Tugas Terstruktur Sosper Iyoga Aditia

40
TUGAS TERSTRUKTUR SOSIOLOGI PERTANIAN DI DESA PURWOSARI KECAMATAN BATURADEN KABUPATEN BANYUMAS DISUSUN UNTUK MEMENUHI TUGAS TERSTRUKTUR MK SOSIOLOGI PERTANIAN PROGRAM S1 FAKULTAS PERTANIAN TAHUN AKADEMIK 2010/2011 DOSEN : Ir. Kabul Setiadji, MP. OLEH : YOGA ADITIA NIM : A1L010259 KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN

Transcript of Tugas Terstruktur Sosper Iyoga Aditia

Page 1: Tugas Terstruktur Sosper Iyoga Aditia

TUGAS TERSTRUKTUR

SOSIOLOGI PERTANIAN DI DESA PURWOSARIKECAMATAN BATURADEN KABUPATEN BANYUMAS

DISUSUN UNTUK MEMENUHI TUGAS TERSTRUKTUR MK SOSIOLOGI PERTANIAN PROGRAM S1 FAKULTAS PERTANIAN

TAHUN AKADEMIK 2010/2011

DOSEN :Ir. Kabul Setiadji, MP.

OLEH : YOGA ADITIA

NIM : A1L010259

KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONALUNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMANPROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI

FAKULTAS PERTANIANPURWOKERTO

2011

Page 2: Tugas Terstruktur Sosper Iyoga Aditia

I. PENDAHULUAN

Masyarakat (sebagai terjemahan istilah society) adalah sekelompok orang

yang membentuk sebuah sistem semi tertutup (atau semi terbuka), dimana

sebagian besar interaksi adalah antara individu-individu yang berada dalam

kelompok tersebut. Lebih abstraknya, sebuah masyarakat adalah suatu jaringan

hubungan-hubungan antar entitas-entitas. Masyarakat adalah sebuah komunitas

yang interdependen (saling tergantung satu sama lain). Umumnya, istilah

masyarakat digunakan untuk mengacu sekelompok orang yang hidup bersama

dalam satu komunitas yang teratur.

Masyarakat (society) merupakan istilah yang digunakan untuk

menerangkan komuniti manusia yang tinggal bersama-sama. Boleh juga dikatakan

masyarakat itu merupakan jaringan perhubungan antara pelbagai individu. Dari

segi perlaksaan, ia bermaksud sesuatu yang dibuat - atau tidak dibuat - oleh

kumpulan orang itu. Masyarakat merupakan subjek utama dalam pengkajian sains

sosial.

Perkataan society datang dari pada bahasa Latin societas, "perhubungan

baik dengan orang lain". Perkataan societas diambil dari socius yang bererti

"teman", maka makna masyarakat itu adalah berkait rapat dengan apa yang

dikatakan sosial. Ini bermakna telah tersirat dalam kata masyarakat bahawa ahli-

ahlinya mempunyai kepentingan dan matlamat yang sama. Maka, masyarakat

selalu digunakan untuk menggambarkan rakyat sesebuah negara.

Masyarakat pertanian yang bertempat tinggal di pedesaan dalam

kehidupan sehari-hari selalu melakukan hubungan satu dengan lainya. Pola

hubungan yang terjadi pada masyarakat desa dapat diketahui melalui hubungan

antar kelompok, individu dengan individu, dan individu dengan kelompok. Secara

konkret landasan utama untuk mempelajari sosiologi pertaniaan adalah terjadinya

proses sosial di dalam masyarakat. Proses sosial yangterjadi pada masyarakat desa

Page 3: Tugas Terstruktur Sosper Iyoga Aditia

memiliki esensi yang sangat penting dalam menciptakan suasana hubungan yang

harmonis antarwarga.

Desa telah berubah secara drastic menyusul bangkitnya demokrasi dan

otonomi diIndonesia. Dulu desa adalah obyek sentralisasi, depolitisasi, kooptasi,

intervensi danintruksi dari atas. Sekarang desa menjadi arena demokrasi, otonomi,

partisipasi dancontrol bagi warga masyarakat (dalam Hans Antlov 1999). Ciri dari

sebuah masyarakathukum adat yang otonom adalah berhak mempunyai wilayah

sendiri dengan batas yangsah, berhak mengatur dan mengurus pemerintahan dan

rumah tangganya sendiri. Dalamkonteks inilah desa menemukan identitasnya

sebagai sebuah kesatuan masyarakat hukumyang memiliki hak untuk mengurus

kepentingannya sendiri yang dalam bahasa laindisebut dengan otonomi asli.

Dengan demikian desa secara alami telah memilikiotonominya sendiri semenjak

masyarakat hukum ini terbentuk, dimana otonomi yangdimilikinya bukan

pemberian dari pihak lain.

Secara historis desa adalah suatu entitas sosio-kultural yang sejak dulu

telahmengatur diri sendiri. Melalui desa inilah identitas lokal dapat diekpresikan

dan sekaliguskepentingan bersama dalam komunitasnya dikelola. Kita pun

kemudian akanmembayangkan adanya otonomi desa desa dalam bentuk yang asli.

Disisi lain, desadalam sejarahnya juga telah lama terbingkai dalam formasi

Negara yang hierakis-sentralistik. Sebagai sebuah komunitas local, desa kemudian

menjadi ajang pertarunganpaling dekat antara Negara dan masyarakat. Intervensi

Negara secara sistematik ke desatelah membuat hilangnya otonomi asli desa

sekaligus menghancurkan pengelolaanpemerintah sendiri dan keragaman identitas

lokal.

