Soal dan Pembahasan OSN Astronomi 2018 fileGambar 1: Kurva rotasi bintang-bintang di Galaksi Bima...

15
Soal dan Pembahasan OSN Astronomi 2018 M.IKHSAN KUSRACHMANSYAH

Transcript of Soal dan Pembahasan OSN Astronomi 2018 fileGambar 1: Kurva rotasi bintang-bintang di Galaksi Bima...

Page 1: Soal dan Pembahasan OSN Astronomi 2018 fileGambar 1: Kurva rotasi bintang-bintang di Galaksi Bima Sakti Diketahui jarak dari Matahari ke pusat galaksi adalah 8,5 kpc dan Matahari berada

Soal dan Pembahasan OSN Astronomi 2018

M.IKHSAN KUSRACHMANSYAH

Page 2: Soal dan Pembahasan OSN Astronomi 2018 fileGambar 1: Kurva rotasi bintang-bintang di Galaksi Bima Sakti Diketahui jarak dari Matahari ke pusat galaksi adalah 8,5 kpc dan Matahari berada

Halo pejuang OSN dimanapun kalian berada. Disini aku mau bagi soal dan solusi OSN astronomi

2018 versiku, jadi ngga ada jaminan kalau solusi ini 100% benar. Solusi ini sudah sekali di revisi, tapi tidak

menutup kemungkinan ada revisi lagi. Misalkan kalian menemukan kesalahan di solusi ini silahkan

hubungi aku dengan DM di ig (@muh.ikhsan.k).

Page 3: Soal dan Pembahasan OSN Astronomi 2018 fileGambar 1: Kurva rotasi bintang-bintang di Galaksi Bima Sakti Diketahui jarak dari Matahari ke pusat galaksi adalah 8,5 kpc dan Matahari berada

1. Selama perjalanan hidupnya, bintang akan menghabiskan sebagian besar wakktunya pada fase

evolusi yang disebut Deret Utama (DU). Untuk Matahari, usia selama di DU ini diperkirakan

mencapai 1010 tahun. Selama proses evolusinya, bintang juga akan mengalami kehilangan massa.

Jika diketahui sebuah bintang dengan massa, radius, dan temperatur efektif masing-masing

sebesar 4,5 π‘€Κ˜, 2,25 π‘…Κ˜, dan 3 𝑇𝑒𝑓𝑓,ʘ. Hitunglah berapa persen massa yang hilang selama

bintang tersebut berada di DU terhadap massanya saat tersebut. Gunakan hubungan massa-

luminositas bintang selama di DU di mana luminositas sebanding dengan massa pangkat 3,5.

Solusi :

Umur bintang di DU memenuhi dua persamaan dibawah:

βˆ†π‘‘ =βˆ†π‘€π‘2

𝐿 (1)

βˆ†π‘‘ βˆπ‘€

𝐿∝

1

𝑀2.5 (2)

Bandingkan persamaan (2) dengan βˆ†π‘‘Κ˜

βˆ†π‘‘

βˆ†π‘‘Κ˜= (

π‘€Κ˜

𝑀)

2.5 βˆ†π‘‘ = (

π‘€Κ˜

𝑀)

2.5βˆ†π‘‘Κ˜

Dari persamaan (1)

βˆ†π‘€ =πΏβˆ†π‘‘

𝑐2 dimana 𝐿 = (𝑅

π‘…Κ˜)

2(

𝑇

π‘‡Κ˜)

4𝐿ʘ

Maka

βˆ†π‘€

𝑀= (

𝑅

π‘…Κ˜)

2(

𝑇

π‘‡Κ˜)

4(

π‘€Κ˜

𝑀)

2.5 βˆ†π‘‘Κ˜πΏΚ˜

𝑀𝑐2

βˆ΄βˆ†π‘€

𝑀 = 1,44Γ— 10βˆ’3 =0,144 %

Page 4: Soal dan Pembahasan OSN Astronomi 2018 fileGambar 1: Kurva rotasi bintang-bintang di Galaksi Bima Sakti Diketahui jarak dari Matahari ke pusat galaksi adalah 8,5 kpc dan Matahari berada

2. Matahari dan bintang-bintang lain di Galaksi Bima Sakti bergerak mengelilingi pusat galaksi

dengan kurva rotasi seperti di Gambar 1.

Radius galaktrosentrik (kpc)

Gambar 1: Kurva rotasi bintang-bintang di Galaksi Bima Sakti

Diketahui jarak dari Matahari ke pusat galaksi adalah 8,5 kpc dan Matahari berada di piringan

galaksi. Sebuah bintang tetangga memiliki koordinat galaksi (β„“, 𝑏) = (35Β°, 0,002Β°) dan kecepatan

radial bintang (heliosentrik) adalah 8 km/detik.

a. Buatlah sketsa posisi Matahari, bintang, dan pusat galaksi. Gambarkan pula vektor kecepatan

radial bintang tersebut.

