Situs Majapahit Terancam Mengalami Kerusakan

download Situs Majapahit Terancam Mengalami Kerusakan

of 27

description

Situs Peninggalan Majapahit

Transcript of Situs Majapahit Terancam Mengalami Kerusakan

SITUS MAJAPAHIT TERANCAM MENGALAMI KERUSAKANKondisi situs purbakala berupa sisa-sisa fondasi dari bata merah, konstruksi sumur kuno dan terakota dari bekas ibu kota Majapahit rusak karena penggalian tanah untuk pembuatan fondasi beton dan tembok proyek pembangunan Pusat Informasi Majapahit di Kompleks Museum Trowulan, Mojokerto, Jawa Timur, Senin (29/12). Bangunan di latar belakang adalah gedung museum purbakala yang ada saat ini.Menyikapi kasus pembangunan Pusat Informasi Majapahit (PIM) di Trowulan, Ikatan Arsitek Indonesia (IAI) Jawa Barat melakukan pemanggilan terhadapBaskoro Tedjo. Dosen Institut Teknologi Bandungini adalah arsitek yang menangani pembangunan PIM.Ketua IAI Jabar Pon S Purajatnika, Rabu (7/1), mengatakan, pemanggilan itu sebatas klarifikasi. Kegiatan ini juga melibatkan sejumlah anggota Dewan Kehormatan IAI Jabar. Namun, ia belum mau menyebutkan detail hasil klarifikasi ini.Menurutnya, kasus ini harus disikapi secara bijaksana. Ia mengakui, dalam beberpa kasus, arsitek kerap berada pada posisi tawar yang lebih rendah dari pemilik proyek."Janganlah lantas seseorang dijadikan sasaran kambing hitam. Dalam kasus ini, Mas Bas (Baskoro Tedjo) kan hanya menangani secuil darimaster planyang ada. Yang perlu ditelusuri adalah siapa pembuatmasterplanitu? Jangan ada kesan mengarah ke seseorang," ujarnya.Kalau memang arsitek tersebut terbukti melanggar kode etik arsitek, jelas Pon, sanksi dapat berupa teguran hingga pencabutan lisensi. Proses klarifikasi terhadap Baskoro akan terus berlangsung.Baskoro selama ini dikenal sebagai arsitek yang cukupconcernterhadap desain arsitektur hijau. Karya-karyanya antara lain Kompleks Pemakaman Bung Karno, Student Center ITB, dan Gedung Galeri Selasar Sunaryo.(Yulvianus Harjono )Sumber:website, diambil pada hari sabtu tanggal 16 Mei 2009, pukul 17.00http://www.kompas.com/read/xml/2009/01/07/21014222/arsitek.pusat.informasi.majapahit.dimintai.keteranganKomentar:Dalam kasus ini tergambarkan bahwa kecerobohan dari seorang arsitek yang berakibat rusaknya situs budaya dan purbakala Majapahit, arsitek yang seharusnya sebagai warga Negara yang sadar akan panggilan, pemeliharaan,pertumbuhan dan perkembangan kebudayaan, yang berusaha dalam batas kemampuannya maka arsitek mengabdikan pengetahuan dan kecakapannya dengan cara-cara, pemikiran-pemikiran, dan pendekatan yang fositif ilmiah dan sesuai dengan hakikat kemanusiaan dengan penuh rasa tanggung jawab kepada tuhan yangf maha esa, umat manusia, nusa, bangsa dan diri pribadi.Oleh karena itu maka sudah seharusnya seorang arsitek bisa dan konsekwen cermat dan teliti dalam menjaga dan memelihara monument kebudayaanSebagai seorang pelaku profesi sebagai arsitek dalam kasus diatan maka telah melanggar dua hal dan menyimpang dari kode otik profesi, yaitu;1.Keharusan untuk menjalankan profesinya secara bertanggung jawab dan2.Keharusan untuk tidak melanggar hak-hak orang rain.PEMYIMPANGAN ETIKA/KODE ETIK PROFESI ARSITEK Ada 5(lima) kewajiban yang harus dipenuhi oleh arsitek professional (kewajiban secara umum, kewajiban pada masyarakat, kewajiban pada profesi, kewajiban pada pengguna jasa, kewajiban pada teman sejawat). Tidak terpenuhinya 5(lima) kewajiban tersebut oleh arsitek dianggap suatu

penyimpangan atau pelanggaran kode etik. 3.1.Penyimpangan/Pelanggaran terhadap kepentingan Umum. - Seorang arsitek tidak semaksimal mungkin untuk menampilkan kepakaran dan kecakapannya secara maksimal dalam menangani pekerjaan . - Mendesain bangunan tanpa meneliti bahwa lokasi perencanaan merupakan kawasan yang mempunyai nilai sejarah dan budaya tinggi yang harusnya dilestarikan. - Bersikap masa bodoh atau membiarkan bahwa ada suatu kegiatan renovasi/pembangunan pada suatu bangunan yang mempunyai nilai sejarah dan budaya tinggi yang seharusnya dilestarikan - Menggunakan SDM yang tidak sesuai dengan keahliannya dan tingkat kemampuan dan pengalamannya bidang arsitektur dalam menangani perancangan bangunan. - Memberikan pelayanan teknis keahlian yang berbeda karena factor SARA, golongan dan gender.

3.2.Penyimpangan/Pelanggaran terhadap kepentingan masyarakat. - Melanggar hukum dengan mengabai-kan undang-undang/ peraturan yang terkait dengan proyek pembangunan. - Menjanjung dan mempromosikan dirinya untuk mendapatkan pekerjaan baik secara lesan atau lewat media. - Menyebut suatu produk bahan dalam pekerjaan proyeknya dengan mendapat imbalan. - Melakukan penipuan / kebohongan terkait dengan tugas profesi arsitek. - Menyuap kepada pihak tertentu untuk mendapatkan pekerjaan.

3.3.Penyimpangan/Pelanggaran terhadap Pengguna Jasa. - Melaksanakan pekerjaan bidang arsitektur tanpa memiliki Sertikat Keahlian Arsitek. - Menerima pekerjaan bidang arsitektur diluar jangkauan kemampuannya. - Mengajukan imbalan jasa yang tidak sesuai standard /hubungan kerja /standar IAI bidang arsitektur. - Tidak melasanakan tugas pekerjaan sesuai dengan kontrak yang berisi tentang lingkup penugasan, produk yang diminta, imbalan jasa yg disepakati, tugas dan tanggung jawab yang diembannya, hak dan kewajiban yang harus dipenuhi. - Mengubah/mengganti lingkup/ program/target penugasan tanpa seijin pemberi tugas - Membuka rahasia dan menginformasikan pada pihak lain tanpa persetjuan pemberi tugas. - Menawarkan atau mengarahkan suatu pemberian kepada calon pengguna jasa atau penggunaan jasa untuk memperoleh penunjukan. - Menyarankan kepada pengguna jasa untuk melakukan pelanggaran hukum atau kode etik dan kaidah tata laku profesi untuk mendapatkan hasil yang lebih baik.

