Post on 10-Mar-2019
28
29
Pengujian sampel ikan nila
Pada proses pengujian sampel jas laboratorium dan pakaian berbahan katun harus
dikenakan untuk mencegah kontaminasi fiber polyester. Langkah pertama yang
dilakukan yakni sampel ikan nila hitam yang telah disimpan dalam freezer kemudian
dilakukan thawing terlebih dahulu. Proses ini ditujukan untuk memudahkan dalam
mengambil organ dalam ikan yang sebelumnya masih dalam keadaan beku ketika
disimpan dalam freezer. Setelah ikan tidak lagi beku maka ikan diukur panjang dan
beratnya. Panjang ikan diukur menggunakan penggaris sedangkan untuk berat
menggunakan timbangan analitik. Berat ikan yang didapatkan berkisar 160-670 gram
dan panjang 21-32,5 cm.
Proses pembedahan organ dalam ikan dilakukan diatas talenan kayu dan menggunakan
pisau cutter. Wadah yang dipakai sementara untuk meletakkan organ dalam ikan
menggunakan wadah stainless steel. Organ dalam ikan lalu ditimbang dan dipisahkan
antara usus dan bagian yang lain. Dalam destruksi ini yang digunakkan adalah usus ikan
(Rochman et al., 2015) Usus ikan lalu ditimbang dan dimasukkan dalam erlenmeyer
yang telah dibilas menggunakan aquabides steril dan methanol serta telah dikeringkan
dalam oven suhu 500C. Erlenmeyer lalu ditutup menggunakan aluminium foil. Usus lalu
ditambahkan dengan KOH 10% sebanyak 3 kali berat usus. Setelah itu Erlenmeyer
dimasukkan dalam oven pada suhu 600C selama satu malam untuk proses destruksi
(Rochman et al., 2015). Pada pengujian sampel ikan nila dibuat pula larutan kontrol
dengan menggunakan KOH 10%. Jumlah kontrol yang dibuat yakni sebanyak 5 buah
ditiap pengujian.
Penyaringan tahap pertama
Sebelum dilakukan proses penyaringan hasil destruksi dihari sebelumnya, semua
peralatan yang diperlukan seperti corong, erlenmeyer, dan gelas arloji dibilas
menggunakan aquabides steril dan methanol serta dikeringkan dalam oven suhu 500C.
Ketika dikeringkan peralatan yang telah dibilas tadi dibungkus dengan aluminium foil
untuk mencegah kontaminasi dari udara. Selanjutnya usus ikan nila yang telah
didestruksi semalaman lalu disaring menggunakan kertas saring berukuran 12-15µm.
30
Proses penyaringan ini membutuhkan waktu semalaman. Untuk itu bagian atas corong
yang terbuka ditutup dengan gelas arloji untuk mencegah kontaminasi dari udara selama
menunggu seluruh cairan tersaring.
Penyaringan tahap kedua
Kertas saring pertama yang telah di gunakan disimpan dalam wadah cawan petri.Wadah
cawan petri ini telah dibilas dengan menggunakan aquabides steril dan methanol serta
telah dikeringkan dalam oven terlebih dahulu pada suhu 500C. Dalam 1 cawan petri
terdapat 5-6 kertas saring yang disimpan dengan diberi kode sampel. Setelah itu baru
dilakukan proses penyaringan cairan sampel yang telah disaring tahap pertama. Proses
penyaringan cairan sampel ini menggunakan kertas saring vakum berukuran 5 µm.
Kertas saring yang telah disaring menggunakan sampel lalu disimpan dalam wadah
cawan petri yang telah dialasi kaca berukuran 4x4 cm. Kaca ini berfungsi untuk
memudahkan dalam mengambil kertas saring apabila akan diamati dibawah mikroskop.
Dalam 1 cawan petri diisioleh 1 kertas saring vakum sampel.
Pengamatan dan identifikasi jenis mikroplastik
Proses pengamatan dan identifikasi jenis mikroplastik dilakukan dengan menggunakan
mikroskop Olympus BX-41. Perbesaran yang digunakan yakni 40x dan 100x.
Pengamatan PSM (Particle suspected as microplastic) di mikroskop dilakukan dengan
cara meletakkan sampel di atas kertas ukuran milimeter blok seperti pada gambar 8.
