Post on 01-Dec-2020
18
3. PERANCANGAN BANGUNAN
3.1. Konsep Perancangan
Seiring semakin pesatnya pertumbuhan kota Surabaya, khususnya dari sektor
bisnis, hal ini berdampak pula terhadap kebutuhan kamar hotel yang meningkat pula,
khususnya hotel kelas bintang 3 ke atas,sehingga sangat diperlukan pembangunan
kamar hotel yang baru. Dengan pembangunan Hotel Bintang Lima di Surabaya yang
berorientasikan bisnis, maka titik tolak perancangan berangkat dari bisnis itu sendiri.
Adapun hal yang perlu disediakan oleh sebuah hotel yang berbasis bisnis adalah :
- Privasi
- Prestis
- Fasilitas- fasilitas kepentingan bisnis
- Kesan ekslusif, megah, mewah
- Suasana santai, nyaman, dan dinamis.
Maka sasaran Hotel Bintang Lima ini adalah :
- menjadi salah satu hotel berbintang lima terbaik di Surabaya, baik dalam kualitas
Arsitektur maupun Interiornya serta bentuk yang terjadi mempunyai ciri khas
tersendiri terhadap lingkungannya (memimpin lingkungannya), yang mana dalam
hal ini bukan berarti mempunyai bentuk yang tidak bersahabat dengan lingkungan
yang ada.
- dapat menjangkau ‘Bisnis Traveller’ secara khuus serta memberikan service,
fasilitas serta suasana yang nyaman sehingga dapat memenuhi akan kebutuhan
ruang hotel tersebut.
Semua hal tersebut diatas dapat diwujudkan dalam desain bangunan yang mempunyai
bentuk khas dan daya tarik tersendiri.
3.1.1. Konsep Bentuk
Dengan bertitiktolak dari sifat para pebisnis itu sendiri serta dengan
mempertimbangkan kondisi site, keadaan lingkungan, orientasi matahari, trafik yang
ada, entrance, dan sebagainya, maka massa dibuat berbentuk kotak, serta massa Tower
19
dibuat berbentuk lingkaran karena letaknya pada titik tangkap sehingga memudahkan
orang untuk mengetahui entrance bangunan.Serta bentukan yang berundak untuk
memecah kemonotonan.
Dan juga orientasi yang ingin dicapai adalah orientasi ke dalam, sehingga
interpretasinya adalah :
- Area olahraga dan rekreasi di letakan pada bagian belakang.
- Pembukaan banyak pada dinding menghadap utara – selatan.
3.1.2. Konsep Ruang Luar
Bangunan Hotel ini diharapkan menjadi ‘Land Mark’ untuk jalan Mayjend.
Sungkono, dimana Land Mark ini nantinya dapat membantu masyarakat atau
pengunjung hotel untuk mengarahkan diri dan lebih mengenal bangunan hotel tersebut
serta dapat memberikan kesan terhadap masyarakat atau pengunjung bahwa hadirnya
bangunan tersebut benar-benar dapat dipercaya (bonafit, prestis, dinamis) dan dapat
diandalkan (depresentatif).
3.1.3. Konsep Ruang Dalam
Hotel di desain dan dibangun agar para tamu merasa sungguh-sungguh
nyaman, mulai ia menginjakan kaki ke pintu masuk, check in, berjalan ke kamar serta
menghabiskan malam dengan menyenangkan, dan lagi pula setiap para tamu yang
mengunjungi Hotel ini diusahakan untuk menikmati suasana lobi yang menyenangkan.
Maka dalam perencanaan ini ruang dalam yang dibentuk diarahkan pada:
- Pencapaian sirkulasi yang cepat dan luwes.
- Kesan ruang yang luas dan dinamis.
- Pembentukan atrium lobi dengan membuat suasana agar menyenangkan, serta
mempunyai kesan megah.
3.2. Analisa Ruang Tidur dan Koridor
Pada dasarnya penataan ruang-ruang dalam bangunan adalah linier sesuai
dengan konsep awal.
