Post on 19-Nov-2020
3. PERANCANGAN BANGUNAN
3.1. Konsep Perancangan
Konsep perancangan bangunan diperoleh dari studi dan analisa
mengenai sifat, keadaan, dan kondisi orang sakit yang memerlukan pertolongan,
kemudahan, dan penopang. Oleh karena itu dalam perancangannya bangunan
memiliki konsep perancangan yang mengacu pada bentuk yang terarah, berirama,
dan berkesan kokoh di mana bangunan ini ingin menampilkan bentuk – bentuk
yang dinamis namun mudah dicerna oleh masyarakat luas, mampu menunjukkan
kesan yang modern, kokoh, kuat dan memberikan orientasi yang jelas.
Konsep ini selanjutnya akan dikombinasikan dengan kondisi site,
peraturan – peraturan yang berlaku, sistem struktur yang digunakan, dan hal – hal
lain yang perlu diperhatikan dan dikomposisikan sedemikian rupa agar dapat
menampilkan nilai estetika yang baik yang merupakan hal utama dalam nilai
arsitektur.
3.2. Pendalaman Struktur
Bangunan dan arsitektur telah berakar dalam kehidupan sehari – hari.
Keduanya ada untuk memberikan perlindungan dan lingkungan yang lebih
nyaman untuk aktivitas manusia dan juga membawa perasaan akan keteraturan
dalam kehidupan sosial dan dalam hubungan antara manusia dan alam semesta
dimana manusia merupakan bagian dari alam semesta. Struktur dapat diartikan
sebagai bagian dari bangunan yang menjaga bangunan tersebut untuk tidak
roboh/runtuh. Struktur dapat juga dikatakan sebagai bagian – bagian bangunan
yang menerima dan menyerap gaya – gaya yang bekerja pada elemen – elemen
pembentuk ruang (seperti kolom, dinding, lantai, dan sebagainya) untuk
diteruskan ke dalam bumi.
Arsitektur bersangkutan dengan penyediaan akan ruang – ruang, struktur
dengan perilaku mekanik dari permukaan atau elemen – elemen pembentuk ruang
- ruang tersebut. Ruang adalah yang utama, struktur adalah sekunder. Walaupun
demikian, struktur dapat mempengaruhi bentuk dari sebuah bangunan.
3.2.1. Minimal Structure
Minimal structure mengacu pada struktur yang menggunakan jumlah
material seminim mungkin. Hal tersebut ditandai dengan tingginya tingakatan
efisiensi secara mekanik. Efisiensi yang sempurna dibutuhkan pada setiap titik
pada sebuah struktur, material yang digunakan harus dapat menanggung gaya
maksimum yang bekerja.
Ada dua karakteristik yang paling mudah ditemuai yang menjadi tanda
dari minimal structure yaitu kontinuitas dan kekosongan (hollowness). Jadi dapat
dikatakan bahwa efisiensi secara mekanikal merupakan kriteria utama dalam
minimal structure.
3.2.2. Adequate Structure
Umumnya bangunan yang ada termasuk dalam kategori ini. Dalam
kategori ini, material tidak digunakan secara efisien, bahkan sebagian besar
digunakan di bawah kapasitas pembebanan maksimum.Bentuk dari bangunan itu
sendiri seringkali menjadi penghalang bagi efisiensi. Bahkan dapat menambah
biaya bila digunakan lebih sedikit.material. Contohnya sebuah busur yang garis
tengahnya mengikuti bentuk lengkung garis tegangan untuk pembebanan
merupakan bentuk struktur yang efisien bila dibentangkan dari satu titik ke titik
lainnya bila tanah tersebut keras yang berpengaruh pada naiknya ketinggian langit
– langit sekitar 1/3 dari panjangnya bentangan . Seringkali apa yang terbaik untuk
struktur, bukanlah yang terbaik untuk keseluruhan bangunan. Oleh karena itu
sebagian besar dari bangunan yang ada termasuk dalam klasifikasi adequate
structure.
3.2.3. Formal or Sculptural Structure
Merupakan kategori struktur yang elemen – elemennya dibesar –
besarkan atau struktur yang bentuknya menunjukkan ketidakefisienan dalam
penggunaan material dan hanya untuk kepentingan emosional. Struktur cenderung
dirancang dan dibuat untuk kesenangan saja dan hanya menjadi logis dalam
pemikiran secara estetika. Elemen – elemen struktural masih dapat memberikan
dukungan pada gaya yang bekerja walaupun diberi bentukan yang tidak efisien.
3.2.4. Pretentious Structure
Merupakan kategori struktur yang banyak terdapat dalam arsitektur
kontemporer, yang menunjukkan arah trend yang terjadi pada masyrakat.
Seringkali bentukannya merupakan hasil imitasi atau meniru dari bentukan yang
sudah ada yang menjadi trend dan diterapkan pada bangunan lain tanpa
memperhatikan apakah bentukan tersebut itu pantas atau tidak untuk diterapkan.
Bentukannya cenderung bersifat memamerkan atau untuk diperhatikan sehingga
menjadi sarana untuk mempromosikan klien atau arsiteknya.
3.2.5. Sistem Struktur Yang Digunakan
Dalam desain proyek ini, struktur yang digunakan termasuk dalam
kategori minimal structure yang merupakan hasil dari perpaduan antar konsep
bangunan, kebutuhan bangunan, dan efisiensi dari jenis sistem struktur terhadap
kondisi bangunan. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam menentukan
sistem struktur yang digunakan antara lain:
- kekuatan bahan
- material / bahan mudah didapat
- kemudahan pelaksanaan
- efektifitas dan fleksibilitas ruang
- ketahanan terhadap bahaya kebakaran
- kemudahan perawatan
- kesesuaian dengan konsep bangunan
- memenuhi kebutuhan fungsional
Berdasarkan hal – hal tersebut di atas dipilih sistem struktur rangka beton
bertulang yang diekspose dengan pertimbangan bahawa sistem rangka beton
memenuhi kriteria – kriteria di atas. Selain itu, sostem kolom-balok yang
diekspose juga merupakan salah satu elemen arsitektural yang mampu mendukung
konsep bangunan yang ingin memberikan kesan kokoh.
3.3. Struktur Organisasi
Proyek Pusat Pengobatan untuk Pasien Rawat Jalan ini direncanakan
dibangun oleh pihak swasta dengan bentuk suatu yayasan. Struktur organisasinya
adalah sebagai berikut:
Gambar 3.1.1. Skema Struktur Organisasi
3.4. Pembagian Tugas dan Tanggung Jawab
Pembagian tugas dan tanggung jawab bagi masing – masing bagian
adalah sebagai berikut:
3.4.1. Direktur Utama
- bertugas untuk mentaati peraturan- peraturan pemerintah dalam
menyelenggarakan kegiatan Pusat Pengobatan untuk Pasien Rawat Jalan ini.
- bertanggung jawab atas terlaksananya kebijaksanaan dan ketentuan pengurus
yayasan dalam penyelenggaraan kegiatan.
- memberi laporan tentang perkembangan Pusat Pengobatan untuk Pasien
Rawat Jalan kepada pengurus harian.
Yayasan
Dewan Direksi
Direksi Utama
Sekretariat
DireksiPelayanan
Medis
DireksiPenunjang
Medis
DireksiNon
Medis
DireksiKeuangan
danAdministrasi
Kepala Bagian- Rawat Jalan
Kepala Bagian- Laboratorium- Radiologi- RehabilitasiMedis
- Farmasi- Dapur- Sentral Steril
Kepala Bagian- Logistik- Pemeliharaan- Teknik- Keamanan
Bagian- Perencanaan
Anggaran- Penerimaan
danPengeluaran
- PengolahanData
3.4.2. Sekretariat
- menyelenggarakan administrasi umum, oraganisasi, ketatalaksanaan terhadap
seluruh unsur.
- mempersiapkan, menyusun program dan laporan mengenai semua satuan
oraganisasi.
- memberi pelayanan administrasi kepada Direktur Utama dalam melaksanakan
tugasnya.
- menyusun dan menata kearsipan ( medical record ).
- bertanggung jawab dan mengatur semua persolalan – persoalan dan
pelaksanaan seluruh kegiatan administrasi yang menyangkut kepegawaian.
