Post on 29-Nov-2015
ELEVATOR
Elevator/ lift adalah Lift adalah angkutan transportasi vertikal yang digunakan
untuk mengangkut orang atau barang yang biasanya terdapat pada gedung bertingkat.
Bardasarkan prinsip kerjanya, elevator / lift dibagi menjadi 2 macam kategori.
1. Hidrolik : menggunakan sistem hidrolik dimana elevator / lift diangkat seperti
menggunakan dongkrak.
2. Traction Elevator adalah menggunakan Kabel/ tali baja atau biasa , dimana
car diangkat , bukannya didorong dari bawah.
Komponen Utama Elevator
Komponen utama elevator terdiri dari 2 ( dua ) bagian besar , yaitu ruang
mesin (Machine Room ) dan ruang luncur ( Hoistway ).
1. Ruang mesin ( Machine Room )
Ruang mesin adalah ruang terpenting, dimana diruangan tersebut terjadinya
semua proses pengoperasian elevator berlangsung secara keseluruhan. Didalam ruang
mesin terdapat beberapa alat penggerak elevator.
2. Motor penggerak
Motor penggerak elevator ini memiliki asupan daya tegangan bolak-balik (Ac)
dariPLN yangsangat berperan dalam pelaksanaan kerja elevator, motor penggerak
inimempunyai kemampuan putar antara 50 putaran per menit sampai dengan 210
putaran per menit. Dengan kapasitas tegangan motor yang disesuaikan dengan
kapasitasangkut.
Motor penggerak ini dilengkapi dengan rem magnet ( magnetic brake ) yang
berfungsi menahan motor ketika kereta telah sampai pada lantai yang dituju,
pergerakan cepat atau lambatnya elevator diatur oleh PLC (Programable Logic
Control) . Motor penggerak dalam menarik dan menurunkan elevator menggunakan
tali baja ( rope )yang melingkar pada puli mesin ( sheave ).
3. Governor
Governor adalah komponen penggerak utama dalam elevator, didalam
governoor ini terdapat saklar yang berfungsi untuk menonaktifkan semua rangkaian
sehingga otomatisasi elevator mati dan tidak berfungsi. Selain saklar juga terdapat
pengait rem, pengait rem ini berfungsi untuk menghentikan kawat selling dan kawat
selling inimenarik rem yang ada di kereta elevator.
4. Panel
Tempat control elevator secara otomatis, panel ini terdapat inverter motor dan
program logic control yang berfungsi untuk mengatur geraknya elevator.
5. Ruang Luncur
Ruang luncur ini adalah tempat dimana elevator beroperasi berbentuk lorong
vertikal,disinilah elevator menjangkau tiap-tiap lantainya.
6. Kereta ( Sangkar )
Kereta elevator beroperasi pada ruang luncur dan menapak pada rail di kedua
sisinya, pada sisi kanan dan kiri terdapat pemandu rail ( sliding guide ) yang
berfungsimemandu atau menapaki rail.Selain pemandu rail ( sliding guide ) juga
terdapat karet peredam ( silencer rubber )yang berfungsi untuk mengurangi kejutan
ketika elevator berhenti maupun mulai start,selain itu pula terdapat pendeteksi beban
(switch overload) yang terdapat dibawahkereta elevator. Pada pintu kereta elevator
juga terdapat sensor gerak ( safety ray ) dansensor sentuh ( safety shoe ) yang
terpasang pada pintu kereta dan berfungsi supayauntuk penumpang elevator tidak
terjepit pintu elevator, didalam kereta elevator jugaterdapat tombol-tombol
pemesanan lantai ( floor button ) yang akan dituju oleh pengguna elevator
7. Saklar Pintu
Saklar pintu atau sering disebut dengan door contact adalah salah satu
komponen yangtermasuk penting dalam pengamanan elevator, cara kerja dari saklar
pintu ( door contact ) ini adalah saklar di hubungkan kabel saklar pintu ( door
contact ) tiap-tiaplantai secara seri.Apabila salah satu pintu dibuka secara sengaja
maka elevator tidak akan bekerja, inidikarenakan untuk keselamatan pengguna
elevator atau bagian perawatan elevator
8. Bobot imbang ( counterweight )
Bobot imbang atau counterweight biasanya terpasang dibelakang atau
disampingkereta elevator, bobot dari bobot imbang ini harus sesuai dengan ketentuan
yang ada.Faktor-faktor yang menentukan berapa berat dari bobot imbang ini
diantaranya harusmemperhitungkan berat kereta, kapasitas penuh pada kereta dan
faktor keseimbangan
Cara kerja Traction Elevator
Kontruksi Lift/Elevator berupa sangkar atau kereta yang dinaik turunkan oleh
mesin traksi, dengan mengunakan tali baja tarik, melalui ruang luncur didalam
bangunan yang dibuat khusus untuk lift (hoistway). Agar kereta lift tidak bergoyang
digunakan rel pemandu setinggi ruang luncur (hoistway) yang diikat dengan tembok
ruang luncur lift. Untuk mengimbangi berat kereta dan bebannya digunakan bandul
pengimabang (counterweight), beratnya sama dengan berat kereta ditambah dengan
setengah berat beban maksimum yang diizinkan. Hal ini untuk memperingan kerja
mesin traksi, karena pada saat kereta dipenuhi dengan beban maksimum, mesin traksi
hanya berupaya mengangkat atau menaikkan setengah dari beban maksimumnya.
