Post on 15-Jul-2016
PROPOSAL TUGAS AKHIR
KAJIAN GEOMETRI PELEDAKAN TERHADAP FRAGMENTASI BATUAN HASIL PELEDAKAN
PADA PENAMBANGAN BATUBARA DI PT. BERAU COAL KABUPATEN BERAU, KALIMANTAN TIMUR 1
I. JUDUL
“KAJIAN GEOMETRI PELEDAKAN
TERHADAP FRAGMENTASI BATUAN HASIL PELEDAKAN
PADA PENAMBANGAN BATUBARA DI PT. BERAU COAL
KABUPATEN BERAU, KALIMANTAN TIMUR”
II. ALASAN PEMILIHAN JUDUL
Dalam usaha penambangan batubara membutuhkan kajian geometri peledakan
untuk memisahkan batubara dari batuan induknya dengan hasil fragmentasi yang baik
supaya melancarkan kegiatan selanjutnya, seperti: pemuatan, pengangkutan, dan
untuk meningkatkan produksi batubara tersebut. Dan berdasarkan pemaparan diatas
maka penyusun memilih judul “KAJIAN GEOMETRI PELEDAKAN
TERHADAP FRAGMENTASI BATUAN HASIL PELEDAKAN PADA
PENAMBANGAN BATUBARA DI PT. BERAU COAL KABUPATEN BERAU,
KALIMANTAN TIMUR”
III. TUJUAN PENELITIAN
Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk melakukan kajian secara
teknis terhadap rancangan geometri peledakan terhadap fragmentasi batuan hasil
peledakan dapat sesuai dengan apa yang diinginkan. Selain itu juga hasil fragmentasi
batuan yang telah terbongkar bisa meningkatkan pruduktivitas sesuai dengan berapa
yang ditargetkan perusahaan.
IV. RUMUSAN MASALAH
Permasalahan yang ingin diteliti yakni sejauh mana keefektifan geometri
peledakan tersebut terhadap perubahan-perubahan yang terjadi pada area kerja beserta
koreksi apa yang perlu dilakukan. Demikian juga dengan perubahan pemakaian tipe
mesin bor dan bahan peledak yang berbeda. Dari sini diharapkan dapat dihasilkan
PROPOSAL TUGAS AKHIR
KAJIAN GEOMETRI PELEDAKAN TERHADAP FRAGMENTASI BATUAN HASIL PELEDAKAN
PADA PENAMBANGAN BATUBARA DI PT. BERAU COAL KABUPATEN BERAU, KALIMANTAN TIMUR 2
rancangan geometri peledakan yang paling ideal untung meningkatkan kualitas,
kelancaran, dan meningkatkan target produksi.
V. DASAR TEORI
Geometri Peledakan
Faktor-faktor yang mempengaruhi geometri peledakan. Disamping sifat-sifat
batuan, beberapa faktor yang harus dipertimbangkan dalam peledakan dapat
dikelompokkan kedalam tiga aspek, yaitu:
1. Aspek teknis
Dalam hal ini tolak ukurnya adalah keberhasilan target produksi. Parameter
penting yang harus diperhitungkan terutama adalah diameter lubang ledak dan tinggi
jenjang, kemudian parameter lainnya diperhitungkan berdasarkan dua parameter
tersebut.
2. Aspek keselamatan dan kesehatan kerja (K3)
Pertimbangannya bertumpu pada seluruh aspek kegiatan kerja pengeboran dan
peledakan, termasuk stabilitas kemiringan jenjang dan medan kerjanya.
3. Aspek lingkungan
Dampak negatif peledakan menjadi kritis ketika pekerjaan peledakan
menghasilkan vibrasi tinggi, menimbulkan gangguan akibat suara yang sangat keras
dangegaran, serta banyak batuan yang terbang akibat kegiatan peledakan.
Ketiga aspek tersebut merupakan satu kesatuan dan tidak dapat meninggalkan
salah satu diantaranya. Oleh sebab itu, setelah mengamati dan menguji dengan
seksama kualitas batuan yang akan diledakkan, dilanjutkan dengan uji coba
pengeboran dan peledakan untuk mendapatkan standar operasi yang sesuai dengan
lokasi setempat. Dalam standar operasi tersebut tentunya sudah melibatkan dan
mempertimbangkan ketiga aspek tersebut diatas.