3.4.3. Direktur Pelayanan Medis
Kepala Bagian Rawat Jalan
- bertanggung jawab atas pelaksanaan kegiatan diagnosa, pengobatan,
perawatan, penyuluhan, pencegahan akibat penyakit, dan peningkatan
pemulihan kesehatan.
- melaksanakan rujukan, baik ke unit pelayanan lain atau ke unit pelayanan di
luar proyek.
3.4.4. Direktur Penunjang Medis
Mempunyai tugas mengkoordinasi dan melaksanakan pengawasan
terhadap sebagian unit fungsional yang terdiri dari:
- Kepala Bagian Laboratorium
Bertugas untuk mengelola kegiatan pemeriksaan di bidang laboratorium untuk
keperluan diagnosa dan transfusi darah.
- Kepala Bagian Radiologi
Bertugas untuk mengelola pelayanan radiologi yang meliputi diagnosa,
pengobatan, perawatan, dan pencegahan akibat penyakit, dan peningkatan
kesehatan.
- Kepala Bagian Rehabilitasi Medis
Bertugas untuk mengelola kegiatan rehabilitasi medis yang meliputi pelayanan
fisioterapi, alat pembantu buatan, dan latihan kerja.
- Kepala Bagian Farmasi
Bertugas untuk mengelola kegiatan peracikan, pengadaan, dan penyaluran
obat, mengawasai penggunaan gas medis dan bahan kimia, dan melakukan
penyimpanan dan penyaluran alat kedokteran, alat perawatan, dan alat
kesehatan.
- Kepala Bagian Dapur
Bertugas untuk mengelola kegiatan pengadaan, pengolahan, dan penyaluran
makanan untuk staf dan tenaga kerja dan bertanggung jawab dalam mengatur
menu makanan.
- Kepala Bagian Central Steril
Bertanggung jawab atas pelaksanaan pengolahan dan pembuatan aquades serta
sterilisasi perlengkapan medis yang dibutuhkan.
3.4.5. Direktur Umum / Non Medis
Mengkoordinasi dan melaksanakan pengawasan terhadap pengadaan
perlengkapan. Dalam melaksanakan tugasnya dibantu oleh:
- Kepala Bagian Logistik
Kepala Bagian Logistik bertanggung jawab dan mengkoordinasi pembelian
dari semua bagian.
- Kepala Bagian Pemeliharaan
Kepala Bagian Pemeliharaan bertanggung jawab atas pelaksanaan
pemeliharaan gedung dan perabot dalam bangunan.
- Kepala Bagian Teknik
Kepala Bagian Teknik bertanggung jawab atas pelaksanaan pemeliharaan
instalasi bangunan seperti instalasi air minum, listrik, peralatan / mesin
mekanikal - elektrikal, dan peralatan kedokteran.
- Kepala Bagian Keamanan
Kepala Bagian Keamanan bertanggung jawab atas kemanan gedung dan
pengelolaan parkir.
3.4.6. Direktur Administrasi dan Keuangan
Bertugas menyelenggarakan administrasi keuangan, inventarisasi, dan
logistik untuk keperluan proyek. Dalam pelaksanaan tugasnya membawahi bagian
– bagian sebagai berikut:
- Bagian Perencanaan Anggaran
Bertugas melaksanakan dan menyusun Rencana Anggaran Pendapatan dan
Belanja, otorisasi, pembukuan, dan pertanggungan jawab keuangan
- Bagian Penerimaan dan Pengeluaran
Bertugas melaksanakan kegiatan dalam bidang keuangan dan akuntansi.
- Bagian Pengolahan Data
Bertugas melaksanakan pengolahan arsip data internal seluruh kegiatan.
3.5. Pelaku dan Jenis Aktivitas
3.5.1. Staf dan Karyawan
Staf dan karyawan pada Pusat Pengobatan untuk Pasien Rawat Jalan di
Surabaya ini terdiri atas:
3.5.1.1. Staf dan Karyawan Administrasi
Aktivitas staf dan karyawan administrasi adalah mengatur dan mengelola
mekanisme administrasi.
3.5.1.2. Staf dan Karyawan Teknis Operasional
Staf dan karyawan teknis operasional meliputi:
- Tenaga Medis
Aktivitasnya meliputi pemerikasaan, diagnosa, dan analisa pengobatan,.
- Tenaga Para Medis Perawatan
Aktivitasnya meliputi merawat, mengawasi, dan melayani kebutuhan para
pasien yang berhubungan dengan pengobatan dan kesembuhan pasien.
- Tenaga Medis Non Perawatan
Aktivitasnya meliputi kegiatan pemeriksaan seperti pemeriksaan kotoran,
faeses, darah, dan melakukan penyinaran rontgen dan rehabilitasi terhadap
pasien.
3..5.1.3. Staf dan Karyawan Servis
Aktivitasnya meliputi kegiatan pengelolaan makanan sesuai keperluan
dan memelihara serta merawat bangunan.
3.5.2. Pasien
- Pasien
Aktivitas pasien yaitu: mendaftar, menunggu, memeriksakan diri, menerima
pengobatan.
- Pengunjung / tamu yang berkepentingan dengan pihak administrasi
perkantoran.
3.6. Pola Sirkulasi
Kriteria sirkulasi yang dikehendakai adalah sebagai berikut:
- jelas dan terarah
- singkat dan mudah dicapai
- ada pemisahan sirkulasi yang jelas
- efisiensi kerja dan waktu
Sebagai dasar untuk pertimbangan:
- ekonomis dalam pemeliharaan dan penggunaan jaringan utilitas
- hubungan pengelompokan pelayanan perawatan
- kepadatan pengunjung tidak menghambat kelancaran pelayanan
- pencapaian bagi seluruh unsur – unsur kegiatan
Dasar pendekatan untuk mencapai suatu pola sirkulasi yang baik dapat dilakukan
dengan cara – cara berikut:
3.6.1. Pengelompokan Subyek
Membagi pola sirkulasi berdasarkan subyek yang terdapat di dalamnya,
yang terdiri dari:
- pasien
- pengunjung
- staf medis / non medis
- karyawan dan servis
3.6.2. Pengelompokan Bagian / Departemen
Membagi pola sirkulasi melalui pengelompokan departemen –
departemen yang ada, yaitu:
- Administrasi
- Pengobatan
- Rehabilitasi Medis
- Pelayanan Penunjang
- Servis
3.7. Rencana Kebutuhan Tenaga Kerja
Tabel 3.7.1. Rencana Kebutuhan Tenaga Kerja Public Hall
Resepsionis 2 orang
Penjaga Optik 4 orang
Penjaga Cafetaria 4 orang
Penjaga Mini Market 4 orang
Penjaga Toko Buku 2 orang
Penjaga Wartel 1 orang
Satpam 2 orang
Tabel 3.7.2. Rencana Kebutuhan Tenaga Kerja Perkantoran
Direktur Utama 1 orang
Kepala Sekretariat 1 orang
Direktur Pelayanan Medis 1 orang
Direktur Penunjang Medis 1 orang
Direktur non Medis 1 orang
Direktur Administrasi 1 orang
Staf Sekretariat 8 orang
Staf Keuangan 4 orang
Staf Medical Record 4 orang
Tabel 3.7.3. Rencana Kebutuhan Tenaga Kerja Unit Rawat Jalan
Resepsionis/ Administrasi 11 orang untuk 11 macam klinik @ 1 orang
Dokter 30 orang 30 klinik @ 1 dokter
Perawat 30 orang 30 klinik @ 1 perawat
Tabel 3.7.4. Rencana Kebutuhan Ruang Gawat Darurat
Kepala Bagian 1 orang
Resepsionis/ Administrasi 3 orang
Dokter Jaga 2 orang
Perawat 6 orang
Tabel 3.7.5. Rencana Kebutuhan Tenaga Kerja Radiologi
Kepala Bagian 1 orang
Resepsionis/ Administrasi 4 orang