3.4.Penyimpangan/Pelanggaran terhadap Profesi. - Menandatangani suatu pekerjaan sebagai arsitek yang bukan dari hasil desainnya. - Membuat pernyataan yang keliru/menyesatkan/palsu atas fakta materiil, kualifikasi keprofesian, pengalaman kerja atau penampilan karya kerjanya serta mampu menyampaikan secara cermat

lingkup dan tanggung jawab yang terkait dengan pekerjaan yang diakui sebagai karyanya. - Bermitra dengan orang yang tidak terdaftar dalam asosianya. 3.5.Penyimpangan/Pelanggaran terhadap teman sejawat. - Tidak memberitahukan pada arsitek yang terdahulu apabila meneruskan/mengganti pekerjaannya - Meniru/mengambil alih karya arsitek lain tanpa seijin arsitek yang bersangkutan. - Mengambil alih pekerjaan arsitek lain sebelum ada pemutusan hubungan kerja dengan pihak pengguna jasa. - Mengubah usulan imbalan jasanya demi mendapatkan keuntungan kompetitif dari arsitek lain. - Mengikuti sayembara yang tidak direkomendasikan IAI. Arsitek Pusat Informasi Majapahit Dimintai KeteranganPenulis : Yulvianus Harjono | Rabu, 7 Januari 2009 | 21:01 WIB

Dibaca: 153

Komentar: 0|

Share:

KOMPAS/IWAN SETIYAWANKondisi situs purbakala berupa sisa-sisa fondasi dari bata merah, konstruksi sumur kuno dan terakota dari bekas ibu kota Majapahit rusak karena penggalian tanah untuk pembuatan fondasi beton dan tembok proyek pembangunan Pusat Informasi Majapahit di Kompleks Museum Trowulan, Mojokerto, Jawa Timur, Senin (29/12). Bangunan di latar belakang adalah gedung museum purbakala yang ada saat ini. TERKAIT: Perusak Situs Trowulan Bisa Diganjar Hukuman Penjara Pembangunan Taman Majapahit Tak Libatkan Balai Arkeologi Jika Terbukti Pidana, Polri Hentikan Pembangunan di Situs Trowulan Pemerintah Wajib Rehabilitasi Situs Trowulan Polda Jatim Selidiki Tindak Pidana di Situs TrowulanBANDUNG, RABU Menyikapi kasus pembangunan Pusat Informasi Majapahit (PIM) di Trowulan, Ikatan Arsitek Indonesia (IAI) Jawa Barat melakukan pemanggilan terhadap Baskoro Tedjo. Dosen Institut Teknologi Bandung ini adalah arsitek yang menangani pembangunan PIM.Ketua IAI Jabar Pon S Purajatnika, Rabu (7/1), mengatakan, pemanggilan itu sebatas klarifikasi. Kegiatan ini juga melibatkan sejumlah anggota Dewan Kehormatan IAI Jabar. Namun, ia belum mau menyebutkan detail hasil klarifikasi ini.Menurutnya, kasus ini harus disikapi secara bijaksana. Ia mengakui, dalam beberpa kasus, arsitek kerap berada pada posisi tawar yang lebih rendah dari pemilik proyek."Janganlah lantas seseorang dijadikan sasaran kambing hitam. Dalam kasus ini, Mas Bas (Baskoro Tedjo) kan hanya menangani secuil dari master plan yang ada. Yang perlu ditelusuri adalah siapa pembuat masterplan itu? Jangan ada kesan mengarah ke seseorang," ujarnya.Kalau memang arsitek tersebut terbukti melanggar kode etik arsitek, jelas Pon, sanksi dapat berupa teguran hingga pencabutan lisensi. Proses klarifikasi terhadap Baskoro akan terus berlangsung.Baskoro selama ini dikenal sebagai arsitek yang cukup concern terhadap desain arsitektur hijau. Karya-karyanya antara lain Kompleks Pemakaman Bung Karno, Student Center ITB, dan Gedung Galeri Selasar Sunaryo.Perusak Situs Trowulan Bisa Diganjar Hukuman PenjaraPenulis : Ingki Rinaldi | Rabu, 7 Januari 2009 | 20:37 WIB

Dibaca: 63

Komentar: 0|

Share:

Kompas/Iwan SetiyawanSejumlah pengunjung mengamati situs purbakala peninggalan Majapahit yang baru ditemukan di lokasi pembuatan batu bata merah di Desa Wates Umpak, Kecamatan Trowulan, Mojokerto, Jawa Timur, Minggu (4/1). Luasnya wilayah bekas ibu kota Majapahit di Trowulan membuat warga sekitar dengan mudah dapat menemukan situs purbakala saat menggali tanah. TERKAIT: Pembangunan Taman Majapahit Tak Libatkan Balai Arkeologi Jika Terbukti Pidana, Polri Hentikan Pembangunan di Situs Trowulan Pemerintah Wajib Rehabilitasi Situs Trowulan Polda Jatim Selidiki Tindak Pidana di Situs Trowulan Proyek PIM Harus Berhenti Total MOJOKERTO, RABU Perusak situs sejarah atau kawasan cagar budaya yang melakukan kegiatan perusakan akibat pembangunan Pusat Informasi Majapahit (PIM) bisa diganjar dengan pasal berlapis. Hal tersebut dikemukakan anggota Tim Evaluasi Pembangunan PIM sekaligus Ketua LSM Gotrah Wilwatikta Anam Anis, Rabu (7/1).Menurut Anis, selain diancam dengan tuntutan primer Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1992 tentang Benda Cagar Budaya, pelaku juga bisa dijerat dengan tuntutan subsider pasal 406 KUHP. Ancaman pidana dalam pasal 406 KUHP menyebutkan hukuman penjara dua tahun jika ada kesengajaan melawan hukum untuk menghancurkan, merusakkan, membikin tak dapat dipakai, atau menghilangkan barang sesuatu yang seluruhnya atau sebagian adalah kepunyaan orang lain.Kepala Satreskrim Polres Mojokerto Ajun Komisaris Rofiq Ripto Himawan menyebutkan, pada tahap awal, polisi memang sudah melakukan penyelidikan ke lokasi pembangunan PIM dan menanyai sejumlah orang di lokasi tersebut pada Selasa (6/1) sore."Pada prinsipnya, kami baru mengumpulkan informasi. Sementara ini, kami belum melihat bahwa pembangunan itu ada unsur kepentingan pribadi," katanya.

Sebelum Pembangunan, Penelitian Dulu Penulis : Yurnaldi | Selasa, 6 Januari 2009 | 21:43 WIB |

Share:

