2. Ssp-sensorik n Motorik

Post on 24-Oct-2015

100 views 3 download

Transcript of 2. Ssp-sensorik n Motorik

SUSUNAN SARAF PUSAT SUSUNAN SARAF PUSAT - FUNGSI SENSORIK -- FUNGSI SENSORIK -

Zahreni HamzahZahreni HamzahRahardyan ParnaadjiRahardyan Parnaadji

Lab. Fisiologi – Bag. BiomedikLab. Fisiologi – Bag. Biomedik

NEURON AFFERENT DARI SARAF PERIFER

SINAPS DI SSP

NEURON EFFERENT DARI SARAF PERIFER (td. Saraf somatik-

/motorik & Autonom

RESEPTOR

JARINGANTARGET

HANTARAN IMPULS DALAM

SISTEM SARAF

FUNGSI SENSORIK SSP

FUNGSI MOTORIK SSP

SUSUNAN SARAF PUSAT

MACAM2 RESEPTOR SENSORIK MACAM2 RESEPTOR SENSORIK (1)(1)

1.1. MEKANORESEPTORMEKANORESEPTOR– Rangsangan yg adekuat adalah Rangsangan yg adekuat adalah deformasi jaringandeformasi jaringan– Jenis reseptor unt kepekaan pd Jenis reseptor unt kepekaan pd perabaan kulitperabaan kulit (dermis & (dermis &

epidermis): epidermis): Ujung saraf bebas (free nerve endings), Ujung saraf bebas (free nerve endings), Ujung reseptor melebar : Diskus Merkels, beberapa variasi lainUjung reseptor melebar : Diskus Merkels, beberapa variasi lain Ujung tangkai (Spray endings) : ujung RuffiniUjung tangkai (Spray endings) : ujung Ruffini Ujung berselaput (Encapsulated endings) : Badan Meissner, Ujung berselaput (Encapsulated endings) : Badan Meissner,

badan Krausebadan Krause Organ Ujung Rambut (hair end-Organs)Organ Ujung Rambut (hair end-Organs)

– Jenis reseptor untuk Jenis reseptor untuk kepekaan jaringan dalamkepekaan jaringan dalam Ujung saraf bebasUjung saraf bebas Ujung saraf yg meluasUjung saraf yg meluas Ujung tangkai : RuffiniUjung tangkai : Ruffini Ujung berselaput : Badan Pacini, dan bbrp bentuk variasinyaUjung berselaput : Badan Pacini, dan bbrp bentuk variasinya Ujung otot : Kumparan otot, reseptor tendon GolgiUjung otot : Kumparan otot, reseptor tendon Golgi

– Jenis reseptor Jenis reseptor PendengaranPendengaran : reseptor suara pd koklea : reseptor suara pd koklea– Jenis reseptor Jenis reseptor keseimbangankeseimbangan : reseptor vestibular : reseptor vestibular– Jenis reseptor Jenis reseptor Tekanan ArteriTekanan Arteri : reseptor pd sinus karotikus & : reseptor pd sinus karotikus &

aortaaorta

MACAM2 RESEPTOR SENSORIK MACAM2 RESEPTOR SENSORIK (2)(2)

2. TERMORESEPTOR2. TERMORESEPTOR– Rangsangan yg adekuat adalah perubahan suhuRangsangan yg adekuat adalah perubahan suhu– Jenis reseptor unt dingin : reseptor dinginJenis reseptor unt dingin : reseptor dingin– Jenis reseptor unt hangat : reseptor hangatJenis reseptor unt hangat : reseptor hangat

3. NOSISEPTOR (reseptor nyeri)3. NOSISEPTOR (reseptor nyeri)– Rangsangan yg adekuat adalah kerusakan jaringanRangsangan yg adekuat adalah kerusakan jaringan– Jenis reseptor unt rasa sakit : ujung saraf bebasJenis reseptor unt rasa sakit : ujung saraf bebas

4. RESEPTOR ELEKTROMAGNETIK4. RESEPTOR ELEKTROMAGNETIK– Rangsangan yg adekuat adalah perubahan cahayaRangsangan yg adekuat adalah perubahan cahaya– Jenis reseptor penglihatan : sel batang, sel kerucutJenis reseptor penglihatan : sel batang, sel kerucut

MACAM2 RESEPTOR SENSORIK MACAM2 RESEPTOR SENSORIK (3)(3)

5. KEMORESEPTOR5. KEMORESEPTOR– Rangsangan yg adekuat adalah perubahan kimiawi Rangsangan yg adekuat adalah perubahan kimiawi

tubuhtubuh– Jenis reseptor pengecap : taste budsJenis reseptor pengecap : taste buds– Jenis reseptor pembau : epitel olfaktoriusJenis reseptor pembau : epitel olfaktorius– Jenis reseptor oksigen dlm arteri : reseptor pd Jenis reseptor oksigen dlm arteri : reseptor pd

aorta dan badan karotisaorta dan badan karotis– Jenis reseptor osmolalitas cairan : neuron2 di dlm Jenis reseptor osmolalitas cairan : neuron2 di dlm

atau dekat nuclei supraopticusatau dekat nuclei supraopticus– Jenis reseptor COJenis reseptor CO22 dlm darah : reseptor yg terletak dlm darah : reseptor yg terletak

di dlm atau pd permukaan medula dan dlm pd di dlm atau pd permukaan medula dan dlm pd aorta dan badan karotisaorta dan badan karotis

– Jenis reseptor kadar glukosa darah, asam amino, Jenis reseptor kadar glukosa darah, asam amino, asam lemak dlm darah : reseptor2 dlm asam lemak dlm darah : reseptor2 dlm hipotalamushipotalamus

General Mechanism of Olfactory Transduction

NoseNoseAccepts odorant transform into electrical energy of the nervous system

Penghantaran sensasi bau ke Penghantaran sensasi bau ke SSPSSP

Zat yang berbauZat yang berbau sel olfactorio sel olfactorio (reseptor)(reseptor)

Bulbus olfactoriusBulbus olfactorius

Tractus olfactoriusTractus olfactorius

HipotalamusHipotalamus

TalamusTalamus

HipokampusHipokampus

Nuclei Batang OtakNuclei Batang Otak

Hidung tersumbat dapat disebabkan Hidung tersumbat dapat disebabkan oleh beberapa hal, seperti oleh beberapa hal, seperti pembengkakan konka atau bagian dari pembengkakan konka atau bagian dari saluran udara hidung yang letaknya di saluran udara hidung yang letaknya di bagian dalam batang hidung bagian dalam batang hidung mengalami pembengkakan sehingga mengalami pembengkakan sehingga menyumbat aliran udara. menyumbat aliran udara.

Hal ini diakibatkan karena radang Hal ini diakibatkan karena radang akibat infeksi (misalkan influenza), akibat infeksi (misalkan influenza), alergi, dll; atau adanya polip yang alergi, dll; atau adanya polip yang menyumbat aliran udara yang masuk menyumbat aliran udara yang masuk ke dalam rongga hidung.ke dalam rongga hidung.

Mendengus…….Mendengus……. Merupakan gerakan yang menyertakan Merupakan gerakan yang menyertakan

kontraksi bagian bawah lubang hidung pada kontraksi bagian bawah lubang hidung pada septum untuk membantu membiasakan arus septum untuk membantu membiasakan arus udara ke atas.udara ke atas.

Merupakan gerakan semirefleks (untuk bau yang Merupakan gerakan semirefleks (untuk bau yang menarik perhatian).menarik perhatian).

Peningkatan sensasi bau melalui mekanisme:Peningkatan sensasi bau melalui mekanisme: Bagian rongga hidung yang mengandung Bagian rongga hidung yang mengandung

reseptor pencium mendapat ventilasi udara reseptor pencium mendapat ventilasi udara yang sedikit.yang sedikit.

Udara bergerak melalui bagian bawah rongga Udara bergerak melalui bagian bawah rongga hidung pada stiap siklus pernafasan mengenai hidung pada stiap siklus pernafasan mengenai mukus membrana penciuman.mukus membrana penciuman.

Jumlah udara yang yang mencapai bagian ini Jumlah udara yang yang mencapai bagian ini akan meningkat dengan mendengus.akan meningkat dengan mendengus.

Peranan serabut nyeri pada Peranan serabut nyeri pada hidunghidung

Ujung serabut nyeri nervus trigeminus Ujung serabut nyeri nervus trigeminus ditemukan pada membrana mukosa ditemukan pada membrana mukosa hidung.hidung.

