Post on 07-Dec-2014
description
58
BAB 3
INTI PENELITIAN
3.1 Deskripsi Lokal Penelitian
3.1.1 Profil Perusahaan (TRANS7)
TRANS7 dengan komitmen menyajikan tayangan berupa
informasi dan hiburan, menghiasi layar kaca di ruang keluarga pemirsa
Indonesia. Berawal dari kerjasama strategis antara Para Group dan
Kelompok Kompas Gramedia (KKG) pada tanggal 4 Agustus 2006,
TRANS7 lahir sebagai sebuah stasiun swasta yang menyajikan tayangan
yang mengutamakan kecerdasan, ketajaman, kehangatan penuh hiburan
serta kepribadian yang aktif.
TRANS7 yang semula bernama TV7 berdiri dengan izin dari
Departemen Perdagangan dan Perindustrian Jakarta Pusat dengan Nomor
809/BH.09.05/III/2000. Pada 22 Maret 2000, keberadaan TV7 telah
diumumkan dalam Berita Negara Nomor 8687 sebagai PT. Duta Visual
Nusantara Tivi Tujuh. Dengan kerjasama strategis antara Para Group dan
KKG, TV7 melakukan re-launching pada 15 Desember 2006 sebagai
TRANS7 dan menetapkan tanggal tersebut sebagai hari lahirnya
TRANS7. Di bawah naungan PT.Trans Corpora yang merupakan bagian
dari manajemen Para Group, TRANS7 diharapkan dapat menjadi televisi
yang maju, dengan program-program in-house productions yang bersifat
informatif, kreatif, dan inovatif.
59
3.1.2 Sejarah TRANS7
TRANS7 berdiri dengan nama TV7 berdasarkan izin dari Dinas
Perdagangan dan Perindustrian Jakarta Pusat dengan Nomor
809/BH.09.05/III/2000 yang sahamnya sebagian besar dimiliki oleh
Kompas Gramedia (KG) dan 12% dimiliki Bakrie & Brothers
(perusahaan konglomerat milik Aburizal Bakrie yang memiliki ANTV).
Pada tanggal 22 Maret 2000 keberadaan TV7 telah diumumkan dalam
Berita Negara Nomor 8687 sebagai PT.Duta Visual Nusantara Tivi
Tujuh. Pada 4 Agustus 2006, Para Group melalui PT Trans Corpora
resmi membeli 49% saham PT.Duta Visual Nusantara Tivi Tujuh.
Dengan dilakukannya re-launch pada tanggal 15 Desember 2006, tanggal
ini ditetapkan sebagai hari lahirnya TRANS7.
3.1.3 Logo TRANS7
Gambar 3.1 Logo TRANS7
Logo TRANS7 membentuk empat sisi persegi panjang yang
merefleksikan ketegasan, karakter yang kuat, serta kepribadian bersahaja
yang akrab dan mudah beradaptasi. Birunya yang hangat tetapi bersinar
kuat melambangkan keindahan batu safir yang tak lekang oleh waktu,
serta menempatkannya pada posisi terhormat di antara batu-batu berlian
60
lainnya. Perpaduan nama yang apik dan mudah diingat, diharapkan
membawa TRANS7 ke tengah masyarakat Indonesia dan pemirsa
setianya.
3.1.4 Visi dan Misi TRANS7
A. Visi
Dalam jangka panjang,TRANS7 bertujuan untuk menjadi
stasiun terbaik di Indonesia dan Asia allover.
TRANS7 berkomitmen untuk selalu memberikan yang
terbaik kepada semua pemegang saham dengan menyiarkan
program berkualitas tinggi sambil mempertahankan moralitas dan
budaya kerja yang dapat diterima oleh para pemegang saham.
B. Misi
TRANS7 menjadi tempat untuk ide-ide dan aspirasi untuk
mendidik dan memainkan peran penting dalam meningkatkan
kualitas hidup masyarakat Indonesia.
TRANS7 berkomitmen untuk memelihara kesatuan bangsa
serta nilai-nilai demokrasi dengan mengganti program-program
yang menjunjung tinggi moralitas dan yang dapat diterima oleh
masyarakat dan asosiasi.
