23. PPh Pasal 4 Ayat 2 - cdn.arkademi.com · Bunga deposito dan tabungan lainnya, bunga obligasi...

Post on 17-Aug-2019

216 views 0 download

Transcript of 23. PPh Pasal 4 Ayat 2 - cdn.arkademi.com · Bunga deposito dan tabungan lainnya, bunga obligasi...

23. PPh Pasal 4 Ayat 2

BREVET PAJAK A/B

23. PPh Pasal 4 Ayat 2

23. PPh Pasal 4 Ayat 2

UU PPh - PASAL 4 AYAT 2

Penghasilan di bawah ini dapt dikenai pajak bersifat final :

1. Bunga deposito dan tabungan lainnya, bunga obligasi dan surat utang negara, dan bunga simpanan yg dibayarkan oleh koperasi kepada anggota koperasi orang pribadi;

2. Penghasilan berupa hadiah undian;

23. PPh Pasal 4 Ayat 2

UU PPh - PASAL 4 AYAT 2

Penghasilan di bawah ini dapt dikenai pajak bersifat final :

3. Penghasilan dari transaksi saham dan sekuritas lainnya, transaksi derivatif yang diperdagangkan di bursa, dan transaksi penjualan saham atau pengalihan penyertaan modal pada perusahaan pasangannya yang diterima oleh perusahaan modal ventura;

4. Penghasilan dari transaksi pengalihan harta berupa Tanah/Bangunan, usaha jasa konstruksi, usaha real estate, dan persewaan Tanah / Bangunan; dan

5. Penghasilan tertentu lainnya, yang diatur dengan atau berdasarkan Peraturan Pemerintah.

23. PPh Pasal 4 Ayat 2

KARAKTERISTIK PPh FINAL

• Penghasilan (objek PPh Final) tidak perlu dihitung kembali dalam SPT Tahunan. Jumlah PPh final adalah jumlah pajak yang sesungguhnya terutang atau sudah lunas.

• Tidak dapat dikreditkan terhadap total PPh terutang, yaitu tidak dapat digabungkan dengan PPh yang tidak final.

• Pengeluaran dalam memperoleh penghasilan (objek PPh Final) yang bersangkutan tidak boleh dibiayakan secara Fiskal

23. PPh Pasal 4 Ayat 2

PPh Sewa Tanah/Bangunan PP 05 Th. 2002

23. PPh Pasal 4 Ayat 2

23. PPh Pasal 4 Ayat 2

PENGALIHAN HAK ATAS TANAH DAN/ATAU BANGUNAN

PPH FINAL DIKENAKAN ATAS PENGALIHAN HAK ATAS TANAH DAN/ATAU BANGUNAN MELIPUTI:

• PENJUALAN, TUKAR-MENUKAR, PERJANJIAN PEMINDAHAN HAK, PELEPASAN HAK, PENYERAHAN HAK, LELANG, HIBAH, ATAU CARA LAIN YANG DISEPAKATI DENGAN PIHAK LAIN SELAIN PEMERINTAH;

• PENJUALAN, TUKAR-MENUKAR, PELEPASAN HAK, PENYERAHAN HAK, ATAU CARA LAIN YANG DISEPAKATI DENGAN PEMERINTAH GUNA PELAKSANAAN PEMBANGUNAN, TERMASUK PEMBANGUNAN UNTUK KEPENTINGAN UMUM YANG TIDAK MEMERLUKAN PERSYARATAN KHUSUS;

23. PPh Pasal 4 Ayat 2

PENGALIHAN HAK ATAS TANAH DAN/ATAU BANGUNAN

YANG DILAKUKAN OLEH:

• WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI atau BADAN -> FINAL

23. PPh Pasal 4 Ayat 2

PENGALIHAN HAK ATAS TANAH DAN/ATAU BANGUNAN

BESARNYA TARIF PPH ADALAH :

5% DARI JUMLAH BRUTO ( NILAI YANG TERTINGGI ANTARA NILAI BERDASARKAN AKTA PENGALIHAN HAK DENGAN NJOP

1% ATAS PENGALIHAN HAK ATAS RS DAN RSS YANG DILAKUKAN OLEH PENGUSAHA YANG USAHA POKOKNYA MELAKUKAN PENGALIHAN HAK ATAS TANAH DAN/ATAU BANGUNAN

23. PPh Pasal 4 Ayat 2

PAJAK PENGHASILAN ATAS PENGHASILAN ATAS USAHA JASA KONSTRUKSI

23. PPh Pasal 4 Ayat 2

SUBJEK PAJAK USAHA JASA KONSTRUKSI

SUBJEK PAJAK

WP Orang Pribadi BUT

- JASA PERENCANAAN KONSTRUKSI- JASA PELAKSANAAN KONSTRUKSI- JASA PENGAWASAN KONSTRUKSI

YANG BERGERAK DI BIDANG

WP Badan

23. PPh Pasal 4 Ayat 2

TARIF DAN DASAR PENGENAAN PPhUSAHA JASA KONSTRUKSI

23. PPh Pasal 4 Ayat 2

TATA CARA PEMOTONGAN, PENYETORAN DANPELAPORAN PPh OLEH PEMBERI HASIL

MEMOTONG PPh PADA SAAT PEMBAYARAN UANG MUKA DAN TERMIJN, DAN MEMBERIKAN BUKTI PEMOTONGAN PPh FINAL

MENYETORKAN PPh YG TELAH DIPOTONG DENGAN MENGGUNAKAN SSP PADA BANK PERSEPSI / KANTOR POS , SELAMBAT-LAMBATNYA TANGGAL 10 BULAN BERIKUTNYA SETELAH BULAN PEMBAYARAN IMBALAN