Staf : - X Ray 4 orang
- CT Scan 2 orang
- USG 2 orang
Tabel 3.7.6. Rencana Kebutuhan Tenaga Kerja Laboratorium
Kepala Bagian 1 orang
Resepsionis/ Administrasi 4 orang
Staf
- Laboratorium 10 orang
- Pengambil Spesimen 5 orang
Tabel 3.7.7. Rencana Kebutuhan Tenaga Kerja Rehabilitasi Medis
Kepala Bagian 1 orang
Resepsionis/ Administrasi 4 orang
Terapis 12 orang
Tabel 3.7.8. Rencana Kebutuhan Tenaga Kerja Unit Farmasi
Kepala Bagian 1 orang
Staf :
- Loket Resep 2 orang
- Racik Obat 4 orang
- Kasir 2 orang
- Distribusi 2 orang
Tabel 3.7.9. Rencana Kebutuhan Tenaga Kerja CSSD
Pengawas/ Administrasi 2 orang
Staf 6 orang
Tabel 3.7.10. Rencana Kebutuhan Tenaga Kerja Dapur
Pengawas 1 orang
Staf 9 orang 180 orang
asumsi 1 orang melayani 20
180 : 20 = 9 orang
Tabel 3.7.11. Rencana Kebutuhan Tenaga Kerja Technical – Mekanikal Elektrikal
Staf :
- Technical 3 orang
- Mekanikal elektrikal 5 orang
Tabel 3.7.12. Rencana Kebutuhan Tenaga Kerja Pemeliharaan
Tenaga Kebersihan Ruang 17 orang standar orang : luas area
1 : 400m2
Luas area = 6836,84m2
6836,84 : 400 = 17 orang
Tenaga kebersihan area 12 orang standar orang : luas area
1 : 1000m2
Luas area = 12000m2
12000 : 1000 = 12 orang
Tabel 3.7.13. Rencana Kebutuhan Tenaga Kerja Kendaraan
Pengemudi Ambulans 2 orang 1 ambulans
2 shift/ hari
3.8. Program Kebutuhan
3.8.1. Kebutuhan Fasilitas
Faktor – faktor yang menentukan kebutuhan fasilitas ruang adalah:
- standardisasi
- studi literatur
- aktivitas pemakai bangunan
- jenis penyakit masyarakat dan kebutuhan masyarakat
3.8.1.1. Fasilitas Rawat Jalan (Poliklinik)
- Poliklinik Umum
- Penyakit Dalam
- Kebidanan dan Kandungan
- Anak
- Bedah
- Gigi dan Mulut
- Mata
- Telinga, Hidung, dan Tenggorokan
- Kulit dan Kelamin
- Saraf
- Psikologi
3.8.1.2. Fasilitas Penunjang Medis
- Radiologi
- Farmasi
- Laboratorium
- Unit Fisioterapi
3.8.1.3. Fasilitas Administrasi
- Bagian Personalia
- Bagian Keuangan
- Direktur dan Sekretariat
- Medical Record
- Ruang Konferensi
- Perpustakaan
3.8.1.4. Fasilitas Servis
- Unit Dapur dan Instalasi Gizi
- Unit Central Steril
- Unit Mekanikal Elektrikal
- Unit Pemeliharaan
3.8.1.5. Fasilitas Pelengkapan
- Kafetaria
- Toko Buku
- Wartel
- Mini Market
- Optik
3.8.2. Karakteristik dan Persyaratan Ruang
Karakteristik dan persyaratan ruang untuk masing – masing fasilitas
adalah sebagai berikut:
3.8.2.1. Unit Rawat Jalan (Poliklinik)
Merupakan bagian dari pelayanan medis yang digunakan oleh pasien
yang datang sehingga sifat pelayanannya berhubungan dengan masyarakat luar.
Spesifikasi ruang yang harus diperhatikan antara lain:
- mudah dicapai dari luar
- berhubungan langsung dengan unit penunjang medis
3.8.2.2. Unit Radiologi
Berfungsi sebagai penunjang diagnostik / penentuan penyakit dangan
cara pemotretan pada bagian – bagian tubuh yang dianggap perlu. Syarat – syarat
spesifikasi ruang antara lain:
- mudah dicapai oleh pasien
- bahan pembuangan melalui penetrasi khusus sebelum disalurkan ke saluran
pembuangan
- dinding menggunakan lapisan timbal / plesteran Barium untuk menahan
radiasi, semua kaca berlapis kaca timbal
- suhu ruangan antara 18 – 22 0C, untuk menetralisir panas tubuh manusia
dengan kelembaban yang dianjurkan 45 %
- tidak banyak pembukaan untuk mengurangi radiasi
- peralatan sinar X umumnya berat dan membutuhkan ketinggian plafon antara
3.10 – 4.00 m
3.8.2.3. Laboratorium
Adalah pelengkap dalam diagnosa yang digunakan oleh pasien yang
merupakan tempat pengambilan darah, urine, fases, cairan tubuh, dan sel – sel
lainnya. Spesifikasi ruang antara lain:
- mudah dicapai dari semua unit perawatan
- bersifat semi publik
- temperatur ruang 18 0C
3.8.2.4. Farmasi dan Apotik
Merupakan unit pengadaan obat – obatan dan peralatan medis bagi
kebutuhan pasien dan Pusat Pengobatan untuk Pasien Rawat Jalan ini. Spesifikasi
ruang antara lain:
- mempunyai ruang tersendiri
- finishing dinding dan lantai harus mudah dibersihkan
- menyediakan apotik untuk pelayanan umum
- berhubungan dengan Unit Rawat Jalan, dan umum
3.8.2.5. Unit Rehabilitasi Medis / Fisioterapi
Pengertian fisioterapi adalah pengobatan dari sel – sel tubuh dengan
tenaga mekanik maupun tenaga manusia (pemijatan), penyinaran (radiasi), tarikan
(fraksi), dan pemanasan (diathermy) yang berusaha untuk mengembalikan fungsi
organ tubuh yang tidak / kurang berfungsi. Unit ini hanya bersifat pemulihan fisik,
bukan pemulihan cacat fisik, sehingga pengobatan yang dilakukan dengan
fisioterapi meliputi:
- Pengobatan dengan listrik (electrotherapy), sinar ultraviolet (ultrasound), dan
sinar infra merah (actinotherapy).
- Pengobatan gerak / fisik (mechanotherapy).
- Pemijatan.
- Pengobatan dengan bantuan air (hydrotherapy).
Spesifikasi ruang yang harus diperhatikan yaitu:
- pencahayaan alami
- terhindar dari pencemaran udara
3.8.2.6. Unit Administrasi
- Kantor Sekretariat
Berfungsi menangani segala aktifitas non medis dari Pusat Pengobatan untuk
Pasien Rawat Jalan secara administratif dan merupakan pusat koordinasi dari
semua kegiatan. Sifat pelayanannya umum dan selalu berhubungan dengan
publik, maka penempatannya harus jelas, tidak membingungkan, dan terpisah
dari kegiatan medis.
- Area Publik
Merupakan bagian yang bersifat umum, yaitu hall, ruang tunggu, ruang
informasi, dan lain – lain. Dibuat semenarik mungkin, jauh dari kesan
menakutkan.
3.8.2.7. Unit Service
- Unit Dapur
Dapur merupakan unit penyuplai makanan dan minuman yang harus dapat
dicapai oleh kendaraan pembawa makanan setiap hari dan memiliki sistem
penerangan dan penghawaan alami
- Unit Sentral Steril
Merupakan unit ruang untuk mensterilkan peralatan kedokteran sehingga
harus mempunyai pemisahan antara ruang kotor dan ruang bersih dan
mempunyai sirkulasi dan pencapaian sendiri
- Unit Pemeliharaan
Merupakan unit ruang untuk memelihara dan memperbaiki peralatan dalam
bangunan.
- Unit Mekanikal Elektrikal
Merupakan unit ruang di mana terdapat alat – alat dan mesin mekanikal
elektrikal bangunan dan harus terjamin keamanannya.
