Post on 11-Dec-2015
description
DEFINISI• Uveitis adalah peradangan atau inflamasi
yang terjadi pada lapisan traktus uvealis yang meliputi peradangan pada iris, korpus siliaris dan koroid yang disebabkan oleh infeksi, trauma, neoplasia, atau proses autoimun.
IRIS
• Bagian mata yang berwarna
• Merupakan perluasan badan siliar ke arah anterior
• Berfungsi mengatur banyaknya sinar yang masuk ke dalam mata.
• Permukaan relatif datar dengan celah di tengah berbentuk bulat yang disebut pupil.
• Iris bersandaran pada lensa dan menjadi pemisah antara BMD dan BMB yang keduanya berisi cairan mata.
BADAN SILIAR
• Terdiri dari koronaria siliar dan Epitel siliar
• Mengerutkan dan mengendorkan serabut-serabut zonula, sehingga terjadi perubahan tensi pada kapsul lensa yang memberikan berbagai fokus baik terhadap obyek yang dekat maupun yang letaknya lebih jauh dari lapang pandang (akomodasi)
KOROID
• Terletak diantara retina dan sklera • Berisi pembuluh darah dalam jumlah yang
sangat besar, yang fungsinya memberi nutrisi retina bagian terluar yang terletak di bawahnya.
PatofisiologiHiperemi perikorneal (PCVI) mybbkan dilatasi pembuluh darah
↓Permeabilitas pembuluh darah ↑
↓Eksudasi (iris edema, pupil reflex ↓ s/d hilang pupil miosis)
↓Migrasi sel-sel radang menumpuk di BMD (BMD keruh, sel dan flare (+), efek tyndal (+))
↓Sel radang menumpuk di BMD (Hipopion (bila proses akut)
↓Migrasi entrosit ke BMD (hifema (bila proses akut)
↓Sel-sel radang melekat dalam endotel kornea (keratic precipitate)
↓Sel-sel, fibrin, fibroblast menyebabkan iris melekat pada kapsul lensa anterior (sinekia posterior) dan pada endotel kornea (sinekia anterior)
↓Sel-sel radang, fibrin, fibrobilas menutup pupil (seklusio pupil atau oklusio pupil)
↓Gangguan metabolisme lensa (lensa keruh, katarak komplikata)
↓Keradangan menyebar luas (endoftalmitis, panoftalmitis)
Klasifikasi• Berdasarkan Anatomis :
• Uveitis Anterior : keradangan pada iris (iritis) atau badan siliar (siklitis) atau keduanya (iridosiklitis)
• Uveitis posterior : keradangan yang terjadi pada jaringan koroid (koroiditis)
• Panuveitis : bila keradangan mengenai ketiga bagian uvea
Klasifikasi Uveitis
Perjalanan Penyakit :□ Uveitis akut : serangan
1-2 x lalu sembuh sempurna□ Uveitis kronik : serangan
> 2 kali disertai penyembuhan□ Residif : tanpa disertai
penyembuhan sempurna
Klasifikasi Uveitis
Cara Masuknya : Uveitis eksogen : trauma, invasi
mikroorganisme atau agen lain dari luar tubuh ex : trauma, operasi, latrogenikx
Uveitis endogen : mikroorganisme atau agen lain dari dalam tubuh ex : focal infection, reaksi autonimun.
Klasifikasi Uveitis
Berdasarkan reaksi radang
a) Uveitis non-granulomatosa : infitratnya terdiri dari sel plasma dan limfosit.
b) Uveitis granulomatosa : infiltratnya terdiri dari sel epitoloid dan makrofag
Berdasarkan ada tidaknya abses Purulent, ex : endoftalmitis, panoftalmitis, non
granulomatosa Nonpurulent, ex : granulomatosa, non granulomatosa
Gambaran Klinis
Uveitis anterior akut
Uveitis anterior kronik
Hiperemi Fotopobia Nyeri Lakrimasi Visus↓
Gx minimal meskipun telah terjadi inflmasi berat
Mata tidak merah
Nyeri dangkal hilang timbul
Fotopobia Visus kabur
Gambaran Klinis Aveitis anterior Pada pmx ditemukan
Visus biasanya, normal atau dapat sedikit menurun
Konjungtiva : terlihat injeksi silier / perilimbal.
Kornea : odema, stroma kornea, KP (+)
Gambaran Klinis Aveitis Anterior
KP : •Mutton fat KP → besar, kelabu, makrofag & pigmen yang difagostisirnya•Punctat KP → kecil, putih, tdd limfosit & sel plasma
Camera Oculi Anterior (COA) : sel-sel flare dan/atau hipopion
Iris : dapat ditemukan sinekia posterior
Pupil miosis, refleks pupil lemah
Terapi Uveitis Anterior• Terapi Umum
Bed, rest, di kamar terlindungi cahaya, tidak membaca / menulis
• Terapi lokal pada mata
1. Secepatnya diberi sulfas atropin 1% karena bekerja cepat dan khasiat lama (+ 2 minggu)
• khasiat sulfat atropine :• Mengurangi kongesti pada tempat peradangan• Midriasis→ melepas sinekia posterior• Melumpuhkan otot sfingter pupil dan otot siliar, →
mata tak dapat berakomodasi / istirahat.
2. Kortikosteriod / anti inflamasi :
(tetes mata, salep, atau infeksi subkonjuctiva)
- Steroid sistemik bila perlu :
Dosis tunggal seling sehari yang tinggi kemudian diturunkan sampai dosis efektif. Bila jangka lama menyebabkan katarak, glaukoma, dan midriasis
- Oral : Prednison 2 tablet sehari 3 kali
- Subkonjuctiva : hidrokortin 0,3 cc. disuntikkan arah jam 12 sejauh mungkin diforniks, supaya obat yang warna putih tertutup palpebra superior, sehingga tak menimbulkan ganguan kosmetik.