Serabut ini terangsang oleh zat yang Serabut ini terangsang oleh zat yang menyengat.menyengat.

Perasaan menyengat komponen yang Perasaan menyengat komponen yang timbul dari trigeminus merupakan timbul dari trigeminus merupakan komponen dari bau yang khas dari zat komponen dari bau yang khas dari zat tersebut (mis klor, mentol, formalin dll).tersebut (mis klor, mentol, formalin dll).

Ujung-ujung ini juga bertanggung jawab Ujung-ujung ini juga bertanggung jawab untuk emnimbulkan reflek bersin, untuk emnimbulkan reflek bersin, mengeluarkan air mata, seska nafas dll. mengeluarkan air mata, seska nafas dll.

Sensasi primer pada Sensasi primer pada penciumanpenciuman

Bau kamferBau kamfer Bau musky (bahan utama Bau musky (bahan utama

pembuat parfum)pembuat parfum) Bau harumBau harum Bau permenBau permen Bau eterBau eter Bau pidasBau pidas Bau busukBau busuk

Kelainan menghidu antara lain:Kelainan menghidu antara lain: Anosmia, yaitu hilangnya daya membau. Anosmia, yaitu hilangnya daya membau. Hiposmia yaitu berkurangnya kepekaan Hiposmia yaitu berkurangnya kepekaan

membau membau Disosmia yaitu distorsi daya membau. Disosmia yaitu distorsi daya membau.

Pada manusia ditemukan beberapa jenis Pada manusia ditemukan beberapa jenis anosmia yang berlainan dimana kelainan-anosmia yang berlainan dimana kelainan-kelainan ini diperkirakan disebabkan oleh kelainan ini diperkirakan disebabkan oleh gangguan fungsi pada reseptor bau. gangguan fungsi pada reseptor bau.

Ambang penciuman meningkat seiring Ambang penciuman meningkat seiring dengan pertambahan usia dan lebih dari 75% dengan pertambahan usia dan lebih dari 75% orang berusia di atas 80 tahun mengalami orang berusia di atas 80 tahun mengalami gangguan identifikasi bau.gangguan identifikasi bau.

LidahLidahAccepts chemicals on taste buds transform into electrical energy of the nervous system

TasteTaste

Taste PathwaysTaste Pathways

Saliva production

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI RASAFAKTOR YANG MEMPENGARUHI RASA

1. SENYAWA KIMIA1. SENYAWA KIMIA a. Rasa ASAMa. Rasa ASAM Intensitas rasa ditentukan oleh konsentrasi Intensitas rasa ditentukan oleh konsentrasi

ion Hion H+ + yang dihasilkan dari hidrolisis asam.yang dihasilkan dari hidrolisis asam.b. Rasa ASINb. Rasa ASIN

Ditimbulkan oleh garam-garam yang Ditimbulkan oleh garam-garam yang terionisasiterionisasic. Rasa PAHITc. Rasa PAHITDisebabkan oleh alkaloid. Disebabkan oleh alkaloid. Mis. Kafein, quinin, striknin, nikotin.Mis. Kafein, quinin, striknin, nikotin.

d.Rasa MANISd.Rasa MANIS

Disebabkan senyawa organik alifatik Disebabkan senyawa organik alifatik yang mengandung gugus OH, beberapa yang mengandung gugus OH, beberapa asam amino, aldehid dan gliserol.asam amino, aldehid dan gliserol.

Zat kimia organikZat kimia organik: gula, glikol, alkohol, : gula, glikol, alkohol, aldehida, keton, amida, ester, asam aldehida, keton, amida, ester, asam amino, asam sulfonat, asam halogen.amino, asam sulfonat, asam halogen.

Zat Kimia an organikZat Kimia an organik: Garam : Garam anorganik dari timah hitam dan berilium.anorganik dari timah hitam dan berilium.

2. SUHU2. SUHU

Sensitivitas berkurang pada perubahan Sensitivitas berkurang pada perubahan suhu yang dapt menimbulkan suhu yang dapt menimbulkan perbedaan rasa.perbedaan rasa.

Makanan atau minuman yang terlalu Makanan atau minuman yang terlalu panas dapat merusak taste bud, tetapi panas dapat merusak taste bud, tetapi sel yang rusak akan diganti dalam sel yang rusak akan diganti dalam beberapa hari.beberapa hari.

Makanan yang digin dapat “membius” Makanan yang digin dapat “membius” putik kecap, sehingga tidak peka lagi.putik kecap, sehingga tidak peka lagi.

3. KONSENTRASI3. KONSENTRASI

ThresholdThreshold atau ambang rasa atau ambang rasa merupakan batas terendah suatu merupakan batas terendah suatu rasa, agar masih bisa dirasakan.rasa, agar masih bisa dirasakan.

Threshold dapat tidak sama pada Threshold dapat tidak sama pada setiap orang dan tidak sama pada setiap orang dan tidak sama pada arasa yang berbeda.arasa yang berbeda.

Ambang RasaAmbang Rasa Rasa Asam (As. Hidroklorida) Rasa Asam (As. Hidroklorida) 9 x 109 x 10-4-4

Rasa Asin (Na Cl) Rasa Asin (Na Cl) 1 x 101 x 10-2-2 Rasa Manis (sukrosa) 1 x 10Rasa Manis (sukrosa) 1 x 10-2-2 Rasa pahit (quinin) 8 x 10Rasa pahit (quinin) 8 x 10-6-6

Indera rasa pahit lebih peka daripada rasa Indera rasa pahit lebih peka daripada rasa lain untuk fungsi perlindungan.lain untuk fungsi perlindungan.

4. INTERAKSI DG KOMPONEN LAIN4. INTERAKSI DG KOMPONEN LAIN

Komponen rasa lain berinteraksi Komponen rasa lain berinteraksi dengan rasa primer yang dapat dengan rasa primer yang dapat mengakibatkan peningkatan atau mengakibatkan peningkatan atau penurunan intensitas rasa.penurunan intensitas rasa.

Efek interaksi berbeda pada tingkat Efek interaksi berbeda pada tingkat konsentrasi dan thresholdnya.konsentrasi dan thresholdnya.

Mis. Penambahan gula akan Mis. Penambahan gula akan mengurangi rasa asin pada Na Cl.mengurangi rasa asin pada Na Cl.

5. STRUKTUR KIMIA DAN RASA5. STRUKTUR KIMIA DAN RASA

Perubahankecil dari struktur kimia Perubahankecil dari struktur kimia dapat merubah rasa dari senyawa dapat merubah rasa dari senyawa (rasa manis menjadi pahit atau (rasa manis menjadi pahit atau hambar)hambar)

Mis:Mis:

Efek subsitusi dari sakarin, Efek subsitusi dari sakarin, penambuahan gugus nitro pada penambuahan gugus nitro pada posisi meta dapat membuat senyawa posisi meta dapat membuat senyawa lebih pahit. lebih pahit.

6. CITA RASA TIRUAN (6. CITA RASA TIRUAN (SYNTHETIC SYNTHETIC FLAVOURINGFLAVOURING))

Umumnya senyawa ester yang dapat Umumnya senyawa ester yang dapat memberikan aroma buah-buahan:memberikan aroma buah-buahan:

- amil asetat menyerupai aroma pisang.- amil asetat menyerupai aroma pisang.

- amil kaproat menyerupai aroma apel, - amil kaproat menyerupai aroma apel,

nanas.nanas.

- benzyl asetat menyerupai aroma - benzyl asetat menyerupai aroma

strawberry.strawberry.

7. PEMBANGKIT CITARASA 7. PEMBANGKIT CITARASA (FLAVOUR (FLAVOUR ENHANCEMENT) ENHANCEMENT)

Bahan-bahan yang dapat Bahan-bahan yang dapat menimbulkan rasa enak atau menimbulkan rasa enak atau menekan rasa yang tidak menekan rasa yang tidak diinginkan (bahan tsb tidak atau diinginkan (bahan tsb tidak atau sedikit mempunyai citarasa).sedikit mempunyai citarasa).

Mis. Monosodium glutamatMis. Monosodium glutamat

Penghantaran signal Penghantaran signal ke SSPke SSP 2/3 anterior lidah:2/3 anterior lidah:

N VI melalui chorda tymphaniN VI melalui chorda tymphani 1/3 posterior lidah:1/3 posterior lidah:

N IX (Vagus)N IX (Vagus)

Bergabung pada medulla Bergabung pada medulla oblongata kemudian ke talamus.oblongata kemudian ke talamus.