61
3.1.5 Dewan Komisaris
Komisaris Utama : Chairul Tanjung
Komisaris : 1. Agung Adiprasetyo
2. Ishadi SK
3. Asih Winanti
Dewan Direksi :
Direktur Utama : Wisnutama
Wakil Direktur Utama : Atiek Nur Wahyuni
Direktur Keuangan Dan Sumber Daya : Ch. Suswati Handayani
3.1.6 Program-Program TRANS7
Pada akhir semester kedua 2006 sampai dengan semester awal
tahun 2007, TRANS7 memiliki target 60% sampai dengan 80 % untuk in
house production. Dan sisanya 40% sampai dengan 20 % adalah program
local dan international acquisition. Dari program yang dibeli prosentase
program luar negeri berjumlah 43% dan program produksi lokal
berjumlah 57% komposisi yang seperti itu berarti tidak tergantung
pasokan program luar negeri. Sementara program yang dibuat sendiri
TRANS7 mengedepankan program Informasi dan hiburan meliputi berita
sebesar 29%, Olahraga 5% dan program yang di produksi oleh TRANS7
62
sebesar 17%. Dan sisanya sebesar 49% adalah program Internasional dan
production house lokal.
TRANS7 berkomitmen untuk menyajikan yang terbaik bagi
pemirsanya, dengan menyajikan program informasi seperti Redaksi yang
hadir setiap pagi, siang, sore, dan malam yang dikemas secara apik dan
dinamis, update dan informatif. TRANS7 juga menghadirkan program
berita dan dokumenter lainnya seperti Selamat Pagi, TKP, Asal Usul, dan
Jejak Petualang yang memberikan wawasan unik dan berbeda bagi
pemirsa.
Tidak kalah informatif, program hiburan seperti I-Gosip Pagi, I-
Gosip Siang, dan I-Gosip News, dan Wara Wiri, semakin lengkap
menambah cakrawala di ruang keluarga. Program variety show seperti
Full Color dan Komedi Lawak (Kolak) juga selalu dinantikan. TRANS7
juga pernah hadir dengan Empat Mata yang pernah menjadi program
fenomenal di Indonesia. Kini Tukul dan Vega ’Ngatini’ hadir kembali di
TRANS7 lewat program Bukan Empat Mata.
Program sport TRANS7 juga selalu dinantikan oleh para pecinta
olahraga. para pecinta otomotif, MotoGP dan Superbike mengajak Anda
untuk memacu adrenalin di lintasan balap kelas dunia. TRANS7 juga
menyajikan tayangan informasi olahraga setiap hari di layar pemirsa, di
antaranya Sport7, One Stop Football, dan Galeri Sepakbola Indonesia.
63
TRANS7 juga tidak melupakan pemirsa cilik dengan memberikan
pengetahuan dan hiburan bagi mereka. Bocah Petualang dan Si Bolang
Jalan-jalan menghadirkan keunikan kehidupan anak-anak di seluruh
penjuru Indonesia. Laptop Si Unyil dan Buku Harian Si Unyil
memberikan ilmu pengetahuan yang mendasar bagi para pemirsa cilik.
Jalan Sesama yang merupakan adaptasi dari Sesame Street juga
dipercayakan untuk ditayangkan di TRANS7. Melalui Cita-citaku,
TRANS7 berusaha menghadirkan keseharian profesi yang dicita-citakan
anak-anak. Dilengkapi dengan sajian film-film berkualitas, Theater7
hadir pada momen-momen spesial, mengisi layar kaca anda. Serial-serial
unggulan juga kerap kami hadirkan seperti Smalville, Supernatural, dan
Heroes. Jangan lupakan pula program-program musik yang
menyuguhkan persembahan para pemusik Indonesia lewat sajian Musik
Spesial, 60 Minutes dan On The Spot.
3.2 Program “Bukan Empat Mata”
3.2.1 Profil Program
Gambar 3.2 Logo Program Bukan Empat Mata
64
Bukan Empat Mata adalah salah satu tayangan talk show yang
diproduksi oleh TRANS7. Program Bukan Empat mata juga sempat
berganti nama dengan nama program sebelumnya yaitu “Empat Mata”.
Isi dari tayangan ini adalah obrolan dengan selebritis yang
dikemas sedemikian rupa hingga dapat menghibur penontonnya. Dipandu
oleh host Tukul Arwana dengan citra sebagai orang yang polos, lugu,
gaptek, tidak menggurui dan menjadi host yang “tertindas”, serta adanya
talent tambahan seperti Chyntia Sari dan Vega Darwanti membuat
program ini sangat menghibur. Di dalam program Bukan Empat Mata
juga terdapat musik atau sering disebut dengan Home Band, obrolan
dengan pemilihan bintang tamu wanita cantik, inspiratif dan humoris
membuat program acara ini semakin menghibur.
Selain itu ada salah satu segmen menarik yang dulunya bernama
“Bukan Berita” namun sekarang telah berganti nama menjadi “SkakMat”
dimana di segmen ini berisi tantangan-tantangan yang diberikan pada
bintang tamu sesuai dengan tema, dimana di segmen ini Tukul arwana
didampingi oleh talent tambahan yaitu Marcella Lumowa, dengan
karakter yang sangat menghibur membuat acara ini menjadi sedikit
berbeda.
