Skripsi Pendidikan (159)
-
Upload
safran-hasibuan -
Category
Documents
-
view
390 -
download
1
Transcript of Skripsi Pendidikan (159)
SUMBANGAN KEKUATAN OTOT TUNGKAI, OTOT LENGAN DAN
KAPASITAS VITAL PARU TERHADAP KECEPATAN RENANG
20 METER GAYA PUNGGUNG PADA MAHASISWA PUTRA
ANGKATAN TAHUN 2003 PKLO FIK UNNES
TAHUN 2005
S K R I P S I
Diajukan dalam rangka penyelesaikan studi strata I
Untuk mencapai gelar Sarjana Pendidikan
Oleh :
Nama : Sungkowo
NIM : 6301401021
Jurusan : Pendidikan Kepelatihan Olahraga
Fakultas : Ilmu Keolahragaan
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2005
ii
SARI
Sungkowo ( 2005 ) , Sumbangan kekuatan otot tungkai, otot lengan, dan
kapasitas vital paru terhadap kecepatan renang gaya punggung 20 meter
gaya pada mahasiswa putra angkatan tahun 2003 PKLO FIK UNNES tahun
2005.
Kemampuan fisik dan tehnik renang gaya punggung mempunyai pengaruh
terhadap prestasi renang gaya punggung maka pentingnya meningkatkan latihan
fisik dan tehnik renang.
Tujuan penelitian ini ingin mencari jawaban sumbangan kekuatan otot
tungkai, otot lengan, dan kapasitas vital paru terhadap kecepatan renang 20 meter
gaya punggung, serta mengetahui seberapa besar sumbangan dari
masing-masing variabel terhadap kecepatan renang 20 meter gaya punggung.
Penelitian ini adalah penelitian total populasi berjumlah 47 mahasiswa
dengan menggunakan metode survey tes. Subyek yang digunakan sebagai sampel
adalah mahasiswa PKLO FIK UNNES angkatan tahun 2003. Instumen yang
digunakan 1) untuk mengukur kekuatan otot tungkai menggunakan alat Back and
Leg Dynamometer, 2) untuk mengukur kekuatan dorong dan tarik otot lengan
menggunakan alat Pull and Push Dynamometer, 3) untuk mengukur kapasitas
vital paru menggunakan spyrometer, 4) untuk mengukur kecepatan renang gaya
punggung 20 meter dengan menggunakan stopwatch. Analisis data menggunakan
analisis regresi tunggal dan regresi ganda. Sebelum uji hipotesis dilakukan uji
persyaratan analisis hipotesis, untuk uji normalitas data dengan menggunakan
kolmogorov-Smirnov, untuk uji homogenitas menggunakan Chi-Square dan untuk
uji linieritas garis regresi dengan uji F dengan menggunakan taraf signifikan 5 %.
Hasil analisis data penelitian menunjukkan : a) tidak ada hubungan yang
signifikan kekuatan otot tungkai dengan kecepatan renang gaya punggung 20
meter, b) tidak ada hubungan yang signifikan kekuatan otot lengan dengan
kecepatan renang gaya punggung 20 meter, c) tidak ada hubungan yang signifikan
kapasitas vital paru dengan kecepatan renang gaya punggung 20 meter. Besar
sumbangan untuk masing – masing variabel menunjukkan : a) kekuatan otot
tungkai = 2,8 %, b) kekuatan otot lengan = 0,00%, c ) kapasitas vital paru =
0,01 %, gabungan ketiga variabel sebesar = 3,7 % terhadap kecepatan renang 20
meter gaya punggung.
iii
HALAMAN PENGESAHAN
Skripsi ini telah dipertahankan dihadapan sidang panitia ujian skripsi Fakultas
Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Semarang pada :
Hari : Rabu
Tanggal : 27 Juli 2005
Panitia Ujian
Ketua Sekretaris
Drs. Sutardji, MS Drs. Wahadi, M.Pd
NIP. 130523506 NIP. 131571551
Anggota Penguji
1. Drs. Tri Tunggal, M.Kes
NIP. 132169275
2. Dra. MM. Endang Sri Retno, MS
NIP. 131281228
3. Dra. Kaswarganti Rahayu, M.Kes
NIP. 131993872
iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
Kerjakanlah amal yang kalian mampu, sesungguhnya Allah tidak memberatkan
sampai kalian memberatkan ( diri kalian sendiri ).
Sesungguhnya amal yang paling disukai Allah adalah yang rutin meski hanya
sedikit ( HR. Bukhari dan Muslim dari Aisah ).
PERSEMBAHAN :
Yang terhormat Ibuku ( Suminah ), Bapakku
( Suprapto ), kakak dan adikku tercinta.
Keluarga Bapak E wiyono, keluarga Ibu
Kaswarganti Rahayu.
Teman-teman PKLO angkatan 2001
Almamater FIK UNNES.
v
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadiran Allah SWT, yang telah
melimpahkan rahmatNya dalam penyelesaian skipsi. Keberhasilan penulis dalam
menyelesaikan penulisan skripsi ini atas bantuan, bimbingan, saran, serta kerja
sama dari berbagai pihak, oleh karena itu dengan penuh kerendahan hati dan rasa
hormat, penulis sampaikan terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada:
1. Rektor Universitas Negeri Semarang yang telah memberi berbagai fasilitas
dan kesempatan kepada peneliti untuk melaksanakan studi di Universitas
Negeri Semarang.
2. Dekan Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Semarang, yang telah memberi
ijin penelitian
3. Ketua Jurusan Pendidikan Kepelatihan Olahraga Fakultas Ilmu Keolahragaan
Universitas Negeri Semarang, yang telah memberikan petunjuk, saran dalam
perkuliahan dan melaksanakan penelitian ini.
4. Dra. MM. Endang Sri Retno, MS selaku Dosen pembimbing I dan Dra.
Kaswarganti Rahayu, M.Kes selaku Dosen pembimbing II, yang telah
memberikan dorongan, petunjuk, saran, serta memberikan bimbingan
sehingga skripsi ini dapat terwujud.
5. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Ilmu Keolahragaan, khususnya jurusan
pendidikan kepelatihan olahraga, yang banyak memberikan ilmu pengetahuan
dan mendorong serta memberikan bantuan selama mengikuti perkuliahan.
vi
6. Rekan-rekan mahasiswa PKLO FIK UNNES angkatan tahun 2003, yang telah
bersedia menjadi sampel dalam penelitian ini dan semua pihak yang tidak
dapat penulis sebutkan satu persatu, yang telah memberikan bantuan serta
dorongan dalam penelitian skripsi ini.
Atas segala bantuannya, penulis ucapkan terima kasih. Semoga amal
baiknya mendapatkan balasan dari Allah Subhanahu Wata’ala.
Akhirnya, penulis mengharapkan mudah-mudahan skripsi ini bermanfaat bagi
pembaca khususnya dikalangan atlet dan pelatih renang..
Amin, Ya Robbal ‘ Alamin
Semarang, Juli 2005
penulis
vii
DAFTAR ISI
JUDUL .......................................................................................................... i
SARI ............................................................................................................ ii
PENGESAHAN ............................................................................................. iii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN................................................................... iv
KATA PENGANTAR ................................................................................... v
DAFTAR ISI ................................................................................................. vii
DAFTAR TABEL ......................................................................................... ix
DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... x
DAFTAR LAMPIRAN................................................................................... xi
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Alasan Pemilihan Judul.............................................................. 1
1.2 Permasalahan ............................................................................. 5
1.3 Penegasan Istilah........................................................................ 6
1.4 Tujuan Penelitian ....................................................................... 8
1.5 Kegunaan Penelitian .................................................................. 9
BAB II LANDASAN TEORI
2.1 Landasan Teori ........................................................................ 10
2.1.1 Tehnik Renang Gaya Punggung............................................. 10
2.1.2 Posisi Badan atau Body Position ............................................ 11
2.1.3 Gerakan Kaki atau Kicking ................................................... 12
2.1.4 Gerakan Pernafasan atau Breathing........................................ 12
2.1.5 Koordinasi Gerakan Kaki dengan Pernafasan......................... 12
2.1.6 Gerakan Rotasi Tangan atau Hand Rotation........................... 12
2.1.7 Koordinasi Pernafasan dengan Gerakan Tangan..................... 15
2.1.8 Koordinasi Gerakan Kaki, Pernafasan dan Gerakan Tangan... 15
2.1.9 Kondisi Fisik ......................................................................... 18
2.1.10 Kekuatan Otot Tungkai.......................................................... 19
2.1.11 Kekuatan Otot Lengan ........................................................... 20
2.1.12 Biomekanika Tehnik Renang Gaya Punggung ....................... 23
2.1.13 Biomekanika Kekuatan Otot Tungkai Terhadap Kecepatan
Renang Gaya Punggung ........................................................ 24
2.1.14 Biomekanika Kekuatan Otot Lengan Terhadap Kecepatan
Renang Gaya Punggung ........................................................ 24
2.1.15 Voleme dan Kapasitas Paru.................................................... 25
2.1.16 Analisis Biomekanika Kekuatan Otot Tungkai, Kekuatan Otot
Lengan, Kapasitas Vital Paru Terhadap Kecepatan Renang
Gaya Punggung 20 Meter....................................................... 29
2.2 Hipotesis.................................................................................... 30
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Populasi..................................................................................... 32
viii
3.2 Sampel ...................................................................................... 32
3.3 Variabel Penelitian .................................................................... 33
3.4 Rancangan Penelitian................................................................ 33
3.5 Teknik Pengambilan Data.......................................................... 34
3.6 Prosedur Penelitian .................................................................... 35
3.7 Instrumen Penelitian .................................................................. 35
3.8 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penelitian Dalam Pengambilan
Data dari Sampel ...................................................................... 40
3.9 Analisa Data .............................................................................. 41
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Diskripsi Data ............................................................................ 43
4.1.1 Uji Persyaratan Analisis .......................................................... 44
4.1.2 Uji Normalitas Data ................................................................ 44
4.1.3 Uji Homogenitas ..................................................................... 45
4.1.4 Uji Linieritas Garis Regresi .................................................... 45
4.1.5 Uji Keberartian Model Garis Regresi ...................................... 47
4.2 Hasil penelitian .......................................................................... 48
4.2.1 Analisis Regresi Sederhana atau Regresi Tunggal .................. 48
4.2.2 Analisis Regresi Ganda .......................................................... 50
4.2.3 Sumbangan Relatif dan Efektifitas Prediktor terhadap
Kriterium ................................................................................ 51
4.3 Pembahasan Hasil Penelitian...................................................... 54
BAB V SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan …… ........................................................................... 56
5.2 Saran.......................................................................................... 56
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 57
LAMPIRAN – LAMPIRAN Hasil Hasil Penelitian......................................... 59
ix
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 Posisi tubuh Streamline ................................................................ 11
Gambar 2 Fase masuknya tangan kepermukaan air atau arm entry phase...... 13
Gambar 3 Fase menangkap atau catch phase ................................................ 14
Gambar 4 Fase menarik atau pull atau inward sweep .................................... 14
Gambar 5 Pola tarikan huruf “ S “ ............................................................... 15
Gambar 6 Fase menekan atau pressure phase ............................................... 15
Gambar 7 Koordinasi saat berenang secara lengkap ...................................... 16
Gambar 8 Otot – otot tungkai manusia .......................................................... 22
Gambar 9 Otot – otot lengan manusia ........................................................... 23
Gambar 10 Diagram gerakan pernafasan selama pernafasan normal dan
selama inspirasi maksimal serta ekspirasi maksimal ..................................... 25
Gambar 11Desain Penelitian ........................................................................ 34
Gambar 12 Pelaksanaan Tes Kekuatan Otot Tungkai ................................... 36
Gambar 13 Pelaksanaan Tes Kekuatan Otot Lengan ..................................... 37
Gambar 14 Pelaksanaan Tes Kapasitas Total Paru ........................................ 39
Gambar 15 Pelaksanaan Tes Kecepatan Renang Gaya Punggung 20 Meter ... 40
x
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Keputusan Penetapan Pembimbing............................................. 59
Lampiran 2 Ijin Penelitian ............................................................................ 60
Lampiran 3 Jawaban Ijin Penelitian .............................................................. 61
Lampiran 4 Surat Keterangan Pelaksanaan Penelitian ................................... 62
Lampiran 5 Data Kasar Hasil Tes.................................................................. 63
Lampiran 6 Data Transformasi ke skor-T...................................................... 65
Lampiran 7 Out Put Pengelohan Hasil Penelitian Dengan Sistem SPSS ........ 67
xi
DAFTAR TABEL
Tabel 1 Rangkuman Hasil Perhitungan Data Statistik Deskripsi ................... 43
Tabel 2 Rangkuman hasil perhitungan Uji Normalitas .................................. 44
Tabel 3 Rangkuman hasil perhitungan Uji Homogenitas ............................... 45
Tabel 4 Rangkuman hasil perhitungan uji linieritas garis regresi ................... 46
Tabel 5 Rangkuman hasil perhitungan uji keberartian model garis
Regresi ............................................................................................ 47
Tabel 6 Rangkuman hasil perhitungan Analisis Regresi Tunggal .................. 48
Tabel 7 Rangkuman Hasil Perhitungan regresi ganda.................................... 50
Tabel 8 Rangkuman Hasil Perhitungan Model Summary ............................... 51
Tabel 9 Rangkuman Sumbangan variabel bebas terhadap kreterium.............. 52
xii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Alasan Pemilihan Judul
Perguruan tinggi bagian dari sistem pendidikan nasional, yang memiliki ciri dan kepribadian tersendiri.