PROPOSAL TUGAS AKHIR
KAJIAN GEOMETRI PELEDAKAN TERHADAP FRAGMENTASI BATUAN HASIL PELEDAKAN
PADA PENAMBANGAN BATUBARA DI PT. BERAU COAL KABUPATEN BERAU, KALIMANTAN TIMUR 3
1. Diameter Lubang Ledak
Pemilihan diameter lubang ledak dipengaruhi oleh besarnya laju produksi
yang direncanakan. Makin besar diameter lubang akan diperoleh laju produksi yang
besar pula dengan persyaratan alat bor dan kondisi batuan yang sama. Faktor yang
membatasi diameter lubang ledak adalah:
1. Ukuran fragmentasi hasil peledakan
2. Isisan bahan peledak utama harus dikurangi atau lebih kecil dari perhitungan
teknis karena pertimbangan vibrasi bumi ataupun ekonominya
3. Keperluan penggalian batuan secara selektif.
Pada kondisi batuan yang solid, ukuran fragmentasi batuan cenderung
meningkat apabila perbandingan kedalaman lubang ledak dan diameter kurang dari
60. Oleh sebab itu, upayakan hasil perbandingan tersebut melebihi 60 atau
≥ 60.
Misalnya digunakan diameter lubang 4 inci, maka:
≥ 60 L (60 × 4) = 240 inci atau 6 m
Jadi kedalaman lubang ledak seharusnya dibuat di atas 6 m
2. Tinggi Jenjang
Tinggi jenjang berhubungan erat dengan parameter geometri peledakan
lainnya dan ditentukan terlebih dahulu atau terkadang ditentukan kemudian setelah
parameter serta aspek lainnya diketahui. Tinggi jenjang maksimum biasanya
dipengaruhi oleh kemampuan alat bor dan ukuran mangkok (bucket) serta tinggi
jenjang alat muat. Umumnya pada peledakan di quarry dan tambang terbuka dengan
diameter lubang besar, tinggi jenjang berkisar antara 10 – 15 m. Pertimbangan lain
yang harus di perhatikang adalah kestabilan jenjang jangan sampai rntuh, baik karena
daya dukungnya lemah atau akibat getaran peledakan. Singkat kata, dapat
PROPOSAL TUGAS AKHIR
KAJIAN GEOMETRI PELEDAKAN TERHADAP FRAGMENTASI BATUAN HASIL PELEDAKAN
PADA PENAMBANGAN BATUBARA DI PT. BERAU COAL KABUPATEN BERAU, KALIMANTAN TIMUR 4
disimpulkan bahwa jenjang yang pendek memerlukan diameter lubang yang kecil,
sementara untuk diameter lubang besar dapat diterapkan pada jenjang yang lebih
tinggi. Gambar 1 memperlihatkan hubunganantara variasi diameter lubang ledak
dengan tinggi jenjang yang hasil berupa batasan terbawah dan teratas untuk setiap
diameter lubang ledak.
Sumber: www.slideshare.net/mobile/dienztinginpulank/perencanaan-peledakan
Gambar 5.1
Hubungan variasi diameter lubang ledak dengantinggi jenjang (Tamrock, 1988)
3. Fragmentasi
Fragmentasi adalah istilah umum untuk menunjukkan ukuran setiap bongkah
batuan hasil peledakan. Ukuran fragmentasi tergantung pada proses selanjutnya.
Untuk tujuan tertentu ukuran fragmentasi yang besar atau boulder diperlukan,
misalnya disusun sebagai penghalang (barrier) ditepi jalan tambang. Namun
kebanyakan diinginkan ukuran fragmentasi yang kecil karena penanganan selanjutnya
akan mudah. Ukuran fragmentasi terbesar biasanya dibatasi ileh dimensimangkon alat
PROPOSAL TUGAS AKHIR
KAJIAN GEOMETRI PELEDAKAN TERHADAP FRAGMENTASI BATUAN HASIL PELEDAKAN
PADA PENAMBANGAN BATUBARA DI PT. BERAU COAL KABUPATEN BERAU, KALIMANTAN TIMUR 5
gali (excavator atau shovel) yang akan memuatnya ke dalam dump truck dan oleh
ukuran gap bukaan crusher.
Beberapa ketentuan umum tentang hubungan fragmentasi dengan lubang
ledak:
Ukuran lubang ledak yang besar akan menghasilkan bongkahan fragmentasi,
oleh sebab itu harus dikurangi dengan menggunakan bahan peledak yang lebih
kuat
Perlu diperhatikan bahwa dengan menambah bahan peledak akan menghasilkan
lemparan yang jauh
Pada batuan dengan intensitas retakan tinggi dan jumlah bahan peledak sedikit
dikombinasikan dengan jarak spasi pendek akan menghasilkan fragmentasi
kecil.
