Post on 08-Dec-2020
8
Universitas Kristen Petra
2. LANDASAN TEORI
2.1. Konsep Wirausahawan
2.1.1. Pengertian Wirausahawan
Wirausahawan adalah individual yang menyadari atau menemukan
peluang yang tidak dapat ditemukan oleh individu lainnya. Mereka juga bertindak
sebagai katalisator agresif pada perubahan pasar, dan digambarkan seperti atlet
lari yang terus berusaha untuk memecahkan rekor dirinya sendiri (Kuratko &
Hodgetts, 2007).
Menurut Zimmerer, Scarborough, dan Wilson (2008) entrepreneur adalah
seseorang yang menciptakan usaha baru, yang berhadapan dengan resiko serta
ketidakpastian dalam usaha untuk mencapai keuntungan dan pertumbuhan dengan
mengidentifikasi peluang yang signifikan dan memiliki kemampuan untuk
menyatukan sumber daya yang diperlukan untuk mencapai manfaat yang
diinginkan.
Entrepreneur tidak hanya terfokus pada hasil material yang akan mereka
dapatkan, melainkan bereksperimen dengan beberapa alternatif proses
kewirausahaan yang dimana masih dapat ditangani oleh mereka jika mereka
dihadapkan dengan skenario terburuk (Sarasvathy, 2001). Fleksibilitas dari
entrepreneur memungkinkan mereka untuk memperoleh keuntungan dari
perubahan pada lingkungan (Chandler et al., 2009). Entrepreneur bersedia untuk
melakukan upaya pengendalian terhadap masa depan yang tidak pasti (Sarasvathy,
2001; Chandler et al., 2009).
Berikut merupakan profil entrepreneurs menurut Zimmerer, Scarborough, dan
Wilson (2008):
Memiliki perasaan tanggung jawab yang cukup dalam terhadap usaha
yang mereka mulai.
Melakukan penimbangan antara resiko dan keuntungan dengan baik.
Memiliki keyakinan untuk dapat mencapai kesuksesan.
Menikmati tantangan dalam menjalankan bisnis.
9
Universitas Kristen Petra
Memiliki energi yang lebih banyak daripada orang lain.
Berorientasi terhadap masa depan, yaitu mampu mendefinisikan masa
depan dengan baik dalam menemukan peluang baru.
Memiliki kemampuan pengorganisasian yang baik.
Mengharapkan prestasi, yang diukur dari banyaknya uang yang mampu
dihasilkan.
Pekerja keras.
Memiliki tolerasi yang tinggi terhadap ambiguinitas.
Memiliki kemampuan adaptasi terhadap perubahan.
Berdasarkan pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa wirausahawan
adalah individu yang mampu menemukan peluang baru, mengidentifikasi strategi
dan sumber daya yang diperlukan serta berani menghadapi resiko dalam mencapai
manfaat yang diinginkan.
2.1.2. Ciri Wirausahawan Wanita
Wirausahawan wanita adalah salah satu dari variasi dalam dunia
kewirausahaan (Moore, et al, 2010, p. 14-16). Merupakan individu wirausahawan
berjenis kelamin perempuan yang telah dewasa dengan ciri-ciri sebagai berikut
(Hisrich & Peters, 2002, p. 76):
Tabel 2. 1. Ciri-ciri wirausahawan wanita
Sudut Pandang Wirausahawan wanita
Motivasi Prestasi: pencapaian tujuan
Merdeka: mampu melakukan sendiri.
Titik permulaan Frustasi akan pekerjaan yang lalu.
Ketertarikan dan kesadaran akan peluang dari suatu bidang usaha.
Perubahan pada keadaan personal.
Sumber dana Aset dan tabungan pribadi.
Pinjaman pribadi.
10
Universitas Kristen Petra
Latar belakang pekerjaan
Berpengalaman kerja pada area
bisnis.