20
- Kamar Tidur
Hotel bintang lima ini memberikan kamar yang lebih luas dari ketentuan standar
kamar yang sudah ada.
- Kamar Mandi
Ukuran dan desain kamar mandi adalah faktor yang sangat penting untuk tamu serta
merupakan tanda sebuah hotel superior.
- Dressing Area
Sebuah Dressing Area yang terpisah merupakan tanda dari suatu ruang yang
superior. Karena berharap bisa menggunakan kamarnya sebagai tempat pertemuan,
maka Dressing Area akan menghindarkan hal-hal yangsangat pribadi terlihat oleh
tamu. Misalnya : pakaian, barang bawaan dan sebagainya.
Ruang tidur selalu dikaitkan dengan penempatan toilet dan koridor.
- Kenyamanan : Efisiensi dan pencapaian yang jelas serta pemeliharaan yang
mudah.
- Privasi : Tidak mengganggu aktivitas ruang tidur.
- Kedinamisan : Pengaturan komposisi ruang tidur dan koridor yang bervariasi.
Oleh sebab itu koridor sebaiknya terletak ditengah, yaitu antara 2 unit ruang tidur yang
berhadapan. Letak koridor adalah penentu aktivitas, menurut TSS lebar koridor minimal
180 m.
3.3. Program Ruang
Fasilitas Kamar Hotel
No Nama Ruang Total Keterangan Aplikasi Alasan
Asumsi dalam desain
1 standart rooms 32m² Sesuai 32m²
2 suite rooms 64m² Sesuai 64m²
3 president rooms 96m² tidak sesuai 576m² fasilitas kamar yang membengkak
Area Administrasi dan Staf
No Nama Ruang Total keterangan Aplikasi Alasan
Asumsi dalam desain
1 Front Desk Dept 28m² Sesuai 28m²
2 Pos keamanan 16m² Sesuai 16m²
3 Operator 24m² tidak sesuai 0 digabungkan dengan ruang comp
4 Computer Controller 16m² Sesuai 32m² ditambah dengan ruang operator
21
Sambungan
5 R. informasi 4m² Sesuai 4m²
6 R. manajer Umum 24m² tidak sesuai 128m² ditambah dengan ruang rapat dan
toilet
7 asisten GM 16m² Sesuai 16m²
8 sekretaris 10m² tidak sesuai 0 tidak diperlukan
9 Dept. Keuangan 24m² tidak sesuai 16m² penyusutan kebutuhan
10 R.Sales&Marketing 24m² Sesuai 24m²
11 R. Humas 18m² tidak sesuai 24m² penambahan kebutuhan
12 R.Supervisor 144m² tidak sesuai 24m² diganti dengan ruang pengurus
13 R.Staff 168m² tidak sesuai 24m² diganti dengan ruang TU
14 R.Arsip 32m² Sesuai 32m²
15 R.Rapat 80m² tidak sesuai 32m² digabungkan dengan r. training
16 R.Tamu 8m² tidak sesuai 16m² penambahan kebutuhan
17 Pantry 12m² Sesuai 12m²
18 Gudang Alat 10m² Sesuai 8m²
19 toilet 31m² Sesuai 32m²
20 R.Istirahat 16m² tidak sesuai 0 tidak diperlukan
21 R.Tunggu 7m² tidak sesuai 0 tidak diperlukan
Area Servis
No Nama Ruang Total keterangan Aplikasi Alasan
Asumsi dalam desain
1 Time Keeper 8m² tidak sesuai 2m² hanya berupa alat,bukan ruangan
2 R. HRD Dept. 18m² tidak sesuai 32m² terjadi penggabungan ruangan
3 training 60m² tidak sesuai 32m² penyusutan kebutuhan ruang
4 House Keep&Ldy. 16m² Sesuai 16m²
5 Lost&Found Room 12m² Sesuai 10m²
6 Toilet&Loker Kary. 80m² tidak sesuai 140m² adanya penggabungan fungsi
7 Room Boy St. 16m² tidak sesuai 0 digabungkan dengan r. servis
8 Tempat ibadah 40m² Seuai 50m²
9 Kantin 40m² tidak sesuai 80m² adanya penambahan ruang
10 F&B Off. 20m² tidak sesuai 32m² penggabungan ruangan
11 Chief Room 8m² tidak sesuai 0 digabung dengan F&B Off
12 Room Service 8m² Sesuai 8m²
13 F&B Controller 12m² Sesuai 16m²