Penyimpanan dari ketentuan umum tentang ukuran fragmentasi di atas dapat
terjadi karena perbedaan yang spesifik dari kualitas batuan dan bahan peledak. Untuk
itu, sekali lagi, percobaan pengeboran dan peledakan harus dilakukan untuk
mendapatkan hasil yang optimum.
4. Geometri Peledakan Jenjang
Kondisi batuan dari suatu tempat ketempat yang lain akan berbeda walaupun
mungkin jenisnya sama. Hal ini disebabkan oleh proses genesa batuan yang akan
mempengaruhi karakteristik massa batuan secara fisik maupun mekanik. Perlu
diamati pula kenampakan struktur geologi, misalnya retakan atau rekahan, sisipan
(fissure) dari lempung, bidang diskontinuitas dan sebagainya. Kondisi geologi
semacam itu akan mempengaruhi kemampuan ledakan (blastability). Tentunya pada
batuan yang relatif kompak dan tanpa didominasi struktur geologi seperti tersebut di
atas, jumlah bahan peledak yang diperlukan akan lebih banyak untuk jumlah produksi
tertentu dibanding batuan yang sudah ada rekahannya. Jumlah bahan peledak tersebut
PROPOSAL TUGAS AKHIR
KAJIAN GEOMETRI PELEDAKAN TERHADAP FRAGMENTASI BATUAN HASIL PELEDAKAN
PADA PENAMBANGAN BATUBARA DI PT. BERAU COAL KABUPATEN BERAU, KALIMANTAN TIMUR 6
dinamakan specific charge atau Powder Factor (PF) yaitu jumlah bahan peledak yang
dipakai untuk setiap hasil peledakan (kg/m3 atau kg/ton).
Terdapat beberapa cara untuk menghitung geometri peledakan yang telah
diperkenalkan oleh para ahli, antara lain: Anderson (1952), Pearse (1955), R.L. Ash
(1963), Langefors (1978), Konya (1972), Foldesi (1980), Olofsson (1990), Rustan
(1990) dan lainnya. Cara-cara tersebut menyajikan batasan konstanta untuk
menentukan dan menghitung geometri peledakan, terutama menentukan ukuran
burden berdasarkan diameter lubang tembak, kondisi batuan setempat dan jenis bahan
peledak. Disamping itu produsen bahan peledak memberikan cara coba-coba (rule of
thumb) untuk menentukan geometri peledakan, diantaranya ICI Explosive, Dyno
Wesfarmer Explosives, Atlas Powder Company, Sasol SMX Explosives, Engineers
Field Guide dan lain-lain. Dengan memahami sejumlah rumus baik yang diberikan
oleh para ahli maupun cara coba-coba akan menambah keyakinan bahwa percobaan
untuk mendapatkan geometri peledakan yang tepat pada suatu lokasi perlu dilakukan.
Karena berbagai rumus empiris yang berdasarkan pendekatan suatu model.
Sumber: www.slideshare.net/mobile/dienztinginpulank/perencanaan-peledakan
Gambar 5.2
Terminologi dan Simbul Geometri Peledakan
PROPOSAL TUGAS AKHIR
KAJIAN GEOMETRI PELEDAKAN TERHADAP FRAGMENTASI BATUAN HASIL PELEDAKAN
PADA PENAMBANGAN BATUBARA DI PT. BERAU COAL KABUPATEN BERAU, KALIMANTAN TIMUR 7
Terminologi dan simbul yang digunakan pada geometri peledakan seperti
telihat pada Gambar 2 yang artinya sebagai berikut:
B = Burden
S = Spasi
H = Tinggi Jenjang
L = Kedalaman Kolong Lubang Ledak
T = Penyumbat (Steamming)
J = Subdrilling
PC = Isian Utama (Primary Charge atau Powder Column)
Lubang ledak tidak hanya vertikal, tetapi dapat juga dibuat miring, sehingga
terdapat parameter kemiringan lubang ledak. Kemiringan akan memberikan hasil
yang berbeda, baik dilihat dari ukuran fragmentasinya maupun arah lemparannya.
