Post on 06-Mar-2019
i
UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR PADA
MATA PELAJARAN FIKIH MATERI SHALAT BERJAMAAH
MELALUI METODE ROLE PLAY (Studi Tindakan Kelas Pada Siswa Kelas VII B MTs Al-Iman Kota
Magelang Tahun Pelajaran 2010/2011)
SKRIPSI
Diajukan untuk memenuhi Tugas dan melengkapi Syarat Guna memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Islam (S1)
Dalam ilmu Tarbiyah
Disusun oleh :
Nur Uzlifah
NIM. 073111410
PROGRAM KUALIFIKASI S1 GURU RA DAN MADRASAH
FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO
SEMARANG
2011
ii
ABSTRAK
Nur Uzlifah (NIM : 073111410). Upaya Peningkatan Hasil Belajar Fikih Materi Shalat Bejamaah Menggunakan Metode Role Play Studi kasus pada siswa Kelas VIIB MTs Al-Iman Kota Magelang Tahun pelajaran 2010/2011. Semarang : Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo, 2011. Penlitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar Fiqih pada siswa kelas VIIB MTs Al-Iman Kota magelang pada materi Sholat Berjamaah. Penelitian ini menggunakan metode penelitian Tindakan Kelas (action research). Tindakan dilaksanakan sebanyak 2 siklus. Masing-masing siklus terdiri atas beberapa tahap yaitu : tahap perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi. Subyek dalam tindakan ini adalah seluruh siswa kelas VIIB MTs Al-Iman Kota Magelang sebanyak 30 siswa yang terdiri dari 13 siswa perempuan dan 17 siswa laki-laki. Alasannya karena pada siswa kelas VIIB mengalami masalah pada hasil belajar mata pelajaran Fiqih yaitu banyaknya siswa yang kurang memenuhi nilai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang ditentukan oleh madrasah. Pengumpulan data menggunakan teknik dokumenter yang berupa hasil mata pelajaran fiqih materi sholat berjamaah serta hasil belajar materi sebelum tindakan atau pra siklus. Selain itu untuk mengetahui hasil belajar siswa menggunakan teknik tes. Sedangkan wawancara untuk mengetahui keadaan permasalahan sebelum tindakan, dan teknik observasi untuk mengetahui aktivitas siswa dalam pembelajaran. Data penelitian yang terkumpul terutama hasil belajar siswa pada materi sholat berjamaah dianalisis menggunakan metode deskriptif prosentase. Indikator kinerja dikatakan berhasil jika secara individual siswa mencapai nilai 70 sesuai dengan standar yang ditetapkan oleh madrasah. Secara klasikal jika siswa mencapai nilai 70 sebanyak 85% dari seluruh siswa yang hadir. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada peningkatan hasil belajar siswa pada materi sholat berjamaah. Nilai siswa sebelum tindakan rata-rata kelas 59 dengan prosentase hanya 30% Meningkat pada tindakan siklus 1 rata-rata kelas menjadi 71,5 dengan prosentase ketuntasan 66,6% dari seluruh siswa yang hadir. Pada siklus berikutnya yakni siklus 2 rata-rata kelas menjadi 80,1 Dengan ketuntasan secara klasikal mencapai 93.3% Dari data di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran dengan menggunakan metode role play pada materi sholat berjamaah mata pelajaran fiqih dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Karena pembelajaran dengan menggunakan metode ini siswa dapat mempraktikan langsung dan nyata. Berdasarkan hasil penelitian ini diharapkan akan menjadi bahan informasi dan masukan bagi tenaga pengajar khusunya pengampu mata pelajaran fiqih untuk lebih meningkatkan kualitas pembelajaran dengan menggunakan metode-metode pembelajaran yang aktif, inovatif, krestif dan menyenangkan.
iii
KEMENTERIAN AGAMA
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO
FAKULTAS TARBIYAH Alamat : Jl. Prof. Dr. Hamka Kampus II Telp. 7601295 Semarang
PENGESAHAN PENGUJI Tanggal Tanda Tangan ………………………………. __________ ___________
NIP. ........................................ ………………………………. __________ ___________
NIP. ........................................ ………………………………. __________ ___________
NIP. ........................................ ………………………………. __________ ___________
NIP. ........................................
iv
PERNYATAAN
Penulis menyatakan dengan sesungguhnya dan dengan sejujur-jujurnya
bahwa skripsi ini tidak berisi materi yang pernah ditulis orang lain atau telah diterbitkan orang lain. Demikian juga, skripsi ini tidak berisi satu pun fikiran-fikiran orang lain kecuali hasil pengamatan dan informasi yang terdapat dalam referensi yang dijadikan bahan rujukan.
Semarang, Juni 2011 Deklarator Nur Uzlifah NIm. 073111410
v
MOTTO
?@ ABC Dل اAG :HIJKLAM AN واPQRS ?TU مWXM AN PQRS Y Dان ا ) [\P@١١: ا(
Allah Ta’ala berfirman : “ Sesungguhnya Allah tidak merubah keadaan sesuatu
kaum sehingga mereka merubah keadaan yang ada pada dirinya sendiri
(QS : Ar-Ra’d 13:11)1
1 Al-Qur’an Terjemah. (Jakarta : PT Mumtaza Maidaya Islami, 2007) hal; 250
vi
PERSEMBAHAN
Karya tulis ini penulis persembahkan kepada :
1. Kedua orang tuaku (Bp. Ashadi dan Ibu Tukijah) yang telah tiada, semoga
Allah menempatkan beliau berdua ditempat orang-orang yang terbaik disisi-
Nya
2. Suamiku Adi Widiyanto yang selalu mendukung segala aktifitas
3. Kakak dan adiku (Mas Andil, Mb Ismi, Mb Tik, Nani, dan Evi) yang selalu
memberikan semangat untuk terus berjuang sehingga dapat menyelesaikan
tugas
vii
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah yang maha pengasih lagi maha penyayang,
penulis panjatkan puji syukur kahadirat-Nya yang telah melimpahkan rahmat,
hidayah dan inayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang
berjudul “Peningkatan Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Fiqih
Menggunakan Metode Role Play (Studi kasus pada siswa kelas VIIB MTs Al-
Iman Kota Magelang Tahun Pelajan 2010/2011) ini. Sholawat serta salam selalu
terlimpahkan kepada junjungan Nabi Agung Muhammad saw, keluarga, para
sahabat dan pengikutnya.
Skripsi ini diajukan guna memenuhi syarat memperoleh gelar sarjana
dalam ilmu pendidikan Islam pada Fakultas Tarbiyah di IAIN Walisongo
Semarang. Selesainya penyusunan skripsi ini tidak lepas dari berbagai pihak yang
telah membantu. Untuk itu penulis haturkan rasa terima kasih kepada :
1. Dr. Suja’i, M.Ag, selaku dekan Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang
2. Ahmad Muthohar, M.Ag selaku Ketua Pengelola Program Kualifikasi S1
untuk guru RA dan Madrasah Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang
3. Drs. Ikhrom, M.Ag selaku pembimbing yang telah banyak meluangkan waktu
dan pikiran yang sangat berharga semata-mata demi mengarahkan dan
membimbing penulis selama dalam penyusunan skripsi
4. Segenap bapak dan ibu Dosen yang telah banyak memberikan ilmu
pengetahuan kepada penulis selama berada dalam bangku perkuliahan
5. Ayah dan Ibu serta seluruh keluarga di Magelang yang telah mendukung dan
memberikan doa untuk penulis
6. Kepala MTs Al-Iman Magelang yang telah memberikan ijin untuk penulis
meneliti.
7. Guru mitra di MTs Al-Iman Kota Magelang yang banyak membantu sehingga
penelitian ini dapat terselesaikan
8. Teman Kos yang selalu memberikan dukungannya
9. Semua pihak yang telah membantu yang tidak dapat penulis sebutkan satu
persatu.
viii
Penulis hanya dapat mengucapkan terima kasih dan semoga segala bantuan
yang telah diberikan menjadi amal ibadah dan mendapatkan balasan dari Allah
SWT. Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih banyak
kekurangan dan jauh dari kesempurnaan. Untuk itu saran dan kritik yang
membangun senantiasa penulis nantikan demi perbaikan di masa yang akan
datang.
Akhirnya dengan penuh harapan dan doa semoga skripsi ini menjadi setitik
sumbangan bagi pengembangan ilmu pengetahuan, dan bermanfaat bagi penulis
dan seluruh pembaca. Amin ya robbal alamin.
Semarang, April 2011
Penulis
Nur Uzlifah
ix
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ..................................................................................... i
HALAMAN ABSTRAK ............................................................................... ii
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ............................................ iii
HALAMAN PENGESAHAN ....................................................................... iv
HALAMAN DEKLARASI ........................................................................... v
HALAMAN MOTTO .................................................................................... vi
HALAMAN PERSEMBAHAN .................................................................... vii
HALAMAN KATA PENGANTAR .............................................................. viii
HALAMAN DAFTAR ISI ............................................................................ x
DAFTAR TABEL .......................................................................................... xi
DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... xv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ....................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .................................................................. 3
C. Penegasan Istilah .................................................................... 3
D. Tujuan dan Manfaat Penelitian .............................................. 4
BAB II LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS KERJA
A. Deskripsi Teori....................................................................... 6
1. Pengertian Belajar ............................................................ 6
2. Hasil Belajar..................................................................... 7
a. Pengertian Hasil Belajar ......................................... 7
b. Macam-macam Hasil Belajar .................................. 7
c. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Masil Belajar . 9
3. Pembelajaran Fikih .......................................................... 10
4. Metode Role Play ............................................................. 12
a. Pengertian Metode Role Play..................................... 12
b. Tujuan Pembelajaran Role Play ................................. 13
c. Langkah-Langkah Pelaksanaan Metode Role Play .... 14
x
d. Keunggulan dan Keterbatasan Metode Role Play ..... 15
5. Kajian Materi Tentang Azdan, Ikamah, dan
Shalat Berjamaah ............................................................. 15
a. Pengertian Adzan dan Ikamah ................................... 15
b. Pengertian Shalat Berjamaah ..................................... 16
c. Hukum Shalat Berjamaah .......................................... 17
d. Syarat Imam dan Makmum ........................................ 17
e. Pengaturan Shaf Dalam Shalat Berjamaah ................ 18
f. Ketentuan Makmum Masbuk ..................................... 18
g. Cara mengingatkan Imam yang lupa ......................... 19
h. Cara menggantikan Imam yang Batal ........................ 19
i. Hikmah Sholat Berjamaah ......................................... 19
6. Penerapan Metode Role Play pada Mata Pelajaran Fikih
Materi Shalat Berjamaah.................................................. 20
B. Kajian yang Relevan .............................................................. 22
C. Hipotesis Tindakan ................................................................ 24
BAB III METODE PENELITIAN
A. Tujuan Penelitian ................................................................... 25
B. Tempat Dan Waktu Penelitian ............................................... 25
C. Subjek Penelitian ................................................................... 26
D. Desain Penelitian ................................................................... 27
E. Rencana Tindakan .................................................................. 28
F. Teknik Pengumpulan Data ..................................................... 31
G. Instrumen Penelitian .............................................................. 32
H. Teknik Analisis Data.............................................................. 33
I. Indikator Penelitian ................................................................ 34
BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN
A. Hasil Penelitian ...................................................................... 35
B. Analisis Hasil Penelitian ........................................................ 36
1. Analisis Penelitian Tindakan Pra Siklus .......................... 36
xi
2. Analisis Penelitian Tindakan Siklus 1 ............................. 38
3. Analisis Penelitian Tindakan Siklus 2 ............................. 42
4. Analisis Paska Tindakan Pelaksanaan Siklus .................. 45
C. Keterbatasan Penelitian .......................................................... 46
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ............................................................................ 47
B. Saran-Saran ............................................................................ 47
C. Penutup .................................................................................. 48
DAFTAR KEPUSTAKAAN
DAFTAR LAMPIRAN
xii
DAFTAR TABEL 1. Tabel 3.1. Jadwal Penelitian ....................................................................... 25
2. Tabel 3.2. Daftar Siswa Kelas VII B MTs Al-Iman Magelang yang
digunakan sebagai sampel......................................................... 26
3. Tabel 4.1 Tes Akhir pada Tahap Pra Siklus ............................................... 36
4. Tabel 4.2 Rekapitulasi Hasil Post Tes Pra Siklus ....................................... 37
5. Tabel 4.3 Tes Akhir Pada Siklus 1.............................................................. 40
6. Tabel 4.4 Rekapitulasi Hasil Post Tes Siklus 1 .......................................... 41
7. Tabel 4.5 Tes Akhir pada siklus 2 .............................................................. 43
8. Tabel 4.6 Rekapitulasi Hasil Post Tes Siklus 2 .......................................... 44
9. Tabel 4.7 Perbandingan rata-rata tes akhir dan prosenstase ketuntasan
belajar klasikal pada tahap Pra Siklus, Siklus 1 dan Siklus 2 ..... 45
xiii
DAFTAR GAMBAR
1. Gambar Alur Penelitian Tindakan Kelas .................................. 27
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dalam lingkup pendidikan, guru menjadi perantara pengetahuan. Guru
menerjemahkan ilmu pengetahuan menjadi sebuah paket informasi yang
menyenangkan sehingga siswa mudah menyerapnya. Guru menciptakan
pelajaran yang kreatif agar pengetahuan menjadi sesuatu yang menarik.1
Upaya meningkatkan keberhasilan pembelajaran, merupakan tantangan
yang selalu dihadapi oleh setiap orang yang berkecimpung dalam profesi
keguruan dan kependidikan. Banyak upaya yang dilakukan, namun apa yang
telah dicapai belum sepenuhnya memberikan kepuasan sehingga menuntut
renungan, pemikiran dan kerja keras untuk memecahkan masalah yang
dihadapi.
Salah satu upaya untuk lebih meningkatkan keberhasilan belajar siswa
diantaranya adalah melalui upaya memperbaiki proses pembelajaran. Dalam
perbaikan proses pembelajaran ini peranan guru sangat penting, yaitu
menetukan metode pembelajaran yang tepat. Oleh karena sasaran proses
pembelajaran adalah siswa belajar, maka dalam menetapkan metode
pembelajaran, fokus perhatian guru adalah upaya membelajarkan siswa.
Guru seharusnya mampu menentukan metode pembelajaran yang
dipandang dapat membelajarkan siswa melalui proses pembelajaran yang
dilaksanakan, agar tujuan pembelajaran dapat tercapai secara efektif, dan
hasil belajar pun diharapkan dapat lebih ditingkatkan. Metode pembelajaran
dapat ditentukan oleh guru dengan memperhatikan tujuan dan materi
pembelajaran. Pertimbangan pokok dalam menentukan metode pembelajaran
terletak pada keefektifan pembelajaran. Tentu saja orientsi guru adalah
1 Beni S. Ambarjaya. Model-Model Pembelajaran Kreatif. (Bandung : Tinta Emas, 2008), hlm. 5
2
kepada siswa belajar. Jadi, metode pembelajaran yang digunakan pada
dasarnya hanya berfungsi sebagi agar siswa belajar.2
Metode pembelajaran pada umumnya menggunakan pendekatan sistem
(system approach). Dengan pendekatan ini pembelajaran dipandang sebagai
suatu sistem yang mempunyai sejumlah komponen yang saling berinteraksi
dan berhubungan dalam rangka mencapai tujuan. Komponen tersebut
diantaranya adalah materi, metode, alat, dan evaluasi. Semua komponen itu
saling berhubungan dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran. Guru dalam
menggunakan metode pembelajaran, perlu mempertimbangkan faktor-faktor
kesesuaian antara metode pembelajaran dengan tujuan pembelajaran, materi
pembelajaran, kemampuan guru, kondisi siswa, sumber dan fasilitas yang
tersedia, situasi kondisi pembelajaran, dan waktu yang tersedia. Disamping
kesesuaian metode pembelajaran dengan faktor tersebut, dalam praktek
pembelajaran guru harus memahami fungsi dan keguanaan serta batas-batas
penggunaan suatu metode pembelajaran. Hal ini jelas merupakan tuntutan
yang dihadapi dalam penyelenggaraan proses pembelajaran.