3.9. Program Ruang
Program ruang mengalami perubahan karena adanya modul struktur, di
mana ruang – ruang pada akhir desain mengikuti modul struktur dengan
mengupayakan agar kolom – kolom yang ada tidak mengganggu sirkulasi
pengguna. Selain itu juga karena adanya ruang – ruang baru yang sebelumnya
tidak terpikirkan yang muncul pada desain akhir karena adanya penyesuaian
dengan sirkulasi dan kebutuhan pengguna seperti lobby lift, tangga kebakaran,
perpustakaan, hall penghubung,dan ruang tamu. Perubahan besaran ruang dan
alasan perubahannya tersebut dapat dilihat pada tabel – tabel di berikut ini:
Tabel 3.9.1. Perubahan Program Ruang Public Hall dan Fasilitas Pelengkap
RUANG AWAL AKHIR ALASAN PERUBAHANMain Hall 65.00 65.00Informasi 16.38 20.00Cafetaria 78.00 78.00Wartel 13.00 13.00MiniMarket 78.00 78.00Toko Buku 26.00 26.00Optik 58.50 45.00 penyesuaian modul strukturATM 10.40 tidak memiliki ruang khususToilet 41.34 60.00 penyesuaian modul struktur
Tabel. 3.9.2. Perubahan Program Ruang Administrasi dan Perkantoran
RUANG AWAL AKHIR ALASAN PERUBAHANR. Penerima / Hall 46.80 46.80R. Direktur Utama 26.00 28.00 penyesuaian modul strukturR. Sekretariat 114.40 105.00 penyesuaian modul strukturR. Direktur 15.80 15.00 penyesuaian modul strukturPelayanan MedisR. Direktur 15.80 15.00 penyesuaian modul strukturPenunjang Medis R. Direktur 15.80 15.00 penyesuaian modul strukturNon medisR. Direktur 15.80 15.00 penyesuaian modul strukturAdministrasiR. Serbaguna 487.50 450.00 penyesuaian modul strukturR. Rapat Staf 48.75 40.00 penyesuaian modul strukturR. Medical Record 58.50 60.00 penyesuaian modul strukturR. Unit Keuangan 38.48 40.00 penyesuaian modul strukturDokter Lounge 97.50 97.50Nurse & Staff Lounge 48.75 50.00 penyesuaian modul strukturPerpustakaan 31.20 30.00 penyesuaian modul strukturToilet 51.17 65.84 penyesuaian modul strukturR. Loker 15.99 18.00 penyesuaian modul struktur
Tabel 3.9.3. Perubahan Program Ruang Unit Rawat Jalan
RUANG AWAL AKHIR ALASAN PERUBAHANInformasi dan Administrasi 90.09 260.00 penyesuaian modul strukturR. Kartu 156.00 jadi satu dengan R. InformasiR.Tunggu 374.40 400.00 penyesuaian modul strukturKlinik Penyakit Dalam 127.92 100.00 penyesuaian modul strukturKlinik Umum 127.92 100.00 penyesuaian modul strukturKlinik Kebidanan dan Kandungan 63.96 50.00 penyesuaian modul strukturKlinik Anak 95.94 75.00 penyesuaian modul strukturKlinik Bedah 63.96 50.00 penyesuaian modul strukturKlinik Gigi dan 63.96 50.00 penyesuaian modul strukturMulut 63.96 50.00 penyesuaian modul strukturKlinik Mata 95.94 75.00 penyesuaian modul strukturKlinik THT 95.94 75.00 penyesuaian modul strukturKlinik Psikologi 63.96 50.00 penyesuaian modul strukturKlinik Syaraf 63.96 50.00 penyesuaian modul strukturKlinik Kulit dan Kelamin 93.60 75.00 penyesuaian modul strukturToilet Staf 28.08 24.50 penyesuaian modul strukturToilet Umum 41.34 60.00 penyesuaian modul struktur
Tabel 3.9.4. Perubahan Program Ruang Gawat Darurat
RUANG AWAL AKHIR ALASAN PERUBAHANInformasi dan Administrasi + Staf 24.57 20.00 penyesuaian modul strukturR. Tunggu 19.50 30.00 penyesuaian modul strukturR.Bedah Minor 36.40 37.50 penyesuaian modul strukturR. Alat 24.70 26.25 penyesuaian modul strukturR. Pemulihan 19.50 20.00 penyesuaian modul strukturR. Ambulance + Bengkel 56.25 40.00 penyesuaian modul strukturToilet Umum 4.03 6.00 penyesuaian modul strukturToilet Staf 3.28 11.00 Toilet, Loker, R. Ganti digabungLoker Staf 4.16 menjadi satuR. Ganti Staf 3.12
Tabel 3.9.5. Perubahan Program Ruang Unit Farmasi
RUANG AWAL AKHIR ALASAN PERUBAHANR. Tunggu 31.20 40.00 penyesuaian modul strukturR. Penerimaan Obat 39.00 37.50 penyesuaian modul strukturR. Racik Obat 26.00 25.00 penyesuaian modul strukturR. Obat 26.00 25.00 penyesuaian modul strukturGudang obat 26.00 30.00 penyesuaian modul strukturR. Administrasi 20.28 20.00 penyesuaian modul strukturR. Loker Staf 10.40 15.75 penyesuaian modul strukturToilet Staf 6.55 menjadi satu dengan R. Loker
Tabel 3.9.6. Perubahan Program Ruang Unit Radiologi
RUANG AWAL AKHIR ALASAN PERUBAHAN
Informasi dan Administrasi 32.76 60.00 penyesuaian modul struktur,R. File 23.40 menjadi satuR. Tunggu 62.40 75.00 penyesuaian modul strukturR. X Ray 84.00 84.00 penyesuaian modul strukturR. CT Scan 50.00 50.00 penyesuaian modul strukturR. USG 70.00 70.00 penyesuaian modul strukturR. Gelap 23.40 25.00 penyesuaian modul strukturR. Baca Film 19.50 17.50 penyesuaian modul strukturR. Periksa 23.40 40.00 penyesuaian modul strukturR. Kepala Bagian 15.80 17.50 penyesuaian modul strukturR. Petugas 35.11 37.50 penyesuaian modul strukturR. Ganti Pasien 11.70 20.00 penyesuaian modul struktur,Loker Pasien 6.24 digabung menjadi satuR. Ganti Petugas 6.24 20.00 menjadi satu dengan LokerToilet Staf 13.10 24.50 penyesuaian modul strukturToilet Umum 41.34 60.00 penyesuaian modul struktur
Tabel 3.9.7. Perubahan Program Ruang Laboratorium
RUANG AWAL AKHIR ALASAN PERUBAHANInformasi dan Administrasi 32.76 40.00 penyesuaian modul strukturR. Tunggu 62.40 75.00 penyesuaian modul strukturR. Pengambilan Spesimen 58.50 75.00 penyesuaian modul strukturBank Darah 16.25 20.00 penyesuaian modul strukturLab. Urine 39.00 37.50 penyesuaian modul strukturLab. Hematologi 39.00 37.50 penyesuaian modul strukturLab. Chemistry 39.00 37.50 penyesuaian modul strukturLab. Mikrobiologi 39.00 37.50 penyesuaian modul strukturLab. Virology 39.00 37.50 penyesuaian modul strukturR. Cuci 13.00 12.25 penyesuaian modul strukturR. Kepala Bagian 15.80 17.50 penyesuaian modul strukturR. Petugas 96.20 90.00 penyesuaian modul strukturGudang 16.25 17.50 penyesuaian modul strukturToilet Staf 13.10 24.50 penyesuaian modul strukturToilet Umum 41.34 60.00 penyesuaian modul struktur
Tabel 3.9.8. Perubahan Program Ruang Unit Rehabilitasi Medis
RUANG AWAL AKHIR ALASAN PERUBAHANInformasi dan Administrasi 32.76 50.00 penyesuaian modul strukturR. Tunggu 62.40 75.00 penyesuaian modul strukturR. Periksa 26.00 30.00 penyesuaian modul strukturR. Speechtherapy 23.40 25.00 penyesuaian modul strukturR. Elektrotherapy 45.50 50.00 penyesuaian modul struktur
(sambungan)R. Massage 45.50 50.00 penyesuaian modul strukturR. Hidrotherapy 23.40 30.00 penyesuaian modul strukturR. Gymnasium 260.00 250.00 penyesuaian modul strukturR. Terapis 76.64 65.00 penyesuaian modul struktur
R. Ganti Staf 18.72 15.00 penyesuaian modul strukturR. Ganti Pasien 21.84 49.00 penyesuaian modul struktur
