184878661-Metode-Konstruksi-Robbi-1002426-Macam-macam-Pekerjaan-Tanah-Revisi-2.docx

download 184878661-Metode-Konstruksi-Robbi-1002426-Macam-macam-Pekerjaan-Tanah-Revisi-2.docx

of 38

Transcript of 184878661-Metode-Konstruksi-Robbi-1002426-Macam-macam-Pekerjaan-Tanah-Revisi-2.docx

  • 8/17/2019 184878661-Metode-Konstruksi-Robbi-1002426-Macam-macam-Pekerjaan-Tanah-Revisi-2.docx

    1/38

    Robbi Shobri Rakhman 1002426 Teknik Sipil S-1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1 Latar belakang

    Pada pembangunan gedung atau bangunan sipil selalu di lakukan pekerjaan

    tanah. pada dasarnya metode konstruksi untuk basement dapat di lakukan dengan cara

     bottom up atau pun dengan cara top down. Metode bottom up pada basement

    merupakan sebuah metode konstruksi yang di awali dengan proses penyelesaian

     pekerjaan galian tanah basement kemudian di lanjutkan dengan pelaksanaan elemen

    struktr bangunan. Berbeda dengan metode top town, pekerjaan galian tanah di

    lakukan secara bersamaan dengan pekerjaan struktur sehingga efisiensi waktu

     pengerjaan dapat di maksimalkan agar proyek berlangsung cepat selesai.

    1.2 umusan masalah !" Bagaimana pemotongan pada tanah keras dan lunak #

    " Bagaimana Produkti$itas alat berat pada pekerjaan tanah #

    " Bagaimaan metode kosntruksi untuk basement dengan metode open cut % cut and

    co$er #

    1.& 'ujuan

    (dapun tujuan yang ingin di capai yaitu !

    " )ntuk mengetahui permasalahan yang ada dalam rumusan masalah

    " )ntuk memenuhi tugas mata kuliah Metode konstruksi

    BAB II

    MACAM – MACAM PEKERJAAN TANAH UNTUK BASEMENT

    2.1 Pembersihan erm!"aan #anah

    Pada suatu proyek sebelum dimulai dengan kegiatan penggalian tanah, harus dibuat

    gambar kontur dari tanah asli, agar pekerjaan potong dan timbunan tanah *cut % fill+ dapat

    diperhitungkan. Pada saat sebelum pelaksanaan pekerjaan tanah pada lokasi bangunan dan

    fasilitas untuk bangunan, perlu adanya pembersihan land clearing   clearing and grubbing .

    Pembersihan ini ada beberapa kemungkinan dalam pelaksanaannya, tergantung pada tipe

    tanamannya, dan tujuan dari pembersihan. Peralatan untuk pembersihan ini yang paling baik 

    1

  • 8/17/2019 184878661-Metode-Konstruksi-Robbi-1002426-Macam-macam-Pekerjaan-Tanah-Revisi-2.docx

    2/38

    Robbi Shobri Rakhman 1002426 Teknik Sipil S-1

    adalah dengan buldoser. )ntuk pohon besar buldoser dapat menggali tanah sekeliling pohon,

    dengan memotong sebagian akarnya, kemudian ditumbangkan. 'etapi sekarang dengan

    memodifikasi buldoser sehingga dapa lebih cepat cara kerjanya.  Blade  dari buldoser 

    dimodifikasi sehingga lebih cocok untuk menumbangkan pohon"pohon besar, pembersihan

    area proyek, mendongkel tanggul batu dan lain"lain. Beberapa cara memodifikasi diantaranya

    adalah !

    "  Blades dari buldoser diganti dengan bentuk yang dapat membelah belah pohon"

     pohon yang besar dangan cara menusuknya dengan besi yang kuat, sehingga mudah

    untuk menumbangkannya. -uga dengan alat ini akar"akar yang horisontal dapat

    dibelah"belahnya sehingga mudah menumbangkannya. (da juga dengan

    memasangkan blade dengan bentuk , di sebut sebagai "blade. (lat ini disebut

    tractor-mounted buldoser ."  Blades dari buldoser diganti dengan bentuk seperti garpu penggaruk *rake+.

    /engan bentuk semacam garpu ini dapat untuk pembersihan dengan mengumpulan

     batang"batang pohon, batuan dan lain"lain tetapi tanah tidak ikut terbawa.

    Gambar 1 Salah satu jenis dari buldoser 

    2

  • 8/17/2019 184878661-Metode-Konstruksi-Robbi-1002426-Macam-macam-Pekerjaan-Tanah-Revisi-2.docx

    3/38

    Robbi Shobri Rakhman 1002426 Teknik Sipil S-1

    Gambar 2 v blade, yang dipasang di depan buldoser pengganti blade, untuk pembersihan

    Gambar 3. Garukan garpu rake, yang dipasang di depan buldoser pengganti blade, untuk 

     pembersihan land clearing 

    2.2 Pem$#$n%an a&a #anah "eras &an 'a&as (an% )!na" 

    )ntuk pemotongan penggalian tanah cadas yang agak lunak dapat dengan

    menggunakan buldoser saja, yaitu cadas tersebut digaruk dahulu dengan ripper dari buldoser.

    'anah cadaas yang telah hancur setelah digaruk dengan ripper, kemudian dipotong dan

    didorong dengan blade  di depan untuk dikumpulkan pada suatu tempat tertentu yang

    merupakan stock  untuk diproses berikutnya.

    0apan dan pada kasus jenis tanah yang bagaimana ripper dapat digunakan secara

    effisiewn. ara untuk mengetahui ini adlah dengan  seismoghraphic method , yaitu dengan

    cara menentukan kecepatan perambatan gelombang suara pada batuna di bawah permukaan

    tanah. 0ecepatan perambatan gelombang suara ini akan berbeda"beda pada batuan yang keras

    dan yang lunak, sehingga dengan mengukur kecepatan perambatan suara ini dapat ditentukan

    3

  • 8/17/2019 184878661-Metode-Konstruksi-Robbi-1002426-Macam-macam-Pekerjaan-Tanah-Revisi-2.docx

    4/38

    Robbi Shobri Rakhman 1002426 Teknik Sipil S-1

     penggalian dengan ripper atau dengan cara peledakan. -ika sangat keras terpaksa harus

    dengan cara peledakan.