Model pembelajaran Fikih yang terjadi selama ini terjadi masih
menggunakan metode konvensional. Metode tersebut akan membuat
kejenuhan siswa dalam memahami suatu materi karena terkesan monoton.
Materi Fikih adalah materi yang berhubungan dengan ibadah yang akan
mempengaruhi tingkat pemahaman ibadah siswa sehari-hari sehingga variasi
metode dan media mutlak diperlukan dalam pembelajaran fikih. Salah satu
metode yang tepat digunakan oleh guru adalah metode Role Play.
Metode Role Play atau bermain peran adalah salah satu bentuk
permainan pendidikan (educational games) yang dipakai untuk menjelaskan
perasaan, sudut pandang dan cara berfikir orang lain (membayangkan diri
sendiri seperti dalam keadaan orang lain). Berdasarkan hal tersebut, maka
suatu lembaga pendidikan Islam seperti MTs Al-Iman Kota Magelang yang
hanya satu-satunya madrasah swasta di lingkungan kota Magelang turut
bertanggung jawab dalam menciptakan out put yang memiliki kemampuan,
2 Sumiati. Metode Pembelajaran. (Bandung : CV Wacana Prima, 2008), hlm. 22 - 23
3
ketrampilan terutama dalam bidang fikih materi ibadah sholat yang wajib
bagi orang islam. Namun pada kenyataannya belum bisa sepenuhnya
memenuhi target yang diharapkan. Hal ini ditandai dengan masih ada hasil
belajar siswa yang tidak memenuhi kriteria ketuntasan minimal (KKM) pada
pelajaran Fikih khususnya. Salah satu penyebabnya adalah kurang minatnya
siswa pada kegiatan belajar di kelas. Pelajaran Fikih dianggap suatu hal yang
membosankan karena pemilihan metode pembelajaran yang digunakan
kurang menarik.
Oleh karena itu dalam pembelajaran Fikih terutama pokok bahasan
Sholat berjamaah peniliti ingin mencoba melakukan suatu model
pembelajaran di luar kelas atau dengan dengan metode Role Play sebagai
teknik belajar pada materi pokok Sholat berjamaah. Pembelajaran ini
diharapkan akan mengubah pola pikir siswa sehingga fikih menjadi pelajaran
yang menyenangkan. Selain itu, juga untuk menciptakan peserta didik yang
terampil dalam bidang ibadah terutama ibadah Sholat yang wajib dilakukan
oleh setiap orang Islam.
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang di atas dapat disimpulkan bahwa permasalahan yang
terjadi pada Siswa kelas VII B MTs Al-Iman Kota Magelang adalah masih
rendahnya hasil belajar mata pelajaran Fikih. Dari paparan tersebut dapat
dirumuskan permasalahan “Apakah Metode Role Play dapat
meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Fikih pada
Siswa Kelas VII B MTs Al-Iman Kota Magelang ? ”
C. Penegasan Istilah
Untuk menghindari persepsi yang tidak dikehendaki tentang konotasi
judul skripsi ini, maka perlu dijelakan beberapa istilah kunci sebagai berikut :
1. Peningkatan Hasil Belajar adalah Proses, cara perbuatan meningkatkan
(usaha, kegiatan) untuk meningkatkan kemampuan-kemampuan yang
dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya.
4
2. Mata pelajaran Fiqih adalah salah satu mata pelajaran agama Islam yang
berisi tentang hukum islam dalam mengatur ketentuan-ketentuan dan tata
cara menjalankan hubungan dengan Allah yang diatur dalam fikih ibadah
dan hubungna manusia dengan sesama yang diatur dalam fikih muamalah
3. Metode Role Play adalah suatu cara penguasaan bahan-bahan pelajaran
melalui pengembangan imajinasi dan penghayatan siswa. Pengembangan
imajinasi dan penghayatan dilakukan siswa dengan memerankan sebagai
tokoh hidup. Permainan ini biasanya dilakukan secara kelompok3.
Jadi yang dimaksud dengan judul Peningkatan hasil belajar pada Mata
pelajaran Fikih melalui Metode Role Play adalah pelaksanaan metode
pembelajaran dengan bermain peran pada mata pelajaran Fikih materi Shalat
berjamaah untuk meningkatkan hasil belajar Fikih pada siswa kelas VII B di
MTs Al-Iman Kota Magelang.
D. Tujuan dan Manfaat Penelitian
a. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah :
1. Untuk memperoleh gambaran mengenai pelaksanaan pengajaran
bidang studi Fikih di MTs Al-Iman Kota Magelang.
2. Untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa pada mata pelajaran
Fikih khususnya di kelas VII B MTs Al-Iman Kota Magelang
menggunakan metode Role Play.
3. Untuk menerapkan metode pembelajaran yang aktif, inovatif, kreatif,
efektif dan menyenangkan pada mata pelajaran Fikih di MTs Al-Iman
Kota Magelang.
b. Manfaat Penelitian
Manfaat yang dapat diambil dari penelitian ini adalah :
1. Manfaat bagi dunia pendidikan
3 Ahadiniyati dalam Metode Role Play, http://blogspot2011.com/ kamis, 24 Februari 2011
5
Penelitian yang penulis kaji ini akan bermanfaat sebagai bahan
masukan atau sumbangan pikiran di dunia pendidikan terutama untuk
para guru agar lebih kreatif dalam pembelajaran sehingga murid tidak
merasa jenuh dalam menerima pelajaran. Dapat berguna bagi pihak
pengelola pendidikan dalam meningkatkan kegiatan belajar mengajar
khususnya mata pelajaran Fikih demi meningkatkan kualitas
pendidikan yang lebih baik di masa yang akan datang.
2. Manfaat bagi peneliti
Dengan adanya penelitian ini, berguna bagi penulis sendiri untuk
dapat menambah khazanah ilmu pengetahuan dan dapat pula menjadi
bahan masukan untuk meningkatkan mutu pembelajaran.
6
BAB II
LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN
A. Deskripsi Teori
1. Pengertian Belajar
Belajar adalah modifikasi atau memperteguh kelakuan melalui
pengalaman4
Menurut pengertian ini, belajar merupakan suatu proses, suatu
kegiatan dan bukan hasil atau tujuan. Belajar bukan hanya mengingat,
akan tetapi lebih luas dari itu yakni mengalami. Hasil belajar bukan suatu
penguasaan hasil latihan melainkan pengubahan kelakuan.
Menurut E.R Hildgard dan D.G. Marquis definisi belajar adalah
“belajar merupakan proses mencari ilmu yang terjadi dalam diri seseorang
melalui latihan, pembelajaran dan sebagainya, sehingga terjadi perubahan
dalam diri5.
Skinner, seperti yang dikutip Barlow (1985) dalam bukunya
Educational Psychlogy : The Teaching Learning Process, berpendapat
bahwa belajar adalah suatu proses adaptasi (penyesuaian tingkah laku)
yang berlangsung sacara progresif. Berdasarkan eksperimennya Skinner
percaya bahwa proses adaptasi tersebut akan mendatangkan hasil yang
optimal apabila ia diberi penguat (reinforcer).
Manusia, pada hakikatnya adalah makhluk belajar. Ia lahir tanpa
memiliki pengetahuan, sikap dan kecakapan apapun. Kemudian tumbuh
dan berkembang menjadi mengetahui, mengenal dan menguasai banyak
hal. Itu terjadi karena ia belajar dengan menggunakan potensi yang telah
dianugerahka Allah SWT kepadanya. Allah SWT berfirman dalam Al-
Qur’an Surat An-Nahl ayat 78 :
4 Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar. (Jakarta : Bumi Aksara, 2004) hlm.; 27 5 Aminuddin Rasyad. Teori Belajar dan Pembelajaran. (Jakarta : UHAMKA Press, 2003).
Hlm.29
7
EF نHIJKL M NOLPQRن اHTU VR NOWXYا Zوا \]^ Mر واP`UMوا aIbcا NOc dKWو P]
) اdghc (ة XOeL NOJKcون
Artinya : Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan
tidak mengetahui sesuatu apapun, dan dia memberi kamu
pendengaran, pengelihatan, dan hati agar kamu bersyukur.
(Q.S. An Nahl : 78)6.
2. Hasil Belajar
a. Pengertian
Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa
setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Seluruh kecakapan dan
segala hal yang diperoleh melalui proses belajar mengajar di sekolah
yang dinyatakan dengan angka dan diukur dengan menggunakan tes
hasil belajar7.
Hasil belajar yang dicapai oleh siswa menggambarkan hasil usaha
yang dilakukan oleh guru dalam memfasilitasi dan menciptakan
kondisi kegitan belajar mereka. Dengan kata lain, tujuan usaha guru
itu diukur dengan hasil belajar mereka.
b. Macam-Macam Hasil Belajar
Proses Belajar mengajar harus mendapat perhatian serius yang
melibatkan berbagai aspek. Aspek inilah yang merupakan penunjang
keberhasilan belajar.
Benyamin S. Bloom secara garis besar membagi macam-macam hasil
belajar menjadi 3 ranah yaitu :
1. Ranah Kognitif
Dalam ranah kognitif terdapat enam taraf, meliputi pengetahuan
yang paling rendah sampai yang paling tinggi. Taraf tersebut
adalah Pengetahuan (knowledege), yaitu tingkat kemampuan yang
6 Al-Qur’an Terjemah. (Jakarta : PT Mumtaza Maidaya Islami, 2007) hal; 275 7 Nana Sudjana, Penilaian Hasil Belajar Mengajar, (Bandung: PT Rosda Kaarya, 1999), hlm.22
8
hanya meminta responden untuk mengenal atau mengetahui
adanya konsep, fakta atau istilah tanpa harus mengerti.
a. Pemahaman (comprehension), yaitu hasil belajar setingkat
lebih tinggi dari pengetahuan yang sekedar bersifat hafalan.
b. Penerapan (aplikasi), yaitu penggunaan abstraksi pada situasi
konkrit atau situasi khusus.
c. Analisis, yaitu usaha memilih mengurai suatu integriatas
(kesatuan yang utuh) menjadi bagian-bagian yang mempunyai
arti
d. Sintesis, yaitu penyatuan unsur-unsur atau bagian-bagian
kedalam bentuk yang menyeluruh
e. Evaluasi, yaitu pemberian kepuasan tentang nilai suatu yang
mungkin dilihat dari segi tujuan, gagasan, pemecahan cara
kerja dll.
2. Ranah Afektif
Ranah Afektif berkenaan dengan sikap dan nilai hasil belajar,
kategori afektif terdiri dari :
a. Receiving (menerima), yaitu kepekaan dalam menerima
rangsangan dari luar dalam bentuk masalah atau situasi.
b. Responding (menilai), yaitu reaksi yang diberikan oleh
seseorang terhadap rangsangan dari luar.
c. Valuing (menghayati nilai), kemampuan nilai gejala atau
kegiatan sehingga dengan sengaja merespon lebih lanjut untuk
mencari jalan/ mengambil bagian atas apa yang terjadi.
d. Mengorganisasi, yaitu dapat mengembangkan nilai-nilai ke
dalam satu sistem organisasi dan menentukan hubungan satu
nilai dengan nilai yang lain sehingga menjadi satu sistem nilai.
e. Menginternalisasi nilai, yaitu nilai-nilai yang dimiliki siswa
telah mendarah daging serta mempengaruhi pola kepribadian
dan tingkah lakunya.
9
3. Ranah Psikomotorik
Ranah psikomotorik berhubungan dengan ketrampilan motor,
manipulasi benda atau kegiatan yang memerlukan koordinasi
syaraf dan koordinasi badan. Tipe ini terbagi menjadi 4 taraf yaitu
a. Gerakan refleks, yaitu ketrampilan pada gerakan yang tidak
sadar
b. Kemampuan berbicara merupakan kemampuan yang
berhubungan dengan komunikasi secara lisan.
c. Gerakan tubuh mencolok, merupakan kemampuan gerakan
tubuh yang menekankan pada kekuatan, kecepatan dan
ketepatan.
d. Gerakan-gerakan skill, yaitu mulai dari ketrampilan sederhana
sampai yang kompleks.
Ketiga ranah tersebut harus diperhatikan dalam proses pembelajaran.8
c. Faktor-faktor yang mempengaruhi Hasil Belajar.
Pada dasarnya Hasil belajar yang diperoleh oleh setiap anak
berbeda-beda, hal ini disebabkan adanya faktor-faktor tertentu yang
dapat mempengaruhi hasil belajar. Secara umum faktor yang
mempengaruhi keberhasilan peserta didik dalam belajar digolongkan
menjadi 3 yaitu :
1. Faktor Internal
Faktor Internal adalah faktor yang berasal dari dalam diri,
meliputi:
a. Aspek fisiologis (bersifat jasmaniah)
Kondisi umum jasmani dan organ-organ khusus siswa sangat
mempengaruhi kemampuan siswa dalam menyerap informasi
dan pengetahuan yang disajikan dalam kelas.
b. Aspek psikologis (yang bersifat rohaniah).
8 http://indoskripsi.blogspot. Minggu, 20 Maret 2010, Jam 17.00 WIB
10
Banyak faktor yang termasuk dalam aspek psikologis yang
dapat mempengaruhi kuantitas dan kualitas perolehan
pembelajaran siswa, faktor tersebut adalah (tingkat
pembelajaran siswa. Namun diantara faktor-faktor rohaniah
siswa yang pada umumnya dipandang esensial adalah sebagai
berikut; (tingkat kecerdasan/intelegensi siswa, sikap siswa,
bakat siswa, minat siswa dan motivasi siswa).
2. Faktor Eksternal
Faktor eksternal adalah faktor yang berasal dari luar diri siswa,
faktor ini juga dibagi menjadi 2 yaitu :
a. Faktor lingkungan sosial
Lingkungan sosial sekolah seerti para guru, staf administrasi,
dan teman-teman sekelas dapat mempengaruhi semangat
belajar seorang siswa.
b. Lingkungan Non Sosial
Faktor yang termasuk dalam faktor non sosial adalah gedung
sekolah dan letaknya, rumah tempat tinggal keluarga siswa,
alat-alat belajar, keadaan cuaca dan waktu belajar yang
digunakan siswa.
3. Faktor Pendekatan Belajar
Pendekatan belajar juga berpengaruh terhadap keberhasilan proses
pembelajaran siswa. Faktor ini dibagi menjadi tiga yaitu
Pendekatan tinggi (Speculative dan Achieving), Pendekatan
menengah (analytical dan deep), Pendekatan rendah (reproductive
dan surface)9.
3. Pembelajaran Fikih
Salah satu bidang studi yang diajarkan di Madrasah Tsanawiyah Al-
Iman Kota Magelang adalah Fiqih. Fiqih secara umum merupakan salah
satu bidang studi Islam yang banyak membahas tentang hukum yang
9 Muhibbin Syah, Psikologi Belajar. (Jakarta : Logos Wacana Ilmu, 2001). Hlm. 130-140
11
mengatur pola hubungan antara manusia dengan Tuhannya, antara
manusia dengan manusia, dan manusia dengan lingkungannya. Melalui
bidang studi Fiqih ini diharapkan siswa tidak lepas dari jangkauan norma-
norma agama dan menjalankan aturan syari’at Islam.