Solusi:

karena lintang galaktik kecil, anggap bintang berada sebidang dengan matahari di dalam

sketsa

ʘ = posisi matahari

S = posisi bintang

O = posisi pusat galaksi

Vektor kecepatan radial ( bergaris merah)

O οΏ½βƒ‘οΏ½π‘Ÿ = οΏ½βƒ‘οΏ½πœŒ βˆ’ οΏ½βƒ‘οΏ½πœŒΚ˜

Ke

cep

atan

Ro

tasi

(km

/s)

Page 5: Soal dan Pembahasan OSN Astronomi 2018 fileGambar 1: Kurva rotasi bintang-bintang di Galaksi Bima Sakti Diketahui jarak dari Matahari ke pusat galaksi adalah 8,5 kpc dan Matahari berada

b. Tentukan kecepatan sudut bintang mengelilingi pusat galaksi dalam satuan km/detik/kpc

solusi:

Dari soal (a)

π‘£π‘Ÿ = π‘£πœŒ βˆ’ π‘£πœŒΚ˜ =𝑣 cos 𝛼 βˆ’ π‘£Κ˜ sin β„“ (1)

Dari βˆ†π‘‚Κ˜π‘†, didapat: cos 𝛼 =π‘…Κ˜

𝑅sin β„“

Persamaan (1) dapat ditulis kembali:

π‘£π‘Ÿ = π‘£π‘…Κ˜

𝑅sin β„“ βˆ’ π‘£Κ˜ sin β„“ = πœ”π‘…Κ˜ sin β„“ βˆ’ π‘£Κ˜ sin β„“

πœ” =π‘£π‘Ÿ+π‘£Κ˜ sin β„“

π‘…Κ˜ sin β„“ ; π‘£Κ˜ = 230 π‘˜π‘š/𝑠

∴ πœ” = 28,7π‘˜π‘š

𝑠/π‘˜π‘π‘

c. Tentukan jarak dari Matahari ke bintang tersebut dalam satuan kpc. Tentukan pula jarak

bintang tersebut dari bidang galaksi dalam satuan pc

Solusi:

Dari sketsa di soal (a), jarak minimum bintang yang mungkin dari pusat galakasi adalah

π‘…π‘šπ‘–π‘› = π‘…Κ˜ sin β„“ = 4,88 π‘˜π‘π‘

Maka dapat kita simpulkan jarak bintang tersebut dari pusat galaksi dalam rentang

4,88 π‘˜π‘π‘ ≀ 𝑅 ≀ 8,5 π‘˜π‘π‘. Tetapi, mengingat objek yang diamati adalah bintang maka

seharusnya jaraknya dekat dengan matahari karena bintang yg jauh jaraknya tidak akan

teramati karena banyaknya absorbsi oleh MAB di piringan galaksi.

Dari gambar (1) dan dari rentang jarak kita bisa tahu bahwa kecepatan bintang 𝑣 =

(225 Β± 5)π‘˜π‘š/𝑠, maka:

𝑅 =𝑣

πœ” ; dan ketidakpastiannya βˆ†π‘… =

βˆ†π‘£

πœ”

Jarak bintang dari pusat galaksi :

𝑅 Β± βˆ†π‘… = (7.84 Β± 0.17)π‘˜π‘π‘

Jarak bintang ke matahari (𝜌) adalah

𝑅2 = π‘…Κ˜2 + 𝜌2 βˆ’ 2π‘…Κ˜πœŒ cos β„“

Karena jaraknya dekat dengan matahari

𝜌 =2π‘…Κ˜ cos β„“βˆ’βˆš(2π‘…Κ˜ cos β„“)2βˆ’4(π‘…Κ˜

2 βˆ’π‘…2)

2

𝜌 = π‘…Κ˜ cos β„“ βˆ’ √(π‘…Κ˜ cos β„“)2 βˆ’ (π‘…Κ˜2 βˆ’ 𝑅2)

𝜌 = 0,823 π‘˜π‘π‘ β‰ˆ 0,82 π‘˜π‘π‘

Page 6: Soal dan Pembahasan OSN Astronomi 2018 fileGambar 1: Kurva rotasi bintang-bintang di Galaksi Bima Sakti Diketahui jarak dari Matahari ke pusat galaksi adalah 8,5 kpc dan Matahari berada

Turunkan parsial untuk mendapatkan errornya

βˆ†πœŒ =π‘…βˆ†π‘…

√(π‘…Κ˜ cos β„“)2βˆ’(π‘…Κ˜2 βˆ’π‘…2)

=0,217β‰ˆ 0,22 π‘˜π‘π‘

∴Jarak bintang ke matahari adalah (0,82 Β± 0.22) π‘˜π‘π‘

Jarak bintang dari bidang galaksi β„Ž

β„Ž = 𝜌 tan 𝑏

β„Ž =0,029 pc

errronya:

βˆ†β„Ž = βˆ†πœŒ tan 𝑏

βˆ†β„Ž = 0,008 𝑝𝑐

∴jarak bintang dari bidang galaksi adalah(0,029 Β± 0,008) 𝑝𝑐

3. Efisiensi kuantum suatu detektor astronomi ialah perbandingan antara jumlah foton yang

dideteksi terhadap jumlah foton yang diterima. Diketahui diameter bukaan mata saat gelap,

waktu integrasi, dan efisiensi kuantum mata manusia masing-masing adalah 7 mm, 100 milidetik,

dan 10%. Dengan kemampuan ini, limit magnitudo untuk mata manusia adalah 6 magnitudo.

