stie-igi.ac.id · Web viewRelasi penawaran agregat menjelaskan dampak output terhadap tingkat...

51
Bab VII Model Penawaran Agregat-Permintaan Agregat: Model AS – AD Penawaran Agregat Relasi penawaran agregat menjelaskan dampak output terhadap tingkat harga. Penawaran agregat terjadi atau berasal dari perilaku upah dan harga yang sudah kita bahas pada bab sebelumnya. Menggunakan atau memakai kembali persamaan penentu harga [ W = P e F ( u,z)], kita dapatkan: W = P e F ( u,z) P = (1 + μ )W Upah nominal, W, ditetapkan oleh penentu upah ( wage setters ), ttergantung pada tingkat harga yang diharapkan, P e , tingkat pengangguran, u, dan barbagai variabel, z, yang merupakan tempat semua faktor lain yang mempunyai pengaruh pada penetapan upah, dari tunjangan pengangguran sampai dengan bentuk collective bargaining. Harga, P, ditetapkan oleh perusahaan ( ekuivalen dengan tingkat harga ), tingkat harga adalah sama dengan gaji nominal, W, dikalikan dengan 1 ditambah dengan markup. Contoh: W = $ 2.000 dan μ=10 % , maka P = $ 2.200 = ( US 2.000 x 1.1 ).

Transcript of stie-igi.ac.id · Web viewRelasi penawaran agregat menjelaskan dampak output terhadap tingkat...

Page 1: stie-igi.ac.id · Web viewRelasi penawaran agregat menjelaskan dampak output terhadap tingkat harga. Penawaran agregat terjadi atau berasal dari perilaku upah dan harga yang sudah

Bab VII

Model Penawaran Agregat-Permintaan Agregat: Model

AS – AD

Penawaran Agregat

Relasi penawaran agregat menjelaskan dampak output terhadap tingkat harga. Penawaran

agregat terjadi atau berasal dari perilaku upah dan harga yang sudah kita bahas pada bab

sebelumnya. Menggunakan atau memakai kembali persamaan penentu harga [ W =

PeF (u , z)], kita dapatkan:

W = PeF (u , z)

P = (1 + μ )W

Upah nominal, W, ditetapkan oleh penentu upah ( wage setters ), ttergantung pada

tingkat harga yang diharapkan, Pe, tingkat pengangguran, u, dan barbagai variabel, z,

yang merupakan tempat semua faktor lain yang mempunyai pengaruh pada

penetapan upah, dari tunjangan pengangguran sampai dengan bentuk collective

bargaining.

Harga, P, ditetapkan oleh perusahaan ( ekuivalen dengan tingkat harga ), tingkat

harga adalah sama dengan gaji nominal, W, dikalikan dengan 1 ditambah dengan

markup. Contoh: W = $ 2.000 dan μ=10%, maka P = $ 2.200 = ( US 2.000 x 1.1 ).

Kita menggunakan dua persamaan tersebut bersama-sama dengan tambahan asumsi bahwa

tingkat harga adalah sama dengan tingkat harga yang diharapkan. Dibawah asumsi

tambahan tersebut, kita menghasilkan tingkat pengangguran natural, dan berimplikasi pada

adanya tingkat output natural.

Perbedaan di bab ini adalah bahwa kita tidak memadakan asumsi tambahan tersebut ( kita

akan melepaskan atau meninggalkan bahwa tingkat harga (P) adalah sama dengan tingkat

Page 2: stie-igi.ac.id · Web viewRelasi penawaran agregat menjelaskan dampak output terhadap tingkat harga. Penawaran agregat terjadi atau berasal dari perilaku upah dan harga yang sudah

harga yang diharapkan pada jangka menengah, tetapi akan secara khusus tidak akan sama

dengan tingkat harga yang diharapkan pada jangka pendek ). Tampa tambahan asumsi

tersebut, relasi penetapan harga dan relasi penetapan upah, memmberikan kita sebuah

relasi, dan relasi itu adalah relasi antara tingkat harga, tingkat output, dan tingkat harga

yang diharapkan.

Langkah pertama adalah mengeliminasi upah nominal, W, antara dua persamaan

menggantikan upah nominal di persamaan kedua di atas melalui pernyaataan atau

ungkapan dari persamaan pertama, kita dapatkan persamaan:

P = Pe (1+μ )F (u , z ) (1)

Persamaan tersebut menyatakan bahwa tingkat harga, P, tergantung pada niilai

tingkat harga yang diharapkan, Pe, tingkat pengagguran, markup dan berbagai

variabel z, tetapi kita hendaknya menempatkan μ dan z adalah konstan.

Langkah kedua adalah mengganti tingkat pengangguran, u, dengan ekspresi dalam

terminologi output. Untuk mengganti, u, ingat relasi antara tingkat pengangguran,

bekerja ( employment ), dan output yang kita hasilkan di bab sebelumnya:

u = UL

=L−NL

=1−NL

=1−YL

Persamaan pertama: u = U/L sesuai dengan definisi tingkat pengangguran, persamaan

kedua: U/L = (L – N )/L sesuai dengan definisi pengangguran ( U = L – N ), persamaan

ketiga: ( L – N )/L = 1 – (N/L) merupakan menyederhanakan pecahan. Persamaan keempat:

1 – (N/L) = 1 – (Y/L) sesuai dengan spesifikasi dari fungsi produksi, yang menyatakan bahwa

untuk memproduksi 1 ( satu ) unit output diperlukan 1 ( satu ) pekerja, sehingga Y = N.

Apa yang kita dapat kemudian, adalah:

u = 1 −YL

Dengan kata, berdasarkan angkatan kerja yang ada atau tersedia di ekonomi, semakin tinggi

output, semakin rendah tingkat pengangguran di ekonomi.

Page 3: stie-igi.ac.id · Web viewRelasi penawaran agregat menjelaskan dampak output terhadap tingkat harga. Penawaran agregat terjadi atau berasal dari perilaku upah dan harga yang sudah

Mengganti u dengan 1 – ( Y/L ) pada persamaan (1), memberikan kita relasi penawaran

agregat ( the aggregate supply relation ) atau secara singkat relasi AS ( AS relation ):

P = Pe (1+μ )F (1−YL, z) (2)

Tingkat harga, P, ditentukan oleh tingkat harga yang diharapkan, Pe, dan tingkat output,

Y, ( dan juga markup, μ, dan beberapa varibel lainnya, z, dan angkatan kerja, L ); tetapi

disini kita tentukan mereka konstan. Relasi AS mempunyai dua sifat penting:

Kenaikan pada output menyebabkan tingkat harga naik, hal terssebut hasi dari empat langkah dasar:1. Kenaikan output meyebabkan kenaikan pada bekerja (employment )2. Kenaikan bekerja ( employment ) menyebabkan pengangguran turun3. Semakin rendah pengangguran menyebabkan semakin tinggi upah nnominal4. Kenaikan upah nominal menyebabkan lenaikan harga yang ditetapkan oleh

perusahaaan – sama dengan ( equivalent ), keenaikan tingkat harga ( inflasi ). Kenaikan pada tingkat harga yang diharapkan menyebabkan one for one atau

perubahan dengan tingkat sama pda kenaikan tingkat harga aktual. Sebagai contoh, jika tingkat harga diharapkan naik menjadi dua kali, tingkat harga altual juga naik menjaddi dua kali. Dampak ini bekerja melalui upah:1. Jika para penentu upah berharap tingkat harga naik semakin tinggi, mereka

menetapkan upah nominal semakin tinggi.2. Kenaikan pada upah nominal menyebabkan kenaikan pada biaya produksi, yang

menyebabkan perusahaan menetapkan harga produk naik – sama dengan atau sepadan dengan semakin tinggi tingkat harga.

Gambar: 1

Kurva Penawaran Agregat

Tingkat Harga (P) AS Berdasarkan tingkat harga yang diharapkan

P = Pe A kenaikan output menyebabkan kenaikan

tingkat harga. Jika output sama dengan

Y = Y n Output,Y Tingkat oupt natural, maka P = Pe

Page 4: stie-igi.ac.id · Web viewRelasi penawaran agregat menjelaskan dampak output terhadap tingkat harga. Penawaran agregat terjadi atau berasal dari perilaku upah dan harga yang sudah

Relasi atau hubungan antara tingkat harga, P, dengan tingkat output, Y, berdasarkan nilai

dari tingkat harga yang diharapkan, Pe, dinyatakan atau diwujudkan oleh kurva AS di

gambar (1). Kurva AS mempunyai tiga sifat yang akan dibuktikan kegunaannya ada berikut

ini:

Kurva AS berbentuk kemiringan menaik ( upward sloping ). Menyatakan lainya tetap

atau mengkesampingkan yang lain ( put another way ), kenaikan output, Y,

menyebabkan kenaikan pada tingkat harga, P. Anda sudah lihat dan memahami pada

bab-bab sebelum.

Kurva AS melalui titik A, dimana Y = Y n dan P = Pe. Mengkesampingkan yang lain;

ketika Y = Y n, maka P = Pe.

Bagaimana kita dapat memahami hal tersebut? Pelajari kembali pada definisi tingkat

output natural pada bab sebelumnya, tingkat pengangguran natural ( dan melalui

akibatnya terhadap tingkat output natural ketika tingkat pengangguran ( dan

melalui implikasinya atau akibatnya terhadap tingkat output ) yang terjadi atau

berlaku jika tingkat harga sama dengan tingkat harga yang diharapkan.

Sifat tersebut – bahwa tingkat harga sama dengan tingkat harga yang diharapkan,

ketika output sama dengan tingkat output natural – mempunyai dua akibat: ketika

output di atas tingkat output natural, tingkat harga lebih tinggi daripada tingkat

harga yang diharapkan. Pada gambar (1), jika Y di kanan Y n, P lebih tinggi daripada

Pe. Sebaliknya, ketika output di bawah tingkat output natural, maka tingkat harga

lebih rendah daripada tingkat harga yang diharapkan. Pada gambar (1), jika Y di kiri

Y n, maka P lebih rendah daripada Pe.

Kenaikan pada tingkat harga yang diharapkan, Pe menggeser kurva AS ke atas.

Sebaliknya, penurunan pada tingkat harga yang diharapkan menggeser kurva AS ke

bawah.