Universitas Negeri Semarang (UNNES ) dalam kehidupan kampus yang didasarkan atas visi dan misi yang berintikan
kegiatan akademik, yang perlu dan harus dihayati oleh segenap sivitas akademika dan warga kampus yang lain ( A.T.
Soegito dan Mungin.E.W, 2004 : I ). Universitas Negeri Semarang (UNNES) adalah perguruan tinggi negeri yang
diselenggarakan oleh Departemen Pendidikan Nasional, bertugas melaksanakan pendidikan akademik dan pendidikan
vokasi / profesi dalam sejumlah disiplin ilmu,teknologi dan atau seni tertentu ( A.T. Soegito dan Mungin.E.W, 2004 : 2 ),
UNNES sebagai perguruan tinggi negeri mempunyai program studi yang terdiri atas: Fakultas Ilmu Pendidikan ( FIP ),
Fakultas Bahasa dan Seni ( FBS ), Fakultas Ilmu Sosial ( FIS ), Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan alam ( FMIPA ), Fakultas Tehnik ( FT ),Fakultas Ilmu Keolahragaan ( FIK ) dan Program Pascasarjana ( PPs ) ( A.T. Soegito dan
Mungin E.W, 2004:9-11 ). Salah satu dari program studi tersebut adalah Fakultas Ilmu Keolahragaan atau FIK merupakan
fakultas yang mengajarkan ilmu-ilmu Keolahragaan baik yang bersifat praktek maupun teori.
Fakultas Ilmu Keolahragaan memiliki beberapa jurusan antara lain PJKR, PKLO, IKOR, IKM, PGPJSD, salah satu jurusan yang ada di FIK adalah Jurusan PKLO atau Pendidikan Kepelatihan Olahraga merupakan jurusan yang
mencetak pelatih, disamping sebagai guru. Di jurusan PKLO berbagai mata kuliah baik yang bersifat teori maupun
praktek dari cabang olahraga diajarkan antara lain : sepak bola, tenis, pencak silat, renang, bulutangkis, tenis meja, senam, atletik dan lainnya.
Mata kuliah renang yang diajarkan terdiri dari empat gaya, yang meliputi :
a) gaya bebas atau crawl stroke, b) gaya dada atau breast stroke, c) gaya kupu-
kupu atau butterfly stroke dan, d) gaya punggung atau back stroke. Keempat gaya
tersebut masing-masing mempunyai tingkat kesulitan sendiri-sendiri. Untuk gaya
punggung mempunyai tingkat kesulitan yang paling kecil bila ditinjau dari tehnik
pengambilan nafas karena pada gaya ini posisi tubuh menghadap keatas.
Renang gaya punggung adalah suatu gaya renang yang dilaksanakan oleh
perenang dengan cara punggung selalu berada dibagian bawah dari sikap badan
diair, istilah lain yang diberikan kepadanya adalah renang terlentang (Dumadi,
dan Kasiyo.D, 1992 :113).
Perenang berprestasi harus memperhatikan teknik dan mekanika renang
yang disebutkan secara betul, selain itu juga dipengaruhi oleh mental, kematangan
juara dan fisik. Perenang yang berprestasi harus ditunjang oleh kesegaran fisik
antara lain: 1. kekuatan atau strenght, 2. kecepatan atau speed, 3. daya tahan atau
xiii
endurance , 4. daya otot atau muscular power, 5. daya lentur atau flexibility, 6.
koordinasi atau coordination, 7. kelincahan atau agility, 8. keseimbangan atau
balance, 9. ketepatan atau accuracy, 10. reaksi atau reaction. ( M. Sajoto, 1995 : 8
- 10 ). Ada tiga kelompok unsur utama dari kondisi fisik yang dibutuhkan untuk
dapat melakukan unjuk kerja yang baik, yaitu: kekuatan, daya tahan, dan
kelentukan ( Counsilman yang dikutip Soejoko H ,1992 :13 ).
Dalam melakukan gerakan tungkai renang gaya punggung adalah pada
posisi mengapung terlentang, mulai ayunan kaki keatas dan kebawah secara
bergantian. Masukkan kepala di air sampai kedua telingga terendam, pertahankan
agar pinggul tetap terangkat, jangan sampai pinggul jatuh hingga dalam posisi
setengah duduk. Lemaskan pergelangan kaki sehingga telapak kaki lentur
bergerak sesuai tekanan air, tekuklah kaki sewaktu kaki diayun kebawah sekitar
60 derajat dibawah permukaan air dan lurus sewaktu kaki diayun keatas. Ayunkan
lutut lurus pada kedalaman 3 inci dengan lurus dibawah permukaan air dan
ayunan telapak kaki sekitar 20 inci dari permukaan ( Thomas,1996 : 37 ).
Dalam melakukan gerakan rotasi tangan dalam renang gaya punggung
yang perlu diperhatikan yaitu: 1. Fase masuknya tangan kepermukaan air atau arm
entry phase, 2. fase menangkap atau catch phase, 3. fase manarik atau pull
phase, 4. fase mendorong atau push phase, dan 5. fase istirahat atau recovery
phase. Dalam fase masuknya tangan kepermukaan air lebih dahulu kelingking
yang masuk keair. Setelah tangan masuk pada akhir putaran lengan agar dibentuk
dengan rotasi tubuh semaksimal mungkin dimana bila lengan kanan masuk, maka
rotasi yang dilakukan dengan mengangkat bahu secara maksimal adalah bahu kiri,
xiv
begitu pula sebaliknya. Tujuan rotasi ini akan mendorong lengan yang masuk
keair mencapai kedalamam maksimal, selanjutnya fase recovery dimana lengan
dilecutkan keluar dari permukaaan air dengan lebih dahulu ibu jari keluar dari
permukaan air dan berakhir disaat kelingking akan masuk dipermukaan air diatas
kepala ( Soejoko H,1992, 83-84 ).
Pada cabang olahraga renang kekuatan otot tungkai berfungsi untuk
mendorong maju pada saat berenang. Pada cabang olahraga renang kekuatan otot
tungkai berfungsi sebagai stabilisator dan sebagai alat menjadikan kaki tetap
streamline, sehingga tahanan menjadi kecil. Sedangkan otot lengan berfungsi
sebagai pendayung. Daya tahan pada umumnya, yaitu cardiorespyratory
endurance adalah latihan yang bertujuan untuk meningkatkan latihan seluruh
tubuh untuk selalu bergerak dalam tempo sedang sampai cepat, yang cukup lama
ini dilakukan pada olahraga lari, bersepeda, dan berenang, setiap cabang olahraga
memerlukan tingkat daya tahan tertentu yang memenuhi syarat untuk cabang
tersebut menurut Wilmore dan Costill seperti yang dikutip oleh M.Sajoto
( 1995:122 ) mengatakan sekarang telah berkembang pendapat bahwa
cardiorespyratory endurance tinggi dapat meningkatkan kemampuan prestasi dan
mengurangi cidera. Keadaan sistem cardiovascular yang baik akan menyuplai
kebutuhan biologis tubuh pada waktu istirahat maupun saat kerja keras akan di
perlancar. Kelancaran tersebut dimungkinkan apabila alat-alat peredaran darah
yang mengalirkan darah, sebagai media penghantar untuk memberikan zat-zat
makanan dan oksigen yang sangat diperlukan jaringan tubuh dapat menjalankan
xv
fungsinya dengan sempurna dan efisien bila mana memperoleh latihan-latihan
dengan dosen yang benar dan tepat.
Bertolak dari uraian diatas maka penulis tertarik ingin mengadakan
penelitian dengan judul : “ Sumbangan Kekuatan Otot Tungkai, Otot Lengan dan
Kapasitas Vital Paru Terhadap kecepatan renang 20 meter gaya punggung pada
mahasiswa putra PKLO FIK UNNES angkatan tahun 2003”.
Berdasarkan uraian diatas bahwa alasan pemilihan judul dalam penelitian
ini disimpulkan sebagai berikut:
1.1.1 Sepengetahuan penulis belum ada judul dan penelitian mengenai
sumbangan antara kekuatan otot tungkai,otot lengan dan kapasitas vital paru
terhadap kecepatan renang gaya punggung 20 meter di FIK UNNES.
1.1.2 Pentingnya meningkatkan kemampuan fisik untuk keberhasilan perenang
dalam berprestasi.
1.1.3 Sebagai wujud nyata kepedulian masyarakat ilmiah dalam perkembangan
olahraga. Dengan diadakan penelitian ini diharapkan dapat memberikan
kontribusi yang berarti bagi kemajuan bidang olahraga pada umumnya dan
cabang olahraga renang khususnya.
1.2 Permasalahan
Suatu penelitian tidak terlepas dari permasalahan, sehingga perlu
kiranya masalah tersebut untuk di teliti, dianalisis dan dipecahkan. Setelah
diketahui dan dipahami latar belakang masalahnya. Maka yang menjadi
permasalah dalam penelitian ini adalah:
xvi
1.2.1 Seberapa besar sumbangan kekuatan otot tungkai terhadap kecepatan
renang gaya punggung 20 meter pada mahasiswa putra PKLO FIK UNNES
angkatan tahun 2003 ?
1.2.2 Seberapa besar sumbangan kekuatan otot lengan terhadap kecepatan
renang gaya punggung 20 meter pada mahasiswa putra PKLO FIK UNNES
angkatan tahun 2003 ?
1.2.3 Seberapa besar sumbangan kapasitas total paru terhadap kecepatan renang
gaya punggung 20 meter pada mahasiswa putra PKLO FIK UNNES angkatan
tahun 2003 ?
1.2.4 Seberapa besar sumbangan kekuatan otot tungkai, otot lengan dan
kapasitas vital paru terhadap kecepatan renang gaya punggung 20 meter pada
mahasiswa putra PKLO FIK UNNES angkatan tahun 2003 ?
1.3 Penegasan Istilah
Sehubungan dengan judul di atas maka untuk menghindari kesalahan
penafsiran maka penulis akan menjelaskan istilah-istilah yang dianggap penting.
1.3.1 Sumbangan
Sumbangan menurut kamus besar bahasa Indonesia yaitu memberikan
sokongan( Depdikbud, 1999:972), sumbangan yang dimaksud pemberian atau
sokongan dari kekuatan otot tungkai, otot lengan, dan kapasitas vital paru
terhadap kecepatan renang gaya punggung 20 meter pada mahasiswa putra PKLO
FIK UNNES angkatan tahun 2003.
1.3.2 Kekuatan Otot Tungkai
Menurut Wilmore yang dikutip oleh Soejoko H (1992 : 14) kekuatan
adalah kemampuan maksimum untuk menggerakkan atau melawan suatu daya.
Menurut M.Sajoto (1995:8) berpendapat kekuatan adalah komponen kondisi fisik
tentang kemampuannya dalam mempergunakan otot untuk menerima beban suatu
bekerja.
xvii
Yang dimaksud dengan kekuatan otot tungkai dalam penelitian ini adalah
kemampuan jaringan tubuh yang berupa otot plantaris, quadriseps femoris, rectus
femoris, vestus intermedius, vestus medialis, vestus ateralis, tibialis anterior,
gastronemius, soleus, tibialis posterior, hamstrings untuk menjadi penggerak
utama dalam olahraga renang ( Soejoko H, 1992 : 16-17 ).
1.3.3 Kekuatan Otot Lengan
Yang dimaksud kekuatan otot lengan dalam penelitian ini yaitu
kemampuan jaringan tubuh yang berupa otot bisep, otot trisep, deltoid, brachialis,
wrist and finger extensor untuk menarik lengan di dalam air dan menjadi tenaga
dorong untuk gaya-gaya dalam olahraga renang ( Soejoko H, 1992 : 16-17 ).
1.3.4 Kapasitas Vital Paru
Kapasitas yaitu ruang yang tersedia, daya tampung, daya serap keluaran
maksimum (Depdikbud, 1999:443). Dalam penelitian ini kapasitas diartikan
sebagai kemampuan maksimal daya tampung, ruang yang tersedia, keluaran
maksimum paru untuk menyimpan udara.