Gambar 8. Media yang digunakan untuk pengamatan kertas saring di mikroskop
Untuk penentuan ukuran PSM dilakukan dengan cara menggunakan pilihan
measurement yang terdapat pada program mikroskop (Olympus DP2 BSW) seperti di
bawah ini:
31
Gambar 9. Penentuan ukuran panjang dan luas PSM yang ditemukan
Penentuan kategori jenis mikroplastik dilakukan berdasarkan hasil penelitian yang
dilakukan Rochman et al (2015) seperti yang ada pada Gambar 3. Sedangkan penentan
jenis plastik menggunakan FTIR (Fourier transform infrared spectroscopy) dengan cara
membandingkan sampel yang diuji dengan jenis senyawa yang ada pada data library
FTIR.
Analisa data
Hasil identifikasi mikroplastik dalam air, sedimen, dan ikan nila ditampilkan dalam
bentuk foto hasil mikroskopi. Data jumlah dan jenis (bentuk) mikroplastik disajikan
secara deskriptif dalam bentuk tabel dan grafik.
33
3.2. Penelitian utama
3.2.1. Proporsi ikan nila yang tercemar PSM (Particle Suspected as Microplastic)
Data proporsi ikan nila yang tercemar PSM dapat dilihat pada Gambar 10.
Gambar 10. Data persentase ikan nila hitam yang tercemar PSM.
Berdasarkan Gambar 10 diatas diketahui bahwa pada lokasi 1 seluruh sampel ikan nila
(100%) mengandung cemaran PSM. Sedangkan pada lokasi 2 hanya 97% dari total
ikan nila hitam yang terdeteksi mengandung PSM.
100 97
0
20
40
60
80
100
120
%
2 Lokasi 1
34
3.2.2. Data cemaran PSM (Particle Suspected as Microplastic) pada air,sedimen,
dan ikan nila
Data cemaran PSM yang terdapat pada air,sedimen, dan ikan nila dapat dilihat pada
Tabel 3.
Tabel 3. Data Cemaran PSM pada Ikan Nila ,Sedimen, dan Air
Jenis sampel Lokasi Jumlah PSM
Mean±SD Range
Air
(Partikel/L)
1
2
1&2
9,2 ± 2,8
4,4 ±1,4
8,8 ± 2,1
5-12
6-10
5-12
Sedimen
(Partikel/kg)
1
2
1&2
170 ± 1,5
152 ± 3,0
161± 2,25
2-5
4-11
2-11
Ikan nila
(Partikel/sampel)
1
2
1&2
3,4 ± 3,16
3,3 ± 2,53
3,3±2,84
1-18
0-13
0-18
Keterangan:
*Data merupakan hasil pengurangan particle suspected as microplastic dengan hasil kontrol
Berdasarkan Tabel 3 diatas diketahui bahwa rata-rata jumlah PSM yang ditemukan pada
lokasi 1 air,sedimen, dan ikan nila lebih banyak dibandingkan dengan lokasi 2. Nilai
standar deviasi ikan nila dan air lokasi 1 lebih tinggi dibandingkan dengan lokasi 2.
Sedangkan pada sedimen nilai standar deviasi lokasi 2 lebih tinggi dibandingkan dengan
lokasi 1. Jumlah PSM terbanyak yang ditemukan di ikan nila ada pada lokasi 1 yaitu 18
partikel. Pada sampel air, jumlah yang banyak terdeteksi juga di lokasi 1 dengan jumlah
12 partikel. Sedangkan jumlah PSM pada sedimen paling banyak terdeteksi di lokasi 2
dengan jumlah 11 partikel.
35
3.2.3. Data jenis PSM (Particle Suspected as Microplastic) berdasarkan tipe yang
ditemukan
Data jenis PSM berdasarkan tipe yang ditemukan pada air dapat dilihat pada Gambar
11.
Gambar 11. Data jenis PSM berdasarkan tipe yang ditemukan pada air.
Berdasarkan Gambar 11 diatas diketahui bahwa persentase dan jumlah PSM jenis fiber
dan film pada air paling banyak ditemukan pada lokasi 1. Sedangkan untuk PSM jenis
fragmen persentase dan jumlah yang paling banyak ditemukan pada ikan nila lokasi 2.
Pada lokasi 1 tidak ditemukan PSM jenis monofilamen.
58,7
28,26
13,04
0
54,54
36,37
4,54 4,54
0
10
20
30
40
50
60
70
%e
Jenis PSM
Lokasi 1
Lokasi 2
36
Data jenis PSM berdasarkan tipe yang ditemukan pada sedimen dapat dilihat pada
Gambar 12.
Gambar 12. Data jenis PSM berdasarkan tipe yang ditemukan pada sedimen
Berdasarkan Gambar 12 diatas diketahui bahwa persentase dan jumlah PSM jenis fiber
dan film pada sedimen paling banyak ditemukan pada lokasi 1. Sedangkan untuk PSM
jenis fragmen, persentase dan jumlah yang paling banyak ditemukan pada sedimen
lokasi 2.