    Gambar ! buldoser dengan dilengkapi dengan ripper "sumber # metode kerja bangunan sipil,

     $mien Sajekti 2%%&'

    Gambar ( $. )ipper yang bergerak secara paralel. B. )ipper yang bergerak melalui engsel 

    "sumber # metode kerja bangunan sipil, $mien Sajekti 2%%&'

    2.* Pem$#$n%an 'a&as "eras &an ba#!an "eras+ r$'" 

    adas batuan yang keras, dimana batasannya adalah penggarukan dengan ripper  dari

     buldoser sudah tidak mampu lagi, mala cara penggaliannya ada dua macam, berdasarkan !

    - olume tanah yang harus digali hanya sedikit atau tanah yang harus harus dipotong

    tipis saja.

    - olume tanah yang harus digali sangat besar dan tebal.

    -ika $olume tanah yang harus digali hanya sedikit atau tanah yang harus dipotong tipis saja,

    maka pemotongan cukup dengan menggunakan  jackhammers. /isini kita cukup dengan

    menggunakan mesin compressor  yang besar sehingga cukup untuk beberapa jackhammers.

    4

  • 8/17/2019 184878661-Metode-Konstruksi-Robbi-1002426-Macam-macam-Pekerjaan-Tanah-Revisi-2.docx

    5/38

    Robbi Shobri Rakhman 1002426 Teknik Sipil S-1

    Gambar *. penggunaan jackhammer untuk pemotongan tanah keras. +erlu menggunakan

    mesin compressor yang besar agar dapat digunakan untuk beberapa mesin jackhammers

    -ika tanah yang harus dipotong sangat tebal dan sangat banyak $olumenya, maka

     perlu dipertimbangkan dengan menggunakan cara peledakan. Pada dasarnya peledakan

    adalah metode bantuan agar pelaksanaan penggalian tanah batuan yang keras dapat terlaksana

    dengan mudah. /engan peledakan berarti akan menjadikan tanah batuan menjadi lepas

     berkeping"keping halus, karena energi yang dihasiljan oleh bahan peledak, sehingga mudah

    diambil maupun didorong dengan mesin buldoser.

    )ntuk pembuatan lubang dengan mesin biasanya menggunakan craler drill   *ada

    yang menyebut track-mounted drill', yang dapat membuat lubang dengan diameter 1 sampai

    3, tergantung kebutuhan besar energi peledaknya dan kedalaman bisa sampai mencapai 14

    M bahkan bisa lebih dari itu.

    5

  • 8/17/2019 184878661-Metode-Konstruksi-Robbi-1002426-Macam-macam-Pekerjaan-Tanah-Revisi-2.docx

    6/38

  • 8/17/2019 184878661-Metode-Konstruksi-Robbi-1002426-Macam-macam-Pekerjaan-Tanah-Revisi-2.docx

    7/38

    Robbi Shobri Rakhman 1002426 Teknik Sipil S-1

    Gambar & /ara pengisian bahan peledak, detonator dan stemming "sumber # metode kerja

    bangunan sipil, $mien Sajekti 2%%&'

    Pengisian bahan peledak ini lebih baik diletakan dibawah pada dekat dengan

     permukaan tanah, agar mendapatkan hasil fragmentasi dari pecahan"pecahan tanah batuan

    tersebut lebih kecil, sehingga mudah untuk dipindahkan diangkut didorong dengan mesin.

    (tau dapat juga dengan meletakan bahan peledak yang lebih besar dibawah, sedangkan

    makin ke atas semakin kecil kekuatan bahan peledaknya, dengan diantaranya diberi

     stemming .

    2.*.2 Pen%%!naan bahan e)e&a" !n#!" e)a"sanaan em$#$n%an #anah "eras+ berba#!

    )ntuk pemotongan tanah keras perlu diusahakan agar lapis perlapis yang sejajar 

    dengan permukaan yang akan dipotong mempunyai waktu peledakan yang sama, sedangkan

     jajaran lubang"lubang peledak dibelakangnya mempunyai waktu peledakan lebih lambat,

    demikian seterusnya pada jajaran lubang"lubang dibelakangnya lagi, mempunyai waktu

     peledakan labih lambat dari jajran didepannya

    7

  • 8/17/2019 184878661-Metode-Konstruksi-Robbi-1002426-Macam-macam-Pekerjaan-Tanah-Revisi-2.docx

    8/38

    Robbi Shobri Rakhman 1002426 Teknik Sipil S-1

    Gambar 1% $. Sketsa urutan peledakan B. /ara pengeboran. 0rutan peledakan adalah

    1,2,3,!,( "sumber # metode kerja bangunan sipil, $mien Sajekti 2%%&'

    /ari beberapa pengalaman menyatakan behwa lubang peledakan dengan posisi miring 15o 7 

    85o lebih effisien dari pada dengan posisi yang tegak. /engan posisi lubang peledakan yang

    miring, fragmentasi hasil perpecahannya cadas kerastu  lebih kecil, sehingga mudah untuk 

     pengangkutannya dengan mesin.

    Gambar 11 dua cara metode pengeboran, miring 1%o- !%o , dan vertikal "sumber # metode

    kerja bangunan sipil, $mien Sajekti 2%%&'

    8

  • 8/17/2019 184878661-Metode-Konstruksi-Robbi-1002426-Macam-macam-Pekerjaan-Tanah-Revisi-2.docx

    9/38

    Robbi Shobri Rakhman 1002426 Teknik Sipil S-1

    umus yang digunakan untuk menentukan jarak lubag peledakan, digunakan rumus yang

    dikembangkan dari rumus Monsanto

     R=0,02

    √ P

    S

    9 adius tanah batuan yang rusak karena peledakan, M

    P 9 'ekanan peledakan maksimum, 0gm2

    6 9 'egangan tarik 0ltimit  dari batuan, 0gm2

    'abel 1 -arak lubang pengeboran dari beberapa jenis tanah keras

    sumber ! metode kerja bangunan sipil, (mien 6ajekti 255:

    9

  • 8/17/2019 184878661-Metode-Konstruksi-Robbi-1002426-Macam-macam-Pekerjaan-Tanah-Revisi-2.docx

    10/38

    Robbi Shobri Rakhman 1002426 Teknik Sipil S-1

    2., A)a# bera# a&a e"er-aan #anah

    2.,.1 Pr$&!"#ii#as A)a# Bera#

    Produksi alat penggali berbeda"beda antara tipe alat penggali yang satu dengan

    yang lainnya. ;al"hal yang mempengaruhi produktifitas dari alat penggali tanah

    adalah kapasitas buket, cycle time dan efisiensi kerja *kondisi alat, operator dan

    cuaca+. Peralatan konstruksi jarang diopersikan selama 35 menit penuh dalam satu

     jamnya. -ika alat bekerja efisien selama 45 menit dalam satu jam, hal ini berarti

     bahwa alat tersebut mempunyai faktor efisiensi waktu kerja 4535 < 155= 9 >&,& =.

