Post on 18-Oct-2020
3 PERANCANGAN BANGUNAN
3. 1 Program ruang
Dalam perancangan bangunan, satu hal utama yang harus diperhitungkan
terlebih dahulu adalah mengenai program ruang. Dalam proyek rumah sakit
kanker ini, perancang dalam mengumpulkan data luasan ruang pertama-tama
menggunakan studi literatur dan survey lapangan. Data yang didapatkan tidak
langsung diterapkan, tetapi masih dilakukan studi gerak (dengan sketsa).
Kemudian data yang didapatkan dari studi literatur dan survey lapangan
dibandingkan dengan hasil dari studi gerak dan diolah. Dari sini didapatkan satu
program ruang yang akan digunakan. Hal ini tidak berlaku bagi program ruang
yang sudah mempunyai satu ketentuan mengenai besarannya, misalnya besaran
ruang operasi sudah terdapat ukuran bakunya. Dari data yang didapat bukanlah
merupakan angka mati, tetapi masih dapat mengalami perubahan disesuaikan
dengan kebutuhan, misalnya karena modul struktur, konsep sirkulasi dan Iain-lain.
Dengan catatan perubahan yang terjadi tidak boleh terlalu besar ataupun terlalu
kecil.
Dalam perancangan proyek rumah sakit ini, dalam prosesnya terdapat
beberapa perubahan pada besaran luasari ruang. Seperti yang telah ditulis, bahwa
pertama-tama data dikumpulkan dari studi literatur dan survey lapangan. Dari data
ini terjadi beberapa perubahan setelah dilakukan pengolahan dan studi gerak. Hal
ini terjadi karena pada saat melakukan studi litaretur, buku-buku yang banyak
digunakan adalah buku-buku yang dalam penulisannya menggunakan acuan dari
luar negeri. Sehingga setelah perancang melakukan studi lapangan (yang
[8
dilakukan didalam negeri), ada beberapa perbedaan ukuran pemakai. Kemudian
dilakukan pengolahan dari dua data tersebut.
Setelah didapatkan program ruang hasil pengolahan tersebut, kemudian
dilakukan studi gerak untuk pengecekan kembali apakah besaran ruang yang
dipakai tidak terlalu besar atau terlalu kecil. Dari sini terjadi beberapa perubahan
kembali. Kemudian hasil perubahan ini dicatat dan dipakai sebagai program ruang
yang akan digunakan.
Hal yang dilakukan selanjutnya adalah penentuan modul struktur. Dalam
proses perancangan melalui asistensi-asistensi dengan para dosen pembimbing,
terjadi perubahan dalam modul struktumya. Dari semula modul grid ada yang
berubah menjadi modul radial dan terjadi pula perubahan besaran modul grid
yaitu dari delapan kali tujuh setengah meter menjadi delapan kali delapan meter.
Dari perubahan modul struktur ini terdapat pula beberapa perubahan dari program
ruang yang ada, menyesuaikan dengan modul struktur.
Dalam proses perancangan proyek ini, hal yang tersulit dan memakan
waktu cukup lama adalah pada penentuan jenis sirkulasi yang digunakan. Setelah
menempuh beberapa asistensi, akhirnya diputuskan menggunakan sirkulasi double
corridor. Dengan pertimbangan untuk menghindari pertemuan jalur medis dengan
jalur umurn. Dalam proses ini terjadi pula beberapa perubahan program ruang
sampai akhirnya diputuskan menggunakan sirkulasi double corridor.
Kemudian hal terakhir yang juga sangat menentukan perubahan pada
besaran ruang adalah besaran sirkulasi pada tiap-tiap ruang. Dari hasil survey
lapangan dan wawancara dengan praktisi-praktisi kedokteran didapatkan hasil
bahwa besaran sirkulasi cukup dengan hanya tiga puluh persen dari seluruh luas
[9
ruang. Dari hasil ini didapatkan satu data. Tetapi kemudian dari studi literatur
diketahui bahwa ada ruang-ruang tertentu yang diatur lebih dari tiga puluh persen,
misalnya ruang operasi yang ditulis bahwa luas sirkulasi untuk ruang operasi
harus empat puluh persen dari total luas ruang. Dengan data ini terjadi perubahan
besaran sirkulasi ruang, dimana besaran sirkulasi dari satu ruang ke ruang lainnya
tidak sama tergantung dari data-data yang didapatkan.
