NAMA IKM /
PERUSAHAAN NAMA PEMILIK PRODUK NAMA MEREK
23 AL-AMIN ZULHADI, AMD.AK MINYAK KELAPA / VCO AL
24 KLP NINA PACU MUJI BIDAWATI, SE KOPI BUBUK KOPI BUMI LONTARA
25 UD.
NARAFASTRONG
NURHAYATI Depot Air Minum Isi Ulang AI SAGALOKA
26 RINJANI RUDI YONO KOPI BUBUK COFFEE MENAH
27 UD. SARI MADU PUTU AGUS
HARIBAWA
MADU DORTANA
28 PT. BANDAR USAHA
MANDIRI
RINI HANDAYANI SAMBAL DAN ANEKA
CAMILAN
BANDAR SAMBAL
29 UD. RINJANI
LOMBOK
HJ. NURWARDAINI KOPI SAJANK COFFEE
30 OTTILIA MAYLIZAR S.Ag MUTIARA, EMAS DAN
PERAK
OTTILIA
31 DELISH CAKE AND
COOKIES
BOBIE JOUARTHA ANEKA KUE KERING DAN
BASAH
DELISH CAKE AND
COOKIES
32 HEPTEL RAHMATULLOH
AKBAR
FASHION HEPTEL
33 ETNIKA HEPPI
BIDRAHAPSARI
AKSESORIS , FASHION ETNIKA
34 IRENG
35 LOMBOK SIWAQ
36 ANISA ABDUL MUIS AMIN OLAHAN MAKANAN /
SAMBAL
SAMBAEL INAQ ENYENG
37 WIDIYA WIDYA UTARI ANEKA KUE BASAH, KUE
KERING DAN KERIPIK
WIDIYA SNACK
38 UD. DB (DUA
BELAS)
USWATUN HASANAH OLAHAN MAKANAN DB SNACK
39 GALANG TENUN
SONGKET
SITI AMINAH KAIN TENUN SONGKET GALANG SONGKET
40 JAYADI FARM JAYADI M. KOPI KOPIKEY
41 BALE CREATIVE IKA ASNI SUSANTHI KERING KENTANG & LOMBOK BEGERIK
54
NO NAMA IKM /
PERUSAHAAN NAMA PEMILIK PRODUK NAMA MEREK
SAMBAL
42 NIKMAH FOOD SRI NANDAWATI RENGGINANG NIKMAH FOOD
43 SUSHI NORI FRANGKY MAKANAN SUSHI &
PELECINAGAN AYAM
SUSHI NORY
44 PELECING AYAM JUARA
45 ARRENDI SITI ARBAIYAH OLAHAN MAKANAN ARRENDI
46 FAVORIT YULIATI OLAHAN MAKANAN FIQA
47 M RASA MURNI HAYATI
FATIMAH
ANEKA KUE M RASA
48 GRAF MONESINDO
PERSADA
MUHAMMAD F.
HAFIZ
SABUN CUCI PIRING MONES
49 RUMAH MAKAN P.
IMAM
IMAM SADALI RUMAH MAKAN RUMAH MAKAN PAK
IMAM
50 MADANIA CAKE
BAKERY COOKIES
SATRIASYAH HARIS
SANJOKO, ST
KUE KERING DAN KUE
BASAH
MADANIA CAKE BAKERY
COOKIES
51 ISHLAH H. M. TAISIR
IBRAHIM
MINUMAN ISHLAH
52 UB. HARTAMAS LALU RUSDI OLAHAN DAGING KERING KRIKISS
53 UD. FEBRILA
SONGKET
JAPRI KARIM KAIN TENUN SONGKET UD. FEBRILA SONGKET
54 UD. NAUNG
SONGKET
MARHAYANI KAIN TENUN SONGKET UD. NAUNG SONGKET
55 GEROK SOKONG SUPAEDI KOPI GEROK SOKONG
56 MALSYE SYAE'UN OLAHAN MAKANAN MALSYE
57 BUNGA MEKAR HALIMATUS SAEBAH OLAHAN PANGAN BUNGA MEKAR
58 MEDODOLA
ORGANIC
PRODUCT
MAWAR JUNITA BUBUK DAUN KELOR DAN
DAUN PEGAGAN
MEDODOLA'S MORINGA
59 N21FOOD NINI ARSIH OLAHAN MAKANAN N21FOOD
60 SONGGAJAH SUNARTI KULINER SONGGAJAH
61 AZ-ZAHRA TAYLOR JUBAIDAH AKSESORIS TENUN JU PALIBELO
55
NO NAMA IKM /
PERUSAHAAN NAMA PEMILIK PRODUK NAMA MEREK
62 UD. D'SAMBA VERA WATI ICE CREAM, OLAHAN SUSU D'SAMBA
63 KUPI TUJAK
LOMBOK
MOH. NAJAMUDIN KOPI BUBUK KUPI TUJAK LOMBOK
64 BEECOMB HONEY IRHAMAYANTI MADU BEECOMB HONEY
65 AZ-ZAHRO MAWARNIATUN KERIPIK AZ-ZAHRO
66 YANAMIJUAN NI WAYAN SUPADMI PAINT, TOTE BAG, SCARF,
SILK
YANAMIJUAN
67 KOPI WALET AMAR
SASAMBO
LALU BUNTARAN MINUMAN KOPI, THE,
COKLAT KERING
AMMAR
68 DARMA SETYA
ARTSHOP
HAJJAH ROBIAH KAIN TENUN DAN
SONGKET
DARMA SETYA
69 PRIMA BUDAYA
JAMUR
ANDHI HERTANTO BUDIDAYA JAMUR DAN
OLAHANNYA
LEGENDARIS
70 ALDA 121 HASANAH WATI ANEKA SAMBAL DAN
KERIPIK
ALDA 121
71 UD. OMBAK
BERSATU
YOSI EKA
KURNIAWATI
SALE PISANG, KERIPIK OMBAK FOOD
72 TIFA ROSE NURIDA WAHYUTI OLAHAN MAKANAN TIFAROSE