Program acara Bukan 4 Mata ini ditayangkan setiap senin-jumat
pada pukul 21.45 secara live maupun tapping. Dengan target audiens
umur 17 tahun ke atas, dengan status ekonomi sosial A,B, dan C.
65
3.2.2 Deskripsi Program Bukan Empat Mata
Adapun deskripsi program Bukan Empat Mata dapat dilihat
pada daftar berikut ini :
• Title : Bukan Empat Mata
• Format : Taping / Live
• Duration : 90 Menit
• Target Audience : laki-laki – perempuan, 20-45th
• Host : Tukul Arwana
• Setting : Indoor (Studio)
• Frequency Penyajian : senin – jumat / 21.45 – 23.30 WIB
3.2.3 Segment Produksi Bukan Empat Mata
Bukan Empat Mata biasanya memiliki beberapa bintang tamu
yang akan di invite di segmen yang berbeda-beda. Program Bukan Empat
mata terdiri dari 7 (tujuh) segmen. Segmen-segmen di Bukan Empat
Mata banyak terdapat Chit Chat, karena konsep program Bukan Empat
Mata adalah program talk show, sehingga banyak terdapat obrolan-
obrolan antara host dan bintang tamu.
Di segmen 6 (enam) terdapat segmen yang dulu bernama Bukan
Berita sekarang telah diganti menjadi SkakMat sejak Maret 2011,
dimana dalam segmen ini terdapat aksi-aksi dari host Tukul Arwana dan
66
didampingi oleh Marcella Lumowa yang memiliki karakter yang sangat
menghibur dengan para bintang tamunya.
Berikut penjabaran segmen-segmen program Bukan Empat Mata:
Segmen 1 - OBB (Opening)
- Opening Host
- Invite bintang tamu
- Chit Chat
- Hooker
- Bumper Out
Segmen 2 - Bumper in
- Chit Chat + ice Breaking
- Invite Bintang tamu
- Hooker
- Bumper Out
Segmen 3 - Bumper in
- Chit Chat + Ice Breaking
- Invite Bintang tamu +
perform
- Bumper Out
Segmen 4 - Bumper in
- Chit Chat
- Invite bintang tamu
- Chit Chat + Ice Breaking
- Hooker
- Bumper out
Segmen 5 - Bumper in
- Chit Chat
- Tag to Perform
- Bumper Out
67
Segmen 6 - Bumper in SkakMat
- SkakMat
- Tag to Perform
Segmen 7
- Bumper in
- Resume and Closing
- Closing Song
- Credit title
Tabel 3.1. Segmen produksi program Bukan Empat Mata
3.3 Struktur Program Bukan 4 Mata
Gambar 3.3
Struktur Organisasi Program Bukan Empat Mata
Executive Producer
Producer
Associate Producer
Creative Team Production Assistant
Production Department Head 1
68
3.3.1 Jabaran Wewenang dan Tanggung jawab
Tim produksi televisi terbagi layaknya unsur dalam sebuah
organisasi yang memiliki perbedaan fungsi dan variasi pekerjaan. berikut
team yang tergabung dalam produksi dalam Station TV.
1. Production Department Head
Seorang Production Department Head merupakan orang
yang bertanggung jawab dalam membina SDM (Sumber Daya
Manusia) yang ada dalam seluruh kegiatan produksi agar
mencapai kualitas yang baik, lalu mengatur penempatan setiap tim
produksi dan memberikan tugas-tugas yang harus dikerjakan oleh
tim tersebut.
Ia pun bertanggung jawab untuk menjaga performance
seperti treatment, dan lain sebagainya terhadap program-program
yang berada di bawah tanggung jawabnya. Selain itu seorang
production department head pun harus menciptakan strategi-
strategi produksi program, melakukan koordinasi dengan bagian-
bagian terkait demi kelancaran produksi sebuah program dan
menjalin networking.
2. Eksekutif Produser
Seorang eksekutif produser merupakan orang yang
bertanggung jawab terhadap beberapa program dan beberapa
69
produser serta mengatur manajeman acara-acara dibawahnya
anatar lain : masalah budget; teknis; kreatif; dan berkordinasi
dengan departemen-departemen lainnya.