BUTA RASABUTA RASA

Ditemukan pada 30% penduduk Ditemukan pada 30% penduduk kauksoidkauksoid

Bersifat autosomal resesifBersifat autosomal resesif Terutama untuk jenis senyawa tioureaTerutama untuk jenis senyawa tiourea Diketahui setelah pemeriksaan PTC Diketahui setelah pemeriksaan PTC

(dengan Feniltiokarbamida) tidak (dengan Feniltiokarbamida) tidak dapat merasakan asam pada bahan dapat merasakan asam pada bahan tersebut.tersebut.

Asam Hydrochloric (Asam) 100 Asam Hydrochloric (Asam) 100 µµmol/Lmol/L Na Cl (asin) 2000 Na Cl (asin) 2000 µµmol/Lmol/L Strychnine Hydrochloride Strychnine Hydrochloride

(pahit) 1,6 (pahit) 1,6 µµmol/L mol/L Glukose (manis) 80000 Glukose (manis) 80000 µµmol/Lmol/L Sukrose (manis) 10000 Sukrose (manis) 10000 µµmol/Lmol/L Sakarin (manis) 23 Sakarin (manis) 23 µµmol/Lmol/L

AMBANG RASAAMBANG RASA

Diskriminasi rasa pada manusia relatif kasar.Diskriminasi rasa pada manusia relatif kasar.

Perubahan dapat diketahui apabila konsentrasi Perubahan dapat diketahui apabila konsentrasi zat lebih banyak 30% dari zat sebelumnya. zat lebih banyak 30% dari zat sebelumnya.

TYMPHANUM

MALEUSINCUS STAPES

Penghantaran SuaraPenghantaran Suara

Getaran cairan akan menggerakkan Getaran cairan akan menggerakkan membran reissmer dan menggetarkan membran reissmer dan menggetarkan cairan limfa ke saluran tengah.cairan limfa ke saluran tengah.

Getaran ini akan menggetarkan selaput Getaran ini akan menggetarkan selaput basiler yang akan menggerakkan sel-sel basiler yang akan menggerakkan sel-sel rambut ke atas dan bawah.rambut ke atas dan bawah.

Ketika rambut-rambut sel menyentuh Ketika rambut-rambut sel menyentuh membran basiler pada organ korti akan membran basiler pada organ korti akan menghasilkan impuls yang di kirim ke otakmenghasilkan impuls yang di kirim ke otak

KELAINAN PENDENGARANKELAINAN PENDENGARAN

Tuli Permanen (Tuli Saraf)Tuli Permanen (Tuli Saraf)

Kerusakan koklea/Nervus Auditorius Kerusakan koklea/Nervus Auditorius vestibulococlearis vestibulococlearis

(Ex. Tumor pada Nervus acuaticus)(Ex. Tumor pada Nervus acuaticus) Tuli KonduksiTuli Konduksi

Kerusakan mekanisme telinga tengah Kerusakan mekanisme telinga tengah untuk mentransmisikan suara ke dalam untuk mentransmisikan suara ke dalam koklea koklea

(Ex. Destruksi Tulang Pendengaran).(Ex. Destruksi Tulang Pendengaran).

ALAT BANTU DENGARALAT BANTU DENGAR Cochlear Implant adalah alat Bantu dengar Cochlear Implant adalah alat Bantu dengar

yang dipasang didalam rumah siput yang dipasang didalam rumah siput (Cochlear). (Cochlear).

Fungsinya adalah untuk merangsang syaraf Fungsinya adalah untuk merangsang syaraf pendengaran secara langsung dan pendengaran secara langsung dan menggantikan sebagian fungsi rumah siput menggantikan sebagian fungsi rumah siput dalam menangkap dan meneruskan dalam menangkap dan meneruskan gelombang suara ke otak. Oleh otak, gelombang suara ke otak. Oleh otak, gelombang listrik ini diterjemahkan sebagai gelombang listrik ini diterjemahkan sebagai suara. suara.

R E T I N AR E T I N A

Merupakan bagian mata yang Merupakan bagian mata yang peka terhadap cahaya.peka terhadap cahaya.

Terdiri dari:Terdiri dari:

Sel kerucut (penglihatan WARNA)Sel kerucut (penglihatan WARNA)

Sel Batang (penglihatan dalam Sel Batang (penglihatan dalam GELAP)GELAP)

Sel Batang Sel Batang (penglihatan dalam GELAP)(penglihatan dalam GELAP)

Lebih pipih.Lebih pipih. Lebih panjang.Lebih panjang. Diameter 2-5 u.Diameter 2-5 u. Terdiri dari rodopsinTerdiri dari rodopsin

RODOPSIN

PRELUMIRODOPSIN (n detik)

LUMIRODOPSIN (n detik)

METARODOPSIN I (m detik)

METARODOPSIN II (m detik)

all trans RETINAL

all trans RETINOL (Vit A)

II cis RETINAL

II cis RETINOL

Isomerase

Isomerase

opsin

menit

ADAPTASI TERANG

energi cahaya

mengabsorbsi

mem

ben

tuk

ADAPTASI GELAP

dikatalisis

terurai menjadi

SIKLUS PENGLIHATAN

Adaptasi GelapAdaptasi Gelap

Semua retinal dan opsin diubah menjadi Semua retinal dan opsin diubah menjadi pigmen yang peka terhadap cahaya.pigmen yang peka terhadap cahaya.

Vitamin A banyak diubah menjadi retinal.Vitamin A banyak diubah menjadi retinal. Diubah menjadi pigmen yang peka Diubah menjadi pigmen yang peka

cahaya.cahaya. Reseptor penglihatan secara bertahap Reseptor penglihatan secara bertahap

menjadi mudah terangsang dengan menjadi mudah terangsang dengan cahaya yang sedikit.cahaya yang sedikit.

Fotokimiawi yang terdapat dalam Fotokimiawi yang terdapat dalam sel batang dan kerucut sel batang dan kerucut berkurang karena diubah menjadi berkurang karena diubah menjadi retinal dan opsinretinal dan opsin..

Diubah menjadi vitamin A.Diubah menjadi vitamin A. Bahan kimia menjadi berkurang Bahan kimia menjadi berkurang

sehingga sensitivitas mata sehingga sensitivitas mata terhadap cahaya berkurang.terhadap cahaya berkurang.

Adaptasi Terang

Rabun SenjaRabun Senja

Defisiensi Vitamin A.Defisiensi Vitamin A. Tidak cukup tersedianya vitamin Tidak cukup tersedianya vitamin

A yang dibentuk menjadi retinal A yang dibentuk menjadi retinal dalam jumlah yang adekuat dalam jumlah yang adekuat sehingga jumlah rodopsin yang sehingga jumlah rodopsin yang dibentuk dalam sel batang dibentuk dalam sel batang menjadi kurang.menjadi kurang.

Penglihatan WarnaPenglihatan Warna

Sel kerucut peka terhadap warna Sel kerucut peka terhadap warna cahayacahaya

Mata manusia dapat mendekati Mata manusia dapat mendekati hampir semua gradasi warna, bila hampir semua gradasi warna, bila cahaya monokromatik dari warna cahaya monokromatik dari warna merah, hijau, dan biru merah, hijau, dan biru dipersatukan dengan berbagai dipersatukan dengan berbagai kombinasi.kombinasi.

Sel Kerucut Sel Kerucut (penglihatan WARNA)(penglihatan WARNA)

Ujung atas Ujung atas berbentuk kerucut.berbentuk kerucut.

Diameter 5-8 uDiameter 5-8 u Terdiri dari Iodopsin.Terdiri dari Iodopsin.

Ada 3 tipe sel kerucut (hijau, biru dan Ada 3 tipe sel kerucut (hijau, biru dan merah), dimana setiap sel ini dapat merah), dimana setiap sel ini dapat berespon secara maksimal terhadap berespon secara maksimal terhadap berbagai macam warna.berbagai macam warna.

Misalnya:Misalnya:

B : H : M = 0 : 42 : 99 JinggaB : H : M = 0 : 42 : 99 Jingga

83 : 83 : 0 Kuning83 : 83 : 0 Kuning

37 : 67 : 36 Hijau37 : 67 : 36 Hijau

97 : 0 : 0 Biru. 97 : 0 : 0 Biru.