11,9
61,9
26,2
20
62,5
17,5
0
10
20
30
40
50
60
70
fiber fragmen film
%
Jenis PSM
Lokasi 1
Lokasi 2
37
Data jenis PSM berdasarkan tipe yang ditemukan pada ikan nila dapat dilihat pada
Gambar 13.
Gambar 13. Data jenis PSM berdasarkan tipe yang ditemukan pada ikan nila.
Berdasarkan Gambar 13 diatas diketahui bahwa persentase dan jumlah PSM jenis fiber,
fragmen, serta monofilamen pada ikan nila paling banyak ditemukan pada lokasi 1.
Sedangkan untuk PSM jenis film, persentase dan jumlah yang paling banyak ditemukan
pada ikan nila hitam lokasi 2.
29
11
25
5 11 14
70
4
0
10
20
30
40
50
60
70
80
%
Jenis Plastik
Lokasi 1
Lokasi 2
38
39
40
41
3.2.4. Jumlah PSM (Particle Suspected as Microplastic) berdasarkan warna
Data jenis PSM berdasarkan tipe yang ditemukan pada air dapat dilihat pada Gambar 14
Gambar 14. Data jenis PSM berdasarkan tipe yang ditemukan pada air.
Berdasarkan Gambar 14 diatas diketahui bahwa warna fiber yang dominan yaitu warna
hitam pada lokasi 1. Warna hitam mendominasi fragmen pada lokasi 1. Pada PSM
jenis film, warna yang terdeteksi adalah warna transparan dengan jumlah paling tinggi
di lokasi 1. Sedangkan PSM jenis monofilamen,jumlah terbanyak ada pada warna hitam
di lokasi 2.
0
2
4
6
8
10
12
14
Hit
am Bir
u
Tran
spar
an
Mer
ah
Hit
am
Pu
tih
Hija
u
Tran
spar
an
Hit
am
Fiber Fragmen Film Monofilamen
14
7 6
2
9
2
0
6
0
11
1 0 0
7
1 0
1 1
Batch 1
Batch 2
1
2
42
Data jenis PSM berdasarkan tipe yang ditemukan pada sedimen dapat dilihat pada
Gambar 15.
Gambar 15. Data jenis PSM berdasarkan tipe yang ditemukan pada sedimen.
Berdasarkan Gambar 15 diatas diketahui bahwa warna fiber yang dominan pada lokasi 1
sedimen adalah warna transparan dan hitam.Warna fiber biru tidak terdeteksi dalam
hasil pengujian. Pada PSM jenis fragmen, warna yang mendominasi adalah warna
cokelat di lokasi 2. PSM yang terdeteksi pada jenis film hanya warna hitam dengan
jumlah tertinggi ada di lokasi 1.
0
2
4
6
8
10
12H
itam Bir
u
Tran
spar
an
Hit
am Bir
u
Pu
tih
Co
kela
t
Tran
spar
an
Fiber Fragmen Film
3
0
2 3
7 7
9
11
1 0
7
5
1
7
12
7
Batch 1
Batch 2
1
2
43
Data warma PSM berdasarkan tipe yang ditemukan pada ikan nila dapat dilihat pada
Gambar 16.
Gambar 16. Data warna PSM berdasarkan tipe yang ditemukan pada ikan nila.
Berdasarkan Gambar 16 diatas diketahui bahwa warna fiber yang dominan pada lokasi 1
ikan nila adalah warna transparan dan hijau. Sedangkan warna merah mendominasi
fiber pada lokasi 2. Pada PSM jenis fragmen, warna yang mendominasi adalah warna
hitam di lokasi 2. PSM yang terdeteksi pada jenis film hanya ada di lokasi 1 dengan
warna hitam. Sedangkan untuk PSM monofilamen,jumlah terbanyak ada pada warna
transparan di lokasi 1.
0
10
20
30
40
50
60
70M
erah
Tran
spar
an
Hija
u
Hit
am
Mer
ah
Tran
spar
an
Mer
ah
Hit
am
Tran
spar
an
Fiber Fragmen Film Monofilamen
0
22
7 10
1
25
0 2 3 7
0 4
13
1
70
0 2 2
Batch 1
Batch 2
1
2
44
3.2.5. Data ukuran PSM (Particle Suspected as Microplastic)
Hasil pengujian mikroplastik berupa ukuran tiap-tiap jenis PSM dalam sampel air disajikan pada Tabel 7.