Tentukanlah limit magnitudo hasil fotografi dengan waktu integrasi 1 jam, menggunakan teleskop

dengan diameter 1 meter dilengkapi emulsi fotografi dengan efisiensi kuantum 2% sebagai

detektor. Asumsikan derau (noise) pengamatan dapat diabaikan.

Solusi:

Jika kita mendefinisikan flux density yang terdeteksi sebagai 𝑓, maka:

𝑓 βˆπœ‚

𝐴 𝑑 ; πœ‚ =kuantum efisiensi ; 𝐴 =area ;𝑑 =waktu integrasi

π‘šπ‘™π‘–π‘šπ‘–π‘‘ βˆ’ π‘šπ‘™π‘–π‘šπ‘–π‘‘ π‘šπ‘Žπ‘‘π‘Ž = βˆ’2.5 log (π‘“π‘“π‘œπ‘‘π‘œπ‘”π‘Ÿπ‘Žπ‘“π‘–

π‘“π‘šπ‘Žπ‘‘π‘Ž) = βˆ’2.5 log ([

π·π‘šπ‘Žπ‘‘π‘Ž

π·π‘‘π‘’π‘™π‘’π‘ π‘˜π‘œπ‘]

2π‘‘π‘šπ‘Žπ‘‘π‘Ž

π‘‘π‘“π‘œπ‘‘π‘œπ‘”π‘Ÿπ‘Žπ‘“π‘–

πœ‚π‘‘π‘’π‘‘π‘’π‘˜π‘‘π‘œπ‘Ÿ

πœ‚π‘šπ‘Žπ‘‘π‘Ž)

∴ π‘šπ‘™π‘–π‘šπ‘–π‘‘ = 29,9 mag

Page 7: Soal dan Pembahasan OSN Astronomi 2018 fileGambar 1: Kurva rotasi bintang-bintang di Galaksi Bima Sakti Diketahui jarak dari Matahari ke pusat galaksi adalah 8,5 kpc dan Matahari berada

4. Dalam sistem magnitude UBV, rumus Pogson untuk masing-masing magnitudo mengandung titik

nol. Jika diketahui titik nol filter 𝑉 (πœ† = 5500 Γ…, lebar pita = 1000 Γ… ) adalah 𝑐𝑣 = βˆ’38,53,

tentukan daya total yang dikumpulkan sebuah teleskop dengan diameter 10 cm dari bintang

dengan magnitudo visual 𝑉 = 3,0 mag.

Solusi:

Persamaan pogson

𝑉 = βˆ’2.5 log 𝑓 + 𝑐𝑣 (1)

Titik nol

0 = βˆ’2.5 log 𝐸0 βˆ’ 38,53 (2)

𝐸0 = 10(βˆ’

38,53

2.5) π‘€π‘Žπ‘‘π‘‘/(π‘š2Γ…)

𝑓0 = 𝐸0 Γ— βˆ†Ξ» = 10(βˆ’

38,53

2.5) π‘€π‘Žπ‘‘π‘‘/(π‘š2Γ…) Γ— 1000 Γ… (3)

Dari persamaan (1),(2), dan (3)

𝑉 = βˆ’2.5 log𝑓

𝑓0

𝑓 = 𝑓0 Γ— 10βˆ’π‘‰

2.5

Daya total yang dikumpulkan teleskop

𝐿 = 𝑓 Γ— π΄π‘Ÿπ‘’π‘Ž = 𝑓 Γ—πœ‹π·2

4= 1,91 Γ— 10βˆ’16 π‘€π‘Žπ‘‘π‘‘

∴ 𝐿 = 1,91 Γ— 10βˆ’16 π‘€π‘Žπ‘‘π‘‘

5. Diketahui rerata diameter sudut Bulan dan Matahari adalah 32’ dan sudut refraksi di atmosfer

Bumi dekat horizon adalah 34’. Paralaks horizon untuk bulan adalah 57’ dan untuk matahari

adalah 8”. Secara prinsip, jarak zenith untuk syarat terbenamnya Matahari, Bulan, dan bintang

dapat ditentukan berdasarkan tiga besaran tersebut. Dengan merujuk pada kombinasi variasi

posisi Bumi di perihelion dan aphelion serta variasi posisi Bulan di perigee dan apogee, hitunglah

variasi nilai jarak zenith untuk syarat terbenamnya Matahari, Bulan, dan bintang.

solusi:

variasi posisi Bumi di perihelion dan aphelion serta variasi posisi Bulan di perigee dan

apogee berpengaruh besar terhadap diameter sudut keduanya, paralaks horizon juga

terpengaruh tetapi kecil jadi kita dapat mengabaikannya

sketsa kombinasi ketiga efek:

Page 8: Soal dan Pembahasan OSN Astronomi 2018 fileGambar 1: Kurva rotasi bintang-bintang di Galaksi Bima Sakti Diketahui jarak dari Matahari ke pusat galaksi adalah 8,5 kpc dan Matahari berada

dari sketsa, dan jika 𝑝 =paralaks horizon

sin 𝑝′

𝑅=

sin 𝑧

𝑑 sin 𝑝′ =

𝑅 sin 𝑧

𝑑= sin 𝑝 sin 𝑧 (1)