Ketiga sifat tersebut ditunjukan oleh gambar (2), umpamakan berdasarkan tingkat output

dan tingkat pengangguran, tingkat harga yang diharapkan naik dari Pe ke P 'e. Kenaikan pada

harga yang diharapkan menyebabkan kenaikan upah dan kenaikan harga. Jadi setiap tingkat

output, tiingkat harga semakin tinggi: Kurva AS bergeser ke atas. Secara khusus, sebagai

Page 5: stie-igi.ac.id · Web viewRelasi penawaran agregat menjelaskan dampak output terhadap tingkat harga. Penawaran agregat terjadi atau berasal dari perilaku upah dan harga yang sudah

pengganti titik A di kurva AS ( dimana Y = Y n dan P = Pe ), kurva AS sekarang melalui titik A’

( dimana Y = Y n dan P = P 'e).

Secara singkat:

Mulai dari penetapan upah dan harga di pasar tenaga kerja, kita menghasilkan kurva

AS ( the aggregate Supply curve ).

Relasi ini menyebakan bahwa berdasarkan tingkat harga yang diharapkan, tingkat

harga, P, merupakan fungsi meningkat dari tingkat output, dan tingkat harga yang

diharapkan. Hal tersebut ditunjukan dengan bentuk kurva AS yang mempunyai

kemiringan mmenaik, dan disebut sebagai kurva penawaran agregat atau kurva AS.

Kenaikan tingkat harga yang diharapkan , menggeser kurva AS ke atas, sedangkan

penurunan tingkat harga yang diharapkan, menggeser kurva AS ke bawah.

Gambar: 2

Dampak Kenaikan Tingkat Harga yang Diharapkan Terhadap Kurva AS

Tingkat Harga (P) AS’ ( untuk P 'e>Pe¿

P = P 'e A’ AS ( untuk Pe )

P = Pe A

Y n Output, Y

Kenaikan pada tingkat harga yang diharapkan, menggeser kurva AS ke atas, dan

sebaliknya.

Page 6: stie-igi.ac.id · Web viewRelasi penawaran agregat menjelaskan dampak output terhadap tingkat harga. Penawaran agregat terjadi atau berasal dari perilaku upah dan harga yang sudah

Permintaan AgregatRelasi permintaan agregat mencakup ataau menyerap dampak tingkat harga terhadap

output. Relasi tersebut dihasilkan dari kondisi keseimbangan di pasar barang dan keuangan.

Mulai dengan penjelasan keseimbangan di pasar barang dan keuangan ( model IS-LM ), anda

sudah memahami makna persamaan di bawah ini:

Pasar Barang: IS: Y = C ( Y – T ) + I (Y, i ) + G

Pasar Keuangan: LMMP = Y L(i)

Keseimbangan di pasar barang mengharuskan tingkat output sama dengan tingkat

permintaan – jumlah konsumsi, investasi dan belanja pemerintah. Hal tersebut

adalah relasi IS.

Keseimbangan di pasar keuangan mengharuskan penawaran uang sama dengan

permintaan uang. Hal tersebut adalah relasi LM.

Perhatikan bahwa apa yang muncul di sebelah kiri persamaan LM adalah persedian uang ril,

M/P. Kita sudah membahasnya di bab sebelumnya bahwa perubahan persediaan uang ril

yang disebabkan oleh perubahan pada uang noominal, M. Tetapi perubahan pada

persediaan uang ril, M/P, dapat juga disebabkan oleh perubahan pada tingkat harga, P.

Kenaikan sebesar 10 persen pada tingkat harga, P, mempunyai dampak sama pada

persediaan uang ril ketika persediaan uang nominal turun 10 persen: salah satu dari kedua

hal terssebut menyebabkan persediaan uang ril turun sebesaar 10 persen.

Penggunaan relasi IS – LM, kita akan peroleh relasi antara tingkat harga dan tingkat output

yang diakibatkan oleh keseimbangan pada pasar barang dan pasar keuangan. Kita

perlihatkan hal tersebut di gambar (3).

Gambar (3) panel (b) adalah gambar dari kurva IS dan kurva LM. Kurva IS ddigaambar

berdasarkan nilai G dan T. Bentuk kemiringan kurva IS adalah menurun. Kenaikan

pada tingkat bunga menyebabkan penurunan pada tingkat output. Kurva LM

digambar berdasarkan nilai M/P. Bentuk kemiringan kurva LM adalah menaik.

Kenaikan output menyebabkan kenaikan permintaan uang, dan tingkt bunga naik,

sehingga mempertahankan persamaan permintaan uang dan ( penawaran uang tidak

Page 7: stie-igi.ac.id · Web viewRelasi penawaran agregat menjelaskan dampak output terhadap tingkat harga. Penawaran agregat terjadi atau berasal dari perilaku upah dan harga yang sudah

berubah ). Titik dimana pasar barang dan pasar keuangan keduanya seimbang adalah

titik perpotongan kurva IS dengan kurva LM, di titik A.

Sekarang perhatikan dampak kenaikan tingkat harga dari P ke P’, berdasarkan

persediaan uang nominal, M, kenaikan padda tingkat harga P, menurunkan tingkat

persediaan uang ril. M/P. Hal tersebut menyebabkan kurva LM bergeser ke atas:

Berdasarkan tingkat output, persediaan uang ril semakin rendah menyebabkan

kenaikan pada tingkat bunga. Ekonomi bergerak disepanjang kurva IS. Titik

keseimbangan berpindah dari titik A ke A’, tingkat bunga naik dari i ke i’, dan tingkat

output turun dari Y ke Y’. Pada jangka pendek, kenaikan tingkat harga menyebabkan

penurunan output.

Secara implisit terdapat relasi negatif antara output dan tingkat harga yang

digambarkan sebagai kemiringan kurva AD di gambar (3) pada panel (b). Titik A dan

titik A’ di gambar (3) panel (b) berhubungan dengan titik A dan Titik A’ di gambar (3)

panel (a). Kenaikan tingkat harga dari P ke P’ menyebabkan penurunan output dari Y

ke Y’. Kurva ini disebut kurva permintaan agregat ( the aggregate demand curve ).

Dasar hubungan negatif antara output dengan tingkat harga disebut relasi

permintaan agregat. ( the aggregate demand relation ).

Setiap variabel lain selain variabel tingkat harga yang menggeser salah satu kurva IS atau

kurva LM, juga menggeser relasi permintaan agregat.

Ambil sebagai contoh, kenaikan belanja pemerintah, G. Berdasarkan tingkat harga, tingkat

output yang dihasilkan oleh keseimbangan di pasar barang dan pasar keuangan adalah lebih

tinggi atau naik: Pada gambar (4), kurva permintaan agregat bergeser ke kanan dari AD ke

AD’.

Atau ambil pada contoh operasi pasar mengurangi uang beredar melalui penjualan surat

berharga ( obligasi ) oleh Bank Sentral ) – penurunan pada M. Berdasarkan tingkat harga,

tingkat output yang dihasilkan oleh keseimbangan paasar barang dan pasar keuangan dalah

lebih rendah atau turun. Padaa gambar (4), kurva permintaan agregat bergeser ke kiri dari

AD ke AD’.

Page 8: stie-igi.ac.id · Web viewRelasi penawaran agregat menjelaskan dampak output terhadap tingkat harga. Penawaran agregat terjadi atau berasal dari perilaku upah dan harga yang sudah

Mari kita sajikan persamaan tentang apa yang sudah kita bahas pada relasi permintaan

agregat.

Y = Y (MP,G ,T ) (3)

( +, +, – )

Tingkat output, Y, adalah fungsi meningkat dari persediaan uang ril, M/P, kenaikan fungsi

dari belanja pemerintah, G, dan penurunan fungsi dari pajak, T.

Berdasarkan lebijakan fiskal dan moneter – berdasarkan M, G dan T – kenaikan pada tingkat

harga, P, menyebabkan penurunan pada persediaan uang ril, M/P , dan penurunan M/P

Gambar: 3

Asal-Muasal Kurva Permintaan Agregat

Tingkat Bunga (i) (a)

i’ A’

i A

Y’ Y Output, Y

Tingkat Harga (P) (b)

P’ A’

P A

Y’ Y Output, Y

Page 9: stie-igi.ac.id · Web viewRelasi penawaran agregat menjelaskan dampak output terhadap tingkat harga. Penawaran agregat terjadi atau berasal dari perilaku upah dan harga yang sudah

menyebabkan penurunan pada tingkat output, Y. Relasi tersebut diungkapkan oleh kurva AD

di gambar (3) panel (b).

Secara singkat pembahasan di atas adalah:

Memulai dari kondisi keseimbangan pasar barang dan pasar keuangan, kita dapatkan

asal-muasal relasi permintaan agregat ( the aggregate demand relation ).

Relasi permintaan agregat menyebabkan tingkat output, Y, adalah fungsi menurun

dari tingkat harga. Hal tersebut dinyatakan bentuk kurvanya berbentuk kemiringan

menurun. Dan kurvanya disebut sebagai the aggregate demand curve atau kurva

permintaan agregat.

Perubahan pada kebijakan fiskal dan kebijakan moneter – atau yang lebih umum

pada setiap variabel, selain daripada tingkat harga yang menggeser kurva IS dan

kurva LM – juga menggeser kurva permintaan agregat.

Gambar: 4

Pergeseran Kurva Permintaan Agregat

Tingkat Harga (P)

P Kenaikan Belanja Pemerintah (G)

AD’

AD’’ AD Penurunan Uang Nominal (M)

Y Output, Y

Kenaikan belanja pemerintah (G) menyebabkan output (Y) naik berdasarkan tingkat harga

berlaku (P), menggeser kurva permintaan agregat ke kanan. Penurunan uang nominal (M),

menyebabkan penurunan output (Y), berdasarkan tingkat harga berlaku (P), dan menggeser

kurva permintaan agregat ke kiri.