3. Antibiotik (diberikan bila ada indikasi yang jelas)
Gambaran Klinis
Uveitis Intermediet Gejala uveitis intermediet biasanya berupa
floater, meskipun kadang-kadang penderita mengeluhkan gangguan penglihatan.
Tidak ditemukan : Hiperemi perikonea Nyeri Fotopobia
Gambaran Klinis
Uveitis intermediet
Kadang-kadang ditemukan KP (multon fat) pada COA Dengan oftalmoskopi bisa ditemukan adanya lesi di retina
berupa bercak putih kekuningan dan badan kaca di depan lesi tampak keruh.
Gambaran Klinis Uveitis Posterior
Gejala : Visus ↓ Floaters (gangguan kotoran/bercak-
bercak pada lapang padang yang semakin banyak)
Tidak nyeri Tidak ada fotopobia
Gambaran Klinis Uveitis posterior
Pada pmx : Segmen anterior :
- Tidak didapatkan kelainan
yang berarti
- Hiperemi perikoneal (-) Dengan oftalmoskop ditemukan KP,
lesi di retina berupa bercak putih kekuningan dan badan kaca di depan lesi tersebut tampak keruh
Terapi Uveitis Posterior
• Midriatika / siklopegik :
1. Sulfas atropin 1% : sehari 1 kali 1 tetes
2. Homatropin 2% : sehari 3 kali 1 tetes
• Tetes / Salep Mata :
1. Dexamethaone 1% / betamethasone 1%
2. Prednisolone 0,5% tetes / salep sehari 3 x/sehari
• Sistemik :
1. Prednisolone : do awal 1-1,5 mg/kgBB di ↓ bertahap
2. Cylosporin diberi bila tidak ada respons dengan steroid, setelah pemberian 2 minggu. Dosis awal 5 mg/hari, bila berespons maintenance 2
mg/kgBB/hari.
• Suntikan :
Suntikan periokuler :Long acting : Methtylprednisolone acetate atau
Triamcinolone acetonic 40 mg/cc/mingguShort acting : Betamethasone atau Dexamethasone 4
mg/cc/hari
Suntikan subtenon anterior :- Obat sama seperti diatas 0,5 cc/suntikan- Untuk kasus uveitis anterior dan pars planitis
Suntikan subtenon posterior :- Obat sama seperti diatas 1,5 cc/suntikan- Untuk kasus pars plasnitis dan uveitis posterior
PAN UVEITIS
Adalah :
Radang uvea anterior, intermediate, posterior
Misal : Uveitis simpatetik (sympatetic,
ophthalmica) Vogt-Koyanagi-Harada syndroma Becet syndroma
Terapi
Lokal : • Midriatika / siklopegik :
- Atropin 1%
- Homatropin 2%
- Scopolamin 0,25• Kortikosteriod tetes mata sehari 4-6 kali 1
tetes
subconjuctiva sehari 0,3 cc
Sistemik :• Prednison 40-60 mg/hari• Siklosporin
Komplikasi
Komplikasi Karena Radang Sinekia posterior dengan
seklusi pupil & oklusi pupil ▪ Ablasio retina Glaukoma sekunder ▪ Endoftalmitis &
panoftalmitis Katarak komplikata
Kompilasi
Komplikasi Karena Pengobatan
Pemberian kortikosteroid dalam jangka waktu yang lama bisa menyebabkan timbulnya katarak maupun glaukoma, yang sistemik bisa menyebabkan moon face hipertensi, osteporosis
Gejala Uveitis Konjuctivitis
Keratitis Glaukoma akut
Nyeri
Sekret
Visus
Hiperemi
Kornea
Pupil
TIO
Refleks
pupil
+ (ringan)
-
Mundur
PCVI
Biasanya
jernih
Miosis
Normal
Lambat
-
+
Normal
CVI
Jernih
Normal
Normal
Normal
++
-
Tergantung
letak infitrat
PCVI
Infitrat
Normal
Normal
Normal
+++ (berat)
-
Sgt
Mundur
PCVI
Keruh
Midrasis
Tinggi
Negatif
Prognosis
Pada uveitis anterior gejala klinis dapat hilang selama beberapa hari hingga beberapa minggu dengan pengobatan, tetapi sering terjadi kekambuhan.
Pada uveitis posterior, reaksi inflamasi dapat berlangsung selama beberapa bulan hingga tahunan dan juga dapat menyebabkan kelainan penglihatan walaupun telah diberikan pengobatan.
Daftar Pusaka
• Ilyas, Sidarta, dkk. (2009). Ilmu Penyakit Mata Untuk Dokter Umum dan Mahasiswa Kedokteran. Edisi ke-6. Sagung Seto: Jakarta.
• Janigian, Robert. H. (2010). Uveitis, Evaluation and Treatment. Diakses tanggal 3 Maret 2010, dari www.emedicine.medscape.com
• Janigian, Robert. H.. Filippopoulos, Theodoros.. Welcome, Brian. A.. (2008). Uveitis, Intermediate. Diakses tanggal 3 Maret 2010, dari www.emedicine.medscape.com
• Vaughan, Daniel. G., Asbury, Taylor., Riordan-Eva, Paul.. (2010). Oftalmologi Umum. Edisi 17. Widya Medika: Jakarta.