Post on 04-Jun-2018
8/13/2019 142887956 Referat Chronic Kidney Disease
1/15
PENYAKIT GINJAL KRONIK
I. DEFINISI
Penyakit ginjal kronik adalah kerusakan ginjal yang terjadi selama lebih dari 3
bulan, berdasarkan kelainan patologis atau petanda kerusakan ginjal seperti
proteinuria. Jika tidak ada tanda kerusakan ginjal diagnosis penyakit ginjal kronik
ditegakkan jika nilai laju filtrasi glomerulus kurang dari 60 ml/menit/1,73m. !atasan
penyakitginjal kronik1
1. "erusakan ginjal # 3 bulan, yaitu kelainan struktur atau fungsi ginjal, dengan
atau tanpa penurunan laju filtrasi glomerulus berdasarkan$
"elainan patologik
Petanda kerusakan ginjal seperti proteinuria atau kelainan pada
pemeriksaan pen%itraan radiologi
&. 'aju filtrasi glomerulus ( 60 ml/menit/1,73m selama # 3 bulan dengan atau
tanpa kerusakan ginjal.
II. EPIDEMIOLOGI
)i amerika serikat, data tahun 1**+1*** menyatakan insiden penyakit ginjal
kronik diperkirakan 100 kasus perjuta penduduk pertahun, dan angka ini meningkat
sekitar - etiap tahunnya. )i malaysia, dengan populasi 1- juta, diperkirakan
terdapat 1-00 kasus baru Penyakit ginjal pertahunnya. )i negaranegara berkembang
lainnya, insiden ini deperkirakan sekitar 060 kasus perjuta penduduk pertahun. 1
III. ETIOLOGI
)ari data yang sampai saat ini dapat dikumpulkan oleh Indonesian Renal
Registry (IRR) pada tahun &007&00- didapatkan urutan etiologi terbanyak sebagai
berikut glomerulonefritis &+2, diabetes melitus &32, hipertensi &02 dan ginjal
polikistik 102. 1,&
1
8/13/2019 142887956 Referat Chronic Kidney Disease
2/15
a. Glomerulonefritis
lomerulonefritis akut mengarah pada serangkaian tertentu penyakit
ginjal di mana mekanisme kekebalan tubuh memi%u peradangan dan
proliferasi jaringan glomerular yang dapat mengakibatkan kerusakan pada
membran basal, mesangium, atau endotelium kapiler. 4ippo%rates a5alnya
menggambarkan manifestasi nyeri punggung dan hematuria, lalu juga oliguria
atau anuria. )engan berkembangnya mikroskop, 'anghans kemudian mampu
menggambarkan perubahan pathophysiologi% glomerular ini. ebagian besar
penelitian asli berfokus pada pasien pas%astrepto%o%%us.. lomerulonefritis
akut didefinisikan sebagai serangan yang tibatiba menunjukkan adanya
hematuria, proteinuria, dan silinder sel darah merah. ambaran klinis inisering disertai dengan hipertensi, edema, dan fungsi ginjal terganggu.13
!erdasarkan sumber terjadinya kelainan, glomerulonefritis dibedakan
primer dan sekunder. lomerulonefritis primer apabila penyakit dasarnya
berasal dari ginjal sendiri sedangkan glomerulonefritis sekunder apabila
kelainan ginjal terjadi akibat penyakit sistemik lain seperti diabetes melitus,
lupus eritematosus sistemik '2, mieloma multipel, atau amiloidosis.13
"ebanyakan kasus terjadi pada pasien berusia +1+ tahun. 4anya 10
terjadi pada pasien yang lebih tua dari 0 tahun. ejala glomerulonefritis akut
yaitu dapat terjadi hematurim oligouri, edema preorbital yang biasanya pada
pagi hari, hipertensi, sesak napas, dan nyeri pinggang karena peregangan
kapsul ginjal.13
b. Diabetes M elitus
enurut American Diabetes Association &0032 diabetes melitus
merupakan suatu kelompok penyakit metabolik dengan karakteristik
hiperglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi insulin, kerja insulin atau
kedua duanya.1
)iabetes melitus sering disebut sebagai the great imitator, karena
penyakit ini dapat mengenai semua organ tubuh dan menimbulkan berbagai
ma%am keluhan. ejalanya sangat ber8ariasi. )iabetes melitus dapat timbul
&
8/13/2019 142887956 Referat Chronic Kidney Disease
3/15
se%ara perlahanlahan sehingga pasien tidak menyadari akan adanya
perubahan seperti minum yang menjadi lebih banyak, buang air ke%il lebih
sering ataupun berat badan yang menurun.1,
9erjadinya diabetes ditandai dengan gangguan metabolisme dan
hemodinamik yang meningkatkan permeabilitas pembuluh darah,
meningkatkan tekanan darah sistemik, dan mengubah pengaturan tekanan
intra%apillary. )i ginjal, perubahan ini mungkin menyebabkan mun%ulnya
protein dalam urin. "ehadiran protein urin tidak hanya tanda a5al penyakit
ginjal diabetes, tetapi dapat menyebabkan kerusakan dan tubulointerstitial
glomerular yang pada akhirnya mengarah ke glomerulos%lerosis diabetes.