KOMPAS/IWAN SETIYAWAN Kondisi situs purbakala berupa sisa-sisa fondasi dari bata merah, konstruksi sumur kuno dan terakota dari bekas ibu kota Majapahit rusak karena penggalian tanah untuk pembuatan fondasi beton dan tembok proyek pembangunan Pusat Informasi Majapahit di Kompleks Museum Trowulan, Mojokerto, Jawa Timur, Senin (29/12). Bangunan di latar belakang adalah gedung museum purbakala yang ada saat ini. TERKAIT: Rencana Awal PIM di Lahan Warga Proyek Informasi Majapahit Disarankan Direlokasi Pahit Sejarah Emas Majapahit Menbudpar: Pusat Informasi Majapahit Akan Didesain Ulang Pembangunan Pusat Informasi Majapahit Niatnya Baik VIDEO: 100 Miliar Untuk Pugar Museum MajapahitJAKARTA, SELASA Pembangunan proyek Pusat Informasi Majapahit (PIM) di Situs Majapahit di Trowulan, Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur, ditengarai tanpa penelitian arkeologis terlebih dahulu sehingga yang terjadi adalah perusakan situs. Jika proyek PIM harus tetap jalan, sebagaimana keinginan pemerintah, maka segera relokasi. Jika harus dipaksakan di lokasi yang sekarang maka desain bangunan harus diubah.Demikian benang merah yang mengemuka dari pembicaraan Kompas dengan arsitek dan Ketua Umum Dewan Kesenian Jakarta Marco Kusumawijaya dan mantan Ketua Ikatan Arsitek Indonesia DKI Jakarta Bambang Eryudhawan, yang dihubungi secara terpisah, Selasa (6/1) di Jakarta.Marco Kusumawijaya mengatakan, sebenarnya sudah ada standar operasi yang berlaku universal, di mana pembangunan di lokasi situs bersejarah, atau yang ditengarai situs bersejarah, selalu harus didahului penggalian/penelitian arkeologis. "Kalau sudah selesai atau dinyatakan aman secara arkeologis, baru arsitek boleh bekerja. Perusakan Situs Majapahit di Trowulan untuk proyek PIM jelas karena tidak didahului penelitian arkeologis," tandasnya.Ketua Dewan Pimpinan Badan Pelestarian Pusaka Indonesia Setyanto P Santosa, dalam suratnya kepada Menteri Kebudayaan dan Pariwisata, mendesak agar pemerintah melakukan prioritas pelestarian dengan ekskavasi secara keseluruhan termasuk Situs Segaran III dan Segaran IV yang selama ini belum diteliti, sebelum melakukan pembangunan lainnya."Pemerintah mesti melakukan dialog untuk mendapatkan kejelasan rencana desain bangunan dan pemanfaatannya, serta memublikasikan hasilnya kepada masyarakat," katanya.Menteri Kebudayaan dan Pariwisata Jero Wacik menyoal relokasi itu, sebelumnya mengatakan, jika hal itu dilakukan maka akan kehilangan auranya. "Yang dibangun tak sebatas Pusat Informasi Majapahit, tetapi akan berkembang menjadi Taman Majapahit, Majapahit Park," katanya.Karena tak mungkin dipindah, direlokasi, Jero Wacik menantang para arsitek untuk mencari jalan keluarnya. "Mari lakukan yang terbaik untuk negeri. Bagaimana caranya biar tetap ada PIM, tapi jangan merusak titus. Artinya, arsitekturnya harus menyesuaikan diri dengan situasi," katanya.Senada dengan itu, Marco mengungkapkan, jalan keluar selain opsi relokasi di luar situs adalah dengan mengubah desain bangunan dengan menggunakan konstruksi ringan di atas umpak, dengan bangunan berupa unit-unit kecil sehingga tidak diperlukan penggalian pondasi (lajur), dan bangunan dapat dipindahkan bilamana akan dilakukan penggalian arkeologis di lokasi tersebut.Hal ini, menurut Marco, dapat dilihat misalnya di kompleks Angkor Wat. Memang, semua bangunan dalam kompleks arkeologis yang kompleks, seperti Trowulan, harus dianggap sebagai sementara (atau mobile). Karena suatu ketika harus mengalah kepada tuntutan arkeologi bilamana suatu ketika memandang perlu melakukan penelitian/ penggalian arkeologis. "Entah mengapa, prinsip sederhana seperti itu tidak diindahkan. Ada yang salah dengan pendidikan dan epistemologi arsitektur kita," ujarnya.Karena proyek PIM sebagai bangunan publik, sebaiknya desain arsitekturnya disayembarakan karena dari sayembara akan didapat hasil terbaik, fair, dan terbuka. Perencanaannya menjadi matang.Hal yang sama juga dikemukakan Bambang Eryudhawan. Dia menilai proyek PIM dilaksanakan tidak dengan perencanaan matang. Kalau pun pemerintah mengklaim ada melibatkan arsitek, itu hanya atas nama pribadi, bukan organisasi Ikatan Arsitek Indonesia.Mestinya, jika memang ada rencana pemerintah membangun proyek PIM dan apalagi itu di lahan yang sangat tak ternilai harganya, karena di lahan Situs Majapahit, mestinya rancang bangun PIM dan atau Majapahit Park itu disayembarakan secara terbuka dan hasilnya kemudian diketahui masyarakat. "Pemenangnya, tentu, desain yang mempertimbangkan aspek pelestarian peninggalan Majapahit," katanya.Sayangnya, lanjut Eryudhawan, sayembara tak diatur dalam pengadaan barang dan jasa. Kesannya sekarang, dalam proyek PIM itu, arsitek masuk dalam pertempuran yang tidak diketahui. Dampaknya, proyek pemerintah itu malah merusak situs. Ini preseden buruk. Pemerintah, yang mestinya menjaga dan melestarikan situs, justru merusak. JAKARTA, SELASA Pembangunan proyek Pusat Informasi Majapahit (PIM) di Situs Majapahit di Trowulan, Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur, ditengarai tanpa penelitian arkeologis terlebih dahulu sehingga yang terjadi adalah perusakan situs. Jika proyek PIM harus tetap jalan, sebagaimana keinginan pemerintah, maka segera relokasi. Jika harus dipaksakan di lokasi yang sekarang maka desain bangunan harus diubah.Demikian benang merah yang mengemuka dari pembicaraan Kompas dengan arsitek dan Ketua Umum Dewan Kesenian Jakarta Marco Kusumawijaya dan mantan Ketua Ikatan Arsitek Indonesia DKI Jakarta Bambang Eryudhawan, yang dihubungi secara terpisah, Selasa (6/1) di Jakarta.Marco Kusumawijaya mengatakan, sebenarnya sudah ada standar operasi yang berlaku universal, di mana pembangunan di lokasi situs bersejarah, atau yang ditengarai situs bersejarah, selalu harus didahului penggalian/penelitian arkeologis. "Kalau sudah selesai atau dinyatakan aman secara arkeologis, baru arsitek boleh bekerja. Perusakan Situs Majapahit di Trowulan untuk proyek PIM jelas karena tidak didahului penelitian arkeologis," tandasnya.Ketua Dewan Pimpinan Badan Pelestarian Pusaka Indonesia Setyanto P Santosa, dalam suratnya kepada Menteri Kebudayaan dan Pariwisata, mendesak agar pemerintah melakukan prioritas pelestarian dengan ekskavasi secara keseluruhan termasuk Situs Segaran III dan Segaran IV yang selama ini belum diteliti, sebelum melakukan pembangunan lainnya."Pemerintah mesti melakukan dialog untuk mendapatkan kejelasan rencana desain bangunan dan pemanfaatannya, serta memublikasikan hasilnya kepada masyarakat," katanya.Menteri Kebudayaan dan Pariwisata Jero Wacik menyoal relokasi itu, sebelumnya mengatakan, jika hal itu dilakukan maka akan kehilangan auranya. "Yang dibangun tak sebatas Pusat Informasi Majapahit, tetapi akan berkembang menjadi Taman Majapahit, Majapahit Park," katanya.Karena tak mungkin dipindah, direlokasi, Jero Wacik menantang para arsitek untuk mencari jalan keluarnya. "Mari lakukan yang terbaik untuk negeri. Bagaimana caranya biar tetap ada PIM, tapi jangan merusak titus. Artinya, arsitekturnya harus menyesuaikan diri dengan situasi," katanya.Senada dengan itu, Marco mengungkapkan, jalan keluar selain opsi relokasi di luar situs adalah dengan mengubah desain bangunan dengan menggunakan konstruksi ringan di atas umpak, dengan bangunan berupa unit-unit kecil sehingga tidak diperlukan penggalian pondasi (lajur), dan bangunan dapat dipindahkan bilamana akan dilakukan penggalian arkeologis di lokasi tersebut.Hal ini, menurut Marco, dapat dilihat misalnya di kompleks Angkor Wat. Memang, semua bangunan dalam kompleks arkeologis yang kompleks, seperti Trowulan, harus dianggap sebagai sementara (atau mobile). Karena suatu ketika harus mengalah kepada tuntutan arkeologi bilamana suatu ketika memandang perlu melakukan penelitian/ penggalian arkeologis. "Entah mengapa, prinsip sederhana seperti itu tidak diindahkan. Ada yang salah dengan pendidikan dan epistemologi arsitektur kita," ujarnya.Karena proyek PIM sebagai bangunan publik, sebaiknya desain arsitekturnya disayembarakan karena dari sayembara akan didapat hasil terbaik, fair, dan terbuka. Perencanaannya menjadi matang.Hal yang sama juga dikemukakan Bambang Eryudhawan. Dia menilai proyek PIM dilaksanakan tidak dengan perencanaan matang. Kalau pun pemerintah mengklaim ada melibatkan arsitek, itu hanya atas nama pribadi, bukan organisasi Ikatan Arsitek Indonesia.Mestinya, jika memang ada rencana pemerintah membangun proyek PIM dan apalagi itu di lahan yang sangat tak ternilai harganya, karena di lahan Situs Majapahit, mestinya rancang bangun PIM dan atau Majapahit Park itu disayembarakan secara terbuka dan hasilnya kemudian diketahui masyarakat. "Pemenangnya, tentu, desain yang mempertimbangkan aspek pelestarian peninggalan Majapahit," katanya.Sayangnya, lanjut Eryudhawan, sayembara tak diatur dalam pengadaan barang dan jasa. Kesannya sekarang, dalam proyek PIM itu, arsitek masuk dalam pertempuran yang tidak diketahui. Dampaknya, proyek pemerintah itu malah merusak situs. Ini preseden buruk. Pemerintah, yang mestinya menjaga dan melestarikan situs, justru merusa

