Post on 06-Jul-2018
8/17/2019 184878661-Metode-Konstruksi-Robbi-1002426-Macam-macam-Pekerjaan-Tanah-Revisi-2.docx
1/38
Robbi Shobri Rakhman 1002426 Teknik Sipil S-1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Pada pembangunan gedung atau bangunan sipil selalu di lakukan pekerjaan
tanah. pada dasarnya metode konstruksi untuk basement dapat di lakukan dengan cara
bottom up atau pun dengan cara top down. Metode bottom up pada basement
merupakan sebuah metode konstruksi yang di awali dengan proses penyelesaian
pekerjaan galian tanah basement kemudian di lanjutkan dengan pelaksanaan elemen
struktr bangunan. Berbeda dengan metode top town, pekerjaan galian tanah di
lakukan secara bersamaan dengan pekerjaan struktur sehingga efisiensi waktu
pengerjaan dapat di maksimalkan agar proyek berlangsung cepat selesai.
1.2 umusan masalah !" Bagaimana pemotongan pada tanah keras dan lunak #
" Bagaimana Produkti$itas alat berat pada pekerjaan tanah #
" Bagaimaan metode kosntruksi untuk basement dengan metode open cut % cut and
co$er #
1.& 'ujuan
(dapun tujuan yang ingin di capai yaitu !
" )ntuk mengetahui permasalahan yang ada dalam rumusan masalah
" )ntuk memenuhi tugas mata kuliah Metode konstruksi
BAB II
MACAM – MACAM PEKERJAAN TANAH UNTUK BASEMENT
2.1 Pembersihan erm!"aan #anah
Pada suatu proyek sebelum dimulai dengan kegiatan penggalian tanah, harus dibuat
gambar kontur dari tanah asli, agar pekerjaan potong dan timbunan tanah *cut % fill+ dapat
diperhitungkan. Pada saat sebelum pelaksanaan pekerjaan tanah pada lokasi bangunan dan
fasilitas untuk bangunan, perlu adanya pembersihan land clearing clearing and grubbing .
Pembersihan ini ada beberapa kemungkinan dalam pelaksanaannya, tergantung pada tipe
tanamannya, dan tujuan dari pembersihan. Peralatan untuk pembersihan ini yang paling baik
1
8/17/2019 184878661-Metode-Konstruksi-Robbi-1002426-Macam-macam-Pekerjaan-Tanah-Revisi-2.docx
2/38
Robbi Shobri Rakhman 1002426 Teknik Sipil S-1
adalah dengan buldoser. )ntuk pohon besar buldoser dapat menggali tanah sekeliling pohon,
dengan memotong sebagian akarnya, kemudian ditumbangkan. 'etapi sekarang dengan
memodifikasi buldoser sehingga dapa lebih cepat cara kerjanya. Blade dari buldoser
dimodifikasi sehingga lebih cocok untuk menumbangkan pohon"pohon besar, pembersihan
area proyek, mendongkel tanggul batu dan lain"lain. Beberapa cara memodifikasi diantaranya
adalah !
" Blades dari buldoser diganti dengan bentuk yang dapat membelah belah pohon"
pohon yang besar dangan cara menusuknya dengan besi yang kuat, sehingga mudah
untuk menumbangkannya. -uga dengan alat ini akar"akar yang horisontal dapat
dibelah"belahnya sehingga mudah menumbangkannya. (da juga dengan
memasangkan blade dengan bentuk , di sebut sebagai "blade. (lat ini disebut
tractor-mounted buldoser ." Blades dari buldoser diganti dengan bentuk seperti garpu penggaruk *rake+.
/engan bentuk semacam garpu ini dapat untuk pembersihan dengan mengumpulan
batang"batang pohon, batuan dan lain"lain tetapi tanah tidak ikut terbawa.
Gambar 1 Salah satu jenis dari buldoser
2
8/17/2019 184878661-Metode-Konstruksi-Robbi-1002426-Macam-macam-Pekerjaan-Tanah-Revisi-2.docx
3/38
Robbi Shobri Rakhman 1002426 Teknik Sipil S-1
Gambar 2 v blade, yang dipasang di depan buldoser pengganti blade, untuk pembersihan
Gambar 3. Garukan garpu rake, yang dipasang di depan buldoser pengganti blade, untuk
pembersihan land clearing
2.2 Pem$#$n%an a&a #anah "eras &an 'a&as (an% )!na"
)ntuk pemotongan penggalian tanah cadas yang agak lunak dapat dengan
menggunakan buldoser saja, yaitu cadas tersebut digaruk dahulu dengan ripper dari buldoser.
'anah cadaas yang telah hancur setelah digaruk dengan ripper, kemudian dipotong dan
didorong dengan blade di depan untuk dikumpulkan pada suatu tempat tertentu yang
merupakan stock untuk diproses berikutnya.
0apan dan pada kasus jenis tanah yang bagaimana ripper dapat digunakan secara
effisiewn. ara untuk mengetahui ini adlah dengan seismoghraphic method , yaitu dengan
cara menentukan kecepatan perambatan gelombang suara pada batuna di bawah permukaan
tanah. 0ecepatan perambatan gelombang suara ini akan berbeda"beda pada batuan yang keras
dan yang lunak, sehingga dengan mengukur kecepatan perambatan suara ini dapat ditentukan
3
8/17/2019 184878661-Metode-Konstruksi-Robbi-1002426-Macam-macam-Pekerjaan-Tanah-Revisi-2.docx
4/38
Robbi Shobri Rakhman 1002426 Teknik Sipil S-1
penggalian dengan ripper atau dengan cara peledakan. -ika sangat keras terpaksa harus
dengan cara peledakan.
Gambar ! buldoser dengan dilengkapi dengan ripper "sumber # metode kerja bangunan sipil,
$mien Sajekti 2%%&'
Gambar ( $. )ipper yang bergerak secara paralel. B. )ipper yang bergerak melalui engsel
"sumber # metode kerja bangunan sipil, $mien Sajekti 2%%&'
2.* Pem$#$n%an 'a&as "eras &an ba#!an "eras+ r$'"
adas batuan yang keras, dimana batasannya adalah penggarukan dengan ripper dari
buldoser sudah tidak mampu lagi, mala cara penggaliannya ada dua macam, berdasarkan !