Fikih ialah praktik dan kebiasaan hidup sehari-hari yang secara
teknis berkaitan dengan hukum, sehingga semua aktifitas pada akhirnya
bermuara pada hukum. Dengan sendirinya penguasaan akan fikih sangat
menentukan kualitas pemahaman seseorang terhadap disiplin ilmu yang
lainnya seperti kajian tafsir, hadits dan lain sebagianya. Karena ilmu fikih
menyangkut kehidupan umat manusia setiap hari, baik yang berkaitan
degngan hablum minallah (ibadah) maupun hablum minannas
(muamalah). Ibadah seseorang tidak akan diterima misalnya shalat,
apabila dia tidak mengetahui aturan-aturannya dan tata caranya yang
benar dan bersifat (tafshili) dan disinilah pentingnya ilmu fikih karena itu
menjadi fardhu‘ain bagi seorang muslim untuk mempelajarinya dan
menguasainya agar shalatnya sah, mantap dan yakin10.
Kata Fikih menurut bahasa adalah faham. Sedangkan fikih menurut
istilah ilmu tentang syari’at yang bersifat praktis dan amali yang hukum
itu diambil dari dalil-dalil secara mendetail (tafhsili). Ungkapan lain,
Fikih adalah ilmu tentang syari’at yang bersifat praktis dan teknis sesuai
dengan jenisnya sehingga di dalam islam terdapat banyak hukum. Mulai
dari hukum yang berhubungan dengan keyakinan sampai dengan hukum
yang berkaitan dengan syari’at amaliyah.
Dalam pembelajaran Fiqih, selain anak diharapkan dapat memahami
materi secara teori namun juga sekaligus dapat mempraktikan dengan
benar. Ilmu dan teori apabila dipraktekan dalam proses kegiatan belajar
mengajar dan dikaitkan dengan kebutuhan dan kepentingan anak maka
akan dapat menggugah minat anak. Mata pelajaran Fiqih sendiri berisi
tentang banyak materi yang sekaligus praktek dan dapat disesuaikan
dalam kehidupan sehari-hari yang terjadi pada anak. Misal pada materi
http://indoskripsi.blogspot.// Jum’at, 18 Maret 2011. Jam 20.00 WIB
12
sholat berjamaah, anak harus dapat membiasakan diri untuk dapat
melaksanakan sholat berjamaah dalam kehidupannya.
4. Metode Role Play
a. Pengertian
Sasaran pendidikan adalah makhluk hidup yang bisa tumbuh dan
berkembang yang mengandung berbagai kemungkinan, apabila guru
berperan atau berperilaku yang tidak baik, maka tidak mustahil anak
didiknya akan mengikuti peran atau perilaku gurunya. Dalam
menentukan metode dalam belajar pun seorang guru atau pendidik
dituntut professional sesuai dengan materi yang diajarkan juga sesuai
dengan situasi dan kondis yang memungkinkan. Dengan kata lain,
metode berarti “jalan atau cara yang harus ditempuh untuk mencapai
tujuan tertentu.11
Ada beberapa metode yang dikenal dalam pengajaran, misalnya
yaitu metode ceramah, metode Role Play, metode pemberian tugas,
metode eksperimen, metode tanya-jawab, dan sebagainya. Dengan
memilih metode yang tepat, seorang guru selain dapat menentukan
output atau hasil lulusan dari lembaga pendidikan, juga merupakan
landasan keberhasilan lembaga pendidikan, dan juga menjadi
pengalaman yang disenangi-bagi-anak-didik.
Metode sosiodrama atau Role Playing dapat dikatakan sama
artinya dan dalam pemakaiannya sering disalah gantikan. Sosiodrama
pada dasarnya mendramatisasi tingkah laku dalam hubungan dengan
masalah sosial.
Metode bermain peran adalah metode yang meletakkan interalisasi
antara 2 siswa atau lebih tentang topik atau situasi. Siswa melakukan
peran masing-masing sesuai pokok yang ia perankan. Mereka
11 Sumiati. Metode Pembelajaran. (Bandung: CV Wacana Prima,2008) hal. 12
13
berinteraksi dengan sesama mereka melakukan peran terbuka. Metode
ini dapat digunakan dalam mempraktikan pelajaran yang baru.12
Prinsip metode ini terdapat pada Al-Qur’an Surat Al-Maidah ayat
31 sebagai berikut :
^vKw اXx Zاu^ vgwq PU اMرض mqXEc آHq rEاري Ho ء ة اPl mEYل
\hcا VR ywzPl {Yء ة ا Ho واريP^ ابX}cه~ا ا d�R نHا���ت ان اآ u�JqHq
VER) �\]Ic٣١: ا(
Artinya : Kemudian Allah mengutus seekor burung gagak menggali
tanah untuk diperlihatkan pada nya (Qabil) bagaimana ia
seharusnya menguburkan mayat saudaranya. Qabil berkata
“Oh, celaka aku! Mengapa aku tidak mampu berbuat seperti
burung gagak ini, sehingga aku dapat menguburkan mayat
saudaraku ini”. Maka jadilah ia termasuk orang yang
menyesal. (QS. Al Maidah : 31)13.
Pada ayat tersebut memberi gambaran jelas bagaimana peran
yang dikerjakan Qabil dapat memberikan kesan yang sangat
mendalam sehingga menyesali perbuatannya karena melihat sendiri
secara langsung perbuatan dirinya dari seekor burung gagak.
Soelaeman Joesoef mendefinisikan teknik role play dengan
sandiwara. Metode ini dumaksudkan “mendramatisasi cara tingkah
laku di dalam hubungan sosial dan menekankan kenyataan dimana
siswa dituntut serta dalam memainkan peran di dalam mendramatisasi
masalah-masalah hubungan sosial14.
b. Tujuan Pembelajaran Role Play
Bermain peran sebagai suatu metode pembelajaran bertujuan
untuk membuat siswa menemukan jati diri di dunia sosial dan
12 Martinis Yamin. Profesionalisme Guru dan Implementaisnya. (semarang : PT Karya Toha Putra, 1996) hlm.89 13 Al-Qur’an Terjemah. (Jakarta : PT Mumtaza Maidaya Islami, 2007) hal; 112 14 Soelaeman Joesoef. Konsep Dasar Pendidikan Luar Sekolah, (Jakarta:Ciputat Press, 2002) hlm.121
14
memecahkan dilema dengan bentuk kelompok, artinya melalui
bermain peran siswa belajar menggunakan konsep peran, menyadari
adanya peran-peran yang berbeda dan memerankan karakter orang
lain. Metode ini biasanya digunakan untuk mencapai tujuan-tujuan
sebagai berikut :
1. Agar pelajar dapat menghayati dan menghargai perasaan orang
lain
2. Agar pelajar dapat belajar bagamana membagi tanggung jawab
3. Agar siswa dapat belajar bagaimana mengambil keputusan secara
spontan dalam situasi kelompok
4. untuk merangsang kelas agar berfikir dan memecahkan masalah.
c. Langkah-langkah pelaksanaan metode Role Play
Dalam menggunakan metode role play, guru hendaknya
memperhatikan langkah-langkah berikut :
1. Menetapkan dahulu masalah-masalah sosial yang menarik
perhatian siswa untuk membahasnya
2. Menceritakan kepada kelas isi dari masalah-masalah dalam
konteks akur sebuah cerita
3. Menetapkan siswa yang dapat atau yang bersedia untuk
memainkan perannya di depan kelas
4. Memberi penjelasan kepada pendengar atau penonton mengenai
peranan mereka pada waktu sosiodrama sedang berlangsung.
5. Memberi kesempatan kepada para pelaku untuk berunding
beberapa menit sebelum mereka memainkan peran
6. Mengakhiri sosiodrama atau bermain peran dengan diskusi kelas
untuk bersama-sama memecahkan masalah yang muncul dalam
sosiodrama tersebut
7. Menilai hasil bermain peran sebagai bahan pertimbangan lebih
lanjut.
15
d. Keunggulan dan Keterbatasan Metode Role Play
Penerapan metode role play sebagai teknik pembelajaran
mempunyai keunggulan-keunggulan tertentu. Beberapa keunggulan
metode ini antara lain :
1. Melalui penggunaan metode ini kebiasaan siswa untuk
menerapkan pengetahuan, dapat terbina dan terarah
2. Dapat menerima pelajaran dengan mudah karena siswa mendapat
pengalaman langsung dari peran yang ia jalani
3. Kelas menjadi hidup dan menarik perhatian siswa
4. Metode ini akan lebih menarik karena siswa terlibat langsung
menerapkan peran
5. Siswa dapat menghayati peristiwa sehiangga mudah mengambil
suatu kesimpulan berdasar penghayatannya sendiri
6. Tidak banyak menggunakan alat khusus
7. Tidak teralu memerlukan banyak biaya
Sebaliknya metode role play ini juga memiliki keterbatasan, antara lain
1. Metode ini memerlukan perencanaan yang matang
2. Metode ini memerlukan waktu yang lama sehingga dapat menyita
waktu pelajaran
3. Tidak semua materi dapat menggunakan metode role play.
4. Terkadang siswa keberatan untuk melaksanakan peran yang
diberikan karena alas an psikologis, rasa malu, peran yang
diberikan kurang cocok dengan minatnya dsb.
5. Kajian Materi Tentang Adzan, Ikomah, dan Sholat Berjamaah
a. Pengertian Adzan dan ikamah
Sebelum melaksanakan shalat berjamaah, yang dilakukan adalah
mengumandangkan adzan terlebih dahulu dan setelah itu dilanjutkan
dengan ikamah. Adzan adalah panggilan untuk menunaikan salat
fardhu secara berjamaah. Dan seorang yang mengumandangkan adzan
16
disebut sebagai Muadzin. Sedangkan ikamah dikumandangkan
sebagai pertanda salat berjamaah segera dimulai. Adzan dan ikamah
merupakan satu rangkaian syarat dilakukannya sholat berjamaah.
Adab melaksanakan azan menurut jumhur ulama adalah :
1. Muadzin hendaklah tidak menerima upah
2. Muazin harus suci dari hadas dan najis
3. Muazin menghadap kearah kiblat ketika mengumandangkan azan
4. Ketika membaca hayya ‘ala as-salaah, muazin menghadapkan
muka dan dadanya ke sebelah kanan. Kemudian ketika membaca
hayya ‘ala falaah muazin menghadapkan muka dan dada ke
sebelah kiri.
5. Muazin memasukkan dua anak jarinya ke dalam kedua telinganya
6. Muazin hendaknya bersuara nyaring
7. Muazin tidak boleh berbicara ketika mengumandangkan azan
8. Setelah mengumandangkan azan, muazin hendaknya berdoa
setelah azan
Azan dan ikamah hendaklah dikumandangkan oleh seorang laki-
laki, kecuali jika shalat berjamaah yang akan dilakukan semuanya
terdiri atas kaum perempuan.
b. Pengertian sholat berjamaah
Secara bahasa, kata berjamaah berarti kumpulan atau bersama-
sama. Menurut istilah, salat berjamaah adalah shalat yang dilakukan
secara bersama-sama oleh dua orang atau lebih, salah satunya menjadi
imam sedangkan yang lainnya menjadi makmum, dengan demikian
shalat berjamaah sekurang-kurangnya dilakukan oleh dua orang.
Landasan Dasar Sholat Jama’ah terdapat dalam surat An-Nisa’
ayat 102 sebagai berikut :
�gJoواا~Y PEcو �KR NQhR ��� P� N��J^ ةHJ`cا NQc �IlP^ NQE^ �hو واذاآ\�oذاP^ NQ
J^ اHJ`q Nc ىXYا ���P� تP�cو NOورا� VR اH�HOEJ^ا Nوا�~ره~Y PEcو �KRاHJ`E
NQ�gJoوا...
17
Artinya : Dan Apabila engkau (Muhammad) berada ditengah-tengah
mereka (sahabatmu) lalu engkau hendak melaksanakan
shalat besama-sama mereka, maka hendaklah segolongan
mereka berdiri (salat) bersamamu dan menyandang senjata
mereka… (QS. An Nisa : 102)15
c. Hukum Sholat berjamaah
Hukum salat berjamaah adalah sunah muakad (sunnah yang
dikuatkan), artinya salat secara berjamaah sangat dianjurkan oleh
Rasulullah (terutama bagi kaum laki-laki).
d. Syarat Imam dan Makmum
Imam adalah pemimpin. Imam dalam shalat adalah orang yang
memimpin gerakan shalat dan berdiri paling depan atau di depan
makmum.
Seorang imam dalam shalat berjamaah harus memenuhi syarat-
syarat tertentu diantaranya adalah :
1. Kemampuannya dalam kitab suci Al-qur’an (baik bacaannya
maupun hafalannya)
2. Kemampuan dalam hadis Nabi Muhammad saw
3. Orang yang tertua usianya
Makmum adalah orang yang diimami atau orang yang dipimpin
dalam shalat berjamaah. Makmum dalam shalat berjamaah hendaklah
memiliki perasaan senang dan ikhlas kepada imam sebagai pemimpin
dalam shalat berjamaah. Untuk menjadi makmum diperlukan syarat
diataranya sebagai berikut :
1. Berniat menjadi makmum sebelum memulai shalat berjamaah
2. Posisi makmum tidak boleh menjorok ke kedepan melebihi imam.
Apabila makmum hanya seorang, hendaklah ia berdiri di sebelah
kanan imam atau sejajar. Apabila makmum dua orang atau lebih
maka ia hendaklah berdiri di belakang imam.
15 Al-Qur’an Terjemah. (Jakarta : PT Mumtaza Maidaya Islami, 2007) hal; 95
18
3. Gerakan makmum harus mengikti imam dan tidak boleh
mendahului.
4. Shalat makmum harus sama dengan imam
5. Laki-laki tidak sah menjadi makmum apabila imam perempuan.
e. Pegaturan Saf Dalam Shalat Berjamaah
Dalam shalat berjamaah, seorang imam disunahkan untuk
memerintahkan para makmum agar merapatkan dan meluruskan
safnya sebelum shalat dimulai. Saf atau barisan yang rapat dan lurs
dapat menambah kesempurnaan shalat berjamaah. Pengaturan saf
dalam shalat berjamaah adalah :
1. Apabila makmum hanya seorang, disunahkan berdiri di sebelah
kanan imam (sejajar). Apabila makmum terdiri atas 2 orang atau
lebih, mereka berada di belakang imam dengan posisi imam tepat
di tengah.
2. Apabila makmum terdiri atas laki-laki dan peremuan, laki-laki di
depan dan perempuan di belakang
3. Apabila makmum terdiri atas laki-laki, perempuan dan juga anak-
anak, laki-laki dewasa paling depan (belakang imam), kemudian
dibelakangnya remaja dan anak-anak. Sementara itu jamaah putri
yang sudah dewasa bertempat pada saf yang paling belakang,
didepannya remaja dan paling depan (dekat anak laki-laki) adalah
anak perempuan) berdasar HR Muslim.
f. Ketentuan Makmum Masbuk
Makmum masbuk adalah orang yang datang terlambat untuk
mengikuti shalat berjamaah, misalnya tertinggal satu rakaat dan atau
lebih. Jika seorang makmum masbuk datang, setelah niat dan
mengucapkan takbiratul ikhram, hendaknya ia terus mengikuti
gerakan imam. Ketika imam sedang rukuk, maka ia harus langsung
rukuk. Apabila ia sempat mengikuti rukuk secara sempurna bersama
imam, ia telah mendapat satu rakaat. Selanjutnya kekurangan rakaat
19
makmum masbuk disempurnakan sendiri ketika imam sudah salam
(selesai).
g. Cara Mengingatkan Imam Yang Lupa
Beberapa cara yang harus diperhatikan ketika kita mendapatkan
imam yang lupa bacaan shalat atau bilangan rakaatnya.