3. 2 Pola penataan masa bangunan
Hal-hal utama yang diperhitungkan dalam pola penataan masa adalah
perbandingan ukuran antara luas lantai dasar dengan total luas lahan. Dengan
pertimbangan bahwa pada daerah sekitar tapak diperlukan open space yang
optimal dan peraturan pemerintah mengenai KDB dimana ditulis bahwa KDB
yang diijinkan adalah lima puluh persen, maka perbandingan yang dipakai adalah
lima puluh persen.
Melihat bentuk site yang berbentuk segitiga, menjadi pertimbangan utama
dalam pola penataan masa. Dengan melihat bentuk masa yang telah dihasilkan
dan bentuk tapak yang unik, hal yang pertama dilakukan adalah menentukan
orientasi bangunan. Melihat kembali apa yang telah diungkapkan sebelumnya,
bahwa ada tempat-tempat ditapak yang niemerlukan barier terhadap suara, maka
terdapat satu lokasi yang sesuai untuk peletakan masa bangunan.
20
Ruko
Jalan Cemara Rava
Ruko
A. Sumber bising
B. Peletakan masa
C. Barter dari pohon
Jalan Raya Solo Permai
orientasi
Ruko
c Jalan Merak
Rava
•
s
A Ruko Jalan Raya Solo Baru
i UTARA
Diagram 3.1
Orientasi Masa Bangunan
Untuk menentukan orientasi, dilihat juga dari lingkungan sekitar, dimana
persimpangan jalan yang ada merupakan sesuatu yang mempunyai daya tarik
yang sangat besar. Dari titik tengah persimpangan jalan tersebut ditarik garis yang
membagi tapak dua sama besar. Garis ini yang inenjadi orientasi bangunan pada
site.
Dengan pertimbangan bahwa diperlukan open space yang optimal dan
KDB sebesar limapuluh persen, maka pada penataan bangunan digunakan
bangunan bermasa tunggal. Selain itu pertimbangan yang digunakan untuk
menentukan bangunan bermasa tunggal atau majemuk, adalah daerah sekitar
tapak. Salah satu syarat dari rumah sakit adalah mengenai tingkat kebisingan.
21
Dengan keadaan tapak yang dikelilingi tiga jalan menjadikan tingkat kebisingan
dalam tapak akan cukup tinggi. Untuk menghasilkan tingkat kebisingan yang
sesuai dengan syarat rumah sakit, dilakukan beberapa cara, misalnya dengan
memperjauh jarak dan barier suara. Karena itu dipilih bangunan masa tunggal
dimana ruang perawatan ditempatkan mulai lantai tiga, dengan demikian akan
menambah jarak dari sumber kebisingan. Dengan demikian akan dihasilkan
tingkat kebisingan yang rendah.
3. 3 Bentuk dan penampilan bangunan
Dalam penentuan bentuk dan penampilan bangunan terlebih dahulu dilakukan
pengkajian terhadap filosofi rumah sakit terutama rumah sakit kanker. Dikatakan
bahwa semua orang yang didiagnosa menderita penyakit kanker akan merasakan
satu beban masalah yang sangat besar. Mereka merasakan bahwa dunia ini adalah
sumber masalah dan mereka tidak sadar bahwa dengan semakin larut dalam
kesedihan akan semakin membuat penyakit mereka semakin parah dan semakin
sulit untuk disembuhkan.
Dengan berpengangan bahwa seseorang yang menderita penyakit kanker
semakin besar kesempatannya untuk sembuh bahwa dalam pasien mempunyai
satu kepercayaan bahwa dia akan sembuh dan mengalahkan masalah yang mereka
hadapi. Dengan demikian dalam penentuan bentuk dan penampilan bangunan
digunakan filosofi bahwa rumah sakit ini nantinya akan mampu menambah
kepercayaan diri pasien dan memberikan harapan bagi pasien untuk sembuh.
Dalam penentuan bentuk dan penampilan bangunan ada dua hal yang
diperhitungkan dan diperhatikan. Yang pertama-tama digunakan untuk penentuan
22
masa bangunan adalah hal yang paling penting dari aspek filosofi rumah sakit ini
yang bertujuan untuk menambah kepercayaan dan memberikan harapan bagi
pasien. Disini digambarkan bahwa dunia nyata adalah dunia dimana masalah itu
berada, untuk menambah rasa kepercayaan dan harapan maka diciptakan satu
dunia yang jauh berbeda dari dunia dimana masalah tersebut berasal.
