VER Ujian Muthmainnah Tenggelam

39
Visum et Repertum No. KS 26/VR/2003 Halaman 1 dari 8 BAGIAN KEDOKTERAN FORENSIK FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS HASANUDDIN Makassar, 27 Januari 2003 PRO JUSTITIA Visum et Repertum No. KS 26/VR/2003 Saya yang bertanda tangan di bawah ini dokter desi matias dari Bagian Kedokteran Forensik Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin, menerangkan bahwa berhubung dengan surat permintaan Visum et Repertum dari kepala kepolisian Sektor Kota Tamalate , No. Pol. M/67/I/2003/Reskrim, tertanggal dua puluh tiga januari dua ribu tiga yang ditandatangani oleh AKP Adhi nugroho NRP 567489, maka saya pada tanggal dua puluh lima januari tahun dua ribu tiga, mulai jam sembilan lewat lima puluh menit sampai jam tiga belas Waktu Indonesia Tengah di Kamar Bedah Mayat Rumah Sakit Bhayangkara Mappaoddang Makassar, telah melakukan bedah mayat laki-laki yang ditunjuk oleh polisi tersebut dimana mayat tanpa segel ini merupakan satu-satunya mayat yang terdapat dalam kamar bedah mayat tersebut……………………………. 1

Transcript of VER Ujian Muthmainnah Tenggelam

Page 1: VER Ujian Muthmainnah Tenggelam

Visum et Repertum No. KS 26/VR/2003Halaman 1 dari 8

BAGIAN KEDOKTERAN FORENSIKFAKULTAS KEDOKTERANUNIVERSITAS HASANUDDIN

Makassar, 27 Januari 2003

PRO JUSTITIA

Visum et Repertum No. KS 26/VR/2003

Saya yang bertanda tangan di bawah ini dokter desi matias dari Bagian

Kedokteran Forensik Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin, menerangkan

bahwa berhubung dengan surat permintaan Visum et Repertum dari kepala kepolisian

Sektor Kota Tamalate , No. Pol. M/67/I/2003/Reskrim, tertanggal dua puluh tiga

januari dua ribu tiga yang ditandatangani oleh AKP Adhi nugroho NRP 567489,

maka saya pada tanggal dua puluh lima januari tahun dua ribu tiga, mulai jam

sembilan lewat lima puluh menit sampai jam tiga belas Waktu Indonesia Tengah di

Kamar Bedah Mayat Rumah Sakit Bhayangkara Mappaoddang Makassar, telah

melakukan bedah mayat laki-laki yang ditunjuk oleh polisi tersebut dimana mayat

tanpa segel ini merupakan satu-satunya mayat yang terdapat dalam kamar bedah

mayat tersebut…………………………….

Penunjukkan ini sesuai dengan permintaan Visum et Repertum dari polisi tersebut di

atas yang menerangkan bahwa mayat ini adalah :……………………………………

Nama : Belum jelas……………………………………………………………

Jenis Kelamin : Laki-laki………………………………………………………………

Umur : 35 tahun………………………………………………………………

Warga Negara : Indonesia…………………………………………………………….

Alamat : Belum jelas..…………………………………………………………

Pekerjaan : Belum jelas.………………………………………………………….

Korban tersebut diketemukan pada hari Rabu tanggal dua puluh dua januari tahun dua

ribu tiga jam sembilan lewat tiga puluh menit Waktu Indonesia Bagian Tengah dalam

1

Page 2: VER Ujian Muthmainnah Tenggelam

Visum et Repertum No. KS 26/VR/2003Halaman 2 dari 8

sumur di jalan P. Kemerdekaan KM. 15/sekitar Perumahan DEPAG Makassar…….

……………………………….

Pada pemeriksaan kami dapatkan :

I. PEMERIKSAAN LUAR

1. Mayat laki-laki telah ada di atas mejah bedah mayat tertutup kantong plastik

mayat berwarna kuning dengan tulisan biru bertuliskan “Bantuan dari Yayasan

Stanley Nugroho”. Setelah dibuka mayat mengenakan kemaja lengan panjang

berwarna hijau polos bertuliskan “American Wear” pada kerahnya, celana

panjang jeans berwarna cokelat garis-garis, merk “Ivin”, pada kantong celana

kanan terdapat satu lembar uang dua puluh ribu rupiah, satu lembar uang

sepuluh ribu rupiah, lima lembar uang lima ribu rupiah, enam lembar uang

seribu rupiah dan tiga butir obat antimab, pada kantong celana kiri terdapat

satu botol kecil balsam cap kaki tiga, satu uang logam lima ratus rupiah, dan

dua uang logam seratus rupiah, dengan sarung kotak-kotak ungu……………

2. Rambut kepala hitam, lurus, sebagian sudah terlepas, terpanjang lima

sentimeter, alis mata berwarna hitam, tumbuh lebat dan mudah dicabut,

terpanjang satu sentimeter, bulu mata hitam sebagian sudah terlepas, mudah

dicabut, terpanjang nol koma dua sentimeter, kumis hitam, tumbuhnya sedang,

mudah dicabut, terpanjang nol koma lima sentimeter, jenggot hitam, sukar

dicabut, terpanjang dua centimeter…………………………………………….

3. Warna kulit sukar ditentukan, seluruh kulit sudah terkelupas, umur kira-kira

antara tiga puluh sampai empat puluh lima tahun, berat badan tidak diukur,

panjang badan seratus enam puluh satu sentimeter, gizi baik, kira-kira

termasuk bangsa Indonesia……………………………………………………

4. Kaku mayat sudah menghilang, lebam mayat tidak tampak, seluruh tubuh

berwarna hijau kehitaman dan sudah mengalami pembusukan lanjut…………..