1. Jika imam salah atau lupa bacaan shalat, makmum dibelakang
langsung mengucapkan bacaan yang benar. Apabila imam terus
saja (tidak menanggapi pembetulan dari makmum), maka
makmum tetap mengikuti imamnya.
2. Jika Imam lupa jumlah rakaat shalatnya, makmum laki-laki
dibelakangnya mengucapkan subhanallah. Apabila makmum yang
dibelakang adalah perempuan maka culup memberi isyarat dengan
tepuk tangan. Apabila sudah diperingatkan demikian tetapi iman
tetap tidak peduli, makmum hendaknya tetap mengikuti imamnya
karena mungkin imam yakin bahwa dirinya yang benar.
h. Cara Menggantikan Imam Yang Batal
Imam yang batal dapat digantikan oleh makmum yang tepat
berada dibelakangnya. Imam dapat meminta diganti dengan melalui
isyarat. Agar isyarat itu mudah dipahami, makmum yang berada
dibelakang imam disyariatkan orang yang paham ilmu agama16.
i. Hikmah Sholat Berjamaah
Ketentuan-ketentuan yang terdapat dalam sholat berjamaah
mengandung hikmah sebagai berikut :
1. Keharusan mentaati imam, hal yang mengendung pelajaran
tentang pentingnya taat dan patuh kepada pemimpin akan
membuka jalan baginya tujuan yang hendk dicapai besama
2. Dalam sholat berjamaah apabila imam salah, makmum berhak
mengingatkan. Ini mengajrkan kepada kita bahwa pemimoin tidak
16 T. Ibrahim. Penerapan Fiqih untuk kelas VII Madrasah Tsanawiyah. (Solo : PT Tiga Serangkai, 2008)
20
selamanya benar, apabila pemimpin salah maka bawahan harus
mau mengingatkan dan pemimpin harus mau diingatkan bila
memang salah
3. Dalam sholat berjamaah makmum tidak boleh mendahului
gerakan-gerakan imam ini memberikan pelajaran tentang
pentingnya kedisiplinan, disiplin dalam kepatuhan terhadap
pemimpin, disiplin dalam menjalankan aturan dsb.
4. Sholat berjamaah akan menumbuhkan sikap social, tenggang rasa,
saling menghargai antara satu dengan yang lain, saling
memaafkan yang tercermin dari sikap berjabat tangan setelah
salam.
5. Shalat berjamaah meningkatkan ukhuwah islamiyah sehingga
menjadi kekuatan islam.17
6. Penerapan Metode Role Play Pada Mata Pelajaran Fiqih Materi
Shalat Berjamaah
Metodologi pembelajaran berati ilmu mengenai berbagai cara atau
jalan yang ditempuh untuk sampai ke tujuan. Sedangkan pemblajaran
berarti menyampaikan pikiran. Maka metodologi pembelajaran berarti
cara atau seperangkat cara atau jalan yang dilakukan atau ditempuh guru
secara sistematis melakukan upaya pembelajaran yang telah diolah,
sehingga menjadi miliknya18.
Pembelajaran menurut Usman (2000:4), menyatakan bahwa :
“...Proses pembelajaran merupakan suatu proses yang mengandung
serangkaian perbuatan guru dan siswa atas dasar hubungan timbal balik
yang berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan tertentu”.
Proses pembelajaran merupakan interaksi semua komponen atau unsur
yang terdapat dalam pembelajaran yang satu sama lain saling
berhubungan dalam sebuah rangkaian untuk mencapai tujuan.
17 Fiqih Madrasah Tsanawiyah kelas VII. Depag Provinsi Jawa Tengah (Semarang : PT Karya Toha Putra, 2004) hlm.78 18 Aminuddin Rasyid. Teori Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : UHAMKA Press. 2003. hlm.110
21
Menurut Sudjana (1989:30) yang termasuk dalam komponen
pembelajaran adalah tujuan, bahan, metode dan alat penilaian. “Metode
mengajar yang digunakan guru hampir tidak ada yang sia-sia, karena
metode tersebut mendatangkan hasil dalam waktu dekat atau dalam waktu
yang relatif lama.
Winarno Surakhman (1999) menyatakan bahwa metode adalah cara
yang dalam fungsinya merupakan alat untuk mencapai tujuan, makin baik
metode itu makin efektif pula pencapaian tujuan untuk menetapkan lebih
dahulu apakah sebuah metode disebut baik, diperlukan patokan yang
bersumber dari beberapa faktor utama yang menentukan tujuan adalah
tujuan yang akan dicapai.
Metode pembelajaran menekankan pada proses belajar siswa secara
aktif dalam upaya memperoleh hasil belajar. Untuk mendapatkan hasil
belajar yang maksimal, salah satunya adalah kepiawaian guru dalam
pemilihan metode yang tepat dan pembelajaran Metode pembelajaran
yang dipilih tentunya harus memperhatikan hal-hal berikut ini :
1. Kesesuaian metode dengan tujuan pembelajaran
2. Kesesuaian metode pembelajaran denan materi pembelajaran
3. Kesesuaian metode pembelajaran dengan kemampuan guru
4. Kesesuaian metode pembelajaran dengan kondisi siswa
5. Kesesuaian metode pembelajaran dengan sumber dan fasilitas yang
tersedia
6. Kesesuaian metode pembelajaran dengan situasi kondis belajar
mengajar
7. Kesesuaian metode pembelajaran dengan waktu yang tersedia.
8. Kesesuaian metode pembelajaran dengan tempat belajar
Selain hal-hal yang diperhatikan dalam pemilihan metode
pembelajaran, guru juga harus memperhatikan prinsip-prinsip pokok yang
harus diterapkan dalam hal metode pangajaran.
Menurut Ayi Syaibany yang dikutip Nurdin (2004), menjelaskan
bahwa terdapat tujuh prinsip pokok metode pembelajaran yaitu :
22
1. Mengetahui motivasi, kebutuhan dan minat anak didiknya
2. mengetahui tujuan pendidikan yang sudah diterapkan sebelum
pelaksanaan pendidikan
3. mengetahui tahap kematangan (manurity), perkembangan, serta
perubahan anak didik
4. mengetahui perbedaan individu anak didik
5. memperhayikan pemahaman dan mengetahui hubungan-hubungan,
dan kebebasan berfikir
6. menjadikan proses pendidikan sebagai pengalaman yang
menggembirakan bagi anak didik
7. menegakkan contoh yang baik/uswatun khasanah
Dalam mata pelajaran fiqih yang berisi banyak tentang materi ibadah,
terutama materi tentang sholat berjamaah, tentunya tidak cukup hanya
dengan ceramah. Karena materi ini adalah ibadah keseharian yang harus
dikuasai oleh setiap orang yang beragama islam. Penerapan metode role
play pada materi ibadah sholat jamaah sangatlah tepat karena disamping
siswa dapat belajar secara teori, namun siswa juga dituntut untuk
melaksanakan/mempraktikan sholat berjamaah. Pembelajaran akan
semakin manyenangkan dan siswa akan lebih tertarik.
B. Kajian Yang Relevan
Sebagai acuan dalam penelitian ini penulis mencari bahan acuan dari
berbagai buku dan hasil penelitian terdahulu. Berikut diantara hasil penelitian
yang penulis jadikan dasar dalam penelitian.
Sudrajat (2010) dalam penelitiannya yang berjudul Hasil Belajar SKI
melalui Pembelajaran Aktif Role Playing Materi Pokok Dinasti Ayyubiyah
pada Siswa kelas IX F MTs Al Ansor Gunung Pati Semarang Tahun Ajaran
2009/2010. Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas yang memaparkan
tentang pentingnya sebuah metode pembelajaran untuk meningkatkan hasil
belajar siswa. Memilih Metode Role Play karena dianggap bahwa metode
tersebut sangat cocok digunakan pada materi Dinasti Ayyubiyah yang
dilaksanakan pada siswa Kelas IX F MTs Al Ansor Gunung Pati Semarang.
23
Dan dalam penelitiannya, dengan menggunakan metode role play hasil
belajar siswa pada materi Dinasti Ayyubiyah yang sebelumnya banyak anak
yang nilainya dibawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM), setelah
menggunakan metode Role Play terbukti Nilai anak meningkat dan hanya
sedikit yang nilainya masih dibawah standar. Hal ini menunjukkan bahwa
dengan metode role play dapat meningkatkan hasil belajar siswa19.
A. Ridwan Salasa (2009) dalam penelitiannya yang berjudul Efektifitas
Metode Demonstrasi Pada Pembelajaran Bidang Studi Fikih Di MI. Attaqwa
32 Kaliabang Rawa Silam Bekasi Utara Kota-Bekasi. Penelitian ini
merupakan penelitian tindakan kelas yang isinya memaparkan bahwa Dalam
menentukan metode dalam belajar pun seorang guru atau pendidik dituntut
profesional sesuai dengan materi yang diajarkan juga sesuai dengan situasi
dan kondisi yang memungkinkan. Menurutya juga bahwa Belajar sering
dianggap sama dengan menghafal. Kalau orang tua menyuruh anaknya
belajar, maka pada dasarnya ia menyuruh anaknya menghafal, yaitu
menghafal berbagai materi pelajaran yang akan diujikan. Dalam konteks ini
belajar adalah mengingat sejumlah fakta atau konsep. Untuk apa fakta dan
konsep itu diingat? Tidak pernah dipahami siswa. Siswa hampir tidak pernah
melihat hubungan antara materi pelajaran yang dihafalkannya dengan
manfaat atau kebutuhannya. Kadang-kadang materi pelajaran yang telah
diingatnya akan segera dilupakan manakala proses ujian telah berakhir.
Dengan menerapkan metode Demonstrasi pada mata pelajaran fikih, dalam
penelitiannya dapat meningkatkan hasil belajar siswa20.
Ulfatul Mazayanah (2009) dalam penelitiannya yang berjudul “Prestasi
Belajar Fiqih Kelas I Melalui Metode Demonstrasi MI Subah Batang Tahun
2009. Dalam penelitiannya telah terjadi peningkatan hasil belajar pada mata
pelajaran Fiqih melalui penerapan metode demonstasi. Hasil tersebut tidak
hanya pada lingkup penguasaan kompetensi dasar saja namun mencakup
19 Sudrajat. Hasil Belajar SKI melalui Pembelajaran Aktif Role Playing Materi Pokok Dinasti Ayyubiyah pada Siswa kelas IX F MTs Al Ansor Gunung Pati Semarang Tahun Ajaran
2009/2010. 20 A.Ridwan Salasa. http//:blogspot.//. Senin, 23 Febrauari 2011.
24
perubahan terhadap perilaku belajar yang positif di lingkugan siswa kelas I
MI Subah Kabupeten Batang21.
Sebagai bahan referensi pendukung peneliti juga menggunakan buku-
buku yang lain yang menyangkut tentang metode pembelajaran, hasil belajar
dan buku tentang materi Shalat berjamaah, antara lain :
Metode Pembelajaran, karya Sumiati dan Asra. Buku tersebut
menjelaskan berbagai macam strategi pembelajaran. Seorang guru harus
memilih dan mempertimbangkan metode apa yang tepat pada topik yang akan
disampaikan dalam merencanakan pembelajaran agar pembelajaran lebih
efektif. Tidak semua mata pelajaran dapat digunakan metode yang sama,
tentunya metode tersebut harus sesuai dengan materi dan topik yang akan
diajarkan, harus melihat waktu dan sumber belajar agar tujuan pembelajaran
dapat tercapai. Selain itu juga dijelaskan beberapa kelemahan dan kelebihan
dalam setiap metode yang perlu dipertimbangkan.22
C. Hipotesis Tindakan
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah
penelitian, dimana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam
bentuk kalimat pertanyaan.
Adapun dalam penelitian ini hipotesis yang diajukan adalah :
Metode pembelajaran Role Play dapat meningkatkan hasil belajar
siswa kelas VII B MTs Al-Iman Kota Magelang.
21 Ulfatul Mazayanah. Prestasi Belajar Fiqih Kelas I Melalui Metode Demonstrasi MI Subah Batang Tahun 2009 22 Ibid hal 91. Sumiati. Metode Pembelajaran
25
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Tujuan Penelitian
Tujuan Utama penelitian tindakan kelas ialah untuk memperbaiki dan
meningkatkan kualitas serta profesionalisme guru dalam menangani proses
belajar mengajar, agar tujuan pembelajaran dapat tercapai secara maksimal.
Berdasarkan rumusan masalah, penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan
hasil belajar Fikih pada siswa Kelas VII B MTs Al-Iman kota Magelang.
B. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat penelitian
Penelitian tindakan kelas ini bertempat di MTs Al-Iman Kota
Magelang yang berada di jantung kota Magelang yaitu Jalan Tentara
Pelajar Nomor 27 Magelang. MTs Al-Iman merupakan satu-satunya
madrasah swasta dibawah naungan Yayasan Perguruan Al-Iman dan
Kementerian Agama Kota Magelang. Alasan peneliti memilih MTs Al-
Iman Sebagai tempat penelitian adalah :
1. MTs Al-Iman terletak di tengah kota yang sebagian besar muridnya
adalah berasal dari kota
2. MTs Al-Iman menjadi salah satu sekolah yang bernafaskan islam dan
sebagai penyaring karena dikelilingi oleh sekolah non islam
Waktu Penelitian dilaksanakan selama 30 hari mulai pertengahan
bulan Nopember sampai dengan bulan pertengahan bulan Desember tahun
2010.
Tabel 3.1 Jadwal Penelitian
No Kegiatan Nopember Desember
Minggu ke
1 2 3 4 1 2 3 4
1 Persiapan x 2 Pelaksanaan Penelitian x x x 3 Pengolahan Data x 4 Penyusunan Skripsi x
26
C. Subjek Penelitian
Adapun subek penelitian yang dikenai tindakan adalah siswa kelas VII B
MTs Al-Iman Kota Magelang yang terdiri dari 30 siswa.
Tabel 3.2 Daftar Siswa Kelas VII B MTs Al-Iman Kota Magelang
Yang digunakan sebagai Sampel
No Nama Siswa Jenis
Kelamin Ket
1 Aditya Dwi Prakoso L 2 Adnani Hendrika Utami P 3 Afidiah Trisnawati P 4 Ahmad Fitra Ramadhan L 5 Alis Hamam SN L 6 Arif Dwi Prasetyo L 7 Arifin L 8 Bareta Nurasati M P 9 Bayu Pratama L
10 Budi Prasetyo L 11 Dwi Sania P 12 Indra Ade Pratama L 13 Erni Dwi Nandani P 14 Fajar Wijayanto L 15 Febrina Wahyu Roswanti P 16 Gilang Adhitya L 17 Hitusi Ericka Firdaus L 18 Inggit Trisna Minartika P 19 Linda subekti P 20 Marselino Akna Aldo P L 21 Mitha Christiana Sari P 22 Muhammad Yasir Gus Ali L 23 Nova Savitri P 24 Rani Mustika Wati P 25 Reno Zrenovski L 26 Restu Dwi Hastuti P 27 Riyan Saiful Anam L 28 Rifki Dwi Saputro L 29 Risma Riscova P 30 Sagita Mulyantoro P L
Sumber : Data diambil dari daftar siswa MTs Al-Iman Tahun 2010
Peneliti mengambil sampel siswa kelas VII B di MTs Al-Iman Kota
Magelang dengan alasan berdasarkan informasi dari guru Fikih bahwa kelas
ini banyak yang belum memenuhi kriteria ketuntasan minimal dan keaktifan
27
belajar yang kurang maksimal. Peran peneliti hanya sebagai pengamat,
sedangkan pembelajaran dilakukan oleh guru bidang studi.
