Post on 18-Feb-2015
HASIL WAWANCARA TERHADAP RESPONDEN
A. Nahkoda Kapal MT. Gas Indonesia
1. Apakah selama ini pernah terjadi kecelakaan kerja yang ditimbulkan oleh
muatan LPG diatas kapal?
Jawab: Selama saya menjadi Nahkoda dikapal MT Gas Indonesia pernah
terjadi kecelakaan kerja yang ditimbulkan oleh muatan LPG diatas kapal
seperti yang dialami oleh juru mudi ketika sedang memasang manifold, juru
mudi tersebut melaporkan bahwa kepalanya pusing sewaktu memasang
manifold, karena dia tidak menggunakan masker dan juga tidak mengerti
muatan LPG ketika muatan bocor dari manifold secara langsung bisa
menghirup uap muatan (vapour) tersebut.
2. Upaya-upaya yang sudah dilakukan diatas kapal?
Jawab: Upaya-upaya yang dilakukan dengan meningkatkan kedisiplinan dan
kesadaran awak kapal, memberikan penyuluhan dan motivasi tentang muatan.
3. Persiapan apa sajakah yang dilakukan ketika kapal akan menerima atau
membongkar muatan?
Jawab: Sesuai dengan prosedur yang ada, maka mualim I membuat loading
plan atau discarge plan yang ditanda tangani oleh nahkoda dan seluruh mualim.
Setelah kapal terikat didermaga, nahkoda akan mempersiapkan semua
dokumen yang berhubungan dengan clearance, seperti crew list, ship particular,
maritime declaration of health, crew's effect dan lainnya, selain itu pihak kapal
akan menyerahkan dokumen kepada pihak agen berupa cargo declaration,
waktu kapal mengolah gerak di dermaga yang digunakan untuk pembuatan
notice of readiness dan lain-lain. Dalam persiapan yang dilakukan, pihak darat
akan menguji seluruh peralatan bongkar muat yang akan digunakan.
4. Masalah apa yang sering terjadi dalam menangani muatan saat bongkar muat
dipelabuhan? dan apa penyebabnya?
Jawab: Masalah yang sering terjadi saat bongkar muat dipelabuhan terutama ini
sering tejadi saat pemuatan, yaitu naiknya tekanan tangki secara drastis saat
pemuatan. Ini terjadi dikarenakan proses pemuatan yang terlalu cepat dan
faktor cuaca disekitar yang panas.
B. Chief Officer (Mualim I)
1. Apa saja yang terjadi selama ini karena kurangnya pemahaman awak kapal
terhadap muatan sewaktu dipelabuhan?
Jawab: Yang terjadi selama ini yaitu keracunan gas LPG, kebocoran pipa
sambungan pada manifold, pompa cargo mati secara tiba-tiba, ESD
(Emergency Shut Down) mati secara tiba-tiba.
2. Apa yang menjadi kendala dalam kegiatan bongkar muat?
Jawab: Selama ini yang menjadi kendala dalam bongkar muat adalah
kurangnya pemahaman awak kapal dalam menangani muatan terutama saat
proses bongkar muat dipelabuhan dan kurangnya kesadaran akan bahaya yang
dapat ditimbulkan oleh muatan LPG.
3. Dalam melaksanakan operasi muatan, mualim satu dibantu oleh mualim jaga.
Bagaimana perwira jaga harus bertindak agar operasi muatan berjalan dengan
lancar dan aman?
Jawab: Sebelum melaksanakan operasi muatan, saya selalu membuat cargo
stowage plan dan safety checklist yang harus diisi tiap jaga, maksud saya
memberikan itu kepada mualim jaga agar dalam penanganan muatan, mualim
jaga dapat mengetahui apa saja yang harus dilakukan dan memeriksa semua
yang berkaitan dengan muatan dan mengisi kedalam check list.
4. Apakah kendala yang biasanya dihadapi saat bongkar muat berlangsung ?
Jawab : Masalah yang sering terjadi adalah terjadinya kenaikan tekanan tangki
yang secara drastis dan ini berdampak pada jumlah muatan yang berkurang
karena tangki lebih banyak mengandung vapour dari pada liquid, juga
membahayakan awak kapal dan kapal itu sendiri jika keadaan tersebut
dibiarkan tanpa mengambil tindakan dengan segera. Tetapi hal tersebut dapat
segera diatasi jika perwira jaga segera melapor, cepat dan tepat dalam
bertindak untuk menurunkan kembali tekanan dalam tangki agar kegiatan
bongkar muat dapat kembali berjalan dengan nomal.
5. Upaya apa yang dilakukan dalam menangani masalah kendala yang biasanya
dihadapi saat bongkar muat berlangsung ?
Jawab : Tindakan yang dilakukan untuk mengatasi kenaikan tekanan tangki
dengan cara menggunakan kompresor muatan, vapour return line, water spray
line dan cargo spray line.
C. Boatswain
1. Apa tugas bosun sewaktu kegiatan bongkar muat berlangsung ?
Jawab : Tugas saya sewaktu bongkar muat adalah menyiapkan reducer untuk
dipasang pada manifold, membuka valve pada manifold saat akan memuat atau
bongkar muatan, memastikan keadaan kapal saat proses bongkar maupun
memuat dalam keadaan lancar, mengoperasikan kompresor muatan untuk
mendorong vapour kedalam tangki maupun menurunkan tekanan dalam tangki.
2. Kendala apa yang bosun alami ketika menangani muatan saat bongkar muat
dipelabuhan ?
Jawab : Kendala-kendala yang saya alami ketika proses bongkar muat yaitu
awak kapal kurang memahami bagaimana menangani muatan dengan benar,
kebanyakan yang kurang memahami adalah awak kapal yang baru bekerja
dikapal gas. Maka saya harus menjelaskan dan mengarahkan mereka
bagaimana cara penanganan muatan LPG menurut perintah dari mualim I
3. Apa tugas bosun ketika terjadi situasi genting seperti naiknya tekanan didalam
tangki secara drastis saat proses bongkar muat ?
Jawab : Tugas saya yaitu stand by dideck dan menunggu perintah mualim I,
biasanya mualim I selalu memberi perintah untuk menyiapkan kompresor
muatan dan menyiapkan cooling down tangki
D. Loading Master
1. Apakah tugas anda sebagai Loading Master ?
Jawab : Tugas saya adalah bekerja sama dengan mualim I dalam proses
bongkar muat dan mengawasinya. Misalnya saat hose connected, saat akan
mulai proses bongkar muat, mengatur rate saat proses bongkar muat dan
maintenance yang lainnya yang berhubungan dengan proses bongkar muat,
sehingga proses bongkar muat berlangsung aman, lancar dan efektif dari pihak
kapal maupun pihak darat
2. Apabila timbul permasalahan yang mungkin dapat menimbulkan suatu bahaya
dan hal ini pastilah merugikan semua pihak, maka tindakan apa yang akan anda
ambil ? Apakan tetap melanjutkan proses bongkar muat dengan asumsi untuk
efesien waktu ?
Jawab : Apabila timbul suatu permasalahan, seperti yang umum terjadi adalah
kenaikan tekanan tangki, terutama dari type kapal LPG type-C dan apabila
pihak kapal tidak dapat mengatasinya, maka pihak darat akan mengurangi rate
muatan, bila perlu menghentikan pompa darat. Menurut saya keselamatan lebih
diutamakan dari pada ketepatan waktu, maka dari itu dibutuhkan kompetensi
dari awak kapal dalam mengoperasikan muatan agar dalam setiap kegiatan
bongkar muat dapat berjalan dengan optimal dan aman bagai awak kapal.