- olume tanah yang harus digali hanya sedikit atau tanah yang harus harus dipotong
tipis saja.
- olume tanah yang harus digali sangat besar dan tebal.
-ika $olume tanah yang harus digali hanya sedikit atau tanah yang harus dipotong tipis saja,
maka pemotongan cukup dengan menggunakan jackhammers. /isini kita cukup dengan
menggunakan mesin compressor yang besar sehingga cukup untuk beberapa jackhammers.
4
8/17/2019 184878661-Metode-Konstruksi-Robbi-1002426-Macam-macam-Pekerjaan-Tanah-Revisi-2.docx
5/38
Robbi Shobri Rakhman 1002426 Teknik Sipil S-1
Gambar *. penggunaan jackhammer untuk pemotongan tanah keras. +erlu menggunakan
mesin compressor yang besar agar dapat digunakan untuk beberapa mesin jackhammers
-ika tanah yang harus dipotong sangat tebal dan sangat banyak $olumenya, maka
perlu dipertimbangkan dengan menggunakan cara peledakan. Pada dasarnya peledakan
adalah metode bantuan agar pelaksanaan penggalian tanah batuan yang keras dapat terlaksana
dengan mudah. /engan peledakan berarti akan menjadikan tanah batuan menjadi lepas
berkeping"keping halus, karena energi yang dihasiljan oleh bahan peledak, sehingga mudah
diambil maupun didorong dengan mesin buldoser.
)ntuk pembuatan lubang dengan mesin biasanya menggunakan craler drill *ada
yang menyebut track-mounted drill', yang dapat membuat lubang dengan diameter 1 sampai
3, tergantung kebutuhan besar energi peledaknya dan kedalaman bisa sampai mencapai 14
M bahkan bisa lebih dari itu.
5
8/17/2019 184878661-Metode-Konstruksi-Robbi-1002426-Macam-macam-Pekerjaan-Tanah-Revisi-2.docx
6/38
8/17/2019 184878661-Metode-Konstruksi-Robbi-1002426-Macam-macam-Pekerjaan-Tanah-Revisi-2.docx
7/38
Robbi Shobri Rakhman 1002426 Teknik Sipil S-1
Gambar & /ara pengisian bahan peledak, detonator dan stemming "sumber # metode kerja
bangunan sipil, $mien Sajekti 2%%&'
Pengisian bahan peledak ini lebih baik diletakan dibawah pada dekat dengan
permukaan tanah, agar mendapatkan hasil fragmentasi dari pecahan"pecahan tanah batuan
tersebut lebih kecil, sehingga mudah untuk dipindahkan diangkut didorong dengan mesin.
(tau dapat juga dengan meletakan bahan peledak yang lebih besar dibawah, sedangkan
makin ke atas semakin kecil kekuatan bahan peledaknya, dengan diantaranya diberi
stemming .
2.*.2 Pen%%!naan bahan e)e&a" !n#!" e)a"sanaan em$#$n%an #anah "eras+ berba#!
)ntuk pemotongan tanah keras perlu diusahakan agar lapis perlapis yang sejajar
dengan permukaan yang akan dipotong mempunyai waktu peledakan yang sama, sedangkan
jajaran lubang"lubang peledak dibelakangnya mempunyai waktu peledakan lebih lambat,
demikian seterusnya pada jajaran lubang"lubang dibelakangnya lagi, mempunyai waktu
peledakan labih lambat dari jajran didepannya
7
8/17/2019 184878661-Metode-Konstruksi-Robbi-1002426-Macam-macam-Pekerjaan-Tanah-Revisi-2.docx
8/38
Robbi Shobri Rakhman 1002426 Teknik Sipil S-1
Gambar 1% $. Sketsa urutan peledakan B. /ara pengeboran. 0rutan peledakan adalah
1,2,3,!,( "sumber # metode kerja bangunan sipil, $mien Sajekti 2%%&'
/ari beberapa pengalaman menyatakan behwa lubang peledakan dengan posisi miring 15o 7
85o lebih effisien dari pada dengan posisi yang tegak. /engan posisi lubang peledakan yang
miring, fragmentasi hasil perpecahannya cadas kerastu lebih kecil, sehingga mudah untuk
pengangkutannya dengan mesin.
Gambar 11 dua cara metode pengeboran, miring 1%o- !%o , dan vertikal "sumber # metode
kerja bangunan sipil, $mien Sajekti 2%%&'
8
8/17/2019 184878661-Metode-Konstruksi-Robbi-1002426-Macam-macam-Pekerjaan-Tanah-Revisi-2.docx
9/38
Robbi Shobri Rakhman 1002426 Teknik Sipil S-1
umus yang digunakan untuk menentukan jarak lubag peledakan, digunakan rumus yang
dikembangkan dari rumus Monsanto
R=0,02
√ P
S
9 adius tanah batuan yang rusak karena peledakan, M
P 9 'ekanan peledakan maksimum, 0gm2
6 9 'egangan tarik 0ltimit dari batuan, 0gm2
'abel 1 -arak lubang pengeboran dari beberapa jenis tanah keras
sumber ! metode kerja bangunan sipil, (mien 6ajekti 255:
9
8/17/2019 184878661-Metode-Konstruksi-Robbi-1002426-Macam-macam-Pekerjaan-Tanah-Revisi-2.docx
10/38
Robbi Shobri Rakhman 1002426 Teknik Sipil S-1
2., A)a# bera# a&a e"er-aan #anah
2.,.1 Pr$&!"#ii#as A)a# Bera#
Produksi alat penggali berbeda"beda antara tipe alat penggali yang satu dengan
yang lainnya. ;al"hal yang mempengaruhi produktifitas dari alat penggali tanah
adalah kapasitas buket, cycle time dan efisiensi kerja *kondisi alat, operator dan
cuaca+. Peralatan konstruksi jarang diopersikan selama 35 menit penuh dalam satu
jamnya. -ika alat bekerja efisien selama 45 menit dalam satu jam, hal ini berarti
bahwa alat tersebut mempunyai faktor efisiensi waktu kerja 4535 < 155= 9 >&,& =.
?aktor efisiensi waktu kerja alat tergantung dari kondisi alat pada saat alat tersebut
disewa dan pemeliharaan alat pada saat pelaksanaan. -ika alat yang disewa dipelihara
dengan baik dalam penggunaannya, ada lima kondisi alat pada saat alat tersebut
disewa, yaitu !