4ubungan yang kuat antara proteinuria dan komplikasi diabetes lainnyamendukung pandangan bah5a peningkatan ekskresi protein urin
men%erminkan gangguan 8askular umum yang mempengaruhi banyak organ,
termasuk mata, jantung, dan sistem saraf.1
c. Hipertensi
4ipertensi adalah tekanan darah sistolik : 10 mm4g dan tekanan
darah diastolik : *0 mm4g pada seseorang yang tidak mengkonsumsi obat
anti hipertensi. !erdasarkan penyebabnya, hipertensi dibagi menjadi dua
golongan yaitu hipertensi esensial atau hipertensi primer yang tidak diketahui
penyebabnya atau idiopatik, dan hipertensi sekunder atau disebut juga
hipertensi renal.
9abel 3. "lasifikasi tekanan darah sistolik, diastoli%, modifikasi gaya hidup,
serta terapi obat berdasarkanJoint National Committee J;>.
3
8/13/2019 142887956 Referat Chronic Kidney Disease
4/15
9arget tekanan darah pada terapi pasien dengan
biasanya thiaBid tipe
diuretik dan @ atau
@C! atau !! atau
8/13/2019 142887956 Referat Chronic Kidney Disease
5/15
Patofisiologi penyakit ginjal kronik pada a5alnya tergantung pada penyakit
yang mendasarinya, tapi dalam perkembangan selanjutnya proses yang terjadi kurang
lebih sama. Pengurangan massa ginjal mengakibatkan hipertrofi struktural dan
fungsional nefron yang masih tersisa sur8i8ing nefron2 sebagai upaya kompensasi,
yang diperantarai oleh molekul 8asoaktif seperti sitokin dangrowth factors. 4al ini
mengakibatkan hiperfiltrasi, yang diikuti oleh peningkatan tekanan kapiler dan aliran
darah glomerolus. Proses adaptasi ini berlangsung singkat, akhirnya diikuti oleh
proses maladaptasi berupa skelrosis nefron yang masih tersisa. Proses ini akhirnya
diikuti dengan penurunan fungsi nefron yang progresif, 5alaupun penyakit dasarnya
sudah tidak aktif lagi.1,&
@danya peningkatan akti8itas aksis reninangiotensinaldosteron intrarenal,ikut memberikan kontribusi terhadap terjadinya hiperfiltrasi, sklerosis, dan
progresifitas tersebut. @kti8asi jangka panjang aksis reninangiotensinaldosteron,
sebagian diperantarai olehgrowth factor seperti transforming growth factor (!"#$
)% !eberapa hal yang juga dianggap berperan terhadap terjadinya progresifitas
penyakit ginjal kronik adalah albuminuria, hipertensi, hiperglikemia, dislipidemia.
9erdapat 8ariabilitas interindi8idual untuk terjadinya sklerosis dan fibrosis
glomerolus maupun interstitial.