3. Produser
Bertanggung jawab untuk mengelola proses produksi
secara spesifik, concerned dengan pengelolaan staff dan kru
produksi, koordinasi antar departemen, production scheduling,
rencana produksi, memilih dan atau menginisiasi konsep program
bersama kreatif/writer. bekerjasama dengan director pada
eksekusi dan tetap bertanggung jawab terhadap hasil akhir
program secara menyeluruh sampai proses editing (jika
diperlukan).
Namun untuk saat ini tidak ada produser dalam tim
produksi Bukan Empat Mata. Jadi sementara seluruh tanggung
jawab produser dialihkan kepada Associate Producer.
3. Associate Producer
Associate producer atau bisa juga disebut junior produser
yang memiliki tanggungjawab sama seperti seorang produser
tetapi dengan program yang relative lebih kecil.
Namun karena saat ini tidak ada produser di program
Bukan Empat Mata maka Seorang associate producer di program
70
Bukan Empat Mata, mengambil alih beberapa tanggung jawab
sebagai produser dan ia pun memiliki tanggungjawab untuk me-
maintain program itu sendiri agar tetap mendapatkan rating dan
share yang bagus, kemudian menjaga keutuhan dari tm itu sendiri
sehingga dapat saling bekerja sama dalam mempertahankan rating
dan share program
4. Production Assistant
Pihak yang mengorganisasikan semua aspek teknis dalam
proses produksi, menyiapkan proses rehearsal, berkordinasi
dengan pihak terkait. Tak jarang PA juga membantu ketika
produksi berlangsung.
5. Creative Team
Pihak yang mengorganisasikan semua aspek kreatif/konten
program dalam proses produksi, Bertanggung jawab untuk
membuat skrip, rundown program, research materi yang terkait
dengan program, memastikan director dan talent memahami
konsep program sehingga eksekusi berjalan sesuai dengan konsep
yang diinginkan.
Dalam program Bukan Empat Mata, tim kreatif berperan
sangat penting, karena selain membuat rundown dan script, tim
kreatif Bukan Empat Mata bertanggung jawab untuk mengolah
71
data dari hasil rating dan share program, lalu memberikan usulan,
ide-ide yang kreatif dan masukan yang konstruktif untuk
kemajuan programnya.
Pada tahapan pra produksi jobdesk tim kreatif adalah
membuat tema untuk setiap episode di Bukan Empat Mata. Tema-
tema yang dipilih haruslah ‘earcatching’ . Serelah menentukan
tema-tema yang tepat maka tim kreatif harus menentukan siapa-
siapa saja bintang tamu yang sesuai dengan tema.
Dalam menentukan tema maupun bintang tamu, tim
kreatif tidak lepas dari jobdesknya yaitu melakukan riset. Dari
hasil riset itulah tim kreatif membuat pertanyaan-pertanyaan yang
akan ditulis dalam rundown dan yang akan ditanyakan kepada
bintang tamu nantinya.
Program Bukan Empat Mata akan melakukan shooting
setiap hari Selasa hingga Kamis. Program ini juga merupakan
program stripping, yang tayang dari Senin-Jumat, sehingga
produksi dilakukan secara live maupun tapping.
Pada saat beberapa jam sebelum produksi dimulai, tim
kreatif lah yang akan memberikan briefing singkat kepada para
crew, seperti floor director, audioman, production assistant dan
lainnya. Setelah itu mereka akan memastikan kedatangan para
72
bintang tamu dan kemudian memberikan briefing singkat tentang
rundown kepada bintang tamu maupun host-nya.
Dan pada saat shooting, tim kreatif akan mempersiapkan
pertanyaan apa saja yang akan ditanyakan kepada bintang tamu
nantinya dengan menggunakan laptop yang langsung tersambung
pada laptop yang akan digunakan oleh Tukul Arwana. Selain itu
tim kreatif jugalah yang harus mengawasi jalannya acara agar
tidak keluar dari rundown yang telah disepakati.
Program Bukan Empat Mata merupakan program
stripping, maka ada shooting tapping maupun live. Sehingga pada
tahapan pasca produksi, jika shooting secara tapping, maka ada
proses editing, namun tim kreatif tidak ikut ambil andil dalam
proses editing, tim kreatif hanya membantu untuk memilah-milah
mana yang layak atau tidak layak tayang. Sedangkan jika shooting
live maka yang ada hanyalah rapat evaluasi program dengan
seluruh crew, dan mencari tahu apa yang menjadi kendala pada
saat produksi berlangsung, kemudian mencari solusi atas kendala
tersebut.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa tugas sebagai tim
kreatif dalam sebuah program di TRANS7, khususnya program
Bukan Empat Mata adalah harus mampu menciptakan ide-ide
kreatif dan mengemasnya menjadi sebuah strategi-strategi yang
73
akhirnya dapat mempertahankan performa programnya, sehingga
dapat mempertahankan rating dan share programnya.