1.3.5 Kecepatan
Menurut M. Sajoto (1995:9) kecepatan yaitu kemampuan seseorang untuk
mengerjakan gerakan yang berkesinambungan dalam bentuk yang sama dalam
waktu yang sesingkat-singkatnya.
Dalam penelitian ini kecepatan diartikan sebagai kemampuan untuk bergerak dari
suatu tempat ketempat yang lain dalam waktu yang sesingkat mungkin, dalam hal
ini melakukan renang 20 meter gaya punggung.
1.3.6 Renang gaya punggung
Renang gaya punggung adalah suatu gaya renang yang dilaksanakan oleh
perenang dengan cara punggung berada di bagian bawah dari sikap badan di air
istilah lain dari gaya yang diberikan kepadanya adalah renang yang selalu
terlentang (Dumadi, dan Kasiyo.D, 1992 :113).
1.4 Tujuan penelitian
Tujuan penelitian ini adalah:
xviii
1.4.1 Untuk mengetahui sumbangan kekuatan otot tungkai dengan kecepatan
renang gaya punggung 20 meter.
1.4.2 Untuk mengetahui sumbangan kekuatan otot lengan dengan kecepatan
renang gaya punggung 20 meter.
1.4.3 Untuk mengetahui sumbangan kapasitas vital paru dengan kecepatan
renang gaya punggung 20 meter.
1.4.4 Untuk mengetahui seberapa besar sumbangan masing-masing Variabel
yaitu: kekuatan otot tungkai,kekuatan otot lengan dan kapasitas vital paru
terhadap kecepatan renang gaya punggung 20 meter pada mahasiswa putra PKLO
FIK UNNES tahun 2003, selain itu juga untuk mengetahui variabel mana yang
lebih besar memberikan sumbangannya terhadap kecepatan renang gaya
punggung 20 meter.
1.5 Kegunaan Penelitian
Pentingnya penelitian ini adalah:
1.5.1 Untuk peneliti sendiri:
1.5.1.1 Nantinya penelitian ini dapat menjadi bahan pengetahuan yang nyata bila
kelak peneliti menjadi seorang pelatih atau sebagai orang yang ahli di bidang
olah raga khususnya renang.
1.5.1.2 Pengalaman ini menjadi jelas bahwa untuk menghasilkan prestasi renang
tidak cukup sekedar menguasai berenang saja tetapi ada ilmu lain yang
mendukung prestasi.
xix
1.5.2 Untuk para pelatih, guru penjas dan para pembina bahwa untuk
meningkatkan prestasi renang tidak saja ketrampilannya yang dilatih tetapi juga
kemampuan fisiknya dan ilmu pendukungnya.
1.5.3 Bagi mahasiswa yang berminat dengan prestasi renang dapat menjadi
pengetahuan dengan adanya penelitian ini, sehingga diharapkan dapat dijadikan
bahan perbandingan bagi yang berminat untuk mengadakan penelitian lebih
lanjut.
xx
BAB II
LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS
2.1 Landasan Teori
2.1.1 Teknik Renang Gaya Punggung.
Menurut Soejoko H ( 1992 : 1-11 ) perenang untuk dapat melakukan
renang yang baik dituntut untuk menguasai teknik renang yang baik. Pengertian
menguasai teknik renang ialah berenang dengan menggunakan gaya tertentu untuk
mencapai jarak tertentu secara efektif dan efisien. Untuk itu perenang perlu
melakukan latihan-latihan secara teratur dan terprogram. Disamping itu baik juga
bila memahami dasar-dasar mekanika dalam renang, karena dalam berenang
terdapat juga hambatan, dorongan, tahanan atau resistance, dan kemampuan
mengapung. Untuk berenang dengan baik perenang harus ingat berenang bukan
hanya tubuh supaya mengapung, tetapi tubuh itu sendiri mempunyai daya apung
sehingga membuat tubuh mengapung. Perenang yang badannya ringan akan
mempunyai daya apung yang tinggi dan akan menyebabkan kurangnya hambatan
dibanding dengan orang berbadan berat, karena daya apung dipengaruhi oleh:
bentuk badan, ukuran tulang, perkembangan otot, ukuran berat, jumlah jaringan
lemak, kapasitas paru, dan sebagainya (Soejoko H, 1992:1-11).
Renang adalah suatu aktifitas tubuh yang dilakukan didalam air, aktifitas
tersebut dapat dilakukan dengan beberapa gaya. Menurut Kasiyo. D ( 1980 : 11 )
olahraga renang memiliki beberapa gaya yaitu gaya bebas, gaya dada, gaya
xxi
punggung, gaya kupu-kupu. Salah satu dari gaya renang yang ada adalah gaya
punggung, adapun teknik renang gaya punggung terdiri dari : 1). Posisi tubuh,
2). Tehnik gerakan kaki, 3). Tehnik pernafasan, 4). Koordinasi gerakan kaki
dengan pernafasan, 5). Gerakan rotasi tangan, 6). Koordinasi pernafasan dengan
punggung, gaya kupu-kupu. Salah satu dari gaya renang yang ada adalah gaya
punggung, adapun teknik renang gaya punggung terdiri dari : 1). Posisi tubuh,
2). Tehnik gerakan kaki, 3). Tehnik pernafasan, 4). Koordinasi gerakan kaki
dengan pernafasan, 5). Gerakan rotasi tangan, 6). Koordinasi pernafasan dengan
gerakan tangan, 7). Koordinasi gerakan kaki, pernafasan, dan gerakan tangan
( Soejoko H, 1992 : 81-89 ). Adapun untuk lebih jelas tehnik renang gaya
punggung dapat diuraikan sebagai berikut:
2.1.2 Posisi Badan atau Body Position
Didalam air posisi tubuh harus dalam keadaan seperti berikut:
2.1.2.1 Posisi tubuh hidrodinamik atau streamline.
2.1.2.2 Usahakan agar dapat sedatar mungkin atau sehorisontal mungkin.
2.1.2.3 Irama gerakan tungkai naik turun lebih dalam (20 inci) dibanding gerakan
tungkai pada gaya bebas.
2.1.2.4 Sikap kepala gaya punggung pada dasarnya perenang seperti tidur di air.
2.1.2.5 berputar pada rotasinya hingga mencapai sudut 450 dengan garis tengah.
Adapun posisi tubuh dalam keadaan streamline adalah seperti gambar 1:
xxii
Gambar : 1
Posisi tubuh Streamline
( Dumadi, Kasiyo D, 1992:129)
2.1.3 Gerakan kaki atau kicking.
Pada renang fungsi utama kaki adalah sebagai stabilisator dan sebagai alat
untuk menjadikan kaki tetap tinggi dalam keadaan streamline, sehingga tahanan
menjadi kecil, hal tersebut disebabkan karena:
2.1.3.1 Prinsip gerakan kaki pada gerakan ini sama seperti gaya bebas dengan
sumber gerak pada pangkal paha.
2.1.3.2 Harus seimbang dengan putaran tubuh pada porosnya.
2.1.3.3 Tungkai kaki bawah menendang dan melecut membentuk sudut pada lutut
sebagai akibat turunnya kaki bawah.
2.1.3.4 Saat tungkai kaki bawah turun, maka jarak dari permukaan air 20 inci.
2.1.4 Tehnik Pernafasan atau breathing.
Meskipun sikap tubuh pada gaya ini dapat memungkinkan setiap orang
dapat mengambil nafas kapan dan bilamana diinginkan, tetapi untuk menghindari
kemungkinan terhisapnya air, terutama melalui hidung maka cara mengambil
nafas pada gaya ini sama seperti yang dikerjakan pada gaya bebas. Sebagai
pedoman apabila yang bersangkutan mampu dan biasa mengambil udara dengan
xxiii
memutar kepala kearah kanan, pengambilan nafas dilakukan saat lengan kanan
melakukan fase istirahat atau fase recovery.
2.1.5 Koordinasi Gerakan Kaki dengan Pernafasan atau Kick-Breath
Coordination.
Pada dasarnya koordinasi gerakan kaki dengan pernafasan adalah salah
satu rangkaian latihan yang harus diberikan agar motoriknya terlatih dengan baik.
2.1.6 Gerakan Rotasi Tangan atau Hand Rotation.
Gerakan ini terbagi menjadi beberapa fase yaitu:
2.1.6.1 Fase masuknya tangan kepermukaan air atau arm entry phase.
Masuk ke permukaan air dengan terlebih dahulu kelingking dengan
telapak tangan akan mengarah keluar. Untuk memperoleh kedalaman pada saat
masuknya tangan, pada akhir putaran tangan, agar dibantu dengan rotasi tubuh
semaksimal mungkin dimana bila tangan kanan masuk, rotasi yang dilakukan
dengan mengangkat bahu secara maksimal adalah bahu kiri. Masuknya tangan
kedalam air berakhir sebelum fase menangkap akan dimulai pada kedalaman
antara 25-35 cm. Kemudian gambaran dari fase arm entry dapat dilihat pada
gambar 2 sebagai berikut:
Gambar 2
Fase masuknya tangan kepermukaan air atau arm entry phase.
( Soejoko H, 1992 : 89 ).
2.1.6.2 Fase menangkap atau catch phase
xxiv
Pada kedalaman antara 25-35 cm, fase menangkap dilakukan dimana sudut
yang dibentuk antara lengan dengan tangan pada pergerlangan adalah kurang
lebih 60 0. Seperti terlihat pada gambar 3.
2.1.6.3 Fase menarik atau pull atau inward sweep.
Gerakan ini dikerjakan agar telapak tangan dan lengan bagian bawah
bergerak lebih dulu. Perlu diperhatikan bahwa telapak tangan pada posisi
menyapu kedalam atau inward sweep dengan sudut yang cukup sekitar 70 0 dan
usahakan akhir dari sapuan kedalam ini membentuk sudut antara 90 0 hingga 100
0
pada siku. Adapun fase menarik pada gambar 4:
Gambar 3
Fase menangkap atau catch phase.
( Soejoko H, 1992 : 93 ).
Gambar 4
Fase menarik atau pull atau inward sweep
( Soejoko H, 1992 : 94 ).
Untuk pola tarikan yang dikerjakan pada renang gaya punggung adalah pola “ S “.
Adapun pola tarikan untuk renang gaya punggung pada gambar 5.
xxv
2.1.6.4 Fase mendorong atau push phase.
Fase ini telapak tangan menghadap kedepan dengan arah sejajar panjang
tubuh menghadap bagian bawah tubuh. Sikap ini membantu sehingga bahu
terbawa naik. Berakhir pada kedalaman kurang lebih 20-30 cm dari punggung,
tangan keatas permukaan air dan dikerjakan dengan seluruh bagain lengan dan
lecutan telapak tangan. Adapun fase mendorong pada gambar 6.
Gambar 5
Pola tarikan huruf “ S “
( Soejoko H, 1992 : 85 ).
Gambar 6
Fase mendorong atau push phase
( Soejoko H, 1992 : 92 ).
2.1.6.5 Fase istirahat atau recovery phase.
Fase istirahat ini dimulai setelah telapak tangan melakukan akhir fase
menekan dengan lecutan hingga lengan keluar dari permukaan air dengan ibu jari
terlebih dahulu keluar dari permukaan air dan berakhir disaat kelingking akan
mulai masuk permukaan diatas kepala ( Soejoko H, 1992 : 83-84 ).
2.1.7 Koordinasi Parnafasan dengan Gerakan Tangan.
Koordinasi pernafasan dengan gerakan tangan merupakan bentuk Pola
tarikan yang dikerjakan pada renang gaya punggung adalah pola “ S “. Ini
xxvi
merupakan bentuk latihan yang harus dikerjakan sehingga yang bersangkutan
menjadi terbiasa.
2.1.8 Koordinasi Gerakan Kaki, Pernafasan, dan Gerakan Tangan.
Koordinasi gerakan secara keseluruhan yaitu gerakan kaki, teknik pernafasan dan
gerakan tangan disebut dengan Istilah renang lengkap. Teknik renang lengkap
gaya punggung adalah mengkoordinasikan dari teknik gerakan- gerakan yang
telah diuraikan diatas yang membentuk suatu kesatuan, sesuai dengan gambar
yang ada dibawah ini yang disalin dari Counsilman ( 1968 ) oleh Soejoko H
( 1992 : 90-95 ). Adapun urutan gerakan tersebut dapat dilihat pada gambar 7.
xxvii
Gambar 7
Koordinasi saat berenang secara lengkap
( Soejoko H, 1992 : 90-95 )
Dengan keterangan dari gambar 7 yang merupakan koordinasi saat
berenang secara lengkap, yang dapat dijelaskan sebagai berikut:
2.1.8.1 Tangan kiri melakukan “ entry “ tangan kanan berada dalam posisi
disamping paha, tungkai kiri akan menendang dan tungkai kanan turun/recovery.