2

Page 3: VER Ujian Muthmainnah Tenggelam

Visum et Repertum No. KS 26/VR/2003Halaman 3 dari 8

5. Mata : kelopak mata kanan terbuka, kelopak mata tertutup, kedua bola mata

sudah membusuk………………………………………………………………...

6. Hidung : bentuk luar normal, dari lubang hidung tidak ada keluar cairan………

7. Telinga : bentuk luar normal, tidak ada cairan keluar dari kedua lubang

telinga…………………………………………………………………………....

8. Mulut : bibir terbuka, bentuk ;uar normal, dari lubang mulut tidak ada keluar

cairan, gigi geligi lengkap, gusi tidak ada kelainan, lidah terjulur dan tergigit…

9. Kemaluan : laki-laki sudah disunat, panjang penis tujuh sentimeter, warna kulit

penis lebih gelap dari warna kulit sekitarnya, rambut kemaluan hitam, keriting,

lebat, terpanjang enam sentimeter, panjang zakar enam sentimeter, lingkar

zakar tujuh sentimeter, tidak ada cairan keluar dari lubang kemaluan, kantong

buah zakar membengkak dengan ukuran tiga belas kali dua belas sentimeter.

Sudah mengalami pembusukan………………………………………………….

10. Lubang pelepasan : keluar kotoran berwarna hijau kekuningan………………

11. Luka-luka pada kulit :…………………………………………………………...

a. Kulit kepala: tidak ada perlukaan……………………………………………

b. Kulit muka : kulit ari sudah terkelupas, tidak ada perlukaan ………………

c. Kulit leher : kulit ari sudah terkelupas, tidak ada perlukaan ………………

d. Kulit dada : kulit ari sudah terkelupas, tidak ada perlukaan ………………

e. Kulit dinding perut : kulit ari sudah terkelupas, tidak ada perlukaan ………

f. Kulit pinggang : kulit ari sudah terkelupas, tidak ada perlukaan ………

g. Kulit bokong : kulit ari sudah terkelupas, tidak ada perlukaan………..

h. Kulit anggota gerak : kulit ari sudah terkelupas, tidak ada perlukaan ……...

12. Tulang-tulang : tidak ada patah tulang…………………………………………..

3

Page 4: VER Ujian Muthmainnah Tenggelam

Visum et Repertum No. KS 26/VR/2003Halaman 4 dari 8

II. PEMERIKSAAN DALAM

13. Lemak berwarna kuning di bawah kulit dada setebal satu milineter, di bawah

kulit perut setebal lima millimeter. Tulang dada dan tulang iga tidak ada patah

tulang…………………………………………………………………………….

14. Kantung jantung (pericardium) : bagian yang tidak ditutupi paru-paru delapan

koma lima sentimeter, jaringan lemak sedikit, tidak ada perlengketan, tidak ada

cairan pada kantong jantung.................................................................................

15. a. Jantung ukuran empat belas sentimeter kali dua belas sentimeter kali dua

koma lima sentimeter, warna merah kehitaman, perabaan lunak, tebal otot bilik

kiri satu koma lima sentimeter, tebal otot bilik kanan nol koma lima

sentimeter, perdarahan atau bekas baji mati (infark) jantung tidak ada………....

b. Lingkar jantung (AV) kiri dua belas koma lima sentimeter dan lingkaran

jantung (AV) kanan dua belas sentimeter, katup-katup jantung normal………...

c. Nadi besar (aorta) : tidak ada kelainan………………………………………..

d. Nadi paru-paru : tidak ada kelainan…………………………………………..

e. Nada koronaria : tidak ada kelainan…………………………………………..

16. - Lidah : tidak ada kelainan…………………………………………………….

- Tonsil : tidak ada kelainan…………………………………………………….

- Kelenjar gondok : tidak ada kelainan…………………………………………

- Selaput lendir kerongkongan dan tenggorok : tidak ada kelainan……………

- Tulang lidah, tulang rawan gondok, tulang cincin tenggorok tidak ada patah

tulang…………………………………………………………………………

17. a. Rongga paru-paru : rongga paru-paru kiri terdapat cairan berwarna merah

dan encer sebanyak seratus lima puluh cc, rongga paru-paru kanan tidak ada

cairan…………………………………………………………………………….

4

Page 5: VER Ujian Muthmainnah Tenggelam

Visum et Repertum No. KS 26/VR/2003Halaman 5 dari 8

b. Selaput paru-paru : selaput paru-paru kiri terdapat perlengketan pada bagian

belakang bawah, selaput paru-paru kanan terdapat perlengketan pada bagian

depan bawah, samping, dan belakang atas………………………………………

18. a. Paru-paru kiri : ukuran dua puluh satu sentimeter kali tujuh belas koma lima