14 Main Kitchen 112m² tidak sesuai 320m² penggabungan beberapa dapur
15 Bakery&Pantry 24m² tidak sesuai 0 termasuk dalam main kitchen
16 Purch.Dept.Off 18m² tidak sesuai 32m² penambahan kebutuhan ruang
17 Purch&Recv.Area 16m² tidak sesuai 32m² penambahan kebutuhan ruang
18 Loading Dock 40m² tidak sesuai 64m² penambahan kebutuhan ruang
19 General Storage 32m² Sesuai 32m²
20 Fuel Storage 32m² tidak sesuai 45m² penambahan kapasitas jenset
21 F&B Storage 32m² Sesuai 42m²
22 Cook.&Eqpt Strg 32m² Sesuai 32m² 23 Trash&Bottle Strg 16m² Sesuai 16m²
24 Furniture Storage 32m² Sesuai 40m²
22
Sambungan
25 Laundry Off. 12m² tidak sesuai 0 adanya penggabungan fungsi
26 Ldy,soiled,vallet 120m² tidak sesuai 480 adanya penggabungan fungsi
27 Linen&Sew Area 80m² tidak sesuai 0 adanya penggabungan fungsi
28 Workshop 36m² tidak sesuai 64m² menyesuaikan modul
29 M.E.Dept Off 20m² Sesuai 16m²
30 M.E. Room 180m² tidak sesuai 32m² disesuaikan keperluan ruangan
31 Engineering Strg 32m² Sesuai 0
32 R. Sampah 12m² Sesuai 12m²
Area Publik
No Nama Ruang Total keterangan Aplikasi Alasan
Asumsi dalam desain
1 Sitting Lobby 100m² tidak sesuai 360m² adanya penambahan luas ruang
2 Main Lobby 200m² tidak sesuai 600m² adanya penambahan luas ruang
3 Front Desk 30m² Sesuai 20m²
4 Rental Space 400m² tidak sesuai 560m² penambahan unit rental space
5 Telpepon Umum 28m² tidak sesuai 32m² ditambah dengan ruang ATM
6 Toilet Umum 30m² Sesuai 32m²
7 Pusat Bisnis 42m² tidak sesuai 384m² adanya penambahan luas ruang
8 Lift/tangga 90m² tidak sesuai 112m² penambahan jumlah lift
9 Bar&Lounge 130m² tidak sesuai 192m² adanya penambahan luas ruang
10 Coffee Shop 126m² tidak sesuai 192m² adanya penambahan luas ruang
11 Restauran 288m² tidak sesuai 450m² disesuaikan dengan kapasitas
12 Banquet Hall 2338m² tidak sesuai 2752m² ruangan yang lebih kompleks
Area Rekreasi dan Olahraga
No Nama Ruang Total keterangan Aplikasi Alasan
Asumsi dalam desain
1 Fitnes dan aerobik 343m² tidak sesuai 450m² penambahan luasan ruang
2 Sauna dan Massage 84m² sesuai 75m²
3 Bilyard dan permainan 110m² sesuai 100m²
4 Kafetaria 55m² tidak sesuai 350m² jarak meja yang berjauhan
5 Kolam renang 782m² tidak sesuai 4000m² penataan lansekap
6 Bar Kolam 40m² tidak sesuai 0 digabung di kafetaria
7 Lapangan Tenis 613m² tidak sesuai 1400m² ditambah satu lapangan lagi
8 Taman bermaik anak 26m² tidak sesuai 0 tidak cocok dengan konsep
23
Rekapitulasi Luas Ruangan secara Keseluruhan :
1. Fasilitas Kamar Tamu Hotel = 9664 m²
2. Area Administrasi dan Staf = 525 m²
3. Area Servis = 1849 m²
4. Area Publik = 5686 m²
5. Area Rekreasi dan Olah Raga = 6375 m² +
Total Luasan Ruang = 24099 m²
3.4. Pola Penataan Massa
Pola penataan massa bangunan berdasarkan dari analisa bangunan terhadap
lingkungan sekelilingnya. Bentuk bangunan dibuat memanjang sesuai dengan
karakteristik dari tapak yang juga memanjang utara-selatan. Pada bagian yang
memanjang ini diletakan kamar-kamar tidur tamu, sehingga dipilih bentuk yang paling
efisien yaitu persegi panjang. Sedangkan pada daerah ‘titik tangkap’ diberi bentukan
yang berbeda yaitu berbentuk tabung, serta lebih tinggi dari ‘lengan- lengan’-nya.
