Tugas Koas Mata

11
SMF/BAGIAN MATA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS NUSA CENDANA TUGAS Disusun Oleh : Michelle G. Manoeroe, S.Ked (1108011024) FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS NUSA CENDANA KUPANG

description

berisi tentang tugas yang diberikan konsulen saat di stase mata

Transcript of Tugas Koas Mata

SMF/BAGIAN MATA

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS NUSA CENDANA

TUGAS

Disusun Oleh :

Michelle G. Manoeroe, S.Ked (1108011024)

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS NUSA CENDANA

KUPANG

2016

1. AMSLER GRID

Amsler grid adalah susunan baik vertikal dan horisontal yang umumnya

digunakan untuk mendeteksi gangguan penglihatan yang disebabkan oleh

kerusakan retina.

Amsler grid merupakan kartu pemeriksaan untuk mengetahui fungsi penglihatan

sentral makula. Pemeriksaan didasarkan pada gangguan kuantitatif sel kerucut

makula yang akan mengakibatkan metamorfopsia

Cara pemeriksaan :

1. Jelaskan maksud dan prosedur pemeriksaan.

2. Jika penderita menggunakan kacamata atau lensa kontak maka tetap

dipakai selama dilakukan pemeriksaan

3. Mintalah penderita untuk memegang testing grid sejajar dengan garis

pandang mata, dengan jarak kira-kira 30-35 cm ( 14 inchi ) dari mata

penderita. Tutuplah mata lain yang tidak sedang diperiksa.

4. Mintalah penderita untuk memfiksasi matanya pada central spot (titik

hitam di tengah) dari testing grid tersebut.

5. Tanyakan pada penderita apakah garis-garis lurus pada testing grid

berubah menjadi garis lengkung (distorted ) atau apakah garis-garis

tersebut hilang ( loss ).

6.

Mintalah pasien untuk menggambar area yang distorted maupun yang loss

pada amsler grid notepad. Pastikan pada notepad tersebut tercantum

tanggal pemeriksaan,nama penderita dan mata manakah yang diperiksa.

7. Lakukan pemeriksaan ini pada kedua mata,.

Tujuan : tes ini untuk memeriksa fungsi penglihatan sentral (makula)

Nilai : apabila didapatkan kelainan pada garis Amsler atau kelainan pada

lapamgan pandang sentral, berarti ada kelainan organik pada retina sentral

Catatan : karena jarak pemeriksaan terlalu dekat maka kelainan kecil pada

lapangan pandang sukar ditemukan. Pada pasien dengan kelainan makula

sebaiknya pemeriksaan dilakukan sendiri di rumah dan dianjurkan 3 kali

seminggu untuk mengetahui perubahan makula.

Amsler Grid Chart

Gambar Amsler Grid normal

Indikasi :

1. Setiap orang yang berusia 50 tahun atau lebih

2. Penderita degenerasi makula

3. Intoksikasi alkohol

4. Riwayat penyakit DM

5. Riwayat keluarga menderita degenerasi makula

6. Riwayat penyakit metabolik lain :hiperkolesterol, obesitas, dsb

7. Penderita penyakit stargardt

8. Pasien katarak dan post operasi katarak

Kontraindikasi :

1. Pasien kelainan refraksi yang tidak dapat dikoreksi

2. Lapisan Retina

Retina terdiri dari 10 lapisan yang berturut-turut dari dalam ke luar adalah

sebagai berikut:

1. Lapisan membran limitans interna

2. Lapisan serat saraf à mengandung akson-akson sel ganglion yang berjalan

menuju nervus optikus

3. Lapisan sel ganglion

4. Lapisan pleksiformis dalam à mengandung sambungan sel ganglion

dengan sel amakrin dan bipolar

5. Lapisan inti dalam à mengandung badan-badan sel bipolar, amakrin, dan

horizontal

6. Lapisan pleksiformis luar à mengandung sambungan sel bipolar dan

horizontal dengan sel-sel fotoreseptor

7. Lapisan inti luar à mengandung akson sel fotoreseptor (batang dan

kerucut)

8. Lapisan membran limitans eksterna

9. Lapisan fotoreseptor à mengandung badan-badan sel batang dan kerucut

10. Lapisan epitel pigmen retina

3. Bagaimana persepsi warna dibentuk ?

Sel kerucut pada retina merupakan komponen penting untuk melihat

warna. Setiap jenis sel kerucut sensitif terhadap panjang gelombang yang berbeda.

Pada sel kerucut mata orang yang normal memiliki tiga jenis pigmen yang dapat

membedakan warna. Ketiga macam pigmen tersebut sensitif terhadap cahaya.