𝑧 = 𝑧′ + 𝑝′ 𝑝′ = 𝑧 βˆ’ 𝑧′ = βˆ†π‘§

𝑧 = 90Β°+∝ ; ∝=𝛿

2+ πœ‘ ;𝛿 = π‘‘π‘–π‘Žπ‘šπ‘’π‘‘π‘’π‘Ÿ 𝑠𝑒𝑑𝑒𝑑 ;πœ‘ = 𝑠𝑒𝑑𝑒𝑑 π‘Ÿπ‘’π‘“π‘Ÿπ‘Žπ‘˜π‘ π‘–

dari persamaan (1) bisa kita tuliskan variasi jarak zenith:

sin βˆ†π‘§ = sin 𝑝 cos(𝛿

2+ πœ‘)

βˆ†π‘§ = sinβˆ’1 [sin 𝑝 cos(𝛿

2+ πœ‘)]

diameter sudut

𝛿 ∝1

𝑑 𝛿𝑝 =

οΏ½Μ…οΏ½

𝑑𝑝𝛿̅ ; π›Ώπ‘Ž =

οΏ½Μ…οΏ½

π‘‘π‘Žπ›ΏΜ…

variasi untuk kasus perihelion, π›Ώπ‘π‘’π‘Ÿπ‘–β„Žπ‘’π‘™π‘–π‘œπ‘› =οΏ½Μ…οΏ½

π‘‘π‘π‘’π‘Ÿπ‘–β„Žπ‘’π‘™π‘–π‘œπ‘›π›ΏΜ… =

1

0.983284332β€²

∴ βˆ†π‘§π‘π‘’π‘Ÿπ‘–β„Žπ‘’π‘™π‘–π‘œπ‘› = (2.221984618 Γ— 10βˆ’3)Β°

kasus aphelion dengan cara yang sama

∴ βˆ†π‘§π‘Žπ‘β„Žπ‘’π‘™π‘–π‘œπ‘› = (2.221989646 Γ— 10βˆ’3)Β°

kasus perigee

∴ βˆ†π‘§π‘π‘’π‘Ÿπ‘–π‘”π‘’π‘’ = (0.9498946003)Β°

kasus apogee

∴ βˆ†π‘§π‘Žπ‘π‘œπ‘”π‘’π‘’ = (0.9499029364)Β°

kasus bintang, paralaks horizon bintang kecil sehingga

∴ βˆ†π‘§π‘π‘–π‘›π‘‘π‘Žπ‘›π‘”=0

6. Sebuah elektron sinar kosmik bermassa π‘šπ‘’ bergerak dengan kecepatan 𝑣𝑒 = 0,8 𝑐 dan secara

horizontal menumbuk partikel debu bermassa π‘šπ‘‘ di permukaan Bulan. Elektron kemudian

melekat pada materi debu. Tentukan massa dan kecepatan debu setelah tumbukan. Apakah debu

berpindah dari kedudukan semula? Asumsikan bahwa gesekan debu dengan permukaan Bulan

diabaikan.

Solusi:

Karena elektron melekat pada partikel debu setelah tumbukan, maka energinya tidak kekal (ada

yang terbuang). Jika πœ‚ =πΈπ‘Žπ‘˜β„Žπ‘–π‘Ÿ

πΈπ‘Žπ‘€π‘Žπ‘™

persamaan energy

π›Ύπ‘šπ‘’π‘2 + π‘šπ‘‘π‘2 = πœ‚π›Ύβ€²(π‘šπ‘‘ + π‘šπ‘’)𝑐2

π›Ύπ‘šπ‘’ + π‘šπ‘‘ = πœ‚π›Ύβ€²(π‘šπ‘‘ + π‘šπ‘’) π‘šπ‘‘(πœ‚π›Ύβ€² βˆ’ 1) = π‘šπ‘’(𝛾 βˆ’ πœ‚π›Ύβ€²)

π‘šπ‘‘ =π‘šπ‘’(π›Ύβˆ’πœ‚π›Ύβ€²)

(πœ‚π›Ύβ€²βˆ’1) (1)

Kekekalan momentum

π›Ύπ‘šπ‘’π‘£π‘’ = 𝛾′(π‘šπ‘’ + π‘šπ‘‘)𝑣′ π›Ύπ‘šπ‘’π‘£π‘’

𝛾′𝑣′ βˆ’ π‘šπ‘’ = π‘šπ‘‘ (2)

Page 9: Soal dan Pembahasan OSN Astronomi 2018 fileGambar 1: Kurva rotasi bintang-bintang di Galaksi Bima Sakti Diketahui jarak dari Matahari ke pusat galaksi adalah 8,5 kpc dan Matahari berada

Dari persamaan (1) dan (2) didapat: 𝛾𝑣𝑒

𝛾′𝑣′ βˆ’ 1 =(π›Ύβˆ’πœ‚π›Ύβ€²)

(πœ‚π›Ύβ€²βˆ’1)