Page 10: stie-igi.ac.id · Web viewRelasi penawaran agregat menjelaskan dampak output terhadap tingkat harga. Penawaran agregat terjadi atau berasal dari perilaku upah dan harga yang sudah

Keseimbangan Pasar pada Jangka Pendek dan Jangka

Menengah

Sekarang kita gabungkan relasi kurva AD dan Kurva AS dari sesi sebelumnya, dua relasi yang

sudah kita dapatkan:

Relasi AS P = Pe(1+μ) F(1−YL, z )

Relasi AD Y = Y(MP,G,T )

Berdasarkan nilai tingkat harga yang diharapkan, Pe ( yang masuk pada relasi

penawaran agregat ) , dan berdasarkan nilai variabel M, G dan T untuk kebijakan fiskal dan

moneter ( yang masuk pada relasi permintaan agregat ), kedua relasi tersebut menentukan

nilai ouput, Y, dan tingkat harga, P, keseimbangan pasar.

Perhatikan keseimbangan pasar jelas ditentukan oleh nilai Pe, nilai Pe menentukan posisi

kurva penawaran agregat [ lihat kembali gambar (2)], dan posisi kurva penawaran agregat

mempengaruhi keseimbangan pasar. Pada jangka pendek, kita dapat meenerima dan

memahmi bahwa Pe, tingkat harga yang diharapkan oleh pembuat tingkat upah menjadi

dasar ketika mereka menentapkan upah sebagaimana yang biasa mereka lakukan. Tetapi

dari waktu-ke waktu, Pe kemungkinan berubah, menggeser kurva penawaran agregat, dan

mengubah keseimbangan pasar ( mengubah tingkat output ). Berdasarkan pemikiran ini.

Kita pertama-tama mengkarakteristikan keseimbangan pasar jangka pendek – jadi,

menggunakan tingkat harga yang diharapkan, Pe, sesuai yang sudah ditentukan. Kemudian

kita lihat bagaimana Pe berubah dari waktu ke waktu, dan bagaimana perubahan tersebut

mempengaruhi keseimbangan pasar.

Keseimbangan Pasar Pada jangka Pendek

Keseimbangan jangka pendek telah diklarfikasi di gambar (5):

Page 11: stie-igi.ac.id · Web viewRelasi penawaran agregat menjelaskan dampak output terhadap tingkat harga. Penawaran agregat terjadi atau berasal dari perilaku upah dan harga yang sudah

Kurva penawaran agregat, AS, telah digambar berdasarkan nilai Pe adalah

kemiringan menaik ( upwarad sloping ): Semakin tinggi tingkat output, semakin tinggi

tingkat harga, P. Posisi kurva tergantung pada nilai Pe. Lihat kembali pada sesi

sebelumnya bahwa ketika output, Y, sama dengan output natural, Y n, maka tingkat

harga (P) sama dengan tingkat harga yang diharapkan, Pe. Kondisi tersebut

ditunjukan oleh gambar (5), Titik kesseimbangan pasar A berpindah ke titik B di

kurva penawaran agregat: Jika Y = Y N, maka P = Pe.

Kurv permintaan agregat, AD, digambar berdasarkan nilai M, G dan T, dengan bentuk

kemiringan kurva berbentuk kemiringan menurun ( downward sloping ): Semakin

tinggi tingkat harga, semakin rendah tingkat output.

Keseimbangan pasar terjadi ketika kurva AS dan kurva AD berpotongan di titik A. Melalui

keseimbangan pasar tersebut, titik A, menyebabkan pasar barang, pasar keuangan, pasar

tenaga kerja, semuanya dalam kondisi keseimbangan. Keseimbangan pasar di pasar tenaga

kerja berasal atau disebabkan oleh fakta bahwa titik A di kurva penawaran agregat.

Sedangkan keseimbangan di pasar barang dan pasar keuangan disebabkan fakta titik A di

kurva permintaan agregat. Tingkat output dan tingkat harga keseimbangan adalah Y dan P.

Pada umumnya tidak ada alasan mengapa pada keseimbangan pasar output, Y, hendaknya

sama dengan tingkat output natural, Y n .. Keseimbangan output tergantung pada posisi

kurva penawaran agregat – jadi pada nilai Pe - dan pada posisi kiurva permintaan agregat –

jadi pada nilai M, G dan T. Sebagaimana kedua kurba yang sudah kita gambar, Y lebih besar

daripada Y n. Tingkat keseimbangan output lebih besar dari tingkat output natural. Tetapi

kita sudah dapat menggambar dengan mudah kurva AS dan AD, sehingga keseimbangan

output, Y, lebih rendah daripada output natural, Y n.

Gambar (5) memberikan kita hasil yang pertama: Pada jangka pendek, tidak ada alasan

mengapa output hendaknya sama dengan output natural. Semuanya tergantung pada nilai

spesifik pada tingkat harga yang diharapkan, Pe, dan nilai dari beberapa variabel yang

mempengaruhi posisi kurva permintaan agregat.

Jadi, sekarang kita harus bertanya: Apa yang terjadi dari waktu ke waktu? Lebih spesial lagi,

umpamakan, pada jangka pendek, output adalah di atas output natural – sebagaimana pada

Page 12: stie-igi.ac.id · Web viewRelasi penawaran agregat menjelaskan dampak output terhadap tingkat harga. Penawaran agregat terjadi atau berasal dari perilaku upah dan harga yang sudah

kasus di gambar (5). Akankah output, Y, pada akhirnya kembali ke tingkat output natural?

Jika terjadi, bagaimana hal tersebut dapat terjadi? Semua itu pertanyaan yang akan kita

bahas pada sesi sisa ini.

Dari Jangka Pendek Ke Jangka Menengah

Untuk berpikir guna memahami tentang apa yang terjadi dari waltu ke waktu. Perhatikan

gambar (6). Kurva AS dan kurva AD yang di gambar (6) sama dengan yang di gambar (5), dan

sehinga keseimbangan pada jangka pendek adalah di titik A – yang berkaitan dengan titik di

gambar (5), output sama dengan Y dan lebih besar daripada output natural, Y n.

Pada titik A, output, Y, lebih besar daripada output natural, Y N. Kita sudah

mengetahui dari sesi sebelumnya bahwa tingkat haarga, P, lebih tinggi daripada

tingkat harga yang diharapkan, Pe - semakin tinggi daripada tinggkat harga yang

Gambar: 5

Keseimbangan Pada Jangka Pendek

Tingkat Harga (P) AS

P A

Pe B AD

Y n Y Output, Y

Keseimbangan terjadi melalui perpotongan kurva penawaran agregat dengan kurva

permintaan agregat. Di titik A, pasar tenaga kerja, pasar keuangan dan pasar barang,

semuanya dalam kondisi keseimbangan.

Page 13: stie-igi.ac.id · Web viewRelasi penawaran agregat menjelaskan dampak output terhadap tingkat harga. Penawaran agregat terjadi atau berasal dari perilaku upah dan harga yang sudah

diharapkan oleh penentu upah ( the wage setters, ketika mereka menetapkan upah

nominal.

Fakta bahwa tingkat harga lebih tinggi daripada tingkat harga yang diharapkan the

wage setters adalah kemungkinan menyebabkan the wage setters merevisi tingkat

harga yang diharapkan dengan meningkatkannya di masa depan. Jadi, pada masa

berikutnya mereka menetapkan upah nominal, mereka kemungkinan membuat

keputusan upah nominal berdasarkan tingkat harga yang diharapkan lebih tinggi,

katakanlah berdasarkan Pe, dimana Pe>P.

Kenaikan pada tingkat harga yang diharapkan tersebut, menyebabkan di masa

berikutnya kurva penawaran agregat bergeser ke atas, dari AS ke AS’: Berdasarkan

tingkat output, the wage setters mengharapkan tingkat harga lebih tinggi, sehingga

mereka menetapkan upah nominal lebih tinggi daripada tingkat upah nominal

sebelumnya, yang menyebabkan perusahaan menetapkan harga produknya lebih

tinggi daripada harga sebelumnya ( jadi hampir dapat dipastikan setiap kenaikan

upah diikuti kenaikan harga produk, sehingga di ekonomi terjadi inflasi ).

Pergeseran ke atas pada kurva penawaran agregat (AS), menyebabkan ekonomi

bergerak di sepanjang kurva permintaan agregat (AD). Titik keseimbangan berpindah

dari titik A ke titik A’, dan output keseimbangan turun dari Y ke Y n.

Dengan kata: Fakta bahwa pada awalnya output keseimbangan lebih besar daripada

tingkat output natural menyebabkan kenaikan pada tingkat harga yang diharapkan.

Kenaikan harga yang diharapkan menyebabkan kenaikan upah nominal, dan yang

menyebabkan kenaikan pada tingkat harga. Tingkat harga yang semakin tinggi

menyebabkan penurunan pada uang ril, M/P, hal ini menyebabkan kenaikan tingkat

bunga, yang menyebabkan penurunan tingkat output.

Penyesuaian tidak berakhir pada titik A’. Di titik A’, output Y’ masih lebih besar

daripada tingkat output natural, Y n, sehingga tingkat harga masih lebih tinggi

daripada tingkat harga yang diharapkan. The wage setters kemungkinan melanjutkan

merevisi kenaikan harga yang diharapkan agar sama atau paling tidak sama dengan

tingkat harga.

Hal tersebut menyebabkan selama output keseimbangan lebih tinggi dari pada

tingkat output natural, tingkat harga yang diharapkan meningkat, menggeser kurva

Page 14: stie-igi.ac.id · Web viewRelasi penawaran agregat menjelaskan dampak output terhadap tingkat harga. Penawaran agregat terjadi atau berasal dari perilaku upah dan harga yang sudah

AS ke atas. Ketika kurva AS bergeser ke atas dan ekonomi bergerak di sepanjang

kurva permintaan agregat (AD), tingkat output keseimbangan terus menurun.

Apakah penyesuaian tersebut pada akhirnya akan berakhir? Yes, penyesuaian akan

berakhir ketika kurva AS bergeser ke AS’’, ketika titik keseimbangan sudah bergerak

ke titik A’’, dan tingkat keseimabngan output, Y, sama dengan tingkat keseimbangan

output natural, Y n. Pada A’’ tingkat output keseimbangan sama dengan tingkaat

output natural, sehingga tingkat harga sama dengan tingkat harga yang diharapkan.

Maka the wage setters tidak punya alasan untuk mengubah tingkat harga yang

diharapkan, kurva AS tidak lagi bergeser, dan ekonomi tetap di titik A’’.

Dengan kata: Sepanjang tingkat output keseimbangan lebih besar daripada tingkat

output natural, tingkat harga lebih tinggi daripada tingkat harga yang diharapkan.

