11.Pengangguran,Inflasi &Kebijakan Pemerintah

Post on 19-Dec-2016

233 views 0 download

Transcript of 11.Pengangguran,Inflasi &Kebijakan Pemerintah

PENGANGGURAN, INFLASI DAN KEBIJAKAN PEMERINTAH

Pendahuluan Pengangguran dan inflasi adalah dua masalah

ekonomi utama yang dihadapi setiap masyarakat.

Kedua masalah ekonomi tersebut dapat mewujudkan beberapa efek buruk yang bersifat ekonomi, politik dan sosial.

Untuk menghindari berbagai efek buruk yang mungkin timbul, berbagai kebijakan ekonomi perlu dijalankan.

Masalah PengangguranRumus Unemployment Rate (U):

U = (∑ AKP/ ∑AK) x 100%AKP = Angkatan kerja yang menganggurAK = Total angkatan kerja

1. Pengangguran normal atau friksional Pada kondisi perekonomian yang berkembang

pesat Jika suatu ekonomi terdapat pengangguran

sebanyak 2%-3% kesempatan kerja penuh Pengangguran sebanyak 2%-3%

pengangguran normal atau pengangguran friksional

Terjadi karena masyarakat sedang mencari pekerjaan lain yang lebih baik

Berdasar Pada Sumber/Penyebab

2. Pengangguran siklikal Pada kondisi perekomian yang tidak selalu

berkembang dengan stabil Pada suatu saat terjadi peningkatan

permintaan agregrat menaikkan produksi pengangguran berkurang

Pada suatu saat terjadi penurunan permintaan agregrat menurunkan produksi pengangguran bertambah

Berdasar Pada Sumber/ Penyebab

3. Pengangguran struktural (struktur kegiatan ekonomi)

Pada kondisi perkembangan industri yang tidak merata, pada perekonomian yang selalu berkembang

Industri yang berkembang pesat menaikkan produksi pengangguran berkurang

Industri yang tidak berkembang pesat menurunkan produksi pengangguran bertambah

Berdasar Pada Sumber/Penyebab

4. Pengangguran teknologi Pada kondisi perekomian yang selalu dituntut

untuk efisien dan efektif Adanya teknologi menggantikan peran

manusia dalam kegiatan produksi Semakin tinggi peran teknologi untuk

menggantikan peran manusia pengangguran bertambah

Berdasar Pada Sumber/Penyebab

1. Pengangguran terbuka Terjadi karena tidak seimbangnya antara

pertambahan lowongan kerja yang lebih rendah dari pertambahan tenaga kerja

Terjadi karena: a. penurunan perekonomianb. Kemajuan teknologic. penurunan pertumbuhan industri

Berdasar Pada Ciri

2. Pengangguran tersebunyi Terjadi di sektor pertanian dan jasa Terjadi karena jumlah pekerja dalam suatu

kegiatan ekonomi adalah lebih banyak dari yang diperlukan, supaya perusahaan dapat beroperasi dengan efisien

Kelebihan tenaga kerja tersebut terkategori sebagai pengangguran tersebunyi

Masalah PengangguranBerdasar Pada Ciri

3. Pengangguran bermusim Terjadi di sektor pertanian dan perikanan Terjadi karena adanya musim tertentu yang

memaksa masyarakat untuk tidak dapat melaksanakan pekerjaannya

Masalah PengangguranBerdasar Pada Ciri

1. Terhadap perekonomian Masyarakat tidak dapat memaksimumkan

tingkat kesejahteraan yang mungkin dicapainya

Pendapatan pajak pemerintah berkurang Menghambat pertumbuhan ekonomi

Masalah PengangguranDampak

2. Terhadap Individu dan Masyarakat Kehilangan mata pencaharian dan

pendapatan Kehilangan atau berkurangnya

keterampilan Menimbulkan ketidak-stabilan sosial dan

politik

Masalah PengangguranDampak

Inflasi adalah suatu kondisi perekonomian di mana harga-harga pada umumnya naik.

Tingkat inflasi adalah persentase pertambahan kenaikan harga yang berbeda dari suatu periode ke periode lainnya, dan berbeda pula dari suatu negara dengan negara lainnya.

Masalah InflasiDefinisi

Deflasi adalah suatu kondisi perekonomian di mana harga-harga pada umumnya turun.

Tingkat deflasi adalah persentase penurunan harga yang berbeda dari suatu periode ke periode lainnya, dan berbeda pula dari suatu negara dengan negara lainnya.