Gedung pertemuan yang membutuhkan bentang lebar diletakan pada bagian belakang.
3.5. Bentuk dan Penampilan Bangunan
Gambar 3.1. Prespektif Bangunan Hotel
Pada dasarnya bentukan dari Hotel Bintang Lima ini berdasarkan dari modul
yang ada. Dari modul-modul tersebut diambil modul yang terpenting yaitu modul dari
kamar tidur tamu hotel. Bentukan yang memanjang ke arah utara – selatan disesuaikan
24
dengan bentuk tapak yang memanjang ke arah utara-selatan juga. Untuk mengurangi
beban panas, maka arah pembukaan dari kamar-kamar tidur hotel adalah utara-
selatan.Untuk memperjelas bahwa bangunan hotel ini menggunakan sistem struktur
rangka maka kolom-kolom bangunan juga diperlihatkan dengan cara memasukan
dinding kamar tidur sedalam 2 meter. Bentukan berundak pada salah satu lengan
bangunan, sengaja dibentuk untuk memecah kemonotonan dari bangunan yang terkesan
kaku. Pengulangan bentuk berundak pada sisi lain terlihat pada tampak bangunan,
dimana letak dinding kamar tidur dibuat sejajar dengan kolom. Bentukan silinder pada
bagian tower dihadirkan untuk membentuk sesuatu yang lain dari bangunan tersebut,
sehingga memudahkan orang untuk mengetahui letak dari entrance bangunan.
Pemakaian elemen kaca pada dinding tower ini difungsikan untuk memasukan cahaya
sehingga memberikan kesan megah dan mewah pada void. Pemilihan bentuk atap
dengan struktur rangka baja di atasnya sedemikian rupa dipilih untuk menghadirkan
sesuatu yang menarik. Pemilihan warna yang kontras antara atap dan bangunan
dimaksudkan untuk memperkuat posisi dari vocal point itu sendiri.
3.6. Penataan Ruang
3.6.1. Zoning Horisontal
Gambar 3.2. Zoning Horisontal
25
3.6.2. Zoning Vertikal
Gambar 3.3. Zoning Vertikal
3.7. Pola Struktur dan Pemilihan Bahan Bangunan yang Digunakan
3.7.1. Analisa Struktur dan Bahan
Tabel 3.1. Pemilihan Sistem Struktur Pendukung Bagian Atas.