73 QUEEN
GENGGELANG
DWI ERMAYANTI PENGHARUM DARI KOPI QUEEN GENGGELANG
74 KELOMPOK PADA
JUJUR
SUHARNI
SAHARUDIN
PANGSIT SAYURAN, STIK
DAUN KATUK, TORTILA
RUMPUT LAUT (OLAHAN
RUMPUT LAUT)
PADA JUJUR
75 POK LAHSAR PASIK
AKRA
SALMIAH, S.Pd.I ABON IKAN LAUT DAYGUN
76 KUB. BUNDA TUTIK NURHASANAH KOPI, SALE PISANG, STIK
KELOR
KOBUSA
77 KWT. MUTIARA ENIK KARYAWATI
NINGSIH
STIK DAUN KELOR,
KERIPIK DAUN BEBELA,
REMPEYEK
REMUNGGEK
78 KAMPUNG COKLAT
SENARA
PARDAN OLAHAN COKLAT DATU COKLAT
56
NO NAMA IKM /
PERUSAHAAN NAMA PEMILIK PRODUK NAMA MEREK
79 BAROKAH MASIKI PERMEN RUMPUT LAUT,
KERUPUK RUMPUT LAUT
HIKMAH BAROKAH
80 UD. AMALIAH DINI AMALIAH KUE KERING MERSEK
81 KOPERASI
INDUSTRI LAUT
BIRU
MUHLISA GARAM BERYODIUM CAP LETO LET
82 METROKOSTA SRI HASTUTI KOPI BUBUK METROKOSTA
83 UD. SADU ASA MASJAYANTI KUE KERING SADU RASA
84 ATHYJAWATI JAWATI KUE KERING ATHYJAWATI
85 MUTIARA BARU RINA RIANA DODOL RUMPUT LAUT,
KERUPUK RUMPUT LAUT,
KUE KERING
AFLAH
86 UD. BENING NINING ANDRIANI BUBUK CABE, BUBUK
KELOR
BU CAMER GALAK
87 TARA SHOP QASHIRATUT
THARAFI
MADU DAN PELEMBAB
BIBIR
LIP BEE
88 UD. POKDARWIS
KALATE
WATERFALL
NURKA BAWANG GORENG ASDORIS
89 UD. RAKABUMI MUSMULYADI BAWANG GORENG MILENIAL
Sumber: Dinas Perindustrian Provinsi NTB, 2019
Label halal merupakan sebuah kewajiban dalam usaha makanan maupun usaha
kosmetik, dengan label halal dapat membangun kepercayaan dan loyalitas konsumen
terhadap suatu produk. Produk yang bersertifikat halal memiliki keunggulan kompetitif
dibandingkan dengan produk yang tidak mencantumkan label halal tersebut.
Sertifikat Halal adalah suatu fatwa tertulis dari Majelis ulama Indonesia (MUI) yang
menyatakan kehalalan suatu produk sesuai dengan syari’at Islam. Sertifikat Halal ini
merupakan syarat untuk mendapatkan ijiin pencantuman lebel halal pada kemasan produk
dari instansi pemerintah yang berwenang. Pengadan sertifikat halal pada produk pangan,
obat-obatan, kosmetik dan produk lainnya sebenarnya bertujuan untuk memberikan
57
kepastian status kehalalan suatu produk, sehingga dapat menentramkan batin konsumen
muslim yang notabene sebagai konsumen terbesar di Indonesia. Masa berlaku sertifikat
halal tersebut adalah dua tahun, hal ini bertujuan untuk menjaga konsistensi produksi
selama berlakunya sertifikat tersebut. Adapun produk olahan yang telah difasilitasi Dinas
Perindustrian Provinsi NTB dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
Tabel 3.4. Sertifikasi Halal Produk Olahan Pangan Industri Kecil Menengah (IKM)
Tahun 2019
NO. NAMA IKM /
PERUSAHAAN NAMA PEMILIK JENIS PRODUKSI
1 KUPI TUJAK LOMBOK H. Moh. Najamudin Kopi Bubuk
2 RINJANI Rudiyono Kopi
3 UD. CIN-CIN MAS Anak Agung Ketut Karang Kopi Bubuk
4 UD. NIHER MANDIRI Sri Suherni Martabak dan Terang Bulan
5 DAPOER SAFIRA Arista Kusuma K. Sambal Ikan Asin
6 BALE CREATIVE Ika Asni Susanthi Kering Kentang
7 KITA'S PIZZA Pipin Mutiawati Pizza
8 RUMAH CILOK Adityo Martiantomo Cilok
9 UD. RINJANI LOMBOK Hj. Nurwardaini Kopi
10 MUFFIN STATION Endang Susilowati Kue Basah
11 BAKSO BEKA Indah Purwanti Ningsih Bakso