Buta WarnaButa Warna

Bila mata tidak mempunyai Bila mata tidak mempunyai sekelompok sel kerucut yang sekelompok sel kerucut yang dapat menerima warna sehingga dapat menerima warna sehingga tidak dapat membedakan warna tidak dapat membedakan warna

Tactile systemTactile system

Perbedaan pada Perbedaan pada indera taktilindera taktil Sensasi raba:Sensasi raba:

Pada umumnya disebabkan oleh Pada umumnya disebabkan oleh perangsangan reseptor taktil yang terdapat perangsangan reseptor taktil yang terdapat pada kulit dan di bawah kulit.pada kulit dan di bawah kulit.

Sensasi Tekan:Sensasi Tekan:

Disebabkan adanya perubahan jaringan Disebabkan adanya perubahan jaringan yang lebih dalamyang lebih dalam

Sensasi GetaranSensasi Getaran

Disebabkan oleh sinyal sensorik yang Disebabkan oleh sinyal sensorik yang datang berulang-ulangdatang berulang-ulang

Reseptor taktilReseptor taktil

Ujung saraf bebas:Ujung saraf bebas: Banyak dijumpai di semua bagian Banyak dijumpai di semua bagian

kulit.kulit. Dapat mendeteksi rabaan dan Dapat mendeteksi rabaan dan

tekanan.tekanan.

Badan MeissnerBadan Meissner

Dapat dijumpai pada bagian kulit yang Dapat dijumpai pada bagian kulit yang tidak berambut (Ex. ujung jari, bibir).tidak berambut (Ex. ujung jari, bibir).

Mempunyai kemampuan mengendalikan Mempunyai kemampuan mengendalikan titik tubuh yang teraba.titik tubuh yang teraba.

Dapat beradaptasi dengan cepat (2 dt Dapat beradaptasi dengan cepat (2 dt setelah dirangsang).setelah dirangsang).

Peka terhadap pergerakan obyekdan Peka terhadap pergerakan obyekdan frekwensi getaran rendah.frekwensi getaran rendah.

Reseptor TaktilReseptor Taktil

Diskus MerkelDiskus Merkel Dijumpai di ujung jari, Kulit Dijumpai di ujung jari, Kulit

rambut.rambut. Menjalankan sinyal untuk Menjalankan sinyal untuk

menentukan macam perabaan menentukan macam perabaan suatu obyek pada kulit.suatu obyek pada kulit.

Organ Ujung RambutOrgan Ujung Rambut

Mendeteksi pergerakan obyek pada Mendeteksi pergerakan obyek pada permukaan tubuh.permukaan tubuh.

Ujung Organ RufiniUjung Organ Rufini

Menjalarkan sinyal perubahan Menjalarkan sinyal perubahan bentuk kulit dan ajrang sinyak ini bentuk kulit dan ajrang sinyak ini datang secara terus menerus.datang secara terus menerus.

Misalnya: sinyal raba.Misalnya: sinyal raba.

Badan PacaniBadan Pacani

Tepat di bawah kulit.Tepat di bawah kulit. Dapat dirangsang oleh Dapat dirangsang oleh

pergerakan yang cepat.pergerakan yang cepat. Untuk mendeteksi getaran Untuk mendeteksi getaran

jaringan/ perubahan mekanis jaringan/ perubahan mekanis yang sangat cepat pada jaringan.yang sangat cepat pada jaringan.

Touch (pressure)Touch (pressure)

FUNGSI SENSORIK SSPFUNGSI SENSORIK SSP

Fungsi Sensorik SSP, diarahkan untuk Fungsi Sensorik SSP, diarahkan untuk mempertahankan homeostasis & mempertahankan homeostasis & mengontrol respon tubuh dgn cepatmengontrol respon tubuh dgn cepat

1.1. Penghantar impuls ke dan dari otak/korda Penghantar impuls ke dan dari otak/korda spinalisspinalis

2.2. Mengolah dan menyortir informasi, untuk :Mengolah dan menyortir informasi, untuk :1.1. Disimpan sebagai memoriDisimpan sebagai memori2.2. Dijadikan ketentuanDijadikan ketentuan3.3. Sbg perintah/pengendalianSbg perintah/pengendalian

Memory is stored as memory traces

LINTASAN NEURON SENSORIKLINTASAN NEURON SENSORIK

Konvergen

Divergen

Eksitatori

Reverberating circuits

Respon Sensorik SSPRespon Sensorik SSP

Semakin rapat reseptor di suatu area Semakin rapat reseptor di suatu area akan memberikan respon yang lebih akan memberikan respon yang lebih sensitifsensitif

Respon saraf antar individu dapat Respon saraf antar individu dapat berbeda. Hal ini dipengaruhi oleh :berbeda. Hal ini dipengaruhi oleh :1.1. Genetis,Genetis,2.2. Pengalaman,Pengalaman,3.3. Proses belajar.Proses belajar.

PRINSIP FUNGSIPRINSIP FUNGSI SENSASI SENSASI SOMATIK SSP (1)SOMATIK SSP (1)

Prinsip Fungsi Sensori :Prinsip Fungsi Sensori :

1.1. Sbg reseptor yg merubah rangsangan menjadi Sbg reseptor yg merubah rangsangan menjadi aksi potensial yg respon dan kekuatannya.aksi potensial yg respon dan kekuatannya.

2.2. Membedakan sensasi secara psikis dipengaruhi Membedakan sensasi secara psikis dipengaruhi oleh perbedaan intensitas rangsanganoleh perbedaan intensitas rangsangan

3.3. Dapat menimbulkan reaksi ADAPTASI (turunnya Dapat menimbulkan reaksi ADAPTASI (turunnya potensial aksi stlh dilakukan perangsangan potensial aksi stlh dilakukan perangsangan konstan selama bbrp waktu ttt).konstan selama bbrp waktu ttt).

1.1. Rasa raba & tekan : beradaptasi cepatRasa raba & tekan : beradaptasi cepat

2.2. Nyeri, dingin, sinus karotikus, kumparan Nyeri, dingin, sinus karotikus, kumparan otot, reseptor inflasi dlm paru : beradaptasi otot, reseptor inflasi dlm paru : beradaptasi lambatlambat

NEUROTRANSMITER (1)NEUROTRANSMITER (1) Transmiter molekul kecil yg Transmiter molekul kecil yg

bekerja cepat :bekerja cepat :

1.1. KLAS I : AsetilkolinKLAS I : Asetilkolin

2.2. KLAS II : AminaKLAS II : Amina NorepinephrineNorepinephrine Epinefrine/AdrenalinEpinefrine/Adrenalin DopamineDopamine SerotoninSerotonin HistaminHistamin

3.3. KLAS III : Asam AminoKLAS III : Asam Amino GABA (GABA (Gama amino butiric Acid)Gama amino butiric Acid) GlisinGlisin GlutamatGlutamat AspartatAspartat

4.4. KLAS IV : Oksida nitrat (NO)KLAS IV : Oksida nitrat (NO)

Neuropeptida, transmiter yg Neuropeptida, transmiter yg bekerja lambat :bekerja lambat :1.1. Kelompok A (Releasing Kelompok A (Releasing

Hormone)Hormone)●● Hypothalamic-releasing hormoneHypothalamic-releasing hormone

● ● Thyrotropin-releasing hormoneThyrotropin-releasing hormone

● ● Luteinizing hormone-releasing Luteinizing hormone-releasing hormonehormone

● ● Somatostatin (growth hormone-Somatostatin (growth hormone-inhibitory factor)inhibitory factor)

2. Kelompok B (Peptida hipofise)2. Kelompok B (Peptida hipofise)● ● ACTHACTH

●● ββ-Endorfine-Endorfine

● ● ααlfa-melanocyte-stimulating lfa-melanocyte-stimulating hormonehormone

● ● ProlactinProlactin

● ● Luteinizing hormoneLuteinizing hormone

●● ThyrotropinThyrotropin

● ● Growth hormoneGrowth hormone

●● VasopresinVasopresin

● ● OksitosinOksitosin

NEUROTRANSMITER (2)NEUROTRANSMITER (2) Neuropeptida, transmiter Neuropeptida, transmiter

yg bekerja lambat (lanjt) yg bekerja lambat (lanjt) ::

3. Kelompok C ( Peptida yg 3. Kelompok C ( Peptida yg bekerja pada usus & otak)bekerja pada usus & otak)

● ● Leusin EnkefalinLeusin Enkefalin

●● Metionin EnkefalinMetionin Enkefalin

● ● Substansi PSubstansi P

● ● GastrinGastrin

● ● KolesistokininKolesistokinin

●● Polipeptida vasoaktif Polipeptida vasoaktif intestinum (VIP)intestinum (VIP)