9injauan mengenai perjalanan umum Penyakit ginjal kronik dapat diperoleh
dengan melihat hubungan antara bersihan kreatinin dengan laju filtrasi glomerulus
sebagai persentase dari keadaan normal, terhadap kreatinin serum dan kadar nitrogen
urea darah !D;2 karena massa nefron dirusak se%ara progresif oleh penyakit ginjal
kronik. &
Perjalanan klinis umum Penyakit ginjal progresif dapat dibagi menjadi 3
stadium$&
a. tadium pertama
)isebut penurunan %adangan ginjal. elama stadium ini kreatinin serum dan
kadar !D; normal, dan pasien asimtomatik. angguan fungsi ginjal hanya
dapat terdeteksi dengan memberi beban kerja yang berat pada ginjal tersebut,
+
8/13/2019 142887956 Referat Chronic Kidney Disease
6/15
seperti tes pemekatan urine yang lama atau dengan mengadakan tes EC yang
teliti.
b. tadium kedua
Perkembangan tersebut disebut insufisiensi gin&al, bila lebih dari 7+
jaringan yang berfungsi telah rusak EC besarnya &+ dari normal2. Pada
tahap ini kadar !D; baru mulai meningkat diatas batas normal. Peningkatan
konsentrasi !D; ini berbedabeda, bergantung pada kadar protein dalam
makanan. Pada stadium ini, kadar kreatinin serum mulai meningkat melebihi
kadar normal. @Botemia biasanya ringan ke%uali bila pasien mengalami stress
akibat infeksi, Penyakit jantung, atau dehidrasi2.
Pada stadium insufisiensi ginjal ini mulai timbul gejalagejala nokturia danpoliuria akibat gangguan kemampuan pemekatan2. ejala ? gejala ini timbul
sebagai respon terhadap stress dan perubahan makanan atau minuman yang
tibatiba. Pasien biasanya tidak terlalu memperhatikan gejalagejala ini,
sehingga gejala tersebut hanya akan terungkap dengan mengajukan
pertanyaanpertanyaan yang teliti.
;okturia berkemih dimalam hari2 didefinisikan sebagai gejala pengeluaran
urin 5aktu malam hari yang menetap sampai sebanyak 700 ml atau pasien
terbangun untuk berkemih beberapa kali 5aktu malam hari.
;okturia disebabkan oleh hilangnya pola pemekatan urine diurnal normal
sampai tingkat tertentu dimalam hari. )alam keadaan normal perbandingan
jumlah urine siang hari dan malam hari adalah 3$1 atau $1. udah tentu,
nokturia kadang ? kadang dapat terjadi juga sebagai respon kegelisahan atau
minum %airan yang berlebihan, terutama teh, kopi atau bir yang diminum
sebelum tidur.
%. tadium ketiga
)isebut stadium akhir atau uremia. Penyakit ginjal stadium akhir C)2
terjadi apabila sekitar *0 dari massa nefron telah han%ur. ;ilai EC hanya
10 dari normal. Pada keadaan ini kreatinin dan kadar !D; akan meningkat
dengan sangat men%olok. Pasien mulai mersakan gejalagejala yang %ukup
6
8/13/2019 142887956 Referat Chronic Kidney Disease
7/15
parah. Pasien menjadi oligourik karena kePenyakitan glomerulus. Pada
stadium akhir sindrom uremik2 terjadi kompleks gejala yang berkaitan
dengan retensi metabolit nitrogen. )ua kelompok gejala klinis dapat terjadi
pada sindrom uremik. Pertama, gangguan fungsi pengaturan dan ekskresi ,
kelainan 8olum %airan dan elektrolit, ketidak seimbagan asam basa, retensi
metabolit nitrogen dan metabolit lainnya, serta anemia yang disebabkan oleh
defisiensi sekresi ginjal. "edua, timbul gejala yang merupakan gabungan
kelainan kardio8askular, neuromuskular, saluran %erna dan kelainan lainnya.1,&
V. KLASIFIKASI
Pada pasien dengan penyakit ginjal kronik, klasifikasi stadium ditentukan olehnilai laju filtrasi glomerulus, yaitu stadium yang lebih tinggi menunjukkan nilai laju
filtrasi glomerulus yang lebih rendah. "lasifikasi tersebut membagi penyakit ginjal
kronik dalam lima stadium. tadium 1 adalah kerusakan ginjal dengan fungsi ginjal
yang masih normal, stadium & kerusakan ginjal dengan penurunan fungsi ginjal yang
ringan, stadium 3 kerusakan ginjal dengan penurunan yang sedang fungsi ginjal,
stadium kerusakan ginjal dengan penurunan berat fungsi ginjal, dan stadium +
adalah Penyakit ginjal. 4al ini dapat dilihat pada 9abel 1 dan 9abel & berikut$
9abel 1. "lasifikasi penyakit ginjal kronik berdasarkan laju filtrasi glomerulus.