KM Pasien 19.24 menjadi satu dengan R. GantiToilet Umum 41.34 60.00 penyesuaian modul strukturToilet Staf 14.25 12.25 penyesuaian modul struktur
Tabel 3.9.9. Perubahan Program Ruang Unit Dapur
RUANG AWAL AKHIR ALASAN PERUBAHANR. Terima / Loading 7.80 100.00 termasuk loading lainnyaGudang Bahan Makanan 27.30 25.00 penyesuaian modul strukturR. Makan Staf 195.00 180.00 penyesuaian modul strukturDapur 78.00 60.00 penyesuaian modul strukturPantry 22.46 21.00 penyesuaian modul strukturR. Loker Staf 10.40 7.50 penyesuaian modul struktur
Toilet 15.34 20.00 penyesuaian modul strukturTabel 3.9.10. Perubahan Program Ruang Unit CSSD
RUANG AWAL AKHIR ALASAN PERUBAHANR. Terima 17.55 15.00 penyesuaian modul strukturR. Cuci / Steam 17.55 15.00 penyesuaian modul strukturR. Sterilisasi 48.75 40.00 penyesuaian modul strukturR. Pengepakan 40.50 40.00 penyesuaian modul strukturLoket Pengambilan 26.33 24.00 penyesuaian modul strukturGudang Steril 27.00 24.00 penyesuaian modul strukturR. Admistrasi 19.24 15.00 penyesuaian modul strukturR. Ganti Staf 9.36 20.00 R. Ganti, Loker, dan ToiletR. Ganti, Loker, dan Toilet 6.15 menjadi 1Toilet 6.55 R. Trolley 17.55 15.00 penyesuaian modul struktur
Tabel 3.9.11. Perubahan Program Ruang Unit Technical Department
RUANG AWAL AKHIR ALASAN PERUBAHANR. Administrasi 29.25 25.00 penyesuaian modul strukturBengkel Kerja 134.00 112.50 penyesuaian modul strukturGudang Alat Kayu 15.00 12.50 penyesuaian modul strukturGudang Alat Besi 15.00 12.50 penyesuaian modul strukturGudang Umum 42.00 25.00 penyesuaian modul strukturR. Cuci Alat 10.40 15.00 penyesuaian modul strukturToilet 3.28 25.00 penyesuaian modul strukturR. Loker + Ganti 15.00 belum terdapat dalam program(sambungan)R. Security 25.00 ruang awal
R. PABX 12.50
Tabel 3.9.12. Perubahan Program Ruang Unit Mekanikal Elektrikal
RUANG AWAL AKHIR ALASAN PERUBAHANR. Boiler 65.00 30.00 tidak perlu air panas dalam
jumlah banyakR. Pompa 32.30 50.00 termasuk R. Tandon BawahR. Trafo 11.70 12.00 penyesuaian modul strukturR. Panel 11.70 12.00 penyesuaian modul strukturR. Genset 78.00 100.00 penyesuaian modul strukturR. Mesin AC 130.00 150.00 penyesuaian modul strukturR. AHU 19.50 22.50 penyesuaian modul strukturR. Mesin Lift 50.00 50.00 penyesuaian modul strukturR. Petugas 29.25 20.00 penyesuaian modul strukturR. STP 78.00 50.00 penyesuaian modul strukturToilet 3.28 50.00 penyesuaian modul struktur juga melayani fasilitas parkir
Tabel 3.9.13. Rekapitulasi Perubahan Ruang
NAMA RUANG LUAS ( m2 ) LUAS ( m2 )
AWAL AKHIR
PUBLIC HALL 386.62 385.00ADMINISTRSI - PERKANTORAN 1092.24 991.14UNIT RAWAT JALAN 1642.29 1544.50RUANG GAWAT DARURAT 143.81 190.78UNIT FARMASI 185.43 193.25UNIT RADIOLOGI 496.99 601.00UNIT LABORATORIUM 580.10 619.25UNIT REHABILITASI MEDIS 703.29 761.25DAPUR 356.30 413.50CSSD 210.20 208.00TECHNICAL DEPARTMENT 248.93 280.00MEKANIKAL ELEKTRIKAL 463.43 546.50
TOTAL LUAS 6509.63 5960.92
3.10. Pola Penataan Massa Bangunan
Mengikuti aturan RDTRK yang berlaku pada wilayah ini, maka
penataan massa bangunan ini bermassa tunggal, vertikal ke atas setinggi minimal
6 lantai. Penataan massa bangunan harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:
- Jalur sirkulasi yang tidak terlalu panjang
- Mempunyai ruang – ruang terbuka yang cukup dan baik
- Mempunyai kontinuitas ruang yang baik
- Massa bangunan yang serasi dan dapat mencerminkan kegiatan bangunan
Berdasarkan pertimbangan – pertimbangan di atas, pola penataan massa bangunan
yang digunakan adalah bangunan bermassa tunggal dan bertingkat yang mana
dapat memenuhi persyaratan jalur sirkulasi yang pendek dan menciptakan ruang
terbuka yang cukup karena pola penataan massa yang tidak menyebar secara
horisontal. Untuk sirkulasi secara vertikal dapat dibantu dengan penggunaan lift.
3.11. Bentuk dan Penampilan Bangunan
3.11.1. Bentuk Dasar Massa
Klasifikasi bentuk dasar dapat dibedakan atas segitiga, lingkaran, segi
empat, dan tak beraturan. Dalam menentukan bentuk dasar massa yang akan
digunakan perlu dipertimbangkan beberapa kriteria yang mempengaruhi.
Tabel 3.11.1.1. Analisa Bentuk Dasar terhadap Kriteria yang Digunakan
BENTUK
MASSA
KRITERIA SEGI TIGA SEGI EMPAT LINGKARAN
TAK
BERATURAN
Bobot Nilai
B
x
N Bobot Nilai
B
x
N Bobot Nilai
B
x
N Bobot Nilai
B
x
N
1. Tuntutan terhadap
fungsi dan bentuk
ruang 6 1 6 6 3 18 6 1 6 6 1 6
2. Efektifitas ruang 5 2 10 5 3 15 5 2 10 5 1 5
3. Pertimbangan bentuk
perabot 1 2 2 1 3 3 1 2 2 1 1 1
4. Bentuk dan pola bahan
yang ada 3 2 6 3 3 9 3 2 6 3 1 3
5. Sirkulasi 4 3 12 4 3 12 4 3 12 4 1 4
6. Penyesuaian terhadap
bentuk site 2 2 4 2 3 6 2 2 4 2 1 2
TOTAL 40 63 40 21
Keterangan: N = 1 Tidak memenuhi kriteria
N = 2 Kurang memenuhi kriteria
N = 3 Memenuhi kriteria
Berdasarkan tabel kriteria persyaratan terhadap bentuk dasar massa di
atas, maka bentuk dasar massa yang digunakan adalah segi 4. Bentuk ini dianggap
mampu memenuhi tuntutan fungsi dan keefektifan ruang yang merupakan faktor
utama dalam menyediakan pelayanan yang baik bagi Pusat Pengobatan untuk
Pasien Rawat Jalan ini. Selain itu perlu diperhatikan pula kesesuaian terhadap
bentuk site, space penangkap, dan bangunan lain di sekitarnya sehingga tidak
menutup diadakannya penambahan, pengurangan, dan pengolahan lebih lanjut
agar dapat mencapai keseimbangan komposisi yang lebih baik.
3.11.2. Penampilan Bangunan
Dalam menentukan penampilan bangunan harus memperhatikan hal – hal
sebagai berikut:
- Penampilan bangunan – bangunan di sekitar site yang memiliki ciri modern
- Fungsi dan citra bangunan yang ingin ditampilkan
- Konsep perancangan di mana bangunan ini ingin menampilkan bentuk –
bentuk yang dinamis namun mudah dicerna oleh masyarakat luas dan mampu
menunjukkan kesan yang modern, kokoh, kuat dan mampu memberikan
orientasi yang jelas
Dari hasil pertimbangan hal – hal di atas, maka bangunan memiliki
penampilan dengan kolom – balok yang diekspose untuk memperoleh kesan
kokoh, bentuk yang cenderung simetri dengan pengulangan bentuk agar mudah
dicerna oleh masyarakat awam, dan adanya suatu vokal point yang menonjol
sebagai suatu daya tarik.
3.12. Penataan Ruang
Penataan ruang – ruang dalam bangunan sangat dipengaruhi oleh sistem
sirkulasi dan pengorganisasian ruang dalam bangunan. Macam – macam sistem
sirkulasi dan pengorganisasian ruang yang ada dapat digolongkan dalam
pembagian seperti di bawah ini.