Masalah InflasiDefinisi

Masalah InflasiRumus

1. Pandangan Keynes Inflasi terjadi karena suatu masyarakat

ingin hidup di luar batas kemampuan perekonomiannya

Keadaan di mana permintaan masyarakat akan barang-barang selalu melebihi jumlah barang-barang yang tersedia sehingga timbul apa yang disebut dengan inflationary gap (celah inflasi).

Masalah InflasiPenyebab

Jumlah uang beredar (Ms) merupakan salah satu faktor penentu tingkat harga

Dalam jangka pendek Agregate Demand (C, I, G) dan pajak (T) juga mempengaruhi inflasi

Masalah InflasiPenyebab

2. Pandangan kaum Klasik dan Monetaris

Masalah InflasiPenyebab

Keterangan:Ms = Money, merupakan jumlah uang

yang beredar.V = Velocity of Money, merupakan

kecepatan perputaran uang dalam satu periode waktu tertentu.

P = Price, merupakan tingkat harga barang dan jasa.

Y = Yield, merupakan pendapatan nasional.

Masalah InflasiPenyebab

3. Pandangan Aliran Ekspektasi Rasional dan Ekonomi sisi Penawaran

Aliran Ekspektasi Rasional inflasi merupakan fenomena moneter

dan jumlah uang beredar merupakan kunci untuk mencapai stabilitas harga

Masalah InflasiPenyebab

Ekonomi sisi penawaran inflasi sebagai fenomena moneter,

pembatasan moneter untuk mengurangi inflasi, juga penurunan tarif pajak sebagai salah satu upaya untuk meningkatkan laju pertumbuhan penawaran agregat sehingga tingkat inflasi dapat dikurangi.

Masalah InflasiPenyebab

4. Pandangan Kaum Strukturalis Disebabkan adanya kendala atau

kekakuan struktural:o Kendala penawaran bahan pangan yang

bersifat inelastiso Kendala devisao Kendala fiskal

Inflasi merupakan suatu yang inherent di dalam proses pembangunan ekonomi itu sendiri

Masalah InflasiPenyebab

1. Pengurangan produksiNaiknya biaya-biaya faktor produksi naiknya biaya produksi turunnya keuntungan (kerugian) perusahaan menutup usahanya penawaran agregat berkurang.

2. Menurunnya tingkat kemakmuran masyarakat, terutama bagi yang berpenghasilan tetap.

3. Inflasi dapat berlaku lebih cepat dibandingkan kenaikan upah/gaji

Masalah InflasiEfek Terhadap Perekonomian

4. Prospek pembangunan ekonomi jangka panjang terganggu

5. Cenderung mengurangi tingkat investasi6. Cenderung mengurangi ekspor dan menaikkan

impor7. Memperlambat pertumbuhan ekonomi

Masalah InflasiEfek Terhadap Perekonomian

1. Efek terhadap pendapatan (Equity Effect) Inflasi akan menurunkan pendapatan riil

orang-orang yang berpendapatan tetap Inflasi akan mengurangi nilai kekayaan

yang berbentuk uang Memperburuk pembagian kekayaan

Masalah InflasiEfek Terhadap Kemakmuran

2. Efek terhadap efisiensi (Efficiency Effects) Kenaikan permintaan dari berbagai macam

barang, mendorong terjadinya perubahan dalam produksi beberapa barang tertentu.

Adanya peningkatan permintaan pada barang tertentu, mendorong kenaikan produksi barang tersebut.

Inflasi dapat mengakibatkan alokasi faktor produksi menjadi tidak efisien.

Masalah InflasiEfek Terhadap Kemakmuran

1. Indeks biaya hidup (consumer price index) Mengukur biaya/pengeluaran untuk

membeli sejumlah barang dan jasa yang dibeli oleh rumah tangga untuk keperluan hidup.

Setiap jenis barang ditentukan suatu bobot tetap yang proporsional terhadap kepentingan relatif dalam anggaran pengeluaran konsumen.

Masalah InflasiMetode Pengukuran

1. Indeks biaya hidup (consumer price index) Rumus untuk menghitung IHK:

Dimana: Pn = Harga sekarang Po = Harga pada tahun dasar

Masalah InflasiMetode Pengukuran

100

PoPnIHK

1. Indeks biaya hidup (consumer price index) Rumus untuk menghitung inflasi:

Dimana: IHK n = Indeks Harga Konsumen periode ini IHK o = Indeks Harga Konsumen periode lalu

Masalah InflasiMetode Pengukuran

100

o IHKo IHK-n IHKInflasi

2. Indeks harga perdagangan besar (Wholesale Price Index) atau Indeks Harga Produsen (Producer Price Index)Menitikberatkan pada sejumlah barang pada tingkat perdagangan besar (harga bahan mentah, bahan baku atau setengah jadi).