12 UD. TABETA Ratu Sa'Bani Minuman dan Bahan Minuman
13 PIZZA PINTER Mahridin Amin Pizza
14 MINA SARI JAYA Fajrin Ridyansah Halil Makanan, Minuman / Bakso
15 PEACE FOOD Yosina Ria Djami Kopi Bubuk
16 DAPOER D & D Septi Pujiani Ayam Krispy, Ayam Geprek
58
NO. NAMA IKM /
PERUSAHAAN NAMA PEMILIK JENIS PRODUKSI
17 UPPKS NURUL YAKIN Aswini Hariyani Makanan Ringan ( Keripik )
18 UD. YASMIN Aminatun Zahro Abon Ikan
19 DAPUR COKLAT "TIAGA" Dedeh Rodiah Coklat
20 MARISA BAKERY Sefila Roti dan Kue
21 IIS BROWNIS Supti Ishlah Brownis dan Aneka KUE
22 BALE IKAN Ajeng Roslinda Olahan Pangan
23 ARIF Arifin Aneka Camilan
24 UD. SARI MADU Putu Agus Haribawa Madu
25 WAROH MAJU BERSAMA Mainah Manisan Rumput Laut
26 RUMAH MAKAN SIMPANG
LIMA Imam Sadali Makanan Siap saji
27 WARUNG MAKAN ADUH
ENAK'E Umi Farichah Makanan Siap saji
28 SASAK MAIQ Baiq Siti Suryani Rengginang Rumput Laut
29 BARIK Hj. Ulyatin Asri Stik Kelor
30 UD. PEMUDA SEJAHTERA Yudi Setiawan Keripik Tempe
31 ARISTA'S - KITCHEN Anita Puji Lestari, ST Aneka Cake Olahan dari Tepung
32 UD. AZ - DZIKRA UTAMA Yulita Usmariana, S.Pt Abon Daging Sapi
33 ANUGERAH SAMALAS Suhaini Keripik Naga, Keripik Pisang
34 UD. BAROKAH Hj. Nikmah Kue Kering
35 UD. NANDA PUTRI Hasmini Aneka Kue Kering
36 UD. ALDA 121 Hasanawati Aneka Sambal
37 PRIMA BUDI DAYA
JAMUR Andhi Hertanto Olahan Jamur
38 KWT OMBAK BERSATU Yosi Eka Kurniawati Tepung dan Hasil Olahannya
39 UD. KARE KARE Minaya Sari Tepung dan Hasil Olahannya
40 UD. WAFA WAFI Samira, SE Aneka Roti, Kue Kering
41 DELDA KITHCEN Baqiatussolihah Tepung dan Hasil Olahannya
59
NO. NAMA IKM /
PERUSAHAAN NAMA PEMILIK JENIS PRODUKSI
42 UD. GERBANG EMAS Baiq Siti Umi Kalsum Kacang Asin
43 PUTRI NYALE Emur Dodol Rumput Laut
44 UD. ISTIQOMAH Maryam Pengolahan Pangan
45 UD. MANDIRI Anjumuzuhriah Pengolahan Pangan
46 UD. BAHAGIA Sahmin Pengolahan Pangan
47 UD. D.B ( Dua Belas ) Uswatun Hasanah Kue Kering
48 UD. WIDIYA Widya Utari, SE Kue Kering
49 DATU COFFE Ari Syalmadi Kopi
50 RUMAH KOPI ARABIKA M.S Wathan Kopi
51 KUB PARE MAS Harniati Kerupuk Cangkang Kepiting
52 DAPUR BUNDA Rohani Kue Kering
53 KUBE AL - BAROKAH Husnul Khotimah Kopi Belut
54 UD. MARIYA Rohani Keripik Tempe
55 UD. ANTERO Musyarofah Hamdi Temberodok
56 IKM AMIZ BERJAYA SulRahman Minyak Hiu
57 KWT. BANGKIT
BERSAMA Hadiatun Keripik Pisang
58 UD. LOHMAK Irwan Efendi Keripik Talas
59 AMALIA BACKERRY Rifa'i Keripik Nanas
60 JAMEELA BAKERY Laily Mariah Bakery Roti
61 UD. PESISIR SAMUDRA Mustamin Terasi Udang
62 KWT. SOLONG JAYA Sri Astuti Indayani Kopi
63 LENTARI Siliya Fikriati Dendeng Daging
64 GUSTI PUTERI Erwin Kurniadi Keripik Tempe
65 MIRAMA Jamilah Roti dan Kue
66 UD. ARPAN Artinah Rengginang
67 DAPUR SYADZWINA Tri Setiorini Kue Basah (Snack Box)
60
NO. NAMA IKM /
PERUSAHAAN NAMA PEMILIK JENIS PRODUKSI
68 CAHAYA MENTARI IIN Hasanah Bawang Goreng
69 MELATI UNTER Nuraini Dodol Rumput Laut
70 UD. ZEET TEE Sri Mulyati ZT Dendeng Daging dan Abon Daging
71 IBU ANNA Rihuldjanah Kue Kering
72 CV. TARUNA SAMAWA Darmawanto Madu Murni
73 METROKOSTA Sri Hastuti Kopi
74 UD. TINA TINI Nurlaela Kue Kering