MOJOKERTO, SELASA-Rencana awal pembangunan Pusat Informasi Majapahit (PIM) yang jadi bagian Majaphit Park, ternyata bukan di lokasi yang saat ini pembangunannya dihentikan sementara. Lurah Trowulan, Ali Shofuwan, Selasa (6/1), mengaku heran mengapa rencana itu kemudian meleset.Kepala Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala (BP3) Provinsi Jawa Timur I Made Kusumajaya pada hari yang sama menyebutkan bahwa pembelian lahan di bagian belakang atau depan PIM tidak pernah dijanjikan oleh BP3. Sementara itu, pendapat dari kalangan akademisi menunjukkan keragaman.Sebelumnya, Penanggung Jawab Penelitian Arkeologi Terpadu Indonesia (PATI) I Irma M Johan mengaku prihatin dengan kerusakan situs akibat pembangunan itu.Niken Wirasanti, Sekretaris Jurusan Arkeologi Fakultas Ilmu Budaya Universitas Gadjah Mada, menyatakan, semakin beragam situs yang diungkap hal itu akan semakin membuktikan nilai penting situs Majapahit. Ia tidak terlalu mempersoalkan bagian mana dari situs Trowulan yang mau diungkap atau diselatakan terlebih dahulu, karena menurutnya semua sama menariknya.Sementara itu,salah seorang mahasiswi lulusan Jurusan Arkeologi Fakultas Ilmu Budaya Univeristas Hasanuddin, Andini Perdana, menyayangkan pembangunan PIM yang dilakukan di atas situs sejarah. Kesalahan di Trowulan karena tidak ada rapid excavation terlebih dahulu. "Kalau mau buat lantai kaca dalam PIM mestinya ada ekskavasi. Bagaimana bisa tahu daerah yang akan dipamerkan kalau belum diekskavasi," sebut Andini yang kini tengah menyelesaikan studi lanjutan di Universitas Indonesia.

Tugas Etika Profesi Arsitektur ETIKA DAN PROFESI ARSITEKTUR

1. Suatu kegiatan perancangan, pelaksanaan, pemanfatan serta pembongkaran atau konservasi merupakan suatu rangkaian kegiatan arsitektur yang harus dilakukan untuk memperoleh sebuah tujuan yang jelas untuk menghasilkan sebuah bangunan yang baik.

A. PerancanganPerancangan merupakan suatu proses, atau cara mendesain agar sebuah sistem dapat berjalan sebagai mana yang diinginkan atau suatu kegiatan untuk membuat suatu usulan pokok yang mengubah sesuatu yang sudah ada menjadi lebih baik. Jenis metode yang sering kali dipakai dalam merancang adalah metode problem solving yaitu jenis metode yang memerlukan analisa yang matang untuk mendapatkan sintesa atau bahan masukan yang tepat terhadap disain.

Tahapan yang dilakukan arsitek saat melakukan proses perancangan adalah :

1. PermulaanProses permulaan meliputi pengalaman dan batasan masalah yang akan dibenahi melalui serangkaian wawancara berupa penggalian lebih dalam akan masalah masalah yang dihadapi serta pengajuan usul baik dari klien maupun arsitek untuk mengatasi masalah yang ada.

2. PersiapanPersiapan ini meliputi pengumpulan dan analisis informasi mengenai masalah yang akan dibenahi yang secara spesifik meliputi pengumpulan secara sistematis dan analisis informasi tentang suatu proyek tertentu atau yang sering disebut sebagai proses pemrograman.

3. Pengajuan Usul (Sintesa)Dalam pengajuan usul ini, arsitek membuat usulan usulan perancangan yang harus menghimpun berbagai pertimbangan dari konteks social, ekonomi, fisik, program, tempat, klien, teknologi, estetika, dan nilai perancangan.

4. EvaluasiEvaluasi ini membahas mengenai evaluasi usulanusulan alternatif yang diajukan oleh arsitek atau perancang. Evaluasi yang dilakukan ini meliputi perbandingan pemecahan masalah terhadap rancangan yang diusulkan dengan tujuan dan kriteria yang dikembangkan dalam tahap pemrograman atau persiapan.

5. TindakanDalam tahap tindakan dalam proses perancangan adalah kegiatankegiatan yang berhubungan dengan mempersiapkan dan melaksanakan suatu proyek, seperti menyiapkan dokumendokumen konstruksi berupa gambar kerja dan spesifikasi tertulis untuk bangunan dan pemilihan kontraktor.

B. PelaksanaanPelaksanaan merupakan langkah selanjutnya setelah semua yang dibutuhkan ditahapan perancangan sudah terpenuhi. Pelaksanaan ini berarti suatu tindakan nyata yang dilakukan untuk mengusahakan agar seluruh anggota/ kelompok dapat mencapai tujuan dari pekerjaan yang dilakukan. Jenis metode yang sering digunakan dalam pelaksanaan pekerjaan konstruksi sendiri ada beberapa jenis diantaranya metode barchart, CPM (Critical Path Method), PERT (Project Evaluation and Review Technique) dan PDM (Presedence Diagram Method).