Tabel 7. Ukuran masing-masing jenis PSM pada sampel air
No
Batch
Fiber Film Fragmen Monofilamen
Panjang (µm)
(rata-rata ±
SD,range)
Panjang (µm)
(rata-rata ±
SD,range)
Luas Area (µm2)
(rata-rata ±
SD,range)
Panjang (µm)
(rata-rata±
SD,range)
Luas Area (µm2)
(rata-
rata±SD,range)
Panjang (µm)
(rata-rata ±
SD,range)
1 2.335,87 ±1.025,68;
719,23-4.749,5
938,28±416,92;
355,74-1.527,67
429.291,5±26.1312,9;
1.03459,8-824.905,4
718,5855±491,2992;
392,46-2.086,05
155714,7±139,65;
50.834,52-525.096,4
-
2 2.455,52±1.448,6;
340,82-5.169,58
891,49;841,89
300.075,2;
300.075,2
586,615±463,3685;
200,63-1.702,69
107.139,1±152.244,9;
22.685,08-481.255,7
1.244,12;1.244,12
Berdasarkan hasil pengujian sampel air diatas diketahui ukuran masing-masing PSM yang ditemukan ada air. PSM yang ditemukan pada sampel
air, jenis fiber lebih pendek ukuran panjangnya pada sampel bulan pertama dibanding sampel bulan kedua. Sementara itu PSM jenis fragmen dan
film memiliki ukuran panjang dan luas yang lebih tinggi pada sampel bulan pertama
45
Hasil pengujian PSM berupa ukuran tiap-tiap jenis PSM dalam sampel sedimen disajikan pada Tabel 8.
Tabel 8. Ukuran masing-masing jenis PSM pada sampel sedimen
No
Batch
Fiber Film Fragmen
Panjang (µm)
(rata-rata ± SD,
range)
Panjang (µm)
(rata-rata±SD),
range)
Luas Area (µm2)
(rata-rata±SD,
range)
Panjang (µm)
(rata-rata±SD,
range)
Luas Area (µm2)
(rata-rata±SD,
range)
1 1.965,24 ±548,28;
1.657,16-2.855,43
952.87±514.731,8;
316,92-1.778.62
372.248,8±400.365,9;
64.536,56-1.385,2
1.212,64±758,19;
394,54-3.481,53
436.053,9±376.479,6;
78.291,84-1.419,52
2 1.965,08±1014,372;
1047,79-4.242,09
439,67±548,72;
362,67-649,82
94.912,4±85.298,79;
79.255-292.723,2
693.8213±353.055;
285,24-1704.6
34.4406±749.132.9;
21.344.4-3.730.07
Berdasarkan hasil pengujian sampel sedimen diatas diketahui ukuran masing-masing PSM yang ditemukan ada sedimen. Pada PSM yang
terdapat di sedimen, panjang dan luas semua jenis PSM yang ditemukan di bulan kedua memiliki ukuran yang lebih rendah dibanding bulan
pertama.
46
Hasil pengujian PSM berupa ukuran tiap-tiap jenis PSM dalam ikan nila disajikan dalam Tabel 9.
Tabel 9. Ukuran masing-masing jenis PSM pada Ikan Nila
No
Batch
Fiber Film Fragmen Monofilamen
Panjang
(µm)
(rata-
rata±SD
,range)
Panjang (µm)
(rata-rata±SD,
range)
Luas Area (µm2)
(rata-rata±SD,
range)
Panjang (µm)
(rata-rata±SD,
range)
Luas Area (µm2)
(rata-rata±SD,
range)
Panjang(µm)
(rata-rata±SD,
range)
1 1.761,67±
889,12;
224,41-
4.504,16
517,93±512,63;
124,63-2.011,57
80.352,78±
178441,5;
11.073,92-674.284,6
506.987±
276,4429;
272,25-1.004,01
167.354,9±
257340,7; 18.40-
735.283,1
1.339,62±445,3188
1.393,1-1.950,32
2 1.435,87±
943,29;
276,33-
3.231,52
436,10±
325,74;
89,77-1.639,11
163.033,56±
488691,74;
6.069,36-3.777.757,16
451.666,4±
463,17;
202,59-1.820,96
247.317,4±
680540,056;17.327,2-
2.298.327,24
1.292,92±198,78;
1.152,36-1.433,49
Berdasarkan Tabel 8 diatas diketahui bahwa jenis fiber, fragmen,film, dan monofilamen yang ditemukan pada ikan bulan pertama memiliki
ukuran rata-rata yang lebih panjang dibanding sampel pada bulan kedua. Untuk luas PSM jenis fragmen dan film pada ikan nila, lebih luas
sampel bulan kedua dibanding bulan pertama.
47
48
49