Penglihatan warna yang normal pada manusia ini disebut juga dengan trikromatik.

Sifat absorbsi dari pigmen yang terdapat di dalam ketiga macam sel kerucut itu

menunjukkan bahwa puncak absorbsi pada gelombang cahaya berturut-turut

sebagai berikut :

a) 420 nm: sel kerucut biru atau "S" kerucut untuk panjang gelombang pendek

(short-wavelength light),

b) 530 nm: sel kerucut hijau atau "M" kerucut untuk panjang gelombang

menengah (middle-wavelength light),

c) 560 nm: merah kerucut atau " L" kerucut untuk gelombang panjang (long-

wavelength light) (Deeb dan Motulsky, 2011).

a. Spektrum penyerapan cahaya yang relatif terjadi pada tiga kelas photopigment

kerucut manusia pada penglihatan warna yang normal (trikromatik).

b. Penyerapan cahaya relatif digambarkan terhadap panjang gelombang dalam

nanometer (nm)

Penglihatan warna, presepsi berbagai warna, bergantung pada berbagai

rasio stimulasi ketiga tipe sel kerucut terhdap bermacam-macam panjang

gelombang tertentu dari sinar yang sampai ke fotoreseptor retina. Panjang

gelombang ini juga merupakan panjang gelombang untuk puncak sensitivitas

cahaya untuk setiap tipe sel kerucut, yang dapat mulai digunakan untuk

menjelaskan bagaimana retina dapat membedakan warna. Misalnya panjang

gelombang yang terlihat sebagai biru tidak merangsang sel kerucut merah atau

hijau sama sekali tetapi merangsang sel kerucut biru secara maksimal.

Bila panjang gelombang elektromagnetik yang diterima terletak di antara

kedua pigmen sel kerucut, maka akan terjadi penggabungan warna. Masukan-

masukan warna tersebut di kombinasikan dan diproses pada pusat penglihatan

warna di korteks penglihatan primer pada otak dan inilah yang akan menghasilkan

presepsi warna.

4. Buta warna Protan dan Deutan

Buta warna adalah sebuah keadaan dimana seseorang merasa kesulitan

untuk melihat warna saat warna – warna tersebut dikumpulkan dalam satu bidang.

Orang yang terkena buta warna parsial tetap bisa membedakan warna merah, hijau

dan kuning jika warna tersebut berdiri sendiri – sendiri (tidak dicampur). Nah,

ketika warna – warna itu dijadikan satu dalam sebuah tempat, maka saat itu akan

terlihat, siapa yang normal dan siapa orang yang buta warna.

Ada 3 jenis buta warna :

Buta warna protan, adalah seseorang yang tidak bisa menangkap spektrum

warna merah. Dalam kata lain, mata kurang sensitif terhadap warna merah.

Jadi saat menengok warna merah, matanya seperti menatap warna jingga.

Buta warna deutan, adalahseseorang yang kurang tanggap dalam

menangkap spektrum warna hijau. Dalam kata lain, mata orang tersebut

sangat susah melihat terhadap warna hijaunya kurang. Jadi saat tes buta

warna, dia kurang bisa melihat warna hijau.

Buta warna tritan, adalah sebuah kondisi dimana mata manusia kurang

bisa menangkap spektrum warna biru. Dalam kata lain, sensitifitas mata

terhadap warna biru kurang. Sehingga saat tes buta warna, warna biru

menjadi susah terlihat.

Penyebab :

1. Buta warna terjadi karena keturunan, sehingga buta warna bukanlah

sebuah penyakit. Buta warna ini tidak bisa disembuhkan. Buta warna ini

terjadi karena warisan kromosom X pada seorang laki – laki buta warna,

terbawa kepada anak perempuannya. Sehingga bisa dipastikan cucu dari

seorang laki – laki buta warna, pasti akan mengalami buta warna.

Mengapa wanita tidak akan mengalami buta warna? Ya, karena wanita

memiliki kromosom XX sehingga dia mewarisi gen X buta warna dari

sang ayah, dia masih memiliki kromosom X cadangan yang bisa membuat

aman dari ancaman colour blindness.

2. Sel kerucut yang tidak normal, atau bahkan tidak adanya sel kerucut, bisa

juga menjadikan penyebab seseorang terkena buta warna. Hal ini

disebabkan oleh fungsi sel kerucut yang memang berperan sebagai

penerima spektrum warna. Sehingga jika sel kerucutnya tidak normal,

maka bisa dipastikan seseorang itu mengalami buta warna.

3. Karena mengalami kecelakaan. Kecelakaan atau benturan keras, bisa

merusakkan sel kerucut pada retina. Dan ini sangat berbahaya, bisa

menyebabkan seseorang buta warna.