Dimana setiap harinya, hasil by minute yang menunjukkan
hasil rating dan share programnya selalu ditunggu-tunggu oleh
tim kreatif, lalu mencari tahu dalam segmen berapa dan seperti
apa yang diminati atau tidak diminati oleh audiens. Sehingga
dapat mengetahui strategi seperti apa yang harus dilakukan untuk
dapat memenuhi kebutuhan dari para audiensnya.
3.4 Narasumber
Narasumber adalah pihak yang memberikan sumber informasi
atau keterangan yang diperlukan. Narasumber bisa siapa saja dan dari
kalangan mana saja, termasuk juga orang-orang yang terlibat dalam
penelitian ini untuk menghasilkan fakta yang akurat untuk disajikan dan
diteliti lebih detail (Rakhmat, 2002:81).
Dalam penelitian ini, peneliti akan mewawancarai narasumber
yang keberadaannya dapat memberi masukan dan informasi yang
mendalam akan masalah penelitian. Informan yang berkompeten untuk
diwawancarai dan dimintai informasi sehubungan dengan penelitian ini
adalah Production Departement Head TRANS7, Produser, dan Tim
Creative, yaitu :
74
1. Production Department Head (AC)
Merupakan orang yang bertanggung jawab dalam membina SDM
(Sumber Daya Manusia) yang ada dalam seluruh kegiatan produksi
agar mencapai kualitas yang baik, lalu mengatur penempatan setiap
tim produksi dan memberikan tugas-tugas yang harus dikerjakan oleh
tim tersebut.
2. Associate Produser (APR)
Associate producer atau bisa juga disebut junior produser yang
memiliki tanggungjawab sama seperti seorang producer tetapi dengan
program yang relative lebih kecil.
Namun karena saat ini tidak ada produser di program Bukan Empat
Mata maka Seorang associate producer di program Bukan Empat
Mata, mengambil alih beberapa tanggung jawab sebagai produser dan
ia pun memiliki tanggungjawab untuk me-maintain program itu
sendiri agar tetap mendapatkan rating dan share yang bagus,
kemudian menjaga keutuhan dari tm itu sendiri sehingga dapat saling
bekerja sama dalam mempertahankan rating dan share program.
3. Kreatif (SL)
Pihak yang mengorganisasikan semua aspek kreatif/konten program
dalam proses produksi, Bertanggung jawab untuk membuat skrip,
rundown program, research materi yang terkait dengan program,
memastikan director dan talent memahami konsep program sehingga
eksekusi berjalan sesuai dengan konsep yang diinginkan.
75
3.5 Metode Penelitian
3.5.1 Teknik Pengumpulan Data
Beberapa metode pengumpulan data dalam penelitian
kualitatif menurut Lofland yaitu sumber data utama dalam
penelitian kualitatif ialah kata-kata, dan tindakan, selebihnya
adalah data tambahan, seperti dokumen dan lain-lain (Meleong,
2005: 157)
• Data Primer
Data primer didapat dengan melakukan wawancara
secara mendalam(in-depth-interview) terhadap para key
informan, yaitu dilakukan tanya jawab secara langsung
dengan Production Department Head TRANS7, Associate
Produser, dan tim Kreatif Bukan Empat Mata. Menurut
Barelson, metode in-deph-interview adalah satu teknik
penelitian untuk keperluan mendeskripsikan secara
objektif, sistematis, dan kualitatif secara manifest
(Meleong, 2004: 163). Kemudian dianalisis dan dibuat
suatu kesimpulan.
• Data Sekunder
Data sekunder didapat dengan cara studi
kepustakaan (literature) yaitu membaca buku-buku,
majalah serta data dan bahan referensi dari berbagai
76
sumber yang berhubungan atau berkaitan dengan
permasalah yang diteliti guna melengkapi data-data yang
sudah ada. Selain itu data-data program Bukan Empat
Mata yang didapat langsung dari tim produksi Bukan
Empat Mata.
3.5.2 Teknik Analisa Data
Analisi data pada penelitian ini adalah dengan melakukan
teknik deskriptif dengan model interaktif, dimulai dengan
pengumpulan data (primer dan sekunder) reduksi data, penyajian
data (kategori dan coding) kesimpulan dan verifikasi data
narasumber maupun company profile, strutur organisasi, table, dan
grafik data (Neuman, 1997: 427).