Sebaliknya pada saat kereta kosong, mesin traksi hanya perlu mengangkat atau
menaikan setengah dari beban maksimum yang berlebih pada counterweight
Kereta elevator tergantung di
ruang luncur oleh beberapa steel hoist
ropes, biasanya menggunakan dua puli
katrol, dan sebuah bobot pengimbang
(counterweight). Bobot kereta dan
counterweight menghasilkan traksi yang
memadai antara puli katrol dan hoist
ropes sehingga puli katrol dapat
menggegam hoist ropes dan bergerak
serta menahan kereta tanpa selip
berlebihan. Kereta dan counterweight
bergerak sepanjang rel yang vertikal
agar mereka tidak berayun-ayun.
Mesin untuk menggerakkan elevator terletak di ruang mesin yang biasanya
tepat di atas ruang luncur kereta. Untuk memasok listrik ke kereta dan menerima
sinyal listrik dari kereta ini, dipergunakan sebuah kabel listrik multi-wire untuk
menghubungkan ruang mesin dengan kereta. Ujung kabel yang terikat pada kereta
turut bergerak dengan kereta sehingga disebut sebagai“kabel bergerak (traveling
cable)”.
Mesin geared memiliki motor dengan kecepatan lebih tinggi dan drive sheave
dihubungkan dengan poros motor melalui gigi-gigi di kotak gigi, yang dapat
mengurangi kecepatan rotasi poros motor menjadi kecepatan drive-sheave rendah.
Mesin gearless memiliki motor kecepatan rendah dan puli katrol penggerak
dihubungkan langsung ke poros motor.
Design Mekanik Elevator
Dalam pembuatan mekanik elevator ini digunakan pada gedung tingkat lima
dimana pada bagian dari gedung tersebut terdapat lantai ground pada posisi bawah
sendiri. pada setiap pintu elevator terdapat indikator berupa lampu led. dimana
terdapat 7 lampu inikator ( indikator untuk naik, turun, lantai ground, lantai 1, lantai
2, lantai 3 dan lantai 4) dan juga terdapat tombol untuk memanggil elevator. Pada
bagian dalam elevator ( ruang luncur) terdapat sensor optocoupler dimana untuk
mendeteksi posisi dari elevator sehingga posisinya akan ditampilkan di lampu LED
yang terdapat pada setiap pintu.
Pada posisi paling bawah dan paling atas pada ruang luncur terdapat sensor
limit switch dimana Peralatan ini untuk mencegah terjadinya over travel lift baik saat
lift naik maupun saat lift turun.
Komponen Elevator/ lift
1. LED lantai,LED digunakan untuk menunjukkan posisi car dan tujuan pergerakan
car
2. Tombol lantai, dipasang disetiap lantai digunakan untuk memanggil elevator.
3. Sensor Optocoupler, dipasang dimasing-masing lantai digunakan sebagai
pendeteksi posisi car.
4. Bandul penyeimbang car (counter weight),
5. Car elevator
6. Rantai penarik car
7. Rel Penuntun (Guide Rails), untuk kabin lift dan counter weight
8.Mesin Pengangkat (Hoisting Machines)
Sequnce diagram
Prinsip kerja
Pada gambar diatas posisi lift sedang berada dilantai LG, jika ditekan tombol
call atau tujuan lantai 2 maka motor penggerak sangkar lift aktif sehingga lift naik
setelah sensor pendeteksi adanya lift di lantai 2 aktif maka motor penggerak sangkar
lift akan dimatikan maka posisi dangkar lift akan berada di lantai 2. Jika yang ditekan
tombol call atau tujuan lantai 3 maka motor penggerak sangkar lift akan aktif
sehingga lift akan naik sampai sensor pendeteksi lantai 3 aktif, Jika yang ditekan
tombol call atau tujuan lantai 4 maka motor penggerak sangkar lift akan aktif
sehingga lift akan naik sampai sensor pendeteksi lantai 4 aktif.