Kondisi zaman terus berubah, dan desa tidak selamanya terjebak dalam

romantikakehidupannya. Seiring dengan perubahan konfigurasi politik

(liberalisasi politikdemokratisasi) pasca jatuhnya rezim Orde Baru telah

membawa komunitas desa untukberpartisipasi dan mengambil peran penting

Page 4: Tugas Terstruktur Sosper Iyoga Aditia

dalam proses pembangunannya, sebuahkemandirian desa. Apalagi ketika UU

No.2 Tahun 1999 di keluarkan dan dipercaya tidakhanya membuka ruang bagi

otonomi daerah tetapi juga membuka ruang bagi otonomi desa.

Page 5: Tugas Terstruktur Sosper Iyoga Aditia

II. KEADAAN UMUM DESA

1. Letak Desa

Desa Purwosari terletak di pinggiran sebelah utara kota Purwokerto. Batas

wilayah desa Purwosari sebelah selatan adalah desa Beji, batas wilayah sebelah

utara adalah desa Kutosari, batas wilayah sebelah barat adalah desa Beji, dan

batas wilayah sebelah timur adalah desa Sumampir. Letak geografis desa

Purwosari terletak di ketinggian 165.200 md diatas permukaan laut. Curah hujan

200 ml dengan jumlah hujan 6 bulan per tahun. dan suhunya rata- rata ± 30 ºC

( 28 – 30 ºC). jarak dari desa ke perbatasan kabupaten adalah 4 km, jarak ke

perbatasan propinsi 150 km, terdapat kawasan persawahan perkebunan,

peternakan, dan kawasan industti kecil atau rumah tangga, disamping itu terdapat

juga kawasan perdagangan.

2. Biogeofisika

Struktur tanah di desa Purwosari memiliki kelembaban 75%, kemiringan

tanah 25º, dengan jenis tanah diantaranya: asosiasi, laktosol dan regosol. Tekstur

tanahnya berupa tanah berdebu dengan struktur remah dan sarang.

A. Data penduduk

a. Data penduduk berdasarkan umur

Umur 0 – 12 bulan : 82 orang

Umur > 1 <>

Umur ≥ 5 - <>

Umur ≥ 7 - <>

Umur > 15 – 56 tahun : 3074 orang

Page 6: Tugas Terstruktur Sosper Iyoga Aditia

Umur > 56 tahun : 3658 orang

b. Jumlah penduduk berdasarkan gender

Jumlah laki- laki 60 orang

Jumlah perempuan 72 orang

Jumlah kepala keluarga 66 KK

3. Keadaan kesehatan

a. Kematian bayi

Jumlah bayi Lahir 84 orang

Jumlah bayi mati 1 0rang

b. Gizi dan kematian balita

Jumlah balita bergizi buruk 2 orang

Jumlah balita bergizi baik 400 orang

Jumlah balita mati 2 orang

c. Cukupan imunisasi

Polio 3 80 orang

DPT - 1 84 orang

BCG – 84 orang

Campak 50 orang

d. Kecukupan pemenuhan air bersih

Page 7: Tugas Terstruktur Sosper Iyoga Aditia

Penggunaan air sumur pompa 144 RT

Penggunaan air sumur gali 111 RT

Penggunaan mata air 245 RT

Lainnya / PAM 507 RT

4. Pendidikan

· Tingkat pendidikan penduduk:

a. Tidak tamat SD atau sederajat 15 orang

b. Tamat SD atau sederajat 908 orang

c. Tamat SMP atau sederajat 11.517 orang

d. Tamat SMA atau sederajat 11.315 orang

e. Tamat D1 18 orang

f. Tamat D2 15 orang

g. Tamat D3 132 orang

h. Tamat S1 497 orang

i. Tamat S2 75 orang

j. Tamat S3 17 orang

· Wajib belajar 9 tahun:

a. Usia 7-15 tahun 875 orang

b. Usia 7-15 tahun yang masih sekolah 860 orang

Page 8: Tugas Terstruktur Sosper Iyoga Aditia

c. Usia 7-15 tahun yang tidak sekolah 845 orang

· Prasarana pendidikan:

a. SD atau sederajat 2 buah

b. Jumlah lembaga pendidikan agama 2 buah

5. Srtuktur pemerintahan desa

Kepala desa : Sudirman

Sekertaris desa : Sukirno

Kadus I : Suwandi

Kadus II : Ritoto

Kasi pemerintahan : Sudiro

Kasi pembangunan : Suratno

Kasi Kesra : Sukirman

Kaur umum : Untung Darsono

Kaur keuangan : Eka kurniawati

Staf Kasri Kesra : Narko

6. Struktur ekonomi

· Pengangguran:

a. Penduduk usia 15-55 tahun 1.653 orang

b. Penduduk usia 15-55 tahun yang masih sekolah 519 orang

Page 9: Tugas Terstruktur Sosper Iyoga Aditia

c. Penduduk usia 15-55 tahun yang menjadi ibu rumah tangga 879 orang

d. Penduduk usia 15-55 tahun yang bekerja penuh 1.262 orang

e. Penduduk usia 15-55 tahun yang bekerja tidak tentu 417 orang

· Produk domestic desa bruto:

a. Tanaman padi

- Luas tanaman padi 31.430 ha

- Hasil per ha 3,9 ton

- Biaya pemupukan per ha Rp. 1.200.000,00

- Biaya bibit per ha Rp. 321.000,00

- Biaya obat per ha Rp. 100.000,00

b. Tanaman jagung

- Luas tanaman jagung 3 ha

- Hasil per ha 4,5ton

-Biaya pemupukan per ha Rp. 960.000,00

- Biaya bibit per ha Rp. 240.000,00

- Biaya obat per ha Rp. 75.000,00

c. Industri pangan

- Total nilai produksi Rp. 850.000,00

- Total nilai bhan baku yang digunakan Rp. 250.000,00

Page 10: Tugas Terstruktur Sosper Iyoga Aditia

- Total nilai bahan penolong yang digunakan Rp.20.000,00

· Pendapatan per kapita atau PDDB per kapita

a. Pertanian

- Jumlah rumah tangga petani 180 orang

- Jumlah total anggota rumah tangga petani 621 orang

- Jumlah rumah tangga buruh tani 105 rumah tangga

- Jumlah total rumah tangga buruh petani 420 orang

· Kemiskinan

a. Jumlah kepala keluarga 1371 keluarga

b. Jumlah keluarga pra sejahtera 81 keluarga

c. Jumlah keluarga sejahtera 1 400 keluarga

d. Jumlah keluarga sejahtera 2 411 keluarga

e. Jumlah keluarga sejahtera 3 342 keluarga

f. Jumlah keluarga sejahtera 3plus 137 keluarga

· Penguasaan aset ekonomi oleh masyarakat

a. Aset sarana transportasi umum

- Memiliki objek 5 orang

- Memiliki becak 23 orang

b. Aset mesin pertanian

Page 11: Tugas Terstruktur Sosper Iyoga Aditia

- Memiliki penggilingan padi 1 orang

c. Rumah menurut dinding

- Tembok 1234 keluarga

- Kayu 93 keluarga

- Bambu 44 keluarga

· Kemilikan barang berharga

- Jumlah keluarga yang memiliki tv 1915 keluarga

· Mata pencaharian

a. Buruh tani 420 orang

b. Petani 180 orang

c. Pedagang/wiraswasta/pengusaha 525 orang

d. Pengrajin 4 orang

e. PNS 1316 orang

f. TNI/Polri 42 orang

g. Penjahit 13 orang

h. Montir 25 orang

i. Sopir 21 orang

j. Pramuwisma 60 orang

k. Karyawan swasta 769 orang

Page 12: Tugas Terstruktur Sosper Iyoga Aditia

l. Kontaktor 5 orang

m. Tukang kayu 15 orang

n. Tukang batu 83 orang

o. Guru swasta 15 orang

Page 13: Tugas Terstruktur Sosper Iyoga Aditia

III. PEMBAHASAN

A. HUBUNGAN DESA-KOTA

Dalam Bahasa Inggris disebut Society, asal katanya Socius yang berarti

“kawan”. Kata “Masyarakat” berasal dari bahasa Arab, yaitu Syiek, artinya

“bergaul”. Adanya saling bergaul ini tentu karena ada bentuk – bentuk akhiran

hidup, yang bukan disebabkan oleh manusia sebagai pribadi melainkan oleh unsur

– unsur kekuatan lain dalam lingkungan sosial yang merupakan kesatuan.

Pengertian desa menurut Sutardjo Kartodikusuma dikemukakan sebagai

berikut: Desa adalah suatu kesatuan hukum dimana bertempat tinggal suatu

masyarakat pemerintahan tersendiri. Menurut Bintaro, desa merupakan

perwujudan atau kesatuan goegrafi ,sosial, ekonomi, politik dan kultur yang

terdapat ditempat itu (suatu daerah), dalam hubungan dan pengaruhnya secara

timbal balik dengan daerah lain.

Menurut Paul H. Landis :Desa adalah pendudunya kurang dari 2.500

jiwa. Dengan ciri ciri sebagai berikut :

a) mempunyai pergaulan hidup yang saling kenal mengenal antara ribuan

jiwa.

b) Ada pertalian perasaan yang sama tentang kesukaan terhadap

kebiasaan

c) Cara berusaha (ekonomi)adalah agraris yang paling umum yang sangat

dipengaruhi alam seperti : iklim, keadaan alam ,kekayaan alam, sedangkan

pekerjaan yang bukan agraris adalah bersifat sambilan

Dalam kamus sosiologi kata tradisional dari bahasa Inggris, Tradition

artinya Adat istiadat dan kepercayaan yang turun menurun dipelihara, dan ada

beberapa pendapat yang ditinjau dari berbagai segi bahwa, pengertian desa itu

Page 14: Tugas Terstruktur Sosper Iyoga Aditia

sendiri mengandung kompleksitas yang saling berkaitan satu sama lain diantara

unsur-unsurnya, yang sebenarnya desa masih dianggap sebagai standar dan

pemelihara sistem kehidupan bermasyarakat dan kebudayaan asli seperti tolong

menolong, keguyuban, persaudaraan, gotong royong, kepribadian dalam

berpakaian, adat istiadat , kesenian kehidupan moral susila dan lain-lain yang

mempunyai ciri yang jelas.

Dalam UU Nomor 32 Tahun 2004 disebutkan pengertian desa sebagai

kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas wilayah, yang berwenang untuk

mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat, berdasarkan asal-usul

dan adat istiadat setempat yang diakui dan dihormati dalam system pemerintahan

Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Dari defenisi tersebut, sebetulnya desa merupakan bagian vital bagi

keberadaan bangsa Indonesia. Vital karena desa merupakan satuan terkecil dari

bangsa ini yang menunjukkan keragaman Indonesia. Selama ini terbukti

keragaman tersebut telah menjadi kekuatan penyokong bagi tegak dan eksisnya

bangsa. Dengan demikian penguatan desa menjadi hal yang tak bisa ditawar dan

tak bisa dipisahkan dari pembangunan bangsa ini secara menyeluruh.