3.12.1. Sistem sirkulasi
Syarat sirkulasi bagi bangunan ini adalah sebagai berikut:
- Mampu memberikan arah yang jelas
- Ada pemisahan antara sirkulasi pasien, staf, dan service
- Singkat dan mudah dicapai
Digunakan sistem sirkulasi koridor dengan memperhatikan:
- Harus mempunyai sistem pencahayaan yang baik
- Jarak pencapaian sependek mungkin
3.12.1.1. Sistem Sirkulasi Koridor Tunggal
Keuntungan: - dapat menggunakan penerangan dan penghawaan alam dengan
baik
- arah sirkulasi lebih jelas, tidak membingungkan
Kerugian : - jarak lebih jauh
3.12.1.2. Sistem Sirkulasi Koridor Ganda
Keuntungan: - jarak lebih dekat dibanding sistem single koridor
Kerugian : - penerangan dan penghawaan alami tidak terpenuhi, terutama pada
ruang- ruang yang diapit koridor
3.12.1.3. Sistem Sirkulasi Terpusat
Keuntungan: - jarak lebih dekat dibanding sistem single koridor
Kerugian : - penerangan dan penghawaan alami tidak terpenuhi, terutama
pada ruang- ruang yang diapit koridor
Dipilih sistem koridor tunggal karena dapat memperoleh pencahayaan
alami dan arah sirkulasi yang kebih jelas. Sementara untuk jarak tempuh yang
lebih jauh dapat diatasi melalui pengorganisasian ruang yang akan dibahas setelah
ini.
3.12.2. Sistem Pengorganisasian Ruang
Tipe – tipe sistem organisasi ruang adalah:
- Terpusat, yaitu suatu ruang dominan diletakkan sebagai pusat dimana
pengelompokan sejumlah ruang sekunder dihadapkan.
- Linier, yaitu suatu urutan linier dari ruang yang berulang – ulang.
- Radial, yaitu dengan adanya suatu ruang pusat yang menjadi acuan organisasi
– organisasi ruang yang linier berkembang menurut bentuk jari – jari.
- Cluster, yaitu ruang – ruang dikelompokan berdasarkan adanya hubungan atau
bersama – sama memanfaatkan ciri atau hubungan visual.
- Grid, yaitu ruang – ruang diorganisir dalam kawasan grid struktural atau grid
tiga simensi.
Dipilih sistem organisasi ruang radial yang merupakan perpaduan unsur –
unsur organisasi terpusat dan linier untuk memperpendek jalur sirkulasinya. Jadi
bangunan memiliki satu ruang pusat dengan jari – jari yang menyebar ke dua arah
(bangunan pusat dengan 2 sayap).
3.13. Pola Struktur dan Pemilihan Bahan Bangunan yang Digunakan
3.13.1. Sistem modul
Sistem modul harus memenuhi syarat:
- Memenuhi kebutuhan fungsional
- Efisien dalam perhitungan, pelaksanaan, penggunaan, dan pembiayaan
- Merupakan elemen pengikat dan pengatur
3.13.1.1. Modul dasar horisontal
Dipertimbangkan terhadap:
- dimensi gerak manusia
- ukuran perabot dominan : tempat tidur = 0.90 x 2.00
bedside cabinet = 0.60 x 0.50
- ukuran ruang dominan (ruang periksa) = 5.00x 5.00
- lebar koridor minimal = 2.40 m
Modul dasar horisontal yang digunakan 5.00 x 7.50
3.13.1.2. Modul dasar vertikal
Dipertimbangkan terhadap:
- tinggi ruang periksa = 3.10 m
- ukuran perabot dominan : tempat tidur = 0.80
bedside cabinet = 0.90
- ruang – ruang yang dominan (ruang periksa) = 5.00 x 5.00 m
- pertimbangan sistem utilitas
- pertimbangan dimensi balok yang digunakan
Modul dasar vertikal yang digunakan 4.25 m
3.13.2. Sistem Struktur
Yang perlu diperhatikan dalam pemilihan sistem struktur dan bahan
bangunan yang digunakan adalah sebagai berikut:
3.13.2.1. Upper Structure
Kriteria yang dipertimbangkan:
- kekuatan bahan
- kemudahan pelaksanaan
- efektifitas dan fleksibilitas ruang
- ketahanan terhadap bahaya kebakaran
- kemudahan perawatan
Dipilih sistem struktur rangka beton bertulang.
3.13.2.1. Sub Structure
Kriteria yang dipertimbangkan:
- material / bahan mudah didapat
- kemudahan pelaksanaan
- penyesuaian terhadap tinggi dan beban bangunan
- keadaan tanah yang digunakan
Dipilih pondasi tiang pancang.
3.14. Sistem Utilitas
3.14.1. Sistem Distribusi Air Bersih
Dalam perancangan bangunan ini, aor bersih merupakan kebutuhan yang
mutlak diperlukan. Kebersihan air yang digunakan juga harus memenuhi standart
kualitas yang ada. Berbagai tingkat kualitas air yang disediakan oleh Pusat
Pengobatan Rawat Jalan ini adalah:
- Air Baku (untreated water), yaitu air yang digunakan untuk penyiraman,
hidran.
- Air dengan Kualitas Minum, yaitu air yang digunakan untuk minum dan
pencucian
- Air dengan persyaratan khusus, yaitu air yang khusus digunakan untuk
kegiatan medis seperti peralatan sterilisasi dan peralatan laboratorium.
Sedangkan jenis air yang disediakan berdasarkan temperaturnya terdiri atas:
- Air Dingin
Sumber utama air diperoleh dari PDAM dengan menggunakan sumber air
penunjang sumur bor yang sekaligus digunakan untuk kebutuhan penyiraman
tanaman.
- Air Panas
Penggunaan air panas relatif terbatas karnan ruang – tuang yang memerlukan
air panas tidak banyak, berbeda dengan rumah sakit yang harus menyediakan
air panas untuk keperluan mandi bagi pasiennya. Air panas di sini hanya
digunakan untuk proses sterilisasi, labotatorium, ruang rehabilitasi medis, dan
dapur. Proses pemanasan yang digunakan adalah dengan menggunakan boiler.
Selain itu perlu memperhatikan pemilihan sistem distribusi air bersih
yang digunakan. Pemilihan sistem distribusi air bersih didasarkan pada
pertimbangan sebagai berikut:
- Kelancaran untuk distribusi bangunan bertingkat
- Pemakaian pipa sependek mungkin agar friksi yang terjadi sekecil mungkin
dan takanan dapat memenuhi semua peralatan dan menjangkau demua lantai
dengan baik
- Penghematan pemakaian pipa
- Kemudahan pemeliharaan dan perbaikan jaringan pipa distribusi
Berdasarkan pertimbangan di atas, maka sistem distribusi yang
digunakan adalah sistem distribusi down feet dengan menggunakan tandon atas.
Untuk air yang menggunakan sumur bor dalam pelaksanaannya perlu difilter lebih
dahulu sebelum didistribusikan. Macam – macam filter yang digunakan adalah
sebagai berikut:
- untuk saniter digunakan sand filter
- untuk keperluan madi digunakan sand filter dan carbon filter
- untuk dapur dan laboratorium diguanakan sand filter, carbon filter, dan micro
filter
Perkiraan kebutuhan air bersih adalah sebagai berikut:
Jumlah pasien / 2 jam = 240 + 40 + 40 + 40
= 360 orang / 2 jam
= 180 orang / jam
Waktu kerja efektif dalam sehari = 7 jam
Jumlah pasien / hari = 180 x 7
= 1260 orang
Kebutuhan rata – rata pasien rawat jalan / hari = 8 lt / orang
= 8 lt x 1260
= 10080 lt / hari
Jumlah staf = 244 orang
Kebutuhan rata – rata staf / hari = 120 lt / orang x jumlah staf
= 120 lt x 244
= 29280 lt / hari
Q / hari total = Q / hari pasien + Q / hari staf
= 10080 lt / hari + 29280 lt / hari
= 39360 lt / hari
Rata – rata pemakaian = 7 – 8 jam, diambil maksimal 8 jam
Q / jam total = Q / hari total : 8 jam
= 39360 lt : 8 jam
= 4920 lt / jam
Q puncak = 200% x Q / jam
= 200% x 4920 lt
= 9840 lt
Frekuensi pengisian dianggap setiap 2 jam
Jadi pengisian dilakukan 4 kali per hari
Kapasitas tandon bawah = Q / hari total + 20% cadangan
= 39360 lt + 7872 lt
= 47232 lt
= 47,232 m3
Kapasitas tandon atas = (2 x Q puncak) + cadangan kebakaran
= (2 x 9840 lt) + 30000 lt
= 49680 lt
= 49,68 m3
Tandon atas dibagi menjadi 2 bagian untuk melayani sisi kiri dan sisi kanan.