    ?aktor efisiensi waktu kerja alat tergantung dari kondisi alat pada saat alat tersebut

    disewa dan pemeliharaan alat pada saat pelaksanaan. -ika alat yang disewa dipelihara

    dengan baik dalam penggunaannya, ada lima kondisi alat pada saat alat tersebut

    disewa, yaitu !

    1. 0ondisi baik sekali, dengan faktor efisiensi waktu kerja 5,>&&. ;al ini berarti dalam

    satu jam alat dapat bekerja secara efisien selama 45 menit.

    2. 0ondisi baik, dengan faktor efisiensi waktu kerja 5,@4. ;al ini berarti dalam satu

     jam alat dapat bekerja secara efisien selama 84 menit.

    &. 0ondisi sedang, dengan faktor efisiensi waktu kerja 5,3:. hal ini berarti dalam satu

     jamalat dapat bekerja secara efisien selama 81.8 menit.8. 0ondisi buruk, dengan faktor efisiensi waktu kerja 5,31. ;al ini berarti dalam satu

     jamalat dapat bekerja secara efisien selama &3.3 menit.

    4. 0ondisi buruk sekali, dengan faktor efisiensi waktu kerja 5,45. ;al ini berarti

    dalam satu jam alat dapat bekerja secara efisien selama &5 menit.

    2.,.1.1 Pr$&!"#ii#as ba'"h$e

    10

  • 8/17/2019 184878661-Metode-Konstruksi-Robbi-1002426-Macam-macam-Pekerjaan-Tanah-Revisi-2.docx

    11/38

    Robbi Shobri Rakhman 1002426 Teknik Sipil S-1

    Perhitungan produktifitas yang dihasilkan dalam proses penggalian tanah lempung

    dengan menggunakan Backhoe untuk masing"masing tipe dan efisiensi waktu kerja

    alat digunakan rumusan dibawah ini !

    Q=q x 3600

    Cm x E

    0apasitas bucket *A+ *m&+

    ?aktor koreksi total *+

    ycle time *m+ !

    " Pengisian bucket *detik+

    " Mengangkat beban dan swing *detik+

    " /umping *pembuangan+ *detik+

    " 6wing kembali *detik+

    Produktifitas backhoe per jam dinyatakan dengan notasi  p dengan satuan m

    &

    jam,

    sedangkan untuk produktifitas total selama waktu pelaksanaan pekerjaan dinyatakan

    dengan notasi dengan satuan m&.

    2.,.1.2 Pr$&!"#ii#as &!m #r!'" 

    Perhitungan produktifitas dump truck dengan kapasitas muat dan jarak angkut untuk

    masing"masing lokasi digunakan rumusan seperti dibawah ini !

    Q=q x  60

    Cmt  x Et 

    Cmt =n.Cms+  LV  1

    +t 1+  LV  2

    +t 2

    A 90apasitas bucket *m&+

    t 9?aktor koreksi total

    ms 9 waktu siklus backhoe *menit+

    L 9 jarak angkut *m+

    1

    9 kecepatan rata"rata dump truck bermuatan *kmjam+

    2

    9 kecepatan rata"rata dump truck tanpa muatan *kmjam+

    t1 9 waktu bongkar muatan hingga posisi siap untuk jalan kembali *menit+

    t2

    9 waktu posisi dump truck hingga siap dimuati *menit+

    n 9 jumlah lintasan

    2.,.1.* Pr$&!"#i/i#as B!))&$0er

    Q=q x  60

    Cmt  x Et 

    Produksi per siklus *A+

    C 9 L < ;2 < a

    L 9 lebar blade *pisau+ *m+; 9 tinggi blade *pisau+ *m+

    11

  • 8/17/2019 184878661-Metode-Konstruksi-Robbi-1002426-Macam-macam-Pekerjaan-Tanah-Revisi-2.docx

    12/38

    Robbi Shobri Rakhman 1002426 Teknik Sipil S-1

    a 9 faktor sudut

    A 9 produksi tiap gerak *m&

    +

    2.,.2 Beberaa A)a# (an% &i%!na"an a&a en%%a)ian basemen#

    2.,.2.1 hee) &$0er

    Gambar 1& heel doer type !!4 produksi perusahaan caterpilar

    - Sesii"asi mesin hee) &$0er #(e 3,,H

    - Sesii"asi bera# &an #ransmisi hee) &$0er #(e 3,,H

    12

  • 8/17/2019 184878661-Metode-Konstruksi-Robbi-1002426-Macam-macam-Pekerjaan-Tanah-Revisi-2.docx

    13/38

    Robbi Shobri Rakhman 1002426 Teknik Sipil S-1

    - Sesii"asi sis#em hi&r$)i" hee) &$0er #(r 3,,H

    13

  • 8/17/2019 184878661-Metode-Konstruksi-Robbi-1002426-Macam-macam-Pekerjaan-Tanah-Revisi-2.docx

    14/38

    Robbi Shobri Rakhman 1002426 Teknik Sipil S-1

    - Sesii"asi "aasi#as )a(anan hee) &$0er #(e 3,,H

    - Sesii"asi &imensi hee) &$0er #(e 3,,H

    14

  • 8/17/2019 184878661-Metode-Konstruksi-Robbi-1002426-Macam-macam-Pekerjaan-Tanah-Revisi-2.docx

    15/38

    Robbi Shobri Rakhman 1002426 Teknik Sipil S-1

    Gambar 2% Spesiikasi dimensi heel doer type !!4 

    - Sesii"asi b)a&e hee) &$0er #(e 3,,H

    - B)a&es hee) &$0er #(e 3,,H

    15

  • 8/17/2019 184878661-Metode-Konstruksi-Robbi-1002426-Macam-macam-Pekerjaan-Tanah-Revisi-2.docx

    16/38

    Robbi Shobri Rakhman 1002426 Teknik Sipil S-1

    Gambar 21 Blades heel doer type !!4 

    - Pera)a#an s#an&ar hee) &$0er #(e 3,,H

    16

  • 8/17/2019 184878661-Metode-Konstruksi-Robbi-1002426-Macam-macam-Pekerjaan-Tanah-Revisi-2.docx