1. 0ondisi baik sekali, dengan faktor efisiensi waktu kerja 5,>&&. ;al ini berarti dalam
satu jam alat dapat bekerja secara efisien selama 45 menit.
2. 0ondisi baik, dengan faktor efisiensi waktu kerja 5,@4. ;al ini berarti dalam satu
jam alat dapat bekerja secara efisien selama 84 menit.
&. 0ondisi sedang, dengan faktor efisiensi waktu kerja 5,3:. hal ini berarti dalam satu
jamalat dapat bekerja secara efisien selama 81.8 menit.8. 0ondisi buruk, dengan faktor efisiensi waktu kerja 5,31. ;al ini berarti dalam satu
jamalat dapat bekerja secara efisien selama &3.3 menit.
4. 0ondisi buruk sekali, dengan faktor efisiensi waktu kerja 5,45. ;al ini berarti
dalam satu jam alat dapat bekerja secara efisien selama &5 menit.
2.,.1.1 Pr$&!"#ii#as ba'"h$e
10
8/17/2019 184878661-Metode-Konstruksi-Robbi-1002426-Macam-macam-Pekerjaan-Tanah-Revisi-2.docx
11/38
Robbi Shobri Rakhman 1002426 Teknik Sipil S-1
Perhitungan produktifitas yang dihasilkan dalam proses penggalian tanah lempung
dengan menggunakan Backhoe untuk masing"masing tipe dan efisiensi waktu kerja
alat digunakan rumusan dibawah ini !
Q=q x 3600
Cm x E
0apasitas bucket *A+ *m&+
?aktor koreksi total *+
ycle time *m+ !
" Pengisian bucket *detik+
" Mengangkat beban dan swing *detik+
" /umping *pembuangan+ *detik+
" 6wing kembali *detik+
Produktifitas backhoe per jam dinyatakan dengan notasi p dengan satuan m
&
jam,
sedangkan untuk produktifitas total selama waktu pelaksanaan pekerjaan dinyatakan
dengan notasi dengan satuan m&.
2.,.1.2 Pr$&!"#ii#as &!m #r!'"
Perhitungan produktifitas dump truck dengan kapasitas muat dan jarak angkut untuk
masing"masing lokasi digunakan rumusan seperti dibawah ini !
Q=q x 60
Cmt x Et
Cmt =n.Cms+ LV 1
+t 1+ LV 2
+t 2
A 90apasitas bucket *m&+
t 9?aktor koreksi total
ms 9 waktu siklus backhoe *menit+
L 9 jarak angkut *m+
1
9 kecepatan rata"rata dump truck bermuatan *kmjam+
2
9 kecepatan rata"rata dump truck tanpa muatan *kmjam+
t1 9 waktu bongkar muatan hingga posisi siap untuk jalan kembali *menit+
t2
9 waktu posisi dump truck hingga siap dimuati *menit+
n 9 jumlah lintasan
2.,.1.* Pr$&!"#i/i#as B!))&$0er
Q=q x 60
Cmt x Et
Produksi per siklus *A+
C 9 L < ;2 < a
L 9 lebar blade *pisau+ *m+; 9 tinggi blade *pisau+ *m+
11
8/17/2019 184878661-Metode-Konstruksi-Robbi-1002426-Macam-macam-Pekerjaan-Tanah-Revisi-2.docx
12/38
Robbi Shobri Rakhman 1002426 Teknik Sipil S-1
a 9 faktor sudut
A 9 produksi tiap gerak *m&
+
2.,.2 Beberaa A)a# (an% &i%!na"an a&a en%%a)ian basemen#
2.,.2.1 hee) &$0er
Gambar 1& heel doer type !!4 produksi perusahaan caterpilar
- Sesii"asi mesin hee) &$0er #(e 3,,H
- Sesii"asi bera# &an #ransmisi hee) &$0er #(e 3,,H
12
8/17/2019 184878661-Metode-Konstruksi-Robbi-1002426-Macam-macam-Pekerjaan-Tanah-Revisi-2.docx
13/38
Robbi Shobri Rakhman 1002426 Teknik Sipil S-1
- Sesii"asi sis#em hi&r$)i" hee) &$0er #(r 3,,H
13
8/17/2019 184878661-Metode-Konstruksi-Robbi-1002426-Macam-macam-Pekerjaan-Tanah-Revisi-2.docx
14/38
Robbi Shobri Rakhman 1002426 Teknik Sipil S-1
- Sesii"asi "aasi#as )a(anan hee) &$0er #(e 3,,H
- Sesii"asi &imensi hee) &$0er #(e 3,,H
14
8/17/2019 184878661-Metode-Konstruksi-Robbi-1002426-Macam-macam-Pekerjaan-Tanah-Revisi-2.docx
15/38
Robbi Shobri Rakhman 1002426 Teknik Sipil S-1
Gambar 2% Spesiikasi dimensi heel doer type !!4
- Sesii"asi b)a&e hee) &$0er #(e 3,,H
- B)a&es hee) &$0er #(e 3,,H
15
8/17/2019 184878661-Metode-Konstruksi-Robbi-1002426-Macam-macam-Pekerjaan-Tanah-Revisi-2.docx
16/38
Robbi Shobri Rakhman 1002426 Teknik Sipil S-1
Gambar 21 Blades heel doer type !!4
- Pera)a#an s#an&ar hee) &$0er #(e 3,,H
16
8/17/2019 184878661-Metode-Konstruksi-Robbi-1002426-Macam-macam-Pekerjaan-Tanah-Revisi-2.docx
17/38
Robbi Shobri Rakhman 1002426 Teknik Sipil S-1
- Pera)a#an #ambahan hee) &$0er #(e 3,,H
2.,.2.2 Tra'" #(e& #ra'#$r
17
8/17/2019 184878661-Metode-Konstruksi-Robbi-1002426-Macam-macam-Pekerjaan-Tanah-Revisi-2.docx
18/38
Robbi Shobri Rakhman 1002426 Teknik Sipil S-1
Gambar 22 track type tractor type 5*k2 produksi perusahaan caterpilar
- Sesii"asi mesin #ra'" #(e #ra'#$r #(e D,"2
- Sesii"asi #ransmisi #ra'" #(e #ra'#$r #(e D,"2
18
8/17/2019 184878661-Metode-Konstruksi-Robbi-1002426-Macam-macam-Pekerjaan-Tanah-Revisi-2.docx
19/38
Robbi Shobri Rakhman 1002426 Teknik Sipil S-1
- Sesii"asi "aasi#as )a(anan #ra'" #(e #ra'#$r #(e D,"2
- Sesii"asi bera# #ra'" #(e #ra'#$r #(e D,"2
- Sesii"asi b)a&e #ra'" #(e #ra'#$r #(e D,"2
- Sesii"asi rier #ra'" #(e #ra'#$r #(e D,"2
- Sesii"asi &imensi #ra'" #(e #ra'#$r #(e D,"2
19
8/17/2019 184878661-Metode-Konstruksi-Robbi-1002426-Macam-macam-Pekerjaan-Tanah-Revisi-2.docx
20/38
Robbi Shobri Rakhman 1002426 Teknik Sipil S-1
Gambar 23 Spesiikasi dimensi track type tractor type 5!k2
- Pera)a#an s#an&ar #ra'" #(e #ra'#$r #(e D,"2
20
8/17/2019 184878661-Metode-Konstruksi-Robbi-1002426-Macam-macam-Pekerjaan-Tanah-Revisi-2.docx
21/38
Robbi Shobri Rakhman 1002426 Teknik Sipil S-1
- Pera)a#an #ambahan #ra'" #(e #ra'#$r #(e D,"2
21
8/17/2019 184878661-Metode-Konstruksi-Robbi-1002426-Macam-macam-Pekerjaan-Tanah-Revisi-2.docx
22/38
Robbi Shobri Rakhman 1002426 Teknik Sipil S-1
BAB III
PEN44ALIAN TANAH UNTUK BASEMENT
*.1 Me#$&e b$##$m !