D. Desain Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode penelitian tindakan kelas (classroom
Action Research). Pengertian penelitian tindakan kelas adalah penelitian yang
mengkombinasikan prosedur penelitian dengan tindakan substantif, suatu
tindakan yang dilakukan dalam disiplin inquiri, atau suatu usaha seseorang
untuk memahami apa yang sedang terjadi, sambil terlibat dalam sebuah
proses perbaikan dan perubahan.
Tindakan ini dilaksanakan dengan tujuan untuk memperbaiki
permasalahan belajar yang terjadi di MTs Al-Iman Kota Magelang yang
selama ini kurang maksimal khususnya pada mata pelajaran Fikih. Tindakan
akan dilakukan sebanyak 2 siklus dikarenakan wakatu yang tersedia cukup
terbatas. Masing-masing siklus terdiri dari 4 tahapan yakni; perencanaan,
pelaksanaan, Observasi dan refleksi. Adapun alur penelitian tindakan kelas
ini dapat dilihat pada gambar berikut23.
23 Mohammad Asrori. Penelitian Tindakan Kelas. Bandung : CV Wacana Prima, 2008. hlm.103
Permasalahan Perencanaan Tindakan I
Permasalahan Baru Hasil Refleksi
SIKLUS I
Refleksi I
Pelaksanaan Tindakan I
Observasi I
Perencanaan Tindakan II
Pelaksanaan Tindakan II
Refleksi II Observasi II
Penyimpulan Dan Pemaknaan Hasil
Jika permasalahan belum terselesaikan
Lanjutkan ke siklus berikutnya
SIKLUS II
28
E. Rencana Tindakan
Rencana Tindakan dalam penelitian ini meliputi dua siklus dengan 4
(empat) kali pertemuan. Masing-masing siklus 2 (dua) kali pertemuan dengan
rincian pertemuan pertama untuk kegiatan pembelajaran dan pertemuan
kedua untuk evaluasi siklus dan seterusnya. Satu kali pertemuan tersedia
waktu 2 x 40 menit. Adapun rencana tindakan yang akan dilakukan adalah
sebagai berikut :
Penelitian tindakan menekankan kegiatan (tindakan) dengan meng-uji
cobakan suatu indeks dalam praktik atau situasi nyata dalam skala mikro,
yang diharapkan kegiatan tersebut mampu memperbaiki dan meningkatkan
kualitas proses belajar mengajar. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan
kelas, yaitu kajian sistimatik dari upaya perbaikan pelaksanaan praktik
pendidikan oleh sekelompok guru dengan melakukan tindakan-tindakan
dalam pembelajaran, berdasarkan refleksi mereka mengenai hasil dari
tindakan-tindakan tersebut.
Langkah-langkah penelitian kelas ini dipilih model spiral dari Kemmis
dan Taggart yang terdiri dari beberapa siklus tindakan pembelajaran
berdasarkan refleksi mengenai hasil dari tindakan-tindakan pada siklus
sebelumnya. Setiap siklus tersebut terdiri dari empat tahapan yang meliputi
perencanaan, pelaksanaan, pengamatan (observasi), dan refleksi.
Prosedur PTK sebenarnya terdiri dari 2 siklus atau lebih. Setiap siklus
dilaksanakan sesuai dengan perubahan yang ingin dicapai. Maka dalam
penelitian tindakan ini direncanakan 2 siklus dengan prosedur: 1)
perencanaan, 2) pelaksanaan tindakan, 3) observasi, 4) refleksi.
Secara rinci digambarkan sebagai berikut:
1. Siklus I
a. Perencanaan:
1) Merencanakan model pembelajaran yang akan diterapkan dalam
kegiatan pembelajaran Role play pada mata pelajaran Fikih
materi-materi Sholat berjamaah di kelas VII B MTs Al-Iman Kota
Magelang
29
2) Mengembangkan skenario model pembelajaran dengan membuat
RPP.
3) Menyusun LOP (Lembar Observasi Peserta Didik)
4) Menyusun kuis (tes)
5) RPP dan LKS serta perangkat pembelajaran lainnya yang telah
dibuat selanjutnya disampaikan kepada guru bidang studi guna
untuk dipelajari, didiskusikan dan diperbaiki seperlunya dengan
mempertimbangkan waktu yang tersedia
6) Menyusun soal-soal evaluasi materi sholat jamaah yanga akan
diujikan secara tertulis kepada siswa
7) Merencanakan pembentukan kelompok peserta didik yakni
kelompok terdiri dari 10 orang diambil secara acak
b. Tahap Pelaksanaan Tindakan
Pada tahap ini pembelajaran disampaikan sesuai metode yang
telah direncanakan yaitu metode Role Play dengan mengajak siswa ke
Masjid dengan panduan buku paket yang telah disiapkan. Kegiatan
pada tahap ini adalah :
1) Siswa telah diberi tugas membaca bacaan bahan ajar di rumah
sebelum materi tersebut dibahas maksudnya agar ada babyangan
tentang materi yang akan dipelajari sehingga ada kesiapan belajar
2) Guru membagi kelompok yang terdiri dari 10 anak dan masing-
masing kelompok terdiri dari anak laki-laki dan perempuan,
kemudian setiap kelompok menunjuk 1 anak sebagai imam, 1
anak sebagai muazin, 2 anak sebagai makmum masbuk dan yang
lainnya adalah sebagai makmum
3) Setiap kelompok mempunyai tugas untuk memerankan dan
mempraktekan sholat berjamaah secara bergantian tentunya tetap
dengan bimbingan guru.
4) Siswa yang lain mengamati dan dan mempersiapkan perannya
selanjutnya.
30
5) Guru dan siswa membuat kesimpulan atau melengkapi jawaban
siswa.
6) Guru memberikan tugas atau PR secara individual tentang materi
pokok yang sedang dipelajari.
c. Observasi dengan melakukan format observasi
Mengamati proses pelaksanaan permainan Role play yang diperankan
oleh siswa menggunakan format observasi dan setelah mengetahui
hasilnya kemudian didiskusikan dengan guru untuk memecahkan
masalah yang terjadi selama tindakan.
d. Refleksi
1) Menilai hasil tindakan dengan menggunakan format LOP.
2) Melakukan evaluasi tindakan yang telah dilakukan.
3) Melakukan pertemuan untuk membahas hasil evaluasi tentang
skenario model pembelajaran, LOP, dan lain-lain.
4) Memperbaiki pelaksanaan tindakan sesuai hasil hasil evaluasi
untuk digunakan pada siklus berikutnya.
2. Siklus II
Setelah melakukan evaluasi tindakan I, maka dilakukan tindakan II.
Peneliti mengamati proses penerapan model pembelajaran Role Play pada
mata pelajaran Fikih. Langkah-langkah siklus II adalah sebagai berikut:
a. Perencanaan
1) Mengidentifikasi masalah-masalah khusus yang dialami pada
siklus sebelumnya.
2) Mencarikan Alternatif pemecahan.
3) Membuat satuan tindakan (pemberian bantuan).
b. Pelaksanaan tindakan
Kegiatan yang dilaksanakan dalam tahap ini yaitu Pengembangan
rencana tindakan II dengan melaksanakan tindakan upaya lebih
meningkatkan semangat belajar peserta didik dalam penerapan model
pembelajaran Role Play pada mata pelajaran Fikih untuk
31
meningkatkan hasil belajar siswa kelas VII B MTs Al-Iman Kota yang
telah direncanakan.
c. Observasi
Peneliti mencatat semua proses yang terjadi dalam tindakan model
pembelajaran, mendiskusikan tentang tindakan II yang telah
dilakukan, mencatat kelemahan baik ketidaksesuaian antara skenario
dengan respon dari peserta didik yang mungkin tidak diharapkan.
d. Refleksi
1) Tes evaluasi penerapan model pembelajaran role play pada mata
pelajaran Fikih materi sholat Jamaah pada Siswa kelas VII B MTs
Al-Iman Kota Magelang
2) Menganalisis Hasil pengamatan untuk memperoleh gambaran
bagaimana dampak dari tindakan yang dilakukan hal apa saja yang
perlu diperbaiki sehingga diperoleh hasil refleksi kegiatan yang
telah dilakukan.
Menganalisis Hasil pengamatan untuk memperoleh gambaran
bagaimana dampak dari tindakan yang dilakukan hal apa saja yang
perlu diperbaiki sehingga diperoleh hasil refleksi kegiatan yang telah
dilakukan.
F. Teknik Pengumpulan Data
1. Sumber Data
Sumber Data penelitian tindakan kelas ini meliputi :
a. Hasil belajar siswa sebelum tindakan dan hasil belajar siswa materi
pokok Shalat Jamaah setlah tindakan. Nilai yang diperoleh berupa
kentuntasan hasil belajar yaitu adanya peningkatan dari sebelum dan
setelah dilakukan tindakan
b. Lembar observasi aktivitas siswa dan guru serta respon siswa dalam
kegiatan pembelajaran
c. Lembar kerja Siswa (LKS)
32
2. Teknik Pengumpulan Data
Teknik yang digunakan untuk mengumpulkan data dari lapangan adalah :
1. Observasi, penulis melihat dan mengamati langsung sekaligus
mencatat objek-objek di lapangan guna memperoleh data atau
keterangan-keterangan yang akurat, objektif dan dapat dipercaya.
2. Tes Tertulis, penulis mengadakan tes tertulis kepada peserta didik
untuk mengetahui sejauh mana pemahaman siswa terhadap materi
Shalat berjamaah yang telah disampaikan
3. Metode Dokumenter
Yaitu teknik pengumpulan data dengan menghimpun dan
menganalisis dokumen, baik dokumen tertulis, gambar maupun
elektronik. Metode ini digunakan untuk mendapatkan informasi dan
hasil belajar siswa pada mata pelajaran fikih.
G. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian merupakan suatu alat untuk mengetahui langkah-
langkah yang harus kita ambil untuk memperoleh data penelitian. Instrumen
penelitian meliputi :
1. Skenario pembelajaran berisi langkah pembelajaran tiap siklus
2. Materi dan bentuk tes
Materi yang diberikan untuk tes adalah materi yang berkaitan dengan
materi shalat berjamaah. Dan yang digunakan adalah tipe objektif pilihan
ganda dengan 4 (empat) alternatif jawaban dengan 1 (satu) jawaban yang
benar. Item soal yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah 20 butir
soal dan waktu yang digunakan adalah 30 menit.
3. Menentukan Tipe Soal
Soal test hasil belajar yang digunakan dalam penelitian ini adalah
berbentuk pilihan ganda dengan 4 pilihan jawaban yang berbentuk pilihan
ganda karena:
a. Dapat mewakili isi dengan keluasan materi
b. Dapat dinilai secara obyektif oleh siapapun
33
c. Kunci Jawaban sudah tersedia secara pasti sehingga dapat dikoreksi
dengan mudah
4. Cara Penskoran dan Penilaian
Cara pemberian nilai dalam penelitian ini adalah untuk jawaban yang
benar diberi nilai 1 dan untuk jawaban yang salah diberi skor nol.
H. Teknik Analisis Data
Dalam penelitian ini terdapat 2 analisis data yaitu data kuantitatif dan data
kualitatif.
1. Data Kuantitatif
Analisis Data kuantitatif terdiri atas proses analisis untuk mengetahui tes
hasil belajar siswa. Hasil Belajar siswa dikatakan mengalami peningkatan
secara individu apabila telah mencapai skor 70. Rumus yang digunakan
untuk mengetahui keberhasilan dan peningkatan secara individu adalah :
%100xn
bNS
∑∑
=
Keterangan :
NS : Nilai Peningkatan Hasil Belajar
∑b : Jumlah Skor jawaban benar tiap siswa
∑n : Jumlah item soal
Kemudian untuk peningkatan hasil belajar secara klasikal jika 85%
dari seluruh peserta didik dalam kelas telah mencapai nilai 70. Untuk
menghitung kriteria peningkatan hasil belajar secara klasikal adalah
dengan rumus :
%1001x
n
np
∑∑
=
Keterangan :
P : Nilai Peningkatan hasil Belajar secara klasikal
∑ 1n : Jumlah siswa tuntas belajar secara klasikal
∑n : Jumlah total siswa
34
2. Analisis Kualitatif digunakan oleh peneliti untuk mengetahui peningkatan
hasil belajar siswa yang diambil pengamatan dan hasil wawancara.
H. Indikator Penelitian
Indikator keberhasilan dalam penelitian ini adalah hasil belajar siswa pada
mata pelajaran Fiqih khususnya materi Shalat berjamaah pada siswa kelas VII
B MTs Al-Iman Kota Magelang dengan menggunakan metode Role Play
diharapkan akan mengalami peningkatan dari total pencapaian sebelumnya
menjadi minimal nilai 70
Hasil belajar siswa dikatakan meningkat belajar secara individu apabila
mencapai skor 70. Sedangkan untuk peningkatan hasil belajar secara klasikal
jika mencapai 85% dari siswa mendapat nilai 70.
35
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS HASIL
PENELITIAN
A. Hasil Penelitian
Penelitian ini menggunakan tindakan kelas yang berupaya meningkatkan
hasil belajar siswa khususnya pada mata pelajaran Fiqih materi pokok shalat
berjamaah pada siswa MTs Al-Iman Kota Magelang. Kegiatan ini
dilaksanakan dengan beberapa tahapan yaitu tahap pra siklus, siklus 1 dan
siklus 2.
Pada Tahap pra siklus terdapat banyak siswa yang tidak tuntas dalam
belajarnya yaitu hanya mencapai rata-rata nilai 59 dan hal ini masih sangat
jauh dari Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang telah ditentukan oleh
madrasah yaitu nilai per individu adalah 70. Setelah dilakukan tindakan siklus
1 menggunakan metode role play oleh peneliti dan guru mitra, maka terjadi
peningkatan hasil belajar siswa yang pada tahap pra siklus nilai rata-rata
siswa hanya mencapai 59 dan nilai rata-rata klasikal adalah 30% naik menjadi
71,5 dan nilai rata-rata secara klasikal adalah 66,6%. Walau telah mengalami
peningkatan hasil belajar siswa, namun rata-rata tersebut belum memenuhi
standar ketuntasan yang telah ditentukan yaitu nilai rata-rata siswa secara
individu adalah 70 dan rata-rata secara klasikal mencapai 85%.
Setelah mengadakan observasi pada siklus 1, maka antara peneliti dan
guru mitra berdiskusi untuk memecahkan masalah yang terjadi pada siklus 1
dan merencanakan tindakan untuk pelaksanaan siklus 2, maka dalam
pelaksanaan tindakan siklus 2 lebih terkoordinir sehingga pada tahap siklus 2
ini terjadi peningkatan hasil belajar secara maksimal yaitu nilai rata-rata
siswa mencapai 80,5 dan rata-rata secara klasikal mencapai 93,3%. Dalam
penelitian ini menunjukkan bahwa metode role play yang diterapkan pada
mata pelajaran fikih materi sholat berjamaah berhasil meningkatkan hasil
belajar siswa kelas VII B MTs Al-Iman Kota Magelang.
36
Adapun data hasil penelitian dari masing-masing siklus akan dipaparkan
pada Analisis Hasil Penelitian.
B. Analisis Hasil Penelitian
1. Analisis Hasil PenelitianTindakan Pra Siklus
Pelaksanaan pembelajaran pra siklus untuk kelas VII B yang diampu
oleh Bp. Hariyanto, A.Md dilaksanakan pada hari Selasa. Tahap pra
siklus ini materi yang diajarkan adalah tentang Adzan, Ikamah dan Shalat
berjamaah. Tahap pra siklus ini bertujuan untuk mengetahui hasil belajar
peserta didik dengan menggunakan metode ceramah sebelum menerapkan
metode pembelajaran aktif Role Play.
Berdasarkan hasil pengamatan pada pelaksanaan pra siklus di kelas
VII B yang diampu oleh Bapak Hariyanto, A.Md dalam proses
pembelajaran menggunakan metode ceramah dan pengerjaan Lembar
Kerja Siswa (LKS).