Untuk memperoleh kecermatan perhitungan perlu ditinjau adanya tambahan
parameter geometri pada lubang ledak miring, yaitu: (lihat Gambar 3)
B = Burden sebenarnya (True Burden)
B’ = Burden Semu (Apparent Burden)
= Sudut Kemiringan Kolom Lubang Ledak
Sumber: www.slideshare.net/mobile/dienztinginpulank/perencanaan-peledakan
Gambar 5.3
Lubang Ledak Vertikal dan Miring
PROPOSAL TUGAS AKHIR
KAJIAN GEOMETRI PELEDAKAN TERHADAP FRAGMENTASI BATUAN HASIL PELEDAKAN
PADA PENAMBANGAN BATUBARA DI PT. BERAU COAL KABUPATEN BERAU, KALIMANTAN TIMUR 8
Rancangan geometri lubang ledak menurut perhitungan Konya Burden
dihitung berdasarkan diameter lubang ledak, jenis batuan dan jenis bahan peledak
yang diekspresikan dengan densitasnya. Rumusnya ialah:
Dimana: B = Burden (ft), = Diameter Bahan Peledak (inci), = Berat Jenis
Bahan Peledak dan = Berat Jenis Batuan.
Spasi ditentukan berdasarkan sistem tunda yang direncanakan dan
kemungkinannya adalah:
Serentak tiap baris lubang ledak (instantaneous single-row blastholes)
Berurutan dalam tiap baris lubang ledak (sequence single-row blastholes)
Steamming (T): - Batuan massif, T = B, - Batuan berlapis B = 0,7B
Subdrilling (J) = 0,3B
Penentuan diameter lubang dan tinggi jenjang mempertimbangkan 2 aspek,
yaitu: (1) Efek ukuran lubang ledak terhadap fragmentasi, airblast, flyrock,
dan getaran tanah; dan (2) Biaya pengeboran. Tinggi jenjang (H) dan burden
(B) sangat erat hubungannya untuk keberhasilan peledakan dan ratio H/B
(yang dinamakan Stifness Ratio) yang bervariasi memberikan respon berbeda
terhadap fragmentasi, airblast, flyrock, dan getaran tanah yang hasilnya
seperti terlihat pada Tabel 1. Sementara diameter lubang ledak ditentukan
secara sederhana dengan menerapkan “Aturan Lima (Rule of Five)”, yaitu
ketinggian jenjang (dalam feet) “Lima” kali diameter lubang ledaknya (dalam
inci).
𝐵 5 × 𝑑𝑒 × 𝜌𝑒
𝜌𝑟 ........(6)
PROPOSAL TUGAS AKHIR
KAJIAN GEOMETRI PELEDAKAN TERHADAP FRAGMENTASI BATUAN HASIL PELEDAKAN
PADA PENAMBANGAN BATUBARA DI PT. BERAU COAL KABUPATEN BERAU, KALIMANTAN TIMUR 9
Tabel 5.1
Potensi yang terjadi akibat varisai Stiffness Ratio
Stiffness
Ratio Fragmentasi
Ledakan
Udara
Batu
Terbang
Getaran
Tanah Komentar
1 Buruk Besar Banyak Besar Banyak muncul back-
break bagian toe.
Jangan dilakukan dan
rancangan ulang
2 Sedang Sedang Sedang Sedang Bila memungkinkan,
rancang ulang
3 Baik Kecil Sedikit Kecil Kontrol dan
fragmentasi baik
4 Memuaskan Sangat
Kecil
Sangat
Sedikit
Sangat
Kecil Tidak akan
menambah
keuntungan bila
sttiffness ratio di atas 4
5. Powder Factor (PF)
Powder factor (PF) menunjukkan jumlah bahan peledak (kg) yang dipakai
untuk memperoleh satu satuan volume atau berat fragmentasi peledakan, jadi
satuannya biasa kg/m3 atau kg/ton. Pemanfaatan PF cenderung mengarah pada nilai
ekonomis suatu proses peledakan karena berkaitan dengan harga bahan peledak yang
digunakan dan perolehan fragmentasi peledakan yang akan dijual.
VI. DATA PENDUKUNG
Yang dimaksud dengan data pendukung adalah data-data yang dapat
mendukung data-data dari lapangan guna menganalisa permasalahan yang ada untuk
mencari alternatif penyelesaian masalah.
Data pendukung dapat diambil antara lain dari data hasil pengamatan di
lapangan, laporan penelitian terdahulu dari perusahaan, brosur-brosur dari
perusahaan, data dari instalasi yang terkait dan dari literatur-literatur.