Berpengalaman sebagai
manajemen menengah maupun tingkat administratif pada sutu bidang usaha.
Latar belakang pekerjaan jasa.
Karakter pribadi Fleksibel dan toleran.
Orientasi pada tujuan.
Kreatif dan realistis.
Kepercayaan diri tingkat
menengah.
Antusias dan bersemangat.
Kemampuan untuk menerima
lingkungan sosial dan ekonomi.
Latar belakang Usia pembangunan usaha antara
35-45 tahun.
Memiliki ayah yang bekerja
sendiri.
Anak sulung.
Kelompok yang mendorong (support
group)
Teman dekat.
Pasangan.
Keluarga.
Kelompok wanita profesional.
Asosiasi perdagangan.
Tipe usaha Berhubungan dengan bidang jasa.
Sumber: Hisrich & Peters, 2002, p.76
2.2. Konsep Motivasi
Maslow (1970 dalam Kristanto, 2009, p.14) menjelaskan motivasi seseorang
untuk melakukan kegiatan usaha berkaitan dengan teori hirarki kebutuhan
manusia, dimana terdapat hirarki kebutuhan dari kebutuhan yang rendah sampai
yang berprioritas tinggi, dimana kebutuhan tersebut akan mendorong orang untuk
melakukan kegiatan usaha.
1. Physiological need
Motivasi seseorang melakukan kegiatan kewirausahaan didorong untuk
mampu memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari, fisiologi seperti: makan,
minum, kebutuhan hidup layak secara fisik dan mental.
2. Security need
11
Universitas Kristen Petra
Motivasi melakukan kegiatan usaha untuk memenuhi rasa aman atas
sumber daya yang dimiliki, seperti: investasi, perumahan, asuransi, dan
lain-lain.
3. Social need
Motivasi seseorang melakukan kegiatan usaha untuk memenuhi kebutuhan
sosial, berhubungan dengan orang lain dalam satu komunitas.
4. Esteem need
Motivasi melakukan kegiatan usaha untuk memenuhi rasa kebanggaan,
diakuinya potensi yang dimiliki dalam melakukan kegiatan bisnis.
5. Self actualization need
Motivasi melakukan kegiatan usaha untuk memenuhi kebutuhan
aktualisasi diri, untuk menghasilkan sesuatu yang diakui secara umum
bahwa hasil kerjanya dapat diterima dan bermanfaat bagi masyarakat.
2.2.1. Motivasi Berwirausaha
Motivasi berwirausaha adalah suatu faktor yang mendorong seseorang
untuk melakukan sesuatu perbuatan atau kegiatan tertentu, sehingga motivasi
dapat diartikan sebagai perilaku seseorang (Kristanto, 2009, p. 13).
Motivasi menyiratkan keadaan batin yang menyebabkan orang untuk
bertindak ke arah pencapaian tujuan kewirausahaan. Individu dengan motivasi
kewirausahaan tinggi menjadi lebih mungkin untuk menjadi pengusaha (Shane et
al., 2003 dalam Solesvik, 2013, p. 257). Collins et al (2004) menemukan bahwa
motivasi kewirausahaan secara signifikan berhubungan positif dengan pilihan
jalur karir kewirausahaan (dalam Solesvik, 2013, p. 257).
Berdasarkan pengertian di atas, penulis menyimpulkan bahwa motivasi
berwirausaha adalah faktor yang mendorong seseorang melakukan perbuatan atau
kegiatan yang mengarah pada pencapaian tujuan kewirausahaan.
Menurut McClelland (1961, dalam Kristanto, 2009, p.14) seorang wirausaha
melakukan kegiatan usaha didorong oleh kebutuhan untuk berprestasi,
berhubungan dengan orang lain, dan untuk mendapatkan kekuasaan baik secara
finansial maupun secara sosial.