Tahap yang dilakukan arsitek saat melakukan proses pelaksanaan :1. Penyiapan Dokumen Pengadaan Pelaksana KonstruksiPada tahap ini, arsitek mengolah hasil pembuatan Gambar Kerja ke dalam bentuk format Dokumen Pelelangan yang dilengkapi dengan tulisan Uraian Rencana Kerja dan Syarat-Syarat teknis pelaksanaan pekerjaan serta Rencana Anggaran Biaya (RAB) termasuk Daftar Volume (Bill of Quantity/BQ). Sehingga secara tersendiri maupun keseluruhan dapat mendukung proses:a. Pemilihan pelaksana konstruksi dan penugasan pelaksana konstruksi.b. Pengawasan pelaksanaan konstruksi.c. Perhitungan besaran luas volume serta biaya pelaksana pembangunan yang jelas.

2. PelelanganPada Tahap Pelelangan arsitek membantu pengguna jasa secara menyeluruh atau secara sebagian dalam :a. Mempersiapkan dokumen pelelangan.b. Melakukan Prakualifikasi seleksi konstruksi.c. Membagikan dokumen kepada peserta/lelang.d. Memberikan penjelasan teknis dan lingkup pekerjaan.e. Menerima penawaran biaya dari pelaksana konstruksi.f. Melakukan penilaian atas penawaran tersebut.g. Memberikan nasihat dan rekomendasi pemilihan pelaksana konstruksi kepada pengguna jasa.h. Menyusun Perjanjian Kerja Konstruksi antara pengguna jasa dan pelaksana konstruksi.

3. PemanfaatanDalam tahap pemanfaatan ini adalah proses atau cara menggunakan sebuah objek sebagaimana mestinya sesuai dengan ketentuan ketentuan yang ada.

4. Pembongkaran / KonservasiKonservasi itu sendiri berasal dari kata Conservation yang terdiri atas kata con (together) dan servare (keep/save) yang memiliki pengertian mengenai upaya memelihara apa yang kita punya (keep/save what you have). Tahapan yang dilakukan arsitek dalam kegiatan pelestarian bangunan :

A. Stating Cultural SignificanceMerupakan usaha memahami dan menilai makna kultural dari bangunan beserta nilai tempatnya dengan kriteria penilaian tertentu sebagai contoh nilai keindahan, sejarah dan keilmuan, maupun nilai demonstratif, hubungan asosiasional, kualitas formal dan estetis. Pada tahapan ini ada beberapa sub tahapan yang harus dilakukan diantaranya : Pengumpulan bukti bukti documenter dan fisik. Penusunan analisis data. Penilaian terhadap makna kultural. Menetapkan makna kultural.

B. Conservation PolicyMerupakan pencarian caracara terbaik dalam mempertahankan nilainilai tersebut dalam penggunaannya dan pengembangan di masa yang akan datang). Pada tahapan ini juga terdapat beberapa sub tahapan yang harus dilakukan diantaranya : Mengumpulkan informasi bagi pengembangan kebijakan konservasi diantaranya persyaratan klien atau penggunaan yang layak, persyaratan eksternal, persyaratan untuk mempertahankan makna cultural, kondisi fisik. Pengembangan suatu kebijakan konservasi. Menetapkan kebijakan konservasi. Strategi bagi implementasi kebijakan konservasi.

2. Sikap dan tanggapan arsitek sesuai dengan pedoman kerja etika arsitek adalah sebagai berikut :

A. Standar EtikaStandar Etika, merupakan tujuan yang lebih spesifik dan baku yang harus ditaati dan diterapkan oleh anggota dalam bertindak dan berprofesi. Untuk standar etika sendiri, sikap dan tanggapan dari arsitek itu harus bisa mencerminkan kepribadiannya sebagai seorang pribadi yang jujur, berwawasan luas, bersahaja, teladan, bisa bekerja sama, bisa dipercaya, tidak memilih, hingga bagaimana dia berhubungan dengan masyarakat dan lingkungan sekitar.

B. Kaidah DasarKaidah Dasar sendiri merupakan kaidah pengarahan secara luas sikap ber-etika seorang Arsitek. Dengan menyimak pengertian di atas, maka bentuk sikap dan tanggapan yang wajib ditunjukan arsitek dari segi kaidah dasar yaitu arsitek mempunyai kewajiban untuk berperan serta dalam proses penataan kembali bangunan di dalam lingkungan pekerjaannya dengan tidak hanya mengutamakan materi (keuntungan) semata, tetapi bagaimana usaha arsitek untuk mempertahankan atau mengangkat kembali nilai - nilai kebudayaan dari bangunan dan meningkatkan nilai dari suatu lingkungan itu sendiri, menghidupkan kembali semangat semangat masyarakat lewat karya karyanya, hingga penyelesaian pekerjaan dengan baik sehingga dapat memuaskan setiap orang yang menggunakan jasanya itulah bentuk sikap yang dibutuhkan oleh seorang arsitek.

C. Kaidah Tata LakuKaidah Tata Laku, bersifat wajib untuk ditaati, pelanggaran terhadap kaidah tata laku akan dikenakan tindakan, sanksi keorganisasian. Dengan demikian, bentuk sikap dan tanggapan yang diberikan dari arsitek terhadap kondisi yang terjadi di lingkungan sekitarnya haruslah mempunyai ketegasan dalam bertindak dengan tidak melangkah terlalu jauh dari aturan yang berlaku di dalam organisasi. Hal ketegasan ini sangat dibutuhkan guna tercapainya suatu kenyamanan, kesejahteraan maupun kebaikan yang merata bagi setiap orang. Diposkan oleh Bernadus Eric Setiargo di 02.47 Tidak ada komentar: Kamis, 31 Mei 2012Konservasi Arsitektur KONSERVASI BANGUNAN MUSEUM FATAHILLAH

Museum fatahillah

Museum ini memiliki luas lebih dari 1.300 meter persegi. Pekarangan dengan susunan konblok, dan sebuah kolam dihiasi beberapa pohon tua. Arsitektur bergaya abad ke-17 bergaya Neo-Klasik dengan cat kuning tanah, kusen pintu dan jendela dari kayu jati berwarna hijau tua, bagian atap memiliki penunjuk arah mata angin. Pada tahun 1937 Yayasan Oud Batavia mengajukan rencana untuk mendirikan sebuah museum mengenai sejarah Batavia, yayasan tersebut kemudian membeli gudang perusahaan Geo Wehry & Co yang terletak di sebelah timur Kali Besar tepatnya di Jl. Pintu Besar Utara No. 27 (kini museum Wayang) dan membangunnya kembali sebagai Museum Oud Batavia. Museum Batavia Lama ini dibuka untuk umum pada tahun 1939. Pada masa kemerdekaan museum ini berubah menjadi Museum Djakarta Lama di bawah naungan LKI (Lembaga Kebudayaan Indonesia) dan selanjutnya pada tahun 1968 Museum Djakarta Lama diserahkan kepada PEMDA DKI Jakarta. Gubernur DKI Jakarta pada saat itu -Ali Sadikin- kemudian meresmikan gedung ini menjadi Museum Sejarah Jakarta pada tanggal 30 Maret 1974. Untuk meningkatkan kinerja dan penampilannya, Museum Sejarah Jakarta sejak tahun 1999 bertekad menjadikan museum ini bukan sekedar tempat untuk merawat, memamerkan benda yang berasal dari periode Batavia, tetapi juga harus bisa menjadi tempat bagi semua orang baik bangsa Indonesia maupun asing, anak-anak, orang dewasa bahkan bagi penyandang cacat untuk menambah pengetahuan dan pengalaman serta dapat dinikmati sebagai tempat rekreasi.