Masalah InflasiMetode Pengukuran

3. GNP Deflator Suatu indeks perbandingan atau rasio antara

GNP nominal dan GNP riil dikalikan dengan 100.

GNP riil adalah nilai barang-barang dan jasa-jasa yang dihasilkan di dalam perekonomian, yang diperoleh ketika output di nilai dengan menggunakan tahun dasar (based year).

Masalah InflasiMetode Pengukuran

3. GNP Deflator GNP nominal adalah GNP yang dihitung

berdasarkan harga pasar yang berlaku (GNP at current market price).

Rumus GNP deflator:

Masalah InflasiMetode Pengukuran

100Riil GNP

Nominal GNPDeflator GNP

1. Inflasi merayap (creeping inflation) Ditandai dengan laju inflasi yang rendah (kurang dari 10% per tahun), kenaikan harga berjalan dengan lambat, dengan % yang kecil serta dalam jangka yang relatif lama.

2. Inflasi menengah (galloping inflation) Ditandai dengan kenaikan harga yang cukup besar dan biasanya berjalan dalam waktu yang relatif pendek serta mempunyai sifat akselerasi.

3. Inflasi tinggi (hyper inflation) Merupakan inflasi yang berdampak pada harga yang meningkat sampai 5 atau 6 kali.

Masalah InflasiJenis Inflasi Menurut Sifatnya

1. Demand pull inflation, terjadi karena: Adanya kenaikan permintaan total,

sedangkan produksi mendekati pada keadaan kesempatan kerja penuh, sehingga menyebabkan kenaikan harga dan dapat pula terjadi kenaikan hasil produksi (output).

Adanya kenaikan permintaan total pada kondisi kesempatan kerja penuh, maka hanya akan menyebabkan kenaikan harga saja.

Bertambahnya jumlah uang beredar

Masalah InflasiJenis Inflasi Menurut Sebabnya

Masalah InflasiJenis Inflasi Menurut Sebabnya

2. Cost push Inflation, terjadi karena adanya kenaikan biaya produksi biasanya ditandai dengan kenaikan harga serta turunnya produksi.Beberapa penyebab kenaikan biaya produksi:

a. Adanya kenaikan upah buruhb. Industri yang sifatnya monopolistis, sehingga

manajer menggunakan kekuasaannya di pasar untuk menentukan harga (yang lebih tinggi)

c. Kenaikan harga bahan baku industri.

Masalah InflasiJenis Inflasi Menurut Sebabnya

Masalah InflasiJenis Inflasi Menurut Sebabnya

3. Imported Inflation, terjadi karena kenaikan harga-harga dari barang yang di impor.

Masalah InflasiJenis Inflasi Menurut Sebabnya

4. Structural inflation, terjadi karena adanya berbagai kendala atau kekauan struktural yang menyebabkan penawaran di dalam perekonomian menjadi kurang atau tidak responsif terhadap permintaan yang meningkat

Masalah InflasiJenis Inflasi Menurut Sebabnya

1. Inflasi dan perkembangan ekonomi Inflasi yang tinggi tidak akan menggalakkan

perekonomian Inflasi yang tinggi menyebabkan biaya

produksi tinggi, sehingga menjadi kurang menguntungkan mendorong praktek spekulasi investasi di sektor riil berkurang pengangguran bertambah & pertumbuhan nasional akan berkurang

Masalah InflasiDampak Buruk

Biaya produksi tinggi menyebabkan produk nasional sulit untuk bersaing dengan negara lain ekpor menurun impor meningkat ketidakseimbangan dalam aliran mata uang asing

Masalah InflasiDampak Buruk

2. Inflasi dan kemakmuran masyarakat Inflasi akan menurunkan pendapatan riil

orang-orang yang berpendapatan tetap Inflasi akan mengurangi nilai kekayaan yang

berbentuk uang Memperburuk pembagian kekayaan

Masalah InflasiDampak Buruk

Kebijakan pemerintah yg berkaitan dengan APBN untuk mempengaruhi jalannya perekonomian guna mencapai sasaran atau tujuan tertentu

Misal: 1. menaikkan/menurunkan budget2. menaikkan perpajakan/subsidi3. pinjaman masyarakat/luar negeri