)erajat Penjelasan 'E
m'/menit/1,73m&2
1 "erusakan ginjal dengan 'E normal atau
F
: *0
& "erusakan ginjal dengan 'E G ringan 60-*
3 "erusakan ginjal dengan 'E G sedang 30+*
"erusakan ginjal dengan 'E G berat 1+&*
+ Penyakit ginjal (1+ atau dialisis
7
8/13/2019 142887956 Referat Chronic Kidney Disease
8/15
9abel &. "lasifikasi penyakit ginjal kronik dengan atau tanpa kerusakan ginjal dan
atau dengan atau tanpa peningkatan tekanan darah / hipertensi 492.
EC
ml/min/1,73 m&2
)engan "erusakan
injal
9anpa "erusakan injal
)engan
49
9anpa 49 )engan 49 9anpa 49
# *0 1 1 49 ;ormal
60 ? -* & & 49 dengan
penurunan
EC
Penurunan
EC
30 ? +* 3 3 3 3
1+ ? &*
( 1+ ataudialisis2
+ + + +
VI. GAMBARAN KLINIK
ambaran klinik Penyakit ginjal kronik berat disertai sindrom aBotemia
sangat kompleks, meliputi kelainankelainan berbagai organ seperti$ kelainan
hemopoeisis, saluran %erna, mata, kulit, selaput serosa, kelainan neuropsikiatri dan
kelainan kardio8askular.+
a. "elainan hematopoeisis
@nemia normokrom normositer dan normositer
8/13/2019 142887956 Referat Chronic Kidney Disease
9/15
ebagian besar hipertensi pada penyakit Penyakit ginjal kronik
disebabkan hiper8olemia akibat retensi natrium dan air. 4ipertensi sema%am
ini biasanya memberikan respons terhadap restriksi natrium dan pengendalian
8olume tubuh melalui dialysis. Jika fungsi ginjal memadai, pemberian
furosemid dapat bermanfaat. 4ipertensi yang tidak member respon terhadap
pengurangan 8olume tubuh sering kali berkaitan dengan produksi rennin yang
berlebihan. "elebihan akti8itas simpatis juga dapat berperan. +
%. )ehidrasi
4ilangnya fungsi ginjal biasanya menyebabkan retensi natrium dan
air akibat hilangnya nefron. ;amun demikian, beberapa pasien tetapmempertahankan sebagian filtrasi, namun kehilangan fungsi tubulus sehingga
mengekskresi urin yang sangat en%er, yang dapat menyebabkan dehidrasi.+
d. "elainan kulit
atal merupakan keluhan kulit yang paling sering terjadi (urea frost).
"eluhan ini dapat timbul karena deposit kalium fosfat pada jaringan. !ekuan
uremik merupakan presipitat kristal ureum yang timbul akibat adanya uremia
berat. fek dari keadaan tersebut mengkibatkan timbulnya pigmentasi.
e. " elainan gastrointestinal
Halaupun kadar gastrin meningkat,namun ulkus peptikum tidak lebih
sering terjadi pada pasien Penyakit ginjal kronik dibandingkan populasi
normal. ;amun demikian, gejala mual, muntah, anoreksia, dan dada terbakar
sering terjadi. +
f. ' ipid
4iperlipidemia sering terjadi, terutama hipertrigliseridemia, akibat
penurunan katabolisme trigliserida. "adar lipid lebih tinggi pada pasien yang
menjalani dialysis peritoneal dari pada pasien yang menjalani haemodialisis,
*
8/13/2019 142887956 Referat Chronic Kidney Disease
10/15
mungkin akibat hilangnya protein plasma regulator seperti @lipoprotein @1
di sepanjang membran peritoneal.+
g . "elainan kardio8askular
Patogenesis penyakit jantung kongestif PJ"2 pada penyakit ginjal
kronik sangat kompleks. !eberapa faktor seperti anemia, hipertensi,
aterosklerosis, kalsifikasi sistem 8askular, sering dijumpai pada pasien
Penyakit ginjal kronik terutama pada stadium terminal dan dapat
menyebabkan kePenyakitan faal jantung.+
VII. PENDEKATAN DIAGNOSIS
Pendekatan diagnosis Penyakit ginjal kronik P"2 dilihat dari anamnesis,
pemeriksaan fisik, gambaran radiologis, dan apabila perlu gambaharan
histopatologis.1
1. emastikan adanya penurunan faal ginjal 'E2
&. engejar etiologi P" yang mungkin dapat dikoreksi
3. engidentifikasi semua faktor pemburuk faal ginjal re'ersible factors2
. enentukan strategi terapi rasional
+. eramalkan prognosis
Pendekatan diagnosis men%apai sasaran yang diharapkan bila dilakukan
pemeriksaan yang terarah dan kronologis, mulai dari anamnesis, pemeriksaan fisik
diagnosis dan pemeriksaan penunjang diagnosis rutin dan khusus.1+
a. @namnesis dan pemeriksaan fisik1
@namnesis harus terarah dengan mengumpulkan semua keluhan yang
berhubungan dengan retensi atau akumulasi toksin aBotemia, etiologi P",
perjalanan penyakit termasuk semua faktor yang dapat memperburuk faal
ginjal 'E2. ambaran klinik keluhan subjektif dan objektif termasuk
kelainan laboratorium2 mempunyai spektrum klinik luas dan melibatkan
banyak organ dan tergantung dari derajat penurunan faal ginjal.