Buku Sosiologi karangan Ruman Sumadilaga seorang ahli Sosiologi

“Talcot Parsons” menggambarkan masyarakat desa sebagai masyarakat

tradisional (Gemeinschaft) yang mebngenal ciri-ciri sebagai berikut:

a. Afektifitas ada hubungannya dengan perasaan kasih sayang, cinta ,

kesetiaan dan kemesraan. Perwujudannya dalam sikap dan perbuatan

tolong menolong, menyatakan simpati terhadap musibah yang diderita

orang lain dan menolongnya tanpa pamrih.

b. Orientasi kolektif sifat ini merupakan konsekuensi dari Afektifitas, yaitu

mereka mementingkan kebersamaan , tidak suka menonjolkan diri.

Page 15: Tugas Terstruktur Sosper Iyoga Aditia

tidak suka akan orang yang berbeda pendapat, intinya semua harus

memperlihatkan keseragaman persamaan.

c. Partikularisme pada dasarnya adalah semua hal yang ada hubungannya

dengan keberlakuan khusus untuk suatu tempat atau daerah tertentu.

Perasaan subyektif, perasaan kebersamaan sesungguhnya yang hanya

berlaku untuk kelompok tertentu saja.(lawannya Universalisme)

d. Askripsi yaitu berhubungan dengan mutu atau sifat khusus yang tidak

diperoleh berdasarkan suatu usaha yang tidak disengaja, tetapi

merupakan suatu keadaan yang sudah merupakan kebiasaan atau

keturunan.(lawanya prestasi).

e. Kekabaran (diffuseness). Sesuatu yang tidak jelas terutama dalam

hubungan antara pribadi tanpa ketegasan yang dinyatakan eksplisit.

Masyarakat desa menggunakan bahasa tidak langsung, untuk

menunjukkan sesuatu. Dari uraian tersebut (pendapat Talcott Parson)

dapat terlihat pada desa-desa yang masih murni masyarakatnya tanpa

pengaruh dari luar.

Seperti halnya desa, kota juga mempunyai pengertian yang bermacam-

macam seperti pendapat beberapa ahli berikut ini:

i. Wirth

Kota adalah suatu pemilihan yang cukup besar, padat dan permanen,

dihuni oleh orang-orang yang heterogen kedudukan sosialnya.

ii. Max Weber

Kota menurutnya, apabila penghuni setempatnya dapat memenuhi

sebagian besar kebutuhan ekonominya dipasar lokal.

Page 16: Tugas Terstruktur Sosper Iyoga Aditia

iii. Dwigth Sanderson

Kota ialah tempat yang berpenduduk sepuluh ribu orang atau lebih.

Dari beberapa pendapat secara umum dapat dikatakan mempunyani

ciri-ciri mendasar yang sama. Pengertian kota dapat dikenakan pada

daerah atau lingkungan komunitas tertentu dengan tingkatan dalam struktur

pemerintahan.

Menurut konsep Sosiologik sebagian Jakarta dapat disebut Kota, karena

memang gaya hidupnya yang cenderung bersifat individualistik. Marilah sekarang

kita meminjam lagi teori Talcott Parsons mengenai tipe masyarakat kota yang

diantaranya mempunyai ciri-ciri :

a). Netral Afektif

Masyarakat Kota memperlihatkan sifat yang lebih mementingkat

Rasionalitas dan sifat rasional ini erat hubungannya dengan konsep Gesellschaft

atau Association. Mereka tidak mau mencampuradukan hal-hal yang bersifat

emosional atau yang menyangkut perasaan pada umumnya dengan hal-hal yang

bersifat rasional, itulah sebabnya tipe masyarakat itu disebut netral dalam

perasaannya.

b). Orientasi Diri

Manusia dengan kekuatannya sendiri harus dapat mempertahankan dirinya

sendiri, pada umumnya dikota tetangga itu bukan orang yang mempunyai

hubungan kekeluargaan dengan kita oleh karena itu setiap orang dikota terbiasa

hidup tanpa menggantungkan diri pada orang lain, mereka cenderung untuk

individualistik.

c). Universalisme

Page 17: Tugas Terstruktur Sosper Iyoga Aditia

Berhubungan dengan semua hal yang berlaku umum, oleh karena itu

pemikiran rasional merupakan dasar yang sangat penting untuk

Universalisme.

d). Prestasi

Mutu atau prestasi seseorang akan dapat menyebabkan orang itu diterima

berdasarkan kepandaian atau keahlian yang dimilikinya.

e). Heterogenitas

Masyarakat kota lebih memperlihatkan sifat Heterogen, artinya terdiri dari

lebih banyak komponen dalam susunan penduduknya.