    17/38

    Robbi Shobri Rakhman 1002426 Teknik Sipil S-1

    - Pera)a#an #ambahan hee) &$0er #(e 3,,H

    2.,.2.2 Tra'" #(e& #ra'#$r

    17

  • 8/17/2019 184878661-Metode-Konstruksi-Robbi-1002426-Macam-macam-Pekerjaan-Tanah-Revisi-2.docx

    18/38

    Robbi Shobri Rakhman 1002426 Teknik Sipil S-1

    Gambar 22 track type tractor type 5*k2 produksi perusahaan caterpilar 

    - Sesii"asi mesin #ra'" #(e #ra'#$r #(e D,"2

    - Sesii"asi #ransmisi #ra'" #(e #ra'#$r #(e D,"2

    18

  • 8/17/2019 184878661-Metode-Konstruksi-Robbi-1002426-Macam-macam-Pekerjaan-Tanah-Revisi-2.docx

    19/38

    Robbi Shobri Rakhman 1002426 Teknik Sipil S-1

    - Sesii"asi "aasi#as )a(anan #ra'" #(e #ra'#$r #(e D,"2

    - Sesii"asi bera# #ra'" #(e #ra'#$r #(e D,"2

    - Sesii"asi b)a&e #ra'" #(e #ra'#$r #(e D,"2

    - Sesii"asi rier #ra'" #(e #ra'#$r #(e D,"2

    - Sesii"asi &imensi #ra'" #(e #ra'#$r #(e D,"2

    19

  • 8/17/2019 184878661-Metode-Konstruksi-Robbi-1002426-Macam-macam-Pekerjaan-Tanah-Revisi-2.docx

    20/38

    Robbi Shobri Rakhman 1002426 Teknik Sipil S-1

    Gambar 23 Spesiikasi dimensi track type tractor type 5!k2

    - Pera)a#an s#an&ar #ra'" #(e #ra'#$r #(e D,"2

    20

  • 8/17/2019 184878661-Metode-Konstruksi-Robbi-1002426-Macam-macam-Pekerjaan-Tanah-Revisi-2.docx

    21/38

    Robbi Shobri Rakhman 1002426 Teknik Sipil S-1

    - Pera)a#an #ambahan #ra'" #(e #ra'#$r #(e D,"2

    21

  • 8/17/2019 184878661-Metode-Konstruksi-Robbi-1002426-Macam-macam-Pekerjaan-Tanah-Revisi-2.docx

    22/38

    Robbi Shobri Rakhman 1002426 Teknik Sipil S-1

    BAB III

    PEN44ALIAN TANAH UNTUK BASEMENT

    *.1 Me#$&e b$##$m !

    Metode bottom up terdiri dari 2 jenis yaitu metode open cut dan metode cut and co$er 

    *.1.1 Me#$&e C!# an& C$/er

    Metode ini biasa disebut metode kon$ensional, merupakan metode yang paling

    sederhana. Pada metode ini, dilakukan penggalian dari permukaan tanah ke dasar galian

    dengan sudut lereng galian tertentu *slope angle+ dan tanpe menggunakan retaining wall.

    22

  • 8/17/2019 184878661-Metode-Konstruksi-Robbi-1002426-Macam-macam-Pekerjaan-Tanah-Revisi-2.docx

    23/38

    Robbi Shobri Rakhman 1002426 Teknik Sipil S-1

    Metode ini biasanya digunakan pada proyek yang mempunyai lahan cukup luas,

    dimana terletak di tengah"tengan site, sehingga tidak berbatasan langsung dengan bangunan

    tetangga *e

  • 8/17/2019 184878661-Metode-Konstruksi-Robbi-1002426-Macam-macam-Pekerjaan-Tanah-Revisi-2.docx

    24/38

    Robbi Shobri Rakhman 1002426 Teknik Sipil S-1

    6umber ! (hl$in, smoots *1:>>, p.28+

    'abel & 6lope angle untuk granular soil

    6umber ! koerner *1:>4, p.31+

    'abel 8 slope angle untuk cohesi$e soil

    24

  • 8/17/2019 184878661-Metode-Konstruksi-Robbi-1002426-Macam-macam-Pekerjaan-Tanah-Revisi-2.docx

    25/38

    Robbi Shobri Rakhman 1002426 Teknik Sipil S-1

    6umber ! koerner *1:>4, p.@@+

    metode ini cocok digunakan apabila kondisi muka air tanah tidak lebih tinggi dari

    dasar galian. Damun hal tersebut dapat dikendalikan denga sistem dewatering yang benar.

    Pada tanah granular, metode ini dapat diaplikasikan dengan metode dewaterinh sistem ground

    water lowing. Pada tanah kohesif, metode ini dapat diaplikasikan dengan metode dewatering

    sistem open dumping.

    Pada tanah kohesif, sudut kemiringan lereng dapat lebih besar dan lebih stabil

    dibandingkan tanah granular. 'etapi kelongsoran rawan terjadi pada musim hujan, karen pada

     jenis tanah kohesif *yang dominan lempung+, tanahnya akan mengembang, menjadi

    ekspansif, meleleh, menjadi lumpur ketika terkena air hujan dalam jumlah tertentu. Pada saat

    hujan akan terjadi penambahan tegangan air tanah yang dapat mengganggu stabilitas lereng

    galian.

    0elongsoran juga bisa disebabkan akibat getaran dari kendaraan yang lewat di tepi

    lereng galian *surcharge load+. Eleh karena itu perlu adanya jarak aman dari tepi lereng

    galan, sehingga tidak mengganggu kestabilan lereng. 6elain itu, pada metode ini rawan

    terjadi hea$e pada dasar galian akibat kehilangan beban tanah selama penggalian, sehingga

    tanah di samping galian akan menjadi suatu beban tambahan pada dasar galian.

    Pada kondisi tertentu, untuk mengantisipasi terjadinya kegagalan pada lereng akibat

     pengaruh cuaca *hujan+, maka lereng galian diproteksi dengan shot crete atau gunniting

    *beton cait yang disemprotkan pada lereng galina+ atau dapat pula ditutupi dengan terpal.