Observasi pada tahap pra siklus ini menggunakan instrument
observasi yang dipegang oleh peneliti dan LKS yang dipegang oleh guru
untuk dibagikan kepada peserta didik di akhir pembelajaran. Lembar kerja
ini adalah sebagai tes kemampuan untuk mengetahui kemampuan peserta
didik dalam memahami materi sebelum diterapkannya metode
pembelajaran Role Play.
Berdasarkann hasil observasi hasil belajar siswa pra siklus pada siswa
kelas VII B masih sangat rendah dari Kriteria Ketuntasan Minimal
(KKM) yang telah ditentukan yaitu 70 seperti terlihat pada tabel berikut:
Tabel 4.1 Tes Akhir Pada Tahap Pra Siklus
No Nama Siswa Jenis
Kelamin Nilai
1 Aditya Dwi Prakoso L 40 2 Adnani Hendrika Utami P 50 3 Afidiah Trisnawati P 45 4 Ahmad Fitra Ramadhan L 50 5 Alis Hamam SN L 75 6 Arif Dwi Prasetyo L 60
37
7 Arifin L 40 8 Bareta Nurasati M P 70 9 Bayu Pratama L 60
10 Budi Prasetyo L 65 11 Dwi Sania P 65 12 Indra Ade Pratama L 40 13 Erni Dwi Nandani P 50 14 Fajar Wijayanto L 50 15 Febrina Wahyu Roswanti P 80 16 Gilang Adhitya L 50 17 Hitusi Ericka Firdaus L 40 18 Inggit Trisna Minartika P 70 19 Linda Subekti P 60 20 Marselino Akna Aldo P L 50 21 Mitha Christiana Sari P 70 22 Muhammad Yasir Gus Ali L 65 23 Nova Savitri P 70 24 Rani Mustika Wati P 70 25 Reno Zrenovski L 50 26 Restu Dwi Hastuti P 75 27 Riyan Saiful Anam L 65 28 Rifki Dwi Saputro L 65 29 Risma Riscova P 70 30 Sagita Mulyantoro P L 60
Jumlah 1770 Rata-rata 59
Table 4.2
Rekapitulasi Hasil Post Tes Pra Siklus
Hasil Post Tes Pra Siklus
Nilai Tertinggi 70
Nilai Terendah 40
Rata-Rata Nilai 59
Prosentase Ketuntasan Belajar 30%
Hasil tes akhir yang dilakukan di akhir pembelajaran didapat bahwa
rata-rata hasil belajar pada siswa yang berjumlah 30 siswa yang pada
tahap pra siklus adalah 59 yang jauh dari rata-rata yang diinginkan yaitu
38
70. Sedangkan peningkatan hasil belajar klasikal adalah 30% yang berada
di bawah standar 85% dari data yang diperoleh pada tahap pra siklus.
Data tersebut dijadikan pertimbangan untuk memecahkan masalah dengan
upaya-upaya perbaikan belajar agar hasil belajar siswa dapat meningkat.
Setelah mengamati secara langsung pada proses pembelajaran Fikih
kelas pada tahap pra siklus, kemudian peneliti mendiskusikan dengan
guru mitra untuk tahap berikutnya yaitu tahap siklus 1.
Sebelum melaksanakan siklus berikutnya ada beberapa hal yang dapat
diidentifikasi untuk pelaksanaan tidakan pada siklus 1 yaitu:
a. Pelaksanaan pembelajaran masih pada komuniksi satu arah
b. Belum terfokuskan pada materi sholat berjamaah pembelajaran yang
ada di kelas berkaitan dengan sumber pembelajaran masih tergantung
pada Lembar Kerja Siswa (LKS)
c. Adanya penerapan satu metode yaitu ceramah membuat peserta didik
menjadi jenuh dan perhatian siswa belum terfokus pada satu
permasalahan
d. Peserta didik belum terlibat aktif dalam pembelajaran karena hanya
mencatat di buku catatannya masing-masing
e. Guru tidak mengaktifkan siswa dengan cara memberikan pertanyaan
untuk dijawab siswa.
Dari refleksi di atas kemudian didiskusikan dengan guru mitra atau
kolaborator untuk mencari solusi tersebut atau mendiskusikan tentang
pendekatan dengan menggunakan pembelajaran role play. Solusi ataupun
hasil diskusi tersebut akan diterapkan menjadi sebuah tindakan untuk
tahap berikutnya yaitu pada siklus 1.
2. Analisis Penelitian Tindakan Kelas Siklus 1
Penelitian tindakan kelas pada siklus 1 dilaksanakan oleh peneliti dan
Bapak Hariyanto, A.Md sebagai guru mitra/kolaborator peneliti sekaligus
pengampu mata pelajaran Fikih di MTs Al-Iman Kota Magelang. Pada
siklus 1 ini observasi dilaksanakan di kelas VII B MTs Al-Iman kota
39
Magelang pada tanggal 23 Nopember 2010 dalam siklus ini, solusi yang
diperoleh dari tahap refleksi pada tahap pra siklus sebagai tindakan untuk
mengatasi masalah-masalah dalam pelaksanaan pembelajaran mata
pelajaran Fikih di kelas kaitannya dengan meningkatkan hasil belajar
siswa.
Peneliti dan kolaborator yaitu guru mitra/ guru Mata pelajaran Fikih
kelas VII B di MTs Al-Iman Kota Magelang sebelum melaksanakan
tindakan pada tahap siklus 1 melakukan diskusi terlebih dahulu tentang
tindakan yang akan diambil untuk menyelesaikan permasalahan yanag
didapat pada tahap pra siklus terutama bagaimana menciptakan suasana
belajar yang tidak menjenuhkan yang akan membawa dampak hasil
belajar peserta didik. Tindakan tersebut kemudian didiskusikan dengan
kolaborator untuk menjadi alternatif pemecahan masalah. Tindakan
tersebut adalah sebagai berikut :
1. Melaksanakan pembelajaran yang ada di kelas dengan pembelajaran
role play
2. Meninjau kembali rencana pelaksanaan pembelajaran pada tahap pra
siklus
3. Pembelajaran akan lebih ditekankan pada keaktifan siswa sehingga
memahami inti peran dan bagi siswa yang tidak bermain peran
mengamati jalan cerita dengan membuat catatan dari informasi yang
didapat.
4. Setelah simulasi bermain peran selesai, sebelum kelompok yang
bermain peran duduk di kursinya masing-masing, siswa yang tidak
bermain peran memberikan tanggapannya atas penampilannya.
5. Guru mengajak diskusi para siswa dengan melempar pertanyaan
berkaitan dengan materi tersebut.
Dari hasil penelitian tentang meningkatkan hasil belajar melalui
pembelajaran Role Play pokok bahasan sholat berjamaah pada siklus 1
siswa kelas VII B MTs Al-Iman Kota Magelang diperoleh data :
40
Tabel. 4.3
Tes Akhir Pada Siklus 1
No Nama Siswa Jenis
Kelamin Nilai
1 Aditya Dwi Prakoso L 70 2 Adnani Hendrika Utami P 65 3 Afidiah Trisnawati P 70 4 Ahmad Fitra Ramadhan L 60 5 Alis Hamam SN L 80 6 Arif Dwi Prasetyo L 65 7 Arifin L 60 8 Bareta Nurasati M P 85 9 Bayu Pratama L 75
10 Budi Prasetyo L 75 11 Dwi Sania P 70 12 Indra Ade Pratama L 60 13 Erni Dwi Nandani P 70 14 Fajar Wijayanto L 65 15 Febrina Wahyu Roswanti P 80 16 Gilang Adhitya L 65 17 Hitusi Ericka Firdaus L 70 18 Inggit Trisna Minartika P 75 19 Linda subekti P 65 20 Marselino Akna Aldo P L 70 21 Mitha Christiana Sari P 80 22 Muhammad Yasir Gus Ali L 75 23 Nova Savitri P 80 24 Rani Mustika Wati P 85 25 Reno Zrenovski L 65 26 Restu Dwi Hastuti P 80 27 Riyan Saiful Anam L 65 28 Rifki Dwi Saputro L 70 29 Risma Riscova P 80 30 Sagita Mulyantoro P L 70
Jumlah 2145 Rata-Rata 71,5
41
Table 4.4
Rekapitulasi Hasil Post Tes Siklus 1
Hasil Post Tes Siklus 1
Nilai Tertinggi 85
Nilai Terendah 60
Rata-Rata Nilai 71,5
Prosentase Keberhasilan Belajar 66,6%
Berkaitan dengan hasil tes akhir yang dilakukan di akhir pembelajaran
pada Siklus 1 didapat bahwa rata-rata hasil belajar pada tahap siklus 1
yaitu 71,5. Sudah terjadi peningkatan hasil belajar siswa pada siklus 1 ini,
namun dari data yang diperoleh ada 10 peserta didik yang belum
meningkat sedangkan rata-rata hasil belajar klasikal 66,6% yang berada
dibawah standar 85%. Ini menunjukkan penelitian ini belum maksimal
dan masih perlu diadakan perbaikan.
Setelah observasi selesai dilaksanakan peneliti bersama guru mitra
sebagai kolaborator dalam Penelitian tindakan kelas pada siswa kelas VII
B MTs Al-Iman Kota Magelang, kemudian mengadakan diskusi berkaitan
dangan pelaksanaan metode pembelajaran role play untuk membahas
tentang hal-hal yang harus diperbaiki berkaitan dengan pelaksanaan
pembelajaran di kelas.
Setelah selesai melaksanakan pembelajaran pada siklus 1 ini guru
bersama peneliti melaksanakan refleksi terhadap pelaksanaan
pembelajaran tersebut dengan mendiskusikan kendala/masalah yang
dihadapi ketika berada di kelas. Dari hasil evaluasi siklus menghasilkan
beberapa catatan yang harus direfleksikan pada pelaksanaan pembelajaran
tahap siklus 2. Pada tahap siklus 1 ini sudah menunjukkan peningkatan
hasil belajar siswa, namun masih belum maksimal. Ada beberapa hal yang
menyebabkan kurang maksimalnya pembelajaran pada siklus 1
disebabkan diantaranya :
42
1. Masih ditemukannya siswa yang memanfaatkan kesempatan
pembelajaran ini untuk bermain, dibuktikan dengan mereka tidak
mengamati kelompok yang sedang melaksanakan peran
2. Ada siswa yang merasa malu untuk melaksanakan peran yang
ditujukan kepadanya sehingga saling lempar peran
3. Dalam pelaksanaan peran, masih terdapat siswa yang kurang
memahami perannya sehingga menjadi asal-asalan dan bercanda
dengan kelompoknya
Meskipun ada hal-hal yang tidak diharapkan muncul dalam
pembelajaran, namun hal ini yang dapat dijadikan pertimbangan untuk
masuk ke siklus 2 agar hasil belajar yang diharapkan dapat tercapai
dengan melakukan perbaikan-perbaikan.
3. Analisis Penelitian Tindakan Siklus 2
Seperti pada tahap pra siklus dan siklus 1, observasi dilaksanakan oleh
peneliti dan guru mitra sebagai kolaborator untuk berupaya meningkatan
hasil belajar siswa khusunya pada mata pelajaran Fikih materi sholat
berjamaah. Harapannya bahwa penelitian ini akan berdampak pada hasil
belajar dan pemahaman terhadap materi pelajaran yang menjadi pokok
bahasan. Pada siklus 2 ini dilakukan di kelas VII B Siswa MTs Al-Iman
Kota Magelang pada tanggal 30 Nopember 2010. Tindakan yang
dirumuskan pada siklus 1 di atas akan diterapkan pada siklus 2.
Metode yang digunakan pada siklus 2 ini sama dengan tindakan pada
siklus 1, yaitu menggunakan metode role play.
Langkah perbaikan yang dilakukan antara lain :
1. Sebelum pelaksanaan tindakan, guru memberikan informasi bahwa
bagi kelompok yang perannya bagus dan sesuai dengan materi yang
diajarkan akan mendapatkan penghargaan atau hadiah. Ini bertujuan
agar siswa dapat termotivasi dan serius dalam melaksanakan tugasnya
2. Guru lebih memperhatikan aktivitas siswa yang melakukan peran dan
siswa yang mengamati sehingga semua siswa dapat terpantau dan
tidak lagi bercanda.
43
Dari hasil penelitian tentang meningkatkan hasil belajar siswa
melalui metode role play pokok bahasan Sholat berjamaah pada siklus 2
siswa kelas VII B MTs Al-Iman Kota Magelang diperoleh data sebagai
berikut :
Tabel. 4.5 Tes Akhir pada Siklus 2
No Nama Siswa Jenis
Kelamin Nilai
1 Aditya Dwi Prakoso L 75 2 Adnani Hendrika Utami P 70 3 Afidiah Trisnawati P 80 4 Ahmad Fitra Ramadhan L 75 5 Alis Hamam SN L 85 6 Arif Dwi Prasetyo L 80 7 Arifin L 75 8 Bareta Nurasati M P 90 9 Bayu Pratama L 80
10 Budi Prasetyo L 80 11 Dwi Sania P 75 12 Indra Ade Pratama L 65 13 Erni Dwi Nandani P 85 14 Fajar Wijayanto L 70 15 Febrina Wahyu Roswanti P 85 16 Gilang Adhitya L 85 17 Hitusi Ericka Firdaus L 80 18 Inggit Trisna Minartika P 100 19 Linda subekti P 90 20 Marselino Akna Aldo P L 75 21 Mitha Christiana Sari P 90 22 Muhammad Yasir Gus Ali L 80 23 Nova Savitri P 90 24 Rani Mustika Wati P 85 25 Reno Zrenovski L 70 26 Restu Dwi Hastuti P 90 27 Riyan Saiful Anam L 65 28 Rifki Dwi Saputro L 80 29 Risma Riscova P 90 30 Sagita Mulyantoro P L 75
Jumlah 2415 Rata-Rata 80.5
44
Table 4.6
Rekapitulasi Hasil Post Tes Siklus 2
Hasil Post Tes Siklus 2
Nilai Tertinggi 100
Nilai Terendah 65
Rata-Rata Nilai 80,5
Prosentase Ketuntasan Belajar 93,3%
Berkaitan dengan hasil akhir yang dilaksanakan di akhir pembelajaran
pada siklus 2 didapat bahwa rata-rata nilai hasil tes pada siklus 2 yaitu
80,5 yang berada di atas standar yang ditentukan yaitu di atas 70. Dari
data yang diperoleh pada tahap siklus 2 yaitu ada 2 peserta didik yang
belum berhasil mengalami peningkatan sedangkan rata-rata keberhasilan
belajar klasikal adalah 93,3% yang berada di atas standar 85%. Berbeda
dengan penelitian sebelumnya, penelitian pada siklus 1 ini siswa yang
belum berhasil ada 10 siswa. Dari 2 siswa yang belum berhasil tersebut,
akan kembali dicari permasalahanya, guru dan peneliti melakukan diskusi
dan sekaligus mencari pemecahannya.
Keberhasilan pada siklus ini ada beberapa faktor yang menyebabkan
meningkatnya hasil belajar siswa, antara lain :
1. Peserta didik lebih termotivasi untuk melaksanakan perannya dalam
pembelajaran. Hal ini ditandai dengan siswa kelihatan lebih
bersemangat dalam menghayati perannya dan lebih tepat dalam
mengerjakan tugas dibandingkan dengan tindakan siklus 1.