Hal ini menyebabkan pembentuk atau penentu tingkat upah nominal merevisi

tingkat harga yang diharapkan naik untuk menyamakan atau paling tidak mendekati

tingkat harga, tetapi justru tingkat harga naik. Kenaikan pada tingkat harga

menyebabkan penurunan pada persediaan uang ril, dan ini menyebabkan kenaikan

pada tingkat bunga, penurunan tingkat bunga menyebabkan penurunan pada tingkat

output. Penyesuaian berhenti atau berakhir ketika tingkat output keseimbangan

sama dengan tingkat output natural. Pada titik tersebut, tingkat harga sama dengan

tingkat harga yang diharapkan, jadi, tingkat harga yang diharapkan tidak lagi direvisi

atau tidak lagi berubah, dan sehingga tingkat output tetap pada tingkat output

natural. Mengkesampingkan yang lain, pada jangka menengah, tingkat output

keseimbangan kembali ketingkat output natural.

Kita sudah melihat dinamika penyesuaian dimulai dari kasus dimana tingkat output

awal lebih besar daripada tingkat output natural. Dengan sangat jelas, argumen

simetris dipertahankan ketika tingkat output awal lebih kecil daripada tingkat output

natural. Pada kasus ini, tingkat harga lebih rendah daripada tingkat harga yang

diharapkan, menyebabkan penentu tingkat upah menurunkan tingkat harga yang

diharapkan untuk menyamakan atau mendekati tingkat upah. Semakin rendah

tingkat upah yang diharapkan menyebabkan kurva AS bergeser ke bawah, dan

ekonomi bergerak ke bawah kurva AD, sampai tingkat ouutput naik kembali dan

sama dengan tingkat output natural.

Secara singkat :

Page 15: stie-igi.ac.id · Web viewRelasi penawaran agregat menjelaskan dampak output terhadap tingkat harga. Penawaran agregat terjadi atau berasal dari perilaku upah dan harga yang sudah

Pada jangka pendek, tingkat output dapat di atas atau di bawah tingkat output

natural. Perubahan pada setiap variabel yang masuk pada relasi AS dan atau relasi

AD menyebabkan pperubahan pada tingkat output dan mengubah tingkat harga.

Pada jangka menengah tingkat output pada akhirnya kembali ketingkat output

natural. Penyesuaian bekerja melalui perubahan pada tingkat harga. Ketika tingkat

output di atas tingkat output natural, tingkat harga naik. Semakin tinggi tingkat harga

menyebabkan penurunan pada permintaan yang bermuara penurunan pada tingkat

output keseimbangan. Ketika tingkat output keseimbangan di bawah tingkat output

natural, tingkat harga turun, dan menyebabkan permintaan dan output meningkat.

o

Pada sisa bab ini, kita menggunakan model AS – AD untuk melihat dan memahaami dampak

dinamis dari perubahan kebijakan atau lingkungan ekonomi. Kita fokus pada tiga perubahan.

Dua dari pertama adalah cara andalan lama ( old favorites ) sampai dengaan sekarang:

Operasi pasar terbuka yang mengubah persediaan uang nominal, dan penurunan pada

Gambar: 6

Penyesuaian Ouput dari Waktu Ke Waktu

Tingkat Harga (P) AS’’

A’’ AS’ (untuk Pe '>Pe

A’ AS ( untuk Pe )

P

Pe B A AD

Y n Y’ Y Output, Y

Jika output keseimbangan, Y, di atas tingkat output natural, Y n. Kurva AS bergeser dari waktu ke

waktu, sampai dengan tingkat output turun sampai sama dengan tingkat output natural.

Page 16: stie-igi.ac.id · Web viewRelasi penawaran agregat menjelaskan dampak output terhadap tingkat harga. Penawaran agregat terjadi atau berasal dari perilaku upah dan harga yang sudah

defisit anggaran. Ketiga, kita tidak dapat membahasnya sampai dengan kitaa sudah

mengembangkan teori penentu upah dan harga, adalah kenaikan pada harga minyak bumi.

Setiap perubahan tersebut adalah menarik dan penting sesuai kebenaran dan pendapat

kita:

Kebijakan moneter telah bertanggungjawab terhadap resesi yang terjadi dari tahun

1980an sampai sekarang.

Pengurangan anggaran defisit tetap menjadi perhatian masyarakat, terutama

legislator dan ekonom, tentu pengamat ekonomi.

Kenaikan harga minyak bumi sejak taahun 1970an, menjadi masakah utama resesi di

negara maju dan penghambat pertumbuhan ekonomi di negara berkembang.

Dampak Kebijakan Moneter

Apa dampak jangka pendek dan jangka menengah dari kebijakan moneter eksoansif ( the

expansionary monetary policy ), katakanlah, menaikan jumlah beredar uang nominal dari M

ke M’?

Penyesuaian Dinamis

Lihat pada gambat (7), asumsikan bahwa sebelum perubahan pada uang nominal, kondisi

ekonomi yang terjadi adalah: Y = Y n, sehingga kurva AS dan kurva AD berpotongan di titik A,

tingkat output sama dengan tingkat output natural, dan tingkaat harga berlaku sama

dengan P.

Sekarang perhatikan bahwa ddi ekonomi terjadi kenaikan jumlah uang nominal, M. Ingat

pada spesifikasi permintaan agregat pada persamaan (3):

Y=Y (MP,G ,T )

Berdasarkan tingkat harga belaku, P, kenaikan jumlah uang nominal, M, menyebabkan

kenaikan pada uang ril, M/P, yang mengakibatkan kenaikan pada tingkat output

keseimbangan. Kurva AD bergeser ke kanan dari AD ke AD’. Pada jangka pendek ekonomi

Page 17: stie-igi.ac.id · Web viewRelasi penawaran agregat menjelaskan dampak output terhadap tingkat harga. Penawaran agregat terjadi atau berasal dari perilaku upah dan harga yang sudah

bergerak atau berubah dari titik A ke titik A’, tingkat output naik dari Y ke Y’, dan tingkat

harga naik daari P ke P’.

Dari waktu ke waktu, penyesuaian harga yang diharapkan terus berlangsung. Ketika output

keseimbangan lebih tinggi dari tingkat output natural, tingkat harga berlaku lebih tinggi dari

tingkat harga yang diharpkan para penentu upah. Mereka merevisi harga yang diharapkan,

dan ini menyebabkan kurva penawaran agregat bergeser naik dari waktu ke waktu. Ekonomi

bergerak di sepanjang kurvaa penawaran agregat, AD’. Proses penyesuaian berakhir ketika

tingkat output keseimbangan kembeli ke tingkat output natural. Pada kondisi tersebut,

ringkat harga berlaku sama dengan tingkat harga yang diharapkan. Pada jangka menengah

kurva penawaran agregat yang terjadi adalah: AS’’, dan ekonomi berada dititik A’’. Tingkat

output kembali menjadi tingkat output natural, Y n, dan tingkat harga berlaku adalah sama

dengan P’’.

Kita dapat secara aktual menetapkan ukuran pasti dari kenaikan akhir pada tingkat harga.

Jika tingkat output kembali ke tingkat output natural, persediaan uang ril harus juga kembali

Gambar: 7

Dampak Dinamis dari Kebijakan Moneter Ekspansif

Tingkat Harga (P) AS’’

P’’ A’’ AS

P’ A’

P A AD’ ( untuk M’¿M )

AD ( untuk uang nominal, M )

Y n Y’ Output, Y

Kebijakan moneter ekspansif, pada jangka pendek menyebabkan terjadi kenaikan pada tingkat

output, tetapi pada jangka menengah tidak mempunyai dampak terhadap output.

Page 18: stie-igi.ac.id · Web viewRelasi penawaran agregat menjelaskan dampak output terhadap tingkat harga. Penawaran agregat terjadi atau berasal dari perilaku upah dan harga yang sudah

ke nilai semula. Dengan kata lain, kenaikan proporsional pada harga harus sama dengan

kenaikan proporsional pada uang nominal. Jika kenaikan awal pada uang nominal sama

dengan 10 persen, maka tingkat harga pada akhirnya naik 10 persen lebih tinggi dari tingkat

awal.

Dibelakang Peristiwa

Untuk mendapatkan pemahaman yang lebih baik tentang apa yang terjadi pada peristiwa

itu semua, adaalah sangat berguna untuk mengetahui di belakang peristiwa suatu peristiwa

dan melihat apa yang terjadi tidak hanya tingkat output dan tingkat harga, tetapi juga apa

yang terjadi pada tingkat bunga. Kita dapat melakukan ini dengan melihat apa yang terjadi

dalam terminologi model IS-LM.

Gambar (8) panel (a) yang merupakan reproduksi dari gambar (7), tetapi tanpa kurva AS’’,

guna membuat sederhana pada visualisasi, dan memperlihatkan penyesuaian output dan

tingkat harga dalam merespon kenaikan jumlah uang nominal. Gambar (8) panel (b)

memperlihatkan penyesuaian output dan tingkat bunga, dengan melihat proses

penyesuaian yang sama,mtetapi dalam terminologi modell IS-LM.

Lihat gambar (8) panel (b). Sebelum perubahan pada jumlah uang nominal, keseimbangan

berdasarkan perpotongan kurva IS dan kurva LM di titik A – yang berhubungan dengan titik

A di gambar 8 panel (a). Output adalah sama dengan tingkat output natural, Y n, dan tingkat

bunga yang berlaku adalah: i.

Dampak pada jangka pendek dari kebijakan moneter ekspansif adalah menggeser kurva LM

ke bawah dari LM ke LM’, menyebabkan titik keseimbangn berubah dari titik A ke titik A’ –

yang berhubungan dengan titik A’ di gambar (8) panel (a). Tingkat bunga semakin rendah

dan tingkat output semmakin tinggi.

Terdapat dua dampak yang bekerja di belakang bergesernya kurva LM ke LM’: Pertama

adalah kenaikan jumlah uang nominal. Sedangkan kedua, sebagian besar untuk

mengimbangi atau menyerap dampak dari dampak kejadian pertama adalah kenaikan

tingkat harga. Mari kita lihat kedua dampak tersebut secara seksama.