sentimeter kali dua sentimeter, berat tiga ratus dua puluh lima gram, warna

hitam, permukaan berbenjol-benjol, perabaan lunak, terdapat gelembung gas

pembusukan, bintik-bintik antrakosis tersebar di seluruh paru…………………

b. paru-paru kanan : ukuran dua puluh lima koma lima kali empat belas koma

tiga sentimeter kali dua koma dua sentimeter, berat empat ratus lima puluh

lima gram, warna hitam, permukaan berbenjol-benjol, perabaan lunak, terdapat

gelembung gas pembusukan, bintik-bintik antrakosis tersebar di seluruh

paru………………………………………………………………………………

Mikroskopis : menunjukkan nekrosis paru, tidak ditemukan benda asing pada

sediaan ini………………………………………………………………………

19. Hati : ukuran dua puluh empat koma lima sentimeter kali empat sentimeter

berat tujuh ratus delapan puluh lima gram, permukaan berbenjol-benjol, tepi

tumpul, perabaan lunak, berwarna merah kehitaman, terdapat gelembung gas

pembusukan……………………………………………………………………

20. Kantong empedu : sudah mengalami pembusukan ……………...……………

21. Rongga perut : sudah mengalami pembusukan …………………………………

22. Limpa : sudah mengalami pembusukan ………………………………………...

23. Pankreas sudah mengalami pembusukan ……………………...……………….

24. Lambung : berisi gas pembusukan…………….………………………………..

25. a. Usus dua belas jari : berisi gas pembusukan ………………..………………..

b. Usus halus : berisi gas pembusukan ………………………………………….

c. Usus besar : berisi gas pembusukan ………………………………………….

5

Page 6: VER Ujian Muthmainnah Tenggelam

Visum et Repertum No. KS 26/VR/2003Halaman 6 dari 8

26. a. Ginjal kanan : ukuran sepuluh koma lima sentimeter kali enam sentimeter

kali nol koma lima sentimeter, berat delapan puluh gram, warna merah

kecoklatan, permukaan berlubang-lubang, perabaan lunak, penampang tidak

ada kelainan……………………………………………………………………...

b. Ginjal kiri : sebelas sentimeter kali lima koma lima sentimeter kali satu

koma lima sentimeter. Warna merah kecoklatan, permukaan berlubang-lubang,

perabaan lunak, penampang tidak ada kelainan…...……………………………

27. Kandung kencing, saluran air seni ureter, dan saluran air seni urethra : tidak

ada kelainan……………………………………………………………………...

28. a. Tulang-tulang panggul : tidak ada patah tulang………….…………………...

b. Tulang-tulang belakang, tulang leher, tulang punggung, tulang ekor tidak

ada patah tulang…………………………………………………………………

c. Tulang-tulang anggota gerak : tidak ada patah tulang ……………………….

29. a. Selaput otak keras : tidak ada kelainan tertentu ……………………………...

b. Selaput otak lunak : tidak ada kelainan tertentu……..……………………….

30. a. Otak besar : membubur.………………………………………………………

b. Otak kecil : membubur………………………...……………………………...

31. Tulang-tulang tengkorak : tidak ada patah tulang……………...………………..

32. Toksikologi : tidak dilakukan pemeriksaan………………..……………………

III. RINGKASAN

Mayat laki-laki yang menurut polisi bernama belum jelas, umur 35 tahun.

Warga Negara Indonesia, alamat belum jelas, pekerjaan belum jelas, yang

diketemukan dalam sumur di Jalan P. Kemerdekaan KM. 15 / sekitar perumahan

DEPAG Makassar. Dari hasil pemeriksaan tanggal dua puluh lima januari tahun

dua ribu tiga mulai jam sembilan lewat lima puluh lima menit sampai jam tiga

6

Page 7: VER Ujian Muthmainnah Tenggelam

Visum et Repertum No. KS 26/VR/2003Halaman 7 dari 8

belas Waktu Indonesia Tengah di kamar bedah mayat rumah sakit Bhayangkara

Mappaoddang Makassar………………………………………….…………………

Pada pemeriksaan kami dapatkan mayat laki-laki telah mengalami

pembusukan lanjut, mengenakan kemeja lengan panjang warna hijau dan celana

panjang jeans warna cokelat, warna kulit sulit ditentukan, seluruh kulit sudah

terkelupas, gizi cukup, kira-kira termasuk bangsa Indonesia(1,2). Kaku mayat

sudah menghilang, lebam mayat tidak tampak, seluruh tubuh berwarna hijau

kehitaman dengan tanda-tanda pembusukan lanjut (4). Pada pemeriksaan luar tidak

didapatkan tanda-tanda kekerasan (1,12). Pada pemeriksaan dalam terdapat cairan

warna merah encer pada rongga paru-paru kiri sebanyak seratus lima puluh cc

(17.a) jantung, ginjal tidak ada kelainan (15.a,26) sedangkan otak, hati, paru-paru

dan limpa sudah mengalami pembusukan lanjut; pemeriksaan mikroskopis paru:

menunjukkan nekrosis paru, tidak ditemukan benda asing pada sediaan ini

(18,19,22,31). Tidak terdapat patah tulang di seluruh tubuh (12)………………….

IV. KESIMPULAN

Berdasarkan surat permintaan visum et repertumdari kepala kepolisian sektor

kota Tamalate No. Pol : M/67/I/2003/Reskrim, tertanggal dua puluh tiga januari

dua ribu tiga yang ditandatangani olah AKP adhi Purboyo NRP : 567489 telah

dilakukan bedah mayat atas mayat laki-laki yang menurut polisi bernama belum

jelas, umur 35 tahun, alamat belum jelas, pekerjaan belum jelas, pada tanggal dua

puluh lima januari dua ribu tiga mulai jam sembilan lewat lima puluh menit

sampai jam tiga belas Waktu Indonesia Tengah yang diketemukan pada tanggal

dua puluh tiga januari dua ribu sebelas di dalam sumur di Jalan P. Kemerdekaan

KM. 15 / sekitar perumahan DEPAG Makassar.