● ● NeurotensinNeurotensin

●● InsulinInsulin

● ● GlukagonGlukagon

Neuropeptida, Neuropeptida, transmiter yg bekerja transmiter yg bekerja lambat (lanjt) :lambat (lanjt) :

4. Kelompok D (dari 4. Kelompok D (dari jaringan lain) :jaringan lain) :

●● Angiotensin IIAngiotensin II

● ● BradikininBradikinin

●● KamosinKamosin

● ● Peptida tidurPeptida tidur

● ● KalsitoninKalsitonin

PENGENDALIAN PENGENDALIAN FUNGSI MOTORIKFUNGSI MOTORIK

Struktur terpenting yg terlibat dalam Struktur terpenting yg terlibat dalam pengaturan motorik tubuh adalah :pengaturan motorik tubuh adalah :

1.1. Korteks serebriKorteks serebri2.2. Basal gangliaBasal ganglia3.3. Batang OtakBatang Otak4.4. SerebelumSerebelum5.5. Korda spinalisKorda spinalis

Korteks motorik dikelompokkan ke dalam :Korteks motorik dikelompokkan ke dalam :1.1. Korteks motorik primerKorteks motorik primer2.2. Korteks premotorikKorteks premotorik3.3. Area motorik pelengkapArea motorik pelengkap

SUSUNAN SARAF SUSUNAN SARAF PUSAT PUSAT

- FUNGSI MOTORIK -- FUNGSI MOTORIK -

Fungsi Motorik di Fungsi Motorik di KorteksKorteks

Fungsi Motorik SSPFungsi Motorik SSP

VOLUNTARY (Pengendalian VOLUNTARY (Pengendalian gerakan atas kemauan), dgn gerakan atas kemauan), dgn melibatkan aktivitas kesadaran melibatkan aktivitas kesadaran (dlm korteks serebri)(dlm korteks serebri)

SKILLED (Pengendalian gerakan SKILLED (Pengendalian gerakan ketrampilan)ketrampilan)

FINE MOVEMENTS (Pengendalian FINE MOVEMENTS (Pengendalian gerakan halus)gerakan halus)

PENGATURAN SISTEM PENGATURAN SISTEM MOTORIKMOTORIK

TK. KORDA SPINALIS :TK. KORDA SPINALIS :1.1. Mengatur pola gerakan setempat untuk semua otot Mengatur pola gerakan setempat untuk semua otot

berdasarkan segmennyaberdasarkan segmennya2.2. Mengatur pola gerakan ritmik (maju, mundur)Mengatur pola gerakan ritmik (maju, mundur)

TK. OTAK BELAKANG :TK. OTAK BELAKANG :1.1. Memelihara otot aksial tubuh agar bisa berdiri tegakMemelihara otot aksial tubuh agar bisa berdiri tegak2.2. Melakukan modifikasi gerakan terus menerus thd berbagai Melakukan modifikasi gerakan terus menerus thd berbagai

tingkat tonus pada otottingkat tonus pada otot

TK. KORTIKOSPINAL :TK. KORTIKOSPINAL :1.1. Melakukan dan memodifikasi gerakan terus menerus dan Melakukan dan memodifikasi gerakan terus menerus dan

gerakan yg lebih kompleks/rumitgerakan yg lebih kompleks/rumit

TK. SEREBELUMTK. SEREBELUM

TK. GANGLIA BASALISTK. GANGLIA BASALIS

GANGGUAN FUNGSI MOTORIK GANGGUAN FUNGSI MOTORIK (1)(1)

KERUSAKAN SEREBELUM :KERUSAKAN SEREBELUM :1.1. DISMETRIA, gerakan yg timbul melebihi DISMETRIA, gerakan yg timbul melebihi

sasaran yg diinginkan (sasaran yg diinginkan (past pointing)past pointing)2.2. ATAKSIA, gerakan tdk terkoordinasiATAKSIA, gerakan tdk terkoordinasi3.3. DISDIADOKOKINESIA, tdk dapat bergerak DISDIADOKOKINESIA, tdk dapat bergerak

silh berganti dgn cepatsilh berganti dgn cepat4.4. DISARTRIA, bicara cepat, tersendat-DISARTRIA, bicara cepat, tersendat-

sendat & kerassendat & keras5.5. TREMOR INTENSI , gemetar (terjadi saat TREMOR INTENSI , gemetar (terjadi saat

akan memulai gerakan volunter)akan memulai gerakan volunter)6.6. NISTAGMUS SEREBELAR, mata brgerak NISTAGMUS SEREBELAR, mata brgerak

cepat ke kiri & ke kanancepat ke kiri & ke kanan7.7. HIPOTONIA/ATONIA, tonus otot perifer HIPOTONIA/ATONIA, tonus otot perifer

menurun/tdk ada (lemas/lemah)menurun/tdk ada (lemas/lemah)

GANGGUAN FUNGSI MOTORIK GANGGUAN FUNGSI MOTORIK (2)(2)

KERUSAKAN GANGLIA BASALIS (nukleus KERUSAKAN GANGLIA BASALIS (nukleus kaudatus, putamen, globus palidus, kaudatus, putamen, globus palidus, substansia nigra & nukleus subtalamikus) :substansia nigra & nukleus subtalamikus) :

1.1. ATETOSIS, gerakan menggeliat pd lengan, tangan, ATETOSIS, gerakan menggeliat pd lengan, tangan, leher atau wajah scr spontan dan terus-menerus (di leher atau wajah scr spontan dan terus-menerus (di glob.palidus)glob.palidus)

2.2. HEMIBALISMUS, gerakan menghempas-hempas HEMIBALISMUS, gerakan menghempas-hempas ((flailing) flailing) (di subtalamikus)(di subtalamikus)

3.3. KOREA HUNTINGTON, gerakan tersentak-sentak KOREA HUNTINGTON, gerakan tersentak-sentak ((flickingflicking) (di putamen & nukleus kaudatus), mrpk ) (di putamen & nukleus kaudatus), mrpk kelainan herediter (memiliki kodon berulang, CAG).kelainan herediter (memiliki kodon berulang, CAG).

Biasanya terjadi pd usia 4-5 puluhan. Disfungsi Biasanya terjadi pd usia 4-5 puluhan. Disfungsi motorik (kekurangan GABA) disertai dgn demensia motorik (kekurangan GABA) disertai dgn demensia (kekurangan Asetilkolin). (kekurangan Asetilkolin).

4. PARKINSON (=agitans paralisis), gerakan yg sangat 4. PARKINSON (=agitans paralisis), gerakan yg sangat berat, kaku, tersendat-sendat, akinesia, dan tremor berat, kaku, tersendat-sendat, akinesia, dan tremor involunter (disebabkan menurunnya sekresi involunter (disebabkan menurunnya sekresi dopamin di substansia nigra)dopamin di substansia nigra)

SUSUNAN SARAF PUSAT SUSUNAN SARAF PUSAT - FUNGSI INTEGRATIF -- FUNGSI INTEGRATIF -

KOMPONEN OTAK DAN KOMPONEN OTAK DAN FUNGSINYA (1)FUNGSINYA (1)

KORTEKS SEREBRUMKORTEKS SEREBRUM1.1. Persepsi & interpretasi sensasiPersepsi & interpretasi sensasi2.2. Kontrol aktivitas gerakan volunter (tu. Pd pergerakan Kontrol aktivitas gerakan volunter (tu. Pd pergerakan

cepat)cepat)3.3. Menguatkan refleks regangMenguatkan refleks regang4.4. Pusat bahasaPusat bahasa5.5. Pusat pengaturan sifat pribadiPusat pengaturan sifat pribadi6.6. Proses mental yg kompleks, a.l: berpikir, mengingat, Proses mental yg kompleks, a.l: berpikir, mengingat,

membuat keputusan, kreativitas dan kesadaran dirimembuat keputusan, kreativitas dan kesadaran diri

GANGLIA BASAL :GANGLIA BASAL :1.1. Inhibisi tonus ototInhibisi tonus otot2.2. Koordinasi gerakan yang lambat dan menetapKoordinasi gerakan yang lambat dan menetap3.3. Penekanan pola2 gerakan yg tidak bergunaPenekanan pola2 gerakan yg tidak berguna4.4. Pengaturan kognisi (pengaturan berpikir pd otak)Pengaturan kognisi (pengaturan berpikir pd otak)5.5. Penetapan saat mulai bergerak & skala intensitas Penetapan saat mulai bergerak & skala intensitas

gerakan)gerakan)