Untuk dunia yang bermasalah dihadirkan satu bentuk masa yang mewakili
bentukan masa di lingkungan sekitar. Dasar diambilnya bentukan dari lingkungan
sekitar sebagai dasar bentukan masa adalah dunia nyata adalah dunia sekarang ini.
Karena itu pada bangunan ini terdapat satu bentukan yang dibuat selaras dengan
lingkungan sekitar. Sebagai dasar dari bentukan ini digunakan bentukan site yang
bisa dikatakan cukup istimewa. Bentukan ini mewakili dunia yang penuh masalah,
dimana nantinya main entrance untuk bangunan secara keseluruhan berada pada
bentukan masa ini untuk melambangkan bahwa manusia itu harus terlebih dahulu
'melewati' masalahnya.
Untuk bentukan masa utama, bentukan ini digambarkan merupakan satu
dunia yang jauh berbeda dari dunia nyata, satu dunia yang jauh dari segala
permasalahan. Ditempat inilah nantinya proses penyembuhan tersebut
berlangsung. Untuk bentukan masa ini diwakili satu bentuk dasar yang jauh
berbeda dari bentukan-bentukan masa di lingkungan sekitar dan juga bentukan
site. Karena itu untuk bentukan masa ini digunakan bentuk dasar lingkaran.
Bentukan ini mewakili satu dunia yang sangat jauh berbeda dari dunia yang penuh
masalah dan satu dunia dimana ketenangan, kepercayaan dan harapan itu berada.
Dengan demikian diharapkan bahwa rumah sakit ini tidak hanya mampu
menyembuhkan secara fisik tetapi juga moral.
23
3. 4 Penataan ruang
Dasar pemikiran dari penataan ruang adalah memperoleh jalur sirkulasi yang
baik dan disesuaikan dengan bentukan masa. Dengan demikian ada dua macam
pola penataan ruang, yaitu pola penataan radial dan pola penataan linier.
Dari bangunan utama yang berbentuk dasar lingkaran, mempunyai pola
penataan ruang dalam berbentuk radial, dengan menggunakan pengikat berupa
void yang berada ditengah-tengah masa bangunan. Void ini selain berfungsi
sebagai pengikat bagi pola penataan ruang juga merupakan void untuk
pemasukkan cahaya dan udara. Pola penataan radial ini juga disesuaikan dengan
modul struktur bangunan dan pola jalur sirkulasi. Untuk masa bangunan yang
berbentuk dasar segitiga, digunakan pola penataan ruang linier.
Dalam pola penataan ruang dalam, hal yang jadi pertimbangan bukan
hanya bentuk masa, pola sirkulasi dan modul struktur, tetapi juga
dipertimbangkan mengenai pola hubungan ruang. Ruangan-ruangan yang
mempunyai kedekatan dalam hubungan ruang disusun pada satu zoning atau pada
zoning yang saling berdekatan.
3 5 Pola struktur dan pemilihan bahan bangunan yang digunakan
Ada dua macam pola struktur yang digunakan yaitu radial dan linier. Pola
struktur ini digunakan sesuai dengan bentukan masa bangunan. Untuk masa
bangunan lingkar digunakan pola struktur radial, untuk memperkuat kesan
lingkarnya. Untuk masa bangunan geometris digunakan pola struktur linier.
Digunakan struktur rangka dari bahan beton bertulang dengan modul
kolom delapan kali delapan meter. Pemilihan bahan beton ini dengan
24
pertimbangan bahwa beton merupakan bahan yang efektif dan efisien. Selain
bahan ini murah, bahan beton ini juga merupakan bahan yang tergolong tahan api
dan bahan-bahan kimia. Kelebihan ini diperlukan karena rumah sakit cukup
banyak berhubungan dengan bahan kimia, khususnya bagian radiologi. Selain hal
itu dengan pertimbangan adanya penyambungan antara struktur radial dan linier.
Dengan bahan beton, dalam penyelesaian dan penggarapannya cukup mudah.