    Beberapa upaya perkuatan lereng galian yang dapat dilakukan antara lain memberi susunan

    25

  • 8/17/2019 184878661-Metode-Konstruksi-Robbi-1002426-Macam-macam-Pekerjaan-Tanah-Revisi-2.docx

    26/38

  • 8/17/2019 184878661-Metode-Konstruksi-Robbi-1002426-Macam-macam-Pekerjaan-Tanah-Revisi-2.docx

    27/38

    Robbi Shobri Rakhman 1002426 Teknik Sipil S-1

    Metode ini juga cukup cocok apabila kondisi muka air tanah cukup tinggi *lebih

    tinggi dari dasar galian+ dan cocok untuk diaplikasikan bersama dengan menggunakan

    metode dewatering sistem open dumping,6ama seperti metode open"cut, yang perlu

    diantisipasi pada metode ini adalah hea$er pada dasar galian. 6elama tanah digali, terjadi

     pengurangan beban diatas galian, sedangkan tanah disamping galian akan menjadi suatu

     beban tembahan terhadap tanah dasar galian. 'anah di samping galian akan menekan ke

     bawah dan menyebabkan gerakan tanah naik ke atas *bottom hea$e+, seperti pada gambar di

     bawah

    Gambar 1 4eave pada dasar galian

    Sumber # 7schebotario "1&2, p 1%3'

    Eleh karena itu salah satu solusi untuk mencegah terjadinya hea$e adalah melakukan

    galian secara bertahap dan seger melakukan pengerjaan konstruksi sub-structure. 6elain itu,

     penggunaan retaining wall secara tepat juga dapat menghambat terjading hea$e pada dasar

    galian

    *.1.* Me#$&e "$ns#r!"si en%%a)ian me#$&e $en '!#

    a. Pen'arian &a#a #anah %a)ian

    /ata tanah di perlukan dalam pelaksanaan yaitu data jenis tanah, ele$asi muka air

    tanah % kekuatan tanah. 0etiga data tanah tersebut bisa di dapatkan dengan

    melakukan pengujian pemboran taknik.

    27

  • 8/17/2019 184878661-Metode-Konstruksi-Robbi-1002426-Macam-macam-Pekerjaan-Tanah-Revisi-2.docx

    28/38

    Robbi Shobri Rakhman 1002426 Teknik Sipil S-1

    Fambar 1: contoh data tanah hasil pemboran teknik 

    b. Ana)isis &a#a #anah %a)ian

    (nalisis data tanah yang di lakukan untuk pekerjaan basement dengan metode ini

    adalah analisis stabilitas lereng. 'ujuan dilakukan analisis ini yaitu untuk mengetahui berapa

    kemiringan dinding galian yang di iGinkan agar tidak terjadi keruntuhan dinding galian atau

    longsoran yang dapat membahayakan proses berlangsungnya pelaksanaan penggalian.

    0etentuan kemiringan dinding galian dapat di lihat di. 'abel 2 temporary slope angle, 'abel &

    6lope angle untuk granular soil, 'abel 8 slope angle untuk cohesi$e soil. Pada ketiga tabel

    tersebut perlu diketahui berapa sudut geser tanah dari tanah galian. Besarnya sudut geser

    tanah di dapat dengan cara memplotkan hasil jumlah pukulan dari data bor *D $alue+ ke tabel

    internal friction angle.

    28

  • 8/17/2019 184878661-Metode-Konstruksi-Robbi-1002426-Macam-macam-Pekerjaan-Tanah-Revisi-2.docx

    29/38

    Robbi Shobri Rakhman 1002426 Teknik Sipil S-1

    Fambar 25 internal ?riction angle

    '. Peren'anaan m$bi)isasi a)a#

    Pengaturan arah manu$er alat besar dan dump truck yang baik dilakukan dengan

    memperhatikan site installation yang ada

    Fambar 21 contoh penentuan arah manu$er alat berat dan dump truck 

    29

  • 8/17/2019 184878661-Metode-Konstruksi-Robbi-1002426-Macam-macam-Pekerjaan-Tanah-Revisi-2.docx

    30/38

    Robbi Shobri Rakhman 1002426 Teknik Sipil S-1

    Fambar 22 Penempatan posisi alat berat dan dump truck untuk menghasilkan

     produksi galian yang optimal

    &. Pe"er-aan %a)ian

    "Falian tahap 1 penggalian di lakukan backhoe dan material langsung di dumping ke

    dumptruck *posisi dumptruck yang optimal di mana sudut swing bucket 84o 7 :5o+,

    tinggi galian sesuai dengan perhitungan tinggi kritis.

    "Falian tahap 2, lereng hasil penggalian tahap 1 harus di proteksi dari gerusan air

    hujan dengan menggunakan terpal plastik *plastic sheet+ dan galian tahap kedua dapat

    dilaksanakan dengan metode yang sama pada tahap 1.

    Fambar 2& pekerjaan galian denga 2 tahap

    "Penggalian di lanjutkan sampai ele$asi rencana, untuk penggalian di bawah

     permukaan air tanah dilakukan pekerjaan dewatering

    ";asil galian tanah dibuang ke lokasi disposal are, di usahakan agar jarak disposal

    adalah jarak terdekat dan yang perlu diperhatikan usahakan tanah galian tidak

     berjatuhan di jalan dengan cara menutup bak dump truck dengan terpal

    30

  • 8/17/2019 184878661-Metode-Konstruksi-Robbi-1002426-Macam-macam-Pekerjaan-Tanah-Revisi-2.docx

    31/38

    Robbi Shobri Rakhman 1002426 Teknik Sipil S-1

    Fambar 28 proses pengangkutan tanah

    *.1., Me#$&e "$sn#r!"si en%%a)ian C!# an& '$/er

    a. 'ahapan pertama adalah melakukan pencarian data tanah di lokasi galian sama seperti

     pada metode open cut

     b. (nalisis tegangan horiGontal yang bekerja berdasarkan data tanah yang ada, kemudiantentukan jenis turap yang bisa mungkin di laksanakan berdasarkan tegangan

    horiGontal yang bekerja pada dinding galian

    c. Penentuan lokasi penggalian *soldier pile+

    &. Pen%eb$ran #anah a&a )$"asi ren'ana b$re& i)e

    31

  • 8/17/2019 184878661-Metode-Konstruksi-Robbi-1002426-Macam-macam-Pekerjaan-Tanah-Revisi-2.docx

    32/38

    Robbi Shobri Rakhman 1002426 Teknik Sipil S-1

    e. Pen%e'$ran be#$n rea&( mi5 "e )$"asi en%%a)ian b$re& i)e

    . Pen%%a)ian #anah hin%%a "e &asar %a)ian ren'ana

    32

  • 8/17/2019 184878661-Metode-Konstruksi-Robbi-1002426-Macam-macam-Pekerjaan-Tanah-Revisi-2.docx

    33/38

    Robbi Shobri Rakhman 1002426 Teknik Sipil S-1

    %. Pemb!a#an $n&asi &an me)an-!#"an e"er-aan s#r!"#!r

    *.2 Me#$&e T$ D$n

    ;ampir sama dengan metode cut and co$er, pada metode ini sebelum dilakukan

     penggalian dan pelaksanaan konstruksi basement, dipasang dinding penahan tanah terlebih

    dahulu. Pada metode open cut maupun metode cut and co$er, pelaksanaan konstruksi

     basement dilakukan dari dasar galian berlanjut ke atas. 6edangkan pada metode top"down

     pelaksanaan konstruksi basement dimulai dari le$el permukaan tanah :ground le$el+

     berlanjut hingga ke lantai dasar basement terdalam. /engan penggunaan metode konstruksi

    top down, maka pekerjaan struktur bawah bisa dilakukan secara bersamaan dengan struktur 

    atas. Pada struktur bawah yang dimaksud seperti penggalian, penulangan dan pengecoran plat

    lantai basement, kolom basement, pile cap serta sloof.