Dari hasil pemeriksaan dapat disimpulkan penyebab kematian tidak dapat

ditentukan karena mayat sudah mengalami pembusukan lanjut……………………

7

Page 8: VER Ujian Muthmainnah Tenggelam

Visum et Repertum No. KS 26/VR/2003Halaman 8 dari 8

V. PENUTUP

Demikian visum et repertum ini dibuat dengan penguraian sejujur-jujurnya

dengan mempergunakan pengetahuan saya yang sebaik-baiknya, serta mengingat

sumpah ketika menerima jabatan…………………………………………………..

Yang Memeriksa

dr. Desi Matias

8

Page 9: VER Ujian Muthmainnah Tenggelam

B. RESUME

1. Surat permintaan visum

Surat permintaan Visum et Repertum No. Pol. M/67/I/2003/Reskrim, dari

kepala kepolisian Sektor Kota Tamalate, AKP Adhi nugroho NRP 567489.

2. Dokter yang memeriksa

Dipimpin oleh dokter desi matias

3. Waktu dan tempat pemeriksaan bedah mayat (otopsi)

Tanggal dua puluh lima januari tahun dua ribu tiga, mulai jam sembilan lewat

lima puluh menit sampai jam tiga belas Waktu Indonesia Tengah di Kamar

Bedah Mayat Rumah Sakit Bhayangkara Mappaoddang Makassar.

4. Identitas mayat

Berdasarkan keterangan polisi, mayat laki-laki nama tidak dicantumkan, umur

35 tahun, agama tidak dicantumkan, pekerjaan tidak dicantumkan, alamat

tidak dicantumkan, warga negara tidak dicantumkan.

5. Waktu dan tempat kejadian.

Korban tersebut diketemukan pada hari rabu tanggal dua puluh dua januari

tahun dua ribu tiga jam sembilan lewat tiga puluh menit Waktu Indonesia

Bagian Tengah dalam sumur di jalan P. Kemerdekaan KM. 15/sekitar

Perumahan DEPAG Makassar.

6. Pemeriksaan luar

Pada pemeriksaan didapatkan kaku mayat sudah menghilang, lebam mayat

tidak tampak. Bola mata sudah membusuk, kelopak mata kanan terbuka,

kelopak mata kiri tertutup. Kedua lubang hidung tidak ada keluar cairan. Bibir

terbuka, lidah terjulur dan tergigit. Telinga kanan dan kiri tidak ada keluar

9

Page 10: VER Ujian Muthmainnah Tenggelam

cairan dari kedua lubang telinga. Kulit kepala tidak ada perlukaan, kulit ari

terkelupas pada muka, leher, dada, dinding perut, pinggang, bokong, anggota

gerak.

7. Pemeriksaan dalam

Pada pemeriksaan dalam didapatkan rongga paru-paru kiri terdapat cairan

berwarna merah dan encer sebanyak seratus lima puluh cc, selaput paru-paru

kiri terdapat perlengketan pada bagian belakang bawah, selaput paru-paru

kanan terdapat perlengketan pada bagian depan bawah, samping, dan belakang

atas. Paru-paru kiri warna hitam, terdapat gelembung gas pembusukan, bintik-

bintik antrakosis tersebar di seluruh paru, paru-paru kanan warna hitam,

terdapat gelembung gas pembusukan, bintik-bintik antrakosis tersebar di

seluruh paru, mikroskopis menunjukkan nekrosis paru, tidak ditemukan benda

asing. Mikroskpik jaringan hati, limpa, hati, kantong empedu, dan pankreas

sudah membusuk. Lambung, usus dua belas jari, usus halus, usus besar berisi

gas pembusukan. Otak sudah membubur.

10

Page 11: VER Ujian Muthmainnah Tenggelam

C. TINJAUAN PUSTAKA

Tenggelam adalah merupakan akibat dari terbenamnya seluruh atau

sebagian tubuh ke dalam cairan. Tenggelam merupakan salah satu bentuk

kematian asfiksia, dimana bila pada asfiksia yang lain tidak terjadi perubahan

elektrolit dalam darah, sedangkan pada tenggelam perubahan tersebut ada; baik

tenggelam dalam air tawar, maupun tenggelam dalm air asin.1

Tenggelam biasanya didefinisikan sebagai kematian akibat mati lemas

(asfiksia) disebabkan masuknya cairan ke dalam saluran pernapasan. Sebenarnya

istilah tenggelam harus pula mencakup proses yang terjadi akibat terbenamnya

korban di dalam air yang menyebabkan kehilangan kesadaran dan mengancam

jiwa.2

Beberapa istilah drowning: 2

1. Wet drowning. Pada keadaan ini cairan masuk ke dalam saluran pernapasan

setelah korban tenggelam.

2. Dry drowning. Pada keadaan ini cairan tidak masuk ke dalam saluran

pernapasan, akibat spasme laring.

3. Secondary drowning. Terjadi gejala beberapa hari setelah korban tenggelam

(dan diangkat dari dalam air) dan korban meninggal akibat komplikasi.

4. Immersion syndrome. Korban tiba-tiba meninggal setelah tenggelam dalam air

dingin akibat refleks vagal. Alkohol dan makan terlalu banyak merupakan

faktor pencetus.