ambaran klinis pasien penyakit ginjal kronik meliputi$
10
8/13/2019 142887956 Referat Chronic Kidney Disease
11/15
a2 sesuai dengan penyakit yang mendasariI
b2 sindrom uremia yang terdiri dari lemah, letargi, anoreksia, mual, muntah,
nokturia, kelebihan %airan 8olume o8erload2, neuropati perifer, pruritusm
uremic frost, perikarditis, kejangkejang sampai komaI
%2 gejala komplikasinya antara lain hipertensi, anemia, osteodistrofi renal,
payah jantung, asidosis metabolik, gangguan keseimbangan elektrolit
sodium, kalium, %hlorida2.
b. Pemeriksaan laboratorium1
ambaran laboratorium penyakit ginjal kronik meliputi sesuai dengan
penyakit yang mendasarinya, penurunan fungsi ginjal berupa peningkatanureum dan kreatinin serum, dan penurunan laju filtrasi glomerolus 'E2
yang dapat dihitung mempergunakan rumus "o%k%roftault, serta kelainan
biokimia darah lainnya, seperti penurunan kadar hemoglobin, hiper atau
hipokalemia, hiperfosfatemia, hipokalsemia. "elainan urinanalisi meliputi
proteinuria, hematuri, leukosuria, dan silinder.&
%. Pemeriksaan penunjang diagnosis1
Pemeriksaan radiologis penyakit ginjal kronik meliputi$
1. foto polos abdomen$ dapat terlihat batu radio opak
&. pielografi intra8ena$ sekarang jarang digunakan karena kontras seriing
tidak bisa mele5ati filter glomerolus, di samping kekha5atiran
terjadinya pengaruh toksisk oleh kontras terhadap ginjal yang sudah
mengalami kerusakan
3. pielografi antergrad atau retrograde dilakukan sesuai indikasi
. ultrasonografi ginjal dapat memperlihatkan ukuran ginjal yang
menge%il, korteks yang menipis, adanya hidronefrosis atau batu ginjal,
kista, massa, klasifikasi
+. pemeriksaan pemindaan ginjal atau renografi dikerjakan bila ada
indikasi.
11
8/13/2019 142887956 Referat Chronic Kidney Disease
12/15
VIII. PENATALAKSANAAN
1. 9erapi konser8atif
9ujuan dari terapi konser8atif adalah men%egah memburuknya faal ginjal se%ara
progresif, meringankan keluhankeluhan akibat akumulasi toksin aBotemia,
memperbaiki metabolisme se%ara optimal dan memelihara keseimbangan %airan dan
elektrolit.1,,6
a. Peranan diet
9erapi diet rendah protein )CP2 menguntungkan untuk men%egah atau
mengurangi toksin aBotemia, tetapi untuk jangka lama dapat merugikan
terutama gangguan keseimbangan negatif nitrogen.
b. "ebutuhan jumlah kalori"ebutuhan jumlah kalori sumber energi2 untuk P" harus adekuat dengan
tujuan utama, yaitu mempertahankan keseimbangan positif nitrogen,
memelihara status nutrisi dan memelihara status giBi.