12
Universitas Kristen Petra
Motif berprestasi (need for achievement)
Seseorang melakukan kegiatan kewirausahaan didorong oleh keinginan
mendapatkan prestasi dan pengakuan dari keluarga maupun masyarakat.
Motif berafiliasi (need for affiliation)
Seseorang melakukan kegiatan kewirausahaan didorong oleh keinginan
untuk berhubungan dengan orang lain secara sosial kemasyarakatan.
Motif kekuasaan (need for power)
Orang melakukan kegiatan kewirausahaan didorong oleh keinginan
mendapatkan kekuasaan atas sumber daya yang ada. Peningkatan
kekayaan, pengusahaan pasar sering menjadi pendorong utama
wirausahawan melakukan kegiatan usaha.
Menurut Kuratko, Hornsby & Naffziger (1997); Robichaud, McGraw &
Roger (2001) dalam Stefanovic, Prokic, & Rankovic (2010, p. 253) motivasi
berwirausaha terdiri dari 4 (empat) yaitu:
1. Extrinsic rewards
Motivasi ekstrinsik muncul dari luar diri seseorang, kemudian selanjutnya
mendorong orang tersebut untuk membangun dan menumbuhkan
semangat motivasi pada diri orang tersebut untuk merubah seluruh sikap
yang dimiliki olehnya saat ini ke arah yang lebih baik (Fahmi, 2013, p.
191). Motivasi ekstrinsik mengacu pada alasan ekonomi pekerjaan
pengusaha (Benzing & Chu, 2009, p. 62). Misalnya meningkatkan
pendapatan, memperoleh hidup yang nyaman, meningkatkan penjualan
dan keuntungan, dan memaksimalkan pertumbuhan usaha.
2. Independence/autonomy
Kemandirian atau otonomi mengacu pada keinginan individu untuk
membuat keputusan sendiri, menjadi bos untuk diri sendiri, membuat
pekerjaan sendiri, mempertahankan kebebasan pribadi, dan agar selalu
memiliki keamanan kerja (Cachon, Codina, Eccius-Wellmann, McGraw,
& Myers, 2013, p. 63).
3. Instrinsic rewards
Motivasi instrinsik adalah motivasi yang muncul dan tumbuh serta
berkembang dalam diri orang tersebut, yang selanjutnya kemudian
13
Universitas Kristen Petra
mempengaruhi dia dalam melakukan sesuatu secara bernilai dan berarti
(Fahmi, 2013, p. 191). Motivasi instrinsik mengacu pada motivasi yang
terkait dengan pemenuhan diri dan pertumbuhan (Benzing & Chu, 2009, p.
62). Misalnya untuk memenuhi tantangan, memberikan kepuasan bagi diri
sendiri, mendapatkan pengakuan dari orang lain (publik), dan
membuktikan dirinya bisa sukses.
4. Family security
Keamanan keluarga mengacu pada keinginan individu untuk menyediakan
pekerjaan bagi keluarga, membangun hubungan yang lebih dekat dengan
keluarga, menciptakan masa depan yang aman bagi keluarga dan
membangun ekuitas untuk pensiun (Cachon, Codina, Eccius-Wellmann,
McGraw, & Myers, 2013, p. 63).
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Wickham (2006), motivasi
merupakan kondisi dimana seorang individu melakukan suatu tindakan, atau
setidaknya memiliki dorongan untuk melakukan tidakan tertentu. Terbagi atas dua
bagian, yaitu motivasi dari dalam (self-motivation) dan motivasi dari luar
(Motivation of others).
Self – Motivation
a. Alasan mengapa memilih untuk menjadi seorang wirausaha.
Seorang wirausahawan memahami alasan mengapa dirinya
memutuskan untuk menjadi seorang wirausaha serta selalu
mengingatkan dirinya akan keputusan yang telah diambil sebelumnya.
b. Belajar dari kesalahan.