Apabila posisi lift sedang dlantai 3 sedangkan penumpang menginginkan
klantai 2 dan lantai 3 pada saat itu posisi lift sedang naik ke atas maka lift akan
menuju klantai 4 kemudian menuju klantai 2.pada saat lift berada dlantai 2 terdapat
penumpang yang ingin naik klantai 4 dan turun kelantai 1 pada saat itu posisi lift
sedang turun maka lift akan menuju lantai 1 dulu baru kemudian klantai 4.
ESCALATOR
Escalator atau tangga berjalan
mungkin tidak asing lagi bagi kita, di pusat-
pusat perbelanjaan kalau tidak ada escalator
rasanya belum lengkap.
Escalator adalah pengerak yang berupa
tangga yang saling sambung menyambung
yang digunkan sebagai alat transportasi dari
satu tempat yang rendah ketempat yang
tinggi atau sebaliknya.
Bagian-bagaian escalator dan cara escalator bekerja
Tangga (step) terbuat dari alumanium pra cetak dan biasanya di lapisi dengan
karet agar tidak licin saat di injak orang. Tangga di lengkapi dengan dua buah roda
(wheel) yang melekat sepanjang rel. Satu roda bagian atas tangga melekat pada rel
luar (outer rail) yang berfungsi untuk memandu tangga pada posisinya. Roda yang
kedua (return wheel) melekat diatas rel dalam (inner rail) yang berfungsi sebagai
tempat berjalannya tangga.
Pegangan (handrail) merupakan pegangan sekaligus pengaman. Pegangan ini
bergerak sesuai dengan gerakan tangga. Untuk menggerakannya di gunakan handrail
drive.
Rantai pemandu (Chain guide) melekat pada roda pengerak (drive gear) di
gerakan oleh motor elektrik yang berfungsi untuk menggerakan tangga escalator.
Saat motor elektrik berputar, puli akan memutar roda penggerak. Tangga akan
digerakan sepanjang rel nya dengan bantuan rantai pemandu. Karena roda penggerak
juga di hubungkan dengan handrail drive. Maka pergerakan tangga akan sama dengan
pergerakan pegangan tangan.
Aplikasi Motor Induksi Pada Eskalator/Travolator - Suatu bangunan yang besar
dan tinggi, memerlukan sarana angkut/transportasi yang nyaman untuk aktifitas
perpindahan orang dan barang secara vertikal. Sarana angkut vertikal yang bekerja
secara mekanik elektrik adalah eskalator dan travolator yang merupakan alat
transportasi antar lantai pada gedung bertingkat yang menggunakan tangga berjalan
yang digerakkan oleh motor listrik. Dengan adanya alat tersebut maka para
pengunjung tidak perlu mengeluarkan banyak energi untuk berjalan antar lantai.
Kemudahan tesebut tentunya harus didukung oleh kinerja sistem yang baik untuk
mendapatkan performa yang terbaik pula.
Gambar (1): Komponen Eskalator
Sebuah eskalator mempunyai lebih dari sepuluh komponen utama seperti truss,
motor penggerak, sistem transmisi, tangga, track system, balustrade, decking,
peralatan pengaman dan sistem kelistrikan seperti yang terlihat pada gambar (1).
Berikut ini hanya akan dijelaskan tentang motor penggerak pada eskalator tersebut
serta sistem start dari motor penggerak pada sebuah eskalator. Untuk letak dari motor
listrik tersebut dapat dilihat dalam gambar (2) yaitu sistem transmisi dari eskalator.
Prinsip kerja eskalator akan dijelaskan sebagai berikut :
a. Pendaratan/Landing
Floor plate rata dengan lantai akhir dan diberi engsel atau dapat dilepaskan untuk
jalan ke ruang mesin yang berada di bawah floor plates. Comb plate adalah bagian
antara floor plate yang statis dan anak tangga bergerak. Comb plate ini sedikit miring
ke bawah agar geriginya tepat berada di antara celah-celah anak tangga-anak tangga.