1

𝛾′𝑣𝑒

1

𝛾𝑣′

βˆ’ 1 =(

1

π›Ύβ€²βˆ’

πœ‚

𝛾)

(πœ‚

π›Ύβˆ’

1

𝛾𝛾′)

1

𝛾′𝑣𝑒

𝑣′ βˆ’1

𝛾=

(1

π›Ύβ€²βˆ’

πœ‚

𝛾)

(πœ‚βˆ’1

𝛾′)

πœ‚

𝛾′𝑣𝑒

𝑣′ βˆ’πœ‚

π›Ύβˆ’

1

𝛾′2𝑣𝑒

𝑣′ +1

𝛾𝛾′= (

1

π›Ύβ€²βˆ’

πœ‚

𝛾)

πœ‚

𝛾′𝑣𝑒

𝑣′ βˆ’

1

𝛾′2𝑣𝑒

𝑣′ +1

𝛾𝛾′=

1

𝛾′

πœ‚π‘£π‘’

π‘£β€²βˆš1 βˆ’

𝑣′2

𝑐2 βˆ’π‘£π‘’

𝑣′ (1 βˆ’π‘£β€²2

𝑐2 ) + √(1 βˆ’π‘£β€²2

𝑐2 ) (1 βˆ’π‘£π‘’

2

𝑐2) = √1 βˆ’π‘£β€²2

𝑐2

Sederhanakan menjadi:

√1 βˆ’π‘£β€²2

𝑐2 [πœ‚π‘£π‘’

𝑣′+ √1 βˆ’

𝑣𝑒2

𝑐2 βˆ’ 1] + (1 βˆ’π‘£β€²2

𝑐2 ) [βˆ’π‘£π‘’

𝑣′] = 0 (3)

Jika kita masukan 𝑣𝑒 = 0,8 𝑐 dan kita nyatakan 𝑣′ dalam 𝑐 maka, persamaan (3)

menjadi:

√1 βˆ’ 𝑣′2 [πœ‚0,8

𝑣′+ 0,6 βˆ’ 1] + (1 βˆ’ 𝑣′2) [βˆ’

0,8

𝑣′] = 0

Kita iterasikan untuk mendapat nilai 𝑣′, tetapi untuk mengiterasikan persamaan

tersebut kita harus tau nilai dari πœ‚. Karena kita tidak tahu maka kita harus

mengasumsikan nilai πœ‚ sehingga jawaban 𝑣′ akan bervariasi tergantung asumsi nilai πœ‚,

maka saya tuliskan:

𝑣′ = π‘₯ 𝑐

∴kecepatan debu setelah tumbukan adalah π‘₯ 𝑐

Masukan kecepatan debu ke persamaan (1) didapat:

π‘šπ‘‘ =π‘šπ‘’(π›Ύβˆ’πœ‚π›Ύβ€²)

(πœ‚π›Ύβ€²βˆ’1)= 𝑦 π‘˜π‘”

Masukan kecepatan debu ke persamaan (2) didapat:

π‘šπ‘‘ =π›Ύπ‘šπ‘’π‘£π‘’

𝛾′𝑣′ βˆ’ π‘šπ‘’ = 𝑦 π‘˜π‘”

(SOAL KURANG LENGKAP, MAKA JAWABAN AKHIR AKAN TERGANTUNG DARI ASUMSI

BERAPA NILAI 𝜼)

Page 10: Soal dan Pembahasan OSN Astronomi 2018 fileGambar 1: Kurva rotasi bintang-bintang di Galaksi Bima Sakti Diketahui jarak dari Matahari ke pusat galaksi adalah 8,5 kpc dan Matahari berada

7. Sebuah spektograf masa depan yang ditempatkan pada teleskop ruang angkasa memiliki resolusi

spektral sebesar 108. Salah satu target ilmiah dari instrumen ini adalah pencarian eksoplanet yang

seukuran dengan Bumi. Hitunglah berapa massa minimum bintang target, yang memiliki planet

dengan massa, albedo, dan temperatur mirip Bumi pada daerah layak huni, yang dapat dideteksi

oleh instrumen tersebut. Asumsikan hubungan massa dengan luminositas untuk bintang deret

utama masa kecil adalah 𝐿~𝑀4.

Solusi:

Temperatur planet (𝑇𝑃) dapat dituliskan dalam persamaan: 𝐿

4πœ‹π‘‘2 πœ‹π‘…π‘2 Γ— (1 βˆ’ 𝐴) = 4πœ‹π‘…π‘

2πœŽπ‘‡π‘ƒ4 (1)

Karena temperatur dan albedo mirip bumi (𝑇𝑃 = 𝑇𝐸 π‘‘π‘Žπ‘› 𝐴 = 𝐴𝐸), maka persamaan (1)

dapat ditulis lagi :

𝐿

𝐿ʘ= (

𝑑

𝑑𝐸)

2= (

π‘šπ‘ 

π‘€Κ˜)

4 ; 𝑑𝐸 = 1 𝑆𝐴

𝑑 = (π‘šπ‘ 

π‘€Κ˜)

2𝑑𝐸 (2)

Resolusi spektral didefenisikan sebagai

𝑅𝑆 =πœ†

βˆ†πœ† (3)