Modul struktur delapan kali delapan meter dipilih dengan pertimbangan
bahwa modul ini paling efisien dalam penataan ruangnya dan paling efisien dalam
pembagian modul untuk lahan parkir.
Untuk bagian atap digunakan struktur rangka baja, karena bahan ini selain
dapat disambungkan dengan struktur beton bertulang juga sangat efektif untuk
bentang lebar.
Antara lantai tiga dan empat, dibuat satu lantai khusus, yang difungsikan
sebagai lantai mekanik, yang melayani utilitas bangunan. Selain digunakan
sebagai lantai mekanik, lantai ini juga digunakan sebagai pemindah beban antar
kolom, karena pada bagian bawah lantai khusus ini ada beban struktur yang
dialihkan pada beberapa kolom. Selain itu lantai khusus ini juga digunakan
sebagai penambah ketinggian bangunan, dimana untuk memperoleh kesan
bangunan yang jauh lebih tinggi dari bangunan-bangunan sekitar, sehingga salah
satu tujuan dari bangunan ini sebagai landmark dapat terwujud.
2S
3. 6 Perlengkapan pelayanan dan utilitas bangunan
Untuk perlengkapan pelayanan bangunan yang digunakan adalah lift dan
tangga kebakaran. Didalam proyek ini lift mempunyai peranan yang sangat besar,
karena untuk jalur sirkulasi vertikal digunakan lift. Penggunaan lift ini dibagi dua
sesuai dengan jalur sirkulasi horisontal yaitu double corridor. Dengan pembagian
lift, yaitu lift pasien dan lift pengunjung, diharapkan dengan pembagian ini
sirkulasi pasien tidak bertemu dengan sirkulasi pengunjung. Untuk tangga
kebakaran dipakai sesuai dengan peraturan, bahwa jarak minimal untuk satu
tangga ke tangga yang lain adalah lebih kurang tiga puluh meter. Diharapkan
dengan demikian keamanan bagi pengguna gedung akan terjamin.
Untuk sistem utilitas bangunan ditentukan antara lain : air bersih, air kotor
dan penghawaan buatan. Untuk utilitas air bersih, digunakan supply air dari
PDAM dengan penggunaan tandon bawah dan tandon atas. Dimana pertama-tama
supply air dari PDAM ditampung pada tandon bawah dan pada waktu-waktu
tertentu air ini dipompa dan ditampung pada tandon atas. Dengan demikian
pompa tidak berjalan secara terus-menerus. Dari tandon atas air di supply pada
tiap-tiap lantai, tetapi tetap dengan bantuan pompa yang digunakan untuk menjaga
pada saat tekanan air yang dialirkan terlalu rendah. Sistem yang digunakan disini
adalah sistem down-feed. Tandon bawah diletakkan pada basement dan tandon
atas pada atap. Sistem down-feed ini dipilih selain karena efektif dan efisien, juga
dengan pertimbangan bahwa lantai total yang dilayani 'hanya' berjumlah lima
lantai. Sehingga tekanan air yang dihasilkan dari sistem down-feed untuk lima
lantai ini akan tercukupi.
26
Tandon Atas di Atap Bangunan
i i
w
Di Pompa Naik
i I
Pompa di Basem ent
Pompa disebelah Tandon Atas
Ruang Perawatan Pasien Lantai 3. 4. 5
Ruang Operasi di Lantai 3
Laboratorium di Lantai 3
UCSSD di Lantai 1 dan 2
Kantin di Lantai 1 dan 2
Kamar Mayat di Lantai 1
4 ^
M
^
M
^
M
^
^ ^
M
^
h-W'
w w
w p
w w
k p
« V „ ^ w
Tandon Bawah di Basement
Toilet Di tiap-tiao lantai
Radiologi di Lantai 3
Ruang Penelitian di Lantai 2
Laundry di Lantai 2
Ruang ICU di Lantai 2
Poliklinik di Lantai 1
4 ^
PDAM
Diagram 3.2
Skema .hilar Distribusi Air Bersih
Untuk pembuangan kotoran padat dan kotoran cair digunakan sistem
down-feed, dimana disediakan STP untuk pengolahan kotoran padat. STP ini
dihubungkan dengan sumur resapan dimana setelah kotoran diolah kemudian hasil
olahan ini dibuang ke sumur resapan. Pengolahan dengan STP ini dimaksudkan
untuk menghilangkan limbah, sehingga cukup aman untuk langsung diresapkan ke
27
tanah. Jarak STP dengan tandon bawah dibuat tidak berdekatan (lebih kurang lima
belas meter) untuk keamanan bila terjadi rembesan.