Page 19: stie-igi.ac.id · Web viewRelasi penawaran agregat menjelaskan dampak output terhadap tingkat harga. Penawaran agregat terjadi atau berasal dari perilaku upah dan harga yang sudah

Jika tingkat harga tidak berubah, kenaikan jumlah uang nominal akan menggeser

kurva LM ke bawah menjadi LM’’. Sehingga, jika tingkat harga tidak berubah –

sebagaimana yang sudah kita asumsikan di bab sebelumnya – keseimbangan akan

ditentukan oleh perpotongan kurva IS dengan kurva LM’’, yaitu di titik B.

Tetapi sekalipun pada jangka pendek, tingkat harga akan naik – dari P ke P’ di

gambar (8) panel (a). Kenaikan harga tersebut menyebabkan menggeser kurva LM ke

atas dari LM’’ ke LM’, sebagian besar mengimbangi atau metutup dampak dari

dampak kenaikan jumlah uang nominal.

Dampak bersih dari kedua pergeseran tersebut – penurunan dari LM’ ke LM’’ dalam

merespon kenaikan jumlah uang beredar, dan kenaikan dari LM’ ke LM’’ dalam

merespon kenaikan tingkat harga – adalah menggeer kurva LM dari LM ke LM’, dan

keseimbangan jangka pendek terjadi di titik A’.

Dari waktu ke waktu, fakta bahwa output di atas tingkat output natural menyebabkan

bahwa tingkat harga secara terus menerus meningkat. Ketika tingkat harga meningkat,

menyebabkan persediaan uang ril turun, dan menggeser kurva LM kembali ke semula atau

ke posisi awal. Ekonomi bergerak disepanjang kurva IS: Tingkat bunga naik dan tingkat

output turun. Akhirnya, kurva LM kembali ke posisi awal sebelum terjadi kenaikan pada

jumlah uang nominal.

Ekonomi berakhir di titik A yang berhubungan dengan titik A’’ di gambar (8) panel (a):

Kenaikan jumlah uang nominal adalah secara pasti di tutup oleh kenaikan secara

proporsional pada tingkat harga. Karena itu, persediaan uang ril tidak berubah. Berdasarkan

persediaan uang ril tidak berubah, tingkat output kembaali ke nilai awal, yaitu: Y n, dan juga

tingkat bunga kembali ke nilai semula, yaitu: i.

Netralitas Uang

Sekarang kita ringkas apa yang baru saja kita pelajari tentang dampak kebijakan moneter.

Gambar: 8

Dampak Dinamis dari Kebijakan Moneter Ekspansif Terhadap Output

dan Tingat Bunga

Tingkat Harga (P) AS (a)

A’’

Page 20: stie-igi.ac.id · Web viewRelasi penawaran agregat menjelaskan dampak output terhadap tingkat harga. Penawaran agregat terjadi atau berasal dari perilaku upah dan harga yang sudah

Pada jangka pendek, kebijakan moneter ekspansif meenyebabkan kenaikan output,

penurunan pada tingkat bunga, dan kenaikan pada tingkat harga.

Berapa besar dampak kebijakan moneter ekspansif menaikan tingkat output awal,

dan berapa besar kenaikan tingkat harga tergantung pada bentuk kemiringan paada

kurva penawaran agregat. Pada bab sebelumnya, kita mengasumsikan bahwa tingkat

harga tidak merespon semua kenaikan output – kita mengasumsikan sebenarnya

bahwa bentuk kurva penawaran agregat adalah mendatar ( a flat ). Walaupun kita

Gambar: 8

Dampak Dinamis dari Kebijakan Moneter Ekspansif Terhadap Output

dan Tingat Bunga

Tingkat Harga (P) AS (a)

A’’

Page 21: stie-igi.ac.id · Web viewRelasi penawaran agregat menjelaskan dampak output terhadap tingkat harga. Penawaran agregat terjadi atau berasal dari perilaku upah dan harga yang sudah

mengharapkan hal tersebut terjadi dengaan tujuan hanya sebagai simplifikasi,

ternyata bukti empiris ( di USA ) menunjukan bahwa dampak awal pada perubahan

tingkat output terhadap tingkat harga adalah sangat kecil. Walaupun terjadi

kenaikan pada output, tingkat harga tidak berubah untuk jangka pendek ( kurang

dari satu tahun ).

Dari waktu ke waktu, tingkat harga naik, dan dampak dari kebijakan moneter

ekspansif terhadap output dan tingkat bunga menghilang. Pada jangka menengah,

kenaikan pada jumlah uang nominal adalah menggambarkan atau diwujudkan sama

sekali pada kenaikan proporsional pada tingkat harga, tetapi tidak mempunyai

dampak terhadap output atau tingkat bunga. Para ekonom menyikapi gejala tidak

ada dampak dari uang terhadap outout dan tingkat bunga pada jangka pendek

adalah menyatakan bahwa uang adalah netral pada jangka menengaah.

Metralitas uang ( the neutrality of money ) pada jangka menengah tidak berarti

bahwa kebijakan moneter tidak dapat atau sebaiknya tidak digunakan untuk

mengubah output. Kebijakan moneter ekspansif tetap berguna dan perlu dilakukan

untuk mengubah output dan tingkat bunga. Sebagai contoh, kebijakan moneter

ekspansif dapat membawa ekonomi ke luar dari resesi ekonomi, dan kembali

mempercepat output mencappai tingkat output natural. Tetapi netralitas uang

memperingatkan bahwa kebijakan moneter tidak dapat secara terus-menerus

meningkat output selamanya.

Penurunan atau Mengurangi Defisit Anggaran

Kebijakan yang baru saja kita bahas – kebijakan moneter ekspansif – menyebabkan terjadi

pergeseran permintaan agregat yang berasal dari pergeseran kurva LM. Sekarang mari kita

lihat dampak pergeseran permintaan agregat yang berasal dari pergeseran kurva IS.

Umpamakan pemerintah memutuskan untuk mengurangi jumlah defisit anggaran dari G ke

G’ [ misal dari 3 persen GDP ( G ) menjadi 2 persen GDP ( G’ ) ], sementara tetap

mempertahankan pendapatan dari pajak, T. Bagaimana kebijakan tersebut berdampak

terhadap ekonomi pada jangka pendek dan jangka menengah?

Page 22: stie-igi.ac.id · Web viewRelasi penawaran agregat menjelaskan dampak output terhadap tingkat harga. Penawaran agregat terjadi atau berasal dari perilaku upah dan harga yang sudah

Asumsikan bahwa tingkat output adalah pada awalnya tingkat output natural, sehingga

ekonomi berada di titik A pada gambar (9): Output sama dengan Y n. Penurunan pada

belanja pemerintah dari G ke G’ menggeser kurva permintaan agregat ke kiri, dari AD ke

AD’: Untuk tingkat harga yang berlaku, tingkat output semakin rendah atau turun. Pada

jangka pendek, keseimbangan berubah dari titik A ke titik A’, tingkat output turun dari Y n ke

Y dan tingkat harga turun dari P ke P’.

Dampak awal dari pengurangan defisit anggaran adalah mendorong penurunan output. Dan

hal tersebut, pertama kali sudah kita bahas pada pembahasan pasar barang.

Apa yang terjadi dari waktu ke waktu? Sepanjang output di bawah tingkat output natural,

kita mengetahui bahwa kurva penawaran agregat bergeser turun atau ke bawah. Ekonomi

bergerak ke bawah atau turun sepanjang kurva permintaan agregat AD’ sampai kurva

penawaran agregat berada atau menjadi AS’’ dan ekonomi mencapai titik A’’. Maka resesi

awal berakhir, dan output kembali ke Y n.

Gambar: 9

Dampak Dinamis Penurunan pada Defisit Anggaran

Tingkat Harga (P) AS

P A AS’

P’ A’ AD

A’’ AD’ ( untuk G’ > G )

Y Y n Output, Y

Penurunan pada defisit anggaran menyebabkan output awal turun. Bersamaan dengan

berjalannya waktu, tingkat output kembali ketingkat output natural.

Page 23: stie-igi.ac.id · Web viewRelasi penawaran agregat menjelaskan dampak output terhadap tingkat harga. Penawaran agregat terjadi atau berasal dari perilaku upah dan harga yang sudah

Seperti kenaikan pada uang nominal, pengurangan pada defisit anggaran tidak berdampak

selamanya terhadap tingkat output. Pada akhirnya, tingkat output kembali ke tingkat output

natural.

Tetapi terdapat perbedaan penting antara dampak dari perubahaan uang nominal dengan

dampak dari pengurangan defisit anggaran: Pada titik A’’, tidak semuanya adalah sama

sebagaimana sebelumnya: Terutama, tingkat bunga lebih rendah dibandingkan sebelum

kurva bergeser. Cara terbaik untuk memahami hal tersebut adalah melihat pada

penyesuaian dalam terminologi yang mendasari model IS-LM.

Pengurangan Defisit, Output dan Tingkat Bunga

Gambar (10) panel (a) merupakan reproduksi gambar (9), memperlihatkan penyesuaian

tingkat output dan tingkat bunga sebagai reespon terhadap penurunan pada tingkat defisit

anggaran ( tetapi membuang kurva AS’’ guna memudahkan visualisasi ). Gambar (10) panel

(b) memperlihatkan penyesuaian tingkat output dan tingkat bunga, berdasarkan proses

sama, tetapi dalam terminologi model IS-LM.

Lihat pada gambar (10 ) panel (b), sebelum peerubahan pada kebijakan fiskal ( dalam hal ini

penurunan jumlah defisit anggaran ), keseimbangan telah terjadi berdasarkan perpotongan

kurva IS dengan kurva LM di titik A – yang berhubungan dengan titik A di gambar (10 ) panel

(a). Tingkat output adalah sama dengan tingkat output natural, Y n, dan tingkat bunga

sebesar i.

Ketika pemerintah mengurangi jumlah anggaran defisitnya, kurvva IS bergeser ke kiri

menjadi IS’. Jika tingkat harga tidak berubah ( asumsi yang kita buat saat membahas model

IS-LM di bab sebelumnya ). Ekonomi akan bergerak atau berubah dari titik A ke titik B.