2.1.8.2 Tangan kiri setelah melakukan “ entry “ kemudian dilanjutkan fase
menangkap, tangan kanan mulai bergerak naik, tungkai kiri menendang dan
tungkai kanan recovery .
2.1.8.3 Tangan kiri melakukan fase menarik, tangan kanan fase istirahat, tungkai
kanan akan menendang dan tungkai kiri mulai turun/ recovery.
2.1.8.4 Tangan kiri fase mendorong, tangan kanan akan masuk ke permukaan air
tungkai kanan akan menendang dan tungkai kiri mulai turun/ recovery.
2.1.8.5 Tangan kiri akan keluar dari permekaan air, tangan kanan fase masuknya
tangan ke permukaan air di lanjutkan fase menangkap, tungkai kanan menendang
dan tungkai kiri mulai turun/ recovery.
2.1.8.6 Tangan kiri fase istirahat, tangan kanan fase menarik, tungkai kanan
menendang dan tungkai kiri mulai turun/ recovery..
Perenang untuk dapat berenang dengan baik, hendaknya memahami
berenang itu bukan sekedar tubuh mengapung, tetapi didalam berenang banyak
faktor yang mempengaruhi, sehingga banyak hal yang perlu dipahami dan
diketahui. Ternyata berat ringannya tubuh berpengaruh juga terhadap kecepatan
dan lajunya berenang, sehingga orang yang badannya ringan akan mempunyai
xxviii
daya apung yang tinggi dan akan menyebabkan kurangnya hambatan dibanding
dengan orang yang berat, karena daya apung dipengaruhi: bentuk badan, ukuran
tulang, perkembangan otot, ukuran berat, jumlah jaringan lemak, kapasitas paru -
paru , dan sebagainya ( Soejoko H, 1992 : 1-11 ). Oleh karena itu untuk dapat
berenang dengan baik perlu memahami dan mengetahui prinsip mekanika dalam
renang secara umum. Prinsip-prinsip dalam renang tersebut antara lain: prinsip
hambatan, prinsip dorongan, dan menggunakan salah satu kombinasi dari
keduanya ( Sukintoko, 1983 : 73 ). Hal yang perlu diperhatikan dalam
meningkatkan efisiensi dan efektifitas pada teknik renang adalah: menghasilkan
daya propulsif atau propulsive force yang sebesar-besarnya dan mengurangi gaya
resistent atau retardation menjadi seminimal mungkin ( Imam H, 1997 : 171 ).
2.1.9 Kondisi fisik
Menurut M.Sajoto (1990 : 11) dalam pembinaan olahraga perlu diketahui
faktor-faktor yang menentukan prestasi agar tercapai secara maksimal. Faktor-
faktor tersebut meliputi: kondisi fisik, teknik, taktik, dan mental. Dari beberapa
faktor tersebut faktor kondisi fisik merupakan salah satu penentu yang sangat
penting untuk meningkatkan prestasi olahraga. Adapun faktor fisik meliputi
beberapa komponen yaitu: kekuatan, kecepatan, daya tahan, tenaga, kelincahan,
koordinasi, kelenturan, keseimbangan, ketepatan, daya kerja jantung dan paru-
paru dan kesehatan untuk berolahraga. Lebih lanjut M.Sajoto ( 1989:16 )
menjelaskan setiap manusia mempunyai kemampuan fisik atau kondisi fisik yang
berbeda. Adapun kondisi fisik adalah satu kesatuan utuh dari komponen-
komponen yang tidak dapat dipisahkan begitu saja, baik peningkatan maupun
xxix
pemeliharaannya, artinya di dalam usaha peningkatan kondisi fisik maka seluruh
komponen tersebut harus dikembangkan, walaupun di sana sini dilakukan dengan
sistem prioritas sesuai keadaan atau status tiap komponen itu dan untuk keperluan
apa keadaan atau status tiap komponen tersebut. Strength adalah komponen
kondisi fisik seseorang yang berhubungan dengan kemampuannya dalam
mempergunakan otot untuk menerima beban sewaktu bekerja. Dari kesemua
komponen-komponen kondisi fisik menurut AP.Pandjaitan ( 1990 : 2 ) bahwa
kekuatan, daya tahan, dan kecepatan merupakan faktor utama yang dibutuhkan
untuk meningkatkan kemampuan berprestasi. Sedang menurut Harsono
(1988:177) strength, power dan daya tahan otot atau endurance, ketiganya saling
mempunyai hubungan, tetapi faktor yang dominan adalah strength. Dari
pernyataan diatas jelas Strength tetap merupakan faktor fisik yang paling dasar
atau basis dari pada power dan daya tahan otot. Lebih lanjut dikatakan strength
adalah kemampuan otot untuk membangkitkan tegangan terhadap sesuatu
tahanan, dan kekuatan otot adalah komponen yang sangat penting dari
kemampuan fisik yang ada.
2.1.10 Kekuatan otot tungkai
Menurut Jensen (1983 : 154) kekuatan dasar untuk penampilan gerak, dan
mungkin kekuatan merupakan salah satu faktor yang paling penting dalam
penampilan prestasi gerak. Hampir semua penampilan prestasi gerak yang giat
bersemangat tergantung pada kemampuan dalam menerapkan besarnya force
melawan resistance, peningkatan kekuatan sering memberi kontribusi terhadap
prestasi performance gerak menjadi lebih baik. Strength menurut Wilmore
xxx
(1986:113) ialah dapat didefinisikan sebagai kemampuan maksimum yang
diaplikasikan atau untuk resistance force, dan strength sebenarnya merupakan
komponen fisik yang paling dasar, terbebas dari power dan daya tahan otot, yaitu
tergantung dari tingkat kekuatan otot dari masing-masing perenang. Kemudian
Menurut Harsono ( 1988 : 177 ) menyatakan sebenarnya strength, power dan daya
tahan otot atau endurance otot, ketiga tersebut saling mempunyai hubungan
dengan faktor dominannya yaitu strength. Strength tetap merupakan dasar atau
basis dari power daya tahan otot. Strength yaitu kemampuan otot untuk
membangkitkan tegangan terhadap suatu tahanan. Kekuatan otot merupakan
komponen yang sangat penting atau kalau bukan yang paling penting guna
meningkatkan kondisi fisik secara keseluruhan.
Bertolak dari pengertian diatas maka kemampuan fisik khususnya strength
dalam menunjang teknik renang gaya punggung hubungannya dengan kekuatan
otot tungkai, kekuatan otot punggung, dan kekuatan otot lengan terhadap prestasi
atlet renang gaya punggung adalah sebagai berikut:
Untuk mengerakkan otot tungkai, otot pergelangan kaki yang meliputi :
Musculus Quadriceps extensor, gastrocnomius, dan gluteus maximus, quadriceps
extensor tediri dari empat macam otot yaitu rectus femoris, vastus lateralis, vastus
intermedialis, dan vastus medilalis. Otot-otot ini terlibat pada waktu seorang
melakukan start dan berperan untuk dorongan kedepan (Soejoko H, 1992:15).
Untuk jelasnya lihat gambar 8.
2.1.11 Kekuatan Otot Lengan
Menurut Soejoko H (1992 : 14 -15 ) ada beberapa fungsi kekuatan otot lengan dalam olahraga renang antara
lain:
xxxi
2.1.11.1 Untuk menggerakkan lengan sebagai pendayung: latisimusdorsi
pectoralis major, teres major, dan triceps otot-otot ini penting untuk menarik
lengan ke dalam air dan menjadi tenaga dorong untuk ke empat gaya renang yang
di perlombakan.
2.1.11.2 Untuk menggerakkan lengan memutar kedalam: teres major, sub
scapularis, latisimus dorsi, dan pectoralis major. Pada ke empat gaya renang yang
diperlombakan otot-otot ini digunakan untuk memutar lengan bila perenang
melakukan gaya dengan benar. Untuk menggambarkan gerakan ini dengan
meluruskan lengan kedepan secara mendatar, siku bengkokkan sehingga
membentuk sudut 450, selanjutnya angkat siku tersebut dan turunkan tangan.
2.1.11.3 Untuk menggerakkan pergelangan tangan dan fleksor jari-jari: fleksor
carpi, ulnaris, dan palmaris longus. Banyak di antara perenang yang otot-ototnya
ini kurang kuat menahan air, sehingga waktu lengannya ditarik jari-jarinya
terbuka.
2.1.11.4 Untuk menggerakkan extensor siku: trideps. Pada saat orang perenang
akan mengakhiri tarikan lengannya dalam gaya crawl, dada,dan kupu-kupu akan
menggunakan otot extensor, sikunya untuk menyibakkan air ke belakang
(Soejoko H., 1992 : 14-15).
Dalam renang gaya punggung gerak impuls atau gerak dorong lebih
dominan, saat atlet melakukan mengayuhkan lengan kebelakang, otot yang
bekerja adalah extensor siku, yaitu otot triceps. Dan saat lengan bergerak
mendorong kearah depan atas sejauh mungkin dengan sudut gerak yang kurang
lebih 45º, sedangkan untuk menggerakkan pergelangan tangan ialah dengan otot
xxxii
fleksor carpio ulnaris dan palmaris longus. Untuk menggerakkan lengan sebagai
pendayung otot-ototnya ialah: latisimusdorsi, pectoralis major, teres
Pada Renang gaya punggung saat bahu kanan ditarik kedepan dan lengan
dicambukkan lewat atas bahu dengan gerak pelurusan keatas depan maka otot
yang bekerja adalah otot latisimusdorsi, pectoralis major, teres major dan triceps,
sedang untuk menggerakkan lengan memutar kedalam adalah otot-otot teres
major, sub scapularis, latisimus dorsi dan pectoralis major, demikian pula pada
teknik renang gaya punggung saat bahu kanan ditarik kedepan dan lengan
dicambukkan melingkar dengan gerak pelurusan keatas depan. Untuk jelasnya
lihat gambar 9.
xxxiii
Gambar 8
Otot – otot tungkai manusia
( Thomson, 1981 : 71 )
xxxiv
Gambar 9
Otot-otot lengan manusia
( Thomson, 1981 : 37 )
2.1.12 Biomekanika Tehnik Renang Gaya Punggung
Di dalam tubuh manusia tersusun dari sambungan-sambungan tulang, sendi, dan otot sehingga di dalam
geraknya atau kerjanya akan mengikuti hukum-hukum alam. Seorang perenang, ketika berenang akan menggunakan
lengannya untuk mengayuh atau mendayung dan menggerakkan tungkai kakinya untuk mendorong air kebelakang yang
berakibat tubuh bergerak maju. Hal tersebut disebabkan adanya hukum Newton ke III yaitu merupakan asas dari adanya
aksi, maka ada reaksi. Bahwa setiap perenang mengayuh air, maka akan menimbulkan gerak maju, karena menolak air
kebelakang. Tahanan atau drag dari air merupakan tumpuan untuk menolak, oleh karena itu mekanisme gerak ini disebut
“drag propulsion”( Imam Hidayat, 1997 : 172 ).
2.1.13 Biomekanika kekuatan otot tungkai terhadap kecepatan Renang Gaya Punggung
Dalam melakukan gerakan tungkai renang gaya punggung adalah pada
posisi mengapung terlentang, mulai ayunan kaki keatas dan kebawah secara
bergantian. Masukkan kepala di air sampai kedua telingga terendam, pertahankan
agar pinggul tetap terangkat, jangan sampai pinggul jatuh hingga dalam posisi
setengah duduk. Lemaskan pergelangan kaki sehingga telapak kaki lentur
bergerak sesuai tekanan air, tekuklah kaki sewaktu kaki diayun kebawah sekitar
60 derajat dibawah permukaan air dan lurus sewaktu kaki diayun keatas. Ayunkan
lutut lurus pada kedalaman 3 inci dengan lurus dibawah permukaan air dan
xxxv
ayunan telapak kaki sekitar 20 inci dari permukaan ( Thomas,1996 : 37 ). Pada
renang fungsi utama kaki adalah sebagai stabilisator dan sebagai alat untuk
menjadikan kaki tetap tinggi dalam keadaan streamline, sehingga tahanan menjadi
kecil.
2.1.14 Biomekanika kekuatan otot lengan terhadap kecepatan Renang Gaya Punggung
Perenang gaya punggung supaya memiliki gerak lengan yang efektif maka
harus menguasahi tehnik renang dengan baik di antaranya menguasahi gerakan
rotasi tangan meliputi: fase masuknya tangan kepermukaan air, fase menangkap,
fase menarik, fase mendorong, fase istirahat, serta pola tarikan yang dikerjakan
adalah pola huruf “ S “( Soejoko H: 1992 : 85 ).