2. Kerja kelompok siswa sudah mulai kompak dan terarah
3. Kelompok yang melakukan peran sudah tidak takut dan malu-malu
lagi. Mereka banyak yang tampil berani
4. Siswa sudah lebih memahami materi dan tugasnya dalam
melaksanakan peran
45
5. Guru selalu memberikan bimbingan dan pengarahan selama
pembelajaran
6. Pembelajaran menjadi menyenangkan karena bervariasi dan
melibatkan anak secara langsung dan tidak monoton di kelas yang
menjenuhkan
4. Analisis Penelitian Paska Tindakan Pelaksanaan Siklus
Hasil diskusi tersebut berkaitan dengan pembahasan hasil tindakan
dari tahap pra siklus, siklus 1 dan siklus 2 yaitu hasil tes akhir
menunjukkan peningkatan dari tahap pra siklus, siklus 1 dan siklus 2
dapat ditunjukkan pada tabel berikut :
Tabel 4.7 Perbandingan Rata-Rata Tes Akhir dan Prosentase
Peningkatan Hasil Belajar Klasikal Pada Tahap Pra Siklus,
Siklus 1 dan Siklus 2
No Pelaksanaan Siklus Rata-Rata Prosentase (%)
Peningkatanan Hasil
Belajar Klasikal
1 Pra Siklus 59 30%
2 Siklus 1 71,5 66,6%
3 Siklus 2 80,5 93,3%
Dari perolehan hasil belajar siswa pada tahap pra siklus dan siklus 1
terlihat adanya peningkatan rata-rata nilai tes siswa yaitu 71,5 dari tahap
pra siklus yang semula 59. Sedangkan pada tahap siklus 2 rata-rata nilai
meningkat sebesar 80,5. Dari yang semula yaitu hanya 71,5. Ini
menunjukkan bahwa penggunaan metode role play yang dilaksanakan
pada tindakan siklus 1 dan siklus 2 menunjukkan peningkatan hasil
belajar siswa pada mata pelajaran fiqih siswa kelas VII B MTs Al-Iman
Magelang.
46
C. Keterbatasan Penelitian
1. Penelitian Tindakan kelas yang dilaksanakan pada MTs Al-Iman Kota
Magelang mencoba menerakan metode pembelajaran role play sebagai
upaya meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Fikih.
Merupakan keterbatasan penelitian diantaranya cara memperoleh data
dari penelitian tersebut. Peneliti harus mengamati secara langsung , maka
peneliti yang dibantu oleh kolaborator atau guru mitra harus bekerja keras
untuk memperoleh data dan mengetahui tingkat perkembangan yang
dialami oleh peserta didik selama metode pembelajaran tersebut
diterapkan. Namun menjadi sebuah kelebihan dengan meneliti dapat
melihat langsung aktifitas pembelajaran dengan menggunakan metode
pembelajaran role play.
2. Waktu yang relatif pendek sehingga ada 2 anak yang belum tuntas pada
siklus 2 dan perlu mengikuti remidial . Selain itu, hasil penelitian, kurang
maksimal
3. Penelitian ini hanya pada ruang lingkup materi sholat berjamaah sehingga
materi lain juga perlu dilakukan tindakan yang serius dalm pembelajaran.
47
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pembahasan dan penelitian tindakan yang telah peneliti
tuangkan dalam penulisan skripsi ini, maka dapat disimpulakan bahwa dalam
rangka mencapai tujuan pembelajaran, guru diharapkan menggunakan metode
yang tepat dalam pelaksanaan pembelajarannya, tentunya dengan
memperhatikan kesesuaian metode pembelajaran dengan materi pelajaran.
Keberhasilan penerapan metode role play yang digunakan pada pelajran
fiqih khususnya pada materi sholat berjamaah pada siswa kelas VII B MTs
Al-Iman Kota Magelang terbukti dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
Peningkatan hasil belajar siswa dalam pelajaran fiqih ditunjukkan pada
nilai rata-rata kelas yang pada tindakan pra siklus hanya mencapai nilai rata-
rata 59 dan banyak anak yang hasil belajarnya belum meningkat karena KKM
yang ditetapkan di madrasah adalah 70 dan kebehasilan secara klasikal hanya
30%, kemudian dilaksanakan siklus 1 menggunakan metode role play nilai
rata-rata kelas naik menjadi 71,5 dan anak yang hasil belajarnya belum
meningkat ada 10 siswa dan keberhasilan secara klasikal mencapai 66,6%.
Setelah dilakukan tindakan siklus 2 ternyata hasil belajar siswa meningkat
menjadi rata-rata 80,1 dan keberhasilan secara klasikal menjadi 93% dari
85%. Ini menunjukkan metode role play yang diterapkan pada mata pelajaran
fikih khususnya materi sholat berjamaah dapat meningkatkan hasil belajar
siswa.
B. Saran-Saran
Setelah meneliti tentang “Upaya Peningkatan Hasil Belajar Pada Mata
Pelajaran Fikih Melalui Metode Role Play (studi tindakan kelas pada kelas
VII B MTs Al-Iman Kota Magelang Tahun Pelajaran 2010/2011)”, penulis
mengajukan beberapa saran berikut :
48
1. Kepada guru fikih di MTs Al-Iman Kota Magelang agar melakukan
remedial bagi siswa yang belum tuntas pada materi sholat berjamaah
2. kepada semua guru hendaknya dapat menggunakan metode pembelajaran
yang tepat dan efisien dalam proses pembelajarannya agar siswa merasa
senang dan tidak cepat merasa jenuh dalam menerima pelajaran
3. Sekolah hendaknya menyediakan alat-alat peraga yang menunjang
keberhasilan metode pembelajaran.
C. Penutup
Berkat bimbingan, anugerah dan rahmat-Nya penulis bisa menyelesaikan
penulisan skripsi ini, harapan penulis semoga jerih payah ini ikhlas karena
Allah SWT dan dapat bermanfaat bagi kemajuan ilmu pengetahuan.
Meskipun demikian penulis sangat menyadari bahwa dalm penulisan ini
masih banyak sekali kekurangan. Oleh karena itu penulis sangat
mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi kesempuranaan pada
penulisan selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA
Aly, Hary Noer. 2000. Watak Pendidikan Islam. Jakarta : Friska Agung Insani.
Ambarjaya, Beni S. 2008. Model-Model Pembelajaran Kreatif. Bandung : Tinta
Emas.
Asrori, Mohammad. 2008. Penelitian Tindakan Kelas. Bandung : CV Wacana
Prima.
Aziz, Moh Saefulloh. 2005. Fiqih Islam Lengkap : Pedoman Hukum Ibadat Umat
Islam Dengan Berbagai Permasalahannya. Surabaya : Terbit Terang.
Ash Shiddieqy.2001.Teungku Muhammad Hasbi. Pengantar Hukum Islam.
Semarang : PT Pustaka Rizki Putra.
Ahadiniyati dalam Metode Role Play, http://blogspot2011.com/ kamis, 24
Februari 2011
Fiqih Madrasah Tsanawiyah kelas VII. Depag Provinsi Jawa Tengah (Semarang :
PT Karya Toha Putra, 2004)
Hamali, Oemar k, 2004. Proses Belajar Mengajar. Jakarta : Bumi Aksara
http://indoskripsi.blogspot. Minggu, 20 Maret 2010, Jam 17.00 WIB
http://indoskripsi.blogspot.// Jum’at, 18 Maret 2011. Jam 20.00 WIB
Joesoef, Soelaeman.2002. Konsep Dasar Pendidikan Luar Sekolah,
(Jakarta:Ciputat Press)
Mazayanah, Ulfatul. Prestasi Belajar Fiqih Kelas I Melalui Metode Demonstrasi
MI Subah Batang Tahun 2009
Poster, Cyril. 2000. Gerakan Menciptakan Sekolah Unggul. Jakarta : Lembaga
Indonesia Addaya.
Rasyid, Harun & Mansur. 2008. Penilaian Hasil Belajar. Bandung : CV Wacana
Prima.
Rasyad, Aminuddin.2003. Teori Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : UHAMKA
Press,
Salasa, A.Ridwan. http://blogspot// Senin, 23 Febrauari 2011.
Sanaky, Hujairah. 2009. Media Pembelajaran. Yogyakarta : Safiria Insania Press.
Sudrajat. Hasil Belajar SKI melalui Pembelajaran Aktif Role Playing Materi
Pokok Dinasti Ayyubiyah pada Siswa kelas IX F MTs Al Ansor Gunung Pati
Semarang Tahun Ajaran 2009/2010.
Sumiati & Asra. 2008. Metode Pembelajaran. Bandung : CV Wacana Prima.
Susilana, Rudi. 2008. Media Pembelajaran : Hakikat, Pengembangan,
Pemanfaatan, dan Penilain. Bandung : CV Wacana Ilmu.
W.J.S. Poerwadarminta.1982. Kamus Umum Bahasa Indonesia, (Jakarta : Balai
Pustaka)
Sudjana, Nana.1999. Penilaian Hasil Belajar Mengajar, (Bandung: PT Rosda
Karya
Syah, Muhibbin. Psikologi Belajar. (Jakarta : Logos Wacana Ilmu, 2001).
T. Ibrahim.2008. Penerapan Fiqih untuk kelas VII Madrasah Tsanawiyah. (Solo :
PT Tiga Serangkai)
Yamin, Martinis. 1996. Profesionalisme Guru dan Implementaisnya. (Semarang :
PT Karya Toha Putra,)
SOAL EVALUASI SIKLUS 1I
Nama : ... Mata Pelajaran : Fiqih
Kelas : VII B Waktu :
Pilihlah jawaban yang paling tepat dengan memberi tanda silang (x) pada salah satu
huruf a, b, c dan d !
1. Adzan menurut bahasa berarti…
a. suara
b. penggilan
c. bunyi
d. Imbauan
2. Menurut Sunnah Rasulullah saw, azan
dikumandangkan untuk ...
a. panggilan shalat
b. panggilan untuk shalat sunah
c. seruan untuk semua jenis shalat
d. panggilan shalat berjamaah
3. Nama muazin yang terkenal pada masa
rosulullah saw adalah
a. Umayah bin Bilal
b. Bilal bin Rabbah
c. Ummayah bin khalaf
d. Ali bin Abi Thalib
4. Ketika muazin mengumandangkan adzan
“hayya alal falah”, maka yang mendengar
disunahkan membaca…
a. bismillahirrohmanirrohim
b. alhamdulillah
c. subhanallah
d. la haula wala quwwata illa billah
5. Dikumandangkannya ikamah sebagai
pertanda…
a. panggilan shalat
b. Sudah hadirnya imam shalat
c. akan dimulainya shalat berjamaah
d. kebesaran Allah SWT
6. Karena imam shalat berjamaah dijadikan
sebagai panutan, gerakan makmum harus..
a. mendahului imam
b. sama dengan imam
c. mengikuti (tidak mendahului) imam
d. Sesuai dengan keinginannya
7. Yang berhak mengumandangkan adzan
ketika sholat berjamaah di masjid adalah…
a. imam shalat
b. anak-anak
c. jamaah yang melakukan shalat sunnah
d. orang yang dapat mengumandangkan
ikamah
8. Hukum Shalat berjamaah bagi kaum laki-
laki adalah..
a. sunnah
b. sunnah muakad
c. wajib
d. mubah
9. Jika seorang muslim memasuk masjid dan
melihat shalat telah dimulai, ia harus…
a. menunggu imam selesai shalat
b. segera mengikuti gerakan imam
c. diam saja
d. melaksanakan sholat sendirian
10. Salah satu prioritas menjadi seorang imam
dalam shalat adalah…
a. membaca al-qur’an dengan fasih
b. mempunyai pedidikan tinggi
c. orang kaya didaerahnya
d. orang yang paling muda
11. Shalat yang dilakukan oleh orang banyak
secara bersama-sama dapat dikatakan
shalat berjamaah apabila…
a. dilakukan di rumah
b. selesainya tidak bersamaan
Lampiran
c. tidak dilakukan di masjid jami’
d. ada yang menjadi imam dan makmum
12. Apabila shalat berjamaah hanya terdiri dari
atas 2 orang laki-laki semua posisi
makmum adalah…
a. berdiri disamping kiri imam
b. berada dibelakang imam
c. berdiri berdampingan disebelah kanan
imam
d. di depan imam
13. Shalat berjamaah yang makmumya adalah
wanita semua, dan hanya imam yang
berjenis kelamin laki-laki dewasa maka
hukum shalatnya adalah...
a. sah
b. harus diulang
c. tidak sah
d. makruh
14. Makmum masbuk adalah sebutan bagi…
a. imam yang terlambat
b. makmum yang terlambat mengikuti
shalat berjamaah
c. makmum yang mendahului gerakan
imam
d. makmum yang menyamakan gerakan
imam
15. Ketika imam sedang rukuk dan makmum
masbuk segera mengikuti bertakbirotul
ikhram dan imam sehingga dapat
mengikuti rukuk secara sempurna maka..
a. ia telah mendapat satu rakaat
b. ia telah mendapat dua rakaat
c. ia telah selesai menjalankan shalat
d. ia tetap saja tertinggal sehingga harus
mengulang
16. Seorang makmum telah tertinggal
sebanyak 2 rakaat ketika sholat magrib, dia
kemudian mengikuti gerakan imam pada
rakaat ketiga, maka untuk
menyempurnakan shalatnya maka ia
harus…
a. kekurangan shalat disempurnakan ketika
imam belum salam
b. kekurangan shalat disempurnakan
setelah imam sudah salam
c. mengikuti imam melakukan salam
d. mengulang dari rakaat pertama
17. Jika imam shalat lupa gerakan shalatnya
maka makmum laki-laki
mengucapkan..
a. Subhanallah
b. La ila ha illalah
c. Al lahu akbar
d. innalillahi
18. Apabila makmum terdiri atas laki-laki
dewasa, anak laki-laki, dan wanita dewasa
maka saf yang benar adalah…
a. urutannya laki-laki dewasa, wanita
dewasa, anak laki-laki
b. urutannya wanita dewasa, anak laki-laki,
laki-laki dewasa
c. urutannya sejajar semua antara laki-laki
dewasa, wanita dan anak laki-laki
d. urutannya laki-laki dewasa, anak laki-
laki, wanita dewasa
19. Ketika yang menjadi imam adalah seorang
perempuan sedangkan makmumnya ada
remaja laki-laki maka hukum shalatnya …
a. tidak sah
b. sah
c. makruh
d. Mubah
20. Apabila jamaah khusus perempuan dan
yang menjadi imam adalah perempuan,
maka shalatnya…
a. tidak sah
b. sah
c. makruh
d. mubah
KUNCI JAWABAN SOAL SIKLUS II
NO JAWABAN NO JAWABAN NO JAWABAN NO JAWABAN
1 B 6 C 11 D 16 B
2 D 7 D 12 C 17 A
3 B 8 B 13 A 18 D
4 D 9 B 14 B 19 A
5 C 10 A 15 A 20 B
SOAL EVALUASI SIKLUS I
Nama : ... Mata Pelajaran : Fiqih
Kelas : VII B Waktu :
Pilihlah jawaban yang paling tepat dengan memberi tanda silang (x) pada salah satu
huruf a, b, c dan d !