Tetapi karena tingkat harga turun sebagai reespon atau akibat dari penurunan tingkat

output, persediaan uang ril meningkat, yang dampaknya diserap melalui penurunan kurva

LM ke LM’. Sehingga dampak awal dari pengurangan defisit adalah untuk menggerakan

ekonomi dari titik A ke titik A’: Titik A’ digambar (10) panel (b) berhubungan dengan titik A’

di gambar (10) panel (a). Baik tingkat output dan tingkat bunga lebih rendah daripada

sebelum kebijakan pengurangan belanja pemerintah ( the fiscal contraction policy )

Page 24: stie-igi.ac.id · Web viewRelasi penawaran agregat menjelaskan dampak output terhadap tingkat harga. Penawaran agregat terjadi atau berasal dari perilaku upah dan harga yang sudah

dilaksanakan. Perhatikan apakah investasi naik atau turun pada jangka pendek adalah

bermakna dua atau tidak jelas ( ambiguous ): Semakin rendah output menurunkan investasi,

tetapi semakin rendah tingkat bunga meningkatkan investasi.

Sepanjang tingkat output masih di bawah tingkat output natural. Tingkat harga secara terus-

menerus turun, menyebaabkan kenaikan pada persediaan uang ril. Kurva LM secara terus-

Gambar: 10

Dampak Dinamis Penurunan Defisit Anggaran Terhadap Output dan Tingkat

Bunga

Tingkat harga (P) AS

P A

P’ A’ AD

A’’ AD’(untuk G’ < G )

Y’ Y n Output, Y

Tingkat Harga (P) LM

LM’

i A LM’’

i’ B A’ IS

i’’ A’’ IS’

Y’ Y n

Pada jangka pendek, penurunan defisit anggaran pemerintah menyebabkan penurunan output

dan penurunan tingkat bunga. Pada jangka menengah, output kembali ke output natural, dan

tingkat bunga turun.

Page 25: stie-igi.ac.id · Web viewRelasi penawaran agregat menjelaskan dampak output terhadap tingkat harga. Penawaran agregat terjadi atau berasal dari perilaku upah dan harga yang sudah

menerus turun atau bergeser ke bawah. Pada gambar (10) panel (b), ekonomi bergerak

turun dari titik A’ di sepanjang kurva IS’. Dan pada akhirnya mencapai titik A’’ [ yang

berhubungan dengaan titik A’’ di gambar (10) panel (a)]. Pada titik A’’, kurva LM menjadi

kurva LM’’.

Pada titik A’’, tingkat output kembali ke tingkt output natural. Tetapi tingkat bunga lebih

rendah dibandingkan tingkat bunga sebelum kebijakan fiskal konstraksi dilaksanakan,

tingkat bunga bergerak dari i ke i’’. Komposisi output, di dalam terminologi belanja

pemerintah adalah juga berbeda. Untuk melihat bagaimana dan mengapa, mari kita tulis

kembali relasi IS. Dengan mengingat bahwa di titik A’’ tingkat output kembali ke tingkat

output natural, sehingga Y = Y n.

Y n=C (Y n−T )+ I (Y n , , i)+G

Karena pendapatan (income ), Y n dan pajak T adalah tidak berubah, tingkat konsumsi adalah

sama ketika sebelum kebijakan pengurangan defisit dilaksanakan. Berdasarkan asumsi

bahwa belanja pemerintah, G adalah lebiih rendah daripada sebeluk kebijakan fiskal

konstraksi dilaksanakan, maka tingkat investasi, I, harus lebih tinggi dibandingkan sebelum

pengurangan defisit dilaksanakan – perbedaan yang terjadi pada tingkat investasi

lebih tinggi daripada jumlah penurunan belanja pemerintah, G yang terjadi.

Mengkesampingkan yang lain. Pada jangka menengah, pengurangan pada defisit anggaran

adalah pasti ( unambiguously ) menyebabkan penurunan pada tingkat bunga dan kenaikan

pada investasi.

Defisit Anggaran, Output dan Investasi

Sekarang kita ringkas tentang apa yang baru saja kita pelajari dan bahas tentang dampak

dari kebijakan fiskal ( penurunan defisit anggaran ).

Pada jangka pendek, pengurangan defisit anggaran, jika diterapkan sedirian ( berarti

tidak diikuti dengan perubahan pada kebijakan moneter oleh Bank Sentral ) –

menyebabkan penurunan pada tingkat output di ekonomi, dan mungkin

menyebabkan penurunan pada investasi.

Page 26: stie-igi.ac.id · Web viewRelasi penawaran agregat menjelaskan dampak output terhadap tingkat harga. Penawaran agregat terjadi atau berasal dari perilaku upah dan harga yang sudah

Perhatikan tentang kualifikasi “ tanpa diikuti dengan perubahan pada kebijakan moneter “.

Secara prinsip. Hal tersebut merusak atau merugikan dampak jangka pendek pada tingkat

output dapat dihindari melalui penerapan bauran kebijakan pengetatan fiskal dan moneter

( the tight monetary-fiscal policy mix ) – pengurangan defisit anggaran dan pengurangan

jumlah uang nominal ) – Apa yang dibutuhkan adalah Bank Sentral menurunkan tingkat

bunga yang cukup atau memadai untuk meresap atau mengganti kerugian atau kekurangan

atau dampak negatif dari pengurangan belanja pemerintah terhadap permintaan agregat.

Berdasarkan sejarah, hal tersebut telah terjadi di USA di tahun 1990an. The Fed ( bank

Sentral Amerika Serikat ) mempunyai keyakinan bahwa sekalipun pada jangka pendek,

pengurangan defisit anggaran tidak akan menyebabkan ekonomi menjadi resesi –

penurunan signifikan pada lintas aktivitas ekonomi, dan berakhir dalam beberapa bulan,

resesi dapat dilihat pada produksi industri, employment, pendapatan ril, dan volume

perdagangan ukuran besar dan eceran. Indikator teknikal dari resesi adalah dua triwulan

berturut-turut pertumbuhan ekonomi negatif ketika diukur dengan GDP – dan tingkat

output turun, dan tingkat bunga menjadi lebih rendah.

Pada jangka menengah, tingkat output kembali ketingkat output natural, dan tingkat

bunga menjadi lebih rendah. Pada jangka menengah pengurangan defisit

menyebabkan kepastian bahwa tingkat investasi meningkat.

Kita masih tidak memperhitungkan dampak investasi pada akumulasi modal, dan

dampak dari modal produksi. Tetapi adalah lebih mudah untuk melihat tentang

bagaimana kesimpulan kita dapat dimodifikasi jika kita memperhitungkan dampak

dari akumulasi modal. Pada jangka panjang, tingkat output sebuah ekonomi sangat

tergantung atau ditentukan oleh persediaan modal ( the capital stock ) yang terdapat

atau disediakan oleh ekonomi. Jadi, jika pengurangan defisit anggaran atau belanja

pemerintah menyebabkan lebih banyak investasi, hal ini akan menyebabkan semakin

tinggi capital stock, dan semakin tinggi capital stock menyebabkan semakin tinggi

tingkat output.

Semua yang baru saja kita sebut dan bahas tentang dampak dari pengurangan defisit

akan diterapkan atau digunakan sama-sama untuk kebijakan yang ditujukan untuk

meningkatkan tabungan swasta daripada tabungan publik ( pemerintah ), kenaikan

pada tingkat tabungan ( terutama tabungan swasta ) meningkatkan output dan dan

Page 27: stie-igi.ac.id · Web viewRelasi penawaran agregat menjelaskan dampak output terhadap tingkat harga. Penawaran agregat terjadi atau berasal dari perilaku upah dan harga yang sudah

investasi pada jangka menengah dan jangka panjang. Tetapi hal tersebut mungkin

menciptakan resesi dan penurunan investasi pada jangka pendek.

Ketidaksepakatan yang terjadi pada para ekonom tentang dampak kebijakan yang

ditujukan untuk meningkatkan tabungan swasta dan tabungan pemerintah sering

datang dari perbedaan kerangka waktu yang digunakan berbeda. Jadi para ekonom

yang fokus pada dampak jangka pendek, cemas bahwa kebijakan untuk

meningkatkan tabungan swasta atau pemerintah, malah mungkin menciptakan

resesi ekonomi dan penurunan investasi pada jangka pendek. Untuk yang fokus pada

jangka menengah dan jangka panjang, melihat atau memahami pada akhirnya terjadi

kenaikan pada tabungan dan investasi, dan menekankan pentingnya dampak jangka

menengah dan jangka panjang terhadap output.

Dampak Kenaikan Minyak Dunia

Harga minyak dunia sangat berfluktuasi, dan harga minyak dunia naik dengan kerangka

waktu cepat dengan tingkat proporsi kenaikan tinggi telah menghambat pertumbuhan

ekonomi dunia, baik di negara maju maupun dinegara yang sedang berkembang. Untuk kita,

kenaikan minyak dunia membuat masalah terutama dampak kenaikannya terhadap model

kita.

Kita menghadapi masalah pada berpikir kita tentang dampak ekonomimakro dari kenaikan

harga minyak. Harga minyak tidak terdapat pada relasi penawaran agregat dan juga pada

relasi permintaan agregat kita. Alasannya adalah bahwa kita sudah mengasumsikan sampai

sejauh ini bahwa output diproduksi hanya menggunakan pekerja. Salah satu cara

untuk model tetap berguna adalah mengistirahatkan asumsi tersebut, mengakui secara

eksplisit bahwa output dihasilkan dari penggunaan faktor produksi pekerja dan faktor

lainnya ( termasuk energi ), dan mengambil implikasinya untuk relasi harga baik untuk upah

dan harga minyak. Kita sebaiknya menggunakan jalan pintas dan memasukan kenaikan

harga minyak dengan meningkatkan markup, μ. Markup dilakukan agar harga di atas upah

nominal. Dasar pemikirannya adalah jelas: berdasarkan upah berlaku, kenaikan harga

minyak meningkatkan biaya produksi, dan memaksa perusahaan menaikan harga produk.

Page 28: stie-igi.ac.id · Web viewRelasi penawaran agregat menjelaskan dampak output terhadap tingkat harga. Penawaran agregat terjadi atau berasal dari perilaku upah dan harga yang sudah

Dengan demikian, kita akan mengikuti dampak dinamis dari kenaikan markup terhadap

tingkat output dan harga, melalui pertanyaan apa yang terjadi pada jangka menengah dan

menentukan penyesuaian dinamis dari jangka pendek ke jangka menengah.

