Tenggelam Ciki

10
T I P S PENYELAMATAN KORBAN TENGGELAM oleh : toni galang /53 Pedoman pertolongan : Keamanan lokasi dan penolong. Kondisi penderita ; • Apakah penderita ada respon dan dapat membantu. • Apakah ada cedera pada penderita. • Apakah penderita berada di permukaan atau tenggelam ? Kondisi air : • Jarak pandang dalam air. • Suhu air. • Arus. • Kedalaman air. • Bahaya lainnya. Sumber daya yang ada. Prinsip pertolongan di air : 1. Raih ( dengan atau tanpa alat ). 2. Lempar ( alat apung ). 3. Dayung ( atau menggunakan perahu mendekati penderita ). 4. Renang ( upaya terakhir harus terlatih dan menggunakan alat apung ). Urutan tersebut di atas adalah urutan tindakan jangan mencoba cara berikutnya jika cara sebelumnya masih memungkinkan. Penanganan Korban : 1. Pindahkan penderita secepat mungkin dari air dengan cara teraman. 2. Bila ada kecurigaan cedera spinal satu penolong mempertahankan posisi kepala, leher dan tulang punggung dalam satu garis lurus. Pertimbangkan untuk menggunakan papan spinal dalam air, atau bila tidak memungkinkan pasanglah sebelum menaikan penderita ke darat. 3. Buka jalan nafas penderita, periksa nafas. Bila tidak ada maka upayakan untuk memberikan nafas awal secepat mungkin dan berikan bantuan nafas sepanjang perjalanan. 4. Upayakan wajah penderita menghadap ke atas. 5. Sampai di darat atau perahu lakukan penilaian dini dan RJP bila perlu. 6. Berikan oksigen bila ada sesuai protokol. 7. Jagalah kehangatan tubuh penderita, ganti pakaian basah dan selimuti. 8. Lakukan pemeriksaan fisik, rawat cedera yang ada. 9. Segera bawa ke fasilitas kesehatan. PENANGANAN KORBAN PASCA TENGGELAM (KONDISI HENTI JANTUNG DAN NAPAS) DALAM KEGIATAN PELATIHAN KORBAN PASKA TENGGELAM PADA LIFE GUARD dr. Novita Intan Arovah, MPH FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN

Transcript of Tenggelam Ciki

Page 1: Tenggelam Ciki

T I P SPENYELAMATAN KORBAN TENGGELAMoleh :toni galang /53Pedoman pertolongan :Keamanan lokasi dan penolong.Kondisi penderita ;• Apakah penderita ada respon dan dapat membantu.• Apakah ada cedera pada penderita.• Apakah penderita berada di permukaan atau tenggelam ?Kondisi air :• Jarak pandang dalam air.• Suhu air.• Arus.• Kedalaman air.• Bahaya lainnya.Sumber daya yang ada.Prinsip pertolongan di air :1. Raih ( dengan atau tanpa alat ).2. Lempar ( alat apung ).3. Dayung ( atau menggunakan perahu mendekati penderita ).4. Renang ( upaya terakhir harus terlatih dan menggunakan alat apung ).Urutan tersebut di atas adalah urutan tindakan jangan mencoba cara berikutnyajika cara sebelumnya masih memungkinkan.

Penanganan Korban :1. Pindahkan penderita secepat mungkin dari air dengan cara teraman.2. Bila ada kecurigaan cedera spinal satu penolong mempertahankan posisi kepala, leher dan tulang punggung dalam satu garis lurus. Pertimbangkan untuk menggunakan papan spinal dalam air, atau bila tidak memungkinkan pasanglah sebelum menaikan penderita ke darat.3. Buka jalan nafas penderita, periksa nafas. Bila tidak ada maka upayakan untuk memberikan nafas awal secepat mungkin dan berikan bantuan nafas sepanjang perjalanan.4. Upayakan wajah penderita menghadap ke atas.5. Sampai di darat atau perahu lakukan penilaian dini dan RJP bila perlu.6. Berikan oksigen bila ada sesuai protokol.7. Jagalah kehangatan tubuh penderita, ganti pakaian basah dan selimuti.8. Lakukan pemeriksaan fisik, rawat cedera yang ada.9. Segera bawa ke fasilitas kesehatan.