Berapa lama orang yang tenggelam menemui ajalnya ditentukan oleh

keadaan lingkungannya, misalnya kondisi fisik dan kesehatan korban, sifat reaksi

korban sewaktu terbenam dan jumlah air yang terinhalasi.1

- Waktu akan menjadi lebih singkat pada terbenam yang tak diduga, kondisi

fisik yang buru serta korban yang tidak bias berenang.

- Kematian akan segera terjadi, bila kematiannya oleh karena inhibisi kardial

(cardiac inhibition)

11

Page 12: VER Ujian Muthmainnah Tenggelam

- Orang yang cepat panik akan lebih cepat tenggelam.

- Air yang dingin akan mempercepat kemayian pada orang yang terbenam, oleh

karena terjadi hypothermia; kematian pada kasus ini karena gagal jantung

(cardiac failure), oleh karena terjadi peningkatan tekanan dalam vena dan

arteri.

- Biasanya orang akan menjadi tidak sadar setelah terbenam selama 2 atau 3

sampai 10 menit, sebelum terjadi kematian korban dapat berada dalam

keadaan mati suri, sehingga upaya untuk melakukan resusitasi sering

membawa hasil baik.

Pada orang yang tenggelam, tubuh korban dapat beberapa kali berubah

posisi, umumnya korban akan tiga kali tenggelam. Ini dapat dijelaskan sebagai

berikut:1

- Pada waktu pertama kali orang “terjun” ke air, oleh karena gravitasi ia akan

terbenam untuk pertama kalinya.

- Oleh karena berat jenis tubuh lebih kecil dari berat jenis air, korban akan

timbul, dan berusaha untuk bernapas mengambil udara; akan tetapi oleh

karena tidak bisa berenang air akan masuk tertelan dan terinhalasi, sehingga

berat jenis korban sekarang menjadi lebih besar dari berat jenis air, dengan

demikian ia tenggelam untuk kedua kalinya.

- Sewaktu berada pada dasar sungai, laut, atau danau proses pembusukan akan

berlangsung dan terbentuk gas pembusukan.

- Waktu yang dibutuhkan agar pembentukan gas pembusukan dapat

mengapungkan tubuh korban adalah sekitar 7-14 hari.

- Pada waktu tubuh mengapung, oleh karena terbentuknya gas pembusukan

tubuh dapat pecah terkena benda-benda disekitarnya, digigit binatang atau

oleh karena proses pembusukan akan keluar, tubuh korban terbenam untuk

ketiga kalinya dan yang terakhir.

12

Page 13: VER Ujian Muthmainnah Tenggelam

Mekanisme tenggelam

Mekanisme pada kasus tenggelam, bukan hanya sekedar masuknya

cairan ke dalam saluran napas, akan tetapi merupakan hal yang cukup kompleks,

mekanisme tenggelam dalam air asin berbeda dengan tegggelam dalam air tawar.

Tenggelam dalam air tawar

Air tawar akan dengan cepat diserap dalam jumlah besar, terjadi

absorbs cairan masif ke dalam alveolus, dimana dalam waktu 3 menit dapat

mencapai 72% dari volume darah sebenarnya. Kerana konsentrasi elektrolit

dalam air tawar lebih rendah dari konsentrasi dalam darah, maka akan terjadi

hemodilusi darah, air masuk ke dalam aliran darah sekitar alveoli dan

mengakibatkan pecahnya sel darah merah (hemolisis).

Oleh karena terjadi perubahan biokimia yang serius, dimana kalium

dalam plasma meningkat dan natrium berkurang, juga terjadi anoksia yang hebat

pada miokardium. Hemodilusi menyebabkan cairan dalam pembuluh darah atau

sirkulasi menjadi berlebihan, terjadi penurunan tekanan sistol, dan dalam waktu

beberapa menit terjadi fibrilasi ventrikel. Jantung untuk beberapa saat masih

berdenyut dengan lemah, terjadi anoksia cerebri yang hebat, hal ini yang

menerangkan mengapa kematian terjadi dengan cepat.

Tenggelam dalam air asin

Terjadi hemokonsentrasi, cairan dari sirkulasi dapat tertarik keluar

sampai sekitar 42% dan masuk ke dalam jaringan paru-paru, sehingga terjadi

edema paru yan hebat dalam waktu yang singkat. Pertukaran elektrolit dari air

asin ke dalam darah mengakibatkan meningkatnya hematokrit dan peningkatan

kadar natrium plasma.

Fibrilasi ventrikel tidak terjadi, terjadi anoksia pada miokardium dan

disertai peningkatan viskositas darah yang menyebabkan terjadinya payah

13

Page 14: VER Ujian Muthmainnah Tenggelam

jantung. Hemolisis tidak terjadi melainkan hemokonsentrasi, sehingga tekanan

sistolik akan menetap dalam beberapa menit.

Mekanisme kematian pada korban tenggelam

1. Asfiksia akibat spasme laring

2. Asfiksia karena gagging dan choking

3. Refleks vagal

4. Fibrilasi ventrikel (dalam air tawar)

5. Edema pulmoner ( dalam air asin)

Pemeriksaan pada kasus tenggelam

Pada pemeriksaan mayat akibat tenggelam, pemeriksaan harus seteliti

mungkin agar mekanisme kematian dapat ditentukan, karena seringkali

ditemukan sudah membusuk.2

Hal penting yang perlu ditemukan pada pemeriksaan adalah : 2

1. Menentukan identitas korban

Identitas korban ditentuak dengan memeriksa antara lain :

a. pakaian dan benda-benda milik korban

b. warna distribusi rambut dan identitas lain.

c. kelainan atau deformitas dan jaringan parut

d. sidik jari

e. pemeriksaan gigi

f. teknik pemeriksaan lain

2. Apakah korban masih hidup sebelum tenggelam

Pada mayat yang masih segar, untuk menentukan apakah korban masih hidup

atau sudah meninggal pada saat tenggelam, dapat diketahui dari hasil

pemeriksaan

a. Metode yang memuaskan untuk menentukan apakah orang masih hidup

waktu tenggelam adalah pemeriksaan diatom.