Analisa data adalah proses mengorganisasikan dan
mengurutkan data ke dalam pola, kategori, dan satuan uraian dasar
sehingga dapat ditemukan tema dan dapat dirumuskan hipotesis
kerja seperti yang disarankan oleh data. Dalam penelitian ini
menggunakan analisis data kualitatif, langkah-langkahnya adalah
sebagai berikut (Miles, 1992:12):
77
1. Pengumpulan Data
Pengamatan, wawancara, dan pengumpulan
dokumen-dokumen yang berkaitan dengan penelitian.
2. Reduksi Data
Reduksi data diartikan sebagai proses pemilihan,
pemusatan atau penyederhanaan, pengabstrakan dan
transformasi data kasar yang muncul dari catatan
lapangan, reduksi data berlangsung terus menerus selama
proses penelitian berlangsung. Reduksi data merupakan
suatu bentuk analisis yang menajamkan, menggolongkan,
mengarahkan, membuang data yang tidak perlu,
mengorganisasi data sedemikan rupa sehingga dapat
ditarik suatu kesimpulan. Reduksi data dilakukan dengan
cara membuat ringkasan, mengkode data, menelusur tema,
dan membuat gugus-gugus. Proses transformasi ini
berlangsung hingga laporan lengkap tersusun.
3. Penyajian Data
Penyajian data merupakan penyusunan,
pengumpulan informasi ke dalam suatu matrik atau
konfigurasi yang mudah dipahami. Konfigurasi semacam
ini aka memungkinkan adanya penarikan kesimpulan dan
pengambilan tindakan. Kecenderungan kognitif manusia
adalah penyederhanaan informasi yang kompleks ke
78
dalam suatu bentuk yang dapat dipahami secara gamblang.
Penyajian data yang sederhana dan mudah dipahami
adalah cara utama untuk menganalisis data deskriptif
kualitatif yang valid. Penyajian ini biasa dalam bentuk
matrik, grafik, atau bagan yang dirancang untuk
menghubungkan informasi.
4. Menarik Kesimpulan
Berangkat dari permulaan pengumpulan data,
peneliti mulai mencari makna dari data-data yang
terkumpul. Selanjutnya peneliti mencari arti dan
penjelasanya, kemudian menyusun pola-pola hubungan
tertentu ke dalam satuan informasi yang mudah dipahami
dan ditafsirkan. Data yang terkumpul disusun ke dalam
satuan-satuan, kemudian dikategorikan sesuai dengan
masalah-masalahnya. Data tersebut dihubungkan dan
dibandingkan antara satu sama lain sehingga mudah
ditarik kesimpulan sebagai jawaban dari sikap
permasalahan yang ada.
Dalam penelitian ini, penulis mengunakan teknik
analisis dengan naratif. Untuk mencapai tujuan penelitian,
maka teknik yang digunakan adalah mendeskripsikan dan
menganalisa data yang diperoleh secara kualitatif. Analisa
deskriptifnya hanya memaparkan situasi atau peristiwa.
79
Penulis hanya memaparkan kondisi apa adanya, melalui
wawancara mendalam dengan narasumber yang telah
terpilih.
3.6 Teknik Keabsahan Data
Banyak hasil penelitian kualitatif diragukan kebenarannya karena
beberapa hal, yaitu subjektivitas peneliti merupakan hal yang dominan dalam
penelitian kualitatif, alat penelitian yang diandalkan adalah wawancara dan
observasi mengandung banyak kelemahan ketika dilakukan secara terbuka dan
apalagi tanpa kontrol, dan sumber data kualitatif yang kurang kredible akan
mempengaruhi hasil akurasi penelitian. Oleh karena itu peneliti memilih Metode
Triangulasi untuk keabsahan data.
Metode trianggulasi lebih banyak menggunakan metode alam level
mikro, seperti bagaimana menggunakan beberapa metode pengumpulan data dan
analisis data sekaligus dalam sebuah penelitian, termasuk menggunakan
informan sebagai alat uji keabsahan dan analisis hasil penelitian. Asumsinya
bahwa informasi yang diperoleh peneliti melalui pengamatan akan lebih akurat
apabila juga digunakan interview atau menggunaan bahan dokumentasi untuk
mengoreksi keabsahan informasi yang telah diperoleh. Begitu pula hasil-hasil
analisis data yang dilakukan peneliti akan lebih akurat apabila dilakukan uji
keabsahan melalui uji silang dengan informan lain, termasuk dengan informan
penelitian (Bungin 2001 :203).
Teknik trianggulasi lebih mengutamakan efektivitas proses dan hasil
yang diinginkan. Oleh karena itu, trianggulasi dapat dilakukan dengan menguji
80
apakah proses dan hasil metode yang digunakan sudah berjalan dengan baik.