SISTEM STRUKTUR KEUNTUNGAN KERUGIAN V Struktur Rangka - Fleksibilitas ruang tinggi - Refleksi yang besar akibat E - Pengembangan mudah angin dan gempa R T Dinding Geser - Tidak memerlukan kolom - Fleksibilitas ruang kurang I - Pengerjaan cepat K - Biaya lebih murah untuk jumlah A besar L Struktur Rangka - Fleksibilitas ruang tinggi - Biaya lebih tinggi dan Dinding Geser - Kekuatan tinggi H Plat Datar - Praktis dalam penyelesaiannya - Plat cukup tebal (15 -22.5cm) O - Bentang 7.4 - 10 m R - Tinggi tiap lantai relatif rendah I S Balok Induk dan - Ketebalan plat min. 7.5 - 10 cm - Ada ketinggian balok, ber- O Balok Anak - Bentang max. 18.6 m dasarkan 1/10-1/20 bentang N T A L
26
Tabel 3.2. Pemilihan Sistem Struktur Pendukung Bagian Bawah.
SISTEM STRUKTUR KEUNTUNGAN KERUGIAN Tiang Pancang - Cocok untuk tegangan tanah - Suara yang cukup meng- rendah ganggu - Pengerjaan cepat - Butuh tempat yang luas - Mampu menahan gaya horisontal untuk peralatan - Kedalaman tanah keras 15-20/20-40 - Tidak memerlukan tenaga ahli Plat - Cocok untuk tegangan tanah yang - Kurang kaku untuk bentang agak tinggi yang lebar - Tidak memerlukan tenaga ahli - Biaya lebih mudah
Tabel 3.3. Pemilihan Jenis Bahan Konstruksi.
JENIS KONSTRUKSI KEUNTUNGAN KERUGIAN
Konstruksi Baja - Beban matinya kecil - Perhitungan konstruksinya - Waktu pelaksanaannya agak rumit - Cocok untuk segala jenis bangunan - Lemah terhadap bahaya ke- - Cocok untuk konstruksi bangunan bakaran tahan gempa - Sulit digunakan untuk kon- struksi yang bersisi lingkaran Konstruksi Beton - Biaya konstruksinya relatif rendah - Proses pengerasannya mem- Bertulang - Pelaksanaannya sangat mudah butuhkan waktu yang cukup - Fleksibilitas aplikasi terhadap bentuk lama (2-4 minggu) bangunan sangat tinggi - Beban matinya besar - Tahan kebakaran - Tidak cocok untuk bangunan - Aplikasi perhitungan konstruksinya long-span mudah Konstruksi Beton - Fleksibilitas aplikasi terhadap bentuk - Tidak ekonomis, biaya kon- Bertulang Komposit bangunan sangat tinggi struksinya tinggi Baja - Tahan kebakaran - Proses pengerasannya mem- - Cocok untuk konstruksi bangunan butuhkan waktu yang cukup bangunan tahan gempa lama (2-4 minggu) - Cocok untuk segala jenis bangunan - Beban matinya besar - Aplikasi perhitungan kon - struksinya cukup rumit
Untuk pemiilihan sistem struktur dan bahan perlu dipertimbangkan hal-hal
sebagai berikut :
27
- Pembangunan disini tidak bertahap.
- Kemungkinan penggunaannya untuk bangunan bertingkat banyak.
- Dapat dipakai untuk bentangan yang lebar.
- Mudah di dalam pemeliharaannya.
- Cukup aman, kuat, kaku dan stabil.
- Biaya pembangunan relatif ekonomis.
Pendekatan :
- Kemungkinan sistem pelaksanaan yang cepat dan praktis agar pada saat
pengembangan tidak terlalu mengganggu lingkungan sekitarnya.
- Diusahakan ruang bebas kolom serta ketinggian peil lantai seefektif mungkin.
Kesimpulan :
Sistem Struktur dan Bahan
- Sistem struktur yang dipakai adalah sistem struktur rangka.
- Untuk mendukung lantai kamar tamu dipakai struktur kami meja, hal ini
dimaksudkan guna mendapatkan jarak bentang yang besar pada podium.
Bahan yang digunakan :
- Kolom menggunakan beton.
- Balok menggunakan beton, kecuali balok pada void yang menggunakan balok
presstress.
- Atap menggunakan dak beton, dan baja castlelated beam pada restoran dan banquet
hall.