Metode bottom up terdiri dari 2 jenis yaitu metode open cut dan metode cut and co$er
*.1.1 Me#$&e C!# an& C$/er
Metode ini biasa disebut metode kon$ensional, merupakan metode yang paling
sederhana. Pada metode ini, dilakukan penggalian dari permukaan tanah ke dasar galian
dengan sudut lereng galian tertentu *slope angle+ dan tanpe menggunakan retaining wall.
22
8/17/2019 184878661-Metode-Konstruksi-Robbi-1002426-Macam-macam-Pekerjaan-Tanah-Revisi-2.docx
23/38
Robbi Shobri Rakhman 1002426 Teknik Sipil S-1
Metode ini biasanya digunakan pada proyek yang mempunyai lahan cukup luas,
dimana terletak di tengah"tengan site, sehingga tidak berbatasan langsung dengan bangunan
tetangga *e
8/17/2019 184878661-Metode-Konstruksi-Robbi-1002426-Macam-macam-Pekerjaan-Tanah-Revisi-2.docx
24/38
Robbi Shobri Rakhman 1002426 Teknik Sipil S-1
6umber ! (hl$in, smoots *1:>>, p.28+
'abel & 6lope angle untuk granular soil
6umber ! koerner *1:>4, p.31+
'abel 8 slope angle untuk cohesi$e soil
24
8/17/2019 184878661-Metode-Konstruksi-Robbi-1002426-Macam-macam-Pekerjaan-Tanah-Revisi-2.docx
25/38
Robbi Shobri Rakhman 1002426 Teknik Sipil S-1
6umber ! koerner *1:>4, p.@@+
metode ini cocok digunakan apabila kondisi muka air tanah tidak lebih tinggi dari
dasar galian. Damun hal tersebut dapat dikendalikan denga sistem dewatering yang benar.
Pada tanah granular, metode ini dapat diaplikasikan dengan metode dewaterinh sistem ground
water lowing. Pada tanah kohesif, metode ini dapat diaplikasikan dengan metode dewatering
sistem open dumping.
Pada tanah kohesif, sudut kemiringan lereng dapat lebih besar dan lebih stabil
dibandingkan tanah granular. 'etapi kelongsoran rawan terjadi pada musim hujan, karen pada
jenis tanah kohesif *yang dominan lempung+, tanahnya akan mengembang, menjadi
ekspansif, meleleh, menjadi lumpur ketika terkena air hujan dalam jumlah tertentu. Pada saat
hujan akan terjadi penambahan tegangan air tanah yang dapat mengganggu stabilitas lereng
galian.
0elongsoran juga bisa disebabkan akibat getaran dari kendaraan yang lewat di tepi
lereng galian *surcharge load+. Eleh karena itu perlu adanya jarak aman dari tepi lereng
galan, sehingga tidak mengganggu kestabilan lereng. 6elain itu, pada metode ini rawan
terjadi hea$e pada dasar galian akibat kehilangan beban tanah selama penggalian, sehingga
tanah di samping galian akan menjadi suatu beban tambahan pada dasar galian.
Pada kondisi tertentu, untuk mengantisipasi terjadinya kegagalan pada lereng akibat
pengaruh cuaca *hujan+, maka lereng galian diproteksi dengan shot crete atau gunniting
*beton cait yang disemprotkan pada lereng galina+ atau dapat pula ditutupi dengan terpal.
Beberapa upaya perkuatan lereng galian yang dapat dilakukan antara lain memberi susunan
25
8/17/2019 184878661-Metode-Konstruksi-Robbi-1002426-Macam-macam-Pekerjaan-Tanah-Revisi-2.docx
26/38
8/17/2019 184878661-Metode-Konstruksi-Robbi-1002426-Macam-macam-Pekerjaan-Tanah-Revisi-2.docx
27/38
Robbi Shobri Rakhman 1002426 Teknik Sipil S-1
Metode ini juga cukup cocok apabila kondisi muka air tanah cukup tinggi *lebih
tinggi dari dasar galian+ dan cocok untuk diaplikasikan bersama dengan menggunakan
metode dewatering sistem open dumping,6ama seperti metode open"cut, yang perlu
diantisipasi pada metode ini adalah hea$er pada dasar galian. 6elama tanah digali, terjadi
pengurangan beban diatas galian, sedangkan tanah disamping galian akan menjadi suatu
beban tembahan terhadap tanah dasar galian. 'anah di samping galian akan menekan ke
bawah dan menyebabkan gerakan tanah naik ke atas *bottom hea$e+, seperti pada gambar di
bawah
Gambar 1 4eave pada dasar galian
Sumber # 7schebotario "1&2, p 1%3'
Eleh karena itu salah satu solusi untuk mencegah terjadinya hea$e adalah melakukan
galian secara bertahap dan seger melakukan pengerjaan konstruksi sub-structure. 6elain itu,
penggunaan retaining wall secara tepat juga dapat menghambat terjading hea$e pada dasar
galian
*.1.* Me#$&e "$ns#r!"si en%%a)ian me#$&e $en '!#
a. Pen'arian &a#a #anah %a)ian
/ata tanah di perlukan dalam pelaksanaan yaitu data jenis tanah, ele$asi muka air
tanah % kekuatan tanah. 0etiga data tanah tersebut bisa di dapatkan dengan
melakukan pengujian pemboran taknik.