75 ELI RED BAKERY Elisiati Kue dan Bronis
76 UD. BENING Nining Andriani, M.Pd Bubuk Cabai Merah Kering
77 TIGA DARA Purwati Aneka Kue
78 UD. LALA JINIS Nurhayati Kue Kering (Kacang Sembunyi)
79 UD. FATIMA Fatimah Kue Kering ( Kue Bawang )
80 UD. CAHAYA FAMILY Ninik Lestari Minuman Herbal Sire Kunyit
81 UD. KARYA PESISIR Zulkifli Abon Ikan Tuna
82 KWT. MARNING
ZEAMAYS Artika Marning Jagung
83 PASIR PUTIH Emi Sulami, S.Pd Brownis Komposit
84 SENANDUNG CINTA Indriyani Kue Putri Jagung
85 HARAPAN BUNDA Fatimah Kecap Manis dan Kecap Asin
86 SINAR MENTARI Mariati, SE Biruas Jagung
87 ISTANA ANGIN LAUT Nurhasanah, A.Md Stik Ikan Tuna
88 NAILA Arina Biskuit Jagung
89 SATONDA Rosti Wahyuni Kopi Bubuk
90 IKM MATAHARI Hadijah Kue Kering
91 UD. ETNIC Khairunnas Pengolahan Kopi dan Teh
92 NAYA SWEET Rohana Kue Kering dan Kue Basah
93 PRESTO SABUA ADE Kalisom A. Rahim Bandeng Presto
61
NO. NAMA IKM /
PERUSAHAAN NAMA PEMILIK JENIS PRODUKSI
94 UD. ARRAHMAN Siti Hasiah H.A Hakim Bandeng Presto
95 UD. DORO TO'I Sri Rahmawati Bubuk Kunyit
96 UD. MEKAR BARU Kalisom Pilus Rumput Laut
97 UD. NASHWA Eka Vivi Rubiyanti Kue Kering dan Kue Basah
98 POKLAHSAR BANDENG
BIMA FOOD Jubaedah Bandeng Presto
99 HAYATI PRESTO Nurhayati Bandeng Presto
100 KAMENCI MORI Julaiha Jahe Instan, Sari Temulawak
Sumber: Dinas Perindustrian Provinsi NTB, 2019
Pada era revolusi industri 4.0 memudahkan arus barang dan jasa masuk dari Negara
satu kenegara lainnya, untuk itu Standar Nasional Indonesia harus dimiliki oleh sebuah
Industri guna menjamin mutu dan standar international, hal ini tentunya berkaitan dengan
peningkatan pasar yang lebih luas.
Namun ada hal yang disayangkan yaitu tingkat kesadaran konsumen tentang
melakukan spesifikasi barang sebelum membeli dan tentang Standar Nasional Indonesia
(SNI) masih rendah. Padahal SNI merupakan jaminan atas kepastian kualitas dan keamanan
suatu produk. konsumen diharapkan dapat turut berperan dalam melindungi pasar domestik
dari serbuan produk impor yang tidak mempunyai jaminan kualitas sesuai standar melalui
pemilihan barang yang berlabelkan SNI.
62
Fasilitasi Sertifikasi SNI Wagub bersama Kepala OPD Terkait
Pentingnya sertifikat SNI ini mendorong Dinas Perindustrian untuk mendukung IKM
yang dianggap mampu dalam standarisasi produk produknya, diantaranya adalah :
Table 3.5. Sertifikasi SNI & Bimbingan ISO 9001 tahun 2019
No. Nama
Pemilik /
IKM
Nama
Kelompok/
Perusahaan
Alamat/
No. HP
Jenis Produk
1. JUNAIDI UD. ARJUNA Batu Keliang Desa Penjaringan
Kec. Sakra Barat Kab.Lombok
Timur-NTB /0878.5683.7748
PENGOLAHAN
GARAM BERYODIUM
2. A. ZUBAIR PD. WAWO Jln. Sumbawa No.07,
RT.011/RW.005 Kel. Paruga Kec.
Rasanae Barat Kota Bima- NTB/
0823.3994.0899
EKSTRASI GARAM
BERYODIUM
3. ILHAM MEKAR MAKMUR Talabiu, RT.010/RW.005, Desa
Talabiu Kec. Woha Kab. Bima-NTB
PENGOLAHAN
GARAM BERYODIUM
4. MUHLISA, S.Pd. KOP.INDUSTRI
“LAUT BIRU”
RT. 002 RW.005 Desa Labuhan
Kuris Kec. Lape Kab. Sumbawa –
NTB
PENGOLAHAN
GARAM BERYODIUM
5. NASRIN,
S.Adm.
CV. TRI UTAMI
JAYA
Jl. Sakura Raya Blok G No. 9-10
BTN Sweta, Kel. Turida Kec.