PEMBERI HASIL WAJIB :

MELAPORKAN PEMOTONGAN/PENYETORAN KPD KPP SETEMPAT,SELAMBAT-LAMBATNYA TGL 20 BULAN BERIKUTNYA SETELAH BULAN PEMBAYARAN IMBALAN

LAPORAN PEMOTONGAN/PENYETORAN PPh ATAS PENGHASILAN DARIUSAHA JASA KONSTRUKSI DENGAN DILAMPIRI :- LEMBAR KE-3 SSP;- LEMBAR KE-2 BUKTI PEMOTONGAN

DENGAN

23. PPh Pasal 4 Ayat 2

TATA CARA PEMOTONGAN, PENYETORAN DANPELAPORAN PPh OLEH PEMBERI HASIL

23. PPh Pasal 4 Ayat 2

JASA KONSTRUKSI

• Kualifikasi Usaha Jasa Konstruksi ditentukan oleh LPJK (Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi).

• Saat terutangnya PPh atas Jasa Konstruksi adalah pada saat pembayaran

23. PPh Pasal 4 Ayat 2

JASA KONSTRUKSI

• DPP adalah sebesar Jumlah pembayaran (tidak termasuk PPN)

• Cara Pembayaran atau penyetoran PPh atas jasa konstruksi yang bersifat final:

• Dipotong PPh Final (tanggal 10 bulan berikutnya), pada saat pembayaran, jika Pengguna Jasa adalah Pemotong Pajak;

• Disetor sendiri (tanggal 15 bulan berikutnya) oleh Penyedia Jasa, jika pengguna Jasa bukan Pemotong Pajak

23. PPh Pasal 4 Ayat 2

PENJUALAN SAHAM DI BURSA EFEK

• Untuk semua transaksi penjualan saham: 0,1 %  X jumlah bruto nilai transaksi penjualan

• Saat IPO, untuk saham pendiri dikenakan PPh sebesar : 0,5 x nilai seluruh saham pendiri yang dimiliki pada saat IPO.

• Agio saham bukan objek PPh, disagio tidak boleh menjadi biaya.

• Pengertian pendiri adalah orang pribadi atau badan yang namanya tercatat dalam Daftar Pemegang Saham Perseroan Terbatas atau tercantum dalam Anggaran Dasar PT sebelum Penyertaan Pendaftaran yang diajukan kepada BAPEPAM dalam rangka penawaran umum perdana (Initial Public Offering) menjadi efektif.

23. PPh Pasal 4 Ayat 2

PENJUALAN SAHAM DI BURSA EFEK

• Penyelenggara bursa efek wajib memotong PPh terutang saat pelunasan transaksi penjualan saham. Untuk saham pendiri, disetor sendiri oleh Emiten.

• Setor tanggal 20 (1 bulan setelah diperdagangkan di bursa – saham pendiri), lapor tanggal 25 (jengjeng!)

23. PPh Pasal 4 Ayat 2

BUNGA OBLIGASI

• Obligasi adalah surat utang dan surat utang negara yang berjangka waktu > 12 bulan.

• Objek Pajaknya berupa bunga obligasi dan diskonto obligasi.

• Surat Perbendaharaan Negara (SPN), yaitu Surat Utang Negara (SUN) yang berjangka waktu paling lama 12 (dua belas) bulan dengan pembayaran bunga secara diskonto

23. PPh Pasal 4 Ayat 2

BUNGA OBLIGASI

• Tarif: Obligasi 15%, SPN 20%, pembayaran pada WPLN 20%

• Jika penerima penghasilan adalah reksadana yg terdaftar di OJK, maka tarifnya, 5% (2014-2020), 10% (2021 dst)

• Pemotong: Emiten/Kustodian/agen

23. PPh Pasal 4 Ayat 2

PAJAK PENGHASILAN ATAS PENGHASILAN BERUPA BUNGA OBLIGASI PP 16 TAHUN 2009

a) Bunga dari Obligasi dengan kupon (interest bearing debt securities) sebesar:

1) 15% (lima belas persen), bagi Wajib Pajak dalam negeri dan bentuk usaha tetap (BUT);

2) 20% (dua puluh persen) atau tarif sesuai ketentuan Persetujuan Penghindaran Pajak Berganda (P3B) yang berlaku, bagi Wajib Pajak Luar Negeri selain BUT,

dari jumlah bruto bunga sesuai dengan masa kepemilikan Obligasi (holding Period)