Tepi muka gerigi comb plate berada dibawah permukaan cleat.
b. Landasan penopang/Truss
Landasan penopang adalah struktur mekanis yang menjembatani ruang antara
pendaratan bawah dan atas. Landasan penopang pada dasarnya adalah kotak berongga
yang terbuat dari bagian-bagian bersisi dua yang digabungkan bersama dengan
menggunakan sambungan bersilang sepanjang bagian dasar dan tepat dibawah bagian
ujungnya. Ujung-ujung truss tersandar pada penopang beton atau baja.
c. Lintasan
Sistem lintasan dibangun di dalam landasan penopang untuk mengantarkan rantai
anak tangga, yang menarik anak tangga melalui loop tidak berujung. Terdapat dua
lintasan: satu untuk bagian muka anak tangga (yang disebut lintasan roda anak
tangga) dan satu untuk roda trailer anak tangga (disebut sebagai lintasan roda trailer).
Perbedaan posisi dari lintasan-lintasan ini menyebabkan anak tangga-anak tangga
muncul dari bawah comb plate untuk membentuk tangga dan menghilang kembali ke
dalam landasan penopang.
Gambar (2): Sistem transmisi pada Eskalator
Prinsip Kerja Eskalator secara sederhana dapat dijelaskan dengan menggunakan
gambar (2) diatas:
Tangga (step) dan handrail digerakkan oleh sebuah motor listrik seperti yang
terlihat pada sistem transmisi eskalator dalam gambar (2). Mekanisme berputarnya 2
menggunakan batang utama (shaft) 4 yang digerakkan oleh driving equipment 13
melalui rantai penggerak 1. Sproket penggerak handrail dan tangga menggunakan
rantai yang terpasang secara terpisah. Ukuran dari tiap roda rantai dan jumlah giginya
dirancang sesuai dengan keperluan pergerakan eskalator. Semua rantai mudah untuk
dirakit dan dibongkar serta dijamin kuat.
CRANE
Alat pengangkat yang biasa digunakan didalam proyek konstruksi adalah crane.
Cara kerja crane adalah dengan mengangkat material yang akan dipoindahkan,
memindahkan secara horizontal, kemudian menurunkan material ditempat yang
diinginkan. Beberapa tipe crane yang umum dipakai adalah :
1. Komponen utama Crane
Komponen-komponen utama dari crane adalah:
a. Trolly
Trolly berfungsi sebagai tempat bergantungnya spreader kait dan juga untuk
menggerakkan spreader kait pada saat mengangkat dan menurunkan beban atau
muatan. Trolly terletak pada konstruksi boom.
b. Motor penggerak
Motor penggerak crane ada 3 yaitu motor penggerak drum, motor penggerak
trolly dan motor penggerak crane.
c. Drum
Drum adalah alat yang berfungsi sebagai tempat untuk menggulung atau
mengulur tali baja pada saat menaikkan dan menurunkan beban.
d. System pully
Pully (kerek) adalah alat yang berbentuk cakra budar beralur, berfungsi sebagai
laluan tali baja.
e. Tali Baja
Tali baja adalah peralatan flexible yang berfungsi sebagai penarik atau
pengulur spreader kait atau trolly.
f. Kait (hook)
Kait adalah alat sebagai tempat menggantungkan beban.
g. Kopling
Kopling adalah elemen mesin yang berfungsi meneruskan daya dan putaran dari
poros penggerak ke poros yang digerakkan secara pasti (tanpa slip).
h. Rem
Rem adalah alat yang digunakan untuk menghentikan pergerakan komponen
mekanisme, baik pada mekanisme hoisting, traveling dan traversing.
2. Cara Kerja Crane
Cara kerja dari crane ini dapat terbagi atas 3 gerakan, yaitu:
a. Gerakan angkat dan turun (hoisting)
Gerakan mengangkat dan menurunkan ini diatur oleh kerja motor listrik yang
berfungsi memutar drum yang menggulung tali baja. Tali baja iniakan menggerakkan
pully agar rumah pully yang diujungnya memiliki kait (hook) akan bergerak naik-
turun. Beban yang akan dipindahkan digantungkan pada kait. Bila posisinya telah
sesuai dengan yang dikehendaki maka gerakan ini akan dihentikan oleh operator
dengan menarik tuas (handle) yang terhubung dengan rem.
Mekanisme hoisting
b. Gerakan Travelling
Gerakan travelling adalah gerakan memanjang pada rel besi yang terletak pada
permukaan tanah yang dilakukan melalui roda gigi transmisi. Dalam hal ini motor
memutar roda jalan ke arah yang diinginkan (maju atau mundur) dan setelah jarak
yang diinginkan tercapai, maka arus listrik akanterputus dan sekaligus rem akan
bekerja.