2.1.15 Volume dan kapasitas paru-paru
Pada gambar 10 dilukiskan perubahan-perubahan volume paru-paru dalam
keadaan berbagai bernafas, terdiri dari dua bagian yaitu volume dan kapasitas
paru-paru. Volume paru-paru terdiri dari: tidal volume, volume cadangan
inspirasi, volume cadangan ekspirasi dan volume residual , sedangkan kapasitas
paru-paru terdiri dari: kapasitas inspirasi, kapasitas residual fungsional, kapasitas
vital, dan kapasitas total paru-paru.
Gambar 10
Diagram gerakan pernafasan selama pernafasan normal
dan selama inspirasi maksimal serta ekspirasi maksimal ( Guyton, 1983 : 7 )
xxxvi
Kemudian untuk memudahkan penjelasan mengenai peristiwa-pristiwa
mengenai ventilasi paru-paru, udara didalam paru-paru pada diagram ini telah
dibagi menjadi empat macam volume dan empat macam kapasitas, yaitu:
2.1.15.1 Volume paru
Dibawah ini penjelasan dari empat macam volume paru-paru yang bila
dijumlahkan sama dengan Volume maksimum pengembangan paru-paru. Arti
dari tiap-tiap volume ini adalah:
2.1.15.1.1 Tidal volume adalah volume udara yang diinspirasikan dan di
ekspirasikan dengan setiap pernafasan normal, jumlahnya kira-kira 500 mililiter
pada pria dewasa yang normal dan wanita kira-kira 20-25% dibawah pria.
2.1.15.1.2 Volume cadangan inspirasi merupakan volume tambahan udara yang
dapat di inspirasikan diatas tidal volume normal, dan biasanya kira-kira 3000
mililiter pada pria dewasa muda wanita kira-kira 20-25% dibawah pria.
2.1.15.1.3 Volume cadangan ekspirasi yaitu jumlah udara yang masih dapat
dikeluarkan dengan ekspirasi kuat setelah akhir suatu ekspirasi tidal yang normal,
jumlahnya kira-kira 1100 mililiter pada pria dewasa muda wanita kira-kira
20-25% dibawah pria.
2.1.15.1.4 Volume residual merupakan volume udara yang masih tersisa didalam
paru-paru setelah kebanyakan ekspirasi kuat, volume ini rata-rata 1200 mililiter
pada pria dewasa muda wanita kira-kira 20-25% dibawah pria ( Guyton,1983 : 6 ).
2.1.15.2 Kapasitas paru-paru
Dalam menguraikan peristiwa-peristiwa pada siklus paru-paru kadang-
kadang diperlukan penyatuan dua volume di atas atau lebih. Kombinasi seperti itu
disebut kapasitas paru-paru, di bagian kanan dalam gambar dituliskan berbagai
kapasitas paru-paru yang dapat diuraikan sebagai berikut:
xxxvii
2.1.15.2.1 Kapasitas inspirasi sama dengan tidal volume ditambah dengan
volume cadangan inspirasi, ini adalah jumlah udara kira-kira 3500 milimeter yang
dapat dihirup oleh seorang mulai pada tingkat ekspirasi normal dan
mengembangkan parunya sampai maksimum.
2.1.15.2.2 Kapasitas residual fungsional sama dengan volume candangan
ekspirasi ditambah volume residual, ini adalah jumlah udara yang tersedia dalam
paru pada akhir ekspirasi normal.
2.1.15.2.3 Kapasitas vital sama dengan volume cadangan inspirasi ditambah tidal
volume dan volume cadangan ekspirasi, ini adalah jumlah udara maksimum yang
dapat dikeluarkan dari paru seseorang setelah ia mengisinya sampai batas
maksimum dan kemudian mengeluarkan sebanyak-banyaknya kira-kira 4500
milliliter.
2.1.15.2.4 Kapasitas total paru merupakan volume maksimum pengembangan
paru dengan usaha inspirasi sebesar-besarnya kira-kira 5800ml, semua volume
dan kapasits paru wanita kira-kira 20-25% dibawah pria. Tingkat ekspirasi
istirahat ventilasi paru normal hampir semua dilakukan oleh otot-otot inspirasi.
Pada waktu otot inspirasi sifat elastik paru dan torak menyebabkan paru
mengempis secara pasif. Oleh karena itu bila semua otot inspirasi sama selalu
berelaksasi paru kembali ke suatu keadaan relaksasi yang disebut tingkat ekspirasi
istirahat, volume udara di dalam paru pada tingkat ini disebut kapasitas residual
fungsional atau kria-kira 2300ml pada pria dewasa muda (Guyton, 1983:6).
2.1.15.3 Makna volume dan kapasitas paru
Pada orang normal volume udara dalam paru-paru terutama tergantung
pada ukuran dan bentuk tubuh, selanjutnya berbagai volume dan kapasitas
xxxviii
berubah dengan posisi tubuh, kebanyakan berkurang bila orang tersebut berbaring
dan bertambah bila orang berdiri. Perubahan dengan posisi ini disebabkan dua
faktor utama: pertama, suatu kecenderungan isi perut untuk menekan ke atas pada
diahfragma pada posisi berbaring, dan kedua, peningkatan volume darah paru
dalam posisi berbaring yang pada bersamaan menurunkan ruangan yang tersedia
untuk udara paru-paru (Guyton 1983:6).
2.1.15.4 Biomekanika kapasitas vital paru terhadap kecepatan renang gaya
punggung
Udara di paru-paru memiliki pengaruh yang besar terhadap kemampuan
mengapung jika perenang menghirup udara dalam-dalam, maka akan menambah
volume udara normal di paru-paru dan menambah volume udara dada dan volume
udara seluruh tubuh. Efek keseluruhan dari penghirupan udara dalam-dalam ini
akan mengurangi gravitasi khusus tubuhnya, dengan demikian kemampuan
perenang untuk mengapung akan bertambah, sebaliknya jika menghembuskan
dengan kuat, grafitasi kusus tubuhnya meningkat dan kemampuan mengapungnya
menurun. Sementara sebagian pria dan wanita akan dapat terapung di air jika
telah menghirup udara penuh, kebanyakan pria akan tenggelam jika lebih dari sisa
udara sisa dalam paru-paru menurun.
Didalam peraturan perlombaan renang gaya punggung tidak ada ketentuan
bahwa perenang diharuskan untuk melakukan pengambilan nafas, jadi dalam hal
ini seorang perenang melakukan pengambilan nafas atau tidak tergantung dari
kemapuan faktor perenang untuk mengambil nafas dan besar kecil keuntungan
yang diperoleh dari gerakan tersebut.
Menurut pendapat No Wacki yang kutip oleh Nurhasan ( 1986:236 )
menjelaskan indikator yang menunjukkan kemampuan kardiopulmonal bahwa
konsumsi oksigen maksimal dapat dipakai sebagai antena total, konsumsi oksigan
maksimal ini tergantung pada: a). ventilasi suatu efisiensi pernafasan yang
biasanya tidak membatasi kemampuan, b). konsumsi oksigen tergantung pada
xxxix
kemampuan jantung, ialah volume udara yang diedarkan tiap menit sebagai alat
pengangkut oksigen, c). selisih arteri-vena ialah kemampuan dalam peredaran
darah tepi atau perifer, khusus dalam sistem perototan untuk memanfaatkan
oksigen yang didapatkan dalam darah arterial ialah 20,1 volt, sebagian yang besar
untuk keperluan zat setempat. Setiap cabang olahraga baik yang dilakukan oleh
orang yang normal atau atlit yang berprestasi mempunyai kebutuhan oksigen yang
berbeda-beda. Studi yang dilakukan oleh Hollman menunjukkan kebutuhan akan
oksigen pelari jarak jauh, perenang, pembalap sepeda , pendayung kano, berada
paling atas.
2.1.16 Analisis biomekanika kekuatan otot tungkai, kekuatan otot lengan,
kapasitas vital paru terhadap kecepatan renang gaya punggung 20 meter.
Pada cabang olahraga renang kekuatan otot tungkai berfungsi untuk
mendorong maju pada saat berenang. Pada cabang olahraga renang kekuatan otot
tungkai berfungsi sebagai stabilisator dan sebagai alat menjadikan kaki tetap
streamline, sehingga tahanan menjadi kecil. Sedangkan otot lengan berfungsi
sebagai pendayung. Begitu juga dengan kapasitas vital paru sangat perlu dalam
olahraga renang. Pada olahraga renang kemampuan kapasitas vital paru berfungsi
untuk mengetahui kemampuan kapasitas vital paru seorang perenang.
Menurut Jensen, dkk ( 1983 : 366 ) menjelaskan bahwa gerakan lengan
memberikan sumbangan sebesar 70 % dsn gerakan kaki 30 %. Untuk dapat
mengurangi tahanan dan hambatan tersebut perenang mampu menambah
dorongan yang di gerakan oleh tangan dan kakinya juga kemampuan kapasitas
xl
vital paru . karena posisi mengapung lebih sejajar dengan air maka hambatan yang
di peroleh akan semakin kecil juga.
Kontribusi gaya dorong terbesar diperoleh dari ayunan kaki depan dimana
punggung telapak kaki melakukan tekanan pada air. Pada saat berenang dalam
posisi telungkup, ayunan kaki gaya bebas hanya memungkinkan ayunan kedepan
atau kebawah ini di mulai dari permukaan sampai kedalaman 15 inci. Akan tetapi,
jika berenang dengan posisi terlentang dapat mengayunkan kaki lebih dalam
sehingga ayunan kaki kedepan atau keatas dan sebagainya sehingga dapat lebih
efisien ( Thomas, 1996 : 37 ).
Dari penjelasan diatas, pada masing-masing variabel yang akan di teliti
mempunyai hubungan yang positif terhadap kecepatan renang gaya punggung 20
meter.
2.2 Hipotesis
Hipotesis adalah dugaan yang mungkin benar atau mungkin salah dan akan
benar jika fakta-fakta membenarkannya. Penolakan dan penerimaan hipotesis
sangat tergantung pada fakta-fakta dari data yang di peroleh. Hipotesis juga dapat
dipandang sebagai konklusi/kesimpulan yang sifatnya sangat sementara
( Sutrisno Hadi, 1987 : 257 ).
Sehubungan dengan penelitian ini, dapat diajukan hipotesis sebagai berikut:
2.2.1 Ada sumbangan kekuatan otot tungkai terhadap kecepatan renang 20 meter
gaya punggung pada mahasiswa putra angkatan tahun 2003 PKLO FIK UNNES
tahun 2005.
xli
2.2.2 Ada sumbangan kekuatan otot lengan terhadap kecepatan renang 20 meter
gaya punggung pada mahasiswa putra angkatan tahun 2003 PKLO FIK UNNES
tahun 2005.
2.2.3 Ada sumbangan kapasitas vital paru terhadap kecepatan renang 20 meter
gaya punggung pada mahasiswa putra angkatan tahun 2003 PKLO FIK UNNES
tahun 2005.
2.2.4 Ada sumbangan kekuatan otot tungkai ,otot lengan dan kapasitas vital paru
terhadap kecepatan renang 20 meter gaya punggung pada mahasiswa putra
angkatan tahun 2003 PKLO FIK UNNES tahun 2005.
xlii
BAB III
METODE PENELITIAN
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui “Sumbangan kekuatan otot
tungkai, otot lengan, dan kapasitas vital paru terhadap kecepatan renang 20 meter
gaya punggung pada Mahasiswa putra angkatan tahun 2003 PKLO FIK UNNES
tahun 2005”, oleh karena itu metode yang digunakan adalah metode survey tes.
Untuk penelitian lebih lanjut diperlukan hal-hal sebagai berikut:
3.1 Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa putra PKLO FIK
UNNES angkatan tahun 2003, yang telah lulus mata kuliah praktek renang
Dimana jumlah populasinya adalah berjumlah 47 orang. Sebab menurut Sutrisno
Hadi ( 1987 : 102 ) bahwa populasi ialah seluruh penduduk yang dimaksudkan
untuk diteliti, dan populasi dibatasi sebagai sejumlah penduduk atau individu
yang paling sedikitnya mempunyai satu sifat yang sama, sedangkan menurut
Suharsimi Arikunto (1993:102) bahwa populasi adalah keseluruhan subyek
penelitian. Adapun sifat yang sama dalam penelitian adalah sebagai berikut:
3.1.1 Populasi mempunyai jenis kelamin yang sama yaitu laki-laki.
3.1.2 Populasi semuanya adalah mahasiswa putra angkatan 2003 yang telah
lulus mata kuliah praktek renang.
3.2 Sampel
Populasi yang ada di dalam penelitian ini seluruhnya berjumlah 47 orang
mahasiswa, karena jumlahnya terbatas maka seluruh populasi digunakan sebagai
xliii
sampel. Hal ini sesuai dengan apa yang dikatakan oleh Suharsimi Arikunto
( 2002 : 112 ) tentang jumlah sampel apabila populasi kecil, atau kurang dari 100,
maka lebih baik diambil semua, sehingga teknik pengambilan sampel penelitian
seperti ini dinamakan penelitian total populasi.