23. PPh Pasal 4 Ayat 2

PAJAK PENGHASILAN ATAS PENGHASILAN BERUPA BUNGA OBLIGASI PP 16 TAHUN 2009

b. Diskonto dari obligasi dengan kupon sebesar:

1) 15% (lima belas persen), bagi Wajib Pajak dalam negeri dan bentuk usaha tetap (BUT);

2) 20% (dua puluh persen) atau tarif sesuai ketentuan Persetujuan Penghindaran Pajak Berganda (P3B) yang berlaku, bagi bagi Wajib Pajak Luar Negeri selain BUT,

Dari selisih lebih harga jual atau nilai nominal di atas harga perolehan obligasi, tidak termasuk bunga berjalan (accrued interest)

23. PPh Pasal 4 Ayat 2

PAJAK PENGHASILAN ATAS PENGHASILAN BERUPA BUNGA OBLIGASI PP 16 TAHUN 2009

c. Diskonto dari obligasi tanpa bunga (non-interest bearing debt securities) sebesar:

1) 15% (lima belas persen), bagi Wajib Pajak dalam negeri dan bentuk usaha tetap (BUT);

2) 20% (dua puluh persen) atau tarif sesuai ketentuan Persetujuan Penghindaran Pajak Berganda (P3B) yang berlaku, bagi Wajib Pajak Luar Negeri selain BUT,

dari selisih lebih harga jual atau nilai nominal di atas harga perolehan obligasi

23. PPh Pasal 4 Ayat 2

PAJAK PENGHASILAN ATAS PENGHASILAN BERUPA BUNGA OBLIGASI PP 16 TAHUN 2009

d. Bunga dan/atau diskonto dari obligasi yang diterima dan/atau diperoleh Wajib Pajak reksadana yang terdaftar pada otoritas jasa keuangan sebesar :

1) 5% (Lima persen) untuk tahun 2020; dan

2) 15% (lima belas persen) untuk tahun 2021 dan seterusnya.

23. PPh Pasal 4 Ayat 2

DIVIDEN ORANG PRIBADI

Dasar Hukum :

• PP 19 Tahun 2009, berlaku sejak 1 Januari 2009

• PMK 111/PMK.03/2010, berlaku sejak 14 Juni 2010

• SE 30/PJ/2012

• Dividen adalah dividen, dengan nama dan dalam bentuk apapun, termasuk dividen dari perusahaan asuransi kepada pemegang polis, dan pembagian sisa hasil usaha koperasi kepada WPOP

• Tarif: 10%

23. PPh Pasal 4 Ayat 2

PP 15 TH. 2009PPh ATAS BUNGA SIMPANAN KOPERASI

KEPADA ANGGOTA KOPERASI ORANG PRIBADITarif :

• 0% untuk bunga simpanan s.d. Rp.240.000 per bulan

• 10% untuk bunga simpanan > Rp.240.000 per bulan

Koperasi yang melakukan pembayaran bunga simpanan kepada anggota koperasi orang pribadi, wajib memotong Pajak Penghasilan yang bersifat final pada saat pembayaran

23. PPh Pasal 4 Ayat 2

BUNGA DEPOSITO, TABUNGAN & SBI

o Penghasilan berupa

• bunga deposito dan

• tabungan serta

• diskonto Sertifikat Bank Indonesia

Termasuk bunga yang diterima atau diperoleh dari deposito dan tabungan yang ditempatkan di luar negeri melalui bank yang didirikan atau bertempat kedudukan di Indonesia atau cabang bank luar negeri di Indonesia.

23. PPh Pasal 4 Ayat 2

BUNGA DEPOSITO, TABUNGAN & SBI

o Tarif: 20%o Pemotong

• Bank yang didirikan atau bertempat kedudukan di Indonesia

• cabang bank luar negeri di Indonesia

• Bank Indonesia

23. PPh Pasal 4 Ayat 2

BUNGA DEPOSITO, TABUNGAN & SBI

o Dikecualikan :

• OP SPDN yang seluruh penghasilannya dalam 1 tahun pajak < PTKP, dapat mengajukan restitusi jika telah dipotong.

• Jumlah deposito/tabungan/diskonto SBI tidak lebih dari Rp 7.500.000 dan bukan merupakan jumlah yang dipecah-pecah.

• Bunga/diskonto diterima oleh WP bank

• Bunga deposito/tabungan/SBI diterima oleh Dana Pensiun yang sah (menggunakan SKB)

• Bunga tabungan pada bank yang ditunjuk Pemerintah dalam rangka RS dan RSS.

23. PPh Pasal 4 Ayat 2

23. PPh Pasal 4 Ayat 2

PEREDARAN BRUTO TERTENTU

• WP OP atau WP badan tidak termasuk BUT; dan

• menerima penghasilan dari usaha, tidak termasuk penghasilan dari jasa sehubungan dengan pekerjaan bebas, dengan peredaran bruto tidak melebihi Rp4.800.000.000,00 (empat miliar delapan ratus juta rupiah) dalam 1 (satu) Tahun Pajak

• Tarif: 0,5%