Jika asumsi orbit bintang lingkaran, dengan 𝑣𝑠 = π‘˜π‘’π‘π‘’π‘π‘Žπ‘‘π‘Žπ‘› π‘π‘–π‘›π‘‘π‘Žπ‘›π‘”, 𝑣𝑝 =

π‘˜π‘’π‘π‘’π‘π‘Žπ‘‘π‘Žπ‘› π‘π‘™π‘Žπ‘›π‘’π‘‘ ,dan 𝑑 = 𝑑𝑝 + 𝑑𝑠 maka:

π‘šπ‘π‘‘π‘ = π‘šπ‘ π‘‘π‘  (4)

𝑣𝑠 =2πœ‹π‘‘π‘ 

𝑇 (5)

𝑑3

𝑇2 =𝐺(π‘šπ‘+π‘šπ‘ )

4πœ‹2 (6)

Dari persamaan (4),(5),dan (6) didapat:

𝑣𝑠 = βˆšπΊπ‘šπ‘

2

(π‘šπ‘ +π‘šπ‘)𝑑 (7)

Dari persamaan (3) dan (7), dimana π‘šπ‘ = π‘šπΈ =massa bumi

βˆ†πœ†

πœ†=

𝑣𝑠

𝑐 𝑣𝑠 =

βˆ†πœ†

πœ†π‘ = √

πΊπ‘šπ‘2

(π‘šπ‘ +π‘šπ‘)𝑑

𝑑 =πΊπ‘šπ‘

2

(π‘šπ‘ +π‘šπ‘)(

πœ†

βˆ†πœ†π‘)

2=

πΊπ‘šπ‘2

(π‘šπ‘ +π‘šπ‘)(

𝑅𝑆

𝑐)

2 (8)

Dari persamaan (2) dan (8) didapat :

(π‘šπ‘ 

π‘€Κ˜)

2𝑑𝐸 =

πΊπ‘šπ‘2

(π‘šπ‘ +π‘šπ‘)(

𝑅𝑆

𝑐)

2β‰ˆ

πΊπ‘šπ‘2

π‘šπ‘ (

𝑅𝑆

𝑐)

2

π‘šπ‘  = [πΊπ‘šπ‘

2

𝑑𝐸 (

𝑅𝑆

𝑐)

2

π‘€Κ˜2 ]

1

3

∴ π‘šπ‘  = 0.1 π‘€Κ˜

Page 11: Soal dan Pembahasan OSN Astronomi 2018 fileGambar 1: Kurva rotasi bintang-bintang di Galaksi Bima Sakti Diketahui jarak dari Matahari ke pusat galaksi adalah 8,5 kpc dan Matahari berada

8. Ilmuwan Persia yang bernama Abu Reyhan Al-Biruni (973-1048 CE) telah berhasil menghitung

radius Bumi dengan cara yang berbeda dengan yang pernah dilakukan oleh matematikawan

Yunani bernama Erastosthenes (276-194 BCE). Metode baru ini dinamakan sebagai metode Al-

Biruni. Perhitungan radius Bumi dengan metode ini memerlukan puncak sebuah gunung dengan

tinggi β„Ž, yang terisolir dan dikelilingi oleh bidang datar. Sudut πœƒ1 dan πœƒ2 pada titik-titik 1 dan 2

dari cakrawala ke puncak gunung diukur dengan alat kuadran. Jarak 𝑑 antara titik 1 dan 2 juga

diukur (lihat Gambar 2)

Gambar 2: Skema penentuan radius Bumi dengan metode Al-Biruni

a. Jelaskan cara menghitung tinggi gunung β„Ž dengan pengukuran menurut gambar di atas!

Solusi:

β„Ž = π‘₯1 tan πœƒ1 ; β„Ž = π‘₯2 tan πœƒ2

𝑑 = π‘₯1 βˆ’ π‘₯2 = β„Ž (1

tan πœƒ1βˆ’

1

tan πœƒ2)

∴ β„Ž =𝑑

(1

tan πœƒ1βˆ’

1

tan πœƒ2)

Page 12: Soal dan Pembahasan OSN Astronomi 2018 fileGambar 1: Kurva rotasi bintang-bintang di Galaksi Bima Sakti Diketahui jarak dari Matahari ke pusat galaksi adalah 8,5 kpc dan Matahari berada

b. Seorang pengamat memanjat puncak gunung dan mengukur sudut penurunan cakrawala 𝛼

(besar sudut antara cakrawala pengamat di puncak gunung dengan cakrawala benar di

permukaan Bumi). Saat dia berada di tepi pantai, arah cakrawala akan sama dengan arah

pandangan mata lurus dengan dan badan tegak. Namun, bila dia berada di tempat tinggi, dia

tidak hanya melihat lebih jauh, tapi juga arah cakrawala akan tampak turun dan berada di

bawah arah pandangan mata tegak lurus badan. Semakin tinggi posisi pengamat, semakin

turun arah cakrawala ini. Jelaskan metode Al Biruni dalam mengukur radius bumi setelah

menghitung tinggi gunung β„Ž dan mengukur sudut penurunan cakrawala 𝛼. Buat sketsa

geometri dari gunung, sudut penurunan cakrawala, dan radius Bumi.