Kebijakan Pemerintah

Merupakan bentuk intervensi pemerintah dalam pengendalian perekonomian

Kebijakan ini dilakukan untuk, misalnya:1. Mengatasi pengangguran2. Mengendalikan inflasi/deflasi3. Pemerataan

Kebijakan Pemerintah

1. Tujuan bersifat ekonomi Menyediakan lowongan pekerjaan Meningkatkan taraf kemakmuran

masyarakat Memperbaiki pembagian pendapatan

Kebijakan PemerintahTujuan

2. Tujuan bersifat sosial dan politik Meningkatkan kemakmuran keluarga dan

kestabilan keluarga Menghindari masalah kejahatan Mewujudkan kestabilan politik

Kebijakan PemerintahTujuan

Pengelolaan perekonomian nasional dilakukan oleh: Menteri Keuangan dan Bank Indonesia), yang bisa mempengaruhi ekonomi melalui:

1. Kebijakan fiskal (Menteri Keuangan)2. Kebijakan moneter (Bank Indonesia)

Kebijakan Fiskal dan Moneter

Kebijakan fiskal adalah kebijakan pemerintah yang dilakukan dengan cara mengubah penerimaan dan pengeluaran negara.

Tujuan kebijakan fiskal adalah untuk menstabilkan ekonomi, memperluas kesempatan kerja, mempertinggi pertumbuhan ekonomi, dan keadilan dalam pemerataan pendapatan

Metode yang digunakan pada kebijakan fiskal adalah menambah atau mengurangi dari unsur PAJAK dan SUBSIDI

Kebijakan Fiskal

1. Discretionary (kebijakan fiskal yang disengaja/aktif)

kebijakan yang sengaja dilakukan utk mencapa target tertentu.

Misal: kebijakan menaikkan pengeluiaran pemerintah (G) untuk mendorong produksi sehingga pendapatan nasional meningkat

Kebijakan FiskalJenis

2. Built in/Automatic Stabiliers (Kebijakan Fiskal yang pasif)

merupakan reaksi otomatis dari keadaan perekonomian yang ada

Misalnya: pendapatan masyarakat naik penerimaan pemerintah dari pajak meningkat

Kebijakan FiskalJenis

Instrumen utama kebijakan fiskal adalah pengeluaran (subsidi) dan pajak.

Perubahan tingkat dan komposisi pajak dan pengeluaran pemerintah, dapat mempengaruhi variabel-variabel berikut:

1. Permintaan agregat dan tingkat aktivitas ekonomi

2. Pola persebaran sumber daya3. Distribusi pendapatan

Kebijakan Fiskal

Praktek kebijakan fiskal mengontrol dan mengendalikan pembelanjaan pemerintah dan penerimaan pajak dari pemerintah.

Metode yang digunakan membandingkan antara pembelanjaan pemerintah dan pendapatan pemerintah (pajak)

Kondisi yang timbul:1. Defisit fiskal2. Surplus fiskal

Kebijakan Fiskal

Defisit fiskal, terjadi ketika: pembelanjaan dari pemerintah lebih besar dibandingkan pendapatan pemerintah (pajak). Memberikan stimulus ke ekonomi karena

meningkatkan permintaan barang dan jasa Surplus fiskal, terjadi ketika: pembelanjaan

dari pemerintah lebih rendah dibandingkan pendapatan pemerintah (pajak). Bersifat kontraksi terhadap ekonomi karena

pemerintah mengurangi permintaan swasta lebih banyak (melalui pajak) daripada membeli barang dari ekonomi.

Kebijakan Fiskal

Implementasi kebijakan fiskal penyusunan anggaran pemerintah (APBN)

Anggaran pemerintah pembelanjaan pemerintah dan pendapatan pemerintah

Unsur utama pada sisi pembelanjaan anggaran pemerintah, yaitu:

1. Belanja barang dan jasa (G)2. Gaji pegawai (W)3. Transfer paymentt/subsidi (Tr)

Kebijakan Fiskal

Unsur utama pada sisi pendapatan anggaran pemerintah, yaitu:

1. Penerimaan pajak (T)2. Kredit likuiditas bank sentral (U)3. Pinjaman/obligasi dalam negeri (B)4. Pinjaman/hutang luar negeri (F)

Kebijakan Fiskal

Akuntansi pembelanjaan pemerintah akan selalu sama dengan pendapatan pemerintah

Ekonomi pembelanjaan pemerintah akan tidak selalu sama dengan pendapatan pemerintah, yakni:

1. Defisit2. Surplus3. Berimbang

Kebijakan Fiskal

Ada tiga pengertian yang berbeda mengenai arti defisit, surplus dan anggaran berimbang:

1. Surplus Tx > G + W + TrDefisit Tx < G + W + TrBerimbang Tx = G + W + Tr

2. Surplus Tx + B > G + W + TrDefisit Tx + B < G + W + TrBerimbang Tx + B = G + W + Tr

Kebijakan Fiskal

3. Surplus U < 0Defisit U > 0Berimbang U = 0

Kebijakan Fiskal

Dapat dijelaskan melalui dua pendekatan:1. Menggunakan grafik Y=AE2. Menggunakan grafik AE-AS

Kebijakan FiskalMasalah

Pengangguran

Kebijakan fiskal yang dapat dilakukan adalah:1. Efek pertambahan pengeluaran pemerintah2. Efek pengurangan pajak

Kebijakan FiskalMasalah

Pengangguran Y=AE

Kebijakan FiskalMasalah

Pengangguran Y=AE

Kebijakan FiskalMasalah

Pengangguran Y=AE

Kebijakan FiskalMasalah

Pengangguran Y=AE

Kesimpulan:1. Multiplier pajak adalah lebih kecil dari

multiplier pengeluaran pemerintah2. Efek pertambahan pengeluaran pemerintah

dalam menggalakkan kegiatan ekonomi adalah lebih cepat dari efek pengurangan pajak

Kebijakan FiskalMasalah

PengangguranAD=A

SKebijakan fiskal yang dapat dilakukan adalah:1. Efek pertambahan pengeluaran pemerintah2. Efek pengurangan pajak

Kebijakan FiskalMasalah

PengangguranAD=A

S

Dapat dijelaskan melalui dua pendekatan:1. Menggunakan grafik Y=AE2. Menggunakan grafik AE-AS

Kebijakan FiskalMasalah

Inflasi

Kebijakan FiskalMasalah Inflasi Y=AE

Kebijakan FiskalMasalah Inflasi AD=AS

Kebijakan yang diambil oleh Bank Sentral untuk MENAMBAH atau MENGURANGI jumlah uang yang beredar di masyarakat

Tujuan:1. menjaga stabilitas ekonomi2. menjaga stabilitas harga3. meningkatkan kesempatan kerja4. memperbaiki posisi neraca perdagangan

dan neraca pembayaran

Kebijakan Moneter

Kebijakan moneter manipulasi dari supply uang untuk mempengaruhi ekonomi makro

Konsekuensi MENAMBAH JUMLAH MATA UANG:

1. Kenaikan jumlah uang yang beredar mempunyai konsekuensi turunnya suku bunga, sehingga dapat mendorong investasi dan konsumsi

2. Kenaikan jumlah uang yang beredar juga mempunyai konsekuensi naiknya tingkat inflasi, sehingga menyebabkan naiknya tingkat bunga

Kebijakan Moneter

Konsekuensi MENGURANGI JUMLAH MATA UANG:

1. Mengurangi jumlah uang yang beredar mempunyai konsekuensi naiknya suku bunga, sehingga dapat menurunkan investasi dan konsumsi

2. Mengurangi jumlah uang yang beredar juga mempunyai konsekuensi turunnya tingkat inflasi, sehingga menyebabkan turunnya tingkat bunga

Kebijakan Moneter

Aplikasi kebijakan moneter:1. Kebijakan Pasar Terbuka (Open Market

Policy)2. Kebijakan Diskonto (Discount Policy)3. Kebijakan Cadangan Kas (Cash Ratio

Policy)4. Kebijakan Kredit Selektif

Kebijakan Moneter

Instrumen kebijakan moneter:1. BI rate2. Open market operation3. Giro wajib minimum4. Lender of last resort (BLBI)

Kebijakan Moneter

Dapat dijelaskan melalui dua pendekatan:1. Menggunakan grafik Y=AE2. Menggunakan grafik AE-AS

Kebijakan MoneterMasalah

Pengangguran

Kebijakan MoneterMasalah

Pengangguran Y=AE

Kebijakan MoneterMasalah

Pengangguran Y=AE

Kebijakan MoneterMasalah Inflasi

1. Mengatasi permasalahan stagflasi Kenaikan upah tenaga kerja Kemerosotan nilai mata uang Kenaikan harga barang impor

Kebijakan Segi Penawaran

Kebijakan Segi Penawaran

2. Mengatasi permasalahan tingkat inflasi

Kebijakan Segi Penawaran

3. Mengatasi permasalahan tingkat pengangguran

Kebijakan Segi Penawaran