Sejarah Gedung

Gedung Museum Sejarah Jakarta mulai dibangun pada tahun 1620 oleh Gubernur Jendral Jan Pieterszoon Coen sebagai gedung balaikota ke dua pada tahun 1626 (balaikota pertama dibangun pada tahun 1620 di dekat Kalibesar Timur). Menurut catatan sejarah, gedung ini hanya bertingkat satu dan pembangunan tingkat kedua dibangun kemudian hari. Tahun 1648 kondisi gedung sangat buruk. Tanah Jakarta yang sangat labil dan beratnya gedung menyebabkan bangunan ini turun dari permukaan tanah. Solusi mudah yang dilakukan oleh pemerintah Belanda adalah tidak mengubah pondasi yang sudah ada, tetapi lantai dinaikkan sekitar 2 kaki, yaitu 56 cm. Pada Tahun 1665 gedung utama diperlebar dengan menambah masing-masing satu ruangan di bagian Barat dan Timur. Setelah itu beberapa perbaikan dan perubahan di gedung stadhuis dan penjara-penjaranya terus dilakukan hingga bentuk yang kita lihat sekarang ini. Gedung ini selain digunakan sebagai stadhuis juga digunakan sebagai Raad van Justitie (dewan pengadilan) yang kemudian pada tahun 1925-1942 gedung ini dimanfaatkan sebagai Kantor Pemerintah Propinsi Jawa Barat dan pada tahun 1942-1945 dipakai untuk kantor pengumpulan logistik Dai Nippon. Tahun 1952 markas Komando Militer Kota (KMK) I, yang kemudian menjadi KODIM 0503 Jakarta Barat. Tahun 1968 diserahkan kepada Pemda DKI Jakarta, lalu diresmikan menjadi Museum Sejarah Jakarta pada tanggal 30 Maret 1974.

Koleksi Museum FatahillahPerbendaharaannya mencapai jumlah 23.500 buah berasal dari warisan Museum Jakarta Lama (Oud Batavia Museum), hasil upaya pengadaan Pemerintah DKI Jakarta dan sumbangan perorangan maupun institusi. Terdiri atas ragam bahan material baik yang sejenis maupun campuran, meliputi logam, batu, kayu, kaca, kristal, gerabah, keramik, porselen, kain, kulit, kertas dan tulang. Diantara koleksi yang patut diketahui masyarakat adalam Meriam si Jagur, sketsel, patung Hermes, pedang eksekusi, lemari arsip, lukisan Gubernur Jendral VOC Hindia Belanda tahun 1602-1942, meja bulat berdiameter 2,25 meter tanpa sambungan, peralatan masyarakat prasejarah, prasasti dan senjata. Koleksi yang dipamerkan berjumlah lebih dari 500 buah, yang lainnya disimpan di storage (ruang penyimpanan). Umur koleksi ada yang mencapai lebih 1.500 tahun khususnya koleksi peralatan hidup masyarakat prasejarah seperti kapak batu, beliung persegi, kendi gerabah. Koleksi warisan Museum Jakarta Lama berasal dari abad ke-18 dan 19 seperti kursi, meja, lemari arsip, tempat tidur dan senjata. Secara berkala dilakukan rotasi sehingga semua koleksi dapat dinikmati pengunjung. Untuk memperkaya perbendaharaan koleksi museum membuka kesempatan kepada masyarakat perorangan maupun institusi meminjamkan atau menyumbangkan koleksinya kepada Museum Sejarah Jakarta.

Contoh-Contoh Koleksinya:

Kerusakan BangunanKerusakan bangunan ini berdasarkan hasil observasi adalah sebagai berikut

Kerusakan FisikKerusakan ini disebabkan oleh faktor alam seperti air hujan, angin dan panasnya matahari. kerusakan yang disebabkan oleh faktor ini sehingga mengakibatkan tampak rapuh dan kusam. Selain itu komponen bahan bangunan dari kayu seperti pintu kayu, jendela, dan sebagainya juga rusak akibat faktor ini. Kerusakan Mekanis Kerusakan ini disebabkan faktor konstruksi dan struktur bangunan itu sendiri maupun faktor dari luar.

Kondisi Bangunan Museum Fatahillah Fasad Bangunan

Secara sepintas, Arsitektur museum ini bergaya abad ke-17 bergaya Neo-Klasik dengan cat kuning tanah, kusen pintu dan jendela dari kayu jati berwarna hijau tua, selain itu bagian atap memiliki penunjuk arah mata angin yang mempertegas sisi solid dari bangunan ini.

Lantai

Seluruh lantai bangunan gedung Museum Fatahillah menggunakan lantai kayu. Lantai seperti ini terdapat pada ruang-ruang (kamar-kamar) bangunan sisi luar. Lantai ubin secara umum masih baik, namun masih terdapat lantai ubin hilang, rusak, lepas dan rusak akibat vandalisme. Selain itu dijumpai kerusakan mekanis seperti retak dan pecah.

Dinding dan Kolom

Kolom yang ditampilkan dalam bangunan ini sangat kokoh dengan tiang-tiang tinggi yang berada disamping sepanjang bangunan tersebut dengan warna hitam serta cat dinding dengan warna putih.

Jendela

Bahan yang digunakan untuk jendela adalah kayu jati dengan warna hijau dengan kualitas baik. Kerusakan terparah adalah daun daun jendela banyak yang rapuh akibat kondisi alam dan. Selain itu engsel-engsel dalam kondisi tidak baik.

Plafond

Plafon Lantai 1 merupakan bagian dari lantai 2 dan plafond ini menggunakan bahan kayu. Pada plafond ini mengalami kerusakan cukup parah yaitu banyak terdapat kayu yang rapuh akibat dimakan binatang rayap.

Atap

Atap bangunan museum fatahillah ini menggunakan bahan genting dengan kualitas yang sangat baik. Bagian atap yang mengalami sedikit kerusakan hanya pada talang air yang terbuat dari pipa paralon menuju pembuangan kebawah.

Potongan

Tampak potongan yang terlihat dari museum fatahillah ini terlihat dengan detail-detail pada bagian ornamen lingkaran. Pada bagian atap memiliki penunjuk arah mata angin.