Kapasitas masing – masing tandon atas = 24,84 m3
Gambar 3.14.1.1. Skema Sistem Distribusi Air Bersih
3.14.2. Sistem Pembuangan
Sistem pembuangan bergantung pada jenis limbah/ buangan yang
dihasilkan. Sebagian harus diolah dulu sebelum dibuang ke saluran kota agar tidak
mencemari lingkungannya.
Dalam menentukan sistem pembuangan perlu memperhatikan hal – hal
sebagai berikut:
- sifat limbah dan tingkat gangguan limbah
- volume limbah terbuang
- keadaan tanah untuk pembuangan limbah
- sumber air bersih yang perlu diamankan
- kemungkinan sistem pengolahan
Berikut beberapa sistem pembuangan yang dipakai oleh bangunan
menurut jenis jenis limbah / buangan:
PDAM
Tandon Atas
TandonBawah
Pompa
Filter
Distribusi
Pompa
Distribusi
Distribusi
SumurDalam Pompa
Meter
Boiler
Air Panas
Air Panas
Cadangan Kebakaran
3.14.2.1. Sistem PembuanganAir Kotor dan Kotoran
- Air limbah apatogen/ non toksik
Merupakan limbah yang tidak mengandung kuman/ zat beracun, misalnya
limbah toilet umum dan dapur. Limbah ini disalurkan langsung melalui pipa
menuju ke saluran pembuangan kota karena tidak memerlukan pengolahan
lebih lanjut. Khusus untuk limbah dapur harus dilewatkan perangkap lemak
terlebih dahulu sebelum menuju pipa pembuangan.
- Air limbah patogen/ toksik
Merupakan limbah yang mengandung zat beracun, misalnya darah kotor,
limbah dari radiologi dan laboratorium. Limbah jenis ini disalurkan ke dalam
bak – bak penampungan dengan jarak tertentu, kemudian dipompa ke STP
untuk dinetrlisir dan didesinfektan, baru setelah itu dialirkan menuju saluran
kota stelah memuhi persyratan standart.
- Kotoran
Merupakan limbah yang berasal dari kotoran manusia yang disalurkan
langsung menuju STP dan berasal dari bekas – bekas perban yang dibakar
dalam insinerator.
Gambar 3.14.2.1. Skema Sistem Pembuangan Air Kotor dan Kotoran
3.14.2.2. Sistem Pembuangan Sampah
- Sampah Umum
Terdiri dari sampah basah dan kering dari bagian administrasi, sisa dapur,
makanan, pembuangan dari tanamanan, dan lain – lain. Pembuangannya
bekerjasama dengan Dinas Kebersihan Kota dengan sistem carry out.
KMWastafel
Dapur
Desinfectan
LaboratoriumRadiologiApotikWC
Saluran Kota
Bak Pengendap
STPLumpur dibuangberkala
Air HasilPengolahan
Pertama – tama sampah dikumpulkan dalam kontainer/ kantong tampat
sampah, baru kemudian diangkut oleh petugas kebersihan.
- Sampah Medis
Mempunyai bentuk padat seperti sisa obat – obatan, kapas, dan perban.
Sampah ini mengandung kuman – kuman oleh karena itu harus dikumpulkan
sendiri dan kemudian dibakar dalam insinerator. Mengingat kebutuhan
sampah ini tidak sebesar rumah sakit, maka pembangunan insinerator sendiri
kurang efektif karena mahal. Oleh karena itu maka sampah ini akan
dititipkan pada salah satu rumah sakit dengan memberikan kompensasi
dengan jumlah tertentu.
- Sampah Jaringan
Berasal dari spesimen laboratorium dan sejenisnya. Sampah ini dikumpulkan
secara kolektif per unit oleh petugas dalam kantong khusus baru kemudian
dibakar dalam insinerator dengan cara yang sama dengan sampah medis di
atas.
Gambar 3.14.2.2. Skema Sistem Pembuangan Sampah
3.14.2.3. Sistem Pembuangan Air Hujan
Yang perlu diperhatikan dalam sistem pembuangan air hujan adalah:
- besarnya curah hujan
- sistem penyaluran air hujan
- sistem penyaluran air hujan
- sistem pembuangan air hujan
Air hujan pada atap dialirkan melalui talang – talang horisontal dengan
kemiringan 1%, lalu ke talang vertikal menuju bak kontrol dan terakhir dibuang
ke saluran kota.
Sampah
Aseptik Bak / Kantong
TempatPenimbunan
DesinfectanSeptikBak /Kantong
Incinerator
MobilSampah
Gambar 3.14.2.3. Skema Sistem Pembuangan Air Hujan
3.14.3. Sistem Penghawaan
- Sistem Penghawaan Alami
Dalam menggunakan sistem penghawaan alami yang perlu diperhatikan
adalah orientasi bangunan, jarak antar bangunan, dan adanya ruang luar yang
yang cukup unruk mengalirkan udara segar. Penghawaan alami dimanfaatkan
oleh: - unit penunjang operasional seperti dapur dan ruang makan karyawan,
unit penunjang teknik seperti bengkel workshop, dan ruang – ruang mekanikal
- Sistem Penghawaan Buatan
Dalam menentukan sistem penghawaan buatan harus memperhatikan sistem
alat pengkondisian udara yang digunakan yang mencakup kebersihan udara,
sirkulasi udara, dan pencegahan kontaminasi melalui udara
Ruang – ruang yang memerlukan persyaratan pengkondisian khusus
antara lain:
- Unit Sterilisasi
Unit sterilisasi memerlukan kebersihan udara dengan tekanan positif sehingga
lebih menjamin mutu sterilisasi dan sirkulasi udara yang baik agar tidak
mencemari unit – unit lain.
- Unit Laboratorium
Membutuhkan pengaturan sirkulasi udara yang tidak mencemari unit – unit
lain.
Sistem penghawaan buatan dibedakan menurut sistem peralatannya
terdiri dari:
- sistem AC Central
Udara dikondisikan dalam ruang mesin AC terpusat kemudian didistribusikan
melalui ducting menuju ruang – ruang. Penggunaan AC ini efektif bikla
digunakan untuk ruang – ruang yang luas dengan tingkat aktifitas dan waktu
pemakaian sama.
Air Hujan TalangHorisontal
TalangVertikal
SaluranKota
BakKontrol
- sistem AC Tunggal
Komponen – komponen sistem penghawaan terdapat dalam sebuah paket
lengkap secara prefabrikasi, misal: AC Window, AC Package Unit. Sistem ini
efektif bila digunakan untuk ruang – ruang yang tidak terlalu besar dengan
kegiatan hanya pada waktu tertentu.
- sistem AC Split
Unit kompresor dan kondensernya terpisah dengan unit evaporatornya. Efektif
untuk ruang – ruang dengan kegiatan hanya pada waktu – waktu tertentu
Sistem penghawaan buatan yang digunakan dalam bangunan berdasarkan
pengaturan temperatur dan kelembaban pada masing – masing bagian adalah:
- AC Central Chilled Water untuk ruang – ruang umum seperti lobby, hall,
kantor, dan koridor.
- AC Central Chilled Water dengan fan coil untuk ruang – ruang periksa.
- AC Package Fresh Air Intake dengan penyaringan udara efisiensi tinggi dengan
ventilasi untuk kebutuhan full fresh air untuk ruang – ruang radiolodi,
laboratorium, dan ruang – ruang yang membutuhkan udara steril
Gambar 3.14.3.1. Skema Sistem Penghawaan Buatan3.14.4. Sistem Pencahayaan
- Sistem Pencahayaan Alami
Digunakan untuk membantu penglihatan secara wajar dan menghemat
pemakaian listrik.
