2. iam city changer paparan pa dirjen cipta karya 290914 cc ise

Post on 11-Jul-2015

132 views 4 download

Transcript of 2. iam city changer paparan pa dirjen cipta karya 290914 cc ise

i m a m s e r n a w i . matrikulasi citychanger, djck-pu, sahid, jakarta, 290914

• adalah sebuah gerakan global membagikan dan menyebarkan berbagai prakarsa individu, publik, dan badan usaha untuk meningkatkan kualitas kawasan permukiman/kota;

• adalah sebuah kampanye yang bertujuan untuk menciptakan kesadaran masyarakat akan issues permukiman/perkotaan untuk mencapai kota yang lebih baik.

• Bergiat untuk mewujudkan kawasan permukiman/kota dan kehidupan masyarakat yang lebih baik menuju pengembangan kota yang berkelanjutan melalui 7 (tujuh) komponen utamanya.

Kota yang baik untuk semua

1. A Resilient City

• Menyiapkan kota untuk berubah, mengelola keberagaman, berketahanan, dan bertindak mengurangi risiko.

• Urbanisasi dan pembangunan hanya dapat berkelanjutan bila dapat beradaptasi untuk kebutuhan masa kini/depan dan risikonya, dan tahan terhadap konsekuensi perubahan iklim atau bencana alam.

• Pemberdayaan kota dan komunitasnya untuk merencanakan dan mengelola keberagaman secara efektif adalah mendasar.

2. A Green City

• Membangun kota yang ramah lingkungan dan efisien karbon.

• Kota hijau mempromosikan pembangunan berkelanjutan melalui lingkungan binaan yang efisien karbon.

• Cara kita merencanakan dan mendesain kota akan mempunyai implikasi yang signifikan terhadap seberapa jauh akan berketahanan, efisien sumber daya, dan pro-lingkungan.

• RTH 30% harus dicapai, selain atribut kota hijau lainnya.

3. A Safe and Healthy City

• Membuat permukiman/kota yang lebih aman dan lebih sehat.

• Sebuah permukiman/kota yang mampu menjawab berbagai tantangan dampak urbanisasi, sekaligus harus layak huni agar mampu mendayagunakan potensi2 untuk solusi yang berkelanjutan.

4. An Inclusive City

• Membangun kawasan permukiman/kota yang inklusif secara sosial, aksesibel, pro-poor, dan sensitif gender.

• Pembangunan yang berkeadilan sosial penting untuk menciptakan masa depan perkotaan yang berkelanjutan.

• Berbagai tantangan urbanisasi akan menuntut infrastruktur, proses pembangunan yang inklusif dan pro-poor, serta sensitif gender.

• Kota yang inklusif memberikan hak yang sama bagi warga untuk mengambil peran bagi keuntungan kota.

5. A Planned City

• Merencanakan kota yang menjamin proses pengambilan keputusan yang berkelanjutan.

• Kota harus direncanakan dengan baik, dan dirancang dengan kreatif untuk manfaat keberlanjutan.

• Urbanisasi dan pembangunan berkelanjutan memerlukan proses perencanaan dan kerangka politik yang partisipatif dan penekanan khusus pada keseimbangan kebutuhan sosial, lingkungan, dan ekonomi.

• Kota hendaknya direncanakan dan juga dirancang!

6. A Productive City

• Mewujudkan kawasan permukiman/kota yang efisien dan tempat yang layak untuk berusaha produktif.

• Pembangunan yang berkeadilan secara ekonomi merupakan komponen yang penting bagi perwujudan kota yang layak huni dan sehat.

• Perencanaan kota yang dapat mempromosikan dan mendorong kehidupan bagi semua warganya yang dapat memiliki peluang ekonomi baik pada skala lokal maupun regional.

7. An Imageable City

• Mewujudkan kawasan permukiman/kota yang memiliki jati diri serta berkearifan lokal.

• Pembangunan kawasan permukiman/kota yang menghargai nilai2 aset budaya bangsa, aspek kesejarahan atau pusaka (heritage), baik yang terukur maupun yang tidak terukur, seperti kawasan kota lama, permukiman tradisional, dan banguna/ kawasan bersejarah.

• Masa kini dan ke depan, issues partisipasi dan kolaborasi serta kemitraan dalam pengembangan permukiman dan perkotaan harus direspon secara efektif, dengan memberi solusi bagi percepatan pembangunan, mobilisasi sumberdaya, dan upaya sinergi sebagai tanggung jawab bersama, tidak hanya dari salah satu pihak, misal pemerintah.

• 10 (sepuluh) alasan mengapa perlu:

Mengapa perlu?

1. Kota sebagai tantangan abad 21

Dengan jumlah penduduk perkotaan telah melebihi separuh jumlah penduduk dunia, daerah perkotaan menjadi fokus dampak urbanisasi yang cepat, globalisasi dan perubahan iklim.