Museum Fatahillah Pasca PemugaranPada tahun 1987 Pemda DKI Jakarta memfungsikan kembali bangunan tersebut dengan memberi nama baru yaitu Taman Fatahillah untuk mengenang panglima Fatahillah pendiri kota Jakarta. Untuk itu Museum Sejarah Jakarta berusaha menyediakan informasi mengenai perjalanan panjang sejarah kota Jakarta, sejak masa prasejarah hingga masa kini dalam bentuk yang lebih rekreatif. Selain itu, melalui tata pamernya Museum Sejarah Jakarta berusaha menggambarkan Jakarta Sebagai Pusat Pertemuan Budaya dari berbagai kelompok suku baik dari dalam maupun dari luar Indonesia dan sejarah kota Jakarta seutuhnya. Museum Sejarah Jakarta juga selalu berusaha menyelenggarakan kegiatan yang rekreatif sehingga dapat merangasang pengunjung untuk tertarik kepada Jakarta dan meningkatkan kesadaran akan pentingnya warisan budaya. Diposkan oleh Bernadus Eric Setiargo di 05.20 Tidak ada kome

KEGAGALAN BANGUNAN DAN KEGAGALAN KONSTRUKSI KEGAGALAN BANGUNAN DAN KONSTRUKSI PADA RUANG KELAS SMKN 1 MALINGPING BANTENMukoddas Syuhada1 1Program Studi Magister Teknik Sipil, Universitas Pelita Harapan Email: [email protected] bangunan karena strukturnya gagal berfungsi dapat menimbulkan kerugian harta benda, bahkan korban jiwa. Oleh karena itu perlu diantisipasi secara cermat. Bangunan yang didesain terhadap beban-beban rencana dari code-code yang ada, belum dapat menjamin sepenuhnya bebas dari segala risiko kegagalan bangunan, karena penyebabnya kompleks. Salah satu strategi mengantisipasi risiko dapat dimulai dari tahap perencanaan. Langkah pertama yang penting adalah memperkirakan penyebab kegagalan sehingga dapat dibuat simulasi kejadiannya. Selain simulasi fisik (eksperimen) maka simulasi numerik berbasis komputer menjadi alternatif lain yang canggih dan relatif murah. Makalah ini akan membahas penyebab ambruknya atap 3 ruang kelas SMKN 1 Malingping Banten dan solusi pencegahannya pada bangunan-bangunan sekolah lainnya.

Kata kunci : kegagalan bangunan, structural failure, simulasi numerik berbasis komputer.1. PENDAHULUANAmbruknya atap 3 bangunan kelas SMKN 1 Malingping Banten pada tanggal 12 Desember 2008 sekitar pukul 09.00 WIB diduga karena konstruksinya yang terbuat dari rangka baja ringan tidak kuat menahan beban. Kejadian tersebut mengakibatkan 25 orang siswa luka, dua diantaranya masih dirawat di rumah sakit karena patah tulang belakang.

Gambar 1. Atap Bangunan Ruang Kelas SMKN 1 Malingping yang ambruk.1. DEFINISI KEGAGALAN BANGUNAN DAN KONSTRUKSIMenyamakan persepsi tentang kegagalan bangunan sangat penting, istilah tersebut dapat berbeda antara satu profesi dengan yang lainnya. Menurut UU No.18/1999 tentang JASA KONSTRUKSI, Pasal 1:Kegagalan bangunan adalah keadaan bangunan, yang setelah diserahterimakan oleh penyedia jasa kepada pengguna jasa, menjadi tidak berfungsi baik sebagian atau secara keseluruhan dan/atau tidak sesuai dengan ketentuan yang tercantum dalam kontrak kerja konstruksi atau pemanfaatannya yang menyimpang sebagai akibat kesalahan penyedia jasa dan/atau pengguna jasa;. Sedangkan menurut Pasal 6: Bidang usaha jasa konstruksi mencakup pekerjaan arsitektural dan/atau sipil dan/atau mekanikal dan/atau elektrikal dan /atau tata lingkungan, masing-masing beserta kelengkapannya.Dari definisi di atas tentunya menarik untuk dipertanyakan, bagaimana dengan kasus kegagalan yang terjadi selama pelaksanaan konstruksi, karena hal tersebut sering terjadi dan diberitakan (sumber: www.detiknews.com), misalnya: Ambruknya atap 3 ruang kelas SMKN 1 Malingping, Banten. Apakah kejadian-kejadian tersebut diluar pembahasan UU No.18 /1999 tentang kegagalan bangunan ? Selanjutnya dalam konteks permasalahan ini akan diulas kegagalan bangunan dari sudut pandang pekerjaan sipil. Dalam kaca mata profesi teknik sipil, fungsi utama bangunan adalah memikul beban-beban dan pengaruh lingkungan luar. Jadi bangunan yang gagal adalah jika tidak mampu memikul beban atau rusak akibat pengaruh lingkungan luar. Adapun tolok ukurnya adalah kekuatan dan kekakuan struktur, dan tidak terbatas setelah waktu penyerahan saja tetapi telah dimulai sejak pelaksanaan. Selanjutnya istilah lain yang sepadan adalah kegagalan struktur atau structural failure. Meskipun hanya dipandang dari satu sudut saja tetapi memegang peran yang utama, jika bangunan dari segi kekuatan dan kekakuan tidak berfungsi maka fungsi lainnya pasti juga terganggu. Hanya kegagalan struktur yang berdampak besar terhadap keselamatan jiwa (dan juga kerugian harta benda). Menurut Ensiklopedia Wikimedia (http://en.wikipedia.org), kegagalan struktur adalah kondisi dimana ada satu atau dua komponen struktur, atau bahkan struktur tersebut secara keseluruhan kehilangan kemampuan menahan beban yang dipikulnya. Umumnya dipicu oleh adanya beban berlebih yang menyebabkan kekuatan (strength) struktur mencapai kondisi batas sehingga menimbulkan fraktur atau lendutan yang besar. Para profesional menyebutnya sebagai keruntuhan struktur.2. PENYEBAB keruntuhan yang mungkin terjadiBerdasarkan data yang dikumpulkan dan hasil pengamatan di lapangan, maka ambruknya atap ruang kelas tersebut akibat hal-hal berikut: Pemilihan lokasi yang berisiko: daerah yang rawan gempa, angin yang cukup kencang atau perbedaan ketinggian tanah, atau kondisi tanah yang labil atau ekspansif. Meskipun demikian selama risiko tersebut dapat diidentifikasi secara tepat, misalnya dengan dilakukan penyeledikan-penyelidikan khusus (tambah biaya) dan selanjutnya diperhitungkan secara baik pula maka tentunya hal tersebut tidak menjadi masalah.

Gambar 2. Lokasi bangunan yang memiliki perbedaan ketinggian tanah. Ketentuan proyek yang tidak jelas: akibat tidak terjadinya komunikasi yang baik antara pemilik dan pelaksana proyek maka dapat terjadi bahwa ekspektasi pemilik ternyata berbeda dengan yang dia harapkan pada awal mulanya. Kesalahan perencanaan: akibat gambar dan spesifikasi yang tidak lengkap, pemilihan sistem struktur yang rentan kerusakan atau detail yang rawan terhadap kerusakan jangka panjang (misal rangka atap menggunakan baja ringan, penutup atapnya menggunakan genteng pelentong), atau karena perencananya sendiri tidak mempunyai kompetensi yang cukup (asal dapat menjalankan program komputer rekayasa dan langsung mengadopsi hasil, meskipun sebenarnya mengandung kesalahan) dsb.

Gambar 3. Penggunaan material yang tidak sesuai antara rangka atap dan penutup atap. Kesalahan pelaksanaan: misal pada penggalian tanah, kecelakaan alat, urutan pelaksanaan atau metode pelaksanaan yang tidak disesuaikan dengan perencanaannya, atau mengganti spesifikasi dengan sengaja untuk mendapatkan keuntungan yang tidak halal. Material yang tidak bermutu: meskipun ada sampel material yang diuji dan telah memenuhi spesifikasi teknis yang ada tetapi dapat saja terjadi cacat yang tidak terdeteksi dan baru ketahuan setelah ada kegagalan sehingga tidak bisa dikategorikan kesalahan perencana atau pelaksana.