27
8/17/2019 184878661-Metode-Konstruksi-Robbi-1002426-Macam-macam-Pekerjaan-Tanah-Revisi-2.docx
28/38
Robbi Shobri Rakhman 1002426 Teknik Sipil S-1
Fambar 1: contoh data tanah hasil pemboran teknik
b. Ana)isis &a#a #anah %a)ian
(nalisis data tanah yang di lakukan untuk pekerjaan basement dengan metode ini
adalah analisis stabilitas lereng. 'ujuan dilakukan analisis ini yaitu untuk mengetahui berapa
kemiringan dinding galian yang di iGinkan agar tidak terjadi keruntuhan dinding galian atau
longsoran yang dapat membahayakan proses berlangsungnya pelaksanaan penggalian.
0etentuan kemiringan dinding galian dapat di lihat di. 'abel 2 temporary slope angle, 'abel &
6lope angle untuk granular soil, 'abel 8 slope angle untuk cohesi$e soil. Pada ketiga tabel
tersebut perlu diketahui berapa sudut geser tanah dari tanah galian. Besarnya sudut geser
tanah di dapat dengan cara memplotkan hasil jumlah pukulan dari data bor *D $alue+ ke tabel
internal friction angle.
28
8/17/2019 184878661-Metode-Konstruksi-Robbi-1002426-Macam-macam-Pekerjaan-Tanah-Revisi-2.docx
29/38
Robbi Shobri Rakhman 1002426 Teknik Sipil S-1
Fambar 25 internal ?riction angle
'. Peren'anaan m$bi)isasi a)a#
Pengaturan arah manu$er alat besar dan dump truck yang baik dilakukan dengan
memperhatikan site installation yang ada
Fambar 21 contoh penentuan arah manu$er alat berat dan dump truck
29
8/17/2019 184878661-Metode-Konstruksi-Robbi-1002426-Macam-macam-Pekerjaan-Tanah-Revisi-2.docx
30/38
Robbi Shobri Rakhman 1002426 Teknik Sipil S-1
Fambar 22 Penempatan posisi alat berat dan dump truck untuk menghasilkan
produksi galian yang optimal
&. Pe"er-aan %a)ian
"Falian tahap 1 penggalian di lakukan backhoe dan material langsung di dumping ke
dumptruck *posisi dumptruck yang optimal di mana sudut swing bucket 84o 7 :5o+,
tinggi galian sesuai dengan perhitungan tinggi kritis.
"Falian tahap 2, lereng hasil penggalian tahap 1 harus di proteksi dari gerusan air
hujan dengan menggunakan terpal plastik *plastic sheet+ dan galian tahap kedua dapat
dilaksanakan dengan metode yang sama pada tahap 1.
Fambar 2& pekerjaan galian denga 2 tahap
"Penggalian di lanjutkan sampai ele$asi rencana, untuk penggalian di bawah
permukaan air tanah dilakukan pekerjaan dewatering
";asil galian tanah dibuang ke lokasi disposal are, di usahakan agar jarak disposal
adalah jarak terdekat dan yang perlu diperhatikan usahakan tanah galian tidak
berjatuhan di jalan dengan cara menutup bak dump truck dengan terpal
30
8/17/2019 184878661-Metode-Konstruksi-Robbi-1002426-Macam-macam-Pekerjaan-Tanah-Revisi-2.docx
31/38
Robbi Shobri Rakhman 1002426 Teknik Sipil S-1
Fambar 28 proses pengangkutan tanah
*.1., Me#$&e "$sn#r!"si en%%a)ian C!# an& '$/er
a. 'ahapan pertama adalah melakukan pencarian data tanah di lokasi galian sama seperti
pada metode open cut
b. (nalisis tegangan horiGontal yang bekerja berdasarkan data tanah yang ada, kemudiantentukan jenis turap yang bisa mungkin di laksanakan berdasarkan tegangan
horiGontal yang bekerja pada dinding galian
c. Penentuan lokasi penggalian *soldier pile+
&. Pen%eb$ran #anah a&a )$"asi ren'ana b$re& i)e
31
8/17/2019 184878661-Metode-Konstruksi-Robbi-1002426-Macam-macam-Pekerjaan-Tanah-Revisi-2.docx
32/38
Robbi Shobri Rakhman 1002426 Teknik Sipil S-1
e. Pen%e'$ran be#$n rea&( mi5 "e )$"asi en%%a)ian b$re& i)e
. Pen%%a)ian #anah hin%%a "e &asar %a)ian ren'ana
32
8/17/2019 184878661-Metode-Konstruksi-Robbi-1002426-Macam-macam-Pekerjaan-Tanah-Revisi-2.docx
33/38
Robbi Shobri Rakhman 1002426 Teknik Sipil S-1
%. Pemb!a#an $n&asi &an me)an-!#"an e"er-aan s#r!"#!r
*.2 Me#$&e T$ D$n
;ampir sama dengan metode cut and co$er, pada metode ini sebelum dilakukan
penggalian dan pelaksanaan konstruksi basement, dipasang dinding penahan tanah terlebih
dahulu. Pada metode open cut maupun metode cut and co$er, pelaksanaan konstruksi
basement dilakukan dari dasar galian berlanjut ke atas. 6edangkan pada metode top"down
pelaksanaan konstruksi basement dimulai dari le$el permukaan tanah :ground le$el+
berlanjut hingga ke lantai dasar basement terdalam. /engan penggunaan metode konstruksi
top down, maka pekerjaan struktur bawah bisa dilakukan secara bersamaan dengan struktur
atas. Pada struktur bawah yang dimaksud seperti penggalian, penulangan dan pengecoran plat
lantai basement, kolom basement, pile cap serta sloof.