3.7.2. Penentuan Modul
Modul perencanaan ditentukan berdasarkan modul bahan dan modul gerak.
Modul dasar = 20 cm
Berdasarkan desain besaran ruang kamar-kamar tidur, maka ditentukan sebagai modul
untuk jarak antar kolom yaitu 8 meter.
Modul horisontal = 8 m
Modul vertikal = 4 m
28
KEBAKARAN
TANDON AIR POMPA KOLAM RENANG
DIBUANG UNTUK PENGURASAN
PEMBERIAN OBAT
FILTER
POMPA
3.8. Perlengkapan Pelayanan dan Utilitas Bangunan
3.8.1. Sistem Distribusi Air
Ada 2 macam sistem Distribusi Air, yaitu :
- sistem distribusi air ke atas.
- sistem distribusi air ke bawah.
Untuk suplai air bersih menggunakan sistem distribusi air ke bawah, dengan
pertimbangan bahwa :
- penggunaan pompa tidak terus menerus.
- dalam hal maintenance lebih hemat.
Untuk suplai air kebakaran menggunakan sistem distribusi air ke atas, dengan
pertimbangan bahwa :
- persediaan air untuk kebakaran besar, sehingga bila di taruh di atap akan
membebani atap cukup besar.
- Pompa kebakaran dan jenset siap setiap waktu.
Pada lantai satu ada beberapa tempat yang menggunakan sistem distribusi air ke atas,
antara lain adalah kolam renang.
PAM
Gambar 3.4. Diagram sirkulasi air kolam renang
29
3.8.2. Sistem Pembuangan
Gambar 3.5. Diagram Pembuangan Air Kotor/Kotoran
Gambar 3.6. Diagram Pembuangan Air Hujan.
Sampah
Gambar 3.7. Diagram Pembuangan Sampah
KM/WC SALURAN VERTIKAL
SALURAN HORISONTAL
STP
SALURAN KOTA
ATAP TALANG BAK KONTROL
SELOKAN
SALURAN KOTA
SAMPAH TIAP LANTAI
SHAFT SAMPAH
DIANGKUT
BAK SAMPAH DIBUANG
30
3.8.3. Sistem Penghawaan Aktif
Merupakan suatu sistem pengkondisian udara dengan mengatur temperatur,
kelembaban, sirkulasi udara, dan kebersihan.
Kriteria penentu :
- penghawaan merata
- udara bersih tidak berdebu
- ada sirkulasi udara
- perlu pengaturan suhu serta kelembaban udara.
Berdasarkan kriteria di atas, dipakai sistem penghawaan buatan AC.
Ada 2 sistem AC, yaitu :
- Central Unit ( Chilled Water System )
- Room Unit ( Window & Package Unit)
Kriteria pemilihan :
- Luas tempat yang dilayani
- Waktu pemakaian
- Ekonomis
- Sirkulasi udara
Dengan pertimbangan kriteria di atas, maka dipakai sistem AC Sentral Unit (Chilled
Water System) dengan AHU pada tiap lantai dan Fan Coil untuk tiap lantai yang
dikondisikan.
Skema sistem penghawaan :
POMPA
POMPA
Gambar 3.8 Diagram Penghawaan Aktif
Exhaust Fan diletakan pada ruang-ruang :
- dapur dan pantry.
R. TIDUR
RUANG LAIN
AHU EVAPORATOR
COMPRESOR
CONDENSOR
COOLING TOWER
31
- toilet umum + kamar mandi tamu.
- tangga darurat dengan memberikan tekanan udara agar asap yang timbul karena
kebakaran tidak masuk ke ruang tangga.
3.8.4. Sistem Pencegahan Kebakaran
Agar terlindung dari bahaya kebakaran, maka disediakan sistem pencegahan
kebakaran, yaitu :
- Penyediaan tangga darurat dengan jarak maksimum satu dengan yang lainnya 30 m
dengan lebar minimum 120 cm.
- Pemilihan dan pemakaian bahan struktur yang tahan api.