Gambar 4. Kualitas baja ringan yang tidak sesuai dengan perhitungan beban. Kesalahan pemakaian: Beban hidup yang tidak sesuai rencana dan fungsinya, misalnya dari hunian menjadi gudang sehingga beban hidupnya berlebihan. Bisa juga akibat kelalaian dalam perawatan, misal lapisan pelindung (cat) pada struktur baja rusak sehingga korosi.1. KESIMPULANMengetahui penyebab keruntuhan struktur merupakan langkah awal yang efektif untuk mencegah kejadian tersebut berulang. Dengan mengetahui penyebab keruntuhan struktur, maka dapat dilakukan persiapan yang lebih baik bagi bangunan lain yang sedang direncanakan agar tidak mengalami kejadian yang serupa. Para engineer dapat melakukan evaluasi sejauh mana risiko bahaya yang mungkin terjadi. Bilamana terlalu besar risikonya maka dapat saja bangunan tersebut tidak jadi dibangun. Langkah pertama yang penting adalah memperkirakan penyebab kegagalan sehingga dapat dibuat simulasi kejadiannya. Selain simulasi fisik (eksperimen) maka simulasi numerik berbasis komputer menjadi alternatif lain yang canggih dan relatif murah.

Bangunan Runtuh Tewaskan Puluhan Orang di India BBCIndonesia.com - detikNews

Diyakini masih banyak korban tertimbun reruntuhan bangunan.

Sedikitnya 35 orang tewas, termasuk 11 anak-anak, setelah sebuah bangunan runtuh di dekat kota Mumbai, India.

Lusinan lainnya mengalami luka-luka dan banyak orang diyakini terjebak di reruntuhan bangunan tujuh lantai di Thane, Mumbai.

Polisi mengatakan blok tempat bangunan tersebut berada sebenarnya dilarang untuk melakukan pekerjaan konstruksi, tetapi pembangunan gedung masih berlanjut meski empat lantai telah dihuni warga.

Seorang petugas polisi di Thane, negara bagian Maharashtra, mengatakan satu bagian bangunan runtuh dan memicu semua struktur bangunan roboh.

Upaya pencarian korban hingga saat ini masih berlangsung.

Tidak jelas apa penyebab keruntuhan, tetapi inspektur polisi Digamber Jangale kepada BBC menduga akibat penggunaan materi yang di bawah standar.

Setidaknya empat lantai telah selesai dibangun dan telah dihuni. Para pekerja tengah menyelesaikan tiga lantai di atasnya dan menambah lantai ke delapan saat bangunan itu runtuh, kata Jangale.

Kebanyakan korban adalah pekerja bangunan, tambahnya.

Seperti kartu berjatuhan

Seorang saksi mata bernama Ramlal mengatakan bangunan terlihat miring sebelum runtuh.

"Bangunan runtuh seperti satu pak kartu berjatuhan dalam tiga hingga empat detik, katanya.

Bangunan runtuh sering terjadi di India karena praktek konstruksi yang buruk.

Wartawan BBC di Mumbai melaporkan pertambahan populasi dan kurangnya ruang menyebabkan peningkatan jumlah pembangunan, tetapi banyak pengembang yang gagal mengambil langkah pencegahan yang cukup, atau seringkali tidak memiliki ijin membangun.

Desember lalu, setidaknya 13 orang tewas saat sebagian konstruksi bangunan runtuh di kawasan Wagholi, Maharashtra.

Sebelumnya di bulan September, enam orang juga tewas dalam insiden yang sama di kota Pune, Maharashtra.Kasus Kegagalan Konstruksi Dibeberapa Daerah Diposkan oleh PMCKI di 21.15 Banyaknya kasus kegagalan konstruksi proyek yang dikerjakan kontraktor dibeberapa daerah membuat pmcki yang juga sebagai salah satu pengusaha yang bergerak disektor jasa konstruksi merasa prihatin sekaligus sedih. Lihat saja contoh kasus kegagalan struktur dibawah ini : ? Baru tiga bulan direnovasi, Sekolah Dasar Negeri 3 Pamarayan, Kabupaten Serang ambruk akibat kontruksi atap baja yang tak sesuai bestek, Rabu (24/12). Polisi masih menyelidiki ambruknya sekolah yang baru dipugar itu. Akibatnya pembagian rapor dilakukan di luar kelas. Atap Sekolah Dasar Negeri Wonojati, Kecamatan Gondang Wetan, Pasuruan, Jawa Timur, Sabtu (10/1), ambruk. Insiden terjadi setelah para siswa dan guru pulang sekolah. Tak ada korban jiwa dalam kejadian ini. Penyebab ambruknya atap diduga akibat konstruksi bangunan yang kurang sempurna. Di Brebes, Jawa Tengah, atap dari tiga ruang kelas baru Madrasah Tsanawiyah Negeri Ketanggungan, tiba-tiba ambrol, Jumat (23/1) pagi. Beruntung sekolah ini belum digunakan, sehingga tidak ada murid yang tertimpa reruntuhan atap. Diduga, atap bangunan sekolah milik pemerintah ini ambruk akibat konstruksinya dibuat alakadarnya. Padahal, sekolah ini dibangun dengan dana APBN sebesar Rp 375 juta.Kasus-kasus diatas menunjukkan bahwa pengusaha daerah masih kurang profesional dalam melaksanakan tugas dan kewajibannya sebagai kontraktor.

Seharusnya dalam pelaksanaan suatu proyek , secara teknis dan administrasi pedoman dan langkah yang harus dilakukan dalam mengeksekusi kontrak adalah dengan memegang teguh Gambar , RKS dan Spesifikasi Teknis yang telah ditetapkan. Salah satu aspek teknis yang banyak menyebabkan terjadinya kegagalan struktur adalah tahapan-tahapan konstruksi yang tidak dipatuhi. Contohnya pada pekerjaan atap konstruksi baja yang ambruk , secara teknis teknis sebelum pelaksanaan , seharusnya kontraktor melakukan evaluasi gambar rencana konstruksi dan menganalisa apakah spesifikasi teknis material yang direncanakan telah sesuai dengan kebutuhan jika ditinjau dari pembebanannya. Jika dari analisa tim managemen konstruksi material yang ditetapkan sesuai RKS telah memenuhi syarat , maka tahapan selanjutnya adalah mengeksekusi gambar tersebut dengan melakukan pemesanan material sesuai dengan kebutuhan. Biasanya pada tahapan inilah terjadi kesalahan yang mengakibatkan terjadinya kegagalan struktur seperti ambruknya konstruksi atap.Saat ini konstruksi atap dengan spesifikasi baja ringan telah banyak di produksi , namun dari berbagai produk yang ada dipasaran , terkadang ada produk sejenis yang harganya lebih murah yang ditawarkan oleh produsen yang menjadi pertimbangan kontraktor dalam memilih suatu produk , padahal produk yang ditawarkan tidak sesuai dengan spesifikasi teknis yang direncanakan, dampaknya sangat fatal yaitu kegagalan struktur dengan ambruknya konstruksi atap sebelum umur ekonomis bangunan tercapai.0 komentar: Poskan Komentar Posting Lebih Baru Posting Lama Beranda Langganan: Poskan Komentar (Atom)