14

Page 15: VER Ujian Muthmainnah Tenggelam

b. Untuk membantu menentukan diagnosis, dapat dibandingkan kadar

elektrolit magnesium darah dari bilik jantung kiri dan kanan.

c. Benda asing dalam paru dan saluran pernafasan mempunyai nilai yang

menentukan pada mayat yang terbenam selama beberapa waktu dan mulai

membusuk. Demikian pula dengan isi lambung dan usus.

d. Pada mayat yang segar, adanya air dalam lambung dan alveoli yang secara

fisik dan kimia sifatnya sama dengan air tempat korban tenggelam

mempunyai nilai yang bermakna.

e. Pada beberapa kasus , ditemukannya kadar alkohol tinggi dapat

menjelaskan bahwa korban sedang dalam keracunan alkohol pada saat

masuk ke dalam air.

3. Penyebab kematian yang sebenarnya dan jenis drowning

Pada mayat yang segar, gambaran pasca mati dapat menunjukkan tipe

drowning dan juga penyebab kematian lain seperti penyakit, keracunan atau

kekerasan lain. Pada kecelakaan di kolam renang benturan ante-mortem ( ante

mortem impact) pada tubuh bagian atas, misalnya memar pada muka,

perlukaan pada vertebra servikalis dan medulla spinalis dapat ditemukan.

4. Faktor-faktor yang berperan pada proses kematian

Faktor-faktor yang berperan pada proses kematian, misalnya

kekerasan, alkohol, atau obat-obatan dapat ditemukan pada pemeriksaan luar

atau melalui bedah mayat.

5. Tempat korban pertama kali tenggelam

Bila kematian korban berhubung dengan masuknya cairan ke dalam

saluran pernafasan, maka pemeriksaan diatom dari air tempat korban

ditemukan dapat membantu menentukan apakah korban tenggelam di tempat

itu atau di tempat lain.

6. Apakah ada penyulit alamiah yang mempercepat kematian

a. Bila sudah ditentukan bahwa korban masih hidup pada waktu masuk ke

dalam air, maka perlu ditentukan apakah kematian disebabkan karena air

15

Page 16: VER Ujian Muthmainnah Tenggelam

masuk ke dalam saluran pernafasan (tenggelam). Pada immersion,

kematian terjadi dengan cepat, hali ini mungkin disebabkan oleh sudden

cardiac arrest yang terjadi pada waktu cairan melalui saluran pernafasan

bagian atas.

Beberapa korban yang terjun dengan kaki terlebih dahulu menyebabkan

cairan dengan mudah masuk melalui hidung. Faktor lain adalah keadaan

hipersensitivitas dan kadang-kadang keracunan alkohol.

b. Bila tidak ditemukan air dalam paru-paru dan lambung, berarti kematian

seketika akibat spasme glottis, yang menyebankan cairan tidak dapat

masuk.

Waktu yang diperlukan untuk terbenam dapat bervariasi tergantung

dari keadaan sekeliling korban, keadaan masing-masing korban, reaksi

perorangan yang bersangkutan, keadaan kesehatan, dan jumlah serta sifat

cairan yang dihisap masuk ke dalam saluran pernafasan.

Korban tenggelam akan menelan air dalam jumlah yang makin lama

makin banyak, kemudian menjadi tidak sadar dalam waktu 2-12 menit

(fatal period). Dalam periode ini bila korban dikeluarkan dalam air, ada

kemungkinan masih dapat hidup bila upaya resusitasi berhasil.2

Pemeriksaan luar pada kasus tenggelam

- Penurunan suhu mayat (algor mortis) berlangsung cepat, rata-rata 50F per

menit, suhu tubuh akan sama dengan suhu lingkungan dalam waktu 5 atau 6

jam

- Lebam mayat (livor mortis) akan tampak jelas pada dada bagian depan, leher

dan kepala. Lebam nayat berwarna merah terang yang perlu dibedakan

dengan lebam mayat yang terjadi pada keracunan CO.

- Pembusukan sering tampak, kulit berwarna kehijauan atau merah gelap.

Pada pembusukan lanjut tampak gelembung-gelembung pembusukan,

16

Page 17: VER Ujian Muthmainnah Tenggelam

terutama bagian atas tubuh, dan skrotum serta penis pada pria dan labia

mayora pada wanita. Kulit telapak tangan dan kaki dapat terkelupas.

- Gambaran kulit angsa (goose-flesh, cutis anserina) sering dijumpai. Keadaan

ini terjadi selama interval antara kematian somatik dan seluler, atau

merupakan perubahan post-mortal karena terjadinya rigor mortis pada mm.

erector pili.

- Cutis anserine tidak mempunyai nilai sebagai kriteria diagnostik.

- Busa halus putih yang berbentuk jamur ( mushroom-like mass) tampak

pada mulut atau hidung atau keduanya.