3.3 Variabel Penelitian
Dalam penelitian ini terdapat dua variabel, adapun variabel-variabel
tersebut meliputi:
3.3.1 Variabel bebas atau X yang terdiri dari tiga sub variabel yaitu :
3.3.1.1 Variabel bebas 1 atau X1 ialah kekuatan otot tungkai.
3.3.1.2 Variabel bebas 2 atau X2 ialah kekuatan otot lengan
3.3.1.3 Variabel bebas 3 atau X3 ialah kapasitas vital paru
3.3.2 Variabel terikat atau Y yaitu prestasi renang 20 meter gaya punggung.
3.4 Rancangan Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah survey tes. Tes yang
dilakukan meliputi:
3.4.1 Tes kekuatan otot tungkai, di ukur dengan menggunakan back and leg
dynamometer.
3.4.2 Tes kekuatan otot lengan di ukur dengan menggunakan alat pull and push
dynamometer.
3.4.3 Instrumen kapasitas vital paru menggunakan alat spyrometer.
3.4.4 Tes prestasi renang jarak 20 meter gaya punggung.
xliv
Desain penelitian yang digunakan adalah desain korelasional atau
corelational Design. Adapun desain yang dimaksud terlihat pada diagram berikut:
Kekuatan Otot Tungkai (X1)
Kekuatan Otot lengan (X2) Prestasi Renang 20 m
Gaya Punggung
(Y)
Kapasitas Total Paru (X3)
Gambar : 11
Desain Penelitian ( Ihalauw, 2000:98 )
3.5 Teknik Pengambilan Data
Metode yang digunakan adalah metode survey Tes dan Pengukuran
Dengan alat pengukuran dan dilakukan pengukuran akan diperoleh data yang
merupakan hasil pengukuran dan tes. Adapun pengumpulan data ini dilaksanakan:
Pada tanggal / hari : Senin, 7 Maret 2005.
Tempat : 1. Laboratorium FIK UNNES.
2. Kolam Renang Kodam.
Langkah-langkah pengumpulan data dalam penelitian ini sebagai berikut:
semua peserta tes melakukan tes yang meliputi: kekuatan otot tungkai dengan
back and leg dynamometer, kekuatan otot lengan dengan pull and push
xlv
dynamometer Dan kapasitas vital paru dengan spyrometer. Masing-masing
melakukan dua kali dan akan diambil hasil tes yang terbaik. kemudian peserta tes
juga melakukan tes renang 20 meter gaya punggung. Adapun bukti surat
keterangan pelaksanaan penelitian ini dapat dilihat pada lampiran 4 .
3.6 Prosedur Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan prosedur sebagai berikut:
3.6.1 Mengukur kekuatan otot tungkai
3.6.2 Mengukur kekuatan otot lengan
3.6.3 Mengukur kapasitas vital paru
3.6.4 Mengukur kecepatan renang 20 meter gaya punggung
3.7 Instrumen Penelitian
Instrumen tes yang digunakan dalam penelitian ini ada empat macam ialah
3.7.1 Tes kekuatan otot tungkai dengan menggunakan back and leg dynamometer.
3.7.1.1 Tujuan tes ialah mengukur kekuatan otot punggung dan kekuatan otot
tungkai.
3.7.1.2 Pelaksanaannya adalah sebagai berikut:
Subyek berdiri di atas leg dynamometer tanpa alas kaki, dua tangan
masing-masing memegang bagian tongkat leg dynamometer berada setinggi
acetabulan, mata rantai diatur sedemikian rupa sehingga posisi punggung tetap
tegak akan tetapi kedua lutut membengkok membentuk sudut 102 derajat pasang
sabuk pembantu melingkari pinggang yang kedua ujungnya masing-masing
diikatkan pada ujung tongkat pegangan leg dynamometer, luruskan kedua tungkai
atas dan bawah sekuat-kuatnya dengan gerakan berlahan akan tetapi letak tongkat
leg dynamometer tetap setinggi acetabulan hasil pemeriksaan tersebut dinyatakan
xlvi
dalam satuan ukuran kg sampai ketelitian 0,5 kg di belakang koma
(Herman, 2000:38), tes ini di lakukan sebanyak dua kali dan diambil nilai terbaik.
Adapun untuk jelasnya lihat gambar 12:
Gambar 12
Pelaksanaan Tes Kekuatan Otot Tungkai
( Dokumentasi Penelitian : 2005 )
3.7.2 Tes kekuatan otot lengan ialah dengan menggunakan pull and push
dynamometer.
3.7.2.1 Tujuan tes ini ialah untuk mengukur kekuatan otot lengan dalam menarik
dan mendorong.
3.7.2.2 Pelaksanaannya adalah:
xlvii
Subyek tes berdiri tegak dengan kaki terbuka selebar bahu dan pandangan
lurus ke depan. Tangan memegang pull and push dynamometer dengan dua
tangan di dada. Posisi lengan dan tangan lurus dengan bahu. Tarik alat tersebut
sekuat tenaga. Pada saat menarik atau mendorong, alat tidak boleh menempel
pada dada, tangan dan siku tetap sejajar dengan bahu. Tes ini dilakukan sebanyak
dua kali dan diambil nilai terbaik. Skor dicatat dalam satuan Kg. ( Depdikbud
1986 : 28 ). Adapun untuk jelasnya lihat gambar 13:
Gambar 13
Pelaksanaan Tes Kekuatan Otot Lengan
( Dokumentasi Penelitian : 2005 )
3.7.3 Tes kapasitas total paru menggunakan alat spyrometer.
3.7.3.1 Tujuan dari tes ini ialah untuk mengetahui kapasitas total paru, alat yang
digunakan adalah: rotary spyrometer atau spirometer air, meja yang datar untuk
tempat alat spyrometer, kapas dan alkohol.
3.7.3.2 Pelaksanaannya:
xlviii
Persiapan, periksalah baik-baik alat tersebut sebelum dipergunakan
pasangan termometer yang ada disebelah dalam spyrometer sedemikian rupa
sehingga mudah dibaca dari atas. Tabung putar yang berskala yang ada di dalam
spyrometer tempatkan pada posisi datar, yaitu pinggiran atas tabung yang berskala
tepat setinggi pinggiran/bibir spyrometer. Untuk menghindari tabung putar itu
bergerak, pasanglah jentik penguncinya untuk menahan geraknya. Setelah
semuanya diperiksa dan diatur baik, spyrometer tersebut diisi dengan air bersih
sehingga mencapai ketinggian batas lekukan atau garis lekukan didalam tabung
tersebut. Pengisian air ini sebaiknya dilakukan selambat-lambatnya setengah jam
sebelum spyrometer tersebut dipergunakan. Maksudnya adalah agar termometer
telah stabil menunjukkan suhu airnya.
3.7.3.3 Cara mengukur:
3.7.3.3.1 Bersihkan corong hembusnya dengan alkohol terlebih dahulu. Hal ini
dilakukan juga setiap kali berganti yang mempergunakan yaitu bersihkan dengan
alkohol.
3.7.3.3.2 Lepas dan bukalah jentik pengucinya yang menahan putaran tabung,
sehingga apabila kedalam tabung itu dihembuskan udara tabung itu dapat
berputar. Tutuplah kran pembuang udara. Mintalah subyek yang diukur berdiri
disamping meja disisi spyrometer yang berselang hembus karet, kakinya sedikit
membuka. Setelah orang tersebut selesai mengatur nafasnya dan siap, suruhlah dia
menghirup udara sebanyak-sebanyaknya melalui hidung. Katupkan kuat-kuat
corong hembusnya pada mulut agar tidak ada rembesan / bocoran udara,
kemudian menghembuskan udaranya lewat mulut kedalam corong sampai yang
bersangkutan tidak lagi mampu mengeluarkan udara dari paru-paru. Dengan
xlix
hembusan udara itu tabung putarnya akan berputar, dan akan berhenti kalau tidak
ada kekuatan hembusan yang datang yang mampu mengerakkan tabung tersebut.
Setiap subyek diberi kesempatan melakukan dua kali.
3.7.3.3.3 Kedua hasil pengukuran dicatat, dan hasil yang terbaik dari keduanya
merupakan hasil akhir. Satuan ukuran kapasitas total paru adalah “cc” atau
sentimeter kubik (Eri Praktiknyo DW, 2000:72 – 73 ). Adapun untuk jelasnya
lihat gambar berikut:
Gambar 14
Pelaksanaan Tes Kapasitas Vital Paru
( Dokumentasi Penelitian : 2005 )
3.7.4 Tes prestasi renang 20 m gaya punggung.
3.7.4.1 Tujuan dari tes ini ialah mengukur kecepatan renang gaya
punggung jarak 20 meter menggunakan alat yaitu, stop watch.
3.7.4.2 Pelaksanaannya adalah sebagai berikut:
l
Subyek melakukan start dari bawah langsung melakukan renang gaya
punggung jarak 20 meter setelah sampai menyentuh tali pembatas dicatat hasil
waktunya.
Gambar 15
Pelaksanaan Tes Kecepatan Renang
Gaya Punggung 20 Meter ( Dokumentasi Penelitian : 2005 )
3.8 Faktor-faktor yang mempengaruhi Penelitian dalam pengambilan data
dari sampel.
Dalam suatu penelitian banyak hal-hal yang dapat mempengaruhi
penelitian dan hal tersebut menyebabkan pengaruh terhadap hasil penelitian. Hal-
hal tersebut diantaranya ialah:
3.8.1 Teknik pengambilan data dapat menyebabkan terjadi beberapa kesalahan
sehingga berpengaruh terhadap hasil penelitian. Hal ini lebih disebabkan oleh
tester, apakah telah menguasai cara kerja dan penggunaan alat tersebut. Untuk
li
mengatasi hal itu, pengambil data adalah mahasiswa semester VI yang telah lulus
untuk mata kuliah tes dan pengukuran. Sehingga paling tidak dijamin menguasai
bagaimana alat tersebut digunakan.
3.8.2 Alat tes itu sendiri, artinya apakah alat tersebut mempunyai validitas yang
memadai, hal itu dapat ditunjukkan dengan surat keterangan bahwa alat masih
layak untuk digunakan dan benar ukurannya. Kesalahan yang mungkin terjadi
tereliminasi terlebih dahulu sehingga tidak berakibatkan data yang diperoleh tidak
valid lagi dan tidak sesuai dengan tujuan semula.
3.8.3 Testee, juga dapat menyebabkan data hasil yang diperoleh bias, karena
teknik prosedur pelaksaanaan Belum dipahami dengan baik. Oleh karena itu,
sebelum dimulai testee diberitahu bagaimana caranya dan diberi kesempatan
untuk mencoba.
3.8.4 Selain hal tersebut diatas faktor kesungguhan dan kondisi fisik testee juga
dapat berpengaruh, misalnya tidak sehat. Untuk masalah kesungguhan mahasiswa
saat dilakukan tes dapat ditumbuhkan dengan diberi pengertian tentang
keuntungan dan manfaat bagi mahasiswa, yaitu apabila mengetahui kemampuan
fisiknya yang terkait dengan prestasi olahraga.
3.9 Analisis Data
Bentuk data dalam penelitian ini adalah bentuk angka meliputi: untuk data
dari kekuatan otot tungkai adalah kilogram, kekuatan otot lengan adalah kilogram,
untuk kapasitas total paru adalah sentimeter kubik, renang 20 meter adalah detik.
Secara teknik cara pengukurannya meliputi 4 cara maka sebelum dilakukan
lii
penghitungan statistik deskriptif terlebih dahulu dilakukan transformasi data
diubah kedalam skor Z dan ke skor T baru kemudian dilakukan penghitungan-
penghitungan statistik deskriptif dan juga dilakukan uji persyaratan yakni uji
normalitas menggunakan statistik non parametrik dengan kolmogorov-Smirnov
tes, dan uji homogenitas dengan Chi-Square dan untuk uji linieritas dan
keberartian model dengan uji t dan uji F. Dan pengolahan data ini menggunakan
komputerisasi dengan sistem SPSS versi 10 (Syahri Alhusin, 2003 :182 ).
liii
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Diskripsi Data
Penelitian ini dilakukan dengan Survey tes, variabel yang diukur adalah
kekuatan otot tungkai, kekuatan otot lengan, kapasitas total paru, dan kecepatan
renang 20 meter gaya punggung. Pengukuran untuk variabel kekuatan otot lengan
terdiri dari dua item ialah kekuatan kekuatan dorong otot lengan dan kekuatan
tarik otot lengan maka variabel tersebut ada dua variabel.
Dalam penelitian ini karena variabel-variabel bebas satuan ukurannya
tidak sama, maka perlu disatukan terlebih dahulu dengan cara distandardisasi
menggunakan Z skor dan transformasi ke skor T ( Sutrisno Hadi, 1990:267 ).