Dampak Terhadap Tingkat Pengangguran Natural

Mari kita mulai bertanya apa yang terjadi pada tingkat pengangguran ntural, un, sebagai

hasil dari kenaikan harga minyak [ lihat gambar (11)] yang merupakan reproduksi

karakteristik keseimbangan pasar tenaga kerja.

Kurva penetapah upah ( the wage setting curve/WS curve ) adalah kemiringan menurun

relasi WS disajikan melalui garis horisontal pada W/P = 1/(1+μ). Keseimbangan awal adalah

titik A, dan tingkat pengangguran natural adalah: un.

Kenaikan pada markup menyebabkan pergeseran ke bawah dari garis Penetapan harga (PS),

dari PS ke PS’: Semakin tinggi markup, semakin rendah upah ril (W/P) yang disebabkan oleh

garis PS. Keseimbangan bergerak dari titik A ke titik A’. Upah ril W/P, semakin rendaah,

Tingkat pengangguran natural semakin tinggi: mendapatkan pekerja untuk bersedia

menerima upah ril semakin rendah menyebabkan kenaikan pada tingkat pengangguran

natural.

Gambar: 11

Dampak Kenaikan Harga Minyak Terhadap Tingkat Pengangguran Natural

Upah Ril (W/P)

11+μ A PS

11+u'

A’ PS’ ( untuk μ’ > μ

WS

un un' Tingkat Pengangguran, u.

Page 29: stie-igi.ac.id · Web viewRelasi penawaran agregat menjelaskan dampak output terhadap tingkat harga. Penawaran agregat terjadi atau berasal dari perilaku upah dan harga yang sudah

Kenaikan tingkat pengangguran natural menyebabkan penurunan pada tingkat bekerja atau

employment natural. Jika kita mengasumsikan bahwa relasi antara employment dengan

output adalah tidak berubah – maka setiap unit output masih membutuhkan satu pekerja,

di samping input energi yang dengan harga meningkat – maka penurunan pada tingkat

employment natural menyebabkan penurunan yang sama pada tingkat output natural.

Secara singkat, kenaikan harga minyak menyebabkan penurunan tingkat output natural.

Akibatnya diperlukan kebijakan bauran fiskal dan moneter untuk mengembalikan tingkat

output ke tingkat output natural.

Penyesuaian Dinamis

Sekarang kita bahas penyesuaian dinamis. Umpamakan bahwa sebelum terjadi kenaikan

harga minyak, kurva permintaan agregat dan kurva penawaran agregat yang dinyatakaan

oleh AD dan AS. Sehingga ekonomi adalah di titik A [ lihat gambar (12)], dengan tingkat

output sama dengan tingkat output natural, Y n, dan mempunyai implikasi, P = Pe.

Kita baru saja menyatakan bahwa kenaikan pada hargaa minyak menurunkan tingkat

output natural dari Y n menjadi Y n' . Sekarang kiita ingin mengetahui apa yang terjadi padaa

jangka pendek dan bagaiman ekonomi dapat bergerak dari Y n keY n' .

Untuk mengetahui tentang jangka pendek, ingat dari persamaan (2) bahwa relasi

penawaran agregat yang terjadi berdasarkan adalah:

P = Pe(1+μ)F(1−YL, z )

Ingat bahwa kita memasukan dampak dari kenaikan harga minyak melalui kenaikan pada

markup, μ. Sehingga pada jangka pendek ( berdasarkan Pe), kenaikan pada harga minyak

nampak atau diwujudkan dengan kenaikan pada markup, μ. Kenaikan pada markup

menyebabkan perusahaan-perusahaan menaikan harga produk mereka, sehingga

menyebabkan kenaikan pada tingkat harga berlaku, P, pada setiap tingkat output, Y. Kurva

penawaran agregat bergeser ke atas.

Page 30: stie-igi.ac.id · Web viewRelasi penawaran agregat menjelaskan dampak output terhadap tingkat harga. Penawaran agregat terjadi atau berasal dari perilaku upah dan harga yang sudah

Kita dapat melakukan lebih spesifik lagi tentang ukuran dari pergeseran, dan mengetahui

ukuran pergeseran tersebut akan sangat berguna untuk analisis berikutnya. Kita sudah

mengetahui dari sesi sebelumnya bahwa kurva penawaran agregat selalu melalui titik

dimana tingkat output sama dengan tingkat output natural, dan tingkat harga sama dengan

tingkat harga yang diharapkan. Sebelum kenaikan harga minyak, kurva penawaran agregat

di gambar (12) melalui titik A dimana tingkat output sama dengan, Y n, dan tingkat harga

sama dengan Pe. Setelah kenaikan harga minyak, kurva penawaran agregat baru melalui

titik B, dimana output sama dengan tingkat output natural baru, Y n' , dan tingkat harga sama

dengan tingkat harga yang diharapkan, Pe, jadi kurva penawaran agregat bergeser dari AS

ke AS’.

Apakah kurva penawaran agregat bergeser sebagai akibat dari kenaikan harga minyak?

Jawabanya adalah mungkin bergeser dan mungkin tidak bergeser. Terdapat banyak saluran

melalui mana atau yang menyebabkan permintaan mungkin dipengaruhi berdasarkan

tingkat harga yang berlaku. Semakin tinggi harga minyak mungkin menyebabkan

perusahaan-perusahaan mengubah rencana investasi mereka, menunda beberapa proyek

investasi atau mengganti perlengkapan atau mesin produksi dengan yang baru tetapi hemat

energi. Kenaiikan harga minyak juga menyebabkan terjadi reditributes pendapatan pembeli

minyak bumi ke produsen minyak bumi. Produsen minyak bimu mungkin menjadi

mempunyai kecendrungan menabung ( propencity to save ) lebih tinggi dibandingkan

dengan ppembeli atau konsumen minyak bumi. Mari kita gunakan cara mudah disini: Karena

beberapa dampak menggeser kurva permintaan agregat ke kanan dan dampak lainnya

menggeser ke kiri. Kita buat asumsi sederhana bahwa penundaan setiap dampak

menyebabkan kurva permintaan agregat tidak bergeser.

Berdasarkan asumsi ini, hanya kurva AS bergeser pada jangka pendek. Karena itu, ekonomi

bergerak di sepanjang kurva AD, dari ntitik A ke titik A’. Tingkat output turun dari Y n ke Y’.

Kenaikan pada harga minyak menyebabkan perusahaaan-perusahaan menaikan harga

produknya, kenikan harga produk menyebabkan kenaikan tingkat harga, dan kenaikan

tingkat harga menyebabkan penurunan permintaan dan tingkat output.

Apa yang terjadi dari waktu ke waktu? Sementara tingkat output sudah turun, tingkat

output natural turun lebih besar lagi: Pada titik A’, tingkat output Y’ adalah maasih di atas

Page 31: stie-igi.ac.id · Web viewRelasi penawaran agregat menjelaskan dampak output terhadap tingkat harga. Penawaran agregat terjadi atau berasal dari perilaku upah dan harga yang sudah

tingkat output natural baru, Y n' , sehingga kurva penawaran agregat kontinue bergeser ke

atas. Karena itu, ekonomi bergerak dari waktu ke waktu di sepanjang kurva permintaan

agregat, dari titik A’ ke titik A’’. Pada titik A’’, tingkat output Y’ adalah sama dengan tingkat

output natural baru, Y n' yang lebih rendah, dan tingkkat harga lebih tinggi daripada sebelum

harga minyak naik. Pergeseran pada kurva penawaran berdampak pada output, tidak hanya

jangka pendek, tetapi juga dalam jangka menengah.

Bagaimana pembahasan kita dibandingkan dengan kejadian aktual yang pernah terjadi

setelah kenaikan harga minyak bumi? Tabel (1) memberikan fakta dasar dari sisi

ekonomimakro.

Dari tahun 1973 sampai dengan 1975, kenaikan harga minyak kumulatif ( jumlah rata-rata

perubahan harga minyak 1973, 1974 dan 1975, dalam Dollar ) adalah: 77.3 persen. Dampak

terhadap output dan tingkat harga adalah sangat sesuai dengan prediksi model kita:

Kombinasi antara resesi dan kenaikan tingkat harga (inflasi ). Pada tahun 1974 dan 1975,

GDP Amerika Serikat tumbuh negatif. Di tahun 1974 dan 1975, tingkat inflasi ( diukur

dengan tingkat perubahan pada deflator GDP ) lebih tinggi dibandingkan dengan tahun

Gambar: 12

Dampak Dinamis dari Kenaikan Harga Minyak Bumi

Tingkat Harga(P) AS’’

AS’

P’’ A’’ AS

P’ A’

Pe B A AD

Y n' Y’ Y n Output, Y

Pada jangka pendek, kenaikan harga minyak bumi menyebabkan penurunan output dan tingkat

harga naik. Dari waktu ke waktu, output terus turun dan tingkat harga terus naik.

Page 32: stie-igi.ac.id · Web viewRelasi penawaran agregat menjelaskan dampak output terhadap tingkat harga. Penawaran agregat terjadi atau berasal dari perilaku upah dan harga yang sudah

sebelumnya. Pada saat itu, kombinasi antara pertumbuhan negatif pada GDP dan tingkat

inflasi tinggi disebut Stagflation yang merupakan kombinasi stagnation dan inflation – telah

mengejutkan para ekonom. Hal tersebut telah mendorong banyak riset terhadap dampak

dari supply shock ( goncangan atau variabel yang datang tiba-tiba, dan penyebab kurva

penawaran bergeser ) selama sisa satu dekade. Pada saat goncangan kenaikan harga minyak

kedua yang terjadi pada akhir tahun 1970an, ekonom ekonomimakro sudah mempunyai alat

analisis lebih baik dan canggih untuk dapat memahami goncangan yang menyebabkan kurva

penawaran agregat bergeser.

Kesimpulan

Akhirnya kita sampai pada kesimpulan tentang apa yang sudah kita bahas pada bab ini. Kita

ulang beberapa konsep penting, dan membuat beberapa kesimpulan.