17

Page 18: VER Ujian Muthmainnah Tenggelam

- Terbentuknya busa halus tersebut adalah sebagai berikut:

- Masuknya cairan ke dalam saluran pernafasan meransang terbentuknya

mukus, substansi ini ketika bercampur dengan air dan surfaktan dari

paru-paru dan terocok oleh karena adanya upaya pernafasan yang hebat.

- Pembusukan akan merusak busa tersebut dan terbentuk pseudoform yang

berwarna kemerahan yang berasal dari darah dan gas pembusukan.

- Perdarahan berbintik (petechial haemorrhages), dapat ditemukan pada

kedua kelopak mata, terutama kelopak mata bagian bawah.

- Pada pria genitalianya dapat mengerut, ereksi atau semi-ereksi;yang

tersering dijumpai semi-ereksi

- Pada lidah dapat ditemukan memar atau bekas gigitan yang merupakan

tanda bahwa korban masih hidup atau tanda sedang terjadi epilepsi

sebagai akibat dari masuknya korban ke dalam air.

- Cadaveric spasm, biasanya jarang dijumpai dan dapat diartikan bahwa

berusaha untuk tidak tenggelam, sebagaimana sering didapatkannya

dahan, batu atau rumput yang tergenggam, adanya cadaveric spasm

menunjukkan bahwa korban masih dalam keadaan hidup saat terbenam.

- Luka-luka pada daerah wajah, tangan dan tungkai depan dapat terjadi

akibat persentuhan korban dengan dasar sungai, atau terkena benda-

benda di sekitarnya. Luka-luka tersebut sering mengeluarkan “darah”

sehingga tidak jarang memberi kesan korban dianiayai sebelum

ditenggelamkan.

18

Page 19: VER Ujian Muthmainnah Tenggelam

- Pada kasus bunuh diri dimana korban dari tempat yang tinggi terjun ke

sungai, kematian dapat terjadi akibat benturan yang keras sehingga

menyebabkan kerusakan pada kepala atau patahnya tulang leher.

- Bila korban yang tenggelam adalah bayi, maka dapat dipastikan bahwa

kasusnya merupakan kasus pembunuhan.

- Bila seseorang dewasa ditemukan mati dalam empang yang dangkal,

maka harus dipikirkan kemungkinan adanya unsur tindak pidana,

misalnya setelah diberi racun korban dilempar ke tempat tersebut dengan

maksud mengacaukan penyidikan.

Pemeriksaan dalam pada kasus tenggelam

- Bila keadaan mayat telah megalami pembusukan lanjut, pemeriksaan dan

pengambilan kesimpulan menjadi sulit.

- Pemeriksaan terutama ditujukan pada sistem pernafasan, busa halus

putih dapat mengisi trakhea dan cabang-cabangnya, air juga dapat

ditemukan, demikian pula halnya dengan benda-benda asing yang ikut

terinhalasi bersama air.

19

Page 20: VER Ujian Muthmainnah Tenggelam

- Benda asing dalam trakhea dapat tampak secara makroskopik misalnya

pasir, lumpur, binatang air, tumbuhan air dan lainnya, sedangkan yang

tampak secara mikroskopik di antaranya telur cacing dan diatome

(ganggang kersik).

- Untuk mencari diatome, paru-paru harus didestruksi dahulu dengan asam

sulfat dan asam nitrat, kemudian disentrifuse dan endapannya dilihat

dibawah mikroskop.

- Pada keadaan dimana tubuh korban sudah sedemikian busuknya yaitu

sudah terbenam untuk ketiga kalinya, dan baik kulit maupun organ-organ

telah hancur, maka pemeriksaan diatome diambil dari sumsum tulang

panjang dan selanjutnya dilakukan proses yang sama.

- Pemeriksaan diatome diktakan positif bla dari sediaan paru-paru dapat

ditemukan diatome sebanyak 5 per LPB atau bila dari sumsum tulang

sebanyak 1 per LPB.

- Oleh karena diatome banyak terdapat di alam dan tergantung musim,

maka tidak ditemukannya diatome tidak dapat menyingkirkan bahwa

korban bukan mati tenggelam; relevansi diatome terbatas pada tenggelan

dengan mekanisme asfiksia.

- Adanya diatome hanya menunjukkan bahwa korban senmasa hidupnya

pernah kemasukkan ganggan kersik tersebut.

20

Page 21: VER Ujian Muthmainnah Tenggelam

- Pleura dapat berwarna kemerahan dan terdapat bintik-bintik perdarahan,

perdarahan ini dapat terjadi karena adanya kompresi terhadap septum

inter alveoli, atau oleh karena terjadinya fase konvulsi akibat kekurangan

oksigen.

- Bercak “Paltauf” berwarna biru kemerahan dan banyak terlihat pda

bagian paru-paru, yaitu pada permukaan anterior dan permukaan antar

bagian paru-paru.

- Kongesti pada larynx merupakan kelainan yang berarti, paru-paru

biasanya sangat mengembang, seringkali menutup pericardium dan pada

permukaan tampak adanya jejas dari tulang iga, pada perabaan kenyal.

- Edema dan kongesti paru-paru dapat sangat hebat sehingga beratnya

dapat mencapai 700-1000 gram, dimana berat paru-paru normal adalah

sekitar 250-300 gram.