KOMPONEN OTAK DAN KOMPONEN OTAK DAN FUNGSINYA (2)FUNGSINYA (2)

TALAMUS :TALAMUS :1.1. Stasiun pemancar untuk semua masukan sinapsStasiun pemancar untuk semua masukan sinaps2.2. Kesadaran kasar thd sensasiKesadaran kasar thd sensasi3.3. Mengatur tingkat kesadaranMengatur tingkat kesadaran4.4. Berperan dlm kontrol motorikBerperan dlm kontrol motorik

HIPOTALAMUS :HIPOTALAMUS :1.1. Mengatur banyak fungsi homeostatik, al : Mengatur banyak fungsi homeostatik, al :

kontrol suhu, rasa haus, pengeluaran urin, dan kontrol suhu, rasa haus, pengeluaran urin, dan asupan makananasupan makanan

2.2. Penghubung penting antara sistem saraf dan Penghubung penting antara sistem saraf dan sistem endokrinsistem endokrin

3.3. Sangat terlibat dalam emosi dan pola perilaku Sangat terlibat dalam emosi dan pola perilaku dasardasar

KOMPONEN OTAK DAN FUNGSINYA KOMPONEN OTAK DAN FUNGSINYA (3)(3)

SEREBELUM : (dilakukan melalui Vestibuloserebelum tract, spinoserebelum SEREBELUM : (dilakukan melalui Vestibuloserebelum tract, spinoserebelum tract, dan serebroserebelum tract)tract, dan serebroserebelum tract)

1.1. Memelihara keseimbangan & sikap tubuh (mell vestibulaserebelum)Memelihara keseimbangan & sikap tubuh (mell vestibulaserebelum)2.2. Umpan-balik gerakan2 anggota tubuh bagian distalUmpan-balik gerakan2 anggota tubuh bagian distal3.3. Meredakan gerakan (mengurangi grk yg berlebihan)Meredakan gerakan (mengurangi grk yg berlebihan)4.4. Pengaturan geran balistik (urutan gerakan)Pengaturan geran balistik (urutan gerakan)5.5. Merencanakan, mengurutkan, menghitung waktu gerakan2 yg Merencanakan, mengurutkan, menghitung waktu gerakan2 yg

kompleks (gerakan beruntun)kompleks (gerakan beruntun)6.6. Peningkatan tonus ototPeningkatan tonus otot7.7. Koordinasi dan perencanaan aktvitas otot volunter yg terlatih (gerakan Koordinasi dan perencanaan aktvitas otot volunter yg terlatih (gerakan

satu thd yg lain)satu thd yg lain)8.8. Meramalkan peristiwa lain (kecepatan pengembangan fenomena Meramalkan peristiwa lain (kecepatan pengembangan fenomena

auditorik & visual)auditorik & visual)

BATANG OTAK/Brainstem (Otak tengah, pons & medula)BATANG OTAK/Brainstem (Otak tengah, pons & medula)1.1. Mengatur sebagian besar saraf kranialis periferMengatur sebagian besar saraf kranialis perifer2.2. Pusat pengaturan kardiovaskuler, respirasi, dan pencernaanPusat pengaturan kardiovaskuler, respirasi, dan pencernaan3.3. Pengaturan refleks otot yg terlibat dalam keseimbangan dan posturPengaturan refleks otot yg terlibat dalam keseimbangan dan postur4.4. Pengaturan gerakan yg stereotipePengaturan gerakan yg stereotipe5.5. Mengatur gerakan mataMengatur gerakan mata6.6. Penerimaan & integrasi semua masukan sinaps dari korda spinalis Penerimaan & integrasi semua masukan sinaps dari korda spinalis

(tempat persimpangan/way of station dr sinyal2 perintah), al: keadaan (tempat persimpangan/way of station dr sinyal2 perintah), al: keadaan terjaga dan pengaktifan korteks serebrumterjaga dan pengaktifan korteks serebrum

7.7. Pusat tidur.Pusat tidur.

Mekanisme Pengaturan Mekanisme Pengaturan Intelektual OtakIntelektual Otak

Area Asosiasi di korteks Area Asosiasi di korteks (1)(1)

Area asosiasi Area asosiasi penting di penting di korteks :korteks :

1.1. Area asosiasi Area asosiasi parieto-oksipito-parieto-oksipito-temporaltemporal

2.2. Area asosiasi Area asosiasi prefrontalprefrontal

3.3. Area asosiasi Area asosiasi limbiklimbik

Area asosiasi parieto-Area asosiasi parieto-oksipito-temporaloksipito-temporal

Fungsi :Fungsi :1.1. Analisis keserasian tubuh secara Analisis keserasian tubuh secara

spasialspasial2.2. Pemahaman bahasa (=area Wernicke), Pemahaman bahasa (=area Wernicke),

dan intelegensia (interpretasi umum dan intelegensia (interpretasi umum yg rumit, gnostik, pengetahuan, yg rumit, gnostik, pengetahuan, asosiasi tersier, halusinasi, dll)asosiasi tersier, halusinasi, dll)

3.3. Area untuk melakukan awal proses Area untuk melakukan awal proses bahasa penglihatan (membaca)bahasa penglihatan (membaca)

4.4. Pemahaman penamaan obyekPemahaman penamaan obyek

Area asosiasi Area asosiasi prefrontalprefrontal

Fungsi :Fungsi :1.1. Perencanaan motorik, merangsang Perencanaan motorik, merangsang

gerakan berurutan dan bersifat paralelgerakan berurutan dan bersifat paralel2.2. Melakukan proses berpikir yg lama Melakukan proses berpikir yg lama 3.3. Daerah penting untuk melakukan Daerah penting untuk melakukan

perluasan pemikiranperluasan pemikiran4.4. Membentuk dan merencanakan pola2 Membentuk dan merencanakan pola2

motorik untuk menyatakan kata2 atau motorik untuk menyatakan kata2 atau pencetusan kalimat2 pendekpencetusan kalimat2 pendek

CTT : Area Broca (di korteks frontalis), CTT : Area Broca (di korteks frontalis), memiliki lintasan saraf untuk memiliki lintasan saraf untuk pembentukan katapembentukan kata

Area asosiasi limbikArea asosiasi limbik

Hipotalamus (Daerah Hipotalamus (Daerah utama)utama)

Daerah Subkortikal :Daerah Subkortikal :1.1. SeptumSeptum

2.2. Area paraolfactoriaArea paraolfactoria

3.3. EpitalamusEpitalamus

4.4. Nuklei anterior Nuklei anterior talamustalamus

5.5. SebagianGanglia SebagianGanglia basalisbasalis

6.6. HipokampusHipokampus

7.7. AmigdalaAmigdala

Fungsi Asosiasi LimbikFungsi Asosiasi Limbik

Berhubungan dengan tingkah laku, Berhubungan dengan tingkah laku, emosi dan motivasiemosi dan motivasi

Menentukan suatu informasi bersifat Menentukan suatu informasi bersifat penting atau tidakpenting atau tidak

Menetapkan apakah suatu informasi Menetapkan apakah suatu informasi perlu disimpan sbg ingatan yg kuat perlu disimpan sbg ingatan yg kuat atau menekannya (ingatan angka atau menekannya (ingatan angka pendek, menengah, atau jangka pendek, menengah, atau jangka panjang)panjang)

Konsolidasi IngatanKonsolidasi Ingatan

Fungsi :Fungsi :

1.1. Mengubah ingatan jangka pendek Mengubah ingatan jangka pendek menjadi ingatan jangka menjadi ingatan jangka menengah/panjang (5-10 mnt menengah/panjang (5-10 mnt untkonsoldasi minimal, untkonsoldasi minimal, ≥ 1 jam ≥ 1 jam unt konsolidasi makmal);unt konsolidasi makmal);

2.2. Dapat dilakukan melalui Dapat dilakukan melalui pengulangan informasi/latihanpengulangan informasi/latihan

Pengaturan Tidur & JagaPengaturan Tidur & Jaga TIDURTIDUR mrpk suatu keadaan bawah sadar seseorang mrpk suatu keadaan bawah sadar seseorang

yg dpt dipulihkan krn adanya rangsangan yg dpt dipulihkan krn adanya rangsangan sensorik/lainnya.sensorik/lainnya.