%. "ebutuhan %airan
!ila ureum serum # 1+0 mg kebutuhan %airan harus adekuat supaya jumlah
diuresis men%apai & ' per hari.
d. "ebutuhan elektrolit dan mineral
"ebutuhan jumlah mineral dan elektrolit bersifat indi8idual tergantung dari
'E dan penyebab dasar penyakit ginjal tersebut underlying renal disease2.
&. 9erapi simptomatik16
a. @sidosis metabolik
@sidosis metabolik harus dikoreksi karena meningkatkan serum kalium
hiperkalemia2. Dntuk men%egah dan mengobati asidosis metabolik dapat
diberikan suplemen alkali. 9erapi alkali sodium bicarbonat2 harus segera
diberikan intra8ena bila p4 7,3+ atau serum bikarbonat &0 mK/'.
b. @nemia
)apat diberikan eritropoetin pada pasien Penyakit ginjal kronik. )osis inisial
+0 u/kg >= 3 kali dalam seminggu. Jika 4b meningkat #& gr/d' kurangi dosis
1&
8/13/2019 142887956 Referat Chronic Kidney Disease
13/15
pemberian menjadi & kali seminggu. aksimum pemberian &00 u/kg dan
tidak lebih dari tiga kali dalam seminggu.
9ransfusi darah misalnyaaked Red Cell PC
8/13/2019 142887956 Referat Chronic Kidney Disease
14/15
3. 9erapi pengganti ginjal16
9erapi pengganti ginjal dilakukan pada penyakit ginjal kronik stadium +,
yaitu pada 'E kurang dari 1+ ml/menit. 9erapi tersebut dapat berupa
hemodialisis, dialisis peritoneal, dan transplantasi ginjal.
a. 4emodialisis
9indakan terapi dialisis tidak boleh terlambat untuk men%egah gejala toksik
aBotemia, dan malnutrisi. 9etapi terapi dialisis tidak boleh terlalu %epat pada
pasien P" yang belum tahap akhir akan memperburuk faal ginjal 'E2.
>ndikasi tindakan terapi dialisis, yaitu indikasi absolut dan indikasi elektif.
!eberapa yang termasuk dalam indikasi absolut, yaitu perikarditis,
ensefalopati/neuropati aBotemik, bendungan paru dan kelebihan %airan yangtidak responsif dengan diuretik, hipertensi refrakter, muntah persisten, dan
,lood -remic Nitrogen !D;2 # 1&0 mg dan kreatinin # 10 mg.
>ndikasi elektif, yaitu 'E antara + dan - m'/menit/1,73m, mual, anoreksia,
muntah, dan astenia berat.
b. )ialisis peritoneal )P2
@khirakhir ini sudah populer Continuous Ambulatory eritoneal
Dialysisndonesia. >ndikasi
medik ndikasi nonmedik, yaitu keinginan
pasien sendiri, tingkat intelektual tinggi untuk melakukan sendiri
mandiri2, dan di daerah yang jauh dari pusat ginjal.
%. 9ransplantasi ginjal
1
8/13/2019 142887956 Referat Chronic Kidney Disease
15/15
IX. PROGNOSIS
Pasien dengan Penyakit ginjal kronik umumnya akan menuju stadium
terminal atau stadium =. @ngka prosesi8itasnya tergantung dari diagnosis yang
mendasari, keberhasilan terapi, dan juga dari indi8idu masingmasing. Pasien yang
menjalani dialisis kronik akan mempunyai angka kesakitan dan kematian yang tinggi.
Pasien dengan Penyakit ginjal stadium akhir yang menjalani transpantasi ginjal akan
hidup lebih lama daripada yang menjalani dialisis kronik. "ematian terbanyak adalah
karena kePenyakitan jantung +2, infeksi 12, kelainan pembuluh darah otak
62, dan keganasan 2.16
X. PENCEGAHAN
Dpaya pen%egahan terhadap penyakit ginjal kronik sebaiknya sudah mulai
dilakukan pada stadium dini penyakit ginjal kronik. !erbagai upaya pen%egahanyang
telah terbukti bermanfaat dalam men%egah penyakit ginjal dankardio8askular, yaitu
pengobatan hipertensi makin rendah tekanan darah makin ke%il risiko penurunan
fungsi ginjal2, pengendalian gula darah, lemak darah,anemia, penghentian merokok,
peningkatan akti8itas fisik dan pengendalian beratbadan.16
1+