Solusi :

Dari sketsa di samping:

cos 𝛼 =𝑅

𝑅+β„Ž

1

cos 𝛼= 1 +

β„Ž

𝑅

Maka radius bumi adalah:

∴ 𝑅 =β„Ž

1

cos π›Όβˆ’1

c. Diketahui bahwa radius Bumi yang dihitung oleh Al-Biruni adalah 6336 km, yang hanya

berbeda 35 km dari nilai modern. Faktor penting apa yang perlu diperhatikan agar didapat

hasil pengukuran yang akurat?

Solusi:

Faktor penting yang perlu diperhatikan adalah koreksi refraksi atmosfer, besar kecilnya sudut

cakrawala juga dipengaruhi oleh refraksi atmosfer selain oleh ketinggian pengamat.

Page 13: Soal dan Pembahasan OSN Astronomi 2018 fileGambar 1: Kurva rotasi bintang-bintang di Galaksi Bima Sakti Diketahui jarak dari Matahari ke pusat galaksi adalah 8,5 kpc dan Matahari berada

9. Pada Gambar 3, elemen massa π‘š berada pada jarak π‘Ÿ dari pusat bintang berotasi, atau pada jarak

π‘Ÿ sin πœƒ dari sumbu rotasi. Total gaya yang bekerja pada π‘š adalah

βˆ‘ 𝑭 = π‘šπ’‚

π‘­π‘‡π‘’π‘˜π‘Žπ‘›π‘Žπ‘› + π‘­πΊπ‘Ÿπ‘Žπ‘£π‘–π‘‘π‘Žπ‘ π‘– = βˆ’π‘šπœ”2ℓ⃑⃑ (1)

Dengan πœ” dan ℓ⃑⃑ masing-masing adalah kecepatan sudut dan vektor jarak dari sumbu rotasi. Jika

𝑃 adalah tekanan, komponen tekanan dapat dinyatakan

π‘­π‘‡π‘’π‘˜π‘Žπ‘›π‘Žπ‘› = βˆ’π‘‰βˆ‡π‘ƒ = βˆ’π‘š

πœŒβˆ‡π‘ƒ (2)

Dengan 𝑉 dan 𝜌 masing-masing adalah volume massa π‘š dan rapat massa.

Gambar 3: Elemen massa π‘š pada bintang berotasi

Untuk dua komponen gaya gerak,

π‘­πΊπ‘Ÿπ‘Žπ‘£π‘–π‘‘π‘Žπ‘ π‘– + π‘šπœ”2ℓ⃑⃑ = βˆ’πΊπ‘€π‘š

π‘Ÿ2 οΏ½Μ‚οΏ½ + π‘šπœ”2ℓ⃑⃑ = βˆ’π‘šβˆ‡π›Ή (3)

Dengan 𝛹 adalah potensial gravitasi yang memenuhi

𝛹 = βˆ’πΊπ‘€

π‘Ÿπ‘˜= π‘˜π‘œπ‘›π‘ π‘‘π‘Žπ‘›

Setelah integrasi, persamaan tersebut dapat dituliskan ringkas menjadi

βˆ’πΊπ‘€

π‘Ÿπ‘˜= βˆ’

𝐺𝑀

π‘Ÿβˆ’

1

2πœ”2π‘Ÿ2 sin2 πœƒ

atau

1

π‘Ÿ=

1

π‘Ÿπ‘˜βˆ’

πœ”2π‘Ÿ2 sin2 πœƒ

2𝐺𝑀 (4)

Persamaan (4) dapat dipandang ebagai persoalan akar dari persamaan fungsi

𝑓(π‘Ÿ) =π‘Ÿ

π‘Ÿπ‘˜βˆ’

πœ”2π‘Ÿ3 sin2 πœƒ

2πΊπ‘€βˆ’ 1 = 0 (5)

Page 14: Soal dan Pembahasan OSN Astronomi 2018 fileGambar 1: Kurva rotasi bintang-bintang di Galaksi Bima Sakti Diketahui jarak dari Matahari ke pusat galaksi adalah 8,5 kpc dan Matahari berada

Untuk wilayah ekuatorial (πœƒ = 90Β°), persamaan akar menjadi

𝑓(π‘Ÿ) =π‘Ÿ

π‘Ÿπ‘˜βˆ’

πœ”2π‘Ÿ3

2πΊπ‘€βˆ’ 1 = 0 (6)

Atau

π‘Ÿ =πœ”2π‘Ÿ3π‘Ÿπ‘˜

2𝐺𝑀+ π‘Ÿπ‘˜ (7)

Secara komputasional, persamaan (7) dapat ditulis menjadi:

π‘Ÿπ‘–+1 =πœ”2π‘Ÿπ‘˜

2πΊπ‘€π‘Ÿπ‘–

3 + π‘Ÿπ‘˜ (8)