Ada beberapa ciri yang menonjol pada masyarakat perkotaan, yaitu :

i. Kehidupan keagamaannya berkurang, kadangkala tidak terlalu

dipikirkan karena memang kehidupan yang cenderung kearah keduniaan saja.

ii. Orang kota pada umumnya dapat mengurus dirinya sendiri tanpa harus

berdantung pada orang lain (Individualisme).

iii. Pembagian kerja diantara warga-warga kota juga lebih tegas dan

mempunyai batas-batas yang nyata.

iv. Kemungkinan-kemungkinan untuk mendapatkan pekerjaan juga lebih

banyak diperoleh warga kota.

v. Jalan kehidupan yang cepat dikota-kota, mengakibatkan pentingnya

faktor waktu bagi warga kota, sehingga pembagian waktu yang teliti sangat

penting, intuk dapat mengejar kebutuhan-kebutuhan seorang individu.

vi. Perubahan-perubahan tampak nyata dikota-kota, sebab kota-kota

biasanya terbuka dalam menerima pengaruh-pengaruh dari luar.

Page 18: Tugas Terstruktur Sosper Iyoga Aditia

Masyarakat pedesaan dan perkotaan bukanlah dua komonitas yang terpisah

sama sekali satu sama lain. Bahkan dalam keadaan yang wajar diantara keduanya

terdapat hubungan yang erat. Bersifat ketergantungan, karena diantara mereka

saling membutuhkan. Kota tergantung pada dalam memenuhi kebutuhan

warganya akan bahan bahan pangan seperti beras sayur mayur , daging dan ikan.

Desa juga merupakan sumber tenaga kasar bagi bagi jenis jenis pekerjaan tertentu

dikota.

Menurut Poplin (1972) perbedaan masyarakat desa dan kota sebagai berikut:

Masyarakat Desa Masyarakat Kota

Perilaku homogen

Perilaku yang dilandasi oleh konsep

kekeluargaan dan kebersamaan

Perilaku yang berorientasi pada

tradisi dan status

Isolasi sosial, sehingga statik

Kesatuan dan keutuhan kultural

Banyak ritual dan nilai-nilai sakral

Kolektivisme

Perilaku heterogen

Perilaku yang dilandasi oleh konsep

pengandalan diri dan kelembagaan

Perilaku yang berorientasi pada

rasionalitas dan fungsi

Mobilitas sosial, sehingga dinamik

Kebauran dan diversifikasi kultural

Birokrasi fungsional dan nilai-nilai

sekular Individualisme

Mengenai hubungan desa-kota dalam aspek masuknya ekonomi uang ke

desa dengan adanya masyarakat desa yang melakukan kegiatan simpan pinjam di

koperasi karyawan LPPSLH Khasanah. Pemasaran hasil pertanian di desa

Purwosari biasanya dijual melalui tengkulak, dijual sendiri di pasar atau untuk

mencukupi kebutuhan hidup keluarga. Masyarakat desa Purwosari biasanya pergi

Page 19: Tugas Terstruktur Sosper Iyoga Aditia

ke pasar Cereme yang buka pada pagi hari sampai siang hari, dengan jarak

tempuh ± 0,3 km dari pusat desa.

Di desa Purwosari masyarakatnya bekerja rata-rata menjadi petani untuk

daerah pedesaannya, sedangkan untuk daerah perkotaannya (daerah perumahan)

masyarakatnya bekerja sebagai pegawai kantoran dan PNS. Para pemuda banyak

yang mencoba mengadu nasib ke kota besar seperti Jakarta, Bandung, Semarang

dan Surabaya.

Dilihat dari segi pendidikan di desa Purwosari didominasi oleh tamatan

SMP dan SMA atau sederajat. Lembaga pendidikannya sendiri, di desa ini

terdapat 2 sekolah dasar dan 2 lembaga pendidikan agama. Dalam hal pendidikan,

banyak warga desa Purwosari yang menyekolahkan anaknya keluar kota terutama

bagi keluarga yang mampu.

Terdapat juga kelompok tani dan ikan yang tergabung dalam kopersi

Minasari. Fungsi dari koperasi Minasari yaitu untuk distribusi benih gurame.

Jaringan komunikasi hampir maju dengan dimilkinya pesawat televisi sebagian

besar rumah penduduk dan banyak penduduk yang sudah memiliki alat

komunikasi, baik pesawat telepon dan telepon seluler.

Teknologi pertanian yang masuk ke desa sangat minim, terbukti hanya ada

1 unit traktor yang dimiliki itupun tidak dioperasikan dengan baik. Badan

penyuluhan secara rutin sebulan sekali memberikan penyuluhan penyuluhan

kepada petani dan peternak ikan tentang teknologi yang baru.

B. BENTUK- BENTUK KERJASAMA

Kerjasama merupakan bentuk proses sosial yang umumnya dijumpai

dalam kehidupan manusia karena pola maupun bentuk kerjasama dapat dijumpai

pada semua kelompok manusia.

Page 20: Tugas Terstruktur Sosper Iyoga Aditia

Menurut Charles. H. Coley ( 1930) “ kerjasama terjadi apabila orang

menyadari bahwa mereka masing-masing mempunyai kepentingan yang sama dan

pada saat bersamaan mempunyai cukup pengetahuan dan pengendalian terhadap

diri sendiri untuk memenuhi kepentingan- kepentingan tersebut dalam

kerjasama”. Contohnya adalah organisasi, merupakan fakta-fakta yang penting

dalam kerjasama yang berguna.

Kerjasama kelompok tani di desa Purwosari yaitu :

1. Kerjasama kelompok tani untuk mengendalikan hama tikus dilakukan

kerjasama dengan cara gropyokan.

2. kerjasama koperasi Mina Sari yaitu budidaya ikan Gurame. Di dalam

3. koperasi ini para warga menyetorkan atau menjual jenis ikan Gurame yang

mereka panen kepada pengurus koperasi, kemudian oleh para pengurus

koperasi benih tersebut dijual lagi. Daerah penyebarannya di daerah

Purwokerto, Yogyakarta, Bandung, hingga ke Medan.