– Tidur dibedakan dlm 2 mcm yg dpt terjadi scr bergantian Tidur dibedakan dlm 2 mcm yg dpt terjadi scr bergantian ::

1.1. Tidur gelombang lambat (tidur nyenyak/dlm atau Tidur gelombang lambat (tidur nyenyak/dlm atau istirahat/tenangistirahat/tenang

2.2. Tidur dgn gerakan cepat mata (Tidur dgn gerakan cepat mata (REM sleepREM sleep) (tidur yg tdk ) (tidur yg tdk tenang, tu berhub. Dgn mimpi)tenang, tu berhub. Dgn mimpi)

– Berfungsi untuk memulihkan aktivitas normal & Berfungsi untuk memulihkan aktivitas normal & keseimbangan normal diantara berbagai sistem saraf.keseimbangan normal diantara berbagai sistem saraf.

– Tidur akan menyebabkan perubahan pada :Tidur akan menyebabkan perubahan pada :1.1. Sistem sarafSistem saraf2.2. Efek fisologis struktur tubuh lainnya.Efek fisologis struktur tubuh lainnya.

Pengaturan Tidur & JagaPengaturan Tidur & Jaga KOMAKOMA mrpk suatu keadaan bawah sadar mrpk suatu keadaan bawah sadar

seseorang yg tidak dpt dipulihkan krn seseorang yg tidak dpt dipulihkan krn rangsangan sensorik/lainnyarangsangan sensorik/lainnya

KONDISI SIAGA BERKEPANJANGANKONDISI SIAGA BERKEPANJANGAN, , berkaitan dgn gangguan fungsi pikiran yg berkaitan dgn gangguan fungsi pikiran yg progresif. Keadaan ini kadang2 dpt progresif. Keadaan ini kadang2 dpt menyebabkan aktivitas perilaku yg menyebabkan aktivitas perilaku yg abnormal dr sistem saraf, mis: pikiran akan abnormal dr sistem saraf, mis: pikiran akan menjadi lamban, mudah tersinggung atau menjadi lamban, mudah tersinggung atau psikotik, pd akhir periode siaga psikotik, pd akhir periode siaga berkepanjanganberkepanjangan

EPILEPSIEPILEPSI

Tanda2nya :Tanda2nya : Aktivitas berlebihan yg tdk terkendali dr sebagian Aktivitas berlebihan yg tdk terkendali dr sebagian

atau seluruh sistem saraf pusatatau seluruh sistem saraf pusat

Macamnya :Macamnya :1.1.Epilepsi Grand MalEpilepsi Grand Mal (akibat gangguan di seluruh (akibat gangguan di seluruh

area korteks, timbul kejang bbrp dtk smp 3-4 mnt)area korteks, timbul kejang bbrp dtk smp 3-4 mnt)2.2.Epilepsi Petit malEpilepsi Petit mal (akibat aktivasi di daerah talamo- (akibat aktivasi di daerah talamo-

kortikal otak, timbul tidak sadar/sindrom ketiadaan kortikal otak, timbul tidak sadar/sindrom ketiadaan selama 3-30 dtk)selama 3-30 dtk)

3.3.Epilepsi fokal = Epilepsi JacksonEpilepsi fokal = Epilepsi Jackson (akibat aktivasi di (akibat aktivasi di hampir setiap bagian otak, menyebabkan kontraksi hampir setiap bagian otak, menyebabkan kontraksi otot yg progresif di slrh tbh yg berlawanan yg scr otot yg progresif di slrh tbh yg berlawanan yg scr khas dimulai dr regio mulut & scr progresif turun ke khas dimulai dr regio mulut & scr progresif turun ke bg bawah smp tungkai.bg bawah smp tungkai.

Scr sekilas menyerupai Epilepsi Grand Mal Scr sekilas menyerupai Epilepsi Grand Mal

KRITERIA KEMATIAN KRITERIA KEMATIAN OTAKOTAK

1.1. Keadaan px dan lamanya koma yg hrs diketahui meliputi:Keadaan px dan lamanya koma yg hrs diketahui meliputi:1.1. Ketahui tanda2 kerusakan struktur otak atau penyakit Ketahui tanda2 kerusakan struktur otak atau penyakit

metabolik sistemik yg irreversibel,metabolik sistemik yg irreversibel,2.2. Tdk ada perubahan dgn pemberian obat intoksikasi, tu. thd Tdk ada perubahan dgn pemberian obat intoksikasi, tu. thd

obat2an paralisis dan sedativeobat2an paralisis dan sedative3.3. Tidak ada tanda2 otak yg berfungsi selama 6 jam pd kasus2 Tidak ada tanda2 otak yg berfungsi selama 6 jam pd kasus2

struktur tbh yg tertentu atau tidak terkait dg penggunaan struktur tbh yg tertentu atau tidak terkait dg penggunaan obat2an atau alkohol; 12-24 jam tanpa tanda2 fungsi otak dan obat2an atau alkohol; 12-24 jam tanpa tanda2 fungsi otak dan bereaksi negative thd obat2an.bereaksi negative thd obat2an.

2.2. Tidak berfungsinya serebral dan brainstemTidak berfungsinya serebral dan brainstem1.1. Tdk ada respon terhadap rangsangan rs sakitTdk ada respon terhadap rangsangan rs sakit2.2. Pupil tdk responsive thd cahayaPupil tdk responsive thd cahaya3.3. Tdk ada pergerakan bola mata pd saat dirangsang dg air es pd Tdk ada pergerakan bola mata pd saat dirangsang dg air es pd

refleks vestibularrefleks vestibular4.4. Apnea (tdk ada pernafasan spontan selama 10 mnt)Apnea (tdk ada pernafasan spontan selama 10 mnt)5.5. Sirkulasi sistemik mungkin msh terjadiSirkulasi sistemik mungkin msh terjadi6.6. Spinal reflex murni mungkin masih adaSpinal reflex murni mungkin masih ada

RASA SAKIT / NYERIRASA SAKIT / NYERI

RASA NYERI/SAKIT (1)RASA NYERI/SAKIT (1) Td dari 2 macam :Td dari 2 macam :

1.1. Nyeri CepatNyeri Cepat (= nyeri tajam, nyeri tusuk, nyeri akut, (= nyeri tajam, nyeri tusuk, nyeri akut, nyeri elekrik)nyeri elekrik)

2.2. Nyeri lambatNyeri lambat (= Nyeri terbakar lambat, nyeri pegal, (= Nyeri terbakar lambat, nyeri pegal, nyeri berdenyut, nyeri mual, nyeri kronis)nyeri berdenyut, nyeri mual, nyeri kronis)

Rangsangan nyeri yg adekuat : Rangsangan nyeri yg adekuat :

Mekanis

Suhu Elektris

Rangsangan Nyeri Cepat

RANGSANGAN NYERI LAMBAT

KIMIAWI

Rangsangan : berupa kerusakan jaringanRangsangan : berupa kerusakan jaringan

Reseptor : Ujung saraf bebasReseptor : Ujung saraf bebas

Bahan yg merangsang nyeri kimiawi adalah :Bahan yg merangsang nyeri kimiawi adalah :1.1. BradikininBradikinin2.2. SerotoninSerotonin3.3. HistaminHistamin4.4. Ion kaliumIon kalium5.5. AsamAsam6.6. AsetilkolinAsetilkolin7.7. Enzim proteolitikEnzim proteolitik– ProstaglandinProstaglandin– Substansi PSubstansi P

Peningkatan sensitivitas rasa nyeri disebut HIPERALGESIA. Peningkatan sensitivitas rasa nyeri disebut HIPERALGESIA.

Rasa nyeri beradaptasi lambat atau tidak sama sekaliRasa nyeri beradaptasi lambat atau tidak sama sekali

RASA NYERI/SAKIT (2)RASA NYERI/SAKIT (2)

PENYEBAB RASA NYERIPENYEBAB RASA NYERI

ISKEMIA (kekurangan oksigen ISKEMIA (kekurangan oksigen jaringan) dpt memberikan efek nyeri jaringan) dpt memberikan efek nyeri pada jaringan (diduga disebabkan pada jaringan (diduga disebabkan oleh penumpukan bahan oleh penumpukan bahan metabolik/asam)metabolik/asam)

SPASME OTOT (diduga menyebabkan SPASME OTOT (diduga menyebabkan rangsangan nyeri tidak langsung)rangsangan nyeri tidak langsung)

PERBEDAAN NYERI PERBEDAAN NYERI CEPAT & LAMBATCEPAT & LAMBAT

Nyeri Cepat Nyeri Cepat – dijalarkan oleh dijalarkan oleh

sabut saraf sabut saraf perifer tipe Aperifer tipe Aδδ

– Kecepatan Kecepatan konduksi 6-30 konduksi 6-30 m/dtm/dt

– Pola timbulnya Pola timbulnya sangat cepat sangat cepat (cedera jar.)(cedera jar.)