PENANGANAN KORBAN PASCA TENGGELAM(KONDISI HENTI JANTUNG DAN NAPAS) DALAM KEGIATANPELATIHAN KORBAN PASKA TENGGELAM PADA LIFE GUARD

dr. Novita Intan Arovah, MPH

FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAANUNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2009DefinisiTenggelam (drawning) adalah kematian yang disebabkan oleh aspirasi cairan ke dalam pernapasan akibat terbenamnya seluruh atau sebagian tubuh ke dalam cairan, sedangkan Hampir tenggelam ( near drowning) adalah keadaan gangguan fisiologi tubuh akibat tenggelam tetapi tidak terjadi kematian(Onyekwelu, 2008).2. PenyebabMenurut Levin (1993) terdapat banyak penyebab tenggelam antara lain adalaha. Terganggunya kemampuan fisik akibat pengaruh obat-obatanb. Ketidakmampuan akibat hipotermia, syok, cedera, atau kelelahanc. Ketidakmampuan akibat penyakit akut ketika berenang3. Manifestasi Klinik

Page 2: Tenggelam Ciki

Menurut Levin (1993) beberapa manifestasi klinis tenggelam antara lainadalah :a. Komab. Peningkatan edema paruc. Kolaps sirkulasid. Hipoksemiae. Asidosisf. Timbulnya hiperkapnia

4. Kondisi Umum dan Faktor Resiko Pada Kejadian Korban TenggelamOnyekwelu (2008) menguraikan beberapa faktor yang meningkatkan resiko terjadinya tenggelam yakni :a. Pria lebih beresiko untuk mengalami kejadian tenggelam terutama dengan usia 18-24 tahunb. Kurang pengawasan terhadap anak terutama yang berusia 5 tahun ke bawahc. Tidak memakai pelampung ketika menjadi penumpang angkutan aird. Kondisi air melebihi kemampuan perenang, arus kuat dan air yang sangat dalame. Ditenggelamkan dengan paksa oleh orang lain dengan tujuan membunuh,kekerasan atau permainan di luar batas.

Menurut Levin (1993), beberapa komplikasi yang dapat terjadi pada keadaannear drowning adalah :a. Ensefalopati Hipoksikb. Tenggelam sekunderc. Pneumonia aspirasid. Fibrosis interstisial pulmonere. Disritmia ventricularf. Gagal Ginjalg. Infeksi

6. Klasifikasi TenggelamBeberapa klasifikasi tenggelam menurut Levin (1993) adalah sebagai berikut :a. Berdasarkan Kondisi Paru-Paru Korban1) Typical Drawning :Keadaan dimana cairan masuk ke dalam saluran pernapasan korban saat korban tenggelam.2) Atypical Drawninga) Dry DrowningKeadaan dimana hanya sedikit bahkan tidak ada cairan yang masuk ke dalam saluran pernapasan.b) Immersion SyndromTerjadi terutama pada anak-anak yang tiba-tiba terjun ke dalam air dingin ( suhu < 20°C ) yang menyebabkan terpicunya reflex vagal yang menyebabkan apneu, bradikardia, dan vasokonstriksi dari pembuluh darah kapiler dan menyebabkan terhentinya aliran darah koroner dan sirkulasi serebaral.c) Submersion of the UnconsciousSering terjadi pada korban yang menderita epilepsy atau penyakit jantung khususnya coronary atheroma, hipertensi atau peminum yang mengalami trauma kepala saat masuk ke air .d) Delayed DeadKeadaan dimana seorang korban masih hidup setelah lebih dari 24 jam setelah diselamatkan dari suatu episode tenggelam.b. Berdasarkan Kondisi Kejadian1) Tenggelam (Drowning)Suatu keadaan dimana penderita akan meneguk air dalam jumlah yang banyak sehingga air masuk ke dalam saluran pernapasan dan saluran nafas atas tepatnya bagian apiglotis akan mengalami spasme yang mengakibatkan saluran nafas menjadi tertutup serta hanya dapat dilalui oleh udara yang sangat sedikit.2) Hampir Tenggelam ( Near Drowning ) Suatu keadaan dimana penderita masih bernafas dan membatukkan air keluar.7. Kegawatdaruratan Pada Korban TenggelamOnyekwelu (2008) menyatakan beberapa kegawatdaruratan yang dapat terjadi pada keadaan near drowning yakni :a. Perubahan Pada Paru-ParuAspirasi paru terjadi pada sekitar 90% korban tenggelam dan 80 – 90% pada korban hamper tenggelam. Jumlah dan komposisi aspirat dapat mempengaruhi perjalanan klinis penderita, isi lambung, organism pathogen, bahan kimia toksisk dan bahan asing lain dapat member cedera pada paru dan atau menimbulkan obstruksi jalan nafas.