PROPOSAL TUGAS AKHIR
KAJIAN GEOMETRI PELEDAKAN TERHADAP FRAGMENTASI BATUAN HASIL PELEDAKAN
PADA PENAMBANGAN BATUBARA DI PT. BERAU COAL KABUPATEN BERAU, KALIMANTAN TIMUR 10
VII. ANALISIS PENYELESAIAN MASALAH
Permasalahan yang ada dilapangan selanjutnya dipelajari dan dikaji
berdasarkan data yang ada, baik data yang dikumpulkan dari hasil penyelidikan
maupun data penunjang dan didukung berbagai teori yang menujang permasalahan
tersebut, selanjutnya dicarikan alternatif penyelesaiannya.
Adapun rincian dari kajian geometri peledakan adalah sebagai berikut:
Tahapan Persiapan
Pada tahap ini dilakukan pengumpulan data-data geometri peledakan
yang ada dan yang dipakai pada saat ini dan dasar-dasar teknis penyusunan
perancangan yang digunakan.
Tahapan Penyelidikan Pendahuluan
Pengumpulan data-data geologis area kerja yang mempengaruhi dalam
perancangan seperti struktur batuan, kekuatan batuan (rock stregth), berat jenis
dan parameter lainnya.
Tahapan Penyelidikan Terinci
Pengamatan dilapangan untuk mengetahui pelaksanaan geometri
peledakan, data dan jumlah bahan peledak yang dipakai setiap peledakan serta
masalah-masalah yang dihadapi.
VIII. METODOLOGI PENELITIAN
Didalam melaksanakan penelitian permasalahan ini, penulis menggabungkan
antara teori dengan data-data, sehingga dari keduanya didapat pendekatan
penyelesaian maslah. Adapun urutan pekerjaan penelitian yaitu:
1. Studi literatur, brosur-brosur, laporan penelitian terdahulu dari perusahaan.
2. Pengamatan langsung dilapangan, dilakukang dengan cara peninjauan lapangan
untuk melakukan pengamatan langsung terhadap semua kegiatan di daerah yang
akan diteliti.
PROPOSAL TUGAS AKHIR
KAJIAN GEOMETRI PELEDAKAN TERHADAP FRAGMENTASI BATUAN HASIL PELEDAKAN
PADA PENAMBANGAN BATUBARA DI PT. BERAU COAL KABUPATEN BERAU, KALIMANTAN TIMUR 11
3. Pengambilan data, dengan pengukuran langsung dilapangan maupun penelitian di
laboratorium.
4. Akuisisi data
Akuisisi data ini bertujuan untuk:
Mengumpulkan dan mengelompokkan data untuk memudahkan analisa
nantinya
Mengolah nilai karakteristik data-data yang akan mewakili obyek
pengamatan, sehingga pengerjaan menjadi efesien.
5. Pengolahan data
Pengolahan data dilakukan dengan melakukan beberapa perhitungan dan
penggambaran. Selanjutnya disajikan dalam bentuk grafik-grafik atau rangkaian
perhitungan dalam penyelesaian masalah yang ada.
6. Analisis hasil pengolahan data
Dapat dilakukan secara kualitatif maupun kuantitatif guna memperoleh
kesimpulan sementara. Selanjutnya kesimpulan sementara ini akan diolah lebih
lanjut dalam bagian pembahasan.
7. Kesimpulan
Diperoleh setelah dilakukan korelasi antara hasil pengolahan data yang telah
dilakukan dengan permasalahan yang diteliti. Sehingga akan mendapatkan suatu
titik temu yang mana akan bermanfaat serta merupakan rekomendasi
penanganan-penanganan terhadap permasalahan yang ada terutama terkait
dengan permasalahan peledakan.