- Sistem Pencahayaan Buatan
Supply Air
Cooling Tower
ChillerAHU
Fan Coil
Supply Air
Supply Air
Return Duct
Supply Duct
Udara Dingin
Udara Dingin
Udara Dingin
Digunakan untuk ruang – ruang yang kurang atau tidak mendapat
pencahayaan alami dan membutuhkan standart pencahayaan tertentu.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam merencanakan sistem
pencahayaan pada bangunan ini yaitu:
- iluminasi sampai dengan 300 lux untuk ruang pemeriksaan
- iluminasi 75 – 100 lox untuk ruang radiologi
- ilumiasi minimal 100 lux untuk kosidor, sebaiknya tidak langsung untuk
menghindari silau
3.14.5. Sistem Kelistrikan
Yang perlu diperhatikan dalam menentukan sistem kelistrikan adalah
kapasitas/ kebutuhan daya listrik harus cukup, termasuk tegangan, frekuensi, dan
kualitas listrik serta keandalan pengaturan dan kesinambungan sumber harus
terjamin dan dapat dipertanggungjawabkan.
Ada 3 jenis instalasi listrik yang diperlukan, yaitu:
- Instalasi normal dari PLN
- Instalasi darurat dari generator
- Instalasi kritis dari UPS, yaitu alat untuk menjada kontinuitas listrik bila
terjadi pemutusan aliran listrik sesaat sebelum genset berfungsi tanpa terjadi
fluktuasi. Digunakan pada koridor – koridor utama.
Gambar 3.14.5.1. Skema Sistem Distribusi Listrik
3.14.6. Sistem Pencegahan Kebakaran
Beberapa penyebab kebakaran antara lain:
- Pelayanan kepada opasien menggunakan aliran listrik
- Bagian radiologi dan laboratorium yang menggunakan bahan – bahan yang
mudah terbakar
ListrikTeganganTinggi / PLN
Generator
Panel Ac
MeterPanel Distribusi
Trafo
Panel Genset
PanelListrik
ATSPanelUtama
Panel Lift
Panel Pompa
- Bagian dapur, boiler yang banyak menggunakan gas dan listrik
- Pusat sterilisasi yang menggunakan auto clave bertekanan tinggi
- Daerah – daerah yang mudah terbakar seperti gudang bahan bakar, ruang -
ruang mesin
- Faktor di luar bangunan
Pencegahan bahaya kebakaran dilakukan dengan:
- pemilihan struktur tahan api
- kompartemenisasi unit – unit yang mudah terbakar seperti dapur, gudang
bahan bakar, dan ruang – ruang mesin
3.14.6.1. Sistem Pengendalian Kebakaran Secara Pasif
Dilakukan melalui perancangan lingkungan dan perancangan bangunan.
Yang termasuk dalam perancangan lingkungan :
- Pengelompokkan bagian bangunan yang menuntut persyaratan yang sama
menjadi satu kelompok, seperti : tanki penyimpanan bahan bakar, R. Gardu
PLN, R. Trafo, R. Genset, dan sebagainya.
- Adanya jalur sirkulasi yang melingkar dalam tapak yang memungkinkan
mobil PMK untuk masuk dan mengelilingi bangunan di dalam tapak.
- Karena bangunan termasuk klasifikasi D maka harus memiliki hidran halaman
dengan jarak antar hidran < 60 m.
Sedangkan yang termasuk perancangan bangunan adalah:
- Udara daerah core dibuat bertekanan positif agar waktu pintu dibuka, udara
luar (dengan CO2 besar) tidak masuk ke dalam core.
- Tersedia 3 tangga kebakaran ( 2 di tepi, 1 di dalam tengah). Jarak capai antar
tangga kebakaran < 60 m dan dilengkapi dengan sprinkler.
- Disediakan lampu darurat pada koridor dan tangga kebakaran dengan sumber
Daya baterai yang dapat bertahan kurang lebih 60 menit dengan kuat
penerangan alami.
- Komunikasi darurat berupa alarm dan speaker untuk memberi petunjuk arah
keluar yang jelas.
3.14.6.2. Sistem Pengendalian Kebakaran Secara Aktif
Pengendalian kebakaran secara aktif dapat dibagi menjadi 2, yaitu :
pendeteksian dan pemadaman.
Alat deteksi kebakaran yang digunakan adalah alat deteksi asap, alat
deteksi panas, dan alat deteksi ionisasi. Untuk alat deteksi panas sudah menyatu
dengan kepala sprinkler. Untuk alat deteksi ionisasi digunakan di dalam ruang –
ruang panel listrik, R. Genset, R. Trafo, dan R. PLN.
Alat pemadam kebakaran yang digunakan : portable fire extinguisher
menggunakan bahan kimia dengan pertimbangan agar tidak menjadi media
penjalaran penyakit dan menghindari korslet alat - alat, hidran, dan sprinkler air.
Karena gedung ini termasuk dalam klasifikasi ruang tertutup dan
terpisah maka harus ada 2 buah hidran dalam gedung per 1000 m2. Debit air min.
400 l/menit dengan tekanan air min. 4.5 kg/cm2 pada titik teratas (lt.19). Karena
bangunan termasuk klasifikasi D maka diameter pipa tegak min. 2.5” dengan
diameter slang hidran 1.5”. Hidran didukung oleh 1 buah kopling siam kembar
dan 2 buah pompa kebakaran yang bekerja secara otomatis. Letak siam kembar di
dekat jalan Mayjend Sungkono supaya mudah dicapai.
Untuk hidran halaman terdapat 6 buah dengan jarak antar hidran < 60 m.
Debit air minimum hidran halaman min. 1000 l / menit dengan tekanan air
minimum 4.5 kg / cm2. Diameter slang hidran halaman min. 2.5” dengan panjang
selang min. 30 meter.
Karena bangunan termasuk klasifikasi D, maka penggunaan sprinkler
diharuskan mulai dari lantai dasar. Dan karena bangunan termasuk jenis bahaya
kebakaran sedang, maka jumlah maksimum kepala sprinkler yang dapat dipasang
pada satu katup kendali berjumlah 300 buah. Jarak antara dinding dengan kepala
sprinkler antara 2-3 meter. Luasan area yang dilindungi tiap kepala sprinkler
sebesar 21 m2. Persediaan air untuk sprinkler dengan tingkat bahaya kebakaran
ringan kapasitas minimum penampungan air sebesar 9 m3.
Gambar 3.14.6.1. Skema Kerja Pengaktifan Sistem Pemadam Kebakaran
Api DetektorPanelDetektor
Reaksi:- Bunyi alarm- Pemutusan listrik- Pengaktifan sistem Pemadam Kebakaran
3.14.7. Sistem Komunikasi
Bangunan ini meggunakan 2 sistem telepon, yaitu direct line dan PABX
(Private Automatic Branch Exchange). Sistem direct line digunakan untuk ruang
direktur agar dapat berhubungan langsung dengan pihak luar tanpa melalui
operator, sedangkan PABX digunakan untuk hubungan antar bagian atau ruang
lain dalam bangunan maupun ke luar bangunan melalui operator.
Selain itu digunakan pula sound system untuk memasang musik dan
memberikan pengumuman.
Operator PABX Panel Box
Gambar 3.14.7.1. Skema Sistem Telepon PABX
Gambar 3.14.7.2. Skema Sistem Tata Suara
3.14.7. Sistem Penangkal Petir
Tujuan dari perencanaan penangkal petri ini adalah untuk melindungi
bangunan dari bahaya sambaran petir. Sistem yang digunakan harus disesuaikan
dengan kondisi fisik bangunan. Untuk bangunan ini digunakan sistem penangkal
petir Sangkar Faraday dengan pertimbangan sebagai berikut:
- Sesuai untuk atap yang luas
- Jarak tiang tidak terlalu rapat
Pemasangan penangkal petir sistem Faraday dimulai dengan pemasangan antena
Pesawat Telepon
Pesawat TeleponOperator PABX Panel Box
Tape Deck
Microphone
ProgramSelector
Amplifier 1
SignalSystem
Amplifier 2
PanelDistribusi
Speaker
Speaker
Speaker
pada keliling atap dengan jarak tertentu dan dihubungkan secara horisontal,
kemudian ke dalam pipa vertikal ke bawah menuju tanah.