Wirausahawan yang melakukan kesalahan cenderung mengalami masa
yang lebih sulit daripada seorang manajer. Pada saat tersebut seorang
wirausahawan ditantang untuk dapat menghadapi masalah dan
bertanggung jawab atas akibat yang dipilihnya. Dengan adanya
masalah tersebut, mendorong wirausahawan kembali bangkit.
c. Menikmati hasil (reward).
14
Universitas Kristen Petra
Wirausahawan dapat termotivasi karena dapat menikmati hasil dalam
bentuk uang yang telah mereka peroleh atas kerja keras yang selama
ini dilalui.
Motivation Of Others
a. Pemahaman akan personal drives.
Wirausahawan memahami situasi seperti apa yang mereka harapkan
dapat mereka capai pada status sosial dalam masyarakat.
a. Memiliki tujuan yang jelas.
Wirausahawan memiliki tujuan yang jelas dan mempertanggung-
jawabkan tujuan tersebut.
b. Mendapat dukungan.
Wirausahawan dapat termotivasi karena mendapatkan dukungan dari
lingkungan, baik lingkungan kerja maupun keluarga dan pertemanan.
c. Memanfaatkan upah/manfaat yang telah diterima.
Manfaat yang diperoleh oleh wirausahawan dari kegiatan berwirausaha
tidak hanya uang melainkan juga dapat memperoleh pengakuan
masyarakat.
d. Adannya sanksi positif dari lingkungan.
Sanksi positif yang diterima oleh wirausahawan dari lingkungan dapat
mendorong wirausahawan memiliki kesuksesan yang lebih tinggi.
2.3. Konsep Kesuksesan
2.3.1. Pengertian Kesuksesan
Sukses menurut Wickham (2006) merupakan suatu ukuran dari
pencapaian. Sukses memiliki berbagai sudut, dan dapat dilihat oleh masyarakat
serta dapat dirasakan secara personal oleh setiap stakeholder.
15
Universitas Kristen Petra
Sukses dapat lebih mudah dipahami dengan beberapa aspek berikut:
Kelangsungan usaha.
Dapat diukur melalui prestasi keuangan dan kehadiran yang diciptakan
oleh usaha tersebut di suatu pasar. Indikatornya dapat diukur melalui
pembandingan dengan kompetitor.
Ekspektasi pada usaha dari orang di dalam usaha (stakeholder).
Suatu bisnis dibentuk dari orang-orang, dimana kesuksesan tersebut perlu
untuk dirasakan oleh mereka secara individu, sama seperti kesuksesan
organisasi itu sendiri. Kesuksesan bisnis merupakan ujung dari kesuksesan
individu, dan merupakan sumber daya tarik individu untuk meningkatkan
kehidupan.
Sifat ekspektasi stakeholders.
Dalam suatu kegiatan berwirausaha, secara umum memiliki 6 stakeloders
yaitu:
o Entrepreneur itu sendiri yang ingin mencapai ambisi pribadinya.
o Pegawai ingin memperoleh reward atas usahanya serta
pengembangan pribadi.
o Pemasok mengharapkan bisnis kita sebagai pelanggan yang
menguntungkan.
o Konsumen mengharapkan bisnis kita sebagai pemasok yang baik.
o Investors mengharapkan return dari investasi yang mereka
lakukan.
o Komunitas lokal / masyarakat mengharapkan bisnis kita dapat
berkontribusi secara positif pada kualitas kehidupan setempat.
Wujud dari tujuan personal memiliki tiga tingkatan:
1. Ekonomi: upah moneter.
2. Sosial: terpenuhinya hubungan dengan orang lain.
3. Pengembangan diri: pencapaian dari kecerdasan personal serta
kepuasan dan pertumbuhan spiritual.
Hasil sesungguhnya yang diperoleh dari ekspektasi.