Sandubaya Kota Mataram- NTB/
0852.3757.7498
INDUSTRI JAMU/
OBAT TRADISIONAL
Sumber: Dinas Perindustrian Provinsi NTB, 2019
Kunjungan Dirjen IKMA & Diriktur IKM KSKIA Di Ikm Bengkel Ondak Jay
63
Dinas Perindustrian Provinsi NTB bekerjasama dengan Balai Besar Pertanian
Kementerian Pertanian telah melakukan uji repot 19 mesin pertanian yang merupakan
syarat dalam Standar nasional Indonesia. Dari 19 mesin yang telah di lakukan uji repot 18
diantaranya lulus uji dan selanjutnya dapat diusulkan SNI, berikut nama-nama mesin yang
uji repot :
Table. 3.6. Nama-nama mesin yang telah uji repot
No Nama alat Status
1 Tungku gasifikasi Lulus Uji
2 Mesin sangrai kopi Lulus Uji
3 Mesin kupas kopi kering Lulus Uji
4 Mesin pengurai sabut kelapa Lulus Uji
5 Mesin emping jagung Lulus Uji
6 Mesin cuci telur Lulus Uji
7 Mesin mixer pakan ternak Lulus Uji
8 Peralatan press cetak tahu Lulus Uji
9 Mesin spiner Lulus Uji
10 Mesin Sangrai kopi Lulus Uji
11 Mesin Pengupas/Pemipil Jagung mobile Lulus Uji
12 Mesin pemipil jagung Lulus Uji
13 Mesin cacah sampah organik Lulus Uji
14 mesin cacah krepek Lulus Uji
15 mesin cacah sampah toss-M Lulus Uji
16 Mesin rajang sampah buah Lulus Uji
17 mesin mixer magot Lulus Uji
18 Mesin cetak pelet magot Lulus Uji
19 Mesin cacah Lamtoro Tidak Lulus Uji
Sumber: Dinas Perindustrian Provinsi NTB, 2019
64
B. Realisasi Anggaran
Pelaporan realisasi anggaran bertujuan memberikan informasi realisasi dan anggaran
entitas pelaporan. Perbandingan antara anggaran dan realisasinya menunjukkan tingkat
ketercapaian target-target yang telah disepakati antara legislatif dan eksekutif sesuai
dengan peraturan perundang-undangan. Walaupun dengan adanya Peraturan Pemerintah
Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintah Berbasis Akrual, Laporan
Realisasi Anggaran (LRA) yang berbasis kas tetap dipersyaratkan sebagai salah satu bagian
dalam laporan keuangan pemerintah, baik pemerintah pusat maupun daerah
1. Realisasi APBD
Laporan realisasi anggaran menjadi salah satu bagian penting dan tidak terpisahkan
dalam penyusunan laporan keuangan dan laporan akuntabilitas kinerja. Melalui laporan
realisasi anggaran, kita mendapatkan informasi realisasi dan anggaran entitas pelaporan.
Namun, seringkali didapat realitas anggaran tidak sesuai dengan anggaran yang
direncanakan dalam Organisasi Perangkat Daerah (OPD).
Tabel 3.7. Realisasi target kinerja Program tahun 2019
No Program/ Kegiatan Jumlah
Anggaran Realisasi (Rp) (%)
Sisa
anggaran
1
Program Pelayanan
Administrasi
Perkantoran
1.166.360.240 1.160.332.089 99,48 6.028.151
Penyediaan Jasa Surat
Menyurat 2.270.000 2.269.750 99,99 250
Penyediaan Jasa
Komunikasi,Sumber Daya
Air dan Listrik
230.300.000 226.378.699 98,30 3.921.301
Penyediaan Jasa
Administrasi Keuangan 147.306.000 147.306.000 100,00 -
Penyediaan Jasa Kebersihan
Kantor 489.677.400 489.673.400 100,00 4.000
65
No Program/ Kegiatan Jumlah
Anggaran Realisasi (Rp) (%)
Sisa
anggaran
Penyediaan Alat Tulis
Kantor 31.133.400 30.803.400 98,94 330.000
Penyediaan Komponen
Instalasi Listrik/Penerangan
Bangunan Kantor
8.728.000 8.558.000 98,05 170.000
Penyediaan Peralatan dan
Perlengkapan Kantor 150.885.440 150.885.440 100,00 -
Penyediaan Bahan Bacaan
dan Peraturan Perundang-
undangan
14.400.000 13.500.000 93,75 900.000
Penyediaan Makanan dan
Minuman 10.000.000 9.985.000 99,85 15.000
Penyelarasan Program
Pemerintah Pusat dan
Daerah
46.350.000 46.092.400 99,44 257.600
Belanja Perjalanan Dinas
Luar Daerah 35.310.000 34.880.000 98,78 430.000
2
Program Peningkatan
Sarana dan Prasarana
Aparatur
564.343.600 548.304.299 97,16 16.039.301
Pengadaan Peralatan
Gedung Kantor 298.943.600 297.261.600 99,44 1.682.000
Pemeliharaan Rutin /
Berkala Gedung Kantor 130.000.000 119.500.000 91,92 10.500.000
Pemeliharaan Rutin /
Berkala Kendaraan
Dinas/Operasional
135.400.000 131.542.699 97,15 3.857.301
3
Program Peningkatan
Pengembangan Sistem
Pelaporan Capaian
Kinerja dan Keuangan
415.995.610 302.395.125 72,69 113.600.485
Penyusunan Laporan
Capaian Kinerja dan Ikhtisar
Realisasi Kinerja SKPD
53.380.000 43.302.500 81,12 10.077.500
66
No Program/ Kegiatan Jumlah