    (dapun tahap"tahap pelaksanaan konstruksi basement dengan metode top"down sebagai

     berikut !

    " /ilakukan pelaksanaan pekerjaan pondasi terlebih dahulu. -ika menggunakan metodetop"down, maka pondasi yang biasa digunakan adalah bored"pile.

    33

  • 8/17/2019 184878661-Metode-Konstruksi-Robbi-1002426-Macam-macam-Pekerjaan-Tanah-Revisi-2.docx

    34/38

    Robbi Shobri Rakhman 1002426 Teknik Sipil S-1

    " /ilakukan pengeboran lubang"lubang tiang pondasi sekaligus lubang bagi king"post.

    Lubang bor diberi slurry untuk mencegah terjadinya longsoran pada lubang yang di

     bor. Pada kasus tertenti, pada lubang yang di bor bisa di beri casing untuk mencegah

    terjadinya longsoran.

    " 6etelah lubang lubang pondasi siap, maka dilakukan pengecoran dengan

    menggunakan tremi. Beberapa diantara lubang bor yang disiapkan, selain berfungsi

    sebagai pondasi juga dapat berfungsi sebagai king"post. 0ing"post merupakan kolom

     penopang selama dilakukan penggalian, yang nantinya akan dijadikan sebagai kolom

     basement itu tersendiri. 0ing"post bisa terbuat dari pondasi yang diteruskan, dicor 

    hingga mencapai le$el permukaan tanah atau terbuat dari baja H? tertanam sedalam

    tertentu pada bored"pile, yang harus diperhatikan dalam pemasangan king"post batang

     baja H? adalah batang ini harus dipasang $ertikan dan tegak lurus. (dapun

     pemasangan baja H? sebagai king"post dapat dilakukan dengan 2 cara, akni baja H?

    dimasukan sesaat setelah pengecoran pondast *pos"concreting method+ dan baja H?

    dimasukan sebelum pengecoran pondasi *pre"concreting method+ seperti gambar di

     bawah ini

    Fambar 24 pemasangan kong"post baja H? dengan post"concreting method

    6umber ! 'hasnanipan, Maung *2555, p.3+

    34

  • 8/17/2019 184878661-Metode-Konstruksi-Robbi-1002426-Macam-macam-Pekerjaan-Tanah-Revisi-2.docx

    35/38

    Robbi Shobri Rakhman 1002426 Teknik Sipil S-1

    Fambar 23 pemasangan kong"post baja H? dengan pre"concreting method

    6umber ! 'hasnanipan, maung *2555, p.>+

    )ntuk lubang bor yang hanya berfungsi sebagai pondasi, maka dicor sampai

    kedalaman yang direncanakan *sampai kedalaman lantai basement terdalam+. 6edangkan

    untuk lubang yang juga difungsikan sebagai king"post, maka dapat dicor seluruhnya, penuh,

    hingga ke le$el permukaan tanah. 6eteleh tiang"tiang pondasi dan king"post selesai

    dikerjakan, maka dilakukan pekerjaan penulangan dan pengecoran plat lantai dan balok serta

    kolom mulai dari le$el permukaan tanah. Iang perlu diperhatikan adalah harus ada lubang

    yang cukup untuk akses masuk keluar alat gali yang akan menggali basement bawahnya.

    (lat gali akan masuk menggali basement pertama, kamudian dilakukan pekerjaan penulangan

    dan pengecoran tulangan plat dan balok basement pertama. /emikian seterusnya basement

    dibawahnya, hingga dilakukan pekerjaan penulangan dan pengecoran tulangan pkat dan

     balok basement pertama. /emikian seterusnya basement dibawahnya, hingga dilakukan

     penulangan dan pengecoran sloof dan poer pondasi, adapun skema sederhana pelaksanaan

     penggalian metode top"down, dapat diliha pada gambar dibawah ini.

    35

  • 8/17/2019 184878661-Metode-Konstruksi-Robbi-1002426-Macam-macam-Pekerjaan-Tanah-Revisi-2.docx

    36/38

    Robbi Shobri Rakhman 1002426 Teknik Sipil S-1

    Fambar tahap pelaksanaan metode top"down

    6umber ! (partemen 'riliun *255@, p &1+

    36

  • 8/17/2019 184878661-Metode-Konstruksi-Robbi-1002426-Macam-macam-Pekerjaan-Tanah-Revisi-2.docx

    37/38

    Robbi Shobri Rakhman 1002426 Teknik Sipil S-1

    /isamping memiliki tingkat kerumitan pelaksanaan yang cukup tinggi, metode ini memiliki

     beberapa keuntungan yang dapat menjadi pertimbangan antara lain !

    " ocok untuk pelaksanaan konstruksi basement yang terletak di kawasan perkotaan

    yang padat, yang berbatasan langsung dengan e

  • 8/17/2019 184878661-Metode-Konstruksi-Robbi-1002426-Macam-macam-Pekerjaan-Tanah-Revisi-2.docx