- Mengisolir daerah yang menjadi kemungkinan sumber api ataupun bahan yang
mudah terbakar.
- Mengadakan pengawasan terhadap pemakaian alat-alat listrik.
- Pemakaian sistem deteksi :
Ada 2 macam, yaitu : panas dan asap.
Alat ini dihubungkan dengan panel kontrol untuk mengetahui lokasi sumber
kebakaran sehingga dengan cepat dapat diberikan pertolongan. Alat ini bekerja
kalau ada kenaikan suhu hingga 70ºC, dan setiap Detektor Api melayani radius
70m².
Alat pemadam kebakaran yang digunakan, yaitu :
- Portable Fire Protection atau Fire Extinguisher ; diletakan pada ruang-ruang
service ( dapur, mekanikal, pantry, laundry, dan lain- lain), dengan penempatan
setiap 200 m²/1 Fire Extinguisher.
- Automatic Sprinkler :
Dipasang pada ruang-ruang tidur dan area publik. Sistem bekerjanya
otomatis,karena pengaruh temperatur udara (135-160ºF), dan penempatan titik
sprinkler berdasarkar radius pelayanan 25 m² (MEE).
- Stand Pipe :
Disediakan di dalam tapak, sebagai sumber air bila terjadi kebakaran. Diletakan
pada setiap lantai, terutama koridor dan ruang-ruang umum, dengan jangkauan
(MEE).
32
Alat ini mendapat air melalui pipa-pipa ke tempat-tempat tertentu (box), kemudian
dari sini disemprotkan ke arah sumber api, dimana terjadi kebakaran.
- Hidran Halaman
Alat ini digunakan untuk membantu pemadaman api dari luar bangunan. Peletakan
hidran halaman ini di sekeliling bangunan (halaman) dengan jarak maksimal antar
hidran halaman 60m.
- Ciamis
Fungsi dari ciamis adalah untuk mendapatkan suplai air tambahan dari mobil PMK,
sehingga peletakannya di luar gedung (halaman).
3.8.5. Sistem Penangkal Petir
Sistem yang digunakan adalah Sangkar Faraday, dimana terdiri dari tiang-
tiang tembaga dengan ketinggian kurang lebih 30 cm yang masing-masing dihubungkan
satu sama lainnya dengan kawat tembaga, kemudian kawat-kawat tembaga tersebut
turun menuju arde membentuk suatu sangkar.
3.8.6. Sistem Komunikasi dan Suara
Dipakai sistem telepon terdiri dari:
- PABX (Private Automatic Branch Exchange)
Dipakai untuk setiap kamar hotel.
- PMBX (Private manual Branch Exchange)
- Intercom : digunakan bagi keperluan hotel,misalnya : ruang-ruang kerja pada kantor.
- Paging : digunakan untuk panggiulan keluar bangunan, misalnya : memanggil sopir.
- Telex.
Adalah alat komunikasi jarak jauh, yang cara penyampaiannya adalah berupa berita
tertulis, dikirim dengan memutar kode-kode yang diinginkan. Dapat dalam negeri
maupun luar negeri.
- Televisi, Tape, Radio.
Pada setiap kamar disediakan TV, radio, tape yang diprogram dari pusat.
33
Gambar 3.9. Skema sistem televisi
Gambar 3.10. Skema sistem suara
3.8.7. Sistem Transportasi Vertikal
Sistem transportasi vertikal pada dalam bangunan menggunakan lift, escalator
dan tangga.
3.8.8. Sistem Tenaga Listrik
Sumber listrik diperoleh dari PLN dan cadangan listrik didapat dari Genset,
bila PLN padam untuk menggantikannya.
ANTENA
VIDEO,TAPE
BOOSTER AMPLIFIER
TV
TV
TV
AM/FM TURNER
RECORD CHANGER
TAPE DECK
MICROPHONE
PROGRAM SELECTOR MIXER
AM- PLI- FIER
SPEAKER
SPEAKER
SPEAKER