Anggaran Realisasi (Rp) (%)
Sisa
anggaran
Penyusunan Pelaporan
Keuangan Akhir Tahun 54.625.000 54.625.000 100,00 -
Penyusunan Rencana Kerja
SKPD 108.000.000 81.692.500 75,64 26.307.500
Monitoring, Evaluasi dan
Pelaporan 199.990.610 122.775.125 61,39 77.215.485
4
Program Peningkatan
Kapasitas Pengelolaan
Keuangan Daerah
11.350.000 11.350.000 100,00 -
Peningkatan Manajemen
Asset/Barang Milik Daerah 11.350.000 11.350.000 100,00 -
5
Program Peningkatan
Kapasitas Iptek Sistem
Produksi
2.671.715.100 2.334.606.011 87,38 337.109.089
Penguatan Kemampuan
Industri Berbasis Teknologi 2.671.715.100 2.334.606.011 87,38 337.109.089
6
Program Pengembangan
Industri Kecil dan
Menengah
1.349.650.000 965.753.764 71,56 383.896.236
Penguatan Industri Kecil
dan Menengah Terhadap
Pemanfaatan Sumber Daya
202.475.000 194.935.195 96,28 7.539.805
Penguatan Industri Kecil
dan Menengah dalam
Memperkuat Jaringan
Klaster Industri
818.425.000 542.521.469 66,29 275.903.531
Pendaftaran dan
Perlindungan HKI,Sertifikasi
SNI
328.750.000 228.297.100 69,44 100.452.900
7
Program Peningkatan
Kemampuan Teknologi
Industri
3.239.666.350 3.169.441.645 97,83 70.224.705
Kemampuan Teknologi 2.388.686.790 2.358.892.770 98,75 29.794.020
67
No Program/ Kegiatan Jumlah
Anggaran Realisasi (Rp) (%)
Sisa
anggaran
Industri
Perluasan Penerapan SNI
Untuk Mendorong Daya
Saing Industri Manufaktur
338.600.000 301.225.215 88,96 37.374.785
Peningkatan Kemasan
(Packing) Produk IKM
olahan
512.379.560 509.323.660 99,40 3.055.900
8
Program Pengembangan
Sentra - Sentra Industri
Potensial
345.314.000 323.995.025 93,83 21.318.975
Penguatan Desain dan
diversifikasi produk
unggulan Industri Kreatif
168.825.000 148.921.025 88,21 19.903.975
Penguatan Desain dan
diversifikasi produk
unggulan Industri Kerajinan
176.489.000 175.074.000 99,20 1.415.000
9
Program Kerjasama
Pembangunan Sektor
Perindustrian
251.408.000 216.994.394 86,31 34.413.606
Penyelarasan Dokumen
Program Perindustrian 200.608.000 169.994.394 84,74 30.613.606
Penyediaan Informasi
Strategis Pembangunan
Sektor Perindustrian
50.800.000 47.000.000 92,52 3.800.000
10
Program Peningkatan
Mutu dan
Pengembangan
Komoditi Unggulan
Daerah
94.825.000 94.453.800 99,61 371.200
Penguatan Mutu Kemasan
Produk Olahan Pangan 94.825.000 94.453.800 99,61 371.200
Sumber: Dinas Perindustrian Provinsi NTB, 2019
68
Total anggaran yang dikelola Dinas Perindustrian Provinsi NTB dari Anggaran
Pendapatan Belanja Daerah (APBD) sebesar 17.330.066.500,- dan terealisasi sebesar Rp.
15.281.545.967,- atau sebesar 88,18 persen.
2. Realisasi APBN
DIRJEN IKMA Kementerian Perindustrian RI dengan
Kadis Perindustrian provinsi NTB
Selain mengelola dana dari APBD Dinas
Perindustrian juga mendapatkan
anggaran Dekonsentralisasi dari
Direktorat Jenderal Industri Kecil
Menengah dan Aneka – Kementerian
Perindustrian sebesar
Rp.2.857.680.000,-, dengan Program
Penumbuhan Dan Pengembangan
Industri Kecil Menengah Dan Aneka
serta kegiatan Penyusunan dan evaluasi peningkatan kualitas kompentensi SDM
industri kecil menengah dan aneka. Dari kegiatan tersebut direalisasikan sebesar
Rp.2.835.182.700 (99,21 persen).
C. Pengukuran capaian kinerja
Pengukuran tingkat capaian kinerja Dinas Perindustrian provinsi NTB
dilakukan dengan cara membandingkan antara target dengan realisasi yang telah
dicapai. Pengukuran capaian kinerja tersebut dapat diilustrasikan dalam tabel
berikut :
No Sasaran Indikator Kinerja
Uraian Target realisasi %
1 Pendaftaran HAKi
Merek
Terdaftarnya hak karya
seni masyarakat NTB.
100 IKM 89 IKM 89
2 Pendaftaran
Sertifikat Halal
Tersertifikasinya Produk
IKM
100
produk
100
produk
100
3 Pendaftaran SNI Terdaftarnya produk IKM 5 Produk 5 Produk 100
69
dengan sertifikat SNI
4 Uji repot mesin Uji kelayakan akan Pra uji
SNI
19 mesin 18 mesin
Sumber : Dinas Perindustrian Provinsi NTB tahun 2019
Dari tabel diatas dapat dilihat tingkat pencapaian kinerja Dinas
Perindustrian, dimana ada beberapa hal yang masih menjadi perhatian kedepan
seperti halnya pendaftaran HAKi merek yang msih mencapai 89 persen dari yang
telah ditargetkan dan indikator yang telah baik akan dipertahankan pada tahun
selanjutnya.