Adapun hasil perhitungan statisitik deskriptif dapat dilihat seperti pada tabel
berikut:
Tabel 1
Rangkuman Hasil Perhitungan Data Statistik Deskripsi
SUMBER KOT KOL KVPR KCRGP
Mean 49.9789 49.5751 46.2615 50.0213
Std.Dev 9.9861 16.9822 9.4030 9.9751
Maksimum 81.47 92.74 64.26 71.48
Minimum 26.64 18.17 28.48 30.34
N 47 47 47 47
Tabel 1 diatas menyajikan data hasil pengukuran kekuatan otot-otot
tungkai, kekuatan otot lengan, kapasitas vitas paru dan hasil kecepatan
liv
renang 20 meter gaya punggung setelah dikonversi ke Skor – T. Untuk variabel
kekuatan otot tungkai N = 47, nilai maksimalya sebesar = 81.47 dan nilai
minimal sebesar = 26.64, mean = 49.9789, standart deviasi = 9.9861. Untuk
variabel kekuatan otot lengan N = 47, hasil maksimum = 92.74, minimum =
18.17, mean = 49.5751, standart deviasi = 16.9822. Untuk Kapasitas Vital paru
N = 47, hasil maksimum = 64.26, hasil minimum = 28.48, mean =46.2615, dan
untuk Standart Deviasi = 9.4030. Untuk hasil kecepatan renang gaya punggung
N = 47, maksimum = 69.66, minimum = 28.52, mean = 50.0000, standart deviasi
= 9.9751.
4.1.1 Uji Persyaratan Analisis
Dari hasil perhitungan statistik deskripsi seperti terlihat pada tabel 1,
kemudian dilanjutkan dengan uji persyaratan analisis hipotesis yang meliputi
beberapa langkah sebagai berikut:
4.1.2 Uji Normalitas Data
Uji normalitas data dalam penelitian ini dengan statistik non parametrik
menggunakan Kolmogorov-Smirnov. Adapun untuk menguji normalitas ini
dengan ketentuan : jika signifikansi ≥ 0.05 berarti normal, dan jika signikansi
≤ 0.05 berarti tidak normal Dari perhitungan diperoleh hasil sebagai berikut:
Tabel 2
Rangkuman hasil perhitungan Uji Normalitas
Variabel Signifikansi Keterangan
Kekuatan Otot Tungkai 0.345 ≥ 0.05 Normal
Kekuatan otot Lengan 0.766 ≥ 0.05 Normal
lv
Berdasarkan pada rangkuman hasil perhitungan nilai pada tabel 2 menunjukkan
bahwa variabel dalam penelitian ini secara keseluruhan variabel berdistribusi
normal.
4.1.3 Uji Homogenitas
Uji Homogenitas dalam penelitian ini dengan menggunakan Chi-Square
dan dengan ketentuan jika signifikansi ≥ 0.05 berarti homogen, sedang jika nilai
signifikansi ≤ 0.05 berarti tidak homogen. Adapun dari perhitungan diperoleh
hasil sebagai berikut:
Tabel 3
Rangkuman hasil perhitungan Uji Homogenitas
Variabel Signifikansi Keterangan
Kekuatan Otot Tungkai 0.993 ≥ 0.05 Homogen
Kekuatan Otot Lengan 1.000 ≥ 0.05 Homogen
Kapasitas Vital Paru 0.104 ≥ 0.05 Homogen
Hasil Kecepatan Renang Gaya
Punggung 1.000 ≥ 0.05 Homogen
Dari tabel 3 tersebut diatas nampak bahwa semua variabel penelitian yang
ada menunjukkan nilai signifikansi ≥ 0.05, dengan demikian dapat disimpulkan
bahwa secara keseluruhan data tersebut adalah Homogen, yang berarti bahwa data
dari semua variabel berasal dari populasi-populasi yang mempunyai varians sama.
4.1.4 Uji Linieritas Garis Regresi
Uji linieritas ini dimaksudkan untuk melihat ada tidaknya hubungan antara
prediktor yaitu variabel-variabel kekuatan otot tungkai ( X1), kekuatan otot lengan
( X2 ), dan kapasitas vital paru ( X3 ) terhadap hasil kecepatan renang gaya
punggung sebagai variabel (Y). Dalam uji linieritas garis regresi ini dengan
Kekuatan Otot Kapasitas Vital Paru 0.722 ≥ 0.05 Normal
Hasil Kecepatan Renang Gaya P 0.917 ≥ 0.05 Normal
lvi
melihat nilai F dengan ketentuan sebagai berikut: jika Fhitung ≥ Ftabel atau jika nilai
signifikansi ≤ 0.05 berarti linier. Sedang jika Fhitung ≤ Ftabel atau jika nilai
signifikansi ≥ 0.05 berarti tidak linier. Dari perhitungan data diperoleh hasil
sebagai berikut:
Tabel : 4
Rangkuman hasil perhitungan uji linieritas garis regresi
Dengan melihat tabel 4 dapat dipahami bahwa ke empat variabel penelitian, baik
secara regresi tunggal maupun secara regresi ganda, hasil uji linieritas garis
regresi menunjukkan hasil secara keseluruhan adalah tidak linier. Adapun untuk
jelasnya dapat diuraikan sebagai berikut:
4.1.4.1 Untuk variabel kekuatan otot tungkai diperoleh nilai F sebesar 1.306 atau
dengan nilai signifikasi 0.259 ≥ 0.05 dengan demikian dapat disimpulkan data
variabel kekuatan otot tungkai menunjukkan penyebaran datanya tidak berada
dalam satu garis atau tidak linier.
4.1.4.2 Untuk variabel kekuatan otot lengan diperoleh nilai F sebesar 0.000 atau
bila dengan nilai signifikasi diperolah hasil sebesar 0.999 ≥ 0.05 dengan demikian
dapat disimpulkan bahwa variabel kekuatan otot lengan penyebaran datanya tidak
berada dalam satu garis lurus atau tidak linier.
4.1.4.3 Untuk variabel kapasitas vital paru diperoleh nilai F sebesar 0.023 atau
bila dilihat dari nilai signifikasinya diperoleh nilai sebesar 0.881 yang berarti ≥
Variabel Fhitung Signifikansi Keterangan
Kekuatan Otot Tungkai 1.306 0.259 ≥ 0.05 Tidak Linier
Kekuatan Otot Lengan 0.000 0.999 ≥ 0.05 Tidak Linier
Kapasitas Vital Paru 0.023 0.881 ≥ 0.05 Tidak Linier
lvii
0.05 nilai tabel dengan demikian dapat disimpulkan bahwa variabel kapasitas
vital paru penyebaran datanya tidak dalam satu garis atau tidak linier.
4.1.5 Uji Keberartian Model Garis Regresi
Uji keberartian model garis regresi ini dimaksudkan untuk mengetahui
apakah persamaan garis regresi yang diperoleh signifikan atau tidak untuk dapat
digunakan sebagai prediktor dari harga kreterium. Uji keberartian model ini
menggunakan uji – t dengan kriteria sebagai berikut : jika t hitung ≥ t tabel atau
nilai signifikansi ≤ 0.05 berarti signifikan, sedang jika t hitung ≤ t tabel atau nilai
signifikansi ≥ 0.05 berarti tidak signifikan. Dari perhitungan diperoleh hasil
seperti tabel berikut:
Tabel : 5
Rangkuman hasil perhitungan uji keberartian model garis regresi
Variabel t hitung Signifikansi Keterangan
Kekuatan Otot Tungkai 1.143 0.259 ≥ 0.05 Tidak Signifikan
Kek Otot Lengan -0.001 0.999 ≥ 0.05 Tidak Signifikan
Kapasitas Vital Paru -0.150 0.881 ≥ 0.05 Tidak Signifikan
Dari tabel 5 diatas dapat dipahami bahwa ketiga variabel menunjukkan
hasil sebagai berikut:
4.1.5.1 Variabel kekuatan otot tungkai diperoleh nilai t hitung sebesar 1.143
atau bila dilihat dari nilai signifikasi diperoleh hasil sebesar 0.259 ≥ 0.05 dengan
demikian kesimpulannya tidak signifikan.
4.1.5.2 Variabel kekuatan otot lengan diperoleh nilai t hitung sebesar – 0.001
atau bila dilihat dari nilai signifikansi diperoleh hasil sebesar 0.999 ≥ 0.05 dengan
demikian kesimpulannya adalah tidak signifikan.
lviii
4.1.5.3 Variabel kapasitas vital paru diperoleh nilai thitung sebesar 0.150 atau bila
dilihat dari nilai signifikansi diperoleh hasil sebesar 0.881 ≥ 0.05 dengan demikian
dapat disimpulannya adalah tidak signifikan.
4.2 Hasil penelitian
Dalam penelitian ini peneliti hendak menguji sumbangan dari beberapa
variable bebas terhadap variable tergantung, oleh karena itu untuk memperoleh
hasil penelitian ini kita perlu melakukan uji hipotesis terlebih dahulu, dengan
langkah-langkah berikut ini:
4.2.1 Analisis Regresi Sederhana atau Regresi Tunggal
Analisis regresi tunggal ini dimaksudkan untuk mengkaji korelasi antara
kekuatan otot tungkai, kekuatan otot lengan, kapasitas vital paru terhadap
kecepatan renang 20 meter gaya punggung. Namun dengan ketentuan : jika t hitung
≥ ttabel atau signifikansi ≤ 0.05 berarti signifikan. Sedang jika t hitung ≤ ttabel
atau signifikansi ≥ 0.05 berarti tidak signifikan. Berdasarkan ketentuan dan
perhitungan diperoleh hasil seperti tabel 6 berikut:
Tabel : 6
Rangkuman hasil perhitungan Analisis Regresi Tunggal
Variabel T hitung Signifikan Keterangan
Kekuatan Otot Tungkai -1.143 0.259 ≥ 0.05 Tidak Signifikan
Kekuatan Otot Lengan -0.001 0.999 ≥ 0.05 Tidak Signifikan
Kapasitas vital Paru -0.150 0.881 ≥ 0.05 Tidak Signifikan
Berdasarkan perhitungan yang ada dalam tabel 6 dapat dijelaskan sebagai
berikut:
lix
4.2.1.1 Korelasi antara kekuatan otot tungkai terhadap kecepatan renang 20
meter gaya punggung
Dari perhitungan untuk variabel kekuatan otot tungkai terhadap
kecepatan renang 20 meter gaya punggung diperoleh nilai t hitung sebesar 1.143 dan
nilai signifikansi sebesar 0.259 ≥ 0.05 kesimpulannya ialah tidak signifikan.
Dengan demikian hipotesis nol yang menyatakan” Tidak terdapat korelasi yang
signifikan antara kekuatan otot tungkai terhadap kecepatan renang 20 meter gaya
punggung pada mahasiswa PKLO FIK UNNES angkatan 2003” adalah Diterima,
sebaliknya hipotesis alternatif yang menyatakan”Terdapat korelasi yang signifikan
antara kekuatan otot tungkai terhadap kecepatan renang 20 meter gaya punggung
pada mahasiswa PKLO FIK UNNES angkatan 2003” adalah Ditolak.
4.2.1.2 Korelasi antara kekuatan otot Lengan terhadap kecepatan renang 20
meter gaya punggung
Dari hasil perhitungan hubungan untuk variabel kekuatan otot lengan
terhadap kecepatan renang 20 meter gaya punggung diperoleh nilai t hitung sebesar -
0.001 dan nilai signifikansi sebesar 0.999 ≥ 0.05 maka kesimpulannya ialah tidak
signifikan. Dengan demikian hipotesis nol yang diajukan berbunyi” Tidak
terdapat korelasi yang signifikan antara kekuatan otot lengan terhadap kecepatan
renang 20 meter gaya punggung pada mahasiswa PKLO FIK UNNES angkatan
2003” adalah Diterima, sebaliknya hipotesis alternatif yang menyatakan”Terdapat
korelasi yang signifikan antara kekuatan otot lengan terhadap kecepatan renang 20
meter gaya punggung pada mahasiswa PKLO FIK UNNES angkatan 2003 adalah
Ditolak.
lx
4.2.1.3 Korelasi antara kapasitas vital paru terhadap kecepatan renang
20 meter gaya punggung
Dari hasil perhitungan korelasi untuk variabel kekuatan otot tungkai
terhadap prestasi atlet lempar diperoleh nilai t hitung sebesar 0.150 dan nilai
signifikansi sebesar 0.889 ≥ 0.05 maka kesimpulannya adalah tidak signifikan.