Berdasarkan persamaan-persamaan tersebut, solusi untuk π‘Ÿ dapat diperoleh dengan

mengerjakan perhitungan berulang (iteratif) dengan menggunakan algoritma sepuluh langkah di

bawah ini hingga galat (error,∈) kurang dari nilai βˆˆπ‘ π‘‘π‘œπ‘ yang diberikan.( tanda← dibaca: ”diisi

dengan nilai”)

a. Mulai

b. Galat pemberhentian (dalam persen): βˆˆπ‘ π‘‘π‘œπ‘β† 0,2

c. 𝑖 ← 0

d. π‘Ÿπ‘– ← 0

e. Hitung π‘Ÿπ‘–+1 dari persamaan (8)

f. Hitung galat (dalam persen): βˆˆβ† 100 Γ— |π‘Ÿπ‘–+1βˆ’π‘Ÿπ‘–

π‘Ÿπ‘–+1|

g. 𝑖 ← 𝑖 + 1

h. π‘Ÿπ‘– ← π‘Ÿπ‘–+1 i. Bila ∈β‰₯βˆˆπ‘ π‘‘π‘œπ‘ kembali ke (e)

j. selesai

kerjakanlah intruksi di algoritma tersebut dengan menggunakan nilai-nilai parameter berikut

untuk bintang serupa matahari

𝑇 = 0,3 β„Žπ‘Žπ‘Ÿπ‘– = 25920 π‘‘π‘’π‘‘π‘–π‘˜

πœ” =2πœ‹

𝑇= 0,0002424068 π‘Ÿπ‘Žπ‘‘π‘–π‘Žπ‘›/π‘‘π‘’π‘‘π‘–π‘˜

π‘Ÿπ‘˜ = 695000 π‘˜π‘š = 6,95 Γ— 108 π‘š

Solusi:

Dengan menggunakan persamaan (8), didapat data seperti di tabel:

𝑖 π‘Ÿπ‘–(meter) π‘Ÿπ‘–+1(meter) ∈(persen)

0 0 695000000 100

1 695000000 746614289.4 6.91

2 746614289.4 758988868.7 1.63

3 758988868.7 762223598.8 0.42

4 762223598.8 763086766.7 0.11

∴ nilai π‘Ÿ menurut iterasi di atas adalah 763086766.7 meter

Page 15: Soal dan Pembahasan OSN Astronomi 2018 fileGambar 1: Kurva rotasi bintang-bintang di Galaksi Bima Sakti Diketahui jarak dari Matahari ke pusat galaksi adalah 8,5 kpc dan Matahari berada

10. Pulsar PSR 1257+12 terdiri atas sebuah bintang neutron dan sebuah planet. Planet mengorbit

lingkaran dekat bintang induk. Bintang neutron memancarkan pulsasi sinar-X setiap 0,062 detik,

sedangkan planet mengorbit setiap 66,54 hari. Inklinasi orbit adalah 53Β°. Kecepatan orbital planet

adalah 59 km/detik, dan untuk bintang neutron adalah 4,35 Γ— 10βˆ’4π‘˜π‘š/π‘‘π‘’π‘‘π‘–π‘˜. Tentukan massa

kedua objek tersebut.

Solusi :

Dari gambar:

𝑣𝑛 =2πœ‹π‘Žπ‘›

𝑇 ; 𝑣𝑝 =

2πœ‹π‘Žπ‘

𝑇 (1)

(𝑣𝑛 + 𝑣𝑝) =2πœ‹(π‘Žπ‘›+π‘Žπ‘)

𝑇=

2πœ‹π‘Ž

𝑇 (2)

Dari hukum keppler dan persamaan (2):

π‘Ž3

𝑇2 =𝐺(π‘šπ‘›+π‘šπ‘)

4πœ‹2 =(𝑣𝑛+𝑣𝑝)

3𝑇

8πœ‹3

(π‘šπ‘› + π‘šπ‘) =(𝑣𝑛+𝑣𝑝)

3𝑇

2πœ‹πΊ (3)

Dengan mengingat π‘šπ‘›π‘Žπ‘› = π‘šπ‘π‘Žπ‘, maka dari persamaan (1) didapat π‘šπ‘›π‘£π‘› = π‘šπ‘π‘£π‘, sehingga:

π‘šπ‘› =𝑣𝑝

(𝑣𝑝+𝑣𝑛)(π‘šπ‘ + π‘šπ‘›) =

𝑣𝑝

(𝑣𝑝+𝑣𝑛)

(𝑣𝑛+𝑣𝑝)3

𝑇

2πœ‹πΊ

π‘šπ‘› =𝑣𝑝(𝑣𝑛+𝑣𝑝)

2𝑇

2πœ‹πΊ

π‘šπ‘ =𝑣𝑛(𝑣𝑛+𝑣𝑝)

2𝑇

2πœ‹πΊ

Dengan memasukan 𝑣𝑝 = 59 π‘˜π‘š/π‘‘π‘’π‘‘π‘–π‘˜; 𝑣𝑛 = 4,35 Γ— 10βˆ’4 π‘˜π‘š/π‘‘π‘’π‘‘π‘–π‘˜; 𝑇 = 𝑇𝑛 = 𝑇𝑝 =66,54

hari, didapat:

∴ π‘šπ‘› = 2.82 Γ— 1030π‘˜π‘”

∴ π‘šπ‘ = 2.08 Γ— 1025π‘˜π‘”