D. Analisis Capaian Kinerja
Analisis capaian kinerja menjelaskan lebih lanjut tentang permasalahan dan
solusi terhadap pelaksanaan kegiatan yang dihadapi. Seperti halnya pertumbuhan
industri didukung dan terkendala serta proyeksi bahan baku yang mendukung
untuk pencapaian dari sasaran tersebut, Hal ini tentunya perlu analisis yang
mendalam seperti analisis SWOT.
Namun ada analisis pendekatan yang bisa digunakan sebagai evaluasi
keberhasilan kinerja yang telah dilakukan yaitu dengan melakukan penghitungan
dari realisasi yang dicapai. Apabila semakin tinggi realisasi akan menunjukkan
semakin tingginya kinerja.
Capaian Kinerja = Realisasi
X 100 % Target
Pengukuran kinerja dilakukan dengan menggunakan indikator kinerja pada
level sasaran dan kegiatan. Pengukuran dengan menggunakan indikator kinerja
pada level sasaran digunakan untuk menunjukkan secara langsung kaitan antara
sasaran dengan indikator kinerjanya, sehingga keberhasilan sasaran berdasarkan
rencana kinerja tahunan yang ditetapkan dapat dilihat dengan jelas. Selain itu,
untuk memberikan penilaian yang lebih independen melalui indikator-indikator
outcomes atau minimal output dari kegiatan yang terkait langsung dengan sasaran
yang diinginkan.
70
Dari pencapaian indikator diatas didapat bahwa Pendaftaran HAKi Merek
dan uji report yang belum mampu mencapai realisasi 100 % persen. Hal tersebut
diakibatkan adanya rasonialisasi anggaran pada pertengahan anggaran yang
sedang berjalan sehingga berinplikasi pada pencapaian jumlah target Pendaftaran
HaKI merek tersebut. Sedangkan pencapaian realisasi uji report permesinan yang
dihasilkan oleh IKM berupa permasalahan Sumberdaya yang ada belum mampu
memenuhi standar mutu yang telah ditentukan sebagai mesin yang dapat
digunakan dengan aman oleh masyarakat, sehingga perlu adanya perbaikan-
perbaikan dan modifikasi mesin tersebut.
Program kegiatan yang menunjang keberhasilan Dinas Perindustrian adalah
adanya sinergi dengan berbagai pihak terkait baik itu OPD lingkup Pemerintah
Provinsi dan Kabupaten Kota se NTB, Balai Latihan Kerja, Sekolah Menengah
Kejuruan, Perguruan Tinggi dan IKM permesinan yang ada. Dengan adanya sinergi
terbut membantu keberhasilan program yang telah direncanakan baik itu berupa
pelatihan, workshop maupun Bimtek.
Adapun analisis yang dapat dilakukan pada indikator kinerja dinas
Perindustrian tahun 2019 adalah sebagai berikut :
1. Indikator kinerja 1 (Pertambahan Nilai PDRB Sektor Industri
Rp.164.565,72 ribu).
Indikator ini bertujuan untuk mengetahui nilai pertambahan pendapatan
IKM di sektor industri, dengan mengetahui peningkatan pendapatan
pada sektor industri maka kita akan mengetahui apa yang harus
dilakukan kedepan untuk menjadi lebih baik. Capaian Indikator Dinas
Perindustrian pertambahan nilai PDRB sektor industri dihitung dan dirilis
secara esmi oleh Badan Pusat Statistik. Namun capaian realisasi
iindikator tersebut belum memiliki data mengingat BPS belum merilis
data resmi indikator tersebut. Sehingga nalisis capaian belum dapat
dilaksanakan secara maksimal.
2. Indikator Kinerja 2 (Persentase industri kecil yang meningkat menjadi
industri menengah (1,68%).
Persentase pertumbuhan industri kecil kemenengah bertujuan untuk
mengetahui peningkatan investasi dan besarnya tenaga kerja yang
71
terserap dalam sektor industri. Begitu juga halnya dengan indikator
persentase peningkatan industri kecil ke industri menengah masih dalam
proses perhitungan mengangat data dasar perhitungannya berasal dari
10 Kabupaten/jota se NTB.
3. Pertumbuhan industri (3,20 %).
Indikator Pertumbuhan industri di NTB mangalami penurunan sebesar
minus 1,38 persen atau setara dengan 1.147 IKM, hal ini disebabkan
karena adanya IKM yang terdampak Gempa pada tahun 2018
mengalami penurunan dan tidak mampu bertahan dan bangkit dari
keterpurukan stelah bencana sehingga mempengaruhi pertumbuhan IKM
pada tahun 2019.
Dalam proses pengukuran kinerja perlu diperhatikan prinsip-prinsip
keseimbangan biaya dan manfaat serta efisiensi dan efektifitas. Selain itu untuk
mendapatkan data kinerja yang akuran, lengkap dan konsisten, maka penetapan
indikator dan target kinerja harus memperhatikan capaian-capaian tahun
sebelumnya untuk menetapkan perencanaan di masa yang akan datang.