Secara minimal, kesuksesan dapat diidentifikasikan jika hasil sesuai
dengan ekspektasi
16
Universitas Kristen Petra
Ashar & Lane-Mahar (2004) mengatakan bahwa pada level kepemimpinan
menengah dan atas, kesuksesan tidak di ukur berdasarkan uang, kekuatan posisi,
maupun simbol status. Kesuksesan diukur dari keterhubungan, keseimbangan,
serta keseluruhan.
Kauanui et al. (2008) mengatakan bahwa kesuksesan individu diukur dari
ukuran yang tidak tampak pada hitungan akuntansi. Membuat hidup lebih berarti,
menjadi suatu ukuran kesukesan individu (Porras, Emery, & Thompson, 2007).
Rasa pencapaian, keseimbangan antara pekerjaan dan keluarga, kontribusi
terhadap masyarakat, serta kontribusi terhadap pegawai, merupakan definisi
kesuksesan menurut Kaunaui & et al. (2010).
Paige & Littrell (2002) menjelaskan bahwa kesuksesan dijelaskan secara
intrinsik, yaitu kebebasan dan kemandirian, mengontrol masa depan seseorang,
dan menjadi atasan untuk diri sendiri, dan secara ekstrinsik, yaitu meningkatkan
financial returns, pemasukan pribadi, dan kekayaan.
Berdasarkan pengertian-pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa
kesuksesan adalah pencapaian-pencapaian yang dialami baik secara intrinsik
maupun ekstrinsik oleh seseorang atau stakeholder
2.3.2. Pengertian Kesuksesan Berwirausaha
Bagi wirausahawan, kesuksesan dapat diterjemahkan pada perasaan
kepuasan pada pekerjaan mereka sendiri, dimana memiliki kebebasan untuk
menciptakan suasana maupun lingkungan kerja mereka sendiri. Kesuksesan
diukur dari nilai masing-masing individu, bukan sekedar pangsa pasar yang
mereka miliki, aliran pendapatan, atau margin keuntungan (Kaunaui & partners,
2010).
Di sisi lain, penelitian yang dilakukan oleh Masuo et al. (2001)
mengatakan bahwa kesuksesan berbisnis adalah kombinasi dari hal yang
berhubungan dengan ekonomi seperti pengembalian asset, penjualan, keuntungan,
pegawai, dan tingkat kelangsungan bisnis, dan hal yang tidak berhubungan
17
Universitas Kristen Petra
dengan keuangan seperti kepuasan pelanggan, pengembangan pribadi, dan
pencapaian personal.
Berdasarkan pengertian-pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa
kesuksesan berwirausaha adalah kombinasi dari kepuasan individu terhadap
pencapaian ekstrinsik yaitu aset finansial maupun intrinsik yaitu kepuasan batin.
2.3.3. Faktor Kesuksesan
Benzing et al. (2009) menjelaskan kesuksesan dari usaha kewirausahaan terdiri
dari empat variabel, yaitu:
Lingkungan eksternal
Kemampuan manajerial
Pelatihan wirausahawan
Psikologi dan personal wirausahawan
Lebih mendalam, Zimmerman & Jiang (2009) menjelaskan bahwa modal
merupakan salah satu faktor penting dalam kesuksesan berbisnis, karena modal
seringkali tidak mudah untuk di akses oleh calon wirausahawan. Modal terdiri
dari tiga wujud, yaitu:
1. Human Capital
Pengetahuan dan kemampuan individu (Becker, 1964), dalam
pendeteksian sifat kewirausahaan seperti pemecahan masalah,
adaptasi terhadap perubahan, implementasi terhadap teknologi
terbaru (Davidsonn & Honic, 2003; Shrader & Siegel, 2007;
Siegel, Waldman & Youngdahl, 1997). Selain itu, menjadi
negosiator yang efektif, tahan terhadap tekanan/stress, inovatif,
cerdas, mudah beradaptasi dengan lingkungan, berpikiran terbuka,
fokus, tekun dan realistis, juga merupakan pengetahuan dan
kemampuan individu (Elenurm & Vaino, 2011).