(dapun tahap"tahap pelaksanaan konstruksi basement dengan metode top"down sebagai
berikut !
" /ilakukan pelaksanaan pekerjaan pondasi terlebih dahulu. -ika menggunakan metodetop"down, maka pondasi yang biasa digunakan adalah bored"pile.
33
8/17/2019 184878661-Metode-Konstruksi-Robbi-1002426-Macam-macam-Pekerjaan-Tanah-Revisi-2.docx
34/38
Robbi Shobri Rakhman 1002426 Teknik Sipil S-1
" /ilakukan pengeboran lubang"lubang tiang pondasi sekaligus lubang bagi king"post.
Lubang bor diberi slurry untuk mencegah terjadinya longsoran pada lubang yang di
bor. Pada kasus tertenti, pada lubang yang di bor bisa di beri casing untuk mencegah
terjadinya longsoran.
" 6etelah lubang lubang pondasi siap, maka dilakukan pengecoran dengan
menggunakan tremi. Beberapa diantara lubang bor yang disiapkan, selain berfungsi
sebagai pondasi juga dapat berfungsi sebagai king"post. 0ing"post merupakan kolom
penopang selama dilakukan penggalian, yang nantinya akan dijadikan sebagai kolom
basement itu tersendiri. 0ing"post bisa terbuat dari pondasi yang diteruskan, dicor
hingga mencapai le$el permukaan tanah atau terbuat dari baja H? tertanam sedalam
tertentu pada bored"pile, yang harus diperhatikan dalam pemasangan king"post batang
baja H? adalah batang ini harus dipasang $ertikan dan tegak lurus. (dapun
pemasangan baja H? sebagai king"post dapat dilakukan dengan 2 cara, akni baja H?
dimasukan sesaat setelah pengecoran pondast *pos"concreting method+ dan baja H?
dimasukan sebelum pengecoran pondasi *pre"concreting method+ seperti gambar di
bawah ini
Fambar 24 pemasangan kong"post baja H? dengan post"concreting method
6umber ! 'hasnanipan, Maung *2555, p.3+
34
8/17/2019 184878661-Metode-Konstruksi-Robbi-1002426-Macam-macam-Pekerjaan-Tanah-Revisi-2.docx
35/38
Robbi Shobri Rakhman 1002426 Teknik Sipil S-1
Fambar 23 pemasangan kong"post baja H? dengan pre"concreting method
6umber ! 'hasnanipan, maung *2555, p.>+
)ntuk lubang bor yang hanya berfungsi sebagai pondasi, maka dicor sampai
kedalaman yang direncanakan *sampai kedalaman lantai basement terdalam+. 6edangkan
untuk lubang yang juga difungsikan sebagai king"post, maka dapat dicor seluruhnya, penuh,
hingga ke le$el permukaan tanah. 6eteleh tiang"tiang pondasi dan king"post selesai
dikerjakan, maka dilakukan pekerjaan penulangan dan pengecoran plat lantai dan balok serta
kolom mulai dari le$el permukaan tanah. Iang perlu diperhatikan adalah harus ada lubang
yang cukup untuk akses masuk keluar alat gali yang akan menggali basement bawahnya.
(lat gali akan masuk menggali basement pertama, kamudian dilakukan pekerjaan penulangan
dan pengecoran tulangan plat dan balok basement pertama. /emikian seterusnya basement
dibawahnya, hingga dilakukan pekerjaan penulangan dan pengecoran tulangan pkat dan
balok basement pertama. /emikian seterusnya basement dibawahnya, hingga dilakukan
penulangan dan pengecoran sloof dan poer pondasi, adapun skema sederhana pelaksanaan
penggalian metode top"down, dapat diliha pada gambar dibawah ini.
35
8/17/2019 184878661-Metode-Konstruksi-Robbi-1002426-Macam-macam-Pekerjaan-Tanah-Revisi-2.docx
36/38
Robbi Shobri Rakhman 1002426 Teknik Sipil S-1
Fambar tahap pelaksanaan metode top"down
6umber ! (partemen 'riliun *255@, p &1+
36
8/17/2019 184878661-Metode-Konstruksi-Robbi-1002426-Macam-macam-Pekerjaan-Tanah-Revisi-2.docx
37/38
Robbi Shobri Rakhman 1002426 Teknik Sipil S-1
/isamping memiliki tingkat kerumitan pelaksanaan yang cukup tinggi, metode ini memiliki
beberapa keuntungan yang dapat menjadi pertimbangan antara lain !