Nyeri LambatNyeri Lambat– dijalarkan oleh dijalarkan oleh

sabut saraf perifer sabut saraf perifer tipe Ctipe C

– Kecepatan Kecepatan konduksi 0,5-2 konduksi 0,5-2 m/dtm/dt

– Polanya Polanya bertambah hebat bertambah hebat dari waktu ke dari waktu ke waktuwaktu

Derajad Rasa NyeriDerajad Rasa Nyeri Area rasa nyeri di SSP :Area rasa nyeri di SSP :

1.1. Area periakuaduktus grisea dan periventrikular di Area periakuaduktus grisea dan periventrikular di mesensefalonmesensefalon

2.2. Nukleus rafe magnus dan nukleus retrikularis Nukleus rafe magnus dan nukleus retrikularis paragigantoselularis (antara pons & med.oblangata)paragigantoselularis (antara pons & med.oblangata)

3.3. Kompleks penghambat rs nyeri dlm radiks dorsalis Kompleks penghambat rs nyeri dlm radiks dorsalis med.spinalis (enkefalin, proenkefalin, proopiomelanokortin, med.spinalis (enkefalin, proenkefalin, proopiomelanokortin, prodinorfin, dinorfin, prodinorfin, dinorfin, ββ-endorfin, met-enkefalin, leu--endorfin, met-enkefalin, leu-enkefalinenkefalin mrp gol opium dpt menyebabkan analgesia) mrp gol opium dpt menyebabkan analgesia)

Derajad nyeri bersifat individual. Hal ini tgt pada :Derajad nyeri bersifat individual. Hal ini tgt pada :1.1. Kemampuan otak untuk menekan sinyal nyeri yg masuk Kemampuan otak untuk menekan sinyal nyeri yg masuk

dlm sistem saraf. dlm sistem saraf. Serabut sensorik tipe ASerabut sensorik tipe Aββ dr reseptor taktil di perifer dr reseptor taktil di perifer

dapat berfungsi menekan penjalaran snyal nyeri (Sbg dapat berfungsi menekan penjalaran snyal nyeri (Sbg dasar akupunktur)dasar akupunktur)

Metode stereotaksik (rangsangan listrik) dgn Metode stereotaksik (rangsangan listrik) dgn memesukkan elektrode pd nuklei intralaminar talamus memesukkan elektrode pd nuklei intralaminar talamus atau area2 rasa nyeri di SSP dpt juga digunakan unt atau area2 rasa nyeri di SSP dpt juga digunakan unt menekan rasa nyeri.menekan rasa nyeri.

NYERI ALIH (NYERI ALIH (referred of pain)referred of pain)

NYERI ALIH adalah nyeri yg timbul jauh dari NYERI ALIH adalah nyeri yg timbul jauh dari tempat timbulnya rangsangantempat timbulnya rangsangan

Penyebab Rasa nyeri visceral yg murni :Penyebab Rasa nyeri visceral yg murni :1.1. Iskemia Iskemia 2.2. Stimulus kimiaStimulus kimia3.3. Spasme organ viscera Spasme organ viscera 4.4. Dilatasi/pengembangan yg berlebihan dr organ visceraDilatasi/pengembangan yg berlebihan dr organ viscera5.5. Kerusakan jaringan viscera yg luas.Kerusakan jaringan viscera yg luas.

Mekanisme :Mekanisme :– Karena sensasi nyeri visceral bersinaps dengan neuron Karena sensasi nyeri visceral bersinaps dengan neuron

kedua dlm med.spinalis yg juga menerima neuron kedua dlm med.spinalis yg juga menerima neuron nyeri dari kulit/soma.nyeri dari kulit/soma.

RASA NYERI KLINIS ABNORMAL & RASA NYERI KLINIS ABNORMAL & SENSASI SOMATIKSENSASI SOMATIK

HIPERALGESIAHIPERALGESIA, keadaan hipersensitif thd rasa nyeri., keadaan hipersensitif thd rasa nyeri.– Dpt disebabkan oleh (1) reseptor nyeri yg sangat peka (hiperalgesia Dpt disebabkan oleh (1) reseptor nyeri yg sangat peka (hiperalgesia

primer) atau (2) fasilitasi penjalaran sensorik (hiperalgesia sekunder.primer) atau (2) fasilitasi penjalaran sensorik (hiperalgesia sekunder.

SINDROM TALAMIKUSSINDROM TALAMIKUS, dpt krn sumbatan arteri serebri posterior, , dpt krn sumbatan arteri serebri posterior, shg nukleus di sekitar talamus terdegenerasi, shg stimulasa sering shg nukleus di sekitar talamus terdegenerasi, shg stimulasa sering dilokalisasikan tdk tepat/nyeri.dilokalisasikan tdk tepat/nyeri.

HERPES ZOSTER (SHINGLES),HERPES ZOSTER (SHINGLES), disbbkan oleh infeksi virus pd disbbkan oleh infeksi virus pd ganglion radiks dorsalis. Nyeri yg timbul mengelilingi setengah ganglion radiks dorsalis. Nyeri yg timbul mengelilingi setengah badanbadan

TIC DOULOUREUX (=TRIGEMINAL NEURALGIATIC DOULOUREUX (=TRIGEMINAL NEURALGIA atau atau GLOSOFARINGEAL NEURALGIAGLOSOFARINGEAL NEURALGIA), spt nyeri tusuk yg mendadak di ), spt nyeri tusuk yg mendadak di salah satu sisi wajah di daerah distribusi saraf kranialis ke V dan salah satu sisi wajah di daerah distribusi saraf kranialis ke V dan IXIX

SINDROM BROWN-SEQUARDSINDROM BROWN-SEQUARD, gejala yg timbul akibat pemotongan , gejala yg timbul akibat pemotongan seluruh med.spinalis mk seluruh sensasi dan fungsi motorik di seluruh med.spinalis mk seluruh sensasi dan fungsi motorik di beg. Distal segmen yg dipotong akan terblok.beg. Distal segmen yg dipotong akan terblok.

NYERI KEPALANYERI KEPALA

Nyeri kepala adalah nyeri alih pd Nyeri kepala adalah nyeri alih pd permukaan kepala yg berasal dr permukaan kepala yg berasal dr struktur bagian dalamstruktur bagian dalam

Dikelompokkan dlm dua Dikelompokkan dlm dua bag.besar :bag.besar :

1.1. Nyeri kepala Intra-kranialNyeri kepala Intra-kranial

2.2. Nyeri kepala Ekstra-kranialNyeri kepala Ekstra-kranial

NYERI KEPALA INTRA-KRANIALNYERI KEPALA INTRA-KRANIAL Otak hampir seluruhnya tidak peka thd nyeri oki Otak hampir seluruhnya tidak peka thd nyeri oki

disimpulkan bahwa sebagian besar nyeri kepala tdk disimpulkan bahwa sebagian besar nyeri kepala tdk disebabkan kerusakan dlm otakdisebabkan kerusakan dlm otak

Penyebab :Penyebab :1.1. Tegangan sinus venosus sekitar otakTegangan sinus venosus sekitar otak2.2. Kerusakan tentoriumKerusakan tentorium3.3. Regangan pd dura di basis otakRegangan pd dura di basis otak4.4. Regangan, spasme atau abnormalitas pembuluh darah otak Regangan, spasme atau abnormalitas pembuluh darah otak

(migren, pu disertai gejala prodromal spt : nausea, (migren, pu disertai gejala prodromal spt : nausea, berkurangnya sebagian lapangan penglihatan, aura visual, berkurangnya sebagian lapangan penglihatan, aura visual, halusinasi, dll)halusinasi, dll)

5.5. Regangan pd selaput otakRegangan pd selaput otak6.6. Peradangan pd selaput otak (meningitis)Peradangan pd selaput otak (meningitis)7.7. Penurunan tekanan cairan serebrospinalPenurunan tekanan cairan serebrospinal8.8. Tumor atau kelainan lain yg menyebabkan tekanan pd otakTumor atau kelainan lain yg menyebabkan tekanan pd otak9.9. Obat2an, mis: alkohol (toksik thd jaringan tu selaput otak), dllObat2an, mis: alkohol (toksik thd jaringan tu selaput otak), dll

TERIMA KASIH