Diagram Alir Penelitian
Diagram alir penelitian dan penyusunan tugas akhir ini sebagai berikut:
PROPOSAL TUGAS AKHIR
KAJIAN GEOMETRI PELEDAKAN TERHADAP FRAGMENTASI BATUAN HASIL PELEDAKAN
PADA PENAMBANGAN BATUBARA DI PT. BERAU COAL KABUPATEN BERAU, KALIMANTAN TIMUR 12
Gambar 8.1
Diagram Alir Penelitian
Obyek KAJIAN GEOMETRI
PELEDAKAN TERHADAP
FRAGMENTASI BATUAN
HASIL PELEDAKAN
OBSERVASI LAPANGAN
STUDI LITERATUR
PENGUMPULAN DATA
DATA PRIMER
Geologi Peledakan
Pola Peledakan
Burden (B) m
Spacing (S) m
Panjang Bor (H) m
Steaming (T) m
Subdrill (J) m
Kolom Isian (PC) m
Jumlah isian bahan
peledak (kg/m)
Karakteristik Batuan
Fragmentasibatuan
hasil peledakan
Bahan peledak yang
dipakai
DATA SEKUNDER
Data-data yang diperoleh
dari:
Profil perusahaan
Tingkat fragmentasi
Karakteristik
peledakan
Spesifikasi bahan
peledak
Target produksi
peledakan/hari berapa
BCM
Data-data yang
diperoleh dari
perudahaan dan hasil
penelitian terdahulu
PENGOLAHAN DATA
Pengolahan data dilakukan
berdasarkan data-data yang telah
dikumpulkan selama proses
penelitian
ANALISIS DATA
Menganalisa data dengan upaya
mengkaji seluruh data yang telah
diolah sehingga dapat diketahui
tingkat kesamaan antara target
EVALUASI
Evaluasi data sekunder dan evaluasi
hasil percobaan
Metode menurut:
RL. Ash (1963)
Konya (1972)
Allsman & Speath (1960)
KESIMPULAN dan SARAN
PROPOSAL TUGAS AKHIR
KAJIAN GEOMETRI PELEDAKAN TERHADAP FRAGMENTASI BATUAN HASIL PELEDAKAN
PADA PENAMBANGAN BATUBARA DI PT. BERAU COAL KABUPATEN BERAU, KALIMANTAN TIMUR 13
IX. RENCANA JADWAL KEGIATAN PENELITIAN
KEGIATAN
JADWAL PELAKSANAAN
SEPTEMBER 2015 OKTOBER 2015
MINGGU KE
I II III IV V VI VII VIII
Persiapan dan Studi Literatur
Survey dan Pengamatan
Pengumpulan Data
Pengolahan dan Analisa Data
Penyusunan Laporan
X. RENCANA DAFTAR ISI
RINGKASAN
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
DAFTAR LAMPIRAN
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR TABEL
DAFTAR SINGKATAN DAN LAMBANG
BAB
I PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
1.2 Maksud dan tujuan penulisan
1.3 Batasan masalah
1.4 Metode penulisan
II TINJAUAN UMUM
2.1.1 Lokasi dan Kesampaian Daerah
2.1.2 Keadaan Geologi dan Topografi
2.1.3 Iklim dan Curah Hujan
2.1.4 Kegiatan Penambangan
III DASAR TEORI
PROPOSAL TUGAS AKHIR
KAJIAN GEOMETRI PELEDAKAN TERHADAP FRAGMENTASI BATUAN HASIL PELEDAKAN
PADA PENAMBANGAN BATUBARA DI PT. BERAU COAL KABUPATEN BERAU, KALIMANTAN TIMUR 14
IV METODE PENELITIAN
4.1 Metode Observasi (pengamatan)
4.2 Metode Interview (wawancara).
4.3 Metode Pustaka
V KONDISI LAPANGAN DAN ANALISIS
VI PEMBAHASAN
VII KESIMPULAN DAN SARAN
7.1 Kesimpulan
7.2 Saran
XI. RENCANA DAFTAR PUSTAKA
1. Ir. Harry Boedioetomo (2008), PENGANTAR TEKNIK PELEDAKAN,
Buku panduan Kuliah Teknik Peledakan Teknik Pertambangan, Institut
Teknologi Adhi Tama Surabaya
2. Ir. Harry Boedioetomo (2008), PENGETAHUAN BAHAN PELEDAK
KOMERSIAL DAN TEKNIK PELEDAKAN, Edisi Pertama
3. Moelhim Karthodharmo, Irwandy Arif, Suseno Kramadibrata, ”Teknik
Peledakan”, Diklat Kuliah Jilid I, Jurusan Teknik Pertambangan, Fakultas
Teknologi Mineral, Institut Teknologi Bandung, 1984
4. Samhudi “Teknik Peledakan”, Departemen Pertambangan dan Energi,
Direktorat Jendral Pertambangan Umum, Pusat Pengembangan Tenaga
Pertambangan, 1994
5. Koesnaryo, “Bahan Peledak & Metode Peledakan”, Jurusan Teknik
Pertambangan, Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Yogyakarta,
1985
6. www.slideshare.net/mobile/dienztinginpulank/perencanaan-peledakan