    38/38

    Robbi Shobri Rakhman 1002426 Teknik Sipil S-1

    http!digilib.petra.ac.id$iewer.php#

     page918%submit.8"basement"

    chapter8.pdf 

    http!digilib.petra.ac.id$iewer.php#

     page98%submit.8"basement"

    chapter8.pdf 

    http!digilib.petra.ac.id$iewer.php#

     page91%submit.%submit.y91:%submit9ne8"basement"

    chapter8.pdf 

    http!www.fhwa.dot.go$bridgetunnelpubsnhi5:51554.cfm

    http://digilib.petra.ac.id/viewer.php?page=14&submit.x=7&submit.y=17&submit=next&qual=high&submitval=next&fname=%2Fjiunkpe%2Fs1%2Fsip4%2F2010%2Fjiunkpe-ns-s1-2010-21406012-15284-basement-chapter4.pdfhttp://digilib.petra.ac.id/viewer.php?page=14&submit.x=7&submit.y=17&submit=next&qual=high&submitval=next&fname=%2Fjiunkpe%2Fs1%2Fsip4%2F2010%2Fjiunkpe-ns-s1-2010-21406012-15284-basement-chapter4.pdfhttp://digilib.petra.ac.id/viewer.php?page=14&submit.x=7&submit.y=17&submit=next&qual=high&submitval=next&fname=%2Fjiunkpe%2Fs1%2Fsip4%2F2010%2Fjiunkpe-ns-s1-2010-21406012-15284-basement-chapter4.pdfhttp://digilib.petra.ac.id/viewer.php?page=14&submit.x=7&submit.y=17&submit=next&qual=high&submitval=next&fname=%2Fjiunkpe%2Fs1%2Fsip4%2F2010%2Fjiunkpe-ns-s1-2010-21406012-15284-basement-chapter4.pdfhttp://digilib.petra.ac.id/viewer.php?page=15&submit.x=14&submit.y=13&submit=next&qual=high&submitval=next&fname=%2Fjiunkpe%2Fs1%2Fsip4%2F2010%2Fjiunkpe-ns-s1-2010-21406012-15284-basement-chapter4.pdfhttp://digilib.petra.ac.id/viewer.php?page=15&submit.x=14&submit.y=13&submit=next&qual=high&submitval=next&fname=%2Fjiunkpe%2Fs1%2Fsip4%2F2010%2Fjiunkpe-ns-s1-2010-21406012-15284-basement-chapter4.pdfhttp://digilib.petra.ac.id/viewer.php?page=15&submit.x=14&submit.y=13&submit=next&qual=high&submitval=next&fname=%2Fjiunkpe%2Fs1%2Fsip4%2F2010%2Fjiunkpe-ns-s1-2010-21406012-15284-basement-chapter4.pdfhttp://digilib.petra.ac.id/viewer.php?page=15&submit.x=14&submit.y=13&submit=next&qual=high&submitval=next&fname=%2Fjiunkpe%2Fs1%2Fsip4%2F2010%2Fjiunkpe-ns-s1-2010-21406012-15284-basement-chapter4.pdfhttp://digilib.petra.ac.id/viewer.php?page=4&submit.x=10&submit.y=21&submit=next&qual=high&submitval=next&fname=%2Fjiunkpe%2Fs1%2Fsip4%2F2010%2Fjiunkpe-ns-s1-2010-21406012-15284-basement-chapter4.pdfhttp://digilib.petra.ac.id/viewer.php?page=4&submit.x=10&submit.y=21&submit=next&qual=high&submitval=next&fname=%2Fjiunkpe%2Fs1%2Fsip4%2F2010%2Fjiunkpe-ns-s1-2010-21406012-15284-basement-chapter4.pdfhttp://digilib.petra.ac.id/viewer.php?page=4&submit.x=10&submit.y=21&submit=next&qual=high&submitval=next&fname=%2Fjiunkpe%2Fs1%2Fsip4%2F2010%2Fjiunkpe-ns-s1-2010-21406012-15284-basement-chapter4.pdfhttp://digilib.petra.ac.id/viewer.php?page=4&submit.x=10&submit.y=21&submit=next&qual=high&submitval=next&fname=%2Fjiunkpe%2Fs1%2Fsip4%2F2010%2Fjiunkpe-ns-s1-2010-21406012-15284-basement-chapter4.pdfhttp://digilib.petra.ac.id/viewer.php?page=2&submit.x=13&submit.y=19&submit=next&qual=high&submitval=next&fname=%2Fjiunkpe%2Fs1%2Fsip4%2F2010%2Fjiunkpe-ns-s1-2010-21406012-15284-basement-chapter4.pdfhttp://digilib.petra.ac.id/viewer.php?page=2&submit.x=13&submit.y=19&submit=next&qual=high&submitval=next&fname=%2Fjiunkpe%2Fs1%2Fsip4%2F2010%2Fjiunkpe-ns-s1-2010-21406012-15284-basement-chapter4.pdfhttp://digilib.petra.ac.id/viewer.php?page=2&submit.x=13&submit.y=19&submit=next&qual=high&submitval=next&fname=%2Fjiunkpe%2Fs1%2Fsip4%2F2010%2Fjiunkpe-ns-s1-2010-21406012-15284-basement-chapter4.pdfhttp://digilib.petra.ac.id/viewer.php?page=2&submit.x=13&submit.y=19&submit=next&qual=high&submitval=next&fname=%2Fjiunkpe%2Fs1%2Fsip4%2F2010%2Fjiunkpe-ns-s1-2010-21406012-15284-basement-chapter4.pdfhttp://digilib.petra.ac.id/viewer.php?page=1&submit.x=8&submit.y=19&submit=next&qual=high&submitval=next&fname=%2Fjiunkpe%2Fs1%2Fsip4%2F2010%2Fjiunkpe-ns-s1-2010-21406012-15284-basement-chapter4.pdfhttp://digilib.petra.ac.id/viewer.php?page=1&submit.x=8&submit.y=19&submit=next&qual=high&submitval=next&fname=%2Fjiunkpe%2Fs1%2Fsip4%2F2010%2Fjiunkpe-ns-s1-2010-21406012-15284-basement-chapter4.pdfhttp://digilib.petra.ac.id/viewer.php?page=1&submit.x=8&submit.y=19&submit=next&qual=high&submitval=next&fname=%2Fjiunkpe%2Fs1%2Fsip4%2F2010%2Fjiunkpe-ns-s1-2010-21406012-15284-basement-chapter4.pdfhttp://digilib.petra.ac.id/viewer.php?page=1&submit.x=8&submit.y=19&submit=next&qual=high&submitval=next&fname=%2Fjiunkpe%2Fs1%2Fsip4%2F2010%2Fjiunkpe-ns-s1-2010-21406012-15284-basement-chapter4.pdfhttp://digilib.petra.ac.id/viewer.php?page=3&submit.x=23&submit.y=19&submit=next&qual=high&submitval=next&fname=%2Fjiunkpe%2Fs1%2Fsip4%2F2010%2Fjiunkpe-ns-s1-2010-21406012-15284-basement-chapter4.pdfhttp://digilib.petra.ac.id/viewer.php?page=3&submit.x=23&submit.y=19&submit=next&qual=high&submitval=next&fname=%2Fjiunkpe%2Fs1%2Fsip4%2F2010%2Fjiunkpe-ns-s1-2010-21406012-15284-basement-chapter4.pdfhttp://digilib.petra.ac.id/viewer.php?page=3&submit.x=23&submit.y=19&submit=next&qual=high&submitval=next&fname=%2Fjiunkpe%2Fs1%2Fsip4%2F2010%2Fjiunkpe-ns-s1-2010-21406012-15284-basement-chapter4.pdfhttp://digilib.petra.ac.id/viewer.php?page=3&submit.x=23&submit.y=19&submit=next&qual=high&submitval=next&fname=%2Fjiunkpe%2Fs1%2Fsip4%2F2010%2Fjiunkpe-ns-s1-2010-21406012-15284-basement-chapter4.pdfhttp://www.fhwa.dot.gov/bridge/tunnel/pubs/nhi09010/05.cfmhttp://digilib.petra.ac.id/viewer.php?page=14&submit.x=7&submit.y=17&submit=next&qual=high&submitval=next&fname=%2Fjiunkpe%2Fs1%2Fsip4%2F2010%2Fjiunkpe-ns-s1-2010-21406012-15284-basement-chapter4.pdfhttp://digilib.petra.ac.id/viewer.php?page=14&submit.x=7&submit.y=17&submit=next&qual=high&submitval=next&fname=%2Fjiunkpe%2Fs1%2Fsip4%2F2010%2Fjiunkpe-ns-s1-2010-21406012-15284-basement-chapter4.pdfhttp://digilib.petra.ac.id/viewer.php?page=14&submit.x=7&submit.y=17&submit=next&qual=high&submitval=next&fname=%2Fjiunkpe%2Fs1%2Fsip4%2F2010%2Fjiunkpe-ns-s1-2010-21406012-15284-basement-chapter4.pdfhttp://digilib.petra.ac.id/viewer.php?page=15&submit.x=14&submit.y=13&submit=next&qual=high&submitval=next&fname=%2Fjiunkpe%2Fs1%2Fsip4%2F2010%2Fjiunkpe-ns-s1-2010-21406012-15284-basement-chapter4.pdfhttp://digilib.petra.ac.id/viewer.php?page=15&submit.x=14&submit.y=13&submit=next&qual=high&submitval=next&fname=%2Fjiunkpe%2Fs1%2Fsip4%2F2010%2Fjiunkpe-ns-s1-2010-21406012-15284-basement-chapter4.pdfhttp://digilib.petra.ac.id/viewer.php?page=15&submit.x=14&submit.y=13&submit=next&qual=high&submitval=next&fname=%2Fjiunkpe%2Fs1%2Fsip4%2F2010%2Fjiunkpe-ns-s1-2010-21406012-15284-basement-chapter4.pdfhttp://digilib.petra.ac.id/viewer.php?page=4&submit.x=10&submit.y=21&submit=next&qual=high&submitval=next&fname=%2Fjiunkpe%2Fs1%2Fsip4%2F2010%2Fjiunkpe-ns-s1-2010-21406012-15284-basement-chapter4.pdfhttp://digilib.petra.ac.id/viewer.php?page=4&submit.x=10&submit.y=21&submit=next&qual=high&submitval=next&fname=%2Fjiunkpe%2Fs1%2Fsip4%2F2010%2Fjiunkpe-ns-s1-2010-21406012-15284-basement-chapter4.pdfhttp://digilib.petra.ac.id/viewer.php?page=4&submit.x=10&submit.y=21&submit=next&qual=high&submitval=next&fname=%2Fjiunkpe%2Fs1%2Fsip4%2F2010%2Fjiunkpe-ns-s1-2010-21406012-15284-basement-chapter4.pdfhttp://digilib.petra.ac.id/viewer.php?page=2&submit.x=13&submit.y=19&submit=next&qual=high&submitval=next&fname=%2Fjiunkpe%2Fs1%2Fsip4%2F2010%2Fjiunkpe-ns-s1-2010-21406012-15284-basement-chapter4.pdfhttp://digilib.petra.ac.id/viewer.php?page=2&submit.x=13&submit.y=19&submit=next&qual=high&submitval=next&fname=%2Fjiunkpe%2Fs1%2Fsip4%2F2010%2Fjiunkpe-ns-s1-2010-21406012-15284-basement-chapter4.pdfhttp://digilib.petra.ac.id/viewer.php?page=2&submit.x=13&submit.y=19&submit=next&qual=high&submitval=next&fname=%2Fjiunkpe%2Fs1%2Fsip4%2F2010%2Fjiunkpe-ns-s1-2010-21406012-15284-basement-chapter4.pdfhttp://digilib.petra.ac.id/viewer.php?page=1&submit.x=8&submit.y=19&submit=next&qual=high&submitval=next&fname=%2Fjiunkpe%2Fs1%2Fsip4%2F2010%2Fjiunkpe-ns-s1-2010-21406012-15284-basement-chapter4.pdfhttp://digilib.petra.ac.id/viewer.php?page=1&submit.x=8&submit.y=19&submit=next&qual=high&submitval=next&fname=%2Fjiunkpe%2Fs1%2Fsip4%2F2010%2Fjiunkpe-ns-s1-2010-21406012-15284-basement-chapter4.pdfhttp://digilib.petra.ac.id/viewer.php?page=1&submit.x=8&submit.y=19&submit=next&qual=high&submitval=next&fname=%2Fjiunkpe%2Fs1%2Fsip4%2F2010%2Fjiunkpe-ns-s1-2010-21406012-15284-basement-chapter4.pdfhttp://digilib.petra.ac.id/viewer.php?page=3&submit.x=23&submit.y=19&submit=next&qual=high&submitval=next&fname=%2Fjiunkpe%2Fs1%2Fsip4%2F2010%2Fjiunkpe-ns-s1-2010-21406012-15284-basement-chapter4.pdfhttp://digilib.petra.ac.id/viewer.php?page=3&submit.x=23&submit.y=19&submit=next&qual=high&submitval=next&fname=%2Fjiunkpe%2Fs1%2Fsip4%2F2010%2Fjiunkpe-ns-s1-2010-21406012-15284-basement-chapter4.pdfhttp://digilib.petra.ac.id/viewer.php?page=3&submit.x=23&submit.y=19&submit=next&qual=high&submitval=next&fname=%2Fjiunkpe%2Fs1%2Fsip4%2F2010%2Fjiunkpe-ns-s1-2010-21406012-15284-basement-chapter4.pdfhttp://www.fhwa.dot.gov/bridge/tunnel/pubs/nhi09010/05.cfm