Page 3: Tenggelam Ciki

b. Perubahan Pada KardiovaskulerPada korban hampir tenggelam kadang-kadang menunjukkan bradikardi berat. Bradikardi dapat timbul karena refleks fisiologis saat berenang di air dingin atau karena hipoksia. Perubahan pada fungsi kardiovaskuler yang terjadi pada hampir tenggelam sebagian besar akibat perubahan tekanan parsial oksigen arterial (PaO2) dan gangguan keseimbangan asam-basa.c. Perubahan Pada Susunan Saraf PusatIskemia terjadi akibat tenggelam dapat mempengaruhi semua organ tetapi penyebab kesakitan dan kematian terutama terjadi karena iskemi otak. Iskemi otak dapat berlanjut akibat hipotensi, hipoksia, reperfusi dan peningkatan tekanan intra kranial akibat edema serebral.Kesadaran korban yang tenggelam dapat mengalami penurunan. Biasanya penurunan kesadaran terjadi 2 – 3 menit setelah apnoe dan hipoksia. Kerusakan otak irreversibel mulai terjadi 4 – 10 menit setelah anoksia dan fungsi normotermik otak tidak akan kembali setelah 8 – 10 menit anoksia. Penderita yang tetap koma selama selang waktu tertentu tapi kemudian bangun dalamd. Perubahan Pada GinjalFungsi ginjal penderita tenggelam yang telah mendapat resusitasi biasanya tidak menunjukkan kelainan, tetapi dapat terjadi albuminuria, hemoglobonuria, oliguria dan anuria. Kerusakan ginjal progresif akan mengakibatkan tubular nekrosis akut akibat terjadinya hipoksia berat, asidosis laktat dan perubahan aliran darah ke ginjal.e. Perubahan Cairan dan ElektrolitPada korban tenggelam tidak mengaspirasi sebagian besar cairan tetapi selalu menelan banyak cairan. Air yang tertelan, aspirasi paru, cairan intravena yang diberikan selama resusitasi dapat menimbulkan perubahan keadaan cairan dan elektrolit. Aspirasi air laut dapat menimbulkan perubahan elektrolit dan perubahancairan karena tingginya kadar Na dan Osmolaritasnya. Hipernatremia dan hipovolemia dapat terjadi setelah aspirasi air laut yang banyak. Sedangkan aspirasi air tawar yang banyak dapat mengakibatkan hipervolemia dan hipernatremia. Hiperkalemia dapat terjadi karena kerusakan jaringan akibat hipoksia yang luas (Ronald, 2002).