Bentuk – bentuk kerjasama dalam masyarakat pertanian merupakan salah

satu manifestasi dari proses sosial yang terjadi. Proses sosial dapat

dikelompokkan menjadi 2 Yaitu :

a. Proses sosial yang sifatnya assosiatif

Yaitu proses sosisal yang kehendaki oleh masyarakat, sebab proses ini

memberi implikasi yang sifatnya positif bagi kemajuan masyarakat. Di desa

Purwosari kegotongroyongan masih sangat erat. Contohnya:

- Saat ada orang yang membangun rumah maka secara gotong royong warga

membantu tanpa pamrih.

- Saat ada orang yang mengadakan hajatan maka warga secara gotong

royong membantu, khususnya untuk para ibu- ibu membantu memasak

tanpa dibayar.

Page 21: Tugas Terstruktur Sosper Iyoga Aditia

- Gotong royong kelompok tani saat mengendalikan hama tikus dengan cara

gropyokan secara bersama-sama.

b. Proses sosial yang bersifat dissosiatif

Dimana proses sosial ini biasanya dihindari oleh masyarakat karena

mengarah kepada perpecahan bahkan dapat membawa kehancuran atau

kemunduran masyarakat. Proses dissosiatif ini tidak ada di desa Purwosari.

C. MOBILLITAS SOSIAL

Mobilitas sosial adalah perpindahan individu dari satu status sosial ke

status sosial yang lain yang sifatnya bisa naik atau turun. Menurut Coulhoun

(1978) mengatakan bahwa gerak sosial masyarakat memiliki kecenderungan yang

ke atas dan ke bawah yang disebut mobilitas vertikal dan juga dapat memiliki

mobilitas horizontal dan antar generasi. Seseorang dapat naik dan turun kelas

sosialnya berdasarkan berbagi alasan. Kesempatan mobiltas horizontal dan

vertikal yang di peroleh di desa lebih terbatas ditimbang di kota. Mobilitas

horizontal adalah pergeseran status sosial pada tingkat yang sama tidak

menunjukan adanya gerakan yang menanjak dan menurun. Manusia baik sebagai

Mahkluk Individu maupun makhluk sosial senantiasa berada dalam suatu proses

gerak sosial (social Mobility). Gerak pencapaian suatu status merupakan kegiatan

yang berorentiasi utuk memenuhi kebutuhan sosial.

Menurut Nasution, ada beberapa faktor yang mendasari gerak sosial dari

suatu kelompok. Gerak sosial suatu masyrakat tergantung dari sifat sistem yang

mendasari. Bagi masyrakat yag memiliki sistem terbuka (open class society)

gerakan sosial yang terjadi akan lebih dinamis dan fleksibel. Sedangkan pada

sistem tertutup (close class society) maka gerakan sosila yang terjadi relatif

lambat dan kurang fleksibel atau kurang memilki kelenturan.

Page 22: Tugas Terstruktur Sosper Iyoga Aditia

Di desa biasanya seseorang bapak mewariskan keahlianya kepada

anaknya, seperti seorang petani mewariskan kepada anak-anaknya sehingga kelak

anaknya menjadi seorang petani, karena hal seperti ini mobilitas sosial di desa

lebih teratas dibandingkan di kota.

Faktor yang mempengaruhi mobilitas sosial di desa Purwosari

• Desa Purwosari lebih cenderung mempunyai sistem Open class socety (terbuka).

Hal itu dikarenakan letak wilayah desa Purwosari yang relatif dekat

dengan kota, maka mengakibatkan gaya hidup masyarakat desa Purwosari

bergaya perkotaan.

• Gaya hidup pemuda

Di lihat dari tingat urbanisasi yang rendah seharusnya para penduduk dan

pemuda lebih menyukai sektor pertanian dari pada sektor non pertanian.Setelah

melaksanakan observasi ternyata hasil yang didapatkan para pemuda cenderung

bergaya hidup hedonisme (lebih senang bersenang-senang) dari pada memenuhi

kewajibanya untuk berkerja.

• Luas kepemilikan lahan pertanian yang relatif sedikit menyebabkan tingkat

ketertarikan para pemuda rendah untuk terjun ke dunia pertanian.

• Beban tanggung jawab

Para pemuda yang belum berkeluarga cenderung belum memikirkan beban

tanggung jawab yang mereka miliki, namun sangat berbeda dengan pemuda yang

sudah berkeluarga. Mereka sudah memikirkan beban tanggung jawab yang

mereka pikul dan secara tidak langsung mereka akan berkerja untuk memenuhi

kebutuhan keluarga yang harus terpenuhi. Pemuda yang sudah berkeluarga lebih

menyukai bekerja di luar sektor pertanian dari pada di sektor pertanian dengan

cara komuting (nglaju).

Page 23: Tugas Terstruktur Sosper Iyoga Aditia

• Upah di sektor pertanian yang relatif rendah

Upah yang relatif rendah dan tidak menentu mengakibatkan para pemuda

lebih menyukai bekerja di sektor non pertanian yang heterogen.

• Tingkat pendidikan

Tingkatt pendidkan di desa Purwosari belum diperhatikan secara

mendalam. Hal yang lebih diperhatikan oleh para masyrakat adalah tingkat

pengalaman yang di mliki seseorang.