Untuk pembuangan air hujan dari atap bangunan diturunkan dengan pipa-
pipa talang dan dibuang langsung ke selokan-selokan buatan disekeliling
bangunan, kemudian dialirkan ke saluran kota.
Untuk pembuangan sampah dikumpulkan pada tiap Iantai dan dibawa
turun kebawa melalui lift servis dan di buang di tong sampah utama di basement.
Pada waktu-waktu tertentu datang truk sampah yang akan membuangnya di
tempat pembuangan akhir.
Ruang Perawatan Pasien di Lantai 3. 4. 5
Ruang Operasi di Lantai 3
Laboratorium di Lantai 3
UCSSD di Lantai 1 dan 2
Kantin di Lantai 1 dan 2
Kamar Mayat di Lantai 1
Saluran Kotoran dan Air Kotor
^ w
k w
M
^
M
^
v STPdi
Base tnent
Toilet di Tiap-tiap Lantai
Radiologi di Lantai 3
Ruang Penelitian di Lantai 2
Laundry di Lantai 2
Ruang ICU di Lantai 2
Poliklinik di Lantai 1
• l , Saluran Kota
Diagram 3.3
Skema Pembuangan Air Kotor dan Air Hujan
28
Untuk sistem penghawaan buatan digunakan sistem penghawaan air penuh
(all water system), dengan menggunakan unit cooling tower dan fan coil unit.
Sistem ini mempunyai keuntungan selain murah karena yang dialirkan adalah air
dingin dengan perantaraan pipa-pipa air, juga efektif untuk digunakan dalam
proyek ini karena tidak semua ruang menggunakan penghawaan buatan.
Cara kerja dari penghawaan buatan ini adalah dari mesin AC di basement
di supply air dingin ke ruang-ruang yang membutuhkan. Ditiap-tiap ruang yang
akan dilayani ditempatkan unit-unit fan coil yang merubah pipa-pipa berisi air
dingin tersebut menjadi udara dingin. Unit cooling tower ditempatkan diatap dan
digunakan untuk mendinginkan mesin AC yang berada di basement.
Selain sistem air penuh, sistem penghawaan buatan lainnya adalah VRV.
Dimana untuk bagian dari rawat tinggal di rumah sakit ini ada yang menggunakan
sistem ini. Sistem ini sangat efektif karena satu outdoor unit dapat melayani
sampai lima belas indoor unit. Bagian dari rawat tinggal ini dilayani dengan
sistem VRV karena letak bagian ini yang berada dilantai paling atas yang jaraknya
dengan mesin AC cukup jauh, sehingga efisiensi kerja dari mesin AC akan
berkurang bila melayani daerah ini.
Selain unit rawat tinggal, bagian lain yang menggunakan sistem VRV ini
adalah ruang operasi. Hal ini dikarenakan ruang operasi memerlukan supply udara
steril. Dengan sistem ini ditambah dengan alat penyeteril udara maka supply udara
ke ruang operasi adalah udara steril.
2')
Laboratorium c i Lantai 3
Ruang Penelitian di Lantai 2
UCSSD di Lantai 1 dan 2
Kantin di Lantai 1 dan 2
Water Supply
^
« '
M
4 —
^
p 4 — •
^
w
w
* r - *
^
• T - >
w
- r - >
h,
• T — •
Radioloci di Lantai 3
Ruang ICU di Lantai 2
Laundry di Lantai 2
Poliklinik di Lantai 1
£"
\+-
1 "-T— Mesin Ac di Base ment
k 1
• Colling Tower di Atap
Bangunan
Untuk Mendinginkan Mesin AC di
Basement
Return Water
F i >
Diagram 3.4
Skema Sistem Penghawaan Air Penuh
\
1 d
ndoor Unit Tempatkan
di Plafond
[4
f
Ruang Perawatan Pasien di Lantai 5
r
^ ^
—w
r
Ruang Operasi di Lantai 3
Outdoor Unit di Tempatkan di Atap dan
di udara Terbuka
Diagram 3.5
Skema Penghawaan VRV