Mekanisme Travelling
c. Gerakan Traversing
Gerakan ini juga diatur oleh motor listrik yang berfungsi untuk menggerakkan
trolly sesuai dengan arah yang diinginkan. Dan gerakan ini juga dihentikan dengan
memutuskan arus listrik pada motor listrik melalui operator dan sekaligus rem
bekerja.
Mekanisme Traversing
1. Crane Beroda Crawler
Tipe ini mempunyai bagian atas yang dapat bergerak 3600. dengan roda crawler
maka crane tipe ini dapat bergerak didalam lokasi proyek saat melakukan
pekerjaannya. Pada saat crane akan digunakan diproyek lain maka crane diangkut
dengan menggunakan lowbed trailer. Pengangkutan ini dilakukan dengan
membongkar boom menjadi beberapa bagian untuk mempermudah pelaksanaan
pengangkutan.
2. Truck Crane
Crane jenis ini dapat berpindah tempat dari satu proyek ke proyek lainnya tanpa
bantuan dari alat pengangkutan. Akan tetapi bagian dari crane tetap harus dibongkar
untuk mempermudah perpindahan. Seperti halnya crawler crane, truck crane ini dapat
berputar 360 derajat. untuk menjaga keseimbangan alat, truck crane memiliki kaki. Di
dalam pengoperasiannya kaki tersebut harus dipasangkan dan roda diangkat dari
tanah sehingga keselamatan pengoperasian dengan boom yang panjang akan terjaga.
3. Crane untuk Lokasi Terbatas
Crane tipe ini diletakan di atas dua buah as tempat kedua as ban bergerak secara
simultan. Dengan kelebihan ini maka crane jenis ini dapat bergerak dengan leluasa.
Alat penggerak crane jenis ini adalah roda yang sangat besar yang dapat
meningkatkan kemampuan alat dalam bergerak dilapangan dan dapat bergerak di
jalan raya dengan kecepatan maksimum 30 mph. Letak ruang operator crane biasanya
pada bagian-bagian deck yang dapat berputar.
3. Tower Crane
Tower crane merupakan alat yang digunakan untuk mengangkat material secara
vertical dan horizontal kesuatu tempat yang tinggi pada ruang gerak yang terbatas.
Tipe crane ini dibagi berdasarkan cara crane tersebut berdiri yaitu crane yang dapat
berdiri bebas (free standing crane), crane diatas rel (rail mounted crane), crane yang
ditambatkan pada bangunan (tied-in tower crane) dan crane panjat (climbing crane).
a. Bagian Crane
Bagian dari crane adalah mast atau tiang utama,, jib dan counter jib,
counterweight, trolley dan tie ropes. Mast merupakan tiang vertical yang berdiri di
atas base atau dasar. Jib merupakan tiang horizontal yang panjangnya ditentukan
berdasarkan jangkauan yang diinginkan.
b. Kriterian pemilihan Tower Crane
Pemilihan tower crane sebagai alat untuk memindahkan material didasarkan
pada kondisi lapangan yang tidak luas, ketinggian yang tidak terjangkau oleh alat
lain. Dan tidak dibutuhkanya pergerakan alat. Pemilihan jenis tower crane yang akan
dipakai harus mempertimbangkan situasi proyek, bentuk struktur bangunan,
kemudahan operasiaonal baik pada saat pemasangan maupun pada saat
pembongkaran.
Sedangkan pemilihan kapasitas tower crane berdasarkan berat, dimensi, dan daya
jangkau pada beban terberat, ketinggian maksimum alat, perakitan alat diproyek,
berat alat yang harus ditahan oleh strukturnya, ruang yang tersedia untuk alat, luas
area yang harus dijangkau alat dan kecepatan alat untuk memindahkan material.
c. Kapasitas Tower Crane
Kapsitas tower crane tergantung beberapa factor. Yang perlu diperhatikan
adalah bahwa jika material yang diangkut oleh crane melebihi kapasitasnya maka
akan terjadi jungkir. Oleh karena itu, berat material yang diangkut sebaiknya sebagai
berikut :
1). Untuk mesin beroda crawler adalah 75% dari kapasitas alat
2). Untuk mesin beroda ban karet adalah 85% dari kapasitas alat
3). Untuk mesin yang memilliki kaki adalah 85% dari kapasitas alat
Factor luar yang harus diperhatikan dalam menentukan kapasitas alat adalah
1). Kekuatan angina terhadapa alat.
2). Ayunan beban pada saat dipindahkan.
3). Kecepatan pemindahan material.
4). Pengereman mesin dalam pergerakannya.