D. MASUKNYA TEKNOLOGI BARU BIDANG PERTANIAN KE

DESA

Sebagai suatu kegiatan usaha, pertanian merupakan aspek yang cukup

penting untuk dikembangkan terkait usaha peningkatan poduksinya. Setiap

aktifitas pertanian yang terjadi pada dasarnya merupakan sebuah usaha produksi

baik produksi tanaman pangan, tanaman perkebunan, tanaman hortikultura,

peternakan dan perikanan. Salah satu usaha peningkatan produksi dapat

diupayakan dengan kerjasama antara pihak petani dengan pemerintah sepertti

penggunaan teknlogi-teknologi terkait. Kerjasama atara petani dengan pemerintah

yang terjalin di desa Purwosari merupakan kerjasama yang sudah cukup erat

antara petani dengan Mantri Tani (Penyuluh Pertanian).

Keberadaan mantri tani, terbukti mampu menfasilitasi masuknya teknologi

baru yang berkaitan dengan aktifitas produksi pertanian. Teknologi yang

ditransformasikan bukan hanya berupa teknologi fisik, namun merupakan

teknologi mengenai metode atau system budidaya, teknik pengairan (irigasi),

teknologi benih, dan pempukan. Hampir semua teknologi yang masuk ke petani

desa Purwosari berasal dari proses transformasi yang dilakukan oleh Manri Tani

Page 24: Tugas Terstruktur Sosper Iyoga Aditia

melalui Penyuluh Pertanian. Beberapa teknologi yang pernah di sosialisasiakan

maupun ditransfrmasikan adalah:

1. SLPTT (Sekolah Lapang Pengelolaan Tanaman Terpadu)

Merupakan aktfitas sosialisasi yang dilakukan dengan cara memberikan

pengetahuan tentang pengelolaan tanaman secara terpadu. Pelaksanaan

seolah lapang ini bersifat nomaden. Artinya, tempat pelaksanaan

penyuluhan dilakuakn secara berpindah-pindah sesuai domplot (lahan

percontohan) yang tersedia. Selain penyampaian materi, penyuluhan juga

disertai praktek pada lahan domplot. Beberapa materi yang

disosialisasikan antara lain mengenai metode penanaman dengan

memaksimalkan input dari diri sendiri. System ini tidak jauh berbeda

dengan system LEISA (Low Eksternal Input Sustainable Agriculture).

System yang disosialisasikan juga terkait dengan metode tanam tumpang

sari, sehingga dapat memaksimalkan pemanfaatan potensi lahan tanpa

mengurangi kualitas atau hara tanah. Metode tumpang sari yang

disosialisasikan diharapkan dapat meningkatkan penghasilan sebab dengan

adanya perbedaan tanaman, maka variasi panen tanaman akan terjadi

secara lebih cepat dan bergiliran.

2. SLPHT (Sekolah Lapang Pengendalian Hama Terpadu)

Aktifitas penyuluhan ini tidak jauh berbeda, hanya saja SLPHT menitik

beratkan pada pengendalian hama secara terpadu. Artinya, hama yang ada

itu dikendalikan bukan dibrantas. Pengendalian hama bertujuan untuk

meminimalisir biaya produksi terutama yang berhubungan dengan obat

atau pestisida. Keberadaan hama pada lahan pertanian tidak sertamerta

harus dibrantas. Jika keberadaan hama mencapai ambang batas ekonomis,

yaitu sampai hama engabatkan penurunan kualitas maupun kualitas

produksi maka hama perlu dihilangkan boleh dengan secara mekanik

maupun penyemprotan bahan kimiawi. Namun jika hama yang menyerang

Page 25: Tugas Terstruktur Sosper Iyoga Aditia

berada di bawah btas ekonomis, tidak perlu dilakukan penyemprotan,

karena hanya akan memakan banyak biaya. Selain PHT, disosialisasikan

pula penggunaan pestisida organic guna menjaga keseimbangan

lingkungan, keberlanjutan kesubura tanah seta meningkatkan harga dan

kualitas produk.

3. Pertanian Organik

Sosialisasi yang dilakukan terkait system pertanian organic mencakup

penggunaan pupuk dan pestisida organic. Penggunaan pestisida dan pupuk

organic juga diharapkan berasal dari produksi pribadi, sehingga

meminimalisir bahan dari luar yang cenderung akan meningkatkan biaya

produksi.

4. System budidaya SRI (System of Rice Intensification)

System yang ditemukan di Madagaskar ini juga pernah disosialisasikan di

desa Purwosari. Bahkan menurut Mantri Tani kecamatan Baturaden,

sosialisasi juga dilakukan ke seluruh desa. namun sosialisasi tisak serta

merta diterapkan oleh petani. Hanya petani di desa Kenumen yang telah

menerapkan system SRI dalam usaha budidaya padi.

5. Pesemaian Methuk

Persemaian methuk adalah kegiatan budidaya padi yang melakukan

penyemaian padi sebelum masa panan dengan harapan setelah panen

selesai, serta tanah sudah diolah, dapat segera ditanami padi kembali.

System ini bertujuan untuk meningkatkan Indeks Penanaman sesuai target

yang di harapkan yaitu sebesar 300%.