Sepeti (1) jika peneliti menggunakan wawancara mendalam dan observasi
partisipasi untuk pengumpulan data, maka peneliti harus menghimpun catatan
harian wawancara dengan informan serta catatan observasi (2) setelah itu
dilakukan uji silang terhadap materi catatan–catatan harian itu untuk memastikan
tidak ada informasiyang bertentangan antara catatan harian wawancara dan
catatan harian observasi. Apabila ternyata antara catatan harian wawancara dan
catatan harian kedua metode ada yang tidak relevan, peneliti harus mengonfimasi
perbedaan itu kepada informan .(3) hasil konfimasi itu perlu diuji lagi dengan
informasi-informasi sebelumnya karena bisa jadi hasil konfimasi itu
bertentangan dengan informasi-informasi yang telah dihimpun sebelumnya dari
informan atau dari sumber-sumber lain. Apabila ada yang berbeda, peneliti terus
menelusuri perbedaan-perbedaan itu sampai peneliti menemukan sumber
perbedaan dan materi perbedaannya, kemudian dilakukan konfirmasi dengan
informan dan sumber-sumber lain (Bungin 2001:203-204).
Proses trianggulasi tersebut di atas dilakukan tersu-menerus sepanjang
proses mengumpulkan data dan analisis data, sampai suatu saat peneliti yakin
bahwa sudah tidak ada lagi perbedaan-perbedaan, dan tidak ada lagi yang perlu
dikonfirmasikan kepada informan.
Trianggulasi juga dapat dilakukan dengan menguji pemahaman peneliti
dengan pemahaman informan tentang hal-hal yang diinformasikan informan
kepada peneliti. Hal ini perlu dilakukan mengingat dalam penelitian kualitatif,
persoalan pemahaman makna suatu hal bisa jadi berbeda antara orang satu dan
lainnya. Termasuk juga kemungkinan perbedaan informan dengan peneliti.
81
Dengan banyaknya kemungkinan terhadap hal-hal yang dapat menimbulkan
pemaknaan ganda oleh informan maupun peneliti, untuk masalah seperti ini
triangulasi dapat dilakukan melalui dua cara, yaitu pertama, dilaukan setelah
wawancara atau observasi dilakukan. Peneliti langsung, melakukan uji
pemahaman kepada informan. Namun apabila wawancara itu akan dilakukan
beberapa kali, dimana peneliti sendiri belum bisa memastikan kapan wawancara
itu akan berakhir, uji pemahaman akan dilakukan pada wawancara berikutnya.
Uji pemahaman dapat pula dilakukan di akhir penelitian ketika semua informasi
sudah dipresentasikan dalam draf laporan, kemudian sebelum hasil penelitian itu
dipublikasikan, peneliti dapat meminta informan untuk membaca kembali draf
laporan penelitian itu. Langkah ini biasanya paling komprehensif bagi informan
untuk menguji apakah semua informasi yang diberikan dipahami secara benar
oleh peneliti berdasarkan apa yang dimaksudkan pula oleh informan. Selain itu
langkah ini pula bermanfaat untuk mengkonfimasikan berbagai informasi yang
peneliti peroleh dari informan lain bahkan sumber-sumbr lain karena bisa jadi
pada h\tahap akhir semacam ini masih ada saja perbedaan-perbedaan informasi
maupun pemaknaan informasi yang terjadi di antara kedua (berbagai) belah
pihak.
Apabila proses uji akhir ini dilakukan tanpa complain dan komentar dari
informan, maka draf laporan sudah dapat dipresentasikan. Namun, apabila ada
complain dan komentar dari informan, peneliti berkewajiban mencari dimana
sumber kesalahan informasi dan pemahaman sehingga muncul complain dari
komentar informan (Bungin 2001:205).
82
Triangulasi diperlukan karena setiap teknik memiliki keunggulan dan
kelemahan sendirinya. Dengan demikian tringulasi memungkinkan tanggapan
realitas secara lebih valid (McGraw Hills, 1978: 174).
Trianggulasi memiliki empat tipe antara lain :
1. Trianggulasi Sumber: Mengguanakan berbagai sumber data seperti
dokumen, arsip, hasil wawancara, hasil observasi atau juga dengan
mewawancarai lebih dari satu subjek yang dianggap memiliki sudut pandang
yang berbeda.
2. Trianggulasi Metode: Penggunaan berbagai metode untuk meneliti suatu
hal, seperti metode wawancara dan metode observasi. Dalam penelitian ini,
peneliti melakukan metode wawancara yang ditunjang dengan metode
observasi pada saat wawancara dilakukan.