Jangka Pendek dan Jangka Panjang

Satu pesan pada bab ini adalah perubahan pada kebijakan ekonomi dan perubahan

lingkungan ekonomi – dari perubahan tingkat kepercayaan konsumen sampai dengan

perubahan harga minyak bumi – secara khusus mempunyai dampak berbeda pada jangka

pendek dan jangka menengah. Kita sudah melihat dan membahas dampak kebijakan

moneter ekspansif, pengurangan defisit anggaran pemerintah, dan kenaikan harga mintak

Tabel: 1

Dampak kenaikan Harga Minyak Bumi, 1973-1975

1973 1974 1975

Tingkat Perubahan Harga Minyak(%) 10.4 51.8 15.1

Tingkat Perubahan Deflator GDP(%) 5.6 9.0 9.4

Tingkat Pertumbuhan GDP(%) 5.8 -0.6 -0.4

Tingkat Pengangguran 4.9 5.6 8.5

Page 33: stie-igi.ac.id · Web viewRelasi penawaran agregat menjelaskan dampak output terhadap tingkat harga. Penawaran agregat terjadi atau berasal dari perilaku upah dan harga yang sudah

bumi. Hasil pembahasan tersebut diringkas pada tabel (2). Sebagai contoh, kebijakan

meneter ekspansif, pada jangka pendek, mempunyai dampak terhadap tingkat output,

tetapi dalam jangka menengah tidak. Pada jangka pendek, penurunan terhadap defisit

anggaran berdampak pada penurunan output dan ringkat bunga, dan mungkin menurunkan

investasi. Tetapi pada jangka menengah, tingkat bunga turun, dan tingkat output kembali

ketingkat output natural, sehingga investasi meningkat. Kenaikan harga minyak bumi tidak

hanyaa menurunkan tingkat output pada jangka pendek, tetapi juga pada jangka menengah

dan seterusnya.

Perbedaan dampak jangka pendek dan dampak jangka menengah dari sebuah kebijakan

moneter atau fiskal atau kebijakan bauran ( policy mix ) adalah salah satu alasan atau

penyebab terdapat perbedaan pandangan dalam memberikan rekomendasi untuk

memecahkan masalah ekonomi di kalangan ekonom ekonomimakro. Beberapa ekonom

percaya bahwa ekonomi kembali secara cepat ke seimbangan jangka menengah, sehingga

mereka menekankan hasil jangka menengah dari sebuak kebijakan ekonomi. Sedangkan

ekonom lain percaya bahwa mekanisme penyesuaian melalui mana tingkat output akan

kembali ketingkat output natural akan menjadi sangat lambat, sehingga mereka lebih

Tabel: 2

Dampak jangka Pendek dan Jangka Menengah dari kebijakan Moneter

Ekspansif, Pengurangan Defisit Anggaran, dan Kenaikan Tingkat Harga

Minyak Dunia Terhadap Output, Tinggkat Bunga, dan Tingkat harga

Jangka Pendek Jangka Menengah

Output Tingkat Bunga Tingkat Harga Output Tingkat Bunga Tingkat Harga

Moneter Ekspansif: Naik Turun Naik(small) Tetap tetap Naik

Pengurangan defisit: Turun turun Turun (small) tetap Turun Turun

Kenaikan harga

Minyak: Turun Naik Naik Turun Naik Naik

Page 34: stie-igi.ac.id · Web viewRelasi penawaran agregat menjelaskan dampak output terhadap tingkat harga. Penawaran agregat terjadi atau berasal dari perilaku upah dan harga yang sudah

menekankan pada dampak jangka pendek pada kebijakan ekonomi. Para ekonom lebih

banyak yang percaya bahwa menggunakan kebijakan moneter atau pengurangan defisit

anggaran akan membawa ke luar resesi dari ekonomi, sekalipun jika uang adalah netral

pada jangka menengah, dan pengurangan defisit telah merugikan atau membahayakan

pertumbuhan ekonomi pada jangka panjang.

Goncangan Ekonomi dan Mekanisme Probagasi

Bab ini juga memberikan kepada kita sebuaah pemikiran umum atau pemikiraan mendasar

tentang fluktuasi pada output ( output fluctuations ) ayang kadang-kadang disebut siklus

bisnis ( business cycles ) – gerakan atau perubahan tingkat output di sekitar trend.

Ekonomi secara konstan dihantam oleh goncangan ( shocks ) terhadap penawaran agregat

atau permintaan agregat, atau kedua-duanya. Goncangan tersebut mungkin berupa

perubahan konsumsi yang disebabkan perubahan pada tingkat kepercayaan konsumen,

perubahan pada investasi, perubahan permintaan terhadap uang nominal, perubahan

produktivitas pekerja, perubahan harga minayak bumi, dan seterusnya. Atau mungkin

datang dari kebijakan ekonomi – dari undang-undang pajaak yang baru, atau program

investasi pada infrastruktur ekonomi, keputusan Bank Sentral untuk menekan tingkat inflasi

melalui kebijakan uang ketat, dan seterusnya.

Setiap goncangan mempunyai dampak dinamis terhadap output dan komponennya.

Dampak dinamis ini disebut the propagation mechanism dari goncangan. Mekanisme

propagasi berbeda untuk goncangan yang berbeda. Dampak terhadap tingkat output

mungkin terbesar pada awal dan kemudian menurun dari waktu ke waktu. Atau dampak

mungkin naik untuk waktu tertentu, lalu turun dan seterusnya menghilang. Sebagai contoh,

kita sudah melihat bahwa dampak kenaikan uang nominal terhadap tingkat output,

mencapai puncak ( peak ) setelah enam sampai dengan sembilan bulan, dan setelah itu

turun secara perlahan dan menghilang. Beberapa goncangan ( shocks ) mempunyai dampak

sampai dengan jangka menengah. Ini adalah kasus untuk setiap goncangan yang

mempunyai dampak permanen terhadap penawaran agregat, sepeerti, perubahan

permanen pada harga minyak bumi.

Page 35: stie-igi.ac.id · Web viewRelasi penawaran agregat menjelaskan dampak output terhadap tingkat harga. Penawaran agregat terjadi atau berasal dari perilaku upah dan harga yang sudah

Fluktuasi pada tinggkat output disebabkan secara kontinue muncul goncangan baru, dengan

setiap goncangan mempunyai mekanisme probagasi. Pada suatu saat, beberapa goncangan

adalah buruk bahkan sangat buruk, atau berbentuk kombinasi buruk yang menciptakan

resesi. Dua resesi pada tahun 1970an di Amerika serikat, sebagian besar diakibatkan oleh

kenaikan harga minyak bumi, resesi pada awal 1980an disebabkan oleh perubahan

mendasar pada kebijakan moneter, sedangka resesi pada tahun 1990an, disebabkan oleh

penurunan drastis dan tiba-tiba pada tingkat kepercayaan konsumen, dan pelambatan pada

ekonomi di tahun 2001 disebabkan oleh turunnya secara tajam tingkat investasi dan

peristiwa penyerangan terhadap menara kembar New York ( world Trade Center ). Apa yang

kita sebut sebagai fluktuasi ekonomi adalah hasil atau akibat dari goncangan-goncangan

tersebut, dan dampak dinamisnya terhadap tingkat output.

Kemana Kita selanjutnya: Output, Pengangguran dan Inflasi

Dalam mengembngkan model ekonomi pada bab ini, kita mengasumsikan bahwa

persediaan uang nominal adalah konstan ( karena peredaran uang nominal ditentukan oleh

Bank Sentral ). Karena itu, walaupun kita mempertimbangkan dan memperhatikan dampak

perubahan pada waktu tertentu terhadap jumlah uang nominal ( pada sesi dampak

kebijakan moneter ekspansif ), kita tidak mengijinkan atau memberikan kesempatan bagi

pertumbuhan uang nominal terus-menerus. Sekarang kita harus melepaskan asumsi

tersebut dan memberikan kesempatan uang nominl tumbuh. Hanya melalui atau

mendasarkan pertumbuhan uang nominal positif, kita dapat menjelaskan mengapa inflasi

terjadi dan positif, dan berpikir tentang relasi antara aktivitas ekonomi dengan inflasi.

Perubahan tingkat pengangguran, tingkat output dan inflasi.

Soal Latihan

1. Sebuah ekonomi mempunyai fungsi konsumsi:

C = 200 + 0.75 ( Y – T )

Investasi adalah: 100, dan belanja pemerintah dan pajak, keduanya sama sebesar: 100

Page 36: stie-igi.ac.id · Web viewRelasi penawaran agregat menjelaskan dampak output terhadap tingkat harga. Penawaran agregat terjadi atau berasal dari perilaku upah dan harga yang sudah

Hitung:

a. besar pendapatan ( income ) di keseimbangan ekonomi?

b. Jika belanja pemerintah naik menjadi 125, berepa besar pendapatan di kseimbangan

ekonomi?

c. Berapa besar belanja pemerintah yang diperllukan, agar pendapatan mencapai 1.600?

2. Umpamakan sebuah ekonomi mempunyai fungsi permintaan uang ril:

(M/P)d = 1.000 – 100 r

Dimana r adalah tingkat bunga dalam persen. Penawaran uang nominal, M = 1.000 dan

tingkat harga P = 2.

a. Berapa besar tingkat bunga keseimbangan?

b. Asumsikan bahwa tingkat harga adalah tetap. Apa yang terjadi pada keseimbangan

tingkat bunga, jika ppenawaran uang nominal naik dari 1.000 menjadi 1.200?

c. Jika Bank Sentral ingin menaikan tingkat bunga menjadi 7 persen, berapa besar uang

nominal harus ditawarkan oleh bank sentral?

3. Sebuah ekonomi mempunyai:

fungsi konsumsi: C = 200 + 0.75 ( Y – T )

Fungsi investasi: I = 200 – 25 r

Fungsi permintaan uang ril: (M/P)d = Y – 100 r, dengan penawaran uang nominal,

M = 1.000, dan tingkat harga, P = 2

a. Hitung nilai keseimbangan tingkat bunga, r, dan tingkat pendapatan, Y.

Page 37: stie-igi.ac.id · Web viewRelasi penawaran agregat menjelaskan dampak output terhadap tingkat harga. Penawaran agregat terjadi atau berasal dari perilaku upah dan harga yang sudah

b. Umpamakan pemerintah meningkatkan belannya dari 100 ke 150, hitung tingkat

bunga dan pendapatan baru berdasarkan keseimbangan baru?

c. Sekarang penawaran uang nominal naik dari 1.000 menjadi 1.200, hitung tingkat bunga

dan pendapatan berdasarkan keseimbangan baru?