" ocok untuk pelaksanaan konstruksi basement yang terletak di kawasan perkotaan
yang padat, yang berbatasan langsung dengan e
8/17/2019 184878661-Metode-Konstruksi-Robbi-1002426-Macam-macam-Pekerjaan-Tanah-Revisi-2.docx
38/38
Robbi Shobri Rakhman 1002426 Teknik Sipil S-1
http!digilib.petra.ac.id$iewer.php#
page918%submit.8"basement"
chapter8.pdf
http!digilib.petra.ac.id$iewer.php#
page98%submit.8"basement"
chapter8.pdf
http!digilib.petra.ac.id$iewer.php#
page91%submit.%submit.y91:%submit9ne8"basement"
chapter8.pdf
http!www.fhwa.dot.go$bridgetunnelpubsnhi5:51554.cfm
http://digilib.petra.ac.id/viewer.php?page=14&submit.x=7&submit.y=17&submit=next&qual=high&submitval=next&fname=%2Fjiunkpe%2Fs1%2Fsip4%2F2010%2Fjiunkpe-ns-s1-2010-21406012-15284-basement-chapter4.pdfhttp://digilib.petra.ac.id/viewer.php?page=14&submit.x=7&submit.y=17&submit=next&qual=high&submitval=next&fname=%2Fjiunkpe%2Fs1%2Fsip4%2F2010%2Fjiunkpe-ns-s1-2010-21406012-15284-basement-chapter4.pdfhttp://digilib.petra.ac.id/viewer.php?page=14&submit.x=7&submit.y=17&submit=next&qual=high&submitval=next&fname=%2Fjiunkpe%2Fs1%2Fsip4%2F2010%2Fjiunkpe-ns-s1-2010-21406012-15284-basement-chapter4.pdfhttp://digilib.petra.ac.id/viewer.php?page=14&submit.x=7&submit.y=17&submit=next&qual=high&submitval=next&fname=%2Fjiunkpe%2Fs1%2Fsip4%2F2010%2Fjiunkpe-ns-s1-2010-21406012-15284-basement-chapter4.pdfhttp://digilib.petra.ac.id/viewer.php?page=15&submit.x=14&submit.y=13&submit=next&qual=high&submitval=next&fname=%2Fjiunkpe%2Fs1%2Fsip4%2F2010%2Fjiunkpe-ns-s1-2010-21406012-15284-basement-chapter4.pdfhttp://digilib.petra.ac.id/viewer.php?page=15&submit.x=14&submit.y=13&submit=next&qual=high&submitval=next&fname=%2Fjiunkpe%2Fs1%2Fsip4%2F2010%2Fjiunkpe-ns-s1-2010-21406012-15284-basement-chapter4.pdfhttp://digilib.petra.ac.id/viewer.php?page=15&submit.x=14&submit.y=13&submit=next&qual=high&submitval=next&fname=%2Fjiunkpe%2Fs1%2Fsip4%2F2010%2Fjiunkpe-ns-s1-2010-21406012-15284-basement-chapter4.pdfhttp://digilib.petra.ac.id/viewer.php?page=15&submit.x=14&submit.y=13&submit=next&qual=high&submitval=next&fname=%2Fjiunkpe%2Fs1%2Fsip4%2F2010%2Fjiunkpe-ns-s1-2010-21406012-15284-basement-chapter4.pdfhttp://digilib.petra.ac.id/viewer.php?page=4&submit.x=10&submit.y=21&submit=next&qual=high&submitval=next&fname=%2Fjiunkpe%2Fs1%2Fsip4%2F2010%2Fjiunkpe-ns-s1-2010-21406012-15284-basement-chapter4.pdfhttp://digilib.petra.ac.id/viewer.php?page=4&submit.x=10&submit.y=21&submit=next&qual=high&submitval=next&fname=%2Fjiunkpe%2Fs1%2Fsip4%2F2010%2Fjiunkpe-ns-s1-2010-21406012-15284-basement-chapter4.pdfhttp://digilib.petra.ac.id/viewer.php?page=4&submit.x=10&submit.y=21&submit=next&qual=high&submitval=next&fname=%2Fjiunkpe%2Fs1%2Fsip4%2F2010%2Fjiunkpe-ns-s1-2010-21406012-15284-basement-chapter4.pdfhttp://digilib.petra.ac.id/viewer.php?page=4&submit.x=10&submit.y=21&submit=next&qual=high&submitval=next&fname=%2Fjiunkpe%2Fs1%2Fsip4%2F2010%2Fjiunkpe-ns-s1-2010-21406012-15284-basement-chapter4.pdfhttp://digilib.petra.ac.id/viewer.php?page=2&submit.x=13&submit.y=19&submit=next&qual=high&submitval=next&fname=%2Fjiunkpe%2Fs1%2Fsip4%2F2010%2Fjiunkpe-ns-s1-2010-21406012-15284-basement-chapter4.pdfhttp://digilib.petra.ac.id/viewer.php?page=2&submit.x=13&submit.y=19&submit=next&qual=high&submitval=next&fname=%2Fjiunkpe%2Fs1%2Fsip4%2F2010%2Fjiunkpe-ns-s1-2010-21406012-15284-basement-chapter4.pdfhttp://digilib.petra.ac.id/viewer.php?page=2&submit.x=13&submit.y=19&submit=next&qual=high&submitval=next&fname=%2Fjiunkpe%2Fs1%2Fsip4%2F2010%2Fjiunkpe-ns-s1-2010-21406012-15284-basement-chapter4.pdfhttp://digilib.petra.ac.id/viewer.php?page=2&submit.x=13&submit.y=19&submit=next&qual=high&submitval=next&fname=%2Fjiunkpe%2Fs1%2Fsip4%2F2010%2Fjiunkpe-ns-s1-2010-21406012-15284-basement-chapter4.pdfhttp://digilib.petra.ac.id/viewer.php?page=1&submit.x=8&submit.y=19&submit=next&qual=high&submitval=next&fname=%2Fjiunkpe%2Fs1%2Fsip4%2F2010%2Fjiunkpe-ns-s1-2010-21406012-15284-basement-chapter4.pdfhttp://digilib.petra.ac.id/viewer.php?page=1&submit.x=8&submit.y=19&submit=next&qual=high&submitval=next&fname=%2Fjiunkpe%2Fs1%2Fsip4%2F2010%2Fjiunkpe-ns-s1-2010-21406012-15284-basement-chapter4.pdfhttp://digilib.petra.ac.id/viewer.php?page=1&submit.x=8&submit.y=19&submit=next&qual=high&submitval=next&fname=%2Fjiunkpe%2Fs1%2Fsip4%2F2010%2Fjiunkpe-ns-s1-2010-21406012-15284-basement-chapter4.pdfhttp://digilib.petra.ac.id/viewer.php?page=1&submit.x=8&submit.y=19&submit=next&qual=high&submitval=next&fname=%2Fjiunkpe%2Fs1%2Fsip4%2F2010%2Fjiunkpe-ns-s1-2010-21406012