Pedoman PenanggulanganPenderita Gawat Darurat MedikPra Rumah SakitTim Penanggulangan Penderita Gawat DaruratBSB Sumbar / PPNI Sumbar / RSUP Dr. M. Djamil 2008TENGGELAM (NEAR DROWNING)1. Jamin ABC.2. Immobilisasi tulang belakang leher.3. Oksigen via sungkup non-rebreather.4. Pasang monitor kardiak dan oksimeter denyut.5. Berikan RL IV asal netes.6. Bila apneik : a. Mulai dan lanjutkan ventilasi mekanik dengan oksigen 100%.! b. Intubasi endotrakheal.! c. Tindak semua disritmia sesuai pedoman.! d. Transport dan hubungi kontrol medik diperjalanan.7. Bila apneik dan tanpa denyut nadi :! a. Mulai dan lanjutkan ventilasi mekanik dengan oksigen 100%.! b. RJP.! c.. Intubasi endotrakheal (dengan immobilisasi leher in-line).! d. Tindak semua disritmia sesuai pedoman.! e. Transport dan hubungi kontrol medik diperjalanan.8. Bila hipotensif :! a. Tinggikan tungkai.! b. Berikan RL IV 250 ml (pediatrik 20 ml/kg). Ulang hingga sistol dipertahankan >90 mmHg. Pikirkan memulai RL pada jalur IV kedua bila diperlukan bolus multipel.! c. Transport dan hubungi kontrol medik diperjalanan.! d. Mulai drip Dopamine bila tidak beraksi terhadap cairan. Mulai infus 2 ug/kg/menit dan titrasi hingga sistol >90 mmHg dipertahankan.9. Tindak semua disritmia sesuai pedoman.10. Pikirkan pipa nasogastrik dengan isapan ringan.11. Mulai penghangatan pasif bila pasien hipotermik.12. Pikirkan Mannitol 0,5-1 g/kg pada perburukan status neurologikal.13. Dapatkan gula darah dan berikan 25 g Dekstrosa 50% bila <80 mg/dl.14. Hubungi kontrol medik atas semua pertanyaan atau masalah

Page 4: Tenggelam Ciki

PELATIHAN DASAR-DASAR KEAMANAN AIR BAGI PENGAWASKOLAM RENANG (LIFEGUARD) Se-DIYOleh : Sismadiyanto dan Ermawan SusantoJurusan Pendidikan OlahragaFIK UNY

Page 5: Tenggelam Ciki
Page 6: Tenggelam Ciki
Page 7: Tenggelam Ciki

BANTUAN HIDUP DASAR DEWASAPADA NEAR DROWNING DI TEMPAT KEJADIANGd. Harry Kurnia Prawedana1, Putu Pramana Suarjaya21,2 Bagian/SMF Ilmu Anesthesiologi dan Terapi Intensif, Fakultas KedokteranUniversitas Udayana, Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah, DenpasarNEAR DROWNINGCedera oleh karena perendaman ( submersion/immersion ) yang dapat mengakibatkan kematian dalam waktu kurang dari 24 jam disebut tenggelam ( drowning ). Istilah neardrowning digunakan apabila korban mampu bertahan hidup lebih dari 24 jam setelah peristiwa tenggelam.PatofisiologiKetika terbenam ke dalam air atau media cair lainnya, korban yang sadar akan menahan nafas dan mungkin meronta untuk menyelamatkan diri atau bahkan panik. Kemudian dorongan untuk bernafas (“ air hunger ”) akan menyebabkan terjadinya inspirasi spontan – terengah-engah. Hal ini akan mengakibatkan terjadinya aspirasi cairan yang dapat menghalangi jalan nafas korban sehingga dapat menghambat korban untuk bernafas, kemudian akan diikuti oleh kejang dan kematian oleh karena hipoksemia. Proses ini dikenal juga dengan wet drowning. Pada beberapa kejadian korban tidak meminum air, melainkan terjadi spasme laring yang juga dapat mengakibatkan terjadi hipoksemia dan kematian yang dikenal dengan istilah dry drowning . Meskipun aspirasi air tawar dan air laut pada dasarnya menimbulkan perubahan yang berlawanan dalam volume darah dan elektrolit, hanya sebagian kecil korban yang meminum air dalam jumlah yang cukup dari kedua jenis cairan tersebut dapat menyebabkan efek yang signifikan secara klinis. Namun, aspirasi sejumlah cairan, baik itu air tawar maupun air laut, dapat menyebabkan adanya kerusakan pulmonal yang dapat mengakibatkan edema paru non-kardiogenik. Cedera paru yang terjadi dapat diperburuk oleh adanya kontaminan di dalam air seperti bakteri, material kecil, berbagai bahan kimia dan muntahan. Hipoksia serebral juga dapat menyebabkan edema paru non-kardiogenik. Sebagian besar pasien akan menjadi acidemic. Pada awalnya, hal ini lebih berkaitan dengan hipoventilasi dibandingkan lactic acidosis akibat adanya penurunan perfusi jaringan. Abnormalitas elektrolit jarang memerlukan penanganan pada korban near drowning dan biasanya bersifat sementara kecuali bila terdapat cedera ginjal yang signifikan oleh karena hipoksia, hemoglobinuria atau myoglobinuria. Faktor terpenting yang menentukan efek dari kejadian tenggelam adalah durasi dan tingkat keparahan hipoksia yang