Beberapa teknologi yang telah di transformasikan oleh Penyuluh Pertanian

tidaklah semuanya diaplikasikan oleh petani. Untuk itu, dilakukan pula upaya

Page 26: Tugas Terstruktur Sosper Iyoga Aditia

pendekatan-pendekatan untuk mengajak petani mengaplikasikan ilmu yang sudah

didapatnya. Upaya yang dilakukan antara lain melakukan system Endong (system

kunjung) ke tiap-tiap petani secara pribadi sehingga lebih intensif. Selain itu,

upaya yang pernah dilakukan adalah melaksanakan studi banding dengan

kelompok-kelompok tani yang sudah sukses melakukan usaha tani.

Teknologi yang sudah di transformasikan terkadang hanya sebuah wacana

angina yang tidak di aplikasikan secara intensif. Kebanyakan dari petani desa

Purwosari melaksanakan teknologi baru tersebut hanya saat diberi penyuluhan

dan di monitoring oleh penyuluh. Namun, jika monitoring dari penyuluh sudah

tidak ada, maka petani kembali menggunakan system budidaya secara

konvensional. Beberapa hal yeng mempengaruhi hal tersebut adalah:

1. Kultur Masyarakat Petani

Sebagian masyarakat petani merupakan masyarakat dengan tipe close

class society artinya, mereka tidak mudah menerima sesuatu yang baru

yang berbeda dari keseharian mereka. Teknologi yang di transformasikan

penyuluh merupakan suatu yang dirasa baru bagi mereka sehingga mereka

tidak mudah mengaplikasikan teknologi tersebut.

2. Kurangnya Modal

Kurangnya modal juga berpengaruh terhadap pengaplikasian system baru

tersebut. Karena metode baru tersebut cenderung memerlukan biaya

produksi (modal) yang ebih besar dari metode konvensional.

3. Kurangnya Tenaga Kerja

Selain modal, tenaga kerja juga berpengaruh besar terhadap

pengaplikasian teknologi baru tersebut. Karena mau tidak mau,

pengaplikasian tersebut memerlukan manusia sebagai tenaga kerja. Desa

Purwosari termasuk beberapa yang sangat sedikit memiliki petani dengan

Page 27: Tugas Terstruktur Sosper Iyoga Aditia

masa usia produktif. Hal ini di sebabkan karena kebanyakan dari pemuda

cenderung memilih bekerja didunia industri. Sebagian besar pemuda

cenderung menganggap rendah pekerjaan petani sehingga mereka

cenderung memilih bekerja sebagai sebagai buruh industri karena lebih

memiliki image yang tingi di masyarakat. Kekurangan tenaga kerja juga

disebabkan karena sistem tanam serempak yang dilakuakn oleh petani

desa Purwosari menyerap tenaga yang bayak sehinga petani yang memiliki

lahan berebut mencari pekerja untuk mengelola lahannya.

Page 28: Tugas Terstruktur Sosper Iyoga Aditia

IV. KESIMPILAN

Hubungan desa-kota dalam aspek masuknya ekonomi uang ke desa

dengan adanya masyarakat desa yang melakukan kegiatan simpan pinjam

di koperasi karyawan LPPSLH Khasanah.

Pemasaran hasil pertanian di desa Purwosari biasanya dijual melalui

tengkulak, dijual sendiri di pasar atau untuk mencukupi kebutuhan hidup

keluarga.

Moblitas sosial yang terjadi pada umunya melalui pewarisan keahlian

bertani secara turun temurun.

Kerja sama dilakukan melalui antar lembaga-lembaga serta kegiatan

gotong royong antar warga desa Purwosari yang masih erat.

Teknologi yang ditransformasikan di desa Purwosari bukan hanya berupa

teknologi fisik, namun merupakan teknologi mengenai metode atau system

budidaya, teknik pengairan (irigasi), teknologi benih, dan pempukan.

Hampir semua teknologi yang masuk ke petani desa Purwosari berasal dari

proses transformasi yang dilakukan oleh Manri Tani melalui Penyuluh

Pertanian.

Page 29: Tugas Terstruktur Sosper Iyoga Aditia

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, T. 1985. Pemuda dan Perubahan sosial. LP3ES. Jakarta.

Garna, J.K. 1992. Teori-teori perubahan sosial. Program Pascasarjana Unpad. Bandung.

Johnson. D.P. 1990. Teori Sosiologi Klasik dan Modern. PT Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.

Nawawi, H. 1998. Manajemen Sumber Daya Manusia. Gadjah Mada.

Rahardjo. 1999. Pengantar Sosiologi Pedesaan dan Pertanian, Edisi Pertama.

Gadjah Mada University Press.

Redfield. R. 1985. Masyarakat Petani dan Kebudayaan. CV Rajawali. Jakarta.

Planck Ulrich. 1993. Sosiologi Pertanian. Yayasan Obor Indonesia

Sajogjo, Pudjiwati Sajogyo. 2007. Sosiologi Pedesaan. Gadjah Mada

University Press. Yogyakarta.

Scoot. J.C. 1983. Moral Ekonomi Petani. LP3ES. Jakarta.

Simanjutak. Payaman J. 1985. Pengantar Ekonomi Sumberdaya Manusia Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Jakarta.

Soekanto, S. 1986. Sosiologi Suatu PengantarCV. Rajawali. Jakarta.

Soemarwoto, O. 1983. Ekologi Lingkungan Hidup Dan Pembangunan. Penerbit Djambatan. Jakarta.

Widarni, S. 1997. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pemuda Desa Bekerja di Sektor Non-Pertanian. Thesis S2 Unpad. Bandung.

Yuliati, Y dan Purnomo, M, 2003, Sosiologi Pedesaan, Lappera Pustaka Utama

Page 30: Tugas Terstruktur Sosper Iyoga Aditia