- Paru-paru pucat dengan diselingi bercak-bercak merah diantara daerah

yang berwarna kelabu, pada pengirisan tampak banyak cairan merah

kehitaman bercampur buih keluar dari penampang tersebut, yang pada

keadaan paru-paru normal, keluarnya cairan bercampur busa tersebut

baru tampak setelah dipijat dengan dua jari

- Gambaran paru-paru seperti tersebut di atas dikenal dengan nama

“emphysema aquaosum’ atau “emphysema hydroaerique”

- Obstruksi pada sirkulasi paru-paru akan menyebabkan distensi jantung

kanan dan pembuluh vena besar dan keduanya penuh berisi darah yang

berwarna merah gelap dan cair. Tidak ada bekuan.

Test kimiawi pada kasus tenggelam.

- Gettler, menunjukkan adanya perbedaan kadar klorida dari darah yang

diambil dari jantung kanan dan jantung kiri.

- Durlacher, menyatakan tes yang lebih dipercaya adalah penentuan

perbedaan berat jenis plasma dari jantung kiri dan kanan.

21

Page 22: VER Ujian Muthmainnah Tenggelam

- Polson dan Gee, berpendapat bahwa kedua tes tersebut dapat dipakai

sebagai data konfirmatip dalam kasus tenggelam, dengan catatan

pemeriksaan dilakukan dalam beberapa jam setelah terbenam.

Analisa diatome dan isi lambung

- Pemeriksaan diatome merupakan pemeriksaan yang pada akhir-akhir ini

banyak dikerjakan, karena cukup relevan; dengan pengertian : pada

tenggelam dapat ditemukan diatome, tidak diketemukannya diatome

tidak dapat menyingkirkan bahwa kematian korban bukan karena

tenggelam.

- Pemeriksaan isi lambung : adanya pasir atau lumpur dan binatang air

serta tumbuhan bersifat menunjang.

Kematian mendadak pada tenggelam dalam air yang dingin

Mati mendadak segera setelah seseorang masuk ke dalam air dingin,

sering disinggung, walaupun tanpa penyebab langsung, oleh karena spasme

larynx atau vagal refleks yang menyebabkan cardiac arrest.1

Keadaaan tersebut, yaitu yang mendadak tadi, hanya dapat dijelaskan oleh

karena terjadinya fibrilasi ventrikel pada korban, dan dapat dibuktikan bahwa

pada orang yang masuk ke air yang dingin atau tersiram air yang dingin, dapat

menimbulkan “ventricular ectopic beat”.1

22

Page 23: VER Ujian Muthmainnah Tenggelam

D. PEMBAHASAN

1. Thanatologi

Kaku mayat sudah tidak ada ini menunjukkan bahwa waktu kematian lebih

dari 24 jam karena setelah mati klinis kaku mayat mulai terdapat sekitar 2 jam post

mortal dan mencapai puncaknya setelah 10-12 jam post-mortal, keadaan ini akan

menetap selama 24 jam; dan setelah 24 jam kaku mayat mulai menghilang. Lebam

mayat tidak tampak, seluruh tubuh berwarna hijau kehitaman. dan sudah

mengalami pembusukan lanjut. Tanda-tanda pembusukan lanjut sudah ada yaitu

rambut mudah dicabut, kulit ari terkelupas dan keluar cairan berwarna merah

kehitaman pada mulut dan hidung. Pada pemeriksaan mikroskopik jantung, paru-

paru, hati, limpa, lambung, ginjal dan rahim didapatkan jaringan sudah membusuk.

Usus dan lambung berisi gas pembusukan. Otak sudah membubur. Selain itu

didapatkan selaput bening dan selaput putih keruh. Rumus Casper menunjukkan

perbedaan kecepatan pembusukan pada keadaan lingkungan yang berbeda-beda.

Menurut Casper, keadaan mayat setelah berada selama 1 minggu di udara terbuka

adalah sama dengan 2 minggu di dalam air dan 8 minggu di dalam kuburan.

2. Mekanisme kematian

Pada pemeriksaan luar tidak ditemukan tanda-tanda kegagalan pernafasan

(asfiksia). Pada pemeriksaan dalam juga tidak ditemukan tanda-tanda tenggelam

yang bermakna. Pemeriksaan mikroskopik menunjukkan jaringan sudah

membusuk. Tes getah paru tidak ditemukan benda asing. Dalam bronchus dan

lambung terdapat benda putih yang berbentuk seperti prisma. Ini bukan petunjuk

yang dapat diterima karena dapat muncul setelah kematian. Penyebab kematian

tidak bisa ditentukan karena tidak dijumpai tanda yang khas baik pada

pemeriksaan luar atau dalam serta keadaan mayat telah mengalami pembusukan

lanjut.

23

Page 24: VER Ujian Muthmainnah Tenggelam

DAFTAR PUSTAKA

1. Idries, abdul M. Pedoman Ilmu kedokteran Forensik Edisi Pertama. Jakarta. Binarupa Aksara. 1997. H: 178-190.

2. Budiyanto A.Widiatmaka W, Sudiono S,dkk. Ilmu kedokteran Forensik. Jakarta: Bagian Kedokteran Forensik Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. 1997. H: 64-70

3. DiMaioVJ, DiMaio DJ. Death by Drowning in Forensic Pathology Second Edition. Washington DC. CRC Press. 2001.

4. Bell, Micheal D, MD,. Drowning in Forensic Pathology Principles and Practice. Dolinak D, Matshes E, Lew E. USA. Elsevier Academic Press. 2005. P: 227-33

5. James, Jason Payne. History and Development of Clinical Forensic Medicine in Clinical Forensic Medicine Second Edition. Springer. 2005. P: 1-6

24