Page 8: Tenggelam Ciki

ditimbulkan. Sebagian besar pasien yang tiba di rumah sakit dengan fungsi kardiovaskular dan neurologis yang masih baik dapat bertahan hidup dengan kecacatan minimal, sedangkan pada pasien yang tiba dengan fungsikardiovaskular yang tidak stabil dan koma akan lebih buruk oleh karena hipoksia dan iskemia sistem saraf pusat.

PENANGANAN KORBAN NEAR DROWNING DI TEMPAT KEJADIANAkibat yang paling penting dan merugikan dari tenggelam adalah hipoksia. Oleh karena itu, oksigenasi, ventilasi dan perfusi harus dikembalikan sesegera mungkin. Untuk mencapainya akan diperlukan pertolongan RJP dengan segera dan aktivasi sistem layanan kegawat-daruratan. Sesuai dengan 2010 AHA Guidelines for Cardiopulmonary Resuscitation and Emergency Cariovascular Care, saat ini RJP dimulai kompresi dadadengan urutan C-A-B. Namun, pedoman tersebut juga merekomendasikan individualisasi urutan berdasarkan etiologi dari henti jantung. RJP untuk korban tenggelam sebaiknya tetap menggunakan pendekatan A-B-C mengingat sifat hipoksia dari henti jantung tersebut. Korban hanya dengan henti nafas biasanya merespon setelah beberapa kali pemberian nafas buatan.Menyelamatkan Korban Dari AirHal pertama yang dilakukan apabila menemukan kejadian near drowning adalah menyelamatkan korban dari air. Untuk menyelamatkan korban tenggelam, penolong harus dapat mencapai korban secepat mungkin, sebaiknya menggunakan alat angkut (perahu, rakit, papan selancar atau alat bantu apung).5,7 Setidaknya diperlukan dua orang dewasa untuk mengangkat korban dari dalam air ke perahu penyelamatan. Untuk menghindari terjadinya post-immersion collapse , sebaiknya korban diangkat dari dalam air dengan posisi telungkup. Selain itu, penolong juga harus memperhatikan keselamatan dirinya. Penelitian terakhir menunjukkan bahwa stabilisasi tulang leher tidak perlu dilakukan kecuali terdapat keadaan yang menyebabkan tenggelam menunjukkan adanya kemungkinan terjadi trauma. Keadaan ini termasuk riwayat menyelam, adanya tandatanda cedera atau tanda-tanda intoksikasi alkohol. Dengan tidak adanya indikator tersebut, cedera tulang belakang kemungkinan tidak terjadi. Stabilisasi tulang leher secara manual dan alat stabilisasi mungkin menghambat pembukaan jalan nafas yang adekuat, mempersulit dan mungkin memperlambat penghantaran nafas bantuanTINGKAT KEBERHASILAN RESUSITASI DI TEMPAT KEJADIANSebuah penelitian di Afrika Selatan yang dilakukan selama 17 tahun (Maret 1978- Februari 1995) mengenai tingkat keberhasilan RJP yang dilakukan oleh South African Surf Lifesavers menyatakan bahwa 53% dari keseluruhan RJP di tempat kejadian terhadap kejadian near drowning yang dilakukan menunjukkan keberhasilan. Apabila near drowning terjadi di dekat dengan menara pengawas pantai, kemungkinan keberhasilannya meningkat menjadi 76%. Hal ini dikarenakan pengaruh jarak penolong, kondisi yang membahayakan dan selang waktu hingga korban berhasil ditemukan. Apabila korban ditemukan dengan nadi yang tidak teraba, relative risk untuk ketidakberhasilan resusitasi akan tinggi sebesar 26,7.