Pendidikan (Bantel & Jackson, 1989; Norburn & birley, 1998).
Pengalaman sebelumnya (Fischer & Pollock, 2004; Hambrick &
Mason, 1984).
18
Universitas Kristen Petra
2. Social Capital
Jaringan sosial dan relasi pada struktur sosial tempat seseorang itu
berada (Putnam, 1995), yaitu sumber daya sosial yang tertanam
pada suatu hubungan antar manusia (Burt, 1992; Tsai & Ghoshal,
1998).
Teman dan kerabat yang mendukung kegiatan berwirausaha
(Brindley, 2005)
Keluarga (Brindley, 2005; Huck & McEwen, 1991) seperti orang
tua atau pasangan (Fernandez, 1981), yang mendorong kegiatan
berwirausaha, namun tidak ikut campur terhadap kegiatan
berbisnis (Fernandez, 1981)
3. Reputational Capital
Reputasi yang baik (Fombrum, 1996).
Sertifikasi legitimasi dari organisasi yang dihormati (Honig &
Antoncic, 2003; Oliver, 1997; Powell & DiMaggio, 1991).
Yusuf (1995) mengatakan bahwa faktor penting kesuksesan adalah kemampuan
manajemen yang baik, akses terhadap keuangan yang baik, kualitas personal dan
dukungan pemerintah. Huck & McEwen (1991) mempelajari bahwa di Jamaika
faktor terpenting kesuksesan berwirausaha ialah marketing yang baik.
19 Universitas Kristen Petra
2.4 Penelitian Terdahulu
Tabel 2.2. Penelitian Terdahulu
Peneliti Judul Penelitian Tahun Tujuan Penelitian Jenis Penelitian Hasil Penelitian
Anja K. Franck
Factors Motivating Women’s
Informal Micro-Entrepreneurship:
Experiences from Penang, Malaysia
2012 Mengetahui faktor yang memotivasi wanita untuk berwirausaha di Penang,
Malaysia.
Kualitatif analisis
Faktor yang memotivasi wanita untuk berwirusaha: 1. Memperoleh
penghasilan/pendapatan. 2. Memiliki ketertarikan pada dunia
usaha. 3. Meningkatkan fleksibilitas. 4. Kebebasan untuk dapat bekerja
bersama keluarga. 5. Kesempatan untuk berlatih lebih
luas.
Jean Lee The Motivation of Woman
Entrepreneurs in Singapore
1996 Mengetahui faktor yang memotivasi wanita untuk
berwirausaha di Singapore
Kuantitatif survei Faktor yang memotivasi wanita untuk berwirausaha:
1. Need for Achievement 2. Need for Dominance
3. Need for Affiliation 4. Need for Autonomy
Muriel Orhan
& Don Scott
Why Woman
Enter Into Entrepreneurship:
An Explanatory Model
2001 Mengembangkan faktor
yang memotivasi wanita untuk memulai usaha
Kualitatif studi
kasus
Motivasi berwirausaha:
1. Dynastic Compliance 2. No other choice
3. Entrepreneur by chance 4. Natural Succession
20 Universitas Kristen Petra
5. Forced Entrepreneurship 6. Informed entrepreneur
7. Pure Entrepreneur.
Kamal Naser, Wojoud
Rashid Mohammed,
& Rana Nuseibeh
Factors That Affect Woman
Entrepreneur: Evidence From
An Emerging Economy
2009 Mengidentifikasikan faktor yang memotivasi
wanita di United Arab Emirates (UAE) untuk
menjadi seorang pekerja sendiri.
Kuantitatif survei Motivasi wanita berwirausaha: 1. Dukungan dana dari pemerintah
pada saat pembangunan usaha. 2. Pemenuhan diri.