1. Adzan menurut bahasa berarti…
a. suara
b. penggilan
c. bunyi
d. Imbauan
2. Menurut Sunnah Rasulullah saw, azan
dikumandangkan untuk ...
a. panggilan shalat
b. panggilan untuk shalat sunah
c. seruan untuk semua jenis shalat
d. panggilan shalat berjamaah
3. Nama muazin yang terkenal pada masa
rosulullah saw adalah
a. Umayah bin Bilal
b. Bilal bin Rabbah
c. Ummayah bin khalaf
d. Ali bin Abi Thalib
4. Ketika muazin mengumandangkan
adzan “hayya alal falah”, maka yang
mendengar disunahkan membaca…
a. bismillahirrohmanirrohim
b. alhamdulillah
c. subhanallah
d. la haula wala quwwata illa billah
5. Dikumandangkannya ikamah sebagai
pertanda…
a. panggilan shalat
b. Sudah hadirnya imam shalat
c. akan dimulainya shalat berjamaah
d. kebesaran Allah SWT
6. Karena imam shalat berjamaah
dijadikan sebagai panutan, gerakan
makmum harus..
a. mendahului imam
b. sama dengan imam
c. mengikuti (tidak mendahului) imam
d. Sesuai dengan keinginannya
7. Yang berhak mengumandangkan adzan
ketika sholat berjamaah di masjid
adalah…
a. imam shalat
b. anak-anak
c. jamaah yang melakukan shalat
sunnah
d. orang yang dapat mengumandangkan
ikamah
8. Hukum Shalat berjamaah bagi kaum
laki-laki adalah..
a. sunnah
b. sunnah muakad
c. wajib
d. mubah
9. Jika seorang muslim memasuk masjid
dan melihat shalat telah dimulai, ia
harus…
a. menunggu imam selesai shalat
b. segera mengikuti gerakan imam
c. diam saja
d. melaksanakan sholat sendirian
10. Salah satu prioritas menjadi seorang
imam dalam shalat adalah…
a. membaca al-qur’an dengan fasih
b. mempunyai pedidikan tinggi
c. orang kaya didaerahnya
d. orang yang paling muda
Lampiran
11. Shalat yang dilakukan oleh orang
banyak secara bersama-sama dapat
dikatakan shalat berjamaah apabila…
a. dilakukan di rumah
b. selesainya tidak bersamaan
c. tidak dilakukan di masjid jami’
d. ada yang menjadi imam dan
makmum
12. Apabila shalat berjamaah hanya terdiri
dari atas 2 orang laki-laki semua posisi
makmum adalah…
a. berdiri disamping kiri imam
b. berada dibelakang imam
c. berdiri berdampingan disebelah
kanan imam
d. di depan imam
13. Shalat berjamaah yang makmumya
adalah wanita semua, dan hanya imam
yang berjenis kelamin laki-laki dewasa
maka hukum shalatnya adalah...
a. sah
b. harus diulang
c. tidak sah
d. makruh
14. Makmum masbuk adalah sebutan
bagi…
a. imam yang terlambat
b. makmum yang terlambat mengikuti
shalat berjamaah
c. makmum yang mendahului gerakan
imam
d. makmum yang menyamakan gerakan
imam
15. Ketika imam sedang rukuk dan
makmum masbuk segera mengikuti
bertakbirotul ikhram dan imam
sehingga dapat mengikuti rukuk secara
sempurna maka..
a. ia telah mendapat satu rakaat
b. ia telah mendapat dua rakaat
c. ia telah selesai menjalankan shalat
d. ia tetap saja tertinggal sehingga harus
mengulang
16. Seorang makmum telah tertinggal
sebanyak 2 rakaat ketika sholat magrib,
dia kemudian mengikuti gerakan imam
pada rakaat ketiga, maka untuk
menyempurnakan shalatnya maka ia
harus…
a. kekurangan shalat disempurnakan
ketika imam belum salam
b. kekurangan shalat disempurnakan
setelah imam sudah salam
c. mengikuti imam melakukan salam
d. mengulang dari rakaat pertama
17. Jika imam shalat lupa gerakan
shalatnya maka makmum laki-laki
mengucapkan..
a. Subhanallah
b. La ila ha illalah
c. Al lahu akbar
d. innalillahi
18. Apabila makmum terdiri atas laki-laki
dewasa, anak laki-laki, dan wanita
dewasa maka saf yang benar adalah…
a. urutannya laki-laki dewasa, wanita
dewasa, anak laki-laki
b. urutannya wanita dewasa, anak
laki-laki, laki-laki dewasa
c. urutannya sejajar semua antara
laki-laki dewasa, wanita dan anak
laki-laki
d. urutannya laki-laki dewasa, anak
laki-laki, wanita dewasa
19. Ketika yang menjadi imam adalah
seorang perempuan sedangkan
makmumnya ada remaja laki-laki maka
hukum shalatnya …
a. tidak sah
b. sah
c. makruh
d. Mubah
20. Apabila jamaah khusus perempuan dan
yang menjadi imam adalah perempuan,
maka shalatnya…
a. tidak sah
b. sah
c. makruh
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
SIKLUS I
Nama Madrasah : MTs Al-Iman Kota Magelang
Mata Pelajaran : Fiqih
Kelas/ Semester : VII / I
Alokasi Waktu : 2 x 40 Menit
Standar Kompetensi : Melaksanakan Tata Cara Adzan, Iqamah dan Shalat
berjamaah
Kompetensi Dasar : 1.1. Menjelaskan Ketentuan Shalat Berjamaah
Indikator :
1. siswa dapat menjelaskan pengertian sholat berjamaah
2. siswa dapat menunjukkan dalil sholat berjamaah
3. siswa dapat menjelaskan syarat menjadi imam
4. siswa dapat menjelaskan syarat menjadi makmum
5. siswa dapat menjelaskan cara sholat berjamaah
6. siswa dapat menjelaskan shaf (barisan) dalam shalat berjamaah
7. siswa dapat mempraktikan sholat berjamaah
I. Tujuan Pembelajaran
II. Materi Pokok / Pembelajaran
III. Metode Pembelajaran
Role Play digunakan dalam pelaksanaan adzan, ikamah, sholat berjamaah,
beserta pengaturan shaf (barisan) dalam shalat berjamaah
Setelah pembelajaran, diharapkan siswa dapat memahami dan
melaksanakan sholat berjamaah dengan baik dan benar
Shalat Berjamaah
IV. Langkah-langkah Pembelajaran
Kegiatan Pembelajaran
Pengorganisasian
Alokasi
Waktu
Siswa
1. Kegiatan Awal
- Salam pembuka, Presensi, Apersepsi
5 menit
k
2. Kegiatan Inti
- Guru menjelaskan materi tentang pengertian makmum
masbuk dan cara mengingatkan imam yang lupa
- Guru membuat kelompok yang beranggotakan 10 siswa
- Setelah dibuat kelompok, masing-masing kelompok
diberikan tugas untuk menunjuk sebagai muadzin,
imam dan yang lain adalah makmum, dan makmum
masbuk, makmum yang mengingatkan imam yang lupa
- Menginstrusksikan kepada setiap kelompok untuk
mempersiapkan diri menuju ke mushalla untuk bermain
peran sesuai dengan petunjuk guru
- Pelaksanaan bemain peran oleh kelompok
- Guru memberikan penjelasan dan kesimpulan tentang
pelaksanaan praktik bermain peran yang telah
dilakukan oleh setiap kelompok
50 menit
3. Kegiatan Penutup
- Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk
bertanya tentang materi yang belum dipahami
- Evaluasi dan tindak lanjut
5 menit
20 menit
k
k
V. Alat dan sumber belajar
- Buku Pelajaran Fiqih kelas VII
- LKS Fiqih Kelas VII
- Mukena untuk siswa perempuan
- Buku dan peralatan tulis
VI. Evaluasi/Penilaian
No Teknik Bentuk Instrumen Contoh Instrumen
1 Penilaian Proses Lembar
pengamatan
2 Tes tertulis Pilihan Ganda 1. Hukum Shalat
berjamaah bagi
kaum laki-laki
adalah..
a. sunnah
b. sunnah muakad
c. wajib
d. mubah
Magelang, Nopember 2010
Guru Bidang Studi Peneliti
Hariyanto, A.Md Nur Uzlifah
Mengetahui,
Kepala MTs Al-Iman Magelang
Jojok Suparjo
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
SIKLUS II
Nama Madrasah : MTs Al-Iman Kota Magelang
Mata Pelajaran : Fiqih
Kelas/ Semester : VII / I
Alokasi Waktu : 2 x 40 Menit
Standar Kompetensi : Melaksanakan Tata Cara Adzan, Iqamah dan Shalat
berjamaah
Kompetensi Dasar : 1.2. Menjelaskan ketentuan makmum masbuk
1.3 Menjelaskan cara mengingatkan imam yang lupa
Indikator :
1. siswa dapat menjelaskan pengertian maakmum masbuk
2. siswa dapat menjelaskan cara shalat makmum masbuk
3. siswa dapat mempraktikan makmum masbuk
4. siswa dapat menjelaskan cara mengingatkan imam yang lupa
5. siswa dapat mempraktikan cara mengingatkan imam yang lupa
I. Tujuan Pembelajaran
II. Materi Pokok / Pembelajaran
III. Metode Pembelajaran
Role Play digunakan dalam pelaksanaan adzan, ikamah, sholat berjamaah,
kemudian ada makmum masbuk dan mengingatkan imam yang batal
Setelah pembelajaran, diharapkan siswa dapat memahami dan
melaksanakan sholat berjamaah dengan baik dan benar, mengetahui
makmum masbuk dan mengingatkan imam yang lupa
Shalat Berjamaah, makmum masbuk dan imam yang lupa
IV. Langkah-langkah Pembelajaran
Kegiatan Pembelajaran
Pengorganisasian
Alokasi
Waktu
Siswa
1. Kegiatan Awal
- Salam pembuka, Presensi, Apersepsi
5 menit
k
2. Kegiatan Inti
- Guru menjelaskan materi tentang pengertian shalat
berjamaah, dalil tentang sholat berjamaah
- Guru menjelaskan tentang hukum shalat berjamaah dan
syarat menjadi imam dan makmum
- Guru menjelaskan tentang pengaturan saf yang benar
dalam sholat berjamaah
- Guru membuat kelompok yang beranggotakan 10 siswa
- Setelah dibuat kelompok, masing-masing kelompok
diberikan tugas untuk menunjuk sebagai muadzin,
imam dan yang lain adalah makmum
- Menginstrusksikan kepada setiap kelompok untuk
mempersiapkan diri menuju ke mushalla untuk bermain
peran sesuai dengan petunjuk guru
- Pelaksanaan bemain peran oleh kelompok
- Guru memberikan penjelasan dan kesimpulan tentang
pelaksanaan praktik bermain peran yang telah
dilakukan oleh setiap kelompok
50 menit
3. Kegiatan Penutup
- Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk
bertanya tentang materi yang belum dipahami
- Evaluasi dan tindak lanjut
5 menit
20 menit
k
k
V. Alat dan sumber belajar
- Buku Pelajaran Fiqih kelas VII
- LKS Fiqih Kelas VII
- Mukena untuk siswa perempuan
- Buku dan peralatan tulis
VI. Evaluasi/Penilaian
No Teknik Bentuk Instrumen Contoh Instrumen
1 Penilaian Proses Lembar
pengamatan
2 Tes tertulis Pilihan Ganda 2.Ketika imam sedang rukuk
dan makmum masbuk
segera mengikuti
bertakbirotul ikhram dan
imam sehingga dapat
mengikuti rukuk secara
sempurna maka..
a. ia telah mendapat satu
rakaat
b. ia telah mendapat dua
rakaat
c. ia telah selesai menjalan-
kan shalat
d. ia tetap saja tertinggal
sehingga harusmengulang
Magelang, Nopember 2010
Guru Bidang Studi Peneliti
Hariyanto, A.Md Nur Uzlifah
Mengetahui,
Kepala MTs Al-Iman Magelang
Jojok Suparjo
LAMPIRAN – LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
1. Tabel 3.1. Jadwal Penelitian....................................................................... 26
2. Tabel 3.2. Daftar Siswa Kelas VII B MTs Al-Iman Magelang yang
digunakan sebagai sampel ........................................................ 27
3. Tabel 4.1 Tes Akhir pada Tahap Pra Siklus ............................................... 37
4. Tabel 4.2 Rekapitulasi Hasil Post Tes Pra Siklus ...................................... 38
5. Tabel 4.3 Tes Akhir Pada Siklus 1 ............................................................. 41
6. Tabel 4.4 Rekapitulasi Hasil Post Tes Siklus 1 ......................................... 42
7. Tabel 4.5 Tes Akhir pada siklus 2 .............................................................. 44
8. Tabel 4.6 Rekapitulasi Hasil Post Tes Siklus 2 ......................................... 45
9. Tabel 4.7 Perbandingan rata-rata tes akhir dan prosenstase ketuntasan
belajar klasikal pada tahap Pra Siklus, Siklus 1 dan Siklus 2 .... 46
SILABUS
Nama Madrasah : MTs Al-Iman Kota Magelang
Mata Pelajaran : Fiqih
Kelas/ Semester : VII / I
Alokasi Waktu : 2 x 40 Menit
Standar Kompetensi : Melaksanakan tata cara adzan, ikamah, dan shalat berjamaah
Kompetensi
Dasar
Materi
Pembelaja
ran
Kegiatan
Pembelajaran Indikator
Penilaian Alokasi
Waktu
Media Sumber
Belajar Jenis Bentuk Contoh
Instrumen
3.1.Menjelaskan
ketentuan sholat
berjamaah
Shalat
berjamaah
Praktek sholat
berjamaah
menggunankan
metode role
play,
kemudian
Tanya jawab
dan
memberikan
kesimpulan
1.menjelaskan pengertian
sholat berjamaah
2.menunjukkan dalil sholat
berjamaah
3.menjelaskan syarat menja-
di imam
4.menjelaskan syarat menja-
di makmum
5.menjelaskan cara sholat
berjamaah
6.menjelaskan shaf (barisan)
dalam shalat berjamaah
7.siswa dapat mempraktikan
sholat berjamaah
Tes
tertulis
Pilihan
ganda
Hukum
Shalat
berjamaah
bagi kaum
laki-laki
adalah….
a. sunnah
b. sunnah
muakad
c. wajib
d. mubah
2 x 40
menit
Lembar
observasi
siswa
- Buku
fiqih kelas
VII
- LKS
Fiqih
Kelas VII
Kompetensi
Dasar
Materi
Pembelaja
ran
Kegiatan
Pembelajaran Indikator
Penilaian Alokasi
Waktu
Media Sumber
Belajar Jenis Bentuk Contoh
Instrumen
3.2.Menjelaskan
ketentuan mak-
mum masbuk
Makmum
Masbuk
Memperagaka
n cara shalat
jamaah
makmum
masbuk
menggunakan
metode role
play
1.siswa dapat menjelaskan
pengertian maakmum
masbuk
2.siswa dapat menjelaskan
cara shalat makmum
masbuk
3.siswa dapat mempraktikan
makmum masbuk
Tes
tertulis
Pilihan
ganda
2 x 40
menit
Lembar
observasi
siswa
- Buku
fiqih kelas
VII
- LKS
Fiqih
Kelas VII
3.3. Menjelas-
kan cara meng-
ingatkan imam
yang lupa
Cara
mengingat
kan imam
yang lupa
Mempergakan
cara shalat
berjamaah dan
cara menging-
atkan imam
yang lupa
menggunakan
metode role
play
1.siswa dapat menjelaskan
cara mengingatkan imam
yang lupa
2.siswa dapat mempraktikan
cara mengingatkan imam
yang lupa
Tes
tertulis
Pilihan
ganda
2 x 40
menit
Lembar
observasi
siswa
- Buku
fiqih kelas
VII
- LKS
Fiqih
Kelas VII
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama : NUR UZLIFAH
Tempat, Tanggal Lahir : Magelang, 5 Juni 1982
Alamat Asal : Nepak Bulurejo Rt 02 Rw 01 Mertoyudan
Kab. Magelang
Jenjang Pendidikan :
1. SDN Bulurejo II, Cawang kota Magelang (1988 – 1994)
2. MTs Al-Iman Kota Magelang (1994 – 1997)
3. MA Al-Iman Kota Magelang (1997 – 2000)
4. DIII Ilmu Perpustakaan dan Informasi Islam IAIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
(2000 – 2003)
5. S1 Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang (2007 – 2011)