-15284-basement-chapter4.pdfhttp://digilib.petra.ac.id/viewer.php?page=3&submit.x=23&submit.y=19&submit=next&qual=high&submitval=next&fname=%2Fjiunkpe%2Fs1%2Fsip4%2F2010%2Fjiunkpe-ns-s1-2010-21406012-15284-basement-chapter4.pdfhttp://digilib.petra.ac.id/viewer.php?page=3&submit.x=23&submit.y=19&submit=next&qual=high&submitval=next&fname=%2Fjiunkpe%2Fs1%2Fsip4%2F2010%2Fjiunkpe-ns-s1-2010-21406012-15284-basement-chapter4.pdfhttp://digilib.petra.ac.id/viewer.php?page=3&submit.x=23&submit.y=19&submit=next&qual=high&submitval=next&fname=%2Fjiunkpe%2Fs1%2Fsip4%2F2010%2Fjiunkpe-ns-s1-2010-21406012-15284-basement-chapter4.pdfhttp://digilib.petra.ac.id/viewer.php?page=3&submit.x=23&submit.y=19&submit=next&qual=high&submitval=next&fname=%2Fjiunkpe%2Fs1%2Fsip4%2F2010%2Fjiunkpe-ns-s1-2010-21406012-15284-basement-chapter4.pdfhttp://www.fhwa.dot.gov/bridge/tunnel/pubs/nhi09010/05.cfmhttp://digilib.petra.ac.id/viewer.php?page=14&submit.x=7&submit.y=17&submit=next&qual=high&submitval=next&fname=%2Fjiunkpe%2Fs1%2Fsip4%2F2010%2Fjiunkpe-ns-s1-2010-21406012-15284-basement-chapter4.pdfhttp://digilib.petra.ac.id/viewer.php?page=14&submit.x=7&submit.y=17&submit=next&qual=high&submitval=next&fname=%2Fjiunkpe%2Fs1%2Fsip4%2F2010%2Fjiunkpe-ns-s1-2010-21406012-15284-basement-chapter4.pdfhttp://digilib.petra.ac.id/viewer.php?page=14&submit.x=7&submit.y=17&submit=next&qual=high&submitval=next&fname=%2Fjiunkpe%2Fs1%2Fsip4%2F2010%2Fjiunkpe-ns-s1-2010-21406012-15284-basement-chapter4.pdfhttp://digilib.petra.ac.id/viewer.php?page=15&submit.x=14&submit.y=13&submit=next&qual=high&submitval=next&fname=%2Fjiunkpe%2Fs1%2Fsip4%2F2010%2Fjiunkpe-ns-s1-2010-21406012-15284-basement-chapter4.pdfhttp://digilib.petra.ac.id/viewer.php?page=15&submit.x=14&submit.y=13&submit=next&qual=high&submitval=next&fname=%2Fjiunkpe%2Fs1%2Fsip4%2F2010%2Fjiunkpe-ns-s1-2010-21406012-15284-basement-chapter4.pdfhttp://digilib.petra.ac.id/viewer.php?page=15&submit.x=14&submit.y=13&submit=next&qual=high&submitval=next&fname=%2Fjiunkpe%2Fs1%2Fsip4%2F2010%2Fjiunkpe-ns-s1-2010-21406012-15284-basement-chapter4.pdfhttp://digilib.petra.ac.id/viewer.php?page=4&submit.x=10&submit.y=21&submit=next&qual=high&submitval=next&fname=%2Fjiunkpe%2Fs1%2Fsip4%2F2010%2Fjiunkpe-ns-s1-2010-21406012-15284-basement-chapter4.pdfhttp://digilib.petra.ac.id/viewer.php?page=4&submit.x=10&submit.y=21&submit=next&qual=high&submitval=next&fname=%2Fjiunkpe%2Fs1%2Fsip4%2F2010%2Fjiunkpe-ns-s1-2010-21406012-15284-basement-chapter4.pdfhttp://digilib.petra.ac.id/viewer.php?page=4&submit.x=10&submit.y=21&submit=next&qual=high&submitval=next&fname=%2Fjiunkpe%2Fs1%2Fsip4%2F2010%2Fjiunkpe-ns-s1-2010-21406012-15284-basement-chapter4.pdfhttp://digilib.petra.ac.id/viewer.php?page=2&submit.x=13&submit.y=19&submit=next&qual=high&submitval=next&fname=%2Fjiunkpe%2Fs1%2Fsip4%2F2010%2Fjiunkpe-ns-s1-2010-21406012-15284-basement-chapter4.pdfhttp://digilib.petra.ac.id/viewer.php?page=2&submit.x=13&submit.y=19&submit=next&qual=high&submitval=next&fname=%2Fjiunkpe%2Fs1%2Fsip4%2F2010%2Fjiunkpe-ns-s1-2010-21406012-15284-basement-chapter4.pdfhttp://digilib.petra.ac.id/viewer.php?page=2&submit.x=13&submit.y=19&submit=next&qual=high&submitval=next&fname=%2Fjiunkpe%2Fs1%2Fsip4%2F2010%2Fjiunkpe-ns-s1-2010-21406012-15284-basement-chapter4.pdfhttp://digilib.petra.ac.id/viewer.php?page=1&submit.x=8&submit.y=19&submit=next&qual=high&submitval=next&fname=%2Fjiunkpe%2Fs1%2Fsip4%2F2010%2Fjiunkpe-ns-s1-2010-21406012-15284-basement-chapter4.pdfhttp://digilib.petra.ac.id/viewer.php?page=1&submit.x=8&submit.y=19&submit=next&qual=high&submitval=next&fname=%2Fjiunkpe%2Fs1%2Fsip4%2F2010%2Fjiunkpe-ns-s1-2010-21406012-15284-basement-chapter4.pdfhttp://digilib.petra.ac.id/viewer.php?page=1&submit.x=8&submit.y=19&submit=next&qual=high&submitval=next&fname=%2Fjiunkpe%2Fs1%2Fsip4%2F2010%2Fjiunkpe-ns-s1-2010-21406012-15284-basement-chapter4.pdfhttp://digilib.petra.ac.id/viewer.php?page=3&submit.x=23&submit.y=19&submit=next&qual=high&submitval=next&fname=%2Fjiunkpe%2Fs1%2Fsip4%2F2010%2Fjiunkpe-ns-s1-2010-21406012-15284-basement-chapter4.pdfhttp://digilib.petra.ac.id/viewer.php?page=3&submit.x=23&submit.y=19&submit=next&qual=high&submitval=next&fname=%2Fjiunkpe%2Fs1%2Fsip4%2F2010%2Fjiunkpe-ns-s1-2010-21406012-15284-basement-chapter4.pdfhttp://digilib.petra.ac.id/viewer.php?page=3&submit.x=23&submit.y=19&submit=next&qual=high&submitval=next&fname=%2Fjiunkpe%2Fs1%2Fsip4%2F2010%2Fjiunkpe-ns-s1-2010-21406012-15284-basement-chapter4.pdfhttp://www.fhwa.dot.gov/bridge/tunnel/pubs/nhi09010/05.cfm