3. Adanya pengetahuan, keterampilan, dan juga pengalaman.
4. Dukungan dari pasangan maupun orang tua.
Rekha Pancal & Kavita Dua
A Study of Motivational Factors for
Becoming The Woman
Entrepreneur in Haryana, India
2013 1. Mempelajari profil demografi wirausahawan wanita
di Haryana, India. 2. Menemukan faktor
yang memotivasi wanita untuk menjadi wirausahawan di
provinsi Haryana,
Kuantitatif survei Faktor-Faktor yang memotivasi wirausahawan wanita di Haryana: 1. Kesulitan ekonomi dan atmosfer
yang mendukung. 2. Latar belakang keluarga.
3. Pengetahuan dan dukungan keuangan.
4. Kebebasan social
5. Popularitas
21 Universitas Kristen Petra
India.
Rosemary
Fisher, Alex Maritz, Antonio Lobo
Evaluating
Entrepreneurs’ Perception of Success:
Development of Measurement
Scale
2014 Mengevaluasi pemahaman
wirausahawan mengenai arti kesuksesan.
Kuantitatif dan
kualitatif
Kesuksesan menurut wirausahawan:
Wirausahawan menyatakan kesuksesan berwirausaha dari dua sisi yaitu pada variabel kesuksesan
personal dan pada level makro.
Penelitian ini mendukung teori yang mengatakan bahwa kesuksesan berwirausaha adalah sebuah
konstruksi multidimensional, dimana lebih dari sekedar
kesuksesan financial maupun indikator ekonomi lainnya.
Attahir Yusuf Critical Success
Factors For Small Business:
Perception Of South Pacific Entrepreneurs
1995 1. Mengetahuin critical
success factors dari wirausahawan di South
Pacific 2. Mengetahui
ada/tidaknya perbedaan
antara wirausahawan asli dan wirausahawan
yang dibentuk. 3. Mengetahui pengaruh
dari pendidikan
terhadap pencapaian kesuksesan pada
wirausahawanMengetahuin critical success
Kuantitatif
deskriptif
Critical Success Factors:
1. Manajemen yang baik 2. Dukungan pemerintah yang
memadai 3. Faktor marketing 4. Akulturasi dari budaya luar
5. Tingkat pendidikan dan pelatihan
6. Akeses keuangan dan investasi. 7. Kelebihan diri dan kualitas
personal seperti kepercayaan
diri, karisma, reputasi local, dan dapat diandalkan.
8. Pengalaman sebelumnya. 9. Afiliasi politik.
22 Universitas Kristen Petra
factors dari wirausahawan di South
Pacific 4. Mengetahui
ada/tidaknya perbedaan antara wirausahawan asli dan wirausahawan
yang dibentuk.
Sumber: disusun oleh penulis.
23 Universitas Kristen Petra
2.5. Hubungan Antar Konsep
Hubungan antara motivasi berwirausaha dan kesuksesan akan dijabarkan
sebagai berikut:
Motivasi merupakan suatu elemen dalam kesuksesan suatu bisnis. Hal
tersebut mendorong sesorang untuk berwirausaha. Dalam berwirausaha
kesuksesan memiliki sejumlah makna, yaitu intrinsik dan ekstrinsik. Untuk
meraih kesuksesan tersebut terdapat sejumlah faktor yang berkontribusi antara
lain human capital, social capital, dan reputational capital.
2.6. Kerangka Berpikir
Gambar 2.1
Sumber: Kuratko et al (1997); Paige & Littrell (2002); Zimmerman & Jiang
(2009)
Wirausahawan wanita
Motivasi Berwirausaha
- Peningkatan pendapatan
- Kemandirian / otonomi
- Recognition
-Excitement
- Growth (Intrinsik)
- Challenge
- Keamanan keluarga (assured future)
Kesuksesan Berwirausaha
- Kesuksesan ekstrinsik
- kesuksesan intrinsik
Faktor Kesuksesan Berwirausaha
- Human capital
- Social capital
- Reputational capital