3. Trianggulasi Penyidik: Adanya pengamat di luar peneliti yang turut
memeriksa hasil pengumpulan data. Dalam penelitian ini, dosen pembimbing
studi kasus bertindak Sebagai pengamat (expert judgement) yang
memberikan masukan terhadap hasil pengumpulan data.
4. Trianggulasi Teori: Penggunaan berbagai teori yang berlaianan untuk
memastikan bahwa data yang dikumpulkan sudah memasuki syarat.
Pada penelitian ini, penulis menggunakan Trianggulasi Teori, yang
dimana menganalisi data penlitian, peneliti menggunakan beberapa konsep
seperti Strategi Produksi Program Televisi (Pra Produksi, Proses Produksi, Pasca
Produksi), dan Analisis SWOT.
83
Uji keabsahan melalui trianggulasi ini dilakukan karena dalam penelitian
kualitatif, untuk menguji keabsahan informasi tidak dapat dilakukan dengan alat-
alat uji statistic. Begitu pula materi kebenaran tidak diuji berdasarkan kebenaran
alat sehingga substansi kebenaran tergantung pada kebenaran intersubjektif. Oleh
karena itu, seseuatu yang dianggap benar apabila kebenaran itu mewakili
kebenaran orang banyak atau kebenaran stakeholder. Kebenaran bukan saja
muncul dari wacana etik, namun juga muncul menjadi wacana etik dari
masyarakat yang diteliti.
Beberapa cara menentukan keabsahan data, yaitu (Bryman, 2008:376):
1. Kredibilitas
Apakah proses dan hasil penelitian dapat diterima atau dipercaya.
Penerapan derajat kepercayaan pada dasarnya menggantikan konsep
validitas internal dari nonkualitatif. Dalam menguji keabsahan data
peneliti menggunakan teknik observasi secara terus menerus dan
sungguh-sungguh. Sehinga peneliti semakin mendalami fenomena social
yang diteliti seperti apa adanya. Peneliti juga melakukan transkrip dari
wawancara, kemudian coding ke dalam tahapan coding, mulai dari open
coding, axial coding, dan selective coding. Sehingga bisa dianalisis
dengan akurat.
2. Transferabilitas, yaitu apakah hasil penelitian ini dapat diterapkan
pada situasi yang lain. Konsep validitas itu menyatakan bahwa
generelisasi suatu penemuan dapat berlaku atau diterapkan pada semua
konteks dalam populasi yang sama atas dasar penemuan yang diperoleh
pada sampel yang secara representative mewakili populasi itu. Dalam
84
penelitian ini kualitas transferability menyajikan data deskriptif lebih
lengkap, misalnya melalui latar belakang informan, jawaban dari
pertanyaan wawancara, peran informan dalam perusahaan, dan lain-lain.
3. Dependability, yaitu apakah hasil penelitian mengacu pada
kekonsistenan peneliti dalam mengumpulkan data, membentuk, dan
menggunakan konsep-konsep ketika membuat interpretasi untuk menarik
kesimpulan. Pada penelitian ini dapat dikatakan dependability atau
ketergantungan pada pebelitian ini dilakukan secara cermat dan berhati-
hati menggunakan data yang dipercaya. Serta secara konsisten
mendapatkan data dari wawancara langsung ataupun observasi langsung
dari lapangan. Kemudian peneliti ini ditarik kesimpulan dengan
menggunakan metode penelitian yang tepat.
4. Konfirmabilitas, yaitu apakah hasil penelitian dapat dibuktikan
kebenarannya di mana hasil penelitian sesuai dengan data yang
dikumpulkan dan dicantumkan dalam laporan lapangan. Hal ini dilakukan
dengan memperlihatkan hasil penelitian pada informan yang kemudian
dikonfirmasi oleh informan agar hasil dapat lebih objektif. Untuk
memenuhi standar konfirmabilitas, peneliti mendapatkan pernyataan dari
informan tentang keabsahan laporan penelitian ini.
85
3.7 Kelemahan dan Keterbatasan Penelitian
Setiap penelitian untuk pemula memiliki beberapa kelemahan dan
keterbatasan yang bisa membuat penelitian ini tidak sebagaimana yang
diinginkan. Keterbatasan dan kelemahan peneliti yakni :
• Data-data yang terbatas dan sulit diperoleh, karena dianggap
merupakan data internal pribadi perusahaan yang tidak bisa di
ungkap.
• Adanya kesulitan dalam analisa. Karena luasnya dan banyaknya
data yang diteliti hingga peneliti kadang bersifat subjektif dalam
menginterpretasikan materi yang ada
• Sulitnya memperoleh waktu yang tepat dalam melakukan
wawancara dengan informan.