E. Analisis atas Efisiensi Penggunaan Sumber Daya
Efisiensi terhadap penggunaan sumberdaya dalam pencapaian sasaran
strategis industrialisasi GEMILANG adalah dengan melakukan perencanaan program
kegiatan yang selaras dengan visi misi RPJMD Provinsi NTB tahun 2019-2023,
dengan demikian sasara industrialisasi dapat sinkron dengan kegiatan yang telah
ada pada OPD terkait.
Didasarkan atas sumber daya manusia, peralatan dan perlengkapan kerja,
dukungan sarana transportasi (roda 2 dan roda 4) yang terbatas, jajaran Dinas
Perindustrian berusaha mengoptimalkan sumber daya yang ada tersebut.
Optimalisasi kinerja juga dilakukan melalui pemberdayaan Unit Pelaksana Lapangan
(UPL) yang dibentuk oleh Direktorat Jenderal IKM (Kementerian Perindustrian),
dimana operasional kegiatannya melalui anggaran dekonsentrasi. UPL inilah yang
menjadi salah satu ujung tombak dalam kegiatan penyuluhan, pendampingan dan
fasilitasi IKM, sehingga inventarisasi IKM, kondisi, termasuk permasalahannya dapat
lebih cepat terdeteksi. Selain itu, Dinas Perindustrian juga mengoptimalkan
72
kerjasama dengan Dinas Perdagangan dan Dinas Koperasi dan UMKM
Kabupaten/Kota dalam rangka meningkatkan kapasitas IKM yang tersebar di
seluruh wilayah NTB dengan jumlah kurang lebih sebanyak 81.000 IKM.
73
BAB IV. PENUTUP
Pembangunan di sektor industri yang dilaksanakan Dinas Perindustrian pada tahun
2019 diharapkan dapat memberikan kontribusi terhadap pencapaian Misi RPJMD “NTB
GEMILANG” Indikator sasaran di bidang industri ada yang sudah tercapai dan ada belum
tercapai, hal ini tentunya menjadi atensi pimpinan kedepan untuk menjadi prioritas dalam
pelaksanaannya. Sumberdaya manusia yang terbatas masih menjadi kendala utama dalam
pencapaian indikator dan pelaksanaan progam kegiatan.
Sedangkan Indikator Kinerja Daerah Dinas Perindustrian belum mampu berkontribusi
banyak mengingat adanya indikator Peningkatan PDRB sektor industri, Persentase
peningkatan industri kecil ke menengah danpertumbuhan industri. Tentunya hal tersebut
akan menjadi perhatian kedepan dalam pencapaian pembangunan pada tahun mendatang.
Dinas Perindustrian Provinsi NTB pada tahun 2019 masih melakukan penyesuaian dan
berbenah dengan Indikator Kinerja Utama yang dibebankan adalah “Pertumbuhan Industri”
Mengingat tahun 2019 adalah tahun awal Rencana Pembangunan Jangka Menangah daerah
Provinsi NTB tahun 2019-2023. Kedepan Dinas Perindustrian telah memiliki rencana yang
matang untuk mencapai IKU yang telah dibebankan tersebut, sehingga kedepan capaian
target yang diberikan dapat terlaksana dengan baik.
Berdasarkan Capaian indikator, Dinas Perindustrian telah melakukan kegiatan uji repot
mesin pertanian yang dihasilkan oleh IKM mesin sebanyak 19 mesin dan lulus uji sebanyak
18 mesin. Pendaftaran sertifikat halal target 100 produk tercapai 100 produk. Sedangkan
pendaftaran Standar Nasional Indonesia (SNI) sebanyak 5 produk terealisasi 5 produk, dan
indikator yang tidak tercapai pada indikator pencapaian pendaftaran Hak atas kekayaan
intelektual (HAKI) dari 100 IKM hanya terealisasi sebanyak 83 IKM.
Untuk meningkatkan kinerja Dinas Perindustrian Provinsi Nusa Tenggara Barat
di masa mendatang, diperlukan langkah-langkah sebagai berikut:
1. Meningkatkan kuantitas, kualitas dan kontinyuitas sumberdaya manusia Dinas
Perindustrian maupun pelaku usaha Industri Kecil dan Menengah di Provinsi Nusa
Tenggara Barat.
2. Meningkatkan ruang lingkup kerjasama dengan pihak ketiga yaitu:Kementerian
Perindustrian, Kementerian Hukum&HAM, Badan Sertifikasi Nasional (Unit
74
Pelaksana Teknis Kementerian Perindustrian), Lembaga Sertifikasi Produk Pusat
Standarisasi(LSPro-Pustan) Kementerian Perindustrian, Majelis Ulama Indonesia
Provinsi Nusa Tenggara Barat, dan Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan
Provinsi Nusa Tenggara Barat dalam rangka standarisasi produk Industri Kecil
dan Menengah melalui kegiatan Bimbingan Teknis, Pelatihan, Magang, Fasilitasi,
dan lain sebagainya.
3. Meningkatkan koordinasi, sinergitas, dan kolaborasi antar sektor dengan
Perangkat Daerah Provinsi Nusa Tenggara Barat maupun pemerintah
kabupaten/kota terkait pencapaian Industrialisasi.
Semoga Laporan akuntabilitas kinerja Dinas Perindustrian ini dapat menjadi dokumen
yang bermanfaat, baik untuk perencanaan progam dan kegiatan, pengambilan keputusan
maupun penetapan kebijakan pembangunan perindustrian untuk tahun berikutnya.