Dengan demikian hipotesis nol yang diajukan berbunyi ”Tidak terdapat korelasi
yang signifikan antara kapasitas vital paru terhadap kecepatan renang 20 meter
gaya punggung pada mahasiswa PKLO FIK UNNES angkatan 2003” adalah
Diterima, sebaliknya hipotesis alternatif yang menyatakan”Terdapat korelasi yang
signifikan antara kapasitas vital paru terhadap kecepatan renang 20 meter gaya
punggung pada mahasiswa PKLO FIK UNNES angkatan 2003” adalah Ditolak.
4.2.2 Analisis Regresi Ganda
Pada analisis regresi ganda dilakukan dengan maksud akan menguji
korelasi dari ketiga variabel yang ada ialah kekuatan otot tungkai, kekuatan otot
lengan, kapasitas vital paru terhadap kecepatan renang 20 meter gaya punggung,
oleh karena itu analisisnya menggunakan regresi ganda dengan uji F.
Berdasarkan perhitungan seperti terlihat pada tabel 7 berikut:
Tabel : 7
Rangkuman Hasil Perhitungan regresi ganda
Variabel F hitung Signifikansi Keterangan
KOT, KOL, KVP 0.447 0.721 ≥ 0.05 Tidak signifikan
Berdasarkan hasil perhitungan statistik seperti terlihat dalam tabel 7 bahwa
diperoleh nilai F hitung sebesar 0.447 dan nilai signifikansi sebesar 0.721 ≥ 0.05
lxi
kesimpulannya adalah tidak signifikan. Dengan demikian hipotesis nol yang
diajukan berbunyi “Tidak terdapat korelasi yang signifikan antara kekuatan otot
tungkai, kekuatan otot lengan, kapasitas vital paru terhadap kecepatan renang 20
meter gaya punggung pada mahasiswa PKLO FIK UNNES angkatan 2003 ”
adalah Diterima, sebaliknya hipotesis alternatif yang diajukan berbunyi ” Terdapat
korelasi yang signifikan antara kekuatan otot tungkai, kekuatan otot lengan,
kapasitas vital paru terhadap pada mahasiswa PKLO FIK UNNES angkatan 2003
“ adalah Ditolak.
4.2.3 Sumbangan Relatif dan Efektifitas Prediktor terhadap Kriterium
Dari perhitungan data yang diperoleh, besar sumbangan dari setiap
variabel yang ada dapat dilihat pada rangkuman hasil perhitungan tabel 8
berikut:
Tabel : 8
Rangkuman Hasil Perhitungan Model Summary
Model R R Square Adjusted R Square Std.Error of the Estimate
1 0.168a 0.028 0.007 9.9659
2 0.002a 0.000 - 0.022 10.1100
3 0.022a 0.000 - 0.022 10.1076
4 0.174a 0.030 - 0.037 10.1849
4.2.3.1 Prediktor : ( Constant )
4.2.3.1.1 Predictors : ( Constant ), Tungkai.
4.2.3.1.2 Predictors : ( Constans ), Lengan.
4.2.3.1.3 Predictors : ( Constant ), Kapasitas vital paru.
4.2.3.1.4 Predictors : ( Constant ), tungkai,lengan, kapasitas vital paru
lxii
4.2.3.2 Dependent Variable : Kecepatan Renang 20 meter gaya punggung
Tabel 8 merupakan rangkuman dari perhitungan suatu model summary, dari model
ini ditampilkan nilai-nilai R, R-Square, Adjustes R Square dan Standard Error of
the Estimate. Dimana nilai R-Square adalah nilai koefisien determinasi
merupakan Indeks Determinasi, yakni prosentase yang menunjukkan sumbangan
pengaruh dari setiap variabel ialah X1, atau X2,atau X3 atau gabungan korelasi
dari ketiga variabel yaitu X1, X2,X3 terhadap variabel ( Y ) .
Tabel 9
Rangkuman Sumbangan variabel bebas terhadap kreterium
Variabel Prosentase sumbangan
Kek Otot Tungkai 0.028 X 100% = 2.8 %.
Kek Otot Lengan 0.000 X 100% = 0.00 %
KpVit Paru 0.000 X 100 % = 0.01 %
KOT, KOL, KpVitPr -0.037 X 100 % = 3.7 %
Untuk lebih jelas dapat uraikan sebagai berikut:
4.2.3.3 Sumbangan Untuk Variabel Kekuatan Otot Tungkai Terhadap
Kecepatan renang 20 meter gaya punggung
Untuk variabel kekuatan otot tungkai R-Square yang diperoleh dari perhitungan
yang merupakan nilai koefisien determinasi adalah sebesar 0.028 , ini merupakan
nilai Indeks determinasi ialah prosentase sumbangan variabel kekuatan otot
tungkai terhadap variabel kecepatan renang 20 meter gaya punggung ( Y ). Ialah
sebesar 0.028 X 100% = 2.8 %. Sedang sisanya yaitu 100% - 2.8 % = 97.2%
berarti dipengaruhi oleh faktor lain.
lxiii
4.2.3.4 Sumbangan Untuk Variabel kekuatan otot lengan Terhadap Kecepatan
renang 20 meter gaya punggung.
Nilai R-Square untuk variabel kekuatan otot lengan ialah sebesar 0.000, ini
merupakan prosentase sumbangan dari variabel kekuatan otot lengan terhadap
prestasi renang gaya punggung ialah sebesar 0.000 X 100% = 0.00 %, berarti
100 % dipengaruhi oleh faktor lain.
4.2.3.4 Sumbangan untuk variabel kapasitas vital paru terhadap renang 20
meter gaya punggung.
Nilai R-Square untuk variabel kapasitas vital paru ialah sebesar 0.000, ini
merupakan prosentase sumbangan dari variabel kapasitas vital paru terhadap
prestasi renang gaya punggung ialah sebesar 0.001 X 100% = 0.01 %, berarti
99 % dipengaruhi oleh faktor lain.
4.2.3.5 Sumbangan Untuk Variabel kekutan otot tungkai, kekutan Otot
Lengan, Kapasitas Vital Paru terhadap renang 20 meter gaya punggung.
Nilai R-square atau nilai koefisien determinasi untuk variabel gabungan
adalah 0.0.30 atau berasal dari 0.174 X 0.174. Namun untuk jumlah variabel
bebas yang lebih dari dua, lebih baik menggunakan Adjusted R-Square, yaitu -
0.037 atau selalu lebih kecil dari R-Square. Dengan demikian berarti bahwa besar
sumbangan dari ketiga variabel yaitu kekuatan otot tungkai, kekuatan otot lengan ,
kapasitas vital paru terhadap renang 20 meter gaya punggung adalah sebesar
0.037 X 100 % = 3.7 %, sedangkan sisanya 100 – 3.7 % = 96.3 % berarti
dipengaruhi oleh faktor lain.
lxiv
4.3 Pembahasan Hasil Penelitian
Merujuk pada hasil analisis masing-masing variabel penelitan
menunjukkan bahwa: kekuatan otot tungkai, kekuatan otot lengan, dan kapasitas
vital paru dengan kecepatan renang 20 meter gaya punggung pada mahasiswa
putra PKLO FIK UNNES angkatan tahun 2003 tidak menunjukkan korelasi yang
berarti. Hal tersebut wajar terjadi karena hasil penelitian merupakan fakta
lapangan yang situasi dan kondisi yang berpengaruh terhadap sampel cukup
heterogen, peneliti selalu berusaha untuk mengeleminasi. Beberapa hal yang
mungkin menjadi penyebab mengapa hipotesis yang diajukan ditolak adalah
sebagai berikut:
4.3.1 Penguasaan Teknik Renang
Renang bagi kebanyakan mahasiswa FIK merupakan ketrampilan yang
mempunyai tingkat kesulitan yang tinggi artinya ketika mahasiswa kurang
menguasai secara teknik maka mahasiswa tersebut harus berlatih, sementara untuk
berlatih mahasiswa harus ke kolam renang karena FIK UNNES belum memiliki
kolam renang sendiri maka mahasiswa harus mengeluarkan biaya untuk dapat
berlatih, padahal letak secara geografis kolam renang dari tempat pemukiman
mahasiswa pada umumnya adalah jauh sehingga biaya menjadi dua kali lipat. Ini
salah satu dari penyebab mengapa hipotesis di tolak.
4.3.2 Motivasi
Prestasi tidak di pengaruhi hanya oleh satu hal saja tetapi banyak hal,
diantaranya adalah motivasi, semangat yang sifatnya psikis. Semua tadi
tergantung pada masing-masing subyek ialah bagaimana masing-masing subyek
lxv
memandang kehidupan ini sebagai sebuah tantangan. Meskipun kolam renang ada
tersedia, dekat artinya tidak jauh sehingga perlu keluar ongkos transpot dan
berlatihpun tidak bayar juga belum tentu mereka prestasinya baik.
lxvi
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan
Berdasarkan perhitungan analisis diatas, maka dapat disimpulkan dari
berbagai variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
5.1.1 Sumbangan kekuatan otot tungkai terhadap kecepatan renang gaya
punggung 20 meter ialah sebesar 2.8 %
5.1.2 Sumbangan kekuatan otot lengan terhadap kecepatan renang gaya
punggung 20 meter ialah sebesar 0.00 %
5.1.3 Sumbangan kapasitas vital paru terhadap kecepatan renang gaya punggung
20 meter ialah sebesar 0.01 %
5.1.4 Sumbangan secara Bersama-sama kekuatan otot tungkai, kekuatan otot
lengan dan kapasitas vital paru terhadap kecepatan renang gaya punggung 20
meter adalah 3.7 % dan selebihnya 96.3 % kecepatan renang gaya punggung 20
meter dipengaruhi faktor lain yang tidak di kaji dalam penelitian ini.
5.2 Saran
Dengan adanya kesimpulan seperti tersebut di atas, terutama dengan
ditolaknya semua Hipotesis yang diajukan dan dengan mempertimbangan hasil
pembahasan yang telah dikemukakan pada bab IV, penulis menyarankan
hendaknya penelitian ini ditindak lanjuti dengan melakukan penelitian sejenis
supaya menggunakan atlet sebagai sampel.
lxvii
DAFTAR PUSTAKA
A.P Pandjahitan. 1990. Dasar Teori Olahraga dan Organisasi. Bandung. PT.
Remaja Rosda Karya.
A.T. Soegito dan Mungin.E.W 2004. Pedoman Akademik. Semarang.UNNES
________________ 1986. Tes dan Pengukuran Kesegaran Jasmani dan
Penggunaannya.Jakarta:Depdikbud
Dumadi dan Kasiyo DW. 1992. Renang. Semarang. IKIP Semarang
Em Zul dan Senja. Kamus Lengkap Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka
Eri Praktiknyo DW. 2000. Tes dan Pengukuran Olahraga. Semarang. FIK
UNNES
Guyton.1983. Fisiologi Kedokteran. Jakarta: EGC
Harsono. 1983. Coaching dan Aspek – aspek Psikologis dalam Coaching. Jakarta:
Tambak Kusuma.
Harsono. 1988. Coaching dan Aspek – aspek Psikologis dalam Coaching. Jakarta:
Tambak Kusuma.
Imam Hidayat. 1997. Biomekanika. Bandung: IKIP Bandung.
Jensen,Schultz dan Bangeter, 1983. Applied kinesiology and Biomechanices. New
York: Mc. Graw Hill, Inc Book Company.
Kasiyo Dwijowinoto. 1980. Renang Perkembangan Pengajaran Teknik dan
taktik. Semarang: IKIP Semarang.
Keputusan Dekan Fakultas Ilmu Keolahragaan UNNES, 2002. Pedoman
Penyusunan Skripsi Mahasiswa Program Strata I FIK
UNNES.Semarang : FIK UNNES.
M.Sajoto. 1995. Peningkatan dan Pembinaan Kekuatan Kondisi Fisik Dalam
Olah Raga. Semarang: Dahara Prize.
Nurhasan. 1986. Tes dan Pengukuran Dalam Pendidikan Jasmani. Jakarta :
Depdikbud.
Soejoko Hendromartono. 1992, Olahraga Pilihan Renang. Depdikbud: Proyek
Pembinaan Tenaga Kependidikan.
lxviii
Suharsimi Arikunto.1993. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek.
Jakarta : Rineks Cipta.
Suharsimi Arikunto.2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek.
Jakarta : Rineks Cipta.
Sukintoko. 1983. Renang dan Metodik. Depdikbud
Sutrisno Hadi. 1990. Statistik II: Andi Offset.
Sutrisno Hadi. 2002. Statistik II: Andi Offset.
Syahri Alhusin.2003. Aplikasi Statistik Praktis dengan SPSS.10 for Windows.
Yogyakarta: Graha Ilmu
Thomas G. David.1996. Renang Tingkat Mahir. Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada
Thomson W. Clem. 1981. Manual Of Structural Kinesiology. London : Mosby
Companany
Wilmore. 1986. Training For Sport and Physical Aktivity. Boston : Allyn and
Bacon, Inc