2. Jumlah penduduk yang terus tumbuh

Jumlah penduduk global di perkotaan akan mencapai 60% pada tahun 2030, dan 70% pada tahun 2050. Jumlah kota berpenduduk lebih dari 1 juta jiwa akan mencapai 450, dengan lebih dari 20 kota sebagai megacity, dengan penduduk melampaui 10 juta jiwa.

3. Kota yang bebas kumuh

Indonesia telah mencanangkan kawasan permukimannya yang bebas kumuh pada akhir tahun 2019. Masih sebagai tantangan adanya perumahan yang tidak layak huni, permukiman ilegal,dan keterbatasan infrastruktur dasar.

4. Menghadapi perubahan iklim

Pertumbuhan penduduk perkotaan dan perubahan pola konsumsi memberikan tekanan pada sumberdaya yang terbatas. Risiko perubahan iklim di daerah perkotaan mempengaruhi ketersediaan air bersih, infrastruktur fisik, transport, barang dan jasa ekosistem, dan penyediaan energi.

5. Emisi GRK yang rendah

Konsentrasi penduduk perkotaan membuat kota mengkonsumsi energi terbanyak, sekitar 70% dari total emisi dari bumi.

6. Kawasan perkotaan sebagai peluang ekonomi

Urbanisasi dan kepadatan perkotaan juga memberikan nilai, bila direncanakan dengan baik dan kompak, menawarkan keunggulan usaha, daya saing dan pekerjaan, sekaligus untuk mengangkat masyarakat miskin.

7. Tempat masa depan generasi berikut

Secara global, penduduk berusia muda, 15-24 tahun, mewakili 18% dari penduduk dunia. 85% dari penduduk muda dunia tinggal di negara berkembang. Jumlah penduduk muda terus tumbuh, terutama di negara sedang tumbuh, seperti Asia, dan di banyak kota, lebih dari 50% penduduknya berusia dibawah 24 tahun.

8. Kota yang kreatif dan produktif

Kota merupakan mesin kreasi dan inovasi, dengan 40 wilayah perkotaan terbesar/mega memiliki 66% kegiatan ekonomi global, dan 85% dari seluruh inovasi teknologi dan ilmiah. Kapitalisasi ekonomi aglomerasi dan peningkatan peluang untuk pertumbuhan kehidupan di seluruh strata sosial-ekonomi.

9. Kita mencintai kota kita

Kota sebagai tempat kita berkehidupan, komunitas kita dan tempat kita berinteraksi, bersosial budaya, satu dengan lainnya.

10. Sekarang waktunya untuk berubah!

Bila kita bekerja bersama, kita akan dapat mewujudkan kota yang lebih baik untuk semua. Sekarang waktunya untuk mulai berubah…. waktunya bagi City Changers!

• Diperlukan untuk mengawal program Permukiman 100|0|100 di setiap daerah

• Berkampanye dan berkegiatan nyata, sekecil apapun dalam bentuk apapun terkait upaya mewujudkan permukiman yang berkelanjutan

• Berada dalam jejaring lokal dan nasional, serta potensial berakses global

• Menjadi bagian aktif dari Habitat Agenda Partners Indonesia di daerah.

di Indonesia

• Berkinerja terukur, lintas sektoral, sinergik, berbasis pembangunan berkelanjutan

• Peran motivator, inovator, fasilitator, dan akselerator • Prinsip kepedulian, kerelawanan, pro-poor, dan

kepeloporan.

di Indonesia

• 421 pendaftar dari 34 provinsi: 381 masy umum, 310 laki2 dan 71 perempuan; 40 mahasiswa, 26 laki2 dan 14 perempuan

• Seleksi oleh 5 juri dalam 5 hari berturut2, untuk yang hanya menyertakan tulisan, 315 orang, 244 laki2 dan 71 perempuan

• terseleksi 100 orang, dari 28 provinsi, 90 masy umum dan 10 mahasiswa, terbanyak dari Jawa Tengah (17) dan Jawa Barat (12); hanya 1 orang (Bali, Babel, Banten, Kalbar, Kalteng, Kepri, Maluku, NTB, NTT, Papua, Sumsel, dan Riau

• Diundang 8 orang lebih awal ke Jakarta, untuk menjaring masukan/ aspirasi

• Matrikulasi untuk penyamaan platform, keterikatan, dan kebersamaan.

di Indonesia, matrikulasi

Beberapa praktik

Mempercantik kota

Poster Kampanye City Changer

Ceritakan Kegiatan City Changer

bintekim@yahoo.com; imamernawi@pu.go.id;

• rekrutmen • branding • pakta integritas • sistem pembinaan • monitoring dan komunikasi • reward • sertifikasi